Tabloid Bidan Edisi April 2011

Page 21

Med Info

Tahun Ke-5 Edisi APRIL 2011

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

21

Radiasi Ada

di Sekitar Kita

K

Pil Dan Suntik KB

Untuk Pria

A

lat kontrasepsi pria jenis vasektomi jumlah pemintanya tidak begitu signifikan diban­ dingkan alat kontrasepsi lainnya. Hal itu disebabkan, adanya pan­ dangan salah persepsi dari kalangan masyarakat bahwa jika menggu­ nakan Alkon vaksektomi dapat menyebabkan penis pria tidak bisa berdiri. Padahal, pandangan yang negatif itu tidak dapat dibenarkan. Kepala Bidang Keluarga Beren­ cana BKKBN Jatim Kustiyah

dengan ekstrak gandarusa sedang menjalani uji klinis kedua. Cakupan wilayah uji klinis saat ini lebih luas, tentunya, uji Klinis tersebut berbeda dengan uji klinis pertama yang hanya mencakup wilayah Surabaya. “Uji klinis yang luas ini mencakup Mojokerto, Gresik, Surabaya, Lamongan, Sidoarjo dan Jombang. Akan tetapi, Pil dan suntik ini akan diproduksi secara nasional,” paparnya. Lebih lanjut Kustiyah mengata­kan, mengetahui dampak efek samping

abar mengenai meledaknya reaktor nuklir di Fukushima Jepang membuat panik seluruh dunia mengingat akibat paparan radiai nuklir. Namun, tanpa kita sadari, tubuh kita terpapar radiasi setiap hari. Sumber radiasi itu berasal dari alam dan teknologi untuk membantu manusia. Sumber radiasi dari alam itu berasal dari radiasi kosmik, sinar matahari, kulit bumi, gas radioaktif radon, serta makanan dan minuman yang kita konsumsi. Tubuh manusia juga mengandung zat radioaktif, yaitu karbon-14, potasium-40, dan polonioum-210. Total radiasi dari alam yang tak bisa dihindari ini mencapai 2,4 milisieverts (mSv). Radiasi paling tinggi berasal dari radon yang berasal dari peluruhan uranium di kulit bumi sebesar 1,3 mSv. Adapun sumber radiasi yang berasal dari teknologi buatan manusia di antaranya berasal dari penggunaan radiasi untuk dunia medik, sisa uji coba bom atom dan PLTN, hasil pembakaran batu bara, hingga penggunaan produk-produk yang memancarkan radiasi. Jumlah paparan radiasi nonalami ini berbeda pada tiap orang, tergantung interaksinya dengan tempat, jenis pekerjaan, hingga penggunaan benda-benda yang bersifat radiatif. Paparan yang diderita pilot, petugas radiologi rumah sakit, hingga petugas di reaktor nuklir tentu jauh lebih tinggi dibandingkan masyarakat biasa. Tingkat radiasi dari penggunaan produk teknologi ini umumnya rendah. Untuk sumber radiasi nonalami, paparan tertinggi berasal dari penggunaan alat-alat medik sebesar 0,4 mSv per tahun. Salah satu teknologi yang menggunakan zat radioaktif adalah detektor logam dan mesin pemindai barang yang ada di terminal bandar udara. Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir Badan Penga­was Tenaga Nuklir Khoirul Huda, sebagaimana dilansir Kompas mengatakan, meski dirancang dengan radioaktif minim, jika terpapar radiasi dari alat itu cukup lama, tetap akan berbahaya. ”Ketika melintasi detektor logam, disarankan segera beranjak dari bawahnya,” katanya. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menetapkan dosis radiasi bagi masyarakat umum adalah 1 mSv setahun. Hal itu untuk keamanan manusia. ”Dalam kondisi darurat, dosis ini bisa ditingkatkan menjadi 20-50 mSv sesuai standar bagi pekerja di reaktor nuklir,” kata Deputi Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Bidang Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa Djarot S Wisnubroto. Di Indonesia, kata Khoirul, paparan radioaktif di atas 20 mSv pernah ditemukan pada peneliti radioisotop yang bekerja terlalu lama di dekat reaktor riset di Bandung. Untuk sementara peneliti itu tidak boleh berada di dekat reaktor.

BPOM dan Bapeten Teliti Makanan Dari Jepang

Wardhani SS, di Surabaya, Rabu (2/3) mengatakan, rencananya akhir tahun ini varian baru kontrasepsi untuk laki-laki itu segera di-launching. “Pilihan alat kontrasepsi untuk lakilaki bertambah, dulu kan hanya kondom dan vasektomi,” ujarnya. Dia menjelaskan, Pil dan suntik ini dibuat dengan menggunakan ekstrak tanaman gandarusa. Ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Universitas Airlangga (Unair), pil itu bisa mengurangi kualitas sperma jika digunakan secara teratur. “Dua alat kontrasepsi tersebut mudah diterima pria, sebab, pil dan suntik sudah cukup familier di kalangan masyarakat,” tuturnya. Kustiyah menambahkan, seka­ rang ini, pembuatan pil dan suntik

dari penggunaan Alkon untuk pria jenis suktik dan pil ini, pihak BKKBN Jatim belum bisa memastikan secara pasti. Ini dikarenakan, jenis KB baru ini belum digunakan secara langsung ke masyarakat. Meski begitu, jika mengetahui efek samping Alkon untuk wanita jenis pil atau suntik sudah dapat mengetahui dampak efek samping dari penggunaan Alkon ini. Teknis penyebaran KB pria suntik dan pil ini, kata Kustiyah, akan dikoordinasi secara langsung oleh BKKBN pusat, kemudian akan disebarkan ke seluruh provinsi di Indonesia.”Kami saat ini terus berkoordinasi langsung pusat, ka­ pan KB pria baru ini sudah mulai disebarkan,” imbuhnya. (tabloid bidan/dk/sis/mas)

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Badan Pengawas Teknologi Nuklir (Bapeten) meneliti beberapa produk makanan dan minuman di Indonesia yang diimpor dari Jepang. Ini dilakukan setelah Jepang dilanda krisis nuklir. “Jadi, nanti BPOM akan menyerahkan beberapa produk impor. Kami yang punya fasilitas laboratorium yang lebih lengkap akan melakukan screening,” kata Kepala Bapeten, As Natio Lasman, dikutip Kompas. Untuk menjaga independensi terhadap hasil analisa, nantinya Bapeten akan menunjuk Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk melaksanakan analisanya. Media makanan merupakan salah satu cara zat radioaktif untuk masuk ke dalam tubuh, selain lewat inhalasi atau pernafasan. (tabloid bidan/dk/mas)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.