Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Page 24

Parhadimulyo menjabat dari tahun 1958 s.d 1964. Pada periode ini terjadi perubahan organisasi, Sejak 28 Oktober 1959 unsur tempur dan pendidikan yang semula berada dalam satu kesatuan di Batujajar dipisahkan. Unsur tempurnya, RPKAD tetap berada di bawah kendali Kepala Staf Angkatan Darat dengan markasnya yang baru di daerah Cijantung Jakarta. Unsur pendidikannya, SPKAD berada dibawah Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat tetap berkedudukan di Batujajar-Bandung, unsur pendidikan ini kemudian berkembang menjadi Pusat Sandi Yudha dan Lintas Udara disingkat Pussandha Linud. Guna memenuhi formasi pasukan setingkat resimen serta semakin meningkatnya penugasan operasi, dilakukan perekrutan langsung dari masyarakat. Pada periode ini pula, prajurit-prajurit RPKAD diterjunkan di

ini diubah menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat disingkat RPKAD yang diresmikan oleh Wakil Presiden Muhammad Hatta mewakili Panglima Tertinggi. Sebagai Komandannya ditunjuk Mayor Mochamad Idjon Djanbi dan Mayor RE. Jaelani sebagai Wakil Komandan. Pada tahun 1956 untuk pertama kalinya, dibuka pendidikan terjun payung di Margahayu Bandung, bekerja sama dengan AURI. Inilah awal peningkatan kualifikasi dari Pasukan Komando menjadi Pasukan Para dan Komando. Untuk memberikan kemampuan “para” bagi prajurit Komando yang baru, kemudian dibentuk Sekolah Para Komando Angkatan Darat disingkat SPKAD dan nama Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat disesuaikan menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat, dengan tetap menggunakan singkatan RPKAD. Pada masa ini, terjadi dua kali pergantian kepemimpinan. Pada tahun 1956 Mayor RE. Djaelani menggantikan Mayor Idjon Djanbi sebagai Komandan ke-2. Pergantian selanjutnya dilaksanakan 24 | Edisi Spesial HUT - April 2009

dari Mayor RE. Djaelani kepada Komandan ke-3, Mayor Kaharudin Nasution yang menjabat dari tahun 1956 s.d 1958. Tahun 1958 satuan RPKAD yang terdiri dari Kompi-A dan Kompi-B, diterjunkan ke Sumatera untuk menumpas pemberontakan PRRI. Prajurit RPKAD tergabung dalam “Operasi Tegas” untuk merebut kota Pekan Baru dan Riau, Operasi Sapta Marga membebaskan kota Tapanuli, serta Operasi 17 Agustus untuk membebaskan kota Padang dan wilayah Sumatera Barat. Dari Sumatera, prajurit Komando kemudian diterjunkan di hutan-hutan lebat Kalimantan dalam Operasi Penumpasan Gerombolan Pengacau Keamanan Paraku. Komandan ke-4, Kolonel Moeng

hutan-hutan ganas Irian Barat dalam operasi Trikora, untuk mengembalikan wilayah ini kepangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mulai tahun 1964, RPKAD juga diperkuat oleh Perwira-Perwira muda lulusan Akademi Militer tahun 1960 – 1963. Komandan Ke-5 Kolonel Sarwo Edhi Wibowo menjabat dari tahun 1964 s.d 1967. Dibawah kepemimpinannya, RPKAD bersama satuan-satuan TNI lainnya berhasil mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pemberontakan G.30 S/PKI. RPKAD mengalami peruba-han dalam bentuk organisasi disesuaikan dengan tuntutan situasi dan kondisi pada saat itu. Pada tanggal 12 Februari 1966 nama RPKAD diganti menjadi Pusat Pasukan


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.