Tabloid Bidan Edisi Mei 2011

Page 18

Psiko

Tahun Ke-5 Edisi MEI 2011

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

18

Peranan Taman Kanak-Kanak Dalam Membantu Tumbuh Kembang

Jiwa Dan Jasmani Anak

RUBRIK PSIKOLOGI MEDIA “BIDAN” INI DIASUH OLEH JOKO SANTOSO

S

esuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah, maka pendidikan prase­ kolah adalah pendidikan untuk mem­ bantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan dijalur pendidikan sekolah atau dijalur pendidikan luar sekolah. Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang meneydiakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Bentuk satuan pendidikan pra sekolah meliputi Taman Kanak- Kanak, Kelompok Bermain, Penitipan Anak, dan bentuk lain yang ditetapkan oleh menteri. Taman Kanak-Kanak terdapat dija­ lur pendidikan luar sekolah. Ke­lom­pok bermain dan penitipan anak ter­ dapat dija­ lur pendidikan luar sekolah. Anak di­dik Taman Kanak-Kanak adalah anak usia 4-6 tahun. Lama pendidikan di Ta­ man Kanak-Kanak 1 tahun atau 2 tahun. Sesuai dengan judul tang telah ditentukan, maka kami akan mengu­ raikan tentang peranan Taman Ka­ nak-Kanak dalam Menunjang Per­kem­ bangan baik inteligensi social dan emosi anak. Pada buku Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Taman Kanak-Kanak 1976 yang disempurnakan, tujuan pendidikan di TK adalah sebagai berikut : 1. Meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan anak untuk hidup di lingkungan masyarakat. 2. Memberikan bekal kemampuan da­ sar bagi perkembangan anak secara utuh. 3. Memberikan bekal untuk mengem­ bangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup. Dari Tujuan Pendidikan di TK yang tertuang tersebut di atas, maka program Pendidikan TK adalah sebagai berikut : Program Pendidikan TK secara menye­ luruh diarahkan untuk me­ ngem­­bangkan seluruh aspek per­kem­ bangan anak secara integral. Untuk menunjang keberhasilan ter­sebut maka dikembangkan program pen­di­dikan yang mencakup 7 bidang pengem­ bangan sebagai berikut : 1. Pengembangan Moral Pancasila diarah­ kan untuk menumbuhkan Moral Pancasila pada anak didik me­nuju terwujudnya manusia Indo­ nesia seutuhnya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. 2. Bidang pengembangan PSPB, agar anak cinta bangsa dan tanah air yang diarahkan pada pertumbuhan semangat kebangsaan dan cinta tanah air, sehingga anak didik merasa bertanggung jawab atas perkembangan bangsa.

3. Pengembangan Kemampuan Ber­ ba­hasa diarahkan kepada pengem­ bangan kemampuan berpikir logis, sistematis, dan analitis, pening­ katan pemahaman struktur bahasa yang sederhana secara tepat me­ ngem­ bangkan kemampuan ber­ komunikasi secra efektif. 4. Pengembangan Perasaan Kemasya­ ra­katan dan Kesadaran Lingkungan diarahkan kepada terciptanya hu­ bungan yang baik dengan orang tua, kaum keluarga, teman sebaya, guru dan lain-lain. Menumbuhkan rasa ingin tahu kontrol diri, etik, estetis. 5. Pengembangan Daya Cipta, diarah­ kan kepada pengembangan kemam­ puan mengelola perolehannya ma­sa­ lah serta pengembangan imaji­nasi. 6. Pengembangan Pengetahuan men­­­ ca­kup pengembangan logika mate­ matis dan pengetahuan akan ruang dan waktu, pengembangan ke­ mampuan memilih-milih dan mengelompokkan serta persiapan pengembangan kebiasaan berpikir teliti. 7. Pengembangan jasmani dan kese­ hatan memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, serta cara hidup sehat kepada anak untuk menunjanag pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat danm terampil. Penyajian tujuh bidang pengem­ bangan tersebut dilakukan secara terpadu. Pengelompokan Pengalaman Bela­ jar di Taman Kanak-Kanak. Pengelompokan Pengalaman Bela­ jar di TK adalah : a. Kelompok A, untuk anak kelompok umur 4-5 tahun b. Kelompok B, untuk anak kelompok umur 5-6 tahun

Kegiatan Belajar Mengajar Keberhasilan proses belajar menga­ jar antara lain ditentukan oleh metode penyampaian Guru diberi ke­sem­patan

untuk memilih jenis metode yang paling cocok unutk sesuatu kegiatan belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar adalah prinsip pendidikan taman kanak-kanak.

Penilaian Untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu kegiatan maka harus diadakan penilaian. Dari hasil penilaian itulah seorang guru mengetahui bahwa PBM nya telah berhasil. Penilaian dilakukan selama PBM berlangsung dan secara periodik. Untuk memudahkan guru dalam me­lak­sanakan penilaian pendidikan ter­ hadap muridnya dapat dilakukan berbagai hal, sebagai berikut : a. Hasil pekerjaan anak b. Hasil observasi terhadap anak c. Pencatatan anekdot d. Hasil test perbuatan Hasil penilaian untuk murid ini akan dilaporkan kepada orang tua murid pada akhir cawu I, II, III. Bagi orang tua hal ini sangat menguntungkan karena ia akan mengetahui hasil perkembangan baik jasmani maupun rohani anak. Perkembangan emosi, sosial mental maupun inteligensi anak akan

berkembang pesat. Semua aspek tersebut diatas akan dikembangkan di Taman Kanak-Kanak melalui bermain. Menurut Frobel bermain merupakan kenikmatan bagi anak. Lewat bermain seorang anak akan mampu membangun dunianya sendiri, betapapun dunia itu hanya dunia khayal belak. Anak adalah anak, dengan ko­ dratnya serta dunianya yang khas, anak tidak perlu dipaksa dan dipacu. Tiap tahap perkembangan yang dilaluio secara wqajar jauh lebih baik bagi pembentukan watak dan pribadi anak. Taman kanak-kanak seharusnya merupakan tempat anak bersemi dan taman kanak-kanak merupakan persemaian sehingga tidak ada pene­ kanan-penekanan yang mempengaruhi jiwa anak. Jasmani dan rohani anak akan berkembang bebas melalui kegiatan bermain secara wajar. Demikian uraian tentang pentingnya Taman Kanak-Kanak dan peranan Taman Kanak-Kanak bagi pertumbuhan anak. Taman Kanak-Kanak adalah suatu lembaga pendidikan yang paling rendah dan yang bersifat formal di Indonesia. (*)

Ajarkan Sosialisasi Sejak Dini

P

ada umumnya, seorang anak sudah dapat berkomunikasi dengan lingkungan sejak lahir ke dunia. Lewat tangisan, si kecil mengatakan keinginannya seperti: lapar, kesakitan, ketakutan, atau ada perasaan tidak nyaman lainnya. Di sinilah peran orangtua mengajarkan sosialisasi. Jika orangtua mengembangkan lingkungan yang menarik dan merangsang, maka anak dapat belajar dari lingkungannya. Menstimulasi anak usia 3 bulan bisa dimulai dengan memeluk dan menimangnya dengan penuh kasih sayang. Ajak si kecil tersenyum, bicara, serta perdengarkan musik atau suara yang bersifat religius seperti mengaji dan adzan. Menginjak umur 6 bulan, ucapkan kata-kata yang mudah ditiru bayi (misal: ”mama”). Berikan mainan gambar-gambar yang lucu atau perhatikan binatang-binatang yang ada di

sekitar (contohnya: kucing, ayam, dan yang lainnya). Saat usia 9 bulan, beri biskuit untuk melatihnya memegang dan memasukkan ke dalam mulut. Kemudian beri berbagai mainan dan sering bermain cilukba. Setelah umur 12 bulan, biasakan si kecil bermain dengan teman sebayanya dan berkomunikasi dengan orang yang ada di sekitar. Aktivitas di luar rumah perlu diperkenalkan dengan suasana yang berbeda, misalnya di taman atau di rumah saudara. Perlu Anda ketahui, cara ini tidak hanya mengajarkan bersosialisasi pada anak, tapi juga dapat mendeteksi kemungkinan terjadi penyimpangan perkembangan sosialisasi dari awal. Biasanya hal ini terdapat pada pendirita autisme atau gangguan perilaku lainnya.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.