e-NAFIRI GKY BSD | DES 2021 | TH18

Page 1



semangat Paulus dan dikupas Kyle Idleman dalam buku Don’t Give Up. Kasih yang sama itulah yang harus mengobarkan hidup kita untuk melayani Tuhan, seperti yang disaksikan dokter Raphael dalam tugasnya sebagai garda depan selama masa pandemi ini. Pelayanan kita di keluarga juga dikupas dalam artikel “Parenting”, “Luar Jendela” tentang empat pemuda GKY BSD, serta “Percikan” di balik roti Khoe Pek Goan. Sangatlah menarik! Natal memang merupakan misteri kasih Allah. Kok ya sudi selamatkan kita? Nah, kita juga dibawa merenungkan misteri di pikiran Uria di “View Point”, serta misteri empat ratus tahun dalam keheningan di “Teropong”. Sudahlah jelas, kasih yang luar biasa itu yang akan membawa kita masuk ke tahun 2022 dan berlaku sebagaimana esensi hidup kita: Yaitu terang untuk dunia. Selamat Natal!

Nafiri Desember 2021 | 2

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 2

27/12/21 14.06


Penasihat Pdt Gabriel Kadarusman Gofar Pembina GI Feri Irawan, Hartono Basuki Majelis sub. bid. Literatur Humprey Pemimpin Redaksi Maya Marpaung Wakil Pemimpin Redaksi Pingkan Abigail Palilingan Editor Liany Suwito, Titus Jonathan Proof Reader Sarah Amanda Palilingan, Yati Alfian Creative Design Arina Renata Palilingan, Christina Citrayani, Glory Amadea Juliani Agus, Nerissa, Novita C Handoko Illustrator Ricky Pramudita, Shannon Ariella, Thomdean Fotografer Yahya Soewandono, Tim Dokumentasi GKY BSD Penulis Anton Utomo, Edna C Pattisina, Elasa Noviani, Erwin Tenggono, Hendro Suwito, Lily Ekawati, Liany Suwito, Lislianty Lahmudin, Maya Marpaung, Sarah Amanda Palilingan, Thomdean, Titus Jonathan Kontributor Andreas K Wirawan, Susanti Alamat Redaksi Sub bidang literatur GKY BSD Jl. Nusaloka E8/7 BSD Tangerang Telp/ Fax: 021-5382274 Email: nafiri@gkybsd.org

Kirimkan KRITIK, SARAN, SURAT PEMBACA dan ARTIKEL anda ke alamat redaksi ataupun lewat e-mail di atas 3

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 3

27/12/21 14.06


CONTENTS

5

PASTORAL NOTES

37

PERCIKAN

13

VIEW POINT

45

LUAR JENDELA

21

PARENTING

53

LEADERSHIP NOTES

25

REKOMENDASI BUKU

59

REKOMENDASI LAGU

29

KESAKSIAN

61

TEROPONG

Semangat Perkabaran Injil Hanya Bisa Lahir Dari Hati

Amanat Kematian

Menabung Kesabaran

Don’t Give Up

God’s Voice in the Midst of Pandemic

Di Balik Roti Khoe Pek Goan & Enting-Enting Salatiga

Perjalanan Empat Pemuda GKY BSD di Tengah Pandemi

PURPOSE? : Pencarian yang Tak Pernah Berhenti

Perjalanan Empat Pemuda GKY BSD di Tengah Pandemi

Setelah Empat Abad Dalam Keheningan

Nafiri Desember 2021 | 4

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 4

27/12/21 14.06


5


Pdt. Gabriel Goh

1 Korintus 2: 2, 4 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,

Nafiri Desember 2021 | 6

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 6

27/12/21 14.06


Salah satu pergumulan utama para hamba Tuhan dan gerejagereja selama ini adalah bagaimana mengembangkan semangat mengabarkan Injil di kalangan jemaatnya. Dan ini memang sebuah permasalahan yang sangat tidak mudah untuk direalisasikan. Banyak hamba Tuhan dan gereja mencoba merancang programprogram yang sangat bagus agar terjadi kebangunan rohani di antara para jemaat untuk mengabarkan Injil. Bagaimana kabar baik tentang Yesus Kristus yang datang untuk menyelamatkan umat manusia dapat diwartakan secara lebih intensif. Namun, seringkali program-program semacam ini tidak membawa hasil yang diharapkan; jemaat tetap tidak termotivasi untuk bergerak menjangkau orang lain di sekitarnya. Di mana letak permasalahannya? Masalah utamanya ternyata ada di hati dan mindset (pola pikir) para jemaat. Yang paling utama dan penting untuk mengobarkan semangat mengabarkan Injil adalah: Membangun kesadaran jemaat agar memiliki hati dan pola pikir bahwa mengabarkan Injil adalah refleksi ungkapan rasa syukur terhadap “keajaiban kasih karunia Allah” yang sudah mereka alami dalam hidupnya sendiri. Bagaimana jemaat sadar sepenuhnya, kalau kita ini sebenarnya adalah orang-orang berdosa yang sangat tidak layak untuk mendapat pengampunan dari Tuhan. Tetapi, hanya oleh keajaiban kasih karunia Allah—melalui penebusan Kristus di kayu salib—kita boleh diselamatkan.

7

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 7

27/12/21 14.06


Tanpa hati yang benar-benar menghidupi hal ini, programprogram yang disusun serapi apa pun oleh gereja tidak akan dapat berjalan dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Hal ini sama dengan passion dari Rasul Paulus, yang ia bagikan kepada Timotius:

Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal. 1 Timotius 1: 15–16. Keberhasilan program Perkabaran Injil (PI) bukan terletak pada program-program yang dirancang secara sangat intelektual atau sangat rapi secara manajerial. Program yang bagus seperti itu bisa diibaratkan seperti sebuah mobil. Semahal apa pun harga mobil itu, tapi jika di tangkinya tidak diisi dengan bensin (kalau itu mesin dengan bahan bakar bensin) atau kalau tidak ada baterai (jika itu adalah mobil listrik), ya tidak akan bisa jalan sama sekali. Masa pandemi COVID-19 yang sudah berjalan satu setengah tahun juga menjadi tantangan tersendiri bagi para hamba Tuhan dan majelis untuk mendorong tumbuhnya semangat mengabarkan Injil; agar jemaat bisa terus menjadi terang serta sumber berkat bagi orang lain.

Nafiri Desember 2021 | 8

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 8

27/12/21 14.06


Fokus utama yang perlu kita tanamkan adalah: Terus mengingatkan jemaat akan anugerah Tuhan yang sangat besar bagi hidup kita semua. Kalau kita tetap bisa menjalani dan bertahan pada masa sulit akibat pandemi ini, itu semua adalah anugerah Tuhan semata. Itu sebabnya, kita harus menghidupi hari-hari kita dengan hati yang penuh rasa syukur atas kebaikan Tuhan. Rasa syukur seperti ini akan membuat kita siap untuk menjadi saluran berkat bagi sesama. Dan jika rasa syukur semacam ini memenuhi hati dan pola pikir kita, barulah kita bisa bicara tentang program-program yang memungkinkan untuk dilakukan oleh gereja guna membekali jemaat dalam mengabarkan kabar baik tentang Kristus bagi orang lain. Salah satu program yang sudah dilakukan oleh GKY BSD untuk membekali jemaat dalam mengembangkan kemampuan melakukan PI pribadi adalah program Evangelism Explosion (EE). Setiap tahun gereja melakukan program pelatihan praktis bagaimana jemaat bisa melakukan PI pribadi secara lebih efektif.

9


Gereja juga mendorong jemaat untuk lebih mampu menangkap tiap kesempatan yang terbuka untuk mengabarkan kasih dan penebusan Kristus, walaupun kesempatan semacam itu tidak ada dalam rencana yang disiapkan sebelumnya. Misalnya, ternyata ada orang yang datang pada kita dan ingin mengetahui lebih jauh tentang Kristus dan karya penebusan-Nya. Ya kapan pun itu kita harus siap melayani orang itu. Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan membawa tantangan luar biasa dan sangat tidak mudah bagi pengelolaan dan pelayanan gereja. Namun, pada saat yang sama, kita juga sangat mensyukuri hal-hal positif yang telah terjadi selama ini melalui berbagai pelayanan yang dilakukan secara daring (online). Dari pemantauan tim digital dan pemantauan secara pastoral oleh tim hamba Tuhan, kami menemukan bahwa kesetiaan dan koneksi jemaat dengan gereja masih cukup terjaga. Walaupun kegiatan ibadah dilakukan secara streaming—yang mempunyai kelemahan dalam menjaga bonding atau keakraban antarjemaat—ternyata keakraban itu masih bisa dipertahankan dan Nafiri Desember 2021 | 10

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 10

27/12/21 14.06


dihidupkan. Ini, khususnya, bisa terjadi melalui kelompok-kelompok kecil yang masih dapat terus berjalan, seperti Caring Group Fellowship umum, CGF Komisi Wanita, Doa Bersama, Kelompok Youth, dan Kelompok Remaja. Ke depan, gereja kita akan terus mengembangkan dan meningkatkan lagi kelompok-kelompok kecil seperti ini karena melalui kelompok seperti ini terjadi persekutuan dan kesatuan tubuh Kristus yang semakin kuat di antara para jemaat. Dengan semakin surutnya kasus COVID-19 akhir-akhir ini, gereja juga sedang merancang ibadah tatap muka lagi. Kita akan mendorong jemaat untuk kembali hadir beribadah di gereja, tentunya dengan pengaturan penerapan protokol kesehatan yang ketat oleh gereja. Sementara itu, kita juga akan terus mengadakan ibadah streaming untuk melayani jemaat yang merasa belum siap untuk datang langsung ke gereja.

11


Pada tahun 2022 nanti, kita juga akan mendorong jemaat untuk aktif ‘mengambil’ pelayanan, khususnya bagi mereka yang selama ini belum terlibat dalam pelayanan di gereja. Kita berharap akan ada semakin banyak jemaat yang ikut menjadi penggerak roda pelayanan sehingga kehidupan gereja kita akan bisa semakin sehat kembali. Last but not least, gereja adalah milik Tuhan dan semuanya harus bergantung penuh pada anugerah Tuhan. Itu sebabnya, kita mendorong seluruh jemaat untuk terus mendukung pelayanan gereja. Doa syafaat dari seluruh anggota tubuh Kristus sangat diperlukan agar semua aktivitas pelayanan dapat berjalan dengan baik. Mari kita terus saling mendukung agar keajaiban kasih serta penebusan Kristus bisa menjangkau lebih banyak lagi kehidupan orang-orang di sekitar kita.

Disarikan oleh Hendro Suwito dari perbincangan dengan Pendeta Gabriel Goh di kantornya di penghujung 2021.

Nafiri Desember 2021 | 12


Amanat

Kematian Titus Jonathan

13


“Serahkan surat ini kepada Panglima Yoab!” titah Raja Daud kepada Uria. Maka dengan dada bergemuruh—dada seorang patriot sejati—Uria mengambil sikap sempurna, tegap. Matanya lurus menatap rajanya, sang panglima tertinggi, lalu badannya berbalik, kakinya dihentakkan ke tanah, kemudian berjalan cepat menuju kudanya yang tali kekangnya tertambat pada sebuah pohon di halaman istana raja. Hatinya mantap. Ia menepuk kepala kudanya satu–dua kali, dan setelah duduk di atas pelananya, ia menyelipkan surat dari raja di balik baju zirahnya. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mengeprak kudanya tanpa menoleh ke belakang menuju medan pertempuran. Dalam perjalanannya, Uria terus memikirkan tentang pertempuran pasukannya melawan bani Amon yang sudah berlarut-larut sekian lama. “Strategi apa lagi yang akan dilakukan pasukannya

untuk segera menyudahi pertempuran?” pikir Uria. “Mengapa raja sampai harus memanggilku pulang dan memintaku membawa surat ini kepada Panglima Yoab? Hmm … surat ini pasti berisi strategi perang yang sangat rahasia,” pikirannya berkecamuk. Uria merasa mendapatkan kehormatan tinggi sebagai pembawa pesan penting. Ini sebuah kepercayaan dari raja sendiri, dan ia tidak ingin mengecewakannya. Dadanya meletup-letup. Maka ia makin memacu kudanya secepat kilat. Ia ingin segera tiba di medan pertempuran dan menyampaikan surat maha penting itu kepada Panglima Yoab. Ketika ia memasuki hutan, pohon-pohon yang berdiri di jalan yang dilaluinya bergoyang diterpa angin yang berhembus kencang oleh kelebat kudanya. Debu tanah berhamburan ke atas dijejak oleh derap kaki kudanya. Dan ketika ia melewati sungai yang airnya dangkal, arus sungai itu tersibak dan airnya Nafiri Desember 2021 | 14

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 14

27/12/21 14.06


muncrat ke segala penjuru diterpa tubuh kudanya yang seolah mengerti kegelisahan hati tuannya yang duduk di atas punggungnya. Uria teringat beberapa malam sebelumnya. Waktu itu ia sedang bersama dengan pasukannya di medan pertempuran ketika Yoab tiba-tiba memanggilnya menghadap. Ia segera bergegas datang. Ketika ia masuk ke dalam kemah tempat Yoab mengatur strategi perang, panglima itu sudah menunggu dia di sana. “Raja memintamu menghadap. Sekarang!” perintah Yoab kepada Uria. Uria masih belum sempat menjawab apa-apa ketika Yoab melanjutkan bicaranya dengan tegas, “Pulanglah. Ini perintah!” Sebagai prajurit, tak ada bagi Uria untuk bertanya lebih jauh tentang maksud dari perintah yang mendadak itu, apalagi menolak perintah. Ia sangat menghormati Panglima Yoab. Maka ia pun berkemas dan segera pulang untuk menghadap raja. Sesampainya di hadapan raja, sikap raja biasabiasa saja. Raja hanya menanyakan jalannya pertempuran dan keadaan Panglima Yoab beserta seluruh pasukannya. Saat itu raja bahkan memberikan cuti beberapa hari untuk pulang ke rumahnya. Walaupun rumahnya hanya berjarak sepemandangan mata dari istana raja, ia tak mau pulang. Ia memilih tidur di emperan istana bersama para prajurit pengawal istana. Uria teringat seorang pegawai istana menyusulnya dan membawa hadiah raja untuknya. 15

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 15

27/12/21 14.07


“Kudengar kau tidak pulang ke rumahmu,” kata Raja Daud keesokan harinya. Uria menunduk tanda hormat. “Engkau boleh pulang, atas izinku!” kata Raja lagi. “Pantaskah hamba bersenang-senang di rumah hamba sedangkan pasukan hamba menyabung nyawa di medan pertempuran? Pantaskah hamba berbaring dalam pelukan istri hamba sedangkan Panglima Yoab tinggal dalam kemah beralaskan rumput kering?” demikianlah Uria mengenang jawabnya kepada Raja Daud waktu itu. Teman-temannya—para pegawai istana raja— memandangnya sebagai laki-laki

tolol. Berbulan-bulan ia berada di medan pertempuran dan belum sekali pun menginjak halaman rumahnya. Kali ini raja sendiri yang memanggilnya dari medan pertempuran, dan memberikannya cuti. Tidak pernah hal sepele soal cuti prajurit jadi urusan raja. Tidak pernah. Sebenarnya Uria bisa pulang dan menikmati makanan rumah masakan istrinya—yang jelas jauh lebih lezat daripada ransum tentara yang itu-itu saja. Ia bukannya tidak rindu hawa rumahnya dan sudut-sudut kamarnya. Ia bukannya tidak rindu aroma tubuh istrinya yang cantik dan segar. Selama di medan pertempuran hanya Nafiri Desember 2021 | 16

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 16

27/12/21 14.07


bau keringat pasukannya yang tercium. Tapi ini soal disiplin prajurit, soal solidaritas prajurit; baik dengan anak buahnya maupun dengan atasannya. Ini juga soal kepantasan. Pantaskah ia mereguk kenikmatan di dalam rumahnya yang sejuk, padahal nyawa pasukannya dan panglimanya hanya berjarak setipis rambut dari maut? Kuda yang dinaikinya terus menerobos hutan dan belantara di sepanjang jalan. Tapi pikirannya tetap tidak bisa lepas dari ingatan beberapa malam sebelumnya yang ia lewati di Yerusalem bersama dengan Raja Daud.

Malam-malam yang aneh. Hari-hari yang tidak biasa. Uria heran dengan sikap raja yang kelewat ramah kepadanya. “Siapakah aku? Aku hanya seorang Het, penduduk Kanaan yang terusir dan tak dipandang di hadapan orang Israel,” pikirnya. “Apakah karena aku seorang prajurit yang membela Raja Israel dengan gigih dan habishabisan selama ini?” pikirnya lagi. Memang pedangnya tak pernah kembali ke dalam sarungnya tanpa mencium darah lawan-lawannya. Tetapi ia tak pernah membanggakan dirinya, karena selain dia masih

17

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 17

27/12/21 14.07


banyak pahlawan yang patut mendapat pujian dari raja. “Ataukah karena aku adalah menantu Eliam, anak dari Ahitofel, penasihat raja, yang nasihatnya selama ini dianggap seperti suara Tuhan Allah?” Dan malam terakhir kemarin, raja menjamunya dengan perjamuan yang istimewa yang belum pernah ia alami sebelumnya. Di tengah mabuknya karena terlalu banyak minum anggur—antara sadar dan tidak—ia merasa seperti ada suara-suara yang mendesaknya untuk pulang ke rumah. Tapi di sisi lain, entah mengapa ia merasa seperti ada sebongkah batu besar yang menekannya hingga ia terkapar di halaman istana semalammalaman hingga pagi hari. Di pagi itulah setelah ia sadar dari mabuknya, ia kembali dipanggil oleh raja dan menerima surat itu. Uria tergagap dari pikirannya, lalu menepuk punggung kudanya. Kudanya berlari makin kencang. Ia meraba dadanya di balik

baju zirahnya. Surat itu masih ada terselip di sana. Kudanya meringkik keras ketika ia tanpa sengaja menarik tali kekangnya. Ia ingin kudanya terbang agar detik itu pula ia dapat menyerahkan surat maha penting itu kepada Panglima Yoab. Seandainya … seandainya Uria tahu apa yang ditulis oleh Raja Daud dalam surat yang terselip di balik baju zirahnya .… Ia terus memacu kudanya. Kali ini ia pegang tali kekang hanya dengan satu tangan sedangkan tangan satunya lagi menekan dadanya untuk melindungi surat itu agar tidak terjatuh. Baginya surat itu adalah seperti pusaka, yang lebih berharga daripada pedangnya, tombaknya, bahkan nyawanya sendiri. Ia harus segera sampai untuk menyerahkan surat itu, amanat itu …. Seandainya … seandainya Uria dapat mengintip sedikit saja dari tulisan raja di dalam surat itu …. Tapi Uria tak bakal melakukan perbuatan tercela itu. Ia tak Nafiri Desember 2021 | 18

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 18

27/12/21 14.07


bakal mencederai integritasnya. Matahari sudah turun ketika Uria sampai di tempat pasukan Israel berkubu di balik gunung. Penjaga gerbang dengan tangkas membuka pintu dan Uria langsung menuju kemah tempat Panglima Yoab berada. Uria meloncat dari punggung kudanya dan masuk untuk menyerahkan surat itu kepada Yoab. Setelah Yoab membaca surat itu, ia menelan ludah. Wajahnya berubah tegang. Uria masih tegak berdiri di tempatnya menunggu perintah yang keluar dari mulut Yoab. Senja yang tadi berwarna keemasan mulai meredup. Langit menghantarkan kelam menuju malam. Yoab tidak mengucapkan apa-apa. Uria tidak bertanya apa-apa. Mereka membisu. Surat itu masih di tangan Yoab. Sudah tiga kali ia mengulang membaca isi surat itu dalam hatinya. Uria masih berdiri menunggu perintah. Ia sungguh-sungguh berharap agar amanat dalam surat itu dilaksanakan secepatnya. Dan ia siap menerima perintah. Ohh. Seandainya ia tahu apa yang ditulis oleh Raja Daud dalam surat itu. Malam merambat begitu pelan, begitu panjang …. *** “Cowards die many times before their deaths; the valiant never taste of death but once.” (William Shakespeare)

19

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 19

27/12/21 14.07


Nafiri Desember 2021 | 20

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 20

27/12/21 14.07


Menabung

Kesabaran 21


n

Charlotte Priatna

Sebelum masa pandemi Covid-19, banyak orang tua yang bekerja di kantor ataupun yang mempunyai usaha di luar rumah merindukan kenyamanan untuk di rumah saja karena banyaknya kesibukan di luar rumah membuat waktu bersama anak-anak sangat terbatas. Tetapi ketika Covid-19 ‘memenuhi’ kerinduan itu, satu dua bulan pertama bekerja di rumah mungkin masih ‘excited’ tapi apa yang terjadi kemudian setelah lebih dari setahun? Orang tua menjadi bosan dan tidak sabar menghadapi anak-anak di rumah.

Nafiri Desember 2021 | 22


Apa itu sabar? Sabar

perhatian dan cinta Anda. Ketika

artinya: Kita dapat menahan

dia sudah mulai kosong, pasti

penderitaan tanpa batas

akan menguras tangki emosi

waktu. Bagi orang tua yang

Anda. Oleh karena itu cukupkan

memiliki anak yang masih kecil,

tangki emosi Anda agar tetap

karakter inilah yang sedang

penuh. Bagaimana caranya?

diuji. Bagaimana agar Anda

Tentu dengan bersyukur.

bisa sabar terhadap anak-anak

Tidak mungkin kita bisa

Anda? Ingatlah momen ini akan

sabar—menderita tanpa batas

berakhir—tidak selamanya

waktu—kecuali ketika kita bisa

seperti ini—jadi ayo kita rebut

mensyukuri.

kesempatan ini. ’Seize the day‘

Bersyukur kalau rumah

(rebut hari ini), karena hari ini

berantakan, artinya masih

belum tentu terulang lagi besok.

ada anak-anak. Bersyukur

Ayo kita pakai kesempatan

meja makan berkali-kali kita

ini menjadi kesempatan yang

bereskan, artinya masih ada

positif dan berdampak positif!

makanan. Bersyukur kita masih

Ketika anak merengek, berarti dia butuh asupan 23

di dalam rumah bersama-sama, artinya kita semua masih sehat.


Ingatlah ketika anak-anak Anda

ulang. Kesempatan di rumah

berulah, gunakan kata-kata

saja menjadi ajang latihan yang

yang positif. Ketika Anda bisa

sangat efektif untuk mengubah

ngomong baik-baik, sebenarnya

cara berpikir, gaya bicara, dan

Anda sedang mengajari anak

mindset Anda.

untuk juga berpikir positif dan

Bersyukurlah jika kita masih

berpikir kritis. Semua yang Anda

bisa berkumpul dengan anggota

katakan dan lakukan menjadi

keluarga. Bersyukur untuk apa

contoh soal yang dilihat oleh

pun juga karena bersyukur akan

anak-anak.

membuat kita lebih sabar.

Mengasuh anak berusia dini tidak mudah; ingat mereka butuh instruksi, butuh

Sumber

peneguhan yang berulang-

Disarikan oleh : Lislianty Lahmudin

: YouTube Sekolah Athalia

Nafiri Desember 2021 | 24


Lily Ekawati

• Judul Buku • Penulis • Penerbit • Jumlah Halaman

: Don’t Give Up ( Jangan Menyerah ) : Kyle Idleman : Literatur Perkantas Jatim : 233

Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan yang tiba-tiba harus kita hadapi, tidaklah mudah untuk tetap berpegang erat pada janji-janji Tuhan yang banyak kita temukan dalam Alkitab. Tidak mudah juga untuk tetap fokus pada kasih, kebaikan, dan kesetiaan Tuhan ketika di sekitar kita melihat banyak sekali kepedihan, duka, dan derita bahkan untuk umat Kristen yang taat dan setia. Kyle menulis buku ini dan mengangkat kisah-kisah Alkitab dan kesaksian-kesaksian mengenai orang-orang yang berani untuk menyerahkan segala kekhawatiran mereka kepada Tuhan, percaya penuh pada kasih dan waktu-Nya yang tepat.

25


Kyle menulis buku ini dan mengangkat kisah-kisah Alkitab dan kesaksian-kesaksian mengenai orang-orang yang berani untuk menyerahkan segala kekhawatiran mereka kepada Tuhan, percaya penuh pada kasih dan waktu-Nya yang tepat. Merupakan penghiburan yang tepat di saat ini, jika kita mau meluangkan waktu untuk membaca dan belajar dari semua kisah yang dituliskan dalam buku ini. Salah satu saksi iman yang tertulis di surat Ibrani adalah Abraham. Ia diminta Allah untuk meninggalkan tanah kelahirannya, berangkat menuju negeri yang akan diterima menjadi milik pusaka, dan ia berangkat tanpa tahu tempat tujuannya. Abraham punya iman untuk melangkah maju. Ketika kemudian Tuhan berjanji bahwa Abraham akan memiliki keturunan sebanyak bintang-bintang di langit, bahkan saat itu ia dan Sara sudah lewat usianya, namun Abraham tetap percaya pada Tuhan, sekalipun tidak ada dasar untuk berharap. Kisah ini masih berlanjut, dan pastinya kita sudah hafal ketika Tuhan meminta Abraham mempersembahkan Ishak, ia pun taat dan percaya. Florence Chadwick seorang perenang pertama yang melintasi Selat Channel Inggris bolak-balik. Awal ketidakberhasilannya adalah kabut yang membuatnya tidak dapat melihat garis pantai dan terpaksa berhenti. Ketika naik kapal ia diberitahu bahwa jaraknya kurang satu mil saja dari pantai. Seandainya ia tahu betapa dekatnya, ia pasti akan bertahan lebih lama, sebaliknya ia kehilangan perspektif dan menyerah.

Nafiri Desember 2021 | 26

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 26

27/12/21 14.07


Di tengah situasi yang menyakitkan kita sering kehilangan iman karena kita kehilangan perspektif. Salah satu cara paling efektif untuk menjaga perspektif adalah menyadari betapa banyak hal yang bisa kita syukuri. Paulus dihakimi dengan tidak adil, dan ketika dipenjara ia menulis, ”Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan bersukacitalah!” Tetap jaga perspektif, miliki iman, dan jangan menyerah. Dua pengusaha memiliki investor dan pasar yang sama, tapi yang satu menghasilkan miliaran sementara yang lain bangkrut. Dua pasangan menikah mengawali dengan teladan rohani dan akar keluarga kristiani yang sama, tapi tiga puluh tahun kemudian hanya satu pasangan yang berbahagia dan yang lain bercerai. Dua atlet yang punya kemampuan sama bergabung di tim kampus yang sama, namun hanya satu yang melaju dan meraih karir sedangkan yang lain berakhir di jalanan. Apa faktor yang membedakan? Faktor terpenting adalah kegigihan, keteguhan, kebulatan tekad, dan ketetapan hati untuk tetap 27

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 27

27/12/21 14.07


bertahan. Dia tidak takut pada rintangan atau terintimidasi oleh tantangan, dia punya keyakinan untuk tetap percaya dan keberanian untuk terus maju. Paulus terus berlari dalam perlombaan yang disediakan baginya, ”Sebab kasih Kristus yang menguasai kami” (2 Korintus 5: 14a). Dalam hidup, ketika kesulitan dan rintangan menghadang kita, kasihNya begitu menggenggam kita sehingga kita tidak bisa berhenti dan tidak ingin berhenti, meski kita bisa melakukannya, kasih-Nya tidak mengizinkan kita untuk menyerah. Kasih yang memberi energi dan kekuatan ketika kita berpikir bahwa kita tidak punya apa-apa lagi, tidak berdaya menghadapi semua perubahan dunia, dan pergumulan yang tak kunjung usai. Namun kasih Yesus lebih dari semua pergumulan yang sementara ini. Bacalah buku ini dan bersiaplah untuk terus maju, dan tidak menyerah.

Nafiri Desember 2021 | 28

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 28

27/12/21 14.07


God’s Voice

of

29

in the Midst

Pandemic


/ Raphael Christie /

Bagi saya, menjadi dokter di tengah pandemi yang sedang terjadi saat ini bukan hanya merupakan suatu tantangan, tapi juga hak istimewa di waktu yang bersamaan. Covid-19, yang awalnya terasa jauh di negeri Cina, tiba-tiba hadir di tengah kita saat kasus pertama diumumkan di negeri ini.

Setelah itu, transmisi lokal Covid-19 terjadi dengan cepat dan kasus pun mulai bertebaran juga di Tangerang, daerah tempat saya kerja saat ini. Penyakit ini semakin nyata di depan mata.

Nafiri Desember 2021 | 30


Pada tanggal 21 Maret 2020, oleh karena saya terus bertemu dengan pasien suspek dan probable Covid; saya memutuskan keluar dari rumah untuk mengisolasi diri agar menghindarkan putra saya Aldridge, istri saya Marlene, kedua orang tua dan kedua adik dari kemungkinan terpapar virus ini. Keputusan ini sangat sulit mengingat ketidakjelasan kapan masa pandemi ini akan berakhir. Apabila ingin bertemu anak dan istri, saya harus menggunakan masker dengan sebaik-baiknya demi mencegah penularan seandainya saya sudah tertular. Waktu pun terus berjalan dan semuanya semakin tidak mudah. Sesungguhnya, menurut saya, Covid-19 ini adalah penyakit yang paling merepotkan secara emosi dan tenaga. Covid-19 ini tidak memiliki gejala yang khas yang bisa segera membedakan penyakit ini dari penyakit lain. Penyakit ini tidak memiliki standar pemeriksaan yang cepat dan tepat untuk menegakkan diagnosis; hasil swab juga harus menunggu hingga 1–2 minggu pada awalawal pandemi. Tata laksana pengobatannya pun harus terus disempurnakan seiring dengan berjalannya waktu. Bayangkan, penyakit yang belum terang benderang ini harus dijelaskan kepada masyarakat yang tingkat sosial dan pendidikannya belum tinggi. Belum masalah31


masalah psikososial mengenai Covid-19, isu-isu konspirasi global, RS meng-Covid-kan pasien, tenaga medis mendapatkan uang bila meng-Covid-kan pasien, masker menghilangkan hak masyarakat untuk mendapat oksigen, dan isu-isu lain yang membuat tugas kami di rumah sakit sangat amat sulit. “Diduga” Covid-19 Namun, di tengah kegalauan saya, Tuhan berbicara. Suatu hari, saya menerima pasien seorang ibu yang mengalami demam dan sesak napas. Setelah dilakukan pemeriksaan lengkap, pasien ini dicurigai Covid-19. Saya memberi penjelasan kepada suaminya mengenai penyakit istrinya dan mengusulkan untuk rawat inap. Suaminya menjawab, “Saya percaya Tuhan Yesus mampu menyembuhkan istri saya. Saya percaya istri saya tidak terkena Covid.” Saat itu saya mengatakan, “Bapak, seandainya istri saya sendiri yang sedang ada dalam keadaan seperti ini, saya akan merelakan istri saya dirawat, walaupun saya tidak dapat menemani.” “Di rumah, Bapak tidak bisa memberikan oksigen, antibiotik infus, dan obat-obatan infus yang dibutuhkan istri Bapak. Tuhan juga bisa memakai tenaga medis untuk membantu kesembuhan istri Bapak.” Walaupun bisa jadi itu adalah kesempatan terakhir sang suami bertemu istrinya jika dia tidak tertolong. Akhirnya, dia merelakan istrinya dirawat. Beberapa hari kemudian, di akhir masa perawatan pasien itu (yang memang akhirnya terkonfirmasi positif Covid), tidak sengaja saya berpapasan dengan suami dari pasien ini. Dia sangat berterima kasih dan berkata, “Dokter, terima kasih sekali. Karena Dokter, istri saya boleh dirawat dan saat ini sudah boleh pulang. Saya selalu berdoa agar Dokter dan tim medis semua Nafiri Desember 2021 | 32


selamat dan dijaga dari penyakit ini.” Dia lalu menyerahkan satu kantong plastik berisi susu untuk mengungkapkan rasa syukurnya. Apa yang sudah terjadi pada pasien saya itu, bukanlah soal kemampuan edukasi atau kemampuan saya bicara untuk menyampaikan informasi, sehingga bapak ini memutuskan untuk merelakan istrinya dirawat. Saya percaya Allah sendiri yang berkuasa mengubah hati manusia. Doa dan juga ’susu’ yang diberikan adalah cara Allah mengingatkan saya bahwa Allah akan menyertai saya. Bukan artinya saya pasti tidak akan terkena Covid-19; namun Tuhan akan menyertai saya, keluarga saya, dan kehidupan saya. Ke Medan Perang Kembali ke pengalaman memasuki awal pandemi, saya merasakan kesulitan APD (Alat Pelindung Diri) yang juga dialami oleh teman-teman sejawat di fasilitas kesehatan yang lain. Namun saya juga merasakan hal-hal yang luar biasa dimana Tuhan memakai rekan-rekan pelayanan dan gereja untuk membantu menyediakan APD, baik di rumah sakit tempat saya bekerja atau di fasilitas kesehatan yang lain. Untuk kami tenaga medis; pemberian APD yang memadai itu layaknya seperti prajurit yang akan ke medan perang diperlengkapi dengan ketopong, perisai, ikat pinggang, kasut, pedang, dan baju zirah. Terdengar familier bukan? Tentu saja kita teringat akan perikop dalam Efesus 6: 10–20. Bagi kami para tenaga medis, menggunakan APD berlapis-lapis itu sangat gerah dan tidak nyaman. Belum lagi, cara memasang dan melepasnya juga sangat menjelimet. Secara pribadi, saya sangat mengapresiasi teman-teman tenaga medis yang harus bekerja

full-time menggunakan APD lengkap. Itu bukanlah hal yang mudah 33


untuk dijalani. Tetapi, semua itu harus dilakukan agar virus pada pasien tidak menulari petugas kesehatan. Apa yang harus dijalani oleh para tenaga medis dengan APD lengkapnya menurut saya juga sama dengan kehidupan rohani kita. Kita diingatkan bahwa dalam peperangan rohani lawan kita bukanlah darah dan daging, tapi roh-roh jahat di udara. Karena itu kita memerlukan ‘APD’ Allah yang lengkap untuk menghadapi lawan yang sangat berbahaya ini. Kita harus berdiri tegap berikatpinggangkan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan, berkasut kerelaan memberitakan Injil, memegang perisai iman, memasang ketopong keselamatan, dan menyiapkan pedang Roh yaitu firman Allah.

Saya rasa sama seperti APD kesehatan, ‘APD’ rohani ini sangat tidak nyaman digunakan, untuk memakainya pun banyak pengorbanan dan tenaga yang harus dikeluarkan. Namun, apabila kita paham tentang lawan kita yang demikian ganas, betapa berbahaya virus “Si Jahat” yang beterbangan di udara, saya percaya kita pasti akan menggunakan ‘APD’ Allah ini sebaik dan serapat Nafiri Desember 2021 | 34


mungkin walau kita merasa sesak dan panas hingga bercucuran keringat. Jangan kendurkan ‘APD’ rohani kita. Terus bergantung dan mencari kebenaran Allah. Terus bertindak adil, rela dan bersiap memberitakan Injil. Terus bertumbuh dalam iman dan keselamatan, dan terus menggali firman Allah. Bila kita menyadari bahwa lawan kita adalah roh-roh jahat di udara yang mudah sekali merusak jiwa-jiwa yang tidak menggunakan ‘APD’ lengkap dengan baik dan benar, maka kita

pasti akan menggunakan ‘APD’ spiritual kita dengan sebaik-baiknya. Bila kita lengah, ‘virus’ jahat yang sangat ganas ini dengan mudah akan masuk dan merusak ‘paru-paru’ rohani kita hingga akhirnya membunuh iman kita. Berbeda dengan pandemi Covid-19 yang saya percaya suatu saat akan berakhir, tidaklah demikian dengan peperangan kita dengan roh jahat. Peperangan ini tidak akan berakhir. Itu sebabnya, kita harus selalu waspada dan memakai segenap perlengkapan ‘APD’ rohani kita dengan sebaik-baiknya. 35


Pandemi Covid-19 yang sedang kita alami ini memang berat. Dampaknya masif di bidang ekonomi, psikososial, psikis, fisik, dan banyak lagi. Sebab itu, mari kita berpegang teguh pada penyertaan Tuhan.

Dia tak pernah berjanji langit selalu biru, namun Dia berjanji, “Dia sendiri akan berjalan di depanmu.

Dia sendiri akan menyertai engkau. Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.” Bersama Allah, mari kita hadapi pandemi ini. Bagaimanapun, ini hanyalah satu fase dalam perjalanan kita di dunia ini. Melalui pandemi ini, kita sedang dilatih agar kita semakin mengenal dan lebih sungguh-sungguh bersandar pada Allah yang hidup.

Soli deo Gloria!

Nafiri Desember 2021 | 36


/ Hendro Suwito /

Di Balik Roti Khoe Pek Goan

& Enting-Enting Salatiga

37


Dua hari berturut-turut di paruh kedua Maret 2021, ada makanan ringan mampir ke rumah kami. Yang pertama paket dari Agus Wibowo kawan persekutuan saat kuliah di Salatiga. Isinya kerupuk gendar, siomai frozen, dan enting-enting gepuk cap Klenteng dan 2 Hoolo (KDH). Yang kedua diantar sendiri oleh sobat istri saya Fenny yang baru pulang kampung ke Garut. Isinya roti bagelen dan biskuit merek Khoe Pek Goan (KPG).

Nafiri Desember 2021 | 38

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 38

27/12/21 14.07


Enting-enting KDH sudah saya kenal sejak kuliah di Salatiga tahun 1978. Roti KPG baru saya kenal, padahal kami pernah beberapa kali rekreasi ke daerah Garut. Yang membuat saya tercengang adalah tulisan di kemasan roti KPG: Anno 1885 – Nostalgic Taste. Wow! Sudah ada sejak tahun 1885! Seratus tiga puluh enam tahun lalu! Luar biasa. Sepertinya ini produsen roti tertua di Indonesia yang masih eksis hingga sekarang. Bisa jadi yang sekarang mengelola adalah generasi kelima atau keenam. Roti bagelennya terasa manis, gurih, lembut di mulut. Ketika saya telusuri lewat internet, produk KPG sekarang cukup beragam walaupun kata ‘jadul’ Biskwit Bagelen masih dipertahankan di kemasannya yang sudah makin modern. Tampilan tokonya juga sudah jauh berubah sejalan dengan perubahan zaman. Selain roti dan biskuit bagelen, toko KPG juga menawarkan roti john, snacksnack lain, dan juga kopi—baik untuk dinikmati di tempat atau dibeli dalam bentuk bubuk dalam kemasan.

39


Sejauh ini, kita lebih familier dengan roti bagelen Abadi di Bandung. Ternyata, dalam penelusuran, penulis menemukan bahwa roti Abadi punya akar yang sama dengan KPG. Katanya, roti bagelen Abadi dirintis oleh salah satu cucu Khoe Pek Goan pada tahun 1940-an. JURU KUNCI Enting-enting Klenteng dan 2 Hoolo juga sudah sangat populer sebagai oleh-oleh dari Salatiga. Ketika saya googling sejarahnya, enting-enting ini sudah mulai diproduksi tahun 1929 untuk kudapan tamu kelenteng Hok Tek Bio. Tahun 1930 enting-enting ini mulai dijajakan untuk masyarakat dan disukai orang Belanda yang tinggal di Salatiga. Sejarahnya terbentang sembilan puluh tahun lebih! Siapa yang merintis? Khoe Tjong Hook yang saat itu menjadi juru kunci kelenteng. Ternyata marganya juga Khoe. Tjong Hook semula membuat enting-enting dengan bentuk bulat dan dibungkus dengan daun bambu kering. Keahliannya diwariskan kepada dua anaknya. Semula masing-masing anaknya memproduksi enting-enting secara terpisah. Yang satu memakai merek Klenteng dan yang satu lagi memakai merek 2 Hoolo. Pada tahun 1960-an, mereka sepakat bergabung dan menamakan produknya Klenteng dan 2 Hoolo. Bentuknya diubah jadi seperti prisma segitiga dan dibungkus kertas. Bentuk, rasa, dan kemasannya nyaris tidak berubah hingga sekarang. Rasanya manis dan gurih di lidah. Apakah Khoe Pek Goan masih ada hubungan saudara dengan Khoe Tjong Hook? Penulis belum menemukan adanya hubungan kekerabatan di antara mereka.

Nafiri Desember 2021 | 40


BEDA TIPIS Iseng-iseng, saya jadi keterusan menelusuri Go Kiem Liong—adiknya Go Kiem Sing, engkong saya. Kiem Liong juga sudah memproduksi roti bagelen Probitas di Magelang lama sekali; sejak saya lahir sudah ada. Pada lembar sejarah Probitas ternyata disebutkan kalau adiknya engkong saya ini sudah membuat roti bagelen sejak 1930. Beda tipis umurnya dengan enting-enting KDH di Salatiga. Rintisan Kiem Liong kemudian dilanjutkan oleh putranya Go Wie Tjong dan terus berlanjut pada keturunan berikutnya. Bisa jadi pimpinan yang sekarang sudah generasi keempat setelah Kiem Liong. Engkong saya Go Kiem Sing sebenarnya juga memproduksi roti di Blora jauh sebelum dia meninggal pada usia relatif muda di tahun 1950. Dari sembilan anaknya, hanya ibu saya Go Giok Nio yang mewarisi keahliannya. Dia memproduksi roti dan kue basah sebagai home industry waktu kami masih tinggal di desa dekat Blora tahun 1950-an hingga pertengahan 1960-an.

41


Ibu saya bahkan mendapat julukan “Nyah (Nyonya) Roti” di desa. Sayang keahliannya tidak berlanjut hingga generasi kami—anak-anaknya. Yang mengundang tanda tanya dari penelusuran di dunia maya adalah toko roti yang dianggap paling tua di Indonesia. Sejumlah tulisan justru sama-sama menyebut toko roti Go di Purwokerto sebagai toko roti tertua. Roti Go sudah mulai diproduksi tahun 1898—123 tahun lalu! Toko ini dirintis oleh Go Kwe Ka bersama istrinya Oei Pak Ke Nio.

Tetapi, jika sejarah Khoe Pek Goan memang valid, toko roti tertua di Indonesia sebenarnya ya roti Khoe Pek Goan di Garut yang lebih tua tiga belas tahun daripada Roti Go. Tanda tanya yang muncul di benak saya: Apakah Go Djeng Ge, kakek buyut saya yang bermigrasi dari China ke Pulau Jawa pada akhir 1800-an masih ada hubungan saudara dengan Go Kwe Ka yang merintis Roti Go di Purwokerto? Kurun waktu migrasinya sama. Sama-sama marga Go dan sama-sama dekat dengan dunia roti. Misteri yang rasanya tak akan pernah terungkap. Nafiri Desember 2021 | 42


SANGAT RELEVAN Apa yang bisa kita pelajari dari kisah-kisah keluarga di atas, baik yang berhasil terus eksis hingga sekarang seperti Khoe Pek Goan, Roti Go, Probitas, atau entingenting Klenteng dan 2 Hoolo? Atau yang gagal seperti bisnis engkong dan ibu saya? Kalau kita tarik pada pesan yang ada dalam Alkitab, ayat di Ulangan 6: 6–7 rasanya cukup relevan sebagai acuan. “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Tentu saja konteks ayat-ayat ini sebenarnya diturunkan oleh Tuhan agar bangsa Israel menjadi bangsa yang selalu takut dan hormat pada Tuhan—karena jika mereka terus memegang titah Tuhan hingga anak cucunya maka hidup mereka akan dilimpahi dengan berkat.

43


Pendiri toko roti KPG, Roti Go, Probitas, dan entingenting KDH tanpa sadar telah menerapkan nilai-nilai yang diajarkan oleh ayat-ayat ini: yaitu dengan mengajarkan keterampilan mereka tentang mengolah roti dan entingenting kepada anak-anaknya dan terus berlanjut kepada cucu-cucu, bahkan hingga buyut-buyut mereka. Tentunya bukan hanya keterampilan olah roti atau enting-enting saja; tetapi juga seluk-beluk pengelolaan bisnis, pengelolaan SDM, ketekunan, kelenturan dalam berbagai keadaan, semangat pantang menyerah, dan jeli menyikapi perubahan zaman. Kita semua sebagai para orang tua dari anak-anak kita perlu belajar dari ayat di Ulangan ini, dan mungkin juga dari nilai-nilai dari keberhasilan Khoe Pek Goan, Go Kwe Ka, Go Kiem Liong, dan Khoe Tjong Hook. Kita ditantang untuk rajin dan tak kenal lelah memanfaatkan tiap kesempatan untuk mengajarkan iman percaya pada Tuhan dan kepedulian kita pada sesama kepada anak-anak dan cucu-cucu kita. Sudah sepatutnya kita dengan tekun mendampingi; agar mereka bisa sepenuhnya mewarisi semua keberadaan kita sepanjang hidupnya nanti. Hanya dengan adanya pewarisan keteguhan iman dan kebesaran hati untuk mengasihi sesama seperti itu, mereka akan mampu meneruskan nilai-nilai yang sama kepada generasi-generasi selanjutnya. Nah … kalau Anda ke Bandung dan mampir ke toko roti Abadi, atau ke Khoe Pek Goan di Garut, Roti Go di Purwokerto, atau Probitas di Magelang; jangan lupa mampir untuk menikmati roti dan biskuit yang sudah jadi legenda ini. Dan tentunya sambil mengingat masih ada tugas mulia yang harus terus dikerjakan, yaitu: mewariskan iman kita pada Kristus dan kepedulian pada sesama, kepada anakanak, atau cucu-cucu kita. *** Nafiri Desember 2021 | 44


Maya Marpaung

Perjalanan

Empat Pemuda GKY BSD di Tengah Pandemi

45


Bagi banyak orang tua, melepas anak menempuh pendidikan di tempat yang jauh bukanlah hal yang mudah. Namun, cukup banyak orang tua yang memutuskan mengirim anak-anaknya belajar di tempat lain, bahkan hingga ke negara dan benua yang lain.

Nafiri Desember 2021 | 46

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 46

27/12/21 14.07


Kemandirian, kualitas pendidikan yang baik, kesempatan untuk belajar dan bekerja di dunia internasional merupakan beberapa alasan umum yang dikemukakan beberapa jemaat GKY BSD yang anaknya sedang belajar di luar negeri. Ketika pandemi COVID-19 melanda dunia sejak awal 2020, dapat kita bayangkan bagaimana galaunya perasaan para orang tua ini akan kesehatan dan keselamatan anak-anaknya. Kenneth Samuel Chuhairy, Maleakhi Agung Wijaya, Daniel Citra, dan Jessica Delphina adalah beberapa di antara sejumlah pemuda GKY BSD yang sedang berada di tiga benua yang berbeda. Kenneth sedang menempuh pendidikannya di New York, Amerika Serikat; Maleakhi di Cambridge, Inggris; Daniel di Hannover, Jerman; dan Jessica di Melbourne, Australia. Mereka semua mengalami pola hidup yang sangat berubah akibat pandemi dan mencoba untuk terus bertahan selama sepuluh bulan ini, tentu saja dengan cara mereka yang berbeda-beda.

foto Maleakhi dan keluarga

47

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 47

27/12/21 14.07


eluarga

foto Jessica dan keluarga

“Kaget!” Itu persamaan mereka dalam mendeskripsikan hidup mereka di sekitar bulan Maret ketika virus Corona mulai merebak ke negara tempat mereka sedang menuntut ilmu. Lockdown (kuncitara) total harus mereka hadapi pada awal pandemi. Akibatnya, semua kegiatan harus dilakukan di dalam apartemen, dan mereka hanya dapat ke luar untuk melakukan hal-hal yang sangat penting, seperti berbelanja kebutuhan pokok. Itu pun hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu yang sudah ditentukan oleh pemerintah kota setempat. Kenneth dan Jessica bahkan sangat pusing karena mereka sempat harus berpindah tempat tinggal selama kurun waktu sepuluh bulan ini. Apakah repot? Tentu saja. Jessica dan adiknya harus menjalani proses pindah apartemen yang lebih panjang karena adanya jam malam di Melbourne. Sama seperti rekan-rekan mereka di Indonesia, semua kuliah tatap muka berganti menjadi daring (online). Apakah hal ini lebih mudah untuk mereka mengingat sistem teknologi pendidikan daring di negara maju yang lebih siap dibandingkan di Indonesia? Nafiri Desember 2021 | 48

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 48

27/12/21 14.07


foto Daniel dan keluarga Ternyata tidak juga. Di Jerman, misalnya, pergantian sistem karena pandemi dimulai pada saat akhir semester perkuliahan. Akibatnya, banyak mata kuliah dan ujian-ujian akhir yang dibatalkan. Bahkan hasil semester pun tidak dihitung oleh pihak universitas sehingga waktu menjadi terbuang sia-sia. “Saya cukup stres dan kepala menjadi pusing,” itu yang dikemukakan Daniel tentang pengalaman merugikan yang dia harus jalani. Sementara, ketiga pemuda lainnya menjalani perkuliahan yang tidak terlalu dirugikan dengan adanya pandemi. “Beberapa kelas tatap muka masih bisa berjalan, tapi aku harus dites (positif atau negatif COVID-19) tiap minggu, dan peserta didik juga terbatas,” kata Kenneth sambil tertawa kecil. Yah ... keempat pemuda ini menuturkan pengalaman mereka kepada Nafiri dengan santai dan penuh tawa, walaupun sering diselingi dengan desahan napas panjang. Terlihat bahwa mereka berusaha keras untuk dapat mengatasi pergumulan masing-masing secara dewasa walaupun kadang tidak mudah. 49


uarga

Di tengah pergumulan ini, mereka juga masih taat beribadah, bahkan sesekali juga tetap mengikuti streaming online ibadah GKY-BSD—tempat dimana mereka dibina pertumbuhan imannya kala remaja–pemuda. Bagaimana dengan masyarakat sekitar? Apakah mereka disiplin dalam menaati protokol kesehatan dari pemerintah? Mereka berempat mengamati bahwa pada awal pandemi, masyarakat setempat cukup disiplin dalam menjalani dan menaati total lockdown. Namun, Daniel dan Maleakhi mengatakan bahwa akhir-akhir ini pusat kota kembali ramai. Akibatnya, di Jerman jumlah kasus baru kembali meroket sehingga akhirnya pemerintah pusat membatalkan perayaan Natal dan Tahun Baru. Jessica merasa lebih ‘beruntung’ karena sudah beberapa bulan tidak ada lagi kasus baru di Melbourne sehingga kegiatan masyarakat sudah mulai kembali normal.

foto Kenneth dan keluarga

Nafiri Desember 2021 | 50


Hal yang mengesankan dari penuturan keempat pemuda ini adalah rasa khawatir mereka terhadap orang tua mereka di Indonesia. Ada keseragaman ketika menjawab pertanyaan, “Mama-papa lebih khawatir gak sama kalian dengan adanya pandemi?” Mereka semua menjawab, “Tidak ada pandemi juga mama dan papa khawatir, tapi tidak berlebihan kok.” Dan yang mengesankan adalah kekhawatiran mereka pada orang tuanya. “Kami yang justru lebih khawatir dengan keadaan mereka di sana,” ujar mereka serempak. Kenneth dan Maleakhi merasa yakin bahwa orang tua mereka cukup disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, namun mereka tetap waswas melihat tetap tingginya tingkat penularan di Tanah Air. Daniel berharap agar masyarakat Indonesia menjalankan protokol kesehatan dengan lebih ketat agar penularan tidak makin melonjak. Sementara Jessica berkali-kali mengatakan, “Saya takut mama dan papa kesepian.” Papa dan mamanya memang harus tinggal berdua saja karena Jessica dan adiknya sedang belajar di Australia. Ah, betapa baiknya pemuda pemudi GKY BSD ini. Di tengah kabut berbentuk pandemi yang mencoba menghalangi pandangan kita ke depan, kesaksian anak-anak muda yang mencerminkan kasih kepada orang tua mereka memberikan ketenangan, kehangatan, dan sukacita buat saya yang mewawancarai mereka. Saya sungguh terharu melihat kebaikan Tuhan terhadap hidup mereka dan bagaimana mereka juga terus setia bersandar pada kasih dan perlindungan Tuhan.

51

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 51

27/12/21 14.07


Nafiri Desember 2021 | 52

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 52

27/12/21 14.07


“Purpose?”: Pencarian yang Tak Pernah Berhenti

53


Erwin Tenggono

Tiga puluh lima tahun yang lalu, Alm. Bapak Rudy Soetikno—pendiri perusahaan farmasi tempat saya bekerja di Palembang—berkata, “Erwin, kamu ada di

perusahaan ini untuk mengabdikan keahlian kamu bagi kesehatan bangsa ini.” Di kala itu saya baru tamat SMA dan bekerja sebagai petugas gudang di perusahaan beliau. Siapakah saya? Dan apa yang saya mengerti saat itu? Pembicaraan yang singkat tapi berdampak besar pada hidup saya. Alm. Pak Rudy telah memberikan saya sebuah ‘purpose’, dan ternyata begitu banyak orang tidak dapat menemukan ‘purpose’ tersebut. Bagi saya

purpose berbicara mengapa saya ada di perusahaan ini? Mengapa saya ada di keluarga ini? Mengapa saya ada di komunitas ini?

Nafiri Desember 2021 | 54


Majalah Forbes dan McKinsey Quarterly (2020) melakukan penelitian dari para pemimpin perusahaan mengenai kekuatan purpose dalam sebuah perusahaan. Salah satu yang dimuat di penelitian itu adalah pernyataan Alex Gorsky, CEO Johnson & Johnson, “The most important lesson for me has been the importance of making all of our employees part of something bigger than themselves …. The impact that can have, and the power that has more broadly on our organization, can’t be understated.” Bagaimana seorang pimpinan bisa membuat timnya merasakan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Ini menjadi satu kekuatan yang akan berdampak bagi karyawan dan perusahaan itu sendiri. Saya bersyukur hidup hingga hari ini dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada. Dan saya sangat yakin lebih banyak kurangnya. Ketidaksempurnaan yang ada tidak membuat saya lelah mencari apa tujuan hidup ini—suatu pencarian yang tidak mudah. Idealis, ego, dan lingkungan sangat sulit. Semua itu menjadi satu hal yang unik dalam pencarian ini. Di kala saya menulis tulisan ini, saya baru menonton The Call of the Wild yang merupakan satu film yang dibuat dari novel Jack London 1903. Film ini mengisahkan sekelompok anjing penarik kereta untuk mengirimkan surat antarkota di Alaska yang dingin Ada satu cuplikan kalimat yang disampaikan oleh Perrault, petugas pengantar surat kepada sahabatnya, “We don’t bring mail, we bring life.“ Bagaimana 55

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 55

27/12/21 14.07


Perrault bisa melihat sukacita orang-orang yang menerima surat dari keluarga mereka, orang-orang yang menanti kabar dari sebuah surat yang dapat berisi kabar sukacita ataupun kesedihan di tengah kedinginan dan keheningan Alaska? Saat ini kita berada di era dunia digital dan pandemi COVID-19 telah berjalan dua tahun. Kita tentunya tidak merasakan lagi sukacita menerima selembar surat dari seseorang yang jauh karena ada teknologi digital. Namun ada satu pertanyaan mendasar. Perrault bisa melihat satu purpose besar dalam hidupnya dan tugasnya sebagai pengantar surat. Adakah itu dalam diri kita ? Banyak sahabat melihat purpose adalah kekayaan atau keuangan; ada yang melihat purpose adalah bagaimana hidup mereka berarti untuk keluarga mereka. Ada yang melihat jabatan, karir, dan lainnya. Saya tidak memiliki kapasitas untuk menjawab mana yang tepat. Tetapi, saya ingin mengajak kita merenung: Apakah benar jika kita bicara purpose; kita berbicara diri kita, keluarga kita, atau segala sesuatu mengenai saya dan lingkungan saya? Saya percaya purpose adalah sesuatu yang jauh lebih besar:

Nafiri Desember 2021 | 56

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 56

27/12/21 14.07


Bagaimana hidup kita, kehadiran perusahaan kita, diri kita dengan semua talenta kita dapat memberikan pengaruh yang besar pada lingkungan di mana kita berada. Purpose is about others, not me or only us. Bagi kita sebagai orang Kristen Injili dalam rumpun Presbiterian, pasti tahu dengan Katekismus Kecil Westminster (1647) yang dimulai dengan pertanyaan pertama: Apa tujuan umat manusia? Jawabannya: Tujuan utama manusia ialah memuliakan Allah dan bersukacita di dalam Dia untuk selama-lamanya. (1 Korintus 10: 31; Roma 11: 36; Mazmur 73: 25–28.) Kita diingatkan pencarian purpose dalam kehidupan ini, tidak dapat lepas dari peran kita untuk berfokus pada peran melibatkan kemuliaan Allah melalui segala apa yang kita miliki, yang kita mampu lakukan. Bukan hanya materi, karir, dan prestasi, tapi dalam semua hal merujuk ke bagaimana kita dapat berkarya untuk kemuliaan Allah dan bersuka di dalamnya. Tanpa iman yang benar, pencarian tujuan hidup bisa berfokus pada diri kita, bahkan untuk mencari jalan keselamatan bagi diri kita sendiri.

57


Collins dalam risetnya mengemukakan bahwa purpose adalah inti yang menjadi kekuatan utama satu perusahaan dapat sukses dan bertahan ratusan tahun.

“The only truly reliable source of stability is a strong inner core and the willingness to change and adapt everything except that core.” James C. Collins, Built to Last: Successful Habits of Visionary Companies

Bukankah core dalam diri kita jauh lebih besar dari itu, yakni: iman—karya Kristus dan Roh Kudus yang telah Bapa berikan pada kita? Mari kita terus mencari purpose of our life: Kenapa aku ada? Kenapa aku hidup? Dan teruslah berpegangan pada iman kita dalam pencarian ini. Di kala kita menemukan purpose itu, Tuhan akan memampukan dan menyertai setiap langkah kita sehingga kita dapat terus bersinar dan menjadi terang dan Kristus dimuliakan (Matius 5: 16). Tuhan Yesus memberkati, salam sehat selalu.

Nafiri Desember 2021 | 58


59

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 59

27/12/21 14.07


Nafiri Desember 2021 | 60

NAFIRI UMUM DES 2021 .indd 60

27/12/21 14.07


Setelah Empat Abad Dalam Keheningan

61


/ Anton Utomo /

Apa yang terjadi setelah pasal terakhir kitab Maleakhi dan sebelum pasal pertama kitab Matius? Selembar halaman kosong di Alkitab kita yang memisahkan kedua kitab itu berselang waktu lebih dari empat ratus tahun! Mengapa Tuhan seolah ‘bungkam’ selama itu? Tak ada nabi, tak ada firman, hanya ada keheningan belaka di tanah Israel. Sepertinya Tuhan tidak peduli lagi dengan umat-Nya dan meninggalkan mereka. Namun, justru sebaliknya, sejarah dunia selama empat ratus tahun menjelang kedatangan Kristus membuktikan bahwa Tuhan begitu ‘sibuk’ bekerja membenahi dunia dan khususnya tanah Israel menjadi tempat paling tepat untuk kelahiran Sang Juru Selamat. Mari jelajahi keheningan yang panjang melalui peristiwa dan sejarah di Timur Tengah dan dunia kuno sampai masa kelahiran Sang Juru Selamat. Nafiri Desember 2021 | 62


M A L E A K HI SANG NABI P E NUTUP P E RJANJIAN LAMA

Maleakhi diperkirakan hidup di masa setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan dan rekonstruksi Bait Allah di bawah pimpinan Nehemia dan Ezra telah dirampungkan (445 SM). Dalam kitabnya, Maleakhi menekankan komitmen umat Yahudi dalam penyembahan yang benar kepada Allah. Ia mengoreksi perilaku religius yang hanya tampak di permukaan, yang bahkan juga ditunjukkan oleh para imam, sehingga banyak orang ‘tergelincir’ dengan pengajaran mereka. Cukup mengejutkan bahwa apa yang disuarakan Maleakhi ternyata bukan sesuatu yang asing sampai empat ratus tahun kemudian, perilaku para imam yang menyimpang dan menyesatkan terus berlanjut sampai pada masa Yesus. Nubuat Maleakhi yang paling penting bagi umat Kristen adalah kedatangan utusan Tuhan yang akan mempersiapkan jalan bagi-Nya. Ucapan itu tergenapi lebih dari empat ratus tahun kemudian saat Yohanes Pembaptis berkarya di padang gurun menyuarakan ajakan pertobatan bagi umat Israel. 63


DU N IA BE RUBAH DE NGAN CE P AT

Sesuai mimpi raja Babel Nebukadnezar tentang patung yang ditafsirkan Daniel, kerajaan demi kerajaan silih berganti menguasai dunia kuno. Setelah Babel yang maha kuat, muncul Persia yang lebih kecil namun perkasa; kemudian tampil Yunani yang mengubah wajah dunia, sebelum akhirnya hadir Romawi yang menguasai dan menyatukan dunia. ‘Dunia’ yang dimaksud di sini adalah wilayah di seputaran Laut Mediterania (ancient world). Di sinilah penduduk dari benua Eropa, Asia, dan Afrika saling bertemu dan mempengaruhi satu sama lain. Maleakhi yang hidup pada masa Kerajaan Persia mungkin mengalami masa-masa pergolakan sebelum Kerajaan Persia ditaklukkan oleh Yunani di bawah pimpinan Aleksander Agung (Alexander the Great), raja Yunani dari Makedonia yang ‘menyapu bersih’ dunia kuno sampai ke ujung barat India. Saat Aleksander menyerang Mesir, tanah Palestina termasuk Israel yang dilewatinya, dengan mudah dikuasainya pula. Inilah saat-saat dimana dunia mulai ‘disatukan’ oleh budaya yang dibawa penjajah Yunani, kerap disebut helenisasi. Aleksander Agung bukan hanya tentara yang perkasa, tapi ia juga pecinta seni dan ilmu pengetahuan. Sebagai murid terkasih Aristoteles, ia menguasai berbagai ilmu dan filsafat dunia. Dibangunlah berbagai kota dan pemukiman baru yang menyandang namanya, dan kotakota itu dipenuhi dengan warga yang belajar ‘mencintai’ budaya dan seni Yunani. Maka sampai pada masa Yesus dilahirkan, bahasa Yunani telah menjadi lingua franca (bahasa umum) dalam dunia kuno, sama seperti bahasa Melayu di kepulauan Nusantara dulu. Pada masa Aleksander Agung sebuah kota pusat budaya dan pengetahuan didirikan di Mesir, konon pernah menjadi tempat berdirinya perpustakaan terbesar di dunia. Alexandria, nama kota itu, masih berdiri sampai saat ini walau sisa-sisa peradaban kuno sudah sulit ditemukan. Di Alexandria pula pertama kalinya kitab Perjanjian Lama diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani pada medio abad ketiga SM, dikerjakan oleh tujuh puluh tokoh atau sarjana Nafiri Desember 2021 | 64


Yahudi, maka disebut Septuaginta (bahasa Latin, artinya tujuh puluh). Kelak, para penulis kitab Perjanjian Baru juga menulis dalam bahasa Yunani, meskipun sebagian besar mereka berbahasa Aram sebagai bahasa ibu, sama seperti Yesus dan keluarganya. Walaupun Aleksander Agung hanya berusia pendek (33 tahun), ia mewariskan kekayaan dan daratan yang luasnya tak terkira. Alhasil, negeri-negeri jajahan itu dibagi untuk para jenderal bawahannya. Seperti sudah diprediksi sendiri oleh Aleksander, kemudian terjadilah perebutan kekuasaan di antara mereka. Tanah Israel tak luput dari pergolakan selama puluhan bahkan ratusan tahun. Penguasa yang satu ditumbangkan, untuk kemudian merebut kekuasaan lagi setelah mengumpulkan lebih banyak kekuatan, demikian seterusnya. Barulah ketika muncul Kerajaan Romawi yang menumbangkan semua penguasa sebelumnya, keadaan Israel menjadi lebih stabil. K E L A H IRA N JURU SE LAMAT DI E RA ROMAWI

Bukan kebetulan Yesus dilahirkan di masa keemasan Romawi, salah satu kerajaan terbesar yang masih diingat dunia sampai saat ini. Hampir seribu tahun menguasai Eropa, Afrika Utara, dan sebagian Asia; Romawi mewarnai kebudayaan dunia dan memberikan dampak besar di bidang teknologi, sains, dan hukum. Teknologi Romawi menyatukan dunia kuno dengan membangun jalan-jalan raya canggih di seantero kerajaan. Sisa-sisa jalan Romawi masih banyak ditemukan sampai saat ini. Perjalanan dari satu kota ke kota lain dipangkas menjadi jauh lebih cepat. Maka wajarlah bila Yerusalem, salah satu kota besar di era Romawi, ramai dipenuhi orang dari berbagai penjuru bumi saat Paskah Yahudi atau waktu perayaan lainnya. Berbagai profesi dan organisasi masyarakat bermunculan, berinteraksi dengan para penguasa asing (Romawi) maupun ‘pribumi’. Sementara itu rakyat kecil dengan sabar menantikan kehadiran Mesias yang makin sayup gemanya setelah ratusan tahun tak kunjung datang.

65


Saat Yesus lahir, Raja Herodes sebagai perpanjangan tangan Kaisar Agustus menguasai tanah Israel (Yudea, Samaria, dan Galilea). Kita mengenalnya sebagai penguasa kejam yang tak segan membunuh anak-anak demi memburu Yesus. Masyarakat Yahudi di masa Yesus juga memiliki lembaga mahkamah agama di setiap kota dan daerah, yang disebut Sanhedrin. Ada 23 anggota di setiap kota, sedangkan di pusat ada 71 anggota Sanhedrin. Anggota Sanhedrin adalah para imam dan orang-orang terpandang dalam masyarakat Yahudi. O R M A S, GE RAK AN P OLITIK DAN K E AGAMAAN DI MASA YESU S

Selain pejabat pemerintahan dengan jajarannya, termasuk para pemungut cukai yang mengumpulkan pajak dari masyakarat, ada beberapa organisasi masyarakat yang berkembang dan berpengaruh dalam masyarakat Yahudi, di antaranya:

Farisi

Kelompok pergerakan sosial yang memegang teguh ajaran Taurat Yahudi ini didirikan pada 167 SM. Ajaran kaum Farisi terus Nafiri Desember 2021 | 66


dipertahankan bahkan setelah bangsa Yahudi terusir dari tanah Israel; ritual dan ajarannya menjadi dasar kepercayaan Yudaisme Rabinik sampai sekarang. Orang Farisi bukan hanya memegang Taurat tapi juga mempercayai the Oral Torah: yang berisi penjabaran, interpretasi, dan hukum yang tidak tertulis dalam kitab Taurat. Itulah sebabnya ajaran tentang hari Sabat, makanan haram, dan segala tata kehidupan masyarakat diatur sedemikian detail dan rumit.

Gerakan ini banyak diikuti oleh kelas menengah dan kelas bawah di Israel, tetapi banyak ditentang kalangan atas dan pejabat pemerintahan, termasuk para pemimpin Yahudi. Orang Farisi yang sangat menekankan perilaku religius tapi kerap mengabaikan motivasi dan kesucian hati ini menuai kritik sangat keras dari Yesus, seperti yang ditulis Matius, ”… kamu seperti kuburan yang dilabur putih, luarnya tampak bersih, tapi dalamnya penuh tulang belulang ….” Tak heran, kelompok inilah yang paling menentang kehadiran Yesus yang menyampaikan ajaran yang begitu berbeda bahkan tampak seperti bertentangan dengan ajaran mereka.

Saduki

Bertolak belakang dengan Farisi, Orang Saduki adalah pembela helenisme, menerima budaya dan filsafat Yunani hampir sepenuhnya. Mereka percaya pada Taurat, tapi tak menerima the Oral Torah. Mereka tidak percaya ada malaikat, kebangkitan orang mati, bahkan surga! Uniknya, gerakan yang sama-sama dibentuk 67


pada 167 SM ini banyak diikuti oleh kelas atas Yahudi. Mereka yang kaya, terpelajar, dan berpengaruh banyak yang menjadi pengikut Saduki. Mengenai hal kebangkitan, beberapa orang Saduki yang merasa menguasai logika ala filsuf Yunani, pernah menguji Yesus dengan bertanya: Bila ada seorang wanita yang bersuami kemudian suaminya mati, demikian pula suami berikutnya mati sampai berturut-turut tujuh orang, maka siapa yang akan menjadi suami wanita itu kelak di surga? Dengan kebijakan Ilahi, Yesus menjawab sigap, ”… kamu sesat … pada waktu kebangkitan nanti, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di surga.” Orang Saduki bungkam dan takjub mendengar jawaban Yesus.

Essen

Kelompok keagamaan dan sosial ketiga yang ada di Israel pada masa Yesus adalah Essen, kelompok orang yang hidup menarik diri dari keramaian, menjalani laku hidup seperti biarawan abad pertengahan yang hidup miskin (sederhana), berpuasa, menolak hiburan dan kepuasan diri, dan pemimpinnya selibat (tidak menikah). Sebagian peneliti sekuler bahkan mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis boleh jadi bagian dari kelompok ini. Walaupun jumlahnya cukup banyak, kelompok ini tidak terlalu menonjol dalam kehidupan bermasyarakat karena mereka hidup tertutup di gua-gua dan jauh dari kota-kota besar. Seorang gembala Arab di Qumran menemukan salah satu ‘markas’ kelompok ini pada tahun 1946 dan tanpa sadar mengantarnya pada suatu penemuan terbesar di abad kedua puluh. Dalam gua-gua di Qumran ditemukan gulungan-gulungan perkamen Perjanjian Lama yang hampir lengkap peninggalan abad 3SM–1M. Warisan kaum Essen yang kemudian disebut Dead Sea Scrolls (Gulungan Laut Mati) itu setidaknya membuktikan kepada dunia bahwa kitab Perjanjian Lama yang kita miliki sekarang isinya tidak berbeda dengan apa yang dibaca orang Yahudi lebih dari dua ribu tahun lalu! Nafiri Desember 2021 | 68


Zelot

Orang Zelot adalah antitesis kaum Essen. Mereka seperti ormas yang melegalkan kekerasan untuk mencapai tujuan mulia sesuai Taurat. Zelot lebih merupakan gerakan politik ketimbang sosial apalagi keagamaan. Mereka sekumpulan anak-anak muda yang ‘idealis’ dan ‘visioner’, menentang penjajahan Romawi dan juga memusuhi orang-orang Yahudi yang dianggap kaki tangan penjajah. Uniknya, salah satu murid Yesus adalah “Simon yang disebut orang Zelot” (Lukas 6: 15). Banyak perdebatan tentang Simon yang pasti bukan Simon Petrus ini, terutama tentang pelayanan dan akhir hidupnya. Konon ia mengabarkan Injil sampai ke Persia, Armenia, dan Libanon. Organisasi Zelot yang sarat dengan kekerasan akhirnya lenyap saat Romawi menyerang Yerusalem dan menghancurkan Bait Allah. Namun, istilah “zealot” tetap lestari sampai saat ini, dalam kamus bahasa Inggris tetap tertera untuk menggambarkan sosok yang fanatik dan tanpa kompromi mempertahankan prinsip religius maupun politik yang diusungnya. 69


A L L A H ME NY E DIAK AN SARANA DAN IN FRASTRU KTU R BAGI PEKABARAN IN JIL

Ketika Nabi Maleakhi menulis kitabnya, Yerusalem adalah sebuah kota yang berusaha bangkit dari reruntuhan setelah ditinggalkan puluhan tahun oleh warganya. Empat ratus tahun kemudian, ketika Yesus dilahirkan di Betlehem, Yerusalem sudah menjelma menjadi metropolis, kota internasional yang ramai dikunjungi orang Yahudi dari berbagai penjuru bumi. Dari kota inilah Injil tersebar ke seluruh penjuru dunia, sesuai amanat agung Yesus sebelum naik ke surga. Dengan infrastruktur jalan yang lengkap, perjalanan antar kota bahkan antar pulau dan benua dapat dilakukan dengan singkat. Bahasa pun tidak lagi menjadi hambatan karena bahasa Yunani sudah menjadi bahasa pengantar di mana pun. Kitab suci dalam bahasa Yunani juga telah tersedia (Perjanjian Lama), dan tak lama kemudian kitab-kitab Perjanjian Baru juga mulai ditulis dalam bahasa yang sama, menjadi pegangan yang sangat berharga untuk umat Tuhan. Terbukti, selama empat ratus tahun, Tuhan telah mempersiapkan ’infrastruktur’ yang memudahkan para murid dan Nafiri Desember 2021 | 70


para bapa gereja untuk memberitakan Injil ke negeri asing yang jauh. Sehingga walaupun dianiaya dan ditekan di mana-mana, Injil tetap merambat ke segala penjuru bumi, sehingga pada akhirnya menembus pusat pemerintahan Romawi pada awal abad keempat dengan diresmikannya kekristenan menjadi agama negara.

SUMBER :

1. 2. 3. 4. 5. 6.

71

https://en.wikipedia.org/wiki/Book_of_Malachi https://en.wikipedia.org/wiki/Sadducees https://en.wikipedia.org/wiki/Pharisees https://en.wikipedia.org/wiki/Essenes https://en.wikipedia.org/wiki/Zealots https://www.history.com/topics/ancient-middle-east/history-of-jerusalem




Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.