Edisi 164

Page 3

Mozaik

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013

Bahaya untuk prodi prodi Tak Terakreditasi uNTuK kali pertama, Ketua Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN PT), Mansyur Ramli, bertandang ke kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) sebagai pemateri kuliah umum yang diselenggarakan oleh pihak UNM di ruang senat UNM, rektorat lantai 3 (8/1). Seluruh pejabat teras universitas hadir di kegiatan yang bertajuk “Peningkatan Akreditasi dan Kualitas SDM Perguruan Tinggi” ini. Tidak ingin ketinggalan, para dekan dan jajarannya juga mahasiswa pun turut menghadiri kegiatan ini. Dalam kuliahnya, Mansyur Ramli, mengatakan perlu adanya perubahan paradigma Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM PT). “Jadi perbaikan mutu itu harus secara berkesinambungan, jangan pada saatnya pengisian borang baru sibuk,” ungkapnya. “Di Indonesia, memiliki 3,6 ribu perguruan tinggi, dengan jumlah prodi sebanyak 21 ribu. Dari prodi sebanyak ini, 8 ribu di antaranya belum ter-

akreditasi,” ujar Mansyur. Mansyur juga menambahkan bahwa pemberian akreditasi kini mulai diperketat. Sesuai dengan Undang-Undang (UU) No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, menteri akan cabut Program Studi yang tidak diakreditasi. Sementara mekanisme pencabutan izin prodi diatur dalam Peraturan Menteri. Pernyataan ini merupakan ancaman besar untuk prodi-prodi yang hingga kini belum mendapatkan nilai akreditasi dari BAN PT. Olehnya, Mansyur menghimbau kepada seluruh prodi khususnya di UNM agar bergegas melengkapi berkas-berkas yang akan dinilai oleh BAN PT. “Libatkan semua pihak dalam proses penjaminan mutu, khususnya lembaga PPM dalam penyusunan borang penilaian akreditasi,” tukasnya. Mantan rektor salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Makassar ini juga berharap kedepannya UNM bisa menjadi motor untuk PT yang lain. (Sus)

Dilangkahi, PPM Kecewa KETua lembaga Pusat Penjaminan Mutu (PPM) Universitas Negeri Makassar (UNM), Fahri Kahar, mengaku kecewa dengan beberapa fakultas dan program studi (prodi) yang memandang sebelah mata adanya lembaga PPM ini. Kekecewaan ini diungkapkannya pasca kegiatan kuliah umum yang dibawakan oleh Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), Mansyur Ramli, di ruang senat UNM (8/1). Padahal dalam perkuliahan yang bertajuk “Peningkatan Akreditasi dan Kualitas SDM Perguruan Tinggi” ini, nama Fahri Kahar disebut-sebut oleh Ketua BAN PT sebagai orang yang memiliki andil besar dalam peningkatan kualitas dan terakreditasinya suatu prodi. Sayangnya, dibalik pernyataan itu, Fahri Kahar ternyata memiliki keluh kesah yang selama ini dipendamnya. “Iya, jadi ada beberapa fakultas dan prodi yang mengurus borang akreditasinya tanpa melibatkan lembaga PPM ini, saya tidak tahu kenapa, mung-

kin karena dia merasa ada kenalan di BAN PT makanya langsung saja dia bawa ke Jakarta sendiri,” beber Fahri. Menurut Fahri, seharusnya berkas-berkas tersebut diajukan dulu ke PPM, agar jika ada kekurangan-kekurangannya dapat langsung dilengkapi. Entah karena alasan apa sehingga mereka bertindak seperti itu. Padahal pihak PPM UNM dapat memberi bimbingan perihal pengajuan borang akreditasi ke BAN PT. Namun, Dekan Fakultas Seni dan Desain, Karta Jayadi, mengaku belum melihat kinerja yang baik dari lembaga PPM UNM ini. “Lembaga PPM UNM itu mestinya bisa meningkatkan kualitas semua unit-unit yang ada di UNM. Ini kan lembaga penjaminan mutu, tapi mutu apa dulu yang dijamin,” selorohnya. “Salah satu contoh kurangnya kerja PPM adalah tidak pernah dilakukannya pemetaan-pemetaan potensi di setiap fakultas. Padahal itu kan perlu untuk mengukur fakultas apa yang perlu dibimbing lebih

banyak lagi untuk meningkatkan kualitasnya. “Perbaiki dulu lah unit-unit yang ada dalam PPM itu, baru perbaiki unit-unit yang ada di luarnya” ujar Karta. Karta juga mengakui dirinya bekerja sendiri dalam hal pengurusan akreditasi prodi di fakultasnya tanpa melibatkan pihak PPM UNM. “Saya kemarin langsung ke Jakarta urus akreditasi prodi saya. Mungkin Pak Fahri dan kawan-kawan bisa membuat Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas dalam pelaksanaannya agar mendapat kepercayaan dari semua unit di UNM,” tandasnya. Hal serupa diungkapkan oleh Arifuddin selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). “Lembaga PPM itu tidak pernah mendampingi dan membimbing kami dalam proses peningkatan mutu di fakultas kami, tidak pernah juga melakukan kontrol terhadap unit yang berada di bawahnya, contohnya saja saya melihat PPM universitas kurang berkordinasi dengan PPM di fakultas,” ujar Arifuddin. (Sus)

3 www.profesi-unm.com

Snapshot

FOTO : ANSARULLAH - PROFESI

PAKAI SANDAL. Kepala Sub Bagian Kerjasama FMIPA, Suardi, hanya mengenakan sandal saat rapat formal pembahasan pengaruh penghapusan RSBI pada Prodi ICP di Ruang Rapat Senat Lantai II Gedung Fakultas FMIPA, Kamis (17/1).

SCRN FIP UNM Bakal Seminarkan Kurikulum 2013 BiRO kegiatan mahasiswa Study Club Raudattunni’mah (SCRN) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM akan menggelar seminar pendidikan pada Sabtu 23 Februari mendatang. Seminar yang akan digelar di gedung Amanaggappa ini mengangkat tema “Arah Kebijakan Kurikulum Baru 2013”. Seminar ini juga akan menghadirkan 3 narasumber. Yakni, salah seorang anggota Tim Inti Perumus Kurikulum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Prof. Dr. Eko Hadi Sujiono, praktisi Pendidikan Islam dan Pimpinan Yayasan Alfatih Jakarta, Budi Ashari, dan Kabag Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Drs. Moh. Amir. Alasan mengangkat tema mengenai kurikulum 2013 ini, menurut ketua panitia pelaksana, M. Amirullah dikarenakan selama ini kurangnya informasi dan sosialisasi dari pemerintah terkait rencana penerapan kurikulum 2013 yang akan menggeser Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sejak 2006 silam diberlakukan. Akibatnya, banyak kalangan yang belum mengerti betul tentang

rencana penerapan kurikulum baru ini, baik dari tujuan, alasan pergantian dan kelebihannya dari kurikulum yang lama. “Melalui seminar pendidikan ini, pertanyaan-pertanyaan dalam benak masyarakat terutama sivitas akademika akan terjawab,” harapnya. Seminar pendidikan ini adalah rangkaian kegiatan Islamic Education Fair 2013 dalam menyemarakkan Muktamar XV SCRN FIP UNM. Islamic Education Fair 2013 akan lebih banyak dibalut dalam nuansa Islami. Selain seminar tentang kurikulum baru, Islamic Education Fair juga menggelar beberapa even, yakni lomba menulis opini untuk seluruh mahasiswa UNM, Futsal Competition, Lomba Tartil Qur’an, Pameran Produk Islami, dan Semarak Muslimah. Ketua Umum SCRN FIP, Asnur berharap agar kegiatan ini menjadi wadah bagi civitas akademika dalam menunjukkan kemampuannya terutama dalam bidang-bidang yang menjadi rangkaian Islamic Education Fair ini. “Semoga saja kegiatan ini mendapat perhatian dari civitas akademika UNM khususnya,” ujarnya. (Faj)

Semangat Juang Pedagang Makanan Oleh: Fatma Husni Keriuhan yang bergema di tempat itu semakin bertambah seiring dengan berlalunya waktu. Tempat yang menjadi pelarian mahasiswa di saat perutnya mulai bernyanyi dengan nada soprano yang tinggi. Iya, tempat itu disebut kantin, dimana terdapat beberapa pedagang yang menjajakan makanan dan minuman yang menjadi ciri khasnya. Kantin yang berada tepat di samping fakultas psikologi UNM ramai dikunjungi mahasiswa dari segala fakultas yang berada di Gunung Sari, bahkan menjadi tempat nongkrong mahasiswa di luar Gunung Sari. Profesi FM - 107.9 MHz

ANTAR PESANAN. Ruslan alias Cui sedang membawakan pesanan para penjajal makanan di areal kampus Gunung Sari UNM.

Di antara semua penjajal makanan di kantin itu, terlihat seorang pria bertubuh kecil

dengan tangan kanan yang diangkat ke atas sambil membawa sebuah nampan. Sedan-

gkan tangan kiri memegang handphone. Di atas nampan tersebut terdapat berbagai jenis makanan dan minuman yang dibawanya berkeliling menuju si empunya. Pria tersebut mengantar makanan meski cuaca sedang tak bersahabat. Di saat hujan maupun terik matahari, dia seolah tak mengindahkan dan tetap setia memenuhi segala pesanan penikmat makanan yang menjadi langganannya. Nama asli pria tersebut adalah Ruslan, dia merupakan pemilik kantin yang menjual berbagai macam makanan. Ruslan memiliki beberapa pegawai yang menemani dia melayani para

pelanggannya. Meski begitu, urusan mengantarkan makanan maupun minuman tetap menjadi spesialisnya. Ruslan yang akrab di sapa Kak Cui oleh para langganannya itu mengatakan bahwa dia melakukan pengantaran tersebut sebagai salah satu fasilitas yang dia sediakan untuk para pecinta makanannya. Dengan melakukan delivery ke berbagai tempat di Gunung Sari merupakan berkah tersendiri bagi Cui. Karena dirinya merupakan satu-satunya kantin yang memiliki fasilitas delivery order. Hal tersebut juga menjadi keuntungan di saat jumlah mahasiswa yang datang san-

gat sedikit, tapi pesanan antar tetap ada dan laris manis. Memegang handphone sudah menjadi hal yang lumrah baginya ketika sedang bekerja, karena dia mendapat pesanan melalui benda kecil berbentuk segi empat tersebut. Cui mengaku dia biasa mengantar pesanan para pecinta kuliner tersebut hingga ke Fakultas Ekonomi. Rivayana natasya, pelanggan setia di kantin Psikologi mengaku dengan adanya fasilitas delivery tersebut, dirinya merasa lebih mudah untuk memuaskan keinginan perutnya di saat lapar dimanapun dirinya berada. (*)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.