tabloid

Page 1


Menyongsong Semangat Pers Mahasiswa

Editorial Pendidikan Indonesia Semrawut Kemelut dalam dunia pendidikan saat ini begitu memilukan. Mulai dari persoalan Undangundang Perguruan tinggi (UU PT), Kurikulum 2013 yang sampai sekarang masih belum menemukan titik terang.Ditambah lagi saat ini, pendidikan di indonesia kembali dihadapi dengan kegagalan Ujian Nasional (UN). Hampir diseluruh pelosok Indonesia UN mengalami kerancuan dan kekurangan naskah soal. Melihat realita seperti ini, apakah Ujian Nasional masih bisa kita jadikan sebagai patokan dalam penilaian? Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 tahun 2008 5 Desember 2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) tahun ajaran 2008/2009 tujuan Ujian Nasional (UN) adalah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Dilansir dari Kompas.com, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie menyebut penyelenggaran Ujian Nasional (UN) 2013 merupakan yang terburuk sepanjang pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hal tersebut menyusul penundaan pelaksanaan UN yang terjadi di beberapa daerah karena persoalan distribusi naskah UN. “Ini harus di investigasi persoalannya di mana,” ujar Marzuki di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (19/4/2013). Selain Marzuki Ali, ketua panitia penyelenggaraan UN Sumatera Barat, Prof. Dr Mansyurdin juga mengungkapkan kepada Suara Kampus terkait penyelenggaraan UN ini, menurutnya penyelenggaraan UN tidak mesti dikelola pemerintah pusat, karena akan lebih efektif jika peneyelenggaraan Ujian Nasional disentralisasikan, dan wewenang dalam percetakan naskah soal diberikan pada masing-masing daerah yang akan menyelenggarkan UN. Data yang dihimpun dari Mansyurdin, sumatera barat dalam peneyelenggaraan UN tingkat SMA juga mengalami kekurangan naskah ujian sebanyak 2.203 yang mengakibatkan UN ditunda. Dalam penyelenggaraan UN, peserta didik tidak harus dihukum dengan ketakutan-ketakutan dalam menjawab soal ujian. Karena pemerintah juga harus melihat bagaimana psikologi dari peserta didik itu sendiri. Menghadapi UN saja mereka sudah dihantui, dan ditambah UN juga harus ditunda-tunda. Tidak bisa disalahkan jika mental-mental peserta didik saat ini galau, serta lebih mengaandalkan kunci jawaban dalam UN, karena memang pemerintah saja secara tidak langsung sudah mengajarkan rasa untuk tidak bertanggungjawab. Kesadaran terhadap dunia pendidikan hari ini harus dimulai dari hulunya, karena jika dari hulu sudah baik, maka untuk sampai ke muaranya nanti akan mudah untuk diperbaiki. Yang terpenting dalam mengahadapi UN jangan setengah hati.

Ciloteh + UN “Gagal” Nasional -Produknyo lai indak gagal lo pak ?

+ Biro IAIN diganti karena kerjaan yang tidak selesai -emang karajo apak lai salasai tu pak ?

Salam sejahtera untuk kita semua, puji syukur atas segala nikmat sehingga kita masih merasakan indahnya kehidupan hingga detik ini. Do’a serta harapan kami dari segenap kru Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara Kampus semoga pembaca selalu diberikan kesehatan dan bisa melakukan aktivitas dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan. Ucapan terima kasih dari kru Suara Kampus kepada segenap civitas akademika kampus pada umumnya dan para pembaca khususnya yang telah berpartisipasi serta bekerja sama dalam menyuarakan kampus islami ini. Kali ini Tabloid Suara Kampus kembali hadir di tengah-tengah pembaca pada edisi 124 dengan harapan dan semangat baru semoga bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh seluruh pembaca. Sedikit bercerita kepada pembaca, 34 tahun merupakan waktu yang cukup panjang dalam menorehkan sejarah panjang dengan berbagai karya yang dilahirkan Suara Kampus. Kilas balik pers mahasiswa serta semangat menjadi dasar pergerakan bagi kami untuk memberikan pengetahuan bagi pembaca. Tidak sedikit cobaan dan rintangan yang dihadapi dalam berproses di lembaga ini namun itu semua kami jadikan cambukan

Cerminia

Tidak bisa dipungkiri lagi, kehidupan manusia diwarnai dengan baling-baling, dengan kata lain manusia akan dihadapi dengan permasalahan hidup yang berdasarkan hukum alam, digambarkan oleh alam bahkan juga bisa belajar dari alam. “Alam takambang jadi guru” itulah ungkapannya bagi orang minang. Bercerita mengenai baling-baling banyak contoh baling-baling yang bisa kita temukan, terutama alat-alat yang memakai prinsip kerja baling-baling.Yang namanya balingbaling prinsip kerjanya akan selalu berputar dengan besar sudut 360o dengan kecepatan yang beragam, dimana baling-baling tersebut sebelumnya diberi arus atau stimulus sebagai rangsangan untuk bergerak. Contoh alat yang memakai prinsip kerja baling-baling yaitu kipas angin, kincir angin, kincir air, baling-baling bambu,baling-baling kertas, roda, gasing dan lain sebagainya. Tetapi permasalahannya sekarang apa yang bisa kita kaji tentang baling-baling? Kalau dikaji secara ilmiah dinamika dari baling-baling atau dalam istilahnya disebut AC (Alternating Current,) pergerakan baling-baling mempunyai perputaran yang cepat dengan sudut 360o sehingga sulit untuk dihitung dan diamati kecepatannya. Faktanya, secara ilmiah baling-baling tidak melakukan usaha apa-apa, karena perpindahan dari pergerakan baling-baling itu tidak ada, bergerak dari titik nol dan kembali lagi ke

Semangat: Kru SuaraKampus mempersiapkan penerbitan edisi 124, Minggu (21/04)

utuk lebih baik lagi dalam berkarya dengan satu tekat bahwa menyampaikan informasi itu adalah tanggung jawab kami, maka kami berusaha mengatakan bahwa yang benar itu adalah benar walaupun itu pahit. Terlepas dari itu semua, sebagai Persma di kampus ini kami sadar bahwa apa yang dilakukan rekan-rekan Suara Kampus sebagai wujud perhatian kepada kampus dan pada dasarnya semua hal yang berbau kritik sosial itu merupakan tanggung jawab kami sebagai insan Pers. Sedikit informasi bagi pembaca bahwa penerbitan edisi 124 ini terdapat beberapa pembaharuan rubrik. Penerbitan kedua pada periode ini sedikit kejar tayang dari edisi

Foto: SuaraKampus

sebelumnya karena ada beberapa hal urgen yang harus dipenuhi. Meskipun keterbatasan waktu merintangi proses ini, tapi kami berusaha semaksimal mungkin menghadirkan yang terbaik bagi pembaca. Kami berharap dengan semua yang kami sajikan pada edisi 124 ini memberikan pengetahuan dan hal positif bagi para pembaca. Ambillah hal yang baik dan berguna dari penerbitan ini, harapan besar kepada pembaca untuk memberikan masukan guna perbaikan di edisi selanjutnya karena kami menyadari banyak kekurangan dari penerbitan ini, terakhir kami mengucapkan selamat membaca dan terima kasih.[ ]

Baling-Baling Ari Yuneldi Redaktur Pelaksana Suara Kampus

titik nol. Tidak ada perpindahan ataupun kemajuan yang dilakukan baling-baling karena usaha yang dilakukan juga tidak ada. Ada sisi menarik di sini yang perlu dikaji, yang bisa dikaitkan dengan kehidupan kita. walaupun kita melakukan pergerakan dan bergerak dengan kecepatan yang penuh, mengeluarkan tenaga dan seluruh energi untuk bergerak, menghabiskan waktu yang lama tetapi kalau kita memakai prinsip baling-baling maka pada realitanya perpindahan kita tetap nihil, kalau perpindahan kita nihil secara otomatis usaha kita tetap nol (tidak berkeja apa-apa). Seperti itulah kita, yang kadang dalam hidup telah bekerja atau melakukan dinamika dengan kecepatan yang maksimal, menghabiskan tenaga dan waktu yang banyak tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan, tidak mengalami kemajuan dan perpindahan.

Seperti itu pula kita lihat dikampus kita, kadang petinggi-petinggi dan karyawan kampus telah melakukan ini dan itu, bergerak dari periode ke periode tetapi hasilnya juga tetap tidak memuaskan. Artinya bisa dikatakan kalau itu hanya berputar dalam lingkaran baling-baling, bergerak dengan kecepatan tinggi dan selalu dinamis tetapi tidak mengalami keamajuan dan perubahan. Setiap orang atau lembaga pasti ingin mengalami kemajuan atau perpindahan, terutama kemajuan ke arah yang lebih baik. Disini ada dua sifat dari baling baling yang perlu dicermati. Pertama, baling-baling akan bergerak apabila ada stimulus atau arus yang diberikan, artinya balingbaling akan bergerak apabila pada balingbaling tersebut diberikan pengaruh luar atau stimulus/arus. Seperti Kipas angin bergerak karena adanya arus listrik, kincir angin karena adanya angin, kincir air karena adanya air, baling-baling bambu karena adanya udara yang menggesek dan begitu juga dengan baling-baling lainnya. Kedua, dinamika yang sia-sia. Maksudnya, baling-baling bergerak dengan kecepatan yang tinggi dan kecepatan maksimal, waktu yang lama tetapi tidak juga mengalami perpindahan/kemajuan sehingga terkesan tidak melakukan usaha apa-apa, hanya berputar bergerak mengelilingi area seputarnya saja.

Pempinan Umum: Andika Adi Saputra. Sekretaris Umum: Sri Handini. Bendahara Umum: Septia Hidayati. Pemimpin Redaksi: Ridho Permana. Pemimpin Perusahaan: Urwatul Wusqa. Kepala Divisi SDM & Litbang: Tri Bayu Lestari. Pelindung: Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. H. Makmur Syarif S. H., M.Ag. Penanggung Jawab: Kepala Biro AUAK Drs. Dasrizal, MA Pembantu Rektor III IAIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. H. Asasriwarni, MH Pembina: Abdullah Khusairi, Muhammad Nasir, Andri El Faruqi, Shaeiful Yazan, Yulizal Yunus Dewan Redaksi: Adil Wandi, Ababil Gufron, Eni Sapura, Arjuna Nusantara, Rafi’i Hidayatullah Nazhari

Redaktur Pelaksana: Ari Yuneldi, Evi Candra. Koordinator Liputan: Zulfikar Efendi. Redaktur: Nela Gusti Hasanah, Ahmad Bil Wahid, Restu Mutiara Sari. Divisi Periklanan & EO: Rahmawati Matondang. Divisi Umum & Adm: Gusriana Luxtrisia. Kadiv Pra cetak: Ikhwatun Nasra. Divisi Litbang: Nur Khairat. Reporter: Dasfrianto, Yuni Marsela, Boby Irawan, Abdul Rahman Alfredi, Okvia Novita Sari, Chairil Anwar, Sri Wila Oktalanda, Lusi Sri Suhasti, Selfi Hastria Ningsih, Ahmad Syaifullah (Non Aktif), Rika Ahmad (Non Aktif), Aidina Fitra (Non Aktif), Devarisa (Non Aktif), Nesti Deswita (Non Aktif), Muhammad Rasyid (Non Aktif), Riri M. Nur (Non Aktif), Mardani Kambara (Non Aktif), Irma Kristinadya (Non Aktif), Desi Maya Sari (Non Aktif), Noris Afria Safitri (Non Aktif), Rada Masita (Non Aktif). Magang: Taufiq Siddiq, Yogi Eka Saputra, Zul Anggara, Elvi Safri Dinyyati Rahmatika, Iis Sholihat Damanik, Novia Amirah Azmi, Novri Rahmita Sari, Putri Wati, Pori Nurmalizar, Reza Hanafi, Sudirman, Witri Nasmita, Yenela Haryati, Jeki Fernandos, M. Abu Mas’ad, David Nofra, Dedet Satria (Non Aktif), Desria (Non Aktif), Harini Sulastri (Non Aktif), Hendri Putra (Non Aktif), Irma Kristinadya (Non Aktif), Kiki Julnasri Pratama (Non Aktif), M. Juner (Non Aktif), Maisya Novilia Putri (Non Aktif), Miekey Neldawati (Non Aktif), Muslim Siregar (Non Aktif), Rahima Hayati (Non Aktif), Roni Ramadhan (Non Aktif), Siti Jamatul Akidah (Non Aktif), Tifany Diah A. (Non Aktif), Titi Purnama Yuliarti (Non Aktif), Yefri Nofela (Non Aktif), Zulfikar (Non Aktif), Ahmad Gunawan (Non Aktif), Deni Herlina Lubis (Non Aktif), Dian Iswanto (Non Aktif), Gusriwandi (Non Aktif), Hamiruddin (Non Aktif), Ilham (Non Aktif), Indah Wahyu Delima (Non Aktif), Isya Ariansyah (Non Aktif), Nur Fitrah (Non Aktif), Rahma Fitri (Non Aktif), Shelvi Meisya Anglesia (Non Aktif), Syahrul Rahmat (Non Aktif), Syahrul Maghfirah (Non Aktif), Weni Syafitri (Non Aktif).

e-mail : lpmsuarakampus@gmail.com


Kolom

Menatap 2014:

Tinggi Ruok Pado Boto Ruok atau yang kerap kali kita sebut dengan buih sudah tentu tidak asing lagi bagi kita semua, apalagi bagi yang sering mengkonsumsi minuman bersoda. Dengan goncangan sedikit saja ruok pasti akan muncul kepermukaan. Tanpa harus diminta sekalipun ruok itu sendiri pasti Zulfikar Efendi akan menduduki tempat yang paling atas. Koordinator Liputan Keberadaan ruok Suara Kampus pada minuman adalah menentukan adakah minuman itu memiliki soda atau tidak, dan itulah dia soda, yang akan memberikan kenikmatan semantara pada minuman tersebut. Kerapkali sebagian orang menggunakan ruok hanya sebagai mainan ataupun hanya mempergunakan ruok sebagai hiasan pada minuman tersebut. Semakin banyak kita dapati ruok maka akan semakin kurang soda yang kita rasakan. Ruok jika sudah berada di ujung botol memang akan lebih tinggi, seakan dia dapat mengusai seluruh isi yang ada pada botol tersebut. Jika isi ingin keluar tentu saja harus melewati prosedur yang diterapkan ruok, baik dengan jalan yang biasa-biasa ataupun dengan paksaaan yang sudah pasti ruok akan ikut tumpah. Menempatkan diri sebagai ruok hendaknya dapat memahami keadaan yang berlaku, tampa ada isi, ruok tidak akan berarti. Karna ruok hanya sebatas uluran tangan dari isi demi mencapai ujung botol untuk melihat keadaan sekeliling, dimana ruok tidak akan pernah berlansung lama, mereka akan habis dimakan angin jika tetap terus berlama-lama di atas. Mempertahankan diri untuk selalu tetap berada diatas tentu saja ruok harus dapat mempertahankan isi. Ya, boleh saja mengusuir isi keluar, namun ruok harus menerima konsekuensinya nanti. Hal ini dapat kita singkronkan dengan keberadaan seorang pemimpin, baik organisasi, lembaga dan lain sebagainya. Sebagai seorang pemimpin harus menyadari asal mereka, darimana mereka dapat ditinggikan seranting. Bukan seperti realita yang kita hadapai saat ini, tidak sedikit seseorang akan naik untuk memimpin suatau organisasi ataupun lembaga setelah mempergunakan isi (Rakyat) sebagai pijakan, namun lupa dengan tempat berpijaknya sendiri. Bahkan tidak jarang seorang pemimpin yang tidak lagi mempercayai teamnya sendiri setelah ia mendapatkan kedudukan yang tinggi. Seorang pemimpin yang mengerti dengan realita atau yang disebut dengan pemimpin bijaksana tentun saja akan paham keadaan, apalagi sebelumnya ia pernah juga mersakan keadaan di bawah, karna akan sulit jika mendapatkan ujung tangga tanpa menjejakinya dari bawah. Baiknya suatu negara bukan tergantung baik atau tidaknya seorang pemimpin, namun dalam suatu negara rakyat juga harus menyadari dengan keberadaannya sebagai rakyat, bukan bicara pemimpin tidak adil, pemimpin tidak becus dan sebagainya, tapi berusahalah menjadi yang terbaik bagi negeri ini, yang akan menjaga negeri kita, ya kita sendiri dan itu adalah tanggung jawab kita bukan dilimpahkan terhadap pemimpin semata. Karena tidak hanya satu persoalan yang harus ia pikirkan. Menyadari apa yang kita punya dan apa yang bisa kita lakukan untuk negeri ini itu akan lebih berarti dari pada harus mengambing hitamkan seseorang, negara kita hancur bukan karna pemimpin yang tidak pandai ataupun rakyat yang bodoh, tapi hanya saja kita tidak menyadari. Untuk sadar semua orang pasti bisa, namun untuk menyadari itu terlalu sulit. Berkacalah pada tahun 1998 silam, Mahasiswa berhasil menurunkan presiden dan apakah itu yang harus kita ulang kembali? Karena memang semua tidak dapat dilakukan sesuai dengan kehendak pemimpin semata, rakyatpun akan lebih kuat jika terus-terusan ditindas. Jangan sesekali seperti katak dalam tempurung, karena bumi ini luas.

Skeptis Optimis Menapak awal 2013, menatap 2014, tak lepas dari segudang prahara politik negeri. Arah demokrasi membabi-buta begitu bebasnya. Atas nama kebebasan, etika berpolitik dan bernegara semakin ditepikan. Pelajaran politik disuguhkan dengan cara-cara yang tak lagi pantas ditiru. Ditambah lagi,gaung warta tentang korupsi, Konflik sana-sini, kriminalitas yang semakin tinggi meski ekonomi terlanjur mendapat puja-puji. Ya, ekonomi semakin baik bagi sebagian orang, tapi tidak untuk sebagian lagi penduduk negeri. Ekonomi tumbuh baik kata mereka, dengan statistik makro yang terbilang gemilang. Lumayan untuk dinikmati sebagai penyejuk semu di tengah dahaga akan berita yang baikbaik untuk bangsa yang semakin skeptis akan adanya kenikmatan bernegara yang tertib, bebas korupsi, dan sejahtera. Jilid demi jilid risalah hukum panggung para penguasa Negara yang mensuprimasikan hukum dengan kompilasi embel-embel demokrasi ini, ya Negara hukum yang demokratis katanya, semakin membuat pesimis para penghuninya. Entah bidang apa lagi yang tak ada masalah. Entah badan Negara mana lagi yang tak bermain dusta merampok harta Negara atau mengkomoditaskan kursi-kursi kuasa. Bahkan kitab suci yang seharusnya menjadi barang yang benarbenar suci dari segala kekotoran dunia pun tak luput dari lirikan perampokperampok berkerah biadab, apa lagi hal sebangsa hewan sapi atau makhluk apalah, bukan sesuatu yang luar biasa alias sudah biasa menjadi ladang-ladang uang koruptor. Belum lagi tuntas kasus-kasus korupsi terdahulu, sudah tumbuh sejumlah persoalan-persoalan baru. Babak Century belum tuntas di entas, Hambalang suguhkan drama para pialang tahta. Bola salju menggelinding hebat dari gedung-gedung olahraga Hambalang, melibas para poli-tikus jago cuap. Semua berbicara kebenaran. Yang salah mereka, bukan saya. Hingga sumpah digantung di

Oleh: Reza Aidil Fitriansyah LPM Media Sriwijaya Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang menara tak menjadi tabu tuk dikata. Tampilan religius sempurna tak menjadi garansi politikus bersih. Toh alqur’an saja tak haram dikorupsi bagi mereka. Belum lagi di akar rumput, konflik etnis, tawuran pelajar, bahkan perang antar kampung! Drama di menyesakkan Nusantara. Huh. Sejatinya dalam kondisi seperti ini, aparat penegak hukum entah kepolisian atau kejaksaan, menjadi pion utama bersih-bersih negara. Tapi apa mau dikata, mereka sendiri bermain dusta, berselingkuh dengan kepentingan-kepentingan pribadi, memperkosa kepercayaan rakyat, Korupsi juga menjadi tradisi di institusi. Sama saja, setali tiga uang, pesimis untuk diandalkan. Yang ada suguhan gratis adu jotos dengan saudara sesama pelindung negara. Hebat. Inikah produk reformasi yang luar biasa susah kita capai? Reformasi menelurkan kekacauan multidimensi bukan keindahan pembaharuan? Reformasi negeri ternyata menimbulkan ketidakpastian. Semua terombang ambing dengan kuasa serba bebas. Bebas memanipulasi, bebas mendramatisasi, bebas mengolah informasi. Semua berbicara, tak tahu lagi yang mana yang bisa didengar, yang harusnya didengar atau tak pantas didengar. Semua ingin seperti ini, seperti itu. Opini dilontar semau mulut dan perut. Ibarat pribahasa klasik, Mulut bau madu, pantat bawa sengat. Mulut manis tapi hati busuk. Kuasa olitikus-politikus utama. Tak heran jika paradigma dan pemikiran bangsa mudah digiring kemana mau mereka, konglomerat media. Akhirnya kita mulai bisa memahami mengapa aristoteles menggo-

longkan demokrasi sebagai degradasi dari yang negara yang tercita, negara yang seharusnya, das sollen. Demokrasi menurut aristoteles adalah bentuk aristokrasi yang sudah tercemar. Tercemar oleh kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok-kelompok penguasa. Demokrasi adalah bentuk kemerosotan dari negara bebas yang diidam-idamkan. Bukan bebas yang baik, tapi bebas yang termotifkan kepentingan perut. Gurunya sendiri, Plato, mendalilkan tiga kebajikan (wisdom) manusia dalam motif bernegara. Pertama, bila akal menguasai manusia maka akan ada kebijaksanaan. Jika kehendak yang menguasai manusia maka muncul keberanian. Tapi jika keinginan/nafsu menguasai manusia maka yang ada adalah penguasaan. Maka, skeptis tak terelakkan untuk menatap 2014, selama moral negeri masih seperti ini. Jika nafsu manusia masih menguasai – Ujar Plato -. Sistem yang baik jika dijalankan oleh orang yang tidak baik toh tetap akan amburadul. Namun optimis bukan hal yang menjadi mustahil. Kita akademisi masih sebagai yang paling diharapkan menjadi bibitbibit negarawan yang bersih. Bukan mustahil untuk mengadakan perubahan meski entah kapan hasil yang inginkan tercapai. Hal yang paling rasional dilakukan adalah berpartisipasi dalam pengawasan menciptakan pesta demokrasi yang paling tidak lebih baik dari sebelumnya. Tak prematur membicarakan 2014 demi persiapan untuk berperan di hari yang menentukan. Renungkan, introspeksi, mawas diri tuk benahi negeri. Hentikan politik retorika, hentikan drama berpura-pura – pura-pura bersih, pura-pura benar, pura-pura untuk rakyat -. mari beraksi yang nyata untuk negara tercinta. Editor : Nela/Ridho

dengan universitas Al-Azhar dan tanggu di jalan sangat bagus sekali, kalo bisa saya sarankan tambahlah sekitar 15 cm supaya kita ke kampus jalan kaki aja, demi terhindar dari kecelakaan pak.

081993472XXX Kenapa ya pak di kampus ini banyak janji2 palsu contohnya perehaban gedung pustaka ga pernah jadi-jadi padahal itu sangat penting untuk menambah ilmu kami sebagai mahasiswa/i diluar perkuliahan.

InBoX 08779260XXX Pak, lokal t.009 lah 2 minggu baun BAB kuciang, kami ndak nyaman jadinyo. Kuciang suko BAB karano ubin yang lah tangga sehinggo ba abu. Pak tolong pelokan lokal kami. 081947671XXX Pak, Ba’a kok tahun ko ndak ado beasiswa DIPA doh pak?, ba’a ko pak, jaleh beasiswa itu nan ado infonyo dikaluan ka mahasiswa di IAIN, itu pulo nan ndak ado kalua kini. Barati kni ko yo ndak ado beasiswa di IAIN. Padahal di brosur penarik mahasiswa baru, dak sagak banyak e beasiswa nan batulihan disitu doh. Sedangkan realitanyo kini ba’a? smo se jo baduto tu nyo pak.

087792447XXX Kami minta pada bapak rektor IAIN agar lebih memperhatikan UKM2 yang ada. Jangan disepelekan, hargai kreatifitas kami. Kami juga butuh semangat dari bapak.

083180910XXX Kampus terlalu gersang, ga menarik. Pustaka juga kurang diperhatikan, kami minta perhatian sama bapak karena kreatifitas UKM ini sangat menarik. Wc tidak 081266619XXX memadai birokrasi sangat sulit harap Pak bagus sekali gerbang kampus mulai hari ini perhatian dari bpk aku merasa berada di Mesir kerana rektor tentang keluhan diatas cepat melihat piramida yang begitu indah, ditanggapii. satu langkah lagi kampus kita sama

0853767505XXX Pak rektor, saya kurang nyaman berada di kelas karena sering kali lampu mati, saat pendaftaran online sangat mengecewakan bukan tambah mudah mendaftarnya tapi mempersulit dan tolong perpustakaan institut dijaga kebersihannya terlalu banyak debu. 0877924476XXX Pak kenapa lampu sering mati dan kursi di setiap kelas masih kurang sedangkan mahasiswa yang ditampung di dalam kelas terlalu banyak, harapan saya ke depannya tolong diperhatikan kenyamanan mahasiswa dan pengurus akademik tidak bersahaja dengan mahasiswa.

Ungkapkan keluh kesah anda dan masukan anda untuk kampus kita ini melalui SMS ke Suara Kampus. Kirim ke 087895726831 dengan format : Nama-Bp/jurusan-pesan. contoh : Yudi 210100/IPA-Pesan


Naskah Fotokopi Menurut keterangan Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Indang Dewata mengatakan bahwa UN di Kota Padang berjalan dengan lancar, meski 19 orang peserta ujian tingkat SMA tidak ikut ujian dan harus ditunda. Persoalan kekurangan naskah soal, untuk kota padang masih bisa diatasi dengan fotokopi. “Beberapa soal yang kurang itu bisa untuk difoto kopi, karena kekurangan naskah soal di Kota Padang tidak terlalu banyak, saya harap pelaksanaan

Setelah semua kelengkapan ujian dinyatakan aman untuk Senin-Kamis 14-17 Maret 2013. Tujuannya agar panitia pelaksana ujian tidak kewalahan pada hari ujian. “Dari tujuh sekolah di Kota Sawahlunto yang tergabung dalam koordinasi Saya seperti, SMA 1, II dan SMK I, II, SMA PGRI, SMA Muhammadiyah dan Sekolah Dagang Islam (SDI) berjalan aman. Karena sehari sebelum ujian dilaksanakan, kami sudah mengecek kelengkapan soal dan lembar jawaban ujian sesuai aturan

Data : Jumlah kekurangan naskah soal UN 2013 di Sumatera Barat tingkat SMA, yang dihimpun dari Ketua Panitia Pelaksanaan UN Sumbar

Kacau, UN Perlu Disentralisasi Suara Kampus -Ujian Nasional (UN) bagi siswa merupakan ujian penentu untuk menyelesaikan studi di jenjang pendidikan baik SD, sMP dan SMA. Namun dalam realita saat ini UN menjadi suatu hal yang menyulitkan bagi siswa, pasalnya pelaksaan UN kali ini kacau dalam pelaksanaan. Prof. Dr Mansyurdin Ketua Pelaksana Ujian Nasional Sumatera Barat saat di temui SuaraKampus Jum’at (19/ 04) menyampaikan bahwa UN 2013 hanya bagus dalam per­encanaan, dan sering lupa dalam pengkontrolan pengelolaan di lapangan.

Prof. Dr. Mansyurdin Ketua Panitia UN Sumbar Menurut Mansyur dalam pembuatan naskah UN seharusnya diberikan wewenang terhadap masing-masing provinsi. Ditambah lagi melihat realita yang kita hadapi saat ini, naskah UN hendaknya diberikan wewenang terhadap provinsi untuk mengelola hal tersebut. “UN harus disentralisasi karena kita lihat UN kian hari kian buruk, dan 2014 kita belum yakin UN akan bisa baik,” ujarnya Ia juga menambahkan persoalan UN yang terjadi hari ini semata bukan persoalan percetakan, namun pemerintah juga harus serius menghadapi persoalan tersebut. Mansyur berharap kedepan penyelenggaraan UN harus

seimbang antara kualitas dan kuantitas. “Pemerintah seharunya perhatikan persoalan kualitas, jangan hanya sekedar kuantitas dijadikan nomor satu. Karena antara kualitas dan kuantitas itu harus seimbang, naskah soal yang kami terima tidak lengkap, dan kebanyakan naskah soal tidak sesuai antara box dan isi. Box soal bahasa indonesia namun isinya mata pelajaran Mate-matika dan hal seperti ini pada hari pertama UN sudah kami alami,” ujar Mansyur,” ungkapnya. Persoalan kekurangan naskah soal juga dialami provinsi sumatera barat. 2.203 naskah soal untuk tingkat SMA harus ditunda.Terkait kekurangan naskah soal ketua panitia menagaku sudah memberitahu terhadap Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan dengan hasil keputusan bahwa kekurangan naskah soal itu sedikit maka soal akan di photo copy dan jika kekurangannya banyak, maka ujian terpaksa ditunda. Dalam menaggapi persoalan UN kali ini, Mawardi Efendi dosen Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang menekankan bahwa UN itu tidak mendidik. “Ujian nasional tidak mendidik dan tidak adil. Karena dalam pelaksanaan ujian nasional memberikan motif ketidakpercayaan terhadap peserta didik dengan menhagadirkan 20 jumlah paket soal,” ujar Mawardi saat ditemui SuaraKampus di ruangannya, Selasa (23/04). Menurut pandangannya itu sendiri dengan melihat realiata yang terjadi, bahwa kian hari tingkat kertidak percayaan dalam pelaksanaan ujian nasional makin meningkat. “Seharusnya, dalam pelaksanaa UN ini kredibilitas sangat harus dijaga dari atas. karena jika kredibilitas itu sendiri sudah dari atas, maka kebawah

nantinya akan lancar. Karena jujur itu penting, ketidakjelasan dalam pelaksanaan UN kali ini ia menekankan bahwa persoalan yang terjadi saat ini ambil pelajaran saja., semua yang telah terjadi ambil saja sebagai pelajaran, karena tidak harus dari yang baik saja kita belajar, namun dari yang buruk kita juga harus belajar demi perubahan nantinya,” ucap mantan Rektor UNP ini. Ujian nasional 2013 dalam pandangannya sudah bagus jika dilihat dalam perancangannya. “Dalam menyelenggarakan ujian nasional itu harus masuk akal, dan begitu juga dalam menjalankan kurikulum pendidikan. Karena selama ini pendidikan indonesia sudah terlanjur masuk dalam lingkaran setan. Penghargaan terhadap lembaga pendidikan bukan dinilai dari banyaknya peserta didik yang lulus ujian nasional, tapi lihat dari kualitas yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan itu sendiri,” tutur Mawardi.

Prof. Dr. Z Mawardi Efendi, M. Pd (Dosen Pasca UNP)

Mawardi berharap dalam pelaksanaan ujian nasional kedepan hendakanya ada disentralisasi. “Tahun depan saya berharap pemerintah pusat berikan otonomi terhadap pemerintah daerah dalam pelaksanaan UN. Karea UN sudah harus disentralisasi bukan terikat dengan sentralisasi seperti sekrang ini,” ujar Dosen pasca sarjana ini.

UN selanjutnya dikelola oleh provinsi yang bersangkutan, seharunya UN itu harus disentralisasi, karena kalau semua naskah soal pendistribusian lansung dari pusat, maka hal itu yang akan membuat kacau,” ujar Indang. Hal senada juga disampaikan koordinator Daerah Kota Sawahlunto Welhendri Azwar, S.Ag, M.Si, pelaksanaan UN Kota Sawahlunto berjalan lancar. Daerah ini tidak mengalami kendala yang berarti.Memang ada sedikit masalah dilapangan seperti kekurang beberapa lembar soal atau lembar jawaban. Namun tidak menghalangi pelaksaan UN. Karena sehari sebelum ujian dimulai koordinator bersama tim sudah sampai di lokasi ujian, kemudian langsung memeriksa kondisi kelengkapan ujian seperti soal dan lembar jawaban.

berlaku,” ungkapnya ketika di temui Suara Kampus. Menurutnya, tugas seorang koordinator dan pengawas adalah mengawasi dan menyelesaikan masalah yang ada di daerah tugasnya. Maka oleh karena itu seorang pengawas ujian harus bisa bersikap kreatif dalam menyikapi masalah yang ada. Seorang pengawas atau koordinator harus mengatahui bagaimana kondisi dan kelengkapan UN di daerah pengawasannya. “Memang ada kekurangan lembar jawaban dan lembaran soal, namun kondisi ini bisa diatasi dengan cara menfotocopy kekurangan tersebut sesuai dengan aturan yang ada. Setiap pelaksanaan UN pasti menemui masalah, namun tergatung bagaimana kita bisa menyelesaikannya. Kalau kita tidak ingin ada masalah dalam pelaksanaan UN, solusinya adalah jangan melaksanakan UN tersebut,” tutur Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang ini.


Psikologi Siswa Terganggu Ketertundaan pelaksanaan UN pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) akibat kekurangan naskah soal menimbulkan kontra dari berbagai kalangan dan ancam psikologi peserta didik yang akan menghadapi ujian tersebut. Dalam pandangan psikologi efek dari ketertundaan UN tersebut membuat Keletihan emosional, kecewa dan rasa takut bahkan rasa cemas bagi siswa yang telah mempersiapkan diri sebelumnya, bahkan rasa cemas untuk tidak bisa mengikuti ujian. “Penanggulangan yang seharusnya dilakukan dari pihak yang terkait terhadap anak adalah terus memberikan motivasi serta menjaga emosional anak agar tidak mengganggu kepada mentalnya” tutur DRA.Wandra Fitri,M.Si Dosen Psikologi Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang.

Menurut Wanda tertundanya ujian nasional ditahun ini disebabkan oleh negara yang tidak transparan dalam arti politik dan hukum Indonesia yang tidak jelas yang ujung-ujungnya korupsi juga, selain itu Wandra menggatakan bahwa dia tidak setuju dengan diadakan ujian nasional ini karena vasilitas yang ada di kota atau tempat maju berbeda dengan fasilitas yang ada di tempat yang belum maju. Alangkah lebih baik diadakan seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu NEM sebagai sarat untuk melanjutkan pendidikan dan nilai raporlah yang meluluskan. Sudah tidak tabu lagi kita melihat anak yang membawa kunci jawaban yang belum pasti, hal itu terkait kepada pengajaran psikologi anak, Wanda berpandangan itu sama saja mengajarkan anak untuk korupsi yang dimulai dari mengajarkan anak untuk tidak mempunyai tanggungjawab sosial dari dini. “Harapan saya semoga ada kemauan politik pemerintah untuk diperbaiki dan kesiapan mental anak yang didukung oleh peran sekolah dan orang tua,” jelasnya. Menanggapi pernyataan diatas, sebagian sekolah ternyata sudah mempertimbangkan hal tersebut. Salah satunya SMKN 1 Batipuh. Pengawas UN di SMKN 1 Batipuh mengaku tidak memperlakukan aturan pemerintah dalam pelaksanaan ujian nasional. Salah satunya dengan memngurangi

Selesai Ujian : Dua orang siswi SMPN 12 Padang tengah asyik berbincang usai UN, Selasa (24/04). Foto : Zulfikar Efendi sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi. Aturan pemerintah terhadap peserta ujian yang ketahuan melakukan kecurangan hanya diberikan sindiran belaka. Fitrawati, S.Pd pengawas UN di SMK Batusangkar menuturkan bahwa pengawas tidak memberikan sanksi dengan dikeluarkan atau ujian dianggap gagal dengan kecurangan yang ada. “Sanksi yang diberikan hanya berupa teguran dan sindiran. Memang dari Mendiknas memerintahkan bahwa yang ketahuan curang akan digagalkan ujiannnya. Namun, kami dari pihak pengawas tidak memberikan sangsi tersebut karena ditakutkan memberikan dampak negatif terhadap mental peserta didik,” katanya. Firawati menambahkan bahwa ujian nasional di tempat ia mengajar (SMKN 1 Batusangkar) mengalami kekacauan. “Dimana di SMKN 1 Batusangkar mengalami kekurangan soal sebanyak 80 naskah soal. Sehinngga, soal harus difotokopi dengan diiringi polisi

dan satuan pendidikan agar tidak terjadi kecurangan-kecurangan. Dengan kekurangan soal tersebut maka pelaksanaan ujian di tunda sampai pukul 08.30 WIB. Kekurangan naskah soal bisa saja terjadi di SMKN Batusangkar tersebut “Kekeliruan ini terjadi karena memang banyaknya siswa di SMK N 1 Batusangkar ini,” tambah Fitrawati. Terkait persolan psikologi peserta didik dalam mengahdapi UN ini memang begitu sulit. Untuk mengahadapi UN saja peserta didik sudah harus mati-matian belajar siang malam, sebagaimana yang diungkapkan siswa SMPN 12 Padang, Yossi Rezka Aulia yang mengaku takut dan cemas untuk menghadapi UN tersebut. “Untuk UN ini kami merasa cemas dan takut. Kami harus belajar matimatian, sampai-sampai kami harus menambah jadwal belajar malam, dari sekolah sendiripun kami juga diberikan pelajaran tambahan hingga sore,” ujar Yossi. Hal serupa juga disampaikan siswa MAN Model 1 Bukittinggi, Rizka Amelia mengatakan pelak-

saanaan UN tidak ada kendala yang berati. “Kami tidak mendapat kendala yang berati tapi kami sangat cemas dengan hasil nantinya karena kertas lembar jawaban UN sekarang ini banyak yang kami terima dari penitia rusak, dan kertas yang diterima tersebut agak lunak,” ujar siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tersebut. Selain itu dari SMA 1 Matur Kab. Agam Ipo setelah mengikuti UN mengungkapkan keluhanya terhadap ujian sekarang diantaranya soal yang terlambat datang sehingga siswa menunggu sampai 2 jam. “Saya dan kawankawan sangat kecewa sekali lah dengan UN kali ini soal yang terlambat dating bahkan salah kirim tersebut sangat banyak kesempatan ke awetan soal tersebut tidak terjaga sekali, jadi kami berharap kedepanya ini jangan sampai terjadi lagi dan kalu memang ini akan terjadi lebih baik UN di tiadakan lagi,” tegasnya.

Menaggapi UN untuk SD Kepala Sekolah, Sari Bulan Delfius, S. Pd mengatakan, persiapan untuk UN nanti mengajarkan kepada murid waktu yang berbeda dari sebelumya contohnya mengadakan pelajaran tambahan kepada murid SD, “Sekaligus kami mengkhususkan kepada mata pelajaran yang akan di UN kan,” ujarnya. Dia menambahkan, dalam pelaksanaan UN SD itu sebelum 1 hari ujian akan dimulai, pada masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) dasar telah disiapkan semuanya, masalah kekurangan soal nanti pihak UPT yang akan menangani masalah tersebut. “Masalah keterlambatan soal nanti itu akan di tangani langsung dari UPT masing sekolah, jadi proses pengantarann soalnya tidak seperti UN SMA sekarang,” tambahnya.

UN Tidak Penting Melihat persoalan UN saat ini Prof. Dr Ramayulis selaku Guru Besar Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padang mengatakan UN tidak perlu dilaksanakan, karena pendidikan itu hanya butuh standar. “Pendidikan di Negeri ini sebenarnya hanya membutuhkan standar saja untuk dijadikan acuan bagi pendidikan sebagai kelulusan siswa, karena UN juga tidak menjanjikan untuk mutu pendidikan, sebab UN tersebut hanya menguji kescerdasan saja,

belum mengacu kepada standar pendidikan yang seutuhnya,” ujar Ramayulis ketika ditemui SuaraKampus di ruangannya, Selasa (23/04). Menurut Ramayulis memang pemerintah sudah berupaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun hal tersebut belum mencapai titik yang diinginkan meski UN telah dilaksanakan. Dengan terjadinya kekacauan pelaksanaan UN hanya akan menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) semakin

terbelakang. “Sebenarnya pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini namun belum sempurna dengan adanya UN tersebut, apa lagi UN yang telah dilaksanakan tersebut menimbulkan dampak negatife bagi psikologi siswa karena terlambatnya naskah soal yang sampai ke sekolah-sekolah yang menyelenggarakan UN tersebut,” ungkapnya saat ditemui SuaraKampus. Ia juga menambahkan bahwa UN tersebut sebenarnya tidak perlu

diadakan karena siswa yang telah belajar selama tiga tahun lamanya cuma ditentukan kelulusannya oleh empat mata pelajaran saja, hal tersebut juga merugikan siswa. Bahkan pernah terjadi beberapa tahun silam kejadian yang sangat memilukan tentang pelaksanaan UN tersebut, Ilmu yang begitu mulia di akhiri ditempat yang tidak suci, “Beberapa waktu silam ada kepala sekolah yang menempelkan jawaban ujian di wc sekolahnya, kemudian siswa sekolah tesebut keluar secara bergantian dan

mengakibatkan keributan diantara siswa tersebut.” ucapnya. Ia mencemaskan kabar penghapusan mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau (BAM) ditingkat SLTP, jika dihapuskan akan menimbulkan dampak negatife bagi citra pendidikan karena siswa Minangkabau tidak akan mengenal budayanya sendiri. Wartawan: Lusi Sri Suhasti, Weli Ramadhani, Ridho Permana, Zulfikar Efendi, Zul Anggara


Cerita Dibalik Pelantikan Biro IAIN Suara Kampus - Hampir lima tahun Drs. H. Amrul Wahdi, MM mengabdikan diri di IAIN Imam Bonjol Padang. Terhitung sejak 04 Oktober 2009. Pada waktu itu Ia dilantik sebagai Kepala Biro AUAK IAIN Imam Bonjol Padang, oleh Menteri Agama Republik Indonesia Moh. Maftuh Basyuni. Setelah delapan hari dilantik Amrul Wahdi memulai bekerja dan berkarya di IAIN. Ia diantarkan ke IAIN oleh Kepala Biro Kepegawaian Kementrian Agama RI, Drs. H.Ali Adianto, M.Si. dan Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementrian Agama H. Abdul Karim, MM, dan Drs. H. Fakhrrize, MM selaku mantan Kepala Biro IAIN waktu itu. Amrul Wahdi berdampingan dengan Dr.H. Sirajuddin Zar, MA selaku Rektor IAIN. Setelah berjalan dua tahun bersama memimpin dan berbuat untuk IAIN, maka 2011 lengserlah kepemimpinan Sirajuddin Zar. Generasi berikutnya IAIN dipimpin oleh Prof.Dr.H.Makmur Syarif. S.H. M.Ag. Setelah dua tahun bersama membangun IAIN. 16 April 2013 keluar Surat Keputusan

Mentri Agama RI nomor B.II/ 3 / 0 9 6 6 9 tentang pemindahan (mutasi) Amrul Wahdi, ke Inspektorat Jenderal Keme nt ri an Agama RI Jakarta. Surat keputusan ini keluar didasari s u r a t pe rm oh on an mutasi dari Amrul Wahdi, pada 10 Desember 2012 yang dimohonkan kepada Sekjen Kementrian Agama dan Inspektorat Jenderal Kementrian Agama RI. Namun sekarang biro IAIN sudah berganti dengan yang baru. Entah apa alasannya pergantian ini terjadi?. Faktanya 12 April 2013 keluar surat keputusan menteri agama, dalam surat tersebut menyebutkan bahwa biro baru IAIN yang baru Dasrizal Kemudian,

Selasa (16/04) Mak mur Syarif, me l a nt i k D asri zal , s e b a ga i B i r o A U A K menggantikan Am ru l Wahdi di Gedung Auditorium M. Yu n u s . J i k a dilihat dari SK untuk biro baru IAIN keluar 12 April 2013 sementara SK mutasi Amrul Wahdi (biro lama) yang keluar 16 April 2013.Meilihat dari rentang waktu keluar antara kedua SK, pelantikan ini terkesan dipaksakan. Kemudian dalam kata sambutan Amrul Wahdi ketika pelantikan biro, Selasa (16/04) mengatakan, kedatangan tim investigasi ke

IAIN berdasarkan surat resmi dari Rektor yang berisi tentang permintaan Rektor IAIN untuk malakukan investigasi kepada karyawan, dosen yang indisiplener. Kedua, berdasarkan banyaknya pengaduan kondisi IAIN yang di kirim ke KPK maupun ke Mentri Agama yang diturunkan ke Inspektorat Jenderala Kementrian Agama RI. Isi pengaduan itu disebut dumas. Dumas inilah yang menjadi dasar untuk menindak pengaduan tersebut. “Beberapa hari sebelum pelantikan dan pergantian biro, tim dari investigasi dan Badan Pengawas Keuangan datang ke IAIN untuk melakukan investigasi. Kedatangan ini berdasarkan laporan miring tentang IAIN ke Jakarta, kemudian didukung oleh surat permohonan Rektor,” pungkasnya. Setelah pergantian kepala biro, tentu masyarakat kampus bertanya-tanya tentang biro barunya. Karena akan sering timbul pertanyaan siapa biro baru dan apakah biro baru mampu memajukan IAIN kedepan?. Kerena secara umum masyarakat belum mengetahui persis siapa dan bagaimana tipikalnya biro baru. Karena kedatangannya secara tiba-tiba yang dibawa oleh Rektor.

Biro Minta Dimutasi, Rektor Cari Pengganti

Prof. Dr. H. Makmur Syarif. S.H, M.Ag.

Menanggapi masalah yang ada, Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Makmur Syarif, turut angkat bicara. Menurutnya masalah yang ada di tubuh IAIN merupakan hal yang wajar dalam sebuah instansi. Jika bicara tentang pergantian biro IAIN Ia pun tidak mau banyak komentar. Tentang kembalinya Amrul Wahdi ke Inspektorat Jenderal Kementrian Agama Republik Indonesia di Jakarta. Mutasi ini merupakan permintaan yang bersangkutan, bukan karena ada masalah dengan internal kampus atau lainya. Surat permohonan mutasi dibuat dan diantar sendiri oleh yang bersangkutan. Melihat

kondisi ini, secara spontan Rektor IAIN mencarikan penggantinya tanpa sepengetahuan biro pada waktu itu. “Pengajuan permohonan mutasi dari Amrul Wahdi didasarkan kemauannya sendiri. Saya juga tidak diberitahu tentang surat permohonan mutasi oleh biro waktu itu. Saya hanya dapat informasi dari Jakarta tentang masalah itu. Setelah mendepat informasi seperti itu, lalu saya mengambil berinisiatif untuk mencarikan calon pengganti,” ungkapnya. Ia menambahkan, secara kinerja Biro sudah bekerja dengan baik. Terbukti dengan meningkatnya anggaran dana yang diperoleh IAIN. Serta beberapa hal lainya yang memberikan hal lain yang mendukung pembangunan dan kemajuan IAIN. salah satunya keberhasilannya dalam mencarikan dana untuk membeli tanah seluas 63 hektar untuk kampus III di Sungai Bangek, 10 buah mobil, serta masih banyak keberhasilan lainya. Dibalik sisi positif dari seseorang tentu juga ada sisi negatifnya. Sehingga ada masyarakat kampus mengatakan bahwa biro orang yang keras. Seperti sikapnya pemarah, Sering tidak berada ditempat karena sering bolak balik Jakarta-Padang untuk kepentingan pribadi. Sehingga sulit untuk mengurus anggota. “Penjajakan untuk mencari calon biro

baru dilakukan setelah mendapat informasi bahwa biro lama mengajukan surat permohonan mutasi. Namun surat permohonan tersebut diajukan tanpa sepengetahuan Rektor. Oleh karena itu pencarian calon penggantinya juga dilakukan tanpa sepengetahuan biro lama. Ada beberapa hal yang menjadi patokan dalam menentukan calon biro baru diantaranya, merupakan putra daerah Sumatera Barat, memiliki pendidikan akademik minimal S II, berpengalaman dalam organisasi dan kerja struktural, dan memiliki link luas. Setelah Saya melihat beberapa orang, maka pilihan jatuh kepada Dasrizal, sebagai calon pengganti. Pendukung pilihan ini juga berdasarkan dukungan dan rekomendasi dari Prof.Dr. Maidir H arun dan Azyumardi Azra. Sebelum pelantikan Ia mengaku sudah melakukan konsultasi dengan Dede Rosada Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam Kemenang tentang masalah ini,” ungkapnya kepada Suara Kampus, Minggu (21/04). Rektor berharap, Biro baru bisa bekerja sama demi membangun IAIN kedepannya. Karena Rektor berkenyakinan Biro baru bisa melakukan hal itu. Sebab, dilihat dari latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya, Dasrizal bisa memajukan dan mengembangkan sayap IAIN Imam Bonjol Padang. Dengan dilantik biro baru tentu akan ada

sedikit perubahan. “Sekarang Ortaker sudah ada dan akan dibawa ke rapat senat yang kemudian akan dibuatkan statuta baru. Secara otomatis akan ada pengisian jabatan atau penambahan beberapa kepala bagian. Yang kemudian akan disusul dengan beberapa pelantikanpelantikan, direncakan kesemua ini akan dilaksanakan April-Mei 2013,” tuturnya kepada wartawan Suara Kampus ketika di temui rumah dinas rektor. Ketika ditanya tentang masalah IAIN yang lain, Rektor hanya memberikan komentar seaadanya. Salah satu masalah yang menjadi sorotan sekarang adalah tentang kedatangan Inspektorat dan BPK ke IAIN. Menurutnya, kedatangan penyidik ke IAIN itu hal yang wajar dan boleh-boleh saja, asalkan mereka datang sesuai dengan prosedur berlaku. Jika seorang pemimpin atau pejabat struktural tidak bersalah kenapa harus takut. Rektor mengaku dirinya memang sempat di berikan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari tim pemeriksa dari Jakarta. Namun Ia menyikapi hal itu dengan santai, baginya kalau dirinya tidak bersalah kenapa harus takut. Buktinya sampai sekarang hasil pemeriksaan tersebut belum membuahkan hasil apapun. “Isu - isu tidak benar” ujarnya

Drs. Amrul Wahdi, MM : “Saya Dimutasi Karena Permintaan Pribadi” Ketika Suara Kampus menanyakan tentang mutasi biro lama. Ia menceritakan suka duka dalam menajabat di IAIN Imam Bonjol Padang. Menurutnya, hal ini terjadi karena sebelum masuk ke IAIN statusnya sebagai seorang senior Inspektroat Jenderal yang didik terbiasa bekerja berdasarkan aturan dalam system. Sementara di IAIN salama ini bekerja tanpa prosedur dan diluar system sehingga terjadi benturan sana sini, termasuk dengan Rektor IAIN sendiri. Contohnya sebuah kegiatan berjalan be-

lum ada persetujuan dari PPK dan analisa dari pejabat pengadaan, tahu-tahu sudah datang saja tagihan pembayaran. Proses yang seharusnya adalah setiap kegiatan diajkan proposalnya kepada Kabiro AUAK dan diterusakan untuk dihitung oleh pejabat pengadaan, yang kemudian di sahkan oleh PPK. Namun hal seperti ini tidak berjalan di IAIN. Oleh karena itu pada akhir tahun 2012 secara pribadi dirinya mengajukan permohonan kembali ke Inspektorat Jakarta. “Melihat kondisi seperti ini, Saya mem-

buat surat permohonan mutasi 10 Desember 2012 dan diserahkan kepada Sekretaris Jenderal Kementrian Agama dan Inspektur Jenderal Kementrian Agama RI. Kemudian surat permohonan tersebut dibalas dengan Surat Keputusan Menteri RI nomor B.II/3/ 09669 tentang pemindahan saya kembali ke Inspektorat Jenderal Kementrian Agama RI di Jakarta. Jadi kepindahan saya kembali ke Jakarta atas permintaan sendiri, bukan karena hasil dari investigasi, bukan pula atas permintaan rektor. Kedatangan tim in-

vestigasi berdasarkan surat resmi dari Rektor sendiri. Dimana dalam surat tersebut berisi permintaan investigasi kepada karyawan dan dosen yang tidak disiplin dan berdasarkan banyaknya surat pengaduan yang tentang kondisi IAIN kepada KPK maupun ke Menteri Agama,” ungkapnya. Katika ditanyakan tentang isu yang beredar, menyatakan bahwa Kepala Biro Amrul Wahdi adalah sosok yang menakutkan bagi karyawan dan pegawai. Ia merasa heran dan terkejut dengan pernyataan ter-


sebut. Pasalnya selama ini, Dia merasakan tidak melakukan seperti yang disangkakan tersebut. Menurutnya, Ia malah sering bekerja hingga malam bersama karyawan dan anggotanya dan bercengkrama seperti biasa di dalam proses kerja dan kehidupan pergaulannya keseharian. Bahkan sering kali mereka bekerja hingga tengah malam. Mamang, kalau ada anggota yang melakukan kesalahan pernah dimarahi. Contoh saja bagian keuangan, jika menggunakan uang tanpa persetujuan pimpinan, maka itu akan ditindak. Karena sesuai dengan KMA no.1 tahun 2012 menyatakan bahwa pengendali keuangan pada UIN/ IAIN dan IHDN adalah kepala biro. “Tuduhan kepada Saya tentang sifat pemarah itu sangat disayangkan, karena praktenya tidak ditemukan seperti itu. Faktanya pada waktu pelantikan kemarin banyak karyawan dan pegawai merasa sedih dan kehilangan dengan pindahnya saya. Bahkan pada waktu itu banyak kawan-kawan minta berfoto-foto dan bersalaman, bagi Saya itu menunjukan suatu hubungan yang akrab antara pimpinan dan pegawai dan karyawan,” ungkapnya. Dalam kata sambutan yang disampaikan Amrul Wahdi saat pelantikan biro baru Dasrizal, Selasa (16/04/2013) lalu. Ia menyamapaikan kesan singkat memori pada waktu Ia menjabat menjadi Kepala Biro di IAIN. Menurutnya selama masa jabatannya sudah banyak hal yang diperbuat untuk kemajuan dan pembangunan IAINsendiri. Salah satunya pembelian tanah di Sungai Bangek sekuas 63 hektar. Pembelian sepuluh unit mobil dengan anggaran 2,5 miliar yang bersumber dari APBN-P (lima mobil sedan Vios, masing-masing digunakan Kepala Biro, Direktur Pascasarjana, Pembantu Rektor I, II, III) dan lima unit Inova V masing-masing untuk dekan di lima fakultas selingkungan IAIN. Kemudian 2010 sudah berusaha mempresentasikan proposal

untuk pembangunan kampus III di Sungai Bangek. Tahun 2010 dilanjutkan dengan mencarikan dana bantuan gempa melalui proposal kepada BNPB untuk rehabilitasi kampus di lubuk lintah pasca gempa 2009, sehingga IAIN memperoleh bantuan sebesar sembilan miliar dan terealisasi pada 2012, dalam hal ini digunakan untuk rehabilitasi masjid, Gedung Serba Guna, Student Centre dan gedung tempat operasional bank, serta perbaikan di semua fakultas dan pascasarjana kesemua pelaksanaan dilakukan oleh dinas Pekerjaan Umum (PU). “Kami Semua sudah berusaha mencarikan dana untuk keperluan IAIN, hingga sekarang dana IAIN meningkat dari

ini didukung oleh pernyataan rektor ketika memberikan sambutan dalam acara pelantikan Kepala Biro baru, Selasa (16/04), Ia mengatakan bahwa Amrul Wahdi berkerja kurang jelas dan tidak pada tempatnya. “Biro sepertinya kurang bersahabat dengan anggotanya sehingga terjadi gesekan,” tuturnya waktu itu. Tidak puas dengan itu, tim Suara Kampus menemui beberapa orang untuk meminta keterangan, salah satunya adalah Kepala Bagian Keuangan IAIN Imam Bonjol Padang Drs. Syafruddin, MA menanggapi mutasinya Amrul Wahdi dari Kepala Biro IAIN dan kembali ke Jakarta berdasarkan permintaan dari Biro sendiri. Bukan karena ada masalah dengan anggota

IAIN selama ini bekerja tanpa prosedur dan diluar system sehingga terjadi benturan sana sini, termasuk dengan Rektor IAIN sendiri Drs. Amrul Wahdi, MM

tahun ke tahun. Dana Dipa APBN-P yang diperoleh IAIN, terhitung sejak 2009 sebesar Rp.52 miliar, 2010 sebesar Rp. 74 miliar, 2011 sebesar Rp. 94 miliar , 2012 sebesar Rp. 104 miliar dan terakhir 2013 IAIN memperoleh sebesar Rp. 132 miliar dengan rincian, dana prasarana berjumlah Rp. 35 miliar, Belanja pegawai Rp. 53 miliar, PNBP 20 miliar, BOPTN 12 miliar dan sisanya RPK Rp.12 miliar,” ujarnya. Untuk membuktikan kebenaran tentang isu yang mangatakan, bahwa karyawan dan pegawai IAIN merasa takut dengan Biro. Isu

atau hal lainya. Tentang isu di tengah masyarakat kampus, manyatakan bahwa Amrul Wahdi seorang Biro yang pemarah dan galak. Ia menyanggah adanya hal itu, karena dalam pergaulan dan keseharian Biro bersama anggota tidak ditemukan sifat seperti apa yang di isukan masyarakat tersebut. Namun secara struktrul dan profesional kerja, memang wajar Ia pernah marah jika anggotannya melakukan kesalahan. “Khusus untuk bagian keuangan, kami tidak pernah memiliki masalah dengan biro. Bahkan beliau sering mengunjungi

bagian keungan untuk menanyakan sesuatu terkait profesional kerja. Kalau ada masalah dengan keuangan, pernah juga Ia marah, namun sewajarnya saja,” ungkapnya. Ia menambahkan, sejak Amrul Wahdi menjabat sebagai Biro, hingga sekarang jumlah anggaran di IAIN selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hingga tahun ini IAIN menerima alokasi dana sebesar 132 miliar. Sering juga Biro mengajak anggotanya untuk lembur hingga malam dalam menyelesaikan pekerjaan yang bersifat urgen. Kepada Biro baru Ia berharap agar dapat membawa IAIN lebih baik kedepan. Karena melihat kondisi sekarang banyak hal yang harus diperbaiki. Semoga Biro baru bisa meningkatkan dan megabdikan dirinya semaksimal mungkin demi mewujudkan IAIN lebih baik ke depan. “Biro lama ataupun biro baru pada dasarnya mereka berdua adalah orang-orang hebat. Karena mereka berdua dipilih oleh mentri agama, dan juga pernah berpengalaman di Litbang dan Diklat Kementrian Agama di Jakarta. Kita berharap dengan semangat baru dan pemikiran baru, bisa memberikan masukan dan ide baru,” ungkapnya kepada Suara Kampus, Jum’at (18/04). Di tempat berbeda Kepala Tata Usaha (KTU) Fakultas Dakwah Drs. Mardius, MM, selaku jajaran biro di tingkat fakultas mengaku, selam Ia menjabat sebagi KTU tidak pernah ada masalah dengan Amrul Wahdi selaku biro sejak 2009 hingga mutasi sekarang ini. Karena secara kedetakan, Ia mengaku tidak begitu sering berurusan. “Karena KTU berada di bawah dekan. Maka segala urusan dengan biro lebih sering diurus oleh dekan fakultas masing-masing. Sehingga jarang bertemu dengan biro. ” ujarnya kapada wartawan Suara Kampus.

Lokal Jauh Berdalih Lokal Kerjasama Isu lain yang sempat menghebohakan masyarakat kampus tentang kasus lokal jauh pasca sarjana di Kerinci dan Pasaman yang katanya menyalahi aturan yang ada. Kemudian kasus uang perjalanan dinas. Ketika Suara Kampus mengkonfirmasi hal tersebut, Makmur Syarif membenarkan adanya lokal jauh pascasarjana di Pasaman dan Kerinci. Menurutnya keberadaan lokal jauh ini bukan serta merta kehendak pribadinya. Melainkan permohonan dari kedua yayasan tersebut. Sementara untuk tuduhan korupsi yang dilakukan oleh Rektor, dengan spontan Ia menyatakan itu tidak benar. Tatapi masyarakat boleh saja beropini, namun sebelum ada fakta mengatakan dirinya bersalah, masyarakat belum bisa menjas dirinya seperti itu. “Lokal jauh pasca sarjana memang ada

di Pasaman dan Kerinci, karjasama tersebut hanya belangsung selama satu semester saja. Setelah surat edaran tentang larangan pembukaan lokal jauh diterima, maka kita langsung memutuskan hubungan kerjasama, Rabu (27/04/2013),” ujarnya. Di tempat terpisah Direktur Pascasarjana Prof. Dr. H. Awis Karni, M.Ag mengatakan, lokal jauh pasca sarjana itu lebih tepat disebut lokal kerjasama. Namun lokal kerjasama tersebut dilaksanakan atas dasar PP no 17/ 2010 tentang pengelolaan dan penyelengaraan pendidikan dan Peraturan Mendikbud no 20/2011 tentang Penyelenggaraan Prodi di Luar Domisili Perguruan Tinggi (penyelenggaraan Program Kelas Jauh yang halal). “Kuliah hanya berjalan satu semester di dua daerah tersebut. Sekarang semua kegiatan lokal kerjasama sudah dikembalikan ke Padang disebut dengan istilah (in house).

Panarikan kegiatan ini sudah dilaksanakan sejak 25 maret 2013 kemarin,” ujarnya, Selasa (22/04). Sementara Abraham mantan Kasubag Umum Pascasarjana kepada Suara Kampus mengatakan, seluruh kagiatan lokal jauh yang selama ini berdalih dengan sebutan lokal kerjasama itu fiktif. Karena mulai dana, kegiatan dan pencairan dananya dilakukan secara fiktif (ilegal). Sebut saja salah satunya uang semester mahasiswa yang ditagih sebesar enam juta rupiah. Masuk ke rekening Rektor hanya tiga juta, dua juta untuk transporasi dari Padang ke Pasaman atau ke Kerinci, satu juta digunakan untuk pengelolan ekademik. Sehingga dana sebesar tiga juta hilang tidak menentu. “Banyak hal yang dilakukan tidak pada tempatnya, seperti pencairan dana dan kebijakan yang dibuat oleh pimpinan. Se-

harusnya ini patut dipertanyakan kebenaran kemana dan siapa sisa mengambil uang pendaftaran mahasiswa pascasarjana yang berkedok lokal kerjasama ini,” ungkap Abraham. Ketika ditanyakan kepada Amrul Wahdi selaku Kepala Biro waktu itu mengatakan, tidak mengetahui hal tersebut. Karena Rektor tidak pernah melaporkan keberadaan lokal jauh di Pasaman dan Kerinci. Menurutnya beberapa prodi yang ada di Pascasarjana akreditasinya sudah mati. “Saya tidak pernah diberitahu tentang kerjasama lokal jauh yang oleh rektor. Setahu saya ada beberapa prodi di pascasarjana tidak terakreditasi. Artinya jika mahasiswa tamat di jurusan terebut, maka ijazahnya mau dibawa kemana,”ujarnya.

Drs. Dasrizal, MA

Yakin Bisa Bangun IAIN IAIN Imam Bonjol Padang merupakan tempat baru bagi Dasrizal. Sebagai seorang Kepala Biro. Ia mengaku membutuhkan waktu untuk bersosialisasi dengan pegawai dan masyarakat kampus, sebelum malakukan tugas. Ketika di konfirmasi dari mana Ia akan memulai kerjanya. Ia menjawab, akan pelajari pola kerja seperti apa yang selama ini sudah dilaksanakan oleh pejabat dan para pelaksana terdahulu. Dalam konteks ini tentu akan banyak mendengar, belajar, memahami dan duduk berdiskusi bersama mereka untuk mengerti apa yang menjadi harapan dan cita-cita para pembina dan pengelola IAIN baik itu pejabat maupun staf. Hal-hal yang kondusif dan produktif tentu akan terus lanjutkan sambil

mengkolaborasi hal-hal yang bisa dikembangkan. Bila ada yang memerlukan perubahan akan diskusikan bersama sehingga perubahan menjadi kesepakatan bersama. Oleh karena itu sebagai pejabat baru harus membuka telinga dan mata untuk menyerap aspirasi mereka baik yang di dalam maupun yang dari luar IAIN. Hal ini penting, karena di luar diri kita banyak sekali yang sudah berubah dan perubahan itu harus diapresiasi agar IAIN sebagai lembaga dapat memposisikan diri ke arah yang lebih baik. “Secara kongrit Saya belum bisa memformulasikan apa yang dan bagaimana IAIN sekarang. Perlu waktu untuk mengerti itu, namun Saya yakin secara bersama kita

bisa membangun IAIN. Dasar berpikir positif saja dulu bahwa IAIN sekarang sudah ada pada jalur yang benar. Tetapi dari kajian literatur yang tersedia tentang perguruan tinggi agama seperti IAIN secara umum menghadapi beberapa hal. Pertama, memiliki row input yang beragam. Kedua, keterbatasan (kualitas/kuantittas) tenaga akademik. Ketiga,ketersediaan sarana yang kurang memadai serta rendahnya akses dengan sumber-sumber yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas output perguruan tinggi. Dari sini kita akan beranjak untuk membangun IAIN,” ujarnya kepada Suara Kampus, Sabtu (20/04) . Menurutnya kasus yang terjadi di IAIN tentang adanya pemeriksaaan atau apapun

istilahnya harus diposisikan sebagai bagian dari proses membangun akuntabilitas kinerja. Tidak mesti dilihat sebagai masalah tetapi sesuatu yang harus ada. Kita harus membiasakan diri diawasi dan diperiksa untuk menunjukkan bahwa apa yang kita lakukan ada di jalan yang benar. Kalau ada yang keliru dapat diperbaiki. “Apapun kasus yang terjadi di biarkanlah aturan yang menyelesaikannya. Namun IAIN harus berupaya menjadi PTAI yang kredibel dan memiliki semangat membangun perubahan dengan tetap berpijak pada jati dirinya sebagai Institusi yang lahir dari kehendak masyarakat. Kita jangan lupa, IAIN itu ada karena masyarakat membutuhkan,” tuturnya. Laporan Andika , Septi.


Perjuangan Hidup Seorang Muallaf dari Nias

Tersentuh Saat Mendengar Ayat Al-Qur‘an Menjadi seorang muallaf tidaklah mudah. Banyak pertentangan yang dihadapi, baik dengan diri sendiri maupun keluarga. Rublik kisah kali ini mengangkat cerita hidup mahasiswi yang berjuang mempertahankan Islam, merantau dari kampung dan nyaris tersisih dari keluarga besarnya. Lika-liku Kehidupan Hingga Masuk Islam

Agusmidar

Kisah ini datang dari Agusmidar Mahasiswi Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang. Gadis yang biasa dipanggil Ami ini menjadi muallaf ketika duduk di kelas tiga Sekolah Dasar (SD) tepatnya tahun 2000. ketika libur sekolah ia dijemput dan dibawa abang kandungnya yang juga muallaf ke P a ya kum bu h. Disana ia kenalkan dengan Islam, ia tertarik hingga mengucapkan dua kalimat Syahadat dan di khitan di Payakumbuh. Saat masih di Nias, kira-kira kelas II SD ia mempunyai dua orang teman dekat, mereka muslim. Kesenangannya mendengar temannya mengaji dan ketertarikannya untuk belajar tentang islamlah mengantarkannya bisa mengerti banyak sedikitnya agama. “Saya juga diajarkan lagu-lagu Islami, dan saya suka. Saat mendengar orang mengaji itu rasanya gimana gitu, hati saya benar-benar tersenyuh,” ujar Ami. Ketika duduk di kelas satu SD ayahnya meninggal dunia. Sementara Ibunya sangat shock saat mengetahui bahwa anaknya

masuk agama islam. Meski sempat marah dan menyuruhnya untuk pulang ke Nias, tapi abangnya tidak mau mengantarkan, alasannya selalu tidak punya uang. Abangnya juga sering marah kalau ia minta pulang, sampai-sampai dia bilang kalau Ami mau pulang ke Nias, pulang saja sendiri, keika itu ia masih kecil. Seluruh keluarga marah pada ia dan abangnya. Bahkan mereka menggoda dengan memberikan apapun yang ia mau asalkan kembali menganut agama Kristen Khatolik. Keluarganya termasuk taat pada agamanya. Apalagi salah satu abangnya seorang pendeta dan sudah punya gereja sendiri. Ia yakin dengan pilihan yang diambilnya. Hanya saja saat kelas IV SD ia sempat berfikir bahwa orang Islam itu jahat. Istri abangnya membawa Ami ke Payakumbuh namun kurang senang dengannya. Semenjak keluar dari Nias tak satupun anggota keluarganya yang mencari Ami. “Saya cuma punya abang yang tinggal di Payakumbuh. Tapi cuma sebentar disana, saya kemudian diadobsi oleh mamak di Kampung itu,” kata Ami. Mempunyai orang tua merupakan hal menyenangkan baginya. Bahkan menurutnya seperti mempunyai orang tua kandung. Ia merasa lebih dekat dengan mereka dibandingkan dengan orang tua asli, diperlakukan layaknya seperti anak kandung. Orang tua kandungnya mempunya 3 orang anak dan semua sudah berkeluarga saat Ami diadopsi, semua tinggal di Pulau Jawa. Ia juga sempat menganggur, tapi sejak punya orang tua angkat semua keperluannya penuhi dan tinggal disana sampai kelas VI SD. Setelah menamatkan SD dan ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tingga, orang tua angkatnya ternyata tidak mampu untuk membiayainya karena hanya mengharapkan hasil kebun yang diolah orang lain. Ia dimasukkan orang tua angkatnya ke Panti Asuhan Aisyah Payakumbuh sejak tamat SD sampai tamat MAN sekitar enam tahun lebih. Dipanti asuhan idak ada yang menjenguk hanya orang tua angkat Saat Ami berada Di panti asuhan hanya orang tua angkat, abangnya tidak pernah mengunjungi, apalagi keluarga dari Nias. “Saya pernah beberapa kali dikirimi Kitab Injil dari kampung. Kiriman saya terima juga, tapi ya saya bakar saja,” tutur mahasiswi Jurusan BKI ini. Beruntung untuk melanjutkan pendidikan dari SLTP sampai kuliah di IAIN ia disokong dengan beasiswa. Ceritanya masuk perguruan tinggi kebetulan ada formulir pendafaran beberapa kampus yang ditawarkan sekolah. Setelah melihat biaya pendaftaran, ternyata IAIN lah yang paling murah, hanya Rp.10.000,- sedangkan kampus lain sampai Rp.250.000,- bahkan lebih. Ia mencoba dan ternyata lulus PMDK di jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI-A) dan alhamdulillah mendapat beasiswa bidikmisi, ia benar-benar merasa terbantu. Selain itu ia juga mendapat dapat beasiswa dari Muhammadiyah. Pengalaman lain juga

juga pernah dialami yaitu bekerja Paruh waktu, jaga butik, namun itu cuma sebentar dikarenakan jadwal di IAIN sangat padat dengan kesibukan itu membuatnya sulit menjalani kuliah sambil kerja. Pernah juga berjualan parfum, sehingga teman-temannya menjuluki saya si penjual parfum, tapi pemilik modal justru bangkrut. Ketertarikan Agusmidar Terhadap Islam Saat itu ia berfikir kenapa Tuhan yang disembah justru salib dan yang bikin Tuhan itu juga kita, ini aneh menurutnya. Apalagi ada banyak Tuhan yang harus disembah, Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Tuhan-tuhan lainnya. Sedangkan dalam Islam, Tuhan itu Esa, Ia yakin Allah itu ada sekalipun tidak terlihat dan ia mengaku merasakan-Nya. Ia juga ingin Ibu serta saudara-saudaranya memeluk agama Islam. Sekalipun sulit ia berusaha mencoba. Terlebih setelah menjadi mahasiswa IAIN, harusnya hal itu menjadi lebih mudah. Semenjak ia pergi dari kampung halaman baru dua kali ia pulang, yaitu ketika tamat MAN dan ramadhan tahun lalu. Ia mengaku rindu pada Ibu. Saat berada dirumah ia mencoba menyampaikan niatnya kuliah, namun banyak dari keluarga membujuknya untuk balik ke Khatolik. “Saya ditawari banyak hal jika mau meninggalkan Islam. Saya juga sering mendengar cemooh dari warga sekitar karena berbeda agama. Abang saya yang Pendeta juga menghujat, dia malu karena punya adik yang muslim. Tapi keyakinan saya sudah bulat, saya tidak perduli,” kata mahasiswi program bidikmisi tersebut. Ami menceritakan ketika ia beribadah di kampung. Kebetulan ada mesjid dekat rumahnya dan ia sholat di masjid. Ia pernah beberapa kali membaca al-qur‘an di rumah dengan suara yang lantang, dan saudara-saudara serta keluarga semua menertawakannya, namun ia tidak perduli karena telah memilih islam. “Ramadhan kemarin Saat ingin berbuka seluruh makanan dihabiskan keluarga, saya terpaksa makan di luar padahal tidak punya uang. Ingin menangis, tapi mau bagaimana lagi, ini ujian bagi saya. Saya yakin dengan Islam, dan saya akan buktikan terutama pada keluarga bahwa saya bisa menjalani hidup dengan pilihan saya. saat ada masalah saya mengadu sama Allah, dan saya langsung merasa lega dan tenang,” katanya. Orang yang menjadi tempat curahat hatinya ialah ibu angkat, setiap ada masalah ia sering bercerita, tapi sejak orang tua angkat sakit dan dibawa anaknya ke Yogyakarta, ia sering curhat sama Ibu Meliarti Syarif dan bapak Nazirman dosen Fakulas Dakwah. Dengan Ibu Mel ia merasa punya ibu kandung, “saya sering datang kerumah beliau dan sering diberi jajan juga, Jika ada kesempatan dan biaya saya ingin lanjut kuliah S2, tapi cari beasiswa dulu, karena tidak punya biaya,” jelasnya. Novia Amirah Azmi (Mg), Rahma Fitri (Mg)

Biodata Nama

: Agusmidar

Panggilan

: Ami

TTL

: Nias, 10 Agustus 1992

Jurusan/Semester

: Bimbingan Konseling Islam (A) Fakultas Dakwah/VI

Nama Orang Tua Kandung

: Meliaro Zebua (ayah-Alm) : Rosina Halawa (ibu)

Nama Orang Tua Angkat

: Sukarimi (ayah) : Asnidar (ibu)

Anak ke

: 5 dari 5 bersaudara

IP terakhir

: 3.81

Kampung Halaman

: Nias

Riwayat Pendidikan

: SDN 01 Koto Bangun Kec. Kapur IX Kab. 50 Kota SMP Muhammadiyah Payakumbuh MAN 1 Payakumbuh


Dr. Martin Kustati, M.Pd

Berprestasi Sekaligus Berbudi Mom, adalah panggilan yang sering diucapkan mahasiswa kepada Martin Kustati Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris. Ia adalah sosok wanita yang lemah lembut, pendidik dengan segudang prestasi. Meskipun ia sibuk dalam pekerjaannya sebagai wanita karir, ia tetap bisa membagi waktu antara pekerjaan dengan perannya sebagai seorang isteri dan ibu dalam keluarganya. Ini dapat ia lakukan juga karena dukungan Zulfikri, suaminya, seorang anggota polisi yang memberi kepercayaan kepadanya dalam karirnya. Dengan dukungan dan kerjasama dengan suaminya itu jua wanita yang hobi manulis dan menyanyi ini dapat menyelesaikan studinya tepat waktu tanpa mengurangi perhatiannya terhadap suami dan anak-anaknya. “Alhamdulillah, suami saya mendukung karir saya, jadi ketika saya sibuk, suami saya yang menggantikan dan memperhatikan anak-anak, begitu juga ketika suami saya sibuk, saya yang menghendelnya,” tutur dosen cantik ini ketika ditemui di ruangannya. Ia adalah sosok yang gigih dalam menjalani kehidupan dan menggapai cita-citanya. Ketika menyelesaikan pendidikan S3 di Malaysia, anak-anaknya menetap Bukittinggi hingga sekarang masih tinggal di Bukittinggi. Ia tetap melaksanakan aktifitas dan menjalankan tugasnya sebagai ketua prodi dan dosen sekipun harus bolak-balik BukittinggiPadang. “Ketika saya melanjutkan Studi S3 di Malaysia, suami dan anakanak menetap di Bukittinggi dan insyaallah akan pindah secepatnya ke Padang,” ucapnya. Baginya pendidikan terhadap anaknya tetap tidak boleh terabaikan. Ia menerapkan kedisiplinan dan pendekatan dalam mendidik anaknya. “Ketika waktunya belajar, ya belajar, ketika waktunya bermain ya diberikan waktu bermain kepada anak-anak. Menjadi teman curhat bagi anak, menanyakan apa permasalahan yang dialaminya. Tidak langsung memarahi anak jika terdapat kesalahan, karena itu akan membuat anak menjadi keras,” jelasnya. The More Noble, The More Humble, semakin berhasil seseorang, semakin mulia budinya. Itulah moto hidup yang menjadi pegangan oleh sosok yang dilahirkan dan dibesarkan di

Manna-Bengkulu Selatan pada 18 Agustus 1973 lalu ini. Ia telah meraih prestasi demi prestasi diantaranya menjadi mahasiswa berprestasi tingkat nasional dan diundang untuk mengikuti serangkaian even “Golden Independence Day” di Istana Presiden tahun 1995, mendapatkan penghargaan sebagai “Asian Graduate Student Fellow di Asia Research Institut di National University of Singapore” tahun 2008, menjadi pemakalah di berbagai seminar Internasional di Malaysia, Singapura, Kamboja, dan Hongkong, menulis artikel yang telah diterbitkan baik di jurnal lokal, nasional maupun internasional, “Using DRTA Strategy to Overcome EFL Students’ Problems in Reading Literature” merupakan karya terbaru yang sudah diterbitkan di International Journal of Learning, Commond Ground, Amerika Serikat, Volume 17 no 1, dan masih banyak prestasi lain yang telah diraih oleh dosen yang ramah ini. Putri dari pasangan Suharjo dan Sukmawati ini mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 17 Manna tahun 1981, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama tahun 1987 dan Sekolah Umum tahun 1992. Setelah itu Ia melanjutkan ke pendidikan tinggi ABA Budidharma Haji Agus Salim pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris tahun 1992, lalu ke FKIP UT UPBJJ Padang tahun 1998 dan Program Pascasarjana UNP tahun 2003. Ia juga berhasil menamatkan program magister dengan predikat Cumlaude. Pada tahun 2007 sosok yang disukai banyak mahasiswanya ini melanjutkan pendidikan di Jurusan Pengajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua (TESL) di Universiti Kebangsaan Malaysia dan bisa menamatkan pendidikan dalam jangka waktu 3.5 tahun sejak Juni 2007 hingga Maret 2011. Perempuan tiga putra ini juga pernah mendapatkan kesempatan menjadi Research Assistance pada dua penelitian di Fakultas Pendidikan UKM. Setelah menamatkan program doctor ia mengikuti penataran, Workshop dan Lokakarya tingkat nasional dengan mengikuti Penataran Penulisan Karya Ilmiah Tingkat Nasional di UM pada Maret 2012, Inovator Keilmuwan Perguruan Tinggi Agama Islam di Preanger Bandung pada September 2012, dan Lokakarya Nasional

Pengelolan dan Penyuntingan Jurnal Ilmiah di Kartika Wijaya Malang Maret 2013. Ketika ditanya bagaimana ia bisa meraih prestasi dalam menapaki pendidikannya, ia mengatakan agar tetap belajar dan belajar juga jangan cepat puas. Tidak pula sombong dengna keberhasilan yang diperoleh.”Jangan pernah sombong dengan keberhasilan yang telah diperoleh karena di balik langit masih ada langit dan selalu belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan karena ilmu itu selalu berkembang sesuai perkembangan zaman,”katanya. Ia juga berpesan, “Bagi mahasiswa saya, ilmu itu tidak

hanya didapatkan dengan kasat mata saja, artinya memang butuh proses pembelajaran. Karena itu perbanyaklah mencari bahan pelajaran, tidak malas membaca. Karena membaca akan memperluas cakrawala, kita akan mengtahui perkembangan. Membaca memang membutuhkan motivasi yang kuat, ketika tidak mendapatkan motivasi kita memang terlena dan merasa cepat puas dengan apa yang kita dapatkan, namun belajar bukan hanya dilakukan dalam pendidikan formal, tapi dapat dilakukan dimana saja, apalagi saat sekarang telah banyak sumber yang dapat dimanfaatkan”. Dalam perjalanan karirnya,

Martin Kustati pernah menjadi sekretaris prodi Tadris Bahasa Inggris tahun 2007 hingga 2011 dan pada saat ini menjadi ketua prodi Tadris Bahasa Inggris, ketua penyunting jurnal ilmiah Al-Ta’lim Fakultas Tarbiyah, wakil ketua PSPH Fakultas Tarbiyah, dan asesor sertifikasi dosen. Dan dalam waktu dekat ini ia akan berangkat ke Yunani untuk menjadi pemakalah dalam seminar internasional di language learning Converence yang disponsori oleh Commond Ground Publisher USA yaitu pada pertengahan Juli bersama dengan Besral, M.Pd, Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang. Laporan Sri Handini

Curriculum Vitae Nama: Ttl: Alamat: Negeri Asal: Jenis Kelamin: Pekerjaan: Suami: Anak-anak:

Martin Kustati Manna-Bengkulu Selatan, 18 Agustus 1973 lalu ini Jl. Berok Rakit No. 8 Siteba, Padang Manna-Bengkulu Selatan Perempuan Polisi Zulfikri Dwi Yulda Zumar Dwi Yuldi Zumar M. Ilham Zumar

Riwayat Pendidikan: SD: SMP: SMA: Perguruan Tinggi: 1. 2. 3.

SDN 17 Manna (1981) SMP (1987) SMA (1981)

Orang Tua: Ayah: Ibu:

Suharjo Sukmawati

Akademi Bahasa Asing (ABA) Budidharma Haji Agus Salim, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Ingris (1992) FKIP UT UPBJJ Padang (1998) Pasca sarjana UNP (2003)-Universiti Kebangsaan Malaysia dengan jurusan Pengajaran Bahasa Ingris Sebagai Bahasa Kedua (TESL) (juni 2007 s.d maret 2011)


WC Tidak Memadai Tahan Hajat di Kampus Islami Berbicara soal keindahan, kebersihan, kerapian (K3) tentunya merupakan idaman bagi seluruh insan. Apa lagi orang muslim, hidup akan terasa nyaman ketika lingkungan sekitar bisa nyaman dan indah. Kebersihan sebagian bagian dari iman, begitu sebuah pepatah menekankan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Begitupun di Perguruan Tinggi (PT), tingkat kebersihan, kenyamanan, ketenangan serta keindahan sangat mendukung aktifitas civitas akademika kampus. Namun hal tersebut belum dapat diaplikasikan dengan sempurna di kampus islami ini. Seolah kebersihan iu sendiri bukan bagian dari iman. Kesadaran dari masing-masing pihak untuk mewujudkan K3 baik dari dosen, karyawan, staf, dan mahasiswa ataupun petinggi kampus sangatlah penting. Kata-kata K3 itu masih sangat jauh jika dilihat dalam realita seharihari. Salah satu contoh kecil tentang permasalahan WC, sebuah WC memang hal yang sederhana. Tapi permasalahan WC tersebut tidak bisa dianggap remeh oleh pihak kampus dan bagi seluruh elemen kampus, karena akan terasa lucu ketika kampus tidak mempunyai WC yang layak pakai. Menurut keterangan Usda Risman, Kasubag Rumah Tangga, permasalahan kebersihan itu ada penanggungnya tiap-tiap fakultas, yaitu petugas K3 yang ada di masing-masing fakultas, begitu juga dengan gedung-gedung lain yang ada di IAIN. Menurutnya kampus islami ini tidak sama dengan instansi lain yang mana pembangunan WC dikontrak oleh CV. “Pembangunan WC di IAIN bukan dari CV dan dana operasional pemeliharaan. Kenapa tidak maksimal? Ya, karena petugas bekerja pagi dan sudah selesai sebelum pukul 12.00 WIB,” ujarnya. Permasalahan WC rusak itu terjadi pasca gempa 2009 dan pelaksanaan gedung itu di Pekerjaan Umum, sebagai contoh di Student Centre (SC) dan Aula, banyak air yang habis, pompa macet, pintu rusak. “Pengawasan pembangunan WC harus betul-betul diawasi, pekerjaan harus sesuai dengan RAB, setelah serah terima kran patah, pintu dan alat-alat lainnya, lalu setelah pihak rekanan ditelepon mereka tidak menanggapinya, upaya untuk membenahi itu ada, namun setelah direnovasi rusak kembali, untuk jumlah anggaran pembangunan fasilitas kebersihan itu ada di bagian keuangan, sebagai Kasubag rumah tangga sudah berupaya menyampaikan kepada petugas K3 agar lebih maksimal lagi dalam bekerja,” tutur Us. Menanggapi pernyataan Usda Risman, Maryulis Panis, salah seorang Petugas K3, mengutarakan apa yang dirasakannya dalam menjalani profesinya sebagai petugas K3, ia masuk kerja pukul 06.00-11.00 WIB setiap harinya dengan gaji Rp. 600.000 per bulan dan itupun pembayarannya tersendatsendat, permasalahan kebersihan kurang maksimal dikarenakan peralatan kurang lengkap, bagaimana bisa bersih jika alat itu sekali tidak memadai, kami membersihkan dengan seadanya. Maryulis pernah ditegur pihak terkait untuk kebersihan WC namun karena peralatan tidak ada terpaksa mereka bekerja dengan alat dan fasilitas seadanya, per-

masalahan mengapa tidak bersih itu karena kelengkapan alat tidak dipenuhi oleh pihak kampus. “Ketika wisuda lalu, beberapa hari kami membersihkan kopertais, PPM dan Klinik namun tidak sedikitpun kami mendapat uang kesejahteraan, namun kami akan terus bekerja tapi kami juga minta tolong untuk melengkapi alat-alat kami,” ujarnya saat ditemui oleh wartawan Suara Kampus.

bisa mnecegahnya, jangankan mencegah, mencurigai kita tidak bisa karena itu keadaan WC kampus,” paparnya. Budi Satria yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Syari’ah mengatakan bahwa WC di Fakultas Syari’ah sangat tidak layak, karena kotor dan air tidak tersedia, serta tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa Fakultas Syari’ah. “Kalau dapat

Kondisi WC tanpa pintu di Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang (Foto: Restu Mutiara Sari) x Cerita Mereka Tentang WC Kampus Suara Kampus mencoba menemui mahasiswa untuk dimintai keterangan tentang WC, salah seorang mahasiswa Fakultas Tarbiyah mengatakan bahwa setelah menggunakan toilet, ketika itu pintunya agak rusak, ditutup pintunya tetap terbuka. “Awak gamang masuak ka WC iko, karano ndak bisa di tutuik pintunyo do, baa lai namonyo tasasak ba’a kaba’a harus dilapehkan kok indak manjadi pinyakik nantinyo (agak takut saya masuk WC ini, karena tidak bisa ditutup pintunya terpaksa dipaksakan saja B.A.B nya, kalau ditahan akan jadi penyakit,” ujarnya. Di tempat lain, Ivan, mahasiswa Fakultas Ushuluddin mengatakan bahwa Fakultas Ushuluddin ini sudah mempunyai WC yang layak pakai, namun kata-kata “kebersihan sebagian iman itu” belum tepancar secara menyeluruh. “Kami mengeluhkan masalah petugasnya, selama ini petugas yang membersihkan kampus ini, dalam satu gedung hanya satu orang petugas, itupun mereka belum dijamin bisa bekerja dengan baik, mana tahu kesejahteraan mereka terancam,” tuturnya. Selain Ivan, Rudi, mahasiswa Fakultas Syari’ah juga melontarkan pendapatnya bahwa sedikit memilukan ketika melihat laki - laki dan wanita keluar dari WC beriringan, itu salah satu kelalaian dari pihak terkait, ketika nanti terjadi maksiat semua saling menyalahkan. “Kita sebenarnya sangat sulit mau bilang apa?, karena WC yang sama akan menimbulkan maksiat yang bertambah banyak, kita tidak

WC di Fakultas Syari’ah itu listriknya selalu hidup dan air selalu ada, dalam satu gedung itu harus ada dua WC minimal di dalam WC harus ada tisu, cermin, alas kaki dan tempat sampah kalau perlu,” ungkap Budi. Menurut Rahmat Rifa’i mahasiswa Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, WC di Fakultas Dakwah sangat tidak layak sekali, karena WC di Dakwah sangat sedikit, sedangkan Mahasiswa banyak ditambah lagi kurangnya kebersihan di dalam WC dan terkadang listrik yang sering mati sehingga air tidak ada. “Seharusnya WC diperbanyak jika terdapat 800 orang mahasiswa seharusnya ada 80 WC di Fakultas Dakwah. Seharusnya di dalam WC terdapat banyak air, harus bersih kalau dapat ada kaca, sabun, tisu dan tempat sampah,” ujar mahasiswa semester VI ini. Cerita lain datang dari ketua HMJ Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Muhammad Nur Rahman, WC di Fakultas Tarbiyah sangat tidak layak sekali karena air tidak ada dan kotor, jumlah WC-nya juga kurang. “Seharusnya WC mahasiswa sama dengan WC rektor supaya kita sama sama merasakan WC yang layak dan ideal itu, tidak hanya pejabat pejabat tinggi di IAIN,” ujarnya. Tidak hanya mahasiswa, dosen-dosen di IAIN juga angkat bicara. Haryudi Nizar, S. Ag, M. Pd, Dosen Fakultas Adab ini menilai keadaan lingkungan IAIN khususnya pada WC yang ada di Fakultas Adab sudah cukup baik, hanya saja perlu ditingkatkan lagi kebersihannya misalnya ditetapkannya penanggung jawab atau cleaning servis pada

WC yang ada ditiap-tiap fakultas di IAIN. Kita ini basic-nya lingkungan islami, tahu akan pepatah bahwa “annazhofatul minal iman” (bersih itu bagian dari iman). Kalau buang air kecil hendaknya disiram jangan hanya bisa memakainya saja, namun terkadang kendalanya terletak pada minimnya air. “Maka dari itu kebersihan harus ditingkatkan, misalnya dengan menetapkan cleaning servis, intinya kebersihan ini harus ditangani secara terus-menerus karena tidak mungkin diserahkan begitu saja kepada penggunanya karena mengingat tugas utama mereka baik sebagai dosen maupun mahasiswa,” ujarnya. Berbeda dengan Haryudi Nizar, Duriah, M.Ag yang merupakan Sekretaris Jurusan Muamalah Fakultas Syari’ah menuturkan kalau dilihat sekarang ini WC yang disediakan sangat terbatas, tidak sebanding dengan penggunanya baik itu pegawai, dosen, maupun mahasiswa. Selain fasilitas yang minim itupun tidak dimanfaatkan sebaik mungkin. “WC dipakai untuk buang pembalut tidak pada tempatnya dan juga setelah buang air kecil tidak disiram khusus bagi laki-laki karena dapat menyebabkan timbul berbagai penyakit. Kemudian kurangnya kesadaran terhadap kebersihan, meskipun sudah diingatkan tetapi hal itu tidak diindahkan oleh si pengguna WC, intinya ada kesadaran dalam diri kita masingmasing akan perlunya menjaga kebersihan,” ucap Duriah. Jum Anidar, S.Pd, M.Ag dosen Psikologi dan Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah juga menilai kebersihan IAIN khususnya pada WC sangat jauh dari yang diharapkan. Penyebab hal ini tidak pasti, apakah karena minimnya air atau sipengguna sendiri yang tidak tahu akan budaya kebersihan. “Aroma yang ditimbulkan dari WC yang tidak sehat tersebut dapat menimbulkan penyakit terutama WC mahasiswa, Jadi solusi yang harus diterapkan adanya seiya-sekata dalam menjaga kebersihan dan juga WC yang disediakan harus sebanding dengan penggunanya,” jelasnya. Berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan Suara Kampus diperolah data tentang keberadaan WC di kampus hijau ini. Tarbiyah, Fakultas dengan mahasiswa terbanyak ini memiliki 9 WC namun hanya 8 yang bisa dipakai. Kemudian di Fakultas Syari’ah terdapat 11 WC namun 1 WC juga rusak. Selanjutnya di Fakultas Dakwah terdapat 17 WC dan hanya 13 yang dapat dipakai. Sementara di Fakultas Ushuluddin dari 15 WC hanya 11 WC yang bisa digunakan dan di Fakultas Adab hanya 7 WC yang dapat dipakai, 2 lainnya rusak. Hingga tahun 2012 diketahui Jumlah mahasiswa IAIN lebih dari 7500 orang dan jumlah WC keseluruhan sebanyak 60 WC di semua fakultas. Menurut www.propertykita.com idealnya sebuah WC digunakan oleh 100 orang sementara jika dikalkulasikan antara jumlah mahasiswa IAIN, jumlah WC yang tersedia seharusnya ada 75 WC yang tersebar di lima Fakultas yang ada. Untuk mencapai kampus ideal setidak-tidaknya jumlah WC harus mencukupi untuk mahasiswanya. Adhalita Fitriani, Elvi SDR, Yogi Eka Saputra, Jeki Fernandos, Weli Ramadhani, Restu Mutiara Sari. Editor : Ridho Permana

KLIK WWW.SUARAKAMPUS.COM


Unit Kegiatan Olahraga

Ukir Prestasi di Tengah Minimnya Fasilitas Olahraga merupakan unsur esensial dalam menjaga kesehatan dan kebugaraan manusia. Dalam dunia olahraga juga terkandung unsur-unsur lain yang tidak boleh dianggap kecil seperti wahana prestasi. Dari prestasi inilah muncul kesadaran untuk membentuk satu wadah pembinaan dan pengembangan bakat di bidang olahraga. Unit Kegiatan Olahraga (UKO) IAIN Imam Bonjol Padang adalah salah satu pelopor kegiatan olahraga di kampus islami ini. Unit kegiatan mahasiswa ini bersifat otonom meski tergolong tingkat institut. UKO ini bisa diikuti oleh para mahasiswa IAIN, tidak hanya yang berminat, bersedia mengasah bakat dan kreatifitasnya saja, juga terbuka yang tidak bisa berolahraga namun bersedia mengurus dan mengerti olahraga. Sejauh ini anggota UKO ini lebih dari dari seratus mahasiswa telah termasuk para atlet. UKO IAIN secara khusus berkosentrasi kepada empat cabang seperti bulu tangkis, sepak bola, futsal, dan bola takraw. Keberadaan cabang UKO tersebut telah mengukir prestasi baik tingkat Sumatera Barat maupun nasional. Tidak hanya itu, UKO akan mengutus para atlet untuk bertanding mengikuti Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (Pionir) di IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten Juni mendatang. “Dalam mendapatkan sebuah keberhasilan dan mencapai sebuah prestasi maka diperlukan modal seperti memiliki kekerabatan yang erat, disiplin dan yang pasti sportifitas, dan itulah yang dimiliki para anggota UKO,” tutur Yudi Rahman, ketua UKO IAIN. Menurutnya, pengerahan potensi dibidang olahraga perlu diarahkan kepada sebuah tujuan yang konkrit dengan mengindahkan kaidah-kaidah sportifitas, sebagai upaya dalam membangun jati diri sebagai mahasiswa. Pada tahun 2013 ini cabang olahraga UKO akan ditambah dengan divisi voli, selanjutnya pada tahun 2014 akan dibangkitkan kembali divisi basket, karena sempat vakum pada tahun 2010 kemaren karena tidak ada tempat latihan. Disempurnakannya, jumlah divisi yang ada haruslah ditunjang dengan niat dan kemampuan para anggotanya. Dengan semua unsur tersebut diharapkan UKO umumnya dan para anggotanya pada khususnya mampu mengembangkan bakat yang dimiliki sehingga bakat-bakat yang ada dapat tersalurkan dan terbina sesuai yang diinginkan. Meski dalam berolahraga diperlukan adanya fasilitas dan untuk mengukir prestasi bidang olahraga perlu dukungan dari pihak kampus sebab akan menunjang motivasi

Foto Bersama : anggota Unit Kegiatan Olahraga (UKO) IAIN Imam Bonjol Padang foto bersama denganPR I dan PR III uasi perandingan Liga FIS UNP, Kamis (18/04) (Foto: Doc Suara Kampus)

para atlet untuk mengikuti setiap kompetisi. “Fasilitas olahraga IAIN sendiri minim. Namun tidak membuat kita untuk terus patah arang untuk mengikuti kompetisi, serta dengan fasilitas yang minim atlet IAIN juga bisa bersaing dengan kampus lain,” ujarnya.Semua prestasi yang telah diraih tidak terTim Futsal UKO menang dalam Kampus Cup III 2012 (Foto: Suara Kampus) lepas dari loyalitas dan kemauan para anggota UKO untuk me- dana kegiatan mahasiswa masih ber- program devisi,” kata pria yang nyisihkan tenaga, pikiran, materi bintang artinya belum bisa dicairkan. akrab dipanggil Yudi ini. serta bimbingan dan dukungan Maka setiap anggota UKO mem- Latihan ini bertujuan untuk para senior. Dengan adanya hal-hal berikan sumbangan sebanyak lima melatih ketangkasan masingyang dapat memicu semangat belas ribu rupiah per orang. Semen- masing anggota UKO sehingga anggota tersebut diharapkan te- tara untuk konsumsi para manager, dapat menjadi andal dan siap man-teman tetap mampu memper- senior serta parsipan mahasiswa bersaing untuk mengukir tahankan bahkan memajukan IAIN sendiri ditanggulangi dengan berbagai prestasi. Selain itu, prestasi yang telah didapatkan dana tersebut. UKO juga menyelenggarakan selama ini. “Proses pembelajaraan UKO berbagai kegiatan mulai dari Contohnya saja seperti saat liga sendiri dengan latihan rutin setiap nonton bareng pertandingan seFIS UNP 2013 kemaren, UKO mem- Sabtu, dengan berkumpul bersama pak bola. Juga mengadakan peroleh juara dua liga meskipun sehingga dengan keadaan tersebut Kampus Cup yang diselenggarapihak kampus tidak memberikan membuat kita menjadi seperti sau- kan sekali setahun, maupun kedana. Walau telah mengajukan pro- dara. Untuk para atlet latihan khu- ikut sertaan dalam berbagai posal pihak kampus mengatakan sus sesuai dengan maasing-masing kompetisi.

Prestasi UKO Bidang sepakbola dan futsal Runner up liga Fis 2013 di UNP Juara satu lapangan hijau antar mahasiswa se-Kota Padang di UNP tahun 2005. Semifinal Liga Pendidkan Indonesia, di Gor Agus Salim tahun 2012.

Melirik mahasiswa IAIN yang minat untuk berolahraga, menjamah jadi anggota UKO dengan melakukan pendaftaran, dan diseleksi melalui workshop. Sebelum dilaksanakan maka diadakan terlebih dahulu pra workshop.Mantan Ketua UKO Rahmad Dhani Putra menambahkan, keberadaan UKO ini mengalami beberapakali kevakuman seperti pada tahun 1998 hingga pada tahun 2005. Ditahun 2006 vakum lagi sampai 2008, lalu 2009 mati lagi sebab tidak jalannya program dikarenakan beberapa hal seperti banyak diwisuda para pengurus inti. Namun pada tahun 2010 kembali lagi. “Dibalik keputusasaaan dan hampir matinya aktivitas UKO di kampus ini, maka sekelompok mahasiswa mencoba bangkit dengan keyakinan yang tinggi, bahwa kegiatan program UKO akan hidup. Dan UKO terus berjaya bahkan bisa melahirkan atlit-atlit profesional,” UKO mempunyai peranan yang sangat penting dalam memajukan Olahraga terutama atlit-atlit olahraga. Para anggota UKO telah banyak yang bermain untuk untuk Sumbar sendiri, sebab para atlit lahir dari UKO ini menjadi wakil Sumbar pada umumnya.“Dalam UKO ini, mahasiswa dapat mengembangkan bakat maupun potensi yang dimilikinya khususnya pada bidang non-akademik. Alhamdulillah sejak tahun 2010, sampai kini tidak vakum, semoga UKO tetap eksis dengan banyaknya jumlah anggota sekarang,” kata Dani, Ketua UKO periode 2011. Evi Candra

Semifinal antar mahasiswa se-Kota Padang di UBH tahun 2011 Juara satu Futsal antar mahasiswa se-Kota Padang tahun 2012 di IAIN Takraw Juara I antar mahasiswa tingkat nasional di Bone tahun 2011 Badminton Juara I antar mahasiswa tingkat nasional di Bone tahun 2011





Sehat Tapi Hemat Oleh : Nur Khairat dan Nella Gusti Hasanah Kesehatan menjadi hal yang paling berharga di atas dunia, tanpanya tiada yang dapat meraih sukses di dalam kehidupan. Kesederhanaan adalah pilihan yang mungkin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,

itu sudah sering kita dengar. Kesehatan seperti apa yang kita butuhkan? Sudah barang tentu kita sendiri yang akan mencari. Sehat selalu menjadi impian setiap orang. Baik itu perempuan maupun laki-laki, baik itu anak-anak, dewasa maupun orang tua, kaya ataupun miskin. Namun kita sering mengabaikan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam aplikasinya terhadap makanan. Makanan sehat tidak selalu mahal, justeru makanan sehat adalah makanan yang mengandung gizi yang cukup. Penerapan dalam pola hidup sehat bukan berarti pola hidup yang mewah atau royal, melainkan adalah pengaturan secara sederhana. Ke ti ka makanan sehat dikaitkan dengan mahasiswa, maka apa yang ada dalam pikiran anda? Ya, kebanyakan

Ilustrasi: Olahraga.Kompasiana.com memilih hidup sederhana dengan mempergunakan apa yang kita miliki. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Ya, mungkin kata-kata

mahasiswa selalu memilih makanan instan sebagai alternatif untuk mempertahan “Sumatera tengahnya� karena kecenderungan

mahasiswa selalu beralasan saat mendengar kata makan. Ada yang bilang malas masak, alasan repot, capek bahkan menghabiskan banyak biaya. Sehingga tak jarang para mahasiswa tersebut terserang penyakit yang namanya maag. Penyebab sakit maag sangat beragam diantaranya karena makan secara tidak teratur, adanya bakteri di dalam lambung yang mennganggu kinerja lambung iu sendiri, mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau sebab-sebab lainnya seperti mengkonsumsi alkohol, rokok, pola tidur yang tidak teratur dan stress. Maag juga bisa terjadi apabila si penderita telat makan, kemudian sewaktu makan si penderita maag makan dengan porsi yang terlalu banyak. Namun sebelum terjadi penyakit maag tersebut dapat dicegah, ternyata banyak tips yang dapat kita manfaatkan untuk mendapatkan pola hidup sehat tapi hemat. Olahraga, olahraga memperlancar metabolisme tubuh sehingga disttribusi dan penyerapan nurisi dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien. Mulailah berolahraga dengan latihan ringan, pilih olahraga yang disukai dan rutinkan melakukannya. Bagi mahasiswa yang dalam kesehariannya sudah dihabiskan untuk belajar, berkutat dengan laptop dan buku-buku dimana dalam keadaan seperti itu tubuh kurang bergerak, maka sempatkanlah untuk berjalan santai (jogging) pada sore atau pagi hari sekitar 30 menit setiap harinya. Selain itu olahraga secara teratur akan membuat ratusan otot di dalam tubuh tidak kaku. Kemudian untuk memperoleh kesehatan juga dapat dilakukan dengan mengatur pola makan dan waktu yang tepat. Makan dengan pola dan wakur yang teratur akan mengkondisikan keadaan lambung sehingga membuat tubuh beradaptasi dengan pola makan yang telah dibiasakan. Selain itu akan lebih baik jika kita menghindari makanan berlemak, makanan yang mengandung gas, makanan yang terlalu asam atau pedas dan makanan yang merangsang keluarnya asam lambung mulai dari sekarang agar kesehatan tubuh terjaga. Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat juga akan membantu

menjaga kesehatan lambung sehingga akan menyeimbangkan porsi makanan yang masuk ke tubuh. Salah satu makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi untuk kesehatan tubuh adalah buah-buahan. Sejatinya semua buahbuahan itu baik untuk kesehatan tubuh namun, tidak semua buah-buahan dapat dikonsumsi oleh penderita maag. Bagi mereka yang menderita maag tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi buah ataupun sayur yang dapat memicu gas di lambung. Buah-buahan yang dianjurkan untuk penderita maag adalah buah melon, pepaya, tomat dan pisang masak yang mengandung kalium dan potasium yang mampu menormalkan peningkatan tekanan darah. Selanjutnya untuk mendapatkan hidup sehat, harus menghindari stres sejak dini. Stres pada gilirannya akan merusak kesehatan tubuh maka disarankan untuk menyempatkan diri berekreasi atau mencari waktu dan ruang untuk melepas lelah setelah berkutat dengan kesibukan sehari-hari. Termasuk untuk menghinari stres adalah berpikir postif, karena berpikir yang positif akan menenangkan jiwa sehingga sekeras apapun benturan dari luar, Anda akan tetap terproteksi. Pikiran positif juga akan membuat Anda tenang dalam menghadapi masalah. Berdoa juga langkah yang baik untuk manjauhan diri dari stres. Dengan banyak berdoa, sesungguhnya kita sedang berkomunikasi, tak hanya dengan Tuhan tetapi pada diri kita sendiri. Kedekatan pada Tuhan merupakan benteng yang kokoh untuk menjauhkan seseorang dari stress akibat tekanan hidup. Semenara kunci ampuh untuk mengatasi stres ialah tertawa terbahak-bahak, tertawa menyehatkan jantung dan paru-paru, juga menambah deras aliran darah. Tertawa mengeluarkan hormon endorfin (hormon kebahagiaan) untuk mengendurkan rasa pedih dalam kehidupan. Dengan mengaplikasikan hal-hal tersebut, diharapkan setidak tidaknya kita akan terhindar dari penyakit-penyakit yang rawan menyerang sistem imun tubuh.


Bahasa Indonesia dan Kita B

ahasa seperti yang kita ketahui adalah ciri khas sebuah bangsa, tak jauh berbeda seperti halnya sebuah budaya, makanan khas, atau pun cirri lainnya. Dalam sebuah bangsa, bahasa memegang arti penting yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan sehari-hari rakyatnya. Bahasa merupakan tonggak pengokoh, pemersatu, dan tanda kejayaan sebuah bangsa. Bahkan di Indonesia, bahasa Indonesia sangat dijunjung tinggi, karena merupakan medium pemersatu seluruh rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai budaya dan karakteristik. Jika seandainya tidak ada bahasa Indonesia dapatkah kita bayangkan semua rakyat Indonesia berbicara dengan bahasa daerahnya masing-masing tanpa ada yang mengerti. Orang Minang berbicara dengan bahasa daerahnya sendiri, orang Jawa bercerita dengan logatnya sendiri, dan orang Batak pun berkoar-koar dengan gaya bahasanya sendiri, dan lain sebagainya. Kita akan menyadari betapa kayanya Indonesia dengan bahasa daerahnya masing-masing. Betapa berbeda dan beragamnya kita di negara sendiri. Tapi tahukah kita perbedaan dan keragaman itu menghadirkan keindahan yang tak terkira. Perbedaan dan keragaman itu menghasilkan kekuatan untuk tetap bersatu menatap dunia. Seluruh perbedaan itu dapat teratasi dengan adanya bahasa kesatuan, bahasa Indonesia. Bahasa bukan persoalan sepele yang harus dipandang dengan sebelah mata dan setengah hati. Bukankah kita tahu, hancur bahasa maka secara spontan akan hancur pulalah sebuah bangsa. Sebesar

Oleh: Eka Purnama Sari Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas apapun bangsa, apabila tak memiliki bahasa kesatuan untuk segenap jajaran rakyatnya maka bangsa itu akan tergeser dari peradaban. Bahasa Indonesia dan rakyat Indonesia adalah kesatuan yang tak dapat di pisahkan dari kehidupan. Jika kita berjalan beberapa kilometer dan kita salah jalan (tersesat) dan yang memalukan kita tidak mengerti dengan bahasa orang-orang di sekitar, maka akan lebih memalukan ketika kita tidak bisa bertanya dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hilanglah jati diri kita sebagai orang Indonesia. Akankah kita akan menjadi turis di negara sendiri dikarenakan tidak bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar? Sekarang kita menemui banyak kenyataan, banyak orang-orang yang bukan orang Indonesia dapat berbahasa Indonesia dengan baik. Mereka dengan bangga mengatakan, “saya bisa berbahasa Indonesia”. Bahkan di beberapa Negara, bahasa Indonesia sudah di masukkan kedalam kurikulum bahasa yang di pelajari di sekolah-sekolah. Waaah, di luar negeri saja bahasa Indonesia di pelajari, kenapa di Indonesia tidak di perhatikan

dengan serius. Ini bahasa persatuan lho,..! Pada saat sekarang ini banyak yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu gak keren. Mereka lebih cenderung kepada bahasa Inggris yang memiliki prospek masa depan yang tinggi. Kenapa? Karena bukankah sekarang yang sering di pelajari di sekolah-sekolah adalah bahasa inggris, yang di jadikan persyaratan untuk bekerja di banyak instansi adalah lancar berbahasa inggris, yang di utamakan dalam kursuskursus bisa berbicara dengan bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris telah mendunia, merupakan bahasa internasional, merupakan bahasa yang menyatukan seluruh belahan negara di manapun itu. Semua itu Karena rakyatnya (Inggris) menjunjung tinggi bahasa mereka, dan menggunakan bahasa mereka sendiri, bukannya malah mengagungkan bahasa yang lainnya. Kita juga bisa seperti itu, malahan jalan untuk itu telah terbuka lebar. Bahasa Indonesia sudah dikenal, bahasa Indonesia pun mudah di pelajari. Tapi itu mungkin tergantung kepada usaha kita sendiri untuk memulainya. Bagaimana mungkin bahasa kita menjadi

menjadi bahasa internasional yang digunakan oleh banyak negara apabila kita sendiri yang memiliki bahasa itu tidak mau menggunakannya. Bukankah itu fenomena yang cukup menggelikan apabila diurutkan dalam kenyataan yang di hadapi oleh sebuah bangsa dan negara. Mungkin kita akan bertanya-tanya bagaimana caranya agar bahasa Indonesia dapat terkenal seperti halnya bahasa Inggris. Maka jawaban dari itu semua adalah kita tidak perlu menyuruh negara lain untuk menggunakan bahasa Indonesia, toh kita sendiri yang punya bahasa kadang tidak memakainya dalam kehidupan sehari-hari. Dan kenyataan yang sering ditemui pun kadang kita menertawakan mereka yang menggunakan bahasa Indonesia dengan cemoohan sok gaul. Seandainya saja kita mengerti, bahasa Indonesia itu bukan bahasa untuk gaul-gaulan tetapi merupakan bahasa pemersatu. Tetapi apa salahnya mulai dari sekarang kita mengamalkan bahasa Indonesia di setiap sudut keadaan. Ketika kita berjalan dan berbicara dengan orang lain gunakanlah bahasa Indonesia, ketika kita akan membeli sesuatu, gunakanlah bahasa Indonesia, bukan hanya dalam keadaan formal saja tetapi juga dalam suasana non formal. Intinya kita harus memulai dari diri sendiri untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Secara spontan bahasa Indonesia pun akan tersebar dan di gunakan dalam setiap sendi kegiatan. Dan juga akan mendunia. Amin, mudahmudahan,..!

Pemimpin Filsuf untuk Kota Padang Demokrasi terasa racun, kenapa seperti itu ? ini mungkin curhatan negara-negara berkembang dalam istilah negara dunia ketiga. Demokrasi terasa mengalahkan hakhak kolektif yang telah terbangun dari masyarakat-masyarakat komunal dari suatu negara. Jika kita mengutip pernyataan Plato (Schmid, 1965 : 26) “Dalam negara tersebut akan berkuasa akal (Rasio) sebagai ganti tuhan. Segala keinginan untuk mementingkan diri sendiri harus dihilangkan dahulu bilamana kehidupan negara yang sungguhsungguh sempurna akan dicapai. Individu harus sama sekali tunduk pada keseluruhan (Kolektivitet)”. Ini adalah bagian yang dikritik oleh Plato terhadap kebebasan individu, rakyat akan liar sehingga antara baik dan buruk dipukul rata saja dalam sebuah kebenaran tanpa ada filterisasi nilainilai. Nilai-nilai yang dimaksud disini adalah budaya lokal yang kental identitas daerah, akibatnya masyarakat akan menjadi racun globalisasi. Kepemimpinan dalam memahami demokrasi adalah syarat utama jika ingin membangun bangsa dan daerah yang belum memiliki keteraturan. Masalah Padang dari Paradigma Kepemimpinan Rumitnya masalah kota padang dalam memperbaiki sistem yang rusak, menjadi perhatian berbagai pihak, masyarakat, mahasiswa, cendikiawan dan lain-lain. Apa sebenarnya masalah yang menyebabkan Kota Padang dalam jalan di tempat. Sistem ekonomi, politik dan budaya yang jalan di tempat bukan lagi salah daerah tidak memiliki sumber daya alam melimpah, tidak bisa dijadikan sebagai penyebab dan dogmatisasi Padang stagnan tanpa ada kemajuan. Kepemimpinan adalah jawaban dari pertanyaan selama ini membola salju kemana-mana tanpa ada solusi. Kepemimpinan yang berkualitas, mengerti dengan apa yang dibutuhkan masyarakat kota padang.

Seorang pemimpin yang berkarater filsuf akan bisa menentukan baik buruk dalam kaedah ukuran dunia atau akhiratnya. Arifki Chainago Koordinator Divisi Hukum dan Politik UKM PHP Unand

Mempesonanya calon-calon yang telah tampil pada masyarakat dengan menunjukkan jati dirinya sebagai pemimpin masa depan kota padang. Pertama, birokrat merupakan refresentasi dari pemimpin Kota Padang yang akan membenahi Padang dari segala lini, birokrat yang tampil ke publik. Memberikan solusi bahwa saya adalah orang yang paham dengan kota padang, maka saya ahlinya dalam semerautnya Kota Padang dari berbagai faktor. Tetapi mereka juga memperlihatkan prestasi yang mumpuni dalam kinerjanya selama menjadi birokrat di Pemerintahan kota Padang. Kedua, akademisi juga digadang-gadang akan bermain dengan penerapan ilmu yang didapatnya dari kampus, bahwa penyelesaian Kota Padang butuh konseptor yang handal dan paham ilmu tata kota. Ketiga, militer masuk dalam bagian orang yang tegas dalam menindak masalah keamanan, banyaknya premanisme dalam lingkungan Kota Padang telah menunjukan prestasi bahwa kota padang bisa diselesaikan dengan pemimpin yang berasal dari militer. Keempat, pengusaha tampil sebagai gerakan pembaharuan ekonomi dari berbagai sektor, pembangunan terasa hambar dan tidak ada investor berinvestasi karena keamanan tidak menjadi jawaban dalam menanamkan modal. Oknum masyarakat masih menjadi raja dalam mengatur daerah

Kota Padang, sehingga tanah-tanah yang sudah menjadi bagian hak pemerintah, tetapi ia dulunya adalah tanah masyarakat. Preman-preman masih menjadi raja. Sebagai contoh di kampus Unand, Limau Manih. Preman-preman masih menjadi raja dalam setiap kegiatan-kegiatan kampus, pajakpajak liar (upeti) adalah permintaan wajib yang harus dipenuhi jika ingin aman di kampus. Siapa yang bisa kita salahkan, masyarakatnya, pemimpin kampusnya atau pemimpin kotanya? Kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa dalam membangun sumber daya Kota Padang yang bermasalah di segala sektor. Kelima, Tokoh agama memiliki peran dalam membangun Kota Padang yang relegius tetapi pesoalan agama tidak bisa dijadikan marketing politik, perlu pembuktian kebutuhan masyarakat Plato dan Aristoteles pernah mengatakan bahwa dalam mendidik moral negara memiliki tanggungjawab dalam edukasi masyarakat. Timbul pertanyaan, apa yang menjamin negara bisa menentukan sesuatu yang baik dan buruk untuk warga negaranya, ini jawabanya. Pemimpin Filusuf Kota Padang akan bisa berkembang dan maju, padang harus memilki pemimpin yang berkarakter filsuf kedepannya. Pemimpin akan memahami makna kebenaran dan se-

pantasnya diberikan untuk masyarakat. Seorang pemimpin yang berkarater filsuf akan bisa menentukan baik buruk dalam kaedah ukuran dunia atau akhiratnya. Pemimpin akan berbenturan dengan masalah sosial dan budaya masyarakat. Seorang wali kota padang tidak bisa memainkan aturan hukum dalam melakukan penggusuran terhadap payung-payung ceper, masyarakat di Pasar Raya. Hukum tidak akan bisa menyelesaikan masalah-maslah sosial yang ada, pemimpin yang berkarakter pemikir dan filsuflah yang bisa mengambil kebijaksanaan dalam menentukan sebuah keadilan. Yakni benturan antara negara dan masyarakat proletar dalam mendapatkan keadilan yang sewajarnya. Seorang pemimpin filsuf mengetahui sebuah masalah sampai akar dan intinya. Plato berkata (Schmid, 1965:17,18): “Dengan demikian aristokrasi para cendikia akan mengepalai suatu kesatuan organis kejiwaan yang dipimpin oleh pikiran keadilan. Hanya mereka yang telah memiliki cita-cita negara akan dapat menjadi pemimpin”. Pemimpin Kota Padang kedepan harus mengedepankan makna cita-cita negara, memainkan data-data dengan survei adalah bentuk kegagalan bahwa pemimpin itu bukan seorang filsuf dalam membangun kota padang yang memiliki persaingan dalam masa depan politik, ekonomi dan budaya. Pemimpin Filsuf untuk Kota Padang Kota Padang, kondisi struktur masyarakatnya yang telah mulai di empaskan oleh arus globalisasi, akan menimpulkan ketakutan, apabila pendekatan terhadap masyarakat dengan menggunakan jualan agama maupun adat. Masyarakat akan alergi jika mereka disuguhi dengan hal-hal itu saja, masyarakat kota padang sudah melampaui batas dalam menunjukan karakter Minang, edukasi pendidikan masyarakat tentu akan berdampak pada Kota Padang yang melahirkan masyarakat madani, taat hukum dan memiliki peradaban yang santun.


Manajemen Waktu Waktu 24 jam dalam sehari merupakan suatu ketetapan, akan tetapi ada hal yang selalu menjadi kendala bagi seseorang atau individu dalam memaksimalkan 24 jam yang disediakan oleh Allah SWT. Setiap orang selalu menginginkan kesempurnaan dalam menghadapi hari-harinya, tetapi terkadang kita lupa bahwa dalam mengelola waktu tersebut ternyata juga membutuhkan manajemen. Manajemen merupakan suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja sama dengan orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya. Sedangkan manajemen waktu adalah kemampuan untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya (yang terbatas) untuk mencapai tujuan yang kita kehendaki. Jika hendak memanajemenkan waktu yang tepat, kita harus cermat dalam mengatur porsi baik untuk beribadah (untuk Tuhan), untuk diri sendiri, untuk bekerja, bahkan untuk kegiatan sosial yang lain. “POAC” (planning, organizing, actuating, controlling) merupakan konsep utama dalam manajemen. Pertama, dalam manajemen waktu planning merupakan bentuk dari suatu perencanaan yang disusun secara sistematis agar dalam mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan harapan. Sehari 24 jam yang kita habiskan seharusnya menghasilkan hal-hal bermanfaat bagi kita. Ada baiknya kita membuat jadwal keseharian sebagai bentuk dari perencanaan dalam mengatur keseharian kita. Perencanaan atau planning yang dimaksud seperti mengatur jam berapa bangun, kemudian apa aktivitas yang akan dilakukan setelah sholat, mungkin saja mandi dan sebagainya. Sesuai dengan firman Allah swt. dalam surat alAnfal ayat 60 yang artinya “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). Dalam perencanaan ada hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya apa yang kita rencanakan itu haruslah jelas. Artinya setiap segala sesuatu yang menjadi target tujuan kita dapat tercapai dengan maksimal, tetapi dalam merencanakan juga tidak boleh muluk-muluk. Untuk manajemen waktu sendiri kita harus mampu untuk bersikap realistis, sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Kedua, organizing. Jika dalam ilmu manajemen umumnya pengorganisasian menjadi suatu jembatan untuk terwujudnya sesuatu yang akan kita capai, maka lain halnya dalam manajemen waktu. Untuk dapat me-

Ilustrasi: m.dakwatuna.com menage waktu dengan baik, dibutuhkan ketekunan dalam mengorganisir setiap kegiatan yang kita lakukan. Ketiga, actuating. Dalam surat at-Taubah ayat 105 yang artinya “Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” Berdasarkan arti ayat di atas maka dapat kita simpulkan bahwa tanpa adanya perencanaan dan pengorganisasian, maka akan kurang lengkap rasanya untuk dapat menjalankan rencana sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga dibutuhkan kerja yang cerdas serta kegigihan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berbicara soal manajemen waktu, maka kita haruslah mampu untuk mendisplinkan diri agar 24 jam sehari yang kita miliki dapat dijalankan seoptimal mungkin. Jangan suka menunda– nunda pekerjaan. Kerjakan sekarang juga

dan hilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Keempat, controlling. Ketika kita telah menyusun semua jadwal kegiatan untuk waktu 4 jam yang akan kita habiskan dalam sehari tentu ada hal-hal yang harus diteliti, sebagai bentuk pengontrolan terhadap rencana yang telah kita tetapkan. Selain itu ingat selalu terhadap apa yang harus dikerjakan dan apa yang sudah dikerjakan dalam rangka mencapai perencanaan yang sudah kita buat. Selalu dikontrol dan dilihat perkembangannya. Salah satu kelemahan organisasi adalah sistem kontrol yang kurang. Panduan Untuk Menghemat Waktu Dalam menghemat waktu ada beberapa hal yang dapat menjadi panduan dalam mengemat waktu seperti yang dikutip dalam deniardini.com sebagai berikut: Pertama, selalu membuat rancangan aktivitas harian, usahakan pada setiap pagi dengan mencatat hal-hal yang akan dikerjakan, dan tandai dengan coretan kalau su-

dah dikerjakan. Kedua, jangan mengunjungi teman tanpa menelponnya terlebih dahulu, sebab aka nada kemungkinan ketika kita datang teman tersebut sedang tidak ada ditempat. Ketiga, senantiasa membawa pensil dan kertas atau nota kecil dalam kantong Anda sehingga Anda mampu mencatat rencana dan ide pada waktu terluang. Keempat, rancang waktu istirahat, dan coba menyesuaikannya dengan waktu sholat. Kelima, manfaatkan waktu terluang dengan membaca, menghafal, atau melakukan sesuatu yang konstruktif (membangun). Keenam, Jika Anda punya janji, pastikan kedua pihak mengerti waktunya (tempat) yang jelas. Tujuh, aturlah waktu perjalanan Anda sesuai dengan jarak. Delapan, siapkan semua benda yang dibutuhkan sebeluym melakukan suatu pekerjaan. Sembilan, jauhi orang yang berpikiran dangkal dan tamak untuk mencuri waktu Anda yang sangat berharga. Nur Khairat


Portal SuaraKampus Jadi Referensi Film Internasional SuaraKampus – Usai mempublish tulisan tentang pawang harimau pada 31 Maret 2013 di portal www.SuaraKampus.com, seorang anggota LPM Suara Kampus diburu para pembuat film dokumenter Internasional, Jumat (19/04). Kejadian bermula saat Gaspard Kuentz (32) warga negara Francis dan Akiya Kentaro (35) warga negara Jepang, dua orang pembuat film dokumenter Internasional datang langsung ke Padang untuk menemui Novia Amirah Azmi, penulis “Syamsir Rajo Lelo, Dari Guru Ngaji Hingga Pawang Harimau” untuk mendapatkan informasi. Novia merupakan Mahasiswa dual degree pada Jurnalistik Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang semester IV, ia juga mahasiswa Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi semester VIII Universitas Andalas Padang serta aktif berkecim-

pung pada Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara Kampus IAIN Imam Bonjol Padang. Mereka yang tertarik membuat film tentang Interaksi manusia dengan Hewan buas dalam hal ini harimau datang langsung ke Indonesia untuk mencari pawang harimau. “Kita Mulai dari Aceh, lalu ke Sumatera Barat seperti Padang, Kayu Tanam, Solok dan Padang Panjang” ujar Riza Adrian pada wartawan SuaraKampus. Reza merupakan penulis Film Cinta Setaman yang menjadi penerjemah. Mereka sengaja memilih Indonesia sebagai tempat riset. “Kalau di Jepang, binatang buas bisa dibunuh langsung, sedangkan di Indonesia hewan buas seperti harimau justru ditangkap oleh pawang tanpa dilukai,” tambah Gaspart selaku director dalam film documenter ini. Film yang berjudul Anima ini merupakan

film kedua yang akan diproduksi olehnya setelah film sebelumnya yang berjudul “We don’t care about music anyway” meledak dan telah diputar di empat negara seperti USA, Jepang, Francis dan Selandia. Gaspart juga telah mengikuti lebih dari 60 festival film dokumenter. “Saya tidak pernah menyangka tulisan saya bisa menjadi referensi film dokumenter internasional, dan senang dapat kesempatan bagus seperti ini,” ujar Novia Amirah Azmi. “Saya bangga menjadi bagian dari LPM Suara Kampus, dan saya harap kebahagiaan ini bukan hanya milik saya, tapi milik semua. Novia juga senang potensi budaya Minang bisa diangkat ke kancah Internasional, jangan minder menjadi Pers mahasiswa, toh nyatanya kita bisa sehebat wartawan dan penulis besar lainnya,” ujar mahasiswa yang bercita-cita menjadi jurnalis TV ini.

Syamsir Rajo Lelo atau yang akrap disapa pak Lelo juga tak kalah senang. Pawang harimau yang menjadi narasumber ini bermukim di Gadut, Kota Padang. Ia tidak menyangka akan kedatangan tamu dari luar negeri. “Apak sanang ado bule yang tertarik dengan budaya Minang. Iko langka mah nak. (Bapak senang ada bule yang tertarik dengan kebudayaan Minang. Ini langka, nak),” ujar kakek beranak 11 ini. Pak Lelo yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang urut telah menjadi pawang harimau sejak muda. Dan sampai saat ini ia sudah berhasil menangkap 27 ekor harimau. Ia juga mendapatkan sertifikat dari SBKSDA (Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Sumatera Barat atas kesadarannya berperan aktif dalam penyelamatan Satwa liat yang dilindungi oleh undang-undang pada tanggal 1 Februari 1995. (Redaksi)

HUT ke-5

UKM Pramuka

KSEI Adakan Talk Show

Orientasi Tamu Racana

Ketua Presiden KSEI Deni Putra Menyerahkan cendra mata kepada Surya Suganda salah seorang pemateri Talk Show, Sabtu (20/04). (Foto: SuaraKampus) SuaraKampus– Memperingati HUT ke5, Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) adakan Talk Show dengan tema “Crazy Marketing”. Talk Show dibuka langsung oleh dekan Fakultas Syari’ah DR. H. Mukhlis Bahar, Lc, M. Ag, di Aula Fakutas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang, Sabtu (20/4) Talk Show kali ini diikuti sekitar 120 peserta dari beberapa universitas yang ada di Sumatera Barat seperti Universitas Andalas, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Solok Nan Indah dan dari berbagai jurusan yang ada di Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang. Surya Suganda dan Deri Afirian selaku pemateri dalam acara ini. Surya berbagi pengalamannya seputar perjalanan hidupnya dari seorang sales hingga menjadi pengusaha muda seperti saat ini. Surya mengatakan bahwa pada awalnya ia adalah sales mainan anak-anak yang bermodalkan Rp 5.000. “dari sales mainan anak saya mencoba menjadi sales pembalut wanita. Melihat pekerjaan saya temanteman dan orang sekitar sering kali mengejek bahkan saya pernah di siram dengan kopi panas. Namun hal ini tidak membuat semangat saya pudar karena saya yakin semua yang saya lakukan ini mendapatkan hasil luar biasa. Saya tidak takut selagi rezki yang saya dapatkan itu halal dan saya percaya suatu saat nanti saya bisa membuktikan kepada orang-orang yang pernah mengejek

saya. Hasilnya sekarang sudah terbukti,” ujar Surya. Kemudian ia menambahkan, Biarlah kaki ini buntung asal jangan air liur ini yang kering. “Karena masih bisa menggunakan kursi roda dan masih bisa mencari uang dengan berbicara. Kalau air liur yang kering bagaimana bisa bicara,” kata pria yang biasa disapa Surya Gapuak ini. Selanjutnya Deri Afirian sebagai pemateri kedua menambahkan penjelasan tentang karirnya yang diawali dari mimpi. “ Tahun 2006 saya menempel mobil gambar BMW warna putih di dinding buku harian saya, dan Alhamdullah di tahun 2012 saya bisa mendapatkannya. Semua ini saya juga memulai dari seorang sales pembalut wanita dan Surya Suganda adalah patner saya dulu,” tutur Deri. Dalam Talk Show ini Muhammad Akil Putra salah seorang anggota KSEI mengatakan bahwa ia ingin menjadi PNS. “Maksud dari PNS adalah singkatan dari Pengusaha Nasional Syariah,”ujarnya. Acara Talk Show KSEI ditutup dengan peniupan lilin dan potong kue bersama anggota KSEI dan para alumni KSEI ujar Muhammd Deni Putra selaku Presiden KSEI. Septia Hidayati

Malam api unggun UKM Pramuka IAIN Imam Bonjol Sabtu/(20/04/2013) Foto : Zulfikar SuaraKampus - Pembantu Rektor III IAIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. H .Asasriwarni, MH membuka orientasi anggota baru (Tamu Racana) Unit Kegiatan Mahasiswa Pramuka ke XXX RacanaImam Bonjol-Rohana Kudus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang Gudep 07143-07144, Jumat (19/04) di lapangan parkir IAIN Imam Bonjol Padang. Orientasi ini mengusung tema “Tingkatkan Loyal dan Kreativitas Pramuka” dilaksanakan pada KamisMinggu (18-21/04) di lapangan Tenis IAIN Imam Bonjol Padang. Acara ini sudah dipersiapkan sejak Senin (01/ 04) diikuti 12 anggota baru yang telah bergabung dengan Pramuka. Anggota tersebut terdiri dari 10 Rohana Kudus dan 2 Imam Bonjol. Mereka siap mengikuti rangkaian acara orientasi seperti memberian materi kepada anggota baru mengenai sejarah pramuka, tali temali, tata adat, semboyan dan Peraturan Baris Berbaris (PBB). Asasriwarni menyampaikan

selamat kepada seluruh anggota baru pramuka dan berharap agar bisa mensinergikan antara organisasi dan akademik. “Selamat kepada anggota baru pramuka sehingga bisa mengikuti orientasi ini, semoga kedepan kalian bisa terus giat berlatih dan bisa meningkatka Tri Satya, Dasadharma Pramuka,” ujarnya saat menyampaikan kata sambutan. Ketua Umum Pramuka IAIN Imam Bonjol, Hairi Yanto berharap acara ini berjalan dengan lancar kedepanya dan ia juga mengucapan selamat datang kepada rekan rekan yang baru masuk dengan ini mereka memiliki tempat menimba ilmu kedua setelah perkuliahan. “Terima kasih kepada panitia yang telah mempersiapakan acara ini, mudah-mudahan tema yang kita angkatkan kali ini hendaknya bisa terwujud dengan maksimal,” ujar mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam tersebut. Yogi Eka Saputra (Mg)


Puisi Skenario Tuhan Oleh : Eka Purnama Sari Kala malam tersipu tersenyum Mencoba mencari wajahnya yang terbenam dalam lumpur kegelapan. Tanpa kesedihan, tanpa tangisan. Walau esok pagi kan beruraian air mata Kala waktu semakin berlalu terasa olehnya belaian perjalanan panjang seakan tak pernah berakhir yang selalu tersambung dan terus tersambung sesuai skenario yang di buat Tuhan. Kala pagi dan siang saling bergantian Mencoba tuk menegakkan keadilan tuk jalankan perintah dari Tuhan Kala mentari menyapa dengan kehangatan dan kesetiaannya di saat itu aku tersadar, mentari telah membagi ceritanya dana kumulai ribut bertanya pada waktu yang akan berlalu kapan aku akan menetap kan setia ??? KAMU Oleh : Eka Purnama Sari Detak tua jantung jammu meniti kehidupan. Aku terpaku tak mengerti keadaan. Sampai kapan kita hanya terdiam dan berdiam?? Bisakah kau sedikit mengerti senyumku, Namun kau tetap tak memahami. Padahal aku ingin menyelipkan setoreh luka di ujung hatimu. Salahkah aku begitu mendambakan kekecewaan. Di antara bayangmu yang berada pada keraguan, nyata tapi tak pernah ku dapati, semu tak bisa ku rasakan. Terima Kasih Tuhan Oleh : Yori Alfajra Tuhan‌ Akupun ingin bercerita kapada-Mu Aku mempunyai sepasang mata Untuk melihat Aku mempunyai sepasang kaki dan sepasang tangan untuk berjalan dan bekerja Aku mempunyai sepasang telinga untuk mendengar satu mulut dan satu hidung untuk berbicara dan bernafas Tuhan... Apakah engkau tahu??? Hidupku sangat sempurna Dalam ksesempurnaanku aku selalu berfikir tajam Aku ingin membahagiakan orang yang tak sempurna... Tuhan,.... Aku ingin buta dan tak bisa melihat Aku ngin tuli dan tak bisa mendengar Aku ingin bisu dan tak bisa berbicara Aku ingin tidak mempunyai kaki dan tangan unutk berjalan dan bekerja Karena aku ingin seperti mereka yang tak sempurna itu Namun.... Apakah kau tahu tuhan??? Aku sangat bersyukur kepadamu Merka hidup bahagia walapun cacat Tak seperti manusia yang hidupnya sempurna Mereka melawan cobaan demi cobaaan Mereka sabar,tabah damn iklas menjalani ujianMu Aku sangat berterima kasih kepadamu tuhan Kau menciptakan kami Hidup dan mati adalah jalan yang sangat singkat Aku bersyukur kepadaMu tuhan Aku sayang kepadaMu Dan semua kasih yang engkau berikan kepada kami semua...

Kudo Bendi di Pacu Kudo Japang Kita semua pasti mengenal dengan binatang yang disebut Kuda, Kuda adalah binatang menyusui, berkuku satu, biasa dipelihara orang sebagai kendaraan (tunggangan, angkutan) atau penarik kendaraan dan sebagainya. Kuda yang dimanfaatkan sebagai alat trasportasi di Sumatera Barat disebut Bendi. Bendi adalah salah satu alat transportasi tradisional di Provinsi Sumatera Barat. Bendi banyak kita temukan di area wisata Jam Gadang Bukittinggi, di tengah Pasar Raya Kota Padang dan beberapa tempat di daerah Ranah Minang ini. Bendi ini hanya memiliki dua roda dan ditarik dengan satu ekor kuda saja. Ukuran keretanya kecil sehingga hanya bisa dinaiki empat orang dewasa, termasuk sang kusir. Karena hanya beroda dua, kadang naik bendi terasa kurang stabil, tapi mungkin di situlah sensasinya naik alat transportasi tradisional. Bendi jenis alat transportasi ramah lingkungan, kenapa tidak Ia tidak memakai bahan bakar untuk menggerakan kudanya, selain itu jenis alat transportasi ini juga menjanjikan keselamatan kepada penumpangnya. Karena Bendi tidak akan bisa melanju kencang, secara otomatis akan menghindarkan kita dari lakalantas atau kecelakaan. Bukan itu saja secara pandangan mata, Bendi memberikan kesan yang bersahabat dengan alam, penumpang yang menaiki Bendi juga terlihat sopan karena tidak memiliki celah untuk berpelukan seperti kendaraan roda dua (sepeda motor). Bendi juga tidak menimbulkan polusi udara, karena kuda hanya mengeluarkan kotoranya. Itu jika si Kusir (orang yang mengendarai Bendi) bisa bijaksana dan kreatif juga akan memberikan penghasilan baru, karena jika Ia mau mengumpulkan setiap kotoran kudanya bisa dimanfaat sebagai pupuk kandang. Dengan Ia mengumpulkanya juga mengurangi kotoran berserakan di jalan-jalan yang dilalui Bendi tersebut. Secara ekonomi pemilik Bendi atau Kusir tidak usah pusing memikirkan uang untuk membeli bahan bakar kendaraannya ini (makanan) karena di Sumbar tidak begitu susah mencari rumput untuk makanan Bendi Untuk perawatan, kusir juga tidak perlu pusing, karena secara fisik Kuda tidak memerlukan banyak accessories atau (suku cadang). Kuda hanya butuh diberi makan, dibersihkan (dimandikan), diperhatikan kesehatan tubuhnya. Ia tidak perlu perawatan rutin dengan

membawa ke bengkel khusus, cukup pemiliknya memperhatikan kepada Kuda sesuai dengan kebutuhannya, itulah unik dan menariknya Bendi. Sekarang Kudo Bendi juga dijadikan sebagai alat atau sarana tran-

Ikhwatun Nasra sportasi dalam sebuah prosesi adat. Beberapa daerah di Kota Padang, ketika seorang mempelai akan menikah ada adat yang mewajibkan untuk memakai Kodo Bendi untuk mengarak (berjalan keliling menuju sebuah rumah dimana pesta di jalankan). Terkadang dalam sebuah acara khitanan, seorang mempelai sunat juga menaiki bendi sebelum melakukan prosesi sunatan. Kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi mempengaruhi segala aspek kehidupan, begitu juga dengan alat trasnportasi, salah satunya kedaraan bermotor (sepeda motor). Kemajuan memang membawa dampak positif dan nagatif, itu juga berlaku pada bendi, sejak kedatangan Kudo Japang (sepeda motor), Bendi tidak lagi menjadi angkutan yang diminati, memang secara efektivitas sepeda motor lebih baik. Namun secara adat dan agama yang ada di Ranah Minang (Sumbar) sepeda motor secara jelas merusak nilai-nilai yang ada. Mengapa tidak dilihat dari bentuk dan ukurannya, sepeda motor terbilang minim dan kecil, ini memberikan kesempatan kepada penumpang untuk bersentuhan. Apalagi sekarang ini Kudo Japang itu lebih dominan dipakai anak muda. Secara fungsional keberadaan sepeda motor sangat membantu, namun secara prakteknya banyak hal yang tidak dipahami oleh pengendara, sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan. Setiap hari kita lihat pemanfaatan Kudo Japang oleh orang-orang tertentu tidak lagi pada tempatnya. Contohya, setiap hari kita lihat anak muda yang

bukan mukhrimnya saling berpelukan di atas Kudo Japang, terkadang mereka tidak memakai pakaian yang tidak sopan, sehingga menimbulkan pandangan mata semua orang tertuju kepadanya. Ditambah lagi dengan kondisi seperti itu mereka berada ditengah tontonan masyarakat banyak, sungguh sangat memprihatinkan. Kondisi yang sempit memungkinkan bagi mereka untuk saling menempel antara pengendara dengan penumpang, mengapa tidak kerena jarak antara mereka sangat dekat. Bisa kita lihat saja jarak antara pengendara dengan penumpang sepeda motor hanya kain atau busana yang mereka kenakan saja. Jarak demikian juga akan menimbulkan masalah baru, pengendara dan penumpang memiliki kesempatan untuk bersentuhan dan secara adat Minang dan hukum Agama Islam itu sudah menyalahi. Masalah Kudo Japang sudah merebak kesegala eleman masyarakat. Sekarang motor tidak lagi menjadi barang mahal, namun sekarang motor menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat. Semua lapisan masyarakat secara mereta sudah memilki motor. Tidak memilih siapa orangnya, apa pekerjaanya. Sekarang motor juga sudah menjadi trend atau standar sebuah keluarga. Sebuah keluarga akan lebih bahagia memilki sebuah motor, walaupun harus dengan cara mengangsur atau dengan kata lain kredit. Faktanya sekarang, Kudo Japang tidak lagi membuat dan membawa hasil positif. Banyak nyawa melayang akibat kecelakaan motor, kecelakaan ini tidak memilih umur dan golongan. Salah satu bentuk penyalahgunaan kendaraan ini bermotor banyaknya remaja yang melakukan balapan liar di jalan raya. Sehingga prilaku menyimpang ini menjadi sebuah trend bagi sekelompok anak muda. Bukan itu saja, prilaku ini juga membuat masyarakat resah, karena pengguna jalan merasa terganggu dengan adanya aksi tersebut. Masalah lain yang ditimbulkannya, munculah kelompok-kelompok yang menamakannya dengan geng motor. Geng motor ini juga membuat masalah baru di tengah tatanan masyarakat, sering terjadi tindakan kriminal, seperti balapan dan konflik antar kelompok geng. Tindakan ini sering kali menyebabkan permusuhan bahkan sampai tahap pembunuhan. Sekarang keberadaan Kudo Japang sudah memacu keberadaan Kudo Bendi. Baik secara kemajuan zaman maupun dari segi jumlah. Bukan itu saja, dari segi jumlah korban. Kudo Japang juga lebih banyak memakan korban dibandingkan Kudo Bendi.


LONELY Oleh: Nesia Agustina Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN IB Padang

U

dara basah masih menyisakan butir-butir embun, menyentuh wajahku. Kuteruskan langkah meskipun kepalaku masih berat. Tadi malam aku menangis, hampir satu jam. Akhir-akhir ini aku juga terserang insomnia dan nafsu makanku menurun drastis. Ketika ku tatap wajahku di cermin, wajah itu layu dan kehilangan sinarnya. Sehelai daun Ginko gugur melayang di depanku, jatuh persis di dekat kakiku. Kupungut dan kutatap. Daun yang hijau…. alangkah bahagianya engkau, beruntung tak merasakan cinta selain cinta dari tuhanmu. Aku tersenyum getir. Sesungguhnya aku masih terluka. Meskipun satu tahun telah berlalu, luka itu tetap perih menganga. Kebahagiaan terbesar dalam hidupku yang membuatku kuat menjalani hidup yang teramat sulit-telah pergi. Masih kuingat, sangat jelas dan nyata. Senyumnya padaku, sangat polos. Aku suka sekali melihatnya tersenyum. Kubawakan ia bekal ketika kami punya kesempatan untuk bermain-main di pantai pada musim panas. Usai membuat duyung pasir, kami makan. Makanan kesukaannya: Omelet Rice. Ia tersenyum lebar sambil berseru, “Enak…besok bikini lagi ya?”. Aku mengangguk senang. Saat ia demam, aku mengompres dan menemaninya. Ia terlelap dengan nafas berat. Kutekankan tangan dinginku di pipinya. Ia terbangun dan menoleh padaku. Aku tersenyum gundah. Cepat sembuh sayangku…. Ia membawaku berkeliling, memacu sepedanya dengan kecepatan tinggi. Ketika belokan, sepeda meleng. Reflek kupeluk pinggangnya. Ia tertawa. Di lain kesempatan, kami pergi menangguk ikanikan kecil di pulau mini yang sedang pasang surut. Ataupun hanya sekedar mengejar kepiting dan mengumpulkan kerang berwarna-warni. Di hari ulang tahunnya, aku menyerahkan kado yang dirancang sedemikian indah beraksen pita transparan biru, warna kesukaannya. Ketika aku sakit, ia beralih profesi menjadi dokter dadakan sekaligus penasehat pribadi. Mengingatkanku tuk minum obat, cepat tidur, jangan telat sarapan, dan banyak lagi. Aku suka sekali mendengarnya berceloteh panjang lebar. Terkadang siap setia menyimaknya menyanyi sambil memainkan gitar yang cempreng alunannya. Aku begitu mencintainya karena tuhanku. Mencintai kekurangannya dan mencintai

Ilustrasi: Phyya.blogspot.com

kelebihannya. Namun sekarang ia telah pergi, tidak di sisiku lagi. Ia menghindariku dengan sepotong alasan “mengejar kesuksesan”. Ia bohong padaku, aku sangat tahu. Kami telah bersahabat berhiaskan rasa cinta dan saling mendukung sejak tingkat SMP. Saling berjanji untuk tetap menjaga dan merancang masa depan bersama. Ia tak bisa menyembunyikan apapun dariku. Aku wanita dan perasaanku sungguh sangat peka untuk itu. Kenyataan pahit yang tidak dapat kuhindari, ia jatuh cinta lagi. Lalu meninggalkanku begitu saja. Hatiku ngilu…. “Eve-chan, kamu baik-baik saja ?” Hiki membantuku berdiri. Lututku lemas. “Mari kuantar ke klinik” “Terima kasih, aku hanya kurang istirahat,” jawabku cepat. Lelaki tampan itu menatapku, “wajahmu pucat…ada masalah apa?” Aku menggeleng, mencoba tersenyum “Nothing”. Sejenak Hiki mengerutkan kening, “Oke, mari ku bantu”. Kami berjalan menuju lokal di lantai atas. Sepuluh menit lagi perkuliahan dimulai. Aku baru saja selesai melaksanakan sholat Zuhur. Di koridor aku berpapasan dengan Hiki. Ia tersenyum, “Sudah baikan?,” aku mengangguk, balas tersenyum. “Boleh minta waktunya? Ada yang ingin kubicarakan padamu,” Hiki berbisik pelan. “Ya,” jawabku.

Bunga Sakura berjatuhan, melayang indah bagaikan kapaskapas berhamburan ditiup angin. Gakuen Osaka University memiliki taman-taman yang asri dan apik. Di ujung taman terlihat empat orang mahasiswa yang tengah berdiskusi. Sepertinya serius sekali. “Minggu ini, kamu sepertinya kurang sehat. Ada masalah apa? Ayo cerita….,” Hiki berkata pelan. Ia meneliti perubahan ekspresiku. Hiki satu-satunya teman dekatku saat ini. Ia sosok yang tenang dan pintar, juga sangat bijak dalam menyikapi sesuatu. Aku tidak bisa menghindari kepeduliannya. “Aku teringat sahabatku, aku sangat rindu padanya,” “Kenapa tidak mencoba tuk menghubunginya?,” Hiki tersenyum. “Aku takut mengganggu…. Aku tak ingin ia makin menghindariku,” “Maaf,… apa kamu mencintainya?,” “Ya,” aku mengangguk pelan, air mataku jatuh. Hiki terdiam, ia mengalihkan pandangan ke arah pohon Sakura, yang berbunga mekar merah jambu pucat. Hiki mengubah posisi duduknya, tak lagi menghadapku. Lurus ke depan sana. Samar kulihat Hiki tersenyum. “Ia tak akan pernah melupakanmu, seperti dirimu yang selalu mengingatnya. Tidak mudah untuk melupakan berbagai hal yang telah kalian

lalui bersama. Ia akan kembali padamu,suatu saat nanti. Meski bukan sebagai kekasihmu, tapi sebagai sahabat terbaikmu. Ia pasti sangat menyayangimu…aku yakin. Butuh waktu baginya untuk menyadari hal itu” “Hiki?... aku tidak yakin,” suaraku nyaris tak terdengar. “Tetaplah menjadi sahabat yang baik untuknya. Itu merupakan modal utamamu. Jangan pernah menyakitinya dalam bentuk apapun.” “Aku tak pernah menyakitinya! Aku selalu memikirkan tiap detail tindakanku. Aku tidak pernah meninggalkannya atas alasan apapun, Hiki,” teriakku. Makhluk tampan disampingku menoleh. Aku tersadar, ucapanku terlalu emosional. “Itu tindakan yang benar. Tetaplah begitu,” Hiki tersenyum lagi. Air mataku tumpah, jatuh membasahi punggung tanganku yang dingin. Angin bertiup menyibakkan ribuan kelopak sakura yang memenuhi permukaan taman. *** Jalananan dipenuhi dedaunan gugur beraroma khas. Tiap langkahku menimbulkan bunyi “Kresek…kresek…” Udara musim gugur sangat unik bagiku. Aku menghentukan langkah, menghirup udara bebas di sekelilingku. Ponselku berdering. Nomor

yang amat kukenal tertera disana. Aku gemetar. Kuangkat dan kutempelkan ke telinga, perlahan. “Assalamu’alaikum…Apa kabar? Eve-chan sehat?” terdengar suara dari seberang. Suara yang tidak asing bagi bagiku. Kukenal dan kurindukan. Sei Kiriyu….? “Wa’alaikum salam…” Aku tak sanggup. Sesuatu yang hangat dan basah mulai mengaliri pipiku. Hiki benar, sahabatku telah kembali. Meskipun tak seperti dulu…. “Eve? Apa kabar?,” ulang suara itu. Aku menarik nafas, menenangkan diri. “Baik….Aku baik- baik saja. Sei apa kabar juga?, *** Awal musim dingin. Kurapatkan jaketku. Butirbutir salju mulai jatuh, berkilauan berlatarkan langit biru. Aku kembali menjalani rutinitas harian, kuliah. Semuanya tetap sama, tak ada yang berbeda. Meskipun ia telah kembali, hari-hariku tetap sepi. Sungguh tidak mudah bagiku untuk terus melangkah. Kerap kali aku terjatuh. Hanya satu yang kuyakini selalu bersamaku dan takkan pernah meninggalkanku selamanya: Tuhanku. Thanks to Allah for love in my life…….



Malaikat Kecil Pembawa Hikmah Dalam menjalani kehidupan tidak ada seorang pun yang mau hidup serba kekurangan seperti fisik, keluarga, kesehatan, dan lain sebagainya. Karena hal tersebut dianggap sebagai penghalang dalam beraktivitas. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat kita pungkiri, karena setiap manusia telah ditetapkan oleh Allah SWT akan empat hal yaitu rezki, ajal, amal, dan celaka atau bahagia. Sebagaimana yang terjadi pada kehidupan gadis kecil bernama Baraah, yang berjuang antara hidup dan mati melawan kanker osteosarcoma atau kanker pada lutut (tungkai) yang biasanya banyak terjadi pada usia 10-20 tahun yang menyebabkan kaki kirinya harus diamputasi. Baraah juga memiliki kelebihan kecerdasan audiotorial dengan suara yang indah sehingga hal itu lah yang membuatnya berkeinginan menghafal al-qur’an. Semua berawal saat ibunya dirawat di rumah sakit. Ibunya terbaring lemah melawan kanker adenocarcinoma sejenis kanker pada perut. Pada saat itulah ia tidak lagi mendapatkan perhatian dari sang ibu. Begitu juga dengan Baba (ayah) yang sibuk mendiagnosa penyakit ibu Baraah. Namun hal itu tidak menjadi penghalang baginya untuk tetap menghafal al-qur’an. Disetiap keadaan apapun itu baik sedih maupun bahagia, kedua bibirnya tidak pernah berhenti komatkamit menghafalnya. Sampai-sampai ia

terpilih menjadi perwakilan musabaqah hifzil qur’an sebanyak 20 juz tingkat provinsi yang diadakan oleh Kementerian Wakaf Saudi. Sungguh maut tidak dapat dihindari, ia menyaksikan dengan mata kepalanya Baba terpental ditabrak truk yang melaju kencang. Ia melihat tubuh Baba ambruk di atas aspal jalan saat melihat mama yang sedang dirawat yang menyebabkan baba meninggal di tempat kejadian. Tidak hanya itu ibunya pun ikut menyusul baba di saat ia mengikuti lomba. Akan tetapi hal itu tidak membuat hafalan-hafalannya hilang. Ketabahannya dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan musibah yang datang silih berganti menghantam dirinya, namun hal itu tidak menjadi penghalang untuk tetap menghafal kitab suci. Kecintaannya terhadap hafalan ayat-ayat alqur’an mematahkan segala aura negatif yang akan memburunya, karena ia masih dalam usia dini. Keinginan Baraah menjadi penghafal al-qur’an sangatlah kuat, tampak ia selalu berbagi lembaran ayat al-qur ’an yang dihafal kepada temannya, Dinia. Baraah juga berkeinginan untuk dapat berkeliling dunia untuk membagikan lembaran hafalannya kepada seluruh anak yang ada di dunia. Agar para penjaga kitab suci makin banyak lagi sebab penghafal itu adalah penolong agama Allah, karena barang

siapa menolong agama Allah maka ia akan ditolongnya. Novel Karangan E. Rokajat Asura ini merupakan inspired by true story (kisah nyata) gadis kecil, Baraah yang memiliki motivasi instrik serta tekad sekuat baja sehingga ia mampu menghadapi segala aral melintang dalam mewujudkan keinginannya menjadi penghafal alqur’an, didukung lantunan suara yang merdu selalu membuat orang terkesima mendengarnya. Selain itu bahasa yang digunakan mudah dipahami, adapun yang membuat novel ini berkesan karena disajikan kalimat yang sangat renyah. Tidak hanya itu, novel ini berhasil memainkan perasaan pembacanya, jadi dapat dibaca bagi siapa saja tanpa terkecuali. Jadi dengan menghafal alqur ’an akan menjaga kita di dunia maupun di akhirat. Kisah Baraah, gadis kecil yatim piatu yang berjuang melawan kanker ini seakan menampar diri kita akan semangat hidupnya yang begitu besar, kebaikan hatinya untuk berbagi, kesabarannya, serta dari kisah hidupnya banyak dijadikan pelajaran bahwa dalam menjalani kehidupan ini kita harus bertawakal.Buku ini harusnya memang telah berada di tangan anda. Tidak ada kelemahan yang terdapat dalam novel ini. Dan selamat terhanyut pada dunia Baraah.

Judul

: Air Mata Surga (Gadis Kecil Yatim Piatu Berjuang Melawan Kanker Ganas)

Pengarang

: E. Rokajat Asura

Penerbit

: Imania Ki Town House Blok H

Cetakan

: Tiga (III), November 2012

Tebal

: 310

Harga

: Rp 33.150

Resensiator

: Elvi Safri Dinyyati Rahmatika

Kekuatan Harapan

Judul Buku

: Hope, Dream, Desire, Destiny

Penulis

: Andi Arsyil Rahman

Penerbit

: PT. Alex Media Komputido

Tahun Terbit

: Juni 2012

Tebal Buku

: 320 Halaman

Harga

: 50.830

Resensiator

: Iis Sholihat Damanik

Siapa yang tak kenal aktor yang memerankan tokoh Furqan dalam film Ketika cinta Bertasbih, tentunya semua orang tahu, ialah Andi Arsyil Rahman, penulis buku yang berjudul Hope, dream desire, Destiny. Hope atau harapan adalah buku kumpulan kisah-kisah inspiratif dalam kehidupan, buku ini mempunyai 320 halaman dengan bebagai macam judul, dan mempunyai tiga bagian yang terdiri dari dream, desire dan destiny. Setiap bagian ini mempunyai sembilan kisah yang berbeda - beda. Buku ini juga memuat kisah-kisah nyata seseorang dengan berbagai macam cerita, uniknya penulis selalu memberikan pesan kepada para pembaca. Adapun salah satu judul di dalam buku ini adalah “keyakinan dalam sebuah harapan” yang menceritakan tentang kisah perjuangan seorang ayah yang tak kenal lelah untuk berharap dalam menemukan anaknya yang hilang entah kemana saat terjadi gempa di Armenia. Namun ia tetap yakin dan berharap bahwa anaknya itu masih hidup, ia pun terus menggali reruntuhan gedung yang terjadi saat gempa, tanpa menghiraukan ucapan seseorang yang ada di tempat

kejadian itu, “ mereka sudah mati!” “anda tidak bisa membantu” pulanglah!” “hadapi saja kenyataan, tidak ada yang dapat anda lakukan!” walaupun kata kata ini nyaris membunuh keyakinan dan harapannya ia tetap berusaha. 8 jam 12 jam 24 jam hingga 36 jam berlalu ia tetap menggali reruntuhan gedung tersebut tak mengenal kata lelah dan putus asa, ternyata Allah menjawab kegundahan hatinya. Ia menemukan anaknya tepat jam ke 38. Kini sepasang ayah dan anaknya yang hebat. Setelah menderita bencana besar ini, mereka berdua pun berpelukan dengan erat, walaupun wajah sang ayah terbasuh oleh air mata dan raut kelelahan, wajahnya terlihat sangat bahagia. Inilah yang disebut sebuah harapan, selama masih bersemayam kokoh dalam hati kita, selama itulah semangat di dalam jiwa akan terus menyala menjadi penerang ditengah kegelapan. Oleh karena itu jika harapan yang terkabul berwujud sebuah istana maka hendaklah keyakinan kita jadikan sebagai tangga–tangga yang mengantar kita kedalamnya. Semakin nyaman kita memijaknya tanpa rasa takut. Maka keyakinan akan menjadi se-

buah kekuatan. Sekali kita kehilangan harapan maka kita akan kehilangan seluruh kekuatan untuk menghadapi dunia. Setiap jiwa hidup memiliki harapan dan jiwa tanpa harapan akan mati. Ketika harapan itu telah ada laksanakanlah dengan sebuah usaha yang bertotalitas dan berdo’a lah kepada Allah serta bertawakallah kepadaNya. Apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan maka evaluasilah diri dengan tetap berpikir positif kepadaNya. Inilah salah satu wujud pesan yang dipaparkan penulis dalam buku ini. Adapun kelebihan buku ini adalah gaya bahasa yang begitu lugas sehingga para pembaca mudah menyerap langsung kisah yang terkait didalamnya begitu juga cover bukunya yang menarik para pembaca ketika pertama kali melihatnya yang tekesan langsung hendak membacanya. Namun yang namanya kelebihan pasti terdapat kekurangan. Adapun kekurangan buku ini adalah terdapat banyak kesalahan dalam penulisan kata, meskipun demikian, ini bukanlah penghambat bagi para pembaca agar terus membacanya. Buku ini juga sangat cocok terhadap semua kalangan.




Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.