Tabloid Profesi Edisi 232

Page 1

1 Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

www.profesi-unm.com

KUNCIAN

MAUT

DOKTOR WAHYU

www.profesi-unm.com '''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 232 April XLII 2019 Urai Tahun data, ungkap fakta, saji berita


2 PERSEPSI www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

Editorial

Sekadar Intelektualitas Tak Cukup Kasus pembunuhan Zulaeha Djafar staf Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi catatan kelam institusi keguruan ini. Wahyu Jayadi, namanya menjadi buah bibir beberapa pekan terakhir setelah ditetapkan sebagai tersangka atas terbunuhnya Zulaeha. Siapa sangka, pelakunya adalah seorang dosen yang juga menjabat sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kuliah Kerja Nyata (KKN) di UNM. Bahkan Wahyu bukan sekadar dosen biasa. Ia adalah dosen bergelar doktor di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Gelar akademik dan jabatan Wahyu cukup membuat kita tak menyangka bahwa pelaku pembunuhan sadis di Pattallassang Gowa itu adalah dirinya. Sivitas akademika UNM pun semakin geger. Bagaimana mungkin Wahyu Jayadi tega menghabisi nyawa Zulaeha. Padahal, Wahyu dan Zulaeha diketahui juga punya hubungan kekerabatan. Menurut pengakuannya, pertengkaran di dalam mobil malam itu ditengarai menjadi awal mantan atlet lari UNM itu naik pitam. Mencekik ibu tiga anak tepat di leher hingga nyawanya melayang. Ironis. Ternyata gelar akademik tinggi pun tak jadi jaminan seseorang matang secara emosional dan mental. Meskipun ia

seorang pendidik sekalipun. Dari kejadian pahit ini kita patut bercermin. Apakah kita sebagai kaum intelektual sudah benar-benar memiliki kematangan emosional dan mental yang baik? Kembali ke kasus ini, mengapa Wahyu dan Zulaeha pergi bersama dalam satu mobil di Kamis malam itu? Padahal mereka seharusnya menuju rumah masing-masing dengan mobil berbeda. Mengapa Wahyu harus meninggalkan mobilnya untuk berdua dengan Zulaeha? Bahkan, pria berdarah Sinjai itu mengakui korban selalu mencampuri urusan pribadinya. Dari informan yang enggan disebutkan namanya, Wahyu diduga kencan dengan Zulaeha di malam pembunuhan itu. Diperkuat lagi keterangan dari informan baru bahwa Wahyu Jayadi dan Zulaeha intens melakukan video call via WhatsApp. Akhirnya, pihak kepolisian perlu mendalami, apakah motif pembunuhan ini murni pertengkaran biasa atau dipicu cekcok masalah asmara? Jika benar, hal ini patut menjadi introspeksi diri sivitas juga sebagai pegawai atau dosen yang telah berkeluarga. Mencegah agar tidak terjebak dalam situasi yang mengarah pada kedekatan lebih intim di lingkungan kerja. Sebab bila tak dihindari, tentu akan ada banyak masalah yang muncul ke depannya.

Nama-nama yang tercantum di bawah ini telah dicabut status kepengelolaanya dan sudah tidak terdaftar lagi sebagai anggota LPM Profesi UNM

Kurnia Hasan

Anggi Prakasi

Irham Nur

Ulil Afiah Az-zakiah

Muh. Agung Eka

Pelindung: Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP, Dewan Pembina: Abdullah Dola, Hazairin Sitepu, Akbar Faizal, Syahrir Muhammad, Asia Ramli Prapanca, Ammas DR, Anshari, Muhiddin, Mukhramal Azis, Uslimin, Fachruddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Faisal Palapa, Rustan Bedmant, Abdul Rahman, Abdul Salam Malik, Supriadi, Mirwan. Pemimpin Umum: Wahyudin, Sekretaris Umum: R. Ryan Subiakto S., Bendahara Umum: St. Reski Amalia, Pemimpin Redaksi: Muh. Sauki Maulana, Manajer Daring: Rara Astuti, Manager Broadcasting: Muh. Nur Taufik, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Wahyu Riansyah. Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/ SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Wahyudin, Pemimpin Redaksi: Muh. Sauki Maulana, Redaktur: Rara Astuti, Reporter: Andi Dela Irmawati, Nur Fazila, Muhammad Andika, Aulia Ayu Aprilia Zabir, Mutiara, Fikri Rahmat Utama, Arwinda Al Muntaz, Ratu Fathona Amalia, Mardikayanti B., Asra Qalbi, Andi Tenri Abeng, Citra Rosita Syarif, Nurul Istiqamah, Cici Novianti Achmad, Fotografer: Muh. Ilham Akbar B., Layouter/Desainer Grafis: Zulhijaya, Pemimpin Perusahaan: Dewan Ghiyats Yan Galistan, Manajer Sirkulasi dan Iklan: Supriadi Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Makassar Telp. (0411) 8914674, ­E-mail: profesi.online@gmail.com, Website: www.profesi-unm.com

Tata Letak : Zulhijaya

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


MOZAIK 3 Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

www.profesi-unm.com

Nurdin Halid Siap Jadikan UNM Kampus Maritim Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Negeri Makassar (UNM) Priode 2019-2023, Nurdin Halid dalam sambutannya mengatakan siap menjadikan UNM sebagai kampus berbasis maritim. Menurutnya, kampus berbasis maritim sesuai dengan kebutuhan saat ini dan juga sesuai dengan kebudayaan masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel). Kampus berbasis maritim merupakan wadah membangun keterampilan dan sisi teknis, sekaligus menciptakan pemimpin-pemimpin melalui program kepemimpinan kelas dunia yang profesional sekaligus kader maritim. Dengan konsep seperti ini, kampus atau

perguruan tinggi diharapkan nantinya dapat meningkatkan sumber daya manusia indonesia dalam bidang pelabuhan, maritim, dan logistik. Dalam pidatonya Nurdin Halid juga menyampaikan bahwa Rapat Kerja Nasional tersebut pertama kali dilakukan. Dalam rapat tersebut dirumuskan AD/ART, Logo IKA UNM, Himne dan Mars IKA UNM “IKA UNM Pertama kali dilakukan, berharap IKA UNM dapat mengantar kegerbang baru dengan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, dengan menjadikan UNM sebagai kampus maritim milenial,”katanya. Sementara itu Rektor UNM,

Husain Syam, mengapresiasi ide tersebut. Ia menilai ide kampus maritim ini marupakan semangat bagi UNM untuk bangkit. Menurutnya hal tersebut tidak mustahil untuk diwujudkan terutama dengan adanya dorongan alumni dan sinergi UNM. “Kami ingin UNM menjadi kampus maritim . Saya kira ini sejalan dengan konsep kebutuhan hari ini dan sesuai dengan kebudayaan kita sebagai masyarakat maritim” Lebih lanjut , eks Dekan Fakultas Teknik (FT) ini juga berharap pengurus dapat menjalakan tugas dan amanah yang diberikan secara bertanggung

snapshot

tugas dan amanah pengurus

Foto: Wahyu Riansyah-PROFESI

MANGKRAK. Kondisi gedung laboratorium Terpadu Fakultas Teknik yang proses pembangunannya terpaksa dihentikan karena terkait kasus korupsi, semakin memprihatinkan. Rumput dan tumbuhan menjalar terlihat mengelilingi sisi gedung setengah jadi tersebut. Hingga saat ini belum ada kejelasan kelanjutan pembangunannya.

jawab dan profesional. “Harapan saya semoga saudarasaudara dapat melaksanakan

alumni secara profesional,” harapnya.(una)

Mahasiswa PGSD Field Trip Ekologi Sebanyak 82 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) sektor Parepare mengikuti Field Trip Ekologi Wisata Edukasi di Malang. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai Kamis hingga Minggu (28-31/3) lalu. Koordinator Pendamping, Ila Israwati menuturkan wisata edukasi

ini merupakan rangkaian mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Kegiatan ini merupakan inovasi baru agar mahasiswa tidak lagi menerima ilmu dengan cara monoton tiap semester. “Untuk mengajarkan mahasiswa mengenai buah jeruk secara detail dan bersumber langsung dari pusat buah jeruk, serta memberikan mahasiswa ruang untuk mencari ilmu yang baru dari lingkungan sehari-

harinya ” jelasnya. Salah satu mahasiswa yang mengikuti Wisata Edukasi, Andi Salwa bercerita, mereka juga mengunjungi tempat wisata yang bernuansa penelitian yaitu Bank Sampah. Di Bank Sampah mereka belajar mengolah sampah plastik menjadi barang yang bernilai. "Kami berkenalan dengan Taufik Saguanto, ia mengajari kami membuat motor dari botol pulpy, pi-

pet, dan sendok plastik bekas, dengan sedikit polesan menggunakan pilox," katanya. Ia melanjutkan, mereka juga mengunjungi beberapa tempat wisata hiburan yaitu, Taman Bunga Selecta, Museum Angkut, dan Kebun Apel. "Kalau di Taman Bunga Selecta kami melihat jenis bunga serta bermain beberapa wahana. Kalau di Museum Angkut kami keliling dan melihat berbagai jenis kendaraan

yang ada, dan di Kebun Apel kami memetik dan memakan langsung buah Apel," lanjutnya. Terakhir, mahasiswa angkatan 2017 ini mengungkapkan rasa senang dengan metode pembelajaran seperti ini. “Saya dan teman-teman yang lain sangat menikmati Wisata Edukasi ini, Selain merasakan suasana baru kami juga mendapat banyak ilmu baru utamanya tentang lingkungan hidup,” tuturnya. (ufa)

Melawan Keterbatasan, Menyebarkan Inspirasi *Wahyu Riansyah

Suasana haru mewarnai sore itu, Kamis (4/4), di depan ruang jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) puluhan mahasiswa dari jurusan tersebut bergantian memberikan ucapan selamat kepada Niko Demus Palembang, ia baru saja menyelesaikan ujian proposalnya. Niko sapaan akrabnya, merupakan penyandang disabilitas, ia kehilangan penglihatan sejak lahir, meski dengan keterbatasan itu semangat juangnya tak pernah padam. "Selamat ya Niko," Ucap salah satu temannya. Seperti mahasiswa yang ujian proposal pada umumnya, dengan busana hitam putih, ia tampak riang sore itu "Saya Niko, saya tunanetra" katanya, sambil menjulurkan tangan kanannya kepada salah satu awak Profesi yang hendak memperkenalkan dirinya. Sebagai penyandang disabilitas Niko tak pernah merasa rendah diri, berbagai prestasi pernah ia toreh, ia www.profesi-unm.com

FOTO: Wahyu Riansyah-PROFESI

Tanpa penglihatan seperti tak berpengaruh bagi Niko Demus Palembang. Dia sukses mendulang banyak medali dalam berbagai olimpiade. Banyak lika-liku perjuangan selama menuntut ilmu, berorganisasi, dan olimpiade.

Sosok Niko Demus Palimbong beberapa saat setelah menyelesaikan ujian proposal di ruang Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) FIP UNM, Kamis (4/4) lalu.

juga memiliki nilai akademik yang bagus. Hingga kini ia telah menorehkan sedikitnya lima medali yang ia peroleh dari berbagai olimpiade tingkat provinsi. “Saya beberapa kali mewakili Makassar dalam ajang lomba lari tingkat provinsi (Peparprov),” akunya. Seperti sebelumnya, Niko terpaksa harus memotong omongannya tatkala beberapa temannya kembali menyambanginya untuk megucapkan selamat, yang kemudian disambut hangat olehnya. Ia sendiri mengaku selama ini memang memiliki hubungan yang sangat baik dengan teman-teman sejurusannya. “Sampai

saat ini saya tidak menemukan kendala yang berarti selama kuliah. Saya memiliki teman yang baik dan selalu membantu dan memotivasi saya dalam berbagai hal,” katanya setelah menyambut sapaan dari beberapa temannya tadi. Niko terdiam sejenak sambil menunduk, ia berusaha mengingat peristiwa 10 tahun silam ketika Ibunya berkata emoh menyekolahkannya. Alasannya ia memiliki keterbatasan yang menurut Ibunya Niko tidak akan mampu sekolah seperti anakanak pada umumnya. Beruntung saat itu ia memiliki guru Sekolah Dasar (SD) yang hampir setiap hari datang

memahamkan orang tuanya begitu pentingnya pendidikan bagi kaum disabilitas. Saat itu ia sekolah di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) di kabupaten Toraja, ia merupakan warga di kota ikon wisata dunia tersebut, sebelum akhirnya ia pindah ke Makassar dan tinggal di salah satu yayasan disabilitas. “Orang tua tidak mengizinkan saya sekolah, mereka menyarankan saya untuk tinggal di rumah saja karena keterbatasan ini,” kenangnya. Kelas Lima SD, ia pindah sekolah ke Kota Makassar. Di kota ini ia bertemu dengan kaum disabilitas lainnya, saling berbagi, bersinergi dan saling menginspirasi. Sejak berada di yayasan tersebut ia juga aktif di salah satu organisasi nasional yang menghimpun kaum tunanetra yaitu Perhimpunan Tunanetra Indonesia (Pertuni). Di organisasi tersebut ia aktif mengadvokasi kasus kaum disabilitas yang jadi korban stigmatisasi atau diskriminasi. Ia menyadari memang harus ada orang yang benarbenar paham kebutuhan penyandang disabilitas. Hingga saat ini, ia telah menjabat sebagai Ketua Biro Pendidikan di organisasi tersebut. Berbagai kasus telah ia tuntaskan, yang paling melekat dibenaknya ialah saat dirinya dan teman-temannya menentang keputusan Forum Rektor seIndonesia yang pada saat itu digelar di Universitas Hasanuddin (Unhas) dan mengeluarkan kebijakan yang

mendiskriminasi kaum disabilitas, bahwa penyandang disabilitas tidak diterima di kampus negeri. Menurut Niko tanpa diberi batasan, kaum difabel sadar akan keterbatasan. Mereka tidak mungkin memilih jurusan yang mereka tak bisa menjalani tanpa fisik tubuh. “Mereka melarang kami kuliah di kampus negeri, padahal kami juga punya hak mengenyam pendidikan. Tanpa diberi batasan kami pun sadar akan keterbatasan ini,” ucapnya dengan nada lirih. Selain itu, Mahasiswa angkatan 2015 ini juga menyoroti fasilitas kampus UNM yang tidak ramah terhadap penyandang disabilitas. Menurutnya kampus mestinya ramah terhadap penyandang disabilitas, dari fasilitas jalanan hingga media pembelajaran. “UNM tidak ramah terhadap kami (Disabiltas),” ketusnya. Masanya dikampus tidak lama lagi berakhir, ia sangat berterimakasih terhadap orang-orang yang telah menginspirasi dan memotivasinya. Dirinya juga menaruh pesan kepada penyandang disabilitas lainnya agar tetap bersemangat menjalani hidup ditengah keterbatasan, selain itu ia juga berpesan kepada mereka yang dilahirkan dengan kondisi sempurna secara fisik agar tetap menjaga dan merawat organ yang telah Tuhan anugrahkan dan juga senantiasa peduli pada sesama manusia, khususnya pada mereka yang lahir dalam kondisi disabilitas. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


4 PARIWARA www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

Academia

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


PARIWARA 5 Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

www.profesi-unm.com

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


6 LAPORAN UTAMA www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

Kasus Pembunuhan Siti Zulaeha Djafar

Wahyu Jayadi "Sampai Hati" Foto: Wahyu Riansyah-PROFESI

Meskipun teman kerja dan dikabarkan memiliki hubungan dekat, Wahyu Jayadi tega mengakhiri hidup Siti Zulaeha Djafar. Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Husain Syam menganggap cara Doktor Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) itu membunuh di luar nalar manusia. Sivitas UNM gempar tiga pekan lalu. Dosen bergelar doktor, Wahyu Jayadi (44) nekat me­ ngakhiri hidup rekan sejawatnya, Zulaeha Djafar (40). Ia mencekik Zulaeha di dalam mobil, tepat di depan sebuah gudang di bila­ ngan Jl Macanda Kelurahan Romangpolong, Kabupaten Gowa. Wahyu tak terima Zulaeha selalu mengusik hidupnya, Wahyu kalap lalu menghabisi wanita yang masih tetangganya itu. Bukan kepalang kagetnya Rusdi (31) hari itu, Jumat (22/3), saat rutinitas paginya membuka pintu gudang Kompleks Perumahan Bumi Zarindah, ia terganggu dengan keberadaan mobil biru Daihatsu Terios denga nomor polisi DD 1472 AM, yang terparkir di depan gudang. Di te­ngah rasa penasarannya, dia justru menemukan kaca mobil yang pecah, di dalamnya ada tubuh kaku wanita yang sudah tidak ber-

nyawa. Duduk di kursi kiri bagian depan mobil, wanita itu mengenakan rok hitam dan baju batik berwarna orange. Tanpa pikir panjang, pengawas proyek ini langsung me­ laporkan kejadian tersebut kepada Ketua Rukun Tetangga (RT) dan aparat kepolisian setempat. “Saya keget, jadi langsung beri tahu warga dan telepon polisi,” kata Rusdi. Tak berselang lama, aparat kepolisian datang dan melakukan penyidikan. Hingga diketahui identitas korban. Sosok mayat perempuaan ternyata Staf Bagian Umum dan Keuangan (BAUK) Universitas Negeri Makassar, Zulaeha Djafar. Usai diperiksa, korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, untuk menjalani autopsi. Dari hasil otopsi, ibu tiga orang anak ini diduga meninggal dunia enam jam sebelum ditemu-

kan. Kondisinya memperihatin­ kan, patah di bagian leher menjadi penyebab kematian Zulaeha. Terdapat pula luka lebam di wajah bekas pukulan benda tumpul. “Dari hasil pemeriksaan tubuh bagian luar, ditemukan sejumlah tanda kekerasan benda tumpul. Mulai dari kepala bagian tengah belakang, tulang leher patah, luka tekan dan memar pada pipi kiri, serta memar pada paha kanan,” terang Kapolres Gowa, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga. Polres Gowa bekerja sama dengan Polda Sulawesi Selatan langsung menindak cepat kasus tersebut dengan mendatangi kerabat kerja Zulaeha di UNM. Dari keterangan kerabat Zulaeha, diperoleh keterangan yang me­ ngarah kepada Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kuliah Kerja Nyata (KKN), Wahyu Jayadi. Hari itu, Wahyu diketahui menjadi orang terakhir yang bersama korban sebelum ditemukan tewas dalam mobilnya. Dengan keterangan tersebut, polisi pun mengintai keberadaan Wahyu hingga Ia ditemukan sedang melayat jenazah korban di RS Bayangkara. Mantan atlet lari

Kata Mereka Rektor UNM, Husain Syam: Sangat kami sayangkan, sangat kami sesalkan, kenapa ini tidak ada yang membacanya dari awal sehingga tidak kejadian seperti ini jadi sungguh-sungguh ini adalah musibah dan sebuah duka bagi UNM.

Dekan FIK, Hasmyati: Jujur saja sosok Pak Wahyu pribadi tidak pernah kasar terhadap wanita. Makanya hampir saya pingsan waktu diberi tahu, karena saya dengan dia itu betul-betul dekat. Saya sebagai pemimpin fakultas tidak pernah membayangkan dia bisa seperti itu.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

UNM ini langsung diamankan ke Polres Gowa untuk dimintai kete­ rangannya. Bukti lain pun ditemukan dan mengarah kepada Wahyu. Dalam proses penyidikan, polisi mene­ mukan bercak darah di tangan Wahyu saat sedang melayat. Wah­ yu berdalih, bekas darah tersebut muncul saat Ia memecahkan kaca mobil milik Zulaeha. Sempat menjadi saksi, status Wahyu dinaikkan menjadi tersangka setelah diintrogasi sekitar empat jam. Wahyu pun tak mampu mengelak, Ia mengakui seluruh kejahatannya. Dari hasil introgasi, Wahyu mengaku tidak senang dengan Zulaeha yang selalu mengurusi

kehidupan pribadi pelaku. “Dia selalu mencampuri urusan pribadi saya. Baru kalau dipikir-pikir dia bukan siapa-siapa saya,” akunya. Tak hanya Wahyu, pihak kepolisian juga memanggil saksi tambahan dari pihak kampus UNM. Meski demikian, Polres Gowa belum menjadwalkan pemanggilan untuk mendapatkan keterangan dari istri Wahyu Ja­ yadi, yang juga masih bertetangga dekat dengan korban. "Kami belum ke situ (pemanggilan istri tersangka), itu nanti bergantung penyidik, Sejauh ini belum ada," kata Kasubbag Humas Polres Gowa AKP M Tambunan di Mapolres Gowa. (*)

Husain Syam: Di Luar Nalar Manusia Sepeninggal Almarhumah Zulaeha Djafar, tak banyak aktivitas terlihat di ruangan kerjanya. Tak ada lagi orang yang lalu-lalang seperti hari biasanya. Masih terlihat, blazer merah yang sering Zulaeha kenakan semasa hidupnya. Rektor UNM, Husain Syam, tak habis pikir Wahyu Jayadi tega menghabisi nyawa Zulaeha. “Sampai hari ini pun saya pri­ badi masih tidak percaya. Belum mampu otak saya menerima se­ perti itu, belum mampu menerima faktanya. Inilah di luar nalar kita dan itu yang terjadi,” ka­tanya. Bahkan, dia menduga pikiran Wahyu dikuasai oleh setan kala melakukan pembunuhan. Menurutnya. “Karena kalau kesehariannya tidak mungkin. Coba saja tanya yang lain yang berinteraksi dengan dia. Tidak ada percaya, tapi kenyataannya seperti itu,” katanya. Guru Besar Ilmu Teknologi

Pertanian ini menganggap kejadian pembunuhan ini adalah musibah dan duka bagi UNM. “Tapi apa boleh buat, itulah yang terjadi. Sangat kami sayangkan, sangat kami sesalkan. Kenapa ini tidak ada yang membacanya dari awal sehingga tidak kejadian se­ perti ini,” sedih Husain. Pun dengan keluarga Zulaeha, tak pernah terbesit di benak mereka jika pelaku yang masih bertetangga di Kompleks Perumahan Sabrina Regency, Jl Manggarupi, Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, Gowa, menjadi pembunuh berdarah di­ ngin. Sepupu korban, Islamuddin mengatakan, perempuan kelahiran 1979 ini dikenal sangat penyayang dan tidak banyak bicara. “Almarhumah sangat sayang sama anaknya, maklum suaminya tugas di Barru. Hanya sekali seminggu ia datang ke Makassar,” katanya. (*) www.profesi-unm.com


LAPORAN UTAMA 7 Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

www.profesi-unm.com

Akhir Karir Sang Doktor Cekikan Maut Ala Pegulat Kamis (20/4) sekitar 17.00 wita Wahyu Jayadi dan Zulaeha janjian bertemu di depan Gedung Telkom, Jl AP Pettarani.

Pukul 18.00 wita, Wahyu menyimpan mobilnya di Kompleks Ruko Forum Permata Sari, Jl Sultan Alauddin dan keduanya melanjutkan perjalanan ke arah Kab. Gowa menggunakan mobil milik Zulaeha.

Pukul 19.50 wita, dalam kendaraan terjadi pertengkaran hingga saling dorong kepala. Wahyu mendadak menghentikan mobil di jalan STPP Gowa, Kelurahan Romang Polong, Kecamatan Somba Opu.

Wahyu yang berada di kursi pengemudi langsung melakukan kuncian awal di lengan kanan Zulaeha dengan tangan kirinya untuk membatasi gerakan perlawanan Zulaeha.

Setelah itu Wahyu mencekik leher Zulaeha dengan tangan kanan namun tangan kiri Zulaeha masih bebas dan sempat memukul wajah dan mencakar lengan Wahyu hingga terluka.

Wahyu semakin emosi karena Zulaeha masih melakukan perlawanan, Wahyu langsung me­ ngambil posisi dan gerakan kuncian leher mematikan yang dalam seni bela diri tarung bebas dikenal dengan istilah Rear Naked Choke.

Kuncian leher itulah yang menghambat saluran nafas Zulaeha dan membuatnya meninggal dunia.

Nasi sudah jadi bubur bagi Wah­yu Jayadi. Pria yang meraih gelar doktoral dari Universitas Negeri Yogyakarta ini disangkakan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, serta pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan mengakibatkan kematian dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Tak hanya pidana, dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM) ini terancam diberhentikan secara tidak hormat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Meskipun pihak kepolisian telah menetapkan Wahyu sebagai tersangka tunggal dari kasus ini, Rektor UNM Husain Syam masih menunggu proses hukum berlaku. "Setelah pengadilan sudah inkrah maka kita akan langsung melakukan pemecatan,” tegasnya di Menara Pinisi, Jl AP Pettarani, Makassar, beberapa waktu lalu. Husain meminta semua pihak bersabar menunggu sampai pengadilan memutuskan nasib Wahyu. “Jika sudah inkrah barulah kita melakukan langkah-langkah untuk memproses pemecatan atau pemberhentian dengan tidak hormat sesuai dengan peraturan berlaku,” katanya. Menurutnya, pemecatan berlaku jika Wahyu mendapatkan hukuman dua tahun ke atas. Namun, Husain Syam kini sudah mencopot Wahyu dari jabatannya selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNM. Guru Besar Teknik Pertanian ini punsudah menunjuk Bakhrani Rauf sebagai peng-

ganti Wahyu sebagai ketua KKN. “Kemarin waktu hari Senin (1/4/2019), saya sudah buat SK-nya Pak Bakhrani sebagai penanggungjawab KKN. Karena tidak boleh ada kegiatan yang berhenti hanya karena kasus perorangan. lembaga ini lembaga sehat, lembaga berjalan terus,” katanya. Tapi, Husain belum menyiapkan pengganti Zulaeha sebagai staf. “Kalau pengganti korban, belum ada. Itu belum kita pikirkan. nantilah. Saya kira akan ada itu, pastilah. Itu sudah hal yang luar biasa,” katanya. Husain mengakui tak mengenal dengan baik Zulaeha. “Saya seumur hidup, baru sekali bertemu dengan dia tapi teman-teman memberikan informasi bahwa almarhumah ini orangnya juga sabar, orangnya juga dingin. saya nggak tau persis pribadinya. Kalau wahyu saya tahu,” katanya. (*)

TIM Kordinator : Muh. Sauki Maulana Anggota : 1. Rara Astuti 2. St. Reski Amalia 3. Wahyu Riansyah

Setelah membunuh Zulaeha, Wahyu melanjutkan perjalanan kearah Jalan Poros Samata dan memarkirkan mobil di depan sebuah ruko lalu meninggalkan jazad korban di mobil tersebut

grafis: zulhijaya-profesi

Jejak Percakapan Jadi Kunci Kasus pembunuhan pegawai UNM belum mencapai babak akhir. Hingga kini, Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Gowa masih terus mendalami kasus ini. Hingga berita ini diturunkan, belasan saksi telah diperiksa, satu diantaranya telah beralih status menjadi tersangka. Siapa sangka sosok Wahyu Jayadi yang dikenal baik hati, ramah, serta rajin beribadah ini menjadi tersangka. Tak ada yang menyangka ia tega menghabisi nyawa Siti Zulaeha Djafar. “Jika kenal de­ ngan Pak Wahyu Jayadi tidak ada yang menyangka bahwa Pak wahyu melakukan hal seperti itu. Sampai hari ini pun saya pribadi masih tidak percaya. Belum mampu menerima faktanya,” ujarnya. Pria 44 tahun ini kini mendekam di balik jeruji Tahanan Polres Gowa, sejak Minggu (24/3) lalu. Nasi telah menjadi bubur, disana ia habiskan waktu mempertanggung jawabkan perbuatan keji yang telah ia lakukan terhadap rekan kerjanya. Kepolisian Resor Gowa terus mengusut motif pembunuhan ini dari berbagai keterangan saksi. Salah satu yang masih menyimpan misteri adalah rekam percakapan antara Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar. Sebelumnya handphone milik Zulaeha rusak berat akibat dihancurkan oleh Wahyu Jayadi. Hp Iphone X itu dipukul dengan batu berkali-kali lalu dibuang di selokan dekat kampus UNM Gunungsari. www.profesi-unm.com

Kasubbag Humas Polres Gowa Akp M Tambunan mengatakan bahwa surat permohonan yang dilayangkan penyidik ke operator layanan telepon belum mendapat respon balik. Oleh karena itu, jejak percakapan tersebut masih belum terungkap. "Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Telkom. Kita mau tahu datanya, apasih kegiatan yang ada didalam," ujarnya. Sebelumnya, Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga menuturkan, jejak percakapan dari telepon seluler Zulaeha akan menjadi bukti tambahan dalam penyidikan scientific crime investigation. "Walau dibelah 17 sampai 700 kali, kami tidak butuh lagi perangkatnya. Komunikasi ini tersimpan di bank data server. Handphone korban yang dirusak tidak mempengaruhi penyidikan dalam permintaan data call data record," kata Shinto Silitonga, Minggu (25/3) lalu. AKP M Tambunan mengakui belum bisa menentukan kapan kasus ini bisa berakhir karena masih banyak tahap yang perlu dilalui sebelum menuju sidang pengadilan. Masih perlu rekonstruksi untuk mengetahui apa yang terjadi saat itu, mulai dari awal hingga akhir. "Kita belum gelar perkara, dan rekonstruksi. Karena pra rekonstruksi sebelumnnya itu hanya sebagai petuntuk sesuai dari pengakuan tersangka," terangnya. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


8 PARIWARA www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

www.profesi-unm.com


ADVERTORIAL 9 Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

www.profesi-unm.com

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


10 INFO AKADEMIK www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

PPs UNM Buka Pendaftaran Maba Tahap II

Lulusan Cum Laude Bebas Asesmen TPA

Foto: dok-profesi

PPs UNM. Gedung Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM) di Jalan Andi Jemma, Makassar.

Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali membuka pendaftaran calon mahasiswa baru tahun ajaran 2019/2020 tahap dua untuk program Magister (S2) dan program Doktor (S3). Sebelumnya, di

tahap pertama, PPs telah menerima sebanyak 688 mahasiswa baru. 538 orang diterima di kampus Makassar, 54 orang di Kampus V Parepare, dan 96 orang kerjasama Pemerintah Kabupaten Enrekang. Pendaftaran mahasiswa baru dilakukan

secara daring melalui laman resmi PPs di http://pmb.unm.ac.id. Jadwal pendaftaran dimulai pada 8 Maret lalu dan akan ditutup pada 20 April mendatang. Beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses pendaftaran ini yakni Asesmen Tes Potensi Akademik (TPA) dan Test Of English as a Foreign Language (TOEFL) pada 25 April. Kemudian pada 26 April, dilanjutkan dengan tes wawancara, dan hasilnya akan diumumkan pada 3 Mei mendatang. Asisten Direktur Bidang Akademik (Asdir I) PPs UNM, Sulaiman Samad mengatakan bahwa tahap kedua ini dibuka karena banyak yang berminat untuk lanjut S2 dan S3 di PPs, tetapi tidak sempat mengikuti pendaftaran di tahap pertama lalu. Apalagi, di kampus orange ini, setiap 1000 pendaftar, wisuda langsung dilaksanakan. Sehingga hampir tiap tiga bulan ada alumni S1 yang ingin melanjutkan studinya di PPs. "Masih banyak peminat dari luar UNM dan alumni UNM yang baru selesai dan belum sempat mendaftar di tahap pertama," katanya saat diwawancarai di lantai 5 Aula PPs UNM, Rabu (27/3) lalu. (win)

Pendaftaran KKN Internasional Kembali Dibuka Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali membuka pendaftaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional. Sebelumnya, pada 4 Januari lalu, ada 12 mahasiswa yang berangkat melaksanakan KKN internasional. Kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) KKN/KKA UNM, Wahyu Jayadi mengatakan bahwa saat ini, UNM menyediakan kuota 50 orang untuk KKN Internasional ini. 40 orang akan ditempatkan di Malaysia, dan 10 orang akan ditempatkan di Thailand. “Kita kembali buka, walaupun kemarin sudah berangkat yang di Thailand sama Filipina,” katanya saat ditemui di ruangannya lantai 3 Menara Pinisi, Rabu (21/3).

Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ini menuturkan bahwa untuk mengikuti KKN ini, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Minimal, kata Wahyu, mereka mampu berkomunikasi menggunakan bahasa inggris. Selain itu, mahasiswa yang ingin mengikuti KKN ini, harus melulusi SKS minimal 120. Kemudian hal yang terpenting ialah mereka sehat jasmani dan rohani. KKN internasional ini dikhususkan bagi mahasiswa angkatan 2016 semua jurusan. Akan tetapi, yang diprioritaskan ialah Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD). Karena mereka nantinya akan mengajar di sekolah

dasar. “Kalau yang di Thailand itu, kita butuh 10 orang khusus dari PAUD. Kalau yang di Malaysia, bisa semua Jurusan,” jelasnya. Wahyu juga menambahkan bahwa sampai saat ini belum ada jadwal batas akhir pendaftaran. Tapi ia merasa percaya diri dalam melaksanakan program KKN ini. “Nanti dikomunikasikan. Makanya dibuka mulai dari sekarang. Yah minimillah April atau Mei nanti sudah ditutup,” tambahnya. Untuk sementara, pada 21 Maret lalu, sudah ada 45 orang yang mendaftar. Mereka nantinya juga akan diseleksi dan diwawancarai langsung dari pihak di Thailand dan Malaysia. (ema)

Konjen RI untuk Malaysia Rekrut Guru CLC Dalam rangka pemenuhan kebutuhan guru untuk pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, akan melaksanakan rekrutmen calon guru yang akan ditugaskan di Community Learning Center (CLC) wilayah kerja Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu, Konsulat Jenderal RI Kuching, dan Konsulat RI Tawau selama 2 (dua) tahun. Hal ini dibenarkan Direktur Lembaga UPT P3G, Ramli Umar saat ditemui diruangannya oleh wartawan Profesi, Rabu (20/3). “Benar sedang ada perekrutan guru penempatan Malaysia.Terbuka untuk siapa saja yang memenuhi syarat.” tegasnya. Sebelumnya informasi tentang pendaftaran Calon Guru di Malaysia Tahap 10 Tahun 2019 ini diunggah pada website P3G UNM pada hari Rabu, (6/3) lalu. Sebanyak 78 peserta yang telah mendaftarkan dirinya pada LPTK UNM dinyatakan Urai data, ungkap fakta, saji berita

lulus seleksi administrasi dan diumumkan secara resmi di https://pklk.gtk.kemdikbud. go.id/clc. Peserta yang lolos berasal dari berbagai disiplin ilmu, yang selanjutnya melaksanakan tes tulis & nontulis di UNM pada 28 Maret lalu. Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan guru untuk memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak PMI yang belum memperoleh akses pendidikan di tempat orang tuanya bekerja di Malaysia. Selain itu, calon guru juga diharapkan mampu mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Ramli Umar menambahkan bahwa program ini adalah program tahunan yang cukup diminati oleh guru-guru kontrak dan honorer, mengingat gaji yang ditawarkan

juga cukup besar dibandingkan guru pada umumnya. “Itu tiap tahun ada. Mereka dikontrak 2 tahun dan gajinya lumayan tinggi,” ujarnya. Guru besar Jurusan Geografi ini mengungkapkan bahwa dari 78 pendaftar yang lolos tahap administrasi, hanya 67 orang yang hadir pada tes yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia ini. Sebelas orang diantaranya menyatakan tidak bersedia meninggalkan tempat ia bekerja sebelumnya. Tes yang berikan berupa tes wawancara, micro teaching, tes psikologi, dan Focus Grup Discussion (FGD). “Ada sebelas orang yang tidak ikut tes karena tidak mau meninggalkan tempat tigasnya sekarang,” ungakapnya. Peserta yang telah melalui seluruh tahap seleksi dan dinyatakan lolos dari 400 peserta, akan dieliminasi menjadi 90 orang. Mereka nantinya akan mendapatkan pembekalan dan melakukan pemberangkatan ke Malaysia pada akhir September nanti. (ema)

agendasiana

Makassar Akan Jadi Tuan Rumah IMMAPSI IV Ikatan Mahasiswa Manajemen Administrasi Pendidikan Seluruh Indonesia (IMMAPSI) IV akan jadika Wilayah IV yaitu Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin sebagai tuan rumah. Kegiatan akan diselenggarakan bulun Juni mendatang. IMMAPSI ini merupakan musyawarah nasional mahasiswa Administrasi Pendidikan (AP), Manajemen Pendidikan (MP) dan Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Kegiatan ini diselenggarakan dua kali setahun. Makassar dipilih sebagai tuan rumah dari hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang diadakan di Malang pada 2 hingga 4 November 2018 lalu, dengan hasil kesepakatan menetapkan IMMAPSI IV diselenggarakan di Makassar yaitu di UNM. Info lebih lanjut hubungi 082271375631 (Mahmud). (ufa)

Himagara Akan Gelar Kompetisi Futsal Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (Himagara) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan gelar kompetisi futsal. Kegiatan akan berlangsung di Lapangan Futsal Jln. Dg. Tata Raya No. 46, Sabtu hingga Senin (20-22/4). Peserta pertandingan futsal ini adalah Mahasiwa UNM dan Mahasiswa Administrasi se-Sulawesi selatan. Pendaftaran kompetisi futsal ini dibuka hingga 18 April mendatang. Pendaftaran dapat melalui laman https://publicexpo2019.blogspot.com dan hubungi 081260653874 (Editha) 085241842842 ( A. Ria Islamiaty) untuk info lebih lanjut. (ufa)

UKM PSM Siap Ikuti International Choral Festival Oriantale Concentus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Pinisi Choir siap mengikuti festival internasional. Festival ini diadakan oleh 99culture dengan mengusung nama event 12th International Choral Festival Oriantale Concentus, Singapore 2019, dijadwalkan akan dihelat di Singapura mulai 29 Juli sampai 1 Agustus 2019 mendatang. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempromosikan seni internasional dan pertukaran budaya serta pengembangan musik paduan suara kaum muda. Rencananya UKM PSM Pinisi Choir mengirimkan sekitar 40 orang anggotanya untuk mengikuti festival tersebut. Sejauh ini persiapan yang gencar dilakukan yaitu latihan vokal. (ril)

Himaprodi PBSI Bakal Gelar OPen HIMPUNAN Mahasiswa program studi (Himaprodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM), akan mengadakan Olimpiade Pendidikan (OPen) Bahasa Indonesia dan Pekan Pujangga antarsiswa SMA/SMK/ MA Sederajat se- Sulselbar. Kegiatan yang bertema "Bahasa Indonesia sebagai Perekat Identitas dan Penguat Daya Saing Kebangsaan di Era Digital" ini akan dilaksanakan pada tanggal 22 hingga 27 April mendatang. Adapun jenis kegiatan yang akan diperlombakan, lomba baca puisi, lomba debat, lomba pidato, lomba cepat tepat bahasa Indonesia, lomba mading, lomba mendongeng, dan lomba akustik. Kemudian, kegiatan pekan pujangga yaitu pameran pendidikan, panggung ekspresi, dan seminar nasional kebahasaan. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi contact person (CP) berikut : Dedi Risaldi 0853-1361-2896 atau Nurlina Amiruddin 0821-9156-6804. (ria) www.profesi-unm.com


SUPLEMEN 11 Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

www.profesi-unm.com

FOTO: Muhammad Ilham Akbar/PROFESI

DJAa Cetak Kader Jurnalis Langgas

Seluruh Peserta Diklat Jurnalistik Abu-abu (DJAa) 2019 Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) saat berfoto bersama di lokasi penerimaan materi di Aula Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Sulawesi Selatan (BP-PAUD & Dikmas Sulsel), 8 Maret lalu. Mereka berasal dari beberapa kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar).

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) barubaru saja telah melaksanakan Diklat Jurnalistik Abu-abu (DJAa) pada 6-10 Maret 2019. Meski sempat vakum, dan baru lagi dilaksanakan tahun ini, semangat Profesi untuk menumbuhkan dan menciptakan kader jurnalis muda menjadi landasan sehingga kegiatan ini digelar kembali. Menyesuaikan dengan era milenial, Profesi kali ini mengangkat tema “Jurnalis Langgas”, ini semua dimaksudkan agar materi dalam kegiatan bisa lebih menyesuaikan dengan peserta, yang umumnya lahir di era

tersebut. Diklat yang berlangsung di BPPAUD dan Dikmas Sulsel ini tidak hanya menyuguhkan materi seputar dunia jurnalistik saja, melainkan diisi dengan beberapa item kegiatan, diantaranya: kunjungan media, widyawisata, dan beberapa item lomba yakni fotografi, video report, dan mading yang sudah panitia persiapkan sebelumnya. Ketua Panitia, Wahyu Riansyah menjelaskan, meskipun kegiatan ini sangat padat dengan materi, tetap menyeimbangkannya dengan kunjungan media agar para peserta tidak penat dan mendapatkan pengalaman baru selepas kegiatan ini usai. “Materinya sangat padat, jangan sampai para peserta penat. Makanya kami mengajak mereka ke beberapa media di Makassar, sekalian menjadi

pengalaman baru bagi mereka,” jelasnya. Lebih lanjut, mahasiswa asal Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini menambahkan, DJAa tahun ini diawali dengan Talk Show Literasi Nasional dengan tema “Narasi Kebenaran di Era Post Truth”. Ini semata-mata bertujuan untuk memberikan warna baru kegiatan. Apalagi, dengan tema tersebut, yang sangat konteks di era sekarang ini. Di mana kebenaran sangat sulit didapatkan, dan bisa saja dibenamkan oleh opini publik. “Berbeda dengan DJAa sebelumnya, tahun ini diawali dengan Talk Show Literasi Nasional. Adapun pembicaranya dari tiga basic keahlian yang berbeda,” tambahnya. Sementara itu salah satu peserta

Muhammad Wira dari SMA 3 Polewali: kegiatannya juga seru karena bisa berbaur dengan semua teman-teman se sulselbar dan bisa tahu apa yang khas di daerahnya. bagusnya kak diadakan tiap tahun biar bisa banyak alumni"-alumni DJAa selanjutnya

Nur Aini Febriani Putri dari SMAN 1 Bone: DJAa 2019 itu sangat menyenangkan dan seru. Menyenangkannya karena dalam kegiatan itu saya bisa bertemu orang-orang baru yang kreatifkreatif tentunya. Kemudian, serunya itu karena dalam kegiatan itu banyak tempat yang bisa kami kunjungi, dan dalam kunjungan itu ada banyak ilmu baru yang dulunya tidak saya ketahui menjadi bisa saya pahami. Intinya tidak sia-sia hari Rabu sampai Mingguku ikut DJAa.

Lola Azzahra dari SMAN 3 Enrekang: DJAa 2019 ini sangat bermanfaat apalagi bagi pelajar seperti kami, dengan adanya kegiatan ini dapat memperluas wawasan kami tentang kerjurnalistikan.

Muhammad Irfan dari SMAN 5 Takalar: DJAa Lembaga Pers Mahasiswa UNM Itu Cukup Memuaskan, karena dari sana saya menemukan Banyak Sekali hal menarik, seperti Bertemu atau mendapat Teman baru dari daerah Yang Berbeda-beda, menjalin persaudaraan, dan lebih Bagusnya lg adalah Saya pribadi dengan Kegiatan DJAa ini saya baru Tahu bahwasanya Dunia Jurnalistik seru sekali. www.profesi-unm.com

asal SMA 3 Polewali Mandar (Polman), Muhammad Wira mengaku sangat tertarik dengan untuk mengikuti kegiatan ini, meskipun jarak antara Polman dengan Makassar terbilang jauh. Wira menuturkan sangat ingin menjadi jurnalis andal, menurutnya pekerjaan jurnalis itu sangat menantang. “Sangat tertarik kak, meskipun perjalanan hampir delapan jam dari Polman. Tapi kami tertarik dengan materi DJAa ini kak,” tuturnya. Terakhir, Koordinator Seksi Acara, Reski Amalia mengungkapkan, selama kegiatan ini berlangsung para peserta akan di karantina di tempat yang sudah disediakan. Ini bermaksud agar para mereka bisa saling mengenal satu sama lain, apalagi mereka terdiri dari beberapa kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan dan Barat (Sulsel-

bar). “Peserta nantinya akan dikarantina, jadi kalau ada yang mau keluar harus izin ke panitia baru bisa keluar,” ungkapnya. Amel sapaan akrabnya menambahkan, sebagai penutup dari DJAa ini, peserta dimanjakan dengan fasilitas widyawisata. Jika selama dua sampai empat hari mereka telah disibukkan dengan tugas, kini saatnya peserta untuk bersantai menikmati wisata di Benteng Somba Opu. Sambil mempersentasikan hasil mading yang mereka buat sebelumnya. Tak ada lagi pemberian materi dan tugas seperti pada hari sebelum-sebelumnya. “Sebagai ajang seru-seruan bagi mereka sebelum pulang ke daerahnya masing-masing,” jelasnya. (*)

Investigasi Perlu Verifikasi Karya investigasi memerlukan fakta baru, membongkar kejahatan yang ditutupi, ada wawancara mendalam, dan harus ada kerja keras menelusuri dokumen-dokumen terkait. Liputan investigatif tantangannya luar biasa rumit, panjang, mahal, ada ancaman eksternal, ada ancaman internal. Namun, Jurnalisme investigatif tetap dibutuhkan untuk bangkitnya tradisi penggalian berita yang kini terancam lenyap Jurnalisme investigatif akan senantiasa diperlukan karena lebih dalam dan detail, awet, serta mencerahkan. Dalam kegiatan Diklat Jurnalistik Abu-abu (DJAa), diawali dengan Talk Show Literasi Nasional yang mengusung tema "Narasi Kebenaran di Era Post Truth". Pada kegiatan ini, menghadirkan Wartawan Investigasi Tempo, Erwan Hermawan yang dalam pemaparannya, ia memberikan pengalamannya terutama dalam susahnya menyajikan berita. Terutama dalam mencari berita dengan melakukan investigasi. "Jadi kunci dari sebuah berita, apa-

lagi investigasi adalah verifikasi yang dilakukan berkali-kali," tegasnya, Kamis (7/3). Ia menambahkan, dalam mengumpulkan data melalui investigasi, seorang wartawan wajib melakukannya dengan menggali beberapa narasumber. "Sehingga kuncinya lakukan verifikasi berkali-kali, jangan hanya melakukan verifikasi kepada satu orang saja," jelasnya. Lanjut, ia menambahkan salah satu cara orang awam untuk menangkal pemberitaan hoaks adalah mencari tahu dari mana sumber berita tersebut. Sehingga kita tidak menelan mentahmentah berita tersebut. “Cari dulu sumbernya, jangan langsung asal percaya,” tambahnya. Menjadi seorang wartawan, kata dia, harus mampu menulis dan mencari data. Banyak data yang bisa di dapatkan melalui diskusi dan membaca. “Jangan hanya membaca dan berdiskusi, tetapi harus skeptis,” ujarnya. (ema) Urai data, ungkap fakta, saji berita


12 PARIWARA www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

www.profesi-unm.com


PARIWARA 13 Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

www.profesi-unm.com

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


14 INOVASI www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

Mahasiswa FT Ciptakan Pasarlokal

Tiga mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) menciptakan sebuah platform perdagangan online atau yang biasa disebut Electronic Commerce (E-Commerce). Inovasi ini diyakini dapat memberi manfaat lebih bagi para penjual. Ketiga mahasiswa ini ialah Oda Parwati, Zulkifli, dan Muhammad Asdar. Inovasinya ini diberi nama Pasarlokal. Ini merupakan sebuah website yang memberi kesempatan bagi para pedagang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memperluas jaringan penjualannya. Tidak seperti platfrom e-Commerce seperti Tokopedia atau Bukalapak, Pasarlokal hanya menggunakan website sebagai medianya. Namun, kata Oda, ada kelebihan yang tidak didapat dari platform lain dan hanya ada di Pasarlokal. Ialah, para pedagang dapat berkonsultasi kepada pemerintah setempat soal pendanaan usaha mereka. Bukan itu saja, bimbingan soal pemasaran yang baik juga bisa dilakukan dalam platform ini. “e-Commerce yang ada hanya tempat penjualan online sedangkan Pasarlokal akan memberikan layanan pendanaan, memberikan

bimbingan pada UMKM tentang penambahan nilai jual produk,” jelas mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Teknik Informasi dan Komputer (PTIK) ini. Oda mengaku, Pasarlokal lahir dari keresahan mereka bertiga setelah melihat UMKM yang masih mengandalkan lapak di jalan-jalan sebagai tempat proses transaksi perdagangan. Menurutnya, cara ini sudah tradisional dan tidak efisien lagi diterapkan sekarang. Terlebih, saat ini telah perkembangan teknologi telah pesat dimana telah muncul eCommerce. “Untuk masa sekarang ini karena selain jangkauan penjualan sangat minim juga tenaga kerja juga ikut tidak efisien. Pasarlokal diharapkan dapat menghasilkan daya saing di dunia e-Commerce khususnya pada UMKM,” lanjutnya. Dalam menciptakan Pasarlokal, mahasiswa angkatan 2015 ini mengatakan bahwa Pasarlokal masih dalam tahap proses pengembangan. Sebab, ada banyak hal yang perlu dilakukan sebelum bisa memperkenalkannya kepada masyarakat. Misalnya saja, analisis kebutuhan untuk pengguna Pasarlokal dan pengembangan platform ini. Belum lagi, mereka harus mendesain website-nya itu agar lebih mudah diakses. “Lama pembuatan kurang lebih satu tahun, untuk rincian

FOTO: Dok.-Profesi

Bukan Sekadar Platform E-Commerce Biasa

Tiga mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM), Oda Parwati, Zulkifli, dan Muhammad Asdar yang telah menciptakan sebuah platform perdagangan online atau yang biasa disebut Electronic Commerce (e-Commerce). Inovasinya ini diberi nama Pasarlokal. Ini merupakan sebuah website yang memberi kesempatan bagi para pedagang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memperluas jaringan penjualannya.

biaya ada pada biaya hosting, domain, biaya referensi pembuatan apk, biaya perjalanan, dan lainlain. Perkembangan Pasarlokal ini masih dalam pengembangan,” ujarnya. Meski begitu, inovasinya ini telah dipamerkan dalam Inovation Contest (Icon) 2018. Keg-

iatan tersebut merupakan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang digelar UKMF Penelitian Kristal Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). “Sudah pernah ikutsertakan sekali pada lomba karya tulis ilmiah yang diadakan di UNY dan jadi finalis,” katanya.

Hadirnya platform Pasarlokal, ia pun berharap, UMKM yang memanfaatkannya dapat meningkatkan pendapatan terhadap produk mereka nantinya. “Harapan kami untuk pasarlokal kedepannya, semoga ini benar-benar bisa diterapkan di masyarakat,” harapnya. (ara)

Sulap Daun Kakao Jadi Teh

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Ada banyak cara untuk menghasilkan teh. Untuk menghasilkannya, tidak melulu berasal dari tanaman camellia sinensis. Ternyata daun dari pohon kakao atau coklat pun juga bisa dibuat menjadi teh yang enak. Hal tersebut kemudian dibuktikan oleh Ariyaldi. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini berhasil memanfaatkan daun dari pohon kakao untuk dijadikan teh. Berawal saat mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN), ia melihat banyak pohon kakao di daerah tempatnya KKN. Dari situ, Ariyaldi pun berpikir untuk memanfaatkan pohon tersebut menjadi sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Kemudian muncullah ide tersebut setelah meneliti manfaat dari pohon kakao di

internet. “Searching di Google kemudian lihat apa-apa saja yang terdapat dalam unsur daun coklat tersebut. Idenya muncul saat saya melihat beberapa penelitian di jurnal,” jelasnya. Sebelum memastikan daun tersebut bisa digunakan untuk membuat teh, terlebih dahulu diteliti. Tujuannya, kata dia, untuk mengetahui unsur senyawa yang ada didalamnya. Kemudian setelah eksprerimennya ini berhasil, barulah dipaparkan ke masyarakat. Agar mereka tahu jika teh bisa dibuat dari daun kakao. “Kita ambil daunnya kemudian kita teliti daunnya. Akhirnya berhasil dan Alhamdulillah kita sudah membuat pelatihan membuat teh dari daun coklat,” kata mahasiswa angkatan 2015 ini. Daun kakao ini memiliki pigmen teh seperti pada tanaman camellia sinensis. Sehingga, ia memutuskan untuk membuat teh dari daun tersebut. Tak hanya itu, rupanya daunnya memiliki senyawa yang baik bagi kesehatan tubuh. “Berdasarkan dari beberapa literatur, bahwa senyawa yang

ada dalam daun coklat itu, ada senyawa fenolat yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh,” tambahnya. Untuk membuat teh yang enak dari daun kakao ini, tidaklah terlalu rumit. Kata Ariyaldi, daunnya terlebih dahulu dipetik sesuai kebutuhan. Selanjutnya di cuci bersih dan kemudian di potong dengan gunting. Setelah dirasa cukup, tahapa berikutnya ialah dikeringkan di panas matahari. Usai kering, barulah digoreng tanpa minyak alias sangrai. “Setelah semuanya, baru di

FOTO: Dok. PROFESI

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Ariyaldi saat menunjukkan teh dari daun pohon kakao.

Teh dari daun kakao yang diciptakan oleh mahasiswa KKN UNM

tumbuk atau di blender juga bisa. www.profesi-unm.com


SENI BUDAYA 15 Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

www.profesi-unm.com

Roanne Van Foorst dan Dilema Peneliti Muda UNM Roanne, begitu Tikus dan Neneng, dan tetangganya biasa memanggilanya, lewat buku ini ia menceritakan kecerdikan penduduk Bantaran Kali menghadapi banjir dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bantaran Kali nama fiktif dari daerah kumuh dan sering dilanda banjir di Jakarta. Tikus dan Neneng pun sama adalah nama fiktif. Tapi kisahnya adalah kenyataan. Ia merupakan rekaman dari pengalaman seorang antropolog yang hidup di tempat kumuh Jakarta. Cara ini diambil Roanne untuk melindung Tikus dan Neneng. Tikus, seorang pemuda kurus berprofesi sebagai pengamen juga sebagi preman, sedangkan Neneng ialah seorang PSK. Kedua pekerjaan ini dilarang menurut hukum Indonesia. Selain itu, sebagian besar penduduk Bantaran Kali tidak memiliki sertifikat tanah, dengan begitu mereka membangun rumah secara ilegal, dan itu jelas melanggar hukum. Apa yang saya ambil sebagai pelajaran di buku ini? Saya membeli buku ini bukan karena subjek penelitaian Roanne (penduduk kumuh yang sering dilanda banjir) yang sering diliput media (dikarekan banjir) atau ingin tahu bagaimana pahit dan lucunya hidup di tempat kumuh. Tapi lebih karena, bagaimana seorang antropolog melakukan penelitian? Metode macam apa yang mereka gunakan dan bagaimana mereka menulis hasil penelitiannya sehingga masih bisa disebut objektif? Saya mendapatkan jawabannya dalam buku ini. Untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar doktornya, Roanne tertarik meneliti bagaimana respon dan strategi bertahan hidup masyarakat disaat banjir melanda? Kira-kira ini rumusan masalah yang hendak ia pecahkan. Untuk itu, ia perlu membekali diri sebaik mungkin: les bahasa Indonesia, mengumpulkan artikel terkait tempat yang sering banjir di jakarta. Observasi Parsitipatif dan Kenetralan Sang Peneliti Banyak buku tentang metode penelitian sosial bertebaran di toko buku. Kita sangat mudah mendapatkan jenis buku seperti itu. Mengenai metode penelitian antropologi sendiri bisa kita sebutkan beberapa: Etnografi oleh James P. Spradley, Metode-Metode Penelitian Masyarakat oleh Koentjaraningrat, Metodologi Penelitian Antropologi Sastra oleh Suwardi Endaswara, dst. Tetapi buku ini sukar untuk saya pahami. Karena terbatasnya karya semacam itu, saya berpikir “ada tidak buku yang merekam bagaimana seorang peneliti melakukan penelitian?”. Sederhananya saya membutuhkan buku mengenai bagaimana seorang peneliti meneliti sekaligus menuliskan hasil penelitiannya. Saya tidak menyalahkan beberapa buku di atas, ini lebih ketidakmampuan saya dalam memahaminya. Wajar, mengingat saya tidak besar di lingkungan yang mendukung dalam memahami buku-buku di atas. Roanne hadir sesuai harapan saya. “Tempat Terbaik di Dunia: Pengalaman Seorang Antropolog Tinggal di Kawasan Kumuh Jakarta” menghadirkan dua hal yang saya butuhkan: Metode Penelitian www.profesi-unm.com

dan Penulisan. Buku ini ditulis dengan cara naratif. Roanne menceritakan pengalamannya meneliti masyarakat di Bantaran kali. Ini merupakan karya etnografi. Katanya metode yang dia gunakan adalah Observasi Parsitipatif: metode yang tidak hanya mengandalkan wawancara, lebih jauh lagi informasi yang didapatkan dari informan ditelusuri dan dibuktikan kebenarannya. Pada bab 5 “Mangga, Cabe Merah, dan Pembangkit Gairah” Neneng menceritakan khasiat spa vagina dan bagaimana pengalamannya menggunakan jasa spa vagina: “...mulai sekarang kamu harus sebulan sekali pergi ke ratus vagina buat perawatan yoni wangi...perawatan ini akan membuat vaginamu kencang dan tidak becek. Laki-laki sukanya begitu..” Roanne, yang mendaku sebagai peneliti kualitatif yang radikal harus selalu ikut dalam kegiatan seharihari yang terjadi di lingkungan objek yang ditelitinya, sekalipun jika kegiatan tersebut dirasakan sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan atau janggal. Apa yag ia tulis membuktikan itu. Roanne menelusuri informasi yang diucapkan Neneng. Ia pergi ke spa vagina. Tapi karena beberapa alasan, Roanne tidak memberanikan diri vaginanya diuapi dan dipijat bagian dalamnya, “Pijat punggung saja deh buatku” ungkap Roanne setelah mendengar penjelasan dari seorang ahli kecantikan. Setelah membaca habis bab 5, saya paham apa yang harus dilakukan peneliti sosial. Untuk mendukung argumennya, Roanne menjelaskan topik utama yang dipelajari dalam ilmu sosial adalah soal perilaku. Mengapa orang melakukan apa yang dia lakukan, dan bagaimana orang bisa memahami itu? Untuk mendapakan jawaban, kebanyakan peneliti menggunakan informasi yang diberikan oleh objek penelitianya, dengan membiarkannya bercerita dan kemudian mencatatnya. Namun, informan kadang menceritakan lebih dari apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin orang itu sengaja berbohong atau salah ingat tentang apa yang ditanyakan. Misalnya, anda ingin meneliti tentang pengaruh seks terhadap langgengnya rumah tangga. Siapa yang mau menceritakan tentang hubungan ranjangnya kepada peneliti—yang notabene orang asing bagi

informan tersebut—bahwa mereka jarang dan kadang tidak “terpuaskan” saat melakukan seks? Agar informasi yang didapat ini bisa dibuktikan dan diverivikasi, obeservasi partisipatif bisa diandalkan. Roanne mengutarakan, dengan metode ini seorang antropolog dapat membandingkan informasi yang diperoleh dari mengikuti objek penelitian pergi berbelanja, bekerja, atau bahkan ke ratus vagina. Hal ini dilakukan oleh Roanne selama 1 tahun tinggal dan meneliti di Bantaran Kali. Roanne kadang membantu mengangkat barang tetangganya (informan) ke atap rumah saat banjir. Lebih lanjut, menurutnya analisis data yang diperoleh dari kombinasi tersebut membuat kesimpulan penelitian menjadi lebih meyakinkan. Bagaimanapun, Roanne juga

itu tidaklah mengada-ada, tapi kita tidak bisa membuat data terkontaminasi. Dilema ini bisa diatasi, Roanne menggunakan nama anonim untuk memberikan bantuan lewat sebuah yayasan yang bergerak pada bantuan kemanusian. Dari buku ini saya tahu bagaimana posisi seorang peneliti. Ia tidak boleh memihak pada objek yang ditelitinya. Peneliti harus netral, ia tidak boleh mengatakan ini salah dan itu benar.

Para Peneliti dan Kebijakan UKT Nol di UNM Usai membaca buku ini, terkhusus pada metode yang Roanne gunakan saat penelitian. Saya mengingat kembali bagaimana seorang teman yang melakukan hal serupa mewawancari saya. Teman saya si Fatan (nama samaran) pernah mewawancarai saya sebagai salah satu informannya. Setelah wawancara itu, saya tidak pernah melihat batang hidungnya. Ia yakin apa yang saya katakan itu sesuai apa yang saya lakukan. Seolah saya adalah orang jujur. Jika kita gunakan kritikan yang Roanne katakan tentang lemahnya data hasil wawancara tanpa observasi partisipasi. Bisa dikatakan bahwa hasil penelitian si Fatan diragukan. Ia tidak pernah mengikuti kehidupan saya selama 1 atau 2 hari. Ia hanya mewawancarai saya selama 10 menit. Misal, yang dia tanyakan saat itu adalah “Bagaimana kamu menggunakan media sosial?”. Saat itu si Fatan meneliti tentang Peran Media Sosial Terhadap Gerakan Mahasiswa. Sebagai manusia, saya tidak mungkin mengatakan semuanya. Saya hanya mengatakan “kadang saya menulis status tentang kritikan terhadap kebijakan kampus”. Tapi itu hanya sebagian kecil dari apa yang saya lakukan. Intagram, saya lebih sering melihat postingan di @videomakan, @ flatearthsociety, atau kepoin mantan. Kebanyakan, menurut pengalaman saya, mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi hanya menggunakan metode wawancara tanpa observasi partisipasi yang memakan waktu bahkan

sampai 1 tahun. Paling banter waktu penelitian yang digunakan oleh mereka selama 1-2 bulan. Hasil penelitian macam apa yang diperoleh selama 1-2 bulan itu, pemirsa? Kenapa mahasiswa kurang menggunakan metode observasi partisipasi? Apakah mereka kurang paham dengan metode ini? Atau seperti apa? Kampus hari ini tidak peduli atas kecerdasan mahasiswanya, yang ia pedulikan hanya pada apa yang ada di ATM mahasiswa (uang). Masih segar diingatan, di suatu kesempatan (saya lupa waktu dan tampatnya) pimpinan universitas mengatakan “Kalau tidak punya uang, ya jangan paksakan diri kuliah di UNM”. Ada benarnya itu, tapi kita harus tahu persoalan keuangan mahasiswa itu berbeda-beda. Mungkin saat maba (mahasiswa baru) orang tuanya pengusaha, tetapi masuk semeter 8 tiba-tiba usaha orang tuanya bangkrut atau daerahnya kena bencana (karena duka Palu duka UNM). Ini berdampak pada kelangsungan kuliahnya. Pimpinan kampus harus renungkan ini. Wajib. Seharusnya pimpinan kampus memberikan kebijakan UKT Nol bagi mereka yang hanya program skripsi. Sehingga mahasiswa tidak terburu-buru melakukan penelitian dalam waktu sesingkatsingkatnya. Kebanyakan teman saya, saat ditanya “kenapa buru-buru susun skripsi?” semua jawaban mereka hampir sama “UKT mahal, cika”. Sejalan dengan saran saya ini, Wakil Rektor Bidang Akademik mengeluarkan kebijakan wisuda 1000 orang. Ia mengatakan wisuda program 1000 orang pendaftar ini untuk memberi kesempatan bagi calon alumni agar lebih fokus menyelesaikan studi tanpa harus dikejar waktu pendaftaran wisuda (Pinisi Corner, November 2018-Edisi XI). Bukan hanya dikejar waktu pendaftaran wisuda yang membuat mahasiswa buru-buru mengerjakan skripsi, tetapi faktor determinan utamanya adalah UKT. Marx saja bilang “Mula-mula manusia memenuhi kebutuhan perut, setelah itu membicarakan agama, politik, dan kesenian”. Kalau mahasiswa itu “Mula-mula cari nasi kuning dan bayar UKT, setelah itu kerja skripsi”. Semoga setelah membaca tulisan ini, pimpinan kampus mengeluarkan kebijakan UKT Nol bagi mahasiswa yang hanya program skripsi. Mari kita aminkan bersama, karena perjuangan tanpa doa sama seperti makan daging anjing kambing tanpa sayur kol: nggak afdol. Nah, buku ini wajib bagi anda yang sedang atau hendak menyusun skripsi. Saya beli dengan harga Rp.57.000, lebih murah dari kartu data internet smartfren. (*)

FOTO: AGUNG – PROFESI

manusia. Suatu kewajaran jika timbul rasa simpati dalam hatinya melihat kondisi masyarakat Bantaran Kali yang miskin dan sering dilanda banjir. Misal, saat terjadi kebakaran Roanne sangat terpukul melihat kejadian itu. Mobil pemadam kebakaran tidak bisa masuk dikarenakan rumah yang padat dan berhimpitan. Semua habis dilahap api. Di lain sisi Roanne datang ke Bantaran Kali sebagi peneliti, ia tidak boleh berlaku dermawan. Menurutnya ini harus dilakukan agar data yang diperoleh tidak terkontaminasi. Jika kita berlaku dermawan atau memihak pada objek penelitian, seperti memberikan bantuan. Bisa jadi hal ini akan menggiring mereka berlebihan dalam menceritakan kesulitan keuangan mereka selama wawancara, dengan harapan kita akan membantu keuangan mereka. Walaupun kesulitan,

*Adiyat Rizki, Mahasiswa Pendidikan Antropologi FIS UNM 2013/ Menteri Sosial dan Politik BEM FIS Periode 2017-2018

: Tempat Terbaik di Dunia: Pengalaman Seorang Antropolog Tinggal di Kawasan Kumuh Jakarta Penulis : Roanne Van Voorst Penerjemah : Martha Dwi Susilowati Penerbit : Marjin Kiri Tebal : 192 halaman Tahun Terbit : 2018 Judul

Urai data, ungkap fakta, saji berita


16 PARIWARA www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi Edisi 232 April Tahun XLII 2019

www.profesi-unm.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.