Majalah Pearl 34

Page 1

Juni 2016 - Juli 2016

Pearl Magazine | 34th Edition

S H A PED BY TH E H A N DS O F GO D

L OV E I S NO T E N V IOU S , B OA S T F U L , P R OU D


FROM THE DESK OF

Editor in Ch U

ntuk tahun 2016, Pearl mengambil 1 Korintus 13:4-13 sebagai topik setahun. Sejak awal tahun 2016, kita sudah belajar lebih dalam mengenai arti kasih dan mengapa kasih itu penting. Paulus memakai 7 (tujuh) kata sifat negatif untuk menjelaskan apa arti kasih. “Kasih tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain�. Karena cukup panjang, bagian ini akan dibahas dalam 2 (dua) edisi yaitu edisi Juni dan edisi Agustus. Untuk edisi Juni, kita akan fokus pada pembahasan tentang “tidak cemburu, memegahkan diri, tidak sombong.�

www.majalahpearl.com

Ketika kita tidak juga dikaruniai anak, sementara teman-teman yang lain memberikan kabar bahwa mereka hamil, atau ketika teman-teman menikah sementara kita masih terus menjomblo, dapatkah kita bersukacita bersama mereka? Apakah kita punya kasih, yg artinya kita tidak cemburu ketika orang lain memiliki apa yang tidak kita miliki? Ketika kita baru dapat promosi di tempat kerja, sementara teman belum juga mendapat kerja. Ketika kita baru melahirkan, sementara teman baru saja keguguran. Dapatkah kita menangis bersama mereka yang sedang menangis? Apakah kita punya kasih, yg artinya kita tidak memegahkan diri dan tidak sombong ketika orang lain tidak memiliki apa yang kita miliki?


hief Mari kita sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang mendemonstrasikan kasih Tuhan kepada sesama secara nyata. Dalam mengasihi ada satu karakter yang penting, yaitu bahwa kita dapat bersukacita bersama mereka yang bersukacita dan menangis bersama mereka yang menangis. Let’s learning together, and, happy reading Pearlians :) Much love,

Viryani #034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


https://www.pexels.com/photo/green-leaves-privet-ligustrum-5770/


02

04

06

FROM THE DESK

TABLE OF CONTENT

MASTHEAD

10

18

30

DIG DEEPER LAUGHTER AND TEARS

A CLOSER WALK TIDAK AKAN HAUS LAGI

A CLOSER WALK LOVE IS NOT BOASTFUL

36

44

52

A CLOSER WALK LOVE IS NOT PROUD

SINGLE THE CYCLE OF ENVY

HEART 2 HEART YUNIE SUTANTO

60

68

72

PARENTING BERMEGAH DI DALAM ALLAH

WHAT’S HOT WEBSITE FAVORITE

HOW TO CONNECT


Vision Membangun generasi wanita yang menjalankan fungsinya sebagai wanita sejati, berkarakter Kristus dan mau dibentuk menjadi indah di mata Bapa dan sesama. Foto: unsplash.com

Mission Menyediakan bacaan rohani yang biblical, practical dan sesuai dengan pergumulan generasi wanita Indonesia.


EDITOR IN CHIEF Viryani Kho EXECUTIVE ASSITANT Mekar A. Pradipta, Felisia Devi PUBLIC RELATIONS Mega Rambang FEATURES EDITOR Sarah Eliana CREATIVE DIRECTOR Eunike Santosa WEB DIRECTOR Febe Soehardjo WRITERS Yunie Sutanto, Poppy Noviana, Leticia Seviraneta, Glory Ekasari, Christine Natalia GRAPHIC DESIGNER Melissa Halim, Michelle Herman, Veri Eden, Widia Teja EDITOR CONTRIBUTOR Megawati Wijaya WRITER CONTRIBUTORS Azaria Amelia, Tabita Davinia Utomo, Wellney Yarra ----------------------------------------------------ALL

RIGHTS RESERVED BY

MAJALAH PEARL

No Material from this magazine may be copied or reproduce without written permission from Pearl Magazine.


~ Pearl’s ~

Halo para pembaca Pearl yang setia :) Social media punya pengaruh besar di era teknologi informasi seperti sekarang ini. Baik Instagram, Twitter maupun Facebook sangat banyak digunakan. Kami rindu sekali social media bisa digunakan sebagai media untuk menyebarkan firman Tuhan. Mari bantu kami mewujudkannya yach :) Pertama, follow akun social media kami di Facebook Page yaitu Majalah Pearl dan Instagram kami di @majalahpearl.

Syarat dan ketentuannya adalah: 1. Follow Instagram @majalahpearl 2. Foto majalah edisi cetakmu lalu upload di account Instagram kamu disertai dengan caption semenarik mungkin. 3. Tag kami dan sertakan hashtag #majalahpearlgiveaway 4. Jangan private account IG-mu yach! Kami akan memilih 2 pemenang. Pemenang pertama berdasarkan likes terbanyak, dan pemenang kedua akan dipilih oleh Tim Redaksi Pearl berdasarkan foto dan caption yang paling menarik. Pemenangnya akan diumumkan di next edition yach! Ada hadiah menarik untuk masing-masing pemenang :) Batas pengumpulan foto pada 30 Juni 2016 dan penghitungan likes akan ditutup pada 20 Juli 2016. Yuk, ikutan! Ps: ongkir ditanggung pemenang.



DIGDEEPER

Laughters & Tears Written by Christine Natalia

Bersukacitalah dengan orang yang Bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! (roma 12:15) www.majalahpearl.com

Foto: Unsplash.com

Designed by Eunike Santosa


Dalam penjelasan dan nasehat untuk hidup dalam kasih, Paulus mengucapkan statement ini: Bersukacita dengan orang yang bersukacita dan menangis dengan mereka yang menangis. Ketika kita membaca ayat ini, mungkin terdengar, �Ah, mudah!“ Apalagi bagi orang yang memiliki rasa simpati dan empati yang besar bagi sekelilingnya. Tapi coba renungkan ayat tersebut baikbaik dan pikirkan kejadian-kejadian yang telah kita alami sebelumnya. Mungkin ayat ini terdengar mudah diaplikasikan. Saat teman sedang bersedih karena putus pacar, mungkin kita ada di sampingnya dan meyakinkan dia bahwa semua baik-baik saja dan kita ikut bersedih. Ketika teman kita sedang menikah, tentu kita bahagia melihatnya dan turut senang.

sahabat yang sedari kecil bermain bersama. Lalu dia bertemu dengan pasangan hidupnya yang tampan, baik hati, cinta Tuhan dan kaya raya. Sementara kita masih single dan harus memaklumi sahabat yang semakin susah ditemui karena ‘sibuk’ pacaran. Ketika teman-teman seusia kita sudah mulai menikah, posting kemesraannya dengan suami di media sosial sementara kita masih single, apakah kita sungguh-sungguh turut senang atau muncul iri hati?

Mazmur 127:4 Seperti anakanak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.

Tapi ayat ini berbicara jauh lebih dalam dari sekedar hanya turut senang ketika seseorang senang dan menangis ketika mereka bersedih. Apakah kita bisa turut senang ketika seseorang senang sementara kita bersedih? Coba renungkan baik-baik. Misalnya, kita punya

Itulah makna yang lebih dalam dari ayat ini! Apakah kita bisa mengaplikasikan kasih dalam kondisi seperti ini? Kasih yang dengan tulus turut serta dalam kebahagiaan orang lain meski kadang yang menjadi kebahagiaannya adalah suatu hal yang membuat kita gigit jari. Saya sudah melaluinya, bahkan sering! Saat 7 bulan saya menanti mendapat pekerjaan sementara teman seangkatan saya sudah diterima kerja di sana sini. Saat saya yang sudah 8 tahun menyandang status single melihat teman-teman seangkatan saya mulai menemukan pasangan hidupnya, menikah dan punya anak lucu-lucu. Masa-masa dimana saya

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


DIGDEEPER merasa nggak punya talenta dan keahlian apa-apa sedangkan teman dekat saya yang nyaris sempurna secara fisik sedang melejit akibat talenta dan bakatnya yang segudang. Saya selalu suka dengan perumpamaan anak panah di tangan pahlawan. Tentu kita semua tahu ayat alkitabnya, tertulis di Mazmur 127:4,

“SEPERTI ANAKANAK PANAH DI TANGAN PAHLAWAN, DEMIKIANLAH ANAKANAK PADA MASA MUDA.� Ayat tersebut memberikan encouragement bahwa setiap kita adalah anak panah yang akan melesat menuju tujuannya. Pahlawan nggak akan pernah meleset dalam menancapkan anak-anak panahnya. Akan ada waktunya kita melesat menuju tujuan yang Allah tetapkan bagi hidup kita. Tapi kadang kita lupa, anak panah nggak diluncurkan semuanya dalam satu waktu. Ada waktu yang tepat untuk setiap anak panah tersebut. Ketika satu persatu anak panah sudah meluncur ke tujuannya, namun kita seperti stuck di kantung hitam penampung panah-panah tersebut. Melihat teman-teman kita sudah dipakai semakin tinggi www.majalahpearl.com

semakin dahsyat sedangkan kita seperti stuck dalam kondisi yang sama. Namun ingatlah, anak panah tidak meluncur bersamaan di saat yang bersamaan. Ada waktunya untuk setiap anak panah tersebut. Mungkin sekarang kita masih tersimpan di kantung panah tersebut, tapi akan ada waktunya kita melejit menuju tujuan ilahi. Jadi, ketika kita sedang dalam kondisi seperti anak panah yang masih dalam kantung, bisakah kita turut senang dan bahagia melihat teman-teman kita melejit ke tujuannya?


Di saat-saat seperti ini, ada dua hal yang harus kita percaya. Dua hal yang terus saya pegang.

1. Allah membuat segala sesuatu indah pada waktuNya (Pengkotbah 3:11). 2. Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia dan dipanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28). Berpegang pada 2 ayat tersebut, puji Tuhan, saya bisa menjaga hati saya untuk nggak punya rasa iri hati dan dengan tulus turut senang dengan semua berkat yang dialami dan didapati

Foto (clockwork): Freddie Marriage, Clark Street Mercantile Amanda Mocci. #034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


DIGDEEPER oleh teman-teman dan sahabat saya. Ketika kita punya kedua mindset tersebut, kita sadar bahwa kisah kita nggak kalah keren dengan temanteman kita. Ada waktunya kita yang mengalami penggenapan janji Tuhan dan nggak ada gunanya untuk iri hati dengan kehidupan orang lain. Sebaliknya, tetap dengan berpegang pada dua ayat firman Tuhan tersebut, kita pun bisa turut bersedih ketika teman kita bersedih di saat kita sedang bahagia. Bersedih disini bukan berarti hanya menangis dan menambah kegalauan orang lain yang sedang bersusah hati. Misalnya ketika kita baru saja menikah sedangkan sahabat kita baru putus. Suatu kondisi yang kadang bikin kita nggak enak hati untuk banyak bercerita kepada dia tentang kebahagiaan yang kita alami.

saja, tapi kita bisa encourage mereka. Kita bisa menceritakan proses dibalik ‘kesenangan’ yang sedang kita alami, yang mungkin orang lain nggak tahu berapa liter air mata yang tumpah dalam proses tersebut. Ceritacerita tersebut akan menguatkan mereka dan membantu mereka mengerti bahwa, Allah pun sedang bekerja dalam hidup mereka. Meski kelihatannya mereka sedang mengalami kesedihan, tapi percayalah bahwa ada proses Ilahi yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup mereka.

Sudahkah kita dengan tulus hati turut bersukacita dengan orang yang sedang bersukacita (meski kita sedang berduka) dan turut menangis ketika orang lain menangis (meski kita sedang bahagia)?

Tapi kembali lagi ke dua ayat diatas, ketika kita benar-benar menghidupi ayat tersebut, ketika kita menghadapi teman yang sedang kesusahan, rasa empati kita pun muncul. Nggak hanya berhenti sampai di turut bersedih www.majalahpearl.com

Jadi, apakah kita sudah mengaplikasikan kasih seperti yang tertulis dalam Roma 12:15? Sudahkah kita dengan tulus hati turut bersukacita dengan orang yang sedang bersukacita (meski kita sedang berduka) dan turut menangis ketika orang lain menangis (meski kita sedang bahagia)? Tunjukanlah empati yang tulus kepada orang lain. Dengan menyadari bahwa Allah sepenuhnya turut bekerja untuk membuat segala sesuatu indah pada waktuNya, kita akan dengan lebih mudah mengaplikasikan ayat ini dalam hidup setiap kita.


KUIS:

BAgAiMANA ReSPoNMu? Apakah saya bisa ikut bersukacita dengan orang yang bersukacita, dan menangis dengan orang yang menangis? Lebih jauh lagi: Bagaimana respon saya terhadap keadaan yang bertentangan dengan keinginan saya? Yuk, cari tahu, dengan mengisi kuis di bawah ini. Eits, jangan pilih jawaban yang bagus-bagus aja ya! ;)

1. Kamu lagi berantem dengan

pacarmu karena pembicaraan tentang ke mana arah hubungan kalian setelah sekian tahun pacaran. Dalam keadaan seperti itu, seorang teman baikmu tiba-tiba ngechat dan mengirim video lamaran romantis dari pacarnya, lengkap dengan candle light dinner!

a. Nangissss sekeras-kerasnya! Kenapa nasib gue beginiii?? b. Emosi! Kok dia ga sensitif banget sih? c. Mengucapkan selamat dan

Foto: Lauren Mancke

ikut bahagia.

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


DIGDEEPER 2. Seorang temanmu curhat

tentang betapa stressnya dia menghadapi suaminya yang punya kebiasaan buruk berjudi. Sebelum dia menikah, kamu sudah memperingatkan dia tentang masalah tersebut. Respon kamu?

a. “Udah gue bilangin...” b. “Lu mendingan pisah deh, sebelum makin parah.” c. “Kita berdoa yuk.”

3. Salah satu keinginanmu sejak

lama adalah menjadi singer di gereja, tapi selama ini kamu ragu-ragu untuk mendaftar. Kebetulan ada audisi untuk mencari singer baru. Teman baikmu mengajak kamu untuk ikut audisi, dan akhirnya kamu mau. Tapi ternyata justru dia yang lolos audisi, sedangkan kamu tidak. Bagaimana responmu?

a. Tuh kan, aku tau pasti ga diterima... b. Gereja ini kok mempersulit

orang buat pelayanan ya? Pindah gereja aja deh!

Foto: Annie Spratt

c.

Yah, memang ga bakat mungkin ya. Coba bidang lain deh.

4.

Menjelang pernikahan, kamu dan pasangan berusaha irit seirit-iritnya karena dana yang ada serba terbatas, www.majalahpearl.com


walaupun kamu sudah mupeng foto pre-wed yang cantik-cantik dan make-up yang bagus-bagus. Sementara kamu browsing media sosial, kamu melihat temanmu share foto pre-weddingnya di Eropa. Rasanya...

a. Teriris-iris hati ini... b. Langsung pengen marah ke

calon suami karena ga ada anggaran untuk foto pre-wed, apalagi di Eropa! Huhuhu...

c. Pengen buru-buru ngitung

berapa kira-kira yang dia keluarkan buat foto pre-wed itu. Umm.. *sigh* Nope, out of budget.

5. Ketika kumpul-kumpul dengan

teman kuliah, salah satu temanmu tidak banyak bicara dan hanya mendengarkan yang lain bercerita tentang pekerjaan dan pengalaman mereka. Belakangan kamu tahu bahwa dia merasa minder dibanding teman-temannya yang sudah sukses dalam bidang masingmasing. Apa yang kamu katakan?

a. “Itu kan karena lu ga tau

struggle mereka masingmasing.”

b. “Hmm, kalo lu mau sukses juga, gini lho caranya...” c. “Jangan gitu.. Kita ini masih muda, lu masih punya kesempatan.”

SKOR JAWABAN:

Mayoritas A

Kamu cenderung berpandangan negatif terhadap apa yang terjadi dalam hidup ini. Hati-hati, karena rasa mengasihani diri sendiri— alias self-pity, adalah musuh terbesar dari hati yang bersyukur. Yuk, kurangi mengeluh dan mengeluarkan perkataan negatif, dan mulai memperkatakan hal-hal positif untuk menyemangati diri sendiri dan orang lain, terutama mereka yang sedang sedih.

Mayoritas B

Kamu cenderung berusaha menguasai keadaan, dan kamu merasa tidak sabar kalau sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan kamu. Ini akan membuat kamu stres sendiri dan tidak sensitif terhadap perasaan orang lain. Dalam hidup ini, kita akan selalu bertemu hal-hal yang tidak terduga. Jangan biarkan keadaan mengendalikan emosi dan responmu ya.

Mayoritas C

Kamu cenderung bersikap realistis. Kalau bisa berbuat sesuatu untuk menangani masalah, kamu akan bertindak. Tapi bila tidak, kamu tahu Tuhan adalah sumber kekuatanmu. Kamu mungkin ga selalu bisa ikut gembira atau ikut sedih dengan orang lain, tapi kamu bisa memberi reaksi yang mendukung mereka.

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


https://www.pexels.com/photo/woman-nature-water-trees-26213/

ACLOSERWALK

www.majalahpearl.com

Written by Glory Ekasari Designed by Melissa Halim


“Kasih tidak cemburu.” 1 Cemburu, atau iri hati, menghalangi kita dari berbuat baik kepada orang yang kita cemburui. Ketika saya merenungkan tentang “kasih tidak cemburu”, banyak hal timbul dalam pikiran saya. Pertama-tama, “kasih.” Saya tidak bisa mengasihi bila di dalam saya sendiri tidak ada kasih. Lantas dari mana saya punya stok kasih? Banyak orang, bahkan orang Kristen, berpikir bahwa kita harus mengasihi dari diri kita sendiri. Tapi bagaimana mungkin? Semakin jauh saya mencari dalam hati saya, yang saya temukan bukan kasih, tapi justru kepahitan, termasuk cemburu itu. Dan faktanya, saya bukannya memberi tapi malah terus-terusan minta dikasihi oleh orang lain. Hanya ada dua solusi untuk masalah ini: Saya terus-menerus mendapat kasih dari sumber eksternal (orang lain) seperti transfusi darah, atau... Hati saya diubah sedemikian rupa sampai saya bisa menghasilkan kasih. Tapi yang kedua ini mustahil ya? Siapa yang bisa melakukan hal itu?

1

Kedua, “tidak cemburu” berarti tidak menginginkan apa yang dimiliki orang lain yang tidak kita miliki. Tetapi ini membawa saya kepada dua pertanyaan penting: Apa yang menyebabkan seseorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain? Jawabannya kemungkinan besar: kita merasa kekurangan dan perlu memiliki apa yang orang lain miliki, atau bahkan lebih dari yang mereka miliki. Contohnya si jomblo yang merasa perlu punya suami, seperti wanita lain seumurannya. Lalu, apa yang membuat kita tidak menginginkan apa yang dimiliki orang lain? Seandainya saya punya Lamborghini, saya tidak akan menginginkan minivan milik tetangga saya. Jadi, mengapa seseorang tidak menginginkan apa yang dimiliki orang lain? Mengapa ia tidak cemburu? Jawabannya satu di antara dua ini, atau bahkan kedua-duanya: Karena apa yang dimiliki orang itu bukan kebutuhannya, atau karena dia punya yang lebih baik.

1 Korintus 13:4 #034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


ACLOSERWALK

Haus

Hari itu matahari bersinar terik, waktu menunjukkan pukul 12 siang. Seorang perempuan Samaria datang ke sumur kota untuk mengambil air, di waktu dimana semua orang sedang bekerja (umumnya para wanita di kota mengambil air saat pagi). Yesus berjumpa dengan perempuan itu, dan memakai kesempatan tersebut untuk menjelaskan hal rohani dengan metafora air: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.” 2 Karena kita membicarakan tentang “cemburu”, maka metafora “haus” sangat cocok. Hati manusia haus akan sesuatu yang dia sendiri tidak mengerti. Dulu saya ingin seperti teman yang bisa kuliah di luar negeri. Setelah itu tercapai, saya ingin punya pacar seperti teman-teman saya yang

2

Yohanes 4:13-14

www.majalahpearl.com

lain. Setelah punya pacar, saya ingin segera berkeluarga. Setelah menikah, saya iri pada orang-orang yang pernikahannya bahagia, yang suaminya romantis. Saya iri pada orang-orang yang segera punya anak setelah menikah, tetapi begitu saya punya anak, saya merasa iri pada orang lain yang anaknya baik dan penurut. Apa sebenarnya yang saya inginkan? Apakah seumur hidup kita akan kita habiskan dengan membanding-bandingkan diri dengan orang lain, menginginkan apa yang tidak kita miliki, terus-menerus merasa hidup kita tidak sempurna dan kurang bahagia? “Kalau saja saya mendapatkan yang ini, tentu saya bahagia,” pikir kita. Tapi setelah kita mendapatkannya, ternyata hal itu tidak bisa memuaskan hati kita. Di mana air yang dapat memuaskan kehausan kita itu?


https://www.pexels.com/photo/water-wave-wet-drop-of-water-34228/

Air Hidup

Lalu pada suatu hari, Yesus ada di hadapan kita. Kata-kata-Nya pada perempuan Samaria dalam Yohanes 4 adalah bagi kita juga. Saya tidak bisa melebih-lebihkan betapa pentingnya perkataan Tuhan kepada wanita tersebut:

“Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: ‘Berilah Aku minum,’ niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan ia telah memberikan kepadamu air hidup.” 3

3

Yohanes 4:10 #034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


ACLOSERWALK

“Jikalau engkau tahu

tentang karunia Allah...” Banyak orang berkata Allah dalam Perjanjian Lama adalah Allah yang keras, sadis, galak. Tapi cobalah baca Perjanjian Lama, dan kita akan melihat bahwa Tuhan sama sekali tidak seperti itu. Ketika Tuhan memberikan Hukum Taurat, Dia memberi perintah pada imam untuk secara teratur memberkati umat Israel dengan kata-kata berkat ini: “Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.” 4 Bacalah kata-kata yang indah itu dan pikirkan: Tuhan ingin memberkati kita. Berkat dalam nama Tuhan bukanlah konsep yang ditemukan oleh manusia, tetapi tindakan yang diajarkan oleh Tuhan sendiri. Tahukah kita tentang karunia Allah? Tahukah kita seberapa luas hati-Nya bagi kita? Tahukah kita betapa Dia mengasihi kita? Di dalam Dia, segala kebutuhan kita mendapatkan pemenuhannya. This is the God of the Bible.

4

Bilangan 6:24-26

www.majalahpearl.com


“Jikalau engkau tahu... siapakah Dia..”

John Newton, penulis lagu Amazing Grace berkata, “I know two things: That I am a great sinner, and that Jesus Christ is a great Savior.” Tuhan bukan hanya tahu semua kelemahan dan dosa kita, tetapi Dia juga menanggung semua hukuman atas kelemahan dan dosa itu di dalam Yesus Kristus. Baik ahli Taurat maupun orang kusta datang kepada Kristus, dan tidak ada yang ditolak-Nya. Dari nelayan sampai orang Farisi, dipilih-Nya untuk menjadi murid-Nya. Orang baik-baik maupun pendosa dengan reputasi terburuk, semua diselamatkan-Nya. Dia tahu semua kepahitan kita, Dia tahu pergumulan seksual kita, Dia tahu kejahatan hati kita, Dia tahu kecanduan kita, Dia tahu hati kita yang terbakar iri, dan Dia berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih, lesu, dan berbeban berat; Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” 5 Jesus Christ is grace personified. Dia adalah tangan Allah yang terbuka untuk memeluk kita. Sebagaimana yang Ia sendiri katakan: “Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” 6 If you’re lost, good news: He came for you.

5 6

Matius 11:28 Lukas 19:10 #034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


ACLOSERWALK

“...niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Tuhan ingin kita bahagia, lebih daripada kita sendiri ingin kita bahagia. Ini sama sekali bukan pernyataan yang dilebih-lebihkan. Tuhan Yesus berkata, “Aku datang supaya mereka memiliki hidup, dan memilikinya dalam segala kelimpahan.” 7 Dalam segala kelimpahan. Bukan hidup yang fokusnya pada pergumulan, masalah, kelemahan, melainkan hidup yang bahagia, memuaskan, penuh sukacita. Kata “telah” adalah kunci dalam ayat di atas. Mengapa kita tidak meminta? Mengapa kita mendapatkan? Karena kita tidak tahu siapa Tuhan yang kita sembah dan siapa Yesus, Sang Juruselamat. Seandainya... seandainya kita sejak dulu meminta, tentulah kita sejak dulu menerima, karena Tuhan adalah Tuhan yang rindu melimpahi kita dengan anugerah-Nya!

7

Yohanes 10:10

www.majalahpearl.com


https://unsplash.com/photos/miM9xmitmF8

Ia telah memberikan kepadamu air hidup

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


ACLOSERWALK

Perubahan Dari Dalam

Apa mungkin kita hidup tidak terbebani dengan iri hati dan kekuatiran? Apa mungkin si jomblo ikut berbahagia tanpa sama sekali iri ketika sahabatnya menikah dan dia sendiri.. masih jomblo? Apakah mungkin saya tidak iri pada wanita lain yang suaminya 500X lebih baik dibanding suami saya? Apa mungkin kita selalu merasa puas, bahagia, damai dalam hidup kita, sekalipun hidup penuh dengan naik-turun? Apakah bisa kita mengalami kehadiran Tuhan setiap hari dan menjalani hidup yang berkenan di hadapan Tuhan? Singkatnya, mungkinkah kita mengalami surga di dunia? Wanita Samaria yang berbincang dengan Yesus merasa gugup karena Yesus tahu tentang siapa dia (bahwa dia sudah lima kali menikah dan sekarang sedang kumpul kebo dengan seorang pria yang bukan suaminya), sehingga dia berusaha mengalihkan pembicaraan. Dia bertanya, “Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Dia sedang bertanya, di mana sebenarnya tempat ibadah (dan ritualnya) yang berkenan di hadapan Tuhan. Jawaban Yesus sangat menarik. “. . kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem... Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” 8 Ini bukan soal metode penyembahan, tetapi tentang siapa yang menyembah. Kata “benar” dalam “penyembah-penyembah benar” berasal dari kata aletheia yang artinya sejati atau asli. Dapatkah emas campuran mengubah diri menjadi emas murni? Bagaimana caranya mengubah diri menjadi sejati? Tidak ada langkah yang bisa diambil, karena ini berkaitan dengan nilai intrinsik kita, bukan sesuatu yang bisa kita ubah dari luar. www.majalahpearl.com


Kecuali, Dia yang menciptakan kita yang mengubah kita. “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” 9 Di awal saya mengajukan pertanyaan, mungkinkah kita diubah sedemikian sampai ada kasih yang terus mengalir, bukan dari luar, tetapi dari dalam hati kita? Jawabannya adalah ya. Tuhan melakukannya bagi kita. Bahkan, itulah inti dari apa yang Tuhan katakan berulang-ulang: Kerajaan Allah ada di dalam kamu; Anugerah Allah mengalir di dalam kamu; Bait Allah adalah kamu, dan Tuhan berdiam di situ. “Air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya.” Ketika kita minum dari Sumber Air yang kekal itu, kita menjadi penyembah yang sejati: Dia mengubah kita dari dalam. Dan, Sahabat Pearl, ketika kita menjadi manusia baru, ketika kita telah merasakan hadirat Tuhan dan mengalami Dia dalam segala kemuliaan-Nya, tidak ada yang lain yang akan memuaskan kita. You belong to His presence. Seperti yang dikatakan Agustinus dahulu: You have formed us for Yourself, O Lord, and our hearts are restless ‘till they find rest in You. 10

8 9 10

Yohanes 4:21,23 Yohanes 4:13-14 Augustine in Confessions.

Terjemahan bebas: “Engkau telah membentuk kami untuk diri-Mu sendiri, ya Tuhan, dan hati kami tidak akan tenang sampai ia ada di dalam-Mu.” #034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


ACLOSERWALK

A Different Zeal “Kasih tidak cemburu.” Kata “cemburu” berasal dari bahasa Yunani zhloi (zeloi) yang darinya kita mendapat kata jealous (cemburu/iri hati) dan zealous (berapi-api karena sangat menginginkan sesuatu). Ketika seseorang melihat bahwa tetangganya memiliki sesuatu yang tidak dia miliki, dia merasa jealous. Dan dalam pencarian manusia akan sesuatu yang bisa memuaskan mereka, mereka sangat zealous. Nafsu seksual diumbar semaksimal mungkin, narkoba merajalela, orang mengorbankan segalanya untuk uang, game menguasai anak-anak muda. Semua itu dikejar manusia secara berlebih-lebihan. Perempuan Samaria yang kita baca kisahnya dalam Yohanes 4 telah menikah lima kali, dan tidak satupun dari kelima pria itu yang bisa mengisi hatinya yang kosong. Ia mencari-cari, tetapi tidak menemukan. Tetapi Yesus berkata bahwa bila kita percaya kepada-Nya, dari dalam kita akan mengalir mata air hidup yang tidak akan kering. Bayangkan sebuah mata air di gunung. Bila kita menyiramkan air kepada mata air,

www.majalahpearl.com

tindakan itu tidak mempengaruhinya karena tentu saja, dia mata air, sumber air. Dan bila kita mengambil air darinya, dia tidak lantas jadi kekurangan air, karena dia mata air, dia menghasilkan air. Sama halnya dengan penyembah yang benar, orang yang diperbaharui oleh Tuhan: Dunia tidak dapat menambah apa-apa baginya, dan dunia tidak bisa mengurangi apapun darinya. Ada atau tidak ada pasangan, ada atau tidak ada kekayaan, apapun pendapat orang tentang dia, seberapapun berat masalah yang dia hadapi, itu semua tidak mempengaruhi apapun. Hartanya yang sejati adalah Kristus, dan kasih Kristus mengalir tanpa batas di dalam hatinya. Sekarang yang dia inginkan bukan lagi apa yang ditawarkan oleh dunia. Seperti rasul Paulus, pikirannya tertuju hanya pada satu hal, dan inilah doanya: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.” 11


“Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.� 12

11 12

Filipi 3:10 Yohanes 6:37

https://www.pexels.com/photo/macro-photography-of-grass-with-water-drops-during-daytime-16506/

Bila ini yang kita rindukan: Air Hidup mengalir dalam hati kita, membuat kita menjadi manusia baru, kita mendapat kepuasan dari kasih Allah yang tidak terbatas itu, dan fokus kita berubah karena kita tidak lagi membutuhkan dunia untuk menjawab kebutuhan kita, maka Yesuslah satu-satunya yang dapat menolong kita. Karena bila kita tahu tentang karunia Allah dan tentang Yesus Kristus, Juruselamat kita, kita tentu telah meminta, dan Dia telah memberi kepada kita air hidup. Bila selama ini iri hati dan rasa tidak puas menghalangi kita dari mengasihi orang lain, datanglah ke hadapan Sang Juruselamat dan minta pertolongan-Nya. Karena Dia berjanji:

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


ACLOSERWALK

Love is not BOASTFUL Written by Yunie Sutanto Designed by Eunike Santosa

1 KORINTUS 13:4 KASIH ITU SABAR; KASIH ITU MURAH HATI; IA TIDAK CEMBURU. IA TIDAK MEMEGAHKAN DIRI DAN TIDAK SOMBONG.

www.majalahpearl.com


K

alau kita membaca 1 Korintus 13, kita akan menemukan atribut-atribut kasih agape. Kali ini, kita akan belajar tentang atribut keempat dari kasih agape, yaitu kasih tidak memegahkan diri. Love is not boastful, begitu kata Firman Tuhan. Let us find out more about being boastful. Dalam Bahasa Yunani, kata yang dipakai untuk memegahkan diri adalah perpereuomai yang berarti: membesar-besarkan diri, menampilkan diri, membual tentang diri sendiri.

membesarkan diri. Kita cenderung ingin diingat ketika berjasa dalam suatu karya, betul? Semua ingin “tampil� menunjukkan kebolehannya. Saat lulus dengan predikat summa cum laude, kita merasa semua orang perlu tahu pencapaian akademis itu, demikian juga dengan pencapaianpencapaian lainnya. Tak heran, piala dan piagam dipajang berjejeran di ruang tamu. Contoh lain, saat akhirnya jadian, kita dengan bangga mengubah status menjadi “in a relationship� di akun sosial media, agar semua orang tahu kita bukan jomblo lagi. Atau saat baru punya tas branded, kita akan merasa bangga banget kalau ada ajakan foto. Tentu saja karena itu akan jadi kesempatan agar bisa menyandang tas itu di bagian depan biar terlihat semua orang! Bahkan, di acara kumpul keluarga besar, saat seorang sepupu bercerita tentang kesuksesan bisnisnya, wah rasanya hati tidak mau kalah! Hati terpancing untuk ikut bercerita juga. Akhirnya kita menceritakan kalau kita juga dipromosikan di kantor dan gaji tahun ini naik signifikan.

TUHAN zoom hati kita saat sedang melakukan semua tindakan tersebut!

Kasih agape tidak membesarkan diri karena kasih menganggap orang lain lebih penting dari dirinya sendiri. Teladan kasih agape adalah kematian Kristus di kayu salib demi menebus dosa manusia. Yesus memberi teladan hidup yang selfless. Ini berarti, fokus hidup-Nya bukanlah diriNya sendiri, namun menggenapi misi Bapa-Nya dalam mengerjakan karya keselamatan. Ia taat sampai mati di kayu salib demi penebusan kita semua. Bagaimana dengan kita? Manusia umumnya punya kecenderungan suka

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


ACLOSERWALK Mungkin kita pernah berada dalam adegan-adegan diatas. Kita pun pernah melakoni versi adegan “membesarkan diri” yang lainnya. Lantas, salahkah semua tindakan tersebut? Tindakan memajang piala, update status, menceritakan keberhasilan? Tidak! Bukan tindakannya yang dibahas dan jadi perhatian, namun motivasi hati saat melakoni tindakan tersebut yang TUHAN tilik. TUHAN zoom hati kita saat sedang melakukan semua tindakan tersebut! Matius 15:18 mengajar kita bahwa apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Artinya, perkataan kita sebenarnya adalah ekspresi kondisi hati kita sesungguhnya.

Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Dari hati kita terpancar kehidupan. It all starts in our heart. Saat hati kita terjaga sesuai dengan www.majalahpearl.com

Firman Tuhan, maka kehidupan yang terpancar dari hati kita akan nampak dalam pikiran dan perasaan. Pikiran, perasaan dan kehendak yang selaras dengan Firman Tuhan akan terlihat dari perkataan dan perbuatan kita. Nah, di era teknologi informasi seperti sekarang ini, ekspresi hati tidak hanya terlihat lewat perkataan yang keluar dari mulut kita, tapi juga lewat apa yang diketikkan oleh jari jemari kita, khususnya di sosial media. Kita hidup di era dimana update status di sosial media telah menjadi suatu gaya hidup. Status yang kita post biasanya adalah ungkapan isi hati kita. Lewat status yang kita unggah itu, adakalanya saat sedang tidak jaga hati, kita bisa terpeleset dalam dosa “memegahkan diri”. Jangan menumpahkan kemegahan di status kita, pikir dahulu sebelum mengetik. Fokusnya bukan “aku”. It is not about me! Kita tidak dapat memegahkan diri dan mengasihi pada saat yang sama, karena kemegahan berfokus kepada diri sendiri, sementara kasih berfokus kepada orang lain. Kasih tidak menyedot semua perhatian ke arah diri sendiri. Ibarat kantong


kosong vacuum cleaner yang bekerja menyedot semua debu kearah dirinya, ada orang yang tak berhenti berkatakata bak tembakan meriam beruntun jika berbicara. Tujuannya? Agar semua mata tertuju padanya! Kecenderungan untuk selalu jadi pusat perhatian, sebetulnya adalah ketidakpedulian pada orang lain. Self centered person menarik fokus pada dirinya sendiri. Bagaimana dengan kasih agape? Kasih agape itu memberi dan fokus pada sekelilingnya. Self centered person berbeda dengan Christ centered person!

ataukah pada Kristus dan memberi bagi orang lain?

Dalam pergaulan, misalnya, ada dua jenis teman yang saat berjumpa akan kita ketahui bedanya. Tipe yang pertama akan berkata: “Hi, there you are my friend! Miss you, how are you dear?” Sedangkan, tipe yang kedua berkata: “Hi, it’s me here! Here is my recent updates, gonna share with you my story”. Kita bisa berkaca tentang diri kita. Tipe yang manakah diri kita? Self centered atau Christ centered? Masihkah kita berfokus pada diri

Akar dari memegahkan diri bisa beragam, misalnya kita ingin diakui oleh orang lain,kita haus pengakuan,kita egois dan ingin memuaskan keakuan kita, kita ingin dihargai oleh orang lain. Akibatnya, kita jadi sering melakukan self promoting secara sadar maupun tidak sadar. Kadang beda tipis antara kita sedang bersaksi atau sedang memegahkan diri.

“I would define boastfulness to be the pretension to good which the boaster does not possess,” kata Theophrastus. Mirip dengan peribahasa yang bunyinya tong kosong nyaring bunyinya atau air beriak tanda tak dalam,orang yang berbicara besar tentang dirinya, biasanya sedang berusaha menutupi perasaan bahwa dia itu bukan siapa-siapa.

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


ACLOSERWALK Kita rentan jatuh dalam dosa memegahkan diri jika fokus kita mencari perkenan manusia. Paulus dalam suratnya di Galatia 1: 10 menulis, “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.” Yuk, kita lihat lagi penggunaan kata memegahkan diri dalam Alkitab:

Mazmur 49:6 Mereka yang percaya akan harta bendanya, danmemegahkan diri (halal (make) boast (self), celebrate,to shine) dengan banyaknya kekayaan mereka?

1 Korintus 1:29 supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri(kauchaomai (make) boast, glory, joy, rejoice) di hadapan Allah.

Yakobus 3:14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri (kauchaomai - boast (against),) dan janganlah berdusta melawan kebenaran!

www.majalahpearl.com

Yakobus 4:16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri (kauchaomai (make) boast, glory, joy, rejoice)dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Sounds familiar? Pernah terlibat dalam aneka dosa memegahkan diri seperti yang ditulis diatas? Merasa diri hebat, serba bisa. Merasa sudah berdikari dan jadi congkak. Hatihati terpeleset dalam dosa yang lebih mengerikan: mencuri kemuliaan Allah! Apapun yang kita perbuat, jika berhasil itu adalah anugerah-Nya semata. Bukan kesanggupan “diri” ini, namun karena Tuhan memampukan kita. All glory for Jesus! Saat kita mulai punya pikiran yang salah, mulai sedikit merasa “hebat” dan mau membesarkan diri, ingat kembali nasehat Paulus dalam suratnya di Galatia 1: 10 tadi. Mari hidup dalam kasih Kristus. Kasih yang diwujudkan melalui hidup yang memberi kasih-Nya kepada sekeliling, hidup yang tidak mementingkan diri sendiri dan mengejar pemuasan diri sendiri, namun hidup yang memuliakan Tuhan kita. Dalam segenap aspek hidup kita, biarlah nama Yesus yang dimegahkan.


#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


Image by Viktor Hanacek - www.picjumbo.com

ACLOSERWALK

www.majalahpearl.com


Love

Proud IS NOT

• written by Wellney Yarra • designed by Febe Soehardjo •

H

ello, Ladies! Kalau kalian baca edisi lalu, tentunya kalian tahu dong bahwa edisi lalu kita membahas tentang “Love is patient, love is kind” yang digambarkan oleh Paulus di 1 Korintus 13:4. Salah satunya, kita membahas bahwa “love is kind”. Kita belajar tentang luasnya dan dalamnya kasih Kristus yang memampukan kita untuk mempraktekkan kepada sesama kita bahwa “love is indeed kind”. Nah, tapi, Paulus tidak hanya berhenti sampai di “love is patient, love is kind”. Ia juga melanjutkan pernyataan itu dengan “it does not envy, it does not boast, it is not proud”. Nah, kenapa ya Paulus harus menuliskan demikian? Kenapa sebelumnya ia

menggunakan kata-kata yang positif untuk menggambarkan kasih, dan kemudian langsung melanjutkannya dengan kata-kata yang negatif? Karena, sifat-sifat positif dari kasih itu tidak dapat terpenuhi jika sifatsifat negatif itu masih menghambat dan menghalangi. Kita tidak dapat dengan sungguh-sungguh mengasihi Tuhan maupun sesama kita bila kita tidak mau mengatasi sifat-sifat negatif yang berlawanan dengan pribadi sang Kasih itu sendiri. Kita tidak dapat bertumbuh dalam kasih dan mengembangkan sifat-sifat “nonkasih” pada saat yang bersamaan.

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


ACLOSERWALK Nah, kembali ke penggunaan katakata negatif oleh Paulus untuk menggambarkan kasih. Dalam terjemahan Bahasa Indonesianya, tertulis demikian: “Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong”. Dosa kesombongan adalah dosa yang sangat berbahaya. Dosa pertama yang terjadi di dunia bukanlah dosa ketidaktaatan dimana Adam dan Hawa melanggar perintah yang telah Tuhan tetapkan untuk mereka. Dosa pertama terjadi jauh sebelum itu. Can you guess which one it was? Buat kalian yang menjawab “kesombongan Lucifer”, tepat sekali. Yehezkiel 28:17 mencatat bahwa Lucifer “menjadi sombong” karena kecantikannya, dan karena itu, ia pun “memusnahkan hikmat”nya sendiri. Lucifer, yang adalah malaikat pemimpin pujian, menjadi lupa akan siapa yang seharusnya ia puji. Ia menjadi terlena oleh keindahannya sendiri (yang padahal diciptakan untuk kemuliaan Tuhan), dan ingin menggantikan posisi Tuhan. Tiga akibat kesombongan yang dapat kita pelajari dari kesalahan Lucifer ini adalah:

1 Kesombongan menggeser posisi Tuhan Kesombongan Lucifer membuatnya posisi Tuhan di hatinya tergeser, dan membuatnya menjadi Tuhan atas dirinya sendiri. Ia merasa dirinya sendiri begitu hebat dan sempurna, sehingga ia tergoda untuk menyamai Allah yang disembah dan dilayani oleh seisi Sorga. Hal ini ditulis dalam Yesaya 14:12-14, “Engkau yang tadinya berkata dalam hatiMu: Aku hendak naik ke langit (ingin merebut Surga), aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah (bintang-bintang Allah berbicara tentang malaikat-malaikat), dan hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara (ingin memerintah). Aku hendak naik mengatasi ketinggian awanawan, hendak menyamakan yang Mahatinggi!”

Dosa pertama yang terjadi di dunia bukanlah dosa ketidaktaatan dimana Adam dan Hawa melanggar perintah yang telah Tuhan tetapkan untuk mereka. www.majalahpearl.com


Image by Greyerbaby - www.pixabay.com

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


Image by Ben_Kerckx - www.pixabay.com

ACLOSERWALK

Ketika kesombongan ada di dalam hati kita, baik kita sadari maupun tidak, kita sedang menggeser Tuhan dari posisi yang seharusnya menjadi milikNya di hati kita; yang pertama dan terutama. Kata “proud” sendiri berasal dari bahasa Yunani “menggembung”, yang artinya menyerupai apa yang kita sebut sebagai “besar kepala” di Bahasa Indonesia. Menjadi besar kepala adalah mempunyai opini yang “menggembung” tentang diri sendiri. Menganggap diri sendiri lebih hebat dari seharusnya. Ketika kita mempunyai pendapat yang “gembung” tentang diri sendiri dan merasa diri sendiri

www.majalahpearl.com

“besar”, peran Tuhan pun secara otomatis menjadi “kecil” dalam kehidupan kita. Akibatnya kita menganggap kesuksesan sebagai sesuatu yang kita raih karena kuat gagah dan kehebatan kita. Kesuksesan yang disebutkan ini berlaku untuk segala hal, bahkan kesuksesan dalam pelayanan. Kita bisa melakukan hal yang kelihatannya untuk kemuliaan Tuhan (sebagai contohnya saja, Lucifer adalah worship leader!) dengan motivasi yang salah, dan itu tetap salah di mata Tuhan. Tidak peduli sehebat apapun pelayanan kita di mata manusia, Tuhan yang mengerti hati kita. Dan Ia juga rindu bahwa hati kita milik-Nya seorang.


Ketika kesombongan ada di dalam hati kita, baik kita sadari maupun tidak, kita sedang menggeser Tuhan dari posisi yang seharusnya menjadi milikNya di hati kita...

2 Kesombongan membuat kita bodoh Kebodohan disini tidak selalu merujuk pada penurunan intelektual, namun lebih pada kebijaksanaan. Seperti yang telah kita baca di Yehezkiel 28:17, Lucifer “memusnahkan hikmatnya” karena kesombongannya itu. Alkitab membahas kebodohan yang diakibatkan karena kesombongan berulang kali. Amsal 11:2 mencatat bahwa, “jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh. Tetapi hikmat ada pada

orang yang rendah hati”. Amsal 26:12 mencatat bahwa, “jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu”. Roma 1:22 mencatat bahwa, “mereka berkata bahwa mereka bijaksana, tetapi ternyata mereka bodoh”. Dan seterusnya. Ada terlalu banyak ayat di Alkitab tentang kebodohan orang yang sombong, namun tiga ayat tersebut seharusnya sudah cukup memberikan kepada kita gambaran tentang hal tersebut. Dan tentunya, ketika kita menjadi bodoh oleh karena kesombongan kita sendiri, kita pun kehilangan hikmat

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


ACLOSERWALK yang telah Tuhan berikan bagi kita. Ketika kita tidak memiliki hikmat, sulit bagi kita untuk tahu melakukan hal-hal yang benar, termasuk di antaranya mengasihi Tuhan dan sesama dengan segenap hati.

3 Kesombongan membuat kita egois Perhatikan bagaimana Lucifer jatuh ke dalam dosa kesombongan tersebut. Sesuai yang kita baca di Yesaya 14:12-14, kesombongannya terlihat ketika Ia berulang kali (lima kali, lebih tepatnya) menggunakan dua kata yang sangat simple, yaitu “Aku hendak”. Apa yang kita baca selanjutnya juga adalah keinginankeinginan dan ambisi-ambisi egoisnya untuk melebihi Tuhan. Kesombongan dimulai ketika kita menaruh diri kita di atas segala sesuatu - Tuhan dan sesama. Kita selalu memikirkan “aku”, “aku”, dan “aku”. Kita tidak lagi melihat diri kita sendiri sebagai penyembah. Semuanya berpusat kepada diri kita sendiri. Apa yang kita pikirkan bukanlah bagaimana menyenangkan hati Tuhan, namun bagaimana menyenangkan hati kita sendiri. www.majalahpearl.com

Demikian juga halnya dengan cara kita memandang hubungan kita dengan orang lain. Karena kasih yang dapat kita salurkan kepada sesama kita bersumber dari Tuhan, maka ketika kita menjadi sombong dan tidak lagi menaruh Tuhan di posisi yang pertama dan terutama, itu pun mempengaruhi hubungan kita dengan sesama kita. Ketika kita menjadi sombong dan mempunyai opini yang “menggembung” tentang diri sendiri, tidak ada lagi ruangan di dalam hati maupun pikiran kita untuk memikirkan orang lain, karena semua ruangan sudah terpakai oleh diri kita yang menggembung itu. Boro-boro deh mengasihi orang lain. Gimana caranya mengasihi orang lain kalau memikirkan kepentingan mereka pun tidak? Untuk itu, mengasihi sesama berarti kita harus mengesampingkan ego kita, dan membiarkan Tuhan yang memegang kendali atas kehidupan kita. Rick Warren pernah berkata, “kerendahan hati tidak sama dengan kerendahan diri. Kerendahan hati bukanlah memandang rendah diri kita sendiri, namun mengurangi memandang diri kita sendiri”. Perbedaan ini sangat penting untuk kita ketahui. Baik kesombongan maupun kerendahan diri bukanlah hal yang menyenangkan hati Tuhan. Karena, jika kita sombong, kita memandang diri kita sendiri lebih


Sikap yang tepat adalah menyadari betapa Tuhan mencintai kita, betapa hebat karya-Nya dalam kehidupan kita, sekaligus mengakui bahwa, tanpa Tuhan, kita tidak ada apa-apanya dan tidak bisa apa-apa. Dengan demikian, kita mengakui kehebatan Allah di dalam kehidupan kita dan mengakui bahwa Dia-lah yang hebat! Ketika kita mempunyai pandangan

yang tepat tentang relasi kita dengan Allah, kita pun akan memiliki sikap yang tepat terhadap hubungan kita dengan orang lain. Mazmur 40:4-5 Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orangorang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan! Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.

“Kerendahan hati tidak sama dengan kerendahan diri. Kerendahan hati bukanlah memandang rendah diri kita sendiri, namun mengurangi memandang diri kita sendiri.� - Rick Warren -

Image by Serkan Goktay - www.pexel.com

dari seharusnya, dan itu pun membuat Tuhan menjadi tidak signifikan dalam hidup. Sama dengan itu, ketika kita merasa rendah diri, kita menyepelekan diri kita sendiri yang adalah ciptaan tangan-Nya, menyangkal campur tangan-Nya dalam kehidupan kita, dan dengan begitu membuat Tuhan menjadi tidak signifikan dalam kehidupan kita.

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


SINGLE

The Cycle of

envy.

Written by Tabita Davinia Designed by Eunike Santosa

Hi, ladies! Kali ini kita akan samasama belajar tentang kecemburuan terhadap orang lain, terutama kepada sesama jenis (a.k.a. other women). Dalam 1 Korintus 13:4 disebutkan “kasih itu sabar;... ia tidak cemburu.� Ayat ini mungkin menimbulkan pertanyaan, apa hubungannya kasih dengan kecemburuan? www.majalahpearl.com


So, we will start with a question: pernahkah kamu cemburu (jealous) pada orang lain, terutama pada cewek lain?

Wah, aku nggak habis pikir sama si A. Dia itu cantik, pinter, baik, aktif kegiatan ini itu. Ah, coba kalo aku seperti dia... ”

“Si B itu cantik! Badannya nggak kurus-kurus amat, giginya rapi, rambutnya lurus... nggak heran

dia dikejar-kejar sama cowok. Lah aku... jangankan dikejar cowok, aku terlalu kurus, rambutku nggak lurus kaya’ dia, gigiku mirip gigi kelinci, terus mataku punya minus banyak. Mana ada yang mau sama aku??” “Mungkin dia nggak secantik cewek-cewek pada umumnya. Tapi kata-katanya itu lho... bisa bikin orang-orang melting karena kehangatannya! Udah gitu, dia juga pinter! Aku mah apa atuh, cuma butiran debu dibandingkan sama dia...”

Foto: Creative Market #034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


SINGLE Pernahkah pikiran semacam itu muncul? Kalau ya, walaupun cuma sekelebat, sebenarnya... harapan atau pikiran semacam itu mengindikasikan bahwa kita sedang cemburu. We’re jealous with other women when we want to be like them! Melihat contoh seperti ini, jelas sekali kalau ketika kita cemburu, kita menempatkan hubungan kita dengan orang lain sebagai sebuah persaingan. Padahal, tentu saja Tuhan ingin kita punya hubungan persaudaraan dengan orang lain. Mari kita renungkan... Bagaimana kita bisa mengasihi orang lain dengan tulus, ketika kita menganggap mereka sebagai saingan, atau bahkan lawan? Seram bukan, kalau kecemburuan seperti itu justru berakibat lain? Kita jadi menyebarkan gosip tentang wanita yang bikin kita jealous, bahkan bisa membuat kita berusaha keras untuk bisa

www.majalahpearl.com

jadi seperti dia. Kalau nggak bisa, kita bakal menyesal. Bukan tidak mungkin kecemburuan kita berubah bentuk menjadi perasaan tidak suka atau bahkan benci. Kalau seperti ini, jelas sekali kita sudah tidak lagi punya kasih. Atau jangan-jangan, ada di antara kita yang berpikiran begini:

“Well, aku nggak iri kok, sama si A dan kawankawannya. Buat apa coba, ngelakuin pedicure-menicure berjam-jam, cat rambut mahal-mahal, beli baju dan sepatu ini itu? Nggak penting banget. Mau gigiku tonggos (read: gigi kelinci), jerawatan di mana-mana, I don’t care!�


“Bodo amat sama berat badanku. Kalo aku sedih, aku memang makan mulu kok. Berat badan naik nggak masalah. Toh, nggak ada juga ‘kan yang mau jalan sama aku?” Di dunia ini, wanita cenderung terbagi dalam dua ekstrim. Ekstrim pertama, wanita yang “mau jadi yang terbaik dari yang terbaik di antara semua wanita”. Wanita seperti ini biasanya selalu punya perasaan envy dengan wanita yang lebih sempurna menurut dia. Sedangkan, ekstrim yang lain adalah kelompok wanita yang “masa bodoh dengan urusan kewanitaan, semuanya useless”. Nah, sekarang... di mana posisi kita? Andaikan cuma ada dua pilihan, mana yang lebih menggambarkan posisi kita?

Apakah kita ada di posisi ekstrim pertama atau kedua? Kedua ekstrim itu bisa berakhir dengan perasaan tidak puas dan bahkan menyalahkan Tuhan. Tapi, dengan bentuk fisik yang tidak sesuai keinginan, kemampuan yang tidak sebanding dengan orang lain, atau apapun milik kita yang tidak sesuai kemauan kita, apakah kita bisa menyalahkan Tuhan begitu saja? Apakah kita beranggapan bahwa Sang Pencipta tidak adil sewaktu membentuk kita? Lupakah kita dengan pernyataan-Nya ini:

“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.” (Yesaya 43:3)

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


SINGLE Allah telah menciptakan kita sesuai gambar dan rupa-Nya. Bahkan Dia mau menggantikan nyawa kita dengan nyawa AnakNya yang Tunggal, Yesus Kristus, yang darah-Nya tercurah agar kita diselamatkan dari hukuman kekal. That’s the most important thing to be remembered! We are so precious in His sight!

murid-Nya (Lukas 12:1—12). Bayangkanlah Dia berkata dengan lembut namun tegas,

“Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, “Yahh, mungkin ayat di atas bahkan rambut kepalamu pun berhasil melunakkan hatimu. terhitung semuanya. Karena Tapi aku gimana?? Aku masih itu, jangan takut, karena aja tetep iri sama orang lain! kamu lebih berharga daripada Ayat itu nggak ada efeknya banyak burun pipit.” buatku!” (Lukas 12:6—7)

Ladies, cobalah untuk berpikir begini. Bayangkan kamu sedang berdoa kepada Bapa, meminta agar Dia mengubahkan dirimu menjadi sesuai dengan yang kamu inginkan. Lalu Dia memberimu sebuah mimpi tentang peristiwa di mana Yesus sedang memberikan pengajaran khusus kepada murid-

www.majalahpearl.com

Pada zaman dahulu, duit adalah mata uang Yunani yang sangat kecil. Satu duit sama dengan dua peser, sama seperti jumlah uang yang diberikan oleh janda miskin di Bait Allah (Markus 12:41—44). Harga yang sangat murah untuk membeli lima ekor burung pipit! Kenapa Yesus memberikan perumpamaan


tentang diri kita yang dibandingkan dengan burung pipit? Aku tidak tahu dengan pasti, tapi kalau kita baca dari awal perikop, kita akan menemukan bahwa sebelumnya Yesus sedang berbicara agar kita harus lebih takut kepada Pribadi yang dapat membinasakan tubuh dan jiwa, bukan hanya orang yang bisa membinasakan tubuh saja— entah apakah ini berkaitan dengan perumpamaan burung pipit tadi atau tidak. Di ayat itu, Yesus juga mengatakan bahwa rambut di kepala setiap manusia—termasuk kita—terhitung semua. Adakah manusia yang berhasil menghitung seluruh rambutnya, sama seperti yang Allah lakukan? Kurasa tidak. Buatku, itu menunjukkan bahwa Dia sangat mengenali diri kita. Allah tahu apa yang terjadi dalam tubuh kita, bahkan apa yang sedang dikerjakan setiap organ dalam tubuh kita—yang kita saja tidak mengetahuinya. Masih kurangkah bukti bahwa kita berharga di mata Allah? Oh, ya. Aku lupa memberitahumu satu

fakta penting, sebuah bukti nyata yang telah mengubah dunia dan orang-orang di dalamnya. Bukti itu adalah... kematian Yesus Kristus demi menebus dosa-dosa kita. Dia— yang sempurna dan tidak berdosa— rela disalib demi menyelamatkan kita dari hukuman kekal. Dia tidak hanya mati, tapi juga bangkit untuk menyambut kita yang telah hidup setia di dalam-Nya! Hidup kita lebih berharga dari emas, perak, berlian, bahkan apapun yang orang-orang anggap mempunyai harga yang tidak ternilai di dunia ini. Hidup kita seharga dengan pengurbanan Kristus. Sebuah fakta yang mengingatkan kita bahwa tidak ada alasan untuk hidup sembarangan dan bersungut-sungut. Then... what should we do? Apa yang harus kita lakukan setelah mengetahui fakta di atas? Hanya berterima kasih saja kepada Tuhan kah? Tidak. Kita perlu hidup di dalam firman-Nya juga, termasuk menyingkirkan perasaan iri kepada orang lain!

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


SINGLE

“Berarti salah dong, kalau aku mau jadi seperti si A yang cantik? Yang pintar? Yang selalu menjadi juara?� Selama kita termotivasi untuk selalu menjadi lebih baik (tentunya bukan untuk eksistensi diri kita, tapi untuk memuliakan Tuhan), tidak masalah. Yang jadi masalah adalah saat kita ingin menjadi seperti orang lain, dan selalu tidak puas dengan apa yang telah kita miliki dan kerjakan. Lalu, hidup seperti apa yang harus kita jalani?

www.majalahpearl.com


... tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah caranya perempuanperempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuanperempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah...” (1 Petrus 3:4—5b)

Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia menciptakan kita dengan sempurna. Mungkin kita merasa bahwa masih ada “kesalahan” di sana-sini yang seolah-olah Tuhan biarkan ada di dalam diri kita. Tapi kita perlu bersyukur untuk hal itu. Dalam kelemahan kita, kita pun diajar Tuhan untuk bersandar sepenuhnya kepada Tuhan, bukannya menyalahkan keberadaan kita dan menjadi jealous kepada orang lain. Tuhan menaruh tanggung jawab kepada setiap ciptaan-Nya, dan setiap tanggung jawab itu sesuai dengan kemampuan kita. So, jangan merasa rendah diri, ya :) Yuk, kita sama-sama belajar untuk menjadi saluran berkat lewat kehidupan kita, agar orang-orang dapat semakin diberkati dan agar citra Kristus selalu terpancar dalam hidup kita! :)

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


HEARTTOHEART

Heart Heart written | Yunie Sutanto designed | Widia Teja

Halo Ci Yunie! Kami pengen mengenal cici lebih dalam nih, terutama perihal pasangan hidup. Hehe. Jadi ada beberapa pertanyaan. Boleh ya ci. :D Ceritain dong, perjalanan cinta each of you sebelum ketemu one another.

Kami sama-sama one and only. Very lucky that both of us tidak punya ex alias mantan. Banyak yang tidak seberuntung kami sih. Dulu zaman masih SMP gue udah beriman untuk ini sih. Gue trauma karena banyak dengar kasus rumah tangga yang retak, istri dimadu, kawin cerai, suami punya simpanan dan sebagainya. Gue bertekad kalau ntar menikah tidak mau mengalami kisah-kisah macam itu. Ngeri sih lebih tepatnya. Gue milih hidup ga merit aja daripada udah merit eh tapi ngalamin hal-hal ga enak dalam pernikahan. Pas gue masih sekolah dan masih belum lahir baru, gue suka diajakin ke gereja pas acara sekolah karena sekolah gue tuh sekolah Katolik. Nah, gue pun saat itu berdoa dan taruh

www.majalahpearl.com


lilin doa, gue inget banget tuh, sampe nangis soalnya, padahal masih kecil. Gue bilang sama Tuhan, “Kalau Tuhan kasih jodoh, jangan sampai suami gue itu yang tipe tak setia. Trus maunya betul-betul diarahin dikasih petunjuk jelas ya, Yunie soalnya ga mau coba-coba pacaran trus putus, trus pacaran lagi. Maunya, kalo udah yakin ini jodohku, baru jalanin pacaran ama dia.” Intinya dalam doa itu gue tuh maunya kalau jalin hubungan sama seseorang itu karena yakin he is the one, bukan karena mau trial and error. Maklum, gue tipe melankolis sih, jadi kalo udah punya memori sama seseorang bisa susah hapusnya dari batinku. Umpama udah pernah jalan sama si A, trus putus, trus jalan lagi ma orang lain, wah bisa teringat terus memori dengan si A.

depannya?” Gue bikin aja tuh cowo batal nembak gue. Hahaha. Biarin amat dianggap apa, sok dewasa kah, aneh kah... Gue ga rela aja buang energi dalam hubungan yang ga jelas tujuannya, dan gue jadi ga save the best of myself utk my future hubby.

Gue bersyukur Tuhan jawab doa gue itu. Trus pemikiran gue pun selain itu, gue mau save the best of me buat my future hubby. Lebay kalo bahasa kekiniannya ya? Pernah ada cowo “nembak” gue, gue bilang semua pemikiran gue, dan gue tanya balik ke cowo itu dengan ekspresi wajah serius: “Lu emang uda siap mau merit ama gue? Uda punya plan apa ke

...gue tuh maunya kalau jalin hubungan sama seseorang itu

Suamiku pun demikian, belum pernah “jalan” dan “jalin” hubungan dengan orang lain sebelumnya. Namun kalau ngejar cewe trus nembak sih pernah dan untungnya wanita-wanita itu menolaknya.

karena yakin he

is

the one, bukan

karena mau trial and error...

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


HEARTTOHEART lama kalian 2. Berapa committed in a relationship

Lima tahun. Kita saling kenal itu dua tahun, lalu resmi jalan sebagai “PH� sampai kita merit tuh lima tahun, jadi total pas merit udah kenal tujuh tahun.

3.

Ketemu di gereja tahun 1998. Dulu saya jiwa baru dan ditempatkan di komsel Youth yang dibina oleh suami. Keluarga gue pindah ke tempat tinggal yang baru di sebuah apartemen, gue cari gereja terdekat. Akhirnya nemu satu gereja di ruko bawah apartemen yang kita tinggalin itu. Jadilah ke gereja dan berjemaat disitu. Rupanya suamiku itu Ketua Pemuda di gereja tersebut. Terus ada komsel pemudanya juga, jadi gue join dan mulai dibina, dibaptis, hingga aktif melayani disana. Kenal dua tahun deh kurang lebih, sebelum kita jalin hubungan lebih serius ke arah pernikahan.

sebelum married?

Kapan kalian bertemu? Gimana ceritanya?

www.majalahpearl.com


yang akhirnya 4. Apa bikin Ci Yunie yakin kalo

Doa dan konfirmasi dari Tuhan. Juga konfirmasi dari pembina youth kami waktu itu.

married, 5. Setelah pelajaran atau

Pembelajarannya cukup challenging ya, karena gue ternyata mempunyai banyak pengharapan dan idealisme tentang pernikahan. Trus saat semuanya itu tak tercapai, gue mulai frustrasi dan menuntut suami terus . Gue tuh perfeksionis, merasa udah “bayar harga� pacaran kudus, kini maunya pas merit yang ideal dah. Ceritanya gue nih mau nuai yang the best menurut idealismeku tentang pernikahan. How a marrriage in God is supposed to be like. Gue getol tuh bacain buku tentang pernikahan Kristen, tentang peran suami dan istri dalam pernikahan. Trus gue getol juga nuntut suami untuk menjalani sesuai yang gue mau. Idealnya begini dong... Harusnya gini dong...

he is the one and decide to go further and forever with him?

pengalaman apa yang paling menarik selama menjadi istri dan ibu?

Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? —Galatia 3:3

Kalau inget masa itu, saat ini sih ketawa geli. Pas pacaran terlalu mulus kali ya? Ketemu langsung one and only trus pacaran juga dituntun banget, dijagain banget oleh Tuhan. So I expected too much from my marriage! This was my mistake: memaksakan idealisme ke dalam pernikahanku. Lima tahun pertama, pernikahan penuh argumen dan berantem. Sampai pernah ribut besar mau cerai! Gue inget aja ayat ini pas ngalamin itu: udah memulai dalam Roh, jangan diakhiri dalam daging.

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


HEARTTOHEART Kita sampai konseling pasutri di beberapa tempat. Cukup melelahkan. Intinya kalau gue tarik pelajaran saat ini: gue tuh dulu maunya hidup dalam idealisme gue, bukan hidup dalam kebenaran Firman-Nya yang memerdekakan. Gue merasa kalo suami sewajarnya sama istrinya begini-begitu... Kalo suamiku ga lakoni itu, gue ngamuk. Misalnya, suami gue bukan tipe yang menunjukkan ekspresi kasih di tempat umum, seperti rangkul, gandeng, peluk. Gue merasa dulu tuh pacarannya kudus, dijaga-jaga; kini udah resmi, ingin ngerasain prakteknya donk. Pas suami tidak demikian, gue terganggu tuh dengan hal tersebut. Padahal ekspresi kasih tiap orang beda-beda ya? Ada yang nyaman di tempat umum demikian, ada yang hanya saat berduaan saja demikian. Itulah salah satu pola pikir “bodoh� gue dulu. Masa-masa kebodohan gue itu sudah berlalu. Syukurlah, kini gue bisa nerima suami gue apa adanya dan stop nuntut lagi. Gue tuh dulu punya pikiran salah: Gue merasa ga adil kalo lihat teman yang kumpul kebo, pergaulan bebas, gonta-ganti pasangan, tapi menikmati romantisme semu yang gue rindukan. Sempat juga pas ada teman yang pacarannya ga kudus, hati gue merasa satu level lebih tinggi darinya. Sombong rohani, www.majalahpearl.com

merasa lebih saleh dari mereka itu. Emang betul kata

Amsal 24:9: “Memikirkan kebodohan mendatangkan dosa, dan si pencemooh adalah kekejian bagi manusia.� Keji banget isi hati ini. Walau luarnya sih penampakan seolah saleh ya?

Amsal 21:2 Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati Jaga hati dengan segala kewaspadaan, sebab seringkali tipu muslihat iblis datang lewat pikiran salah yang disodorkan saat kita dalam keadaan tidak jaga hati! Jangan lengah! Kita merasa hidup kita lurus menurut pandangan kita.. tapi Tuhan menguji hati kita ini.


tips buat 6. Adakah pembaca, agar

pernikahan awet, langgeng, dan harmonis?

Pernikahan yang menjadikan kasih Kristus sebagai pusatnya, bukan cinta romantis. Fokusnya bukan mengejar cinta romantis seperti di novel atau film drama, bukan juga punya anak atau keturunan, bukan juga agar punya teman masa tua, bukan juga untuk dinafkahi. Fokus selain kasih Kristus dan mengejar keserupaan Kristus akan sangat rapuh! Sebuah nasehat dari retret pasutri Marriage Enrichment yang pernah gue ikuti: “Saat kita menikah, sesungguhnya kita sedang mengundang seseorang untuk menjadi saksi hidup kita 24 jam sehari, bagaimana kita mengikut Kristus.� Bagaimana kita hidup sebagai murid Kristus akan terlihat jelas, transparan oleh pasangan hidup kita. Semua kelemahan kita, cacat karakter kita, sisi jelek kita akan terlihat jelas oleh pasangan hidup kita! So, saat fokus suami dan istri adalah mengejar keserupaan Kristus, pernikahan yang demikian akan menjadi indah. Bukan pernikahan yang bebas konflik, bukan pula pernikahan yang adem-ayem; tapi justru lewat gesekan antar suami istri, Tuhan menajamkan kita, membentuk karakter kita semakin serupa Dia. Gue pernah baca buku tentang Martin Luther dan istrinya. Dikatakan bahwa Luther sering cekcok dengan istrinya. Berarti ribut dengan pasangan dan berkonflik bukan ukuran gagalnya pernikahan, namun apakah konflik itu #034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


HEARTTOHEART menjadikan kita pribadi yang lebih serupa Kristus atau tidak. Itu ukurannya. Dulu gue malu kalo orang tahu gue lagi ribut sama suami. Namun gue udah ngerti kalau ribut itu bagian dari proses kok, proses ke arah yang lebih baik lagi!

“saat fokus suami dan istri adalah mengejar keserupaan Kristus, pernikahan yang demikian akan menjadi indah.”

7.

As a wife and as a mom, ayat apa yang jadi pegangan buat cici?

Amsal 31:1-31. Semuanya terangkum dalam satu pasal ini. Pasal yang penuh hikmat dan mutiara kebenaran-Nya tentang aspek praktis menjadi ibu dan istri.

8.

Karakter Kristus apa yang paling nyata cici lihat dalam suami cici?

Suamiku itu setia, ulet, tahan uji dan punya iman yang kuat kepada janji Bapa. Gue yakin banget Tuhan ga pernah salah memilihkan jodoh buat gue. Adapun masa saat gue merasa udah salah jodoh dan ingin cerai, itu karena gue hidup pakai “rasa” gue. Rasanya pernikahan ini bukan “gue banget”. Ngotot terus disitu sampe babak belur. Akhirnya gue tahu kalau pernikahan itu yang penting memang bukan “gue banget”, tapi “Kristus banget”.

www.majalahpearl.com


“� Bukan pernikahan yang bebas konflik, bukan pula pernikahan yang adem-ayem; tapi justru lewat gesekan antar suami istri, Tuhan menajamkan kita, membentuk karakter kita semakin serupa Dia.

https://unsplash.com/photos/B5DvTpT59F4 #034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


PARENTING

Bermegah di dalam

Allah writer | Lasma Frida Manullang designer | Widia Teja

https://unsplash.com/photos/u8tZwGAH6w8 www.majalahpearl.com


“Wah, anaknya sudah besar ya! Sudah bisa apa saja?” “Oh iya, bu. Sudah bisa ngomong macem-macem. Diajarin sedikit langsung bisa.” “Tapi jalannya belum lancar ya??” “Baru setahun kok. Nanti juga lancar. Kemaren aja dia bisa ambil minumnya sendiri dari atas meja.” “Iya ya... Soalnya anakku setahun udah bisa lari-lari. Mungkin karena makannya juga banyak ya. Ga aku kasih makan sembarangan sih.” “Dia juga nih makannya habis terus. Kalau udah dikasih makan, mangapnya lebar banget. Aku ga perlu susah-susah kejar.” “Enak ya, Jeung, suaminya romantis.” “Iya, Jeung. Soalnya aku juga tahu diri lah, Jeung. Di luar sana banyak perempuan cantik. Jadi aku dandan secantik mungkin juga. Biar enak diliat suami.” “Suamiku ga romantis, Jeung. Tapi rajin banget bantuin urusan rumah tangga. Kadang malah dia kasih aku libur urusin kerjaan rumah, padahal aku ga bilang apa-apa. Hari gini kan mana ada suami kayak gitu ya, Jeung.” “Oh, kalau suami aku sih udah bayar asisten rumah tangga aja. Katanya biar aku ga cape. Jadi aku tinggal ngawasin aja.” “Aku malah seneng ngerjain kerjaan rumah sama-sama, Jeung. Jadi lebih kompak.”

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


PARENTING Sering dengar obrolan seperti di atas? Mungkin kita sebagai orang yang mendengarkan, alias pihak ketiga, atau malah kita yang menjadi seperti salah satu ibu-ibu tersebut. Saat anak, suami, atau keluarga kita mengalami hal-hal baik, sering kali dengan antusias kita ingin orang-orang tahu. Jika ada seseorang di hadapan kita, mungkin kita akan langsung menceritakan kronologinya dari awal sampai akhir. Bahkan mungkin jika seseorang ikut menceritakan tentang situasi mereka yang hampir mirip, kita tidak terlalu menggubris. Cerita kita adalah yang paling penting. Apakah menceritakan tentang keberhasilan suami atau anak kita adalah hal yang salah?? Tentu saja tidak, tapi motivasi di balik itu yang sering kali membuat cerita kita lebih menjadi batu sandungan dari pada berkat. Bagaimana bisa? Jika kita menjadi pihak ketiga dalam cerita di atas, kita akan mengerti bahwa keberhasilan anak dan suami ibu-ibu di atas diceritakan bukan sebagai ucapan syukur, melainkan ajang saingan. Masing-masing orang menonjolkan dan mengangkat kebanggaan mereka dan menganggap yang lain tidak lebih baik. www.majalahpearl.com

Bukankah sering kita lihat (sebagai pihak ke-3), obrolan di atas berakhir dengan gerutuan di belakang? Orang merasa direndahkan atas apa yang kita ceritakan. Kita sendiri pun bukan menjadi bersyukur, tetapi melihat celah untuk dikeluhkan dari apa yang tidak kita punya. Kenapa bisa begitu? Karena kita menceritakan dengan motivasi untuk memegahkan diri, bukan untuk memuliakan Allah. Kita pikir kehebatan anak-anak dan suami kita adalah berkat kerja keras kita.

Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya? (1 Korintus 4:7)


Apakah ciri-ciri orang memegahkan diri? (Berdasarkan Lukas 18:9-14)

1. Merasa Lebih Baik Dari Orang Lain Sebagai seorang ibu, bukankah sering kita menemukan diri kita merasa cara kita mendidik anak atau memperlakukan suami lebih baik dari orang lain? Kita beranggapan bahwa orang seharusnya mengikuti cara-cara kita yang kita anggap sudah paling benar. Misalnya, anak kita selalu mendapat nilai terbaik di sekolahnya, sangat pintar dan berprestasi. Kita mulai berpikir bahwa apa yang kita lakukan selama ini memang lebih baik dari orang lain, anak-anak kita lebih baik dari orang lain. Sudah sepatutnya ibu-ibu lain mengikuti cara-cara kita.

2. Suka Menghakimi Bukankah penghakiman sering muncul dalam hati kita? Misalnya saat kita melakukan hal yang benar secara ilmu pengetahuan dan medis, kita berkata bahwa ibu lain yang tidak melakukannya malas dan tidak mau bersusah payah. Saat kita melihat anak lain tidak sepintar, sesehat, atau selincah anak kita, kita akan berpikir ibunya tidak merawat dia dengan baik. Saat kita melihat suami orang lain tidak seromantis, sewibawa, dan secemerlang suami kita, berarti istrinya tidak melaksanakan perannya dengan baik. Bahkan tidak ada niat dalam diri kita untuk tahu mengapa orang lain mengalami hal-hal yang terlihat buruk. Apakah kita sering berpikir seperti itu? Jika ya, berarti kita harus mulai berhati-hati dengan sikap meninggikan diri ini.

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


PARENTING

3. Suka Membanding-bandingkan Kadang ketika kita mengucap syukur atas kebaikan yang kita terima, tanpa kita sadari kita sedang membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain. Ucapan syukur kita bukannya menjadi berkat, malah menjadi batu sandungan bagi orang lain. Misalnya, “Terima kasih Tuhan anak-anakku takut akan Tuhan, penurut dan tidak nakal, tidak menyusahkan orang tua seperti anak-anak lain.� “Terima kasih, Tuhan, karena suamiku seorang imam yang baik, bukan suami yang hanya duduk di rumah dan membiarkan istrinya bekerja. Malahan aku dimanja setiap waktu.� Ibu yang memiliki anak yang nakal dan menyusahkan, atau yang suaminya tidak sehebat suami kita, mendengar kata-kata kita; dan bukannya merasakan berkat yang Tuhan berikan pada kita, malahan merasa seolah kutuk ada dalam keluarga mereka. Hal itu menjadi celah untuk mereka untuk tidak bersyukur dan mengeluh atas hidupnya. Hal-hal seperti di atas biasa kita lakukan, tapi tanpa sadar kita sebenarnya sedang memegahkan diri. Kita tidak memuliakan Allah yang memberi berkat atas setiap kebaikan yang kita terima, malahan kita menganggap setiap hal baik yang kita miliki, yang mungkin tidak dimiliki orang lain, adalah hasil dari jerih payah kita. Fokus ucapan syukur kita bukanlah Allah, tetapi diri kita sendiri dan segala kehebatan yang kita banggakan. Saat kita memegahkan diri, saat itulah kita menjadi sulit mengasihi. Mengapa? Karna kasih tidak memegahkan diri. Bagaimana kita bisa mengasihi orang lain sementara pandangan kita berpusat pada kehebatan-kehebatan kita pribadi? Sedangkan Tuhan memerintahkan agar kita bermegah di dalam Allah. Lalu seperti apa bermegah di dalam Allah itu?

www.majalahpearl.com


https://unsplash.com/photos/AmfXXRcW2S8

Beginilah firman TUHAN: �Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.� (Yeremia 9:23-24) Bermegahlah karena kita mengenal Allah yang hidup dan kita bersaksi untuk menunjukkan perbuatan-perbuatan Allah ini. #034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


PARENTING

1. Menunjukkan Kasih Setia Allah Banyak dari kita memberikan kesaksian yang tidak lengkap, padahal hal seperti ini bisa membuat orang lain yang mendengarnya malahan tertuduh dan merasa Tuhan tidak campur tangan dalam perkara mereka. Jangan sembunyikan setiap pergumulan yang kita alami yang membawa kepada setiap keberhasilan yang Tuhan berikan. Sering kali orang lain merasa dikuatkan di saat mereka melihat bahwa masalah-masalah yang mereka alami ternyata dialami juga oleh orang lain. Terlebih lagi bila mereka melihat bagaimana dengan kasih setia Allah orang lain bisa melewati masalah-masalah tersebut.

2. Menunjukkan Keadilan Allah Tidak ada kehidupan yang sempurna. Allah memberikan hal baik dalam hidup kita dan mengizinkan hal yang buruk terjadi dalam hidup kita. Tidak perlu malu untuk mengungkapkan hal ini. Sebagai contoh, seseorang bisa bercerita bahwa Allah mengizinkan dia mengalami kesulitan keuangan, tetapi Allah juga memberikan kesehatan bagi keluarganya. Di saat wabah penyakit di mana-mana, Allah menjaganya dengan kesehatan yang baik dan prima sehingga dia tidak sakit dan tidak perlu pergi berobat yang mungkin akan memakan biayaekstra. Bukankah kesaksian seperti ini membuat kita ikut bersukacita atas hidup mereka dan memuliakan Allah?

www.majalahpearl.com


3. Memberitakan Kebenaran Allah Banyak dari kesaksian kita adalah bukti janji Allah dalam hidup kita yang tertulis dalam Firman-Nya. Dengan bersaksi akan kebenaran Firman yang sedang kita hidupi, orang akan lebih haus dan tertarik lagi akan kebenaran Firman Tuhan. Misalnya, saat seorang ibu memiliki anak yang sulit di atur, ia belajar untuk menaati firman untuk mengasihi anak-anak dan tidak membangkitkan amarah mereka. Ia berkata-kata kepada anaknya dengan penuh kasih. Ternyata dengan bersikap seperti itu si anak berubah lebih penurut dan lebih menghormati orang tuanya. Ini menjadi kesaksian yang baik bagi orang lain.

Penutup Saat kita bersaksi dengan berfokus pada apa yang Allah kerjakan dalam hidup kita, Allah yang penuh kasih memberikan kita motivasi yang benar untuk bersaksi. Kesaksian kita bukan semata-mata untuk menceritakan hal baik yang terjadi dalam hidup kita saja, tetapi juga agar orang lain dapat melihat bahwa Allah benar-benar hidup, agar orang lain juga merasakan pekerjaan tangan Tuhan dalam hidup mereka. Ada belas kasihan yang mendorong kita agar orang lain tidak menyerah dengan setiap masalah mereka. Ada pengharapan di dalam diri kita, agar orang-orang yang mendengarkan kesaksian kita dibangkitkan imannya dan kembali berpengharapan. Mereka tidak lagi berpusat pada kelemahan, tapi pada kuasa Allah yang telah nyata dalam hidup kita dan juga akan nyata dalam hidup mereka. Dengan begitu, kebaikan yang telah kita terima bukan lagi untuk diri kita sendiri, tetapi untuk orang lain juga.

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


WHAT’S HOT

H

ampir bisa dipastikan kalau internet adalah bagian yang tidak terpisahkan dari gaya hidup pembaca Pearl. Iya dong, kan Pearl juga diakses lewat internet :p Redaksi Pearl juga suka lho menggunakan waktu berselancar di dunia maya. Mau tahu apa website favorit kami? Ternyata macem-macem lho, dari yang biblical, entertaining sampai knowledgeable. Check it out!

GLORY EKASARI www.biblehub.com

Website ini sangat membantu buat pendalaman Alkitab, karena komplit plit plit mulai dari Alkitab bahasa Inggris, interlinear (bahasa asli yang dikasih arti dan transliterasi), tafsiran, peta, dan lain-lain. Kalau biasanya kita terima jadi dari website pendalaman Alkitab lainnya, di sini kita ngga terima apa-apa selain tools buat mengolah sendiri teks Alkitab yang kita pelajari. The tools are incredibly helpful if you're knowledgeable aboutt in-depth Bible study.

WELLNEY YARRA answersingenesis.org

Ini website apologetics non-profit yang didiriin Ken Ham. Doi ilmuwan Kristen yang bener-bener mengabdikan hidupnya buat meneliti Alkitab dan kebenaran-kebenarannya. Artikel-artikel apologetik di website ini juga kualitasnya bener-bener bagus dan gak sembarangan. Oke banget nih buat dibaca, dipahami, dan mungkin juga bisa dipakai buat memberkati temen-temen non-Kristen yang keukeuh suka pake sains.

www.majalahpearl.com


ALPHAOMEGA PULCHERIMA RAMBANG www.jawaban.com

https://unsplash.com/photos/e8jk-qruFRs

Banyak artikel yang sangat memberkati dengan berbagai tema di sini, dari soal relationship, keuangan, iman, dan masih banyak lagi. Selain itu, yang paling aku suka, kita dapat menyaksikan artikel maupun video kesaksian yang based on true story.

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


WHAT’S HOT

TABITA DAVINIA prayercast.com Di Prayercast, kita bisa tahu tentang hot issues yang sedang terjadi di berbagai negara di dunia. Nggak cuma itu, setiap negara punya pokok doa yang dapat kita doakan. Kita bisa baca dan download video tentang negara itu. Buatku ini web yang recommended buat nyadarin orang-orang Kristen biar lebih peduli dan mau mendoakan kondisi dunia dan kekristenan saat ini, termasuk berdoa untuk persecuted churches. FYI, aku pertama kali tahu tentang web ini dari temanku yang kuliah di sekolah penginjilan dan terbeban di bidang misi. Dia mengunduh dan memberikan subtitle untuk video-video itu, soalnya video yang ada bener-bener nggak ada subtitle-nya sama sekali hehe :') )

VIRYANI

www.desiringgod.org Aku demen sama www.desiringgod.org karena tampilan website-nya looks so clean and tidy. Terus artikel dibagi per segmen sangat jelas, jadi mudah untuk dicari ketika lagi pengen baca yang sesuai kebutuhan. Selain itu, isi artikel walaupun singkat tetap punya strong value dan tepat kena sasaran.

www.majalahpearl.com


FEBE

www.soundcloud.com/ Website ini isinya lagu-lagu mp3 yang bisa diakses dari mana saja asalkan ada internet. Aku sering dengerin lagu-lagu rohani dari website ini di tempat kerjaku. Hehehe‌ Lagu-lagunya lumayan banyak, ada lagu-lagu rohani dari Indonesia maupun dari luar negeri. Daaannn, yang paling aku suka, di website ini ada feature autoplay-nya, jadi aku ga perlu klik2 lagi kalo lagunya abis :p

SARAH

Focus on the family (http://www.focusonthefamily.com) Aku suka website ini karena banyak berisi pengajaran dengan value alkitabiah yang kuat. Aku belajar banyak hal baru tentang iman, kehidupan, pernikahan dan parenting.

DHIETA

http://www.christiantoday.com/ dan http://www.christianpost.com/ Saya ngga bisa pilih mana yang paling menarik dari kedua website tadi, karena saya memang suka baca dua-duanya. Jadi, dua website tadi adalah koran kristiani. Isinya berita seperti di koran pada umumnya, berita ekonomi, politik, sosial‌ tapi dibahas dalam perspektif dan nilai Kristiani. Buat saya ini menarik banget!^^ Selain menambah pengetahuan, website ini juga mengajar saya untuk tetap punya iman yang relavan dengan situasi di sekitar kita. #034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


How to Get

Connected NEWSLETTER

Yuk, ikutan aktif di majalah Pearl!

1 2 3

Kirim surat pendek berisi saran, kritik, ide atau encouragement (tidak lebih dari 10 kalimat) untuk redaksi Pearl. Suratmu ini nantinya akan dimuat di rubrik “surat pembaca.” Kirim kesaksianmu untuk dimuat di rubrik “kesaksian.” Khusus untuk rubrik kesaksian ini kami memberikan tema khusus yang berbeda di setiap edisi. Have some questions? Kirimkan pertanyaanmu yang akan dijawab oleh beberapa anggota tim redaksi Pearl.

www.majalahpearl.com


Mari saksikan kebaikan Tuhan dalam hidupmu :) Kami mengundang teman-teman untuk mengirimkan kesaksian dengan tema “Love is not rude, not self-seeking, not easily angered, keeps no records of wrongs.� Sejak menerima Tuhan, apakah ada hal-hal baru (karakter, kebiasaan hidup) yang Tuhan tanamkan dalam hidupmu? Apa perubahan terbesar yang kamu alami sejak menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat yang kekal? Layangkan kesaksianmu ke majalahpearl@gmail.com (kesaksian tidak lebih dari satu halaman kertas A4 please.. Thanks!)

WE ARE CALLING OUT & TO JOIN OUR TEAM NOW! Image by Pamela - www.pexel.com

designers writers

Bila teman-teman berminat untuk melayani di majalah Pearl dalam bidang design dan writer (khusus untuk segmen marriage and parenting), silakan email kami di majalahpearl@gmail.com beserta contoh karya-karya kalian! Ayo buruan, ladies! :D

#034 (Jun 2016-Jul 2016) | Love is not Envious, Boastful, Proud


See Your Ads in Majalah Pearl

Kami membuka kesempatan bagi Pembaca yang ingin memasang iklan dalam website majalah Pearl yang memiliki sekitar 3.700 views setiap bulannya; dan majalah Pearl yang juga dibaca oleh teman-teman Indonesia di manca negara, seperti: Singapore, Germany, Australia, America, dan banyak lagi. Ketentuan pemasangan iklan adalah sebagai berikut: Website (width by length): 100 px by 100 px (8 slots available): Rp.300.000,-/slot 204 px by 100 px (4 slots available): Rp.500.000,-/slot 700 px by 400 px (2 slots available): Rp.700.000,-/slot Majalah: 1 page: Rp.300.000,1 spread: Rp.500.000,Iklan akan dimuat di majalah Pearl atau website per 2 bulan, disesuaikan dengan waktu terbit majalah Pearl (tiap awal bulan genap). Bila teman-teman berminat, silahkan mendaftarkan diri beserta iklan product kalian di majalahpearl@gmail.com setiap bulan ganjil (Januari, Maret, Mei, Juli, September, dan November). Iklan-iklan yang terdaftar akan dimuat atau ditayangkan pada bulan genap, sekaligus penerbitan majalah Pearl edisi baru. Dana yang terkumpul akan kami gunakan untuk membantu biaya percetakan majalah Pearl special edition, dan operasional majalah online kami. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi email kami tertera di atas. Yuk buruan, tempat terbatas! :D Image “Flowers Vintage� by Jez Timms



W W W. M A JA L A H P E A R L .C O M


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.