Tabloid Bidan Edisi Juli 2011

Page 1

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011

Sahabat Perempuan

Guava Cheese Cup Indahnya Panorama

Nusa Lembongan

Peran Strategis Bidan Mitos Salah Merawat Bayi

Target AKI 102 Kasus Pada 2015

Terealisasikah?


Kata Hati

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011 Hanya untuk kalangan medis

Sahabat P erempuan

2

Sahabat P erempuan

Kantor :

Sekretariat PD IBI JATIM

Jl. Kutisari Indah Utara 2 / 2 Surabaya Telp. 031-8430410, 031-70678002, 031-70255715 Penasehat : Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Ketua PD IBI Jatim, Bidan Endang Sri Resmiati.SH.SST.MMKes Konsultan : Dr. Marsianto SpOG Dr. Hardjono Sp A Pemimpin Umum/Pimpinan Redaksi : Muhammad Jani Redaktur Pelaksana : Mas Akgos Staf Redaksi : Iqbal, Vierra Sekretaris Redaksi : Bidan Emmy As. SST, Iswiharti Amd Keb, Tini, Bidan Lestari SST.SH Humas : Bidan Istijah, Amd Keb,SST,M.MKes Pimpinan Perusahaan : Totok K Muluk Sekeretaris Perusahaan : Bidan Puji.S Manager Keuangan : Bidan Trismintowati SST.MMKes Manager Iklan dan Distribusi : Bidan Endang Damiati SST.MMKes Website : www.mediabidan.com Email : admin@mediabidan.com Anda juga bisa menjadi wartawan di Tabloid Bidan dan media online www.mediabidan.com. Kirim tulisan atau artikel anda ke alamat e-mail : admin@mediabidan.com

NAMA KETUA CABANG IBI SE JAWA TIMUR No Nama Ketua 01 Bidan SIti Hotijah, SST 02 Bidan Sri Suryaningsih, SST 03 Bidan Hj U.Werdiningsih, SKM, MPh 04 Bidan Hj Puji Utami 05 Bidan Suyati 06 Bidan Hj Nasiatul Aisiyah, SST 07 Bidan Sri Budiati 08 Bidan Suprapti, SST.M.Kes 09 Bidan Narulita, Amd.Keb, S.Psi 10 Bidan Hj Sabrina Dwi Prihartini, SKM 11 Bidan Sri Arnani 12 Bidan D.Armining, Amd.Keb 13 Bidan Tri Rahayu, Amd.Keb, S.Psi 14 Bidan Iswahyuni, Amd.Keb 15 Bidan Hj Diyanti, SST 16 Bidan Sutarti, Amd.Keb 17 Bidan Indah Setijawijati 18 Bidan Sunarsih Yudawati, SST 19 Bidan Yenny Sondakh 20 Bidan Rinawati, SST 21 Bidan Ninik Artiningsih, SST 22 Bidan Sri Ngayomi, Amd.Keb 23 Bidan Sri Dewantari 24 Bidan Nur Hastuti, Amd.Keb 25 Bidan Hj Hartatik, Amd.Keb 26 Bidan Titik Muawanah, SST, M.Mkes 27 Bidan Misri Andayani 28 Bidan Hj Thursini, Amd.Keb 29 Bidan Hj Mariah, Amd.Keb 30 Bidan Nyamiatiningsih, S.Sos 31 Bidan S. Suwarti, S.Sos 32 Bidan Poniyem Soetomo 33 Bidan Mardiah 34 Bidan Hj Rochani 35 Bidan Istighanah 36 Bidan Dry Yuli Hartiningsih, Amd.Keb, S.Sos 37 Bidan Dra Triswati Sasmito, M.Kes 38 Bidan Suhartini, Amd.Keb

Jabatan Ketua IBI Cabang Bangkalan Ketua IBI Cabang Batu Ketua IBI Cabang Banyuangi Ketua IBI Cabang Blitar Ketua IBI Cabang Kota Blitar Ketua IBI Cabang Bojonegoro Ketua IBI Cabang Bondowoso Ketua IBI Cabang Gresik Ketua IBI Cabang Jember Ketua IBI Cabang Jombang Ketua IBI Cabang Kediri Ketua IBI Cabang Kota Kediri Ketua IBI Cabang Lamongan Ketua IBI Cabang Lumajang Ketua IBI Cabang Madiun Ketua IBI Cabang Kota Madiun Ketua IBI Cabang Magetan Ketua IBI Cabang Malang Ketua IBI Cabang Kota Malang Ketua IBI Cabang Mojokerto Ketua IBI Cabang Kota Mojokerto Ketua IBI Cabang Nganjuk Ketua IBI Cabang Ngawi Ketua IBI Cabang Pacitan Ketua IBI Cabang Pamekasan Ketua IBI Cabang Pasuruan Ketua IBI Cabang Kota Pasuruan Ketua IBI Cabang Ponorogo Ketua IBI Cabang Probolinggo Ketua IBI Cabang Kota Probolinggo Ketua IBI Cabang Sampang Ketua IBI Cabang Sidoarjo Ketua IBI Cabang Situbondo Ketua IBI Cabang Sumenep Ketua IBI Cabang Trenggalek Ketua IBI Cabang Tuban Ketua IBI Cabang Tulungagung Ketua IBI Cabang Surabaya

Kata – Kata Bijak

Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain. ~Cicero Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahankesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda. ~Dale Carnegie

Ketua PD IBI Jatim

Bidan Endang Sri Resmiati.SH.SST.MMKes

Strategis

D

alam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata Strategis adalah : berhubungan, bertalian, berdasar strategi dan baik letaknya. Sesuatu yang berada pada posisi strategis tentu memiliki nilai yang tinggi. Begitu pula bidan, sudah banyak fakta dan data yang mengungkap posisi bidan yang sangat strategis dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kendati mempunyai nilai strategis, tapi kalau tidak dimanfaatkan secara maksimal tentu manfaatnya akan lenyap begitu saja. Ruang lingkup bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sangat luas, sehingga dibutuhkan bidan yang cekatan, tangguh, memiliki ketrampilan, luwes, pintar dan berakhlak mulia, juga memilki etika yang tinggi dan menjunjung nilai-nilai agama. Karena itu, dalam melaksanakan tugasnya, bidan tidak hanya memberikan pelayanan, tetapi bisa juga menjadi konseling dan menjadi pendengar yang baik bagi setiap orang yang membutuhkannya. Bidan harus tahu apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh kliennya (pasien) sehingga dapat memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan klien tersebut. Teruslah melakukan yang terbaik!

Daftar Isi Redaksional ................................................ : 02 - Strategis Profil .............................................................. : 03 - Ketua IBI Surabaya, Bidan Suhartini Gencar Sosialisasi - Elly Pakiano Berbagi Pengalaman Dengan Buka Kursus Musik Anak Autis Fokus ............................................................... : 04 - Peran Strategis Bidan Fokus ............................................................... : 05 - Komentar Anda Tentang Peran Strategis Bidan Fokus ............................................................... : 06 - Target AKI 102 Pada 2015, Terealisasikah? AKTUALITA ....................................................... : 07 - Baru 5 Persen Bidan Surabaya Ikut Jampersa - Kadinkes Surabaya, dr Esty Martiana Rachmi Jampersal Hukumnya Sunnah Bagi Bidan LENSA ............................................................... : 08 - Memperingati Har Kartini dan Menyambut HUT IBI Ke-60 Rantin DKK Surabaya LENSA ............................................................... : 09 - Simposium Tata Laksana Terkini Pengobatan Diare Pada Anak dalam rangka (Revitalisasi Praktik Bidan Dalam Mendukung MDG’s) - IBI Surabaya Menggelar Acara Refreshment IUD - Bakti Sosial PC IBI Kab Lamongan Dalam Rangka HUT IBI ke 60 - Seminar Sambut HUT IBI ke-60 - Bakti Sosial PC IBI Kab Banyuwangi Dalam Rangka HUT IBI ke 60 pendidikan .................................................... : 10 - Sisi Lain Profesi Bidan... pendidikan .................................................... : 11 - Standar Profesi Bidan - Kode Etik Bidan Indonesia

UMUM .............................................................. : 14 - Kemkes, BPOM dan IPB Survey Susu Formula - Depkes Pastikan Enterohaemorrhagic Esherichia Coli Tidak Ada di Indonesia ANAK ................................................................ : 15 - Mitos Salah Merawat Bayi - Kegemukan Berdampak Negatif Pada Anak kecantikan ................................................... : 16 - Kuku Kuat dan Lentik dalam 5 Langkah - Menghentikan Kebiasaan Gigit-gigit Kuku - Sudah Benarkah Cara Anda Merawat Kuku - Tampil Lebih Muda Dengan Warna Kuku Tepat LIFE STYLE ....................................................... : 17 - 4 Langkah Langsing dengan Sepeda psiko ................................................................ : 18 - Calisting (Baca Tulis Hitung) OBGYN ............................................................. : 18 - Distosia Bahu 1 OBGYN ............................................................. : 19 - Melahirkan Tanpa Hamil Mungkinkah? - Bayi Tabung Pertama Graha Amerta rileks ............................................................... : 20 - Indahnya Panorama Nusa Lembongan med info ......................................................... : 21 - Kurang Konsumsi Susu Tubuh Pendek dan Daya Ingat Lemah - Pahami Gejala Dispepsia kuliner ........................................................... : 22 - Guava Cheese Cup - Kue Lapis SIngkong - Orak-arik Suun Tauge TOGA ................................................................. : 23 - Jambu Biji


Profil

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011 Hanya untuk kalangan medis

Sahabat P erempuan

3

Ketua IBI Surabaya, Bidan Suhartini

P

rogram Jaminan Persalinan (Jampersal) yang baru beberapa bulan diluncurkan Kementrian Kesehatan dan hingga kini masih belum mendapat banyak respon dari bidan membuat Ketua IBI Surabaya Bidan Suhartini kian gencar melakukan sosialisasi. Menurut wanita kelahiran Bojonegoro, 10 Juni 59 tahun lalu itu, bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibuibu melahirkan, tugas yang diemban sangat mulia dan juga selalu setia mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan sampai sang ibu dapat merawat bayinya dengan baik. “Karena itu, alasan saya menjadi bidan adalah untuk menolong sesama perempuan,” tutur ibu dua anak yang mengaku menjadi bidan karena kemauannya sendiri. Dengan diluncurkan Jampersal ini, kesibukan Suhartini kian padat. “Sebagai Ketua IBI Cabang Surabaya, Saya terus mengajak para bidan untuk turut bergabung menyukseskan Jampersal, sosialisasi terus kami lakukan,” ungkapnya. Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, bidan memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kebidanan (kesehatan reproduksi) kepada perempuan remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bersalin, nifas, masa interval, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir, anak balita dan anak prasekolah. “Bidan harus selalu meningkatkan keterampilan dan profesional dalam bertugas,” ujar Suhartini yang pernah bertugas di Bojonegoro selama 18 tahun dan di Dinkes Surabaya selama 14 tahun. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)

Elly Pakiano Berbagi Pengalaman

Dengan Buka Kursus Musik Anak Autis

E

lly Pakiano Pakpahan, seorang wanita yang memiliki anak autis terpaksa mengacuhkan perka­ taan tiap dokter yang sempat ia jujug mengobati dan melakukan terapi kondisi anaknya. Pasalnya, dirinya baru menyadari jika anak autis memiliki cara sendiri untuk diobati, tidak melulu harus sesuai teori ilmu pengetahuan. Ber­ tahun-tahun dia memberikan anak pertamanya, Josef Alesandro les menyanyi, justru anaknya suka menyanyikan lagu-lagu nasional. Bakat tarik suara Josef muncul saat ia sering menyanyikan lagu-lagu nasional. Mulai dari Indonesia Pusaka dan Padamu Negeri. Di luar itu, Josef tak bergairah menyanyikannya. Wanita berkulit kuning langsat ini justru percaya anaknya memiliki bakat yang tak dimiliki anak normal lainnya. Dan akhirnya buah hatinya menginjak umur 9 tahun, Elly bangga karena Josef yang kini sekolah di sekolah umum SD ELEOS mendapat piala dari kontes menyanyikan lagu RA Kartini.

"Sejak tahu Josef suka menyanyi, saya ikutkan dia les menyanyi. Tapi yang saya heran, Josef hanya menyukai lagu-lagu nasional. Kalau menyanyikan lagu-lagu biasa dia tidak bergairah menyanyikannya," terangnya. Kini, Josef cukup memiliki per­ kembangan signifikan. Bila umur 3 tahun tak suka berbicara, sekarang anaknya lebih mengekspresikan di­ rinya dengan menyanyi. Bahkan, Elly pun memberikan Josef sebuah kursus musik hingga Josef bisa mengolah kemampuan menyanyi sekaligus ber­ main alat musik gitar dan piano. Khusus untuk terapi, Josef kini hanya menjalani terapi laser. Gunanya untuk memberikan ketenangan pada anak lelaki satu-satunya itu. Bila Josef tenang, Elly mengaku anaknya itu bisalebih berkonsentrasi sehingga mempu mene­ rima pelajaran di sekolahnya. "Namun intensitas terapi laser itu tidak terlau sering, supaya Josef tidak ketergantungan," pungkas Elly sambil mencium kening anaknya. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)


Fokus

Tahun Ke-6 Edisi JULI 2011

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

Peran Strategis Bidan Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan diletakkan di garda depan pelayanan kesehatan dasar untuk menurunkan angka kematian ibu.

B

idan diakui sebagai profesional yang bertanggung jawab yang bekerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan nasehat selama kehamilan, periode persalinan dan post partum, melakukan pertolongan persalinan di bawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi. Peran aktif bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sudah sangat diakui oleh berbagai pihak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66% persalinan, 93% kunjungan ante natal (K1), 80% dari pelayanan KB (Keluarga Berencana) dilakukan oleh bidan. Peranan bidan dalam pencapaian 53% prevalensi pemakaian kontrasepsi, 58% pelayanan kontrasepsi suntik dilakukan oleh bidan praktik swasta dan 25% pemakai kontrasepsi pil, 25% IUD dan 25% implant dilayani oleh bidan praktik swasta (Statistik Kesehatan 2001). Seorang bidan mungkin tidak menyadari, rutinitas yang dijalaninya sangat berpengaruh terhadap angka kematian ibu di Indonesia. Perannya strategis sebagai mitra perempuan yang memberikan dukungan saat kehamilan, saat ataupun pasca kelahiran, dan bayi yang baru lahir. Program desa siaga yang digulirkan pemerintah juga menempatkan bidan pada posisi yang penting. Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia Jatim Hj Endang Sri Resmiati SH SST MMKes mengatakan, mengingat peran bidan yang strategis itu seorang bidan harus mampu untuk meningkatkan mutu dan peranannya dalam pembangunan kesehatan. “Senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada,� ujar Endang. Kesepakatan global Millennium Development Goals (MDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. “Peran bidan di sini sangat besar,� ungkapnya. IBI merupakan mitra kerja pemerintah, khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduksi. Pelayanan prima kepada ibu hamil dan melahirkan tentunya akan meningkatkan kemampuan hidup yang lebih sehat, terutama kepada pasangan usia subur yang belum mengandung (hamil) maupun yang sedang menyusui anaknya. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)

proporsi persalinan menurut tempat melahirkan

proporsi perempuan kawin 15-49 tahun menggunakan kb tahun 1992-2010

4


Fokus

Tahun Ke-6 Edisi JULI 2011 Hanya untuk kalangan medis

peran strategis bidan,

Menuju Tercapainya MDG-5 Tahun 2015 di Indonesia • • •

Untuk mencapai MDG-5 th 2015, 7.187 kematian ibu harus dicegah, melalui: – Persalinan ditolong oleh nakes di faskes – Tata laksana komplikasi yang memadai: Penurunan prevalensi komplikasi, terutama perdarahan, eklampsia & infeksi ---> minimal 50% Penurunan CFR ---> minimal 50%

Bagaimana Menurunkan Prevalensi & CFR Komplikasi Kebidanan di Indonesia? • Peningkatan kualitas persalinan untuk mencegah komplikasi maternal – Manajemen aktif kala III sesuai standar---> mencegah 60% perdarahan – Pencegahan infeksi ---> persalinan di faskes – Tatalaksana pre-eklampsia dg MgSO4 ---> mencegah eklampsia • Mengatasi 3 terlambat: – Terlambat mengenal tanda bahaya & mengambil keputusan ---> P4K – Terlambat merujuk ---> DESA SIAGA (ambulans desa, suami siaga, bidan siaga, warga siaga) – Terlambat mendapat penanganan ---> mempercepat response time di fasilitas rujukan, kesiapan UGD, dll • Mengatasi 4 terlalu: – Terlalu muda ---> penundaan usia melahirkan – Terlalu tua ---> perencanaan kehamilan pd usia 20-35 tahun – Terlalu dekat ---> penundaan kehamilan minimal 2 tahun dg KB – Terlalu banyak ---> stop kehamilan KB mantap

komentar anda?

Sahabat P erempuan

5


Fokus

Tahun Ke-6 Edisi JULI 2011 Hanya untuk kalangan medis

Sahabat P erempuan

6

Target AKI 102 Kasus Pada 2015,

Terealisasikah?

penyebab kematian ibu di indonesia

P

embangunan kesehatan saat ini telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Pada periode 2004 sampai dengan 2007 terjadi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 35 per 1000 kelahiran hidup menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup. Namun demikian keberhasilan tersebut masih perlu terus ditingkatkan, mengingat AKI dan AKB di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Target RPJMN Tahun 2010-2014 mengamanatkan agar AKI dapat diturunkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Selain itu, kesepakatan global Millennium Development Goals (MDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)

kecenderungan angka kematian ibu tahun 1991-2007

proporsi kematian ibu menurut provinsi, 2010

prediksi angka kematian ibu tahun 2015 berdasarkan sdki proporsi perempuan usia 10-54 tahun menurut umur menikah pertama, indonesia 2010

jumlah kasus dan kematian akibat perdarahan, eklampsia dan infeksi di indonesia, 2010

Penampilan Bidan Jadi Pertimbangan Ibu Hamil Pilih Tempat Persalinan

P

enampilan bidan, gaya dan cara penam­ pilan, sikap dan perilaku pela­ yanan menjadi salah satu pertimbangan atau alasan pemilihan tempat persalinan bagi para ibu hamil. Fakta tersebut terungkap dalam desertasi Dr Apin Setyowati SKM MkesKep yang ber­ judul Kemiskinan dan Kehamilan (Studi Feno­ menologi Mengenai Persepsi Masyarakat Miskin Terhadap Kehamilan di Kelurahan Mojoroto Kecamatan Mojoroto Kota Kediri). Untuk kondisi Kelurahan Mojoroto, pela­ yanan kesehatan khusus untuk persalinan lebih banyak dilakukan di Bidan Praktik Mandiri. Prosentasenya mencapai 60 persen

sedangkan sisanya dilakukan di rumah sakit. Jumlah tenaga penolong kesehatan 80% adalah bidan dan 20 % dokter. “Jadi sebagian besar ibu hamil memi­ lih bidan praktik mandiri dan penolong per­ sa­linannya adalah bidan,” ujar Dr Apin. Adapun alasannya adalah karena bidannya sabar dan ramah, sejak pertama periksa kehanilan di bidan, lokasi bidan praktik dekat dengan tempat tinggal, biaya lebih murah dan bisa menerima pasien Jamkesmas. “Hampir semua informan menyampai­ kan keinginannya untuk dilayani bidan yang sabar dan ramah,” ungkapnya.

Ditambahkannya, dengan tingkat pendidikan yang rendah dan latar ekonomi rendah, maka pada umumnya masyarakat miskin memandang kehamilan sebagai pe­ ris­tiwa yang biasa-biasa saja atau alamiah, tanpa memikirkan dampak ekonomisnya. Karena itu usaha penyempurnaan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat serta peningkatan pelayanan kesehatan, termasuk motovasi dan sosialisasi tentang kehamilan sehat dapat memperbaiki jumlah dan kualitas kunjungan ibu hamil di sarana kesehatan dan mendukung pencegahan kematian ibu hamil. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)


Aktualita

Baru 5

Tahun Ke-6 Edisi JULI 2011

Persen Bidan Surabaya

Ikut Jampersal S

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

ejak diluncurkan pada April 2011, respon terhadap program Jaminan Persalinan (Jampersal) masih adem ayem saja. Dari 350 anggota Bidan Praktik Swasta (BPS) di Surabaya, ternyata baru 5% yang ikut program Jampersal.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Surabaya, Bidan Suhartini Amd. Keb mengakui kondisi tersebut. Karena itu IBI Surabaya terus melakukan sosialisasi dan mengajak anggotanya untuk ikut program Jampersal ini. “Saya berharap agar semua anggota

bisa ikut program Jampersal untuk mensukseskan program pemerintah menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)

mekanisme penyaluran dan pertanggungjawaban / klaim dana jampersal

7

serta percepatan pencapaian MDG’s 2015,” harapnya saat memberikan sambutan dalam Seminar bertema “Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Pada Praktek Bidan Sehari- hari” di Gedung Sawunggaling Pemkot Surabaya, 18 Juni 2011. Sebelumnya, Kepala Dinas Kese­ hatan Kota Surabaya dr Esty Martiana Rachmi mengatakan jika program Jampersal memang tidak diwajibkan bagi para bidan yang membuka praktik sendiri. Namun program Jampersal ini wajib hukumnya bagi institusi pemerintah, seperti Puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah. Menurut hasil Riskesdas 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin (Quintil 1) baru mencapai sekitar 69,3%. Sedang­ kan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Keadaan seperti ini banyak terjadi disebabkan kendala biaya sehingga diperlukan kebijakan terobosan untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Dalam upaya menjamin akses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB, maka pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jampersal. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)

Kadinkes Surabaya

Jampersal

Hukumnya Sunnah Bagi Bidan

K

Penyaluran Dana Manajemen dan Pelaporan Hasil Kegiatan/Cakupan Pelayanan Jampersal

epala Dinas Kesehatan Surabaya dr Esty Martiana Rachmi menegaskan program Jaminan Persalinan (Jampersal) tidak wajib untuk Bidan Praktik Swasta (BPS) tapi sunnah. Sedangkan untuk institusi pemerintah hukumnya wajib. Penegasan tersebut disampaikan Kadinkes Surabaya saat membuka seminar bertajuk “Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Pada Praktek Bidan Sehari- hari” di Gedung Sawunggaling Pemkot Surabaya, (18/6/2011). Meski demikian, dr Esty berharap agar bidan makin professional, punya hati nurani dan bahkan menjadi sahabat bagi pasien yang mau melahirkan. Bukan hanya itu, bidan juga harus bermanfaat bagi anggotanya dan profesional sehingga tidak hanya bayi lahir selamat tapi juga tumbuh kembangnya baik dan optimal. “Biarpun nilai jampersal sangat minim tapi untuk institusi pemerintah wajib ikut, tetapi tidak wajib untuk Bidan Praktek Swasta, Bidan harus bermanfaat bagi orang lain, berjuanglah dalam bentuk shof atau barisan dimana ada yang dipimpin dan memimpin seperti organisasi IBI sehingga tujuan kita tercapai,” ujarnya. Jampersal dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang di dalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir. Dengan demikian, kehadiran Jampersal diharapkan dapat mengurangi terjadinya Tiga Terlambat tersebut sehingga dapat mengakselerasi tujuan pencapaian MDGs, khususnya MDGs 4 dan 5. Sementara itu, Surabaya mendapat jatah Rp 4 miliar untuk program Jampersal tersebut. Program ini sebenarnya sudah berjalan sejak April 2011 lalu namun baru Juni 2011 ini dananya dicairkan. Selama dana Jampersal belum turun, Dinkes Surabaya harus menanggung lebih dulu karena pusat layanan kesehatan dan bidan praktik swasta di Surabaya sudah memberlakukan program Jampersal. “Dana dari pusat cair pekan lalu, bidan maupun puskesmas sudah bisa langsung mengklaim,” pungkasnya. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)


Lensa

Tahun Ke-6 Edisi JULI 2011 Hanya untuk kalangan medis

Sahabat P erempuan

8

1

Simposium Tata Laksana Terkini

Pengobatan Diare Pada Anak dalam rangka (Revitalisasi Praktik Bidan Dalam Mendukung MDG’s) di Hotel Novotel 24 Juni 2011

3

4

1. Peserta seminar Simposium Tata Laksana Terkini. 2. Ketua I PD IBI Jatim Bidan Mamik saat memberikan sambutan sekalgus membuka acara simposium. 3. Utari Nugroho Wati saat memberikan materi 4. Achmad Djaeli dari Dinkes Jatim yang juga menjadi nara sumber dalam acara tersebut.

2

3

1

2

IBI Surabaya Menggelar Acara

Refreshment IUD

4

Bertempat di Rumah sakit IBI Ibu dan Anak jalan Dupak Surabaya pada 8 Juni 2011. Acara tersebut diikuti perwakilan ranting IBI Surabaya, dimana masing-masing ranting mengirimkan 10 orang perwakilannya. 1. Bidan Tyas dari PD IBI Jatim memberikan materi kepada peserta. 2. Bidan Rinelda memberikan contoh kepada peserta. 3. Praktik pemasangan IUD. 4. Bidan Rinelda dari PD IBI Jatim (kiri) sedang menjawab pertanyaan dari peserta. 5. Peserta Refreshment tekun menyimak materi.

5


Lensa

Tahun Ke-6 Edisi JULI 2011

9

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

Bakti Sosial PC IBI Kab Lamongan Dalam Rangka HUT IBI ke 60

1

1

Seminar Sambut HUT IBI ke-60

2

2

4

3

3

Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-60, IBI Cabang Surabaya menyelenggrakan seminar di Gedung Sawunggaling Pemkot Surabaya pada 18 Juni 2011. Sekitar 500 peserta hadir dalam acara seminar yang diikuti Bidan Praktek Mandiri (BPM) dan mahasiswa akademi kebidanan. Seminar dengan mengambil tema Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Pada Praktek Bidan Sehari- hari. 1. Pengurus IBI Cabang Surabaya yang menjadi panitia seminar berfoto bersama sesudah acara. 2. Para peserta seminar dari akademi kebidanan dan bidan praktik mandiri. 3. Direktur Akademi Kebidanan Ar Rahma, Gempol, Pasuruan (kiri) membagikan door prize kepada para peserta seminar. 4. Dari kiri Bidan Suhartini, Kadinkes Surabaya dr Esty dan Bidan Tris Minto Wati.

4

Bakti Sosial PC IBI Kab Banyuwangi Dalam Rangka HUT IBI ke 60 Dalam rangka mensukseskan HUT IBI ke 60, Pengurus Cabang IBI Kabupaten Banyuangi mengadakan Bakti Sosial Pemasangan implant KB dan anjangsana kepada IBI yang sudah purna tugas.

5

1. Memberikan bingkisan kepada keluarga Almarhumah Bidan Setya Rahayuningsih yang diterima oleh suami (tiga dari kanan) didampingi anaknya. 2. Bakti social PC IBI Kab Lamongan dalam rangka HUT IBI ke 60 memberikan bantuan kepada 25 anak balita kurang gizi di Kec. Karangbinangun & Glagah. Tampak Ketua IBI Kab Lamongan (berdiri kiri) dokter puskesmas (baju biru) serta ketua IBI Kec Karangbinangun. 3. Melakukan anjangsana ke bidan purna tugas, tampak bidan Hj Julaikah (tengah) didampingi ketua IBI Kab Lamongan (dua dari kanan) beserta pengurus . 4. Tabur bunga ke makam Bidan Hj Sri Retnoningdiah, rangkaian HUT IBI ke 60 5. Wartawan Tabloid Bidan Foto bersama pernikahan putra ketua IBI Kab Lamongan “ Selamat Berbahagia�


Pendidikan

Tahun Ke-6 Edisi JULI 2011 Hanya untuk kalangan medis

Sahabat P erempuan

10

Sisi Lain Profesi Bidan... Setiap waktu ku berjuang untuk kemanusiaan Itu semua tugasku dan tak mengenal waktu Berat serasa ringan, Tugas seorang bidan Kutak ingin tanda jasa Semua ikhlash apa adanya Ikatan Bidan Indonesia Berazas Pancasila Seluruh jiwa dan ragaku demi bahagia seluruh bangsaku

T

entunya kita tidak asing dengan bait – bait indah di atas yang diciptakan oleh Bidan Kartini, sungguh bait yang sarat akan makna. Ya, benar itulah bait Hymne Ikatan Bidan indonesia. Tentunya tidak hanya kita hafal dengan bait-bait tersebut, melainkan benar-benar mengukir indah dalam sanubari kita, dan menjadikan separuh nafas kita.

Sungguh luar biasa profesi kita ini... Saya tertarik dengan apa yang dikatakan bu Endang pada tabloid Bidan pada edisi bulan Mei, beliau menga­ takan “Agar lulusannya kom­ peten, maka dalam pendidikan harus diutamakan kualitas dosen. Para dosen yang berpengalaman, yang memiliki kompeten tinggi dan harus berkualitas sehingga out put-pun berkualitas.” Apakah yang dimaksud dosen yang berkualitas itu tingkat pendidikannya S2 dan mempunyai pengalaman di bidangnya, berapa tahun??? Kalau menjadi seorang bidan profesional sudah jelas karena sudah diatur dalam peraturan dan Undangundang, sedangkan untuk menjadi seorang dosen anda bisa membaca di buku himpunan peraturan tentang pola pengembangan karir dosen perguruan tinggi. Sempat saya membacanya...dan ternyata tidak mudah juga menjadi dosen yang berkualitas. Membahas tentang dosen sama juga membahas tentang kiprah bidan

di masyarakat, tidak pernah akan habisnya. Pengertian dosen menurut kamus bahasa Indonesia pun sangat banyak sekali, kalau pengertian menurut masyarakat dosen adalah omongnya sak dos duitnya sak sen (yang terakhir ini hanyalah kelakar/ guyon semata). Sesuai dengan Undang –Undang No.14. tahun 2005 tentang guru dan dosen, Pasal 46 ayat (2), bahwa dosen harus memiliki kualifikasi akademik minimal Lulusan Megister untuk program diploma dan program pasca sarjana, dan lulusan program doktor untuk program pasca Sarjana. Tetapi jumlah dosen yang memiliki kualifikasi S2 masih dapat dihitung dengan 10 jari di setiap instansi pendidikan bidan. Padahal, tiap tahun mereka meluluskan 80-150 calon bidan. Memang tidak seimbang perban­ dingan dosen dengan jumlah peserta didik calon bidan. Bila kita melihat dari panduan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi perbandingan dosen dengan mahasiswa adalah 1: 20-30 mahasiswa. Dari sinilah sudah dapat sedikit kesimpulan “ ternyata dalam hal minimal pun kualifikasi dosen bidan masih belum terpenuhi”. Ada juga beberapa instansi yang sudah memiliki sumber daya pengajar dengan kualifikasi S2, tapi sayang S2 ini tidak linier, nah bagaimana kita bisa memberikan ilmu pada calon bidan lha wong ilmu kita sendiri masih belum fokus dengan ilmu kita???... lulusan D3

kebidanan... eh S2 nya Mkes... tapi bukan berarti saya melecehkan S2 ini... Sekadar membuka wacana saya dan anda para dosen yang saat ini masih aktif di instansi pendidikan diploma kebidanan, sebaiknya bila kita ingin mengembangkan profesi kita ke jenjang yang lebih baik, maka mengambil S2 juga harus yang sesuai dengan keilmuan kita. Kan sudah berdiri S2 Kebidanan. Tunggu apa lagi??? Kesempatan masih terbuka lebar, tinggal menata kemauan kita dan keuangan kita (yang terakhir ini biasanya menjadi alasan nomer wahid). Keterbatasan jenjang S2 kebidanan juga menjadi masalah dalam hal ini. Padahal masih banyak dosen diploma kebidanan masih pada jenjang D4 pen­didik kebidanan, belum lagi masa­ lah layak atau tidaknya kurikulum S2 kebidanan itu sendiri. Timbul juga rasa tidak yakin pada pribadi saya, apakah S2 kebidanan menggiring kita untuk menjadi bidan pelayanan ataukah mendidik bidan untuk menjadi dosen??? Dari dua permasalahan itu saja, kita di bikin pusing tujuh keliling. Bagaimana kita bisa mencetak penerus bidan yang lebih pintar dari pendahulu kita???? Jadi kesimpulan saya sementara ini sudah sewajarnya lulusan kita saat ini masih membutuhkan proses belajar lagi. Ya, walaupun ijazah bidan sudah ada ditangan, instropeksi wahai te­ man-teman pecinta pendidikan bidan, sudahkah kita berkualitas da­lam mem­ berikan pendidikan untuk me­ne­rus­kan profesi kita??? Silahkan dijawab dengan jujur sesuai dengan hati nurani kita. Paradigma seorang dosen pun terkadang juga bisa menjadi hambatan dalam mencetak lulusan yang siap pakai. Diakui atau tidak terkadang kita merasa bahwa kitalah yang paling tahu, paling pinter (sok pinter kali ya..) dari pada mahasiswa, sehingga mahasiswa beranggapan bahwa dosen ”Q” yang paling benar, dan yang terjadi sering

Pengirim : Bidan Elly (Bidan praktek swasta dan staf pendidik di Surabaya) mahasiswa tergantung dengan hand out yang diberikan ketika duduk dikelas.

Itu semua tugasku dan tak mengenal waktu... Bila ditelaah benar menjadi dosen atau pengajar mahasiswa Berat se­ rasa ringan, Tugas seorang dosen (do­sen bidan, Bu Kartini.. bukan saya bermaksud mengubah bait ini, hanya sekedar memberi motivasi pada pendidik pencetak bidan) Kutak ingin tanda jasa... Saya sempat bimbang dengan profesi saya, satu sisi sebagai pelayan masyarakat, di sisi lain sebagai pendidik bidan. Saat saya melaksanakan sebuah asuhan pelayanan kebidanan pada masya­rakat, kebanggan tersendiri se­lalu hadir dalam setiap langkah..ka­ rena saya memegang profesi mulia yang mempunyai wadah Ikatan Bidan Indonesia. Sekarang semua harus memahami bahwa untuk menghasilkan lulusan bidan yang berkualitas dan siap pakai dibutuhakan kerjasama antara semua pihak, IBI, instansi pendidikan dan juga lahan praktek Semoga tulisan ini bisa diambil manfaatnya,walaupun banyak sekali yang masih perlu didiskusikan lebih matang. Saya mohon maaf , bila dalam tulisan ini menyinggung banyak pihak. Tulisan ini adalah tulisan curahan hati dari pemerhati dan pecinta profesi bidan. Terimakasih, sudah meluangkan waktunya untuk menyimak curahan hati universal ini. Semoga tulisan ini menjadi amal baik, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Amieen !!!


Pendidikan

Tahun Ke-6 Edisi JULI 2011

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

11

Standar Profesi Bidan U

ndang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, pasal 50 penjelasan menyatakan bahwa : Yang dimaksud dengan” standar profesi ”adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and professional atti­ tude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat me­ la­kukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi.

Dalam melaksanakan profesinya, Bidan memiliki sembilan kompetensi yaitu :

1. Bidan mempunyai persyaratan penge­­tahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masya­ rakat dan etik yang mem­bentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluar­ganya. 2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kese­ hatan yang tanggap terhadap bu­ daya dan pelayanan menyeluruh dima­syarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, peren­canaan kehamilan dan kesiapan men­jadi orang tua. 3. Bidan memberi asuhan ante­ natal bermutu tinggi untuk mengop­ timalkan kesehatan selama keha­ milan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari kom­ plikasi tertentu.

4. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap ter­hadap ke­buda­yaan setempat se­lama per­ sa­ linan, memimpin selama per­ salinan yang bersih dan aman, menangani situasi ke­ga­­wat­da­ ruratan tertentu untuk mengop­ timalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir. 5. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat. 6. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan. 7. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan –5 tahun). 8. Bidan memberikan asuhan yang ber­mutu tinggi dan komperhensif pa­da keluarga, kelompok dan ma­ sya­ rakat sesuai dengan budaya setempat. 9. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi. Setiap Kompetensi dilengkapi de­ ngan Pengetahuan dan keterampilan dasar, pengetahuan dan keterampilan tambahan, yang wajib dimiliki dan dilak­sanakan dalam melakukan ke­gia­ tan asuhan kebidanan. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)

Kode Etik Bidan Indonesia Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam me laksanakan pengabdian profesi.

Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat • Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya. • Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan. • Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. • Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien. • Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. • Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk mening­katkan derajart kesehatannya secara optimal.

Kewajiban bidan terhadap tugasnya • Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. • Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan kewe­ nangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan. • Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh penga­dilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien Kewa­ji­ban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya. • Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi. • Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

Kewajiban bidan terhadap profesinya • Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. • Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengeta­huan dan teknologi. • Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri • Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik. • Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. • Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air. • Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga. • Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.




Umum

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011 Hanya untuk kalangan medis

Sahabat P erempuan

14

Kemkes, BPOM dan IPB Survey

Susu Formula K

ementerian Kesehatan, Badan POM dan IPB melaksanakan survei bersama terkait cemaran mikroba pada susu formula yang beredar. Survei dilakukan pada Maret 2011 sampai dengan Juli 2011 sesuai Roadmap Pelaksanaan Rencana Aksi Pemeriksaan/Surveilan/ Kajian Susu Formula Bayi. Survei meliputi pengambilan sampel susu formula untuk menguji cemaran Enterobacter sakazakii. Pengambilan sampel dilaksanakan oleh Badan POM terhadap seluruh susu formula yang beredar, diperoleh sebanyak 47 item (87 bets) dari 74 item yang terdaftar di Badan POM karena 27 item lainnya tidak diimpor atau diproduksi lagi. Untuk representatif sampel, pengam­bilan sampel susu formula dila­ ku­kan di 23 propinsi yang mencakup 7 (tujuh) cluster yaitu Sumatera, Ja­ wa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Maluku Utara, dan Papua. Pengujian sampel dilakukan oleh Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan meliputi 59 sampel, Badan POM 59 sampel dan IPB 64 sampel.

Pengujian dilakukan dalam dua tahap. Tahap I (pertama) dilakukan uji untuk parameter Enterobacter sakazakii yang dilakukan di laboratorium IPB, Ba­ dan Litbangkes Kemkes dan Badan POM. Sementara tahap II (kedua) yaitu uji untuk parameter mikroba lain yaitu Angka Lempeng Total (ALT), MPN

Coliform, Escherichia coli, Salmonella dan Staphylococcus sp. yang dilakukan di Badan Litbangkes Kemkes dan Badan POM. Saat ini, pengujian tahap I masih dalam proses di ketiga institusi tersebut dan diperkirakan akan selesai pada minggu kedua bulan Juni 2011. Setelah selesai akan dilakukan analisis dan evaluasi hasil pengujian oleh Tim Peng­kaji Nasional dan diharapkan dapat diumumkan kepada masyarakat paling lambat awal Juli 2011 (sesuai dengan Roadmap).

Pengujian Tahap II untuk menguji mikroba lain selain E. sakazakii oleh Badan POM masih dalam proses. Se­ men­tara pengujian Tahap II oleh Badan Litbangkes masih dalam proses. Heboh susu formula tercemar bakteri ES bermula dari hasil penelitian Fakultas Kedokteran Hewan IPB pada tahun 2006. Berdasarkan hasil penelitian itu, disebutkan 5 dari 22 sampel susu formula mengandung bakteri ES. Padahal BPOM dalam pengujian yang dilakukan berturutturut sejak 2008, 2009, 2010 dan awal Februari 2011 tidak menemukan bakteri ES dalam susu formula. Tidak puas atas hasil penelitian BPOM, David Tobing melakukan guga­ tan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan kasasi ke MA. Dalam putusan kasasi MA dinyatakan Kemkes, Badan POM dan IPB diminta mengumumkan merk susu formula yang tercemar bakteri ES. Menyikapi putusan MA tersebut, Kemkes menyatakan tidak dapat melak­sanakan putusan itu karena tidak terlibat dalam penelitian dan tidak mempunyai daftar merk susu formula yang tercemar bakteri ES. Untuk itu Kemkes melakukan peninjauan kem­ bali (PK) dengan menunjuk Jaksa Pengacara Negara untuk mewakili di persidangan. (tabloid bidan/self/sis/mas)

Depkes Pastikan Enterohaemorrhagic Esherichia Coli

Tidak Ada di Indonesia

B

erdasarkan hasil penelitian Badan Pene­ litian dan Pengembangan Kese­ hatan dalam dua tahun terakhir di Indonesia tidak ditemukan Enterohaemorrhagic Eshe­ richia Coli (EHEC) bakteri penyebab KLB dan menimbulkan puluhan kematian di beberapa negara Eropa. Sedangkan bakteri penyebab diare yang ada di Indonesia adalah jenis Enterotoxigenic Esherichia Coli (ETEC). Hal tersebut disampaikan oleh Men­ teri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedya­ ningsih, MPH, Dr.PH saat jumpa pers tentang perkembangan EHEC dan Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS) serta antisipasi pemerintah Indonesia di Jakarta, 10 Juni 2011. Dalam kesempatan tersebut juga hadir dan mem­berikan keterangan Wakil Menteri Pertanian, Ir. Bayu Krisnamurthi, Kepala Badan POM, Dra. Kustantinah, Apt. serta Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS. Prof. Tjandra menambahkan bahwa bakteri E. coli yang menyebabkan KLB di beberapa negara Eropa saat ini adalah jenis EHEC yang merupakan salah satu strain (grup) E. coli dengan serotype O104:H4. Sedangkan HUS adalah kumpulan gejala penyakit yang merupakan komplikasi infeksi EHEC. Dari semua kasus EHEC 10 persen diantaranya akan berlanjut menjadi HUS yang angka kematiannya berkisar antara 3 - 5 persen. EHEC mulai menimbulkan KLB di Jerman bagian utara pada bulan Mei 2011 kemudian

menyebar di sebagian negara Eropa. Sampai tanggal 8 Juni 2011 jumlah penderita EHEC sebanyak 2.909 orang dengan rincian 760 berlanjut menjadi HUS dengan kematian 19 orang dan 2149 orang tidak menjadi HUS dengan kematian 8 orang. EHEC ditularkan melalui makanan/ minuman yang tercemar kuman (foodborne disease). Penularan bisa melalui: makanan berupa buah-buahan atau sayuran yang dimakan segar (tanpa dimasak), susu yang

diminum tanpa proses pengolahan, tangan yang tidak bersih kemudian mencemari makanan/minuman. EHEC hidup optimal pada suhu 70C 500C, dapat hidup pada suasana asam (pH 4,4), masa inkubasi 2 - 8 hari (rata-rata 4 hari), mampu memproduksi toksin yaitu Verotoksin (VT) 1 dan 2, tetapi akan mati pada pemanasan suhu 700C selama 2 menit. Gejala yang ditimbulkan infeksi EHEC adalah sakit perut kadang disertai kram,

muntah (50% kasus), panas (30% kasus), diare disertai darah (haemorraghic colitis). Sedangkan gejala HUS: kegagalan ginjal akut (acute renal failure), anemia (haemolytic anemia), trombocytopenia, gangguan neurologis, dan bisa berlanjut pada stroke dan koma. Cara pencegahan untuk perorangan: Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun, kemudian bilas dengan hati-hati dan keringkan menggunakan handuk dapur atau handuk sekali pakai: sebelum menyiapkan, melayani, atau makan; setelah menggunakan toilet atau mengganti popok; sesudah menangani sayuran mentah, atau daging; setelah kontak dengan hewan ternak atau setelah mengunjungi peternakan; setelah setiap kontak dengan tinja dari hewan peliharaan. Untuk penjamah makanan: setiap orang dengan diare atau muntah harus istirahat dari penanganan makanan; semua buah-buahan dengan kulit harus dikupas dan kemudian dibilas dengan air bersih; semua sayuran harus dicuci dengan baik dengan air bersih, terutama yang tidak akan dimasak sebelum dikonsumsi; memasak semua bahan makanan hingga benar-benar matang (pemanasan >70oC), dengan tetap menjaga kebersihan seluruh proses; hindari penyebaran kuman melalui alat masak, seperti talenan, pisau potong, dari makanan mentah ke makanan matang/siap saji. (tabloid bidan/bbs/sis/mas)


Anak

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011 Hanya untuk kalangan medis

Sahabat P erempuan

15

Mitos Salah

Merawat Bayi babkan kekhawatiran akan melukai kulit jari tangan atau kaki bayi saat ibu menggunting kukunya. Maka sebaiknya digunakan gunting kuku khusus bayi yang lebih aman dan harus dilakukan dengan hati-hati.

3. Pusar ditindih koin agar tidak bodong Penulis : Brivian Florentis Yustanta (Mahasiswi Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Semester 6 Angkatan XI

Secara ilmiah memang ada benarnya, tapi koin hanya alat untuk menekan saja. Kalau bodongnya besar harus dioperasi, tapi kalau bodongnya kecil boleh ditindih dengan koin, asal pusar bayi diberi kassa steril yang diganti setiap hari dan diikat di belakang.

M

4. Dibedong agar kaki lurus

1. Dipakaikan gurita agar tidak kembung

5. Bayi usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak kelaparan

engasuh atau merawat bayi lahir bukan merupakan tindakan yang sederhana. Dalam praktik perawatan, banyak orang tua yang sering salah dalam merawat bayi. Beberapa praktik perawatan bayi yang mengikuti kebiasaan turun-temurun, selain kurang bisa diterima secara ilmiah, juga bisa merugikan bagi bayi. Nah, sebagai wanita yang nantinya adalah sebagai calon ibu hendaknya kita mengetahui berbagai mitos yang berkembang di masyarakat.

Mitos ini tidak benar, karena organ dalam tubuh bayi malah akan kekurangan ruangan untuk tumbuh dan berkembang. Akibatnya pertumbuhan organ-organ ini akan terhambat. Kalau mau tetap memakaikan gurita boleh saja, ASAL ikatan bagian atasnya dilonggarkan, se­­ hingga jantung dan paru-paru bisa ber­ kembang dengan optimal.

2. Tidak boleh memotong kuku bayi sebelum usia 40 hari

Tentu ini tidak tepat! Kalau tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa bisa beresiko melukai wajah dan mata bayi. Larangan ini mungkin lebih dise­

Bedong bisa membuat peredaran darah bayi terganggu karena kerja jantung memompa darah menjadi sangat berat. Dipakaikannya bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan pembentukan kaki. Semua kaki bayi baru lahir memang bengkok karena dalam perut ibu tidak ada ruangan cukup bagi bayi untuk meluruskan kaki. Sehingga waktu lahir kakinya masih bengkok. Lama-kelamaan kaki bayi akan lurus dengan sendirinya tanpa harus dibedong. Salah, pasalnya usus bayi belum mam­ pu mencerna makanan pada awal-awal usianya. Akibatnya, bayi jadi sembelit. Makanan padat pertama da­pat diberikan setelah bayi berusia 6 bu­lan, misalnya bubur susu atau pisang lumat.

6. Hidung ditarik-tarik agar mancung

Ini jelas salah! Karena mancung tidaknya hidung seseorang ditentukan oleh bentuk tulang hidung yang sifatnya bawaan. Jadi, meski setiap menit ditariktarik, kalau memang tulang hidungnya tidak mancung maka tidak akan

berubah. Hal ini malah akan menambah kesakitan pada hidung bayi.

7. Sedikit membuang ASI sebelum menyusui

Menurut orang tua zaman dulu, tidak baik memberikan ASI lama (basi) kepada bayi, sehingga kalau hendak menyusui harus membuang sedikit ASI. Mungkin karena warna ASI yang kekuningan itu yang dianggap orang basi. Padahal ASI tidak pernah basi. ASI yang berwarna kekuningan kental yang keluar pada hari pertama disebut kolostrum. Justru ASI yang kekuningan inilah yang paling tinggi kandungan nutrisinya yang tidak dapat ditandingi oleh susu formula.

8. Bayi tidak boleh dimandikan jika tali pusatnya belum lepas

Justru tali pusat harus dibersihkan lalu dikeringkan dan dibungkus dengan kassa steril. Memandikan bayi sam­ bil merawat tali pusat. Kalau bayi tidak dimandikan atau tali pusat akan ditumbuhi kuman-kuman dan bisa menyebabkan infeksi pada bayi.

9. Kepala bayi perlu diberi bedak agar tidak gampang pilek

Mitos ini sangat aneh dan tidak masuk

akal. Tidak ada hubungannya antara pilek dengan bedak. Bedak ini malah nantinya akan menyebabkan kerak di kepala dan merupakan media kuman tumbuh bila kepala tidak dibersihkan.

10. Bayi harus diberi susu lebih kental agar cepat gemuk

Suatu anggapan yang keliru. Susu kental tidak dapat dicerna dan menye­ babkan endapan susu di lambung, se­ hingga bayi menjadi cepat muntah dan menyebabkan bayi sulit BAB.

11. Air tajin sebagai pengganti ASI

Ingat! Air tajin bukanlah susu, karena kandungan nutrisinya sangat kurang, sedangkan bayi memerlukan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan. Jadi jangan mengganti ASI dengan air tajin.

12. Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari

Mungkin yang tepat adalah jangan pergi ke tempat yang penuh orang. Banyak orang berarti banyak kuman penyakit. Karena kekebalan bayi masih sangat rentan saat usianya dibawah 40 hari. Jangan membawa bayi ke tempat yang ramai, kecuali memang sangat penting dan hanya sebentar.

Kegemukan Berdampak Negatif Pada Anak

A

nak dengan berat badan berlebih atau seringkali disebut sebagai obesitas beresiko terkena beberapa penyakit. Sayangnya, masyarakat terutama para orang tua tidak menyadari bahwa para orang tua lah yang menjadi pendorong munculnya keluhan-keluhan penyakit kronis pada anak yang diakibatkan oleh kegemukan. Kondisi ini makin banyak dijumpai. Faktor genetik atau keturunan dan lingkungan dikatakan sebagai penye­bab peningkatan angka kejadian obesitas. Hal ini disampaikan dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K) dari FK UI RSCM Jakarta pada pertemuan IDAI di Surabaya be­ berapa waktu lalu. Pola makan yang berlebih tanpa diiringi dengan aktivitas yang cukup adalah salah satu penyebab terjadinya kegemukan. Faktor lainnya adalah gaya hidup dan konsumsi makanan yang tidak sehat yang dapat menye­babkan kegemukan pada anak. “Fast food dan makanan atau minuman yang

mengandung banyak sekali glukosa turut menjadi penyebab kegemukan pada anak,” ungkap dr Aman. Obesitas berdampak negatif pada anak. Selain kurang­nya rasa percaya diri, anak laki-laki yang menga­ lami kegemukan akan memiliki penis yang nampak kecil

karena terkubur lemak (buried penis), dan masih banyak dampak lainnya. Nutrisi merupakan kunci penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Kenaikkan berat badan dan lemak anak ternyata dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat makanan padat dengan tinggi kalori, karbohidrat dan lemak. Namun hal ini dapat dicegah dengan mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi yakni dengan cara pengaturan diet, peningkatan aktivitas fisik dan mengubah pola hidup. Pemerintah diharapkan men­ dukung kebijakan dokter anak menurunkan ancaman kegemukan pada anak. Sebuah data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, kejadian obesitas pada anak balita yakni 12,2% dari jumlah anak Indonesia. Angka ini meningkat menjadi 14% pada tahun 2010. Dan di Jawa Timur sendiri ada 17,1% anak balita mengalami kegemukan. (tabloid bidan/bbs/sis/mas)


Kecantikan

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

16

Menghentikan Kebiasaan Gigit-gigit Kuku

Kuku Kuat dan Lentik

dalam 5 Langkah

M

embentuk dan mencat kuku dengan warna-warna yang sedang ngetren sekarang memang seru. Memulas cat kuku berwarna merah marun, misalnya, akan memberikan kesan yang berbeda dengan jika Anda mengenakan cat kuku warna biru metalik. Sedangkan membiarkan kuku menjadi polos atau mencatnya dengan warna pink pucat juga akan memberikan kesegaran yang berbeda. Masalahnya, terlalu sering memulas cat kuku dan menghapusnya bisa membuat kuku menjadi rapuh. Untuk menghindari hal ini, coba lakukan “reformasi” terhadap cara Anda merawat kuku. Ada lima cara yang bisa Anda lakukan sendiri tanpa menghabiskan banyak biaya. • Pilih penghapus cat kuku yang bebas aseton. Bahan ini memang membuat cat kuku lebih mudah dihapus, namun juga menghilangkan minyak alami pelindung kuku. Akibatnya kuku menjadi cepat aus, menjadi kering dan rapuh. Akan lebih baik bila Anda juga mengurangi pemakaian cat kuku sehingga tidak perlu sering-sering memakai penghapus cat kuku. • Rapikan kuku Anda secara rutin. Kuku Mariah Carey yang panjang dan lentik memang menggemaskan, tetapi bila tidak dirawat dengan baik, kuku sepanjang itu bisa mudah patah. Bila kuku Anda tergolong rapuh, memanjangkan kuku bukan ide yang bagus. Lebih baik, panjangkan saja kuku hingga 2 mm saja. • Jangan terlalu lama merendam kuku di dalam air, apalagi dalam air yang panas. Suhu yang panas akan membuat kuku dan kulit Anda menjadi lebih, dan menjadi lebih rapuh. Kecuali Anda sedang berenang, sebaiknya tidak terlalu lama menghabiskan waktu untuk mandi atau bermain air. • Konsumsi suplemen biotin. Suplemen ini akan membantu menguat­ kan kuku, terutama jika Anda sedang menjalani diet dengan mengu­ rangi kuning telur, ragi, atau gandum. Sebab, dalam bahan-bahan itulah kita akan mendapatkan kandungan biotin secara alami. • Hilangkan noda pada kuku dengan perasan jeruk nipis. Anda bisa menggunakan cotton bud untuk mengoleskan perasan jeruk tersebut di atas kuku. Atau, bagi dua buah jeruk tersebut, lalu tempelkan kuku Anda langsung pada jeruk selama sekitar dua menit. (tabloid bidan/kcm/self/sis/mas)

K

enggigit-gigit kuku merupakan kebiasaan yang timbul saat seseorang merasa stres, M senang, bosan, atau tak ada kegiatan. Biasanya

kebiasaan ini “menurun” pada anggota ke­ luarga. Para ahli menggolongkan kebiasaan ini sebagai “perilaku cemas”. Kebiasaan lain yang serupa adalah menggaruk hidung, memainkan rambut, atau menggertakkan gigi. Kebiasaan gigit-gigit kuku sering kali dilakukan tanpa sadar hingga kukunya jadi pendek sekali, bahkan tak jarang daging di bawah kuku ikut berdarah karena tergigit. Menurut penelitian, 50 persen pemilik kebiasaan ini adalah anak-anak dan 23 persen remaja. Namun, ada juga orang dewasa yang masih menggigit-gigit kukunya.

Bagaimana cara menghentikannya? • Rawat kuku Anda dan potong kuku secara teratur agar tampak rapi. Hal ini akan mengurangi kebiasaan menggigit kuku. Sayang kan, sudah dirawat. • Lakukan manicure secara teratur dan pulas kuku dengan cat kuku. Menggu­ nakan kuku palsu juga bisa dilakukan untuk melindungi kuku. • Kebiasaan ini sering kambuh saat se­ seorang merasa stres atau cemas. Oleh karena itu, cobalah untuk melakukan relaksasi untuk mengelola stres. • Saat menganggur atau melamun, cobalah untuk menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan, misalnya menulis, menggambar, atau browsing internet. Ketahui pula kapan kebiasaan itu akan muncul sehingga Anda bisa melakukan antisipasi. • Gunakan sarung tangan, perban, atau stiker berwarna di bagian jari tangan untuk mengingatkan Anda agar tak menggigit kuku. • Bila perlu gunakan cat kuku yang rasanya pahit sehingga Anda akan kapok untuk menggigit kuku. (tabloid bidan/kcm/ allure/bbs/sis/mas)

Tampil Lebih Muda dengan Warna Kuku Tepat

rim wajah antipenuaan dini, rambut yang selalu dimasker, pengencangan kulit tubuh, hingga diet yang ketat, semua dilakukan untuk terlihat awet muda dan jauh dari terlihat tua sebelum waktunya. Jarang ada yang memerhatikan kuku sebagai bagian dari tampilan yang terlihat muda. Padahal, dengan warna yang tepat, pewarna kuku juga bisa bikin penggunanya terlihat lebih muda. Ji Baek, ahli kecantikan dari Rescue Beauty Lounge mengungkap bahwa warnawarna nude dan sheer memang bisa menarik perhatian kepada tangan Anda. Namun, warna merahlah yang lebih membuat orang memerhatikan tangan, apalagi jika diaplikasikan pada kuku yang dibentuk sempurna. Warna merah terang akan selalu memberi warna modern dan seksi. Menurut beberapa penata kuku, warna

terang atau merah dengan sedikit campuran jingga bisa membuat tangan terlihat lebih “hidup”. Ketimbang warna merah dengan

campuran warna biru di dalamnya yang bisa membuat kuku terlihat kelam dan tua. Warna merah terang pada kuku bisa mempermuda penampilan orang yang mengenakan pewarna semacam ini. Mau mencoba? Lirik koleksi produsen pewarna kuku asal Amerika, OPI yang terbaru. Baru-baru ini OPI memperkenalkan koleksi pewarna kuku terbarunya untuk Spring/Summer 2011 mereka yang diberi tema Texas Collection. Warna-warna terang, seperti warna jingga matahari, jingga jeruk, hingga warna-warna violet dan biru dari alam Texas menjadi inspirasi. Menarik dikenakan dengan padanan busana musim panas yang banyak bermain pada warna putih, krem, taupe, dan warna-warni terang motif botani. (tabloid bidan/kcm/ allure/bbs/sis/mas)

Sudah Benarkah Cara Anda Merawat Kuku?

A

yo, mulai manjakan kuku dengan rajin merawatnya. Cara ini tak akan memboroskan uang dan waktu, menurut Elisa Ferry, ahli perawatan kuku para selebriti di New York City. Asalkan kita tahu bagaimana tekniknya agar hasil yang didapat juga memuaskan. Dengan demikian, kuku terlindung dan tak mudah patah. Perlu diingat, kuku yang cantik saja belum cantik, tetapi juga harus sehat. Silakan periksa apakah selama ini kita sudah merawat kuku dengan benar. Salah: Mengikir kuku dengan gerakan dua arah. Ini bisa membuat kuku jadi rapuh. Lebih sehat: Kikir kuku dengan gerakan satu arah dengan pengikir yang permukaannya halus. Agar tak patah, potong pendek kuku berbentuk persegi dan haluskan bagian ujungnya. Salah: Menggunakan penghilang cat kuku yang berbahan dasar aseton. Aseton mengikis kelembaban dan minyak alami yang menjaga kelenturan kuku. Lebih sehat: Hilangkan dengan pembersih bebas aseton karena tentunya lebih aman. Salah: Memotong kutikula. Sebab, kutikula adalah pelindung kulit dari bakteri agar tak timbul infeksi. Lebih sehat: Rendam kuku dengan air hangat. Tujuannya, untuk melembutkan kutikula. Bila ingin membuang kulit kering di sekitar kuku atau kuku yang tumbuh keluar, gunakan penjepit kutikula. Salah: Mewarnai kuku dengan cat kuku yang sudah lama sekali dibeli. Umumnya, formula pewarna kuku lama mengandung dibutyl/ phthalate. Bahan ini berbahaya karena berdasarkan penelitian bisa menyebabkan cacat lahir pada tikus. Lebih sehat: Membeli cat kuku yang bebas phthalate. Cobalah produk-produk OPI dan Sally Hansen. (tabloid bidan/dtc/ bbs/sis/mas)


Life Style

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

4 Langkah Langsing

dengan Sepeda S

udah pernah mendengar bahwa bersepeda bisa menurunkan berat badan? Mungkin sudah. Bahkan, banyak di antara teman Anda yang sukses menjadi ramping setelah rutin bersepeda ke kantor tiap hari. Jadi, mengapa Anda tak segera mengikuti cara mereka? Banyak alasannya. Entah tak ingin kulit jadi hitam atau tak mau kepanasan. Dari takut menghadapi motor -si raja jalanan- hingga tak sanggup beli sepeda yang berkualitas. Apapun, sebenarnya Anda bisa mencari cara lain untuk bisa latihan bersepeda. Bila Anda menjadi anggota pusat kebugaran, mengapa tak menjajal stationary bike? Stationary bike termasuk alat kebu­ garan yang jarang dipilih kaum pe­rem­ puan. Kalaupun memi­lihnya, pe­rempuan cenderung mengguna­ kannya dengan intensitas dan kecepatan teren­dah. Sete­ lah 5-10 menit, umumnya me­re­ka sudah bosan dan beralih ke peralatan lain. Padahal, bila dilakukan dengan maksimal, Anda bisa membakar 300 kalori dalam waktu satu jam. Untuk memaksimalkan latihan Anda, simak caranya : Kenali istilahnya. Posisi per­ tama, kedua, dan ketiga. Frase ini berhubungan dengan posisi tangan dan tubuh Anda. Pada posisi pertama (posisi duduk), tubuh membungkuk dengan tangan memegang bagian tengah handlebar (setang sepe­ danya). Pada posisi kedua, tubuh Anda diangkat lurus ke atas menjauh dari sadel, sementara tangan memegang tepi handlebar. Dan pada posisi ketiga, bokong menjauh dari sadel, tulang belakang memanjang, dan tangan diletakkan dengan santai di ujung handlebar. Tambahkan daya tahan. Pada palang sepeda terdapat kenop kecil yang jika diputar searah jarum jam akan menambahkan daya tahan pada roda. Hasilnya, kayuhannya jadi lebih berat. Hal inilah yang membuat bersepeda menjadi tipe latihan kardio yang cukup berat. Buat tanjakan. Anda bisa mengatur kenop resistensi hingga Anda merasa sedang bersepeda di jalanan yang menanjak. Untuk menguasai tanjakan seperti ini, biasanya Anda melakukan posisi pertama (tetap duduk di sadel) atau posisi ketiga (mengangkat bokong). Sprints. Anda bisa melakukan

kayuhan cepat (sprint) secara interval dalam posisi duduk manapun. Saat melakukan posisi kedua dimana tubuh setengah berdiri, gunakan otot inti tubuh Anda untuk menahan tubuh di atas sadel untuk menghindari kete­ gangan pada lutut. Banyak perempuan yang juga enggan bersepeda karena takut betisnya jadi berotot seperti betis pria. Atau, takut merasa pegal pada bagian bokongnya. Sebenarnya hal ini tak perlu Anda khawatirkan. Para instruktur fitnes menjawab pertanyaan Anda yang paling umum:

Sari Kurma Dep Kes PIRT No : 214357812938

l Terbuat dari bahan kurma berkualitas l Memiliki rasa yang istimewah l Diproses secara modern l Tidak mengandung bahan kimia pengawet l Dikemas dalam botol anti pecah MANFAAT dan KEGUNAAN l Meningkatkan Kadar Sel Darah Merah dan Mencegah Anemia l Membantu Pertumbuhan Tulang dan Gigi Pada Anak-anak l Mencegah Pengeroposan Tulang l Memperkuat Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit l Mencegah Pendarahan bagi Wanita Ketika Melahirkan l Sangat Baik untuk Nutrisi Ibu Hamil dan Menyusui l Mencegah Stroke

Apakah paha dan betis akan membesar karena mengayuh sepeda?

Tidak. Perputaran pedal yang cepat justru akan membuat kaki Anda lebih ramping dan kencang, dan di saat yang sama membangun daya tahan Anda, demikian menurut instruktur studio SoulCycle dari New York City, Laurie Cole.

Apa manfaatnya yang lain untuk tubuh?

Stationary bike melatih paha depan, betis belakang, paha belakang, dan tubuh, sehingga semuanya jadi lebih kencang. Alat ini juga pembentuk otot perut yang hebat. Triknya, saat mengayuh, kunci atau kempeskan perut Anda. Bayangkan pusar Anda tertarik ke otot belakang, kata Cole.

Bagaimana bila bokong jadi pegal?

Duduklah jauh ke belakang sadel sambil mengenakan padded cycle pants (bicycle pants dengan bantalan bokong). Setelah Anda meningkatkan kekuatan otot-otot Anda, rasa tak nya­ man itu perlahan akan menghilang.

Sepatu apa yang harus dipakai?

Sepatu bersepeda akan terjepit ke pedal, sehingga Anda bisa mengangkat tubuh sembari mendorong pedal ke bawah. Hasilnya, harmstring (otot paha belakang), bokong, dan paha Anda akan bekerja lebih efektif. Jika tak punya sepatu bersepeda, pakai sneakers juga nggak masalah. (tabloid bidan/kcm/self/sis/mas)

Zait Habbatussauda’ (Kapsul MINYAK JINTEN HITAM Habasyi) PIRT No : 207357842938 Sert Halal LP POM MUI untuk kapsul kosong : 00140016360701

Komposisi : 100% Jinten Hitam Habasyi “Sesungguhnya dalam jinten hitam terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit, kecuali kematian” (Bukhori & Muslim).

Manfaat dan Kegunaan l Memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit l Mengobati kolestero, kencing manis dan asam urat l Menguatkan jantung l Menormalkan tekanan darah l Menambah energi dan kesuburan pria l Memperbaiki sistim hormon l Mencegah dan mengobati kista l Dan banyak lagi manfaat lainnya

Dicari AGEN dalam kota dan luar kota

Untuk informasi lebih lanjut Hubungi :

031-70678002

17


Psiko

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

18

RUBRIK PSIKOLOGI MEDIA “BIDAN” INI DIASUH OLEH JOKO SANTOSO

D

unia pendidikan demikian ma­ junya beriring dengan perkem­ bangan zaman. Tantangan demi tantangan datang silih berganti, bukan saja dalam hal bagaimana mengatasi berbagai masalah di lingkungan kita, tetapi juga bagaimana mengembangkan berbagai sumber daya yang kita miliki. Termasuk diantaranya sumberdaya manusia kita yang demikian besar dan tersebar di seantero negeri. Menghasilkan sumberdaya yang berkualitas pasti tidak terlepas dari peran dunia pendidikan dimana di dalamnya berlangsung sistem penga­ jaran. Dukungan berbagai sarana dan juga kejelian para pelaksana mengelola kualitas peserta pendidikan itu sendiri. Khususnya di tingkat TK (Taman Kanak-Kanak) pendidikan berlangsung terstruktur dan menjadi andalan bagi tingkat pendidikan selanjutnya (bukan lagi SD seperti zaman kita dulu). Hal ini dilandasi pemahaman bahwa dari masa kehamilan hingga usia anak memasuki tahun ke 4, kita dapat golongkan mereka menginjak masa golden age (periode usia emas) individu. Masa ini hanya berlangsung sekali dan tidak akan terulang. Kelambatan stimulasi pada masa ini tidak akan tergantikan di masa yang lain. Pada fase ini jumlah sel saraf anak diperkirakan setara dengan 100 milyar sel, hampir dua kali lipat jumlah yang dimiliki orang dewasa, yang akan menyusut secara dramatis sepanjang perjalanan hidup kita. Anak mengalami pertumbuhan fisik maupun mental luar biasa cepat pada fase ini. Pembelajaran di TK memiliki keu­ ni­ kan tersendiri dibanding tingkat pendidikan sesudahnya. Pembelajaran ini lebih menekankan unsur bermain. Bermain akaln selalu ,menjadi bagian anak yang tak terpisahkan. Bermain adalah jiwa anak. Mereka memainkan peran, membentuk identitas, belajar bersosial, berimajinasi dan berkembang secara menyeluruh melalui arena permainan. Kemajuan teknologi dan gizi mem­ buat perkembangan anak begitu pesat sehingga menunjukkan anak Nampak cerdas dan telah mampu bila dibandingkan dengan anak tempo dulu, apalagi ditambah adanya stimulasi guru TK yang lebih baik serta tuntutan orang tua yang berlebihan. Hal tersebut memberikan kesan si anak telah siap

Calistung

(Baca Tulis Hitung) untuk memasuki SD dan akan bosan bila tetap di TK. Kenyataan sekarang bahwa ber­ tumpu pada usia saja tidak mencukupi untuk melihat kemampuan si anak untuk berhasil dalam pendidikan di SD. Ditemukan beberapa anak yang kelihatan cerdas ternyata tidak siap di SD sehingga mengalami hambatan dan bahkan kegagalan. Menjadi jelas bagi kita akhirnya bahwa setiap tahap pendidikan mensya­ ratkan berbagai kesiapan yang harus dipenuhi guna kelancaran pendidikan itu sendiri. Di TK kesiapan untuk menerima pelajaran (serta mencerna : yang meli­ batkan kognitis) harus didukung pula adanya kemasakan sosial (yang mana kemandirian anak dituntut ada), juga kemasakan sosial (menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan so­ sial) serta kemasakan psikomotorik (ber­ kaitan dengan gerak koordinasi otak dengan organ tubuh). Keempat kemasakan di atas sangat berpengaruh bagi pengembangan ke­­­mam­puan 3R (Reading, wRiting,

aRitmathic atau Baca, Tulis Berhitung) yang merupakan satu ikat komponen yang akan menjadi dasar bagi pengembangan kemampuan akademik anak / individu.

Writing

Ketrampilan menulis akan berjalan efektif seiring dengan kemampuan membaca. Dimana ada keselarasan pemahaman simbol beserta artinya. Anak dapat memahami bahwa simbol (huruf, angka atau gambar) dapat mengkomunikasikan arti. Latihan gerakan motorik kasar merupakan dasar untuk pengendalian motorik halus pada saat menulis atau menggambar. Ketrampilan membaca dan menulis ber­ kembang bersama dan saling mempengaruhi. Menulis membantu mengem­bangkan ketrampilan memper­ hatikan (konsentrasi), mema­hami (arti) dan membedakan (menghubungkan sandi dengan asosiasi perasaan). Ketrampilan menulis harus sejalan dengan ketrampilan membaca, dan juga harus dijaga jangan lebih dari dua tahun di bawah tingkatan membaca.

Satu tantangan yang hampir pasti dihadapi para pendidik adalah mengon­ trol arah motorik kasar agar anak lebih memiliki kendali mengontrol gerakan mengembangkan motorik halus, se­ hingga pengalaman yang diterima dan disimpan di otak belakang dapat diung­ kapkan dengan kata-kata sendiri. Dengan demikian pendidikan anakanak usia dini (TK) dipandang perlu mendapat perhatian yang lebih intensif, memadai dan lebih memiliki arah agar tercapai generasi bangsa yang unggul. Pembangunan sumber daya manusia dimulai dari fase paling awal ini. Anak memerlukan keleluasaan arah perkembangan, tidak saja dari segi fisiknya, kematangan motorik, kognitif, emosi dan penyesuaian sosialnya juga membutuhkan sentuhan stimulasi yang baik. Kepedulian itu bias saja datang dari para orang tua atau masyarakat yang memiliki perhatian terhadap per­ tumbuhan gene­rasi unggul bagi bangsa kita tanpa me­maksakan arah perkembangan me­ reka dan melejitkan potensi anak kita sebagaimana baiknya.

Harga iklan Tabloid Bidan Include website th 2011

Iklan Banner depan/cover Ukuran (5 cm x 27 cm) 1 hal FC 1 x tayang 4.500.000,- 3 bulan 10.500.000,½ hal FC 1 x tayang 4.000.000,- 6 bulan 15.750.000,¼ hal FC 1 x tayang 3.500.000,- 12 bulan 18.375.000,-

Iklan Kuping Ukr (cm x cm)

Iklan Paket FC Bandling TABLOID BIDAN dan MEDIABIDAN.COM :

3 bulan 1.500.000, 6 bulan 2.250.000, 12 bulan 3.750.000,-

1 hal ½ hal ¼ hal 1 hal

12 12 12 6

x x x x

tyng + 6 bln tyng di website tyng + 6 bln tyng di website tyng + 6 bln tyng di website tyng + 4 bln tyng di website

28.000.000,23.000.000,18.000.000,17.500.000,-

½ hal ¼ hal 1 hal ½ hal ¼ hal

6 6 3 3 3

x x x x x

tyng + 4 bln tyng di website tyng + 4 bln tyng di website tyng + 2 bln tyng di website tyng + 2 bln tyng di website tyng + 2 bln tyng di website

14.300.000,11.250.000,10.900.000,8.950.000,7.000.000,-


Obgyn

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011

Melahirkan Tanpa Hamil

Mungkinkah? D

i beberapa daerah warga dikejut­ kan seorang ibu melahirkan tanpa diketahui hamil terlebih dulu. Mereka mengaku tidak merasakan tanda-tanda kehamilan dan perut yang buncit. Seperti pengakuan seorang istri nelayan di Tuban, Ny Suwartin (29). Warga Desa Karangagung Kecamatan Palang ini melahirkan pukul 18.00 WIB, Minggu (12/6/2011) tanpa cacat. Oleh suami Suwartin, Sugiyanto (33), bayi tersebut telah diberi nama Riko Alan Maulana. Menurutnya, Minggu sore sebelum melahirkan anak ketiga, dia sempat memeriksakan sakit perut mules-mules ke bidang desa setempat. Karena bidan curiga di dalam perut ada bayi, sang ibu disarankan untuk memeriksakan kondisinya ke rumah sakit. Namun karena sudah malam, suaminya menyarankan untuk ke rumah sakit besuk pagi. Namun sekitar pukul 18.00 WIB saat berada di dalam kamar, Ny Suwartin merasa ada yang akan keluar dari perutnya. Saat itu dia akan berdiri dan saat dalam posisi

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

jongkok, tiba-tiba ada yang ke luar dari alat reproduksinya. Kejadian yang sama dialami oleh Setyowati (24) warga Dusun Tanjung, Desa Gasang, Kecamatan Tulakan Pacitan. Sebelum melahirkan anak ke dua, sang

istri Budianto itu tidak merasakan tandatanda layaknya orang hamil. Kejadian aneh itu, bermula saat tengah malam dirinya merasa gelisah. Anehnya, tak berselang lama rasa itu berubah sakit lalu berubah pusing.

19

Bahkan lantaran tak kuasa menahan, dia pun pingsan. Tak hanya terhenti di situ, saat siuman, dirinya merasakan keluhan kian hebat. Rasa sakit yang semula bercokol di kepala menjalar ke bawah. Bersamaan dengan itu, perutnya kian membesar. Atas bantuan bidan desa, bayi mungil seberat 1,2 kilogram itu lalu dirujuk ke Rumah Sakit Daerah setempat. Bila diperhatikan secara saksama, kejadian ini sangat sulit diterima secara nalar. Ada keyakinan kuat bahwa “kelahiran tanpa kehamilan” adalah hal yang tidak mungkin. Logisnya, mesti ada hubungan seksual sebelum itu. Ada beberapa kemungkinan melahirkan tanpa diketahui hamil seorang ibu. Selain tidak aware terhadap tubuhnya, juga bisa disebabkan status sosial. “Bisa jadi seorang ibu yang punya suami namun melahirkan anak tanpa diketahui hamil, karena tidak pernah peduli dengan kondisi perubahan di tubuhnya. Sehingga muncullah asumsi melahirkan tanpa hamil yang dianggap aneh,” kata Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSU dr Soetomo Surabaya, dr Bangun T.Purwaka SpOG(K). Selain itu, kata dia, banyak kasus seseorang saat hamil atau melahirkan menutupi kelahiran anaknya demi status sosial. “Ada yang ditutupi dengan menyem­ bunyikan tubuhnya dengan jaket. Karena tidak memiliki suami, akhirnya menyatakan melahirkan tanpa hamil. Pokoknya selama si wanita memilik rahim dan masih produktif, dia bisa hamil kapan pun,” tambahnya. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)

Bayi Tabung Pertama Graha Amerta

S

etelah mengembangkan klinik Fertilitas pada 2004 lalu, Graha Amerta mem­bantu proses kelahiran bayi tabung pertama. In Vitro Fertilization (IVF) atau yang lebih dikenal dengan istilah bayi tabung memang bukanlah hal baru dalam dunia kedokteran. Kepala Klinik Fertilitas Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo, Dr.dr. Hendy Hendarto, Sp.OG menjelaskan bayi tabung merupakan suatu istilah teknis, merupakan metode untuk membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang “pembuahan” sel telur wanita oleh sel sperma pria. Sejak Januari hingga Mei 2011, Graha Amerta telah menangani 50 pasangan yang mengikuti program bayi tabung. Data tersebut menunjukkan tingginya minat masyarakat dalam mengikuti program bayi tabung. Meski banyak menangani, rata-rata pasangan suami istri yang mengikuti program tersebut tidak melakukan persalinan di Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo. Namun di ulang tahunnya yang ke delapan, Graha Amerta mendapatkan kado dengan lahirnya bayi tabung pertama di gedung rawat inap tersebut. “Banyak pasangan yang berhasil mengikuti program bayi tabung disini tapi melahirkan di kota asal. Kebetulan kali ini si ibu melahirkan disini,” ujar dr. Hendy Hendarto, Sp.OG. Pasangan yang menolak memberi tahu namanya ini adalah suami (30) dan istri (28) asal Surabaya. Sang istri melahirkan bayi hasil program bayi tabung pada Rabu (8 Juni 2011) pada pukul 06.00 melalui operasi sebab ketuban si ibu pecah lebih awal. Pasangan ini mengikuti program bayi tabung karena masalah reproduksi. Terdapat kista pada rahim ibu dan saluran telurnya buntu. Untuk itu beliau telah menjalani operasi hingga dua kali namun tidak juga berhasil. Hingga akhirnya mereka memutuskan mengikuti program bayi tabung pada September lalu. Dari tiga embrio yang ditanam dalam rahim, satu yang berhasil berkembang menjadi janin dan kini telah lahir. Bayi yang belum diberi nama tersebut berjenis kelamin laki-laki. Bayi tersebut lahir dengan bobot 2,7 kg dan panjang 49 cm. “Kami gembira program ini berhasil dan sekarang memiliki bayi,” ujar si ibu. (tabloid bidan/dtc/ bbs/sis/mas)


Rileks

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011 Hanya untuk kalangan medis

Sahabat P erempuan

20

Musim liburan sekolah memang enaknya dimanfaatkan untuk berlibur. Apakah anda sudah punya rencana berlibur atau bahkan sudah punya rencana tujuan liburan anda, kalau belum, Nusa Lembongan bisa menjadi alternatif pilihan liburan bagi anda sekeluarga.

P

ulau Lembongan atau dalam bahasa Bali disebut Nusa Lem­ bongan adalah sebuah pulau kecil terletak di 8°40.906 S 115°27.067 E Koordinat: 8°40.906 S 115°27.067 E yang berdekatan dengan Nusa Ce­ningan dan 2 km di sebelah barat laut Nusa Penida terletak di Selat Badung sebelah tenggara Pulau Bali. Pulau yang memiliki panjang 4,6 km dan lebar 1-1,5 km ini berada kira-kira 11 km di sebelah tenggara Bali, Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Mata pencaharian utama masya­ rakat Nusa Lembongan adalah sebagai petani rumput laut. Sebagian lagi bekerja di sektor pariwisata dan sektor penunjang pariwisata. Nusa Lembongan terbagi menjadi dua desa yakni Desa Lembongan dan Desa Jungubatu. Desa Lembongan membawahi 6 dusun dan 12 banjar adat, yang wilayahnya berada di dua pulau yakni sebagian besar Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Keenam dusun yang menyokong Desa Lembongan yaitu; Dusun Kawan, Kaja, Kelod, Kangin, Ceningan Kawan dan Ceningan Kangin (dua dusun terakhir terletak di Nusa Ceningan). Desa Lembongan banyak mempunyai tempat-tempat menarik untuk dikunjungi wisatawan seperti pantai

berpasir putih yang sangat menarik, goa alam dan buatan yang unik, tebing laut yang menantang, rawa-rawa yang penuh misteri yang menarik minat pengunjung untuk datang dan banyak lagi yang menarik di Desa Lembongan. Pantai-pantai yang menarik dan terkenal di Desa Lembongan antara lain; Pantai Tanjung Sanghyang, Dream Beach, Selagimpak, Selambung, Sunset Beach, Pemalikan, Lebaoh (pantai pusat rumput laut) dll. Tempat-tempat lain yang ramai dikunjungi wisatawan antara lain; Rumah Bawah Tanah (Underground House) Gala-gala, Goa Sarang Walet Batu Melawang, Art Shop Center Buanyaran, Rawa-rawa Pegadungan, Tempat Ro­ mantis Kolong Pandan Sunset Park dll. Transportasi dari dan ke Nusa Lem­ bongan dan Desa Lembongan dengan Pulau Bali ditempuh melalui

jalur laut yakni; dari dan ke Bali timur melalui jalur Pelabuhan Tri Buwana Bias Munjul Ceningan kangin, dari dan ke Bali Barat melalui jalur Pelabuhan Sanur Denpasar - Pelabuhan Tanjung Sanghyang Lembongan. Lama perjalanan dari sanur menuju Tanjung Sanghyang Lembongan seki­ tar 1-1,5 jam menggunakan jukung (jango­lan) dan sekitar 30 menit kalau menggunakan speed boat. Transportasi dari dan ke Desa Lembongan ada yang pagi hari menggunakan jukung, siang dan sore menggunakan speed boat. Alternatif lain yaitu dari Pelabuhan Benoa sekitar 1,5 jam perjalanan. Dari

Pelabuhan Benoa menuju kawasan wisata Nusa Lembongan yang kini menjadi andalan Bali itu, ada dua kapal pesiar yang siap mengantar yaitu Bounty Cruises dan Bali Hai Cruises yang berangkat dari Ponton. Selanjutnya untuk menjelajah Pulau Nusa Lembongan melalui perjalanan darat sudah bisa digunakan fasilitas mobil. Fasilitas transportasi darat di pulau tersebut sudah bisa dikatakan cukup baik karena jalannya sudah diaspal. Selama perjalanan menyusuri Pulau Nusa Lembongan, Anda dapat melihat rumah-rumah penduduk setempat dan tempat balai pertemuan di pulau ini. Tidak jarang pula ada wisatawan mancanegara yang mengendarai sepeda motor untuk menjelajahi pulau ini. Anda dapat menyewa sepeda motor maupun sepeda di Jungkutbatu untuk perjalanan mengelilingi dan menyelusuri Pulau Nusa Lembongan. untuk penyewaan motor di nusa lembongan ini jauh lebih mahal dari pada di kuta, kalo di kuta sewa motor matic seharga 40.000/24jam kalo di nusa lembongan ini 50.000/6jam. (tabloid bidan/wikitravel/dtc/bbs/sis/mas)


Med Info

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

21

Kurang Konsumsi Susu

Tubuh Pendek dan Daya Ingat Lemah

K

onsumsi susu di Indonesia ma­ ­ sih rendah dibandingkan Ne­ gara berkembang lain yakni se­besar 11,7 L per kapita per tahun, angka ini merupakan yang terendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara seperti Malaysia sebesar 30 L dan Vietnam sebesar 21L (Data Riset Kesehatan masyarakat 2010). Kondisi inilah yang terlihat dalam sebuah kegiatan Minum Susu Bersama dalam Rangka merayakan hari susu sedunia 2011. sekitar 1000 orang ber­ kumpul mengikuti Frisian Flag Milkday di Taman Bungkul Surabaya beberapa waktu lalu. Selain mengajak masyarakat untuk meminum susu bersama, kegiatan ini sekaligus mengingatkan masyarakat tentang pentingnya manfaat susu untuk kehidupan. Susu sangat kaya nutrisi dengan 400 komponen nutrisi yang mem­ berikan manfaat terhadap fungsi tubuh, misalnya kalsium membantu memperkuat tulang dan gigi, juga membantu kita mengontrol berat badan yang tidak mudah diperoleh dari sumber makanan lain. Dr.Samuel Oetoro, MS, SpGK yang turut mendukung kegiatan ini mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sehari hari masyarakat Indonesia harus mengkon­ sumsi beraneka ragam jenis makanan. Tubuh manusia membutuhkan kon­ sumsi nutrisi yang tepat yang terdiri dari air dan berbagai macam nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu merupakan salah satu sumber nutrisi terbaik yang penting bagi kesehatan tubuh manusia. Konsumsi susu yang cukup akan membantu anak-anak memiliki daya ingat yang kuat dan meningkatkan ke­ mam­puan berkonsentrasi serta tum­buh optimal dengan tingga badan sesuai. Dengan mengkonsumsi segelas susu setiap hari kebutuhan nutrisi yang penting bagi tubuh dapat dipenuhi dan kita akan mampu menjaga kebugaran tubuh dengan baik. Susu tidak hanya penting bagi bayi balita anak-anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara optimal. Tetapi juga dibutuhkan remaja dan orang dewasa karena mengandung nutrisi untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Susu yang kita minum setiap hari memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk tetap sehat dan penuh vitalitas. Vitalitas yang optimal hanya akan didapat apabila energi kita cukup. Namun dengan rendahnya konsumsi susu, Indonesia seringkali mengalami kekurangan energi. Kekurangan energi yang berasal dari protein merupakan salah satu permasalahan gizi yang dialami oleh seluruh kelompok masya­ rakat Indonesia termasuk anak anak dan orang dewasa. Hal inilah yang menjadi penyebab anak Indonesia bertubuh pendek, memiliki konsentrasi rendah dan kurang energik dalam men­ jalankan aktivitas sehari-hari Kurangnya energi dan protein yang berkepanjangan pada anak-anak Indonesia mengakibatkan lemahnya daya ingat dan konsentrasi serta kekurangan energi saat beraktivitas

ketika berada di sekolah. Hal ini meru­ pakan salah satu penyebab kualitas sumber daya manusia Indonesia berada di tingkat 108 dari 169 negara dalam Human Development Index 2010. Kekurang energi protein ini bukan saja hanya dialami oleh anak-anak, tapi terjadi hampir dalam seluruh kelompok usia keluarga, anak-anak pra remaja, remaja dan ibu hamil. Kurangnya pengetahuan dan kesadarana masya­ rakat Indonesia khususnya orang tua mengenal sumber nutrisi yang tepat turut berkontribusi pada permasalahan ini. Karena susu merupakan sumber nutrisi terbaik karena memiliki kan­ dungan nutrisi yang lengkap untuk meraih hari esok yang lebih baik. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)

Pahami Gejala Dispepsia

A

nda pasti pernah mengalami keluhan perut tiba-tiba terasa mual, ingin muntah, banyak bersendawa, sebah dan rasa panas di dada. Mulai sekarang jangan lagi anggap sepele kondisi ini. Apalagi menganggapnya sebagai gejala “masuk angin” biasa. Sebab itu semua bisa jadi merupakan sebuah gejala awal timbulnya gangguan pada salah satu organ dalam sistem pencernaan kita yakni lambung. Kondisi ini seringkali kita kenal sebagai maag. Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung berfungsi untuk memproses dan menyimpan makanan untuk kemudian bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Kata maag sebenarnya berasal dari bahasa yunani yang berarti lambung. Maka ketika mendengar kata maag, masyarakat awam langsung mengaitkannya dengan organ lambung saja. Padahal keluhan tadi sebenarnya merupakan indikasi dari sindroma dyspepsia. Penyebab timbulnya penyakit ini dikatakan oleh Prof. dr. Iswan A. Nusi, SPPD., KGEH,.FINASIM banyak sekali, bukan hanya diakibatkan makan yang tidak teratur, tapi juga banyak faktor lainnya seperti adanya infeksi Helicobacter Pylori (HP) yang menjadi penyebab tersering pada masalah pencernaan manusia terutama pada anakanak, bakteri ini ada dalam mukosa lambung manusia. Dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan peradangan. Dan bila tidak segera ditangani dapat berujung pada perdarahan kronis bahkan kanker. Demikian dikatakan dr. Iswan pada sebuah Seminar Kesehatan “Penyakit Maag, Kenali, Obati, Hindari” Memperingati 8 Tahun Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo tadi pagi. Penyebab lainnya seperti penggunaan obat-obatan pereda rasa nyeri (NSAID-Non Steroid Anti-Inflamasi Drug) seperti obat-obatan rematik, aspirin, asam mefenamat, dll dan jamu-jamuan yang menyebabkan iritasi dan kerusakan lambung yang dapat berakibat pada suatu perdarahan pada lambung. Penggunaan tanpa aturan dan arahan dokter bisa menjadi pemicu timbulnya Maag. Faktor lainnya yang banyak juga dialami dalam masyarakat adalah pola tidur yang tidak teratur dan stress. Kondisi stress sangat mempengaruhi peningkatan asam lambung yang menyebabkan rasa nyeri dan gejalagejala maag lainnya. Pemeriksaan untuk mendiagnosa adanya gangguan pada lambung ini dilakukan dengan penggunaan Endoskopi. Endoskopi adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh (khususnya saluran cerna) secara visual dan dapat dilihat melalui layar monitor. Selama ini alat inilah yang digunakan sebagai sarana penunjang diagnosis maag yang cukup akurat.

Penanganan pasien Maag sendiri dilakukan dengan memberikan diet TPTK RL pada pasien, yakni Tak Pedis Tak Kecut Rendah Lemak. Mengatur pola makan pasien sangat membantu proses pengobatan faktor-faktor penyebab dan perawatan lambung pasien. Selain Seminar Kesehatan tentang penyakit Maag, acara pagi tadi sekaligus mengenalkan dibukanya Maag Clinic di Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo. Penanganan dini bisa menyembuhkan penyakit ini dengan lebih baik. Waspadai gejala Maag. Mengetahui informasinya dan memahami pengobatannya dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan. (tabloid bidan/dtc/ bbs/sis/mas)


Kuliner

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

Kue Lapis Singkong Camilan yang gampang dan enak ini selalu jadi pilihan jika kebetulan kehabisan ide. Lucunya, selalu saja jadi rebutan karena rasanya yang gurih-gurih manis. Cobain yuk! Bahan: l 1 kg singkong parut l 200 g gula pasir l 300 ml santan kental l 1 bungkus agar-agar bubuk putih l ½ sdt vanili bubuk l 3 jenis pewarna kue, hijau, merah, kuning

Guava Cheese Cup Paduan jambu biji dan keju krim membuat dessert yang satu ini sangat unik rasanya. Manis-manis gurih dengan segar asam buah. Pokoknya yummy! Bahan: l 125 ml jus guava l 15 g gelatine bubuk l 1 sdt kulit jeruk nipis/lemon parut l 100 ml cream cheese l 150 ml yoghurt plain l 3 putih telur ayam l 50 g gula pasir

Cara membuat: l Campur semua bahan, aduk hingga rata. l Bagi adonan menjadi 3 bagian. l Beri masing-masing warna merah,kuning,hijau. l Panaskan kukusan. l Siapkan cetakan segi empat, semir sedikit minyak. l Beri adonan warna hijau, ratakan. l Kukus cetakan selama 10 menit (bungkus tutup kukusan dengan serbet bersih). l Selanjutnya ratakan adonan merah di atasnya. Kukus adonan merah selama 10 menit. l Terakhir masukkan adonan kuning kukus kembali hingga matang. l Angkat dan dinginkan. l Potong-potong melintang 1 cm. l Lapisi dengan kelapa parut hingga rata. l Sajikan. >> Untuk 20 potong

HIASAN: l buah segar

Cara membuat: l Aduk guava juice dan gelatine hingga larut. Tim hingga bening. Sisihkan. l Kocok putih telur dan gula hingga kaku. l Tambahkan yoghurt, cream cheese, dan kulit jeruk. Kocok rata. l Tuangkan larutan gelatine, kocok rata. l Tuang ke dalam gelas-gelas saji. l Simpan dalam lemari es hingga membeku. l Sajikan dengan hiasan buah segar.

Orak-arik Suun Tauge Jika ingin berhemat minyak goreng, hidangan tumis merupakan pilihan yang tepat. Bahannya tetap terasa segar, lebih sehat dan lebih hemat pula. Coba saja campuran suun, kornet ayam dan tauge ini, dijamin Anda bakal ketagihan karena rasanya yang renyah! Bahan: l 2 sdm minyak sayur l 2 siung bawang putih, cincang halus l 10 g bawang Bombay, cincang halus l 1 sdm saus tiram l 2 lembar kornet ayam atau daging asap, iris tipis panjang l 100 g mentimun hijau, iris kecil panjang l 100 g tauge besar, bersihkan l 50 g suun kering yang bagus,seduh air panas, tiriskan l 1/2 sdt merica bubuk l 1 sdm kecap asin

Cara membuat: l Tumis bawang putih dan bawang Bombay hingga kuning dan harum. • Masukkan saus tiram dan kornet, aduk hingga layu. • Tambahkan semua sayuran, aduk cepat hingga layu. • Bubuhi merica dan kecap asin,aduk rata. • Angkat, sajikan hangat. >> Untuk 4 Orang

pelengkap: l Kelapa parut

22


Toga

Tahun Ke-6 Edisi JUlI 2011

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

23

Jambu Biji

(Psidium guajava, Linn)

J

ambu Biji (Psidium guajava) tersebar meluas sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan, India dan Srilangka. Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting; batang pohonnya keras. Permukaan kulit luar pohon jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu jambu biji tersebut dikelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya basah. Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur dengan ukuran yang agak besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun jambu biji sudah mulai berbuah. Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya.

Nama Lokal :

Psidium guajava (Inggris/Belanda), Jambu Biji (Indonesia); Jambu klutuk, Bayawas, tetokal, Tokal (Jawa); Jambu klutuk, Jambu Batu (Sunda), Jambu bender (Madura);

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser, Prolapsisani, Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru.

Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus

Bahan : 1 buah jambu biji setengah masak Cara membuat : Buah jambu biji dibelah menjadi empat bagian dan direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan : Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

2. Maag

Bahan : 8 lembar daun jambu biji yang masih segar. Cara membuat : Direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan : Diminum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.

3. Sakit Perut (Diare dan Mencret)

Bahan : 5 lembar daun jambu biji, 1 potong akar, kulit dan batangnya Cara membuat : Direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya Cara menggunakan : Diminum 2 kali sehari pagi dan sore.

4. Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui

Bahan : jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya. Cara menggunakan : Dikunyah oleh ibu yang menyusui bayi tersebut, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.

5. Masuk Angin

Bahan : 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai merah, 3 mata buah asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya Cara membuat : Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan : Diminum 2 kali sehari.

6. Beser (sering kencing berlebihan

Bahan : 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 3 sendok bubuk beras yang digoreng tanpa minyak (sangan = Jawa). Cara membuat : Kedua bahan tersebut direbus ber足 sama dengan 2,5 gelas air sam足pai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring. Cara menggunakan : diminum tiap 3 jam sekali 3 sendok makan.

7. Prolapsisani

Bahan : 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji. Cara membuat: Direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan : Air ramuan tersebut dalam keadaan masih hangat dipakai untuk me足 ngom足pres selaput lendir poros usus (pusar) pada bayi.

8. Sariawan

Bahan : 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji. Cara membuat : Direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan : Diminum 2 kali sehari.

9. Sakit Kulit

Bahan : 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 7 kuntum bunga jambu biji.

Komposisi :

Cara membuat : Ditumbuk bersama-sama sampai halus Cara menggunakan : Untuk menggosok bagian kulit yang sakit.

10. Obat luka baru

Bahan : 3 pucuk daun jambu biji. Cara membuat : Dikunyah sampai lembut Cara menggunakan : Ditempelkan pada bagian tubuh yang luka agar tidak mengelurkan darah terus menerus. (tabloid bidan/dtc/bbs/si s/mas)

KANDUNGAN KIMIA : Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram.



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.