Radar Banyuwangi 4 Juli 2013

Page 5

BALJEBOL

Kamis 4 Juli 2013

BALI

JEMBER

BONDOWOSO

33

LUMAJANG

BLSM Sumber Konflik Baru

PKL

Laporan Tidak Tepat Sasaran Bermunculan

AGUS BAIHAQI/RaBa

SIAP: Camat Glenmore Didik Joko Suhono dan M. Solehudin dari DKP menghadiri dengar pendapat masalah PKL di DPRD Banyuwangi Selasa lalu (2/7).

Hearing Tanpa Hasil BANYUWANGI - Dengar pendapat (hearing) masalah pedagang kaki lima (PKL) Stasiun KA Sumberwadung berlangsung tanpa membuahkan hasil Selasa lalu (2/7). Meski hearing tersebut dihadiri Camat Glenmore Didik Joko Suhono, perwakilan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi M. Solehudin serta Kepala Seksi (Kasi) Penyidikan dan Penindakan Satpol PP Banyuwangi Ripa’i, tapi para PKL itu kecewa. Sebab, pihak pengembang rumah toko (ruko) Susanto tidak hadir dalam pertemuan tersebut. “Tanpa kehadiran Susanto, sebenarnya percuma,” cetus Pujianto, juru bicara PKL. Dalam pertemuan itu Pujianto menyebut, para PKL yang belum mendapat tempat mengaku resah. Apalagi, para pedagang merasa diintimidasi oleh petugas agar mereka segera pindah. “Kami selama ini merasa tidak tenang,” kata Pujianto. Berdasar kesepakatan yang telah dibuat dalam pertemuan sebelumnya, lanjut dia, disepakati sebelum ada kesepakatan antara PKL dengan pihak pengembang, maka relokasi PKL belum bisa dilaksanakan. “Relokasi belum ada, kami sudah disuruh pindah,” cetusnya. Diakui oleh Pujianto, pihak pengembang memang sudah menawarkan tempat bagi para PKL yang belum mendapat tempat. Tapi, lokasi yang ditunjukkan itu berada di belakang. “Kami bisa merugi kalau di belakang, karena pembelinya tidak ada,” dalihnya. Menanggapi keluhan tersebut, Camat Glenmore Didik Joko Suhono mengaku, selama ini tidak pernah menyuruh pegawainya untuk meneror, apalagi sampai mengintimidasi para PKL. “Saya tidak mengerti dengan kabar teror itu, dan kami juga tidak pernah memerintah pada siapa pun,” tegasnya. Permasalahan antara pengembang dan PKL yang belum bertemu itu, jelas Camat Didik, karena kedua belah pihak sama-sama mempertahankan prinsip. Sehingga, memang perlu ada kesepakatan bersama. “Tanpa ada pihak pengembang, pertemuan ini memang sulit untuk dituntaskan,” kata Camat Didik. (abi/c1/bay)

JEMBER – Banyaknya warga miskin di Jember yang tidak mendapat bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) disebabkan oleh ketidaksiapan pemerintah merealisasikan program tersebut. Karena itu, sangat ironis bila masih banyak warga miskin yang tidak mendapat BLSM. Hal ini berimplikasi BLSM menjadi sumber konflik baru di masyarakat. Menurut Partono, ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan FISIP Universitas Jember (Unej), setiap negara berhak menjalankan program social security saat situasi negara mengalami emergency sosial, ekonomi, maupun politik. Bahkan, negara harus cekatan ketika masyarakat menjadi korban sosial, seperti bencana maupun konflik. Dia menyayangkan jika pemerintah gagal mendeteksi masyarakat yang menjadi sasaran program tersebut. Sebab, BLSM sudah direncanakan jauh hari. “BLSM ini bisa disebut bagian dari social security. Program ini bagian dari implikasi kebijakan yang telah direncanakan pemerintah. Jadi sangat ironis jika pemerintah tidak mampu memberikan jaminan kepada masyarakat miskin yang berhak mendapatkan bantuan itu,” sesalnya. Dosen alumnus Jurusan Kependudukan Pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta itu menuding, carut-marutnya BLSM disebabkan tidak validnya data kemiskinan yang diserahkan Badan Pusat Statistik (BPS). Selain itu, selama ini kriteria miskin tidak jelas. “Hasil kajian sementara kami, di Jember sudah banyak terjadi pembagian BLSM yang tidak tepat sasaran. Sudah banyak masyarakat miskin

RADAR JEMBER/JPNN

RAWAN KONFLIK: Antre pembagian dana bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di Kantor Pos Jember, kemarin.

yang tidak terdaftar sebagai penerima bantuan itu. Begitu pula sebaliknya, banyak temuan masyarakat mampu, namun memperoleh bantuan tersebut. Problem utamanya terjadi karena data sensus penduduk yang dilakukan BPS tidak valid,” tegasnya. Tidak akuratnya data penerima BLSM ini, kata dia, membahayakan pemerintah di tingkat bawah. Sebab, komplain ma-

syarakat akan mengarah kepada pengurus RT, RW, dan kepala desa. Padahal, selama ini mereka tidak pernah dilibatkan untuk menentukan masyarakat penerima BLSM. “Masyarakat di desa apa tahu kalau yang menentukan penerima BLSM itu adalah BPS? Mereka pasti akan mengira pengurus RT atau RW yang mendatanya, padahal bukan kan? Mereka mengira demikian karena memang tidak pernah

Eksepsi Shiraz Kandas

PENDIDIKAN

16 Pelajar Ikut Program Khusus JEMBER – Jember mendapat kehormatan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai pelaksana program afirmasi. Sebanyak 16 pelajar lulusan SMP dari Papua dan Papua Barat akan belajar di sejumlah SMA dan SMK negeri di Jember. Karena ke-16 pelajar itu mengikuti program khusus, mereka tidak menjalani proses penerimaan peserta didik baru (PPDB), sebagaimana calon murid lainnya. Para pelajar dari Papua dan Papua Barat itu diperkenalkan Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember ke wartawan kemarin (3/7). Selama mereka belajar di Jember, seluruh biaya pendidikan dan biaya hidup ditanggung oleh pemerintah pusat. “Ada 16 siswa yang akan sekolah di empat SMA dan empat SMK negeri di Jember,” ungkap Kepala Dispendik Jember Bambang Hariono. Program afirmasi, kata dia, bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pendidikan antara Jawa dan Papua. Program ini juga bertujuan untuk mencegah para pelajar afirmasi pendidikan mengalami gegar budaya (cultural shock) ketika suatu saat kuliah di perguruan tinggi negeri di Jawa. “Ini program pemerintah yang harus disukseskan,” tegasnya. Rencananya, 16 pelajar dari tanah Cenderawasih itu akan belajar di SMAN Kalisat, SMAN Pakusari, SMAN 1 Tanggul, dan SMAN Rambiuji. Lalu, SMKN 2 Jember, SMKN 5 Jember di Sukorambi, SMKN 6 Jember di Tanggul, dan SMKN 8 di Semboro. “Mereka ada yang berasal dari Kabupaten Puncak Jaya, Nabire, Sorong, dan beberapa wilayah lain di Papua dan Papua Barat,” ungkap Bambang. Selama belajar di Jember, mereka akan belajar dan berbaur bersama dengan murid baru di masing-masing sekolah tersebut. Sebanyak delapan kabupaten/kota di Jatim dipercaya Kemendikbud untuk melaksanakan program afirmasi pendidikan. Salah di antara kabupaten itu adalah Jember. “Mereka seperti tugas belajar. Mereka akan belajar maksimal dengan semua sarana dan prasarana pendidikan di Jember,” jelas Bambang. (aro/jum/c1/har/jpnn)

tersosialisasikan,” tutur Partono. Dia berharap, Pemkab Jember segera mengambil tindakan untuk mengawal penyaluran BLSM. Meskipun program tersebut dari pemerintah pusat, BLSM bisa menjadi sumber konflik baru bila didiamkan begitu saja. “Saya khawatir saja akan ada protes di bawah karena tidak tepat sasaran,” katanya. (mg3/ mg1/ram/c1/har/jpnn)

RADAR JEMBER/JPNN

BELUM ADA PROTES: Imbas dari kenaikan harga BBM, harga elpiji juga ikut naik. Kenaikan ra-rata Rp 2 ribu dari harga sebelumnya.

Harga Eceran Elpiji Merangkak Naik LUMAJANG – Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), juga mengerek harga elpiji. Pedagang eceran 3 kg memilih menaikkan harga karena biaya angkutan meningkat. Padahal Pertamina belum menaikkan harga elpiji bersubsidi tersebut. Kenaikan yang dipicu dari biaya angkutan itu secara kompak dilakukan pengecer. Dengan kisaran rata-rata mencapai Rp 2 ribu dari harga eceran sebelumnya. “Naiknya sampai dua ribuan,” ujar Sunaryo pedagang eceran elpiji di kawasan Sumbersuko Lumajang. Pun juga sama dengan Kecik. Pedagang eceran yang memiliki kios di tengah kota Lumajang ini juga menaikkan harga. Selain karena biaya angkutan, sejumlah pedagang eceran yang

menaikkan harga membuat dia turut ikut menaikkan harga. Awal kenaikan harga BBM dia tidak serta merta menaikkan. Namun karena para penjual lain menaikkan, beberapa pekan kemudian dia turut menaikkan. “Semuanya naik, jadi kami turut menaikkan harganya,” tambahnya. Sejauh ini tidak ada protes dari warga pembeli. Pasalnya, dampak kenaikan BBM menurutnya menjadi alasan logis. Bahwa semua harga bahanbahan naik. Termasuk harga eceran Elpiji yang menjadi kebutuhan masyarakat. Pantauan Jawa Pos Radar Jember, hampir semua pedagang eceran elpiji menaikkan harga. Mulai dari kawasan pesisir selatan Lumajang sampai kawasan utara. Rata-rata ke-

naikan relatif sama yakni pada kisaran dua ribuan. Kenaikan dipicu biaya pengangkutan. Menyikapi kondisi tersebut, Kabag Ekonomi Pemkab Lumajang, Nurul Huda mengatakan kenaikan ini memang disebabkan proses biaya angkut. Yang lebih mahal dari sebelumnya. Untukitu,pihaknyaakanmelakukanevaluasiterhadaphargaeceran tersebut. Agar tidak memberatkan dan tidak merusak harga di kalangan masyarakat. “Akan kami evaluasi,” kata Nurul Huda ketika di konfirmasi kemarin. Pengawasan akan dilakukan terhadap kenaikan ini. yang dilakukan pada sejumlah kawasan di Lumajang. Tidak hanya pada harga elpiji, tetapi pada harga kebutuhan lain yang menurutnya juga akan diawasi. (fid/c1/sh/jpnn)

JEMBER – Harapan Shiraz Husein, owner Syafia Plasa untuk bebas dari jeratan dakwaan pidana akhirnya pupus. Pasalnya, majelis hakim PN Jember menolak pembelaan atau eksepsi Shiraz dalam sidang putusan sela kemarin (3/7). Hakim menganggap bahwa dakwaan JPU sudah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Majelis hakim yang dipimpin Ketua PN Jember Syahrul Mahmud kemarin pun langsung membacakan keputusannya. “Majelis hakim memutuskan menolak eksepsi kuasa hukum terdakwa,” tegas Syahrul dalam sidang kemarin. Selain itu, hakim meminta kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang diwakili Adik Sri Suharsih untuk melanjutkan proses penyidikan dalam persidangan mendatang. “Untuk biaya perkara ditangguhkan sampai akhir putusan nanti,” jelas Syahrul. Dengan demikian, dalam persidangan Kamis pekan depan (11/7), akan langsung dilanjutkan dengan menghadirkan saksi dari jaksa. Dalam pertimbangannya,

Hakim menyatakan jika dakwaan yang diajukan JPU sudah cermat, tepat dan lengkap. “Mungkin terdakwa dan penasihat hukum yang tidak paham dengan dakwaan,” ujarnya. Ini tentu saja menyangkal pembelaan penasihat hukum terdakwa yang menyatakan jika dakwaan JPU kabur serta tidak cermat dan lengkap. Terkait dengan ranah perkara, majelis hakim akan mencari kebenaran melalui persidangan mendatang. Yang jelas, memang ada kewajiban dari terdakwa tidak membayar fee tanah Syafia itu, sehingga menyebabkan korban merugi ratusan juta rupiah. Oleh karena itu, kasus tersebut dilanjutkan dalam sidang pokok materi di sidang selanjutnya. Saat dikonfirmasi terpisah, Rhonny Hamzah, kuasa hukum Shiraz menyatakan masih ada waktu untuk banding terkait dengan keputusan itu. “Kan masih ada waktu banding,” katanya. Namun, yang jelas dengan keputusan itu, dia mengaku siap untuk bertempur dalam persidangan pokok materi pekan depan. (ram/jum/c1/wah)

JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN

DITOLAK HAKIM : Terdakwa Shiraz Husein, bos Syafia Plasa yang pembelaannya ditolak oleh majelis hakim di PN Jember.

Mengenal Meng genal Abdul Aziz Aziz, z, Perintis Universitas Jember Mengajar

Diundang Turki, Ditraktir Makan Fans Fenerbache Kesuksesan Gerakan Unej Mengajar (UJAR) dalam memberikan pencerahan kegiatan belajar mengajar di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang dan Kecamatan Mayang, tak lepas dari peran Abdul Aziz sebagai direktur UJAR. Bagaimana kiprahnya selama ini? NARTO, Jember SETELAH aktif memberikan pencerahan berupa kegiatan belajar mengajar kepada anak-anak di daerah Bintoro dan Mayang, kini Gerakan Unej Mengajar (UJAR) meluaskan lahan pengabdiannya dengan menggarap kalangan pesantren. Kali ini yang dipilih adalah Pondok Pesantren (PP) Al Hasan, yang terletak di Dusun Kemiri, Kecamatan Panti, Jember. Tidak tanggung-tanggung, ada 22 orang sobat UJAR yang memberikan penyuluhan kesehatan dan pemberian motivasi kepada

RADAR JEMBER/JPNN

PEDULI PENDIDIKAN: Kegigihan Abdul Aziz dalam dunia pendidikan telah mengantarkan dirinya mengenal kondisi negara lain.

para santri PP Al Hasan. “Kami berusaha meluaskan lahan pengabdian dengan masuk pesantren. Sebagai langkah awal, kami kulo nuwun dengan kegiatan penyuluhan kesehatan dan pemberian motivasi dulu,” jelas Abdul Aziz, Direktur Gerakan UJAR.

Selama dua hari, Aziz dan kawan-kawannya yang tergabung dalam Tim Frontier UJAR ikut merasakan keseharian kehidupan pesantren. “Kami ikut dalam ritme pesantren. Termasuk ikut pengajian setiap sehabis salat subuh yang mengkaji kitab kuning, ilmu falak, dan kegiatan lainnya.

Jadi kami tidak hanya mentransfer ilmu yang kami terima di bangku kuliah saja, namun juga menyerap ilmu dari pesantren,” tambah Aziz. Tim Frontier UJAR sendiri beranggotakan mahasiswa Unej yang berasal dari berbagai fakultas. Mereka para mahasiswa yang berkeinginan memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat melalui Gerakan UJAR, namun tidak dalam bentuk mengajar. “Gerakan UJAR memberikan kesempatan bagi kawan-kawan mahasiswa yang mungkin waktunya tidak banyak, namun berniat memberikan sumbangsih kepada masyarakat lewat Tim Frontier ini,” urai Aziz lagi. Pemutaran film `Semesta Mendukung` bukannya tanpa sebab. Pasalnya sobat UJAR menemukan banyak santri PP Al Hasan yang memiliki prestasi akademik bagus, namun tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Bahkan tahun ini ada yang sudah diterima melalui jalur SNMPTN, namun tidak jadi dimasuki. Keberhasilan UJAR mendapat apresiasi dari dunia internasional. Beberapa waktu lalu, Direktur UJAR Abdul Azis diundang ke Turki. Bagi Abdul Aziz, bisa ke Turki merupakan

pengalaman yang luar biasa. Selama tiga hari, Aziz, mewakili gerakan UJAR menghadiri ajang “International Conference On Innovations and Challenges in Education” yang diadakan oleh Fakultas Pendidikan Dumlupinar University, Kutahya, Turki pada bulan April 2013. Selain mendapatkan pengalaman bertemu, berdiskusi dan saling tukar pengalaman dengan peserta dari berbagai negara, Aziz juga berkesempatan berkunjung ke beberapa lokasi wisata. Dan yang paling mengesankan adalah dapat merasakan keramahtamahan penduduk Turki. Singkat cerita ketika naik bus, Aziz duduk dengan salah seorang warga Turki bernama Chalil Ibrahim yang akan menuju kota Izmir. Keakraban keduanya bertambah erat saat mengetahui jika sama-sama suka bola. Chalil ini ternyata fans berat Fenerbahce, dan kebetulan lagi televisi di bus menayangkan pertandingan semifinal antara Fenerbahce melawan Benfica pada semifinal piala UEFA. Mereka berdua pun larut dalam pembicaraan mengenai Fenerbahce. Bahkan, saat bus transit di terminal kota Izmir selama kurang lebih setengah jam, Chalil mentraktir Aziz makan. (*/c1/wnp/jpnn)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.