JEMBER KITA

Page 1

1


Kerajinan Sebagai Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi Crafts For Lever Economic Growth

18

12

Bisnis Legit Suwar-Suwir

LKMM, Akses Modal Ramah Untuk Si Miskin LKMM, Friendly Funds Access For The Poor

38

Si Cantik Manik Batok Tembus Eropa & Jepang

48

2

The Beautiful Coconut Shell Beads to Penetrate the Japan and European

Beri Kemudahan Urus Hak Paten

42

Untuk Bahan Pangan Alternatif

52

Beras Gapoktan Dari Petani Untuk Petani

Untuk Wujudkan Jember Kota Entrepreneur Perlu Optimalisasi Potensi Desa

54 Kenalkan Wisata Lewat Lintas Alam

56


EDITORIAL

Menuju Masyarakat Kreatif

D

unia telah berubah. Seiring perkembangan zaman, manusia berusaha menciptakan, menemukan dan memodifikasi setiap bidang yang berkaitan dengan hajat hidupnya. Apabila kita menilik sejarah ke belakang, peradaban manusia telah melalui berbagai fase. Dari sekedar memanfaatkan lahan pertanian untuk digarap dan menghasilkan hasil-hasil pertanian, berkembang menuju era industri. Perubahan masa dari berbasis Sumber Daya Alam menjadi berbasis Sumber Daya Manusia. Peran olah akal, pikiran dan rasa manusia lebih diutamakan sehingga memberikan nilai lebih atas anugerah Tuhan kepada umatnya. Perkembangan selanjutnya menuju ke era informasi. Hingga muncul idiom “barangsiapa menguasai informasi, dia lah yang menguasai dunia�. Peran informasi memegang posisi yang sangat penting dalam menentukan arah kebijakan. Dengan memiliki informasi yang cukup, kebutuhan akan pengambilan keputusan akan lebih mudah. Tak ayal berbagai cara dilakukan untuk menghimpun, mengolah dan menyusun data menjadi informasi yang berguna. Saat ini kita tiba di era globalisasi. Masa dimana persaingan digelar secara terbuka. Ketika diadunya kekuatan cipta, rasa dan karsa manusia untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih. Hingga saat ini dikenal dengan sebutan Ekonomi Kreatif. Konsep ekonomi kreatif dapat diartikan secara sederhana yaitu era ekonomi baru yang mengutamakan kekuatan ide, gagasan, knowledge dari Sumber Daya Manusia sebagai faktor utama dalam menjual. Ada pendapat yang mengatakan bahwa suatu negara menjadi miskin diakibatkan masyarakatnya tidak memiliki akses pada ide untuk menghasilkan nilai ekonomi. Hal tersebut mengakibatkan tidak berkembangnya ekonomi dan ketidak mampuan bersaing dengan negara lain. Sementara saat ini adalah saatnya perang ide dan gagasan. Tengok saja industri perfilman di Hollywood yang tidak pernah kehabisan ide dalam membuat tontonan yang diminati masyarakat dunia. Pulau dewata Bali tidak pernah lelah mengembangkan obyek-obyek wisata baru. Kota budaya Yogyakarta tidak pernah surut menggelar pagelaran-pagelaran kebudayaan. Itu semua dimaksudkan agar mereka tetap eksis dan mampu bersaing dengan yang lainnya. Tentu saja kreativitas bukan monopoli mereka. Kepiawaian ahli kuliner kita mampu menyulap sebuah bahan bernama ubi kayu menjadi jajanan yang diminati

banyak orang. Mulai dari suwar-suwir yang telah menjadi icon Kabupaten Jember hingga makanan modern yang dilabeli brownies tape dan prol tape keju. Industri kerajinan di Balung memanfaatkan barang-barang yang secara nilai ekonomi tidak berharga, disulap menjadi produk Oleh : Sandi Suwardi H. berkualitas yang laku dipaKabag Humas Pemkab Jember sarkan di luar negeri. Manikmanik , gelang, kalung mampu membius pasar mancanegara dan menghasilkan kebanggan tersendiri. Sekali lagi, ide dan kreativitas menjadi nilai jual utama disini. Ingatan kita tentu belum lepas dari gelaran Bulan Berkunjung ke Jember yang dihelat beberapa bulan yang lalu. Berbagai atraksi, event dan suguhan menarik dari sisi olahraga, budaya dan kesenian ditampilkan. Kreativitas anak muda Jember yang menampilkan karyanya melalui pagelaran Jember Fashion Carnaval dan Jember City Carnaval merupakan bukti bahwa disini kreativitas juga tumbuh dan berkembang. Ide dan gagasan Bupati Jember dalam menjual Kabupaten Jember tertuang dalam kemasan Bulan Berkunjung ke Jember. Bupati ingin memaksimalkan segenap potensi yang ada di Jember menjadi bernilai lebih dan layak jual. Hingga akhirnya menjadikan masyarakat Jember yang sejahtera dapat terwujud. Kreativitas dapat hidup dan berkembangan dalam ruang yang mendukung terciptanya ide dan gagasan brilian. Kreativitas perlu dilatih, dipacu, dikembangkan hingga melahirkan karya-karya spektakuler. Ide itu lahir dari buah imajinasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Gagasan itu muncul dari pemikiran-pemikiran insan yang bebas dalam berekspresi. Semua itu bermuara pada meningkatkan daya saing dalam upaya memenangkan transformasi global saat ini. Pemerintah selalu memberikan dukungan terhadap lahirnya kreativitas masyarakat. Program yang dibuat berusaha mendukung dan memelihara agar iklim kebebasan berkreasi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sinergisitas elemen antara masyarakat kreatif dan pemerintah akan membuat Jember yang berdaya saing. Selamat Berkreativitas.

SUSUNAN REDAKSI

Pelindung : BUPATI JEMBER, Penanggung Jawab : KABAG HUMAS PEMKAB JEMBER, Pemimpin Umum : KASUBAG KERJASAMA MEDIA HUMAS PEMKAB JEMBER, Pimpinan Redaksi : INDRA G. MERTOWIJOYO, Redaktur Pelaksana : TAUFAN B., Redaktur Ahli : M. EKSAN, AGUNG PURWANTO, YUSUF ISKANDAR, EFENDY, SOLIHIN A., Dewan Redaksi : ABDUL KADIR, ANAM MASJHOEDI, GANGSAR WIDODO, YUDI INDRAWAN, Tim Redaksi : WINARDYASTO, ANIK DWI MULYANI, FERA APRILIYANTI, Fotografi : TIM KREATIF HUMAS PEMKAB JEMBER, Alamat : JL. SUDARMAN 1 JEMBER, TELEPON : 0331-428824, website : http://jemberkab.go.id, Diterbitkan Oleh : HUMAS PEMKAB JEMBER.

3


VISION

Maju Bersama Dengan Ekonomi Kreatif

E

Sugeng/Humas

konomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan modal pengetahuan (stock of knowledge )dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatannya. Konsep baru dalam bidang ekonomi ini, lahir menyusul terjadinya transformasi dalam struktur perekonomian dunia yang sedemikian cepat seiring pertumbuhan ekonomi dari berbasis sumber daya alam (SDA) ke sumber daya manusia (SDM). Dari era pertanian menuju era industri dan informasi. Terjadinya perubahan konsep dalam bidang ekonomi dunia inilah yang pada gilirannya, mau tidak mau, suka tidak suka, harus diikuti. Karena jika tidak, maka sebuah negara atau daerah, akan tertinggal jauh dari negara atau daerah lainnya. Apalagi, gaun konsep ekonomi kreatif ini semakin mendapat perhatian di banyak negara, karena ternyata dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian. Tidak terkeculi dengan Indonesia, gaung ekonomi kreatif mulai terdengar ketika pemerintah mencari cara untuk meningkatkan daya saing produk nasional dalam menghadapi pasar global. Untuk tingkat daerah, seperti Kabupaten Jember, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan perekonomian melalui penelurusan dan pengamatan terhadap berbagai potensi yang ada, hingga memunculkan sebuah ide ekonomi kreatif. Di daerah ini, banyak peluang dan potensi yang bisa diolah dan dikembangkan untuk dijadikan sebagai mata penghidupan.

4


VISION

Jember merupakan daerah dengan berbagai potensinya. Sumber daya alam yang sangat beragam, akan menjadi sesuatu yang mubazir ketika tidak ada tangan-tangan kreatif yang mau mengolahnya. Penciptaan peluang usaha di masa sekarang adalah sebuah keniscayaan yang mesti dilakukan ketika persaingan di berbagai bidang semakin sengit. Kebergantungan terhadap kekayaan alam sudah tidak seharusnya dilakukan. Sumber daya alam harus dikelola dengan ide-ide kreatif yang bisa menjadikan produk pertanian yang dihasilkan akan lebih memiliki nilai dan mampu bersaing dengan produk impor dalam menghadapi pasar global. Mengingat ekonomi kreatif dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, maka diperlukan adanya perubahan sikap dari seluruh lapisan masyarakat, utamanya kalangan muda yang indentik dengan kreasi, dalam menyikapi terjadinya perubahan di segal bidang dewasa ini. Industri kreatif haruslah menjadi pilihan, karena membawa perubahan positif bagi perekonomian Kabupaten Jember ke depan. Perkembangan industri kreatif di Kabupaten Jember, harus terus ditingkatkan, terutama untuk SDMnya, termasuk perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI). Selain juga harus ada upaya optimalisasi terhadap infrastruktur teknologi informasi serta akses kesempatan.

Kita patut berbangga diri, atas ide kreatif yang telah dimunculkan beberapa putera-putera Jember. Jember Fasion Carnival (JFC), sebagai contohnya. Lewat sentuhan kreatif putera Jember, Dynand Fariz, Jember semakin dikenal seantero dunia. Ide kreatif seperti inilah yang sangat dibutuhkan di era sekarang. Tidak hanya bidang fashion atau hiburan saja ide-ide bisa dituangkan. Bidang-bidang yang lain, juga membutuhkan ide-ide kreatif, agar memiliki nilai tambah dan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sekadar untuk diketahui, dari catatan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dampak positif yang dtimbulkan dari ekonomi kreatif bagi pendapatan domestic bruto (PDB) tidaklah kecil. Di tahun 2010 saja, ekonomi kreatif mampu menciptakan nilai tambah sebesar 468,1 triliun dari 7,29% dari PDB nasional. Peningkatan nilai tambah ini didapat melalui 14 sub sektor industry kreatif, yang salah satunya adalah bidang fesyen. Nah, dari data itu bisa diambil kesimpulan, begitu besarnya dampak positif yang ditimbulkan dari kegiatan ekonomi kreatif. Sekarang tinggal bagaimana kita sebagai pemiliki dari daerah tercinta Kabupaten Jember ini. Kalau daerah ini ingin lebih maju dengan masyarakat yang berkecukupan, maka tidak ada pilihan lain, kecuali meningkatkan SDM masing-masing individu untuk menciptakan ekonomi kreatif. (*)

5


BERITA UTAMA

Festival Kesenian Tradisi se Jawa timur

Lestarikan Budaya di Tengah Arus Globalisasi Oleh : Fera Aprilianti

S

ore itu tidak seperti biasanya, alun-alun Kota Jember benar-benar dipadati banyak orang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua yang telah lanjut usia. Tak hanya itu saja, para pedagang asongan juga turut meramaikan salah satu tempat yang banyak dikujungi masyarakat Jember itu. Memang ada yang berbeda pada sore itu, alun-alun terlihat dipenuhi standstand yang berjejer rapi, dengan sebuah panggung megah ditengah-tengahnya, serta yang tak kalah atraktif sebuah layar besarpun dipasang disana. Sore itu, alun-alun kota Jember memang tengah digunakan untuk opening ceremony festival kesenian tradisi se-Jawa timur, dimana Jember merupakan tuan rumah, dari ajang bergengsi itu.jadi tak heran, jika terlihat nampak berbeda. Meski baru pertama kali, namun kegiatan tersebut menarik perhatian banyak orang. Festival kesenian tradisi, merupakan suatu ajang, dimana dalam kegiatan tersebut, akan diisi hal-hal yang sarat akan kebudayaan, hal itu bertujuan agar kesenian tradisi yang masih ada hingga saat ini tetap menunjukkan eksistensinya,

6


BERITA UTAMA

Sayful/Humas

Jadi kegiatan festival ini benar-benar untuk melestarikan budaya, dan membudidayakannya, selain itu juga bisa dijadikan ajang slaturahmi daerah satu dengan daerah lainnya, saling mengenalkan kesenian tradisi, ini sangat bagus,�

meski berada di tengah arus globalisasi sekalipun. Festival tersebut juga mendapat dukungan dari berbagai daerah, hal itu dibuktikan dengan banyaknya peserta yang turut berpartisipasi , diantaranya adalah 12 komunitas yang ada di Jawa Timur seperti Probolinggo, Banyuwangi, Madura, Trenggalek dan berbagai daerah lainnya, turut menjadi peserta dalam kegiatan ini. Hadir dalam acara ceremony yang dibuka pada hari Sabtu (10/11) itu, antara lain, Bupati Jember, MZA Djalal, Direktur Pembinaan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta sejumlah pejabat dan beberapa pihak terkait. Bupati MZA Djalal, memberikan apresiasi atas kegiatan ini, karena itu bagian dari budaya yang harus dijaga keberadaannya, terlebih kesenin tradisi yang memang dimiliki tiap daerah. “Jadi kegiatan festival ini benar-benar untuk melestarikan budaya, dan membudidayakannya, selain itu juga bisa dijadikan ajang slaturahmi daerah satu dengan daerah lainnya, saling mengenalkan kesenian tradisi, ini sangat bagus,� ujar Bupati Djalal. Ia juga berharap dengan digelarnya kegiatan tersebut, mampu untuk melestarikan dan juga meningkatkan komunitas-komunitas budaya yang dimiliki oleh masing-masing daerah agar tetap eksis di tengah – tengah arus globalisasi.

Masing-masing Daerah Tampilkan Kesenian Dalam kegiatan festival tersebut, ada banyak hal yang ditampilkan, mulai dari beragam tradisi budaya seperti upacara adat, permainan tradisional serta hasil karya seni masyarakat. Serta tak lupa produk unggulan dari masing-masing daerah juga ditampilkan disana. Untuk produk dari tiap-tiap daerah , dipajang di beberapa stand yang telah disediakan, seperti banyuwangi misalnya yang memamerkan hasil produk kerajinan tangan, patung gandrung, dan makanan khasnya bagiak, sedangkan kabupaten bondowoso memamerkan makanan khas seperti tape bakar, dan produk unggulan lainnya, dari Madura memamerkan batik dan olahan makanan khasnya, semua tersedia di stand-stand yang telah disediakan panitia.

7

Sayful/Humas


BERITA UTAMA

Sayful/Humas

Setiap harinya, selama acara berlangsung standstand tersebut dipenuhi banyak pengunjung, mulai dari yang hanya melihat dan ingin sekedar tau produk khas daerah lain, hingga yang berbelanja karena tertarik dengan apa yang ditawarkan di stand tersebut. Selain itu para pengunjung juga dapat menyaksikan pagelaran seni yang beraneka ragam, seperti pada hari pertama yang dibuka dengan kesenian tradisi asli Jember, Larung Sesaji, Tari Labako, dan olahan tembakau, kesenian Jember tersebut benar-benar memukau pengunjung, terlebih pada saat ditampilkannya larung sesaji. Larung Sesaji, yang juga dikenal banyak orang dengan sebutan Petik Laut, merupakan tradisi asli masyarakat nelayan di Kabupaten Jember. Tradisi Larung Sesaji yang sudah ada sejak masa Kerajaan Mataram itu, saat ini masih terus dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarkat nelayan di daerah Puger, Kabupaten Jember. Dikatakan larung sesaji karena dalam setiap pelaksanaan upacara adat, dilarung beberapa sajian seperti kepala kambing, ayam hitam, jenang 7 warna, bunga 7 rupa, yang diletakkan dalam sebuah perahu mini, dan dihanyutkan ke laut. Hal tersebut dilakukan bukan karena musyrik, namun semua itu dilakukan tetap untuk Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai salah

8

satu bentuk permohonan agar Jember selalu diberi kemurahan rezeki. Selain larung sesaji,penonton juga terpukau dengan kesenian tradisi lainnya,seperti upacara adat suku Tengger dari Probolinggo, Tari Gandrung, dari Kabupaten Banyuwangi, Tari Jaranan Turanggayakso dari Trenggalek, Kirap Topeng dari Malang, Toeng Delem dari Sumenep, serta masih banyak kesenian dari tiap daerah, yang juga ditampilkan disana. Tak hanya itu saja, dalam kegiatan tersebut , para pengunjung juga bisa menikmati pemutaran film/on screen, film yang ditayangkan tentu memiliki nilai edukasi, salah satu film yang diputar adalah film documenter dari komunitas tanoker, ledokombo. Dimana film tersebut diadopsi dari kisah nyata perjuangan anak-anak tanoker , mulai dari persahabatan, belajar, bermain, serta melestarikan kesenian tradisional , yakni egrang, dimana permainan tradisional tersebut hamper mati suri, untuk itu tanoker berjuang untuk menunjukkan ke-eksistensiannya�dari film –film yang diputar tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap para pengunjung yang datang dan menonton tayangan tersebut. Menurut Drs Gendro Nurhadi, M.Pd, Direktur Pembinaan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan,


BERITA UTAMA

bahwa acara Gelar Tradisi Komunitas Budaya Tingkat Provinsi Jawa Timur 2012 itu dilakukan untuk melestarikan tradisi budaya masyarakat Jawa Timur agar tidak ‘’punah’’ karena semakin ditinggalkan. “Kemajuan jaman, membuat kita, terutama generasi muda lupa akan tradisi nenek moyangnnya, jadi kita harus melestarikan kesenian tersebut, agar tetap terjaga, dan tidak punah serta kesenian tradisi tersebut tetap dilestarikan,” tegasnya. Ia juga mengatakan bahwa Kabupaten Jember dipilih sebagai tuan rumah untuk kali pertamanya kegiatan festival digelar. Karena menurutnya Jember dinilai pantas untuk dijadikan sebagai tuan rumah dalam festival ini “Kalau Jember saya pernah membaca karya milik pak Ayu sutarto, dan saat diskusi dengan beliau mengatakan bahwa ada 12 komunitas di Jawa Tmur, ini baru kali pertama mengadakan festival ini, jawa timur saya pilih, dan mengapa Jember, karena Jember bisa menyatukan 12 komunitas ini , dan di Jember sudah terkenal seninya, seperti JFC itu,jadi kami sepakat memilih Jember untuk dijadikan sebagai tuan rumah festival yang pertama diadakan ini “jelasnya Selain beragam kesenian, dalam festival gtersebut juga diadakan sarasehan budaya, seperti yang dikatakan Ketua panitia lokal, Arief Tjahyono “ selain acara itu juga akan dilakukan Sarasehan Budaya. Kita ingin para pegiat komunitas yang mewakili wilayah budaya ,bisa melontarkan aspirasinya agar pemerintah bisa lebih serius membantu,”ujar Arif.

Pedagang Kecil Diuntungkan Kegiatan festival yang berlangsung selama empat hari itu, ternyata membawa dampak yang sangat baik bagi para penggerak ekonomi, mulai dari pedagang asongan hingga hotel-hotel yang ada di Jember pun ikut merasakan dampak digelarnya festival kesenian tradisi tersebut. Hal itu dibenarkan oleh Suporahardjo, salah seorang penasehat kegiatan festival kesenian tradisi itu, bahwa kegiatan ini membawa dampak positif bagi masyarakat. “Selain bisa mengenal lebih jauh tentang kesenian tradisi dari berbagai daerah, kegiatan ini juga membawa dampak baik bagi penggerak ekonomi, misalnya setiap delegasi dari tiap daerah, beranggotakan 30 orang, ini berapa delegasi, jadi hotel-hotel akan ramai, dan juga para pedagang mulai dari pedagang asongan, pedagang kaki lima, outlet, pusat oleh-oleh juga otomatis akan ramai, jadi dampaknya sangat bagus kegiatan ini,”ujarnya. Kegiatan yang banyak menampilkan beragam kesenian tradisi itu, ternyata banyak mengudang Foto-foto: Sayful/Humas perhatian masyarakat, karena selain bagus, juga dinilai dapat menambah wawasan tentang kesenian. Seperti dikatakan salah satu pengunjung, Aisyah, yang mengaku sangat menikmati suguhan acara kesenian yang digelar di alun-alun Jember. “Acara ini sangat bagus sekali, karena disini ada banyak penampilan kesenian tradisi dari berbagai daerah, saya jadi lebih tau tentang kesenian tradisi dari daerah lain, dan juga ada berbagai produk mulai dari produk kesenian, hingga produk makanan khas yang digelar di masing-masing stand, jadi sangat bagus sekali acara festival ini,”tegasnya.

9


BERITA UTAMA

10


11


Kerajinan Sebagai Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi Crafts For Lever Economic Growth Oleh : Indra G. Mertowijoyo

12

Teguh/Humas

Dok. Humas

Jember Kita. Kabupaten Jember sebagai salah satu daerah di wilayah timur Jawa Timur, tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya. Daerah ini juga memiliki potensi lain berupa kerajinan dengan beragam jenis dan usahanya tersebar di hampir setiap kecamatan di Kabupaten Jember. Potensi lain yang tak kalah menariknya adalah usaha batik yang sejak lama diusahakan masyarakat. Perkembangan usaha batik di Kabupaten Jember ini, belakangan menunjukkan peningkatan, itu ditandai dengan menjamurnya galeri batik, pun juga motifnya semakin variatif. Beragamnya potensi ini, jelas akan membawa dampak positif bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Karena paling tidak, usaha seperti ini akan mampu memberi peluang kerja bagi masyarakat, sebab itu perlu mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah, utamanya dinas terkait. Hal ini khususnya berkaitan dengan produk yang dihasilkan oleh usaha kecil menengah yang dijalankan masyarakat. Sebisa mungkin, semua produk yang dihasilkan usaha kecil menengah (UKM) di Kabupaten Jember, terlindungi hak patennya, sehingga tidak mudah diklaim oleh daerah atau orang lain dan perajin Jember sendiri hanya mendapatkan keuntungan yang tidak seberapa. Lemahnya posisi tawar produsen atau perajin ini bisa dilihat dari banyaknya produk kerajinan yang dipasarkan pihak ketiga di luar Jember, bahkan luar negeri. Meski produk kerajinan tersebut hasil karya perajin local Jember, akan tetapi karena tidak ada hak patennya, produk kerajinan itu diklaim daerah lain.

Jember District as one of the region in eastern of East Java is not only rich in natural resources. This region also has another potential, it is a varied handicraft industry spread in almost every sub district in Jember. Another interesting potential is batik industry which already known as commodity produced by local people since long time ago. The growth in batik industry is showing positive sign recently, marked by the increasing number of batik gallery, and the motifs are also more varied. This varied type of potential will bring a positive impact on the effort to develop the citizen’s welfare. At least it will open the employment opportunities for the society, which is why the government should pay more attention especially the related government agencies. It more specifically related with the product made by small and medium enterprises run by the society. Every product made by the small and medium enterprise (UKM) in Jember should have been already patented. So it not easily claimed by another region or people, leaving its original Jember handicraftsmen to gain just a little fortune from their work. The vulnerability of the handicraftsmen can be proofed by the high amount of handicrafts product marketed by the third parties outside Jember, or even abroad. Even it’s made by Jember local handicraftsmen but when they don’t have patent on it, the product is claimed by other regions.


Contoh, meski barang kerajinan yang dipasarkan di Amerika Latin, Eropa, serta negara-negara Asia dan Afrika Selatan itu merupakan karya perajin Balung, tapi karena pemasoknya bukan orang Balung atau Jember, tapi Bali, maka barang tersebut dikenal sebagai hasil kerajinan Bali. Ini bisa terjadi, karena pemasaran hasil industri kerajinan Balung, selama ini masih melalui pihak ketiga, yang biasanya dilakukan di Bali. Karena itu amat disayangkan kalau hasil karya masyarakat Jember ini tidak bisa dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat Jember sendiri. Mereka hanya sebagai buruh kerajinan, yang tugasnya hanya memasok barang sesuai pesanan pemilik modal. Padahal kalau sedikit mau memberi perhatian lebih kepada aktivitas kerajinan yang dilakukan masyarakat, utamanya berkaitan dengan hasil karyanya, sangat bisa dipastikan kehidupan masyarakat Jember akan lebih baik, dan nama Jember sudah barang tentu juga turut ikut terangkat. Seperti di Kecamatan Balung, yang sudah dikenal sebagai pusat kerajinan rakyat, produk yang dihasilkan sudah merambah ke banyak daerah, bahkan luar negeri. Ada dua desa di Kecamatan Balung, yang dikenal sebagai sentra industri kerajinan yang masing-masing

For example, some handicrafts exported to Latin America, Europe, Asia and African countries are made by handicraftsmen of Balung (a Sub District in Jember). But the suppliers are not Balung or Jember citizen. They are from Bali. Therefore, the handicrafts made by people of Balung are more known as Bali handicrafts. This happened because the marketing of handicraft products is still relying on the third party, usually conducted in Bali. It is too bad if the work of Jember people can’t be fully enjoyed by Jember people their selves. They only serve as handicrafts labor, which role only to fulfill the capital owner orders. If there’s a little extra attention is given to the handicrafts production activity conducted by society, especially concentrated on the product itself, the society welfare will be improved. And the Jember name will also become known. Like in Balung sub district, that already known as the center of traditional handicrafts, their product already known by many region, and even abroad. There are two villages in Balung Sub District, both is well-known as handicrafts product center and each of them is producing different kind of handi-

memproduksi barang kerajinan berbeda. Desa Tutul dengan produk manik-maniknya, merupakan sentra kerajinan rakyat yang hampir setiap rumah penduduknya ada kegiatan usaha kerajinan. “.Disini, semua orang diberdayakan, tidak ada yang menganggur. Bahkan ibu-ibu disini nonton TV pun dapat uang karena sambil merangkai tasbih,” ujar Hj Juana SH, Kepala Desa Tutul, Kecamatan Balung. Beberapa produk kerajinan yang dihasilkan masyarakat Desa Tutul, selain manik-manik ada juga peralatan dapur dan tasbih. Untuk mendapatkan produk kerajinan rakyat (handycraft) dari Balung ini, tidak terlalu sulit, karena memang diproduksi oleh masyarakat dengan harga antara ribuan hingga ratusan ribu rupiah, tergantung bahan yang digunakan.

crafts. Tutul Village is known for its beads product. Almost every family in this village is having handicrafts product made in their house. “In here, everyone is empowered. No one become jobless. Even the housewives in the village that watching TV can earn money, because in the meantime they string up prayer beads,” said Hj Juana SH, The Chief of Tutul Vilage, Balung Sub District. A few product made by Tutul Village society are prayer beads, and kitchenware. To get the Balung originated handicrafts is not too difficult. The products are made by Balung people with the price ranging from thousand until hundred of thousand rupiah, depending on the raw material.

Dok. Humas

13


Dikenalnya Desa Tutul sebagai daerah penghasil manik-manik dan tasbih, kata Juana, cukup membanggakan masyarakatnya. Terlebih, desa ini menjadi desa binaan PT Telkom dan kerap mewakili Jember dalam pameran atau ekspo kerajinan di berbagai tempat. “Selain Telkom, kami sering dapat bantuan dari mana-mana, seperti Bappemas, Dinas Koperasi serta Disperindag Propinsi Jawa Timur,” papar Juana, SH, Kepala Desa Tutul. Tasbih memang menjadi sandaran hidup bagi ribuan jiwa di Desa Tutul Kecamatan Balung. Kegiatan pembuatan tasbih seperti ini, sudah dijalankan masyarakat Tutul sejak puluhan tahun silam, bahkan turun termurun. Adapun bahan yang digunakan untuk tasbih, pengrajin biasanya menggunakan kayu Akar Bahar, Gaharu, Raisin, Cendana, Kaukah, Santeki, Galih Asem, Kayu Kopi dan lain-lain. Bahan baku tersebut, selain didapat dari daerah-daerah di Indonesia, juga ada yang diimpor dari Timur Tengah, khususnya Kaokah. Sedang proses pembuatannya, dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain pemotongan kayu, membuat bulatan sesuai dengan ukuran yang diinginkan, serta pewarnaan. Dalam pengerjaannya, pengrajin tasbih Desa Tutul banyak melibatkan pekerja di sekitar wilayah mereka. Para laki-laki biasanya bekerja sebagai pengrajin dalam proses pembuatan tasbih, sedangkan wanita bekerja sebagai perangkai tasbih. Di kalangan masyarakat Balung, musim ibadah haji adalah saat yang sangat dinanti-natikan, karena biasanya permintaan akan tasbih akan terus mengalir. Biasanya order yang mereka dapatkan bisa dua kali lipat lebih banyak dari hari-hari biasa. “Yang banyak diminati dan harganya cukup mahal adalah tasbih dari kaokah, karena bahannya memang didatangkan dari Timur Tengah,” papar Juana.

14

The predicate as a beads and prayer beads producing region is making Tutul Village people very proud. Moreover, this village become the assisted village of PT Telkom and often represents Jember in handicraft exhibition in various places. “Beside Telkom, we get a lot of support from everywhere, such as Bappemas (People Empowerment Agency, a government agency), Dinas Koperasi (Cooperative Agency) and also Disperindag (Trade and Industry Agency) of East Java province,” said Juana, SH, Chief of Tutul Village. Prayer beads had already been the livelihood of thousand people in Tutul Village, Balung Sub District. The prayer beads making has been conducted since decades ago and even passed from generation to generation. And the raw material to make prayer beads are Akar Bahar wood, Gaharu, Raisin, Cendana, Kaukah, Santek, Galih Asem (all of these are type of wood), coffee wood, etc. Those materials are collected from regions within Indonesia. But there’s one material, kaokah, which specially imported from Middle East. As for the making process, it undergoes a few particular steps. There are wood chopping, making sphere as the size needed, and coloring. In the process, the handicraftsmen of Tutul Village is involving a lot of worker from within their area. The men are working as handicraftsmen in the prayer beads making process, and the women are stringing up the prayer beads. The pilgrimage season is the most anticipated moment by Balung people. The demand on this season is highly increases; it can reach twice of the normal season. “And the most wanted, and also the most expensive is kaokah prayer beads. Because the raw material is brought from Middle East,” explain Juana.


Tak hanya tasbih yang sukses digarap sebagai mata pencaharian masyarakat Desa Tutul. Mereka ternyata juga berhasil membuat handycraft dalam bentuk lain, seperti kerajinan manik-manik, gelang berbahan raisin, serta alat dapur dari kayu kelapa. Tak tanggung-tanggung, kerajinan tersebut telah mampu menembus pasar internasional hingga ke daratan Amerika. Umumnya, produk kerajinan yang dihasilkan masyarakat di desa ini, dipasarkan ke Bali dan kota-kota besar lain di Indonesia. Seperti kerajinan alat dapur dari kayu aren yang bahannya didatangkan dari Solo, pemasarannya sampai ke Papua, Palu, Balikpapan serta Medan dan Jakarta. Namun begitu, Juana mengakui, pengrajin-pengrajin di Desa Tutul bukan lepas dari masalah. Saat ini mereka lebih terkendala oleh akses pasar. Banyaknya pengrajin yang menekuni bidang yang sama di satu desa, membuat mereka kelebihan stok. “Terkadang saat mereka ke Bali untuk menjual hasil kerajinannya, pembeli yang kebanyakan toko-toko souvenir menolak, karena stok sudah banyak. Ini akan merugikan pengrajin,” jelasnya. Untuk itulah, Juana sangat menginginkan adanya bantuan pemerintah melalui dinas terkait dalam hal pemasaran. Melihat potensi yang besar dari warganya, Juana berharap pemerintah dapat membangun outlet khusus untuk segala jenis handycraft Desa Tutul.

Prayer bead is not the only product of the Tutul Village. They also make different kind of handicraft. Such as beads jewelry, raisin based bracelet, and kitchenware made from coconut wood. Amazingly, those products have already penetrated the international market, sold until America. Usually, the handicrafts products made by the people of this village are marketed to Bali and big cities in Indonesia. For example the kitchenware handicrafts made from aren wood (a type of wood). The raw material is brought from Solo, and marketed until Papua, Palu, Balikpapan, Medan and Jakarta. But that doesn’t mean the handicraftsmen are not facing problems. Right now they have market access issue. A lot of handicraftsmen is making the similar product in a village, make overstock condition there. “Sometimes their product is rejected, for example when they try to market it to Bali, because the souvenir outlets already have too many stocks in their store. This can harm their profits,” he explained. It is why; Juana is really looking for the government help trough related agencies in marketing the product. By considering the huge potential of the people here, Juana hopes the government can build a special outlet for all kind of handicraft from Tutul Village.

Still Using the Third Party Masih Melalui Pihak Ketiga Satu desa lagi yang dikenal sebagai sentra kerajinan di Kecamatan Balung adalaj Desa Balungkulon. Berbeda dengan kerajinan produksi Desa Tutul, perajian di desa Balungkulon ini, lebih memfokuskan produknya pada pada alat music dan senjata tradisional, bangsa-bangsa lain. Jenis kerajinan yang dihasilkan masyarakat di desa ini, seperti alat music Jimbe, Diageridoo (ridu-ridu), serta senjata tradisional suku Aborigin, Australia, boomerang. Dok. Humas Sebagian besar produk kerajinan yang dihasilkan masyarakat di Kecamatan Balung ini, dipasarkan ke luar negeri, seperti ke Uzbekistan, Turki, Afrika Selatan, Perancis, dan negara-negara Amerika Latin serta Eropa dan Afrika. Penjualan produk kerajinan ke luar negeri ini umumnya masih melalui pihak ketiga. Perajin di Balung hanya sebatas membuat sesuai permintaan dari pedagang yang akan menjualnya ke luar negeri.

Another village that famous as handicrafts center in Balung Sub District is Balungkulon Village. A little differ from Tutul Village products, the handicraftsmen of Balungkulon are focusing in making musical instrument and traditional weapon from other nation. The products of this village are Jimbe (traditional musical instrument), Didgeridoo (native Australian musical instrument), and boomerang, a traditional weapon of Aborigin people from Australia. Most of these products are marketed abroad, such as Uzbekistan, Turkish, South Africa, France and other Latin America countries, Europe. The selling of these products is still using the third party. The handicraftsmen in Balung are only making the product ordered by merchant that sell it abroad.

15


BERITA UTAMA

“Kita butuh pelatihan, bahkan juga modal dari dinas terkait,”

Sebut saja Jimbe misalnya, Konjen Korea Selatan memesan sebanyak 12.000 unit, dan tas dari batok kelapa sebanyak 10.000 unit. “Sedang untuk boomerang, ada pesanan sebanyak 45.000 unit,” ungkap Rahmat Syaifuddin, perajin Jimbe dan Boomerang, di Desa Balungkulon. Proses penjualan yang masih melalui pihak ketiga dan umumnya dari Bali ini, kata Rahmat, sebenarnya sangat disayangkan, karena hasil yang dinikmati perajin tidak seberapa dibanding yang didapat tengkulak. Belum lagi soal nama, dengan alur penjualan yang masih melalui pihak ketiga, produk kerajinan yang dihasilkan masyarakat Balung tidak membawa nama daerah (Jember maupun Balung), tapi daerah lain. Upaya untuk memperkenalkan kerajinan yang dihasilkan masyarakat di Desa Balungkulon, sudah dilakukan lewat pendataran ke Disperindag, Jawa Timur. Bahkan produk kerajinan tersebut juga dipamerkan di show room Jatim Covention Cantre (JCC). Menurut Kepala Desa Balungkulon, Risin SH, pemerintah perlu lebih memberikan perhatian terhadap potensi sumber daya manusia yang ada di desanya. Bentuk perhatian itu bisa diwujudkan dalam pemberian pelatihan guna meningkatkan skill dan hak patent bagi produk kerajinan yang dihasilkan.

16

For example, the South Korean Consulate General has ordered 12.000 units of Jimbe, and 10.000 units of bag made from coconut shell. “As for the boomerang, 45.000 units are ordered,” said Rahmat Syaifuddin, a Jimbe and Boomerang handicraftsmen from Balungkulon Village. The using of the third party in marketing the product is something quite regretted. Because the profit of handicraftsmen is cannot be compared with the amount Dok. Humas gained by the middlemen. And by using the third party, products of Balung people cannot be known. The product does not carry the name of its original region (Jember or Balung) but it carries other region. The attempt to introduce handicrafts made by Balungkulon Village is already conducted by registering it to the Trade and Industry Agency of East Java. Even the product has already exhibited in the East Java Convention Centre (JCC) show room. According to the Chief of Balungkulon Village, Risin SH, the government must pay more attention to the human resource in the village. It can be shown in form of training to increase the skill and the patent given to the handicrafts they made.


Bahkan untuk mempermudah perajin dalam memasarkan produk kerajinannya, Risin mengusulkan, perlu adanya lembaga, bisa dalam bentuk koperasi dan sebagainya. “Kita butuh pelatihan, bahkan juga modal dari dinas terkait,” ujar Risin, Kepala Desa Balung Kulon.

Kota Handycraft Balung menjadi Kota Handycraft?, Kenapa Tidak !!!. Dilihat dari potensinya, Balung sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata handycraft. Mengingat daerah ini merupakan sentra kerajinan tangan (handycraft) yang sudah sangat dikenal, bahkan sampai mancanegra. Karena itu, tak salah kalau Camat Balung, Drs Murdiyanto, M.Si, mencoba membuat konsep bagi wilayah yang dipimpinnya sebagai daerah tujuan wisata. Keinginan kuat Murdiyanto menjadikan Balung sebagai daerah tujuan wisata handycraft, bukan tanpa alasan. Konsep yang ditawarkan Murdiyanto untuk menjadikan daerahnya sebagai daerah tujuan wisata, diantaranya, menggagas berdirinya outlet, yang didalamnya berisi berbagai produk kerajinan masyarakat Balung. Lewat outlet ini, masyarakat atau peminat hasil kerajinan masyarakat Balung, bisa lebih mudah mendapatkannya. Guna memperkuat keberadaan Balung sebagai Kota Handycraft, juga direncanakan pembuatan pot bunga pada sepanjang jalan raya, mulai dari perbatasan sampai depan Kantor Polsek Balung. Pot bunga yang juga dilengkapi dengan gapura pada pintu Repro masuk wilayah Balung. Dengan outlet kerajinan ini, diharapkan pengrajin akan lebih mudah memasarkan hasil kerajinannya. Sehingga diharapkan, para perajin akan lebih kreatif dan inovatif serta bergairah dalam menekuni dunia kerajinannya.

Dok. Humas

And to make it easier for the handicraftsmen to market their products, Risin suggest to build an institution, in form of cooperative or else. “We need more training, and also capital from related government agencies,” said Risin, the Chief of Balungkulon Village.

Handicraft City Balung become a Handicraft City? Why not!? From the potential, the possibility of Balung to become a handicrafts tourism destination is very high. Considering this place is already become the handicrafts center that already famous, even until abroad. It is why, the Head of Balung Sub District, Drs Murdiyanto, M.Si, is attempting to make a concept to make it as tourism destination. Murdiyanto’s strong will to make Balung as handicrafts tourism destination is not only an empty dream. The concept offered by Murdiyanto to make his area become the tourism destination, among them is pioneering to build an outlet. Inside it, we can get every handicrafts products made by Balung people. Through this outlet, people outside or the handicrafts collector can get their products easier. To strengthen the Balung’s existence as the Handicrafts City, a plan to make flowerpot along the highway, from the border until the Balung Sub District Police Command Office. The flowerpot is also combined with a gate on the entrance to Balung area. With this outlet, the handicraftsmen are hoped to be easier to market their products. So that the handicraftsmen are hoped to be more creative and innovative and passionate to

17


PERTANIAN

Oleh : Anik D. Mulyani

Anik/Humas

18


I

kon oleh-oleh khas Jember tidak terlepas dari kudapan kecil memanjang menyerupai permen cokelat. Suwar suwir, itulah nama yang dipakai untuk menyebut makanan olahan berbahan dasar tape. Suwar suwir sudah dikenal cukup lama, dan terus berkembang di awal era milenium sehingga menjadi ikon oleh-oleh yang tidak bisa dilewatkan oleh siapapun yang singgah ke Jember. Seperti Rani, salah seorang mahasiswa yang sudah tinggal di Jember selama 3 tahun mengaku bahwa dirinya kerap membeli oleh-oleh berupa suwar suwir untuk dijadikan oleh-oleh saat pulang ke Sidoarjo. Rasa khas dari tape bercampur gula sangat digemari oleh keluarga di tempat asalnya. Harga yang relatif murah dan cukup mudah di dapatkan di banyak outlet oleholeh di Jember, membuatnya tidak pernah absen untuk membeli penganan yang satu ini. Suwar suwir memang memiliki cita rasa unik, manis, dan legit namun tidak meninggalkan rasa asli tape sebagai bahan baku utama. Sekilas, wujud suwar-suwir mirip dengan dodol. Hanya saja suwar-suwir berwujud lebih padat. Bahan baku tape singkong sebagai materi pembuatan suwar suwir memang banyak didapatkan di Kabupaten Jember. Melimpahnya stok tape singkong di Kabupaten Jember membuat pelaku industri kreatif

mengolahnya menjadi suwar suwir untuk menciptakan nilai tambah dari produk tape singkong. Pembuatan suwar suwir mayoritas dilakukan oleh industri rumahan. Salah satunya adalah Abdurrahim, salah satu pemilik usaha suwar suwir tertua di Jember. Abdurrahim membuat suwar suwir sejak tahun 1984 dan mulai mengantongi izin usaha dan nomer registrasi Depkes pada tahun 1987 dengan merk dagang Rama. Dalam membuat suwar suwir, ia dibantu oleh 6 orang familinya. Bertempat di rumah sederhana di Jalan Wachid Hasyim, ia melakukan semua proses produksi suwar suwir dengan peralatan yang sangat sederhana. “Sebagian besar memang masih memakai tenaga manusia. Hanya pengadukan adonan kita sudah pakai molen yang dulu kami dapat dari Disperindag,� katanya. Dalam 1 bulan, Abdurrahim bisa memproduksi suwar suwir rata-rata 1 ton. Namun berbeda dengan bulan-bulan spesial seperti lebaran dan tahun baru, dalam satu bulan ia bisa memproduksi lebih dari 1 ton. Permintaan rutin pada hasil produksinya cukup banyak dan merambah luar kota, seperti Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Banyuwangi, Surabaya, Malang, Probolinggo, Solo, Denpasar, hingga Kalimantan.

Anik/Humas

19


Saat ini kesulitan yang ia hadapi adalah bahan baku. Menurut Abdurrahman, tidak semua tape bisa dijadikan suwar suwir. Tape yang bagus untuk suwar suwir adalah tape yang mengandung banyak kadar tepung. Jika tidak, akan mempengaruhi rasa dari suwar suwir produksinya. Saat ini Abdurrahman hanya mengambil bahan baku dari pengusaha tape dalam kota Jember saja, karena ia bisa memilih sendiri tape yang sesuai dengan keinginannya. Selain UD Rama, suwar suwir juga diproduksi oleh UD Primadona. Berbeda dengan UD Rama, UD Primadona memproduksi suwar suwir dengan skala usaha yang lebih besar, dan menggunakan peralatan yang lebih modern mulai dari produksi, hingga pengemasan. 40 orang karyawan terlibat dalam bisnis jajanan khas Jember. UD Primadona juga memiliki outlet sendiri untuk memasarkan produk buatannya. “Saat ini kami memiliki tiga outlet di Jember yang menampung seluruh hasil produksi kami,� jelas Rendra Wirawan, putra pemilik UD. Primadona yang juga ikut membantu manajemen UD. Primadona�, Katanya. Tak hanya memasarkan hasil produk buatan sendiri, UD Primadona juga membantu memasarkan produk dari 14 pengusaha suwar suwir yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Suwar Suwir. Rendra mengatakan, Primadona tak takut bersaing dengan merk dagang lain, karena menurutnya konsumen akan bisa menilai produk yang lebih baik untuk dibeli. Selain mengandalkan penjualan dari outlet yang dimilikinya, UD Primadona juga rajin mengikuti pameran dagang di berbagai tempat, mulai dari tingkat lokal, provinsi, hingga nasional. Hal ini dilakukan untuk lebih mengenalkan suwar suwir sebagai makanan khas Jember ke luar daerah, sekalipun ia harus mengeluarkan dana pribadi.

20


“Saat ini kami memiliki tiga outlet di Jember yang menampung seluruh hasil produksi kami,” jelas Rendra Wirawan, putra pemilik UD. Primadona yang juga ikut membantu manajemen UD. Primadona”,

Seolah tak ingin pasar jenuh dengan satu jenis oleh-oleh, UD. Primadona terus berinovasi untuk membuat makanan lain seperti prol tape, dodol tape, brownies tape, dan lainnya. Dengan demikian, omzet yang diperoleh UD Primadona semakin meningkat. “Diversifikasi produk ini selain untuk menghindari kejenuhan pasar, juga sebagai upaya untuk meningkatkan omzet kita. Saat ini Kami juga mengembangkan kaos khas Jember, yang peluang pasarnya cukup besar,” paparnya.

Bentuk Asosiasi Pengusaha Sejak tahun 2000 hingga sekarang, telah tercatat 28 pengusaha suwar suwir AnikHumas yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jember. Dalam wadah Himpunan Pengusaha Suwar Suwir, mereka berusaha untuk terus meramaikan industri kudapan khas ini. Para pengusaha suwar suwir memegang teguh prinsip bahwa dalam mengembangkan suwar suwir, tidak ada persaingan yang merugikan antar pengusaha. Mereka saling membantu untuk mewarnai bisnis oleholeh Jember tersebut. “Terbukti dengan konsep seperti itu, produk suwar suwir bisa memiliki nilai tawar lebih baik di masyarakat,” Rendra yang juga menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Suwar Suwir. Pemerintah Kabupaten Jember melalui Dinas Koperasi dan UMKM serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan sering memberikan bantuan berupa dana stimulan maupun bantuan peralatan kepada pengusaha suwar suwir. Namun saat ini ada yang lebih dikhawatirkan lagi oleh pengusaha, yaitu nama paten. Pengusaha resah produk suwar suwir dapat dipatenkan daerah lain. Apalagi bukan hanya daerah Jember saja yang memiliki tape sebagai bahan baku suwar suwir yang melimpah. “Kami sebagai produsen sangat ingin suwar suwir bisa menjadi ikon seperti dodol garut, bisa mendominasi di daerah sendiri, dan dikenal oleh daerah lain. Dan ini butuh support yang besar dari pemerintah,” ujarnya. Selain itu Rendra berharap bahwa ke depan Himpunan Pengusaha Suwar Suwir dan Pemerintah Kabupaten Jember bisa bersinergi untuk melakukan pembinaan pengusaha dalam modernisasi teknologi demi memperbaiki industri makanan suwar suwir.

21


PERTANIAN

Oleh : Indra G. Mertowijoyo

22 Istimewa


S

ektor kepariwisataan di Kabupaten Jember terus menggeliat seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tempat hiburan. Hampir di setiap kecamatan saat ini berdiri tempat-tempat hiburan, mulai dari yang sengaja dibuat atau yang hanya mengembangkan potensi alam. Manjamurnya tempat wisata ini sudah barang tentu diikuti dengan persaingan untuk menjadi yang terbaik. Masing-masing pengelola tempat wisata berusaha menjadikan tempat wisatanya, lebih indah dan menarik, sehingga diminati masyarakat (pengunjung). Dengan penyediaan fasilitas yang memadai, sangat dipastikan tingkat kunjungan wisatawan ke Jember akan semakin membaik, terlebih jenis obyek wisata yang ditawarkan daerah ini cukup beragam. Di kota ini, wisatawan bisa menikmati banyak hal, tergantung selera dan tujuan yang diinginkan, bagi yang suka menikmati panorama laut, bisa ke Pantai Papuma, atau Pantai Watu Ulo, serta beberapa pantai lain, yang tak kalah indahnya, seperti Puger.

The tourism sector in Jember District is continuing to expand, along with the people’s need of entertainment. Almost every sub district has built an entertainment spot. From the kind of entertainment spot that is been built in purpose, or the one that expand the existing natural potential. The increasing of these Istimewa tourism spot must be followed by the competition to be the best. Every tourism spot management is trying to make their place become more beautiful and interesting, so the people (visitor) will like them better. By providing a adequate facilities, the tourist visit rate in Jember will gets better. Moreover, Jember has a lot of varied tourism spots. The tourists can enjoy many things, depends on their preference and intention. For those who like the sea scenery can go to Papuma Beach, or Watu Ulo Beach and also a few other beaches that has their own kind of beauty such as Puger.

23


Begitu juga bagi yang hanya sekadar untuk menghabiskan waktu liburan bersama keluarga, bisa datang dan mengunjungi wahana bermain, serta wahana air yang juga banyak terdapat di Jember, seperti Niagara Park, Oleng Sibuttong, dan wisata pemandian lainnya, seperti Patemon, Kebon Agung maupun Rembangan. Untuk yang suka keindahan alam, bisa datang ke tempat-tempat wisata agro, mulai dari agro wisata buah-buahan di Semboro dan Rembangan atau sayur mayur di Sukorambi.

And for those who want to spend their vacation with their family, can go to the recreational area, and also water recreation that widely available in Jember. For example, Niagara Park, Oleng Sibuttong, and other bathing tourism spot such as Petemon, Kebon Agung or Rembangan. For those who like the natural beauty can go to Agro-tourism spot such as fruit agro-tourism in Semboro and Rembangan, or vegetables in Sukorambi.

Indra/Humas

Sedang untuk yang suka berpetualang atau For people who have interest in adventure or penelitian, bisa datang ke kawasan Meru Betiri yang research, they can go to the Meru Betiri who has didalamnya juga terdapat pantai nan molek serta a natural and beautiful beach, Bande Alit. In this masih alami, Bande Alit. Di place, the visitors can enjoy “Di Jember peningkawasan ini, pengunjung bisa the Forrest’s beauty include katan tempat wisata menikmati indahnya hutan, yang their wild animal such as serta pendukungnya lengkap dengan satwa liarnya, Bull, Budeng or Lutung (a seperti hotel, resto seperti Banteng, Budeng atau kind of monkey), deer and dan tempat hiburan Lutung, Rusa serta tanaman also rare plant like Raflesia lainnya, sampai tahun Flower. langka, semisal bunga Raflesia. 2012, meningkat Perkembangan sector wisata The increase in Jember Arif Cahyono sekitar 10%” yang terjadi di Jember ini, tourism sector is also ternyata juga diikuti dengan followed by the existence semakin menjamurnya layanan of the tourism services. The jasa kepariwisataan. Tercatat, pertumbuhan tempatincrease of entertainment spots, restaurants, tempat hiburan, resto, maupun wisma-wisma, and cottage is about 10%. “In Jember, the mencapai 10%. “Di Jember peningkatan tempat wisata increase of tourism spot and their supports serta pendukungnya seperti hotel, resto dan tempat such as hotel, restaurants and other entertainhiburan lainnya, sampai tahun 2012, meningkat sekitar ment spots until 2012 is about 10%,” said Arif 10%” ujar Arief Cahyono, Kepala Kantor Pariwisata Cahyono, the Head of Jember Tourism Office a Jember, beberapa waktu lalu. few moments ago.

24


Peningkatkan sarana pendukung wisata ini, juga berimbas pada meningkatnya arus kunjungan wisatawan. Mereka yang datang ke Jember, berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan juga mancanegara. “Kunjungan wisatawan juga ikut meningkat, bukan hanya wisatawan mancanegara saja, wisatawan lokal, wisatawan nusantara dari berbagai derah, seperti Bali, Jogja, juga banyak. Jika pada tahun 2006 jumlah pengunjung ke Jember hanya 250.000, sekarang jumlah pengunjungnya sudah mencapai 600.000 kunjungan untuk per tahunnya.”paparnya. Meningkatnya pertumbuhan sector kepariwisataan ini, diharapkan akan terus membaik, seiring pengembangan pariwisatanya. Sehingga, pada masa yang akan datang, Jember bisa menjadi daerah tujuan wisata, sebagaimana Bali, Jogja, Malang dan daerah lainnya. “Tahun ini, di Jember sudah dibuka beberapa hotel baru, bahkan yang luar biasa lagi, di Jember akan dibuka hotel bertaraf internasional, yakni hotel Aston, dimana pengerjaannya saat ini sudah mulai dilakukan,” tandasnya.

Kembangkan Wisata Kuliner Selain mengembangkan wisata yang sudah ada, Kantor Pariwisata, Kabupaten Jember saat ini juga terus mencari dan menggali potensi wisata yang ada di daerah (kecamatan). Pengembangan sector wisata di daerah ini, diharapkan juga akan berpengaruh pada pertumbuhan sektor industri dan lainnya. Salah satunya adalah mengembangkan desa wisata yang dinilai dapat memberikan dampak positif untuk mendukung perkembangan wisata di Jember. Tahun ini saja, Kantor Pariwisata Jember telah merencanakan 8 desa wisata untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Ke tiga desa yang dipilih menjadi desa wisata tersebut, masing-masing memiliki keunggulan. Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, selain karena didukung Pemandian Rembangan, desa ini juga dikenal sebagai penghasil buah naga dan duren. Desa Sukorambi (Kecamatan Sukorambi), dengan potensi sayur mayurnya. Sedang satu desa wisata lainnya, Sumberrejo (Kecamatan Ambulu), dengan potensi wisata lautnya, diharapkan akan menjadi andalan Wisata Bahari di Kabupaten Jember.

The increase in tourism support infrastructure is also having impact in the number of visitor come. They come from varied places, even from abroad. “The tourist arrival rate is also increase, not only from abroad. But domestic tourist comes from varied places such as Bali, Jogja, etc. In 2006 the number of tourist come to Jember are only 250.000, and now it reach 600.000 visit in a year.” he explain. The increasing in tourism sector is hoped to continue showing a good advancement. So that in the future, Jember can become a tourist destination just like Bali, Jogja, Malang and other region. “A few new hotels are built in Jember this year. And the more amazing part is, Jember will have an international standardized hotel, Hotel Aston that has already built right now,” he said.

Developing the Culinary Tour Istimewa

Besides developing the existing tourism, the Tourism Agency of Jember District is currently seeking and trying to discover the tourism potential in the sub district area. The development of tourism sector is hoped to trigger the development of industrial sector and other. One of them is to develop a tourism village that considered having positive impact in supporting the tourism development in Jember. This year alone, the Jember Tourism Agency has already plan 8 villages to be developed as tourism Village. Three of them are having own potential to be developed. Kemuning Lor Village in Arjasa Sub District, other than Rembangan bathing place, this place is also known as the dragon fruit and durian producing village. The Sukorambi Village (Sukorambi Sub District) is known by their vegetables potential. And the other tourism village, Sumberejo (Ambulu Sub District) with the marine potention tourism, and it hoped that they can be the mainstay of Marine Tourism in Jember District

25


Selain ketiga desa tersebut, ada lagi beberapa desa yang diharapkan menjadi pendukung bagi terciptanya Desa Wisata di Jember. Desa-desa tersebut antara lain, Desa Sumberjambe, Kecamatan Sumberjambe, dipilih karena potensi batiknya dengan corak khas kelokal-lokalan, seperti batik dengan motif durian. Juga Desa Ledokombo yang dikenal dengan budaya pemainan tradisionalnya, Tanoker, diharapkan bisa memberikan warna tersendiri bagi keanekaragaman wisata di Jember. Desa Tutul, Kecamatan Balung, dengan kerajinan manik-maniknya serta perkakas dapur dan souvenir lainnya, serta Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, sebagai Desa Wisata Purbakala. Lain dari pada itu, Kantor Pariwisata Jember, juga tengah menggarap wisata kuliner. Setidaknya ada 120 tempat di Jember, yang bisa dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata kuliner. “Diantara 120 tempat wisata kuliner tersebut, sudah ada banyak jajanan yang beraneka ragam, mulai dari makanan khas dari Jember, hingga makanan dari luar. Itu banyak sekali,� tutur Arief. Untuk mendukung peningkatan sector kepariwisataan di Jember ini, Kantor Pariwisata memberikan kemudahan perijinan yang sesuai dengan standar kooperatif. Selain itu, pengembangan kepariwisataan juga dilakukan melalui promosi. “Setiap tahunnya, kami jurga melakukan promosi, untuk mengenalkan Jember, apa saja yang ada di Jember. Itu juga harus didukung dengan 4 hal, yakni Kenyamanan, Keselamatan, Keamanan, dan Keramahan,� tuturnya. Mengenai desa wisata sendiri, sesuai dengan yang diharapkan Pemprop Jatim, kedepan bisa menjadi andalan wisata di Jawa Timur, selain juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar desa wisata. Digantungkannya harapan kepada desa wisata ini, tidaklah terlalu berlebihan, mengingat dari ketiga desa-desa tersebut, masing-masing memiliki keunggulan. Mengenai anggaran yang diberikan propinsi untuk pengembangan Desa Wisata, selain untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang tinggal di kawasan desa wisata, juga untuk meningkatkan produk kerajinan yang dihasilkan desa wisata tersebut. Untuk program Desa Wisata di Kabupaten Jember, dinilai peluang keberhasilannya cukup besar. Mengingat desa yang dimasukkan dalam Desa Wisata, selama ini sudah cukup banyak dikenal kalangan wisatawan, baik domestik maupun asing. Seperti Watu Ulo, yang terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, sejak puluhan tahun silam sudah dikenal masyarakat, baik Jember maupun dari luar daerah. Demikian juga dengan Rembangan, yang sudah ada sejak jaman Hindia Belanda, merupakan tempat wisata yang cukup dikenal. Besarnya potensi kewisataan ini akan lebih memberikan nilai tambah dan semakin diminati pengunjung, ketika factor pendukungnya juga ikut menunjang. Itu bisa dari ketersediaan sarana prasarananya atau potensi lain yang ada di sekitarnya, seperti hasil pertanian atau kerajinan yang bisa dijual kepada wisatawan. Untuk produk kerajinan, desa yang bisa dikembangkan adalah Desa Tutul dan Balunglor, Kecamatan Balung. Kedua desa ini merupakan sentra industri kerajinan yang sudah sangat dikenal, bahkan produk-produknya sudah merambah ke pasar luar negeri. Repro

26


Besides those three villages, there are a few villages that expected to be supporting the establishment of Tourism Village in Jember. Among those is Sumberjambe Village, Sumberjambe Sub District, is cosen for its batik potential which has distinguish local motif, such as batik with durian motif. And also Ledokombo Village that is known for its tradisional game, Tanoker, is hoped can bring another color to tourism diversity in Jember. Tutul Village in Balung Sub Districts has beads handicrafts product, kitchenware and other souvenirs. And Kamal Village in Arjasa Sub District as Archaeological Tourism Village. In the meantime, Jember Tourism Agency currently is working on culinary tourism. At least 120 spots in Jember that can be developed into culinary tourism spot. “Among 120 spots, there is varied food that’s offered, ranging from Jember’s special cuisine, until foreign cuisine. And it’s a large number,” said Arief. To supports the tourism sector in Jember, the Tourism Agency is making the licensing and administration easier according to the cooperative standard. Other than that, the tourism expands also conducted with promotion. “Every year we promote this city, what’s in Jember. And it must be supported by 4 things, which is Convinience, Safety, Security, and hospitality,” he said. As for the tourism village, in accordance with the East Java Provincial Government, in the future can become the mainstay of tourism in East Java, and also to increase the income of people living around the tourism village. The wishes carried by these villages are not just empty dream, considering these three villages is having their own excellence. The budget given to development of Tourism Village is used for the human resource development and to increase the handicrafts product made by the tourism village. And for Tourism Village in Jember District, the chance of succeeds is rated quite big. Considering that the villages that categorized Dok. Humas into Tourism Village is quite famous for foreign or domestic tourists. For example is Watu Ulo, which placed in Sumberejo Village, Ambulu Sub District. People of Jember, and outside of Jember have known about this place decades ago. And the same thing goes for Rembangan. The place that existed since the Dutch East Indies government is quite famous tourism destination. The tourism potential will give the added value and attract more visitors when the supporting factor sustains it. It can be from the availability of infrastructure or other potential in surrounding place like the agricultural products or the handicrafts that can be sold to the tourists. For the handicrafts product, we have Tutul and Balunglor Village of Balung Sub District to be developed. In both places, the handicrafts center is quite famous, and even the products have been sold to the market abroads.

27


BERITA UTAMA

Oleh : Fera Aprilianti

28


BERITA UTAMA

H

iburan dan rekreasi telah menjadi salah satu kebutuhan prioritas banyak orang. Karena itu tak heran, mereka selalu berusaha menyediakan waktu luang untuk berjalan-jalan dan bertamasya, entah di daerah tempat tinggalnya, maupun ke luar kota. Semarak industri wisata ini telah menjadi peluang bisnis nan menggiurkan, termasuk bisnis agen perjalanan wisata atau travel agent. Di Jember sendiri, pertumbuhan travel agent mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Itu dibuktikan dengan semakin banyaknya travel agent dari tahun ke tahun.

Dok. Humas

Entertainment and recreation have become high priority in the needs of many people. That’s why they always spare their time to travel and go on an excursion, whether it around their neighborhood or outside the town. The ubiquitous tourism industry creates new promising opportunities. Among them is the travel agent business. In Jember, the travel agent is having significant increase in number. The number of travel agent business is getting bigger from year to year.

29


Mulai dari yang hanya menawarkan biro perjalanan domestic, hingga biro perjalanan yang menyediakan paket wisata local dan internasional, dapat ditemukan dengan mudah di kota Jember. Diantaranya adalah Warna Indonesia, Cipaganti, Luna Tour and Travel, Nuansa Wisata, dan masih banyak yang lainnya,yang turut berpartisipasi dalam industry wisata di Jember. Bisnis travel agent di Jember dirasa cukup menjanjikan, sebagaimana diakui managing directur Warna Indonesia, Nurhidayat. Menurutnya, peluang bisnis travel di Jember, masih sangat terbuka luas dan potensial serta cukup menjanjikan. Peluang ini ada, karena selain didukung oleh banyaknya obyek wisata, Jember sendiri termasuk kota terbesar ketiga di Jawa Timur. Pengakuan yang sama juga disampaikan Sukirman, Kepala Outlet Cipaganti cabang Jember. Dia mengatakan, dengan jumlah penduduk Jember yang tinggi, frekuensi masyarakat yang mau keluar kota, maupun dari luar kota yang akan ke Jember, juga tinggi. “Jadi menurut saya sangat menjanjikan sekali,”tegasnya.

30

From the local and domestic oriented travel agent, until travel agent that offers local and international tourism package can be found easily in Jember. Among them are Warna Indonesia, Cipaganti, Luna Tour and Travel, Nuansa Wisata, and many more. The travel agent business in Jember is quite promising, exposed by managing director of Warna Indonesia, Nurhidayat. According to him, the opportunity brought by travel agent business in Jember is vastly opened, potential and quite promising. This opportunity existed because the numerous tourism destination and not to mention Jember as the third biggest city in East Java. A similar comment is tossed by Sukirman, the head of Cipaganti Outlet in Jember. He said the number of Jember citizen, the frequency of people traveling out of town, or coming to Jember, is high. “So according to me, it’s really promising,” he stated.


Kembangkan Wisata Lokal Mengingat bahwa potensi wisata di Jember sangat besar, pihak travel agent yang ada diJember terus berusaha mengembangkan wisata local. Seperti yang dilakukan salah satu travel agent Warna Indonesia.yang terus mengembangkan paket wisata local, dengan tujuan agar para wisatawan bisa mengenal tempat-tempat wisata yang ada di Jember. Selain sebagai penyedia ticket airlines, penyedia jasa transportasi, penyedia jasa hotel, pemesanan objek, outbond training, pihak Warna Indonesia juga menyediakan paket wisata local dengan bertajuk Jember Tour City. Dalam paket wisata local ini, wisatawan disuguhi banyak pilihan, seperti Papuma Sunrise Tour, Tracking Tour, Dataran Tinggi Rembangan, Cocoa Tour (plantation), dan Cycling Tour. Selama ini menurut managing directur Warna Indonesia, Nur Hidayat, selama ini, para touris yang datang dan berkunjung ke Jawa Timur, sebagian dari mereka banyak yang hanya melewati Jember saja. Karena itu, ia berusaha mencari pola baru, agar touris tidak hanya lewat saja, tapi juga stay dan menikmati tempat wisata yang ada di Jember.

Istimewa

Developing Local Tourism

IStimewa

Considering the high potential of Jember tourism, the travel agents in Jember are continuing to develop the local tourism. As been conducted by one of the travel agent, Warna Indonesia, that always develops local tourism package. It was conducted so that the tourist destinations in Jember can be recognized by the tourists. Among their business are providing flights tickets, transportation service provider, hotel service provider, object arrangement, outbond training. Other than that, Warna Indonesia also have local tourism package entitled Jember Tour City. Inside this local tourism package, the tourists are given a lot of options, such as Papuma Sunrise Tour, Tracking Tour, Dataran Tinggi Rembangan (Rembangan Highland), Cocoa Tour (plantation), dan Cycling Tour. According Nur Hidayat, the tourists that come and visit East Java are usually only passing through Jember. That’s why he tries to find a new pattern, so that the tourists are not only passing through, but stay and enjoy the tourist destinations in Jember.

31


BERITA UTAMA

Istimewa

Upaya yang dijalankan bersama pekerjanya itu ternyata membuahkan hasil. Dengan paket tour wisata local yang ditawarkan, tak sedikit wisatawan dari dalam maupun luar negeri yang tertarik dengan wisata di Jember. “Dari pola perjalanan yang sudah ada (travel patten), kami di tingkat global mencoba menawarkan sesuatu yang bisa menjadi alternatif, karena Jember merupakan kota besar ketiga di Jawa Timur,” Keyakinan Nur Hidayat dalam menawarkan tempat wisata local kepada wisatawan ini didasarkan letak Kabupaten Jember yang menguntungkan, serta ditambah dengan tempat wisatanya yang tidak kalah bagus dibanding daerah lainnya. “Saya lalu membuat paket wisata local, dan Alhamdulilah, banyak para touris yang senang untuk stay dan berwisata di Jember, terlebih saat mereka disuguhi sunrise Papuma dan keindahan Bande Alit, itu mereka sangat senang sekali,” paparnya. Dikatakannya, dalam hal kunjungan wisata, Jember sebenarnya juga menjadi daerah tujuan wisata. Itu bisa dibuktikan, wisatawan yang datang ke Jember, tidak hanya dari dalam daerah lain di Indonesia, tapi luar negeri juga tidak sedikit, seperti dari Finlandia, Scotlandia, Malaysia, Belanda, dan yang lainnya. “Jadi untuk itulah pihak Warna Travel tidak menyiakannyiakan kesempatan yang ada,” akunya. Berbeda dengan Warna Indonesia, travel agent Cipaganti memiliki konsep tersendiri dalam memberikan layanan jasa kewisataan. Dalam hal layanan kepada wistawan, Cipaganti sudah sejak lama menyiapkan paket wisata local. “Kalau untuk paket wisata local, ada, namun selama ini kami melayani sesuai permintaan saja, tapi ini akan terus kami kembangkan,”jelas Sukirman, Kepala Outlet Cipaganti.

32

Their efforts are giving a good result. With the local tour that’s offered, many domestic and foreign tourists interesting. “From the existing travel pattern, we try to offer something that can become alternative in global level, because Jember is the third biggest city in East Java,” The reason behind Nur Hidayat determination to offer the local tour for visitor is because Jember’s location is quite favorable and the tourist destinations is not too bad compared to other regions. “I try to make local tour and Alhamdulillah (Arabic for thanks to God), many tourists are happy to stay and enjoy the tourist destination in Jember. Moreover when the saw sunrise in Papuma and the the beauty of Bande Alit, it makes them very happy,” he explain. He said that rated by the tourist visits, Jember have already become a tourism destination. It can be proofed by the tourists visiting Jember. They not only come from domestic region, but also foreigner, such as tourist from Finland, Scotland, Malaysia, Holland, etc. “So the Warna Travel is not wasting this opportunities,” he admit. Different from Warna Indonesia, Cipaganti travel agent has another concept of giving the tourism service. They already have the local tourism package from long time ago. “We already have the local tourism package but we only give it by request. But in the future, we will develop this part,” explain Sukirman, the Head of Cipaganti Outlet.


BERITA UTAMA Membangun Jaringan, Menata Armada Baik Warna Indonesia maupun Cipaganti, dan yang lainnya, sependapat, untuk pengembangan sector kewisataan di Jember, perlu adanya campur tangan pemerintah. Selain dibutuhkan pengembangan tempat-tempat wisata, fasilitas yang dibutuhkan untuk tempat wisata juga perlu ditambah. Yang tidak kalah pentingnya lagi, infrastruktur penunjang, seperti jalan maupun yang lain harus layak, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Jember, tak hanya merasa senang, tapi juga nyaman. Kepala Kantor Pariwisata, Kabupaten Jember, Drs Arif Cahyono, melalui Kasi Kebudayaan, Siradjudin, menjelaskan, dalam upaya mengembangkan sector kepariwisataan, pihaknya akan terus mengembangkan tempat-tempat wisata agar semakin diminati wisatawan. Pengembangan tempat-tempat wisata ini, utamanya yang memang potensinya besar dan layak untuk dikembangkan. Sementara berkaitan dengan keberadaan agent wisata di Jember, Siradjudin mengakui, meski jumlah cukup banyak, namun sedikit yang menawarkan paket wisata local. Padahal kalau para penggerak industry wisata mau mengembangkan paket wisata local, akan lebih baik lagi dan itu sangat menjanjikan. “Kalau di Jember biro perjalanan itu banyak, hanya saja untuk yang mengembangkan paket wisata local tidak banyak, ada tapi tidak begitu banyak. Di Jember itu banyak sekali tempat wisatanya, seperti Papuma, Puslit Kakao, Rembangan, itu kan banyak, Watu Ulo, dan tamu frekuensi wisatawan yang datang ke Jember itu banyak,” ujarnya.

Istimewa

Repro

Building Networks, Managing Fleet Both Warna Indonesia and Cipaganti, and others, are agreed that to develop the tourism sector in Jember, the government intervention is needed. Besides the needs to develop the tourist destinations, the number of infrastructures needed for a tourism destination must be added. Another important thing, the supporting infrastructure, such as the roads must be in good shape. So that when the tourists that visiting Jember not only happy but also feel convenience. The Head of Jember District’s Tourism Agency, Drs Arif Cahyono, through the Cultural Section Chief, Siradjudin, explained that to develop the tourism sector, they will continue to improve the tourist destinations so that the popularity increases. The improvement of these tourism destination is focused on the one that have big potential and feasible to be developed. Related with the existence of travel agents in Jember, Siradjudin admit there are many agents in Jember. But only a little of them are offering the local tourism package. Whereas the tourism industry players are willing to develop the local tourism package, the result will be better and very promising. “There are plenty Travel Agents in Jember, but the one that develop the local tourism package only a little. And there are a lot of tourism destinations such as Papuma, Puslit Kakao, Rembagnan, Watu Ulo. It’s a quite amount of destinations, and so is the number of tourists that visit Jember,” he said.

33


Repro

BUMDes, Solusi Ekonomi Kreatif Pedesaan Oleh : Indra G. Mertowijoyo Jember Kita. Berbagai upaya dilakukan untuk mengangkat harkat kehidupan masyarakat di pedesaan. Pemerintah dengan berbagai programnya, terus mengucurkan anggaran demi perbaikan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di perdesaan. Pengucuran program dan bantuan kepada desa ini dimaksudkan agar aktifitas perekonomian yang ada di pedesaan bisa lebih berkembang. Selama ini, kegiatan perekonomian yang dijalankan masyarakat di pedesan, belum berjalan optimal. Di Kabupaten Jember misalnya, kekayaan alam dan berbagai potensi yang ada, masih banyak yang belum tersentuh tangan-tangan kreatif. Sehingga tak heran, meski daerah ini dikenal dengan potensi sumber daya alamnya, angka kemiskinan masih saja cukup tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah lembaga yang bisa menjembatani kepentingan pelaku usaha sekaligus memberikan ruang gerak kepada insaninsan kreatif untuk menggali potensi yang ada untuk dikembangkan menjadi sesuatu yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat lainnya.

34

Lembaga yang dimaksud adalah yang memang berkaitan langsung dengan urusan ekonomi di perdesaan, mengingat, di setiap kecamatan di Kabupaten Jember, ragam potensi itu dipastikan ada. Beragam potensi yang ada dan masih belum tesentuh inilah yang nantinya harus menjadi ladang garapan lembaga ekonomi yang bakal dibentuk di desa-desa nantinya. Dengan dibentuknya lembaga ekonomi ini, diharapkan masyarakat di desa bisa lebih kreatif mencari dan menangkap setiap peluang usaha yang ada untuk digarap dan dikembangkan menjadi lahan penghasilan. Upaya yang bakal diprogramkan Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kabupaten Jember ini, sebagai sebuah ikhtiar dalam rangka mencari jalan keluar untuk pengentasan kemiskinan yang terjadi di sudut-sudut perdesaan. “Upaya ini pada dasarnya untuk memperkuat kelembagaan yang ada di desa, sehingga bisa memberi manfaat kepada orang banyak,� ujar Drs H Edi B Susilo, M.Si. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas), Kabupaten Jember.


Badan Usaha Milik Desa Program pengembangan ekonomi di pedesaan ini, sebenarnya sudah sejak lama dijalankan oleh pemerintah melalui berbagai program. Akan tetapi, dari berbagai program dan anggaran yang digelontorkan hingga saat ini belum mampu mengatasi persoalan klasik yang terjadi di perdesaan. Kini Bapemas dengan programnya, mencoba mengemas lagi lewat pembentukan lembaga ekonomi yang pengelolaannya sepenuhnya oleh masyarakat desa. “Pemerintah sebenarnya sudah berupaya dengan berbagai program, namun upaya itu belum membuahkan hasil yang memuaskan sebagaimana diinginkan bersama. Banyak factor yang menyebabkan kurang berhasilnya program-program tersebut,” jelas Edi B Susilo. Lembaga ekonomi yang akan menjadi alat pengungkit pertumbuhan di desa ini, kata Edi, akan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada masyarakat desa, untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi. Masyarakat desa akan lebih leluasa dalam mengelola dan menjalankan mesin ekonomi di pedesaan, sehingga tidak selalu bergantung pada bantuan pemerintah. Pendekatan baru dalam menumbuhkan sikap mandiri masyarakat ini, diharapkan mampu menstimulir dan menggerakkan roda perekonomian di perdesaan. “Lembaga ekonomi ini tidak lagi didirikan atas instruksi pemerintah. Tetapi harus didasarkan pada keinginan masyarakat desa yang berangkat dari adanya potensi yang jika dikelola dengan tepat akan menimbulkan permintaan di pasar,” papar Edi. Untuk menghindari terjadinya penguasaan kelompok pemilik modal kuat terhadap lembaga ekonomi yang akan didirikan ini, Bapemas menyiapkan konsep kepemilikan “BUMDes bisa lembaganya. Kepemilikan berkolaborasi lembaga ekonomi ini, harus di dengan pasar tangan desa dan dikontrol modern untuk bersama, mengingat tujuan dari membantu UKM didirikannya lembaga ini untuk dalam memasarkan meningkatkan standar hidup produknya di pasar ekonomi masyarakat. modern,” Pendirian lembaga ini juga dimaksudkan untuk mengurangi peran para tengkulak yang sering kali berbuat semaunya. Sehingga menyebabkan meningkatnya biaya transaksi (transaction cost) antara harga produk dari produsen kepada konsumen akhir.

Rangsang Tumbuhnya Kegiatan Pelaku Ekonomi Dengan semakin tumbuhnya perekonomian di pedesaan, setiap produsen di pedesaan diharapkan dapat menikmati selisih harga jual produk dengan biaya

Repro

produksi yang layak. Begitupun dengan konsumen, tidak lagi terbebani biaya tinggi karena harga pembelian yang mahal. Selain itu, diharapkan bisa membantu kebutuhan dana masyarakat yang bersifat konsumtif dan produktif serta menjadi distributor utama untuk memenuhi kebutuhan Sembilan Bahan Pokok (Sembako). “Yang terpenting pula, berfungsi menumbuh sumburkan kegiatan pelaku ekonomi di pedesaan,”tandasnya. Namun begitu, agar lembaga ini bisa tumbuh dan berkembang, perlu adanya penguatan kapasitas dan didukung oleh kebijakan daerah (kabupaten/kota). Dukungan kebijakan daerah yang dimaksud, yakni memfasilitasi dan melindungai usaha ini dari ancaman persaingan Edi Budi Susilo para pemodal besar, mengingat badan usaha ini merupakan lembaga ekonomi baru yang beroperasi di pedesaan. Kehadiran BUMDes ini, nantinya diharapkan akan menjadi media bagi usaha kecil menengah, dalam memasuki pasar modern. Untuk tujuan itu, perlu adanya sinergitas antara pasar modern (swalayan) dengan BUMDes, sebagai lembaga ekonomi di desa yang menjadi penyedia jasa layanan bagi para pelaku ekonomi di pedesaan. “BUMDes bisa berkolaborasi dengan pasar modern untuk membantu UKM dalam memasarkan produknya di pasar modern,” jelasnya.

35


BERITA UTAMA Sedang untuk operasionalisasinya, Edi menjelaskan, BUMDes ditopang oleh lembaga moneter desa (Unit Pembiayaan) sebagai unit yang melakukan transaksi keungan berupa kredit maupun simpanan. Karena kalau kelembagaan ekonomi kuat dan ditopang kebijakan yang memadai, maka pertumbuhan ekonomi yang disertai pemerataan distribusi asset kepada rakyat, akan mampu menanggulangi berbagai permasalahan ekonomi di pedesaan. Tujuan akhirnya, BUMDes sebagai instrument merupakan modal social (social capital) yang diharapkan menjadi prime over dalam menjembatani upaya penguatan ekonomi di pedesaan. Hanya saja, untuk mencapai kondisi tersebut, diperlukan langkah strategis dan taktis guna mengintegrasikan potensi, kebutuhan pasar dan penyusun design lembaga tersebut ke dalam suatu perncanaan. Selain itu juga, perlu pemberian perhatian terhadap potensi lokalistik serta dukungan kebijakan (good will) dari pemerintah di atasnya (supra desa). Hal ini untuk mengeliminir rendahnya surplus kegiatan ekonomi desa, disebabkan kemungkinan tidak Dok.Humas berkembangnya sector ekonomi di wilayah pedesaan. Sehingga integrasi system dan struktur pertanian dalam arti luas, usaha perdagangan, dan jasa yang terpadu, akan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam tata kelola lembaga. “Substansi undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, pada pasal 213 ayat 1 menegaskan tentang janji pemenuhan permintaan (demand complien scenario), dalam kontek pembangunan tingkat desa. Logika pendirian BUMDes didasarkan pada kebutuhan dan potensi desa, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,� imbuhnya. Pembentukan BUMDes ini, lanjut Edi, juga dimaksudkan untuk mendorong, menampung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang berkembang menurut ada istiadat atau budaya setempat. Maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan untuk dikelola oleh masyarakat melalui program atau proyek pemerintah dan pemerintah daerah, sebagaimana termaktub dalam Permendagri 39/2010, BAB II, pasal 2

36


37


LKMM, Akses Modal Ramah Untuk Si Miskin

LKMM, Friendly Funds Access For The Poor Oleh : Anik D. Mulyani Jember Kita. Berbagai program pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat yang ada di bawah garis kemiskinan kerap dilakukan. Jajaran pemerintah pusat hingga daerah seolah tidak berhenti untuk menggelontorkan programprogram baru demi turunnya angka kemiskinan di Indonesia. Begitu juga Kabupaten Jember. Melalui Dinas Koperasi dan UMKM, Kabupaten Jember telah meluncurkan program Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat (LKMM) sejak tahun 2005. Setelah 7 tahun berjalan, LKMM terus berkembang pesat dan banyak memberi manfaat bagi anggotanya. Pagi itu ibu Suha beraktifitas seperti biasa. Selepas subuh, ia sudah sibuk menyiapkan diri untuk pergi ke pasar, membeli sayur dan bahan makanan lain untuk dijajakan kembali ke rumah-rumah di kampungnya. Selama tiga tahun terakhir ia memutuskan untuk menjadi welija (pedagang sayur keliling.red) setelah diajak tetangganya untuk bergabung menjadi anggota LKMM. Ia menceritakan sebelum menjadi anggota LKMM, ia tidak bekerja. Penghasilan dari suami yang bekerja sebagai tukang becak, mengharuskannya untuk kreatif dalam mencari uang. Apalagi ia tidak ingin dua anaknya putus sekolah. Maka ia pun memutuskan untuk berdagang sayur berkeliling kampung dengan meminjam modal dari LKMM. “Dari usaha ini saya bisa menabung, agar anak-anak saya bisa sekolah yang tinggi,” paparnya.

38

Many government programs to increase the people prosperity are conducted quite often. From the central government until the local government seemed never stop creating and new programs to decrease the poverty rate in Indonesia. So does the Jember District. Through the Cooperative Agency and UMKM (MSME / Micro, Small, Medium Enterprises) since year 2005 Jember District Government has launched People’s Micro Finance Institution (LKMM). After 7 year working, LKMM is improving rapidly and gives many benefits for its members. That morning Mrs Suha is running her daily activities. In the dawn she already prepared to go to the market, buying vegetables and other groceries and then reselling it in the surrounding houses of her neighborhood. For the last three years she decides to become welija (roving greengrocer Ed.) after her neighbor asked her to be a member of LKMM. She said that before she becomes the member of LKMM, she was jobless. Her husband earning as pedicab driver makes her creatively find alternative source of income. Moreover, she doesn’t want her children drop out of school. So then she decided to sell vegetables around her village with the funds loaned from LKMM. “From this business I can save some money, so that my children can get higher education,” he said.


POTENSI

Repro

Riska, fasilitator yang membawahi 3 LKMM di Kecamatan Sumbersari, mengatakan, bahwa banyak usaha-usaha mikro seperti Bu Suha yang mengaku terbantu dengan adanya LKMM. Meskipun skala usahanya kecil, tetapi setidaknya masyarakat miskin bisa memiliki usaha sendiri untuk menambah penghasilan keluarga. Apalagi bunga pinjaman LKMM hanya 0,5 persen. Senada dengan Riska, Resti yang menjadi fasilitator untuk 11 LKMM di Kecamatan Silo dan Mayang turut mengiyakan manfaat keberadaan LKMM bagi masyarakat. Bahkan katanya, LKMM di daerah yang dibawahinya terus mengalami peningkatan jumlah anggota.

Riska, the facilitator in charge of 3 LKMM in Sumbersari Sub District said that many micro enterprises just like Mrs Suha have been assisted by the existence of LKMM. Even business scale is small, but at least the poor can have their own business to increase their earning. Moreover the interest rate is only 0,5 percent. In accordance with Riska, Resti is a facilitator for 11 LKMM in Silo and Mayang Sub District, agreed that LKMM is very useful for the society. Even she said that the members of LKMM in the region under her supervision are continued to grow.

39


Sesuai dengan namanya, LKMM didirikan dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat, khususnya kaum perempuan yang ada di pedesaan, terutama dari kelompok usaha mikro sektor informal. LKMM dikelola oleh pengurus yang merupakan masyarakat daerah tersebut, dan dipercaya oleh masyarakat sekitar. Mereka diharapkan bisa mengemban amanah dana pemkab Jember agar bisa diputar untuk memberi pinjaman kepada kelompok-kelompok masyarakat untuk bisa memulai usahanya. “Saat ini total LKMM yang sudah dibentuk sekitar 372 lembaga di dusun atau kampung, dengan total Rp 9,7 M dana APBD yang digelontorkan, atau melayani kurang lebih 24.760 usaha mikro keluarga miskin,” jelas Agus Edhi Susanto, Kasi Usaha Mikro Bidang UMKM. Selama ini, Dinas Koperasi dan UMKM melakukan pengawasan LKMM dengan memanfaatkan fasilitator yang diterjunkan di masyarakat. Setiap 6 LKMM, Dinas Koperasi dan UMKM menempatkan satu orang fasilitator. Sebanyaj 50 orang fasilitator disebar di seluruh wilayah Kabupaten Jember, dan kinerja mereka diawasi dan dibimbing langsung oleh staf Dinas Koperasi yang bertindak sebagai supervisor. Keberadaan LKMM memang diharapkan dapat memutus mata rantai lembaga keuangan informal seperti rentenir, yang menerapkan pinjaman dengan beban bunga sangat tinggi. Diakui Agus, pemutusan mata rantai ini tidak bisa terjadi secara instan, dibutuhkan waktu yang cukup lama dan penelitian yang mendalam untuk melihat hasilnya secara akurat. Akan tetapi setidaknya dengan keberadaan LKMM, bisa menawarkan alternatif akses permodalan yang lebih ramah kepada masyarakat miskin.

Suitable with its name, LKMM is established to empower the society, especially from the informal sector of micro enterprises group. More specifically are women in the rural community. LKMM is managed by a caretaker which also a local people in the area. The one that already entrusted by people in that area. They are expected to distribute the Jember District Government fund to be managed as the loans for the groups of people to start their own business. “There are 372 LKMM in the rural community that already established, with Rp 9.7 billion total amount of APBD (Regional Budget) fund. It serves more than 24.760 poor people micro enterprises,” explained Agus Edhi Susanto, the Chief of Micro Enterprises in UMKM. All this time, the Cooperative Agency and UMKM are monitoring LKMM with the help of the facilitators in the community. One facilitator is handling six LKMM. There are 50 facilitators in Jember District, and all their performance is watched by staffs of Cooperative Agency who act as their supervisor. The existence of LKMM is hoped to wipe the informal financial institution such as loan shark, who give the loan with high interest rate. Agus admit this process cannot be done in a second. But it takes time and comprehensive research to examine the result accurately. But at least with the existence of LKMM, it can offers alternative access into a softer funding scheme.

Repro

40


Using Social Network

Repro

Manfaatkan Jejaring Sosial Perkembangan situs jejaring sosial sebagai media komunikasi yang efektif untuk era sekarang rupanya ditangkap oleh Dinas Koperasi dan UMKM. Kini Dinas Koperasi dan UMKM sedang merintis penggunaan jejaring sosial twitter dalam berinteraksi dengan LKMM binaannya. Penggunaan jejaring sosial baru dalam taraf sosialisasi dan para pengurus LKMM masih dalam proses pendaftaran. Direncanakan situs jejaring sosial digunakan untuk berbagi informasi antar pengurus LKMM. Agus mengatakan bahwa penggunaan jejaring sosial ini hanyalah untuk mempermudah komunikasi antara Dinas Koperasi dengan pengurus LKMM. Selain itu penggunaan jejaring sosial juga menjadi salah satu sarana untuk menghemat biaya dalam berkomunikasi. Ia menjelaskan, sangat tidak efisien jika harus melakukan mekanisme administratif tradisional, seperti mengirimkan undangan ke semua pengurus LKMM baik dari segi biaya, tenaga dan waktu. Rata-rata jarak mereka jauh dengan kita, dan kita ingin mendekatkan diri dengan mereka melalui twitter, yang gratis, dan tidak menyita banyak waktu,” jelasnya. Misalnya ketika ada rapat, atau pertemuan LKMM, Dinas Koperasi cukup mengundang pengurus LKMM melalui twitter. Nantinya para pengurus di daerah akan mendapatkan sms mengenai informasi tersebut. Mekanisme penggunaan twitter pun cukup mudah. Pengurus LKMM cukup mendaftarkan nomer ponselnya ke nomer twitter. Cukup mendaftar dengan dua kali sms, nomer ponsel mereka sudah masuk ke dalam jaringan twitter dinas. “Makanya kita sosialisasikan penggunaan twitter, supaya mereka bisa mendapatkan akses informasi yang cepat. Dengan update informasi yang lebih cepat, kami berharap banyak masyarakat miskin yang bisa terbantu,” pungkasnya.

The Cooperative Agency and UMKM is aware about the improvement of social network as an effective communication media for this age. Now the Cooperative Agency and UMKM prepare the using twitter as social network to interact with LKMM. The using of this new social network is still on socialization phase and the LKMM staffs are on registering phase. The plan is using social network to share the information among other LKMM staffs. Agus said that the using of social network is conducted to make communication easier between Cooperative agency and the LKMM staff. Besides that, the using of social network also decrease the communication cost. He explains that using a traditional administrative mechanism is not efficient. Such as delivering the invitation to all the LKMM staff, from the aspects of cost, energy and time used. “Mostly our distance is far with them. We want to get closer to them by using twitter access which is free and not using too much time,” he explains. For example, when an LKMM meeting is held, the Cooperative Agency can use twitter to invite the LKMM staffs. The staffs will get a notification informing them about the event. The twitter mechanism is quite easy. The LKMM staffs only need to register their cell phone number. Just by using two short messages, their cell phone number already registered in the agency twitter network. “That’s why we promote twitter to give them access to a faster information channel. If the information update is faster, we hope a lot of poor people will be aided,” he concluded.

41


Beri Kemudahan Urus Hak Paten Giving an Easier Procedure to File a Patent Oleh : Winardyasto Jember Kita. Hak paten merupakan bagian dari hak kekayaan intelektual (HKI) yang kerap cukup mendapat perhatian dari para pelaku ekonomi, khususnya perajin. Masyarakat masih banyak yang belum menyadari arti pentingnya hak tersebut, sehingga tak heran hasil dari produk industri rumah tangga (home industry) banyak yang belum dipatenkan. Paten sendiri banyak ragamnya, seperti temuan dan ciptaan. Temuan biasanya menyangkul hal baru yang sebelumnya tidak pernah ada, seperti tulisan, hasil penelitian, alat atau mesin, lagu ataupun karya ilmiah dalam bentuk buku. Hak paten lainnya, yakni ciptaan diantaranya adalah logo berbentuk gambar maupun tulisan, termasuk logo dari simbol merek dagang sebagai identitas sebuah produk.

42

Patent is a part of intellectual property rights (IPR) that gets a lot of attention from the economic actors especially the craftsmen. The people are still unaware about the importance of those rights. So that only a small amount of home industry already file a patent on their products. Patent has variation of type too, such as creation and invention. Invention usually about new things formerly not existed. Such as writing, research result, device or machine, song or scientific work in a form of a book. Other patent is creation. Among them are logo in a form of picture or writing, including a logo of trademarks as an identity of a product.


Sugiatno salah seorang pejabat fungsional Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pemkab Jember, menjelaskan, bahwa hak paten sejatinya untuk melindungi temuan atau ciptaan seseorang, karena tidak menutup kemungkinan pihak lain berupaya untuk mencaplok dan berusaha memilikinya. Upaya untuk melindungi hasil karya inilah, yang masih belum dipahami dan disadari betul oleh masyarakat. Ini terlihat dari catatan yang ada pada Disperindak Kabupaten Jember. Dari 30 ribuan industri kecil yang ada di Kabupaten Jember dan tersebar di setiap kecamatan, baru 100 industri (di luar produk makanan dan kerajinan), yang telah mengantongi hak paten, khususnya hak merek. “Masyarakat kurang mengetahui apa itu HKI dan bagaimana proses pengurusannya, padahal banyak keuntungan jika seseorang memiliki hak paten salah satunya adalah memberi rasa aman dan melindungi hasil ciptaan atau temuannya,” ujarnya. Menurutnya, HKI didaftarkan di Kantor Kementrian Hukum dan Perundang-Undangan dan berlaku selama 10 tahun, dan sehari sebelum masa berlaku HKI itu habis, harus diusulkan kembali untuk didaftarkan. “Tapi tidak sedikit pengusaha di Kabupaten Jember yang melakukan hal itu jauh dari jatuh tempo HKI, mereka menyadari hak itu penting bagi dirinya dan menghindari dari klaim pengakuan pihak lain.,”tukas Sugiatno. Sugiatno mencontohkan, hak merek salah satu dari HKI ternyata juga sudah dimiliki Batik Indonesia dan secara internasional sudah diakui oleh dunia. Hal ini bahkan dikelompokan tersendiri, baik batik tulis maupun batik cap. Sedang mengenai kepengursan HKI, dikatakannya, tidak semudah seperti dibayangkan orang. Mengingat yang bersangkutan wajib membuat narasi dan menyertakan bukti-bukti penemuan atau ciptaannya yang dituangkan melalui sketsa, gambar, foto, ataupun miniatur.

Sugianto is a functional official of Jember District’s Trading and Industrial Agency explain that the patent right is existed to protect the creations or innovations of a person. Because, there is a chance that other people wanted it too. The attempts to protect these works haven’t been understood by most of the people. It can be concluded from the record in the Jember District Trade and Industry Agency. From 30 thousand small industries in Jember, only 100 industries (exclude the food and handicraft products) has their product patented, especially for their brands. “People don’t know about IPR, and how to register it. Whereas many benefit we can get from having a patent. One of them is to provide a sense of security and protects their invention or creation,” he said. According to him, IPR registered in the Ministry of Law and valid until 10 years, and a day before the IPR is expired, must be re-filed to register. “But a lot of businessmen in Jember District file it in advance. They know the importance of IPR, and avoiding claim from other people,” said Sugiatno. Sugiatno gives an example about IPR. Indonesian Batik already has the IPR, and internationally admitted by all people across the globe. And even it is grouped into stamped or written Batik. The process of getting IPR is not as simple as people thought. Considering the people who want to file a patent is obligated to make a narration and bring along the evidence of their innovation or creation in form of sketch, picture, photo or even a miniature.

43


“Tidak semua pengajuan hak merek bisa disetujui, apalagi jika sebelumnya terdapat merek yang sama telah diajukan pengurusan hak merek-nya,”

44

Tidak hanya itu saja, mereka yang mengajukan hak paten juga harus menghadapi tim penguji untuk mengetahui keaslian temuan atau ciptaannya. “Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jember siap memfasilitasi agar proses pengurusan hak paten cepat selesai dan tidak memberi ruang gerak bagi orang lain yang ingin memiliki temuan atau ciptaan tersebut. Lalu bagaimana dengan hak merk, untuk mengurusinya tidak sesulit hak paten. Dalam pengajuan hak merek, seseorang cukup membawa bukti identitas diri, yakni KTP dan saat itu juga mendapat surat keterangan sementara berlakunya hak merek sambil menunggu surat aslinya yakni 14 bulan. “Tidak semua pengajuan hak merek bisa disetujui, apalagi jika sebelumnya terdapat merek yang sama telah diajukan pengurusan hak merek-nya,”ungkapnya. Disperindag Jember sendiri dengan berbagai upaya terus melakukan sosialiasi HKI kepada masyarakat, termasuk membantu pengrajin menguruskan hak merek. Dinas ini bahkan juga mengadakan program layanan pengurusan gratis hak merek, dalam rangka memberi kemudahan kepada pengrajin untuk mendapatkan HKI.


Repro

Not only that, they must be tested by a team of examiner to make sure the originality of their innovation or creation. “Jember District Trade and Industry Agency is ready to facilitate the patent filing so that the process can be done faster. It also minimizes the possibility of their creation or innovation being taken by other people. As for the brand or trademark, the process is easier. They just have to bring their ID, and instantly get a temporary certificate of their brand or trademark. The original certificate will be issued in 14 months. “Not every trademark proposal will be granted. Moreover if the brand or trademark is already existed and has been proposed to get the rights of it,� he said. Jember Trading and Industry is doing all efforts to campaign the importance of IPR to the people. They also help craftsmen to file a patent. This agency also makes a free service program to help proposing brand or trademark right. To give an easier way for the craftsmen to get their IPR.

45


JFC-pun Kembangkan Ekonomi Kreatif Oleh : Winardyasto Jember KIta. Mencermati keberadaan Jember Fashion Carnival (JFC) ternyata syarat muatan ekonomi kreatif baik itu berwujud jasa maupun produk barang, tak heran bila JFC tidak hanya sebuah karnaval mode yang menghebohkan dunia, lebih dari itu JFC diakui mampu menggerakan roda ekonomi kreatif di Kabupaten Jember. Dibidang jasa anggota JFC bisa menjadi ahli tata rias dan tata rambut, pembawa acara (MC), event organizer maupun mengadakan pelatihan ataupun workshop. Tidak hanya itu saja, anggota JFC berbekal modal ketrampilan yang dipunyai kini berani menerima pesanan dari luar kota ataupun luar pulau berupa produk kostum. Suyanto wakil presiden JFC membenarkan hal itu, bahkan tidak hanya ditataran Kabupaten Jember saja, saat ini JFC sendiri punya obsesi untuk memberdayakan komunitas pelaku industri ekonomi kreatif dilain kota. Tiap kali ada kesempatan dirinya selalu melakukan interaksi bersama mereka duduk satu meja, Suyanto juga tidak merasa keberatan bila JFC dijadikan inspirasi desain produk. Bagi pengusaha industri kerajinan batik maupun handycraft. Pria kelahiran Desa Sidomulyo Kecamatan Silo itu justru berkeinginan membangun ekonomi kreatif tidak setengah hati, kalau perlu hal tersebut digarap lebih profesional dan dilengkapi tim ekonomi kreatif dan badan usaha. “Potensi ekonomi kreatif justru banyak ditemukan di JFC dan hal itu merupakan sebuah pembelajaran, awalnya mereka tidak memiliki ketrampilan setelah bergabung disini (JFC-red) dalam waktu singkat mereka ternyata trampil mendesain kostum ataupun tata rias sekalipun. Ibaratnya JFC itu merupakan sebuah lembaga kursus gratis bagi anggotanya dan diharapkan bisa mandiri, karena tidak mungkin selamanya yang bersangkutan ikut JFC karena itu mereka perlu dibekali keahlian sesuai minat dan bakatnya. Ekonomi kreatif sengaja dikembangkan dalam tubuh JFC dan cukup berhasil, jadi mereka idak hanya sekedar berlenggak-lenggok diatas catwalk saja,”tukas Suyanto. Sebagai rumah mode dan sukses mencentuskan karnaval mode bertaraf dunia dari awalnya sebuah karnaval kecil keliling kampung kala itu, ternyata juga berimbas kepada hasil karya JFC seperti produk kostum ataupun busana dan telah diakui oleh ma-

46

Repro

syarakat luas tidak hanya di Kabupaten Jember saja. Sejak awal berdirinya maka sejak itu pula roda ekonomi kreatif mulai digelindingkan oleh sang pemilik JFC yakni Dynan Faris, tak heran bila alumni JFC saat ini tersebar diseluruh nusantara untuk mengembangkan usahanya seperti tata rias, tata busana, maupun tata rambut dan ini merupakan keberhasilan JFC menghidupkan ekonomi kreatif. “Ekonomi kreatif di JFC juga merupakan bagian dari regenerasi itu artinya JFC terus berjalan dan tidak berhenti, karena JFC sudah terlanjur melekat di hati masyarakat Jember dan sudah menjadi ikon.Regenerasi memang diperlukan dan melalui ekonomi kreatif ini JFC bukan hanya sekedar tempat menyalurkan bakat dan minat bagi anggota, lebih dari itu bisa menjadikan sebuah profesi dan nantinya mampu menciptakan sebuah lapangan pekerjaan. Berkali-kali hal itu itu kita jelaskan kepada seluruh anggota JFC bahwa sebenarnya dalam diri mereka punya potensi menjadi wirausahawan, asal yang bersangkutan serius menekuni kelebihan yang dimiliki,”jelasnya. Dibagian akhir Suyanto menambahkan, dirinya merasa bangga melihat keberhasilan “anak didik”-nya tersebut, apalagi bagi anggota JFC yang notabene tiap hari menggeluti rancangan busana nyaris tak pernah sepi dari order. Itu artinya ekonomi kreatif di JFC semakin menggurita, tidak hanya di Jember saja tapi telah melebarkan sayapnya ke berbagai daerah dan kota besar di Indonesia dimana disitu bercokol alumni JFC


Tempat Hiburan Sekaligus Belanja dan Olahraga Oleh : Indra G. Mertowijoyo Jember Kita. Iklim usaha di Kabupaten Jember terus menggeliat. Tidak hanya di ibukota kabupaten saja iklim usaha ini terlihat. Di kota kecamatan pun, gairah serupa juga begitu terasa. Berbagai usaha, baik industri kecil, manufaktur maupun jasa hiburan, sejak beberapa tahun belakangan tumbuh berkembang di hampir seluruh daerah di Kabupaten Jember. Pertumbuhan yang seperti ini sudah barang tentu sangat membanggakan, karena paling tidak, selain akan memberi kesempatan kerja, juga membuka peluang bagi upaya peningkatan kesejahtaraan masyarakat. Berdirinya sebuah lembaga usaha, terlebih tempat hiburan akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil keuntungan lain lewat aktifitas usaha perdagangan atau penyediaan jasa layanan kepada masyarakat (pengunjung). Untuk tempat usaha tempat hiburan ini, biasanya pihak pengelola atau ownernya, berusaha melengkapinya dengan berbagai macam kebutuhan pengunjung. Contoh, kolam renang, pihak pengelola juga akan menyediakan fasilitas lain berupa toko untuk memenuhu kebutuhan pengunjung.

Trend paket usaha yang seperti ini, belakangan menjamur di hampir setiap daerah, tidak hanya di Jember. Di sebuah kota kecamatan di Kabupaten Jember, atau tepat Tanggul, seorang pengusaha mulai merintis usaha yang seperti itu. Dengan bermodalkan gedung dan lahan seluas kurang lebih 1 hektar, Edi Sentoso, pengusaha local, sejak tanggal 16 Nopember 2012 lalu, membuka tempat hiburan bagi anak-anak muda di Tanggul. Hiburan berupa permainan futsal ini, menggunakan gedung bekas gudang tembakau yang sudah direhab sedemikian rupa sehingga nyaman dan aman untuk digunakan. Di dalam gedung tersebut tersedia dua lapangan futsal yang menggunakan rumput sintetis dan bisa dimanfaatkan untuk berolah raga, utamanya bagi anak-anak muda di Tanggul. “Soft openingnya tanggal 16 Nopember lalu, sedang untuk grand openingnya, nanti akan kita isi dengan open turnamen futsal se Kabupaten Jember,” ujar Edi Sentoso, owner Master Futsal di Tanggul. Konsep satu paket tempat hiburan sekaligus belanja dan olahraga ini, menurut Edi, untuk sementara masih pada olahraga futsal. Rencananya, setelah ini Edi akan melengkapi tempat usaha hiburannya dengan pusat belanja serba ada (Pujasera) yang di dalamnya ada gazebo dan taman serta tempat bermain anakanak. “Kita juga akan nambah gedung futsal dengan lapangan lantai. Untuk yang sekarang ini, lapangannya menggunakan rumput sintetis,” tandasnya. Secara keseluruhan konsep pembuatan tempat hiburan yang direncanakan, nantinya bisa dinikmati masyarakat dalam segala cuaca, baik musim hujan maupun kemarau. Designt tempat hiburan ini seluruhnya akan tertutup atap. “Selama ini tempat hiburan umumnya out door, nah yang akan kita buat ini nantinya in door, jadi pengunjung tidak perlu khawatir ketika musim hujan atau saat terik matahari,” imbuhnya.

47


POTENSI

Si Cantik Manik Batok Tembus Eropa & Jepang The Beautiful Coconut Shell Beads to Penetrate the Japan and European Oleh : Winardyasto

48

Winardyasto/Humas

B

agi sebagian orang, batok atau tempurung kelapa, tidak lebih hanya sebagai limbah yang kegunaannya untuk bahan bakar di tungku dapur. Namun tidak demikian bagi Abu Hamim yang tinggal di Dusun Beringin Lawang, Desa Wonojati, Kecamatan Jenggawah, tempurung kelapa ternyata punya nilai jual yang bisa mendatangkan keuntungan. Ide kreatif menyulap batok menjadi manik-manik dan mampu mengangkat nama desanya sebagai kawasan industri kerajinan ini, muncul sejak tahun 2000 lalu. Ketika itu, Abu Hamim melihat batok kelapa limbah dari industri es puter di Kecamatan Jenggawah, merasa sayang kalau tidak dimanfaatkan, karena jumlahnya cukup banyak.

For most of the people, coconut shell is not more than just a waste. And its only use is to light the fire on kitchen stove. But Abu Hamim takes it differently. For the man live in Beringin Lawang, Wonojati Village, Jenggawah Subdistrict, the coconut shell have greater value to earn profit. The creative idea to change the coconut shell into the beads has already made the village become popular as handicraft industry area. It’s begun in year 2000. Back then, Abu Hamim saw the coconut shell as industrial waste of an es puter (Indonesian iced and sweet beverage) factory in Jenggawah subdistrict. He thought it’s too bad that the waste cannot be used, because the amount is very huge.


PARIWISATA

Dok. Humas

Dari itu kemudian muncullah gagasan untuk memanfaatkan batok sebagai dasar pembuatan manikmanik. Setelah dicoba, ternyata untuk membuat manikmanik dari bahan dasar batok tidak sesulit yang dibayangkan. Sedikit demi sedikit produksi manic-manik dari bahan batok ini terus dikembangkan. Kini setelah berjalan beberapa tahun, produksi manik batok yang dijalankan Abu Hamim terus berkembang. Awalnya, untuk memproduksi manik-manik dari bahan batok, Abu Hamim membutuhkan dana guna membeli piranti pendukung, seperti grinda, dinamo, mesin ukir dan alat untuk melubangi manik-manik, sebesar Rp 2 juta. Wartawan Majalah Jember Kita yang bertandang ke lokasi pembuatan manik batok di depan kantor Kecamatan Jenggawah, melihat Hamim dibantu istri dan enam orang karyawannya, tengah asyik mengerjakan order yang didapatnya dari Bali. Di tempatnya bekerja, juga terlihat beragam jenis kerajinan manik batok, seperti sabuk, gelang, cincin, anting-anting dan gantungan kunci. Produk kerajinan yang dihasilkan itu, tampak berserakan di ruang tamu yang ukurannya tidak terlalu luas dan difungsikan sebagai ruang kerja. Manik batok made in Jenggawah ini kualitasnya bisa diandalkan, itu terbukti bisa menembus pasar Eropa dan Jepang, karena itu tak heran bila setiap bulan manik batok bikinan Hamim tersebut tak pernah sepi dari pesanan.

And then, he came up with the idea to made beads out of the coconut shell. After a few trial, it turn out that making beads from the coconut shell is not a hard thing to do. Slowly but sure, the beads production from coconut shell is continue to be expanded. After a few years, the beads production owned by Abu Hamim is still continued to expand. At first, to produce beads from coconut shell, Abu Hamim needs some funds to get supporting tool such as grinders, dynamos, carving machine, and tool to pierce the beads, as much as Rp 2 million. The reporter of Jember Kita Magazine that visited the location of beads production in front of Jenggawah Subdistrict office saw Hamim helped by his wife and six of his worker, working on an order came from Bali. In that place, varied of coconut shell beads handicraft products are displayed, such as belt, bracelet, ring, earring and keychain. Those products are scattered in the living room that also used as workshop. The coconut shell beads made in Jenggawah have rather good quality. It can be tell by it result to penetrathe the Japan and European market. It is why the coconut shell beads made by Hamim is getting high in demand.

49


PARIWISATA POTENSI “At first, I was looking for a way to use the coconut “Awalnya saya berpikir bagaimana memanfaatkan shell waste into handicrafts, and then I came up with limbah batok kelapa ini bisa menjadi sebuah kerajinan idea to make these beads. And it continues until now. atau handycraft, lantas timbul gagasan mencoba The coconut shell beads handicraft of Jenggawah membuat manik-manik dan berlanjut hingga saat ini. Subdistrict is only existed in Wonojati Kerajinan manik batok kelapa di Village. At the first time, not many Kecamatan Jenggawah hanya ada di Desa “Dalam sehari people know about this whole coconut Wonojati, awalnya usaha saya ini tidak sedikitnya saya shell beads thing. begitu dikenal orang. membutuhkan 50 But slowly, as the time goes by, the Namun seiring perjalanan waktu, kilogram batok kelapa, demand is incredibly rise. And the ternyata peminat manik batok sangat luar kebetulan di sekitar buyer is not only coming from Jember. biasa dan tidak hanya orang Jember saja, tempat tinggal saya Every month orders came from Bali, setiap bulan bahkan harus dikirim ke Bali banyak batok dan and the product is exported from there dan selanjutnya diekspor ke luar negeri tidak perlu mencari di to Europe and America. “It takes around seperti Eropa dan Amerika. “Dalam sehari tempat lain,” 50 kg of coconut shell in a day. The sedikitnya saya membutuhkan 50 kilogram coconut shell is happened to be batok kelapa, kebetulan di sekitar tempat abundant around my neighborhood so it’s unnecestinggal saya banyak batok dan tidak perlu mencari di sary to seek it elsewhere,” said Hamim. tempat lain,” terang Hamim. Even his business in producing coconut shell Kendati terbilang cukup sukses dalam mengelola beads is quite successful; he doesn’t want to copy industri manik batok, namun dalam urusan mendesain other design or idea. His inspiration is overflowing to kerajinan, Abu Hamim mengaku, tidak mau meniru atau create latest styles for the coconut shell beads he mencontek karya orang lain. Idenya seperti tak pernah made. kering untuk As for the design, menciptakan modelhe really aware that model baru bagi manik without following the batok bikinannya. recent trend and Untuk urusan model, customer’s taste the dia menyadari betul, products would not tanpa mengikuti trend be sold in the dan selera konsumen, market. That is why jelas produknya tidak Hamim is never akan laku di pasaran stops innovating. dan tidak memiliki daya And now the busisaing, karena itu Hamim ness is getting more tidak pernah berhenti exciting because his berinovasi. Bahkan hard work and high usahanya kini semakin determination, menggeliat bekat proven by the kegigihan dan number of produckeuletannya, terbukti tion is reaching 100 setiap harinya ia mampu beads in a day. menghasilkan 100 manik And the more batok. interesting part is Menariknya, tidak Hamis not only hanya manik batok yang working on coconut kini tengah digeluti oleh shell beads. He also Hamim, tapi juga uses Sonokeling kerajinan kayu (Indonesian type of sonokeling (setara kayu wood, a similar in jati) juga menjadi quality with teak) as insiprasi tersendiri handicraft too. baginya. Beragam Varied of product kerajinan kayu keras such as ashtray, tray, seperti asbak, nampan, spoon and fork are sendok dan garpu juga also produced by dihasilkan oleh usaha Hamim. yang dijalankan Hamim. Repro

50


PARIWISATA PERTANIAN

Winardyasto/Humas

Tak ubahnya manik batok, produk kerajinan dari kayu keras seperti Sonokeling, ternyata juga diminati pembeli. Kayu itu didapatnya dari limbah Perhutani bekas penebangan dan biasanya hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Sedikitnya dibutuhkan 1 kubik kayu sonokeling per hari jika order lagi ramai. Dalam proses pembuatan kerajinan manik batok dan kayu sonokeling, Hamim sengaja tidak memberi pewarna tambahan, kedua bahan kerajinan itu dibiarkan polos alami apa adanya agar tetap cantik dan menarik tanpa sentuhan pewarna kayu seperti plitur ataupun vernis. “Selama ini manik batok dan kerajinan kayu sonokeling hanya melayani pesanan dari Bali dan lokal Jember saja. Kedepan, saya berharap handycraft ini bisa dipasarkan ke lain daerah di Indonesia, karena prospeknya cukup bagus,” imbuh Hamim. Terlebih, jenis kerajinan manik batok yang diproduksinya, menurut Hamim, banyak digandrungi remaja dan orang dewasa, tidak hanya di kota besar tapi juga di sekitaran Kecamatan Jenggawah. Mereka berpendapat, memakai gelang, anting ataupun kalung manik batok lebih kelihatan gaya dan modis. Sehingga tak heran ketika dikeluarkan model baru, selalu ada saja yang membeli sebagai tambahan koleksi.

Similar to coconut shell beads, the handicraft made by hard wood such as Sonokeling, is also highly wanted by the buyers. The wood is taken from the Perhutani (A state owned forrest enterprise) waste chopped of wood and usually only used as firewood. It takes at least 1 cubic of sonokeling wood in a day if the demand is in the peak. In the making process of the coconut shell beads and sonokeling wood, Hamis is not using additional artificial coloring. Both handicraft material are left alone naturally plain and not added by synthetic coloring material such as pelitur or vernis (types of wood polish and coloring material) “Until now, the coconut shell beads and sonokeling wood handicraft are only made for customers from Bali and Jember. In the next year to come, I hope that this handicraft can be marketed in other area of Indonesia, because the prospect is quite good,” added Hamim. Moreover, the type of shell crafts that they produce, according to Hamim, much loved teens and adults, not only in big cities but also in the surrounding district Jenggawah. They argue, a bracelet, earrings or necklace shell beads look more stylish and fashionable. So do not be when it released a new model, there's always a buy in addition to a collection.

51

Repro


Teguh/Humas

Beras Gapoktan Dari Petani Untuk Petani Oleh : Winardyasto Jember Kita. Sumberjati, adalah sebuah desa pertanian di Kecamatan Silo yang dalam sepanjang tahun nyaris tidak pernah kesulitan air untuk kebutuhan irigasi. Karena itu tak heran kalau padi yang ditanam di desa ini tumbuh dengan suburnya, dan tidak pernah mengalami masa paceklik. Desa inipun tercatat sebagai pemberi kontribusi lebih atas ketersediaan gabah di kecamatan paling timur di Kabupaten Jember itu. Namun demikian, kondisi yang sangat menguntungkan ini, ternyata tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat petani dalam menjalankan budidaya pertaniannya. Penyebabnya, karena banyaknya tukang tebas yang bergentayangan untuk membeli gabah petani dengan harga di bawah ketentuan pemerintah.

52


PERTANIAN

Ini yang kemudian menjadikan kesejehateraan petani di daerah itu tidak pernah membaik. Ketika produk pertanian semakin membaik, nasib petani justru sebaliknya, menjadi semakin terpuruk, karena hasil pertaniannya dibeli (ditebas,red) tengkulak dengan harga yang jauh di bawah ketentuan pemerintah. Namun kini, kondisi yang seperti itu sudah tidak ada lagi. Petani kini bisa bernafas lega dan tidak lagi bergantung pada tukang tebas yang cenderung membeli padi milik petani dengan harga semaunya. Perubahan keadaan ini terjadi setelah pada tahun 2009 lalu, di desa ini berdiri pabrik penggilingan padi. Pabrik penggilingan padi yang memproduksi beras dengan mengatasnamakan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan berlabel Topi Tani ini, pada kegiatan Dialog Solutif Bedah Potensi Desa di SMPN 1 Mayang Rabu (7/11) lalu, sempat memamerkan beras yang produksinya. Bupati Jember MZA Djalal yang berkesempatan melihat dari dekat beras jenis IR 64 yang dipamerkan sangat tertarik atas beras yang produksi Gapoktan itu. Ridwan, Ketua Gapoktan, sekaligus pemilik Penggilingan Padi di Desa Sumberjati Kecamatan Silo mengatakan, kehadiran penggilingan padi di desanya, mendapat respon positif dari 9 kelompok Gapoktan yang ada di daerah itu. Keberadaan penggilingan beras ini, kata dia, setidaknya mampu membatasi ruang gerak penebas dalam membeli gabah petani. Dukungan atas keberadaan penggilingan padi ini terlihat ketika pertama kali pabrik dioperasionalkan. Petani berbondong-bondong menjual hasil pertaniannya ke pabrik itu, karena dibeli dengan harga lebih tinggi, yakni Rp.4300 perkilogram dan nol gabuk. Keuntungan yang didapat petani dengan menjual gabahnya ke penggilingan padi, yakni bisa menghemat biaya angkut. “Tujuan didirikannya penggilingan padi di Desa Sumberjati adalah untuk menyelamatkan gabah petani dari ulah penebas. Hakekatnya, ini semua dari petani untuk petani, karena itu berasnya juga dinamai Gapoktan,”ujarnya. Beras cap Topi Tani yang diproduksinya, lanjut Ridwan, terbilang enak dan pulen, karena memang tidak dicampur dengan jenis padi lainnya, hanya

mengandalkan jenis IR 64. Beras Topi Tani ini juga menggunakan zat pemutih kimia untuk memberikan kesan lebih putih, karena sangat berbahaya apabila dikomsumsi. “Sebagian besar petani disini untuk memenuhi kebutuhan dapur juga memakai beras Gapoktan cap Topi Tani, sepertinya mereka punya kebanggaan bila makan nasi dari beras gapoktan ini,” aku Ridwan. Dengan modal awal Rp.40 juta, kini usaha penggilingan padi milik Ridwan terus menggurita dan semakin dikenal masyarakat. Untuk mendapatkan beras ini pun tidak terlalu sulit, karena di hampir setiap toko pracangan di kecamatan tersebut, bisa dijumpai. Kemasannya pun bervariasi, mulai dari kemasan plastik 5 kilogram hingga 100 kilogram kemasan karung. “Alhamdulilah beras Gapoktan ini berkembang pesat dan dipercaya oleh masyarakat. Gapoktam juga diminta menaikan produksinya, namun sampai saat ini kita belum punya mesin penggilingan padi atau Rice Machine Unit (RMU).” akunya. Dengan belum dimilikinya RMU, proses pengeringan gabah biasanya dilakukan secara tradisional. Setelah padi dibeli dari petani, pihak pabrik langsung menjemur di atas jemuran padi. Penjemuran seperti ini jelas tidak menguntungkan, apalagi saat musim hujan, jelas proses pengeringan gabah membutuhkan waktu berhari-hari. “Kalau punya RMU sendiri enak tidak perlu menggantungkan sinar matahari, karena keterbatasan dana ya terpaksa penjemurannya dilakukan manual ,” jelas Ridwan.

53

Teguh/Humas


SERBA-SERBI PEMBERDAYAAN

Istimewa

Untuk Wujudkan Jember Kota Entrepreneur Perlu Optimalisasi Potensi Desa Oleh : Winardyasto Jember Kita. Kabupaten Jember saatnya tumbuh menjadi kota entrepreneur atau wirausaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Keinginan itu sendiri sempat dilontarkan oleh Bupati MZA Djalal dalam acara Rembuk Kampus di Politeknik Negeri Jember (Polije) beberapa waktu lalu. Gagasan itu disambut baik oleh kalangan perguruan tinggi termasuk Polije, bahkan untuk menjadikan sebuah kota menjadi kawasan wirausaha setidaknya dimulai dari desa terlebih dahulu. Apalagi setiap desa memiliki potensi berbeda dan punya peluang untuk dijadikan desa entrepreneur, hal ini setidaknya menjadi embrio lahirnya kota entrepreneur. Dalam pernyataannya, Mahsus Nurmanto, Kepala Bagian Humas Politeknik Jember menjelaskan, untuk mewujudkan desa entrepreneur, perlu pelibatan perguruan tinggi. Hanya saja keterlibatan Poije atau lembaga pendidikan tinggi lainnya sebatas sebagai inisiatior dan fasilitator, karena bagaimanapun juga masyarakat tetap harus memiliki kreatifitas untuk

54

menggali potensi yang dimiliki oleh desanya. Munculnya bentuk wirausaha baru di desa tidak hanya sekedar menyulap wajah desa dari semula miskin menjadi sejahtera. Tapi lebih dari itu mampu menciptakan lapangan kerja dan desa tidak ditelantarkan oleh warganya karena hijrah ke kota besar untuk mencari penghasilan. “Mewujudkan Jember menjadi kota entrepreneur bukanlah sebuah impian, apalagi jumlah desanya cukup banyak, karena itu potensi desa perlu dioptimalkan dan kalau hal itu telah dilakukan maka sektor wirausaha bisa menjadi motor penggerak tercapainya kota entrepreneur,� ujar Mahsus. Dalam hal enterpreneur ini, beberapa desa di Kabupaten Jember sebenarnya sudah menjelma menjadi kampung wirausaha, seperti di Kecamatan Balung, yang sejak lama dikenal sebagai pusat kerajinan manikmanik dan tasbih. “Jelas ini sangat menguntungkan tidak hanya sekedar memberi pendapatan bagi pemiliknya tapi mampu mendongkrak popularitas desa,�tukasnya.


SERBA-SERBI

Mahsus menambahkan, selama ini Polije juga digandeng oleh Bupati MZA Djalal untuk melakukan upaya terbentuknya desa entrepreneur di Kabupaten Jember, seperti di Desa Kemuningsari Kecamatan Jenggawah. Di desa ini terdapat areal kebun bunga dan diyakini kedepan memiliki prospek bagus, karena itu Pemkab Jember membutuhkan peran perguruan tinggi untuk terus memberikan motivasi kepada masyarakat Desa Kemuningsari. Sehingga potensi yang dimiliki desa tersebut bisa terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan mengarah ke swalayan holtikultura tidak ubahnya seperti Batu Malang. “Nantinya Kecamatan Jenggawah tidak hanya menjadi sentra pengembangan holtikulltura di Kabupaten Jember. Lebih dari itu Desa Kemuningsari bisa juga menjadi tempat budidaya tanaman murbai untuk makanan ulat sutra. Setidaknya akan muncul wirausahawan baru di bidang pengembangan ulat sutra dan prospeknya cukup bagus, apalagi desa tersebut secara geografis sangat layak untuk ditanami pohon murbai,� paparnya. Untuk Polije sendiri, lanjut dia, juga sudah melakukan penjajakan untuk menjadikan Desa Kemuningsari menjadi desa entrepreneur dan tidak hanya sekedar desa binaan. Tidak hanya itu saja, perguruan tinggi ini juga telah melakukan hal yang sama di desa lereng Gunung Argopuro. “Namanya juga desa entrepreneur maka Polije terus memberdayakan potensi yang ada, seperti di kawasan Gunung Argopuro, selama ini tempat tersebut banyak dijumpai tanaman kopi karena itu layak untuk dijadikan desa entrepreneur. Polije tidak hanya sekedar memberikan bimbingan terkait pembudidayaan kopi, tapi juga pengelolaan kopi pasca panen menggunakan sistem basah, dan ini jelas akan menambah nilai ekonomis kopi tersebut. Karena itu Polije membantu masyarakat setempat memberikan bantuan alat secara cuma-cuma,�imbuhnya. Istimewa

55


SERBA-SERBi

Kenalkan Wisata Lewat Lintas Alam Oleh : Anik D. Mulyani Jember Kita. Kesadaran akan penerapan pola hidup sehat saat ini sudah meningkat kalangan masyarakat. Selain mengatur pola makan dan asupan gizi, saat ini sudah banyak orang yang melakukan aktivitas olah raga di sela-sela kesibukannya. Tak sedikit pula diantara mereka yang melakukan olah raga massal di ruang-ruang publik, dan mengajak masyarakat lain untuk bergabung, seperti bersepeda, senam, serta jalan santai. Atas kecintaan pada olah raga tertentu itulah mereka mulai membangun klub atau perkumpulan untuk mengadakan aktivitas bersama. Salah satu klub pecinta olah raga yang mulai populer di kalangan masyarakat adalah Hash House Harriers (HHH). HHH merupakan klub lari atau jogging lintas alam yang didirikan oleh sekelompok ekspatriat Inggris di Malaysia pada tahun 1938 dan telah menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Semula klub ini bertujuan hanya untuk berolah raga sambil besenang-senang bersama teman dan keluarga. Para hasher (peserta lintas alam, red) diajak untuk melintasi jalan setapak yang berkelok-kelok mengikuti jalur paper trail atau serpihan kertas dengan jebakan-jebakan jalur lain yang tentu saja menyenangkan bagi mereka. Seiring perkembangan zaman, klub HHH juga mulai menambahkan kegiatan sosial dalam agendanya, seperti donor darah, konservasi alam, dan lain-lain.

56


SERBA-SERBI

“Kami ganti-ganti rute setiap minggunya sehingga hash run tidak membosankan dan banyak tantangan. Sekali waktu kami juga melakukan hash run ke Mrawan, Papuma, bahkan sampai Kawah Ijen,”

Istimewa

Di Jember sendiri komunitas HHH didirikan pada tahun 2005. Dalam perjalanannya, anggota HHH terus bertambah. Saat ini setidaknya sudah 40 orang yang tercatat menjadi anggota HHH Jember. Hash Master Jember, Suhartono Santoso atau Liem Siong Hoo mengatakan HHH di Jember rutin mengadakan Hash Run atau lari lintas alam mingguan di wilayah Rembangan pada hari Minggu. “Kami ganti-ganti rute setiap minggunya sehingga hash run tidak membosankan dan banyak tantangan. Sekali waktu kami juga melakukan hash run ke Mrawan, Papuma, bahkan sampai Kawah Ijen,” paparnya. Ada 3 jalur yang yang biasa dipakai untuk hash run, yaitu short dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam, 1,5 jam hingga 2 jam untuk medium, dan terakhir long dengan jarak tempuh 3 jam. Untuk HHH di Jember, mereka menggunakan jarak medium dalam hash run nya. Meskipun mayoritas anggota HHH Jember tidak lagi berusia muda, Suhartono mengatakan stamina dan semangat mereka untuk menyusuri jalan setapak dan mendaki patut mendapat acungan jempol. Rata-rata dari mereka berhasil menyelesaikan hash run sampai finish dengan rasa haru bercampur senang. Menurutnya kegiatan ini sekaligus membuktikan membuktikan bahwa usia tidak menghalangi untuk melakukan kegiatan lintas alam. Tak hanya di Jember, kelompok HHH seringkali melakukan kegiatan hashing bersama ke berbagai kota. Biasanya mereka diundang oleh komunitas HHH di lain daerah untuk sekedar menjajal tantangantantangan baru di wilayah mereka. Bahkan direncanakan Mei 2013, HHH Jember akan bertolak ke Chiangmai untuk mengikuti kegiatan Inter-Hash yang akan diramaikan oleh klub HHH se-dunia. Sekitar akhir Juni mendatang, giliran HHH Jember yang akan mengundang komunitas HHH dari lain daerah. Event ini digagas untuk memperingati sewindu lahirnya HHH Jember. Selama dua hari satu malam, hashers dari berbagai wilayah tersebut akan dijamu dengan kegiatan yang mengasyikkan khas komunitas HHH yang jenaka. Bahkan hares (penyelenggara, red) sudah menyiapkan track super long dengan waktu tempuh kurang lebih 4 jam melintasi eksotisme punggung bukit Rembangan. “Jalur di Rembangan itu menarik dan cukup lengkap. Ada bukit, ada sungai, mulai jalur santai, hingga jalur lintas alam, dan penuh dengan tantangan,” ujarnya. Sampai saat ini ada beberapa klub yang sudah melakukan konfirmasi untuk dapat mengikuti event HHH di Jember, diantaranya klub HHH di Lombok, Bali, Yogyakarta, Kediri, Malang, dan Surabaya.

Istimewa

57


SERBA-SERBI

Kenalkan Potensi Wisata

Istimewa

58

Tak hanya bermanfaat bagi kebugaran dan kebersamaan bagi anggota klub HHH, kegiatan lintas alam yang mereka lakukan juga mengenalkan potensi wisata dan kekayaan alam Jember kepada komunitas HHH dari daerah lain. Seperti yang diungkapkan Suhartono, ia seringkali menemukan jalur-jalur yang masih baru, dilengkapi dengan pemandangan yang menawan. Kemudian rute tersebut ditunjukkan kepada kawan-kawan HHH yang berasal dari luar kota. “Kekayaan alam Jember ini bagus sekali, masih alami. Sangat disayangkan kalau cuma kita yang tahu. Jadi kami ingin mereka hashing disini, supaya mereka juga mengerti indahnya Jember� jelasnya. Dari kunjungan hashers luar kota di event sebelumnya, Suhartono menyatakan bahwa ratarata mereka sangat menyukai hashing di perbukitan Jember. Tak hanya itu, beberapa klub juga seringkali minta didampingi untuk hashing di Papuma dan beberapa tempat lainnya. Untuk itulah dirinya optimis, agenda HHH Jember di akhir Juni mendatang bisa terlaksana dengan sukses dan memuaskan hashers luar kota. Suhartono menambahkan ke depan, HHH Jember akan menyusuri lintasan-lintasan baru yang lebih mengasyikkan di Jember. Bahkan ia berniat untuk menyusuri Meru Betiri hingga Sukamade bersama para anggota klub. Meskipun rute ini terbilang baru dan jauh, tetapi HHH Jember yang rencananya akan didampingi oleh petugas setempat, terus bersemangat agar nantinya klub lain di luar Jember juga bisa merasakan hashing di tempat yang sama. “Suatu saat jika ada klub lain yang mau merasakan tantangan untuk hashing disana, Kami siap mengantarkan dengan rute yang aman dan menyenangkan,� pungkasnya.


RESTAURAN NEW SARI UTAMA Jl. Hayam Wuruk 117 Jember Jl. Gajah Mada 27 Jember RESTAURAN LEGIAN Jl. Gajah Mada Jember RESTAURAN TAMAN SALERO Jl. Sultan Agung No 1 Jember Jl. Wijaya Kusuma No.60 Jember RESTAURAN TAMAN MANGLI INDAH Jl. Hayam Wuruk 183 Jember Restauran Lestari Jl. Kartini 16 Jember RESTAURAN XING TRISNO Jl. Hayam Wuruk 41 Jember RESTAURAN HOTEL ISTANA Jl. Diponegoro Jember RESTAURAN WANDE ECHO Jl. Semeru 86 A Ajung – Jember RESTAURAN TIRTA ASRI Jl. Dharmawangsa No.1 Rambipuji Jember RESTAURAN HAWAII Jl. Hayam Wuruk 56 Jember RESTAURAN PALM GARDEN Jl. Lj. S. Parman 50-A Jember PIONERINDO GAURMENT INTERNATIONAL Jl. Gajah Mada 71 Jember PT. FAST FOOD INDONESIA Jl. Gajah Mada 96 Jember

RM. BU LANNY Jl. Slamet Riyadi 84-A Jember RM. LUMINTU Jl. Kertanegara 33, Jember RM. BU DARUM Jl. Gajah Mada 23 Jember RM. RINI AMBULU Jl. Mojopahit BI / J / 6Jember RM. RUPINI AYAM PEDAS Gumukmas Jember RM. SUMBER NIKMAT Jl. H. Agus Salim 23 Jember RM. SARI JAYA Jl. Sulatan Agung 24 Jember RM. GALAVITA Jl. Trunojoyo 115 Jember RM. SRIKANDI Jl. S. Parman 225 Jember RM. BISMILLAH Jl. Dharmawangsa 99 Jember DEPOT JAWA TIMUR Jl. Gatot Subroto 10 Jember DEPOT ANANDA AYAM GORENG Jl. Gajah Mada 213 Jember DEPOT SOTO H. SUKRI Jl. Kalimantan Jember DEPOT CANTIK Arjasa Jember DEPOT EMPAT MATA Jl. Panjaitan Jember WONG SOLO AYAM BAKAR Jl. Karimata 7 Jember

BEBEK GORENG H. SLAMET Jl. Karimata 64 Jember SATE PAK TOHA Jl. Brawijaya Mangli Jember SATE CAK RI Jl. Pattimura Jember SATE SIMPANG TIGA Jl. Otto Iskandardinata 2 Jember WARUNG TERA Jl. Hayam Wuruk Jember CAMPUS RESTO Jl. Jawa Jember CAFE & REST AREA GUMITIR Jl. Raya Jember - Banyuwangi RADIO CAFE Jl. Kartini Jember CAFE PRING Jl. Mastrip Jember CAFE SHAFF Jl. Sultan Agung 21 Jember PIZZA HUT Jl. PB. Sudirman Jember KFC Jl. Gajah Mada Jember TOSOTO Jl. Slamet Riyadi 11 Jember QUICK CHIKEN Jl. Jawa Jember ROCKET CHIKEN Jl. Karimata/Mastrip Jember LESEHAN ALUN-ALUN Jl. PB. Sudirman Jember PUJASERA JEMBER Jl. Hayam Wuruk Jember

HOTEL BINTANG MULIA Jl. Nusantara No. 18 Jember Telp. (0331) - 429999 Rp. 375.000 - Rp. 600.000

HOTEL PANORAMA Jl. KH. Agus Salim No. 28 Jember Telp. (0331) - 333666 Rp. 650.000 - 1.800.000

HOTEL BANDUNG PERMAI Jl. Hayam Wuruk No. 38 Jember Telp. (0331) 484528 - 484530 Rp. 250.000 - Rp. 500.000

HOTEL SEROJA Jl. PB. Sudirman No. 2 Jember Telp. ( 0331) - 483905 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

HOTEL ROYAL JEMBER Jl. Karimata No. 50 Jember Telp. (0331) - 326677 Rp. 390.000 - Rp. 950.000

SEVEN DREAM RESIDENCE Jl. Riau Jember Telp. (0331) - 339199 Rp. 220.000 - Rp. 275.000

HOTEL SULAWESI Jl. Letjen Suprapto No.44 Jember Telp. (0331) - 333555 Rp. 250.000 - Rp. 500.000

HOTEL CENDRAWASIH Jl. Cendrawasih Jember Telp. (0331) - 412222 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

HOTEL LESTARI Jl. Gajah Mada No. 233 Jember Telp. (0331) - 487.000 Rp. 165.000 - Rp. 300.000

HOTEL ISTANA Jl. Diponegoro 43 Jember Telp. (0331) - 482 555 Rp. 358.000- Rp. 850.000

HOTEL MERDEKA Jl. Sultan Agung No. 136 Jember Telp. (0331) - 487625 Rp. 130.000 – Rp. 350.000

HOTEL BERINGIN INDAH Jl. Raya Ajung - Jember Telp. ( 0331) - 757666 - 757432 Rp. 300.000

HOTEL REMBANGAN Kemuning Lor, Arjasa - Jember Telp. (0331) - 420 273 / 420 383 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

HOTEL KEBON AGUNG Jl. Arowana No. 59 Jember Telp. (0331) - 487833 Rp. 50.000 - Rp. 150.000

FLAMBOYAN Jl. Teuku Umar No. 78 Jember Telp. ( 0331) 326252 Rp. 100.000 - Rp. 400.000

HOTEL SAFARI Jl. KH. A. Dahlan No. 33 Jember Telp. (0331) - 481882 - 481883 Rp. 190.000 - Rp. 450.000

HOTEL KEMAYORAN Jl. Ltj. Suprapto No. 26 Jember Telp. ( 0331) - 334884 Rp. 50.000 - Rp. 200.000

HOTEL ASRI Jl. Gatot Subroto No. 39 Jember Telp. ( 0331) - 425635 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

59


60


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.