Kendari Pos Edisi 9 Januari 2012

Page 2

2

Kendari Pos |Senin, 9 Januari 2012

Peran Adang Kian Terkuak di Kasus Miranda Tersangka .................. paikan melalui surat agar keberpihakan terhadap Miranda dilaksanakan sebelum fit and proper test berlangsung. Bukti semua itu bahkan sudah dipegang KPK dan terdapat teken Direktur Penyelidikan KPK dan wakil ketua KPK. Sumber Jawa Pos (Kendari Pos Group) di KPK menyebutkan jika kemungkinan Adang ikut terseret menjadi tersangka terbuka lebar. Apalagi, saat ini pihaknya mendapatkan berbagai informasi dari berbagai saksi yang telah diperiksa. “Pokoknya, nanti kami akan memanggil semua orang yang dinilai keterangannya dibutuhkan,” ujarnya. Terpisah, wakil ketua KPK Bambang Widjojanto saat ditemui di kantor Lembaga Survey Indonesia (LSI) mengatakan nama Adang memang kerap muncul dalam pemeriksaan. Dia juga mengatakan ka-

lau apa yang ada di kepala para wartawan tentang Adang juga ada di kepalanya. “Cuma saya kan tidak bisa buka,” katanya. Lebih lanjut dia memastikan, selama tiga kali Nunun Nurbaeti diperiksa memang benar mengarah ke situ. Namun, dia menegaskan kalau tidak hanya fokus pada satu nama. Dia menyebut yang paling penting saat itu adalah KPK melakukan berbagai kajian atas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. Mulai dengan penyelidikan, proses intelejen, termasuk mengkaji penyataan Adang ke publik selama ini. Seperti diketahui, saat kali pertama Nunun di pulangkan dari Thailand awal Desember lalu, Adang langsung menggelar konferensi pers. Di rumahnya, Adang langsung blak-blakan mengenai kasus tersebut. Mulai dari kedekatan Miranda dengan istrinya, pergaulan mereka, hingga menuding Miranda terlibat secara langsung dalam pemilihan DGS BI. Termasuk terjadinya pertemuan Miranda den-

gan sejumlah anggota DPR yang sebagian besar telah menjadi terpidana di hotel Dharmawangsa. “Tolong jangan ibu saja yang dihukum. Saya ingin keadilan yang setara,” ujar Adang saat itu. Bambang Widjojanto menegaskan, kalau pihaknya saat ini mengembangkan berbagai informasi itu. Termasuk yang ramai dibicarakan media bahwa ada hubungan antara Nunun, Ari Malangjudo, dan Miranda Goeltom. “Tugas KPK meneruskan apakah cuma berhenti disana saja?, mengarah pada semua pihak yang berpotensial,” urainya. Terpisah, terkait pemeriksaan lanjutan Nunun Nurbaeti, Bambang juga mengeluhkan sikap Nunun yang kerap mengeluh sakit. Dia lantas menyebut tiap kali diperiksa selalu ada keluhan sakit. Namun, begitu diperiksa ternyata bisa diperiksa. KPK pun disebutnya dilanda dilema untuk bisa melakukan pemeriksaan tanpa melanggar hak asasi Nunun. (dim/kuh)

Kerja BPH Migas Dianggap Tak Beres BBM .......................... Sumut, Datmen Ginting, menyebutkan, minimal butuh Rp600 juta untuk membangun tangki khusus ini. Menurut Datmen Ginting, bila kebijakan ini diberlakukan justru berpotensi menimbulkan masalah baru. Selain karena harga BBM nonsubsidi yang mahal dan stok yang tidak tersedia di semua SPBU, BBM bersubsidi masih tetap beredar di masyarakat. BBM bersubsidi yang khusus diperuntukkan bagi angkutan dan jasa, sangat mungkin diselewengkan oknum tertentu dan dijual ke pemilik mobil pribadi dengan harga yang sedikit lebih mahal. Dewi menyebut, penyelewengan dalam skala besar bakal dilakukan mafia BBM. Kekhawatiran ini, menurut politisi dari PDI Perjuangan itu, didasarkan pada kinerja Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)

yang masih buruk. “Peran BPH Migas yang seharusnya menjalankan fungsi distribusi dan pengawasan saya lihat belum maksimal. Komite BPH Migas yang baru belum mulai bekerja sementara BPH yang lama meninggalkan banyak masalah yang tidak teratasi,” ujar kandidat Doktor Administrasi Kebijakan Publik dan Bisnis, Universitas Indonesia (UI) itu. Menurut Dewi, pemerintah tidak menghitung secara cermat resiko-resiko yang akan muncul dari kebijakan ini. Padahal, ujung-ujungnya rakyat yang akan menjadi korban kebijakan serampangan. “Kearifan pemerintah saat ini ibarat barang langka, makin dibutuhkan makin nggak bisa didapat. Lagi-lagi rakyat sebagai korban, yang seharusnya rakyatlah yang harusnya diprioritaskan mendapatkan pelayanan. Birokrasi yang melayani belum terwujud di negeri tercinta ini,” ujar perempuan yang juga Duta Gerakan Birokrasi Bersih itu.(sam)

Awali Tahun Baru dengan Sense of Crisis Criris ......................... Bagi perusahaan yang sudah mapan, jika dirasa tidak ada yang krusial sekalipun, juga dianjurkan menciptakan sense yang sama. Hal yang tidak urgent bisa dibuat urgent agar dalam diri kita terlahir Sense of Crisis. Dalam keseharian dikenal istilah Urgent (mendesak) dan Important (penting). Ada yang mendesak tapi tidak penting, ada yang penting tapi tidak mendesak, ada pula yang penting dan mendesak. Mengambil jemuran ketika hujan saat santap siang bukan hal penting tetapi itu mendesak. Jika tidak segera berlari mengambil jemuran, pakaian-pakaian akan basah diguyur hujan. Membuat program kerja itu ‘penting’ sehingga selalu menjadi agenda tahunan. Namun selama penjabaran di lapangan tidak dibuat ‘mendesak’ maka sepanjang tahun tidak akan ter-

cipta Sense of Crisis. Saya teringat dengan Jack Welch ketika baru saja diangkat menjadi CEO GE (General Electric) sekitar tahun 1980-an. Meski ketika itu GE menjadi salah satu dari 20 perusahaan terbaik dunia tetapi Jack Welch mengatakan kepada seluruh karyawannya bahwa GE sedang dalam bahaya. Sejumlah karyawan mempertanyakan statement tersebut namun Jack Welch tetap saja meyakinkan mereka untuk segera berubah. Dalam suasana nyaman sekalipun (karena sudah berada di deretan perusahaan terbaik dunia), GE masih saja memproklamirkan diri ke internal mereka jika sedang dalam bahaya agar karyawan dapat keluar dengan segera dari comfort zone. Mereka menciptakan urgensi (suasana mendesak) untuk memicu adrenalin agar berbuat lebih baik lagi. Banyak korban yang jatuh, bukan karena menabrak batu

besar tetapi karena tergelincir kerikil-kerikil kecil. Comfort zone kadang-kadang membuat kita lengah dan ‘buta’ terhadap kondisi sekitar sehingga tanpa disadari jika tetangga sedang mempersiapkan serangan-serangan jitu. Tragedi Black September menara WTC di Amerika 10 tahun lalu, menjadi sebuah bukti kelengahan Amerika di tengah comfort zone. Negara sekuat dan seadidaya Amerika sekalipun, ternyata juga terkilir di tengah kenyamanannya.

Di tahun naga 2012 ini, saatnya kita mencoba keluar dari comfort zone agar tidak ikut tergelincir. Salah satu caranya, dengan memposisikan produk kita dalam zona bahaya sehingga kita menjadi lebih awas terhadap kondisi di sekeliling. Mari, mengawali aktivitas di tahun baru ini dengan Sense of Crisis yang tinggi. Hanya dengan itu, potensi produk kita akan teruji dan aliran deras adrenalin tenaga pemasar akan terpicu lebih kencang.(*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.