Jk Edisi 10

Page 1

Jember Kita

I

Oktober 2013

1




TABLE

OF

10

CONTENT Hot News MENUNGGU DIBUKANYA BANDARA NOTOHADINEGORO Mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama, masyarakat Jember, tidak perlu lagi berlama-lama untuk pergi ke Surabaya. Cukup menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit, sudah bisa sampai ke Surabaya atau sebaliknya dari Surabaya ke Jember.

Awaiting for the Opening of the Notohadinegoro Airport Perhaps in the near future the Jember people will no need to linger longer to head to Surabaya. By only traveling for about 30 minutes, anyone will able to arrive in Surabaya, or vice versa from Surabaya to Jember.

30

Main Story MUSIM HUJAN TAK PENGARUHI RENDEMEN TEBU Anomali iklim diakui berpengaruh besar terhadap produktifitas tanaman tebu. Kondisi ini juga dirasakan di Kabupaten Jember dan kabupaten lain di Indonesia, yang menjadi penghasil tebu.

22

Main Story MENGENAL PROSES PENGELOHAN GULA DI PG SEMBORO Mungkin diantara kita ada yang tidak pernah menyadari, bahwa gula pasir yang biasa dikonsumsi sehari-hari, harus melalui proses panjang agar bisa menjadi gula dan layak untuk dinikmati.

Understanding Sugar Processing in PG Semboro Perhaps there are those among us who never realize that sugar which is usually consumed daily, must go through a long process in order to become sugar and can be enjoyed.


TABLE

34

40

53

Luar biasa, Jember mampu menyelenggarakan kompetisi open marching band saat penyelenggaraan Jember Multi Event 2013. Tidak hanya peserta dari Indonesia saja, tapi negara lain, seperti Malaysia dan Thailand, juga ikut ambil bagian, termasuk tim peninjau dari Afrika Selatan.

Art and Culture LABAKO, TARIAN EKSOTIS PENUH GEMULAI

Potention Genteng Karangpilang Gumukmas BERKIBAR DITENGAH GENTENG PABRIKAN Pernahkah kita berpikir, genteng tanah yang biasa digunakan untuk atap rumah atau gedung, tidak semuanya didatangkan dari luar daerah. Genteng tanah yang banyak dijual di berbagai daerah di wilayah Kabupaten Jember,

56

Quote Unquote BERSAMA RAKYAT, TNI KUAT Salah satu tugas pokok

TNI adalah menjaga stabilitas keamanan wilayah di Negara SHOT Kesatuan Republik 52 Indonesia. Dalam menjaga stabilitas suatu wilayah, TNI tidak bisa bekerja dengan kekuatan sendiri. Mereka harus bekerjasama dengan masyarakat agar tercipta kekuatan yang besar. Di Jember, berbagai upaya dilakukan TNI dalam menjalin hubungan baik dengan masyarakat.

SPOT LIGHT

43

SNAP

46

Multi Event JANGAN MENYERAH MEMBIDIK FOTO BERKUALITAS Bupati Djalal terlihat terkesima melihat foto bertemakan Jember Multi Event 2013. Salah satu foto yang cukup mendapat perhatian dari bupati adalah karya salah seorang peserta yakni Winardyasto.

CONTENT

Manusia dan seni adalah suatu yang tidak dapat dipisahkan. Seni adalah sebagian hidup manusia. Menciptakan sesuatu yang berdasarkan budaya menjadi sebuah karya yang indah dan enak untuk dipandang mata.Sebagai salah satu contohnya adalah tarian. Tarian terdiri dari gerakan yang dihasilkan lekukan-lekukan tubuh yang harmonis ditambah dengan alunan musik yang indah serta aksesoris sang penari tersebut yang menambah kesan eksotis dan estetis.

Multi Event TAK MENGIRA JOMC 2013 AKAN SEHEBAT ITU

OF


6

Jember Kita

I

Oktober 2013


EDITORIAL NOTE President Executive MZA DJALAL Chief Executive SANDI SUWARDI HASAN Chief Manager RACHMAT AGUNG PURNAMA Editor In Chief INDRA G. MERTOWIJOYO Managing Editor TAUFAN B. Editorial Board MUHAIMIN ABDUL KADIR SOLIHIN A. ANAM MASJHOEDI Reporters WINARDYASTO ANIK DWI MULYANI FERA APRILIYANTI Address JL. SUDARMAN 1 JEMBER, TELEPON : 0331-428824, http://jemberkab.go.id, Published By HUMAS PEMKAB JEMBER

Kuncinya Ada Dipersamaan

P

ersoalan tebu memang selalu menjadi perbincangan hangat sejak lama, yang seakan tidak ada habisnya. Mulai dari masalah rendemen, revitalisasi, sampai soal Oleh : Sandi Suwardi H. swasembada gula, yang katanya sulit untuk bisa Kabag Humas Pemkab Jember dicapai. Tapi terlepas dari itu semua, gula adalah salah satu kebutuhan pokok yang banyak dibutuhkan masyarakat dan perlu mendapat perhatian. Karena komoditi ini, tidak hanya dibutuhkan untuk minuman rumah tangga, tapi juga diperlukan oleh pengusaha kecil dan besar untuk bahan pembuatan kue dan sejenisnya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah kesamaan pandangan dari semua pihak yang terkait dengan industri gula. Mulai dari petani tebunya, pihak pabrik sebagai produsen maupun para pihak yang terkait dengan tata niaga gula. Kebersamaan dan penyelarasan persepsi itu di kalangan pelaku usaha dan seluruh stakeholder industri gula sangat perlu. Petani juga harus menyadari, bahwa rendemen akan bisa didapat dengan baik, apabila kualitas dari batang tebunya juga baik, karena bagaimanapun juga rendemen adanya di batang betu. Kalau sudah begini, yang dibutuhkan adalah, bagaimana tanaman tebu bisa tumbuh dengan baik dan memiliki rendemen yang tinggi, tidak hanya besar batangnya saja, tapi dipenuhi air. Jelas ini hanya bisa dilakukan kalau tanaman tebu dalam kondisi terawat dengan baik, sesuai standar pemeliharaan yang ditetapkan. Demikian juga dengan pihak pabrik serta para pemegang kebijakan, harus disadari, bahwa alat industri yang digunakan untuk menghasilkan butiran gula, sudah banyak yang berumur tua. Jadi wajar kalau efisiensi dan kemampuan produksi dari alat-alat itu sudah tidak lagi seperti ketika pada masa pemerintahan Hindia Belanda, si pendiri pabrik gula. Oleh karenanya, kunci sukses tidaknya swasembada gula nasional, ada di tangan para pihak yang terkait dengan industri gula. Selama masing-masing pihak bisa menyamakan persepsi, maka swasembada gula nasional, bukan lagi menjadi barang yang mustahil untuk dicapai. Jadi Kuncinya Ada Dipersamaan pandangan.

Cover ANTRIAN TRUK PENGANGKUT TEBU UNTUK DI GILING DI DEPAN PG SEMBORO JEMBER

Foto ANIK/JEMBER KITA

Jember Kita

I

Oktober 2013

7


VISION

Tajemtra dan Ajang Silaturahmi Tajemtra and a Means of Gathering People

E

mpat puluh satu tahun yang silam, atau tepatnya tahun 1972, masyarakat Jember membuat sebuah sejarah. Di tahun itu untuk pertama kalinya pesta akbar gerak jalan Tanggul Jember (Tajem), dengan menempuh jarak 30 kilometer diselenggarakan. Gerak jalan Tajemtra sudah begitu dikenal dan memasyarakat. Jember dan masyarakatnya akan ada yang kurang ketika Tajemtra tidak digelar. Masyarakat pun akan bertanya-tanya, sekiranya gerak jalan tradisional yang biasa digelar setiap tahun itu tidak dilaksanakan. Masyarakat Jember, telah menjadikan Tajemtra sebagai sebuah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Kabupaten Jember. Tajemtra dengan berbagai nafas dan warnanya merupakan sebuah kebanggaan yang telah mentradisi di kalangan masyarakat Jember.

Forty-one years ago, or more precisely 1972, the people of Jember made history. In that year for the first time a grand party march from Tanggul-Jember (Tajem), with a distance of 30 kilometers, was held. The Tajemtra march is very well known and popular. Jember and its people will feel something is missing when Tajemtra is not held. The people will wonder why the traditional march usually held every year is not implemented. The Jember people have made Tajemtra as an activity that cannot be separated from the life of the Jember Regency. Tajemtra with its various spirit and color is a pride that has been a tradition among the people of Jember.

“

Masyarakat Jember, telah menjadikan Tajemtra sebagai sebuah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Kabupaten Jember. Tajemtra dengan berbagai nafas dan warnanya merupakan sebuah kebanggaan yang telah mentradisi di kalangan masyarakat Jember.

“

8

Jember Kita

I

Oktober 2013 Teguh/Humas


VISION

Gerak jalan Tajemtra adalah pesta rakyat Jember, sarana olahraga dan hiburan, sekaligus ajang silaturahmi antar seluruh elemen masyarakat. Karena itu, jadikan tajemtra sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan, kecerdasan serta mempererat kesatuan dan persatuan segenap masyarakat Jember. Kegiatan tahunan rakyat Jember yang dikenal dengan nama Tajemtra ini, kita harapkan, dapat lebih meningkatkan promosi kita akan pentingnya kesehatan, sehingga masyarakat Jember bisa lebih sehat, men sana in corpore sano (di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat). Terkhusus pada peristiwa ini (28 September 2013,red), gerak jalan Tajemtra digelar dalam rangka memperingati HUT Kemredekaan Republik Indonesia ke 68. Ini dikandung maksud, agar generasi muda dapat lebih berpartisipasi dan mengenang kembali peristiwa 68 tahun yang silam, bagaimana sebelum dan saat bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan. Segenap pengorbanan jiwa dan raga, dikorbankan oleh para pendahulu kita, dan itu wajib hukumnya untuk kita peringati. Namun begitu, kita ingin lebih dari sekadar itu. Kita berharap peristiwa gerak jalan tradisional ini bisa dijadikan wahana untuk silaturahmi satu dengan yang lain.

Dari masyarakat apapun jenis kelaminnya, apapun jenis usia, apapun jenis benderanya, semua wajib bersatu. Mari kita jadikan tajemtra, sebagai wahana untuk mempererat kesatuan dan persatuan diantara kita. Dari masyarakat apapun jenis kelaminnya, apapun jenis usia, apapun jenis benderanya, semua wajib bersatu. Mari kita jadikan tajemtra, sebagai wahana untuk mempererat kesatuan dan persatuan diantara kita. Kita mohon kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, agar nawaitu, niatan yang tulus ini dapat ridlo dari Allah SWT, sehingga kita diberi kekuatan dan bisa menyelesaikan silaturahmi dan persatuan kesatuan ini lewat gerak jalan tajemtra. Kami seluruh pejabat bersama isteri akan mengawal saudara-saudara yang mengikuti gerakn jalan dari Tanggul sampai Jember. Ini sebagai bukti, bahwa kami pejabat dari pemkab Jember, benar-benar mencintai rakyatnya. Lewat sarana ini, kecintaan kami kepada masyarakat Jember, akan lebih meningkat lagi. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan akan mendapat fit back/umpan balik. Kalau pejabatnya cinta pada rakyatnya, rakyatnya cinta pada pejabatnya, Jember ke depan akan lebih baik lagi. (*)

The Tajemtra march is a party, sport and entertainment of the Jember people, as well as well as a means of gathering between all elements of people. Therefore, make Tajemtra as a means to improve health, intelligence and strengthen the unity and integrity of all the people of Jember. This annual event of the Jember people, known as Tajemtra, is expected to further increase promotion on the importance of health, so that Jember people can be healthier, men sana in corpore sano (in a healthy body, there is a healthy soul). Especially at this event (28 September 2013, Ed.), the Tajemtra march is held in order to commemorate the 68th Anniversary of the Republic of Indonesia Independence. The conceived intent is so that the youth can participate and recall over the events 68 years ago, on how it was before and during the time Indonesian nation gained independence. The whole body and soul have been sacrificed by our predecessors, and it is obligatory for us commemorate. However, we want more than that. We hope that this traditional marching event can be used as a means for gathering with one another.

People of any sex, any age and any type of flag shall unite. Let us make Tajemtra as a means to strengthen unity among us. People of any sex, any age and any type of flag shall unite. Let us make Tajemtra as a means to strengthen unity among us. We ask Allah, the Almighty God, in order that this sincere intention is blessed by Allah SWT, so we given strength and unity through this Tajemtra march. We as all the officials and our wife will escort all the participants who follow the march from Tanggul to Jember. This is as evidence that we as officials from the Jember Regency really love its people. Through this means, our love to the people of Jember will increase even more. Hopefully what we do will receive feedback. If the officials love the people, the people love the officials, the future of Jember will be better.

Jember Kita

I

Oktober 2013

9


HOT NEWS

Menunggu Dibukanya Awaiting for the Opening of the Oleh : Winardyasto

M

ungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama, masyarakat Jember, tidak perlu lagi berlama-lama untuk pergi ke Surabaya. Cukup menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit, sudah bisa sampai ke Surabaya atau sebaliknya dari Surabaya ke Jember. Ini akan terjadi, apabila bandara Notohadinegoro, yang terletak di Dusun Renes, Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Jember, benar-benar dioperasikan. Dengan dioperasikannya bandara yang sudah berumur 8 tahun ini, dimungkin tidak hanya akan menggairahkan iklim investasi dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi saja, tapi juga akan bisa mempengaruhi pertumbuhan sektorsektor lain.

10

Jember Kita

I

Oktober 2013

Perhaps in the near future the Jember people will no need to linger longer to head to Surabaya. By only traveling for about 30 minutes, anyone will able to arrive in Surabaya, or vice versa from Surabaya to Jember. This will happen if the Notohadinegoro airport – which is located in the Renes sub-village, Wirowongso village, Ajung district, Jember – trully operates. By operating the 8-year-old airport, will possibly not only stimulate the investment climate and increase the economic growth, but can also affect the growth of other sectors.


HOT NEWS

Bandara Notohadinegoro Notohadinegoro Airport Belum dioperasikan sepenuhnya Bandara Notohadinegoro yang sudah dibangun sejak 8 itu, bukan berarti Pemkab Jember tinggal diam dan tidak melakukan berbagai upaya untuk memenuhi keinginan masyarakat agar bandara tersebut bisa secepatnya difungsikan kembali. Sejak 2008 silam, negosiasi terus dilakukan oleh Pemkab Jember untuk menjalin kerjasama di bidang penerbangan. Ketika itu, bandara Notohadigoro sempat didarati pesawat terbang berukuran kecil untuk melayani trayek JemberSurabaya PP. Demikian Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas, dalam sambutannya dalam Seminar Dirgantara Memaksimalkan Bandara Notohadinegoro (23/9) di Hotel Panorama Jember. Wabup Kusen menyadari, bandara Sugeng/Humas cukup efektif untuk mendongkrak partumbuhan ekonomi, karena itu masyarakat, khususnya pelaku usaha, juga diajak masyarakat untuk ikut memikirkan sekaligus memberi solusi agar Bandara Notohadinegoro tidak mangkrak dan ada ketertarikan dari maskapai penerbangan untuk membuka perwakilannya di Jember. “Melalui seminar ini setidaknya ada sumbangsih pemikiran dari narasumber maupun peserta untuk mempercepat dibukanya kembali Bandara Notohadinegoro, masyarakat Jember berharap agar ikon Jember ini secepatnya membuka diri dan melayani jasa transportasi udara,” ujarnya. Wabup menyatakan, tidak benar jika ada tudingan yang mengatakan Pemkab Jember sengaja menelantarkan bandara ini. Justru sebaliknya, apa yang diinginkan masyarakat sama dengan keinginan Pemkab Jember, yakni Bandara Notohadinegoro menjadi penyedia transportasi udara.

The unfully-operated Notohadinegoro airport, which has been built since 8 years ago, does not mean the Jember Regency government office remains silent and not carry out efforts to meet the hopes of the people so that the airport could soon be functional again. Since 2008, negotiations have been conducted by the Jember Regency office to establish cooperation in the field of aviation. At that time, a small aircraft had landed in the Notohadigoro airport to serve the Surabaya-Jember route. The Jember Vice Regent, Kusen Andalas, stated similarly in his speech during the Aerospace Seminar of Maximizing the Notohadinegoro Airport (23/9) at the Panorama Hotel Jember. Vice Regent Kusen realized that the airport is adequately effective to boost the economy because the people, especially businessmen, are also invited to come, to think and to provide solutions so that the Notohadinegoro airport does not stall and there are interests from airlines to open its representative in Jember. “At least through this seminar there are ideas from speakers and participants to excelerate the reopening of Notohadinegoro airport, the Jember Regency government office hopes that this Jember icon will immediately reopen and serve air transport services” he said. The Vice Regent stated that it is not true if there are allegations that the Jember Regency government office intentionally abandon this airport. On the contrary, what the public desires is the same with the desire of the Jember Regency government office, i.e. the Notohadinegoro airport becomes the air transport provider. Jember Kita

I

Oktober 2013

11


Repro

Dengan dioperasikannya bandara Notohadinegoto, wabup berharap, menjadi salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Terlebih di kota ini ada Jember Multi Event ditambah potensi alam dan wisatanya yang tidak kalah dibanding daerah lain. Kabupaten Jember bahkan mulai berkembang menjadi kawasan industry, yang ditandai banyak investor menanamkan modalnya. Sebagaimana terlihat dari munculnya hotel baru dalam setiap tahunnya dan pusat perbelanjaan modern. Pakar Penerbangan, Chepy Nasution memaparkan, membuka jalur penerbangan membutuhkan biaya cukup mahal, karena di dalamnya ada biaya pemeliharaan pesawat terbang, pembelian bahan bakar,(BBM), belum lagi biaya kru termasuk pilot. Chepy sendiri memaklumi Bandara Notohadinegoro hanya memiliki panjang landasan 1200 meter itu artinya tidak mungkin didarati oleh pesawat terbang berbadan besar, pesawat kecil dan berkapasitas tempat duduk penumpang seperti Twin Oter atau Casa 212 layak untuk dioperasikan di Jember. “Pesawat terbang berukuran kecil saat ini teknologinya canggih meski penumpangnya sedikit, jadi cocok sekali untuk Bandara Hadinegoro Jember ini dan sesuai panjang landasan. Bandara ini setidaknya mampu menjadi pengumpan untuk jalur penerbangan Surabaya-Denpasar dan sebaliknya,� Chepy beranggapan, ketika orang yang dari Denpasar hendak ke Jember, harus ke Surabaya terlebih dahulu, karena memang tidak ada transportasi udara. Selama ini, untuk ke Jember, orang yang dari Denpasar terpaksa menggunakan jasa angkutan darat yang butuh waktu lama, tidak secepat pesawat terbang. Lebih lanjut Chepy menjelaskan, penerbangan memiliki nilai minimum ekonomis jika mampu mencapai target 60 jam per bulan. Jika tidak terpenuhi target tersebut, maka maskapai penerbangan jelas merugi dan tidak bakal melayani rute itu kembali

12

Jember Kita

I

Oktober 2013

With the operation of the Notohadinegoro airport, the Vice Regent hopes that Jember becomes one of the tourist destinations in Indonesia. Especially in this town there is the Jember Multi Event and also its nature and tourism potential is no less than any other region. The Jember Regency has even started to develop into a regional industry, which is marked by the many investors who came to invest. As can be seen from the emergence of modern shopping centers and new hotels each year. Flight expert Chepy Nasution explained that the opening of a flight route costs quite expensive, because it includes aircraft maintenance costs, fuel purchases, and not to mention the cost of the crew, including the pilot. Chepy understands that the Notohadinegoro airport runway is only 1,200 meters in length, which means that it is not possible to accommodate large-bodied aircraft, only small aircraft with small passenger-seating capacity such as the Twin Otter or Cassa 212 can be operated in Jember. “Small-bodied airplanes currently have advanced technology despite its small-capacity for passengers, so it is well suited for this Jember Notohadinegoro airport runway length. The airport is at least capable of becoming a feeder for theSurabaya-Denpasar flight route and vice versa�. Chepy viewed that when people from Denpasar wants to go to Jember, they need to head to Surabaya in advance, because there is no air transport. During this time, to go to Jember, people from Denpasar are forced to use land transportation services that take a long time and not as fast as an airplane. Chepy further explained that airlines have a minimum economic value if it is able to reach the target of 60 hours per month. If these targets are not fulfilled, then the airline will obviously incur losses and will not serve that route again.

Anik/Jember Kita

Dari Seminar Dirgantara yang digelar pada kegiatan Multi Event 2013 lalu, bahwa masyarakat Jember sangat ingin bandara dioperasikan kembali


HOT NEWS

Percepat Pertumbuhan Ekonomi Daerah Dari sisi manfaat yang akan didapat dari keberadaan sebuah bandara, jelas akan banyak dirasakan oleh suatu daerah. Sesuai fungsinya, selain untuk mengangkut dan menurunkan penumpang, bandara juga berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang. Sebagai tempat mendarat dan terbangnya pesawat terbang, bandara tidak hanya bisa dibuat di daratan saja. Lautan juga bisa berfungsi sebagai bandar udara, sebagaimana bisa djumpai di Propinsi Papua. Namun untuk peswat yang akan digunakan untuk mendarat di atas air ini, harus didesain khusus, sehingga bisa mendarat di daratan maupun lautan. M. Alwi, Kepala Otoritas Bandar Udara wilayah III, yang menjadi narasumber seminar dirgantara membahas upaya Memaksimalkan Bandara Notohadinegoro di Hotel Panorama Jember (23/9), menjelaskan, peran bandar udara (bandara) bagi suatu daerah sangatlah vital, karena merupakan pintu masuk kegiatan perekonomian dan pemerataan pembangunan. Di Kabupaten Jember sendiri keinginan untuk

Accelerating Regional Economic Growth In terms of the benefits gained from the presence of an airport, will clearly be experienced by an area. According to its function, in addition to transport and to deliver passengers, the airport also serves as a station for loading and unloading goods. As a landing and departing hub of an aircraft, an airport not only can be made on in the land. The ocean could also serve as an airport, as can seen in the Papua Province. However the airplane that will be used to land on top of the water, must be specifically designed, so it can land on the land and sea. M. Alwi, the Head of Airport Authority Region III, who became the speaker of the aerospace seminar discusses the efforts in maximizing the Notohadinegoro airport at the Panorama Hotel Jember (23/9), explains that the role of airport (airports) for an area is vital, as it is the gateway to economic activity and equitable development.

Repro

Jauhnya jarak tempuh melalui Jember ke Surabaya atau sebaliknya membuat orang merasakan jauh ketimbang dari Surabaya menuju ke Jakarta,” memiliki bandara sebenarnya sudah terwujud sejak delapan tahun lalu, namun sampai saat ini bandara itu belum berfungsi secara optimal. “Jauhnya jarak tempuh melalui Jember ke Surabaya atau sebaliknya membuat orang merasakan jauh ketimbang dari Surabaya menuju ke Jakarta,” ujarnya Kondisi yang seperti ini, menurut Alwi perlu disikapi secepatnya dengan cara membuka Bandara Notohadinegoro ini. Tdaklah berlebihan jika Pemkab Jember mengapresiasi keinginan masyarakat, agar bandara ini bisa difungsikan kembali, sebab kalau dibiarkan begitu saja jelas akan menghambat masuknya investor ke Jember. “Kabupaten ini bakal ketinggalan di sektor perekonomian, industri dan perdagangan,”ungkap Alwi. Alwi yag mengaku pernah melihat kondisi bandara

“The distance from Jember to Surabaya or vice versa causes people feel much farther than from Surabaya to Jakarta” In Jember Regency, the desire to have an airport has actually been realized since 8 years ago, but until now the airport is not functioning optimally. “The distance from Jember to Surabaya or vice versa causes people feel much farther than from Surabaya to Jakarta” he said. According to Alwi, such conditions need to be addressed immediately by opening the Notohadinegoro airport. It is not an understatement if the Jember Regency government office appreciate the people’s desire, so that the airport can be functional again because if abandoned will clearly prevent the entry of investors to Jember. “This Regency will be left behind in the economic, industrial and trading sectors” said Alwi. Jember Kita

I

Oktober 2013

13


tidak benar jika ada tudingan yang mengatakan Pemkab Jember sengaja menelantarkan bandara ini. Justru sebaliknya, apa yang diinginkan masyarakat sama dengan keinginan Pemkab Jember, yakni Bandara Notohadinegoro menjadi penyedia transportasi udara Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas

Repro

Notohadinegoro, mengakui kalau tidaklah terlalu besar, karena itu hanya dimungkinkan untuk didarati oleh pesawat kecil. Namun begitu, dia menyatakan optimismenya, prospek bandara di Jember ke depan, bakal ramai, karena letak kota penghasil tembakau ini cukup strategis tidak terlalu jauh dari Bali. Apalagi dunia penerbangan di Indonesia saat ini berkembang pesat dan transportasi udara dibutuhkan oleh masyarakat. Karena itu tak heran, jika maskapai penerbangan besar seperti Garuda Indonesia tiap tahunnya membeli pesawat baru berbadan besar. “Transportasi udara menjadi sebuah kebutuhan, karena tidak semua tempat bisa dijangkau oleh kendaraan bermotor, wajar jika rute penerbangan ke segala tujuan penumpangnya penuh, apalagi saat akhir pekan atau hari libur,” jelasnya. Lebih cepat lebih baik jika Bandara Notohadinegoro ini dioperasikan, apalagi Pemkab Jember punya gawe besar tahunan yakni Jember Multi Event. Gaung dari kegiatan tersebut luar biasa sekali dan mengundang minat wisatawan untuk datang ke Jember. Sangat disayangkan jika gelaran Jember multi event tersebut tidak didukung oleh adanya transportasi udara, apalagi landasan pacu bandara kebanggaan masyarakat Jember itu sudah memenuhi syarat untuk didarati pesawat kecil. Alwi juga melihat bandara itu masih belum sempurna dan butuh kelengkapan infrastruktur. Demikian juga dengan kondisi jalan, masih belum layak, karena terlalu sempit dan perlu diperlebar untuk memudahkan keluar masuknya kendaraan. Selain itu Bandara Notohadinegoro juga butuh penambahan penerangan jalan umum (PJU), untuk memudahkan pesawat saat tinggal landas maupun mendarat.. “Jalur penerbangan Jember-Surabaya ataupun JemberDenpasar merupakan rute bidikan ideal untuk direalisasikan ketika Bandara Notohadinegoro ini kembali dibuka. Apalagi potensi wisata Jember tidak kalah jika dibandingkan daerah lain di Indonesia,”tandasnya.

14

Jember Kita

I

Oktober 2013

Alwi, who claims to have seen the condition of the Notohadinegoro airport, admits that it is not too big because it is only possible to be landed by a small aircraft. However, he expressed optimism that the future outlook for the airport in Jember will be busy, because the location of this tobacco-producing town is quite strategically not too far away from Bali. Moreover, the aviation world in Indonesia is growing rapidly and air transportation is needed by people. Therefore, no wonder if the major airlines such as Garuda Indonesia purchases a new large-bodied aircraft each year. “Air transport is a necessity because not all places can be reached by a motor vehicle, thus it is normal when routes to any destination is full of passengers, especially on weekends or holidays” he explained. The sooner the better if Notohadinegoro airport is to be operated again, especially since the Jember Regency government office has an annual big event namely the Jember Multi Event. Echoes from the event is tremendous and invite tourists to visit Jember. It will be unfortunate if the Jember Multi Event is not supported by the presence of air transportation, especially the airport runway which has became the pride of Jember people has already became qualified for the landing of small aircraft. Alwi also views that the airport is still not perfect and needs a complete infrastructure. Similarly, the road condition is still not adequate because it is too narrow and should be widened to facilitate the entry and exit of vehicles. In addition the Notohadinegoro airport also needs additional street lighting (PJU), to facilitate aircraft departure and landing. “The flight routes of Jember-Surabaya or Jember-Denpasar are ideal to be realized when the Notohadinegoro airport is reopened. Moreover, the tourism potential of Jember is no less when compared to other regions in Indonesia” he said.


Repro

Jember Kita

I

Oktober 2013

15


16

Jember Kita

I

Oktober 2013

Oleh : Indra G. Mertowijoyo, Fera Dwi Aprilianti dan Anik D. Mulyani


K

abupaten Jember, yang sejak jaman pemerintahan Hindia Belanda dikenal sebagai penghasil tebu, tidak bisa dilepaskan dari persoalan ketahanan pangan, khususnya ketersediaan gula. Karena itu, mau tidak mau, Jember harus turut ambil bagian berkaitan dengan program pemerintah untuk swasembada gula pada tahun 2014. Jember yang memiliki pabrik gula, PG Semboro, dengan luas lahan tebu secara keseluruhan yang mencapai 11 ribu hektar, ditambah lahan tebu rakyat (TR) harus 5.086.096 hektar, harus mampu mengambil peran dalam rangka mendukung swasembada gula nasional itu. Untuk mendukung program swasembada gula ini, PG Semboro sebenarnya sejak tahun 1928 sudah mengalami revitalisasi peningkatan kapasitas. Menurut Adminustratur PG Semboro, Widodo Kardiyanto, kapasitas PG Semboro awalnya 2400 TCD ton tebu per hari. Secara bertahap kapasitas ini naik ke 3600 sampai 4500, bahkan terakhir pada tahun 20102011, ada peningkatan kapasitas menjadi 6500 ton per hari. “Alhamdulillah di tahun 2013 sudah bisa terealisasi. Jadi di lingkungan pabrik PTPN XI PG Semboro menjadi pabrik terbesar kedua setelah PG Jatiroto. Di Jember terbesar di jember karena memang satu-satunya di Jember,” ujarnya. Menurut dia, tahapan revitalisasi yang dimulai dari kapasitas 2400 menjadi 4500 itu dilakukan pada tahun 1982. Kemudian tahun 2007 dari 4500 mengarah ke 5500, dan tahun 2011 mengarah ke 6500. “Tahapannya seperti itu. Bahkan sekarang kita sedang mengarah ke 7000 TCD,”tandasnya. Sementara sesuai data yang tercatat pada Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut), Kabupaten Jember, produksi gula di Kabupaten Jember mencapai 37.293.299 ton gula. Gula sebanyak itu berasal dari tebu sendiri (TS PG Semboro,) sebanyak 7.336.194 ton tebu dan tebu rakyat (TR) sebanyak 29.957.105 ton tebu. “Kebutuhan nasional memang sangat kurang. Wacana pemerintah untuk melakukan swasembada gula yang selesai pada tahun 2014 tampaknya masih belum bisa terlaksana,” tukas Widodo.

The Jember Regency, which since the colonization of the Dutch East Indies government is known as a producer of sugarcane, cannot be separated from the issue of food security, in particular the availability of sugar. Therefore, inevitably Jember should take part in government-related programs for selfsufficiency by 2014. Jember who has a sugar mill factory, PG Semboro, with a sugarcane land area of totaling to 11 thousand hectares, plus public sugarcane land (TR) must be 5,086,096 hectares, should be able to take a role in supporting the national self-sufficiency. To support the self-sufficiency program, PG Semboro since 1928 actually has experienced capacity revitalization. According to the PG Semboro Administrator, Widodo Kardiyanto, the PG Semboro capacity is initially 2400 TCD tons of cane per day. Gradually this capacity is up from 3600 to 4500, even in the past year of 2010-2011 there was an increase in capacity to 6500 tonnes per day. “Thank God in the year 2013 it is realized. Thus in the factory environment of PTPN XI, Anik/Jember Kita PG Semboro became the second largest manufacturer after PG Jatiroto. In Jember it is the biggest because it is the only one in Jember, “he said. According to him, the revitalization stages beginning from capacity of 2400 to 4500 was carried out in 1982. Later in 2007, from 4500 leads to 5500, and in 2011 leading to 6500. “The stages are like that. Even now we are heading to 7000 TCD” he stated. Meanwhile according to the data recorded at the Department of Plantation and Forestry (Disbunhut) of Jember Regency, the sugar production in Jember Regency reached 37,293,299 tons of sugar. That much sugar comes from private sugarcane (TS PG Semboro) as much as 7,336,194 tons of sugarcane, and public sugarcane (TR) of 29,957,105 tons of cane. “The national need is very minimum. The government discourse to conduct a complete self-sufficiency in 2014 apparently still cannot be done” said Widodo. Jember Kita

I

Oktober 2013

17


“Syarat untuk bisa swasembada gula di Indonesia 5,7 juta ton gula baru bisa dipenuhi. Saat ini baru 2,7 juta ton, jadi masih kurang 3 juta ton. Dan itu baru bisa dipenuhi jika luas areanya ditambah dan membangun pabrik gula baru,”

Adminustratur PG Semboro, Widodo Kardiyanto

Kesulitan yang akan dihadapi untuk mencapai swasembada gula pada tahun 2014, menurut dia, salah satunya disebabkan, kemampuan produksi pabrik gula cukup terbatas. Sementara untuk meningkatkan kapasitas produksi, dikatakannya, sulit untuk dilakukan, karena dalam setiap hektarnya harus dihasilkan 100 ton tebu.. Selama ini, produksi tebu yang dihasilkan, baru sekitar 80-90 ton per hektar. “Syarat untuk bisa swasembada gula di Indonesia 5,7 juta ton gula baru bisa dipenuhi. Saat ini baru 2,7 juta ton, jadi masih kurang 3 juta ton. Dan itu baru bisa dipenuhi jika luas areanya ditambah dan membangun pabrik gula baru,” tandasnya. Untuk penambahan areal baru atau pabrik baru ini, lanjut Widodo, harus dilakukan di luar Jawa. Sedang untuk penambahan areal baru di Pulau Jawa jelas tidak mungkin, karena lahan yang ada sudah semakin sempit, selain juga banyak berubah fungsi menjadi pemukiman. “Kalau kapasitas pabrik lama dinaikkan juga tampaknya belum bisa, apalagi di Jawa. Kalau areal ditambah, tidak memungkinkan, karena arealnya sudah bergeser ke pemukiman atau bergeser ke komoditas lain selain tebu. Jadi kalau penambahan areal, konsepnya harus dilakukan di luar Jawa, termasuk penambahan pabrik baru,” paparnya. Dikatakan, untuk swasembada gula yang targetnya harus selesai pada tahun 2014, harus ada tambahan lahan seluas sebesar 350 ribu hektar, ditambah 10 pabrik gula baru. “Itu bisa dilaksanakan di luar Jawa, kalau di Jawa sudah sangat sulit,”jelasnya.

18

Jember Kita

I

Oktober 2013

Various difficulties that will be faced in order to achieve sugar self-sufficiency by 2014 according to him, one of which is due to sugar mill production capability is quite limited. While to increase production capacity is difficult to do, because in each hectare must produce 100 tons of cane. During this time, the production of sugar cane produces only about 80-90 tons per hectare. “The prerequisite to self-sufficiency in Indonesia is 5.7 million tons of sugar that needs to be fulfilled. Currently only 2.7 million tonnes, so it is still less than 3 million tons. And that can only be met if the area is added and building new sugar mills” he said. For the addition of a new area or a new mill, Widodo continued stating, should be done outside of Java. As for the addition of new areas in Java is clearly impossible, because the land is already very narrow, as well as many has changed into settlements. “If the old mill capacity is increased, it is also apparently still cannot happen, especially in Java. If acreage is added, it is not possible because their area has been shifted to settlement or shifted to other commodities than sugarcane. So if the addition of area, the concept must be done outside Java, including the addition of a new mill” he stated. It is said that for the selfsufficiency, that is targeted to be completed by 2014, there should be an additional land area of 350 thousand hectares, plus 10 new sugar mills. “It can be done outside of Java, because if in Java it is very difficult” he explained.

Setelah melalui proses panjang, gula PG Semboro Jember yang sudah dikemas dalam karung di labeli untuk segera didistribusi ke daerah


Anik/Jember Kita

Jember Kita

I

Oktober 2013

19


Perlu Keberpihakan Pada Petani

The Need to Align with the Farmers

Dr. Ir. Jani Januar MT, Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Jember, juga menyatakan hal yang sama. Target swasembada gula yang dicanangkan pada tahun 2014 agaknya sulit untuk terwujud. Karena sampai sejauh ini, target produksi gula di tanah air sebesar 5,7 juta ton per tahun, belum menunjukkan tanda-tanda akan bisa dicapai. Indikasinya, menjelang diberlakukannya swasembada gula, angka produksi gula sama sekali belum menyentuh atau mendekati target tersebut. Saat ini produksi gula nasional baru 60% dari jumlah angka ideal swasembada gula. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara penghasil gula terbesar di dunia. “Industri gula tidak terlepas dari permasalahan hulu ke hilir seperti pra produksi yakni ketersediaan bibit, sarana prasarana, budidaya maupun pasar. Agar industri gula bisa berjalan stabil setidaknya pemerintah mengambil kebijakan berpihak kepada petani, Mengingat, berbicara masalah tebu tidak bisa dilepaskan dari petani karena itu sewajarnya jika nasib mereka lebih diperhatikan. Lantas timbul satu pertanyaan, apakah sejauh ini petani tebu khususnya di Kabupaten Jember sudah menikmati hasil dari usahanya?,”jelas Jani Jani mengaku, fakultas pertanian Universitas Jember juga pernah mengadakan workshop revitalisasi agro industri tebu untuk mendukung swasembada gula nasional. Workshop tersebut merupakan upaya memberikan masukan kepada pemerintah pusat agar Indonesia bisa mencapai swasembada gula.

Dr. Ir. Jani Januar MT, the Dean of the Faculty of Agriculture, Jember University also stated the same thing. The self-sufficiency targeted in 2014 seems difficult to be realized. Because so far, the target of sugar production in the country of 5.7 million tons per year, has not yet shown any signs to be achieved. The indication, before the enactment of sugar selfsufficiency, is the sugar production figures have not touched or approached the target. Currently the national sugar production is only 60% of the total number of ideal self-sufficiency. Although Indonesia is one of the largest sugar producer in the world. “The sugar industry is inseparable from upstream to downstream issues such as pre-production, i.e. the seed availability, infrastructure, cultivation and the market. In order for the sugar industry stability, at least the government adopted a policy of siding with the farmers, given the fact that speaking of sugarcane problems cannot be separatedd from the cane farmers, thus it is only logical that their fate was noted. Then raises the question, whether the extent to sugar cane farmers especially in the Jember Regency has already enjoyed the fruits of their efforts?” said Jani Jani claimed, that the Faculty of Agriculture, Jember University also held a revitalization workshop of sugar cane agro-industry to support national self-sufficiency. The workshop is an attempt to provide input to the central government in order for Indonesia to achieve self-sufficiency.

Anik/Jember Kita

20

Jember Kita

I

Oktober 2013


“Apalagi saat ini tebu merupakan salah satu prioritas utama untuk diteliti oleh fakultas tersebut, mengingat swasembada gula masih jauh dari harapan, selama pemerintah belum mampu mengatasi permasalahan indusri gula,”ujar Jani. Sementara mengenai gagasan untuk mencari alternatif bahan dasar pembuatan gula selain tebu, Jani menyebutkan, sebenarnya fakultas pertanian Universitas Jember sudah melakukan hal itu. Seperti dicontohkan, di Kecamatan Wuluhan telah lama berkembang home industri pembuatan gula kelapa. Hanya saja gula kelapa ini masih kalah pamor ketimbang gula pasir berbahan dasar tanaman tebu, apalagi masyarakat belum terbiasa mengkomsumsi gula kelapa. “Gula pasir memang dari dulu dikomsumsi oleh masyarakat kendati ada gula lain yakni gula kelapa, meski gula tersebut harganya jauh lebih murah jika dibanding harga gula pasir, namun kenyataannya belum banyak diminati,” terangnya.

“Especially when the sugarcane is one of the main priorities for research by the faculty, given the fact that the selfsufficiency is still far from complete, as long as the government has not been able to overcome the problems of the sugar industry” said Jani. While the idea to search for alternative source of sugar manufacturing besides sugarcane, Jani said actually the Faculty of Agriculture, Jember University has already done that. As an example, in the Wuluhan district there has been home industry of palm sugar making. However palm sugar is still less prestigious than sugar made from sugarcane, especially most people are not familiar in consuming palm sugar. “Since a long Anik/Jember Kita time ago, sugar is consumed by other people despite the availability of palm sugar, although palm sugar is much cheaper when compared to the price of sugar, but the reality has not been much in demand” he explained.

“Gula pasir memang dari dulu dikomsumsi oleh masyarakat kendati ada gula lain yakni gula kelapa, meski gula tersebut harganya jauh lebih murah jika dibanding harga gula pasir, namun kenyataannya belum banyak diminati,”

“Since a long time ago, sugar is consumed by other people despite the availability of palm sugar, although palm sugar is much cheaper when compared to the price of sugar, but the reality has not been much in demand”

Padahal, kata dia, prospek gula kelapa kedepan cukup cerah, mengingat di Kabupaten Jember banyak dijumpai tanaman kelapa Terlebih kebutuhan gula masyarakat cukup tinggi dari tahun ke tahun, karena itu wajar jika pemerintah punya keinginan swasemba gula karena itu produksi gula nasional perlu digenjot. Menurutnya, keberadaan tanaman tebu tidak dipungkiri berpengaruh terhadap produksi gula. Karena itu ketersediaan bibit tanaman tebu juga perlu diperhatikan. Fakulutas Pertanian, Unej sendiri, kata dia, kedepan bakal terus melakukan penelitian terkait tanaman tebu termasuk alternatif lain selain tebu untuk pembuatan gula.

In fact, he said the future prospects of palm sugar are quite bright, considering in the Jember Regency we can find many coconut plantations. Moreover, the people’s need of sugar is high from year to year, thus it is natural that the government has desire for sugar self-sufficiency, in conclusion the national sugar production needs to be boosted . According to him, the existence of sugarcane plants has an undeniable effect on the production of sugar. Therefore the availability of sugarcane seed is also noteworthy. He states that the Faculty of Agriculture, Jember University itself in the future will continue to conduct related research, including other alternative other than sugarcane for making sugar. Jember Kita

I

Oktober 2013

21


22

Jember Kita

I

Oktober 2013

Oleh : Indra G. Mertowijoyo, Fera Dwi Aprilianti dan Anik D. Mulyani


ungkin diantara kita ada yang tidak pernah menyadari, bahwa gula pasir yang biasa dikonsumsi sehari-hari, harus melalui proses panjang agar bisa menjadi gula dan layak untuk dinikmati. Tebu sendiri merupakan bahan baku gula, meski sudah terasa manis ketika dikonsumsi, namun harus diproses terlebih dahulu untuk bisa menjadi gula pasir, agar bisa digunakan sewaktu-waktu. Kabupaten Jember, yang memiliki pabrik gula terbesar kedua setelah PG Jatiroto, di lingkup PT Nusantara X1, bisa berbangga diri. Karena dari pabri gula ini, dihasilkan gula premium yang tidak diproduksi oleh pabrik gula lain di lingkup Nusantara X1. Kepala Bagian Pabrikasi PG Semboro, Fajar Lazuardi, menjelaskan, bahwa pengolahan tebu untuk dijadikan gula di PG Semboro bahannya diperoleh dari tebu sendiri (TS) dan tebu rakyat (TR). Proses pengolahannya menurut dia, sebelum tebu diperah, terlebih dahulu dicacah, dihancurkan sedemikian rupa. “Baru setelah itu kita perah,”ujar pria yang murah senyum itu.

M

Perhaps there are those among us who never realize that sugar which is usually consumed daily, must go through a long process in order to become sugar and can be enjoyed. Sugarcane as the raw material, even though it tastes sweet when consumed, must still be, processed prior to become sugar, that can be used at any time. The Jember Regency, which has the second largest sugar mill after PG Jatiroto (PG: sugar mill factory, Ed.), in the scope of PT Nusantara X1, can be proud of themselves. This is due to from this sugar mill, premium sugar is produced and it is not produced by other sugar mills in the scope of the PT Nusantara X1. The Head of Manufacturing in PG Semboro, Fajar Lazuardi explains that the sugarcane processing to become sugar in PG Semboro, obtains its material from private sugarcane (tebu sendiri/TS) and public sugarcane (tebu rakyat/TR). According to him, the processing, before the cane is squeezed, it is first chopped and crushed in such a way. “Only then it is squeezed” said the friendly man.

Fungsi dari pencacahan ini, adalah untuk mempermudah dalam pemerahan, sebagaimana memerah kelapa untuk diambil santan. Tidak mungkin kelapa langsung diperas, tetapi diparut dulu, baru setelah itu diperas.

The function of this chopping is to facilitate the squeezing, just like squeezing coconut to take the coconut milk. It is impossible to directly squeeze the coconut, but it must be shredded first, then afterwards it is squeezed.

Anik/Jember Kita

Jember Kita

I

Oktober 2013

23


Setelah diperas, air tebu atau nira tersebut dimurnikan terlebih dahulu, karena di dalam air tebu ada zat yang namanya bukan gula. Gula yang diambil tersebut sebenarnya adalah disakarida, atau yang spesifik namanya sakarosa atau sukrosa. Setelah diperas, air tebu atau nira tersebut dimurnikan terlebih dahulu, karena di dalam air tebu ada zat yang namanya bukan gula. Gula yang diambil tersebut sebenarnya adalah disakarida, atau yang spesifik namanya sakarosa atau sukrosa. “Itu yang dinamakan gula, kita mengistilahkan seperti itu,� paparnya. Untuk yang dinamakan bukan gula, terdiri dari monosakarida, asam-asam organik, asam-asam anorganik, selain juga ada zat protein dan lainnya. Kandungan bukan gula yang terdapat dalam tebu ini perlu dihilangkan, supaya tidak mengganggu proses dalam mengkristalkan gula. Cara penghilangannya dicampurkan dengan CaOH, atau kapur tohor, atau kapur yang sudah dibakar, atau isitilahnya kapur matang hingga 2 kali. Setelah terbentuk endapan, kemudian disaring (ditapis). Hasil tapisan itu yang disebut blothong, sedang yang jernih diambil lalu diproses. Proses pertama yang jarus dilakukan adalah penghilangan air dengan proses evaporasi dengan multiple effect. Proses ini menggunakan 5 badan untuk evaporasi. Dari ini ini akan diketahui encer tidaknya air tebu yang sudah disaring, setidaknya sekitar 12 brik. Keluar dari evaporasi menjadi 60-70 brik. Setelah melalui proses ini barulah dikristalkan. Dari pengkristalan pertama ini, dilebur lagi dan dimurnikan lagi, untuk penghilangan warna. Jadi yang namanya karbonatasi. Dalam proses ini dilakukan penambahan kapur dan gas CO2 yang diambil dari cerobong yang sudah dimurnikan.

24

Jember Kita

I

Oktober 2013

After squeezing, the juice of sugarcane is purified first, because in the sugarcane juice there are some non-sugar substances. Actually the taken sugar is a disaccharide, or the specific name is sucrose. After squeezing, the juice of sugarcane is purified first, because in the sugarcane juice there are some non-sugar substances. Actually the taken sugar is a disaccharide, or the specific name is sucrose. “That is what we call sugar, as we termed it� he explained. For the so-called non-sugar, it consists of monosaccharides, organic acids, inorganic acids, as well as proteins and other substances. The non-sugar content in the sugarcane needs to be removed, so it does not interfere with the process of sugar crystallizing. The removal process is by mixing with CaOH, or calcium oxide, or burnt limestone, or in other words the limestone is matured twice. Once it precipitates, then it is filtered. The filtered results is called blothong, while the taken clear one is taken and then processed. The first process that must be done is the removal of water by evaporation with multiple effects. This process uses the 5 stages of evaporation. From this it will be known whether sugarcane juice that has been filtered is diluted or not, at least about 12 bricks. Out of the evaporation it becomes 60-70 bricks. After this process, it is then crystallized. From the first crystallization, it is melted and purified repeatedly for color removal. Until it becomes what is called as carbonatation. In this process, there is the addition of limestone and CO2 gas captured from the chimney that has been purified. Anik/Jember Kita


Anik/Jember Kita

“Jadi kita sudah bisa mengurangi emisi. Disitu terbentuk Ca Carbonate. Ca Carbonate kita tapis juga, terbentuk blothong juga, cuma namanya blothong karbonatasi. Dari hasil penapisan atau filtratnya itu kita kristalkan lagi, akhirnya jadi gula produk,” jelasnya. Gula produksi PG Semboro ini, menurut Fajar, sudah masuk standar GKP yang paling bagus “Standar GKP 1 itu sekitar 80-250, kalau kita mengarahnya ke 80. Target kita sebenarnya mengarah ke 60-80. Jadi gulanya bisa lebih putih, lebih jernih, dan lebih enak dipandang tapi tingkat kemanisannya relatif sama,” imbuhnya.

“So we have been able to reduce emissions. Ca Carbonate is formed there. Ca Carbonate also we filter, also formed as blothong, and named carbonatation blothong. From the results of screening or filtering, we crystalize again, and finally becomes the finished sugar product” he explained. According to Fajar, this PG Semboro sugar production has entered the best GKP standard. “GKP Standard 1 is about 80-250, if we target to 80. Our target is actually leading to 60-80. So sugar can be whiter, clearer, and more pleasing to the eye but the same sweetness is relative level” he added.

Gula Pasir Sebelas (Gupalas) Gupalas (Gula Pasir PT Nusantara Sebelas) adalah produk gula pasir yang dihasilkan PG Semboro. Gula ini dikemas satu kilogram. Keunggulan yang dimiliki gula hasil produksi PG Semboro ini, tidak mengandung belerang seperti gula yang lain. Dijelaskan Fajar Lazuardi, ada kandungan belerang di dalam gula produksi PG Semboro, namun kadarnya sangat kecil, yang memang terbawa dari tebu. Perbedaan dengan gula produksi pabrik gula lain, yang menggunakan belerang, proses penghilangan zat bukan gula di PG Semboro, sama sekali tidak menggunakan belerang. Kelebihan lain dari gula prdouksi PG Semboro atau yang dikenal dengan nama Gupalas dan banyak ditemui di pasaran, adalah lebih sehat, warna lebih menyenangkan, dan yang terpenting lagi halal. “Kita masih proses untuk SNI. Kalau ISO kita sudah ada. Gupalas kemasan satu kilogram sama sebenarnya, tetapi gupalas lebih kita sortir ukurannya dari pada yang dikemas di karung. Tetapi bukan berarti yang di karung itu jelek, hanya kita bermain pada segmentasi pasar,” paparnya.

Gula Pasir Sebelas (Gupalas) Gupalas (sugar from PT Nusantara Sebelas) is a sugar product produced in PG Semboro. This sugar is packed one kilogram. The advantages of the sugar production from PG Semboro contains no sulfur like other sugars. Fajar Lazuardi explained that there sulfur content in the PG Semboro sugar production but with very small level, which is carried over from sugarcane. The difference with other sugar mills sugar production, which uses sulfur, the process of eliminating nonsugar substances in PG Semboro did not use sulfur. Another advantage of PG Semboro sugar production or known by the name Gupalas and easily found in the market is that it is healthier, better color, and most importantly halal. “We are still processing for SNI. Meanwhile our ISO exists. Gupalas one kilogram packs are actually the same, but we sort gupalas with more size than those packed in sacks. However that does not mean that in that the ones in the sack are bad, we just customized on the market segmentation” he explained. Jember Kita

I

Oktober 2013

25


Diakui, produksi gula yang dilakukan badan usaha miliki negara seperti PG Semboro, sebenarnya tidak kalah dengan produk swasta, baik dari gulanya maupun pabriknya. Bahkan untuk prosesnya, di PG Semboro sudah melakukan efisiensi energi.

Kepala Bagian Pabrikasi PG Semboro, Fajar Lazuardi

Dikatakannya, saat ini pihaknya tengah mencoba alat baru, yang di PG lain sebenarnya sudah banyak. Kelebihan dari alat baru dengan nama continous vacuum pan ini, proses kistalisasi yang dilakukan bisa kontinyu. Tidak seperti alat yang lama, bernama bags, yang kalau masak nira, harus terus nambah dan setelah diturunkan baru berhenti. Untuk alat continuous ini, akan berhenti apabila pembersihan dan akhir giling. Masak dengan menggunakan continuous bisa mengalir terus. “Kalau yang lama semacam ember. Kalau penuh, berhenti, kita angkat,”katanya. Diakui, produksi gula yang dilakukan badan usaha miliki negara seperti PG Semboro, sebenarnya tidak kalah dengan produk swasta, baik dari gulanya maupun pabriknya. Bahkan untuk prosesnya, di PG Semboro sudah melakukan efisiensi energi. Kebanggaan Fajar atas pabrik gula swasta ini didasarkan, utamanya dalam hal pemakaian uap persen tebu masih sekitar 60 %. Padahal PG Semboro sendiri, sudah bisa 50 persen. Selain itu PG Semboro juga bisa membantu PG sesaudaranya yang masih menggunakan mesin uap, seperti di wilayah situbondo, yaitu PG Wringin, Olean, dan PG Panji. “Karena kita surplus ampas. Tiap hari hampir 10 ton ampas tebu, bahkan lebih. Kita masih bisa menang dari swasta,” akunya, bangga. Ditambahkan, di Indonesia hanya ada 2 pabrik gula tebu yang menggunakan kabonatasi, selain PG Semboro, juga Sweet Indo Lampung, yang terbaru PG Subang dan Jati 7. Sedang yang lain masih menggunakan sulfitasi. Mengenai standar nasional Indonesia (SNI), dikatakannya, terbagi menjadi beberapa, sesuai nanti segmen pasarnya. “Ada GKP 1, GKP 2, ada macam-macam. Kalau untuk Semboro kita mengarah pada segmen pasar yang GKP 1 Premium,”bebernya.

26

Jember Kita

I

Oktober 2013

He stated that currently the factory is trying a new tool which is already available in a lot of other PG. The advantages of this new device called the continuous vacuum pan, is that the crystalizing process can be done continuously. Unlike the old tool called bags, which when cooking the sugarcane juice must continuously be added and only stops after being unloaded. For this continuous tool, it will stop when it is the final cleaning and milling. Cooking with continuous flow can continue. “The old one is like a bucket. If it is full, it stops and we lift” he said. Admittedly, sugar production that is from state-owned enterprises such as PG Semboro is not inferior to the private sector products, both from sugar and mill. Even for the process, in PG Semboro has already carried out energy efficiency. Fajar’s pride is that private sugar factories are based primarily in the use of sugarcane steam percent is still around 60%. Meanwhile PG Semboro itself, can be 50 percent. In addition PG Semboro can also help other PG that are still using steam engines, such as in the area of Situbondo, namely PG Wringin, Olean, and PG Panji. “Because we have a surplus residue. Each day there are nearly 10 tons of bagasse or sugarcane residue and even more. We can still win from the private sector” he admitted proudly. He also added in Indonesia there are only 2 sugar mills that use sugarcane carbonatation. Besides PG Semboro there is also Sweet Indo Lampung. The latest one is PG Subang and Jati 7. Meanwhile others are still using sulfitation. Regarding the Indonesian National Standard (SNI), he says it is divided into several levels according to its market segment. “There are GKP 1, GKP 2, and all kinds. For Semboro, we lead to market segment of GKP 1 Premium” he explained.

Anik/Jember Kita


Repro

Jember Kita Ilustrasi : Taufan/dari berbagai sumber

I

Oktober 2013

27


Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah

Waste Treatment and Utilization

Fajar Lazuardi, menjelaskan, pada prinsipnya semua pabrik gula itu dapat katakan dalam tanda petik, tidak ada limbah. Mengingat blothong jika diolah dan difermentasi, bisa menjadi pupuk organik. Hal ini sudah diakui, yang menurut hasil lab layak untuk tanaman. Phosphat dari yang terkandung dalam blothong ini cukup tinggi, demikian juga dengan N-nya, sehingga sangat baik untuk tanaman apa saja. Tetes juga sudah termanfaatkan. Namun untuk tetes ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai produk. Limbah lain, setelah tebu diperas, ampasnya bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar boiller. Ada juga limbah udara dari cerobong ketel, yang sebagian sudah disadap untuk karbonatasi. Selain itu, ada arang atau abu yang juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, namun masih harus melalui proses-proses tertentu.

Fajar Lazuardi explained the principle is that all the sugar mills can say “having no waste�. Due to blothong if processed and fermented can become organic fertilizer. It is already recognized, which according to lab results is feasible for plants. The phosphate contained in this blothong is quite high, as well as its N, so it is good for any plants. The drops have also been utilized. But for the actual drops can be regarded as the product. Other waste, after sugarcane is squeezed, the residue can be used for boiller fuel. There is also the air waste from the kettle chimney, which is partly already sapped for carbonatation. In addition, there are charcoal or ash that can also be used as fertilizer but still have to go through certain processes.

28

Jember Kita

I

Oktober 2013


Foto-foto : Anik/Jember Kita

“Memang untuk saat ini belum kita optimalkan. Kedepan rencananya akan kita optimalkan lagi, kita campur dengan blothong, kita fermentasi jadi pupuk,” ungkapnya. Untuk limbah cair, kebanyakan berupa oli yang di PG Semboro dipisahkan dan dikumpulkan untuk diolahkan kepada pihak ketiga di Cirebon. Perusahaan ini juga memiliki sertifikat resmi dari Kementrian Lingkungan Hidup, terkiat penglolahan berbagai limbah menjadi macammacam produk. Setelah tahun ini, PG Semboro mendapat PROPER dengan predikat biru, diperkirakan tahun depan akan ada assistment ke hijau. Untuk menjadi hijau dari biru ini, banyak criteria yang harus dipenuhi oleh PG Semboro. “Pertama ketaatan kita mengenai limbah, kedua mengenai efisiensi energi, yang ketiga adalah CSR karena perusahaan ini ada supaya bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.

“Currently we have not yet optimized it. In the future we plan to optimize again, we mix with blothong, so we ferment into fertilizer” he said. For liquid waste, mostly in the form of oil that PG Semboro separates and collects for processing by third parties in Cirebon. The company also has an official certificate from the Ministry of Environment for various kinds of waste processing into products. After this year, PG Semboro received PROPER with blue predicate, and next year there will be expected assistment to green. To be green from blue, a lot of criterias must be met by PG Semboro. “First our obedience on waste, second on energy efficiency, and third is the company CSR because this company exists so that it is beneficial to the surrounding community” he concluded. Jember Kita

I

Oktober 2013

29


Hujan Menjelang Musim Tebang Tak Pengaruhi Rendemen Tebu Oleh : Winardyasto

A

Anik/Jember Kita

Tebu pilihan yang ditebang dari lahan subur siap di angkut dan diolah di PG Semboro

30

Jember Kita

I

Oktober 2013

nomali iklim diakui berpengaruh besar terhadap produktifitas tanaman tebu. Kondisi ini juga dirasakan di Kabupaten Jember dan kabupaten lain di Indonesia, yang menjadi penghasil tebu. Keadaan yang tidak menguntungkan ini semakin diperparah ketika cuaca tidak bersahabat yang ditandai turunnya hujan berkepanjangan menjelang musim tebang tebu. Jumlah pasokan tebu ke pabrik gula (PG) ikut berkurang, sebagai akibat munculnya tunas muda di tanaman tebu dan menjadikan tebu tersebut tidak layak giling. Kendati demikian, hal yang demikian tidak membuat kualitas tebu merosot dan rendemennya tetap stabil, 7,25, layaknya tahun sebelumnya. Demikian dikatakan, Ir.Masykur, Kepala Dinas Perkebunanan dan Kehutanan Pemkab Jember. Menurut dia, tahun 2012 lalu produksi tanaman tebu di Jember mencapai 900 kuintal per hektar. Namun pada tahun 2013 jumlah tersebut sempat mengalami penurunan cukup drastis, yakni 700 kuintal per hektar. Tebu sendiri berbeda dari tanaman lainnya. Umumnya tanaman ini siap untuk ditebang ketika berumur 12 bulan. Namun demikian ada juga varitas tebu tertentu yang tidak perlu waktu lama untuk ditebang. Di Kabupaten Jember sendiri tebu varitas Bulu Lawang (BL) lebih banyak disukai petani, karena dinilai lebih tahan terhadap hama. “Varitas tebu Bulu Lawang ini memang kadar rendemennya cukup bagus dan petani lebih banyak memilih varitas ini ketimbang lainnya. Selain itu, varitas tersebut lebih tahan terhadap hama,� jelas Masykur


Indra/Jember Kita

Gangguan hama yang sering menyerang tebu kebanyakan dari jenis penggerek pucuk dan penggerek batang, yang dapat mengakibatkan rusaknya tanaman tebu dan tidak bisa digiling. Saat tanaman pangan diserang hama tikus, tebu juga merasakan imbasnya. “Tebu baru tanam pun tak luput dari incaran tikus dan ini membuat petani tebu merugi,”terangnya. Untuk gangguan hama penggerek pucuk dan penggerek batang itu bisa disiasati oleh petani tebu, dengan menggunakan pupuk urea dan pupuk ZA. Jika petani saat memperlakukan tanaman tebu itu menggunakan pupuk lengkap dan tidak melupakan pupuk KCL, jelas memperkuat daya tahan tanaman tebu terhadap gangguan hama. Hanya saja, meski petugas lapangan dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember selalu mengingatkan kepada petani dalam penggunaan pupuk KCL, namun masih ada saja petani tebu tidak mengindahkan hal tersebut. Untuk luasan lahan tebu yang ada di Jember, keseluruhan seluas 10 hektar, tersebar di semua kecamatan di Kabupaten Jember, terkecuali Kecamatan Ambulu. Tidak adanya tanaman tebu di daerah ini, bukan karena daerahnya yang berada di pinggiran pantai, namun karena masyarakatnya kebanyakan berprofesi sebagai petani padi maupun palawija. Dari data di Dinas Perkebunan dan Kehutanan Pemkab Jember menyebutkan, sebaran areal lahan tebu terbanyak di Kabupaten Jember berada di wilayah bagian barat dan selatan. “Tanaman tebu ini banyak

“Tanaman tebu ini banyak ditanam di Kecamatan Semboro, Kencong, Tanggul maupun Bangsalsari. Tebu itu memang dibudidayakan oleh masyarakat secara tradisional, artinya memang secara turun temurun,” ditanam di Kecamatan Semboro, Kencong, Tanggul maupun Bangsalsari. Tebu itu memang dibudidayakan oleh masyarakat secara tradisional, artinya memang secara turun temurun,” ungkapnya. Saat ini Dinas Perkebunan dan Kehutanan Pemkab Jember mencoba untuk mengembangkan areal tanaman di bagian timur dan utara. Ini merupakan upaya untuk mendongkrak produktifitas tanaman tebu. Di awal tahun 2014 mendatang, dinas ini akan memperluas areal tanaman tebu sebanyak 1500 hektar, untuk meningkatkan produktifitas tebu. Dinas Perkebunan dan Kehutananan Propinsi Jawa Timur, tambah Masykur, di tahun 2015 bakal menaikan ambang batas rendemen tebu menjadi 10. Itu diakui Masykur, tidaklah terlalu sulit bagi petani, asalkan pemakaian pupuknya lengkap, dan itu bakal menaikan rendemen tebu. Jember Kita

I

Oktober 2013

31


MULTI EVENT Sejumlah petani menebang area tebu di kawasan Jember untuk mengejar panen musim giling Dokumentasi Humas Jember

32

Jember Kita

I

Oktober 2013


Jember Kita

I

Oktober 2013

33


Manusia dan seni adalah suatu yang tidak dapat dipisahkan. Seni adalah sebagian hidup manusia. Menciptakan sesuatu yang berdasarkan budaya menjadi sebuah karya yang indah dan enak untuk dipandang mata.Sebagai salah satu contohnya adalah tarian. Tarian terdiri dari gerakan yang dihasilkan lekukan-lekukan tubuh yang harmonis ditambah dengan alunan musik yang indah serta aksesoris sang penari tersebut yang menambah kesan eksotis dan estetis. Oleh : Fera Dwi Aprilianti

Istimewa

34

Jember Kita

I

Oktober 2013


ARTS CULTURE

S

elain dikenal dengan berbagai potensinya, Jember juga dikenal akan budayanya yang terbilang unik, hal itu dikarenakan daerah ini merupakan daerah pandalungan. Secara budaya, yang disebut masyarakat pandalungan adalah masyarakat hibrida, yakni masyarakat berbudaya baru akibat terjadinya percampuran dua budaya dominan. Dalam konteks kawasan “Tapal Kuda” Jawa Timur, budaya pandalungan adalah percampuran antara dua budaya dominan, yakni budaya Jawa dan budaya Madura. Pada umumnya orang-orang pandalungan bertempat tinggal di daerah perkotaan. Secara administratif, kawasan kebudayaan pandalungan meliputi Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Lumajang. Perkembangan kesenian di wilayah pandalungan tidak terlepas dari bentukbentuk akulturasi dan akomodasi produk kesenian etnik dominan. Percampuran budaya tampaknya sangat mempengaruhi ekspresi masyarakatnya dalam berkesenian. Sejatinya, proses invensi dan modifikasi kesenian juga terjadi. Di Kabupaten Jember sendiri ada berbagai seni budaya yang juga tak kalah bagus jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Dengan ke-khasan yang dimiliki, membuat kesenian yang ada di Jember lebih mudah dikenal oleh khalayak. Mulai dari kesenian musiknya yang dikenal dengan musik patrolnya hingga seni tari yang dikenal dengan tarian Labakonya. Tarian labako merupakan salah satu dar sekian banyak tarian khas yang ada di Jember, Tarian labako ini merupakan salah satu tarian yang diciptakan seorang seniman yang terinspirasi akan salah satu komoditi Jember, yakni daun tembakau. Hingga saat ini, tarian tersebut banyak diminati, karena selain gerakannya yang indah, tarian tersebut memiliki banyak makna dalam setiap gerakannya, sehingga tak heran, baik warga asli jember maupun wisatawan juga tertarik dengan tarian ini.

Sugeng/Humas

Dari Tarian hingga Labako Na’Ogst Seperti kebanyakan di daerah lain, Jember juga memiliki tarian khas yang dikenal dengan tarian Labako. Labako merupakan salah satu dari sekian banyak tarian khas yang ada di kota ini, dengan kekhas an yang dimiliki membuat tarian labako disenangi banyak orang.tak hanya masyarakat Jember saja, para pelancong dari luar pun tertarik dengan tarian unik ini. “Saya pernah melihat tarian labako, saat berkunjung ke Jember beberapa waktu lalu, kebetulan tarian ini menjadi tarian pembukaannya, tarian labako ini sangat unik , karena tarian ini ada maknanya, bukan hanya sekedar menari, tapi ada ke-khas an tersendiri, ada alur ceritanya, sangat menarik”ujar Rani, salah seorang pelancong dari Surabaya. Meski tarian Labako ini dikenal hingga level Internasional dan beberapa kali memenangkan kompetisi , namun masih banyak orang yang bertanya-tanya, dan belum mengetahui asal muasal dan sejarah tarian ini.

Meski tarian Labako ini dikenal hingga level Internasional dan beberapa kali memenangkan kompetisi, namun masih banyak orang yang bertanyatanya, dan belum mengetahui asal muasal dan sejarah tarian ini.

Tarian Labako kali pertama diciptakan pada tahun 1983, pada saat itu Jember masih di bawah kepemimpinan oleh Bupati Suryadi Setyawan. Ketika itu Bupati Suryadi, memiliki keinginan Jember memiliki tarian tradisional sendiri. Karena pada waktu itu Jember masih belum memiliki tarian khas daerah, maka dimintalah Bagong Kusudiharjo, seorang seniman tari dan dalang kenamaan dari Jogjakarta untuk menciptakan tarian Labako ini. Dengan mengangkat tema “Tembakau” Bagong ahkirnya membuat tarian ini menjadi tampak klasik, karena tema yang diangkat sesuai dengan ciri khas Jember, yakni sebagai kota penghasil tembakau. Jember Kita

I

Oktober 2013

35


ARTS CULTURE

Filosofi tarian ini-pun sangat berkaitan dengan hal-hal tentang tembakau. Bagaimana tidak, jika dari awal hingga akhir tarian ini, semua menceritakan tentang tembakau, mulai dari para petani tembakau yang bertanam tembakau, saat panen ,hingga proses tembakau , semua tergambar jelas dalam tarian ini. Karena itulah, semakin lama, tarian ini semakin menarik perhatian masyarakat, karena tarian ini dinilai tidak hanya sebuah gerak belaka, namun didalamnya juga mengandung banyak filosofi, yang turut mengenalkan potensi Jember melalui tarian labako ini. Tak hanya itu saja, karena dianggap tarian labako ini dapat dikembangkan, seorang seniman muda asli Jember, Sulistyowati, mulai menggarap ulang tarian labako ini, tanpa mengubah filosofi awal. Sulis berhasil mengembangkan tarian Labako ini, sehingga pada tahun 2007 terciptalah Tarian Labako Na’Oogst.

36

Jember Kita

I

Oktober 2013

Karena itulah, semakin lama, tarian ini semakin menarik perhatian masyarakat, karena tarian ini dinilai tidak hanya sebuah gerak belaka, namun didalamnya juga mengandung banyak filosofi, yang turut mengenalkan potensi Jember melalui tarian labako ini.


ARTS CULTURE

Fera/Jember Kita

Di tangan seniman muda yang juga berprofesi sebagai guru kesenian di SMAN 2 Jember itulah , tarian Labako diberi warna lain, seperti gerakan tarinya, kostum tarian dan musik pengiringnya yakni musik patrol, yang iramanya sengaja dibuat lebih cepat, agar terlihat lebih rancak. “Saya mulai mengembangkan tarian labako itu pada tahun 2007, tanpa mengubah filosofinya, saya mulai menggarap tarian itu dengan sentuhan gerak yang sedikit berbeda jika dibandingkan sebelumnya, music patrol pengiringnya jugak dibuat lebih rancak, kenapa memilih music patrol, karena menurut saya music patrol itu identik dengan kota Jember,” ujar Sulistyowati. Ia juga menjelaskan, bahwa jumlah untuk para penari dalam tarian labako na’ogst itu tidak terpatok, karena

semakin banyak penarinya, maka tarian akan semakin hidup pula “biasanya 8 orang, namun kalau lebih banyak penarinya itu akan lebih bagus, tarian akan semakin hidup”tegasnya. Sedangkan untuk kostum, menurutnya kostum yang dipakai para penari tidak hanya sekedar kostum saja, namun juga memiliki makna tersendiri, mulai kostum yang dipakai dari ujung rambut hingga ujung kaki, memiliki makna tersendiri, “Kostumnya juga memiliki makna, pakaiannya menggunakan jarik, dimana jariknya itu motifnya tembakau, kemudian pemilihan warnanya, memilih warna hijau karena melambangkan kesuburan tanah di kota Jember, sehingga tanah di Jember dapat ditanami apa saja, salah satunya tembakau ini yang dapat tumbuh subur di Jember” imbuhnya. Tari Labako Na Ogst, memang sengaja saya buat sedemikian rupa tanpa meminggirkan tari sebelumnya karya Bagong Kusudiharjo, tari ini beraromakan tembakau mulai dari baju, ikat kepala termasuk jariknya. Menurut dia, membuat tari labaco nao’s itu tidak mudah, karena perlu dilakukan survei lapangan dengan melihat dari dekat aktifitas buruh pemetik tembakau, agar tariannya bisa tampil lebih menarik, seperti kegiatan aslinya memetik tembakau. “Alhamdulilah tarian ini sejak dimunculkan banyak diminati orang, bahkan tari labaco na’os pernah diundang ke negeri kincir angin Belanda untuk tampil,”pungkas Sulistiyowati.

Dok. Humas

Jember Kita

I

Oktober 2013

37


MULTI EVENT

Ke depan, JME Tak Lagi Bergantung APBD Oleh : Winardyasto

Dok. Humas

A

wal pelaksanaan bulan berkunjung ke Jember (BBJ) tahun 2008 hampir seluruh kegiatannya dibiayai oleh anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kabupaten Jember. Itu dikarenakan BBJ masih dirasa asing oleh masyarakat. Namun pada saatnya nanti, kegiatan tersebut tidak akan dibiayai APBD Kabupaten Jember, kendati hanya satu rupiah. Mengingat, BBJ adalah suatu kebutuhan dan merupakan kegiatan tradisional melembaga serta dilaksanakan oleh masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan. Demikian ditegaskan Bupati Jember, MZA. Djalal, saat menutup kegiatan pameran dan lomba foto Jember Multi Event (JME) 2013 Jum’at (4/10) di alunalun Jember. Orang nomer satu di Kabupaten Jember tersebut melihat kemajuan luar biasa dari pelaksanaan agenda tahunan Jember multi event. Indikasinya, partisipasi swasta, utamanya dari kalangan pengusaha untuk meramaikan sekaligus menyukseskan perhelatan akbar tersebut tingginya. Ini mengindikasikan Jember multi event mulai dilirik dan diminati oleh sponsor, karena itu ke depan kegiatan Pemkab Jember tersebut tidak akan bersumber dari APBD. “Saya sebagai Bupati Jember punya obsesi, suatu saat, entah kapan BBJ tidak lagi memakai dana APBD, dan itu memang butuh waktu. Partisipasi pengusaha di BBJ dari tahun ke tahun meningkat dan pembiayaan dari APBD sedikit demi sedikit bisa dikurangi,”jelas bupati.

38

Jember Kita

I

Oktober 2013

Pembiayaan BBJ sekarang, lanjut bupati, tidak semuanya mengandalkan dari APBD. Namun begitu, juga diakui, diantara kegiatan tersebut tidaklah murni dibiayai APBD. Biayanya merupakan gabungan APBD dan partisipasi masyarakat, bahkan ada kegiatan yang seluruh biayanya ditanggung oleh masyarakat. Pada kesempatan tersebut Bupati Djalal juga menjelaskan, bahwa saat ini gaung BBJ atau Jember multi event ini sudah mendunia. Seperti dicontohkan, berkat Jember Fashion Carnaval (JFC) tingkat hunian hotel di Kabupaten Jember melonjak tajam. Tidak hanya wisatawan domestic, tapi juga wisatawan mancanegara. Malahan tidak sedikit fotografer asing yang sengaja bermalam di kota suwar-suwir ini untuk mengabadikan karnaval tersebut melalui bidikan kamera, termasuk saat berlangsungnya Jember Open Marching Competition (JOMC). “Kondisi ini juga terjadi ketika BBJ tahun sebelummya, saat dilangsungkan kejuaraan motor cross internasional. Saat itu pula Jember kedatangan tamu dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Philipina, Thailand, Australia dan India,”kenangnya. Atmosfir Jember ketika itu, menurut Bupati Djalal, mendadak dipenuhi oleh bendera-bendera peserta motor cross dan pandangan mata dunia seketika itu tertuju ke kota Jember. Meski hanya sebuah kota kecil, tapi keberadaan BBJ mampu menghipnotis jutaan manusia untuk ikut bergembira. “Semua media cetak dan elekronik pun menjadikan BBJ sebagai sumber berita,” ungkapnya.


MULTI EVENT Bupati menambahkan, Pemkab Jember tahun 2012 lalu mendatangkan kosultan ekonomi independen, sekaligus ahli statistik dari Surabaya yakni Krisnayana. Kedatangan ahli statistik dari Surabaya ke Jember ini, untuk mengadakan riset, sejauh mana pengaruh BBJ terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, karena salah satu demensi dari BBJ adalah ekonomi. Terbukti memang ada dampak dari BBJ ini terhadap masyarakat khususnya pedagang kaki lima (PKL). Karena itu tak salah, jika kegiatan itu terkandung demensi ekonomi di dalamnya, dan itu terlihat ketika ada keramaian BBJ, seperti JFC, JCC, JOMC maupun Tajemtra. “Ini menjadi keyakinan tersendiri bagi Pemkab Jember didasari penelitian pakar ekonomi untuk tetap kembali menggelar BBJ tahun depan dan tahun berikutnya, karena BBJ ternyata berdampak positif terhadap perekonomian di Kabupaten Jember,” imbuh Djalal.

Dok. Humas

Dongkrak Sektor Pariwisata

D

igelarnya Jember Multi Event 2013 selama satu bulan penuh, memikat banyak orang untuk berpartisipasi di dalamnya. Beragam event yang digelar baik berskala nasional maupun internasional mampu menarik perhatian wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara untuk datang ke Jember. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap peningkatan sektor pariwisata Kabupaten Jember. Kepala Dinas Pariwisata, Arif Tjahyono menyatakan rasa optimis bahwa gelaran Jember Multi Event 2013 akan mampu mendongkrak sektor pariwisata. Ia memaparkan bahwa pada tahun 2006, jumlah wisatawan yang datang ke Jember hanya sekitar 250 ribu orang. Sedangkan di tahun berikutnya setelah mulai diadakan BBJ, wisatawan yang datang meningkat hingga mencapai angka lebih dari 700 ribu orang. Saat wisatawan “Data mengatakan bahwa setelah datang ke Jember, digelarnya BBJ, kunjungan wisatawan ke maka ia akan pergi Jember makin meningkat dan kenaikannya hampir 300 persen. Setelah ke tempat-tempat berlangsung sekian lama, event juga menarik di Jember. makin beragam, pasti akan lebih meningkatkan lagi jumlah kunjungan wisatawannya,” ungkapnya. Kepala Dinas Pariwisata, Saat wisatawan datang ke Jember, Arif Tjahyono maka ia akan pergi ke tempat-tempat menarik di Jember. Ia pun memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan makin bertambah, bukan hanya ke tempat-tempat wisata unggulan, tetapi semua tempat wisata diprediksi meningkat secara merata. Membanjirnya kunjungan wisatawan saat gelaran Jember Multi Event 2013 bukan hanya mendongkrak kunjungan wisatawan ke tempat-tempat pariwisata, tetapi juga sektor-sektor penunjang pariwisata pun akan ikut terkena dampaknya. Lebih lanjut ia menjelaskan dalam pariwisata dikenal ada tiga hal, yaitu where to eat (makan dimana), where to stay (tinggal dimana), dan what to do (apa yang dilakukan). Maka tempat makan atau restoran dan perhotelan, turut mendapat imbas yang positif dari meningkatnya kunjungan wisatawan ke Jember dalam rangka Multi Event 2013. “Jadi semua pendukung sektor pariwisata juga mengalami dampak positif, termasuk ekonomi kreatif yang dilakukan masyarakat,” pungkasnya

Dok. Humas

Terbukti memang ada dampak dari BBJ ini terhadap masyarakat khususnya pedagang kaki lima (PKL). Karena itu tak salah, jika kegiatan itu terkandung demensi ekonomi di dalamnya, dan itu terlihat ketika ada keramaian BBJ, seperti JFC, JCC, JOMC maupun Tajemtra.

Jember Kita

I

Oktober 2013

39


L

uar biasa, Jember mampu menyelenggarakan kompetisi open marching band saat penyelenggaraan Jember Multi Event 2013. Tidak hanya peserta dari Indonesia saja, tapi negara lain, seperti Malaysia dan Thailand, juga ikut ambil bagian, termasuk tim peninjau dari Afrika Selatan. Oleh : Winardyasto

40

Jember Kita

I

Oktober 2013


TeguhHumas

Hebatnya lagi Jember Open Marching Competition (JOMC) ini mendatangkan juri dari Jepang, Thailand dan Malaysia. Jelas hal ini membuat nama Jember Marching Band (JOMB) semakin berkibar sebagai pencetus kompetisi betaraf internasional. Berbagai pujian pun diarahkan kepada JOMB, karena dinilai sukses menggelar kompetisi marching band. Sedikitnya 17 peserta unjuk kebolehan di kegiatan bergengsi itu. Mereka adalah Bangkok Society drumline, Batteryheadz Percussion (Malaysia), Bhina Caraka Warior (Jakarta), Angkasa Pura II Drums Corps

(Tangerang), Locomotive Marching Band (Bandung), Cirebon Drums Corps (Cirebon), Drums Corps Symphony El Farabi (Lamongan), Drum Corp Arek Suroboyo, Jenggolo Marching Education (Sidoarjo), Top Drum & Bugle “Blast” (Kota Batu), Gema Suara Bayuangga (Probolinggo). Ada juga Bhana Swara Sangkala Bhawana Marching Band (Malang), Gita Irama Spasa Marching Band (SMP1 Jember), Satya Wiranada Marching Band (Jember), Cross Satria De’Corps (Situbondo), Raudlatul Akbar Drum Line (Jember). Juga Pelita Bangsa Marching Band (Banyuwangi), Panji Laras Marching

Band (Jember), Mahameru Marching Band (Jember), Pelangi Nada Marching Band (Jember), Gema Kencana Marching Band (Denpasar), Madah Bahana Marching Band (Jember), Gita Puspa (Marching Band (Jember), Muhammadiyah 1 Marching Band (Jember) dan Mima Darussalam Marching Band (Jember). Diana Sari, juri JOMC II dari Jakarta, mengaku kagum atas penyelenggaraan kegiatan ini. Pasalnya Jember sebagai kota kecil dinilai memiliki keberanian luar biasa untuk menggelar kompetisi masrching band bertaraf internasional.

Sugeng/Humas

Jember Kita

I

Oktober 2013

41


MULTI EVENT

Anik/Jember Kita

Sebelum beraksi di Street Parade, para peserta menampilkan skillnya di depan para juri di dalam ruang indoor GOR PKPSO Jember

Tidak hanya itu saja, JOMC bahkan diakui berbeda, karena memiliki empat jenis kategori untuk dilombakan, dan ini baru pertama kali ada di Indonesia. Terlebih dikemas dalam bentuk festival dan terlihat lebih menarik. Biasanya kompetisi sejenis, hanya dibuat display kontes atau parade. “Berkali-kali menjadi juri di kejuaraan marching band diberbagai tempat belum ada seperti JOMC ini, apalagi diselenggarakan di kota kecil seperti Jember dan itu hebatnya. Tampilnya peserta dari luar negeri jelas menjadi inspirasi tersendiri bagi peserta lain, khususnya dari Indonesia. Meskipun tampilan dari Indonesia juga cukup apik dan kedepan kualitasnya perlu ditingkatkan. Peserta tuan rumah Jember unik banget, memakai kostum dari karung goni, itu ide kreatif dan membuat kompetisi ini lebih hidup dan warna-warni,�ujar Diana. Diana sendiri sangat mendukung diadakannya kompetisi marching band ini. Bahkan dirinya mengusukkan agar JOMC III 2014, pesertanya bisa lebih banyak, karena itu perlu dilakukan sosialisasi jauh hari sebelumnya.

42

Jember Kita

I

Oktober 2013

Tampilnya peserta dari luar negeri jelas menjadi inspirasi tersendiri bagi peserta lain, khususnya dari Indonesia. Meskipun tampilan dari Indonesia juga cukup apik dan kedepan kualitasnya perlu ditingkatkan. Pernyataan yang sama juga disampaikan juri lain, Dody Julian Purnama. Dody tak mengira kalau JOMC ini menuai sukses. Namun diluar dugaan, ternyata JOMC ini mampu menarik perhatian kelompok marching band dari Indonesia maupun negara lain untuk ikut ambil bagian. Dody mengganggap, JOMBC ini sebagai barometernya kompetisi marching band di Indonesia


Di kota Jember, kesenian tradisional sangat dijaga kelestariannya. Itu bertujuan agar nilai seni dan tradisi di kota ini tidak punah tergerus zaman. Pelestarian seni tradisional tersebut dibuktikan banyaknya komunitas seni tradisional yang sampai saat eksis di kota tembakau ini. Berikut 5 kesenian tradisional Jember yang dapat ditemui di kota Jember. In the town of Jember, traditional art is very well preserved. It was intended that the value of art and tradition in this town do not become extinct and eroded by time. Preservation of traditional arts is evidenced by many traditional art communities that exists until now in this tobacco town. The following are 5 Jember traditional arts which can be found in the town of Jember.

Jember Kita

I

Oktober 2013

43


SPOT LIGHT

Can Macanan Kadduk

C

an macanan kadduk adalah salah satu kesenian yang berasal dari kota Jember. Hingga saat ini, kesenian can macanan kadduk tersebut masih tetap terjaga keberadaanya. Itu dibuktikan dengan sering tampilnya kesenian tradisional yang satu ini dalam banyak kegiatan ceremonial. Can macanan kadduk merupakan salah satu tarian dengan menampilkan wujud harimau yang diperankan oleh manusia dengan mengunakan pakaian “kadduk”. Kesenian ini melambangkan keperkasaan harimau atau macan yang merupakan hewan paling ditakuti. Para penarinya biasa menggunakan kostum mirip dengan seekor macan. Dahulu can macanan kadduk sering digunakan dalam acara ritual untuk mendapatkan kekuatan. Di Jember sendiri terdapat banyak komunitas can macanan kadduk yang ada di beberapa wilayah, seperti Arjasa, Kalisat dan Jelbuk.

Tari Labako

S

iapa yang tidak mengenal tarian khas kota Jember yang satu ini, sebuah tarian yang diadopsi dari budaya asli masyarakat Jember. Tarian labako diciptakan pertama kali oleh seorang seniman bernama Bagong Kusudiarjo, seniman kenamaan asal Yogjakarta. Lahirnya tarian ini terinspirasi dari daun tembakau yang menjadi icon kota Jember. Dari inilah. Bagong kemudian menciptakan tarian dengan latar belakang budidaya tembakau, yang gerakannya sejak dari awal hingga akhir tidak terlepas dari cerita kehidupan petani tembakau. Seperti tarian dengan gerakan seperti menanam hingga merajam (mencacah) tembakau. Tak hanya itu saja, kostum yang dikenakan para penari pun juga tidak terlepas dari corak tembakau. Karena itulah tarian tersebut diberi nama tarian labako atau tobacco (tembakau, red). Oleh : Fera Dwi Aprilianti

44

Jember Kita

I

Can Macanan Kadduk Can macanan kadduk is one of the art that comes from the town of Jember. Until currently, the can macanan kadduk art still maintains its existence. It is evidenced by the frequent appearance of this traditional art in many ceremonial events. Can macanan kadduk is one type of dance in the form of a tiger show played by a human using the “kadduk” clothing. This art symbolizes the mightiness of a tiger or leopard as the most feared animal. The dancers usually use a costume similar to the appearance of a tiger. A long time ago, can macanan kadduk is often used in rituals to gain power. In Jember, there are many can macanan kadduk communities exist in several areas, such as Arjasa, Kalisat and Jelbuk districts.

Labako Dance There are many people who know this characteristic dance from Jember, a dance that was adopted from the original culture of Jember. The Labako dance was first created by an artist named Bagong Kusudiarjo, a famous artist from Yogyakarta. This dance was inspired by the tobacco leaves that became the icon of Jember. From this Bagong creates a dance with the background of tobacco cultivation, where the beginning to the end of the dance movements are inseparable from the story of the tobacco farmers lives. The dance has movements such as planting to chopping the tobacco. Not only that, the costumes worn by the dancers were also filled with tobacco patterns. That is why the name of the dance is named labako (tobacco, Ed.).

Oktober 2013


SPOT LIGHT Egrang or Stilts

Egrang

Egrang or stilts is a traditional game that is very popular among children since ancient times. The stilts game is usually played by using two bamboo sticks as the crutch. The way to play is very easy, which is only by standing on top of both bamboo sticks while keeping balance to keep from falling. In Jember, this traditional game still exists and is common, especially in the Ledokombo area, where there is a community of stilts lovers.

E

grang merupakan sebuah permainan tradisional yang pada zaman dahulu sangat digemari anak-anak. Permainan egrang biasanya dimainkan dengan menggunakan dua buah batang bambu sebagai penopangnya. Cara bermainnya pun sangat mudah, yakni hanya dengan berdiri di atas kedua potongan bambu dengan menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh. Di Jember, permainan tradisional tersebut masih eksis dan sering dijumpai, terutama di daerah Ledokombo, dimana di daerah tersebut terdapat komunitas pecinta egrang ini.

Ta’butaan

T

Ta’butaan

a’butaan merupakan salah satu kesenian asli dari kota Jember. Kesenian tersebut merupakan salah satu kesenian yang unik. Bagaimana tidak, kareba saat memainkannya, para pemain Ta’butaan harus mengenakan kostum seperti raksasa, atau dalam bahasa Maduranya dikenal dengan “Butah” (Raksasa,red). Kostumnya pun sangat menakutkan, layaknya raksasa. Dahulu Ta’butaan ini dipercaya memiliki kekuatan magis bagi siapa saja yang memainkannya. Sampai saat ini kesenian Ta’butaan masih eksis keberadaannya.

Musik Patrol

M

usik patrol juga merupakan salah satu kesenian tradisional kota Jember. Kesenian tradisional ini dimainkan dengan menggunakan alat sederhana yakni kentongan yang terbuat dari bambu atau kayu. Awalnya musik patrol merupakan sebuah alat yang digunakan untuk penjaga malam yang sedang ronda. Namun seiring berkembangnya zaman, saat ini musik patrol telah berkembang menjadi salah satu alat music seni tradisional di kota Jember, yang dimainkan dengan irama tertentu yang sehingga menimbulkan enak didengar.

Ta’butaan is one of the original art from the town of Jember. This art is one of the unique art. It is unique because while playing, the Ta’butaan players must dress like a giant, or in the Madurese language known as “Butah” (Giant, Ed.). The costumes are very frightening like a giant. A long time ago Ta’butaan is believed to have magical powers to anyone who played it. Until currently, the Ta’butaan art still exists.

Music Patrol Music Patrol is also one of the traditional arts of Jember. This traditional art is played by using a simple tool which is kentongan (a big-shaped singular chime) made of bamboo or wood. Originally music patrol is a tool used for night guards who are patrolling the neighborhood. However, as time develops, the current music patrol has evolved into one of the traditional art music instrument in the town of Jember, where when it is played with a certain rhythm, it causes a pleasant sound to hear. Jember Kita

I

Oktober 2013

45


MULTI EVENT

Jangan Menyerah Membidik Foto Berkualitas Kegiatan lomba foto Piala Bupati dan Pameran Foto sebagai puncak kegiatan Jember Multi Event 2013 mendapat perhatian tersendiri dari Bupati Jember MZA Djalal. Orang nomer satu di Jember ini, bahkan menyempatkan diri untuk berkeliling menikmati 100 foto terbaik di stand pameran foto. Oleh : Winardyasto

B

upati Djalal terlihat terkesima melihat foto bertemakan Jember Multi Event 2013. Salah satu foto yang cukup mendapat perhatian dari bupati adalah karya salah seorang peserta yakni Winardyasto. Gambar yang memotret keluguan lima orang bocah di tepi landasan pacu Bandara Notohadinegoro seraya menanti turunnya tiga atlet paralayang itu, membuat bupati terkesima bupati.

Bupati MZA Djalal sendiri secara pribadi ikut mendukung diadakannya lomba foto piala bupati dan pameran foto tersebut. Bahkan ketika menutup lomba foto piala bupati dan pameran foto, Bupati Djalal memberi semangat kepada fotografer Jember untuk terus berkarya agar menghasilkan foto terbaik. Djalal menilai, sebuah foto tidak hanya sekedar karya seni, tapi lebih dari itu harus mampu menyampaikan pesan kepada siapupun terkait sebuah peristiwa. Diakui Bupati Djalal, tidaklah gampang untuk menghasilkan foto berkualitas karena itu butuh kejelian tersendiri dari seorang fotografer untuk bisa mendapatkan gambar istemewa. “Saya merasa bangga ternyata lomba foto piala bupati cukup diminati dan pesertanya dari tahun ke tahun selalu bertambah, tidak hanya dari Kabupaten Jember saja, tapi juga dari daerah lain. Tanpa adanya kegiatan ini, tentu penyelenggaraan Jember Multi Event

Aam/Humas

Foto-foto pilihan dari lomba foto Multi Event 2013 di pamerkan di Alun-alun Jember dan dinikmati para pengunjung secara gratis

46

Jember Kita

I

Oktober 2013


MULTI EVENT kurang meriah dan tidak bisa didokumentasikan, mengingat di agenda tahunan Pemkab Jember ini beragam acara disajikan mulai dari olahraga, budaya dan seni maupun religi. Semua itu terangkum indah ditampilkan melalui sebuah karya foto dan enak untuk dilihat, kendati 70% obyek foto masih didominasi oleh Jember Fashion Carnaval (JFC),” tukas Bupati Djalal. Tingginya animo masyarakat untuk mengikuti lomba foto piala bupati 2013 tidak terlepas dari besarnya hadiah dan tahun ini tercatat lebih dari 500 foto mengikuti lomba ini. Panitia sengaja menyediakan hadiah kamera bernilai puluhan juta bagi juara I, juara II, juara III dan foto terfavorit pilihan penonton. Tidak hanya itu saja, untuk menarik perhatian pengunjung, lima kamera juga dibagikan secara gratis melalui pengundian. Uniknmya lagi, 30 fotografer terbaik oleh Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Jember diberi kesempatan mengikuti fan trip atau hunting foto bareng selama dua hari di kawasan Taman Nasional Meru Betiri.

JUARA 1, “Genting”, Foto Sundahri

Dipilihnya Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) sebagai tujuan fan trip, karena memiliki panorama pantai yang sangat indah. Pantai di TNMB, seperti Pantai Bande Alit sangat cocok untuk dijadikan tempat pemotretan bagi fotografer. Endy Eko Prasetio dari Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Jember sekaligus panitia lomba foto piala bupati mengungkapkan, dipilihnya Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) sebagai tujuan fan trip, karena memiliki panorama pantai yang sangat indah. Pantai di TNMB, seperti Pantai Bande Alit sangat cocok untuk dijadikan tempat pemotretan bagi fotografer. Pantia lomba foto piala bupati mewajibkan peserta fan trip untuk mengumpulkan 2 foto, yang akan dipergunakan Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Jember sebagai sarana promosi pariwisata. ”Fan trip ini tidak hanya diikuti 30 peserta fotografer terbaik lomba foto piala bupati, tapi juga melibatkan duta wisata Jember, polisi pariwisata dari Polres Jember serta dari Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Jember. Obyek foto di Taman Nasional Meru Betiri beragam, tidak hanya Pantai Bandealit tapi juga ada Goa Jepang, habitat banteng serta bunga raflesia atau bunga bangkai,”jelas Eko.

JUARA 2, “Berlari”, Foto Bayu Catur P.

JUARA 3, “Kebersamaan”, Foto Junaidi

Jember Kita

I

Oktober 2013

47


MULTI EVENT

Teguh/Humas

Tajemtra dari Masa ke Masa Tajemtra from Time to Time Oleh : Indra G. Mertowijoyo

S

alah satu kegiatan tahunan yang selalu ditunggutunggu masyarakat Jember, dalam rangka meme riahkan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia adalah Gerak Jalan Tanggul Jember Tradisional (Tajemtra). Gerak jalan yang menempuh perjalanan sejauh 30 kilometer dari start di alun – alun Tanggul hingga finish alun-alun Jember, seakan menjadi kegiatan wajib yang harus dilaksanakan setiap tahun. Karena jika tidak, masyarakat akan bertanya-tanya, ada apa gerangan, Tajemtra kok gak digelar ?. Pertanyaan seperti itu pasti akan muncul di kalangan masyarakat. Kenapa demikian ?. Karena Tajemtra sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Jember yang sudah mentradisi sejak pertama kali digelar tahun 1972 silam. Perjalanan sejarah dari kegiatan Tajemtra ini, berawal dari ramainya kegiatan gerak jalan di seluruh Indonesia. Hampir di setiap daerah ketika itu, menggelar kegiatan gerak jalan, mulai dari Bogor – Jakarta, Bandung Lautan Api, Mojokerto – Surabaya, dan sebagainya. Namun seiring perjalanan waktu, kegiatan gerak jalan itu hilang tak jelas penyebabnya. Mungkin yang tinggal saat ini hanyalah gerak jalan Tanggul Jember Tradisional (Tajemtra). Kegiatan inipun pernah mengalami perubahan nama, yakni Kejem (Kencong – Jember), namun itu tidak berlangsung lama, karena masyarakat kurang meminatinya, hingga kemudian kembali ke Tajemtra.

48

Jember Kita

I

Oktober 2013

One annual event that is always awaited by the Jember people in celebrating the Independence Day of the Republic of Indonesia is the Tanggul-Jember Long-Distance Marching Tradition (abbreviated Tajemtra). The long-distance march, which travels as far as 30 kilometers from the start in the Tanggul central park until finishing in the Jember central park, is considered as a mandatory activity to be carried out every year. Because if not carried out, people will wonder why Tajemtra is not held? Such questions will inevitably arise in the people. Why is that? This is due to Tajemtra is already considered part of the public life in Jember that has already become a tradition since it was first held in 1972. The history of this Tajemtra event originated from the famous long-distance marching activities throughout Indonesia. Almost every area held a long-distance marching activity, ranging from BogorJakarta, Bandung Lautan Api, Mojokerto-Surabaya, and so on. However, over time, the long-distance march event disappeared with no clear causes. Maybe the only one that exists is the Tanggul-Jember LongDistance Marching Tradition (Tajemtra). Even this activity have undergone a name change, namely Kejem (Kencong - Jember), but it did not last long because people are less interested until it returned to Tajemtra.


MULTI EVENT Hadiah yang diperbutkan dalam gerak jalan ini juga pernah menggunakan nama salah seorang peserta yang meninggal saat mengikuti Tajemtra. Peserta Tajemtra yang namanya pernah diabadikan untuk nama hadiah Tajmetra itu adalah Mahmudi (Mahmudi Cup) Hadiah yang diperbutkan dalam gerak jalan ini juga pernah menggunakan nama salah seorang peserta yang meninggal saat mengikuti Tajemtra. Peserta Tajemtra yang namanya pernah diabadikan untuk nama hadiah Tajmetra itu adalah Mahmudi (Mahmudi Cup). Untuk tahun ini, pagelaran Tajemtra terbilang berlangsung cukup sukses. Itu kalau dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti. Menurut laporan Ketua Panitia Tajemtra 2013, Sigit Akbari, peserta lomba tajemtra dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 68, dan merayakan Jember Multi Even ini, diikuti tidak kurang dari 14.350 orang peserta. Peserta itu terbagi menjadi, perorangan puteri, 913 orang, perorangan putera, 252 orang. Sedang beregu sebanyak 2.965 orang, terbagi beregu pelajar puteri 25 regu, pelajar putera 125, beregu umum 85 regu.

Masih Seperti Dulu Jika pada awal diadakannya gerak jalan Tajemtra, masyarakat yang tinggal di sepanjang route gerak jalan, suka menyediakan air minum dengan menggunakan gentong atau kendi untuk peserta, tahun ini pemandangan seperti itu juga masih bisa disaksikan. Masyarakat pun juga masih dengan suka rela mendirikan pos untuk membantu kelancaran dan keamanan peserta Tajemtra dalam menempuh perjalanan sejauh 30 kilometer.

The prize in this march has also used the name of one of the participants who passed away during Tajemtra. The Tajemtra participant whose name have been immortalized for the Tajemtra prize is Mahmudi (Mahmudi Cup) The prize in this march has also used the name of one of the participants who passed away during Tajemtra. The Tajemtra participant whose name have been immortalized for the Tajemtra prize is Mahmudi (Mahmudi Cup). For this year, the Tajemtra event is regarded as a success. It can be seen from the number of participants who followed the event. According to the Head Committee of Tajemtra 2013 Sigit Akbari, in order to commemorate the 68th Anniversary of the Republic of Indonesia Independence, and celebrating the Jember Multi Event, it is followed by no less than 14,350 participants. Participants were divided into 913 individual female participants and 252 individual male participants. While team as much as 2,965 people, divided into 25 female student teams, 125 male students teams, and 85 general teams.

Still Keeping to Tradition If at the beginning of the Tajemtra, people who live along the march route likes to provide drinking water using a bowl or pitcher for the participants, this year the view can still be seen. The people also voluntarily set up a post to help and keep the safety of the Tajemtra participants while traveling as far as 30 kilometers.

Seperti biasa, warna Tajemtra selalu di dominasi oleh peserta dari anak muda yang selalu menampilkan corak dan aksi beraneka ragam

Teguh/Humas

Jember Kita

I

Oktober 2013

49


MULTI EVENT Sebagian masyarakat bahkan juga ada yang mendirikan tenda sound system untuk menghibur masyarakat. Dani, salah satu peserta Tajemtra mengaku terbantu dengan keberadaan pos dan keramahan penduduk sepanjang jalan Tanggul-Jember. Dani yang mengikuti Tajemtra selama lima kali ini menceritakan bahwa tidak hanya di pos yang membantu kelancaran peserta, tetapi semua masyarakat di sekitar jalan Tanggul-Jember juga ikut membantu jika terjadi kesulitan. “Misalnya kita butuh minum, toilet atau apapun, masyarakat sangat membantu sehingga perjalanan ini tidak jadi berat. Musikmusik di jalan ini juga sangat menghibur. Kami jadi tak bosan,” ujarnya. Suhartatik, warga Bangsalsari mengaku, sering membantu peserta Tajemtra, sekalipun tidak ia kenal. Ini dilakukannya karena ia merasa peserta Tajemtra berusaha keras untuk bisa mencapai finish. “Meskipun tidak kenal, saya tetap bantu. Kasihan mereka pasti lelah. Saya cuma mengharap pahala dari Allah saja, karena kita tidak tahu kapan kita butuh orang lain,” ungkapnya.

Kian Semarak dengan Ogoh-Ogoh Jika pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan Gerak Jalan Tanggul Jember Tradisional (Tajemtra), hanya dilaksanakan biasa saja, layaknya gerak jalan pada umumnya, namun sejak beberapa tahun belakangan, peserta yang ambil bagian dalam acara ini, sudah merias dirinya dengan aneka tampilan. Mulai dari mewarnai rambutnya, tubuh dilumuri cata berwarna hitam, atau bahkan ada yang menyerupai pocongan serta tampilan sosok raksasa yang dikenal dengan nama Ogoh Ogoh. Ogoh Ogoh yang ditampilkan pada acara Tajemtra 2013, Sabtu (28/11) dengan kostum boneka bernuansakan Bali, mengenakan sarung bermotif kotakkotak hitam dan putih itu, menurut pembuatnya, Samsuri, dari Desa Sidomekar Kecamatan Semboro, menghabiskan biaya Rp.3.500.000 hasil swadaya murni masyarakat desa setempat.

50

Jember Kita

I

Oktober 2013

Some communities even set up a tent and provide a sound system to entertain the public. Dani, one of the participants, admitted Tajemtra is supported by the existence of the post and the friendliness of its people along Tanggul-Jember. Dani has followed Tajemtra five times tells that not only the post that helps the participants, but all the people around Tanggul-Jember also help if any trouble occured. “For example, we need a drink, toilet or whatever, people are very helpful so this trip is not too difficult. The music on the road is also very entertaining. We do not get bored” he said. Suhartatik, a Bangsalsari resident admitted in often helping Tajemtra participants, although she does not know the person. She did this because she felt Tajemtra participants strive to reach the finish. “Although I do not know the person, I still help. It is a pity, they must be tired. I only hope a reward from God because we do not know when we need other people” she said. Anik/Jember Kita

More Festive with Ogoh-Ogoh In the previous years, the Tanggul-Jember LongDistance Marching Tradition (Tajemtra) is only done casually like marching in general, but since the past few years the participants who took part in this event decorated themselves with various looks. Ranging from hair coloring, body covered with black paint, or even a shroud, and display that resembles a giant figure known as Ogoh-Ogoh. The Ogoh-Ogoh displayed at the Tajemtra 2013, Saturday (28/11) is with a Balinese doll costume and wearing a plaid sarong black and white, according to its maker, Samsuri, from the Sidomekar village, Semboro district costs Rp.3.500.000 as result purely made by local villagers.


MULTI EVENT Menurut Samsuri, tercatat sudah tiga kali ini warga Desa Sidomekar mengusung Ogoh Ogoh di ajang gerak jalan TanggulJember. “Ogoh-ogoh ini merupakan kesenian tradisional dari Pulau Dewata dan sejak tahun 2011 sengaja ditampilkan oleh masyarakat Desa Sidomekar Kecamatan Semboro di gerak jalan Tajemtra,” ujar Samsuri. Pada penampilannya dii gerak jalan Tajemtra 2013 ini, rombongan peserta dari Desa Sidomekar Kecamatan Semboro berjumlah 75 orang. “Tidak hanya ogoh-ogoh dari Desa Sidomekar Kecamatan Semboro tadi juga ada tampilan Hanoman dan suku Asmat Papua,” tukas Samsuri.

According Samsuri, the Sidomekar villagers had already three times carry this Ogoh-Ogoh in the Tanggul-Jember march. “Ogoh-ogoh is the traditional art from the Island of Gods or Bali, and since 2011 it is deliberately displayed by the people from the Sidomekar village, Semboro district during the Tajemtra march” said Samsuri. During its appearance in the 2013 Tajemtra march, there were 75 participants from the Sidomekar village, Semboro district. “Not only ogoh-ogoh of the Sidomekar village, Semboro district, but there was also an appearance of Hanuman and the Asmat tribe of Papua” said Samsuri. Indra/Jember Kita

Jember Kita

I

Oktober 2013

51


SNAP SHOT

HUT TNI, Datangkan Senjata Berat

K

odim 0824 Jember sengaja mendatangkan sejumlah senjata berat seperti empat pucuk meriam type S.6057 mm dan dua SMB (Senjata Mesin Berat) berukuran 12,7 DHK dari Yon Arhanudse 8, Siodarjo, sebagai gebrakan yang berbeda dalam memperingati ke 68 tahun, Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kabupaten Jember. Masyarakat yang biasanya hanya tahu dan melihat dari film ataupun tayangan dari televisi, kini bisa lebih dekat bahkan tanpa jarak dengan senjata-senjata andalan dalam berperang milik TNI., pajangan sejumlah senjata berat milik TNI di Alun-alun ini langsung diserbu masyarakat Jember. Masyarakat yang biasanya hanya tahu dan melihat dari film ataupun tayangan dari televisi, kini bisa lebih dekat bahkan tanpa jarak dengan senjatasenjata andalan dalam berperang milik TNI.

Usulkan Perluasan Lahan Kedelai

T

im Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jember, Jawa Timur, merekomendasikan perluasan lahan kedelai, menyusul besarnya peran tempe dalam menahan deflasi bulan September 2013.Menurut Kepala Kantor Bank Indonesia Jember, yang juga merupakan salah satu anggota TPID setempat, Ahmad Bunyamin , menjelaskan bahwa pihaknya mengusulkan program perluasan lahan untuk kedelai dari 8.784 hektare yang akan panen pada Oktober-November 2013 menjadi 10 ribu hektare. Tambahan lahan tersebut diharapkan bisa menggenjot produksi dan persediaan kedelai di Jember.Badan Urusan Logistik (Bulog) telah dilibatkan dalam program stabilisasi harga kedelai, termasuk melalui pembelian kedelai dengan Harga Pembelian Pemerintah dan harga komersial untuk disalurkan ke induk rumah tangga perajin tempe, tahu, dan susu kedelai. Koordinasi terus dilakukan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, dan Koperasi Agro Sejahtera dalam pencatatan kebutuhan kedelai di Jember.Selanjutnya, TPID mengusulkan agar ada kajian efisiensi biaya produksi petani dalam upaya penetapan HPP kedelai yang tidak merugikan mereka dan masyarakat. Repro

52

Jember Kita

I

Oktober 2013

Jember Jadi Jujukan Pecinta Otomotif

K

abupaten Jember kembali disibukkan dengan kegiatan petualangan pecinta otomotif. Setelah sukses menarik perhatian pecinta olah raga trail, kali ini pecinta offroader yang melirik Jember untuk jadi tempat pemberangkatan petualangan mereka. Para pecinta offroad yang berasal dari Jawa Timur melakukan petualangan yang melintasi wilayah timur Kabupaten Jember. Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Surabaya Otomotif Club (SOC) dan didukung oleh Kantor Pariwisata Jember dan Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi menggelar acara Gelar Wisata Otomotif Jawa Timur 2013 atau East Java Adventure Offroad 2013. Sebanyak 75 kendaraan 4X4 yang membawa sekitar 200 orang peserta dari kalangan pecinta otomotif ini melintasi wilayah timur Jawa Timur.Tujuan diselenggarakan acara ini adalah menjadikan ajang menggali potensi wisata yang ada di Jawa Timur bagi offroader. Selain itu acara ini menjadi sarana promosi potensi pariwisata di wilayah yang akan dilalui oleh peserta, termasuk Kabupaten Jember. Oleh : Fera Dwi Aprilianti


ZOOM I N

Oleh : Indra G. Mertowijoyo, Fera Dwi Aprilianti dan Anik D. Mulyani

Jember Kita

I

Oktober 2013

53


POTENTION

P

ernahkah kita berpikir, genteng tanah yang biasa digunakan untuk atap rumah atau gedung, tidak semuanya didatangkan dari luar daerah. Genteng tanah yang banyak dijual di berbagai daerah di wilayah Kabupaten Jember, ternyata sebagian besar berasal dari sentra produksi genteng Tembokrejo, Kecamatan Gumukmas, dan Tamansari, Kecamatan Wuluhan, selain juga dari pengusahapengusaha genteng lain yang tersebar di banyak daerah di Kabupaten Jember. Usaha genteng yang banyak digeluti masyarakat di Kabupaten Jember, ternyata sudah berlangsung sejak lama. Tidak jelas, sejak kapan usaha produksi atap dari bahan tanah ini dilakukan oleh masyarakat Jember. Yang jelas, hampir setiap daerah ada saja masyarakat yang menggeluti usaha produksi genteng, hanya saja dari sekian banyak perusahaan genteng tersebut, Tamansari, Wuluhan dan Tembokrejo, Gumukmas, menjadi sentra terbesarnya. Di Tembokrejo misalnya, hampir seluruh anggota masyarakat yang tinggal di Dusun Kebonsari, Desa Tembokrejo, menjadi pengusaha genteng. Tidak hanya di Dusun Kebonsari, masyarakat yang tinggal di desa tentangganya, Tanjungsari, Kecamatan Umbulsari, juga menggeluti usaha yang sama, yakni memproduksi genteng. Hanya saja, tidak semua pengusaha Anik/Jember Kita yang ada di Kabupaten Jember, dalam Genteng karangpilang dicetak dengan alat yang sederhana, tetapi bahan bakunya dari olahan menjalankan usahanya sudah menggutanah yang baik dan menghasilkan produk yang berkualitas nakan teknologi modern atau mesin. genteng ini, mengaku, mulai mengalihkan cara pemMasih banyak pengusaha genteng di Jember, yang buatan genteng dari tradisional ke mesin sejak tahun tetap menjalankan usahanya secara tradisional. Salah satu pengusaha genteng, yang sudah beralih 1985. Awalnya, genteng yang diproduksinya diolah dengan dari pengolahan tradisional ke modern dengan menggunakan mesin, adalah Ponimin. Pria paruh baya cara tradisional, yakni menggunakan cetakan genteng dari kayu. Namun setelah mendapatkan pembinaan dari yang sudah sejak tahun 80-an menggeluti usaha dinas perindustrian dan perdagangan, Kabupaten Jember pada tahun 1984, usaha genteng yang digeYang jelas, hampir setiap daerah ada lutinya mulai beralih dari tradisional ke modern dengan menggunakan mesin. “Saya mulai membuat genteng saja masyarakat yang menggeluti usaha Karangpilang, sejak tahun 1985,� ujarnya. produksi genteng, hanya saja dari Menurutnya, usaha genteng yang digeluti, awalnya sekian banyak perusahaan genteng hanya genteng pres biasa yang menggunakan tanah tersebut, Tamansari, Wuluhan dan dan minyak genteng ( jarak) untuk pelicin dan pengkilap. Namun setelah mendapat pembinaan dari disperindah Tembokrejo, Gumukmas, menjadi sentra Jember, genteng yang diproduksinya sekarang sudah terbesarnya. karangpilang.

54

Jember Kita

I

Oktober 2013


POTENTION

Untuk pembuatan genteng karangpilang ini, Ponimin mengaku, harus menggunakan dari Curahnongko, Kecamatan Tempurejo, karena selain warnanya merah, tingkat kekumalannya dinilai bagus dan tidak ditemui di daerah Tembokrejo dan sekitarnya. Tanah dari Curahnongko ini, kemudian dicampur dengan tanah lokal (Tembokrejo), dengan ukuran, dua banding satu (Curahnongko 2 truk, lokal 1 truk) ditambah pasir setengah truk. Untuk menjadi bahan yang siap dicetak menjadi genteng, tanah yang sudah dicampur pasir tersebut terlebih dahulu harus diproses hingga tiga kali. “Selep kita tiga. Kalau tidak diselep sampai tiga bisa kasar,” jelasnya. Setelah diselep dan tanah halus, siap untuk dicetak menjadi genteng. Selanjutnya genteng basah ini dijemur sampai betul-betul kering, kemudian dibakar di tungku hingga berwarna merah dan mengeras. Genteng karangpilang hasil produksi Ponimin ini, selama ini tidak hanya dipasarkan di daerah Jember saja, tapi juga ke luar daerah, seperti Banyuwangi, Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto bahkan juga Bali. Untuk melayani permintaan genteng hingga luar daerah ini, Ponimin mempekerjakan 8 orang. Mereka mendapat ongkos kerja borongan sampai genteng kering dan siap dijual, yang per seribunya dibayar Rp 200 ribu. Dari kedelapan orang ini, dalam sehari mampu diproduksi genteng sebanyak 500 sampai 2000 unit.

Genteng produksi Ponimin ini dijual dengan harga antara Rp 1.250.000 – Rp 1.500.000,-. “Kalau lagi sepi, saya jual perseribunya Rp 1250.000. Tapi kalau rame, harganya bisa sampai Rp 1.500.000, per seribunya,”akunya. Ditanya soal banyaknya genteng produksi pabrikan yang beredar di pasaran, Ponimin mengaku, tidak terlalu mengganggu usahanya. Itu karena, genteng yang diproduksinya memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda. “Tidak ada masalah dengan genteng pabrikan, karena kualitas genteng saya ini tidak berbeda jauh, sama saja,”pungkasnya.

Foto-foto: Anik/Jember Kita

Jember Kita

I

Oktober 2013

55


QUOTE UNQUOTE

BERSAMA RAKYAT, TNI KUAT

S

alah satu tugas pokok TNI adalah menjaga stabilitas keamanan wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam menjaga stabilitas suatu wilayah, TNI tidak bisa bekerja dengan kekuatan sendiri. Mereka harus bekerjasama dengan masyarakat agar tercipta kekuatan yang besar. Di Jember, berbagai upaya dilakukan TNI dalam menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Tidak hanya dalam hal pengamanan, tetapi juga berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Komandan Kodim 0824/Jember, Letkol. Arh. Wirawan Yanuartono memberikan pandangan mengenai kiprah TNI dalam upaya turut serta membangun masyarakat Jember dalam petikan wawancara berikut ini, Oleh : Anik D. Mulyani

Salah satu tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, sejauh mana upaya TNI untuk ikut serta dalam menjaga stabilitas keamanan di Kabupaten Jember? Sebelumnya saya sampaikan bahwa tugas pokok kita salah satunya adalah menjaga stabilisasi suatu wilayah. Karena begini, tugas TNI dalam pertahanan negara salah satunya adalah mewujudkan ketahanan nasional yang berada di wilayah guna mendukung pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah. Salah satu syarat agar ketahanan nasional ini bisa terwujud yaitu Butuh hubungan lingkungan masyarakat yang stabil dan stabilisasi sosial yang bagus. Jika stabilisasi suatu wilayah bagus, semua wilayah-wilayah di Indonesia akan menjadi bagus dan mendukung pemerintah dalam rangka upaya membangun pertahanan negara. Dalam lingkup kecil, wilayah kodim sendiri, maka tugas kodim adalah menjaga stabilitas wilayah yang ada di Jember. Di Jember menjaga stabilitas wilayah tidak hanya Kodim yang melakukan, tetapi bagaimana di dalamnya komponen-komponen bangsa lainnya seperti pemda, kepolisian, komponen masyarakat ikut terlibat. Lingkup yang lebih kecil lagi adalah mewujudkan situasi aman. Sesuai di dalam undang-undang, adalah tugas polisi. Keterlibatan kita, disini kita membantu dalam mewujudkan situasi aman di wilayah kerjanya. Untuk Kodim sendiri, ini TNI AD utamanya lebih besar pada tindakan pre-emtif, meningkat ke preventif, dan meningkat lagi ke represif. Kalau pre-emtif sebenarnya TNI AD punya tugas pokok disitu. Nanti baru saat tindakan preventif kita melibatkan kepolisian, contoh patroli bersama, operasi gabungan, sweeping senjata tajam di daerah-daerah kejahatan, atas permintaan polisi. Kalau sudah represif, ada kita, polisi, dan pemerintah daerah terlibat didalamnya. Contoh kejadian Puger, kita sudah melakukan tindakan pre-emtif, dan represif. Pre-emtifnya bagaimana? Preemtifnya itu kita melakukan kegiatan pembinaan kewilayahan melalui komunikasi sosial untuk menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat untuk secara sadar ikut mengamankan wilayahnya. Contoh dia memiliki kesadaran wajib lapor ketika terjadi gejala atau tindak kejahatan pada aparat. Ikut secara sadar dia menjaga keamanan wilayahnya dengan mendirikan pos, keamanan swakarsa, atau dia bersama-sama mendukung supremasi hukum, penegakan hukum di wilayahnya.

56

Jember Kita

I

Oktober 2013 Anik/Jember Kita


QUOTE UNQUOTE kegiatan sejuta buku. Artinya buku-buku kita Saat ini masih ada masyarakat yang merasa takut kumpulkan, kita buat perpustakaan gratis. Ada buku pada TNI. Menurut Anda bagaimana Anda sebagai pelajaran sekolah maupun buku non pelajaran yang Dandim memandang hal ini? Menurut saya ketakutan masyarakat pada TNI adalah semuanya bisa mendukung kegiatan belajar. Kemudian, disamping anggaran yang ada, IPJ kita cara pandang yang keliru. Karena TNI ini juga berasal ajak untuk membangun jalan. Jadi ada jalan yang tidak dari rakyat. Saya dulu juga rakyat, tentara berasal dari ada dalam program tetapi mereka kita ajak untuk rakyat. Semua kegiatan kita juga untuk rakyat, dan kita bersama-sama ikut urunan membangun jalan yang bekerja juga bersama-sama rakyat, karena sebenarnya menghubungkan dua desa, jembatan, tempat mandi keliru jika TNI itu ditakuti, karena dalam sejarah perjuadan lain-lain, hasilnya luar biasa. Semula jalan ngan bangsa pun dari dulu TNI tidak pernah bisa kampung yang tidak ada dalam program TMMD bisa berjuang sendiri, dengan kekuatan sendiri, untuk terwujud. melawan musuh. Karena dari dulu kita berperang Kemudian ada yang yang lebih bagus lagi dari IPJ bersama rakyat. Semboyan kita “bersama rakyat TNI yaitu memberikan motivasi kepada penganggurankuat�. pengangguran untuk mereka Maka sebenarnya jika tidak ada rakyat, berdikari membuat usaha sendiri. sebenarnya tentara ini sudah tidak bisa Sehinbgga mereka tidak menjadi apa-apa untuk melawan musuh. Makanya penyakit dalam masyarakat, justru jika ada masyarakat yang masih takut itu mereka menciptakan lapangan sebenarnya keliru. Nah upaya saya untuk Karena dari dulu kita pekerjaan sendiri. Dan ini mereka menghilangkan stigma seperti itu, saya berperang bersama dilatih, diawasi, digandeng oleh IPJ. sekarang dengan anggota-anggota saya Jadi bener-bener tidak mereka kita lebih banyak mendekatkan diri kepada rakyat. Semboyan kita motivasi terus kita tinggal, masyarakat dan mengenalkan, ini lho TNI. “bersama rakyat TNI kuat kasih tidak. Nah ini yang sebenarnya Setiap kegiatan kita libatkan masyarakat yang lebih dari sasaran pokok umum, adik-adik mahasiswa. yang tidak hanya anggaran fisiknya, Biasanya dulu itu adik-adik mahasiswa tetapi non fisik inilah yang dengan tentara selalu musuhan. Sekarang Letkol. Arh. Wirawan Yanuartono sebenarnya kita kejar lebih utama. tidak. Ini TMMD di Panti, itu mahasiswa, teman-teman pengusaha, rakyat, kita Artinya anda ingin menyampaikan bahwa jika semua guyub disitu untuk melaksanakan tugas-tugas TNI dan Masyarakat bekerjasama akan menjadi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). Saya juga kekuatan yang luar biasa? main, ngobrol dengan masyarakat sekitar, main ke Wah, benar. Itu adalah kekuatan yang luar biasa, rumah tokoh-tokoh masyarakat, tukang becak, tukang itu sudah diakui dimana-mana. Terbukti sejak zaman ojek juga saya ajak berbicara. Dan anggota-anggota perjuangan dahulu, ketika TNI bersinergi dengan saya wajib melakukan hal yang sama. Seandainya kita masyarakat dahulu, itu adalah kekuatan yang luar belanja sesuatu, sering saya tekankan, beli tidak hanya biasa. Itu yang sebenarnya letak pertahanan negara beli tetapi kita ajak untuk berbicara duluan. Kita lakukan disitu. komunikasi sosial dan menjalin ikatan.

“

“

Saat ini sedang diselenggarakan TNI Manunggal Membangun Desa. Dari anda pribadi, tujuan apa yang paling ingin anda capai dalam kegiatan TMMD ini? Kalau dari saya pribadi ingin TMMD bukan hanya sekedar melaksanakan dari anggaran yang ada. Saya ingin ada prestasi yang lain. Salah satunya pengobatan gratis, sunatan massal, kemudian mengajak bekerjasama teman-teman dari Universitas Jember, dalam mengentaskan buta aksara. Mahasiswa yang mengajar penduduk yang buta aksara. Sehari bisa mengajar 20 orang, 25 orang, 15 orang, karena memang kita tidak bisa memaksa penduduk juga karena mereka mencari nafkah ya. Dengan kegiatan seperti ini kita harapkan bukan mereka menjadi minder, tidak. Tetapi dengan mereka pintar membaca paling tidak kualitas mereka bisa membantu meningkatkan taraf hidup mereka. Kemudian kerjasama dengan Ikatan Pengusaha Jember ada

Kegiatan sosial kemasyarakatan seperti apa yang sudah pernah dilakukan Kodim Jember selain program TMMD? Banyak. Seperti operasi gratis katarak yang digelar sekitar bulan Maret 2013 bekerjasama dengan RS Bina Sehat. Kita bersama-sama dengan Bina Sehat mengadakan operasi gratis kaum duafa 1000 orang untuk 5 penyakit. Kita ajak teman-teman puskesmas, dokter-dokter lokal, ini bagaimana untuk menentukan tingkat penyakit apa bisa dioperasi atau tidak, ini baru kita bawa, kita obati, kita antar ke rumah sakit. Contoh lain adalah mengadakan karya bhakti. Itu adalah kegiatan TNI bersama-sama masyarakat untuk kegiatan membersihkan pasar, RS, sungai, dan lainnya. Bahkan kita kalau sudah ada kegiatan seperti itu antusias masyarakat luar biasa. Jember memang luar biasa sekali. Mereka dengan tanpa pamrih membantu program-program kita. Jember Kita

I

Oktober 2013

57


Letkol. Arh. Wirawan Yanuartono

QUOTE UNQUOTE Karir :

1. Pama Yonarhanudse 14 Dam III/Slw 2. Danton Turbak Rair Yonarhanudse-14 3. Danraimer Q Yonarhanudse-14 4. Pasi Ops Yonarhanudse-14 5. Pama Kodam VII/Wrb Tempat Tanggal Lahir : 6. Danrai Arhanudri-41/Bs Dam Vii/Wrb Singkawang, 26-01-1973 7. Pama Pussenart (Dik Selapa) Angkatan : 8. Kasi Litbang Sismet Arh Pussenart Tahun 1994 9. Wadanyon Arhanudse-10 Dam Jaya Kesatuan : 10. Pamen Dam Jaya (Dik Seskoad) Kodim 0824/Jember 11. Ps. Pabandya Anev/Dalprog Srendam IM Pangkat Terakhir Militer : 12. Pabandya Anev/Dalprog Srendam IM Letnan Kolonel Arh 13. Danyon Arhanudse-8 Dam V/Brw Jabatan Terakhir Militer : 14. Pabandya Komsos Sterdam V/Brw Dandim 0824/Jember 15. Dandim 0824 Rem 083/Bdj

Saat ini di Indonesia mengalami krisis nilainilai pancasila, nilai budaya, serta rasa cinta dan rela berkorban pada tanah air karena tergerus oleh arus globalisasi yang kuat. Menurut Anda bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk kembali meningkatkan nilai-nilai tersebut dan bagaimana peran TNI dalam memberikan pendidikan berbangsa dan bernegara kepada masyarakat luas? Kita ada namanya program pendidikan awal bela negara. Dan saya sering diundang untuk menjadi pembicara dan ngajar di universitas di sekitar sini. Biasanya mereka meminta saya untuk mengajarkan nilai-nilai karakter bangsa. Disinilah kesempatan saya untuk memasukkan mengapa Indonesia harus memiliki jiwa nasionalisme tinggi. Saya buat contohcontoh negara yang dilanda peperangan sekarang ini. Disitu dilihat bahwa tentaranya berjuang, rakyatnya tenang-tenang. Bahkan rakyatnya menyambut datangnya negara lawan disitu. Terjadi konflik vertikal masyarakat dengan pemerintah, atau masyarakat dengan masyarakat. Nah ini yang harus kita hindari ke depan. Karena musuhnya TNI sekarang ini atau masyarakat Indonesia pada umumnya adalah ancaman disintegrasi bangsa. Cikal bakalnya adalah mulai lunturnya budayabudaya nasional. Budaya kita banyak yang ditinggalkan. Kita lebih bangga pada budaya luar negeri. Saya lihat, di Jember ini, pada Jember Multi Event lalu, ada upaya untuk mengusung budaya-budaya Indonesia dan ditampilkan dalam karnaval siswa. Kalau dari TNI sendiri, kita adakan berbagai lomba. Contoh dari koramil, kita adakan lomba-lomba menyanyikan lagu perjuangan, lomba kesenian daerah bekerjasama dengan kecamatan dan ini yang kita usung untuk mendukung budaya nasional agar tidak hilang. Kemudian pada kesempatan mengajar juga saya selipkan bahwa kebanggaan terhadap budaya merupakan salah satu pembentukan karakter kita dan karakter bangsa. Kita punya budaya luhur kok, salah satunya ada dan termuat dalam pancasila. Didalamnya ada nilai-nilai luhur yang dijadikan dasar negara, landasan negara.

58

Jember Kita

I

Oktober 2013

DAFTAR BIODATA/PROFIL DANBRIGIF 9/2 KOSTRAD

Kolonel Inf. Suparlan Purwo Utomo, S.Ip Tempat Tanggal Lahir : JAKARTA, 11 OKTOBER 1966 Pendidikan : 1. AKMILTAHUN 1990 2. SUSSARCABIF TAHUN 1990 3. DIKLAPA I TAHUN 1997 4. DIKLAPA II TAHUN 2000 5. SESKOAD TAHUN 2005 Kesatuan : BRIGIF 9/2 KOSTRAD Pangkat Terakhir Militer : KOLONEL INF Jabatan Terakhir Militer : DANBRIGIF 9/2 KOSTRAD

Karir : 1. Pama Pussenif 2. Danton Kostrad 3. Danton Mo.81/Bant Yonif 432 4. Pasi-2/Ops Yonif 432 5. Dankipan A Yonif 432 6. Pasi-1/Lidik Yonif 432 7. Gumil Gol.iv Pusdikif Pussenif 8. Wadan Yonif 507/Bs Dam V/Brw 9. Kasdim 0832/Surabaya Selatan Rem 084 Dam V/Brawijaya 10. Pamen Kodam V/Brw (Dik) 11. Pabandya Minter Ster Kostrad 12. Danyonif 321/13/1 Kostrad 13. Dansecata/Gumil Juang Rindam III/Siliwangi 14. Pabandya Lat Sops Dam III/ Siliwangi 15. Dandim 0619/Purwakarta Dam III/Siliwangi 16. Pabandya 4/Min&Praslat Spaban II/Binlat Sopsad 17. Danbrigif 9/2 Kostrad

DAFTAR BIODATA/PROFIL DANYON ARMED 8/1/2 KOSTRAD

Letnan kolonel Arm. Wahyu Sulastianto, SH Tempat Tanggal Lahir : Cimahi, 24 September 1974 Angkatan : Akmil 1996 Kesatuan : YONARMED 8/1/2 KOSTRAD Pangkat Terakhir Militer : LETNAN KOLONEL ARM Jabatan Terakhir Militer : DANYON ARMED 8/1/2 KOSTRAD

Karir : 1. Pama Yonarmed 12 2. Pajau 2 Rai B Yonarmed 12 3. Pajau 1 Rai B Yonarmed 12 4. Pamu Raipur B Yonarmed 12 5. Paraipur B Yonarmed 12 6. Danraipur B Yonarmed 12 7. Pabung 3 Yonarmed 12 8. Kasi Opsdik Sbagdik Rindam Iskandar Muda 9. Kasi Mindik Sbagdik Rindam Iskandar Muda 10. Wadanyonarmed 17/ Rencong Cakti 11. Ps. Pabandya Ren Srendam Jaya 12. Ps. Kaspri Pangdam Jaya 13. Danyon armed 8

DAFTAR BIODATA/PROFIL DAN YONIF 509

Mayor. Inf. Choiril Anwar, S.sos Tempat Tanggal Lahir : TULUNGAGUNG / 01 AGUSTUS 1975 Pendidikan : Karir : 1. AKMIL 1997 1. Danton 3/A Yontar Remaja 2. PARA 1996 Akmil Magelang 3. SESSARCABIF 1998 2. Danton 1/C Yonif 141/Ayjp Muara Enim 4. COMBAT INTEL 1998 3.Pasi-2/Ops Yonif 141/Ayjp Muara Enim 5. KIBI 1999 4. Dankipan-b Yonif 141/Ayjp Sungailiat 6. SUSPASIOPS 2004 5. Pasi Ops Kodim 0404/Muara Enim 7. SUSPATER 2006 6. Danramil 0404-03/Pendopo 8. SELAPA IF 2007 Muara Enim 9. SESKOAD 2011 7. Ps.pasiops Sops Divif 2 Kostrad Malang 10. SUSDANYON 2012 8. Pasiops Sops Divif 2 Kostrad Malang Kesatuan : 9. Wadan Yonif 509/9/2 Kostrad Jember YONIF 509/9/2 KOSTRAD 10. Kasi-2/Ops Korem 142/Tatag Parepare Pangkat Terakhir Militer : 11. Kabag Pamops Mentar MAYOR INF Akmil Magelang Jabatan Terakhir Militer : 12. Danyon Taruna Wreda Mentar DANYONIF 509/9/2 KOSTRAD Akmil Magelang 13. Danyonif 509/9/2 Kostrad Jember


HOTEL ASTON Jl. Sentot Prawirodirjo 88 Jember Telp. (0331) - 423 888 Rp. 438.000 - Rp. 818.000 (promo)

HOTEL PANORAMA Jl. KH. Agus Salim No. 28 Jember Telp. (0331) - 333666 Rp. 375.000 - 1.500.000

HOTEL BANDUNG PERMAI Jl. Hayam Wuruk No. 38 Jember Telp. (0331) 484528 - 484530 Rp. 250.000 - Rp. 500.000

HOTEL SAFARI Jl. KH. A. Dahlan No. 33 Jember Telp. (0331) - 481882 - 481883 Rp. 190.000 - Rp. 450.000

HOTEL BINTANG MULIA Jl. Nusantara No. 18 Jember Telp. (0331) - 429999 Rp. 375.000 - Rp. 600.000

SEVEN DREAM RESIDENCE Jl. Riau Jember Telp. (0331) - 339199 Rp. 220.000 - Rp. 275.000

HOTEL SULAWESI Jl. Letjen Suprapto No.44 Jember Telp. (0331) - 333555 Rp. 250.000 - Rp. 500.000

HOTEL SEROJA Jl. PB. Sudirman No. 2 Jember Telp. ( 0331) - 483905 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

HOTEL ROYAL JEMBER Jl. Karimata No. 50 Jember Telp. (0331) - 326677 Rp. 390.000 - Rp. 950.000

HOTEL ISTANA Jl. Diponegoro 43 Jember Telp. (0331) - 482 555 Rp. 358.000- Rp. 850.000

HOTEL MERDEKA Jl. Sultan Agung No. 136 Jember Telp. (0331) - 487625 Rp. 130.000 – Rp. 350.000

HOTEL CENDRAWASIH Jl. Cendrawasih Jember Telp. (0331) - 412222 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

HOTEL LESTARI Jl. Gajah Mada No. 233 Jember Telp. (0331) - 487.000 Rp. 165.000 - Rp. 300.000

HOTEL KEBON AGUNG Jl. Arowana No. 59 Jember Telp. (0331) - 487833 Rp. 50.000 - Rp. 150.000

FLAMBOYAN Jl. Teuku Umar No. 78 Jember Telp. ( 0331) 326252 Rp. 100.000 - Rp. 400.000

HOTEL BERINGIN INDAH Jl. Raya Ajung - Jember Telp. ( 0331) - 757666 - 757432 Rp. 300.000

HOTEL REMBANGAN Kemuning Lor, Arjasa - Jember Telp. (0331) - 420 273 / 420 383 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

HOTEL KEMAYORAN Jl. Ltj. Suprapto No. 26 Jember Telp. ( 0331) - 334884 Rp. 50.000 - Rp. 200.000

HOTEL ASRI Jl. Gatot Subroto No. 39 Jember Telp. ( 0331) - 425635 Rp. 100.000 - Rp. 300.000

HOTEL MUTIARA GARDEN Jl. Brigjen Katamso No. 9 Jember Telp. ( 0331) - 330 999 Rp. 300.000

RESTAURAN NEW SARI UTAMA Jl. Hayam Wuruk 117 Jember Jl. Gajah Mada 27 Jember RESTAURAN LEGIAN Jl. Gajah Mada Jember RESTAURAN TAMAN SALERO Jl. Sultan Agung No 1 Jember Jl. Wijaya Kusuma No.60 Jember RESTAURAN TAMAN MANGLI INDAH Jl. Hayam Wuruk 183 Jember Restauran Lestari Jl. Kartini 16 Jember RESTAURAN XING TRISNO Jl. Hayam Wuruk 41 Jember RESTAURAN HOTEL ISTANA Jl. Diponegoro Jember RESTAURAN WANDE ECHO Jl. Semeru 86 A Ajung – Jember RESTAURAN TIRTA ASRI Jl. Dharmawangsa No.1 Rambipuji Jember RESTAURAN HAWAII Jl. Hayam Wuruk 56 Jember RESTAURAN PALM GARDEN Jl. Lj. S. Parman 50-A Jember

PIONERINDO GAURMENT INTERNATIONAL Jl. Gajah Mada 71 Jember PT. FAST FOOD INDONESIA Jl. Gajah Mada 96 Jember RM. BU LANNY Jl. Slamet Riyadi 84-A Jember RM. LUMINTU Jl. Kertanegara 33, Jember RM. BU DARUM Jl. Gajah Mada 23 Jember RM. RINI AMBULU Jl. Mojopahit BI / J / 6Jember RM. RUPINI AYAM PEDAS Gumukmas Jember RM. SUMBER NIKMAT Jl. H. Agus Salim 23 Jember RM. SARI JAYA Jl. Sulatan Agung 24 Jember RM. GALAVITA Jl. Trunojoyo 115 Jember RM. SRIKANDI Jl. S. Parman 225 Jember RM. BISMILLAH Jl. Dharmawangsa 99 Jember

CAFE & REST AREA GUMITIR DEPOT JAWA TIMUR Jl. Raya Jember - Banyuwangi Jl. Gatot Subroto 10 Jember RADIO CAFE DEPOT ANANDA AYAM GORENG Jl. Kartini Jember Jl. Gajah Mada 213 Jember CAFE PRING DEPOT SOTO H. SUKRI Jl. Mastrip Jember Jl. Kalimantan Jember CAFE SHAFF DEPOT CANTIK Jl. Sultan Agung 21 Jember Arjasa Jember PIZZA HUT DEPOT EMPAT MATA Jl. PB. Sudirman Jember Jl. Panjaitan Jember KFC WONG SOLO AYAM BAKAR Jl. Gajah Mada Jember Jl. Karimata 7 Jember TOSOTO BEBEK GORENG H. SLAMET Jl. Slamet Riyadi 11 Jember Jl. Karimata 64 Jember QUICK CHIKEN SATE PAK TOHA Jl. Jawa Jember Jl. Brawijaya Mangli Jember ROCKET CHIKEN SATE CAK RI Jl. Karimata/Mastrip Jember Jl. Pattimura Jember LESEHAN ALUN-ALUN SATE SIMPANG TIGA Jl. Otto Iskandardinata 2 Jember Jl. PB. Sudirman Jember PUJASERA JEMBER WARUNG TERA Jl. Hayam Wuruk Jember Jl. Hayam Wuruk Jember Jl. Panjaitan Jember CAMPUS RESTO Jl. PB. 2013 Sudirman Jember Jl. Jawa JemberJember Kita I Oktober 59


60

Jember Kita

I

Oktober 2013


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.