RADAR ETGAL 28 AGUSTUS 2012

Page 4

PEMALANG

4

SELASA 28 AGUSTUS 2012

RADAR TEGAL

PENTOL RAH

13 Korban Meninggal Dunia Arus Mudik dan Balik

HIMAWAN AR/ RADAR PEMALANG

TAUSIYAH - Seorang ustad tengah memberikan tausiyah dalam halal bi halal dan silaturahmi warga Jutako.

Satukan Warga Jutako dari Rantau PEMALANG - Perguruan Silat Jutako gelar halal bihalal dan silaturahmi untuk mempersatukan kembali warga Jutako yang pulang dari rantau. Kegiatan ini mengambil tempat di salah satu ruangan SMK Bima Pemalang, beberapa waktu lalu. Ketua Perguruan Silat Jutako Bambang Satoto melalui bagian Litbang, Isrofiq mengungkapkan, halal bi hahal ini digelar untuk mengumpulkan kembali warga jutako yang pulang dari perantauannya. Memang menurutnya banyak warga Jutako setelah selesai pendidikan formilnya di Pemalang keluar dari kota ini, baik untuk bekerja maupun untuk menuntut pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga moment lebaran seperti ini tidak dilewatkan sia-sia. Kesempatan lebaran ini dimanfaatkan untuk berkumpul dan bernostalgia masa-masa berlatih dahulu di masing-masing cabang. “Memang Jutako kebanyakan mengambil tempat berlatih di sekolahsekolah menengah atas,” ujarnya. Walaupun warga Jutako kebanyakan merantau, dia berharap dimana pun mereka berada dapat mengembangkan perguruan. Dia mengungkapkan dari kurang lebih 35 perguruan silat yang ada di kabupaten Pemalang, Jutako merupakan salah satu perguruan yang eksis. Terbukti dengan keterlibatannya dalam event-event kejuaraan silat seperti Porkab dan Dulongmas. “Pada (27-31/8)mendatang dua wakil Jutako akan mewakili Kabupaten Pemalang di Porprov,” ungkapnya. Dengan bersemangat dirinya berujar bahwa Jutako akan tetap eksis terutama dalam ajang-ajang berprestasi seperti kejuaran silat pelajar. (him)

PEMALANG- Selama arus mudik dan balik lebaran tahun 2012 ini, angka kecelakaan di Kabupaten Pemalang cukup tinggi. Hal ini sesuai data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang dalam pantauan yang dilakukannya selama arus mudik dan balik. Data tersebut dihimpun atas permintaan dari pemerintah provinsi Jawa Tengah. Kepala Dinkes Kabupaten Pemalang dr Erna Nuraeni MHlth SC melalui Kabid Yankes dr A Sri Widyastuti mengungkapkan, data tersebut dihimpun atas permintaan dari provinsi Jawa Tengah. Pada tahun sebelumnya, pihaknya hanya melakukan pertolongan tanpa ada kewajiban untuk

mendata. Namun baru di tahun ini ada kewajiban untuk melakukan pendataan. “Data ini dihimpun berdasarkan pelaporan dari rumah sakit dan puskesmas,” ujarnya. Data Dinkes ini menyebutkan, korban meninggal dunia (MD) selama arus mudik dan balik ini mencapai 13 korban jiwa, dengan perincian 3 orang meninggal di Tempat Kejadian Perkara (TKP), meninggal dalam perjalanan menuju Rumah sakit 3 orang dan yang meninggal di Rumah sakit 7 orang. Tujuh orang yang meninggal di Rumah sakit itu secara terperinci 4 orang di RSUD dr Azhari dan 3 orang di RS siaga Medika. “Korban meninggal pembiayaan ditanggung oleh Jasa Raharja untuk hubungan penyelesaian,” ungkapnya. Selain jumlah korban MD, data Dinkes juga menyebutkan

korban yang menjalani rawat jalan setelah diakumulasi berjumlah 415 korban. Sedangkan yang menjalani rawat inap berjumlah 166 korban. Dari data tersebut 29 pasien juga dirujuk ke beberapa RS tipe B dan C. “28 pasien dirujuk di RS tipe C dan 1 di RS tipe B,” ungkapnya. Selama arus mudik dan Balik ini, Dinas Kesehatan melakukan pembagian piket kepada personil kesehatan dibawahnya. Tugas piket tersebut selama 24 jam melakukan pemantau arus mudik dan balik. “Kita terjunkan 5 tim untuk memantau arus balik dan mudik,” ungkapnya. Perlu diketahui, Data yang dihimpun Dinkes ini berdasarkan laporan dari 6 rumah sakit (RS) rujukan, 3 posko pengamanan (Pospam) dan 22 puskesmas. (him)

NURCHOLIS/RADAR PEMALANG

AGUS P/RADAR PEMALANG

HADIR - Salah satu alumni Ponpes Nurul Huda turut hadir dalam silaturahmi dan halal bi halal.

PANTAU KEBAKARAN - Petugas pengamat Gunung Slamet sedang memantau kebakaran hutan.

Alumni Ponpes Nurul Huda Silaturahmi

100 Lebih Pendaki Selamat Turun Gunung Kebakaran Hutan di Kaki Gunung Slamet MINGGU (26/8) lalu, merupakan awal kecemasan bagi warga yang berada di sekitar kaki Gunung Slamet yang masih dalam wilayah Kabupaten Pemalang. Bahkan saat terjadi kobaran api yang membakar hutan lindung, ada kurang lebih 100 pendaki gunung turun dari Gunung Slamet dengan menunggu evakuasi tim SAR. Setelah tiga hari hutan terbakar banyak pendaki gunung yang panik dalam jebakan api yang melanda area antara Bambangan dan menjalar ke area wilayah Kecamatan Pulosari seperti Desa Batursari, Gunungsari, dan Gambuhan. Kebakaran hutan diawali dari Pos 5 namun setelah dua hari kemudian merembet ke Pos 4 . Bahkan api menuju ke arah utara, dan diperkirakan sudah lebih dari 20 hektar hutan di kaki

Gunung Slamet terbakar. Untuk sementara api belum bisa dipadamkan sampai saat ini. Menurut perkiraan api berasal dari percikan api unggun yang ditinggalkan oleh pendaki Gunung Slamet yang lupa mematikan api hingga tuntas. Menurut Kepala Pengamat Gunung Slamet, Sukaedi bahwa kejadian kebakaran ini karena kadang – kadang si pendaki kurang hati–hati dalam melakukan aktivitasnya. “Namun untungnya dengan kejadian ini tidak ada korban yang celaka. Padahal seperti kejadian yang sudah– sudah kalau terjadi kebakaran sedikit banyak ada yang hilang kadang meninggal dunia,” tegas Kepala Pengamat Gunung Slamet yang berlokasi di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari. Untuk sementara ini, menurutnya, upaya pemadaman sudah dilakukan melalui alat tradisional oleh masyarakat dengan tujuan untuk membatasi rembetan api yang melintas ke arah utara. Namun

karena hembusan angin yang begitu besar, api sampai saat ini belum bisa ditanggulangi secara maksimal. “Dan kejadian kebakaran ini sudah ditinjau dari pihak terkait antara lain Komandan Kodim 0711 Pemalang Letkol Wawan Setiawan guna melihat situasi keberadaan hutan yang terbakar dari Kantor Pengamat Gunung ini.” Untuk penanggulangan pemadaman digunakan alat tradisional yang dikerjakan bersama masyarakat, tim SAR, dari Purbalingga dan Pemalang dan jajaran terkait seperti Perhutani. Tim pemadaman kebakaran juga sudah didatangkan namun untuk menarik alat ke tempat kebakaran tidak bisa sampai lokasi hutan yang terbakar. Hal ini yang menjadikan kesulitan untuk mempercepat pemadaman, sedangkan kobaran api lambat laun sudah menuju ke utara namun hal tersebut tetap sedang dupayakan agar rembetan api tidak berlanjut ke wilayah desa-desa wilayah Pemalang. (nur)

Tingkat Kunjungan Keluarga Narapidana di Rumah Tahanan LP Pemalang

Pasca Lebaran Pembesuk Meningkat, Jam Kunjungan Ditambah Di bulan Syawal ini nuansa lebaran masih cukup kental. Silaturahmi tentu menjadi satu yang tidak boleh lepas di momentum lebaran ini. Pemandangan ini terlihat di Rutan LP Pemalang. Seperti apa suasananya? LAPORAN: HIMAWAN AR KENDATI sudah tujuh hari lebaran sudah berlalu tetapi nuansa silaturahmi antara sanak-saudara dan handai taulan masih kental terasa. Tak terkecuali keluarga para tahanan dan narapidana yang melakukan kunjungan ke Rumah tahanan (Rutan) Pemalang. Kepala Pengamanan Rutan R Supriyanto AMd IP SH mengungkapkan bahwa selama tujuh hari kunjungan anggota keluarga tahanan dan napi ke rutan ini masih tinggi. Walaupun demikian peningkatan kunjungan tertinggi terutama di

hari lebaran hingga H plus 2. Untuk memenuhi antusiasme anggota keluarga yang ingin mengunjungi anggota-anggota keluarganya yang menjadi tahanan dan Narapidana itu pihak rutan menambah jam kunjungan. “Di puncaknya kemarin memang ada antrian, sehingga kita menambah jam kunjung dari pukul 09.30 hingga 13.00 WIB dan pukul 13.15 hingga pukul 15.30 WIB,” ujarnya. Untuk mendapatkan ijin besuk pihak Rutan menerapkan beberapa aturan standar yang antaralain untuk keluarga tahanan harus membawa surat ijin besuk dari lembaga yang menahan anggota keluarganya. “Kalau tahanan keluarga harus membawa surat ijin dari lembaga yang menahan anggota keluarganya baik itu Kepolisian, Kejaksaan atau Pengadilan. Kalau Napi cukup menunjukan KTP dan surat keterangan dari desa,” ujarnya. Selain itu, saat memasuki area rutan yang didiami oleh 131 tahanan dan narapidana ini, barang bawaan pengunjung di

TUNGGU SAUDARA - Sejumlah keluarga sedang menunggu saudaranya yang mengalami kecelakaan.

Pelayanan RSU Siaga Medika Dinilai Mengecewakan

REUNI

BELIK - Ikatan santri dan Alumni pondok pesantren Nurul Huda Moga Kabupaten Pemalang mengadakan reuni di halaman SDI Bentar Belik Pemalang, Sabtu (25/8) lalu. Kegiatan ini dihadiri oleh 1000 lebih santri yang tergabung dalam alumni. Panitia mengundang mubaligh dari Jakarta Awit Mashuri dan Ali Imron alumni Ponpes Nurul Huda pimpinan KH Muhamad Ali Mas’ud. Mewakili Kapolsek, Kanit Binmas AIPTU Ikhsan Mahkzun menyampaikan bahwa dengan diadakannya kegiatan halal bi halal ini pihaknya turut bangga. Kendati demikian, juga merasa perihatin dengan keadaan sekarang karena nilai-niai moralitas sudah mulai mengendur terutama pada diri generasi penerus bangsa. “Hal ini ditandai dengan hilangnya karakter sebagai orang Jawa tidak menampakan sebagai masyarakat jawa, orang Islam tidak menampakan sebagai seorang Islam yang sebenarnya. Dan sebagai orang Indonesia tidak menampakan sebagai orang Indonesianya karena tidak menampakan patriotismenya dan jiwa Nasionalismenya,” ujar dia. Namun sebaliknya, menurut dia, cinta tanah air namun yang nampak dalam tampilan sekarang prilaku-prilaku yang mencontoh prilaku budaya dari luar yang tidak cocok dengan nilai-nilai budaya asli Indonesia. “Generasi sekarang banyak yang hilang tata karma, sopan santun, tepo saliro, serta hilang rasa malunya. Bahkan sebagai generasi Islam yang dalam berakhlak, sudah banyak tidak memahami Pancasila dengan semestinya,” ujarnya. Meskipun mereka masih dalam tarap pelajar dan bersekolah, yang semesinya harus paham nilai-nilai agama, nilai idieologi ini semua belum tertanam dalam benak hati generasi bangsa sekarang ini. “Maka saya menghimbau serta punya gagasan untuk menyelamatkan generasi bangsa agar tampil menjadi seorang pemimpin yang baik dan bijaksana nantinya kedepan,” pesannya. (nur)

HIMAWAN AR/RADAR PEMALANG

cek oleh petugas terutama untuk menghindari masuknya beberapa barang yang dilarang seperti alat komunikasi, senjata dan obat-obatan. “Anggota keluarga yang membesuk digilir 12 orang berganti dan diberi waktu 30 menit,” ungkapnya. Purwoyo Warga Kramat Kecamatan Pemalang mengungkapkan bahwa dirinya berkunjung di Rutan ini untuk bertemu dengan bapaknya yang tengah menjalani masa tahanan disana. Dirinya dari lebaran hingga hari ketujuh lebaran ini sudah tiga kali menemui bapaknya itu. Saat berkunjung itu dirinya membawa berbagai bekal terutama hidangan khas lebaran. “Ya cuma bawa hidangan khas lebaran roti dan lontong opor,” ungkapnya didampingi ibunya. Pengunjung yang lain, Sukarjo warga Kecamatan Randudongkal menuturkan rasa kebahagian di hari lebaran ini tidak lengkap dirasanya, terutama karena ada salah satu saudaranya yang tidak bisa berkumpul seperti lebaran ta-

HIMAWAN AR/RADAR PEMALANG

RAMAI - Pintu gerbang Rutan ramai anggota keluarga yang tengah menunggu antrian masuk.

hun sebelumnya. “Lebaran tahun ini sedih, karena tidak bisa kumpul bareng satu keluarga,” katanya. Menurut dia, kedatanganya

ke rutan ini selain untuk membesuk anggota keluarganya juga untuk berbagi kebahagian dengan saudaranya di saat lebaran. (*)

PEMALANG – Pelayanan RSU Siaga Medika Pemalang dikeluhkan Anggota DPRD Ujianto MR. Sebab, dalam memberikan penanganan terhadap pasien korban kecelakaan, dinilainya tidak maksimal. Karena biaya pasien yang ditanggung Assuransi Jasa Raharja terkesan hanya dihabiskan di ruang ICU saja, tanpa ada tindakan medis yang cukup untuk proses penyembuhan pasien. “Pasien korban kecelakaan yang ditangani RSU Siaga Medika justru menimbulkan masalah. Karena rumah sakit yang kami anggap sebagai rumah sakit alternative, ketika rumah sakit yang ada di Pemalang semakin bersaing justru layanannya sangat mengecewakan,”ungkap Ujianto kepada Radar, kemarin. Kekecewaan Ujianto terhadap layanan RSU Siaga Medika ketika ikut mengantarkan korban kecelakaan yakni Sugarjito (47) warga Dukuh Jati Mulyo Kelurahan dan Kecamatan Petarukan yang mengalami musibah kecelakaan lalulintas di Desa Klareyan Petarukan pada saat menjelang akhir bulan puasa lalu. Karena korban mengalami luka sangat serius, akhirnya bersama warga melarikannya ke RSU Siaga Medika Pemalang. Setibanya di rumah sakit, kendati langsung mendapat penanganan dan setelah menunggu lama sambil mengurus berbagai surat untuk kaperluan layanan pengobatan yang ditanggung Asuransi Jasa Raharja. Tapi pada saat menjalani perawaatan di ruang ICU, korban tidak mendapatkan tindakan penanganan medis yang cukup berarti. “Sebab, kurang memenuhi standar pelanyanan. Pasien hanya dikasih impus dan diikat dengan bed,” ujarnya. Oleh karena itu, menurut Ujianto, penanganan semacam itu dinilainya agak keliru karena tidak ada tindakan medis. Meskipun ada, tapi pihak rumah sakit tidak memberikan keterangan ke keluarganya. Malah justru yang membuat Ujianto sedikit kesal salah satu petugas yang menunggu pasien mengatakan bahwa pasien itu gegar otak. Sehingga memberikan tindakannya setelah sadar. “Kalau begitu jelas salah,

semestinya sebelum korban sadar harus diberi tindakan, kok malah menunggu sadar,” tegasnya. Apalagi, setelah itu lanjut Ujianto, RSU Siaga Medika memutuskannya untuk dirujuk ke rumah sakit lain. Sehingga membuat pertanyaan bagi dirinya, kenapa keputusan itu tidak datang sejak awal. Ketika dideteksi dan tidak sanggup mestinya segera dirujuk saja. Sehingga jangan hanya ditaruh di ICU sampai batas waktu yang tidak jelas. Persoalan lain, terkait soal biaya tambahan yang harus dibayarkan pihak keluarga diluar biaya yang ditanggung oleh Asuransi Jasa Raharja sebesar RP 10 juta. Sehingga ketika hendak dirujuk biaya pengobatannya bertambah Rp 1,4 juta. Sementara pasien kondisinya semakin parah kepalanya membengkak, akibat tidak adanya tindakan apa-apa. Sehingga sangat berpengaruh buruk bagi kesehatan pasien. “Makanya ketika dirujuk di RSU Pekalongan, menurut dokter yang disana justru menyesalkan penanganannya, kenapa sampai demikian. Semestinya segera dilakukan tindakan persoalan biaya kan bisa dirembug,” terangnya. Sementara Direktur RSU Siaga Medika Pemalang dr Agus Gunawan ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa penanganan yang telah dilakukan sudah cukup baik. Karena sebelumnnya pasien mengalami cidera kepala berat dan setelah ditangani kondisinya sudah cukup membaik. Menurutnya, dalam soal layanan di rumah sakitnya ada model pasien untuk dipulangkan dulu dan nanti ke RSU lagi, dengan mendapat layanan rawat pulang. Pihaknya membantah keras adanya penilaian bahwa pasien itu hanya dibiarkan begitu saja di ruang ICU. Padahal pasien sudah mendapat penanganan dengan di CT Scan untuk mendeteksi luka yang ada di kepala, dan ternyata mengalami pendarahan cukup meluas di kepala. Disamping penanganan lainnya pasien juga sudah diberi obat-obatan yang berkwalitas. Makanya kondisi pasien sudah membaik. (apt)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.