Tabloid LPM Profesi UNM Edisi 243

Page 1

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020


2 PERSEPSI

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

EDITORIAL

Petaka Omnibus Law TIKTOK, baru diketik sudah diketok. Begitu gambaran terburu-burunya Omnibus Law disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Betapa tidak, sejak disahkan di rapat paripurna, Senin 5 Oktober lalu, draf UU Cipta Kerja terhitung sudah enam kali mengalami perubahan. Wajar saja jika Instagram, institusi itu bikin geram. Selang 12 jam pasca pengesahan, aksi demonstrasi buruh dan mahasiswa di seluruh Indonesia meluap. Berbagai pasal di dalamnya dinilai lebih memihak korporasi ketimbang kesejahteraan buruh, lingungan, pendidikan, serta polemik lainnya. Whatsapp DPR? Kenapa harus terburu-buru? Bukankah UU itu masih sarat kontroversi? Sejak pertama kali diusulkan oleh Presiden Jokowi 7 Februari, para aktivis dan serikat buruh telah memberi notifikasi penolakan. Tak pelak, bentrokan antar demonstran dan aparat pun tak dapat terhindarkan. Gelombang aksi penolakan terus bergejolak di seluruh wilayah Indonesia. Ratusan orang menjadi korban atas kebrutalan polisi, mulai dari luka berat hingga ditangkap dan didakwa sebagai perusuh, semuat itu harus menjadi pengorbanan besar bagi massa aksi. Jokowi lalu pernah menjanjikan dua jempol untuk HAM dan demokrasi

tapi nyatanya warga negara yang menyuarakan pendapatnya mengenai Omnibus Law malah terus digembosi. Kritik pun ramai-ramai diterima oleh pemerintah. Pemerintah dianggap berbohong karena kebebasan berpendapat terus dikekang olehnya. Semua gelombang aksi ini pun menjurus ke satu hal yaitu menolak Omnibus Law Ciptaker yang menyimpan banyak kepentingan pengusaha dan mendesak presiden menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu). Tapi bukannya mengalah pemerintah malah menyarankan untuk melakukan Yudicial Review ke Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai jalan keluar atas tuntutan yang diajukan oleh massa aksi. Hal ini sebenarnya berawal dari pernyataan Presiden Joko Widodo kala itu yang menyatakan bahwa akan mengacungkan dua jempol apabila DPR bisa menuntaskan dua Omnibus Law yang disodorkan pemerintah dalam 100 hari kerja. Mulai dari Omnibus Law Ciptaker yang telah disahkan dan Satunya lagi Omnibus Law tentang Perpajakan. Inikah Facebook, wajah konstitusi di negeri ini? Hanya karena inginkan dua Like dari Jokowi nasib buruh dipertaruhkan.

profesi tv

Pelindung: Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP, Dewan Pembina: Hazairin Sitepu, Akbar Faizal, Syahrir Muhammad, Asia Ramli Prapanca, Ammas DR, Anshari, Muhiddin, Mukhramal Azis, Uslimin, Fachruddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Faisal Palapa, Rustan Bedmant, Abdul Rahman, Abdul Salam Malik, Supriadi, Mirwan. Pemimpin Umum: Muh. Sauki Maulana, Sekretaris Umum: Aulia Ayu Aprilia Zabir, Bendahara Umum: Ratu Fathonah Amalia, Pemimpin Redaksi: Fikri Rahmat Utama, Manajer Daring: Andi Dela Irmawati, Broadcasting Manager: Andi Tenri Abeng, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Nurul Istiqamah. Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/ SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Muh. Sauki Maulana, Pemimpin Redaksi: Fikri Rahmat Utama, Redaktur: Muhammad Ilham Akbar. B, Reporter: Nurfazila, Elfira, Supriadi, Dewan Ghiyats Yan Galistan, Muh. Ilham Raihan, Anita Nur Fadhilah Halid, Annisa Asy Syam. A, Annisa Puteri Iriani, Ema Humaera, Fitria Indah Saraswati, Khuznul Khotimah, Kristiani Tandi Rani, Muhammad Rezky H, Murni Fotografer: Muhammad Fadhil Aqilah B, Layouter/Desainer Grafis: Supriadi, Manajer Sirkulasi dan Iklan: Muhammad Khadafi Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Makassar Telp. (0411) 8914674, ­E-mail: profesi.online@gmail.com, Website: www.profesi-unm.com, Youtube: Profesi TV

Desain Sampul & Tata Letak: Supriadi

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun. Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


3 LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober

MOZAIK

Tahun MMXX 2020

SNAPSHOT

Siswi SMA Tewas Akibat Depresi PJJ KABAR tragis datang dari salah seorang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 18 Gowa, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Siswi berinisial MI itu ditemukan tergeletak tak bernyawa dengan mulut berbusa di kamarnya, Sabtu (17/10). Diketahui bahkan MI merekam dirinya saat menenggak racun serangga, sebelum akhirnya Ia meregang nyawa. Ironisnya, Ia disinyalir nekat mengakhiri hidupnya lantaran dirinya depresi menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ). Menanggapi kabar tersebut, Psikolog Pendidikan, Novita Maulidya Jalal mengatakan agar tidak langsung mengarisbahawi PJJ sebagai penyebab utama kematian

MI. Novita menyebut sebab akibat kematian MI harus ditelusuri dari segi kepribadiannya terlebih dahulu. Seperti tingkah laku dan hubungan sosial si pelajar dengan keluarganya. “Kita harus melihat bagaimana pribadinya, bagaimana hubungan antar anggota keluarga. Bagaimana hubungan dengan lingkungan sekitar, lingkungan pertemanan bahkan hubungan asmara,” tuturnya. Dari perspektifnya, sekarang ini terdapat individu yang memang punya masalah psikologis, dipicu dengan kondisi Covid-19. Misalnya, anjuran Work From Home (WFH) yang mengharuskan kita tetap terus di rumah, namun tidak bisa dipungkiri bagi orang lain hal itu menjadi sebuah masalah baginya. “Keadaan

mental seperti stres dan mudah marah atau gejolak emosional akan berangsur membaik saat Covid-19 selesai,” sebutnya. Ketika mendapati kondisi seseorang yang seperti itu, Dosen Fakultas Psikologi (Fpsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) ini menyarankan agar memposisikan pribadi kita sebagai pendengar yang baik. Dengan begitu mereka yang mengalami keadaan mental seperti itu bisa menyalurkan keluhannya, bahkan sebagai pendengar kita bisa membantu mereka memberi solusi. “Sikap sebagai pendengar, minimal beban yang dia tanggung dapat lebih ringan secara kognitif dan afektif,” ujarnya. (isa)

FOTO: MUH. FADHIL AQILAH B

Psikolog: Jangan Langsung Salahkan PJJ

Webinar FIS Dihadiri Tokoh Mancanegara FAKULTAS Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar (FIS UNM) menggelar Konferensi Internasional dengan menghadirkan pembicara dari enam negara. Keynote Speaker dalam konferensi ini yakni Rektor UNM, Husain Syam dan Hasnawi Haris selaku Wakil Rektor Bidang Akademik UNM sekaligus Ketua Konsorsium International Joint Conference on Science and Technology (IJCST). Konferensi Internasional ini dilaksanakan pada tanggal 1617 Oktober 2020 dengan sistem blended. Secara luring dilaksanakan di Ballroom Teater Pinisi UNM dan secara daring melalui Zoom Meeting yang diikuti oleh para dosen, peneliti, guru dan mahasiswa pascasarjana untuk mempublikasikan dan mempresentasikan makalahnya. Seminar tahun ini merupakan

seminar ke-3 yang sukses diselenggarakan oleh IJCST. Tema yang diangkat adalah “Transformasi pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia maju”. Pada forum kali ini menghadirkan 8 pembicara utama dari 6 negara yakni Dr. James Cullin (Kanada), Prof Dr. Darulihsan bin Abdul Hamid & Assoc. Prof. Dr. Ram Al Jaffri Saad (Malaysia), Nadirsyah Hosen (Australia), Assoc. Prof. Kenji Arakawa (Jepang), Larry Lay, Ph.D (Singapore) dan Prof Dr. Haedar Akib, M.Si (Indonesia) Ketua Konsorsium ICST mengatakan konferensi ini merupakan forum ilmiah yang membahas perkembangan dan penelitian terbaru dibidang ilmu eksakta seperti sains dan teknologi. “Aplikasi berbasis teknologi seperti media pembelajaran untuk pendidikan

juga dapat diterima di Konferensi ini. Makalah terpilih yang telah direview akan diterbitkan dalam IOP dan diindeks oleh Scopus,” katanya. Tak hanya di bidang eksakta, bidang ilmu sosial, humaniora, dan pendidikan juga ikut dikonferensikan lewat International Conference on Social Science (ICSS). Ketua Panitia, Risma Niswati menyebut ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh 13 anggota konsorsium Perguruan Tinggi seIndonesia. Kegiatan ini sebelumnya direncanakan diadakan secara luring namun karena adanya dampak pandemi Covid-19, maka akan diadakan secara blended system. “Tujuan kegiatan ini adalah wadah pengembangan profesional keilmuan inter dan antar disiplin ilmu pengetahuan,” sebutnya. (zil)

Mengawal - Rektor UNM, Husain Syam saat menjumpai massa aksi LK UNM usai unjuk rasa menuntut penolakan Omnibus Law (13/10)

Webinar Internasional Sosiologi Sukses KLINIK Sosiologi Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM) sukses menggelar Webinar Internasional bertemakan gender dalam buku Ensiklopedia Muslimah Reformis. Webinar ini digelar atas kerjasama dengan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP). Kamis, (8/10). Kegiatan seminar virtual dibuka langsung oleh Jumadi selaku Dekan FIS UNM. Menurut Ketua Program Studi Sosiologi, Idham Irwansyah mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari MoA yang bertujuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Serta sebagai implementasi tiga level fokus operasi klinik sosiologi. “Webinar internasional merupakan tindak lanjut dan implementasi tiga level fokus operasi klinik sosiologi,” jelasnya. Narasumber webinar, Gadis

Arivia menuturkan bahwa kesetaraan gender itu bukan berbicara hanya tentang perempuan saja, karena kesetaraan gender juga berkaitan dengan laki-laki. Sehingga menurutnya laki-laki juga perlu direduksi dalam hal kesetaraan gender. “Penelitian membuktikan bahwa kesetaraan gender atau gender quality berkolerasi dengan human happines dan index of happines. Maka dari itu sangat penting untuk meningkatkan kesetaraan gender agar populasi di negara jadi lebih bahagia,” kata Professor Sosiologi Mongtomery College, USA ini. Selain gadis, kegiatan ini juga dihadiri oleh narasumber lain yang berkompeten dibidang gender dan feminis yakni Musda Mulia selaku penulis, Alimatul Qibtiyah selaku Komnas Perempuan RI, Emy Susanty dari ASWGI, dan Lu’mu Taris dari Pusat Penelitian Gender dan Anak UNM. (zil)

Menapak Lanjukang, Hunian Dwarfisme dan Keterasingan *Nurul Istiqamah

BUKAN dermaga, tapi bibir pantai Pulau Lanjukang yang akan menyambutmu saat pertama kali turun dari kapal tumpangan. Pasir putih yang membentang luas menjadi pijakan pertama di pulau dwarfisme ini. Dwarfisme, menjadi sebutan khas karena fisik penduduk Lanjukang yang kecil dan bungkuk akibat faktor genetik hasil perkawinan saudara. Adalah wanita tua yang berjalan bungkuk dan ringkih, merupakan penduduk pertama yang datang menyapa dengan ramah, saat senggang Ia datang lalu berbagi kisah dirinya dan lanjukang. Kupanggil Ia Pung. “Saya tidak melanjutkan sekolah, tapi saya mengikuti orangtua ke Lanjukang. Saya menua disini dan sejak saat itu tidak pernah lagi pergi dari pulau ini,” ujar wanita tua itu, Ia duduk di pinggir teras masjid sembari bercerita. Kulitnya coklat gelap dan mengeriput termakan usia. Tidak ada penyesalan dalam tuturnya, walau harus merelakan masa muda dan pendidikannya, Ia tetap memilih mengikuti jalan orangtuanya. Baginya, takdir baik di tengah kota besar tidak terlalu berpihak untuk orangwww.profesi-unm.com

orang kecil sepertinya. “Mereka sepupu, Meski harus berakhir eh tapi ternyata saling terasing di pulau kecil sukaji'. Mereka mau dan jauh ini. menikah sama, kami “Setelah tamat SD nikahkan. Anak-anak di saya mengikuti mamak sini jarang keluar, meke pulau. Terpaksa reka hanya tinggal di sekolah tidak dilanjutpulau ini, yang keluar kan,” sambungnya. dan menikah ada satu Pung bercerita saat dua orang” katanya, sepertama kali datang dikit terkekeh membadi pulau ini, katanya has muda-mudi. hanya ada dua rumah “Anak-anak seusia kerabat yang dibangun mereka...” Pung menunberatapkan anyaman juk tiga gadis kecil yang daun kelapa. Hanya Pulau Lanjukang - Keluarga besar LPM Profesi UNM berfoto bersama. kutaksir berumur sembiada dua kepala kelulan atau sepuluh tahun. arga, lalu bertambah tiga setelah ke- datang kecuali nelayan dari ber- Mereka bermain batu dende di luarganya datang. Belakangan, adik bagai daerah, itupun hanya sing- bawah rimbun pohon kelapa. lelaki pung-lah yang menjadi kepala gah sebentar. Ataupun pengunjung “Mereka hanya bermain Rukun Tetangga (RT) Pulau Lanju- yang sekedar ingin liburan bebera- dan tidak bersekolah, guru yang kang saat ini. pa hari lalu pergi. dikirim kesini hanya datang sekali Setelah kedatangan mereka, Namun, seiring berjalannya seminggu, datang sehari pulang menyusul besan yang menjadi ke- waktu, jumlah penduduk bertam- lagi, kami tidak memaksa menetap, luarga iparnya tidak berselang lama bah. Perkawinan antar saudara di- suka rela mengajar kesini kami susetelah si adik menikah, setelah itu gelar, lalu lahirlah generasi-generasi dah senang.” tuturnya. tidak ada lagi yang datang. Pulau kecil, warga baru Pulau Lanjukang. Pung meluruskan kaki ringkiLanjukang terlalu jauh dari Kota Pung mengatakan tradisi ini terjadi hnya di jajaran anak tangga masjid. Makassar, sekitar 40 kilometer. secara spontan, tidak ada paksaan. Wanita tua ini adalah contoh sosok Kondisi pulau yang kecil, tanpa Bujang dan dara Lanjukang yang dwarfisme, warga pulau bertubuh listrik, jaringan, dan akses terbatas merupakan sepupu saling tertarik. bungkuk dan kecil. Karpal kaki membuat pendatang tidak ingin Penduduk yang juga kerabat tidak kanannya tidak sempurna, bengkok menetap lama. Tak ada lagi yang mempermasalahkannya. ke dalam sejak lahir. Ia sadar kami

memerhatikan cacatnya. “Ah, ini penyakit turun temurun di Lanjukang. Kata orang akibat dari tradisi pernikahan saudara. Sepertinya betul. Karena beberapa anak-anak yang menikah dengan orang luar melahirkan anak normal,” Pung terkekeh, sama sekali tidak malu dengan dirinya. Justru Ia mengiba, Ia mengatakan Pulaunya ini banyak digemari wisatawan, tapi hingga saat ini hanya sekedar sampai di situ, mereka hidup seperti primitif tanpa tv kabel dan handphone. Listrik hanya mengalir beberapa jam saat malam dari lampu jalan yang dipasang memanfaatkan panel surya. “Kebutuhan sehari-hari kami menggunakan air asin, air tawar dipakai seperlunya. Karena dibeli dari Kota Makassar sepuluh ribu tiga jerigen. Datangnya sekali seminggu,” tukasnya. Pung bilang warga lanjukang senang bercerita pada para pendatang. Mereka hanya berharap, sambutan hangat dan tangan terbuka yang sedikit mengemis iba itu akan membawa kabar yang lebih baik pada Lanjukang, kepingan surga Makassar yang seringkali terlupakan. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


4 REPORTASE UTAMA

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

UU Ciptaker

Gerbang Pasar Pendidikan

FOTO: MUH. FADHIL AQILAH B

Teatrikal - Massa aksi tolak Omnibus Law melakukan teatrikal di depan gedung DPRD Prov Sulsel. (29/9)

Sejak pertama kali diumumkan oleh Presiden Republik Indonesia, Jokowi Dodo dalam pidato pelantikannya di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) pada tanggal 20 Oktober 2019. Omnibus Law seakan menjadi harapan baru bagi rakyat Indonesia untuk membuka lebar lapangan kerja. Namun di balik hal itu ada bom waktu yang bisa merenggut banyak hak masyarakat khususnya kaum buruh di kemudian hari. Omnibus Law sendiri merupakan suatu undang-undang yang bersentuhan dengan berbagai macam topik dan dimaksudkan untuk mengamandemen, memangkas dan/ atau mencabut sejumlah undangundang lain. Di awal tahun 2020 tepatnya bulan Januari, pemerintah secara resmi menyerahkan draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law ini ke DPR RI, saat itu ada dua draf yang diajukan oleh pemerintah yakni RUU Cipta Lapangan Kerja (Ciptaker) dan RUU Perpajakan. Undang-undang yang sejak awal dimaksudkan untuk merampingkan sejumlah regulasi dari segi jumlah agar lebih tepat sasaran ini, mulai mendapatkan banyak respon negatif serta kritik hingga penolakan oleh berbagai elemen masyarakat khususnya pada RUU Ciptaker. Total ada 11 klaster yang dimuat dalam pembahasan Omnibus Law Ciptaker ini dengan beberapa poin di dalamnya seperti: penyederhanaan perizinan berusaha, persyaratan investasi, kemudahan dan perlindungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), kemudahan berusaha, dukungan riset dan inovasi, administrasi pemerintahan, Urai data, ungkap fakta, saji berita

penegasan sanksi, pengadaan lahan, investasi, dan proyek pemerintahan. Meskipun draf RUU Ciptaker ini menuai banyak pro kontra di masyarakat, namun DPR RI dengan kukuh mengesahkannya menjadi undang-undang pada sidang paripurna 5 Oktober lalu. Pengesahan ini pun lantas direspon dengan unjuk rasa penolakan, gelombang aksi terus bergejolak hampir di seluruh daerah Indonesia dan melibatkan banyak kaum marginal seperti buruh dan mahasiswa. Sorotan paling tajam dalam UU ini bukannya hanya di klaster investasi dan Ciptaker namun Paragraf 12 Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 65 (1) Pelaksanaan perizinan pada sektor pendidikan dapat dilakukan melalui Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. (2) Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perizinan pada sektor pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

juga pada klaster pendidikan yang tercantum dalam paragraf ke-12 pendidikan dan kebudayaan, pasal 65. Ayat dalam pasal tersebut menyebut bahwa perizinan sektor pendidikan dapat dilakukan melalui perizinan berusaha. Padahal dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada Pasal 53 ayat 3 menyebutkan 'badan hukum pendidikan berprinsip pada nirlaba dan dapat mengelola dana secara mandiri', namun di UU Ciptaker ketentuan itu diubah dengan ditambahkan kata ‘dapat’ sehingga menjadi 'badan hukum pendidikan dapat berprinsip nirlaba'. Darmaningtyas, pengurus Perkumpulan Keluarga Besar Tamansiswa (PKBT) mengungkapkan bahwa pasal tersebut sama saja dengan menempatkan pendidikan sebagai komoditas yang diperdagangkan, apalagi jika melihat kembali UU No 3 Tahun 1982 pasal 1 Tentang Wajib Daftar Perusahaan. Pasal itu mendefinisikan usaha sebagai tindakan, perbuatan, atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan atau laba. “Jadi, kalau pelaksanaan perizinan pada sektor pendidikan dilakukan melalui perizinan berusaha sebagaimana di maksud dalam UU Ciptaker ini berarti menempatkan pendidikan untuk mencari keuntungan,” katanya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sendiri pernah berjanji akan mencabut klaster pendidikan dari draf

Omnibus Law RUU Ciptaker. Pencabutan tersebut diusulkan kepada panitia kerja, dan telah diputuskan dalam rapat kerja pembahasan RUU Ciptaker pada 24 September lalu. “Pemerintah dan Badan Legislasi DPR RI telah sepakat mengeluarkan klaster pendidikan dari draf RUU Ciptaker,” jelas Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Ainun Na’im. Menurutnya, Kemendikbud mencabut berdasarkan aspirasi dan masukan dari pemangku kepentingan pendidikan, organisasi pendidikan, dan masyarakat terkait usulan mengubah, menghapus, atau menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan yang ada dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undangundang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Kemudian, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Undang-undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, maka Kemendikbud pun memutuskan agar klaster pendidikan dicabut dari draf RUU Cipta Kerja tersebut. “Hal ini keputusan yang baik. Kami menjaring dan mengapresiasi masukan dari berbagai organisasi dan elemen masyarakat, dan sebagian besar meminta agar klaster pendidikan tidak dimasukan dalam draf RUU Ciptaker,” jelasnya. Namun nyatanya, sampai disahkannya pada 5 Oktober klaster pendidikan masih termuat dalam UU Ciptaker. Hal ini sangat disayangkan oleh berbagai pihak karena pemerintah dinilai tidak menepati

janjinya untuk mencabut klaster tersebut. Sekjen Federasi Serikat Guru (FSG), Heru Purnomo mengaku menyesalkan munculnya klaster pendidikan yang sebelumnya dijanjikan untuk dicabut. terlebih pada pasal 65 UU Ciptaker, pendidikan seolah di tempatkan sebagai komoditas perdagangan. “Pendidikan bukan barang dagang (komoditas) pendidikan merupakan hak dasar yang wajib di penuhi oleh negara,” tegasnya. Menanggapi kritikan tersebut, Wakil Ketua Badan Legislatif (Baleg) DPR, Achmad Baidowi menepis bahwa keputusan memasukkan klaster pendidikan itu adalah keharusan untuk di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) karena Indonesia sudah terikat dengan Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan atau GATT. Namun Ia mengaku tetap menghargai pendapat dari penggiat pendidikan, menurutnya pemerintah dan DPR juga telah berkomitmen bahwa prinsip pendidikan tetap nirlaba. "Ada pun yang dapat menggunakan izin usaha itu hanya yang di KEK. Yang lain mengacu pada ketentuan existing yang ada," katanya. (tim)

Tim Reportase Utama

Koordinator : Muh. Khadafi Anggota : Ema Humaera Muh. Fadhil Aqilah Anita Nur Fadhilah Fikri Rahmat Utama Muh. Ilham Akbar. B www.profesi-unm.com


5 REPORTASE UTAMA

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

Perihal Omnibus Law, UNM Plin-plan UNIVERSITAS Negeri Makassar (UNM) sebagai kampus pencetak tenaga pendidik masih terombang-ambing dalam mengambil sikap, menolak atau mendukung klaster pendidikan pada Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (WR III) UNM, Sukardi Weda, pada Sabtu, 17 Oktober lalu Direktorat Jenderal (Dirjen) Kemendikbud bersama beberapa rektor universitas menggelar kajian mengenai UU Ciptaker ini. Kajian yang dilakukan di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur ini diikuti juga oleh pihak UNM, hal ini bertujuan untuk bisa memahami lebih dalam mengenai UU Ciptaker. Karena menurutnya UNM tidak bisa mengambil kesimpulan tanpa fakta dan bukti

GURU Besar Ilmu Administrasi dan Publik Universitas Negeri Makassar (UNM), Haedar Akib, ikut berkomentar terkait pengesahan Undang-Undang Omnibus Law Ciptaker. Namun Ia lebih menyoroti alasan dibuatnya Omnibus Law ini. Menurutnya tidak cocok menggeneralisasikan aturan di negara hukum yang besar karena bernegara mencakup banyak hal sehingga perlu banyak aturan agar bernegara bisa dilakukan dengan baik. “Apalagi ketika menggeneralisasi atau ‘meng-omnibus,’ dengan kata lain, bernegara tak sesimpel iklan ‘apapun makanannya minumnya teh botol sosro’ atau apapun hukumnya tergantung penegaknya,” katanya. Lebih lanjut, Ia menjelas-

yang lengkap. “Kita juga menghindari agar tidak termakan isu-isu hoaks dan supaya jalan yang kami pilih benar, seperti yang dilansir oleh Kompas TV, sekelas Humas Polri pun tak memegang draf asli UU Omnibus Law, karena lucu rasanya sekelas UNM yang melahirkan bakat tenaga pendidik mengambil keputusan secara langsung tanpa ada pertimbangan sesuai fakta,” katanya. Namun karena saat itu belum ada draf UU yang resmi maka UNM belum bisa mengambil keputusan untuk mendukung atau menolak. Masih Sukardi, Ia menyayangkan tidak ada satu orang pun yang memegang draf UU ini saat melakukan pengkajian pada setiap pasal yang ada. Sehingga penilaiannya pun menimbulkan

kecurigaan karena masih banyak perubahan walaupun telah diketok palu. “Saat sosialisasi atas pengkajian ini mestinya mereka memiliki draf asli untuk memastikan bahwa hal yang ada di draf itu dapat dinilai baik atau jelek. Ini yang membuat mahasiswa melakukan aksi dimana-mana karena keputusan draf yang telah diketuk palu masih banyak perubahan dan penghilangan pasal pada UU tersebut,” keluhnya. Ia juga menilai seharusnya saat palu sidang pengesahan UU telah diketuk, maka tidak boleh ada lagi kalimat di draf tersebut diubah ataupun dihapus tanpa sosialisasi dengan elemen masyarakat. Baginya bila UU Ciptaker ini bagus maka harus melibatkan berbagai elemen seperti kampus untuk ikut mensosialisasikan pent-

ingnya Omnibus Law Ciptaker tersebut. “Bila UU ini dianggap bagus karena membuka lapangan kerja hingga kemudahan investasi maka perlu disosialisasikan ke dalam kampus agar tidak terjadi kerancuan. Adapun kekeliruan terhadap UU ini karena terlalu banyak revisi sehingga kami masih mencari yang nyata, agar tidak ada lagi yang terkena PHK, Izin cuti seenaknya dan peraturan jam kerja harus dipatuhi,” jelasnya. Tak jauh berbeda, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Abdul Saman juga tidak ingin bicara banyak mengenai klaster pendidikan pada UU Ciptaker ini. Karena menurutnya hal ini bukan bidangnya untuk berkomentar. “Tidak mauka' bicara itu, karena bukan bidang ku,” katanya. Namun berbeda dengan Pres-

Pakar Nilai Tak Cocok di Indonesia

kan bahwa ilmu administrasi dan pengembangan organisasi seringkali lebih cepat daripada aturan. Sama halnya Omnibus Law, fenomena akuisisi dan merger juga ramai dilakukan, hal-hal seperti ini menurutnya seringkali memunculkan oligopoli dan monopoli. Karena belakangan aturannya dibuat justru cenderung menghambat dinamika perilaku individu dan institusi (organisasi). Ia juga menyoroti kinerja dari pembuat kebijakan yang seringkali bermasalah. “Ilmu administrasi dan kebijakan publik, yang dalam hal tertentu dipahami sebagai kajian terhadap peraturan memahami prakondisi/ syarat berupa value (nilai dasar dan orientasi nilai), arena/konteks/lokus,

perspektif, action, strategi, dan aktor atau semangat penyelenggaranya. Namun kinerja aktor penyelenggalah yang selama ini di negara hukum seperti Indonesia, yang justru bermasalah,” jelasnya. Ia turut menjelaskan pentingnya untuk memiliki semangat terhadap aturan dengan menyusun aturan secara terbuka dan melibatkan publik, hal ini agar aturan tersebut bisa bernilai tinggi. Baginya hal ini sangat penting dimiliki oleh penyelenggara negara sebagai pembuat aturan dan warga negara sebagai yang menjalankan aturan tersebut. Ilmu Adiministrasi Publik (IAP) sangat menyarankan hal ini karena akan bermanfaat besar nantinya. “IAP sejak lama mengajarkan perlunya

KISS-MIS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi berbasis management information system) untuk menciptakan values for public,” katanya. Mengenai klaster pendidikan yang ada di UU Ciptaker, Ia berpandangan seharusnya sekarang ini nilai untuk kepentingan publik harus diutamakan, apalagi berhubungan dengan pendidikan. Nilai untuk kepentingan publik di era society 5.0 harus meliputi berbagai prinsip seperti kreativitas, integritas dan lain-lain. Namun prinsip nilai ini sering menjadi jalan masuk komersialisasi pendidikan, karena motifnya seringkali merusak tetanan nilai. Dan bila nilai-nilai ini disalah pahami akan

iden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Seni dan Desain (FSD), Agustianto Kadir, Menurutnya tanpa Omnibus Law pun, komersialisasi pendidikan sejak dulu telah merajalela. Jadi jika pada UU ini dimuat juga klaster pendidikan maka mahasiswa harus bersiaga karena Perguruan Tinggi (PTN) akan menjadi lahan bisnis para investor asing. Terutama bagi PTN berstatus PTN BLU ataupun PTN BH. “Tapi sebenarnya tanpa Omnibus Law komersialisasi pendidikan sudah merajalela, dan jika memang benar ada klaster pendidkan di Omnibus Law yah siapsiap saja perguruan tinggi menjelma menjadi lahan bisnis. Apa lagi jika perguruan tinggi tersebut sudah menyandang status PTN BLU atau PTN BH,” katanya. (tim)

terjadi komersialisasi dan transaksional dalam tata kelola bidang ataupun penyelenggaraan pendidikan. “Nilai untuk kepentingan publik di era society 5.0 ini meliputi, antara lain, prinsip nilai kreativitas (dan inovasi sebagai basis kewirausahaan sebagai visi UNM), integritas, responsibilitas, akuntabilitas, efektivitas (termasuk di dalamnya efisiensi), akseptabilitas (keberterimaan), aksesibilitas, kredibilitas, kapabilitas, kapasitas, elektabilitas, dan akhiran tas-tas lainnya, kecuali ‘isi tas.’ Karena prinsip nilai atau motif yang terakhir inilah yg merusak tatanan karena bernuansa ‘komersial’ dan transaksional,” jelasnya. (tim)

Kata Mereka "UU Ciptaker ini yang katanya dibuat untuk membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya, itu hanya melegitimasi bentuk kepentingan para investor asing, para pengusaha dan tuan tanah di negara ini." Muh. Rizal (Pres BEM FE UNM)

Amastasha (Pres BEM FBS UNM)

Ari Baba Felani Annur (Pres BEM FMIPA UNM) "Sidang paripurna DPR RI itu banyak polemik, seperti dua fraksi tidak setuju dengan ini bahkan salah satu fraksi memilih walk out. Selain itu beberapa angggota DPR yg hadir dalam rapat dimatikan mic-nya. DPR RI sangat tergesa-gesa mengesahkan Omnibus Law ini."

"Terdapat banyak poin yang kontroversial semisal pengupahan yang di mana di dalamnya mengatur bahwasanya upah minimum itu dikembalikan ke kota/kabupaten dengan syarat. Kemudian persoalan TKA juga akan menambah ruang kepada TKA ke Indonesia bekerja." Andi Ahmad Farid Kafrawi (Pres BEM FIP UNM)

www.profesi-unm.com

"Paragraf 12 pasal 65 UU Ciptaker menyebut perizinan pada sektor pendidikan dapat dilakukan melalui perizinan berusaha. Dengan demikian, bisnis pendidikan akan merajalela jika UU Ciptaker ini diterapkan."

Awaluddin (Pres BEM FIS UNM)

"Kawan-kawan dari FIS sendiri telah melakukan kajian dari beberapa sumber ternama yang menilai bahwa UU Omnibus Law cacat prosedural, karena pengesahannya dilakukan secara tertutup dan tidak diikut sertakannya masyarakat sipil. Apalagi draf asli dari UU itu masih simpang siur."

"Saya tidak setuju dengan disahkannya Omnibuslaw UU Cipta Kerja, karena UU ini lebih buruk dari UU Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 dan UU lain terdampak yang di revisi, diubah dan dihapusnya. Lebih buruk dari Undang-Undang Agraria di zaman kolonial Belanda." Angga Prasetyo (Pres BEM FT UNM)

Agustryanto Kadir (Pres BEM FSD UNM) "Banyak versi yang keluar, Padahal Omnibus Law tersebut sudah disahkan itu menjadi hal yang tidak logis di suatu undang-undang yang telah disahkan tapi belum ada draf aslinya."

Muh. Nur Vicky Ahmad (Pres BEM FPsi UNM) "Menolak, alasannya karena itu sudah sangat jelas kenapa ditolak baik secara formal itu sudah cacat dalam bentuknya UU dan secara substansi banyak pasal-pasal krusial yang dapat memberatkan dan tidak jelas batasan dan cakupannya."

Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

INOVASI

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

Bentor Pinisi untuk Petani

Bentor - Ilustrasi bentor model khas menara pinisi modifikasi LP2M UNM.

SEBUAH inovasi becak motor alias bentor datang dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan modifikasi model yang berbeda. Bentor, kendaraan hasil kawin silang becak dengan mesin sepeda motor ini disulap oleh LP2M

UNM menyerupai menara pinisi. Modifikasi bentor ini pertama kali terpikirkan oleh Ketua LP2M UNM, Bakhrani Rauf dan Rektor UNM, Husain Syam ketika me-

lihat hasil tani masyarakat yang dibiarkan begitu saja di pinggiran jalan. Bukan tanpa sebab, hasil tani yang tidak langsung diangkut ini disebabkan kurangnya kendaraan yang memumpuni untuk mengangkut hasil tani tersebut. Apalagi kendaraan yang kerap kali mengangkut hasil tani adalah truk atau mobil berukuran besar, sehingga sulit untuk tiba ke rumah warga dengan akses jalanan yang cukup sempit. Biaya penyewaannya pun terbilang tidak murah sekali pengantaran. Berangkat dari fenomena itu Ia akhirnya berinisiatif untuk menjadikan bentor sebagai kendaraan pengangkut hasil tani, dengan desain gerobak menyerupai menara pinisi UNM. Adapun modifikasi bentor ini terbilang tidak terlalu besar dan mampu menyusuri lorong-lorong pemukiman warga. Selain digunakan mengangkut hasil tani, Bakhrani Rauf menyebut bentor modifikasinya bersama Husain Syam ini bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana transportasi umum berkapasitas dua sampai tiga orang. “Selain mengangkut muatan hasil tani, bisa juga mengantar penumpang apalagi seperti harihari pasar,” sebutnya. Bentor yang satu ini juga cukup punya perbedaan dengan bentor lainnya. Di mana gerobak atau badan bentor didesain berada di samping sepeda motor berbeda dengan bentor biasa. Sehingga

sewaktu-waktu rangka sepeda motor bisa dilepas dari badan bentor dan digunakan seperti motor pada umumnya. Tidak berhenti sampai situ, bentor modifikasi LP2M UNM ini pun akan disusul dengan pengembangan aplikasi ponsel pintar. Nantinya aplikasi tersebut menjadi sarana komunikasi untuk memesan bentor model khas pinisi saat warga ingin diantarkan hasil taninya. “Karena selain hari pasar, jadi perlu untuk dibuatkan aplikasi untuk memanggil (memesan) bentor ini,” ujarnya. Saat ini, bentor tersebut sedang dalam tahap penyempurnaan di tempat produksinya di Kabupaten Soppeng. Adapun dalam proses perakitan bentor model khas menara pinisi itu dikerjakan langsung oleh Tim LP2M UNM bersama mahasiswa UNM dan bengkel binaan Bakhrani Rauf. (ila)

Bakhrani Rauf Ketua LP2M UNM

Pemotong Padi Modifikasi, Efisien, dan Portabel INDONESIA merupakan negara yang dijuluki sebagai negara agraris, hamparan lahan persawahan yang mendominasi, membuat sebagian masyarakat Indonesia dari sejak dahulu kala hingga saat ini menggantungkan kehidupannya pada aspek pertanian. Dengan demikian seiring perkembangan teknologi pengolahan lahan pertanian semakin maju. Jika sebelumnya para petani membajak sawah hingga masa panen masih menggunakan cara yang manual, namun saat ini sudah banyak inovasiinovasi alat pertanian yang modern yang dapat memudahkan para petani. Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, Dosen Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM), Badaruddin Anwar, memberikan pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat khususnya kelompok tani di Desa Palae Kabupaten (Kab) Sinjai dalam merakit dan memodifikasi pemotong padi tua menjadi baru agar mampu bekerja lebih efisien dan efektif. Alat ini diciptakan dalam rangka mengatasi permasalahan kelompok tani yang masih banyak menggunakan cara manual dalam memotong padi. Serta membantu agar masyarakat memiliki alat pemotong padi yang portabel dan efisien. Hal Urai data, ungkap fakta, saji berita

ini disebabkan sulitnya mobil 2-tak yang sering digunakan pemotong padi dalam menjang- untuk memotong rumput, alat kau lahan persawahan. pemotong padi ini juga dilengMenurut Ketua Tim Dosen kapi dengan mata pisau, dan Pengabdi PPM UNM ini, mer- pengarah yang berfungsi untuk akit alat pemotong padi termodi- memotong batang padi. fikasi yang portabel dan efisien Alat ini sangat mudah diguuntuk membantu para petani pada nakan. Cara menggunakannya lahan terasering agar dapat me- yaitu dengan mengayunkannya manen hasil tanamannya dengan ke tanaman padi kemudian denwaktu yang lebih cepat. Kegiatan tersebut juga dijadikan sebagai sarana komunikasi antara kelompok tani yang ada di Desa Palae. “ A l a t pemotong padi ini portabel dan efisien sehingga dapat digunakan pada lahan terasering. Alat ini dapat Mesin - Mesin Pemotong Padi Modfikasi dari tim PKM UNM. Foto: Ist membantu para petani di daerah Terasser- gan sendirinya batang padi akan ing tersebut. Kegiatan ini juga terpotong oleh mata pisaunya. dapat membantu para petani se- Alat ini mampu memotong padi bagai sarana komunikasi den- seluas 1 sampai 2 hektar per gan kelompok tani lainnya,” hari. katanya “Menggunakan motor mesin Alat pemotong padi modi- 2-tak, kemudian dibuatkan mata fikasi tersebut dibuat dengan pisau dan pengarah, yang bermenggunakan motor mesin guna memotong batang padi dan

mengarahkan pada satu tempat dapat dikumpulkan atau bertumpuk dan selanjutnya siap untuk diproses,” jelasnya Perakitan alat pemotong padi modifikasi ini dapat membantu para petani dalam meningkatkan hasil tanamannya hanya dengan menggunakan biaya operasional yang lebih sedikit, dengan proses pemotongan padi yang efisien. “Kegiatan ini juga dapat membantu para petani sebagai sarana komunikasi antara kelompok tani, membantu petani dalam meningkatkan hasil tanaman dan memperkecil biaya operasional, memperpendek waktu dalam proses memotong padi, dan meningkatkan motivasi petani dalam mengolah hasil produknya,” jelasnya Uji coba penggunaan alat tersebut telah dilakukan. Para petani di Desa Palae sangat antusias dengan adanya alat pemotong padi tersebut, bahkan meraka berharap agar alat tersebut

dapat diproduksi secara massal. “Respon para petani sangat senang dengan adanya alat ini, bahkan mereka meminta untuk bisa diproduksi lebih banyak dan mereka bersedia menjadi konsumen,” katanya Dengan diadakannya kegiatan pemberdayaan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan motivasi para petani di Desa Palae dalam mengolah hasil produknya dengan lebih efisien. Kegiatan pemberdayaan tersebut juga dapat memberikan serta menambah pengetahuan dan keterampilan para petani dalam merakit alat pemotong padi termodifikasi yang portabel dan efisien. “Diharapkan melalui pelatihan ini, dapat melatih kelompok tani di desa lain dalam pembuatan mesin pemotong padi termodifikasi,” ujarnya Kepala Desa Palae, Sartono sangat senang diadakannya kegiatan pemberdayaan tersebut, dan berharap dari kegiatan tersebut masyarakat dapat lebih terampil dalam memodifikasi alat pertanian dilahan yang terbatas dan terasering. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi petani Desa Palae dan akan menjadi spirit tertentu dalam membangun kemandirian warga melalui modifikasi alat untuk pertanian, apalagi struktur dan kondisi lahan yang terbatas dan berterasering ” tambahnya. (mar) www.profesi-unm.com


7

SUPLEMEN

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

DJMTD LPM Profesi UNM 2020

Meski Maya Tetap Berkarya

Daring - Peserta DJMTD LPM Profesi UNM 2020 saat menerima materi melalui video conference. (14/9)

PANDEMI Covid-19 mengharuskan segala aktivitas dikerjakan dari rumah. Sulitnya melaksanakan agenda turut dirasakan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM). Kondisi ini membuat Profesi harus bisa berinovasi dalam menjalankan agenda tahunan Diklat Junalistik Tingkat Dasar (DJMTD) 2020. Kaderisasi via daring dipilih untuk tetap bisa menyambung napas organisasi ini. Berbeda dengan tahun lalu, kali ini DJMTD pun dirangkaikan dengan Talkshow via daring. Tak tanggung-tanggung, dua pemateri nasional menjadi pembicara di Talkshow dengan tema 'Covid-19, Media dan Wajah Indonesia'. Revolusi Riza Zulverdi (Sekjen AJI

Indonesia), dan Budi Setyarso (Pimpinan Redaksi Koran Tempo) berbicara banyak di webinar yang dihadiri lebih 100 orang ini. “Fungsi itu kan ada tiga, yang pertama sebagai pengawas, edukasi buat publik dan juga fungsi hiburan. Nah tiga-tiganya sangat relevan dan penting di situasi krisis,” ungkap Pemimpin Redaksi Tempo, Budi Setyarso. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (WR III) UNM, Sukardi Weda pun turut hadir saat pembukaan kegiatan ini di Redaksi LPM Profesi. DJMTD yang mengangkat tema 'Journ(art) lism' ini turut ia apresiasi. Menurutnya, selagi kegiatan itu positif, ia dengan senang hati akan mendukung.

FOTO: DOKUMEN PROFESI

“Saya selalu mengatakan apapun yang dilakukan bila itu positif saya akan apresiasi, seperti kegiatan kali ini,” ujarnya. Pelaksanaan DJMTD via daring di tahun ini tentu menjadi role model baru bagi LPM Profesi sejak ia terbentuk 44 tahun silam. Pemimpin Umum LPM Profesi, Muh. Sauki Maulana menjelaskan walaupun pelaksanaanya melalui medium Zoom. Namun, substansi materi yang disampaikan kepada peserta tetap sama layaknya DJMTD tatap muka. “Pelaksanaannya di tahun ini memang via daring, hal ini kami lakukan agar tetap bisa merekrut regenerasi di waktu pandemi. Namun, yang perlu digarisbawahi, substansi materi yang diberikan

Talkshow Hadirkan Jurnalis Nasional MENGANGKAT tema bertajuk 'Covid-19, Media dan Wajah Indonesia' Talkshow LPM Profesi menjadi salah satu sesi menarik yang ditawarkan kepada peserta. Tema yang diangkat pun selaras dengan keadaan Indonesia saat ini, peran media terhadap berita-berita tentang Covid-19 dibahas tuntas dalam Talkshow tersebut. Menghadirkan dua tokoh jurnalis nasional yaitu Budi Setyarso yang merupakan Pemimpin Redaksi Koran Tempo dan Revolusi Riza, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. Kehadiran keduanya bertujuan membedah dan menjawab bagaimana peran pers yang krusial di tengah wabah pandemi. Budi Setyarso menerangkan fungsi media atau pers di masa pandemi menjadi sangat signifikan. Pimred Koran Tempo itu menjabarkan fungsi media sebagai watchdog (pengawas) semakin krusial ketika wabah pandemi membesar. “Fungsi itu kan ada tiga, yang pertama sebagai pengawas, edukasi buat publik dan juga fungsi hiburan. Nah tiga-tiganya sangat relevan dan penting di situasi krisis,” terangnya. www.profesi-unm.com

Sepanjang trayek media memberitakan Covid-19, Budi menceritakan bahwa hal yang kerapkali terekspos oleh pemerintah adalah penyangkalan akan berita pandemi, dan terkesan meremehkan. Padahal menurutnya, media sudah seringkali mengingatkan ancaman pandemi yang tinggal menunggu waktu pada bulan Februari lalu sebelum kasus pertama Covid-19 di Indonesia mencuat. “Bahkan pemerintah mengeluarkan satu kebijakan insentif untuk pariwasata dengan menyewa influencer. Tujuannya, katanya untuk mengambil kesempatan karena turis asing itu menghindari negara yang sedang terkena wabah, seperti Korea Selatan dan Cina,” tuturnya. Namun di sisi lain, dirinya turut menyayangkan pandangan kebanyakan orang yang menganggap Covid-19 sebagai aib. Sehingga mempengaruhi pola sosial masyarakat dengan menutup-nutupi hal ini. “Covid itu sebenarnya bukan aib, orang harusnya berterus terang menunjukkan tracing-nya,” sebutnya. Adapun Revolusi Riza mengakui bahwa secara pergerakan fungsi media saat pandemi menjadi

terbatas, namun Ia mengatakan hal itu tidak menjadi penghalang dari peran pers selama tetap mematuhi protokol kesehatan. Sekjen AJI Indonesia ini pun menyebutkan untuk lebih menekankan pada fakta lapangan dan ahli yang kredibel ketika memberitakan sesuatu. “Pandemi ini memang membuat kita (secara pergerakan) itu terbatas, tapi sepanjang kita mematuhi protokol rasa-rasanya relatif aman,” akuinya. Ia menekankan untuk memberitakan pandemi Covid-19 sesuai fakta dan pendapat yang kredibel. Karena agar berita yang disampaikan bisa dipertanggung jawabkan kepada masyarakat dan tidak memberikan berita bohong. “Kalau kita berbicara dengan kacamata media, hal yang perlu dilakukan adalah memberitakan sesuai dengan fakta-fakta dan kondisi yang ada, dan pendapatnya secara kredibiltas sudah teruji,” katanya. Tak hanya sampai disitu ia juga mengatakan bahwa seharusnya pers mahasiswa (persma) lebih fleksibel dalam memberitakan di kondisi seperti ini. Revo sapaan akrabnya, menyebut persma lebih memumpuni karena berada di era yang maju akan internet. (sei/tar)

tetap sama,” jelas mahasiswa angkatan 2016 ini. Dalam kegiatan DJMTD yang berlangsung selama 3 hari ini, 11-13 September, dihadiri oleh 6 pemateri yang handal dan ahli dalam bidangnya masing-masing. Adapun ke-enam pemateri yaitu, Hasim Arfah, (Jurnalis Tribun Timur), Supriadi, (Layouter Sindo), Fahrizal Syam (Reporter Tribun Timur), Rizky Army Pratama (Fotografer) dan Nana Jamal (Presenter i-News) dan Pemateri dalam agenda Talkshow ada dua, yaitu: Revolusi Riza Zulverdi (Sekjen AJI Indonesia), dan Budi Setyarso (Pimpinan Redaksi Koran Tempo). Pemimpin Umum LPM Profesi UNM, Muh. Sauki Maulana pun berharap kepada seluruh peserta yang mengikuti DJMTD 2020 ini dapat bergabung di lembaga kuli tinta ini. “Saya harap, peserta yang bergabung bisa menjadi keluarga besar LPM Profesi UNM dan menjadi pers mahasiswa yang memberikan kritikan dan memberi informasi ke mahasiswa UNM,” harapnya. Sebelum DJMTD ini digelar di bulan September, 5 bulan sebelumnya para peserta pun telah dibekali dengan materi seputar jurnalistik oleh pengelola LPM Profesi. Hal ini dilakukan, agar bisa mengisi waktu kekosongan peserta selama di rumahnya masing-masing dan nantinya sekaligus menjadi tiket awal bagi peserta untuk bisa ikut di DJMTD. “Tujuan diadakan Pra-DJMTD ini adalah untuk menambah wawasan para peserta mengenai kulit dasar-dasar jurnalistik dan kegiatan

ini dilaksanakan secara gratis melalui via whatsapp grup,” ungkap Ketua Panitia DJMTD, Supriadi. Materi yang diberikan pun tak tanggung-tanggung, 8 materi menjadi asupan penting bagi peserta sebelum melanjutkan di DJMTD. Adapun 8 materi yang dibawakan yaitu: Sejarah Pers Mahasiswa , Jenis dan Teknik menulis berita, Menulis berita Straight News dan Soft News, Indepth Report, Menulis Feature, Analisis Framing, Foto Jurnalistik, dan Video Jurnalistik. Koordinator seksi acara, Fadhil Aqilah menuturkan bahwa dalam kegiatan Pra-DJMTD semua peserta akan diberikan tugas setelah pembawaan materi dan berikan tugas akhir sebagai penentu kelulusan peserta untuk mengikuti DJMTD 2020. “Setiap materi akan ada tugas kelompok dan individu yang bertujuan untuk membuat peserta lebih paham dalam setiap materi yang diberikan dan kemudian keaktifan peserta dalam mengisi absen dan bertanya jawab akan dinilai untuk penentu kelulusannya dalam tahap selanjutnya,” tuturnya. Adapun peserta yang mengikuti Pra-DJMTD sebanyak 200 peserta, dan yang lolos ketahap DJMTD sebanyak 62 peserta yang mengikuti kegiatan technical meeting untuk persiapan kegiatan DJMTD 2020. Setelah mengikuti rangkaian kegiatan DJMTD 2020 selama tiga hari, akhirnya LPM Profesi UNM mengumumkan sebanyak 52 Peserta yang lolos kegiatan DJMTD dan berhak untuk mengajukan surat Magang di LPM Profesi UNM. (tis)

Kata Mereka “Keren, banyak ilmu tentang kejurnalistikan yang semakin memunculkan hasrat untuk terjun langsung ke dalam dunia jurnalistik, walaupun feel-nya kurang terasa karena konsepnya daring,”

Imam Fikhran "Perasaan saya setelah mengikuti DJMTD 2020 tentunya senang, tetapi rasa interaksinya itu kurang karena mungkin pelaksanaannya secara daring. Saya berharap agar kedepannya situasi membaik," Irsan Juliani

Muh. NurFiqri

“DJMTD kemarin bisa dibilang sangat terbatasi antara pemateri dan peserta, feel-nya dan feedback-nya kurang dapat. Tapi kalau pembawaan materinya bagus, dan pembawaanya santai. Mungkin kalau dilakukan secara luring bisa lebih asik lagi,”

Urai data, ungkap fakta, saji berita


88 LENSA ORANGE

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

MENENTANG

Orasi *Foto & Teks: Muh. Fadhil Aqilah RANCANGAN Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja akhirnya di sahkan menjadi Undang-Undang (UU) oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) pada 5 Oktober 2020 melalui rapat paripurna. Hal ini pun menjadi pro kontra di berbagai kalangan masyarakat khususnya serikat pekerja dan mahasiswa. Dari awal, draf yang diusulkan oleh presiden dan dibahas oleh DPR RI ini sudah menimbulkan polemik, mulai dari

tidak dilibatkannya buruh dalam penyusunannya hingga dianggap tergesa-gesa dan cacat prosedur sehingga pembahasannya beberapa kali tunda. Selain itu isi dari draf ini dianggap lebih menguntungkan pengusaha dibanding buruh, dan juga akan menimbulkan banyak masalah seperti lingkungan yang akan terjadi ke depannya. Pembahasan UU kontroversial ini juga disorot karena disahkan di ujung tahun sama sep-

Polisi Ditangkap

Bersiap Urai data, ungkap fakta, saji berita

Menghadang www.profesi-unm.com


99 LENSA ORANGE

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

UU CILAKA

erti pembahasan UU kontroversial tahun lalu yang juga menimbulkan demonstrasi besar-besaran. Menanggapi hal tersebut, ribuan mahasiswa dan buruh di seluruh Indonesia menggelar demo penolakan, tak terkecuali Lembaga Kemahasiswaan (LK) di Universitas Negeri Makassar (UNM). Mereka bersama dengan beberapa kampus dan serikat pekerja menggelar aksi secara maraton di depan gedung DPRD Provinsi Sulawesi

Selatan selama berhari-hari dimulai pada tanggal 6 Oktober 2020. Puncak aksi yang berlangsung pada tanggal 8 Oktober 2020 yang di akhiri dengan kericuhan ini terjadi dikarenakan tuntutan massa aksi tidak mendapatkan respon seperti yang diharapkan serta juga ada oknum yang menjadi penyusup dalam aksi ini sehingga hal ini sempat membuat situasi menjadi panas antara mahasiswa dan pihak kepolisian, ada sekitar 200 orang massa

aksi yang mendapatkan tindakan represif pada hari itu. Berikut beberapa dokumentasi aksi yang dilaksanakan di depan gedung DPRD Provinsi SulawesiSelatan lalu. Demonstrasi ini dinilai sebagai salah satu aksi mahasiswa Makassar terbesar selain aksi 24 September 2019 dan aksi pada tahun 1998. Serta menjadi salah satu catatan berharga pergerakan mahasiswa yang terjadi di akhir tahun 2020. (*)

Bendera & Spanduk

Massa

Petaka www.profesi-unm.com

Bendera Aksi Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

REPORTASE KHUSUS

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

Aktor Teror Masih Buron

FOTO: MUHAMMAD ILHAM AKBAR. B

Pecah - Kaca jendela redaksi LPM Profesi UNM usai dilempari batu oleh OTK, Sabtu 5 September lalu. (1/10)

SABTU 5 September 2020 menjadi hari pitawat bagi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM). Di larut malam itu, pukul 00.30 Wita terdengar suara sepeda motor dan tiba-tiba saja bersarang dua batu tepat di jendela kaca redaksi Profesi. Penyerangan oleh orang tidak dikenal (OTK) itu menjadi pertanda matinya kebebasan pers di kampus orange. Namun sial bagi Profesi, yang mana saat kejadian tidak ada satupun pengurus Profesi yang berada di luar redaksi. Alhasil pelaku penyerangan pun tidak sempat diketahui identitasnya. Insiden penyerangan itu kuat diduga merupakan imbas dari terbitnya tabloid Profesi edisi 242. Tabloid itu menyoal kisruh internal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM dan indikasi kasus korupsi Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) UNM. Betapa tidak, dua hari sebelumnya Pemimpin Umum (PU) LPM Profesi UNM, Muh. Sauki Maulana mengaku sempat ditegur oleh salah seorang fungsionaris lembaga kema-

hasiswaan. Oleh orang tersebut, Sauki diminta untuk berhati-hati karena ada kubu yang tidak senang dengan pemberitaan Profesi. “Sempat ditanya teman untuk hati-hati. Saya juga katanya dicari. Informasinya karena tidak terima dengan pemberitaan kami,” akunya. Cukup mencengangkan, sesaat sebelum insiden pun Sauki sempat menerima telepon dari OTK bahwa akan ada orang yang datang ke redaksi Profesi. Brakk, suara terdengar lantang, dua batu menembus jendela kaca redaksi dan hampir mengenai salah satu pengurus Profesi yang kala itu tertidur. Pukul 01.30 Wita, Sauki bergegas melaporkan penyerangan ini ke

kantor Polisi Sektor Tamalate untuk mengusut tuntas oknum dibalik insiden itu. “Secepatnya polisi akan menangani kasus ini. Nanti pagi (6/9) mau datang ke redaksi untuk penyelidikan. Barang buktinya juga masih ada,” katanya. Diduga Kuat Mahasiswa Dalang dibalik insiden pelemparan batu di redaksi Profesi kini mulai terkuak. Dari sejumlah penelusuran informasi dan beberapa indikasi, Sauki menduga pelaku dan otak kriminal adalah seorang mahasiswa. Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) UNM ini mengaku menerima sejumlah informasi bahwa malam sebelum penyerangan, Jumat (4/9) ada sekelompok mahasiswa yang mencari-cari lokasi redaksi Profesi. “Kami tidak mengada-ada, karena informan kami ini adalah salah satu orang yang sebetulnya diajak untuk ikut menyerang, tapi dia menolak,” tegasnya. Pasca kejadian, Sauki masih tidak habis pikir bahwa jika benar yang menjadi aktor penyerangan adalah seorang mahasiswa. Sebagai

orang yang dikenal memiliki intelektual, tindakan pelaku Ia nilai tidak mencerminkan murah mahasiswa. Padahal menurut Sauki, Profesi tetap mengedepankan prinsip kejurnalistikan dalam menayangkan setiap pemberitaan. Jadi pun bila ada pihak yang tidak terima dengan pemberitaan yang ditayangkan Profesi, yang bersangkutan bisa memberikan keberatannya di hak jawab. “Kami tetap terbuka dan menerima hak jawab dari orangorang yang merasa dirugikan atas pemberitaan,” tuturnya. Dari penelusuran infomasi ini pula, Sauki mengatakan telah mengantongi identitas aktor penyerangan. Mulai dari orang yang menjadi dalang dan menyutradarai hingga pelaku pelemparan. Namun dirinya tetap menghargai proses hukum yang berlaku dengan menyerahkan kasus ini pada pihak kepolisian. “Jadi sebetulnya kami sudah kantongi nama-nama pelaku dan otaknya tapi kami tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah dan tak mau membeberkan dulu identitas aslinya,” ujar Sauki.

Adapun tindakan pelaku tersebut telah mencederai kemerdekaan pers dan merusak kehidupan berdemokrasi. Ia pun akan memperjuangkan nama baik universitas dan menyebut kejadian ini bukan hanya mengancam LPM Profesi UNM, tetapi seluruh lembaga kemahasiswaan di UNM. “Yang kami perjuangkan bukan cuma nama lembaga kami, tapi sekaligus nama baik institusi kampus. Apa jadinya UNM yang akreditasi A, tapi orang-orangnya masih memelihara tindakan kampungan kriminal seperti ini,” tandasnya. Menanggapi kejadian tersebut Dewan Pembina LPM Profesi UNM, Fachruddin Palapa dengan tegas akan membawa pelaku mendekam di penjara. Bahkan, ia meminta langsung ke Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk menindaklanjuti penyerangan ini secepatnya. “Kalau begini, kita harus penjarakan. Saya sudah buka komunikasi langsung ke Kapolda Sulsel supaya kasus ini ditindaklanjuti secepatnya,” katanya. (tim)

Depak Pelaku dari Kampus MOTIF utama penyerangan redaksi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) kuat diduga karena adanya kubu yang tidak terima dengan pemberitaan tabloid Profesi edisi 242. Dari motif itu, Pemimpin Umum (PU) LPM Profesi UNM, Muh. Sauki Maulana menerka pelaku penyerangan adalah seorang mahasiswa. Bila terbukti benar mahasiswa, tentu pelaku bukan hanya mendapat hukuman dari pihak Urai data, ungkap fakta, saji berita

kepolisian, namun akan mendapat sanksi akademik dari kampus. Seperti diutarakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (WR III) UNM, Sukardi Weda yang merespon penyerangan redaksi Profesi, dengan tegas mengatakan akan memberi sanksi akademik bila benar pelaku adalah mahasiswa. “Kalo misalnya mahasiswa melakukan, diberi sanksi. Tapi kalo diluar, misalnya masyarakat itu menjadi tanggung jawab polisi. Kalau sudah terbukti ter-

sangka, sudah otomatis di-DO” tegasnya. Sukardi Weda juga menjelaskan bahwa akan ada sanksi pemecatan. Menurutnya, hal ini telah diatur dalam Peraturan Umum Lembaga Kemahasiswaan (PULK). “Mulai dari sanksi ringan hingga sanksi berat apabila OTK tersebut adalah mahasiswa UNM. Sanksi berat berupa pemecatan dan skorsing,” jelasnya. Adapun sanksi pemecatan itu termaktub dalam Bab VIII Tata Terbit dan Sanksi-sanksi Aka-

demik. Pada Pasal 28 poin ketiga yang berbunyi “mahasiswa UNM dapat dikenakan sanksi pemecatan jika ditetapkan tersangka oleh penyidik kepolisian Republik Indonesia”. Eks Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan (WD III) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM itu juga mengatakan agar kasus yang menimpa LPM Profesi UNM dikaji lebih mendalam lagi. Dan apabila benar pelaku penyerangan terbukti adalah mahasiswa UNM maka akan segera ditindaklanjuti.

“Itu perlu ditelusuri lebih dalam, apakah mahasiswa UNM meskipun kejadiannya di luar,” tutup Sukardi Weda. Kecaman serupa datang dari Wakil Rektor Bidang Akademik (WR I) UNM, Hasnawi Haris yang menganggap tindakan ini adalah kasus kriminal. Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial ini pun meminta agar kasus ini ditelusuri sampai tuntas. “Coba telusuri nanda, siapa pelakunya,” katanya saat dihubungi melalui Whatsapp. (tim) www.profesi-unm.com


11

REPORTASE KHUSUS

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

Telusur Jejak Aktor Penyerangan SETELAH melakukan pelaporan ke Polsek Tamalate dengan nomor aduan 823/IX/2020/Polsek Tamalate. Pihak kepolisian langsung menindak cepat kasus tersebut dengan mendatangi redaksi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM), untuk mengecek dan mengambil beberapa barang bukti. Hingga saat ini kasus penyerangan redaksi Profesi sudah dalam tahap penyelidikan Polsek Tamalate. Chandra, salah satu warga setempat mengaku pada malam hari sebelum kejadian melihat dua orang laki-laki di depan redaksi Profesi. Namun sayangnya, Chandra tidak sempat melihat jelas wajah pelaku. “Itu malam kuliat ji saja ada dua orang lakilaki di depan sekret ta,” sebutnya. Sementara itu Kanit Reskrim Polsek Tamalate, Iptu Ramli Jr. mengatakan beberapa bukti dan saksi yang sempat melihat OTK sebelum pelemparan akan terus diperiksa dan dimintai keterangan. Hingga saat ini, Polsek Tamalate masih terus mendalami kasus penyerangan tersebut. “Kasus pelemparan yang dilaporkan oleh

LPM Profesi UNM akan terus ditindaklanjuti selama laporan tersebut tidak dicabut, para saksi juga akan diperiksa, kami juga akan memeriksa beberapa CCTV sekitar redaksi Profesi UNM,” ucapnya. Demi mengusut tuntas kasus tersebut, Pemimpin Umum (PU) LPM Profesi UNM, Muh. Sauki Maulana turut melaporkan insiden ini ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Makassar. Dirinya meminta agar kasus penyerangan redaksi Profesi didampingi proses hukumnya yang sedang ditangani pihak kepolisian. Tindakannya terseb u t sebagai bentuk ketegasan pihak Profesi terhadap teror kemerdekaan pers, dengan meminta LBH Kota Makassar untuk mengawal kasus ini sampai ke akar-akarnya. Wakil Direktur LBH Kota Makassar, Abdul Azis Dumpa menyebut pihaknya akan terus memberi pengawalan hingga pelaku diadili. Karena menurutnya, insiden ini merupakan bentuk pengekangan terhadap kebebasan pers di internal kampus. Apalagi Azis mengatakan bahwa Profesi tetap memberikan laporan jurnalistik berupa fakta lapangan. “Harus diusut tuntas, karena ini soal kebebasan pers di kampus,” tegasnya. (tim)

Dukungan dari Kalangan Pers INSIDEN penyerangan reda- jadi bukti bahwa lembaga Proksi Lembaga Pers Mahasiswa fesi berada di jalan yang benar. (LPM) Profesi Universitas Neg- “Kalo teman-teman itu sudah eri Makassar (UNM) turut dir- diserang itu artinya sudah menespon berbagai pihak, utamanya empuh jalan yang benar,” sebutkalangan pers. Pasalnya, tinda- nya. kan tidak terpuji dinilai tidak Selain dari pers profesional, mencerminkan iktikad baik dan mencontreng kebebasan pers. Dalam sebuah siaran pers, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar mengecam keras tindakan teror dan penyerangan redaksi Profesi, Sabtu (5/9) oleh orang tak dikenal (OTK). Ketua AJI Makassar, Nurdin Amir menilai tindakan tersebut melanggar Undangundang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Pasal 8 UU Pers menyatakan dalam menjalankan profesinya jurnalis mendapat perlindungan hukum. UU Pers juga mengatur sanksi bagi mereka yang menghalang-halangi kerja wartawan. Pasal 18 UU Pers menyebutkan, ”Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berkaitan menghambat atau menghalangi pelaksanaan ke”Setiap orang yang tentuan Pasal 4 ayat 2 dan ayat 3 secara melawan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda hukum dengan sengaja paling banyak Rp500 juta,” tu- melakukan tindakan yang turnya. berkaitan menghambat Tidak hanya itu, bahkan AJI atau menghalangi Indonesia melalui Revolusi Riza pelaksanaan ketentuan Sulverdi selaku Sekretaris JenPasal 4 ayat 2 dan ayat 3 deral (Sekjen) AJI Indonesia turut mengecam tindakan tersebut. dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 Dirinya pun memberi dukungan moril kepada pengurus Profesi tahun atau denda paling dalam peristiwa ini. “Itulah, banyak Rp500 juta,” itukan kita mengecam kejadiankejadian seperti itu,” ujarnya. Nurdin Amir, Ketua Aliansi Senada dengan Revo, Budi Jurnalis Independen (AJI) Setyarso yang merupakan PeMakassar. mimpin Redaksi Koran Tempo juga mengatakan agar Profesi kalangan pers mahasiswa (Persma) bisa mengambil hikmah dari juga angkat bicara menyoal aksi peaksi penyerangan ini. Menurut- nyerangan tersebut. Sekretaris Jennya aksi penyerangan ini men- deral (Sekjen) Perhimpunan Pers

"

www.profesi-unm.com

Mahasiswa Indonesia Dewan Kota Makassar (PPMI DK Makassar), Fredy misalnya, yang ikut merespon terkait teror ini. Dengan mengatakan, pelemparan tersebut merupakan perbuatan yang tidak beradab, “Pendapat saya menyikapi hal tersebut sangat tidak beradab perbuatan seperti itu,” ucapnya. Pun Muh. Gusti Satya, Pimpinan Umum (PU) LPM Estetika Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM yang juga menyayangkan insiden itu. Dirinya mengatakan bahwa oknum tersebut masih belum paham tentang adanya hak jawab jika ada isi pemberitaan yang kurang berkenan terhadap satu pihak sehingga peristiwa tersebut terjadi. “Oknum masih belum paham tentang adanya hak jawab jika ada isi pemberitaan yang kurang berkenan terhadap suatu pihak sehingga terjadi kasus kemarin,” ujarnya. Terakhir dari Wandi Janwar, Ketua Penerbitan Kampus (PK) Identitas Universitas Hasanuddin (Unhas), turut berkomentar terkait penyerangan redaksi Profesi. Wandi mengatakan peneroran dan perusakan fasilitas merupakan perbuatan kriminal dan pihak Profesi harus bisa bertindak lebih tegas lagi. “Itu sesuatu yang salah. Melakukan peneroran dan perusakan fasilitas adalah tindak kriminal. Teman-teman Profesi mesti mengambil tindakan tegas,” tandasnya. (tim)

Tim Reportase Khusus

Koordinator : Ema Humaera Anggota : Muh. Khadafi Annisa Putri Iriani Dewan Ghiyats Muh. Ilham Akbar

Urai data, ungkap fakta, saji berita


12 LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober

INFO AKADEMIK

Tahun MMXX 2020

PPKn Sabet Akreditasi A

Visitasi - Tim Asesor BAN-PT visitasi akreditasi di Prodi PPKn FIS UNM, Rabu-Kamis (21-22/10)

Setelah cukup lama mengajukan akreditasi baru dan sempat terkatung-katung dengan perubahan kebijakan, Program Studi (Prodi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) kini akhirnya bisa bernafas lega. Pengajuan yang dilakukan secara daring ini akhirnya berbuah manis dengan disandangnya akreditasi A oleh prodi PPKn. Proses yang dilewati pun tidak bisa dianggap mudah, pengajuan yang awalnya luring ha-

rus berubah menjadi daring. Hal ini membuat tim akreditasi harus menyiapkan softfile dari data

FOTO: MUH. FADHIL AQILAH B

fisik yang dimiliki. Ketua Jurusan PPKn, Imam Suyitno menyebut mereka harus menyiapkan data dari tahun 2016 hingga 2019 dalam waktu singkat. Data pun harus disiapkan dengan tujuh standar yang telah ditetapkan. Sehingga timnya harus memindai semua data fisik yang dimiliki. “Waktu yang diberikan itu

satu minggu, jadi bayangkan saja semua data mulai dari 2016 sampai 2019 harus di-scan karena visitasi daring jadi kami betulbetul super sibuk,” katanya. Selain itu, menurutnya visitasi ini telah direncanakan dengan matang dan butuh persiapan yang cukup besar, agar prosesnya tidak berjalan lama dan tidak mengalami kendala. Ia juga mengatakan mahasiswa juga menjadi kekuatan dalam menyelesaikan akreditasi, karena mahasiswa ikut bekerja sama dalam penyusunan berkas-berkas penunjang. “Dalam 10 hari terakhir kita kerja lembur di prodi dengan mahasiswa, jadi ini bisa jadi pelajaran untuk semua karena ini visitasi daring pertama kali,” tuturnya. Dengan kini berstatus akreditas A, Imam berharapkan PPKn mampu memberikan hasil yang lebih maksimal dibanding saat berakreditasi B+ lima tahun terakhir. Selain itu, akan ada beberapa hal yang menurutnya bisa memperkuat pencapaian akreditasi A tersebut dan hal itu akan diumumkan nantinya. “Yang memperkuat sisi alumni, karena PPkn adalah prodi tertua di FIS sehingga tersebar di hampir seluruh Indonesia. Sisi kedua sumber daya manusia, dari

15 Dosen, 5 di antaranya adalah guru besar, berarti presentasenya 33,33 persen dan ini yang menambah bobot. Di sisi lain guru besar juga dipakai di instansi lain,” jelasnya. Walaupun begitu, menurutnya visitasi secara luring ataupun daring tetap memiliki sisi plus minus masing-masing. Jika luring berarti tatap muka sehingga ini mempermudah komunikasi dengan asesor dan langsung ada titik temu, bisa memberikan saran atau masukan secara langsung. Sedangkan daring kadangkadang dikhawatirkan pandangan berbeda dan terkendala di masalah jaringan yang sering kali membuat tidak nyaman. “Harapannya ketika akreditasi sudah mencapai titik maksimal, sivitas bukan hanya berkompetensi pada Kemendikbud tapi bisa berkompetensi di lowongan-lowongan kepentingan lain. Di sisi pelayanan juga jika sudah unggul berarti harus berbenah pelayanannya dan termasuk sarana dan prasarana. Karena kebijakan dari pemerintah pusat p rodi berakreditasi A bisa memberikan kebijakan yang berdampak multi efek bagi mahasiswa, calon mahasiswa, dan juga dosen,” harapnya. (zil)

Global Youth Action Buka Beasiswa Bagi Mahasiswa GLOBAL Youth Action (GYA) membuka Program Beasiswa bagi seluruh Mahasiswa dan SMA/ SMK/MA sederajat. Program beasiswa GYA ini merupakan salah satu bentuk pengabdian pada negeri dalam mendukung pendidikan di Indonesia. Ini merupakan salah satu pilihan bagi mahasiswa UNM yang ingin mendapatkan beasiswa. Adapun cakupan untuk program beasiswa GYA ini yaitu mendapatkan bantuan biaya pendidikan untuk SMK/SMA/MA/ Sederajat sebesar Rp.300.000/ bulan per semester, kemudian bantuan biaya pendidikan untuk Mahasiswa sebesar Rp. 600.000/ bulan per semester. Lalu berkesempatan ikut di kegiatan Sustain-

able Development Goal, menjadi Ambassador program Global Youth Action, mendapatkan kelas eksklusif, mendapatkan t-shirt beasiswa GYA, hingga berkesempatan mengikuti program Global Youth Action baik Nasional maupun Internasional, serta mendapatkan relasi nasional maupun internasional. Adapun Persyaratan Umum untuk mengikuti program beasiswa ini yaitu Warga Negara Indonesia (WNI), siswa aktif SMA/SMK/ MA/Sederajat, mahasiswa aktif semua jurusan D3/D4/S1, kemudian tidak ada minimal nilai rapor atau IPK. Kabar baiknya, beasiswa ini juga memperbolehkan mahasiswa yang sudah menerima beasiswa pemerintah ataupun swasta

untuk ikut mendaftar. Adapun persyaratan berkas bagi mahasiswa yang berprestasi yaitu, Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), Curriculum Vitae (CV), KHS kumulatif & KRS semester terakhir. Untuk Mahasiswa baru bisa menggunakan scan rapor semester 5 dan nilai UN, serta mahasiswa baru maupun lama wajib melampirkan sertifikat kegiatan akademik maupun non-akademik, dan surat pernyataan keabsahan dokumen. Sedangkan untuk persyaratan berkas untuk mahasiswa yang kurang mampu yaitu Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), Curriculum Vitae (CV), KHS kumulatif & KRS semester terakhir, Surat per-

nyataan penghasilan orang tua gabungan jika dibagi dengan anggota keluarga perorang kurang dari Rp.750.000 per bulan, atau surat pernyataan menanggung biaya kuliah sendiri atau bekerja sendiri tanpa bantuan orangtua, dan surat pernyataan keabsahan dokumen. Bagi Anak SMA/SMK/MA sederajat harus memenuhi persyaratan berkas, adapun berkas yang harus dipenuhi yaitu kartu pelajar atau bagi yang belum mempunyai kartu pelajar bisa digantikan dengan surat pernyataan bahwa pendaftar beasiswa telah menjadi siswa di suatu instansi sekolah tersebut, kemudian scan nilai rapor semester terakhir, sertifikat kegiatan akademik maupun

non akademik, menyertakan surat pernyataan keabsahan dokumen. Adapun jadwal lengkap untuk 'Program Beasiswa GYA' ini adalah sebagai berikut: 1. Pendaftaran : 10 Oktober – 5 November 2020 2. Share dan konfirmasi : 10 Oktober – 5 November 2020 3. Pengumuman seleksi berkas : 10 November 2020 4. Seleksi wawancara : 15 November 2020 5. Pengumuman lolos beasiswa GYA : 20 November 2020 Untuk informasi lebih lanjut, civitas bisa mengunjungi link berikut: www.globalyouthaction.com/ BGYA. (ima)

Beasiswa API, Gerak Memajukan Bangsa KABAR baik bagi sivitas akademika Universitas Negeri Makassar (UNM), Yayasan Arah Pemuda Indonesia atau API telah membuka beasiswa bagi seluruh mahasiswa di Indonesia. Arah Pemuda Indonesia (API) adalah yayasan yang bergerak dan berfokus pada pemuda Indonesia untuk bersama memajukan bangsa, terutama pada mereka yang berada di daerah 3T; terdepan, terluar, dan tertinggal. Program Beasiswa Arah Pemuda Indonesia ini terbuka untuk mahasiswa dari berbagai jenjang, D3, D4, S1, baik semester 1 hingga semester 8, dan dari perguruan tinggi manapun dan pendaftarannya juga tidak dipungut biaya apapun. Bagi para penerima beasiswa API ini, Urai data, ungkap fakta, saji berita

akan mendapatkan benefit sebagai seperti biaya pendidikan sebesar Rp 500.000, setiap bulan per semester, laptop gratis. Sekaligus menjadi Brand Ambassador API, berkesempatan untuk mengikuti pengabdian gratis di daerah 3T, serta mendapatkan capacity building atau pengembangan kapasitas lewat mentoring dan coaching. Adapun persyaratan umumnya yaitu mahasiswa aktif jenjang D3, D4, atau S1, mahasiswa semester 1 sampai 8, dari semua jurusan. Kemudian khusus mahasiswa baru IPK dapat digantikan dengan nilai rapor dan Kartu Rencana Studi (KRS). Di program Beasiswa API ini sendiri tersedia tiga jalur yaitu pertama beasiswa

kurang mampu bagi mahasiswa dengan penghasilan gabungan orang tua dibagi dengan anggota keluarga perorang kurang dari Rp 750.000 per bulan dan juga bagi mahasiswa yang menanggung biaya kuliah sendiri atau bekerja tanpa bantuan orang tua. Adapun batas IPK minimal 2.75. Kedua beasiswa berprestasi, beasiswa ini ditujukan bagi mahasiswa yang ber-IPK minimal 3.00 dan mempunyai prestasi akademik atau non-akademik di tingkat nasional maupun internasional maksimal 3 tahun terakhir. Atau mahir berbahasa asing, serta wajib melampirkan sertifikat organisasi atau komunitas, minimal menjadi pendiri, ketua, bendahara, atau sekretaris. Dan yang ketiga yaitu beasiswa tahfidz

qur’an. Dengan prasyarat yaitu hafal Al-Qur’an 30 juz, di beasiswa ini tidak ada minimal IPK. Adapun dokumen yang harus disiapkan yaitu Kartu Hasil Studi (KHS) kumulatif, Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), Kartu Rencana Studi (KRS) semester yang sedang ditempuh, dan juga Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau identitas lainnya seperti SIM atau paspor. Untuk deadline pendaftaran 'Beasiswa Arah Pemuda Indonesia' dibuka sampai tanggal 30 Oktober 2020 pukul 23.59 WIB. Info lebih lanjut kunjungi laman resmi API di www.arahpemuda.or.id, atau juga bisa langsung mengisi formulir pendaftaran di bit.ly/DAFTARBEASAPI. (ima) www.profesi-unm.com


LIFESTYLE

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

13

Tren Bersepeda di Tengah Pagebluk Setelah pemerintah Indonesia mengumumkan pemberlakuan kenormalan baru atau new normal di beberapa daerah yang mengalami penurunan indeks penyebaran Covid-19. Banyak tren hidup baru bermunculan, seperti penggunaan masker, hand sanitizer, hingga bersepeda menjadi tren baru yang mulai diminati oleh orang-orang. Berlakunya new normal membuat aktivitas di luar rumah harus mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Sehingga sepeda seringkali menjadi pilihan utama untuk beolahraga karena dengan bersepeda maka protokol kesehatan bisa diterapkan sekaligus berolahraga. Tren ini mulai digandrungi oleh banyak orang akibat anjuran pemerintah, agar masyarakat rajin berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan meminimalisir terjangkitnya virus corona. Bersepeda, menjadi salah satu olahraga yang paling dianjurkan karena dianggap sebagai olahraga yang aman. Selain itu, protokol kesehatan seperti jaga jarak lebih mudah diterapkan saat berolahraga menggunakan sepeda. Tak hanya alasan olahraga, bersepeda sebagai penghilang jenuh juga menjadi salah satu faktor olahraga ini diminati. Masyarakat yang sudah cukup lama bekerja dan belajar dari rumah membuat perasaan jenuh sering muncul. Dengan bersepeda rasa jenuh ini bisa dihilangkan karena bisa keluar

rumah dan bertemu dengan orang lain. Fenomena pun tejadi disemua kalangan mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang dewasa jadi ikut gemar bersepeda. Bersepeda memang menjadi opsi kegiatan produktif di luar ruangan setelah lama berdiam diri di rumah. Selain untuk mengolah fisik, b e r -

ruangan tetap meningkakan risiko penyebaran virus karena kita akan betemu dengan

sepeda juga bisa menyegarkan pikiran. Beberapa manfaat bagi kesehatan diantaranya mengurangi stres, risiko kanker, meningkatkan keseimbangan, dan kekuatan tubuh. Namun harus diingat, olahraga di luar

orang banyak. Maka, kita harus membekali diri dengan berbagai peralatan seperti masker, sarung tangan, hand sanitizer, peralatan minum sendiri dan peralatan pribadi lainnya. Hal ini akan membuat kita setidaknya terhindar dari kekhawatiran karena virus corona. Walaupun menggunakan sepeda namun penularan tetap bisa terjadi, dengan menggunakan peralatan di atas maka akan meminimalisir penyebarannya. Salah satu mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar (FBS UNM), Asra Qalbi, mengaku

sering melakukan olahraga yang satu ini. Menurutnya, bersepeda adalah olahraga yang efektif di tengah pandemi ini jika tetap mematuhi protokol kesehatan. “Saya suka bersepeda, apalagi ini kan olahraga. Kalau saya sendiri naik sepedanya itu di desa dan tidak banyak orang seperti di kota, jadi lebih aman. Kalau orang-orang di kota biasanya bersepda di tempat yang ramai, yang seperti itu harus mematuhi protokol kesehatan agar mengurangi penyebaran virus,” katanya. Selain itu, menurutnya bersepeda memiliki banyak manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun untuk mendapatkan manfaat yang baik dari olahraga bersepeda, ia menyarankan tetap membawa peralatan untuk menjaga protokol kesehatan. “Sebaiknya lengkapi diri dengan alat pelindung seperti helm dan juga masker, serta menghindari daerah-daerah yang ramai kendaraan bermotor untuk mengurangi paparan polusi,” tambahnya. (ben)

FOTO: MUH. FADHIL AQILAH B / PROFESI

Manfaat dan Alasan Bersepeda Menjaga Berat Badan Berkat bersepeda, kinerja kardiovaskular dan otot menjadi kian optimal. Salah satu keuntungan dari tubuh yang aktif, kardiovaskular yang baik, dan otot terlatih adalah meningkatnya metabolisme tubuh dan pembakaran kalori. Pembakaran kalori tentu saja sangat baik untuk menjaga berat badan tetap ideal. Kombinasikanlah kebiasaan bersepeda secara rutin dengan pola makan gizi seimbang, untuk mencegah dan mengatasi kegemukan.

Model: Aroyo Rani Paramitha (@heymiths)

www.profesi-unm.com

Dianjurkan oleh WHO World Health Organization (WHO) menyarankan bersepeda untuk aktivitas fisik selama pandemi. WHO telah menyarankan

bersepeda sebagai salah satu cara terbaik untuk tetap aktif selama pandemi Covid-19, sebagai cara untuk berolahraga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Bersepeda telah dianggap sebagai salah satu cara paling aman untuk bepergian selama pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Secara Otomatis Menjaga Jarak Menurut Profesor di Fakultas Kedokteran dan Pusat Medis Freiburg University, Gerd Antes, sepeda adalah bentuk perlindungan diri yang sempurna. Sebab, Anda dengan cepat menjaga jarak dari orang lain lewat sepeda Anda. “Kemungkinan Anda menghirup tetes mikro yang menularkan virus saat

bersepeda juga minim. Terlebih jika Anda mengikuti pedoman menaiki sepeda di tengah pandemi yang salah satunya termasuk menggunakan masker dan kacamata,” katanya. Tidur lebih nyenyak Terakhir, bersepeda juga akan membantu Anda untuk mendapatkan tidur malam yang lebih nyenyak. Dengan bersepeda, seseorang tidak hanya mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar disertai metabolisme tubuh yang optimal, melainkan juga kondisi emosional yang baik karena efek yang menyegarkan diri saat bersepeda. Tidak heran, permasalahan tidur akibat kondisi emosi yang tidak stabil disertai tekanan dan rasa cemas dapat teratasi. (ben) Urai data, ungkap fakta, saji berita


14

SENI BUDAYA

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

Refleksi COVID-19 Dalam Film The Flu *Anita Nur Fadhilah Halid BERDURASI 122 menit, film Korea Selatan yang rilis pada 14 Agustus 2013 ini merupakan hasil besutan sutradara Kim SungSu. Film ini menceritakan sebuah bencana yang terjadi di Negeri Gingseng tersebut, Kota Bundang, Korea Selatan. Drama fiksi ilmiah ini menggambarkan keadaan Kota Budang yang tengah mengalami pandemi virus H5N1 (Flu Burung). Akibat dari virus mematikan itu kota tersebut harus dikarantina. Film bencana ini menghadirkan genre aksi, drama dan fiksi ilmiah dalam setiap alur ceritanya. Cerita pada film tersebut sontak membuat kita merasa tidak jauh berbeda dengan apa yang kita alami sekarang. Pandemi Covid-19 yang menimpa berbagai negara di dunia nyata ini, sedikit tergambarkan dalam beberapa scene The Flu. Mulai dari keharusan Kota Budang untuk dikarantina hingga penggunaan masker. Dua karakter utama yakni seorang dokter bernama Kim In Hae (Soo Ae) dan petugas pemadam kebakaran, Kang Ji Goo (Jang Hyuk). Singkat cerita, Kim In Hae adalah seorang dokter muda yang memiliki seorang anak perempuan bernama Kim Mi Reu. Sedangkan Kang Ji Goo merupakan petugas pemadam kebakaran yang berhasil menyelamatkan Kim In Hae saat terjebak dalam mobil dan juga Kim

Mi Reu yang terjangkit virus mematikan tersebut. Penyebaran virus ini berawal dari penyelundupan imigran dalam sebuah kapal container. Naasnya, saat isi kontainer tersebut di periksa oleh Byung-Ki dan Byoung-Woo mereka menemukan bahwa para imigran itu telah meninggal kecuali satu orang bernama Monssai, sayangnya saat kontainer terbuka Monssai langsung melarikan diri. Tak lama selang kejadian itu Byung Woo terkena flu yang cukup parah hingga menyebabkan dirinya meninggal dunia. Kim In Hae selaku dokter yang menangani Byung Woo waktu itu terkejut saat melihat gejala flu pada Byung Woo berbeda dari awamnya. Pasien yang ia tangani itu mengalami batuk darah dan kejangkejang hingga berujung meninggal dunia dalam waktu sekejab. Tim medis rumah sakit pun menduga bahwa Byung Woo terjangkit virus flu yang mematikan, dimana virus tersebut dapat menginfeksi melalui percikan dahak. Virus tersebut menular dari satu orang ke orang lain dalam waktu singkat dan dapat membunuh dalam waktu 36 jam. Tak lama setelah pasien tersebut dinyatakan positif virus flu, terjadi kehebohan di rumah sakit itu hingga membuat banyak tim medis terjangkit. Rupanya sepanjang jalan pasien ditangani, virus itu mulai menginfeksi orang-orang melalui percikan

dahak Byung Woo usai dari peti kemas. Sementara itu, Kang Ji Goo yang merupakan seorang pemadam kebakaran pernah menyelamatkan Kim In Hae dalam sebuah kecelakaan mobil.

POSTER FILM THE FLU: INT

Saat setelah kejadian itu, Kang Ji Goo ternyata menyukai Kim In Hae pada pandangan pertama dan pada kejadian itu pula Kang Ji Goo mengenal Kim Mi Reu selaku putri kesayangan Kim In Hae, dan dari situlah mereka bertiga saling mengenal satu sama lain. Selaku dokter, Kim In Hae bersama tim medis yang lain berupaya

Halusinasi Itu Nyata Ita Purnama Sari

Aku berkali-kali menyapa Berharap di setiap kata Ada yg terselip harap Berpikir terlalu jauh Padahal kau tak kemana-mana Merenungkan ruang yang Sebenarnya hampa tanpa kata Padahal persaingan ada dimana-mana Perbincangan terasa enggan Untuk sekedar bertatap mata Kita hanya sebatas ada tapi mati Mau dan malu memulai Mungkin dia canggung? Atau pertemuan kita hanya imajinasi Bahkan mimpi yang manis untuk ilusi Suka duka berdendang dipelupuk hati Hati terlatih untuk ketegangan dalam kesenjangan Ruas-ruas sudut kota hampa Jika sekilas menyinggung hati oleh mata

Urai data, ungkap fakta, saji berita

sekeras mungkin menemukan obat untuk virus flu tersebut. Karena kesibukannya di tengah mewabahnya virus flu tersebut, ia harus meninggalkan putri kesayangannya sendiri di rumah. Saat Kim Mi Reu mulai merasakan kesepian, ia memutuskan untuk keluar rumah dan bermain bersama kucing. Saat sedang asik bermain, Kim Mi Reu terkejut melihat orang asing yang sedang merasakan kesakitan dan kelaparan. Karena tidak tega Kim Mi Reu pun mendekati orang tersebut, untuk memberikan tawaran bantuan. Orang asing tersebut adalah Monssai. Saat setelah memberikan bantuan kepada Monssai, Kim Mi Reu merasa kurang enak badan, dan beruntungnya ia bertemu dengan Kang Ji Goo. Kang Ji Goo pun langsung membawa Kim Mi Reu ke rumah sakit. Karena sangat sibuk Kim In Hae tidak menyadari bahwa putri kesayangannya telah tertular virus mematikan tersebut setelah bertemu dengan Monssai. Kim In Hae pun berusaha menyelamatkan nyawa sang anak yang terserang gejala dengan tingkat kematian 100%. Karena virus menyebar dengan cepat permasalahan pun semakin rumit, diakibatkan setiap orang yang terinfeksi virus tersebut harus dikarantina, dan dilarang keluar dari zona karantina. Namun saat orang-orang yang dikarantina mengetahui bahwa mereka tidak akan

di obati tetapi dimusnahkan, mengakibatkan suasana menjadi sangat kacau. Akibat bencana yang dialami oleh Korea Selatan, Amerika pun turut memberikan beberapa cara dalam menangani bencana tersebut. Tetapi pemerintah Korea Selatan malah saling berselisih dalam hal tersebut. Amerika berencana untuk mengambil tindakan dengan cara menghabisi seluruh warga Bundang, sehingga virus tersebut tidak menyebar ke Korea Selatan dan seluruh dunia. Presiden Korea Selatan menentang akan hal itu, dan tetap bersikukuh untuk tetap menyelamatkan warga Bundang dengan cara lain. Kim In Hae dan Kang Ji Goo pun saling membantu untuk menyembuhkan ribuan nyawa yang telah terinfeksi virus tersebut. The Flu menghadirkan nuansa drama dari perjuangan dari dua karakter utamanya saat pandemi flu burung melanda. Hal tersebut tidak jauh berbeda dari pandemi Covid-19, virus yang juga cepat menular hingga di beberapa negara. Virus ini telah memakan banyak korban dan membuat situasi menjadi tidak stabil, tidak terkecuali Indonesia. Film ini mengajarkan banyak hal yang tersirat dalam dialog antar tokoh dan adegannya. Film ini juga menggambarkan bagaimana besarnya kasih sayang ibu terhadap anak dan mengenai wabah virus itu sendiri. (*)

Darah

Kristiani Tandi Rani

Ini bercerita tentang pengorbanan Tentang pembebasan jiwa Jiwa yang tertahan Bebas karena darah Darah dari hujat Darah karena derah Darah yang tertumpa karena cinta Darah yang tertumpa demi raga Mungkin darah itu tinggal cerita Antara percaya dan tidak Antara mengingat dan melupakan Tapi... Ku mohon jangan lupakan Ingatlah selalu akan darah itu Darah yang tertumpa karena cinta

www.profesi-unm.com


15 PROFESIANA

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

Kolam Renang Tak Kunjung Selesai

Pandemi Covid-19 nampaknya makin memperburuk kondisi prasarana dan sarana di UNM. Kampus yang kurang lebih 6 bulan tak dihuni oleh mahasiswa ini membuat fasilitas yang ada jadi tidak terurus. Salah satu fasilitas yang terdampak tersebut adalah kolam renang Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Kolam renang yang sudah direnovasi sejak tahun lalu ini tak kunjung selesai hingga saat ini. Tak selesainya kolam renang ini cukup menjadi sorotan mahasiswa FIK. Salah satunya datang dari Rival, mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga ini mengatakan bahwa yang paling dirugikan dengan tidak bisa digunakannya kolam renang ini adalah mahasiswa angkatan 2019. Hal ini disebabkan sejak mereka masuk hingga sekarang kolam renang belum kunjung dapat digunakan. Akibatnya mereka kadang harus melewati kegiatan berenang ataupun mencari tempat lain di luar kampus. "Yang parahnya, mahasiswa angkatan 2019 itu diarahkan perkuliahan renangnya di kolam renang di luar kampus seperti kodam dan itu dibayar dan yang menanggung pembayaran itu mahasiswa itu sendiri di luar dari orientasi UKT," tuturnya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Muh. Rahmat Padlil. Mahasiswa Penjaskesrek ini mengungkapkan harapannya agar semua fasilitas olahraga

yang rusak di FIK terutama kolam renang bisa digunakan kembali. Serta selalu dirawat dan dijaga agar tidak rusak kembali. Menurutnya sebagai fakultas yang notabene adalah penghasil atlet olahraga harusnya memiliki fasilitas yang bagus agar bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi. "Harapannya walaupun pakai tidak dipakai sarana dan prasarana tetap harus dijaga apalagi fakultas olahraga ki masa lebih bagus perawatan sarana dan prasana olahraganya uniersitas yang tidak ada jurusan olahraganya," harapnya. Menanggapi hal itu, Pj Kepala Kolam Renang, Rahyuddin mengatakan dia tidak mengetahui secara pasti kapan bisa dilanjutkan pembangunan kolam renang. Dia malah menyarankan untuk bertanya langsung ke pihak universitas karena rencana anggaran sudah masuk ke pihak universitas tinggal menunggu intruksi lebih lanjut. “Saran saya bisa konfir-

ILUSTRASI: SUPRIADI

masi ke WR 4 tentang realisasi pembangunan kolam renang ini. Sebab rekanan tidak bersedia melanjutkan karena sudah disetujui anggaran pemugaran kolam renang FIK oleh pihak universitas, sehingga ranah perbaikan kolam infonya yg akurat, tentang kapan dimulainya itu infonya yg akurat adalah pihak universitas.” ungkapnya.

Saat dikonfirmasi lebih lanjut ke pihak universitas, Wakil Rektor Perencanaan dan Kerjasama (WR IV) UNM, Ichsan Ali menyebut selain pandemi Covid-19, anggaran yang harus bertahap diturunkan menjadi salah satu kendala dalam pembenahan kolam renang. Menurutnya UNM harus mengumpulkan dana dan mengerjakan

hal yang menjadi skala proritas kampus. Sehingga tidak semua pembangunan bisa dilakukan bersamaan. “Rencana tahun depan sudah ditahap perencanaan. Kita usahakan untuk bisa didesain standar nasional lalu akan dicarikan dana yang bisa mengakomodasi pembangunannya,” sebutnya. (tis)

Lift Rusak, Jaga Jarak Terabaikan SEJUMLAH mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM mengeluhkan kerusakan pada lift di dalam gedung Menara Pinisi UNM. Lift yang terletak di pelataran ini bisanya jadi langganan praktis orang-orang untuk naik ke lantai selajutnya. Namun kini hanya tinggal satu lift yang bisa digunakan dengan baik. Dalam gedung tersebut memang terdapat 3 lift saling berdempetan yang digunakan orangorang untuk berpindah dari satu lantai ke lantai lain. Lift sebelah kanan eksklusif diperuntukkan untuk rektor seorang, lalu dua lift disebelahnya yang digunakan untuk umum. Namun sudah sekitar

2 minggu hanya lift tengah yang bisa digunakan sedangkan lift di sampingnya sudah tidak berfungsi. Namun dengan kapasitas ruang yang hanya dapat menampung maksimal 11 orang, sejumlah mahasiswa maupun dosen lebih memilih berjalan kaki ketimbang mengantre lama dan berdesakdesakan di ruang yang sempit itu. Apalagi mengingat kondisi pandemi saat ini, tampaknya protokol kesehatan seperti menjaga jarak bukan lagi pantangan dalam ruang lift tersebut. Pasalnya, tak jarang orang rela saling berhimpitan demi segera naik ataupun turun lantai dengan cepat. Dita, salah seorang maha-

siswa Jurusan Sastra Inggris FBS, merasa kesal bila harus mengantre terlalu lama hingga berdesakdesakan karena hanya ada satu lift yang dapat digunakan secara umum dalam gedung tersebut. Alasannya, selain panas juga sangat rawan penyebaran Covid-19. “Of Course kesal pasti. Di dalam juga orang-orang kepanasan karena berhimpitan. Sangat rawan virus corona. Jadi, mending keluar lah,” kesalnya. Ia berharap ketiga lift tersebut dapat digunakan secara normal dan diperuntukkan secara umum, tak terkecuali lift sebelah kanan yang khusus rektor itu. “Kan itu lift ada 3. Kenapa tidak difungsi-

kan untuk umum ketiga-tiganya. Lalu, lift itu juga sempit di dalam. Kenapa tidak diperlebar juga.” harapnya. Di sisi lain, Amiruddin, Kasubag Rumah Tangga UNM membenarkan lift tersebut memang bermasalah sekitar 2 minggu terakhir. Sebab, lift itu tak pernah berhenti beroperasi hampir tiap harinya. “Iya rusak. Itu yang mempengaruhi biasanya karena keseringan pintu liftnya ditahan. Berbeda dengan liftnya rektor yang awet karena tidak sembarangan orang memakai. Cuma rektor seorang yang pake,” ucapnya, saat ditemui di ruangannya. Ia mengungkapkan, biaya

suku cadang untuk perbaikan lift rusak itu memakan anggaran yang tidak sedikit, yaitu sebanyak 180 juta rupiah. Barang tersebut, katanya, akan tiba dalam waktu 2 bulan. “Barangnya ditunggu 2 bulan. 180 juta itu biayanya. Itu saya pake modal sendiri dulu untuk bayar DP-nya 50%,” ungkapnya. Berbeda dengan kedua lift yang diperuntukkan untuk umum yang terkadang rusak. Lift ekslusif rektor itu bahkan telah di upgrade hingga mencapai lantai 17. Sebelumnya lift tersebut hanya sampai di lantai 14. “Lantai lift untuk rektor itu baru ditambah sampai di lantai 17, awalnya hanya sampai di lantai 14,” tambahnya. (ark)

Tarik Ulur Mubes LK UNM PERJALANAN Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (Maperwa-BEM UNM) kini sudah sampai di penghujung babak akhir. Alihalih melaksanakan Musyawarah Besar (Mubes) tepat waktu, Maperwa UNM justru kerap kali menundanunda ajang regenerasi tersebut tanpa alasan yang memadai. Jika berkaca sejak terpilihnya Muhammad Aqsha BS sebagai presiden BEM dan Syahrul Ramadhan sebagai Ketua Maperwa UNM, seharusnya mubes sudah digelar pada Agustus lalu. Pandemi Covid-19 tak lagi dapat dijadikan alasan utama untuk mengulur waktu pelaksanaan mubes. Sebab, sebagian besar www.profesi-unm.com

Maperwa-BEM Fakultas pun telah menggelar Musyawarah Fakultas (Mufak) walau di tengah pandemi secara blended. Kabar kejelasan pelaksanaan Mubes pun belum terdengar hingga ke ranah fakultas. Ketua Maperwa Psikologi, Sabrina mengaku belum mendapat kabar terkait ketetapan waktu pelaksanaan mubes tersebut. “Sampai sekarang belum ada hasilnya ke fakultas apakah sudah ditetapkan atau tidak,” akunya. Tak hanya itu pleno pun belum juga dilakukan. Sabrina menilai tak digelarnya pleno hingga saat ini, Maperwa UNM telah banyak melanggar konstitusinya. “Ada banyak sekali mi' hal yang tidak berkesesuaian. Mulai dari pleno yang

tidak terlaksana itu tidak sesuai mi' dengan AD/ART nya mereka. Kalau dibilang melanggar, yah melanggar. Jelas. Karena tidak sesuai dengan aturan toh,” jelasnya. Melihat mubes yang tak kunjung terlaksana, Presiden BEM Fakultas Seni dan Desain, Tryan menyayangkan hal tersebut terjadi. Menurutnya, LK UNM harusnya mengikuti konstitusinya agar laju kepengurusan tidak ambyar. “Ada baiknya kalau pola kepengurusan ini teratur. Idealnya teratur ini jadwalnya sesuai dengan konstitusi, sesuai juga dengan kepengurusan,” ucapnya. Buntut lambatnya pelaksanaan mubes UNM juga akan berefek pada dinamika LK. Menurut Demi-

soner Menteri Sosial Politik BEM Fakultas Ilmus Sosial, Adiyat Rezki, hal itu juga akan berimbas pada periode kepengurusan selanjutnya Maperwa-BEM UNM. Gerakan mahasiswa juga akan terdampak serta jatah waktu yang seharusnya diperuntukan bagi periode selanjutnya bisa saja terambil di periode saat ini. “Dan ini akan berlanjut. Kapan ini dibiarkan terus-menerus, saya khawatirkan pengurus LK UNM akan hilang satu-satu dan tidak ada LPJ,” katanya. Ia menganggap pelanggaran konstitusi akibat kemoloran regenerasi itu merupakan urgensi yang harus ditempuh melalui jalan Musyawarah Besar Luar Biasa

(Mubeslub). “Seharusnya Maperwa mengadakan mubeslub. Karena ini sudah melanggar konstitusi, dan dalam keadaan luar biasa,” tambahnya. Sebelumnya, lembaga tersebut berencana akan Mubes di pertengahan September 2020. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komisi Konstitusi Maperwa, Miqhiyal Akbar. Namun seiring berjalannya waktu, kini telah memasuki akhir Oktober. Tapi penetapan waktu pelaksanaannya hingga kini masih belum jelas. “Rencana kita ambil tanggal 18-20 September. Rencana awalnya kita di awal bulan September, tapi kebetulan ada beberapa fakultas yang akan Mufak, dan mereka pasti butuh SDM,” katanya. (ark) Urai data, ungkap fakta, saji berita


16

PERSONA

LPM Profesi UNM - Edisi 243 Oktober Tahun MMXX 2020

Sang Maestro dari FIS depan. Saya juga percaya bahwa pengalaman saya menempa diri sejak SD menjadi siswa teladan,” katanya. Ia merupakan dosen kelahiran Soppeng, 31 Desember 1967. Jenjang SMAnya ia tempuh di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 200/1 Soppeng. Lalu pada tahun 1987 Ia melanjutkan pendidikannya ke IKIP UP atau kini dikenal sebagai Universitas Negeri Makassar (UNM). Di sini ia mengambil Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan selesai pada 1992. Lalu ia lanjut ke jenjang magister di Universitas Hasanuddin dalam bidang Ilmu Hukum Tata Negara pada tahun 1997. Saat sudah berkarir sebagai dosen di UNM, Hasnawi tetap melanjutkan pendidikannya di Universitas Airlangga Surabaya. Di sana Ia mengambil Jurusan Ilmu Hukum Administrasi Negara dan menyelesaikannya pada tahun 2007. Karirnya sebagai pimpinan dimulai dari jabatannya sebagai wakil dekan bidang akademik (WD I) Fakultas Ilmu Sosial naik menjadi dekan. Jabatan dekan ini Ia emban dua periode. Di 2020 jabatannya kembali naik menjadi WR I UNM yang akan ia emban hingga tahun 2024. Jabatannya yang kini Ia emban baginya merupakan sebuah ikatan takdir yang menuntut pertanggung jawaban dunia dan akhirat. Pengalamannya sebagai dekan FIS di-

harapkan bisa membuat akademik UNM menjadi semakin unggul. Ia juga diharapkan bisa menyelesaiakan masalah-masalah yang kerap timbul dan belum terselesaikan hingga sekarang. Ia pun menanggapi harapan itu dengan akan menujukkan kinerja terbaik untuk membantu rektor membawa UNM ‘lari kencang’ mencapai visi misi dan program kerja. “Akan banyak program yang akan saya implementasikan. Setelah konsolidasi dan sinkronisasi lembaga yang terkait akademik seperti para dekan dan wakilnya serta lembaga akademik lainnya. Akan saya petakan dan identifikasi kelemahan dan kendalanya. Lalu saya potret dan sasar kelebihan dan faktor pendukung lainnya. Sehingga saya menemukan tiga variabel utama membangun dan melanjutkan sistem akademik UNM yaitu struktur (sistem dan regulasi), substansi, dan kultur akademik,” jelasnya. Tak sampai disitu, terkait pembelajaran daring, Ia mengklaim telah melakukan evaluasi dan refleksi pada semester lalu. Menurutnya Ia dan tim akademik telah memetakan masalah, sehingga di semester ini dengan berbagai pembenahan akan menjalankan solusi terbaik demi kelancaran pembelajaran daring tersebut. “Solusi yang kami tawarkan secara kelembagaan dan konfrehensif yaitu pembenahan infra-

struktur, penguatan SDM, penguatan regulasi, penciptaan aplikasi terpadu atau terintegrasi, dan juga penguatan dan pemutakhiran konten (termasuk mata kuliah),” katanya. Adanya kebijakan yang memberlakukan kuliah daring di semester ini. Pi-

haknya telah merespon dengan meluncurkan aplikasi web terintegrasi yaitu System and Aplication Manajemen Open Knowledge (SYAMOK). Aplikasi yang telah digunakan oleh civitas ini diharapkan dapat mengoptimalisasi pembelajaran daring di UNM. (uma)

Foto Hasnawi haris: Muh. Fadhil Aqilah

BERBICARA tentang Hasnawi Haris maka pasti menjadi pembicaraan yang menarik. Pasalnya mantan dekan fakultas ilmu sosial ini adalah orang yang selama ini dikenal sebagai salah satu sosok yang cukup terkenal dikalangan mahasiswa dan dosen UNM. Saat menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik (WR I) UNM banyak harapan mahasiswa bersandar padanya. Kegiatan akademik yang lebih banyak dilakukan secara daring, diharapkan bisa Ia buat tetap berjalan efektif. Masalah-masalah yang dihadapi oleh UNM khususnya dalam hal akademik diharapkan bisa Ia bereskan. Termasuk visi misi dan program kerja Rektor UNM, Husain Syam harus ia maksimalkan pelaksanaanya dalam empat tahun ke depan. Hasnawi sendiri memang sosok yang sering berprestasi, hal ini bisa dilihat dari rekam jejak yang pernah dicapai, mulai dari ketua OSIS di SMA, Ketua HMJ PPKn, mahasiswa teladan 1 Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ujung Pandang (IKIP UP), hingga menjadi Ketua Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) IKIP UP atau sekarang disebut BEM UNM. “Saya percaya bahwa sejatinya hasil tidak pernah menghianati proses. Apa yang saya capai saat ini sesungguhnya hasil dari usaha dan kerja keras saya dalam mengelola hidup merencanakan masa

Nama lengkap TTL Hobi Riwayat Pendidikan

Motto

: Prof. Dr. H. Hasnawi Haris, M.Hum : Soppeng, 31 Desember 1967 : Olahraga dan Membaca : S1 : IKIP Ujung Pandang (PMP-KN) S2 : Unhas (Ilmu Hukum) S3 : Universitas Airlangga (Ilmu Hukum) : Lakukan yang terbaik dan Bermanfaat Untuk Orang Lain. Yakusa (Yakin Usaha Sampai)

Persembahan Terakhir untuk Kampus

DI ujung studinya di kampus UNM, Alizha Noviana Putri tetap berusaha untuk memberikan prestasi terbaik

awalnya dirinya diragukan untuk bisa ikut pemilihan duta kampus. Latar belakang studinya yang notabene adalah mahasiswi dari fakultas teknik menjadi alasan Dia diragukan oleh sebagian orang. Bahkan banyak yang mempertanyakan kemampuan menari yang dia miliki. “Saat kusebut menari bakatku, langsung saya ditanya balik masa menari bakatku. Ia bahkan suruh saya cari bakat yang sesuai dan jangan dipaksakan menari. Tapi ku bilang dicoba dulu, jadi setelah menari, ia langsung bilang ternyata cukup menarik bakatku,” jelasnya. Duta Kampus Sulawesi Selatan 2020 adalah kegiatan yang diadakan oleh Yayasan Sahabat Pemuda Prestasi Indonesia yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Selatan. Pemilihan ini berlangsung pada tanggal 21-25 Agustus 2020 lalu, bertempat di Mall Phinisi Point Makassar. Dibalik torehannya, bakat menari yang dimiliki oleh Alizha ternyata sudah muncul sejak berada di bangku Taman Kanak-kanak (TK). Semenjak itu Ia terus mengasah bakat yang dimiliki hingga bakat itu pula yang mengantarkannya sebagai pemenang. ”Orang lain lihat hanya dari cover padahal tidak sela-

manya mahasiswi dari jurusan teknik mesin harus jadi seperti mahasiswa mesin lain. Tetap disesuaikan dengan keadaan, gaya di kampus berbeda dengan di luar,” katanya. Setiap perjalanan pasti ada suka dan duka yang dihadapi. Tak terkecuali bagi Alizha, mahasiswi angkatan 2016 ini sempat kesulitan mengatur waktu untuk latihan persiapan tampil. Sebagai mahasiswi akhir maka banyak pekerjaan yang harus Ia selesaikan, sehingga Ia sempat hanya punya waktu dua hari untuk melatih kembali gerakan yang akan dibawakan. “Suka duka paling berkesan, saat saya harus mengerjakan dan mengurus segala keperluan serta persiapan penampilan bakat, karena untuk latihan bakat, saya cuman latihan dua hari. Walaupun singkat, alhamdulillah dapat memberikan penampilan yang maksimal,” terangnya. Selain menjadi duta kampus, Aliza juga termasuk sebagai Mahasiswa Terbaik 1 tingkat Universitas Negeri Makassar tahun 2019 dan pernah menjadi mahasiswa pertama dari jurusan Teknik Mesin yang ikut dalam KKN International 2019 di Malaysia dan berbagai prestasi lainnya pernah juga Ia raih. Terlepas dari itu, pencapaian hebat yang ia raih, baginya semua

itu tak luput dari dukungan dan doa orangtua. Mulai dari memfasilitasinya dengan memberi kursus hingga terus memberi semangat kepadanya. Semua itu menurutnya merupakan salah satu bentuk dukungan yang dilakukan oleh orangtua mahasiswa asal Pinrang ini. “Orangtuaku selaluji mendukung apapun yang saya lakukan mulai dari SD hingga saat ini,” katanya. (afa) BIODATA Nama: Alizha Noviana Putri TTL: Pinrang, 23 November 1997 Asal Daerah: Kabupaten Pinrang Hobi: Membaca dan Menari Jurusan: Pendidikan Teknik Mesin (2016) Fakultas: Teknik Prestasi: - Peserta Imbound Mobility Programe at Kuala Lumpur, Malaysia - Delegasi Sulawesi Selatan di Youth Collaboration Forum - Mahasiswa berprestasi FT UNM 2019 - Duta Anak Kabupaten Pinrang - Duta Kampus Sulawesi Selatan 2020

Foto Alizha Noviana Putri: ist

Urai data, ungkap fakta, saji berita

demi nama baik kampus. Dibandingkan fokus menyelesaikan tugas akhir, mahasiswi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) ini justru lebih memilih mengikuti seleksi panjang untuk menjadi Duta Kampus Sulawesi Selatan 2020. Dirinya mengaku perjuangannya ini tak lain demi menghadiahkan sebuah prestasi ke kampusnya. Dimulai dari interview, masuk ke proses seleksi, hingga Ia terpilih bersama 20 kontestan lain untuk bersaing di grand final. Dan Ia akhirnya berhasil membawa pulang juara sebagai Duta Kampus Sulawesi Selatan 2020. “Saya ingin memberikan satu prestasi terakhir sebelum fokus ke tugas akhir nantinya,” katanya. Dia sempat bercerita bahwa

www.profesi-unm.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.