Edisi 164

Page 5

Reportase Utama 5

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013 www.profesi-unm.com

www.profesi-unm.com

UPP PGSD Parepare

Janji Renovasi Belum Terealisasi Laporan : Nurjanna Jamaluddin dan Rukmana Mansyur

FOTO: NURJANNA JAMALUDDIN - PROFESI

MOBiL angkutan umum bercat kuning berhenti tepat di depan gerbang salah satu kampus ternama di Kota Bandar Madani. Kampus yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No.56 adalah kampus V UNM di Parepare. Mengijakkan kaki di kampus ini serasa memasuki salah satu sekolah menengah. Jika dilihat secara sepintas gedungnya hampir sama dengan bagunan sekolah pada umumnya. Bahkan bagunannya tidak lebih mewah dibanding bangunan sekolah atau kantor yang berseberangan dengan kampus tersebut. Tidak tampak tandatanda yang menujukkkan bahwa gedung ini layak disebut kampus. Hanya tulisan besar yang tertulis di pinggir jalan yang menunjukkan bahwa ini adalah salah satu

kampus milik UNM. Suasana berbeda yang dirasakan saat memasuki kampus ini. Tak seperti saat kami memasuki kampus UNM yang ada di Makassar. Tidak ada bangunan kantor dan perkuliahan yang megah dan bertingkat yang kami lihat. Hanya ada bangunan asrama yang bahkan tak berpenghuni. Mahasiswa yang ada di kampus pun tak sebanyak yang ada di kampus UNM di Makassar. Suasana kampus yang benar-benar jauh dari suasana kampus pada umumnya. Kantor Unit Penyelenggara Pendidikan (UPP) PGSD menjadi bangunan pertama yang kami tuju. Tampak kumpulan mahasiswa yang memadati ruangan administrasi. Mahasiswa-mahasiswa

tersebut mulai sibuk dengan penyelesaian studi mereka. Salah satu mahasiswa menyambut kami di tengah kumpulan mahasiswa tadi. Bersama Suarno yang akrab disapa Anno ini, kami menuju tempat lembaga kemahasiswaan yang ada di kampus ini. Kondisi relief halaman kampus yang berbukit, membuat kedua wartawan Profesi sedikit kelelahan menapaki belasan anak tangga menuju tempat yang dituju. Pepohonan yang rindang dan rerumputan yang tinggi menghiasi halaman kampus. Sampah-sampah tampak berserakan di areal kampus. Tak ada petugas yang terlihat beraktivitas di kampus tersebut. Hari itu, Rabu (16/1) suasana kampus sangat ramai. Berbeda dengan setahun yang lalu ketika

Butuh dosen Tambahan SEBaGai tenaga pendidik, dosen dituntut bisa menjadi tempat bertukar ilmu dan informasi bagi mahasiswa. Selain itu, dosen juga menjadi salah satu bentuk penilaian baik-tidaknya suatu kampus. Jumlah dosen yang hanya 23 orang ini, dinilai masih kurang bagi ma-

FOTO: NURJANNA JAMALUDDIN - PROFESI

Ketua UPP PGSD Parepare, Amir Pada, sedang membaca Tabloid Profesi di ruang kerjanya. Profesi FM - 107.9 MHz

hasiswa. Bahkan ada dosen yang mengambil dua mata kuliah sekaligus. Padahal, seharusnya dosen mengambil mata kuliah yang sesuai dengan keahliannya. “Dosen yang ada sudah bagus, hanya saja kami berharap ada penambahan dosen dari universitas sehingga SDM dosen di sini bisa lebih bagus, kami juga bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak,” harap Ani mahasiswa ekspoen 09. Selain itu, lanjutnya mahasiswa asal Pinrang ini, biasanya ada dosen yang mengambil 2 mata kuliah yang justru tidak dia kuasai, kami ingin bertanya, katanya kita sama-sama belajar, jadi kami butuh dosen yang benar-benar produktif dan benar-benar menguasai mata kuliah yang diajarkan. Senada dengan itu, Ketua Umum Pramuka Rifsal mengungkapkan bahwa dosen dinilai kurang maksimal dan produktif karena hanya menggunakan satu model pembelajaran berupa diskusi, padahal kami butuh model pembelajaran yang lebih bagus dan beragam. Selain itu, Ketua Umum Mapala Abadi Aswar menambahkan bahwa dosen dinilai kurang memadai dalam hal sumber daya manusia (SDM), mereka (mahasiswa,red) masih butuh banyak dosen dan tentunya lebih poduktif lagi. Ketua UPP Amir Pada mengungkapkan bahawa dosen yang ada sudah bagus, hanya saja perlu adanya peningkatkan dalam hal SDM. “Kami sangat berharap dosen/tenaga pendidik yang mengajar di sini meningkatkan SDM-nya, kita perlu mereka memiliki tingkat pendidikan minimal S3. Penambhan dosen pun kami harapkan dari pihak universitas. Selain itu, kami berharap di UNM bisa dibuka program S3 dengan biaya yang relatif murah, sehingga semakin banyak dosen yang bisa meningkatkan jenjang pendidikannya. (tim)

pertama kali saya menginjakkan kaki di tempat itu. Hari itu adalah hari kedua dilaksanakan pekan olahraga dan seni (porseni) oleh salah satu lembaga kemahasisaan yakni Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi). Kegiatan ini dikemas dalam Ajang Bakat dan Kreativitas (ABK). Berbagai

kegiatan yang ditawarkan. “Ini adalah kegiatan tahunan yang kami adakan untuk mempererat persaudaraan dan solidaritas antar mahasiswa dan lembaga lainnya. Kami senang karena suasana kampus bisa lebih ramai dari biasanya,” ungkap Suarno Yunus Ketua Umum Himaprodi ini. (tim)

dana Kemahasiswaan Tak Jelas

SEMua kampus tak pernah lepas dari yang namanya lembaga kemahasiswaan (LK). Masing-masing kampus punya LK yang berbedabeda, tak terkecuali kampus V UNM ini. Dai kampus ini tercatat lima LK yakni Himaprodi, Bisseru, Mapala Abadi , Pramuka dan KSR. Dalam menjalankan suatu program kerja, LK tentunya membutuhkan dana agar kegiatan bisa terlaksana. Namun, yang menjadi persoalan utama bagi LK adalah ketidakjelasan dana kemahasiswaaan itu sendiri. Terkadang LK sering kali dipersulit untuk mendapatkan dana baik dari pihak UPP sampai di tingkat fakultas dan universitas. Inilah yang dirasakan oleh LK yang ada di tingkat UPP. “Kegiatan kami memang selalu mendapat bantuan baik berupa moral maupun dana, baik dari UPP maupun fakultas namun tidak sebanyak dana yang didapatkan oleh organisasi lain yang di Makassar, mungkin karena kami jauh dan LK yang terbilang kecil jadi kami juga mendapat dana yang kecil,” ungkap Suarno Yunus Ketua Umum Himaprodi. Selain itu, lanjut mahasiswa asal Pinrang ini, “Kami tidak tahu kepastian jumlah dana yang diberikan oleh birokrasi. Namun, kami sudah cukup senang sudah bisa dapat bantuan dana.” Keadaan yang sama dirasakan oleh LK Mapala Abadi. Mapala Abadi terkadang tidak mendapat dana dari pihak UPP. “Kami biasanya tidak mendapat dana dari UPP, katanya kami adalah

organisasi yang di SK kan oleh fakultas makanya kami disuruh minta dana langsung dari fakultas. Padahal semua lembaga yang ada di sini dapat dana kecuali kami,” sesal Aswar Ketua Umum Mapala Abadi. Lanjutnya, “namun kami tidak mau ambil pusing persolan ini, ada dan atau tidak ada dana, kami tetap semangat sehingga kegiatan kami tetap bisa berjalan”. Selain itu, ketua Umum Pramuka Rifsal menambahkan bahwa persoalan dana kemahasiswaaan selalu menjadi persoalan utama dalam kelembagaan terutama ketika ada kegiatan. Namun, pihaknya tetap semangat mengadakan kegiatan meskipun hanya memanfaatkan dana kreatif dan konstribusi peserta. Dewan Pendamping Bisseru Eko Supriadi juga angkat bicara mengenai persoalan dana kemahasiswaan. Menurutnya, LK butuh pendanaan yang terstruktur, harus ada transparansi dan kejelasan pendanaan tiap-tiap LK yang ada. Meskipun demikian pihaknya juga tidak terlalu bergantung pada dana tersebut. “Kami tidak terlalu mengandalkan dana dari fakultas dan UPP, kami masih bisa mencari dana lain demi suksesnya kegiatan kami. Kami hanya butuh perhatian dan motivasi dari birokrasi berupa bimbingan dan motivasi sehingga kami juga lebih semangat dalam berlembaga. Jangan sampai isu “Anak PGSD Parepare dianaktirikan” itu benar adanya,” harapnya. (tim) Urai data, ungkap fakta, saji berita


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.