Majalah Defender Edisi 22

Page 21

seragam aparat Brimob-Polri. “Atas perintah Dantim, melalui radio saya menghubungi Kelompok Komando Kompi (Pok Koki) Kipan-C dan Komando Taktis (Kotis) Yonif 500/Raider untuk menanyakan apakah ada pasukan kawan yang berada di sana”, kata pria kelahiran 27 Agustus 1983 ini. 10 orang personel Tim Warok-7 lalu dikumpulkan Dantim. Selanjutnya tiga orang dipimpin Komandan Kelompok Pengamanan 1 (Danpokpam 1) melambung ke kanan kedai dan mengambil posisi di lapangan bola voli, hanya berlindung di kerimbunan alangalang sekitar 30 meter dari posisi GAM. Empat orang lainnya dipimpin Dantim 1 melambung ke kiri kedai dan hanya berlindung di semak belukar. Sedangkan Dantim, Wadantim 2 dan Tamtama Pelayan Radio (Tayanrad) mengambil posisi di bukit kecil di belakang kedai. Sesuai perintah, pembuka tembakan adalah Tabung Pelontar (TP) Danpokpam 1 diikuti secara serentak oleh seluruh personel Tim Warok-7, yang menembak ke arah kelompok GAM tersebut. Sekitar pukul 22.25 WIB, Wadantim 1, Sertu Kadarisman, yang bersama anggotanya berada di samping kiri kedai tertembak pada kaki paha kanan, perut kiri dan tangan kiri. Ditengah-tengah gencarnya kontak tembak, melalui radio

PRC kejadian itu kemudian dilaporkan Agus ke Komando Atas. Usai kontak tembak, dilakukan pembersihan lokasi dan ditemukan empat personel GAM tewas berikut 2 pucuk

“Meskipun dasar kita bukan prajurit infanteri, tapi tidak ada yang sulit jika ada kemauan untuk belajar tentang semua hal yang memang kita belum mengerti. Dan meski kita berasal dari Satuan Bapras (Badan Prasarana-Red) pun, kita bisa berprestasi di daerah penugasan asalkan ada kemauan dan niat yang keras dari lubuk hati yang paling dalam”

senjata M 16 A1, 1 pistol FN, ratusan munisi dan delapan buah tas punggung berisi berbagai perlengkapan. “Sebenarnya kami bisa mendapatkan hasil lebih banyak, tapi karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, yaitu disamping lokasi yang cukup gelap, juga terdapat banyak anak-anak kecil dan warga masyarakat yang saat itu

berbaur dengan anggota GAM, maka kami tidak bisa melakukan gerakan-gerakan yang lebih agresif.” Kenangnya. Dari penugasan ke NAD, yang merupakan penugasan pertamanya di medan tempur, banyak pelajaran yang didapat Agus. Menurutnya, sebagian besar ilmu kemiliteran yang pernah diperolehnya banyak berpengaruh terhadap tindakantindakan yang diambil di lapangan itu, sisanya adalah faktor mental atau keberanian dan kebijaksanaan serta ketepatan dalam mengambil keputusan. Dengan menguasai teori, setidaknya 85 %, kemenangan sudah ditangan kita, selanjutnya yang menentukan adalah faktor keberuntungan dan ridho dari Allah SWT. “Penugasan ke Aceh telah menambah pengalaman hidup saya. Saya ingin menjadi prajurit yang kaya pengalaman, karena itu sangat bermanfaat untuk mendukung keberhasilan tugas, yang ke depan akan semakin berat. Sebab, bagi saya pengalaman adalah guru yang terbaik” kata Agus, yang sekarang sudah berpangkat Sersan Satu (Sertu), dengan jabatan sebagai Bintara Montir Radio Peleton Komunikasi Kompi Markas (Bamontirad Ton Kom Kima) Yonif 500/Raider, mengakhiri ceritanya.<

Kartika Media Centre, Jl. Abdul Rahman Saleh I No. 48, Jakarta Pusat. Telp : 021-3500347 Ext 113


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.