MAJALAH KRONIKA EDISI 27

Page 1

MAJALAH MAHASISWA

KRO N IKA

Kreasi Inovasi Interaksi dan Komunikasi Mahasiswa

Majalah Kronika Edisi 27

MENGAPA MASIH STAIN

?


Majalah KRONIKA Edisi 27

Indeks

Telaah Utama

Telaah Khusus Restorasi

Penilaian dan Status.............................................................................................................................................................................................. 12

Profile

Bagaimanapun Keadaannya, Usaha Tetap Nomor Satu.................................................................................................................................. 33

Pariwisata

Pesona Lampung Di Cukuh Balak...................................................................................................................................................................... 36

2



Majalah KRONIKA Edisi 27

Surat Pembaca

Tingkatkan Keamanan Karena Helm Sering Hilang Mohon keamanan di kampus STAIN Jusi di tingkatkan lagi, terutama dalam perlengkapan berkendara, misalnya helm. Faktanya banyak yang mengaku kehilangan helm bermerk, seperti: KYT, GM, NHK. Itu sangat merugikan, bukan hanya sekali saja, dan bukan satu orang saja yang mengaku kehilangan helm, tapi banyak sebagian teman saya kehilangan, itu yang saya tahu, belum yang tidak saya ketahui. Saya berharap ada tempat penitipan helm atau ada cara efektif agar kejadian seperti ini tidak kembali terulang. “ very dissappointed�. Siti Khasanah, PBI/I (08576675xxxx).

Perbaiki Fasilitas Gedung Mohon fasilitas gedung tarbiyah tolong dibenahi, contohnya di ruang N5, lantainya sudah hancur, bangkunya banyak yang tidak layak pakai, papan tulispun rusak. Mohon jangan hanya memperbaiki gedung luar saja yang semakin megah, tapi juga memperhatikan fasilitas lain yang baik pula. Ida Nur, Esy/III

PBI Dihapus?

Bagi yangingin memberikan kritik dan saran terhadap STAIN, dapat mengirim pesan ke nomor 085783703103 (Pemred) atau redaksikronika@gmail.com

Saya dengar PBI akan dihapuskan, saya harap ada kejelasan akreditasi, dan jangan di hapus, karena kasihan bagi mahasiswa/i yang sudah terlanjur masuk prodi ini kalau akan di hapuskan. Lilik Nur Baidah, PBI/I (08576707xxxx)

Majalah Kronika diterbitkan oleh: Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Kronika STAIN Jurai Siwo Metro Lampung. Sekretariat: Gedung UKM lantai II STAIN Jurai Siwo Metro Lampung, Jln. Ki Hajar Dewantara 15 A Iring Mulyo Metro Timur Kota Metro 34111. Email: Redaksikronika@gmail.com. Website: www.Kronikastain.com. Facebook: LPM Kronika STAIN Metro Lampung. PIN : 51c777e4. Pelindung: Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag | Penasehat: Dr. Mat Jalil, M.Hum | Pembina: Imam Mustofa, M.SI | Staf Ahli: Didik Kusno Aji N., M.SI, Upia Rosmalinda, M.EI, Rosyadi Ahmad, Khabib Agung Wibowo, Elly Agustina, Saiful Ansori. | Dewan Pengawas: Berty Wedya Sari,S.Pd.I, Suniah,S.Pd, Bambang Wahyudi | Pemimpin Umum: Ahmad Surya Atmaja | Pemimpin Redaksi: Puji Astuti | Pemimpin Usaha: Imam Solihin, Anisa Dita Larasati (staf) | Kepala Puslitbang: Kahfi Anwari (Pjs) | Kepala Kesekretariatan: Titin Sutriani, Rizki Anugrah Putri Rahayu (staf)| Redaktur Pelaksana: Aprina Chintya | Redaktur Berita: Wulan Barokah | Redaktur Online: Kahfi Anwari | Fotografer: Wahid Syaifudin | Desain Layouter: Nita Karlina | Artistik: Alfiyatun Muslimah | Web Desain: Wahyu Nurrohman | Reporter: Sugiyati, Ulfa Diyanti F.Z, Zulaikha Fitriyanti, Fitri Utami, Nia Sari Oktapia, Yoga Cahya Saputra, Dian Puji Astuti, Umarotun Fauziah, Ria Purnia Wati, Nurul Hidayah, Kristina, Noni Nurhayati | Magang: Ahmad Ridho Al-Amin, Abdul Aziz S.H, Maria like Pratiwi, Dyah Ayu Istiqomah, Agung Syah Rizal, Ismanah Purwanti, Zuhrotul Jannah, Fatma Inayah, Sintiana Aprilia, Marfuah, Gita Aldila Putri, Fahriyani, Bunga Dwi Puspita Sari, M. Rizky Prananda, Elsa Putri, M. Taufik, Wirosa Gali Rae, Yoga Wiriyanto, Zerli Andrianata, M. Walid Irfan, Ahmad Syahrial F., Nurul Wulandari, M. Hafid Nuddin, Novita Kinti Fajar Wati, Zumrotus Sa'adah, Bayu Azhari, Falah Abdul Rahman, Nanda Setiawan. Ahmad Wahyu Novianto.

4


Majalah KRONIKA Edisi 27

Dari Kamu Bagi yangingin memberikan kritik dan saran terhadap Kronika, dapat mengirim sms ke nomor 085783703103 (Pemred) atau redaksikronika@gmail.com

Tidak Terbit Tepat Waktu Selama ini Kronika Kurang sosialisasi terkait website dan terbitan buletin yang tidak tepat waktu, dan juga lebih ditingkatkan isi media berita (Imam/Syari'ah/Esy:08576821xxx) Kronika: Terimakasih untuk kritiknya. Untuk sosialisasi website selalu kami cantumkan dalam terbitan Kronika. Untuk waktu penerbitan buletin, berdasarkan RAB yang di berikan lembaga, Kronika memiliki amanah menerbitkan dua buletin dalam satu tahun, periode Januari-Juni, dan periode Juli-Desember. Alhamdulillah, untuk tahun ini kedua buletin Kronika telah terbit. Memang sangat kurang efektif dalam penyampaian berita bila satu tahun hanya menerbitkan dua buletin, namun kami terkendala anggaran bila menerbitkan lebih banyak edisi. Kami mohon maaf apaila dalam sirkulasi buletin tidak merata ke seluruh mahasiswa. Berdasarkan RAB kami hanya mencetak empat ratus eksemplar dalam sekali terbit. Harap dimaklumi karena anggaran penerbitan kami tergantung RAB yang diberikan lembaga kepada kami. Terkait peningkatan isi berita, kami selalu berusah memberikan yang terbaik semampu kami. Dalam peliputan kami juga selalu berusaha memenuhi kaidah penulisan berita yang benar, dan kami semua masih dalam proses belajar untuk dapat menghasilkan karya layaknya pers profesional. Semoga kedepannya kami bisa menigkatkan menjadi lebih baik.

Jangan 'Membaguskan' Sebelah Pihak Mohon Kronika ditekankan lagi dalam penyampaian informasi langsung maupun tidak langsung. Pada informasi web harap bisa dilihat oleh semua mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro, jadi mahasiswa bisa tau informasi-informasi mengenai kampus, bukan hanya anggota Kronika saja, misal di sismik, di mading, posting grup fb atau bbm, karena peran pers disini masih kurang. Kemudian pada peliputan berita pada acara kampus anggota Kronika kurang berperan, saat penyampaian berita jangan membaguskan sebelah pihak (Aisyah/Syari'ah:08578378xxx) Kronika: Terimakasih Aisyah untuk masukannya. Semua informasi yang kami posting di website Kronika (kronikastain.com) dapat di akses oleh siapapun, bahkan bukan hanya mahasiswa STAIN, setiap orang dimanapun dan kapanpun dapat mengakses website kami asal terkoneksi dengan jaringan internet. Sejak awal launching, website kami terbuka bagi siapapun, dan kami sangat senang bila Aisyah atau pembaca Kronika sering mengunjungi website kami. Bila Aisyah tidak dapat mengakses website kami mungkin terdapat masalah dalam

KRONIKA Kurang Sosialisasi Menurut saya Kronika masih kurang sosialisasi tentang kegiatan-kegiatan Kronika dan kurangnya sosialisasi tentang website Kronika serta informasi terkait pembuatan cerpen dan puisi bagi mahasiswa bukan anggota Kronika (Triyo Pambudi/ Syariah/ESY/3:08536614xxx) Kronika: Terimakasih atas kritik dan sarannya. Mengenai sosialisasi kegiatan, Kronika memiliki dua jenis kegiatan, yaitu penerbitan dan non penerbitan. Untuk penerbitan sepenuhnya digarap oleh anggota Kronika, sedangkan non penerbitan berupa pelatihan jurnalistik dan keorganisasian yang sebagian besar memang dikhususkan bagi anggota Kronika. Untuk kegiatan yang bersifat umum seperti perlombaan (Kronika Award) kami sosialisasikan melalui pamflet di mading-mading kampus dan media sosial. Terkait sosialisasi website Kronika (kronikastain.com), kami mulai sejak launching pada tahun 2014. Dalam setiap terbitan Kronika kami juga selalu mencantumkan alamat website dan setiap berita terbaru yang dimuat dalam website selalu kami share ke media sosial. Untuk informasi pembuatan cerita dan puisi, dapat dikirimkan ke email r e d a k s i K r o n i k a d e n g a n a l a m a t redaksikronika@gmail.com. Untuk informasi tentang Kronika, silahkan kunjungi website kami kronikastain.com, like fans page kami LPM Kronika STAIN Metro Lampung, atau invite akun BBM kronika 51c777e4. Bila selama ini sosialisasi kami dirasa kurang, kedepannya kami akan meningkatkan kembali, terimakasih banyak atas masukannya.

jaringan internet atau internet browser yang Aisyah pakai. Kami juga membagikan informasi di facebook melalui akun fanspage kami LPM Kronika STAIN Metro Lampung, fanspage ini dapat diakses oleh semua orang yang memiliki akun facebook. Jika aisyah memiliki akun facebook dapat like fanspage kami untuk dapat mengakses informasi yang kami bagikan. Selain itu, dapat invite akun BBM kami 51c777e4. Alamat email, web, fanspage, dan BBM selalu kami cantumkan dalam setiap terbitan Kronika. Silahkan cek terbitan Kronika mulai tahun 2014, disana selalu kami cantumkan alamat website dan sosial media Kronika. Untuk membagikan informasi di sismik, kami tidak dapat melalukan hal tersebut. Sismik sepenuhnya dikelola oleh lembaga, dan informasinya terkait kegiatan akademik STAIN Metro. Sismik dan pers kampus memiliki peran berbeda dalam penyampaian informasi. Kami yakin Aisyah dapat memahami terkait hal ini. Terkait peliputan berita, Kronika selalu berusaha objektif dan independen. Dalam penulisan beritapun kami juga selalu berusaha untuk cover both side. Kami hanya menyampaikan fakta dari narasumber yang berkaitan. Tidak ada pihak yang kami “baguskan�, bila bagus maka kami sampaikan bagus, bila buruk maka kami sampaikan buruk.

5




Majalah KRONIKA Edisi 27

Telaah Utama

8


Majalah KRONIKA Edisi 27

Telaah Utama

9





Majalah KRONIKA Edisi 27

Opini

A l i h S t a t u s S TA I N Menjadi IAIN, Siapkah? Oleh: Nur Khusaini (Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah/III)

13



Majalah KRONIKA Edisi 27

Opini

IAIN Harapan Transformasi Keilmuan Oleh : Didik Kusno Aji (Staf pengajar Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam)

15




Majalah KRONIKA Edisi 27

Kreatifitas

Akhir Sebuah Penantian Oleh Rida Oktavianingrum Keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Siapakah yang tidak mendambakan keluarga yang seperti ini? Rumah tangga yang penuh rahmah (kasih sayang) antara suami dan istri, penuh kelembutan dan saling pengertian. Penuh cinta (mawaddah), memiliki hubungan batin yang kuat. Dan sakinah, rumah tangga yang damai dan tenang, menyatu dalam sebuah rumah tangga yang penuh dengan berkah. Sejujurnya aku mau dinikahinya karena dorongan untuk berbakti kepada kedua orang tuaku. Tepat lima tahun yang lalu aku sah menjadi istrinya. Selama berjalannya waktu, perasaan cinta dan kasih sayang itu muncul. Alhamdulillah, pernikahan kami berjalan lancar. Biduk rumah tangga yang kami bangun tidak mengalami masalah. Sakinah, Mawaddah, Warahmah ku rasakan. Kami tidak mempermasalahkan banyak hal, apalagi masalah finansial. Sebagai seorang istri, aku berusaha memahami keadaan suamiku yang bukan berasal dari golongan atas. Kami mulai mengayuh bahtera rumah tangga ini. Unsur kasih sayang, syukur kepada Allah, aku dikaruniai suami yang penuh kasih dan penyayang. Cinta, kami saling mencintai. Dan berkahnya kami dikaruniai momongan yang lucu. Tapi satu tahun setelah menikah, separuh unsur sakinah tidak kami rasakan yaitu tinggal bersama. Kami harus tinggal terpisah, aku bersama orangtua sedangkan suamiku harus tinggal jauh dari kami untuk bekerja. Disaat Allah memberikan pekerjaan pada suamiku, kami harus tinggal terpisah. Sabtu dan minggu menjadi momen spesial karena saat itulah suamiku pulang. Dua hari jelas tidak cukup. Tapi kami harus bersabar karena insyaallah suatu saat kami akan

18

berkumpul kembali. Hidup berjauhan seperti ini harus kami lalui kurang lebih selama 3 tahun. Itu bukan waktu yang sebentar. Setiap hari yang berlalu selalu terselimuti kabut rindu. Banyak momen yang aku dan anakku lewati tanpa kehadiran ayahnya. Alhamdulillah, satu tahun yang lalu, suami dipindah ke tempat tugas yang lebih dekat. Kami pun bisa berkumpul kembali, setiap hari, setiap waktu. Rasa syukur kami panjatkan atas nikmat yang telah Allah berikan kepada keluarga kecil kami. Kami mulai merencanakan masa depan, mengumpulkan sedikit demi sedikit hasil kerja kami agar bisa digunakan untuk membangun rumah. Setiap orang pasti mendamba punya rumah sendiri. dan ini bukanlah hal yang mudah. Yah, kecuali bagi yang diberi rizki lebih oleh Allah. Sholat malam kami tingkatkan lagi, memohon petunjuk dan jalan terbaik untuk kelangsungan hidup kami. Kepada siapa lagi hendak meminta jika bukan kepada Dzat yang Mahakaya? Kepada siapa lagi hendak mengantungkan harapan jika bukan pada Sang Pemberi Detak Jantung? Setiap ada waktu luang kami sempatkan untuk mencari rumah yang nantinya akan dijadikan tempat tinggal kami. Berkeliling dari desa sekitar kami sampai desa sebelah, bahkan dari perumahan ke perumahan hanya untuk melihat-lihat barangkali kami tertarik untuk membeli salah satu dari perumahan tersebut. Meskipun kami sudah berkeliling kesana kemari ternyata belum ada yang cocok. Tempattempat yang kami kunjungi tidak cocok karena kami memang berharap mendapat tanah yang dekat dengan orangtua kami. Tarnyata Allah Maha Tahu apa yang

diinginkan hamba-Nya. Tidak lama kemudian, kami mendapatkan tanah yang kami inginkan. Kami cepat-cepat mengurus dan membangun rumah. Alhamdulillah kami dapat menempati rumah yang kami bangun dengan jerih payah kami selama bekerja. Kami sangat bersyukur dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Kami punya waktu cukup untuk berkumpul bersama keluarga. Subhanallah, indah-Nya karunia-Mu. Setelah sekian lama kami menunggu, betapa bahagianya kami saat kami akhirnya bertemu. Ketika libur, kami luangkan waktu untuk berlibur di rumah nenek. Kini puteri kami sudah berumur 4 tahun. Meski bekerja, aku tidak pernah lalai untuk mengasuhnya dengan tangaku sendiri. Namun untuk liburan kali ini, aku harus Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) selama beberapa hari di luar kota dan ia harus kutinggal. Liburan yang seharusnya dijadwalkan ke rumah nenek harus ditunda. Beberapa hari yang terasa begitu lama, akhirnya selesai juga dan tibalah saatnya penutupan. Setelah melaksanakan sholat dzuhur, kurebahkan diri untuk melepas lelah, tiba-tiba handphone ku berbunyi dan langsung kuangkat. “Assalaamu,alaikum.” Suara kakakku terdengar sedih. Apa yang terjadi? “Wa'alaikumussalaam, ada apa Mbak?” “Kamu yang sabar ya...?” “Memangnya ada apa ?!” panik. “Suamimu kecelakaan...” “Trus sekarang di rumah sakit mana? Gimana keadaannya?” “Sekarang di RSUD, tapi...dia sudah meninggal...” “Innalillahi wa'innailaihi


Majalah KRONIKA Edisi 27

Kreatifias roji'un� Ya Allah... Seketika itu juga tubuhku lemas tak bertenaga, bumi seakan runtuh. Hanya air mata yang mengalir di pipiku, penantian yang selama satu minggu agar bisa berkumpul kembali dengan suami dan puteriku pupus sudah. Terlebih lagi, pertemuan kami setelah sekian lama terpisah jarak selama sekian tahun harus berakhir kini. Setelah sekian lama rela berpisah, kemudian

bersatu dan sepertinya, kami baru saja mendapatkan kesempurnaan dalam berumah tangga, kini harus terpisah untuk selamanya. Cobaan ini terasa begitu berat, dengan seorang puteri yang masih kecil, yang masih sangat membutuhkan figur seorang ayah, tapi takdir berkata lain. Semua itu harus kuterima dan kujalani, Allah memberikan cobaan sesuai dengan kamampuan kita.

Saat ini kucoba mendidik si kecil agar menjadi anak yang sholehah, berusaha untuk memberikan pendidikan dan kehidupan yang layak. Aku berusaha untuk menjadi seorang ibu sekaligus ayah untuk puteriku. Semoga Allah memberikan kesabaran, ketabahan dan kekuatan serta jalan terbaik agar kami bisa menjalani hidup ini dengan tawakal dan terus bersyukur kepadanya.

Puisi Al’quran Sebagai Kitab Suci

Oleh: Madha

Oleh : Wunang Wijayanti

19


Majalah KRONIKA Edisi 27

Resensi

Idola Dimata Suami, Tauladan Dalam Keluarga

& Baik Saat Bertetangga Judul Buku Penulis Penerbit Tahun Terbit Size Tebal Peresensi

: Bidadari : Maria Hidayah : Abata Press, Jogja :2014(cetakkan pertama) : 14 x 21 CM : 139 hal : Ria Purniawati

Menjadi bidadari dunia akhirat merupakan idaman setiap wanita. Tentunya untuk menjadi bidadari tidak bisa langsung instan. Perlu adanya usaha untuk mencapainya. Buku karangan Maria Hidayah ini membahas secara rinci bagaimana cara agar seorang wanita bisa menjadi bidadari dunia ataupun akhirat. Buku yang merupakan bentuk dari rasa cinta pengarang kepada seluruh muslimah di Indonesia ini bukanlah buku yang ditulis bedasarkan pendapat penulis, tapi memuat juga sumber dari Al-Quran dan Hadis sebagai dasarnya. Sesungguhnya hidup adalah proses terus-menerus untuk memperbaiki diri. Begitu juga seorang muslimah harus senantiasa memperbaiki diri setiap harinya. Mulai dari tingkah laku, perkataan, dan interaksi terhadap orang lain harus sesuai dengan yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. Jika tidak sesuai dengan

20

yang sudah diperintahkan, maka seorang muslimah tersebut belum bisa disebut dengan seorang bidadari. Tahukah anda? Bahwa menjadi bidadari di dunia itu lebih diutamakan daripada bidadari yang ada di surga nantinya. Terdapat enam bab yang membahas keseharian seorang bidadari bagi suami, keluarga, dan masyarakat. Mulai dari bagaimana menjadi wanita idaman pria, keutamaan bidadari dunia daripada bidadari surga, bagaman sikap terhadap seorang ibu. Kemudian dilanjut dengan bagaimana seorang muslimah mengurus rumahnya karena sebagaimana pepatah bijak mengatakan bahwa “rumahmu adalah surgamu�, sikap seorang muslimah terhadap tetangganya dan yang terakhir bagaimana cara soerang muslimah mengatur waktunya untuk tetap bersosialisasi meski memiliki kesibukan. Bahasa yang santai dengan mengambil banyak fenomena sehari-hari menjadikan buku ini mudah dipahami. Sesekali diselipkan ayat Al-Quran dan hadist didalamnya untuk memperkuat bagian yang sedang dibahas. Banyaknya sumber yang terdapat didalamnya menyebabkan bahasa tulisannya monoton. Selain itu, setelah dipaparkan hadist tidak ada penjelasan lebih rinci lagi terkait hadis tersebut. Seperti yang terdapat dihalaman 24 yang menjelaskan mengenai sifat yang harusnya ada pada seorang wanita , disana hanya dipaparkan hadist tanpa penjelasan lagi dari penulisnya. Kehadiran buku ini merupakan inspirasi bagi seluruh muslimah yang ingin berbenah diri agar mendapatkan gelar bidadari dunia terkhusus menjadi bidadari bagi suami, keluarga dan masyarakat.[]


Majalah KRONIKA Edisi 27

Resensi

Hakikat Cinta Seorang Ayah

Judul Buku Penulis Tahun terbit Penerbit Ukuran Peresensi

: Ayah : Andrea Hirata : Mei 2015 : Bentang : xx + 412 hlm, 20,5 cm : Wulan Barokah

Masa remaja memang masa yang indah. Masa dimana seseorang pertama kali merasakan ketertarikan kepada lawan jenisnya. Begitu pula Sabari. Sabari yang diceritakan dalam novel berjudul “Ayah” karangan Andrea Hirata ini merupakan sosok pemuda yang sangat menghargai apa itu yang dinamakan cinta. Sebelum ia mengenal cinta, ia menganggap bahwa cinta itu merupakan perbuatan buruk yang dilindungi hukum. Cerita-cerita cinta yang kerap kali dua sahabatnya ( U k u n d a n To h a r u n ) c e r i t a k a n , membuatnya semakin yakin bahwa cinta adalah suatu hal yang buruk. Bagaimana tidak, seorang Ukun mencintai lebih dari sepuluh gadis. Namun, cintanya tak lebih hanya suka memandang saja. Hanya satu gadis yang membuat Sabari merasakan rasanya cinta. Marlena, ia adalah gadis yang sangat dicintainya. Hingga akhir hayat Sabari, Marlena masih

menjadi ratu dalam hatinya. Tapi sungguh disayangkan, cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Dikirimnya puisi-puisi cinta untuk Marlena, dilakukannya semua yang disukai Marlena. Demi Marlena ia mampu menjadi atlet marathon terbaik, demi Marlena, ia menjadi karyawan terbaik di tempat ia bekerja. Demi Marlena, ia menjadi ayah yang terbaik bagi Zorro, anaknya. Hanya dengan Marlena Sabari pernah menikah. Pensil yang Ia dapat ketika pertama kali bertemu dengan pujaan hatinya masih tetap digenggamnya ketika Ia merasakan rindu terhadap Marlena. Ditemani abu meong, kucing peliharaanya setiap malam memandangi sinar rembulan lewat berandanya. “Purnama Kedua Belas” julukan bagi Marlena yang berparas cantik dengan mata yang begitu indah, teduh tetapi berkilau, bak purnama kedua belas. Salah satu bait puisi yang paling berkesan yang pernah ia tulis kemudian ia bacakan ketika selesai menempuh pendidikan SMA nya yaitu “Biarkan aku mati dalam keharuman cintamu”. Bait itu pun diukir di pusara Sabari. Novel ini tak hanya menceritakan perjalanan cinta antara Sabari dan Marlena. Buku ini menceritakan antara tiga orang sahabat yang keberadaan mereka saling melengkapi satu sama lain. Kisah sahabat yang rela merantau menjelajahi pulau Sumatra demi sahabatnya yang sedang rindu dengan kekasih juga anaknya. Kisah tentang sahabat yang saling memberi semangat satu sama lain. Selain itu, buku ini juga menceritakan beberapa daerah yang ada di pulau Sumatra. Keindahan masjid Baiturrahman, Aceh. Kemudian pantai

Parai di pulau Bangka dan pantai Tanjong Tinggi di pulau Belitong. Dalam perjalannannya, kedua sahabatnya bertemu dengan Jon Pijareli dan Manikam yang juga pernah menjadi suami Marlena. Selain itu, Novel ini juga mengkisahkan cinta seorang ayah kepada anaknya. Setelah kehilangan anaknya, Zorro. Sabari seperti orang gila yang lebih gila dari orang yang gila. Kehilangan semangat hidup yang dulu menggebugebu. Badan tak terurus persis gelandangan. Namun, setelah mendapat kabar dari kedua sahabatnya kalau anakanya akan segera pulang, Ia menjadi waras kembali melebihi orang yang waras. Ia persiapkan semuanya untuk m e n ya m b u t a n a k n ya . D i i k u t i n ya perlombaan marathon karena ingin mempersembahkan kemenangan untuk anaknya. Usaha dengan keras demi mendapatkan juara, namun apa daya ketika itu bukanlah takdir Sabari. Meski tak mendapat juara ia tetap berusaha menyelesaikan lomba. Jika ada orang yang tak menjadi juara, tetapi lebih terkenal daripada sang juara, orang itu adalah Sabari. Demi anaknya Ia menjadi seperti itu. Buku Best Seller yang terbit pada bulan Mei 2015 ini bagus menjadi bacaan, hiburan dan inspirasi bagi yang sedang dilanda perasaan cinta. Namun, dalam penulisannya buku ini banyak sekali menggunakan pendeskripsian yang terlalu panjang sehingga butuh pemahaman yang lebih mendalam agar mudah dimengerti maksud dari ceritanya. Serta alur cerita flash back menjadikan buku ini sulit dimengerti jika tidak dihayati betul ceritanya.

21


Majalah KRONIKA Edisi 27

Karikatur

Tenang....

Kan ada masjid, kantin juga ada, gedung UKM juga boleh

22

Apa iya? sudah mau jadi IAIN kok masih sering kekurangan kelas untuk belajar? kampus 2 juga belum bisa di pakai.

Katanya sebentarlagi STAIN mau alih setatus jadi IAIN lho....


Majalah KRONIKA Edisi 27

Kro’n’Ika

23


Majalah KRONIKA Edisi 27

Gallery Foto

Enam Jahanam Foto : Puji Dibidik: 28 November 2015 Lokasi : Kampus STAIN Metro

Menembus Hujan Foto : Wahid Dibidik : 21 November 2015 Tempat : Kampus STAIN Metro

24


Majalah KRONIKA Edisi 27

Gallery Foto

Pengecatan Gedung Foto : Surya Dibidik : 3 Oktober 2015 Lokasi : Kampus STAIN Metro

Happy Anniversary Foto : Imam Dibidik : 20 Juni 2015 Lokasi : Kampus STAIN Metro

25


Majalah KRONIKA Edisi 27

Polling

POLLING KELAYAKAN ALIH STATUS STAIN MENJADI IAIN 1. Menurut anda, apakah STAIN Metro sudah layak untuk beralih nama menjadi IAIN? Ragu-ragu 6% Belum 16% Ya 78%

2. Dari persyaratan-persyaratan alih status dibawah ini, manakah yang sudah terpenuhi?

Tidak tahu 16%

Program studi (minimal 12) 22%

Jumlah mahasiswa 49%

Dosen berpangkat lector atau guru besar (10%) 6%

Akreditasi Program Studi (minimal 10 %) 7%

3. Apa permasalahan utama yang harus dibenahi di STAIN Metro?

Peralihan status STAIN menjadi IAIN yang sudah direncanakan sejak 2008 memperoleh respon berbeda dari mahasiswa. Ada yang menganggap STAIN sudah layak menjadi IAIN namun ada juga yang menganggap belum layak. Polling ini berusaha menyajikan pendapat mahasiswa tentang kesiapan alih status STAIN menjadi IAIN. Metode Polling: Populasi dari penelitian ini melibatkan seluruh mahasiswa STAIN Jurai Siwo yang tercatat aktif, yaitu 3933 mahasiswa dari semua prodi. Sementara itu, sampel diambil secara acak melibatkan 351 mahasiswa melalui tabel Krejcie dan Morgan dengan mempertimbangkan proporsional di tiap prodi. Penyebaran kuisioner dilakukan mulai tanggal 1-28 November 2015 dengan tingkat kepercayaan 95% dan sampling error 5%

Birokrasi yang berbelit-belit 22% Lainnya 2% Mahalnya biaya kuliah 2% Korupsi dan suap 4% Tidah tahu 2%

26

Fasilitas yang belum memadai 68%


Majalah KRONIKA Edisi 27

Kampus Kita

MENPAN Tinjau Kelayakan STAIN Alih Status

Foto: Wahyu Kunjugan kerja: Sabtu (5/12), Yuddy Chrisnandi (tiga dari kiri) berbincang dengan Enizar, Ketua STAIN (dua dari kiri), saat meninjau langsung kondisi fisik STAIN Jurai Siwo Metro.

Laporan: Umaroh, Ulfa, Puji Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN RB) Yuddy Chrisnandi tinjau kelayakan alih status STAIN Jurai Siwo Metro menjadi IAIN (5/12). Kunjungan kerja ini diharapkan dapat menjadi angin segar bagi STAIN untuk dapat segera alih status. Setibanya di kampus STAIN, Yuddy disambut para civitas akademik STAIN dan langsung berkeliling meninjau kondisi fisik kampus STAIN. “Saya datang kesini untuk meninjau dan melakukan uji fisik kualitas dan kelayakan STAIN menjadi IAIN dengan memperhatikan kualitas dan kuantitasnya apakah sudah sesuai dengan jajaran Perguruan Tinggi lainnya di seluruh Indonesia atau belum” ujar Yuddy Setelah meninjau keadaan fisik, Yuddy menjadi pembicara dalam kuliah umum yang bertema Penguatan Sumber Daya

Manusia Dan Kelembagaan Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015. Dalam kuliah umum ini hadir perwakilan dari beberapa STAIN di Indonesia yang juga masih berjuang untuk alih status, yaitu STAIN Ponorogo, STAIN Pekalongan, STAIN Kerinci, dan STAIN Meulaboh. Ketua STAIN Metro Enizar berharap, kedatangan Yuddy dapat membawa kabar baik. “Dengan kunjungan kerja dari bapak menteri ini dapat membantu, mempercepat serta mencapai apa yang kita inginkan selama bertahun-tahun yakni beralihnya status STAIN menjadi IAIN” ujarn enizar dalam sambutannya. Menanggapi alih status ini, Yuddy mengatakan akan membantu STAIN untuk meningkatkan status STAIN menjadi IAIN. “Sebagai pengganti presiden, dengan seizin presiden, akan kami bantu untuk meningkatkan status dari STAIN menjadi IAIN. Mudah

mudahan ini bisa dilakukan dengan secepat-cepatnya,” ujar Yuddy. Yuddy menambahkan akan mengecek proses pengajuan alih status STAIN di Kemenag. “Sementara ini sudah ada di Kementrian Agama, sudah diajukan ke MENPAN , peninjauan langsung sarana dan prasarana dan audiensi langsung dengan jajaran civitas akademika STAIN ini untuk melakukan verifikasi langsung terhadap syarat-stayat yang sudah dipenuhi, akan kita proses selekasnya.” Tutur Yuddy. Ia berpesan untuk meningkatkan kualitas dari berbagai macam sisi. “Selamat melanjutkan pengabdian di institusi akademik ini, pesan saya tingkatkan kualitas perguruan tinggi ini dari berbagai macam sisi, jaga nama baik almamater, tingkatkan pengabdian bagi msyarakat, jadi berguna bagi bangsa” ujar Yuddy diakhir kuliah umum.

27


Majalah KRONIKA Edisi 27

Kampus Kita

Tumbuhkan Semangat Meneliti, P3M Hadirkan Pemateri Dari LIPI Oleh : Puji, Ria. Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Jurai Siwo Metro Mengadakan Pelatihan Penelitian Dosen di ruang rapat rektorat. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari (5-7/11) ini diikuti oleh 30 dosen. “Para dosen mengisi blangko kesediaan pelatihan, kemudian kita seleksi sebanyk 30 orang, sesuai anggaran” ujar Kepala P3M STAIN, Zuhairi. Dengan mengangkat tema Pendekatan Penelitian Konflik Berbasis Sosiologis dan Antropologis, kegiatan ini menghadirkan pemateri yang ahli dibidangnya, Dr. M. Alie Humedi, M.Ag, M. Hum dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dalam materinya, Alie juga berbagi pengalamannya selama melakukan penelitian konflik di berbagai daerah seperti Sampang, Madura dan konflik di Lampung. Selain menghadirkan pemateri dari LIPI, kegiatan ini juga menghadirkan pemateri dari IAIN Raden Intan Lampung dan Universitas Gajah Mada (UGM). Kegiatan yang bertujuan untuk membekali dosen STAIN ini dalah kegiatan rutin tahunan yang

Foto Ria

Foto: Puji

Pelatihan Penelitian: Alie Humedi menyampaikan materi kepada dosen STAIN yang mengikuti peatihan Penelitian. diselenggarakan oleh P3M. Zuhairi Berharap, setelah diadakan acara ini, para dosen dapat termotivasi untuk meneliti. “Dosen wajib melakukan penelitan,

semoga setelah ini dosen menjadi termotivasi untuk melakukan penelitian” ujarnya.

Peringati Hari Jadi Dengan Penyuluhan HIV Oleh: Ulfa, Sugi

Dalam rangka hari jadi Ke IV Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSRPMI) unit STAIN Jurai Siwo Metro, mengadakan Seminar dan Penyuluhan Remaja Sebaya HIV/AIDS. Acara ini diselenggarakan di GSG STAIN Jurai Siwo Metro dengan menghadirkan dr. Ade sebagai pemateri penyuluhan, Selasa (17/11). Acara yang juga bertepatan dengan 70 tahun Palang Merah Indonesia (PMI) ini dihadiri oleh lebih dari 50 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar SMA. Acara yang mengusung tema “Dengan Semangat 70 Tahun PMI Serta 4 Tahun KSR-PMI Unit STAIN Jurai

28

Siwo Metro Kita Wujudkan Pemuda Indonesia Yang Sehat, Berkreatifitas dan Bebas Dari HIV/AIDS” ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia khususnya para remaja kota Metro akan bahayanya virus HIV/AIDS ini. Ketua Pelaksana, Ronal mengatakan “Saya berharap dengan adanya seminar dan penyuluhan tentang HIV/AIDS ini dapat memberikan pengertian, pemahaman, serta kesadaran bagi para remaja akan bahayanya virus ini jika sampai menggerogoti tubuh” ujarnya. Ronal menambahkan, bahwa dalam kesempatan ini KSR-PMI tak hanya menyajikan seminar dan penyuluhan

namun juga donor darah dan pemeriksanaan HIV/AIDS. Ronal berharap dengan adanya seminar ini semoga masyarakat khususnya para remaja bisa mengerti dan bisa mengaplikasikan dalam kehidupannya. “Sampai sekarang sebenarnya masyarakat sudah banyak yang mengerti dan paham akan bahaya HIV/AIDS, namun kebanyakan masih belum bisa mengaplikasikan dalam kehidupannya, semoga dengan seminar dan penyuluhan ini dapat mengingatkan dan menyadarkan kembali akan bahaya dari virus HIV/AIDS,” tambahnya.


Majalah KRONIKA Edisi 27

Kampus Kita

Parkir Sembarangan Masih Jadi Tradisi Oleh: Rizky, Wirosa

STAIN, KRONIKA; Semakin padat mahasiswa yang ada di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro, semakin padat pula kendaraan yang ada di kampus ini. Apalagi dengan parkir yang tak beraturan mengakibatkan padatnya kendaraan yang memenuhi halaman depan gedung N dan M. padahal, lahan parkir sudah disediakan di area belakang gedung M dan N, belakang gedung I, dan belakang Rektorat. Selain itu, ada juga tempat parkir utama yang berada di depan gedung N. Namun kebanyakan mahasiswa yang lebih suka memiih parkir di halaman depan gedung N. Sukadi, Salah satu satpam STAIN Jurai Siwo Metro berulang kali mengaskan kepada para mahasiswa untuk memarkirkan kendaraannya di tempat parkir yang sudah disediakan. “Saya sudah sering sekali untuk mengingatkan mahasiswa untuk p a r k i r d i t e m p a t ya n g s u d a h disediakan, mulai dari cara halus hingga harus berteriak-teriakpun sudah dicoba, tetapi mahasiswa itu memang susah dibilangin,” ujar Sukadi. Sukadi juga menambahkan bahwa akibat dari parkir yang sembarangan

Foto Nia Parkir Penuh : Motor mahasiswa yang diparkir di samping gedung E memenuhi badan jalan

sehingga terlihat berdesakan ini nantinya antara motor satu dengan yang lainnya akan saling bergesekan dan akhirnya terjadi kerusakan. “Kalau ada kerusakan saya tidak mau tanggung jawab, karena mahasiswa sudah diingatkan untuk parkir teratur,” tambahnya. Menurut Fairus, mahasiswa STAIN bahwa mahsiswa yang parkir sembarangan harus dibei sanksi agar

parkir teratur dapat dipatuhi. Namun, bagi Sukadi sanksi itu tidak perlu diberikan, karena sudah mahasiswa sewajarnya ada kesadaran dalam diri masing-masin untuk mentaati peraturan agar dampak dari peraturan itu akan membarikan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh warga kampus.[]

Eratkan Persaudaraan Bidikmisi Melalui Ta'aruf Oleh: Puji Ikatan Keluarga Besar Mahasiswa Bidikmisi (Ikabim) STAIN Jurai Siwo Metro mengadakan Forum Ta'aruf Mahasiswa Bidikmisi (Fortamadiksi) pada Minggu (22/11). Dengan mengusung tema wujudkan generasi emas dengan ukhuwah, prestasi dan

akhlak mulia, cara tahunan Ikabim ini bertujuan untuk saling mengenal antar sesama anggota Ikabim dan mengenalkan Ikabim sebagai wadah untuk mahasiswa bidikmisi STAIN Metro. Mukhtarullah Hidayat, selaku ketua pelaksana acara ini berharap kedepannya mahasiswa

bidikmisi bisa saling suport dan peduli dengan Ikabim. “Ini adalah wadah untuk mahasiswa bidikmisi, untuk saling berkomunikasi dan saling suport agar tidak ada miss komunikasi”. ujarnya.

29



Majalah KRONIKA Edisi 27

Kampus Kita

Harlah UKM IMPOR ke-11

Penyerahan potongan nasi tumpeng oleh Pjs Ketua IMPOR Apryan Mulza kepada Pembina IMPOR Saiful Efendi.

Alih-Alih Berbenah, Mahasiswa Kena Musibah Oleh: Bunga, Sintia Perpustakaan STAIN Jurai Siwo Metro melakukan perbaikan dengan pembedahan perpustakaan. Buku referensi dan skripsi yang semula berada di lantai dua dipindah ke lantai tiga pada Senin (30/11). Sebelumnya, Lantai tiga perpustakaan digunakan sebagai lokal kelas oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), dan Pendidikan Agama Islam (PAI). Pemakaian ini dikarenakan jumlah lokal kelas yang ada di STAIN belum sebanding dengan jumlah mahasiswa STAIN. Dipakainya lantai tiga sebagai ruang kelas berdampak pada optimalisasi perpustakaan. Menurut salah satu pegawai perpustakaan, Diyaul Haq, sebenarnya perpustakaan STAIN memiliki 12.500 buku baru, namun karena lantai tiga digunakan sebagai ruang kelas maka buku-buku tersebut hanya sekedar disimpan. “Mahasiswa STAIN Jurai Siwo sangat banyak, sedangkan penggunaan gedung amat tidak memadai, sehingga buku-buku yang seharusnya ditempatkan di lantai atas kini harus disimpan dalam gudang penyimpanan dengan keterbatasan ruang yang kami miliki,” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan kepala perpustakaan STAIN Metro, Isa Ansori. Menurutnya pengoptimalan gedung perpustakaan baru bisa dilaksanakan bila

kampus 2 selesai pembangunannya. “Lantai atas (lantai tiga red.) bisa dioptimalkan bila kampus 2 telah selesai dibangun. Mengenai dana hal itu terbentuk atas dasar persetujuan lembaga setelah adanya perencanaan,” jelasnya. Namun, dengan adanya kunjungan kerja Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Menpan) Yudhi Chrisnandi, yang dijawalkan akan tiba di STAIN pada Sabtu (5/12), perpustakaan melakukan pembedahan. Kunjungan kerja yang akan meninjau kelayakan alih status STAIN menjadi IAIN tersebut menjadikan STAIN berusaha maksimal agar dapat memenuhi kriteria kelayakan alih status. Salah satunya pengoptimalan gedung perpustakaan. A k h i r n y a , p e r p u s t a k a a n S TA I N melakukan pembedahan dengan memindah buku referensi yang semula berada di lantai dua ke lantai tiga dan buku baru yang semula disimpan digudang diletakkan di ruang referensi lantai dua. “Mulai dari hari ini (Senin, 30/11, red.) ada pembedahan gedung perpustakaan, karena pada hari Sabtu ada menteri yang datang, jadi buku-buku dirapikan dan lantai tiga yang biasanya untuk ruang kelas akan digunakan untuk meletakkan buku-buku yang tidak boleh dipinjam,” kata Isa Ansori. Menurut Isa perbaikan ini akan

berlangsung hingga tanggal 7 desember 2015 mendatang. Dengan adanya perbaikan ini, Isa menyarankan mahasiswa yang biasa kuliah di gedung perpustakaan lantai tiga agar mencari lokal kosong untuk kuliah. Hal ini menjadi permasalahan baru bagi STAIN, disatu sisi pembedahan dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan, namun disisi lain mahasiswa terhambat perkuliahannya karena tidak memperoleh kelas. Eka Setiawati (PAI/V) mengaku tidak jadi kuliah karena gedung perpustakaan lantai tiga tempatnya belajar tidak dapat digunakan dan kegiatan belajar diganti minggu depan. Begitu juga dengan mahasiswa lainnya, Dwi (PBA/I) juga mengatakan proses perkuliahannya tidak berjalan. Ia dan teman-temannya tidak masuk karena tidak ada lokal untuk belajar. Selain itu, selama perbaikan ini perpustakaan STAIN juga tutup sehingga mahasiswa tidak dapat meminjam buku. Siti Aminah (PAI/VII) yang ingin menyelesaikan skripsinya akhirnya tidak jadi karena tutup. Hal serupa juga dialami Depi Wahyu Veronika Dewi (D-3 PBS/V). “Kata ibu petugas perpustakaan, perpusnya tutup sampai hari Senin, mau pinjem buku untuk tugas metopen nggak jadi,” keluh Depi.

31


Majalah KRONIKA Edisi 27

Profil

Lanjutkan Asa, Meski Gagal Dua Kali Oleh: Alfi

Kegagalan adalah awal keberhasilan, mungkin itu ungkapan yang tepat untuk Firma Andriani. Gadis 22 tahun ini pernah dua kali gagal ujian masuk Universitas Lampung (Unila). Kegagalan itu menjadikannya lebih giat belajar sehingga pada akhir studinya ia memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,89 dan menjadikannya sebagai wisudawan terbaik jurusan Tarbiyah STAIN Jurai Siwo Metro pada 30 September lalu. Anak dari pasangan Slamet Riadi dan Sulaikah ini awalnya sangat ingin masuk jurusan fisika. Unila menjadi universitas pilihannya ketika itu. Bersama ribuan calon mahasiswa lainnya ia mengikuti tes masuk. Sayangnya, saat itu ia gagal memasuk universitas negeri di Lampung itu. Kegagalan ini tak menyurutkan semangat gadis yang memiliki hobi membaca ini. Ditahun berikutnya, gadis kelahiran 2 Juli ini kembali mendaftar di Unila dengan mengambil jurusan yang sama dengan sebelumnya, fisika. Namun, lagi-lagi ia gagal masuk jurusan favoritnya itu. Akhirnya STAIN Jurai Siwo Metro menjadi kampus pilihan berikutnya. Melalui ujian jalur mandiri, ia memilih program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). 32

Saat mengikuti tes, Firma mengaku pesimis bisa diterima karena kuotanya hanya 30 orang dari 600 pendaftar. “Awalnya ragu untuk memilih prodi, saya pesimis karena pada saat itu tinggal jalur mandiri dan prodi PGMI, yang

memilih prodi PGMI ada 600 orang sedangkan kuotanya hanya 30 orang, nggak nyangka kalu bisa keterima,“ ujarnya. Pada ujian mandiri ini, akhirnya Firma lolos ujian dan masuk prodi PGMI. Selama kuliah Firma selalu bertekad untuk menjadi lebih baik. meski ia harus membantu ibunya berdagang selepas kuliah, ia tetap

menyempatkan diri untuk belajar, ia membuat ringkasan materi pada selebar kertas agar lebih mudah dipahami. Semasa kuliah, Firma juga rela menginap dirumah temannya untuk mengerjakan tugas karena ia tak memiliki laptop. “Inget dulu waktu ngerjain tugas harus pinjam laptop temen jadi harus nginep, dan kalau ngerjain tugas udah terbiasa dua kali, karena prinsipnya kalau bisa lebih baik kenapa tidak?,� tuturnya. Hasil memang tak pernah mengingkari proses, berkat kerja keras dan ketekunannya, Firma sering memperoleh beasiswa dari kampus. Di semester II ia memperoleh beasiswa miskin berprestasi, dan pada tahun berikutnya selama tiga tahun berturut-turut ia memperoleh beasiswa supersemar. Dan pada studinya, ia meraih predikat w i s u d a wa n t e r b a i k j u r u s a n tarbiyah. Gadis yang hobi membaca ini berharap ilmu yang telah ia peroleh selama ini dapat bermanfaat bagi orang lain terutama bagi dirinya sendiri. Ia juga berterimakasih kepada Allah karena telah memberikan rahmat-Nya sehingga ia tahun ini menjadi ulusan terbaik.[]


Majalah KRONIKA Edisi 27

Profil

Bagaimanapun Keadaannya, Usaha Tetap Nomor Satu Oleh: Fitri, Sugi Hangatnya matahari pagi mulai terasa menyentuh kulit. jalan di sekitar simpang kampus mulai ramai dilalui kendaraan. Padatnya aktifitas pagi kota pendidikan mulai terasa di sana. Seorang laki-laki dengan setumpik koran di tangan kiri dan sebuah tongkat di tangan kanannya berdiri diantara keramaian itu. Dialah Erik Roberta.

Nama Tempat, Tanggal Lahir Alamat Anak Istri Pendidikan

Sudah sekitar enam bulan ia menjadi penjual koran di kawasan simpang kampus. Pekerjaan yang ia mulai sejak jam enam pagi hingga jam delapan pagi itu menjadi salah satu penyambung hidup ia dan keluarganya. Laki-laki kelahiran 18 September 30 tahun silam ini menjadi seorang tuna netra sejak usia 14 tahun. Waktu kecil ia pernah mengenyam

: Erik Roberta : Metro, 18 September 1985 : Jalan Ikan Tongkol RW. 09, Kelurahan Yosorejo : Roberta Mentari bin Safalubi : Dewi Riskiyanti : - SD SLB BINA INSANI BANDAR LAMPUNG - SMP SLB BINA INSANI BANDAR LAMPUNG - SMA SLB BINA INSANI BANDAR LAMPUNG

pendidikan di sekolah umum layaknya anak normal, namun saat usia 14 tahun ia mendapat suatu musibah dan matanya tak dapat melihat lagi. “Waktu magrib-magrib itu saya bermain dengan teman-teman, tiba-tiba sandal jepit menghampiri mata sebelah yang masih normal, sejak saat itu saya sudah tidak bisa melihat lagi,” tutur Erik menjelaskan. Karena tak dapat melihat, Erik mengaku berapapun uang yang diberikan pembeli tak jadi masalah baginya. “Yang penting kita sudah menentukan harganya berapa, dia mau kasih berapa ya terserah, mungkin emang rejekinya segitu,” ujarnya. Setelah matanya tak dapat melihat, ia akhirnya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB). Ia sempat minder dengan keadaanya, dan hanya berdiam diri di rumah. Melihat teman-temannya sudah punya penghasilan sendiri, dan kian membaik setiap harinya membuat suami dari Dewi Riskiyanti ini bertekad ingin seperti teman-temannya. Kemudian selama sembilan bulan ia menjalankan aktivitasnya sebagai penyiar radio di Dewan Kesenian Kota Metro. Profesi ini ia mulai pada pertengahan tahun 2006. “Kalau mereka bisa sukses kenapa saya tidak. Pada intinya gak mau kalah sama orang normal,” ujarnya meyakinkan. Dari saat itu, ia memiliki banyak teman pendengar yang memberikannya banyak masukan untuk mengembangkan diri. Akhirnya ia mengembangkan bakat lain yang ia miliki, yaitu pijat. Ayah dari Roberta Mentari Bin Safalubi ini membuka klinik pijat di Bandar Lampung. Berjalan tujuh tahun yang dimulai dari tahun 2007, klinik tersebut pindah di Metro, tepatnya di rumah tempat ia dan keluarga tinggal sekarang. Hal ini dipertimbangkan karena peluang di metro lebih baik daripada di Bandar Lampung. Selain membuka klinik pijat dirumahnya, ia selingi juga dengan menjual koran. “Dari pagi jam enam sampai jam delapan jual koran, setelah itu baru buka klinik pijit,” ujarnya di akhir wawancara.

33


Majalah KRONIKA Edisi 27

Budaya

Lestarikan Budaya Lampung Melalui Sulam Usus Oleh: Nia, Nuhi

Lampung memang kaya akan nilai budaya. Mulai dari beragam acara adat yang masih dilestarikan hingga sekarang, hingga hasil karya khas Lampung yang memilki nilai tinggi di pasaran. Salah satu karya khas budaya Lampung adalah sulam usus. Sulam usus termasuk warisan nenek moyang yang sering digunakan pada acara adat. Dahulu sulam usus hanyalah bagian dari seperangkat pakaian adat pengantin wanita. Sulam usus hanya digunakan sebagai penutup bagian dada (bebe) diatas balutan kain tapis. Namun seiring perkembangan zaman, kini sulam usus dikreasikan menjadi baju, kebaya, gaun, peci dan berbagai bentuk lain. Hasil kreasi sulam usus memiliki nilai jual yang sangat tinggi, selain itu peminat karya khas budaya Lampung ini tidak hanya penduduk lokal, tapi menjangkau hingga mancanegara. Meskipun demikian, di Lampung sendiri penggrajin sulam usus masih terhitung sangat sedikit. Mungkin hal ini disebabkan karena pembuatan sulam usus membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi. Yatin Handayani, warga Sumberrejo 43A Batanghari, Lampung Timur adalah bagian dari segelintir orang yang melestarikan budaya sulam usus ini. Tekatnya yang kuat untuk melestarikan budaya lokal membuatnya mendirikan sebuah home industry bernama Audy Tapis. Melalui Audy tapis inilah, Yatin mengajarkan masyarakat sekitar untuk membuat sulam usus dan tapis. Yatin mulai mendirikan Audy tapis sejak tahun 2000, berawal dari usaha sendiri hingga

34

menjadi home industri. Saat ini Yatin memiliki 20 karyawan sulam usus dan 80 karyawan. Untuk pengrajin sulam usus mayoritas orang asli suku Lampung, sedangkan untuk tapisnya mayoritas wanita yang bersuku jawa. Penasaran dengan cara membuat sulam usus, kami (kru Kronika) berkunjung ke Audy tapis. Perjalanan menuju Audy Tapis sekitar 30 menit dari kampus STAIN Jurai Siwo Metro. Dengan menggunakan sepeda motor, kami berangkat menuju Audy tapis. Sesampainya disana tampak ibu-ibu setengah baya yang tengah mengerjakan sulam usus, menjahit dengan megikuti pola yang sudah dibuat sebelumnya. Akhir dari jahitan itu terbentuk sulaman yang berbentuk melingka-lingkar seperti usus. Wajar saja kalau sulam itu dinamainya sulam usus. Untuk menyelesaikan satu karya sulam usus, harus melalui empat tahap yaitu njlujur, sulam usus, robek jahitan dan yang terakhir menggabungkan jadi satu dan pemasangan payet. Njulujur adalah proses penjahitan kain yang sudah berbentuk usus dijahit dengan menggunakan benang jahit yang disesuaikan dengan pola yang sudah dibuat di kertas minyak. Njujur ini bertujuan untuk agar kain usus berbentuk seperti pola yang sudah dibuat. Tahap kedua yaitu sulam usus, yakni menyulam kain usus secara selang-seling dengan tujuan mengaitkan antar kain yang berbentuk usus menggunakan benang nilon. Waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan dua proses ini sekitar dua sampai tiga bulan tergantung jenis dan ukuran yang dibuat. Setelah dua tahap telah selesai, berikutnya

tahap robek jahitan. Cara ini dilakukan sengan cara merusak jahitan njlujur dan merobek kertas yang digunakan sebagai pola dan alas. Terakhir, penggabungan bagian-bagian yang nantinya menjadi suatu benda yang bisa dipakai, seperti pakaian, srung bantal dan lainlain. Agar lebih menarik ditambahkan payet yang sesuai dengan warna kain usus yang dibuat. Selain melalui Audy Tapis, Yatin juga melestarikan kerajinan sulam usus melalui pengajaran. Di Batanghari, Kerajinan sulam usus telah diterapkan pada pelajaran muatan lokal di sekolah dasar. “Anak-anak itulah yang akan meneruskan dan melestarikan budaya sulam usus ini� ujar Yatin. Ia juga pernah menerima semacam bimbel (bimbingan belajar) membuat sulam usus. Melalui Audy Tapis, Yatin memperoleh Penghasilan sekitar 30 sampai 50 juta perbulannya. Ia juga telah mengikuti banyak pameran dari skala kecil hingga besar. Meski bukan asli suku Lampung, yatin terus berusaha melestarikan kekayaan budaya Lampung.[]


Majalah KRONIKA Edisi 27

Info Kita

Kelor si Kecil Banyak Gunanya

Bagi masyarakat Indonesia, terutama di pedesaan nama kelor sudah tidak asing kedengarannya. Tentunya anda pernah mendengar pribahasa “Dunia tak selebar daun kelor�. Dibalik kecilnya daun kelor yang sering dianggap sebagai tanaman liar ini, ternyata menyimpan sangat banyak. Kelor memiliki nama latin Moringa lamk dan termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae. Daun kelor memang memiliki daun yang kecil-kecil. Namun dibalik daun kecilnya itu, banyak sekali kandungan vitamin dan mineral yang berguna bagi tubuh. Sayangnya, di indonesia tidak banyak yang memanfaatkan daun kelor sebagai sumber nutrisi. Tercatat baru wilayah indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara yang memanfaatkan daun kelor untuk dikonsumsi. Berikut ini beberapa zat yang terkandung dalam daun kelor: 1. Vitamin C Vitamin C memperkuat sistem kekebalan tubuh kita dan melawan penyakit infeksi termasuk flu dan pilek. Buah-buahan yang berasa asam seperti jeruk dan lemon mengandung banyak vitamin C.

Tetapi vitamin C daun kelor 7 kali lebih banyak dari pada jeruk. 2. Potassium Potassium penting untuk otak dan saraf. Pisang adalah salah satu buah yang mengandung potassium yang sangat baik, Namun daun kelor mengandung potassium 3 kali lebih banyak dari pada pisang. 3. Vitamin A Vitamin A bertindak sebagai pelindung melawan penyakit mata, kulit, jantung, diare dan banyak penyakit ringan lainnya. Wortel diketahui sangat kaya vitamin A, tetapi vitamin A pada daun kelor 4 kali lebih tinggi daripada wortel. 4. Kalsium Kalsium berfungsi untuk membangun tulang dan gigi yang kuat dan membantu mencegah osteoporosis. Susu menyediakan banyak kalsium tapi kalsium pada daun kelor 4 kali lebih banyak dari kalsium susu. Banyaknya zat yang terkandung dalam daun kelor menjadikan daun kelor sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Berdasarkan analisa, dengan mengonsumsi daun kelor maka

keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan t e r p e n u h i s e h i n g g a o r a n g ya n g mengonsumsi daun kelor akan membantu meningkatkan energi dan ketahanan tubuh. Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak). Sebenarnya selain daun, bagian lain dari pohon kelor juga memiliki banyak manfaat. Bunga kelor memiliki manfaat sebagai Antimikroba, antibakteri, infeksi, flu, cacingan, sariawan, radang tenggorokan, antitumor, rematik, gangguan saraf, sumber nutrisi, dan tonik. Sedangkan biji kelor dapat berfungsi sebagai Antimikroba, antibakteri, kutil, penyakit kulit ringan, penjernih air, anti tumor, sariawan, lambung, demam, rematik, anti inflamasi, menaikan kekebalan tubuh, sumber nutrisi, dan tonik. Batang kelor juga bermanfaat untuk mengatasi karang gigi, gangguan pencernaan, flu, sariawan, anti tumor, rematik, detoksifikasi, penetralisir racun ular serta kalajengking, sumber nutrisi, alat kontrasepsi dan afrodiaiak. Ternyata dibalik tanaman kecil ini tersimpan kandungan nutrisi dan manfaat yang sangat banyak. Bila anda memiliki tanaman kelor, mulai sekarang dapat dimanfaatkan dengan baik. dan bagi yang belum memiliki tanaman kelor, dapat mencoba membiakannya dari sekarang, selamat mencoba dan selamat merasakan melimpahnya nutrisi dari pohon kelor. Sumber: http://manfaatnyasehat.blogspot.co.id http://disehat.com/

35




Majalah KRONIKA Edisi 27

Pariwisata Pantai berpasir lembut dengan ombak mengulung-gulung setinggi satu meter adalah pantai pertama yang kami sambangi. Pantai eksotis ini memilki sisi yang dihiasi tebing berbatu berwarna hitam kecoklatan dengan tinggi 20 meter. Di sisi yang lain, pantai berpasir lembut kecoklatan membentang sepanjang 300 meter. Warga sekitar menyebut pantai ini dengan sebutan pantai badak. Tidak begitu jelas mengapa pantai ini dinamakan pantai badak. Warga sekitar juga tidak begitu tahu asal usul nama pantai tersebut. Pantai ini memang berhadapan langsung dengan samudera hindia, sehingga ombaknya cukup besar. Ditepian pantai berjajaran pohon kelapa sehingga menambah eksotis pantai badak ini. Tak banyak wisatawan yang berkunjung ke pantai ini, sehingga kebersihan dan keasrian pantai ini masihlah terjaga. Tak ada sampah plastik ataupun sampah botol mineral yang sering kita jumpai di pantai yang tidak terkelola. Kami tak sia-siakan untuk mengabadikan tempat indah ini. Ombak besar, pantai berpasir lembut yang panjang, serta tebing setinggi 20 meter bisa dijadikan pilihan background foto. Ingin rasanya menikmati deburan ombak yang memiliki hempasan yang kuat, serta ingin berbaring dipasir coklat nan lembut ini lebih lama. Hanya saja kami tidak bisa berlama-lama dipantai yang seharusnya bisa menjadi destinasi wisata unggulan Lampung. Kami harus kembali melanjutkan perjalanan untuk menemukan pantai tujuan utama kami. Pantai tujuan utama kami adalah pantai karang putih. Pantai badak dan pantai karang putih terletak di kecamatan Cukuh Balak, kabupaten Tanggamus, Lampung. Kabupaten tersebut dapat ditempuh 2 jam dari Bandar Lampung. Hanya saja, untuk sampai di pantai badak, kami harus menambah waktu tidak kurang dari satu jam. Aksebilitas menjadi salah satu kendala bagi kami untuk menuju objek wisata tersebut. Jalan berbatu, tanjakan dan turunan curam, juga jalan yang longsor menjadi salah satu hal yang perlu diwaspadai. Tentu tidak jadi mengapa sebenarnya kendala-kendala seperti itu bagi para petualang, termasuk para

40

wartawan pemburu keindahan destinasi wisata tersembunyi. Ah, tentunya itu semua tak mengapa bagi kami, jika pantai seperti pantai badak adalah pantai yang bisa kami dapati. Tidak lebih dari 20 menit, kami akhirnya melihat dari kejauhan batu karang berwarna putih menjulang bagai menara. Kami bergegas memacu sedikit lebih kecang motor kami. Meski tidak seperti yang kami bayangkan sebelumnya, pantai karang putih tidak memilki pantai berpasir. Namun keindahan batu karang yang tinggi menjulang dengan ketinggian berkisar 15 m, membuat kami ingin segera mendekatinya. Batu karang yang menjulang seperti menara ini, jaraknya tidak lebih 100 m dari bibir pantai. Cukup mudah ketika itu bagi kami untuk menyebrang menuju batu karang putih tersebut. Karena air laut yang sedang surut sampai setinggi betis,

membuat kami mudah melewatinya. Jangan Anda mengira air laut yang surut akan keruh. Air laut yang ada dibibir pantai menuju batu karang putih sangat jernih. Hal ini menjadikan pantai ini semakin indah. Rumput laut dan ikanikan kecil terlihat berlarian saat kami melintas. Namun harus tetap berhati-hati, karena batu karang yang ada di bawah permukaan air ini terkadang ada yang tajam. Selain itu, jangan coba-coba anda nekat mendatangi batu karang putih ini saat air pasang. Karena letak pantai yang langsung menghadap samudera hindia, membuat ombaknya sangat besar. Kamipun ahirnya sampai juga di batu karang yang di dominasi warna putih ini. Tidak jauh dari batu karang yang seperti menara, terdapat batu dengan bentuk setengah lingkaran. Ah, rasanya tidak ingin kami sia-siakan waktu yang ada untuk mengabadikan objek wisata yang


Majalah KRONIKA Edisi 27

Pariwisata

masih belum banyak dikunjungi wisatwan. Tentunya mengabadikan objek wisata yang masih belum banyak dikunjungi, akan membuat orang bertanya-tanya dimana lokasinya. Kami cukupkan menikmati keindahan pantai karang putih. Kami lanjutkan perjalanan kami menuju pekon Tanjung Petuah. Di sini kami kembali disuguhi pantai dengan pasir putih yang lembut dengan background hijaunya pegunungan. Hanya saja pantai ini sedikit berasampah. Andai terawat dan dikelola, pantai ini tentu akan lebih cantik. Dari jalan utama, pantai ini juga tidak ada akses masuknya. Kami hanya melewati jalan setapak di sebuah kebun kelapa milik warga. Jalan setapak ini kami yakini bukan jalan yang biasa dilalui orang-orang untuk menuju pantai, namun jalan setapak yang biasa dilalui para pekebun kelapa saat memanen buahnya. Puas mengabadikan tempat ini, kami memutuskan untuk kembali ke kota Metro dengan harapan saat petang

datang, kami sudah turun gunung dan berada di daerah perkampungan yang tidak banyak jalan menanjak dan menurun. Tentu harapan itu akan terwujud jika tidak ada kendala, baik dari alam maupun kendaraan. Seiring menikmati perjalanan pulang, harapan itu terasa tidak akan kesampaian. Saat kami melintasi desa Putih Doh, ada acara khitanan di desa tersebut. Uniknya, khitanan ini masih dibalut dengan adat kebudayaan Lampung. Saat kami berhenti untuk mengambil g a m b a r, k e g i a t a n ya n g s e d a n g berlangsung adalah tari sigegh penguten. Ah tentunya tarian itu sudah biasa kita nikmati saat pembukaan sebuah acara. Namun menariknya, para penari ini adalah anak-anak teman sebaya dari anak laki-laki yang sedang di khitan. Anak yang dikhitan bak raja Lampung dengan

dandanan raja lengkap. Tak hanya yang dikhitan yang berdandan seperti raja, saudara perempuan dari anak yang dikhitanpun dirias bak permaisuri. Kami takjub karena kebudayaan seperti ini masih berlangsung di tengah kemoderenan zaman. Rangkain kegiatan terus berlangsung. Sore itu, adalah acara yang memang dikhususkan untuk acara anak-anak. Pesta untuk teman-teman sekolah dan mengaji dari anak yang dikhitan. Berbagai tarian tradisional dan kreasi dipentaskan silih berganti. Yang unik, seorang anak perempuan teman dari anak yang dikhitan, melantunkan do'a untuk anak yang dikhitan dengan bahasa Lampung yang luwes. Kami tidak banyak mengerti dari apa yang dilantunkan anak perempuan itu. Yang kami pahami, “semoga engkau lekas sembuh dan bisa sekolah dan mengaji lagi�, hanya itu saja. Menurut jaga baya, sebutan seorang yang diamanahi sebagai penjaga keamanan dan perdamaian kampung, bahwa sebuah acara yang dibalut dengan adat kebudayaan lokal seperti ini sangat jarang diadakan. Tambahanya, sebuah acara yang dibalut dengan adat kebudayaan Lampung ini terahir ada saat ayah dan ibu dari anak yang dikhitan ini menikah. Hal ini yang membuat meriah, karena sangat jarang sekali acara seperti ini diadakan. Hal yang membuat kami terkejut, ternyata rangkaian acara ini berlangsung selama 1 minggu, 2 minggu dengan persiapannya. Sebenarnya kami tidak diizinkan pulang, karena esok hari adalah acara yang dinanti-nanti, yaitu acara “mengan� yang artinya acara makan-makan. Menurut jaga baya, mengan akan sangat ramai dengan kedatangan tamu-tamu besar, dan saudara-saudara pemilik hajat dan tentunya banyak sekali makanan. Kami sebenarnya tergiur dengan tawaran itu, tapi sepertinya kami tidak bisa memenuhinya. Mengingat keesokan harinya sudah ada agenda lain. Hujan turun, acara lebih cepat diselesaikan. Anak-anak yang hadir di pesta tersebut kemudian segara berebut bingkisan jajanan yang dibagikan ketika rintik-rintik gerimis turun. Ramai riuh mereka berebut. Hujan akhirnya turun semakin deras, membuat kami berteduh

39


Majalah KRONIKA Edisi 27

Pariwisata

sejanak menunggu hujan reda untuk kembali melanjutkan perjalanan. Kami berteduh dengan sedikit kesesengajaan di tempat pembuatan kue yang tepat berada di depan rumah pemilik hajat. Berbisik dengan teman seperjalanan siapa tahu bisa mencicipi kue yang sedang dimasak. Sedikit memalukan, tetapi untungnya kami hanya berbisik, berharap warga setempat tidak mendengar. Tempat berteduh yang hanya berupa bilik dengan atap seng yang disusun sekenanya, membuat kami tidak begitu aman berlindung dari derasnya hujan. Para ibu yang sedang memasak kue pun meminta kami untuk membantu membetulkan atap seng agar air hujan tidak menetesi tungku pemasakan. Sedikit kuyup lengan dan sebagian baju kami akhirnya. Ah, tapi itu semua tidak mengapa, karena akhirnya kami diberikan

40

kesempatan untuk menghabiskan sepiring kue yang saya tidak tahu namanya. Kue dengan bentuk setengah lingkaran dengan tiap buah kue memilki warna yang menarik, hijau, merah, coklat dan kuning, tersaji 5 buah di atas piring tersebut. Jam tangan yang basah akibat terkena air hujan, menunjukan waktunya tepat pukul 16.00, meyakinkan kami akan berada di jalan menanjak dan menurun saat gelap datang. Ditambah jalan licin menanjak menurun, dan tak jarang banyak berlubang, membuat kami kewalahan, sehingga harus memperlambat laju kendaraan. Tapi

perjalanan harus tetap berlanjut. Pukul 23.00 kami akhirnya sampai di kota Metro tempat tujuan kembali. Perjalanan yang indah. Tapi kami lebih suka menyebutnya petualangan yang indah. Karena untuk menemui keindahan itu, kami harus memulai berangkat pukul 06.00 dari kota Bandar Lampung. Pukul 10.00 kami baru bisa sampai di pantai badak. Keindahan alamnya, kesegaran udaranya, dan kelestarian adat budayanya, membuat kami semakin cinta dengan Lampung.[]


Majalah KRONIKA Edisi 27

Kaleidoskop 2015

Kaleidoskop 2015 41


Majalah KRONIKA Edisi 27

Kaleidoskop 2015 Selama satu periode kepengurusan tahun 2015, Kronika telah menerbitkan 3 buletin, 1 jurnal, 2 aktual dan telah memposting 52 berita online. Dalam kaleidoskop ini Kronika sedikit mengulas beberapa berita yang pernah dipublikasikan.

Buletin Edisi 20 Bersama Wujudkan Visi Pada bulan Juni Enizar resmi terpilih menjadi ketua STAIN Jurai Siwo Metro peroide 2015-2019. Berbekal visi menjadi perguruan tinggi yang berbasis socio-echo-technoprenuership dan berlandaskan keislaman, Enizar mengajak kepada seluruh warga STAIN Jurai Siwo untuk bersama mewujudkan visi.

Buletin Edisi Khusus Ramadhan Menuju Kemuliaan Malam Seribu Bulan Datangnya bulan ramadhan membawa keberkahan bagi seluruh umat. Usaha dagang takjil menjadi sasaran utama bagi yang tak memiliki kesibukkan. Selain itu, bulan ini merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan tingkatan iman. Yang penting untuk dicapai di bulan ini yaitu malam seribu bulan.

Buletin Edisi 21 Spesial Mahasiswa Baru Meretas Batas Menggapai Asa Untuk memperkenalkan UKM Kronika STAIN kepada mahasiswa baru, buletin ini menghadirkan profil UKMUKM yang ada di STAIN. Selain itu, tips-tips bermanfaat bagi mahasiswa baru pun dihadirkan dalam buletin ini. 42


Majalah KRONIKA Edisi 27

Kaleidoskop

Jurnal Volume 2 Nomor 1 Agama Dan Kebaharian Jurnal ini ditulis oleh sembilan penulis dari berbagai universitas di indonesia. Sebagian besar naskah membahas tentang agama dan kebaharian, namun ada beberapa naskah yang diluar tema tersebut.

Kronika Aktual Mahasiswa Pertanyakan Dana “Setan� Perpustakaan. Mahasiswa mempertanyakan program perpustakaan yang dianggap tidak efektif serta pengelolaan anggaran yang tidak baik. pembayaran untuk setiap pembuatan kartu pepus yang berganti setiap tahun dan uang denda yang tidak jelas transparansinya.

Kronika Aktual Alih-Alih Berbenah Mahasiswa kena Musibah Adanya kunjungan Menpan ke STAIN menjadikan STAIN berbenah agar memenenuhi syarat sebagai IAIN. Gedung perpus lantai tiga yan mulanya dipakai untuk kuliah akhirnya dipakai untuk menyimpan buku referensi. Akibatnya mahasiswa yang kuliah menggunakan lokal perpustakaan lantai tiga terpaksa harus mencari lokal lain atau tidak kuliah karena tidak ada lokal.

Kronika Online Sejak awal kepengurusan di bulan Januari hingga Desember ini, kronika sudah memposting 52 berita aktual. Ini adalah sebuah inovasi dari Kronika untuk terus menghadirkan berita aktual untuk pembaca. Keterbatasan jumlah edisi terbitan yang diberikan lembaga, membuat kami terus berinovasi memberikan informasi teraktual untuk pembaca, salah satunya melalui kronika online. 43


Majalah KRONIKA Edisi 27

Dapatkan informasi seputar STAIN dengan sekali klik website www.kronikastain.com

fanspage LPM Kronika STAIN Metro Lampung

44


Segenap kru KRONIKA mengucapkan selamat kepada:

Dr. Suhairi, S.Ag,MH Atas diraihnya gelar doktor dalam bidang wakaf dari IAIN Walisongo Semarang. “Semoga ilmu yang di peroleh bermanfaat bagi Agama, bangsa dan Negara.�



SUSUNAN PENGURUS 2015



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.