Jember Kita Edisi 5

Page 1

Jember Kita

I

Mei 2013

1


Repro



TABLE OF CONTENT

10

Hot News TARGET WTP SUKSES TERCAPAI Kabupaten Jember baru-baru ini mendapatkan penghargaan karena berhasil melakukan pengelolaan keuangan yang akuntabel. Atas torehan prestasi berupa opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk tahun anggaran 2012

Target of Normal without Exception Successfully Reached

14

Main Story BELAJAR INTERAKSI DI SD INKLUSI Jam setengah sepuluh pagi, Intan sudah berada di halaman sekolah. Dengan diantar sang ibu, gadis kecil yang kala itu mengenakan seragam biru muda, mendekap tas punggung, lengkap dengan buku dan alat tulis di dalamnya. Senyum manis terus tersungging dari bibirnya yang mungil.

Jember Regency recently awarded for successfully doing the accountable financial management. For achievement of Normal without Exception (WTP for short in Indonesian) which is given by the State Audit Board (BPK for short in Indonesian) in 2012,

Learning to Interact in the Inclution Elementary School Its half past nine in the morning, and Intan had already arrived at the school yard. Escorted by her mother, this little girl that wore light blue uniform that morning hugged her backpack that full of stationery and books. A nice smile is always beautifying her face.

34 22

Main Story SISWA TERAMPIL DI JEMBER LARIS MANIS Jika beberapa tahun sebelumnya sejumlah perusahaan dan lembaga perbankan menyalurkan bantuan Corporate social responsibility (CSR) langsung ke lembaga-lembaga pendidikan, namun sejak satu tahun terakhir kerjasama ini juga dilakukan dengan Dinas Pendidikan.

Main Story PERGURUAN TINGGI BANTU TUNTASKAN BUTA AKSARA Diakui saat ini di Kabupaten Jember belum serpenuhnya bebas dari penyandang buta aksara. Kendati jumlah penyandang buta aksara saat ini sekitar 200 ribu orang, namun hal itu jelas menjadi persoalan tersendiri dan butuh untuk segera diatasi.

University to Help Eliminating Illiteracy It is admitted that right now Jember District is not completely free from illiteracy. Although the number of illiterate is about 200 thousand people, it is clearly become a problem and need to be solved.


TABLE OF CONTENT

SPOT LIGHT 53

SNAP SHOT

59

38

Main Story KERJASAMA UNTUK MAJUKAN SEKOLAH

61

Potention RAUP REJEKI DARI BUAH SEMANGKA

Dalam sekolah, peranan komite terhadap pendidikan di lingkungan sekitar turut berperan dalam kemajuan pendidikan. Banyak komite sekolah yang hingga saat ini memiliki partisipasi yang rendah terhadap pendidikan.

60

64 46

PKK TARGETKAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI MELALUI SUPERVISI Dari kegiatan monitoring atau supervisi di Kecamatan Wuluhan oleh tim kabupaten kepada tim akselerasi penurunan angka kematian ibu kematian anak dan kematian balita, diketahui ternyata sistim pelayanan kesehatan di Kabupaten Jember dari tahun ketahun diakui semakin membaik

PKK TEGALSARI, DIKENAL SEBAGAI KAMPUNG JAMU BERKAT APOTIK HIDUP

Zoom In PEMBINAAN MENTAL SOPIR UNTUK TEKAN KECELAKAAN LALU LINTAS

66


6

Jember Kita

I

Mei 2013


EDITORIAL NOTE President Executive MZA DJALAL Chief Executive SANDI SUWARDI HASAN Chief Manager RACHMAT AGUNG PURNAMA Editor In Chief INDRA G. MERTOWIJOYO Managing Editor TAUFAN B. Editorial Board MUHAIMIN ABDUL KADIR SOLIHIN A. ANAM MASJHOEDI Reporters WINARDYASTO ANIK DWI MULYANI FERA APRILIYANTI Address JL. SUDARMAN 1 JEMBER, TELEPON : 0331-428824, http://jemberkab.go.id, Published By HUMAS PEMKAB JEMBER

Cover PENGHARGAAN PAKARTI UTAMA 1 TK. NASIONAL PELAKSANA TERBAIK PENCEGAHAN KDRT KATEGORI KABUPATEN TAHUN 2013 DARI WAPRES RI, BOEDIONO Foto REZA/HUMAS JEMBER

Hanya dengan Bekerja Keras

D

iakui atau tidak, tolok ukur kemajuan suatu bangsa diantaranya dilihat dari sejauh mana indek pembangunan manusianya. Semakin tinggi nilai yang diperoleh, maka semakin tinggi pula kemajuan dari bangsa atau masyarakat itu sendiri. Contoh Kabupaten Jember misalnya. Tahun 2005, nilai indek pembangunan manusia atau human development indek (HDI), Kabupaten Jember masih 59. Dalam kurun waktu tujuh tahun kemudian, nilai HDI Kabupaten Jember, sudah berubah menjadi 65. Peningkatan enam skor pada HDI Kabupaten Jember tersebut, menunjukkan sebagai sebuah upaya bersama untuk meraih kemajuan. Ini sebuah prestasi yang patut Oleh : Sandi Suwardi H. dibanggakan, meski pada sebenarnya dengan skor 65 Kabag Humas Pemkab Jember tersebut, masih menempatkan Jember pada peringat yang kurang menguntungkan, karena daerah lainpun ternyata juga mengalami kemajuan yang sama dalam hal indek pembangunan manusia. Ada tiga variable yang biasa digunakan dalam menentukan kemajuan suatu masyarakat atau daerah dan negara. Ketiga variable itu antara lain, bidang pendidikan, kesehatan dan bidang ekonomi. Sekarang mari kita lihat. Dalam bidang pendidikan, diakui atau tidak Kabupaten Jember berhasil melaksanakan program pemberantasan buta aksara. Ini ditandai dengan diterimakannya penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Jember dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Demikian juga dengan peran aktif masyarakat dalam pembangunan bidang pendidikan. Pembangunan pendidikan untuk anak usia dini, PAUD, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah atau Dinas Pendidikan, tapi juga dilaksanakan oleh masyarakat. Sehingga tak heran, keberadaan PAUD ini bisa ditemui di seluruh kecamatan, bahkan desa di Kabupaten Jember. Sungguh ini merupakan sesuatu yang sangat membanggakan. Ketika kemampuan pemerintah untuk mendirikan lembaga pendidikan terbatas, masyarakat dengan insiatif sendiri langsung mengambil peran. Demikian halnya dalam bidang kesehatan. Layanan kesehatan, utamanya untuk masyarakat kurang mampu, sudah sejak lama diberlakukan. Program jaminan kesehatan daerah (Jamkesda), meki menggunakan dana sharing, 50% dari propinsi, dan 50% dari pemkab, namun sangat bermanfaat untuk masyarakat kurang mampu. Indikator lain dari keberhasilan pembangunan bidang kesehatan ini bisa dilihat dari semakin menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB). Juga semakin membaiknya usia harapan hidup, penanganan kasus penyakit menular, program pembangunan pengalihan polindes menjadi poskesdes, serta peningkatan puskesmas menjadi puskesmas mampu persalinan normal. Dalam bidang ekonomi, selama kurun waktu, tahun 2009-2012, pertumbuhan ekonomi Jember secara umum menunjukan trend yang terus meningkat (ascending economic growth trend). Trend pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember mengalami percepatan dari tahun 2009, sebesar 5,55%, tahun 2010 sebesaqr 6,94%, tahun 2011 sebesar7,00% serta tahun 2012 melonjak menjadi 7,35%. Pertumbuhan ekonomi di Jember ini, lebih cepat dibanding Jawa Timur, yang hanya 7,27%. Dari ketiga bidang yang menjadi variabel indek pembangunan manusia, jelas menunjukkan, bahwa program pembangunan yang dijalankan Pemkab Jember, padasarnya sudah berhasil mencapai sasaran. Hanya saja, karena banyaknya factor yang menjadi kendala atau penghambat percepatan kemajuan, HDI Jember masih berada pada peringkat rendah. Oleh karena itu, untuk merubah posisi Kabupaten Jember, dari peringkat rendah menuju peringkat yang lebih baik, tidak ada pilihan, kecuali harus mau bekerja keras. Yang terpenting lagi, peran aktif masyarakat dalam menyukseskan program pembangunan akan sangat menentukan berhasil tidaknya pembangunan itu. Kata kuncinya adalah Hanya dengan Bekerja Keras. (*)

Jember Kita

I

Mei 2013

7


VISION

Persiapkan Generasi Emas Sejak Dini

T

ahun 2045 mendatang, diprediksi akan menjadi masa keemasan bagi bangsa Indonesia. Karena ketika itu, negeri ini memasuki usia 100 tahun. Ini artinya, anak-anak Indonesia yang saat ini masih balita, pada saat itu akan memasuki usia 30 tahun sampai 40 tahun. Saat itulah kualitas mereka bisa disejajarkan dengan bangsa lain yang sudah lebih dulu maju. Karena itu, tidak ada salahnya, mereka yang masih anak-anak atau usia emas (golden age), sejak dini dipersiapkan. Hanya saja untuk upaya ini, perlu adanya pembelajaran yang tepat sesuai dengan usia dan kebutuhan dari anak-anak tersebut. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Jember saat ini terbilang cukup tinggi, mencapai 2,7 juta jiwa, termasuk diantaranya anak-anak. Pertumbuhan penduduk ini, semestinya juga harus diimbangi oleh tersedianya lembaga pendidikan, sementara kemampuan pemerintah untuk hal ini sangat terbatas, karena itu dibutuhkan peran aktif dari masyarakat untuk membuka lembaga pendidikan, salah satunya adalah PAUD.

Sugeng/Humas

8

Jember Kita

I

Mei 2013


VISION

Saya menyampaikan terimakasih kepada masyarakat yang penuh kesadaran dan semangat untuk berperan aktif dalam ikut mencerdaskan bangsa lewat berdirinya Pos PAUD. Hingga dari hal ini berdirilah Pos PAUD yang tersebar di wilayah perkotaan hingga pedesaan di Kabupaten Jember, baik yang dibiayai oleh dinas pendidikan maupun murni swadaya masyarakat. Hanya saja, saya melihat proses pembelajaran yang dijalankan di lembaga PAUD ada yang kurang tepat. Jangan ajarkan kepada anak-anak pelajaran membaca, menulis dan berhitung (calistung) karena mereka masih berumur antara 3 tahun - 5 tahun. Dan saya tidak pernah menginstruksikan kepada dinas pendidikan calistung itu sebagai prasyarat untuk masuk sekolah dasar. Kita juga mengakui, sampai saat ini penyandang buta aksara di Jember, masih sekitar 200.000 orang. Tapi walau jumlahnya kelihatan besar, tidak berarti upaya penuntasan buta aksara yang telah dilakukan, gagal, tapi ini tetap menjadi persoalan tersendiri yang butuh penanganan segera, sehingga masalah buta aksara bisa dituntaskan. Sesungguhnya, untuk penuntasan buta aksara tidaklah semata-mata hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten saja, tapi juga pemerintah propinsi dan pusat. Bahkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari masyarakat umum, lembaga pendidikan, hingga pergurunan tinggi, memiliki tanggung jawab yang sama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran serta elemen masyarakat dalam penuntasan buta akasara ini, paling tidak bisa mengurangi beban biaya yang harus dikeluarkan. Karena untuk penyelesaian masalah ini, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, sementara tawaran sharing pembiayaan yang pernah kita ajukan ke pemerintah pusat belum juga mendapatkan jawaban. Namun begitu, kami juga senang dan bangga, karena IKIP PGRI, sebagai salah perguruan tinggi di Jember mau terlibat langsung membantu menangani persoalan buta huruf di Kabupaten Jember. IKIP PGRI dengan ikhlas memberikan sentuhan pendidikan di Kabupaten Jember dengan didasari semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan menurunkan mahasiswanya ke SD terpencil. Karena itu, semoga itikad baik ini bisa ditiru oleh lembaga perguruan tinggi lainya. Berbicara soal buta aksara, sebelumnya, berkat kerja keras melalui program gugur gunung, sebanyak 70.000 orang penyandang buta aksara di Kabupaten Jember, telah berhasil dituntaskan. Prestasi ini yang menjadikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan pemberantasan buta aksara kepada Pemkab Jember. Awalnya misi penuntasan buta huruf atau buta aksara dari pemerintah pusat hanya untuk usia produktif saja, namun entah kenapa akhirnya mereka yang usia 60 tahun keatas juga menjadi prioritas dari buta aksara ini. Hal ini jelas menambah panjang keberadaan jumlah buta aksara di Kabupaten Jember. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Jember yang mencapai 2,7 juta jiwa, termasuk diantaranya anak-anak, mestinya juga harus diimbangi oleh ketersediaan lembaga pendidikan. Ketersediaan lembaga pendidikan untuk anak-anak ini, sangat penting, agar mereka bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan tumbuh sebagai generasi yang cerdas. Bergantung sepenuhnya kepada pemerintah untuk pengadaan lembaga pendidikan jelas tidak mungkin, karena kemampuan pemerintah untuk hal ini sangat terbatas. Karena itu dibutuhkan peran aktif dari masyarakat untuk membuka lembaga pendidikan, seperti misalnya PAUD. (*)

Jember Kita

I

Mei 2013

9


HOT NEWS

TARGET WTP SUKSES TERCAPAI Target of Normal without Exception are Successfully Reached Oleh : Anik D. Mulyani

K

abupaten Jember baru-baru ini mendapatkan penghargaan karena berhasil melakukan pengelolaan keuangan yang akuntabel. Atas torehan prestasi berupa opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk tahun anggaran 2012 inilah, Bupati Jember, MZA. Djalal berbangga. Pasalnya wilayah Kabupaten Jember sangat luas, dengan budaya beragam dan permasalahan yang lebih kompleks. Ia mengharapkan perolehan WTP ini menjadi percontohan bagi kabupaten lain. Ditengah-tengah euforia perolehan opini WTP, MZA Djalal mengingatkan untuk masing-masing SKPD untuk terus memperbaiki keuangan sehingga opini ini akan dipertahankan di tahun 2013, dengan keunggulan komparatif dari Kabupaten lainnya. “Saya sudah bertekad untuk memilih menyelesaikan masalah aset, karena aset yang Kita punya luar biasa banyak. Berat memang, tapi kita harus bekerjasama agar Kita punya nilai plus dibanding dengan 38 kabupaten lain” ujarnya.

10

Jember Kita

I

Mei 2013

Jember Regency recently awarded for successfully doing the accountable financial management. For achievement of Normal without Exception (WTP for short in Indonesian) which is given by the State Audit Board (BPK for short in Indonesian) in 2012, Regent of Jember, MZA. Djalal proud. Its because of the district of Jember are very large, culturally diverse and more complex problems. He hopes this achievement can be a good model for other districts. Between the euphoria of WTP, MZA Djalal remind each SKPD to continue and improve the finances so that this opinion will be maintained in 2013, with the comparative advantage than other districts. “I was determined to solve the problem of asset, because the asset that we have are huge. Its so hard, but we must work together, so we have a plus value compared than the 38 other districts ,” he said.


HOT NEWS Kepala Badan Pegelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Jember, Ita Puri Handayani, menyatakan pencapaian opini WTP berkaitan dengan pengelolaan APBD dimulai dari serangkaian tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan serta pertanggungjawaban. Hal-hal tersebut harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip dan kaidahkaidah yang diatur oleh perundangundangan. “Kita ketahui bersama bahwa berturut-turut tahun 2009-2011 kita mendapatkan opini Wajar dengan Pengecualian (WDP). Tentunya dengan rapor yang kita terima 3 tahun berturut-turut tersebut, kita bertekad untuk menjadi lebih baik, tentunya dalam pemeriksaan tahun 2012 kita senang jika opininya meningkat menjadi wajar tanpa pengecualian,” ungkapnya. Menurut Ita, ada empat opini Taufan/Jember Kita penilaian yang diberikan oleh BPK, yaitu Wajar tanpa Pengecualian, Wajar dengan Pengecualian, Tidak Wajar, dan Disclaimer atau tidak memberikan opini apapun. Pemberian opini tersebut berdasarkan penilaian kewajaran atas informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang diperiksa setiap tahun anggaran. Hal-hal yang menjadi acuan BPK dalam memberikan opini antara lain kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintah, kecukupan dari pengungkapan, artinya dalam melaksanakan anggaran harus didukung bukti pelaksanaan atau pertanggungjawaban anggaran itu, dari mulai proses perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban, kepatuhan terhadap perundang-undangan, serta efektifitas dari sistem pengendalian intern yang ada di SKPD. “Selain empat hal tersebut, ada satu catatan lagi yang menjadi hal yang mempengaruhi juga dalam rangka memperoleh opini ini adalah tindak lanjut dari temuan di tahun sebelumnya,” jelasnya. Ia mengatakan bahwa di Jember juga ada temuan-temuan dari BPK. Temuan tersebut masih seputar keterbatasan SKPD untuk menyajikan laporan keuangan yang handal. Namun temuantemuan yang diperoleh tahun lalu sudah ditindak lanjuti oleh sebagian besar SKPD sehingga untuk pertanggungjawaban di tahun anggaran 2012, temuan BPK tersebut sudah diperbaiki. Selain itu BPKA banyak melakukan pembinaan pada seluruh SKPD utamanya kepada bendahara, sehingga harapannya melalui sosialisasi ini terwujud penyusunan laporan keuangan yang diharapkan.

The Chief of Jember District’s Assets and Finance Management Agency, Ita Puri Handayani, in a talk show entitled “Jember Ngopi” said that the achievement in WTP opinion is correlated with the regional budget management, starting with a series of processes, which is planning, executing, also reporting and accountability. Those things should be carried on by the principles and rules that’s been regulated by the laws. “We’re all known that in 2009-2011, we consecutively achieved the Normal with Exception (WDP for short in Indonesian) opinion. From our report these three consecutive years, we determined to be better. Of course in the year 2012 we are so glad if the opinion will be upgraded to normal without exception,” she expressed. According to Ita, there’s four opinion of rating that has been given by BPK, which is Normal without Exception, Normal with Exception, Not Normal, and disclaimer or not given any opinion. The opinion given is based on the reasonable of the financial information that reported and examined in every year. The things that become the BPK referral in giving opinion such as the suitability with the government accounting standard, the adequacy of the disclosure, it’s mean enough proof of activities or accountabilities should be existed in managing the budget, starting from the planning, actuating, reporting, and accountability, the obedience with the laws, and also the effectiveness of the internal controlling system existed in the regional working units (SKPD for short in Indonesian). “Besides these four things, there is one note that also influencing the opinion rating, which is the follow-up of the findings from Reza/Humas previous year,” she explained. She said that in Jember, the findings from BPK are existed. The finding is around the limited SKPD ability in making reliable financial reports. But the findings of last year was already follow upped by most of SKPD so that the for the 2012 accountability, the BPKA findings will already been fixed. Other than that, the BPK has already conducted many coaching to all SKPD, especially for the treasurer. It’s hoped the socialization can create the good financial report making as hoped. Jember Kita

I

Mei 2013

11


HOT NEWS

Anik/Jember Kita

Dalam rangka melaksanakan perencanaan hingga pelaporan yang baik, BPKA dan masing-masing SKPD sudah terintegrasi melalui Simda. “Jadi kita sudah terintegrasi dengan SKPD, mulai proses pelaksanaan, perencanaan, semua terintegrasi, itu sebagai bentuk pengendalian,” jelasnya. BPKA juga sedang menyiapkan Simda online yang diharapkan bisa aktif pada bulan Juni untuk seluruh SKPD. Hal ini disiapkan untuk mengacu pada tantangan zaman dan perkembangan sistem informatika yang semakin pesat. Selain itu BPKA juga sedang mempersiapkan eaudit atau pemeriksaan secara elektronik sesuai dengan program BPK RI. Ita menyadari bahwa upaya dalam rangka meraih dan mempertahankan opini WTP merupakan jalan terjal. Tapi apapun yang terjadi pihaknya akan selalu berusaha bekerja keras, tentunya didukung oleh SKPD akan melaksanakan semua dengan baik, mulai dari proses perencanaan hingga pertanggungjawaban, akan dikerjakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ia menegaskan bahwa opini WTP bukanlah sekedar tujuan akhir, dan juga bukan ujung dari sebuah pencapaian keuangan yang baik. Opini ini dalam rangka mendorong agar setiap entitas, baik departemen, lembaga, maupun pemerintah kabupaten, bisa menyajikan laporan keuangan yang baik, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. “Tentu harapan untuk mempertahankan opini WTP bukan sesuatu yang berlebihan, karena ini merupakan cermin dari transparansi dan akuntabilitas dari pengelolaan APBD Kabupaten Jember sekaligus potret kinerja seluruh SKPD, baik selaku pengelola anggaran, maupun pengelola barang,” harapnya. Menuju mempertahankan opini WTP inilah, Ita memohon kerjasama semua pihak, termasuk komitmen kuat dari SKPD untuk menjalankan serangkaian kegiatan anggaran, mulai dari perencanaan hingga pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu BPKA juga memiliki komitmen untuk terus meningkatkan layanan, baik sebagai pejabat pengelola keuangan daerah, maupun sebagai bendahara umum daerah.

12

Jember Kita

I

Mei 2013

In making the good planning until reporting, BPKA and every SKPD have already integrated through Simda. “So, we have already integrated with the SKPD, from the planning process, actuating, all are integrated, it’s a form of controlling,” she explained. In getting the WTP opinion, BPKA is also been preparing Simda online which hoped can be activated in June for all SKPD. This is prepared to beat the challenges of times and to suit the rapid growth of informatics system. Besides that, BPKA is also preparing e-audit or electronically audit that suitable with the program of Indonesian BPK. Ita realized that the effort in getting and maintain WTP opinion is through steep roads. But whatever happens, her agency will always try as hard as it takes, of course supported by the SKPD that conducted their process properly. Started from the planning process until accountability reports, will be conducted in accordance with the applied rules. She emphasizes that the WTP opinion is not the final goal, and also not the end of a good financial achievement. This opinion is aimed to push every entity, department, institution, or even the district government to be able to create a good financial reports, in accordance with the prevailing laws. “Of course, the hope in maintaining the WTP opinion is not something too much, because this is a reflection of the Jember District Regional Budget management accountability and transparency also a picture of all SKPD performance, either as the budget manager or asset manager,” she hoped. To maintaining the WTP opinion, Ita is asking for the cooperation of every side, including the strong commitment from SKPD to run the series of budget activities, beginning with the planning until the report accountability prevailing the applied regulation. Besides that, BPKA also has a commitment to continually increasing its services, either as regional finance management official, or as regional general treasurer.


Jember Kita Anik/Jember Kita

I

Mei 2013

13


Belajar Interaksi di SD Inklusi Learning to Interact in the Inclution Elementary School Oleh : Anik D. Mulyani

J

am setengah sepuluh pagi, Intan sudah berada di halaman sekolah. Dengan diantar sang ibu, gadis kecil yang kala itu mengenakan seragam biru muda, mendekap tas punggung, lengkap dengan buku dan alat tulis di dalamnya. Senyum manis terus tersungging dari bibirnya yang mungil. Tanpa canggung ia memasuki kelas, kemudian menyalami ibu guru tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sesekali tampak tersipu malu ketika kru JK menyapanya. Sejurus kemudian ia mulai berlari-lari, dan meraih kemoceng yang ada di meja untuk menghapus papan tulis. Tak lama datanglah serombongan anak mengenakan pakaian olah raga berwarna kuning kombinasi biru. Berbeda dengan Intan, mereka lebih aktif berbicara. Salah satu dari mereka yang bernama Nadia, tampak berlari-lari sambil berteriak-teriak keras sehingga sang guru pun terus mencoba menenangkan gadis kecil yang tomboy ini. Sedangkan anak-anak yang lain cuek, sembari mengambil buku-buku yang ingin mereka baca di lemari. “Maafkan anak-anak, Mbak,” ujar ibu guru sambil tersenyum, kemudian beliau kembali sibuk menertibkan anak muridnya di kelas ini. Sejak SK turun di tahun 2007, SDN Tanggul Wetan 04 memang menjadi SD inklusi atau SD yang menyelenggarakan kelas bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus, atau biasa disebut kelas ABK. Menurut Tutik Siti Hotijah selaku guru kelas ABK, secara teknis, setiap pagi anak-anak ini masuk ke dalam kelas normal terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak tersebut belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial dan mengetahui sejauh mana anak-anak ini bisa beradaptasi dengan yang lain. Barulah pada pukul 10, mereka dikumpulkan dalam kelas khusus dan diajarkan berbagai hal sesuai dengan kebutuhan masing-masing secara intensif.

14

Jember Kita

I

Mei 2013

Its half past nine in the morning, and Intan had already arrived at the school yard. Escorted by her mother, this little girl that wore light blue uniform that morning hugged her backpack that full of stationery and books. A nice smile is always beautifying her face. Without hesitate she walk inside the class room and shake hand with the teacher without saying anything. Sometimes her face blushed when JK crew say hello to her. A moment later, she started to run, took the duster in the table to erase the blackboard. Shortly afterward, a group of children in yellow and blue sport clothes came. Unlike Intan, they speak more actively. One of them named Nadia, ran and yelled so loud, so that the teacher has to calm this little tomboyish girl. While the others are being indifferent, by taking the books they wanted to read from the cupboard. “Please understand our student, miss,” said the teacher while smiling, and then she busied to discipline her student in the class again. Since the decree was enacted in 2007, SDN Tanggul Wetan 04 became Inclusion Elementary School or an Elementary School that organized a class for special educational need students, or usually called ABK classes (in Indonesian). According to Tutik Siti Hotijah, as the ABK class teacher, technically, every morning these children attend normal classes. This was conducted to teach the children how to learn to interact with social environment, and to measure, how far this children can adapt with other. After that, at 10 am, they were gathered in special classroom and taught many things suitable with their own need, intensively.


Anik/Jember Kita

Jember Kita

I

Mei 2013

15


“Kita ada 7 siswa berkebutuhan khusus, meliputi 1 anak autis, 1 anak tuna rungu, 2 anak tuna daksa, dan 3 anak tuna grahita. Masing-masing kita berikan pengajaran yang berbeda sesuai kebutuhan mereka,” paparnya. Lebih lanjut Tutik menjelaskan bahwa dalam kelas ABK ini, siswa tuna rungu difokuskan pada komtal atau komunikasi total dan bahasa isyarat. Sedangkan untuk siswa yang autis lebih difokuskan pada wawasan yang lebih banyak, karena biasanya anak yang autis itu cenderung hiperaktif, mau menang sendiri, dan mereka memiliki dunia lain yang tidak berpusat. “Untuk tuna daksa, jika secara IQ masih dianggap mampu untuk mengikuti pelajaran seperti biasa, maka akan diikutkan ke kelas besar, tanpa harus mengikuti kelas ABK, karena mereka mampu menyerap pelajaran umum seperti anak-anak yang normal,” jelasnya. Dalam kelas ini, anak-anak berkebutuhan khusus juga diajarkan diajarkan mengenal huruf dan angka, mulai dari cara membaca dan menuliskannya. Wanita yang sudah mengabdi di kelas ABK selama 4 tahun ini mengaku bahwa sangat susah mengajari anakanak berkebutuhan khusus. Namun berkat kesabaran yang ekstra, lambat laun anak-anak ini bisa menyerap apa yang diberikan oleh gurunya meskipun dalam kapasitas yang berbeda-beda. Beberapa diantara mereka sudah bisa, dan tergantung dari kemampuan anak masing-masing. Tutik juga membiasakan anak-anak ini berdoa sebelum belajar. Dengan demikian anak-anak ini tak hanya mendapatkan pelajaran umum, tetapi juga sisi spiritual dan pendidikan karakter turut dibangun.

16

Jember Kita

I

Mei 2013

“We have 7 student with special education needs, including 1 child with autism, 1 child with hearing impaired, 2 children that physically disabled, and 3 children which mentally disabled,” she explains. Moreover, Tutik explaining that in the ABK classes, the hearing impaired students were focused on total communication and sign language. As for the student with autism, were focused on giving them broader horizons, because the children with autism are tend to be hyperactive, selfish, and having a center less world of their own. “As for the physically disabled, if their IQ were considered capable to attend regular classes, they will have to attend the big class. They don’t have to attend the ABK class, because they can absorb a general lesson such as normal children,” she explained. In this class, the special educational need children also taught about letters and numbers, starting on how to read and to write it. This woman that already served in ABK class for 4 year admitted that it is more difficult to teach the special Anik/Jember Kita educational need children. But because of the extra patience that possessed by the teachers, slowly but sure, the students began to absorb the lesson they taught, even in different capacity, depending on their capability. Tutik also teach these children to pray before they started to learn. By doing so, these children not only get general lesson, but also from the spiritual and character building point of view, they also improved.


Anik/Jember Kita

Tutik menceritakan bahwa saat awal masuk ke kelas ABK, anakanak ini kerap bertengkar satu sama lain. Tak jarang ia menjadi sasaran amukan anak-anak yang tak terkendali. Tetapi lambat laun kesabaran ekstra yang diberikan dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus tersebut membuahkan hasil. Anak didiknya sudah mulai bisa mengerti dan tak lagi berbuat kasar pada teman maupun dirinya. Saat ujian semester, mereka akan dibuatkan soal khusus meskipun dalam ujian tersebut mereka berbaur dengan siswa lain dalam kelas besar. Sedangkan untuk ujian kelulusan, Tutik mengatakan bahwa anak-anak tersebut ikut ujian di SLBN Patrang Jember. Tercatat sudah 2 anak berkebutuhan khusus yang berhasil lulus dari SDN Tanggul Wetan 04 dalam dua tahun terakhir. Tak hanya anak berkebutuhan khusus saja, kelas ini juga melayani anak-anak yang mengalami keterlambatan belajar. Keterlambatan belajar ini bisa diakibatkan kurangnya peran serta orang tua dalam mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan oleh guru di sekolah. Mereka yang seharusnya bisa membaca dan menulis dengan baik di kelas tertentu, akhirnya masih belum mampu melakukannya. “Kami menyebutnya les pada mereka yang mengalami keterlambatan belajar agar mereka tidak merasa rendah diri. Jika semua masuk les, masa kelas ini bisa penuh dan mencapai 15 orang,” ungkapnya. Tutik berharap pada masyarakat yang memiliki anak berkebutuhan khusus, agar keberadaan anak-anak tersebut tidak disisihkan. Orang tua harus terus sabar dalam mendidik. Jika SLB terlalu jauh dari tempat tinggal, orang tua bisa memasukkan mereka ke SD inklusi terdekat sehingga anak-anak berkebutuhan khusus juga mendapat pendidikan yang sesuai dengan yang mereka butuhkan. Masyarakat rupanya menyambut baik dengan hadirnya kelas ABK di SD Tanggul Wetan 04. Terbukti setiap tahun ada saja orang tua yang mendaftarkan anak mereka yang berkebutuhan khusus. Seperti orang tua Intan, ia mengaku cukup senang anaknya bisa sekolah di kelas ABK SDN Tanggul Wetan 04. Meskipun jarak rumahnya cukup jauh, di Tanggul Kulon, sang ibu setiap hari rela mengantar dan menunggu Intan selesai sekolah demi mendapatkan pendidikan yang lebih baik.Menurutnya hal ini bagus untuk pendidikan anaknya yang menderita tuna grahita karena dirinya tak bisa menyekolahkan Intan ke SLB yang berjarak puluhan kilometer dari Kecamatan Tanggul.

Tutik said that in the beginning of the ABK class, the children are often arguing with one another. She was frequently became the target of uncontrolled anger of these children. But after some time, the extra patience in teaching the special educational need children is starting to get good result. These children are starting to understand and not hurting each other or her anymore. During the semester exam, they get a special made question, even when the exams take place; they were mixed with other students in the big class room. Whilst for the graduation exam, Tutik said that the children were taking the exam in SLBN Patrang Jember. There were 2 special educational need students that already passed from SDN Tanggul Wetan 04 in last two years. This class is not only accepting special educational need students. They also accepting student with learning delays. The children that should’ve been able to read and write in certain class have not these abilities. “We called it a course, for children with learning delays, so that they don’t feel inferior. If everybody attending the course, the classroom is full, it can reach until 15 students,” she expressed. Tutik hoped that the people that have special educational need students can defend their existence. The parent should be patience in teaching them. If SLB is outside their area of living, the parent can enroll their children to the nearing inclusion Elementary School; so that the special educational need children can also get the proper education suitable with their need. The people are pleased with the existence of the ABK class in SD Tanggul Wetan 04. It is proven by the number of parents that enroll their children that has a special educational need. Such as Intan’s parent, that admitted their children can attend the ABK class in SDN Tanggul Wetan 04. Even though the distance between the school and their home in Tanggul Kulon is quite far, Intan’s mother is gladly drives and waits for Intan classes over, everyday, so that her daughter can get a better education. According to her, this is good for her child that mentally disabled, because she cannot enroll Intan to the SLB due the far distance from Tanggul Sub district. Jember Kita

I

Mei 2013

17


Antusiasme Guru TK

Pentingnya Pendidikan Anak Sejak Usia Dini Oleh : Fera Dwi Aprilianti

Repro

T

aman kanak-kanak merupakan salah satu jenjang pendidikan tingkat dasar, mulai usia 6 tahun atau dibawahnya,Masa Usia tersebut merupakan masa-masa golden age, atau masa keemasan, dimana pada masa tersebut anak sangat peka terhadap segala yang terjadi di lingkungan sekitarnya, jadi merupakan hal yang tepat, jika pada usia tersebut anak sudah mendapat pendidikan. Di sekolah taman kanak-kanak atau yang biasa disebut TK itulah, seorang anak akan mendapat pendidikan dari proses belajar mengajar, namun karena TK merupakan jenjang pendidikan tingkat dasar, hal-hal yang dipelajari pun hanya berupa

18

Jember Kita

I

Mei 2013

permainan edukasi yang akan memberikan stimulasi sehingga dapat membentuk karakter pada anak. Selain itu, TK juga bertujuan untuk meningkatkan daya cipta anak-anak dan memacunya untuk belajar mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan melalui pendekatan nilai budi bahasa, agama, sosial, emosional, fisik, motorik, kognitif, bahasa, seni, dan kemandirian. Semua dirancang sebagai upaya mengembangkan daya pikir dan peranan anak dalam hidupnya. Seperti proses belajar mengajar yang diberikan di salah satu TK Bhayangkari di wilayah utara Jember.Proses belajar yang diberikan selalu identik dengan permainan yang sarat akan pendidikan, seperti


Repro

belajar berhitung belajar bercocok tanam, belajar membaca,dan masih banyak proses belajar lainnya, semuanya dilakukan dengan menggunakan benda atau permainan edukasi, yang dapat merangsang perkembangan otak pada anak. Hal yang sama dikatakan Esti Novida, salah seorang pengajar di TK. Bhayangkari Kalisat�Taman kanak-kanak merupakan jenjang proses belajar paling dasar pada anak, dimana anak kali pertama dikenalkan pada huruf, angka, dan lingkungan sekitar, namun kendati demikian biasanya seorang guru

tidak boleh terlalu memaksakan dalam proses belajar mengajar, karena bagaiamanapun Taman kanak-kanak merupakan taman bermain, anak-anak dibebaskan berekspresi , guru membimbing dengan memberikan kegiatan belajar melalui permainan edukasi tersebut�Ujarnya. Tak hanya itu saja, di TK tersebut juga diajarkan bagaimana cara membentuk karakter anak melalui pengenalan lingkungan dengan belajar langsung dialam, , seperti bermain di alam yang terbuka, mengenal jenis-jenis tumbuhan, mengenal nama-nama hewan, dan

masih banyak lagi yang diajarkan disana. “Pada usia 4 sampai 6 tahun biasanya anak sangat peka terhadap sesuatu, selain itu juga senang memberikan respon ,selalu bertanya akan sesuatu hal yang merupakan hal baru bagi mereka,karena itulah kami selaku pengajar selalu member kebebasan dan tidak pernah memaksakan anak dalam proses belajar mengajar, kami lebih pada mengarahkan saja, dan juga membantu mereka dengan cara mengajarkan hal-hal yang masih belum diketahui, dari sana kita bisa menilai seorang anak baik dari segi afektifnya maupun kognitifnya “Imbuhnya Ia juga menjelasakn bahwa penilaian afektif anak didasarkan pada kemampuan intelektual anak dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah, sedangkan domain afektif atau intelektual adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa. Dengan menilai anak dari afektif dan kognitifnya , akan dapat lebih mengetahui kemampuan pada masing-masing anak, karena tiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. “Penilaian tetap dilakukan, karena bagaimanapun ada proses belajar mengajar ,proses belajar di TK juga berpedoman terhadap kurikulum seperti berhitung, membaca, agama, budi bahasa, bernyanyi, bersosialisasi dengan lingkungan, serta berbagai macam keterampilan�tegas Esti. Untuk itu, banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di Taman Kanak-Kanak, karena usia tersebut merupakan usia yang tepat untuk memberikan pengenalan pendidikan kepada anak. Jember Kita

I

Mei 2013

19


SD Mangli 01 Jember

Terapkan Sekolah Berbasis Islam Yang Berprestasi Oleh : Fera Dwi Aprilianti

Anik/Jember Kita

L

onggarnya pegangan terhadap agama sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai terdesak. Hal itu dapat dibuktikan dengan semakin menurunnya moral di kalangan pelajar, menurunnya moral tersebut merupakan salah satu hal yang harus segera diatasi, jika tidak ditanggapi dengan serius, maka moral tersebut benar-benar akan terkikis seiring dengan berjalannya zaman. Untuk itu , banyak hal yang dilakukan oleh para pendidik untuk memperbaiki hal itu, karena moral yang baik merupakan salah satu faktor pendukung untuk meraih masa depan seseorang. Karena itulah, banyak saat ini bertebaran, sekolah-sekolah mulai dari TK hingga pPerguruan tinggi yang menerapkan sekolah berbasis islam, seperti salah satu sekolah dasar yang ada di Jember, SDN 1 Mangli.

20

Jember Kita

I

Mei 2013


SDN 01 Mangli, merupakan salah satu Sekolah Dasar yang berbasis Islam, hal itu diterapkan agar dapat mencetak generasi penerus yang berakhlakul karimah , moral yang baik, serta tak lupa pula, mencetak siswa siswi yang berprestasi. Meski letaknya berada jauh dari Kota Kabupaten, namun sekolah ini banyak diminati. Banyak yang meniutipkan anak-anak mereka untuk bersekolah disini, hal itu dibuktikan dengan banyaknya penerimaan murid pada setiap tahun ajaran baru. Seperti yang dikatakan salah seorang guru Agama di SD 1 Mangli , Amir “Sekolah kami mulai tahun 2007 telah menerapkan sekolah berbasis islami, dimana Agama menjadi poin penting dalam proses belajar di sekolah ini, hal itu ternyata mendapat sambutan wali murid dan masyarakat,banyak yang menitipkan anakanaknya di sekolah kami setiap tahun ajaran baru�Ujarnya. Di sekolah ini, setiap murid diwajibkan untuk mengenakan pakaian muslim, bagi siswi harus mengenakan jilbab , begitu juga dengan para siswa juga harus mengenakan pakaian musli, kecuali bagi murid yang non muslim. Penerapan sekolah berbasis islam ini, diperkuat dengan adanya program extrakurikuler TPA, dimana semua siswa harus mengikuti kegiatan ini “disini ada TPA, TPA ini merupakan program andalan disini, karena

sesuai dengan peraturan daerah bahwa anak-anak itu harus bisa baca tulis AL-Quran , sehingga mengacu pada peraturan itu disini diadakan TPA . Semua siswa, kecuali yang non muslim, mengikuti kegiatan ini , setiap hari senin hingga rabu, setelah jam pulang sekolah, missal anak kelas 1 pulangnya jam 10 siang, nanti mereka tidak langsung pulang, tetapi mengikuti TPA ini terlebih dulu selama satu jam “ujar Amir. Menurutnya, semenjak diberlakukannya penerapan sekolah berbasis islam ini, Ia selaku pendidik , benarbenar merasakan perubahan positif murid-muridnya, seperti anak-anak yang nakal, semakin lama sikapnya semakin baik, sopan terhadap guru, saling menghargai antar teman, serta tingkah laku dilingkungan juga semakin baik. Disekolah ini, terdapat 27 tenaga pengajar, 12 diantaranya merupakan tenaga pengajar yang dikhususkan untuk TPA. Jadi tak heran jika sekolah ini, banyak mencetak prsetasi bidang agama, baik tingkat local maupun Nasinal. Tak hanya itu saja, SD Mangli 01 ini, juga banyak mencetak prestasi di dunia olah raga, seperti pernah menjuarai berbagai ajang lomba olahraga, tennis meja, futsal, volley,bulutangkis, dan pecan ini, sekolah ini akan mengirimkan salah seorang siswi terbaiknya untuk mengikuti PORSENI yang akan di gelar di Surabaya , beberapa pecan mendatang

Anik/Jember Kita

Jember Kita

I

Mei 2013

21


Anik/Jember Kita

Siswa Terampil di Jember Laris Manis Oleh : Indra G. Mertowijoyo

J

ika beberapa tahun sebelumnya sejumlah perusahaan dan lembaga perbankan menyalurkan bantuan Corporate social responsibility (CSR) langsung ke lembaga-lembaga pendidikan, namun sejak satu tahun terakhir kerjasama ini juga dilakukan dengan Dinas Pendidikan. Kerjasama ini sebagai salah bentuk perhatian yang diberikan dunia usaha dan industry (dudi) terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

22

Jember Kita

I

Mei 2013

“Selama satu tahun ini, kami menjalin kerjasama dengan Sampurna Foundation dalam rangka Peningkatan Kompetensi Guru, yakni dengan memberikan dukungan dan support kepada guru lewat berbagai pelatihan. Selain itu, Sampurna Foundation juga memberikan beasiswa kepada 100 anak SMA dan SMK dari kalangan tidak mampu yang mempunyai prestasi,� ujar Drs. Tatang Prijanggono, M.Si, Kepala Bidang SMP/SMA/ SMK, Dinas Pendidikan, Kabupaten Jember.


Kerjasama yang berakhir pada 30 April ini, kata Tatang, selanjutnya akan dievaluasi oleh pihak Sampurna foundation. Sebelum menjalin kerjasama dengan Dispendik, Sampurna Foundation juga pernah menggelontorkan bantuan untuk rehabilitasi bangunan di sejumlah lembaga, salah satunya merehab tiga ruang kelas di SDN Puger Kulon 01. Bagi lembaga-lembaga pendidikan di Jember, peran Dudi selama ini memang cukup besar, utamanya bagi lembaga SMK yang membutuhkan tempat Prakerin bagi peserta didik mereka. Bedanya, jika beberapa tahun lalu kerjasama tersebut cenderung lebih membutuhkan Dudi, namun pada pada tiga tahun terakhir, hal yang demikian sudah berubah. Dudi justri membutuhkan tenaga terampil dari Jember, karena diakui kualitas lembaga pendidikan di Jember sudah membaik. Karena itu Dudi merasa butuh untuk menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan yang ada di Jember. Hal ini bisa bisa dilihat dari kerjasama antara PT Auto Tracktors dengan SMKN 02 Jember untuk merekrut tenaga kerja dari wilayah Indoinesia bagian timur bagi perusahaan tersebut. Juga kerjasama yang dijalin PT ASTRA dengan SMKN 05 Jember dengan menjadikan sekolah ini sebagai sentra pembenihan Gaharu yang nantinya akan ditanam secara nasional. Serta berbagai bentuk kerjasama lainnya yang menempatkan lembaga pendidikan di Jember sejajar dan saling menguntungkan dengan perusahaanperusahaan berskala nasional. “Jika melihat jumlah SMP Negeri di Jember yang sudah mendekati angka 100 dan jumlah SMP Swasta sebanyak 174 lembaga di luar MTs, jumlah lembaga SMK Negeri di Jember sebenarnya masih kurang,” tandasnya. Namun untuk mendirikan unit sekolah baru bagi SMK Negeri, lanjutnya, masih harus berhitung dengan banyaknya SMK Swasta yang tersebar di berbagai wilayah. Apalagi keberadaan SMK Swasta selama ini cukup membantu pemerintah daerah. Sementara terkait dengan masih adanya beberapa sekolah swasta yang masih belum memiliki guru produktif, Tatang menjelaskan, sebenarnya tergantung dari inovasi lembaga yang bersangkutan. Ini karena, saat ini sudah banyak lulusan perguruan tinggi dengan spesifikasi program keahlian yang dibutuhkan lembagalembaga SMK. “Dinas Pendidikan sendiri pada saat verifikasi pendirian sekolah sebenarnya juga sudah menegaskan,

Anik/Jember Kita

bahwa sekolah kejuruan itu tidak sama dengan SMA umum, artinya ada karakter tersendiri sesuai dengan program keahlian. Jadi kalau mendirikan sekolah kejuruan hanya terbatas pada guru-guru normatif dan adaptif, lulusannya nanti hanya sejarah, maksudnya hanya akan menjadi cerita saja,”jelasnya. Oleh karenanya, lanjut dia, pada saat melakukan verifikasi pendirian sekolah, tim dari Dinas Pendidikan selalu menegaskan harus ada guru-guru produktif sesuai dengan bidang keahlian yang dibuka. Begitu pula tentang peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah di Jember, Tatang menjelaskan, bahwa selain atas kerjasama semua pihak, utamanya guru-guru dan Kepala Sekolah di lembaga-lembaga SMP, SMA dan SMK, juga karena banyaknya bantuan yang digelontorkan pemerintah, baik untuk pendirian unit sekolah baru maupun untuk merehab dan merenovasi bangunan, perpustakaan, serta sarana-prasarana pembelajaran laiunnya. “Alhamdulillah, dari tahun ke tahun kualitas pendidikan menengah di Jember senantiasa mengalami peningkatan. Hal tersebut bisa dilihat dari prestasi yang diraih anak-anak kita di berbagai ajang lomba, seperti Lomba LKS beberapa waktu lalu yang menempatkan anak-anak kita di posisi teratas untuk tingkat propinsi,” imbuhnya. Jember Kita

I

Mei 2013

23


UN Tahun Ini Harus Lebih Baik dari Kemarin This Year UN Must be Better than Last Year Oleh : Indra G. Mertowijoyo

A

da yang berbeda dari Ujian Nasional tahun ini disbanding tahun sebelumnya. Jika tahun-tahun sebelumnya, UN dijadikan sebagai satu-satunya alat untuk menentukan kelulusan, tahun ini, penentuan kelulusan dilakukan dengan cara mengakomodasi nilai sekolah dengan nilai UN. Penentuan kelulusan ini dengan proporsi, nilai sekolah 40%, nilai UN 60%. Sedang untuk nilai sekolah diperoleh dari nilai rata-rata raport semester 7 – 11 ditambah nilai UAS (Ujian Ahkir Sekolah) dengan proporsi 40% nilai rapor dan 60% nilai UAS.

24

Jember Kita

I

Mei 2013

One thing is different from this year National Examination (UN for short in Indonesian) compared with the last year. In the last year, UN became the only mean to determine the graduation. But this year, the graduation is determined by accommodating the school grade with the UN grade. The determination of graduation is conducted with composition of the 40% school grade and 60% UN grade. As for the school grade is obtained with from the average report grade from 7-11 semester added with the End of Semester Examination (UAS for short in Indonesian) grade with the composition 40% report grade and 60% UAS grade.


Karena itu, untuk ujian nasional yang berlangsung dari tanggal 13-15 Mei, diharapkan akan membuahkan hasil memuaskan. Paling tidak, prestasi yang diraih sama dengan sebelumnya, syukur kalau bisa melampui prestasi yang sudah pernah diraih. Harapan ini membuncah karena dari sisi persiapannya, terbilang cukup matang. Matangnya kesiapan untuk mengikuti UN ini, tidak hanya dilakukan oleh satu dua komponen saja, tapi seluruh unsur, baik dari sisi pelaksanaan maupun persiapan yang diberikan kepada peserta didik lewat peningkatan kompetensi yang diberikan kepada para guru, maupun kepala sekolah, serta Pengawas TK/SD. Dari sisi pelaksanaan, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, persiapannya dilakukan dengan membentuk panitia UN mulai dari tingkat lembaga sekolah hingga panitia di tingkat kabupaten. Sementara untuk validasi data dilakukan berulangulang mulai dari DNS hingga DNT, dengan harapan agar pada saat pelaksanaan, angka absensi dapat ditekan serendah mungkin. Tercatat, yang mengikuti UN pada bulan Mei sebanyak 42.670 peserta, dari SD Negeri/Swasta dan SDLB. “Untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi Ujian Sekolah dan Ujian Nasional, salah satu yang kita lakukan adalah dengan melatih guru-guru pada spesifikasi mata pelajaran tertentu, seperti Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, PKN dan IPS,” ujar Drs. Achmad Yasin, M.Si, Kepala Bidang TK/SD Dinas Pendidikan Jember. Pelatihan tersebut dibagi dalam lima angkatan dan masing-masing angkatan diikuti 124 orang guru. Sehingga jumlah total guru yang mengikuti pelatihan, yang dilaksanakan sejak akhir Maret hingga 22 April tersebut sebanyak 620 orang guru. Lewat pelatihan tersebut Yasin berharap, guru-guru nantinya bisa menelaah kisi-kisi UAS maupun UN. Kalau telaah kisikisinya tepat, Yasin berani menjamin, guru-guru akan mampu mengembangkan kisi-kisi menjadi uraian atau susunan soal yang baik berdasarkan kisi-kisi tersebut. “Dari situ maka diharapkan materi-materi yang akan diujikan di UAS maupun UN sudah bisa menjadi ramburambu,” ungkap Yasin. Anik/Jember Kita

That’s why, the national exam that take place in the 13-15 may is hoped to get a good result. At least will be the same as last year, and it should be grateful for if it’s a better result from last year. The hope is raised because from the preparation, it can be rated as well enough. The well prepared condition in conducting UN is not only done by one or two component, but also from every substance, either from the actuating or preparation that’s given to the student through competency improvement that given to the teachers, headmasters, and also Kindergarten/Elementary School caretaker. From the implementation, as the previous years, the preparation is conducted by create a UN committee starting from the school level until the committee in the district level. As for the data validation is repeatedly done from the DNS until DNT, so that in the implementation, the absent rate can be as low as it can. From the record taken, the number of student to take UN in May is about 42.670 participants, from private/state Elementary school and Special Educational Need Elementary School. “To prepare the student in facing the School Exam and National Exam, one of the things that we can do is by training the teachers in certain discipline, such as Indonesian language, Mathematics, Natural Science, Morality Education and Social Science,” said Drs. Achmad Yasin, M.Si, the head of Kindergarten/Elementary School field of Jember Educational Office. The training is divided into five classes, and every class is having 124 teachers. So that the total number of teacher following this training that conducted since the end of March until 22 April is 620 teachers. Through this training, Yasin hopes the teachers can review and predict the End of Semester Exam or the National Exam. If the prediction is good, Yasin can guarantee, the teachers will be able to expand it into description or problems arrangement.”From there, the material that going to be tested in End of Semester Exam or UN can became prediction,” said Yasin. Jember Kita

I

Mei 2013

25


Selain itu, menurut Yasin, secara simultan di masingmasing kecamatan juga akan dikembangkan diklat CTL (Comprehensif Teachers Learning) yang akan melibatkan 20 orang guru di setiap kecamatan. Guru-guru ini sebelumnya telah mengikuti Diklat di tingkat Kabupaten untuk menjadi pemateri. “Peserta untuk Diklat CTL ini disetiap kecamatan sebanyak 50 orang guru, sehingga total jumlah peserta di 31 kecamatan sebanyak 1550 guru. Jadi untuk tahun 2013 ini setidaknya ada 2170 orang guru yang mengikuti pelatihan, 620 guru mendapat pelatihan di kabupaten, dan 1550 guru mendapatkan pelatihan di tiap kecamatan,” tandasnya. Sementara dalam rangka lebih meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Jember, pihak Dispendik merasa tidak cukup dengan hanya memberikan pelatihan kepada tenaga pendidik. Pelatihan juga akan diberikan kepada 124 orang kepala sekolah dan 124 orang Pengawas TK/ SD. Untuk pelatihan kepala sekolah, setiap kecamatan, hanya diwakili 4 orang dengan materi tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah, termasuk peningkatan dan penguatan managemen sekolah. Keempat orang ini diharapkan dapat menularkan ilmunya kepada temanteman kepala Sekolah di kecamatan masing-masing. Demikian halnya dengan keberadaan Pengawas TK/SD, yang jumlahnya mencapai 124 orang. Menurut Yasin, mereka juga akan diberikan pelatihan agar ada perbaikan dan peningkatan di tingkat supervisi pendidikan di wilayah masing-masing kepengawasan yang ada.

Beside that, according Yasin, every sub district will simultanously develop CTL (Comprehensive Teacher Learning) training that involve 20 teachers of each sub district. These teacher had followed the district level training to became keynote speaker. “There are 50 participants of CTL Training from each sub district, it will make the total number of participants from 31 sub district is 1550 teachers. For the year 2013, at least 2170 teachers has already attend the training, 620 teachers receive the training on the district level, and 1550 receive the training in every sub districts,” he said. Meanwhile, to improve the education quality in Jember District, the Educational Agency thought it won’t be enough just by giving training to the teachers. The training will also be given to 124 head masters and 124 Kindergarten/Elementary School caretakers. For the head masters training, every sub district only represented by 4 people and the training material about the education implementation in the school, including the improvement in school management. These four people are hoped to spread their knowledge to their fellow head masters in their sub districts. The Kindergarten/Elementary school will also be given the training. Those 124 people will be trained, so there will be improvement in the education supervision in each region.

Repro

26

Jember Kita

I

Mei 2013


Jember Butuh Tambahan Tenaga Pengajar Oleh : Indra G. Mertowijoyo

B

upati Jember, MZA Djalal mengakui, kondisi obyekti, Kabupaten Jember, dalam hal pendidikan, terutama soal ketersediaan tenaga pengajar, baik SD, SMP maupun SMA, secara kuantitas masih kurang. Banyak sebab yang menjadikan Jember, sebagai sebuah daerah, masih kekurangan tenaga pengajar, diantaranya karena pemeringtah pusat masih belum mampu menyiapkan anggaran untuk mengangkat guru baru sebagai pegawai negeri sipil. Untuk menyiasati itru semua, Pemkab Jember, melalui Dinas Pendidikan, member kelonggaran kepada sekolah untuk mengangkat guru bantu atau tenaga sukarelawan (sukwan). “Sehingga sebagai jalan tengahnya, Pemkab memberikan kemudahan, dengan memperbolehkan sekolah, utamanya yang berada di pedesaan dan terpencil, untuk mengangkat guru sukwan,” ujar Bupati Jember, MZA Djalal, dalam acara Rembuk Kampus, di IKIP PGRI, Jember, beberapa waktu lalu. Tentang pendidikan bermutu, menurut bupati, harus ada tolok ukur yang jelas, sehingga bisa melihat sejauh mana yang sudah dilakukan. Mulai proses belajar mengajar, sumber daya manusianya, aktif mencetak guru, termasuk kontribusi pusat, pemprop, dan kabupaten. Untuk tolok ukur kemajuan, termasuk di dalamnya bidang pendidikan, menurut bupati, harus-

Anik/Jember Kita

lah tetap mengacu pada standar yang digunakan barat atau globlalisasi. Sementara berdasarkan data statistic, indek pembangunan manusia (IPM) di Jember, sudah 65. Dibanding tahun 2005 silam, IPM Jember yang hanya 59, menunjukkan ada enam poin yang berhasil diraih Kabupaten Jember. “Selama kurun waktu 7 tahun, kita berhasil meraih enam poni,” terang bupati. Ada 3 variabel yang digunakan dalam menentukan IPM, antara lain pendidikan, kesehatan dan ekonomi. “Indonesia ini sudah maju, termasuk juga Jember, meski IPM-nya 65, namun Jember tidak pernah merasa kecil hati,” tandasnya. Sementara soal keberadaan IKIP PGRI Jember, Bupati mengakui, cukup memberikan dampak positif dan kontribusi yang cukup terhadap perkembang Kabupaten Jember, hingga saat ini. Satu hal yang cukup membanggakan bagi pemkab dan masyarakat Jember, jumlah mahasiswa yang belajar di IKIP PGRI

Jember, seluruhnya sebanyak 20 ribu orang mahasiswa. Karena itu, bupati berharap, ke depan IKIP PGRI Jember akan lebih maju, dan berjaya. Sehingga ke depan, IKIP PGRI akan bisa memberikan kontribusi lebih besar lagi, utamanya berkaitan dengan pemenuhan syarat bagi seorang guru sebagaimana ketentuan UU no 14, yang mensyaratkan guru harus berijazah serendahrendahnya sarjana (S1). Di lain, dalam acara Rembuk Kampus itu, bupati juga member kesempatan kepada civitas akademika IKIP PGRI untuk memberikan masukan atau saran. “Pemkab, ingin menerima masukan dan saran, dari dosen, yayasan, mahasiswa. Apa yang harus kita lakukan ke depan, tapi jangan memberikan saran atau masukan yang kira-kira tidak bisa kita lakukan, karena bagaimanapun kita juga memiliki keterbatasan kemampuan,” imbuhnya.

Jember Kita

I

Mei 2013

27


Siapkan Diklat IT untuk Para Guru Oleh : Indra G. Mertowijoyo

P

erkembangan teknologi informatika, memaksa siapapun harus mengikutinya. Karena jika tidak, maka akan sangat dimungkinkan orang tersebut, ketinggalan dalam menyerap berbagai kemajuan jaman, utamanya dalam hal informasi. Karena itu dibutuhkan kemauan untuk terus mengikuti perkembangan teknologi informatika atau Informatika Teknologi (IT). Ini bisa dilakukan dengan cara mengikuti pendidikan dan pelatihan IT, baik yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah maupun swasta. Terlebih kemajuan suatu bangsa, didasarkan atas seberapa jauh bangsa itu menguasai kedua bidang tersebut. Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa yang tidak bisa lepas dari pengaruh kehidupan global, mau tidak mau harus terlibat dalam penguasaan Iptek, khususnya untuk kepentingan sendiri. Kegiatan pengolahan data dengan menggunakan teknologi ini telah merubah sebuah sistem yang bersifat manual menjadi sebuah sistem komputerisasi. Sistem komputerisasi telah menciptakan sebuah prosedur pengolahan data yang efisien dan efektif. Berkaitan dengan itu, Smartfren, akan mengajak Dinas Pendidikan, Kabupaten Jember, untuk memberikan pelatihan IT kepada para guru. Pelatihan IT untuk kalangan guru ini sangat diperlukan, mengingat untuk saat ini, berbagai kebutuhan, baik menyangkut soal informasi dari kantor dinas pendidikan dan UPT Pendidikan ke sekolah maupun untuk hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Semuanya kebutuhan itu bisa diakses lewat internet. “Di sinilah pentingnya menguasai IT, sehingga para guru bisa mengakses informasi, baik dari internal dispendik maupun dari luar, “ ujar Denny Nur Avianto, Koordinator Cluster 10, Smartfren, di Jember. Banyak keuntungan yang akan didapat dari penguasaan IT, yang pelatihannya akan diberikan oleh Smartfren. Diantaranya, para guru nantinya juga bisa meng-up load dan men-download berbagai informasi yang dibutuhkan, baik terkait dengan masalah pendidikan, maupun yang lain. Tujuan dari digelarnya diklat IT untuk kalangan guru, bahkan pegawai di lingkungan Pemkab Jember ini, lanjut Denny, agar mereka lebih mengenal kemajuan-kemajuan teknologi, terutama dalam bidang pendidikan. Mengetahui manfaat dari penerapan teknologi informasi dalam bidang pendidikan dan perkantoran. Selain itu, agar mengetahui aplikasi-aplikasi dari teknologi informasi yang digunakan di dunia pendidikan. Juga bertujuan agar kalangan guru dapat mengetahui informasi-informasi secara cepat dan akurat dengan adanya perkembangan teknologi dapa saat ini. Sementara untuk layanan dari Smartfren sendiri, Denny menjelaskan, masyarakat bisa langsung datang ke outlet yang menyiapkan berbagai perangkat untuk internet. “Bisa ke Bitcom 1,2,3, dan 4, atau ke Grand Cell, dan outlet Mentari, juga bisa langsung menghubungi kami, 088 871 001 17, “ imbuhnya

28

Jember Kita

I

Mei 2013


Indra/Jember Kita

Jember Kita

I

Mei 2013

29


30

Jember Kita

I

Mei 2013


Nyalakan Lilin, Majukan Pendidikan Oleh : Winardyasto

U

Anik/Jember Kita

ndang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab IV mengamanatkan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Pendidikan yang didasari oleh keterkaitan antara masing-masing komponen tersebut, akan terjamin keberlangsungan, mutu, serta hasil dari proses belajar mengajar. Kebanyakan masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun beberapa tahun terakhir anggapan ini sudah mulai ditinggalkan. Partisipasi masyarakat dalam ikut serta membangun pendidikan mulai meningkat. Saat ini banyak sekali masyarakat yang mulai berpartisipasi aktif dalam membangun pendidikan. Tak terkecuali anak-anak muda. Sebagai generasi muda, mereka memiliki semangat juang tinggi untuk membantu kelangsungan pendidikan di Indonesia. Akademi Berbagi atau yang lebih dikenal dengan Akber adalah gerakan sosial nirlaba yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang bisa diaplikasikan langsung sehingga para peserta bisa meningkatkan kompetensi di bidang yang telah dipilihnya. Akber adalah salah satu tempat belajar yang digawangi oleh anak-anak muda yang memiliki optimisme untuk membangun pendidikan dari sisi yang berbeda. Pendidikan yang diberikan lebih terfokus pada mengasah softskill yang diminati oleh masing-masing partisipan. Awal mulanya Akademi Berbagi terbentuk di Jakarta, kemudian menjadi gerakan yang meluas ke berbagai daerah, termasuk di Jember. Komunitas belajar ini menjadi menarik minat banyak pihak karena lebih mendekatkan peserta pada dunia karya yang disukai. Kepala Sekolah Akber Jember, Sahad Bayu menuturkan ketertarikannya pada Akber saat ia dimulai dari social media dan komunitas blogger yang menjadi kegemarannya. Selama ini Sahad merasa bahwa pendidikan yang ada masih jauh dari harapan dan ada kekurangan. Daripada hanya mengutuki kegelapan, akhirnya Sahad bersama beberapa teman yang lain bersepakat untuk menyalakan lilin terang. Sahad tergerak untuk ikut berpartisipasi dengan komunitas nirlaba ini dan mendirikannya di Jember. Menurut pria yang sehari-hari bekerja sebagai paramedis di salah satu rumah sakit swasta, anak muda di Jember sangat banyak dan cukup potensial untuk dikembangkan skillnya. Mereka hanya tidak memiliki wadah khusus sehingga ia bersama beberapa teman yang menjadi relawan membentuk komunitas belajar. “Kami menyelenggarakan kelas ini setiap minggu kedua di akhir pekan, dan siapa saja, semua usia, boleh ikut dalam kelas-kelas yang kami selenggarakan. Dan semua ini gratis,� paparnya. Sahad menjelaskan lebih lanjut bahwa Akber ini mengasah softskill karena di dunia luar, softskill lebih berperan dalam mencari pekerjaan di luar, serta lebih mengembangkan hobi menjadi lebih menghasilkan. Penyelenggaraan kelas Akber Jember tergantung pada minat komunitas. Sejauh ini Akber Jember telah menyelenggarakan kelas fotografi, design grafis, dan literasi atau menulis. Guru-guru Akber adalah mereka yang sudah handal di bidang masing-masing dan sukses berkarir dalam karyanya. Biasanya mereka didatangkan dari luar kota. Untuk kelas pertama yang diselenggarakan oleh Akber Jember adalah travel writing dengan pemateri yang didatangkan langsung dari Surabaya. Jember Kita

I

Mei 2013

31


Untuk ikut serta dalam kelas Akber mudah saja. Cukup memfollow twitter kami di @akberjember. Ya, Akber memang memanfaatkan social media untuk mensosialisasikan seluruh jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Sosialisasi melalui sosial media terbukti ampuh karena banyak pengguna berasal dari generasi muda dan efektif untuk memperluas jaringan Akber. Selain Akber Jember, ternyata banyak komunitas yang dibentuk oleh pemuda lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Jember. Sebut saja program mandiri Relawan Pengajar. Cak Oyong yang menjadi koordinator bagi relawan pengajar menuturkan bahwa para relawan diterjunkan ke sekolah yang minim tenaga pendidik. Lelaki yang juga menjadi volunteer Akber ini memang cukup fokus dalam dunia pendidikan. Ia merasa cukup miris melihat anak-anak yang letaknya jauh di tempat terpencil tidak mendapatkan pendidikan yang layak akibat kurangnya tenaga pengajar. Maka iapun memilih untuk menggerakkan massa, juga melalui sosial media, untuk mencari anak-anak muda agar mau mengabdi pada dunia pendidikan di Jember meski tanpa

dibayar sepeserpun. “Cukup banyak yang berminat untuk menjadi relawan pengajar. Mereka tidak kami batasi seberapa banyak ia akan mengajar, sesuai kemampuan saja, tetapi sebisa mungkin rutin setiap minggu.� ujarnya. Saat ini ada 3 tempat yang sudah menjadi sasaran, yaitu Taman Baca Masyarakat (TBM) Rumpun Aksara Panti, MI Sekarnadi, dan kelas jauh Slerok SDN Slateng 2 Ledokombo. Sebanyak 14 relawan pengajar yang mengabdi pada tiga tempat tersebut. Menurut Cak Oyong, masih ada tempat lain yang juga membutuhkan tenaga pengajar, tetapi belum ada relawan. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Itulah yang dipegang teguh Cak Oyong sehingga ia tergerak untuk mengumpulkan para relawan. Ia menjelaskan bahwa sebenarnya masyarakatlah yang lebih besar peranannya dalam bidang pendidikan. Pemerintah tak akan sanggup jika tanggung jawab itu sepenuhnya dibebankan pada pemerintah. Untuk itulah, Cak Oyong berharap ada lebih banyak orang lagi yang mau bergerak untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga anak-anak yang ada di daerah terpencil bisa menikmati pendidikan yang menjadi hak mereka.

Foto-foto: Anik/Jember Kita

32

Jember Kita

I

Mei 2013


Pelajar Perlu Diinggatkan Kembali untuk Mengenal Budaya Daerah Oleh : Winardyasto

P

elestarian budaya daerah menjadi titik tekan peringatan hari pendidikan nasional (hardiknas) di Kecamatan Mayang. Karena itu dalam peringatan hardiknas tahun ini, UPT pendidikan kecamatan setempat mengemasnya melalui kegiatan gebyar hardiknas. Beragam kegiatan bernuansa budaya daerah seperti reog Ponorogo maupun tarian tradisional ditampilkan oleh pelajar dari tingkatan TK, SD, SMP, SMA di Kecamatan Mayang. Alasannya diadakannya gebyar tersebut, tak lain agar masyarakat mengetahui bahwa di tiap sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikuler. Hal itu tak urung membuat Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas, memberikan apresiasi tersendiri terhadap penyelenggaraan kegiatan tersebut, bahkan Wabup meminta gebyar hardiknas tersebut bisa menjadi agenda tahunan. “Saya acungi jempol kepada UPTD Kecamatan Mayang karena telah berupaya membangkitkan kecintaan terhadap seni budaya daerah melalui gebyar seni untuk memperingati hardiknas, sepantasnya jika pelajar diingatkan kembali untuk lebih mengenal budayanya,” imbau wabup. Wabup mengatakan, dulu budaya tradisional pernah mengalami kejayaan di negeri ini ketika belum terkontaminasi arus mordernisasi. Namun saat ini, budaya tradisional seakan mulai tergerus budaya asing, sehingga tidak heran jika generasi muda saat ini lebih tertarik terhadap kesenian asing. “Sekali lagi semoga gebyar seni hardiknas ini bisa menjadi langkah awal untuk melestarikan budaya daerah khususnya di Kabupaten Jember,” harapnya. Lebih lanjut Wabup Kusen menegaskan, dunia pendidikan di Kabupaten Jember dari tahun ke tahun mengalami perkembangan pesat. Prestasi demi prestasi sepanjang tahun selalu diraih, baik akademis maupun non akademis, dan nama Jember pun mulai diperhitungkan di tingkat nasional. Atas prestasi yang berhasil diraih ini, Pemkab Jember, dalam hal ini dinas pendidikan, juga memberikan reward atau penghargaan kepada pelajar dan guru yang berprestasi. Bentuk penghargaan yang diberikan, salah satunya member kesempatan kepada yang bersangkutan untuk mengikuti jalan-jalan keluar

Repro

negeri seperti China, Thailand dan Singapura, untuk melihat dari dekat penyelenggaraan pendidikan di negara tersebut. Sementara itu, Drs. Dogol Mulyono, Kepala UPT Pendidikan Mayang menjelaskan, bahwa gebyar seni hardiknas yang dilaksanakan merupakan keinginan dari pendidik di kecamatan tersebut. Menurut dia, gagasan itu tercetus ketika ada kegiatan rapat rutin bulanan akhir April lalu. Dogol sendiri mengakui selama ini pembinaan kesenian daerah terhadap pelajar dilakukan melalui ekstra kurikuler di sekolah. Kegiatan ini di Kecamatan Mayang berjalan cukup baik, karena itu tidak ada salahnya bila UPT pendidikan medukung langkah menampilkan budaya daerah untuk menghibur masyarakat. “Gebyar hardiknas ini murni swadaya dari guru-guru di Kecamatan Mayang,” tandas Dogol. Tidak hanya bidang ekstra kurikuler, namun bidang akademik pun, Kecamatan Mayang masuk peringkat 10 besar kabupaten untuk nilai ujian nasional. Ini menunjukkan, antara keduanya bisa saling menunjang dan mampu mendongkrak kualitas pendidikan. Dogol berharap, gebyar hardiknas yang dilaksanakan itu mampu menjadi motivasi bagi guru-guru untuk lebih berkreasi dan berkarya di bidang seni budaya. Apalagi, masyarakat ternyata juga ikut memberi dukungan moril atas penyelenggaraan gebyar hardiknas yang baru pertama kalinya diadakan di Kecamatan Mayang. “Kesadaran masyarakat Kecamatan Mayang terhadap pendidikan luar biasa sekali dan tidak perlu diragukan lagi. Insyaallah di sini tidak ada lagi anak putus sekolah. Apalagi saat ini di wilayah pelosok sekalipun juga telah dibangun gedung sekolah,” paparnya Masyarakat di Kacamatan Mayang, lanjut dia, tidak lagi dipusingkan, karena tidak adanya lembaga pendidikan di sekitar tempat tinggalnya. Pemerataan pendidikan di daerah ini terus dilakukan, tidak hanya di wilayah perkotaan saja. “Ini untuk memberantas kebodohon serta sukses pendidikan dasar sembilan tahun,”imbuh Dogol. Jember Kita

I

Mei 2013

33


Sambut Gembira Perguruan Tinggi Bantu Tuntaskan Buta Aksara Cheerfully Welcomed the University to Help Eliminating Illiteracy Oleh : Winardyasto

D

iakui saat ini di Kabupaten Jember belum serpenuhnya bebas dari penyandang buta aksara. Kendati jumlah penyandang buta aksara saat ini sekitar 200 ribu orang, namun hal itu jelas menjadi persoalan tersendiri dan butuh untuk segera diatasi. Permasalahan buta aksara sendiri sebenarnya tidak cukup ditangani oleh pemerintah kabupaten saja, tapi juga pemerintah propinsi dan pusat. Mengingat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut jelas dibutuhkan biaya tidak sedikit. Pemkab Jember sendiri menyikapi hal itu dengan melayangkan surat ke pemerintah pusat untuk menawarkan sharing pembiayaan, namun sampai saat ini belum ada tanggapan. Demikian disanoaikan Bupati Jember Ir. MZA Djalal, dihadapan civitas akademika IKIP PGRI Jember dalam kegiatan Rembug Kamus, Selasa (21/5). Pada kesempatan tersebut bupati menyampaikan rasa terima kasihnya karena lembaga pendidikan tinggi swasta tersebut memiliki kemauan untuk membantu Pemkab Jember mengatasi persoalan buta aksara. Sebelumnya 70.000 orang penyandang buta aksara di Kabupaten Jember telah berhasil dituntaskan, berkat kerja keras melalui program gugur gunung. Prestasi ini yang menjadikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan pemberantasan buta aksara kepada Pemkab Jember. “Awalnya misi penuntasan buta huruf atau buta aksara dari pemerintah pusat hanya untuk usia produktif saja, namun entah kenapa akhirnya mereka yang usia 60 tahun keatas juga menjadi prioritas dari buta aksara ini. Dan hal ini jelas menambah panjang keberadaan jumlah buta aksara di Kabupaten Jember,” ungkapnya.

34

Jember Kita

I

Mei 2013

It is admitted that right now Jember District is not completely free from illiteracy. Although the number of illiterate is about 200 thousand people, it is clearly become a problem and need to be solved. The problem of illiteracy should not been handled only by district government, but also provincial government and central government. Considering solving the problem will need high costs. The Jember District has already sent an official letter to the central government to offer a financial sharing, but until now is not responded yet. It was said by Jember Regent Ir MZA Djalal, in front of the academic community of IKIP PGRI Jember, in an event of Rembug Kampus, last Tuesday (21/5). In the occasion, the regent expressed his gratitude because this private higher education institution is willing to help the Jember District Government to overcome the illiteracy problem. Before this, 70.000 illiterate people in Jember District have been taught and now became illiterate free, thanks to their hard works through a community service program. This achievement has made The Indonesia President, Susilo Bambang Yudhoyono given the award in eliminating illiteracy to the District Government of Jember. “At first, the mission of eradicating illiteracy from the central government only limited for the productive age, but the later time, the people above 60 years old are also become the priority of this action. And this has made the target of illiteracy eradication is getting bigger in Jember District,” he said.


Repro

Sebagai orang nomor satu di Jember, bupati mengaku gembira, karena IKIP PGRI mau terlibat langsung membantu menangani persoalan buta huruf di Kabupaten Jember. Karena itu, semoga itikad baik ini bisa ditiru oleh lembaga perguruan tinggi lainya. “Berbicara buta huruf memang tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja,”tukas Bupati Djalal. Bupati menambahkan, pertumbuhan penduduk di Kabupaten Jember saat ini terbilang cukup tinggi, yakni mencapai 2,7 juta jiwa, termasuk diantaranya anak-anak. Pertumbuhan penduduk ini, mestinya juga harus diimbangi oleh tersedianya lembaga pendidikan, sementara kemampuan pemerintah untuk hal ini sangat terbatas, karena itu dibutuhkan peran aktif dari masyarakat untuk membuka lembaga pendidikan, salah satunya adalah PAUD. Sementara ini keberadaan PAUD sendiri di Kabupaten Jember tersebar dari wilayah perkotaan hingga pedesaan. Baik itu lembaga PAUD yang dibiayai oleh dinas pendidikan maupun PAUD murni dari swadaya masyarakat. “Nanti tahun 2045 ketika negeri ini memasuki usia 100 tahun, maka anak-anak balita kita sekarang ini usianya sudah menginjak 30 tahun sampai 40 tahun. Saat itu kualitas mereka bisa disejajarkan bangsa lain,”ujarnya. Karena itu, tidak ada salahnya, mereka yang masih anak-anak atau usia emas (golden age), sejak dini dipersiapkan. Saya melihat proses pembelajaran di lembaga PAUD salah. Jangan ajarkan kepada anakanak itu pelajaran membaca, menulis dan berhitung (calistung) karena umurnya masih antara 3 tahun - 5 tahun, saya tidak pernah menginstruksikan kepada dinas pendidikan calistung itu sebagai prasyarat masuk sekolah dasar (SD),”ungkap Djalal. Dibagian akhir Rembug Kampus, MZA Djalal kembali mengingatkan IKIP PGRI untuk ikhlas memberikan sentuhan pendidikan di Kabupaten Jember dengan didasari semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya adalah menurunkan mahasiswanya ke SD terpencil, dan kalau dirasa perlu, lembaga perguruan tinggi tersebut mampu mengadakan pembinaan kualitas guru, terlebih tidak lama lagi IKIP PGRI akan berubah status menjadi universitas.

As the regent of Jember, he admitted that he felt happy, because IKIP PGRI is willing to be directly involved in helping to overcome the illiteracy problem in Jember District. Hopefully this good will can set an example for other higher education institution. “If we talk about illiteracy, it’s not only being government’s responsibility,” said Regent Djalal. The regent added that the population growth in Jember District right now can be rated as very high, which is about 2,7 million people, including children. This population growth should be balanced by the availability of education institution. Unfortunately, the government ability is limited, so that the active role of the society to open the education institution, one of them is PAUD. Meanwhile, the existence of PAUD itself in Jember District is spread from the urban area until rural area, either the PAUD institution that financed by Educational Agency or PAUD that fully established by the people. “Later, in the year of 2045, when this country becomes 100 years old, the toddlers right now will become 30-40 years old then. That is when their quality can be equated with other nations,” he said. That is why; the children at their golden age right now should be well prepared. I saw the process of learning in PAUD is wrong. Don’t teach the children how to read, write and count (calistung for short in Indonesian), because their age is only 3-5 years old, I never instructed the head of Educational Agency to make the calistung as prerequisite to enter the elementary school (SD),” said Djalal. At the end of Rembug Kampus, MZA Djalal was remind IKIP PGRI to be sincerely give the touch of education in Jember District based on the spirit of Tri Dharma Perguruan Tinggi. One of them is to let their student go to the remote Elementary School, and if needed, this higher educational institution can held the teacher quality improvement, moreover, not long from now the IKIP PGRI will change it status to be university. Jember Kita

I

Mei 2013

35


Belajar tidak harus dalam kelas, metode seperti itu yang diterapkan oleh beberapa siswa SMPN 5 Jember saat belajar kelompok Foto: Anik/Jember Kita

36

Jember Kita

I

Mei 2013


LANDSCAPE

Jember Kita

I

Mei 2013

37


Anik/Jember Kita

Kerjasama untuk Majukan Sekolah Oleh : Anik D. Mulyani

D

alam sekolah, peranan komite terhadap pendidikan di lingkungan sekitar turut berperan dalam kemajuan pendidikan. Banyak komite sekolah yang hingga saat ini memiliki partisipasi yang rendah terhadap pendidikan. Mereka hanya ada secara nama, tetapi peran serta secara aktif kurang dirasakan. Inilah yang menjadi fokus kerja dari Kinerja-USAID di Kabupaten Jember, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan, pada tahun 2011 hingga akhir 2012. Dijelaskan oleh Sri Rahayu Sugiatiningsih, Local Public Service Specialist (LPSS) Kinerja-USAID, saat ini sudah bisa dilihat hasil yang sesungguhnya dari program yang dijalankan selama 1 tahun. Menurutnya partisipasi masyarakat di SD sasaran sudah lebih bagus daripada sebelumnya. Terdapat 20 sekolah yang menjadi mitra Kinerja-USAID. Salah satu yang dicontohkan perempuan yang akrab dipanggil Ayu ini adalah SDN Sidomekar 8. Menurutnya komite sekolah SDN Sidomekar 8 akhirnya memiliki partisipasi yang bagus terhadap pendidikan di sekolah. “Jadi seluruh kegiatan justru bukan sekolah yang membayari, tetapi masyarakat dengan rasa sukarela, atau yang biasa disebut paguyuban kelas. Mereka membantu meningkatkan kualitas dan prestasi serta

38

Jember Kita

I

Mei 2013

keberlangsungan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar, red) dan memperindah suasana kelas agar nyaman untuk belajar,� jelasnya. Ia menceritakan bahwa mulanya partisipasi masyarakat tidak sebaik itu. Mereka mayoritas pesimis untuk bisa membangun sekolahnya dengan baik. Tetapi atas semangat dan keinginan untuk membangun pendidikan di SDN Sidomekar 8 lebih baik, maka perlahan tapi pasti, komite sekolah bersama orang tua murid, mau mencoba untuk berpartisipasi aktif dalam membantu kebutuhan sekolah demi memajukan pendidikan anak-anak mereka. Saat ini, menurut Ayu, Komite Sekolah SDN Sidomekar 8 bekerjasama dengan pihak DUDI (Dunia Usaha dan Industri) untuk meningkatkan mutu pendidikan mulai dari penjaringan siswa baru. Komite sekolah mengadakan lomba mewarna, senam, family day , tak hanya untuk sang anak, tetapi juga orang tuanya. Tak hanya itu mereka juga bekerjasama dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Semboro, untuk memanfaatkan lahan milik KUD. Komite dan sekolah memanfaatkan lahan kosong milik KUD tersebut untuk bercocok tanam hortikultura, seperti pepaya, kangkung, bayam, dan lain-lain, sebagai kegiatan ekstra dan praktik pertanian untuk siswa. Hasil dari bercocok tanam ini kemudian dijual. Hasilnya untuk


keperluan sekolah, Bahkan dari bercocok tanam seperti itu mereka bisa membuat ruang guru. SDN Sidomekar 8 juga mengadakan Jumat Amal. Tak sampai 2 bulan kegiatan ini berlangsung, SDN Sidomekar 8 sudah bisa membangun musholla dari dana mandiri ini. SDN Sidomekar 8 turut memperhatikan kesehatan anak didiknya. Semula anak-anak yang jajan di luar sekolah dengan berbagai makanan yang tidak sehat, kini mereka bisa jajan di sekolah dengan aman. Di kantin, sekolah menyediakan jajanan sehat yang dibuat oleh orang tua murid sendiri. Kantin sekolah dibuat selain untuk menjaga kesehatan anak-anak, juga dibuat untuk support dana ke sekolah, dan menciptakan jiwa wirausaha siswa dan masyarakat. Uniknya, kantin ini juga mengajarkan anakanak untuk jujur, karena di kantin ini, mereka mengambil sendiri makanan, membayar sesuai harga, dan mengambil kembalian sendiri, tanpa menunggu dilayani oleh petugas. Dengan partisipasi masyarakat yang demikia, tak heran jika SDN Sidomekar 8 menjadi pilot project bagi UPTD Pendidikan Kecamatan Semboro untuk dikembangkan di sekolah-sekolah dasar yang lain. Keberhasilan partisipasi masyarakat di dalam sekolah, turut mengundang perhatian dari Kabupaten Meriah, Aceh berkunjung ke SDN Sidomekar 8 dan melihat langsung seperti apa partisipasi langsung dari komite sekolah untuk menunjang kegiatan di sekolah. Ayu sungguh bersyukur bahwa saat ini kesuksesan-kesuksesan di sekolah sasaran Kinerja-USAID bisa dinikmati oleh peserta didik, masyarakat, serta sekolah itu sendiri. Awalnya masyarakat pesimis dengan keadaan sekolah, sekarang sudah tidak lagi. “Asalkan ada orang yang peduli dulu. Tidak perlu banyak, yang penting mereka komitmen dulu untuk itu, maka ia bisa mengajak orang lain untuk berpartisipasi,� ungkap Ayu. Menurutnya Sumbangan juga tak harus uang. Misalkan ada yang wali murid berprofesi sebagai tukang kayu, mereka bisa menyumbangkan tenaganya untuk membantu membetulkan bangku dan kursi yang rusak. Orang tua murid yang bisa bahasa Inggris membantu memberikan kursus bahasa Inggris, dan lainnya. Dengan begitu partisipasi aktif dari masyarakat bisa lebih baik dan memajukan pendidikan.

Foto-foto: Anik/Jember Kita

Jember Kita

I

Mei 2013

39


ZOOM IN

Tampilkan Kesenian Tradisional Sekaligus Promosikan Jember Oleh : Winardyasto

Fera/Jember Kita

R

ibuan penonton dari berbagai penjuru dunia bakal melihat dari dekat pelaksanaan pesta kesenian Bali (PKB) 2013 bertaraf internasional. Rencananya, patrol dan tari tradisional dari Kabupaten Jember juga akan ikut ambil bagian dalam acara itu. Meski tidak banyak wakil dari Propinsi Jawa Timur yang ikut tampil pada perhelatan akbar ini, namun Kabupaten Jember, punya taget meraih the best performance (penampilan terbaik). Kalau keinginan itu bisa terpenuhi, setidaknya peluang emas bagi Kabupaten Jember untuk tampil di ajang bergengsi akan semakin terbuka luas. Sirajjudin. ST.Par, Kasi Kebudayaan Kantor Pariwisata Pemkab Jember, membenarkan jika pihaknya akan memberangkatkan tim kesenian Jember ke Pulau Dewata itu. Berbagai persiapan sejak lima bulan lalu telah dilakukan agar musik patrol dan tari tradisional dari Kabupaten Jember tampil memukau di ajang

40

Jember Kita

I

Mei 2013

pesta kesenian rakyat Bali yang akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Sirajjudin, keikutsertaan Kabupaten Jember pada perhelatan akbar tahunan di Bali ini merupakan kali kedua mewakili Propinsi Jawa Timur. “Pesta kesenian Bali itu sendiri dimulai tanggal 8 Juni 2013 dan Kabupaten Jember dipercaya oleh Propinsi Jawa Timur untuk menampilkan kesenian tradisionalnya, seperti namanya pesta ini all out menyuguhkan kesenian Bali, namun ada juga diantaranya kesenianh tradisional dari berbagai propinsi di Indonesia,� ujarnya. Tahun lalu Kabupaten Jember juga pernah mengikuti kegiatan yang sama di Bali. Saat itu sambutan pengunjung, khususnya wisatawan mancanegara, cukup luar biasa. Mereka amat menyukai kesenian tradisional dari Indonesia, termasuk dari Jember, karena itu tak heran bila sekeliling panggung dijubeli lautan manusia. Namun karena pesta kesenian Bali itu digelar sebelum pelaksanaan bulan berkunjung ke Jember


ZOOM IN

Dok. Humas

2013, Kantor Pariwisata Pemkab Jember juga berusaha menyempatkan diri mempromosikan BBJ kepada masyarakat internasional di Bali. Apalagi sajian BBJ selama ini luar biasa spektakuler, seperti Jember Fashion Carnival (JFC) dan Jember City Carnival (JCC) yang bisa menyedot animo wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. “Kedatangan Kabupaten Jember ke Bali tidak hanya sekedar ikut menyemarakan pesta kesenian tersebut, tapi nantinya juga sekaligus akan mempromosikan BBJ 2013 kepada pengunjung pesta kesenian Bali,� jelasnya. Persiapan untuk mempromosikan BBJ 2013 ini, sudah dibuat sedemi-

kain rupa, apalagi jarak antara Bali dan Jember tidak terlalu jauh dan pelaksanaan BBJ juga semakin dekat. Karena itu momentum pesta kesenian di Bali, harus benar-benar dimanfaatkan untuk lebih mengenalkan Jember kepada dunia internasional. Pesta kesenian Bali ini menurut dia, setidaknya ajang daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Jember, apalagi mereka sudah melihat dari dekat musik patrol dan kesenian tradisional. Harapannya ketika menginjakan kaki di Jember lebih banyak lagi menikmati potensi wisata salah satunya adalah BBJ, selain juga untuk menikmati pesona dan keindahan alam Kabupaten

Jember seperti Watu Ulo dan papuma yang tidak kalah menariknya dibanding kabupaten lain. Untuk pesta kesenian Bali, meski hanya sekedar menyuguhkan kesenian tradisional dan bukan dilombakan, namun Kabupaten Jember harus mampu tampil memuaskan, karena tiap propinsi memiliki kesenian khas tradionalnya. Dari Propinsi Jawa Timur selain kesenian tradisional dari Kabupaten Jember juga ada reog Ponorogo, namun Sirajjudin optimis, dari pengalaman sebelumnya, Kabupaten Jember bakal menuai sukses di pesta kesenian Bali 2013 tersebut. Jember Kita

I

Mei 2013

41


ZOOM IN

Libatkan Ratusan Pelukis untuk Semarakkan JFC XII Oleh : Winardyasto

J

ember Fashion Carnaval (JFC) bakal mengibur penonton lebih lama lagi dari biasanya saat perhelatan akbar Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ). Pasalnya, pada BBJ tahun 2013, JFC tidak hanya akan menampilkan peragaan di atas catwalk terpanjang, sejauh kurang lebih 3 kilometer, mulai dari Jl. Sudarman hingga GOR PKPSO Kaliwates. Beragam acara telah dipersiapkan JFC untuk memberikan hiburan kepada masyarakat selama enam hari. Salah satu acara yang akan ditampikan dalam JFC

Dok. Humas

tahun ini, adalah pameran lukisan, yang akan berlangsung dari tanggal 20-25 Juli 2013 di alun-alun Jember. Kegiatan itu sengaja dikonsep untuk menyedot ribuan pengunjung karena baru pertama kali diadakan. Menurut rencana, sebanyak 100 pelukis baik dari Indonesia maupun luar negeri, seperti Itali, Belanda dan Swiss, akan ambil bagian dan menyatakan siap datang di acara acara tersebut. Seniman kanvas itu nantinya akan melukis 10 orang model JFC sesuai aliran lukisannya.


ZOOM IN Tampilan JFC XII di BBJ tahun 2013 ini, menurut Suyanto, wakil presiden JFC, juga mengusung 10 tema yang akan dituangkan melalui goresan tangan berupa karya seni lukisan. Tidak hanya itu saja, JFC juga melakukan seleksi terhadap lukisan tersebut untuk menentukan layak tidaknya mengikuti pameran. “Selama ini kan tidak ada tampilan karnaval dilukis langsung oleh pelukis, karena itu lantas JFC memunculkan gagasan tersebut dan jelas itu menarik. Pameran lukisan JFC ini merupakan sorganya pelukis dan JFC tidak hanya surganya fotografer, acara ini dilangsungkan sebelum JFC show dan ini baru pertama kali diadakan sepanjang kegiatan JFC berlangsung,” ujarnya. Model JFC ini lanjut dia, akan memperagakan kostumnya di areal lapangan basket alun-alun. Sedang kepada pelukis diberikan waktu tiga jam untuk merampungkan lukisannya. “Walupun modelnya hanya 10 orang namun hasil lukisan itu jelas beragam, karena sesuai imajinasi dari aliran

Repro

“Pameran lukisan JFC ini merupakan sorganya pelukis dan JFC tidak hanya surganya fotografer, acara ini dilangsungkan sebelum JFC show dan ini baru pertama kali diadakan sepanjang kegiatan JFC berlangsung,”

Suyanto, wakil presiden JFC

lukisan peserta dan disitulah uniknya,”ungkap Suyanto. Diakui, bahwa pameran lukisan ini adalah salah satu kiat untuk menjual Jember. Dengan cara begitu, diharapkan tamu dari berbagai negara juga bisa lebih lama tinggal di kota suwar-suwir ini untuk menikmati keindahan alam dan pesona Jember. Sembari melukis, mereka bisa menyaksikan dari dekat tampilan BBJ 2013. Kesempatan tersebut juga tidak dilewatkan begitu saja oleh JFC, karena itu selain pameran lukisan, di ajang itu pelukis maupun pengunjung juga bisa mendapatkan cinderamata atau souvenir khas Jember, seperti kaos, stiker maupun gantungan kunci bergambar JFC untuk oleh-oleh. “Jika lukisannya bagus dan banyak diminati, maka tidak menutup kemungkinan diadakan lelang. Selain berkarya, setidaknya pelukis bisa mendapatkan keuntungan dari lukisannya. Tidak ada batasan, berapa lukisan harus dihasilkan oleh pelukis, asalkan tidak melebihi waktu tiga jam, mereka diberi kebebasan untuk itu dan terserah yang bersangkutan mau melukis berapa banyak,” terangnya. Dikatakan, melukis model JFC, tingkat kesulitannya cukup tinggi, karena obyek lukisannya tidak diam dan ini merupakan tantangan bagi pelukis untuk bisa menuangkan ekspresi di atas kanvas. Tidak ada keharusan bagi pelukis untuk menggambar model JFC seluruh badan, bisa jadi hanya setengah badan, bagian samping atau bagian belakangnya saja. Sementara padatnya jadwal acara JFC XII ini di BBJ kali ini, membuat painting on canvas atau melukis di atas kanvas sengaja diadakan pagi hari. Mengingat pada sore harinya masih ada kegiatan serupa, yakni painting on t-shirt (melukis kaos). Lebih dari itu, juga ada semacam kursus kilat melukis kaos, hal itu tentu akan menarik perhatian masyarakat untuk belajar melukis kaos ketika pameran lukisan JFC dilangsungkan.


ZOOM IN

Pemkab Jember Gelar Sosialisasi Pengamanan Pilgub Oleh : Fera Dwi Aprilianti

P

emerintah Kabupaten Jember bekerjasama dengan KPU menggelar sosialisasi pengamanan Pemilihan Gubernur Jawa Timur. Sosialisasi yang digelar di Aula PB.Sudirman beberapa pekan lalu itu dihadiri oleh seluruh pihak yang turut menyelenggarakan Pilgub, KPU, Panwaslu, Muspida dan beberapa pihak terkait juga turut hadir disana. Kegiatan ini digelar dalam rangka menunjang kegiatan koordinasi dan konsolidasi untuk mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat selama agenda kegiatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur. Serta bertujuan untuk meningkatkan efektifitas fungsi dan kinerja pemerintah Provinsi dengan Kabupaten. Disisi lain , kegiatan tersebut adalah memudahkan dalam rangka menginventarisir dan identifikasi gangguan keamanan menjelang sampai dengan pasca pelaksanaan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Hal yang sama juga dikatakan Bupati Jember MZA.Djalal , dalam sambutannya , ia mengatakan bahwa dalam kegiatan pengamanan tersebut , seluruh elemen juga harus turut mendukung dan bertanggung jawab , agar Pilgub dapat berjalan dengan lancar. “Dalam kegiatan ini harus ada kerjasama antar semua pihak . agar dapat tercipta suasana yang kondusif, jadi mulai dari KPU, Muspida,Panwaslu, Pejabaat petugas lapangan pemilu kecamatan, harus berkoordinasi dengan baik antara satu sama lain, menjalankan tugas masing –masing, sehingga pemilihan gubernur dan wakil gubernur, dapat berjalan dengan lancar�ujarnya.

44

Jember Kita

I

Mei 2013


Sugeng/Jember Kita

ZOOM IN

Selain itu, dalam sambutannya,Ia bersama segenap Muspida sangat mendukung kegiatan sosialisasi pengamanan Pilgub. “Kami selaku Bupati Jember dengan segenap unsur muspida turut mendukung untuk bisa memberikan apa yang bisa kami berikan kepada masyarakat, apa yang kami bisa belikan untuk seluruh peserta kami berharap kepiawaian KPU, Panwas, sebagai ujung tombak pelaksana pemilu agar dapat juga memberikan yang terbaik, dan juga yang lain, kepanjangtanganan KPU, Panwaslu, betul – betul dapat memahami peraturan dan perundangan dan sedini mungkin, sehingga ada kesamaan pemahaman, satu pemikiran tentang berbagai macam persoalan yang ada dilapangan, dengan demikian sedini mungkin hal yang tidak diinginkan bisa diminimalisir untuk tidak terjadi� Ia juga berpesan pada semua yang hadir untuk dapat menjalankan tugas apa saja yang harus dilakukan dengan sebaik mungkin dan menghindari hal-hal yang perlu dihindari dalam tugas pelaksanaan ini, karena hal itu juga merupakan salah satu factor pendukung suksesnya kegiatan Pilgub Jatim ini. Kegiatan yang dihadiri sekitar 200 orang peserta tersebut, ditutup dengan diresmikannya sosialisasi pengamanan Pilgub Jatim tahun 2013 oleh Bupati Jember, MZA.Djalal dan disambut tepuk tangan meriah para peserta.

Jember Kita Repro

I

Mei 2013

45


PKK

Targetkan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Melalui Supervisi Oleh : Fera Dwi Aprilianti

D

ari kegiatan monitoring atau supervisi di Kecamatan Wuluhan oleh tim kabupaten kepada tim akselerasi penurunan angka kematian ibu kematian anak dan kematian balita, diketahui ternyata sistim pelayanan kesehatan di Kabupaten Jember dari tahun ketahun diakui semakin membaik, hal itu tidak terlepas dari tersedianya sumber daya manusia (SDM) dan jumlahnya pun juga terus meningkat.Dulunya tenaga kesehatan hanya terbatas di tingkatan puskesmas dan puskesmas pembantu (pustu) baik itu dokter, bidan dan perawat, namun hal itu sekarang sudah menyebar ke tingkat desa sekalipun.Perhatian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat cukup besar, ibu melahirkanpun dijamin oleh pemerintah sejak tahun 2010 sampai 2012. Uraian itu disampaikan oleh Dr,Hari Pitono Kabid Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Dinas Kesehatan Pemkab Jember di hadapan peserta supervisi di Kecamatan Wuluhan Rabu (15/5), lebih terpenting lagi kini perilaku masyarakat sudah mengarah ke hidup sehat .Hari juga mengemukakan, salah satu alasan dibentuknya tim supervisi ini tidak lain untuk memberikan pemberdayaan kepada masyarakat akan pentingnya berprilaku hidup sehat, karena itu supervisi ini sengaja dilakukan dari kecamatan ke kecamatan, mengingat targetnya adalah penurunan angka kematian ibu dan bayi dan Kecamatan Wuluhan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Jember bebas dari dukun bayi menolong persalinan. “Kecamatan Wuluhan bisa menjadi pembelajaran bagi kecamatan lain di Kabupaten Jember karena tidak ada lagi dukun bayi, kalau perlu hal itu ditulis di spanduk dan dipampang di kantor kecamatan.Awalnya jumlah dukun bayi di Kabupaten Jember ini cukup banyak sekitar 1500 orang dan melebihi jumlah bidan yakni 900 orang, sekarang jumlah dukun bayi semakin berkurang karena masyarakat beralih ke bidan..Lantas timbul pertanyaan apakah tidak adanya dukun bayi lmaka tidak ada lagi kematian bayi?, ini menjadi tugas berat dari seorang bidan untuk bisa menjawab hal itu karena bagaimanapun juga kematian bayi perlu diminimalisir,�kata Hari Pitono. Dibagian lain Hari juga mengungkapkan, agar program yang telah tersusun bisa mencapai hasil yang baik maka perlu adanya perencanaan yang baik pula.Dirinya mencontohkan, posyandu adalah ujung tombak pelayanan kesehatan maka perlu adanya peta posyandu.Maka ketika peta posyandu itu sudah dimiliki oleh masing-masing desa, setidaknya kepala desa maupun ketua tim penggerak PKK desa mampu membaca peta tersebut.Diharapkan adanya peta tersebut bisa diketahi posyandu yang bermasalah dan perlu mendapatkan penanganan segera, tentu tidak cukup hal itu hanya dilakukan oleh kepala desa dan ketua tim penggerak desa saja tapi juga butuh kerlibatan anggota masyarakat. “Alangkah baiknya jika tiap desa di Kabupaten Jember memiliki peta posyandu dan memang seharusnya desa mulai memikirkan hal itu, peta itu nantinya bisa digunakan untuk memantau keberadaan posyandu dan permasalahannya.Mengingat sejak posyandu pertama kali didirikan merupakan unjung tombsak dan sekaligus punya peran penting membantu pemerintah dibidang layanan kesehatan, berkat posyandu pula kesehatan ibu, bayi dan anak balita di Indonesia grafiknya terus membaik dan asupan gizi bayi dan balita terpenuhi. Tak heran jika ada kegiatan posyandu mulai di perkotaan sampai pedesaan dipenuhi oleh ibu-ibu untuk memeriksakan bayi dan balitanya, ini artinya kehadiran sebuah posyandu dibutuhkan dan kesadaran masyarakat cukup tinggi dibidang kesehatan,�imbuh Hari.

46

Jember Kita

I

Mei 2013


PKK

Fera/Jember Kita

Jember Kita

I

Mei 2013

47


ZOOM IN

Dibutuhkan Proteksi untuk Keberlangsungan Sector Pertanian It takes Protection to Reach the Sustainability in Farming Oleh : Indra G. Mertowijoyo

Taufan/Jember Kita

I

mpor daging sapi yang belakangan diberlakukan di negeri ini, telah memaksa Bupati Jember, MZA Djalal, untuk mengambil langkah antisipasi. Bupati MZA Djalal, berusaha membangkitkan semangat peternak di Kabupaten Jember untuk meningkatkan populasi ternak sapi lewat kampanye budidaya ternak sapi. “Saya membaca artikel sebuah koran, yang menyebutkan Indonesia pengimpor daging sapi terbesar, di atas India. Karena itu, saya mengampanyekan budidaya ternak kepada masyarakat,” ujar Bupati Djalal, dalam acara Gebyar Ternak, di Tanggul. Kampanye budidaya ternak ini dilakukan, karena Jember memang sangat memungkinkan untuk menjadi penghasil sapi, karena itu dibutuhkan perhatian khusus untuk pengembangannya. Saat ini saja populasi sapi yang ada di Kabupaten Jember jumahnya tidak kurang dari 350 ribu ekor. Sebagai daerah penghasil ternak sapi, menurut bupati, potensi yang dimiliki Jember bisa dilihat dari banyaknya kendaraan yang setiap hari mengangkut sapi untuk dikirim ke kota-kota besar. “Dalam sehari saja, tidak kurang dari 20 truk beriring-iringan ngangkut sapi dari Jember untuk dikirim ke kota lain,” ungkap bupati.

48

Jember Kita

I

Mei 2013

The policy of imported cow meat that enacted lately in this country has made Jember’s Regent, MZA Djalal, to make anticipation move. Regent MZA Djalal has tried to encourage the cattle farmers in Jember District to increase the numbers of cows through cattle farming campaign. “I read an article in a newspaper, which said Indonesia is the biggest beef importing country, above India. That’s why I campaigning cattle farming to the people of Jember,” said Djalal Regent, in an occasion of Gebyar Ternak, in Tanggul. The cattle farming campaign is conducted because Jember is a potential cattle producing region. That’s why it takes special treatment to develop it. Right now, there’s 350 thousand cows existed in Jember District. As the cattle producing region, according to the regent, the potency owned by Jember can be saw from the number of cattle transporting vehicle that runs every days to the big cities around here. “In a day, there are about 20 trucks that marched to deliver cows from Jember to other cities,” said the regent.


ZOOM IN Mengenai produksi sapi di Kabupaten Jember, dikatakannya, dalam setiap bulan, petugas inseminasi buatan (IB), yang terdiri dari 8 orang, mampu menghasikan 3000 ekor sapi. Namun ironinya, potensi besar yang dimiliki Kabupaten Jember ini, ternyata tidak cukup mampu untuk menjadi pendongkrak meningkatnya pendapatan masyarakat. Bupati juga mengaku prihatin, dengan luas lahan yang mencapai sekitar 84 ribu hektar sawah, serta produksi padi yang mencapai 800 ribu ton lebih. Kontribusi yang diberikan dari sector pertanian untuk pendapatan domestic regional bruto (PDRB) sebesar 40%. Besarnya kontribusi yang diberikan sector pertanian untuk PDRB ini ternyata tidak cukup mampu mengangkat kesejahteraan petani. Kondisi yang seperti ini dikhawatirkan akan mempengaruhi minat petani dalam hal budidaya pertanian. Mereka dikhawatirkan akan mengalihkan lahan pertaniannya dari tanaman pangan (padi), ke tanaman hortikultura, tanaman kayu (sengon) atau bahkan ditanami beton. Karena itu, dibutuhkan proteksi, sehingga para petani ini bisa tetap bertahan di sector tanaman pangan dan tidak mengalihkan fungsi lahannya ke tanaman lain. “Ini bisa dilakukan, kalau ada kebijakan khusus yang berpihak kepada kepentingan petani,”tandasnya. Di lain pihak, Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf, memaparkan, populasi sapi potong di Jawa Timur pada tahun 2013 ini sebanyak 5.329.647 ekor, terbagi menjadi jantan, 1.657.769 ekor, betina, 3.671,878 ekor. Jumlah sapi sebanyak itu tersebar di peternakan rakyat. yang keseluruhannya mencapai 2.674.234 pasang (99%), sisanya 1% perusahaan peternakan. Untuk kelahiran sapi sesuai data tahun 2012, tercatat sebanyak 1,002.085 ekor. Dengan populasi seperti ini Jatim mampu memasok kebutuhan daging nasional hingga sebesar 31% nasional, dan sebesar susu 52 %, serta ayam 40%. Dikatakan, untuk stok sapi yang siap potong, tercatat sebanyak 914.383 ekor, setara dengan 191.161 ton daging. Sedang kebutuhan Jatim sendiri, hanya 510.019 ekor, dengan pemotongan sebanyak 1000 - 1300 ekor. “Sisanya dikirim ke DKI 119 ribu ekor, Jabar 104.252 ribu per tahun, BUMN 27 435 ekor, untuk propinsi lain, 38 ribu ekor. Harga sapi timbang hidup, 32-34 ribu kilogram. Sisa penambahan populasi, 116.677 ekor,” terang Wagub Syaifullah Yusuf.

As for the cows production in Jember District, it’s said that the artificial insemination officer (IB, for short in Indonesian) consist of 8 people, can produce 3000 cows in a month. But the irony is, this huge potential owned by Jember District, is not quite enough to boost the people’s income. The regent is also concerned about the fact that 84 thousand hectare of rice field and more than 800 thousand tons rice production only contributes in the regional gross domestic income (PDRB for short in Indonesian) for about 40%. The contribution given by farming for PDRB is not enough to lift up the farmer’s welfare. This condition is feared to be affecting the farmers’ interest in farming. The worse condition if the farmers are changing their field from food plant (paddy) into horticultural plan, wood plant (sengon) or they can even plant concrete on it. It is why, a protection is needed, so that the farmers can still survive in food plant farming and not changing their fields into other plant. “This can be done, if a special policy is enacted, a policy in favor of farmers’ Taufan/Jember Kita interest,” he said. In the other hand, the Vice Governor of East Java, Syaifullah Yusuf, explain that the cattle population of East Java in the year 2013 is about 5.329.647 cattle, consist of 1.657.769 male and 3.671.878 female. This huge number of cows is spread in people farms that reach 2.674.234 couple (99%) and the rest is in farming company (1%). As for the cows’ birth rate, according to the information in 2012, there are 1.002.085 births. With this huge number of population, east java could have been supplying the national meats demand for about 31%, milks for 52%, and chickens for about 40%. It’s said, for the number of cow that ready to be slaughtered is 914.383 or equal to 191.161 tons of beefs. The demand in east java is only 510.019 cows, or equal to the slaughter of 1000-1300 cows. “The rest are sent to DKI Jakarta for about 119 thousands cows, 104.252 thousand to east java, 27.435 for state-owned enterprises, and 38 thousand for other province. Living cows are rated 3234 thousand per kilogram. The rest of population increase is about 116.677 cows,” explained the vice governor, Syaifullah Yusuf. Jember Kita

I

Mei 2013

49


ZOOM IN Untuk mengendalikan ternak sapi di Jatim, wagub menjelaskan, telah dibuat perda, yang kaitannya pengendalian sapi dan kerbau produktif. Dengan perda ini setidaknya sapi atau kerbau betina yang masih produktif tidak ikut disembelih setiap hari. Lebih dari itu, juga dilakukan pembatasan impor daging sapi lewat surat edaran Gubernur Jatim. Pemprop Jatim melalui surat Kepala Dinas Peternakan, juga memberlakukan pembatasan pengeluaran ternak serta mengadakan pemantauan dan pengawasan keluar masuk di perbatasan Jawa Timur. “Yang memproduksi ternak sesungguhnya adalah peternak, pemerintah hanya memberikan dukungan di tingkat regulasi, peraturan-peraturan yang ada, termasuk di dalamnya anggaran, selebihnya para peternak yang menentukan produktifitasnya,” ucap wagub. Repro

Konsumsi Daging Masih Rendah Sementara Menteri Pertanian, Suswono, dalam acara itu menjelaskan, bahwa salah satu dari target sukses Kementerian Pertanian adalah swasembada daging sapi tahun 2014. Peluang tercapainya swasembada daging ini menurut menteri, sangat terbuka, mengingat potensi lahan yang dimiliki Indonesia sangat subur, dan sangat memungkinkan untuk pengembangan ternak. “Memang, untuk saat ini konsumsi daging sapi di Indonesia masih rendah, 2,2 kilogram per kapita pertahun. Di negara maju sudah puluhan kilogram, bahkan 50 kilogram ke atas. Untuk daging ayam saja, orang Malaysia mengkonsumsi daging ayam dalam satu bulan, 3 ekor, orang Indonesia, 1 ekor 3 bulan,” jelasnya. Hal yang demikian itu menurut menteri, menunjukkan konsumsi daging di kalangan masyarakat Indonesia masih rendah. Karena itru, semangat untuk swasembada daging, menjadi sebuah keniscayaan. Hanya saja, fakta yang ada, pertenak Indonesia berbeda dengan di luar negeri. Di Indonesia peternak hanya memiliki sektir 2-3 ekor, sedang di luar negeri satu keluarga rata-rata di atas 50 ekor. Demikian pula dengan lahan pertaniannya, petani di Indonesia juga rata- rata hanya 0,3 hektar per kepala keluarga, sedang di Jerman rata-rata 50 hektar per kepala keluarga.

50

Jember Kita

I

Mei 2013

To control the cattle in east Java, the vice governor explain that a regulation regarded with the productive buffalo and cows controlling is been made. By using this regulation, the female cows or buffalos that is still productive are cannot be slaughtered. Moreover, the imported beef is limited by the East Java Governor regulation. Through the letter from the Chief of Farming Office, the East Java province is also limiting the number of cattle trading and also monitoring the inter province cattle transportation. “The farmer is the real cattle producer, government only support them in the regulation level, includes the budgeting in there. The farmers is the only one that can determine their productivity,” said the Vice Governor.

The beef consumption is still low Meanwhile, the Minister of Farming, Suswono, in that occasion is explaining that one of the targets of success from the Farming Ministry is the self fulfilled of beef demand in 2014. The chance of succeed in the self fulfilled is quite big, according to the minister, considering the land potential in Indonesia that being fertile and conducive to raised cattle. “Indeed, the beef consumption in Indonesia is still low, about 2,2 kilogram per capita. In the advanced countries, the consumption is more than tenth or even 50 kg and above. For poultry, especially chicken, in Malaysia a person can take 3 chickens for average in a month. In Indonesia, it’s only one chicken for three month in average,” he explained. According to the minister, it shows that the meat consumption in Indonesia is low. So that the spirit of become a self fulfilling country for meat is a must. The thing is, Indonesian farmers are not the same compared with the farmers from abroad. In Indonesia, a farmer only have about 2-3 livestock, but in abroad, a family has about 50 livestock. The same goes for the farm area, in Indonesia a family has only 0,3 hectares in average and in Germany, a family has about 50 hectares in average.


ZOOM IN Inilah yang menurut menteri, menjadikan petani di Indonesia belum beranjak dari kemiskinan, karena yang dikerjakan dari skala ekonominya memang kecil. Oleh karena itu, semangat untuk mengadakan pangan dari dalam negeri, menjadi keharusan. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar yang bisa dimanfaatkan. “Jangan sampai dimanfaatkan pelaku usaha luar negeri,” pintanya. Karena itu, diimbau, kalau kebutuhan pangan bisa dilakukan dari dalam negeri, maka itu akan mambantu ketahanan pangan dalam negeri. Sebab pertahanan utama dari suatu negara adalah ketersediaan pangan cukup. “Kalau pangan cukup, Insya Allah negeri kita tidak akan dikendalikan negera lain. Ke depan, persoalan pangan akan menjadi persoalan konflik antar Negara. Oleh karena itu, ini kita siapkan dengan baik,” imbaunya. Semangat swasembada, lanjut menterti, harus diimbangi semangat dari pelaku usahanya, yakni para peternak. Namun begitu, peternak jangan sampai hanya menjadi pihak yang bisa memproduksi ternak saja, tapi harus menikmati hasil dari usahanya. Mengenai biaya perawatan ternak yang mencapai Rp 36 ribu per hari, sebagaimana dikatakan Ketua Forpindo, Arum Sabil, menurut menteri, karena memang budidaya ini dilakukan dengan cara intensif, sehingga costnya mahal. Berbeda dengan negara lain, seperti Australia, yang model peternakannya dilakukan dengan cara dilepas bebas di lahan pertanian. Mengenai sensus ternak 2014, menteri berharap, populasinya meningkat dari jumlah sapi di Indonesia yang ada saat ini, sebanyak 16 juta ekor sapi potong. Untuk impor sapi di Indonesia saat ini sudah mengalami penurunan, lima tahun yang lalu masih 1 juta ekor lebih.

According to the minister, it’s why the farmers in Indonesia still cannot move on from poverty, because the economic scale of their work is small. That’s why the spirit of fulfilling the food need from domestic product is a must. With the number of people in Indonesia that reach about 250 millions, Indonesia is a huge market that can be exploited. “Don’t let the foreign business ahead of us in taking it as an advantage,” he asked. That’s why, he encourages that the need of food is can be fulfilled from domestic product, and then it will help the domestic food resilience. Because, the main defense of a country is the food availability. “If our food is enough, Insya Allah (with the God’s will in Arabic) our country won’t be controlled by other countries. In the future, the food problem will be a conflict between countries. That is why we need to be well prepared,” he added. The spirit of self fulfilling, said the minister, should be balanced with the spirit from the business actors, which is the farmer. But the farmer is not become the one that only produces livestock, but they should also enjoy the result of their work. For the cost of farming that reach Rp 36 thousand in a day, as said by the Chief of Forpindo, Arum Sabil, according to the minister, because this process is conducted intensively, so that it resulted high cost. It’s different with other countries, such as Australia, that the farming form is conducted by releasing the cattle freely in their farming area. The minister hopes, the upcoming 2014 livestock census shows the increase on the number of cows in Indonesia that currently is about 16 million cows. For imported cows, the number is decreasing, considering the fact that 5 years ago still about more than 1 million.

Taufan/Jember Kita

Jember Kita

I

Mei 2013

51


ZOOM IN

Taufan/Jember Kita

Sekarang tidak lebih sapinya 280 ribuan, dipekirakan jumlahnya tidak lebih dari 500 ribuan ton. “Ini menunjukkan produksi dalam negeri sudah mulai membaik. Peternak sekarang sudah bisa tersenyum, karena sudah bisa menikmati hasilnya,”tandasnya. Bandingkan dengan lima, empat atau tiga tahun yang lalu, dimana harga sapi sangat murah sekali, sehingga petani menangis. Namun yang menjadi persoalan, ketika petani dn peternak senang, ternyata harga daging di tingkat konsumen tinggi. “Saya sering meminta, bikinlah petani dan peternak senang, tapi juga jangan memberatkan konsumen. Artinya carilah margin yang jangan terlalu bear, ini yang sering saya imbau ke para pedagang,” Kepada importir, juga diimbau hendaknya mengutamakan produk dalam negeri. Namun kalau memang kurang, impor tidak apa-apa, tapi sebatas kebutuha. “Kami tidak anti impor, tapi impor sebatas untuk menutupi kekurangan. Setelah ini kita perketat, banyak yang merasa keuntungannya sebelumnya berlipat-lipat, kini berkurang. Inilah konsekwensi, ketika kita akan swasembada, tentu ada yang menjadi korban,” tambahnya.

52

Jember Kita

I

Mei 2013

For now, the number of cows is only about 280 thousands. It’s predicted that the number is not more than 500 thousands ton. “This shows that the domestic production is getting better. The farmer now can begin to smile, because they started to get the results,” he said. Compared to the five, four, or three years ago, when the cows’ price is very cheap, so that the farmers shed their tears, but the problem is, when the farmers are happy, the meat price at the consumer level is high. “I often asked to make the farmers happy, but don’t do it by incriminating the consumer. It means, let’s take a rational profit and not too big, this a thing that always I said to the merchants,” As for the importer, he also encourages them to prioritize the domestic product. If the quantity is not enough, import is okay, but only for the quantity it’s needed. “In later time, we won’t be importing, only do so to cover the shortfall. After this, we will make a more strict regulation, many that felt their profit is decreasing from before. But this is a consequences, when a self fulfilling is conducted, there will be victim,” he added.


B

angunan Kuno juga merupakan salah satu buktis sejarah yang harus dijaga kelestariannya, karena dengan adanya bangunan kuno tersebut, dapat dijadikan bukti nilai historis sebuah daerah, seperti bangunan kuno yang ada di Jember, dimana setiap bangunan yang ada, memiliki cerita dan sejarah tersendiri yang harus dilestarikan kebeadaannya. Inilah 5 Bangunan Kuno Bersejarah di Jember.

Repro

Jember Kita

I

Mei 2013

53


SPOT LIGHT

Gedung Pemda Kabupaten Jember dibentuk berdasarkan Staatsblad Nomor 322 tanggal 9 Agustus 1928 dan sebagai dasar hukum mulai berlaku tanggal 1 Januari 1929, Jadi tak heran jika Gedung Pemda termasuk salah satu bangunan kuno yang ada di Jember. Dilihat dari bentuk bangunannya, anda pasti bisa menilai bahwa bangunan tersebut merupakan peninggalan kuno, bagaimana tidak, jika gedung tersebut dibangun pada sekitar tahun 1927-1929an. Namun, saat ini gedung tersebut telah beralih fungsi menjadi salah satu Bank yang ada di Jember.

Menara Air Pasar Tanjung Jika anda mengunjungi daerah di kawasan pasar tanjung , anda akan melihat sebuah bangunan besar berbentuk seperti sebuah menara dengan bentuk bangunan yang sangat kuno, itu merupakan menara air terbesar dan yang paling kuno yang ada di kota Jember, menara air tersebut dibangun sekitar tahun 1950-an.

Stasiun Jember Sebagian besar kota-kota besar di seluruh pulau jawa mempunyai Stasiun Kereta Api, begitu juga dengan kota Jember. Stasiun di Jember sudah ada sejak Kolinial Belanda hal ini bisa dibuktikan dengan ciri khas bangunan yang ada. Gedung Stasiun ini mempunyai pintu dan jendela tinggi yang merupakan ciri khas bangunan Belanda saat itu. Meskipun sudah diadakan renovasi yang dilakukan Pihak Daerah Operasioanal IX Jember, bentuk fisik tidak ada perubahan yang mencolok.

54

Jember Kita

I

Mei 2013


SPOT LIGHT

Masjid Jamik Jember Masjid Jamik merupakan salah satu bangunan kuno yang telah ada sejak Kolonial Belanda, Bangunan Masjid tergolong unik karena memiliki tujuh buah kopel berbentuk bundar yang menggambarkan luasnya kebutuhan umat manusia tanpa dibatasi sudut-sudut tertentu. Gambaran kebutuhan ini

kemudian tertuang dalam bentuk kubah yang menutupi hampir keseluruhan badan bangunan. Pemilihan bentuk bundar sebagai dasar filosofis bangunan timbul dari kesadaran bahwa bentuk ini mempengaruhi semua agama dan tradisi.

Bangunan LAPAS Bekas Pengadilan Jember Jika anda melihat LAPAS yang ada di sekitar alun-alun kota jember, cobalah lihat bentuk bangunannya, bangunan yang tinggi dan artistic yang kuno sangat melekat di sana, sebelum menjadi lapas, bangunan itu merupakan pengadilan Jember, namun saat ini telah berubah menjadi LAPAS Jember, Bangunan tersebut juga merupakan bangunan kuno, karena telah ada semenjak tahun 1922.

Oleh : Fera Dwi Aprilianti Foto-foto: Istemewa Jember Kita

I

Mei 2013

55


Diharapkan Populasi Sapi Naik Lima Kali Lipat Oleh : Indra G. Mertowijoyo

56

Jember Kita

I

Mei 2013

Indra/Jember Kita


ZOOM IN

Taufan/Jember Kita

Tak dapat dipungkiri, bahwa Kabupaten Jember merupakan sebuah daerah dengan beragam potensinya. Potensi itu utamanya pada sector pertanian, dimana hampir semua jenis tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, bahkan mendatangkan keuntungan bagi petaninya. Tidak hanya sampai di situ. Pada sector peternakan sapi pun, Kabupaten Jember boleh berbangga diri. Sebab, dilihat dari populasinya, Jember menempati urutan kedua nasional setelah Kabupaten Sumenep. “Insya Allah, populasi sapi yang ada di Jember untuk lima tahun mendatang, bisa menjadi lima kali lipat. Ini bukan hanya sekedar ngomong, tapi ada faktanya,� ujar H Arum Sabil, Ketua Forum Peternak Indonesia (Forpindo), dalam acara Gebyar Peternak, yang dihadiri Menteri Pertanian, Suswono, Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf, Bupati Jember, MZA Djalal, dan undangan lainnya, di Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, beberapa waktu. Besarnya populasi sapi di Kabupaten Jember ini, berkat adanya kerjasama yang baik antara

peternak, bupati, kepala dinas, gubernur, dan jajaran pemprop Jatim serta kementerian pertanian (peternakan). Lebih dari itu, sukses pengembangan sapi di Kabupaten Jember, juga didukung adanya upaya pengembangan yang lebih terencana. Sebagaimana dikatakan Arum, bahwa sistem yang digunakan dalam pengembangan ternak sapi di Jember, sudah beralih dari system tradisional menuju peterna-

kan yang terencana. Ini dibuktikan, dalam acara itu, Arum juga mengundang beberapa ahli sistem inseminasi buatan untuk melakukan kawin suntik terhadap beberapa ekor sapi. Lewat para ahli ini diharapkan ada transfer teknologi tentang inseminasi buatan kepada anakanak muda dan peternak di Jember. “Kita harapkan peternak bisa melakukan by pass untuk mendapatkan genetika sapi yang unggul dengan transfer embrio. Insya Allah, kami akan mendapat support dari Kementerian Pertanian, Propinsi Jawa Timur, juga Pemerintah Kabupaten Jember,� harapnya. Arum menyambut gembira atas sensus ternak tahun 2013 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Karena lewat sensus ini, populasi sapi di Indonesia yang sebenarnya bisa diketahui dengan pasti. Saat ini jumlah sapi yang ada di seluruh Indonesia tercatat sebanyak, 15 juta ekor. Dia juga mengaku percaya atas hasil hitungan ternak sapi yang dilakukan BPS, bahwa jumlah sapi di Jawa Timur sebanyak kurang lebih 5 juta ekor, dan di Jember hampir 350 ribu ekor. Namun dia juga sangat menyayangkan opini yang berkembang, berkaitan dengan harga daging yang mencapai Rp 90 per kilogram.

Taufan/Jember Kita

Jember Kita

I

Mei 2013

57


ZOOM IN

Taufan/Jember Kita

Opini tersebut seakan-akan menempatkan pada suatu keadaan, dimana negeri ini seakan sudah tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, akan daging sapi. Karena itu, dia meminta, agar tidak memberikan ruang kepada orang-orang yang sengaja mengambil kesempatan dalam kondisi seperti sekarang ini, dengan mengamputasi semangat peternak yang akan mengembangkan ternak di negeri ini. Kepada Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusug, juga diusulkan, agar Jatim menjadi pelopor revolusi peternakan yang terintegrasi dengan pertanian. “Pak menteri, jumlah sapi kita ini cukup. Kita sebenarnya memproduksi sudah selesai, hanya persoalannya mengapa harga daging tidak sabil. Ini persoalan jaring distribusi, infrastruktur, tataniaga, yang mestinya diantara departemen terkait perlu adanya sinergi,� tukas Arum, di hadapan Menteri Pertanian, Suswono.

58

Jember Kita

I

Mei 2013

Dikatakannya, bahwa harga daging sapi yang di pasaran mencapai Rp 90 ribu, sebenarnya sudah wajar, karena biaya perawatan yang harus dikeluarkan petani juga tidak sedikit. Ini bisa dilihat dari perawatan terha_dap sapi yang dilakukan peternak. Untuk mendapatkan hasil daging yang memuaskan, atau satu kilogram daging perhari, dibutuhkan biaya pakan sapi sebesar Rp 36 ribu. Menurut dia, untuk satu ekor sapi agar bisa menghasilan daging 1 kilo perhari, dibutuhkan 40 kilogram hijauan (dedaunan) dengan kualitas baik, konsentrat sekitar 8 kilogram (Rp 16 ribu), ditambah biaya lain-lainnya bisa mecapai Rp 40 ribu. “Itu kalau timbang hidup. Satu kilogram daging pertumbuhan perhari, biayanya sekitar Rp 40 ribu perhari. Jadi kalau sekarang harga daging Rp 90, itu wajar,� paparnya.


SNAP SHOT

Kontruksi Ulang Pencitraan, Pasca Demo Buruh Menurut Kabag Humas Pemkab Jember Sandi Suwardi Hasan, selama ini Pemkab Jember sudah berupaya maksimal menumbuhkan kepercayaan kepada investor. Sangat disayangkan dengan terjadinya gelombang aksi demontrasi besar yang terjadi akhir-akhir ini, upaya tersebut bisa jadi sudah runtuh. Dengan di ekspos media, Sandi yakin aksi buruh beberapa waktu lalu

sedikit banyak berpengaruh terhadap iklim investasi di Jember. Karena stabilitas keamanan merupakan salah satu syarat masuknya investasi. Karenanya Pemkab Jember harus merumuskan ulang cara paling efektif, untuk menumbuhkan kembali kepercayaan investor. Baik dengan publikasi progam, maupun dengan cara tatap muka langsung dengan calon investor.

Tekan Residu, Sebar Panduan Tanam Tembakau

Istimewa

Guna menekan residu tembakau di musim tanam tahun 2013, Unit Pelayanan Teknis Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau Jember akan melakukan perhatian terhadap residu pestisida. Yakni dengan bantuan program metode tanam dalam bentuk cetak panduan atau pedoman tembakau Beresidu rendah. “Panduaan ini sudah dirumuskan oleh peneliti-peneliti yang notabanenya dari agronom-agronom yang sudah terlatih dengan petani tembakau, apa yang layak dan tidak untuk dipakai untuk menekan residu itu�, ujar Desak Nyoman

Siksiawati, Kepala Unit Pelayanan Teknis Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau Jember Desak juga mengatakan, rencanakan pedoman atau brosur tersebut akan dibagikan merata keseluruh petani tembakau, namun karena masih sedikit, para petani bisa mendapatkan dengan langsung datang ke sini. “Kami akan menyiapkan 10 ribu eksemplar untuk disebarkan ke petani seluruh daerah khususnya Kabupaten Jember dulu dan silahkan kalau ngambil sendiri di kantor sini, gratis�, tambahnya. (Tim)

Liposos Meski telah dilakukan razia, ternyata jumlah penyandang permasalahan sosial tidak semakin berkurang, malah bertambah. Karena itu, dalam waktu dekat Dinas Sosial Pemkab Jember, berencana akan melakukan jalinan kemitraan dengan kabupaten lain untuk meminimalisir masuknya mereka ke Kabupaten Jember, demi lancarnya program pengentasan penyandang permasalahan sosial tersebut.Menurut Kepala Dinsos Heru, mengatakan bahwa Dinas Sosial Pemkab Jember juga akan melakukan penguatan terhadap lingkungan pondok

sosial (Liposos) di Jalan Gajahmada Kecamatan Kaliwates. Baik itu sarana dan prasananya, termasuk sumber daya manusia (SDM)-nya. Ia juga menjelaskan bahwa penataan ulang ini misalnya dapat dilakukan ketika Dinas Sosial dan Satpol PP telah melakukan penyisiran terhadap penyandang permasalahan sosial, setidaknya tempat tersebut (liposos-red) harus siap segalanya. Liposos tidak hanya sekedar menampung mereka tapi juga memberi pembinaan, karena itu butuh anggaran tidak sedikit untuk menangani penyandang permasalahan sosial. Istimewa

Oleh : Fera Dwi Aprilianti Jember Kita

I

Mei 2013

59


60

Jember Kita

I

Mei 2013


Raup Rejeki Dari Buah Semangka Oleh : Fera Dwi Aprilianti Ia juga menjelaskan bahwa ada sekitar 250 hektar potensi semangka, khususnya di Desa mojosari dan Desa mojomulyo,dan perguliran keuangan sekitar 60100 milyard hanya khusus untuk tanaman semangka. Hal itu juga dijelaskan Kepala Dinas Pertanian, Hari Wijayadi, bahwa di Jember saat ini sudah berkembang tanaman, banyak petani yang berpindah ke komoditas-komoditas lain yang lebih menguntungkan , seperti hortikultura, karena prospeknya sangat bagus, selain itu kebijakan ditutupnya untuk buah impor menjadi salah satu factor pendukung bagi para petani, jadi buah impor mulai hilang dipasaran. “Begitu hilang dipasaraan, petani buah jeruk, semangka, pepaya ikut merasakannya naiknya harga , dibeberapa lokasi sudah merasakan itu, kedepan meski fokus pada padi jagung dan tanaman pangan,bahwa program pemerintah harus swasembada kedelai, tapi disisi yang lain, kita harus meningkatkan pendapatan para petani, untuk bunga itu masuk di komoditas pertanian, mudah-mudahan itu juga bagus kedepannya, karena melihat kebutuhan pasar dijember yang baik� Selain semangka, para petani saat ini juga muai mengembangkan jenis buah-buahan lain, seperti di daerah arjasa yang juga mulai mengembangkan buah epaya, dengan duungan yang baik dari Pemkab, maka tak khayal jika Jember juga akan dikenal sebagai sentra buah.

Jember Kita

I

Mei 2013

61

Repro

Dok. Humas

J

ember termasuk salah satu wilayah strategis, bagaimana tidak, jika seluruh tumbuhan , tanaman, sayur mayur serta buah-buahan dapat tumbuh subur disini. Jadi tak heran jika di Jember dapat ditemui dengan mudah berbagai tanaman horti. Karena itu, masyarakat yang sebagian besar bermatapencaharian sebaga petani , benar-benar memanfaatkan lingkungan yang sangat mendukung ini, seperti masyarakat di daerah Puger misalnya, yang saat ini mulai membudidayakan buah semangka. Hal itu dikarenakan bisnis buah semangka dianggap menjanjikan dan berprospek baik sehingga masyarakat di wilayah Puger serius menekuni bisnis buah semangka ini. Benar saja, buah semangka memang memiliki prospek baik, selain harganya yang murah, rasa buahnya yang segar menarik perhatian pembeli. Selain itu, semangka banyak diminati karena memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, seperti mengurangi terjadinya kerusakan ginjal dan pembentukan batu ginjal. Kalium yang sangat membantu pembersihan racun-racun di ginjal, mengurangi konsentrasi jumlah asam urat, dan masih banyak lagi manfaat yang ada pada buah semangka, Jadi tak salah pilih, jika masyarakat puger semakin mengembangakn peluang bisnis ini. Ir.Sutrisno, selaku Camat Puger, mengatakan bahwa Potensi dibidang pertanian di (puger) untuk bidang pertanian , memang mata pencaharian penduduk ada sekitar 60% penduduk bermata pencaharian pertanian , juga bidang industri dan perikanan yang berpotensi . untuk di puger , pertanian yang paling berpotensi adalah padi, perkebunan, , dan hortikultura, salah satu contoh di desa mojosari yang dulunya potensi tanah tegal itu untuk tanaman kedelai sekarang sudah banyak beralih ke tanaman hortikultura yaitu semangka�


QUOTE UNQUOTE

Siasati Urbanisasi Pendidikan Perlu Sekolah Berkualitas di Desa Oleh : Winardyasto

P

rofesi guru sampai kapanpun di dunia ini tetap dibutuhkan dan punya andil besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena itu tidak salah jika Ki Hajar Dewantara pada saat itu memberikan pijakan bagi guru tidak hanya sekedar sebagai pendidik, lebih dari itu guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa dan menjadi contoh bagi lingkungannya. Berikut wawancara wartawan Jember Kita (JK) bersama Drs. I Wayan Wesa Atmaja, M.Si, Ketua PGRI Kabupaten Jember. Apa dan bagaimana pandangannya terkait hari pendidikan nasional ? Momentum hari pendidikan nasional (hardiknas) bagi seorang pendidik itu apa ? “Memaknai hardiknas bagi seorang pendidik sebaiknya dilihat dari ketokohannya, yakni Ki Hajar Dewantara, Menurut saya, beliau secara tegas dan gagah perkasa memberikan kepada kita sebuah tauladan prinsip luhur, yakni sing ngarso sung tulodho, ing madyo madya mangun karso, tut wuri handayani. Pemimpin setidaknya memegang teguh prinsip itu, hakekatnya juga guru adalah bagian dari seorang pemimpin, dan kalau hal itu diterjemahkan secara kontektual pendidikan, maka guru adalah digugu dan ditiru, bukan wagu serta selalu keliru,� Apakah prinsip dari pahlawan pendidikan itu selama ini sudah diaplikasikan oleh seorang pendidik terhadap profesinya? “Itu menjadi bagian esensial dari sosok seorang guru, karena ada empat kompetensi dimiliki oleh pendidik, dan itu menjadi sebuah persyaratan. Kompetensi itu, diantaranya adalah professional, pedagogik, personal dan sosial. Pada tataran kompetensi personal inilah, guru mau tidak mau harus memiliki kepribadian baik, karena sebagai tokoh panutan,

62

Jember Kita

I

Mei 2013


QUOTE UNQUOTE hal itu jelas akan ditiru atau dicontoh oleh semua pihak, tidak terkecuali oleh anak didik. Lantas bagaimana guru bersikap ketika dirinya berada di ruang kelas melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) ? “Guru tidak boleh bersikap otoriter dan arogan, karena itu sudah tidak jamannya lagi, Seorang pendidik jangan sampai ditakuti oleh siswanya, justru sebaliknya guru disegani dan memiliki wibawa. Kode etik profesi menjadi pedoman guru ketika melaksanakan aktifitas pendidikan dan pembelajaran. Setidaknya guru harus asah, asih dan asuh, dan mendidik siswa itu tidak gampang dan perlu melakukan pendekatan kasih sayang. Ketika muncul fenomena siswa tidak takut kepada guru dan siswa cenderung garang atau berani, menurut Pak Wayan sebagai Ketua PGRI Kabupaten Jember, sebenarnya hal itu apa ada yang salah ? “Pendidikan adalah sistemik, artinya anak didik berubah prilaku menjadi garang, galak ataupun sangar, maka hal tersebut harus dilihat secara utuh dan komprehensif. Artinya pendidikan itu tidak hanya guru sebagai pendidik formal di sekolah. Lebih dari itu orang tua juga sekaligus pendidik formal di rumah, di luar itu juga ada pendidik informal, seperti media masa, baik itu koran, radio maupun televisi,”. Berbicara soal guru, jelas tidak bisa dipisahkan dari sumber daya manusia (SDM), apakah anda melihat selama ini guru dari TK sampai SMA atau SMK di Kabupaten Jember sudah berkualitas ?. “Memang, selama ini belum ada penelitian terkait SDM pendidik, khususnya hal kompetensi mereka. Artinya PGRI Kabupaten Jember maupun dinas pendidikan belum mengarah kesana. Namun, selama ini untuk mengetahui SDM guru di Kabupaten Jember hanya didasarkan kepada rujukan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG), karena sejatinya UKG merupakan peta kompetensi bagi seorang guru dan kualitas guru di Kabupaten Jember, ini cukup lumayan dan kedepan perlu ditingkatkan lagi,”. Langkah apa yang seharusnya dilakukan untuk mendongkrak kualitas guru ? “Salah satunya adalah melalui pengembangan profesi berkelanjutan, dan itu telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemkab Jember melalui kegiatan workshop. Jelas itu hal positif, karena tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik, kedepan cukup berat untuk memintarkan anak-anak bangsa menjadi generasi cerdas sesuai amanah dari UUD 1945,”. Sebagai Ketua PGRI Kabupaten Jember, apakah anda menilai pendidikan di Kabupaten Jember sudah

berhasil sepenuhnya ? “Memang diakui, kualitas pendidikan di Kabupaten Jember grafiknya semakin membaik, hal itu terlihat dari hasil ujian nasional (UN), dan bahkan pernah menduduki posisi sepuluh besar di Jawa Timur. Dari segi infrastruktur, ada gejala peningkatan pendidikan, khususnya akses, yakni bangunan gedung sekolah, meskipun sebagian besar adalah bantuan dari pemerintah pusat, sehingga angka putus sekolah di Kabupaten Jember mampu diminimalisir. Harapan saya kedepan setidaknya di kota kita tercinta ini ada education tourist resort atau wisata pendidikan. Karena diakui tidak, ada sekolah ekselen di Kabupaten Jember yang memiliki infrastrukur bagus, lengkap dan memadai, seperti di Kabupten Lumajang dan pantas menjadi jujugan studi banding bagi kabupaten lain “ Adakah solusi yang akan ditawarkan dari PGRI Kabupaten Jember agar pendidikan di kota suwar-suwar ini nantinya lebih baik lagi ? “Kalau saya pribadi memiliki keinginan agar di Kabupaten Jember kesenjangan pendidikan di kota dan di desa bisa dikurangi. Artinya sekolah yang berkualitas hanya ada di kota saja, dan itu berakibat adanya urbanisasi pendidikan, yakni mereka yang bertempat tinggal di desa hanya karena mengejar kualitas. Solusinya, di desa khususnya di masingmasing kecamatan, setidaknya ada 1 sekolah bermutu dari jenjang tingkatan, baik SD, SMP, SMA maupun SMK. Jika sekolah di kota semakin membaik kualitasnya, maka kesenjangan semakin menguat, jelas sekolah di desa semakin tertinggal, dan tidak dilirik oleh calon siswa, dan mereka akan memiliki kebanggaan jika sekolah di kota” Seperti diketahui bahwa di Kabupaten Jember banyak didirikan sekolah kejuruan atau SMK dan tujuannya adalah mencetak lulusan siap pakai. Apakah hal ini sudah bisa mengatasi permasalaha pengangguran, karena tidak seimbangnya antara jumlah lulusan dan kesempatan kerja ? “Keberadaan SMK di Kabupaten Jember memang lebih banyak ketimbang SMA, arahnya memang untuk memecahkan tingginya angka pengangguran, yakni tersedia tenaga kerja yang memiliki keahlian. Namun mengikis pengangguran secara total dibutuhkan waktu panjang, sementara ini memang lulusan SMK mampu memberi kontribusi mengurangi angka pengangguran. Pendirian SMK tidak serta merta bisa menyelesaikan problem pegangguran, dimana saat ini perbandingan jumlah antara SMA dan SMK adalah 30 banding 70, karena itu perlu dipikirkan juga hendaknya pembangunan SMK harus memenuhi delapan standart pendidikan dan jangan hanyar sekedar membangun SMK tanpa diimbangi kwalitas,” Jember Kita

I

Mei 2013

63


POTENTION

Tegalsari, Dikenal Sebagai Kampung Jamu Berkat Apotik Hidup Oleh : Winardyasto

Winardyasto/Jember Kita

B

udaya minum jamu tradisional berbahan empon-empon atau tanaman obat keluarga alias apotik hidup, ternyata hingga kini masih sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain menyehatkan, harga jamu tradisional ini juga relatif murah

64

Jember Kita

I

Mei 2013

alias terjangkau. Karena itu, tak heran bila nasib jamu gendong ini juga masih bertahan dan masih banyak dicari orang, kendati jamu instant bikinan pabrik yang bisa diseduh sendiri, banyak dijumpai di pasaran. Namun hal itu tidak mampu menggeser pamor jamu tradisional sebagai

warisan leluhur, apalagi bahan bakunya juga mulai dibudidayakan di lahan pekarangan, ini yang kemudian membuat aktifitas pembuatan jamu gendong dari hari ke hari semakin menggeliat. Adalah Dusun Tegalsari Desa Tegalsari Kecamatan Ambulu, yang merupakan salah satu desa di


POTENTION Kabupaten Jember, terbilang sukses dalam menggerakan perekonomian masyarakat melalui usaha pembuatan jamu tradisional. Sedikitnya ada 30 orang yang menggeluti usaha pembuatan minuman menyehatkan di desa tersebut. Ini yang kemudian menjadikan desa Tegalsari diberi julukan kampung jamu. Geliat di pembuatan jamu di desa ini, dilakukan secara turun temurun dengan jumlah pengrajin yang masih sedikit tidak seperti sekarang. Namun seiring bergulirnya waktu, usaha pembuatan jamu ini semakin menggurita dan mampu memberikan penghasilan lumayan bagi warga setempat. Hal itu dibenarkan oleh Isman, pedagang jamu sekaligus pembuat jamu di Desa Tegalsari Kecamatan Ambulu. Menurut dia, awalnya jamu tersebut, sesuai namanya memang digendong, karena memang dijajakan keluar masuk kampong oleh kaum wanita. Namun saat ini, pemandangan seperti itu nyaris sudah tidak bisa ditemukan lagi, karena mereka lebih memilih naik motor untuk menjajakan jamunya. Keuntungannya, selain bisa menyingkat waktu, jarak jangkauannya juga bisa lebih jauh lagi, dan profesi jamu gendong ini belakangan juga banyak dijalankan laki-laki. Penggunaan motor untuk menjajakan jamu inilah, yang kemudian menjadikan sebutan Jamu Gendong berubah menjadi Jamu Keliling. Jamu keliling produk Desa Tegalsari ini ternyata juga banyak peminatnya, apalagi Isman sendiri dan penjual jamu keliling lainnya mampu menyisir pusat keramaian sesuai hari pasaran. “Usaha jamu tradisional ini saya jalani sejak tahun 2009 lalu dan pembuatannya dilakukan mulai pagi hari, bahan-bahanya diambil dari pekarangan rumah berupa apotik hidup. Ada sih beberapa kelengkapan jamu tradisional yang perlu dibeli di pasar seperti madu,

Winardyasto/Jember Kita

Winardyasto/Jember Kita

jeruk nipis dan telur ayam kampung, termasuk beberapa jenis jamu instan sesuai selera pelanggan,� ujar Isman. Jamu tradisional, seperti beras kencur, kunir asam, cabe puyang, maupun kunci jahe, menurut dia, lebih diminati pembeli. Harganyapun tidak terlalu mahal, satu gelas hanya Rp. 500, dan bisa diminum oleh berbagai tingkatan usia, selain orang dewasa juga anak-anak. Sementara, Desi Natalia, isteri Isman, mengaku senang bisa membantu suaminya mencari tambahan pendapatan dari usaha jamu tradisional keliling tersebut. Meski tergolong baru dalam menggeluti usaha, baru sejak tahun 2010, namun Desi mengaku, sudah memiliki banyak pelanggan dari tingkatan usia. Untuk kendala yang dihadapi, Desi mengakui, ketika hujan turun. Namun begitu, ibu dari satu orang anak ini, tidak pernah menyerah tetap menjalankan profesinya dengan melakukan upaya jemput bola mendatangi pelanggannya. Ini dilakukan, selain didorong oleh keinginan untuk mendapatkan penghasilan, juga tidak ingin kehilangan pelanggannya. “Awalnya saya hanya ikut-ikutan jual jamu tradisional untuk mencukupi kebutuhan keluarga, akhirnya justru saya mencintai profesi ini, dan suami saya juga memberi dukungan. Saya tidak pernah merasa malu menjadi pedagang jamu tradisional keliling ini masuk kampung keluar kampung, hasilnya lumayan, per hari saya bisa bawa pulang uang Rp.50.000. Jamu tradisional ini harus dilestarikan karena merupakan warisan budaya bangsa, karena itu di Desa Tegalsari ini juga ada demplot tanaman obat keluarga atau toga dan itu untuk memenuhi kebutuhan dasar pembuatan jamu tradisional,� jelas Desi. Jember Kita

I

Mei 2013

65


ZOOM IN

Pembinaan Mental Sopir untuk Tekan Kecelakaan Lalu Lintas Oleh : Winardyasto

S

edikitnya 50 orang sopir berasal dari Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi dan Lumajang mengikuti program pembinaan dari Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Timur di Hotel Bandung Permai Kamis (23/5). Para sopir yang mengikuti program pembinaan ini sebelumnya telah mengikuti seleksi awal dengan track record dalam hal mengemudikan kendaraan di jalan umum tidak diragukan lagi. Program pembinaan kepada sopir ini, tidak hanya di Kabupaten Jember saja, tapi juga telah dilaksanakan di beberapa kabupaten, seperti Malang, Kediri serta Madiun. Pembinaan untuk kalangan sopir yang menempatkan keselamatan penumpang sebagai prioritas utama ini, juga merupakan kegiatan rutin tiap tahun dari Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Timur. Mereka yang menjadi pembinaan ini dari merupakan sopir bis dari perusahaan otobis (PO) baik trayek antar kota dalam propinsi (AKDP) maupun antar kota antar propinsi (AKAP). Kegiatan itu sendiri tidak lain untuk memberikan pembinaan kepada sopir bis karena kecelakaan lalu lintas selama ini masih didominasi oleh kendaraan besar seperti truk dan bis serta kerap menimbulkan korban jiwa maupun korban luka-luka. Diharapkan, melalui pembinaan ini, setidaknya mereka saat menjalankan kendaraan lebih tertib lagi , tidak ugal-ugalan serta mentaati peraturan lalu lintas.”Pembinaan bagi sopir khususnya awak bis memang dipandang perlu oleh Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Timur, kegiatan di Jember ini merupakan angkatan ke IV dan diikuti oleh sopir pilihan,” demikian ditegaskan Agus Wijaya, SH. M.Hum, Ketua Pelaksana Pembinaan Ssopir sekaligus Kepala UPT Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Kabupaten Jember.. Target yang ingin dicapai dari pembinaan ini, adalah menurunkan angka kecelakaan lalu lintas di jalan. Mengingat, bisa yang merupakan kendaraan penumpang terbesar, selama ini dikenal sebagai raja jalanan. “Mereka sebagai sopir tidak bisa seenaknya tanpa memperhatikan keselamatan orang lain. Apalagi dari tahun ke tahun jumlah kendaraan semakin meningkat dan resiko kecelakaan lalu lintas semakin tinggi, karena itu sebagai pengemudi kendaraan besar, setidaknya sopir bis, harus mengemudikan secara hati-hati dan tertib berlalu-lintas.”jelas Agus. Kendati sopir bis ini telah mengikuti pembinaan mental, namun bukan jaminan, kemungkinan terjadinya

66

Jember Kita

I

Mei 2013

Teguh/Humas

kecelakaan lalu lintas akan berkurang seratus persen. Karena kecelakaan, bisa terjadi karena disebabkan emosional sopir tidak terkontol saar berada di jalanan. Untuk menyiasati hal itu, UPT LLAJ Kabupaten Jember akan menggandeng lembaga psikologi untuk memeriksa kejiwaan sopir secara berkala. Tidak itu saja, LLAJ juga bakal melibatkan instansi terkait, seperti kepolisian untuk mendata sopir bis bertemperamen tinggi. Termasuk dinas tersebut juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan sopir, untuk mengetahui kemungkinan sopir mengkomsumsi minuman keras maupun obat-obatan terlarang, karena hal itu bisa membahayakan keselamatan dirinya maupun penumpang. “Mereka tidak hanya sekedar ikut pembinaan. Nantinya mereka juga akan mengikuti lomba penilaian sopir teladan, seleksinya dilakukan mulai tingkat kabupaten, propinsi dan nasional,”terangnya Untuk bisa lolos menjadi sopir teladan, menurut Agus para sopir harus bersaing ketat dan kepatuhannya terhadap peraturan lalu lintas tidak diragukan lagi. Diharapkan, dalam lomba penilaian sopir teladan ini ada sopir dari Kabupaten Jember yang mewakili. “Sopir teladan ini setidaknya bisa menjadi contoh bagi sopir lainnya dan sudah saatnya perlu ditanamkan rasa malu ngebut di jalanan dan menjalankan kendaraan tanpa mengindahkan aturan lalu lintas,” pungkas Agus.


HOTEL ASTON Jl. Sentot Prawirodirjo 88 Jember Telp. (0331) - 423 888 Rp. 438.000 - Rp. 818.000 (promo)

HOTEL PANORAMA Jl. KH. Agus Salim No. 28 Jember Telp. (0331) - 333666 Rp. 375.000 - 1.500.000

HOTEL BANDUNG PERMAI Jl. Hayam Wuruk No. 38 Jember Telp. (0331) 484528 - 484530 Rp. 250.000 - Rp. 500.000

HOTEL BINTANG MULIA Jl. Nusantara No. 18 Jember Telp. (0331) - 429999 Rp. 375.000 - Rp. 600.000

SEVEN DREAM RESIDENCE Jl. Riau Jember Telp. (0331) - 339199 Rp. 220.000 - Rp. 275.000

HOTEL SULAWESI Jl. Letjen Suprapto No.44 Jember Telp. (0331) - 333555 Rp. 250.000 - Rp. 500.000

HOTEL SAFARI Jl. KH. A. Dahlan No. 33 Jember Telp. (0331) - 481882 - 481883 Rp. 190.000 - Rp. 450.000

HOTEL ROYAL JEMBER Jl. Karimata No. 50 Jember Telp. (0331) - 326677 Rp. 390.000 - Rp. 950.000

HOTEL ISTANA Jl. Diponegoro 43 Jember Telp. (0331) - 482 555 Rp. 358.000- Rp. 850.000

HOTEL MERDEKA Jl. Sultan Agung No. 136 Jember Telp. (0331) - 487625 Rp. 130.000 – Rp. 350.000

HOTEL SEROJA Jl. PB. Sudirman No. 2 Jember Telp. ( 0331) - 483905 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

HOTEL LESTARI Jl. Gajah Mada No. 233 Jember Telp. (0331) - 487.000 Rp. 165.000 - Rp. 300.000

HOTEL KEBON AGUNG Jl. Arowana No. 59 Jember Telp. (0331) - 487833 Rp. 50.000 - Rp. 150.000

FLAMBOYAN Jl. Teuku Umar No. 78 Jember Telp. ( 0331) 326252 Rp. 100.000 - Rp. 400.000

HOTEL CENDRAWASIH Jl. Cendrawasih Jember Telp. (0331) - 412222 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

HOTEL REMBANGAN Kemuning Lor, Arjasa - Jember Telp. (0331) - 420 273 / 420 383 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

HOTEL KEMAYORAN Jl. Ltj. Suprapto No. 26 Jember Telp. ( 0331) - 334884 Rp. 50.000 - Rp. 200.000

HOTEL ASRI Jl. Gatot Subroto No. 39 Jember Telp. ( 0331) - 425635 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

HOTEL BERINGIN INDAH Jl. Raya Ajung - Jember Telp. ( 0331) - 757666 - 757432 Rp. 300.000

RESTAURAN NEW SARI UTAMA Jl. Hayam Wuruk 117 Jember Jl. Gajah Mada 27 Jember RESTAURAN LEGIAN Jl. Gajah Mada Jember RESTAURAN TAMAN SALERO Jl. Sultan Agung No 1 Jember Jl. Wijaya Kusuma No.60 Jember RESTAURAN TAMAN MANGLI INDAH Jl. Hayam Wuruk 183 Jember Restauran Lestari Jl. Kartini 16 Jember RESTAURAN XING TRISNO Jl. Hayam Wuruk 41 Jember RESTAURAN HOTEL ISTANA Jl. Diponegoro Jember RESTAURAN WANDE ECHO Jl. Semeru 86 A Ajung – Jember RESTAURAN TIRTA ASRI Jl. Dharmawangsa No.1 Rambipuji Jember RESTAURAN HAWAII Jl. Hayam Wuruk 56 Jember RESTAURAN PALM GARDEN Jl. Lj. S. Parman 50-A Jember

PIONERINDO GAURMENT INTERNATIONAL Jl. Gajah Mada 71 Jember PT. FAST FOOD INDONESIA Jl. Gajah Mada 96 Jember RM. BU LANNY Jl. Slamet Riyadi 84-A Jember RM. LUMINTU Jl. Kertanegara 33, Jember RM. BU DARUM Jl. Gajah Mada 23 Jember RM. RINI AMBULU Jl. Mojopahit BI / J / 6Jember RM. RUPINI AYAM PEDAS Gumukmas Jember RM. SUMBER NIKMAT Jl. H. Agus Salim 23 Jember RM. SARI JAYA Jl. Sulatan Agung 24 Jember RM. GALAVITA Jl. Trunojoyo 115 Jember RM. SRIKANDI Jl. S. Parman 225 Jember RM. BISMILLAH Jl. Dharmawangsa 99 Jember

DEPOT JAWA TIMUR Jl. Gatot Subroto 10 Jember DEPOT ANANDA AYAM GORENG Jl. Gajah Mada 213 Jember DEPOT SOTO H. SUKRI Jl. Kalimantan Jember DEPOT CANTIK Arjasa Jember DEPOT EMPAT MATA Jl. Panjaitan Jember WONG SOLO AYAM BAKAR Jl. Karimata 7 Jember BEBEK GORENG H. SLAMET Jl. Karimata 64 Jember SATE PAK TOHA Jl. Brawijaya Mangli Jember SATE CAK RI Jl. Pattimura Jember SATE SIMPANG TIGA Jl. Otto Iskandardinata 2 Jember WARUNG TERA Jl. Hayam Wuruk Jember CAMPUS RESTO Jl. Jawa Jember Jember Kita I Mei

CAFE & REST AREA GUMITIR Jl. Raya Jember - Banyuwangi RADIO CAFE Jl. Kartini Jember CAFE PRING Jl. Mastrip Jember CAFE SHAFF Jl. Sultan Agung 21 Jember PIZZA HUT Jl. PB. Sudirman Jember KFC Jl. Gajah Mada Jember TOSOTO Jl. Slamet Riyadi 11 Jember QUICK CHIKEN Jl. Jawa Jember ROCKET CHIKEN Jl. Karimata/Mastrip Jember LESEHAN ALUN-ALUN Jl. PB. Sudirman Jember PUJASERA JEMBER Jl. Hayam Wuruk Jember Jl. Panjaitan Jember Jl.2013 PB. Sudirman Jember 67


68

Jember Kita

I

Mei 2013

Repro


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.