Radar Banyuwangi 3 Agustus 2013

Page 5

BALJEBOL

Sabtu 3 Agustus 2013

BALI

JEMBER

BONDOWOSO

37

LUMAJANG

INFLASI

Meroket Hingga 3,09 Persen JEMBER – Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 21 Juni 2013 benar-benar memukul ekonomi. Di saat puasa dan menjelang lebaran ini, angka inflasi pada Juli di Jember melesat hingga 3,09 persen. Tingkat inflasi Juli 2013 itu merupakan yang tertinggi sejak lima tahun terakhir atau pada 2008. “Inflasi bulan Juli ini memang luar biasa,” ujar Achmad Bunyamin, kepala Bank Indonesia (BI) Jember dalam rapat Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) di kantor BI Jember, kemarin. Namun, kata dia, inflasi yang cukup tinggi itu bukan hanya terjadi di Jember, melainkan juga terjadi di seluruh Indonesia. Diakui dia, inflasi Juli ini melebihi proyeksi nasional. Sebab, awalnya pemerintah hanya menargetkan inflasi bulan ini sebesar 0,81. Bunyamin menyatakan, kenaikan harga BBM seperti kartu domino yang menimbulkan dampak berantai. Harga berbagai barang dan jasa ikut naik. Karena itu, kenaikan BBM mempengaruhi semua lini ekonomi. Inflasi semakin tinggi, kata dia, karena kenaikan harga BBM itu dilakukan menjelang puasa dan lebaran. Apalagi, permintaan barang dan jasa di bulan puasa meningkat. “Sehingga kenaikan kebutuhan bahan pokok menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelumnya,” tuturnya. Tetapi, kata Achmad, kenaikan inflasi akibat kenaikan BBM kali ini lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan inflasi akibat kenaikan BBM pada 2005 dan 2008. Pada 2008 angka inflasi mencapai 3,46 persen dan yang tertinggi pada 2005 hingga menyentuh 8,22 persen. Berdasarkan catatan TPID, penyumbang inflasi tertinggi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa Keuangan karena mencapai 8,85 persen. Sedangkan berikutnya disumbang olek kelompok bahan makanan sekitar 5,12 persen. Namun, tidak semua komoditi mengalami kenaikan. Untuk kelompok sandang malah mengalami deflasi 0,81 persen. Sedangkan berdasarkan hasil survei konsumen pada Juli 2013 diketahui konsumsi masyarakat meningkat. “Meskipun masih dalam level pesimis,” ungkap Achmad. (ram/har/jpnn)

ANGKUTAN MUDIK

RADAR JEMBER/JPNN

SINDIKAT: Tiga komplotan pengedar emas palsu menjalani pemeriksaan di Mapolres Jember, kemarin. Mereka ada yang berasal dari Sidoarjo dan Situbondo.

Gulung Sindikat Pengedar Emas Palsu Antarkota

JEMBER – Tim Resmob Polres Jember membekuk komplotan pengedar emas palsu, Kamis (1/8) sekitar pukul 16.00. Pelaku yang berjumlah tiga orang ditangkap setelah memperdaya pemilik toko emas di kawasan Pasar Tanjung, Jember, dengan modus menggadaikan emas palsu tersebut. Ketiga pelaku kini menghuni sel tahanan Polres Jember adalah Sri Yustin,

42, warga Kelurahan Bungurasih Barat, Waru, Sidoarjo; Fiki Romanto, 43, warga Perum Villa Asri Bagus, Kelurahan Gudang, Asembagus, Situbondo; dan Nur Hayin, 33, warga Dusun Gombeng, Desa Gombengsari, Kalipuro, Banyuwangi. Selain mengamankan para tersangka, polisi menyita barang bukti berupa puluhan perhiasan gelang emas palsu, surat emas palsu, struk tanda terima

gadai, uang tunai yang diduga hasil kejahatan Rp 30 juta, serta Toyota Avanza nopol W 1050 RA milik Sri Yustin. Kasatreskrim Polres Jember AKP Makung Ismoyojati mengatakan, komplotan ini diduga kuat pelaku antarprovinsi. Hal itu terlihat dari beberapa surat emas palsu yang disita petugas beralamat di beberapa kota besar di Indonesia. (jum/har/jpnn)

Mabuk, Tewas Terseret KA

ARIMACS WILANDER/RADAR JEMBER/JPNN

PERSIAPAN LEBARAN: Sampai Kamis kemarin, belum tampak lonjakan penumpang di terminal Tawangalun.

2.510 Armada Bus Siap Kawal Lebaran JEMBER - Sebanyak 2510 armada bus disiapkan oleh Dinas Perhubungan untuk mengamankan perayaan arus mudik dan arus balik. Jumlah tersebut terbagi menjadi tiga bagian. Pertama di terminal tawang alun, bus jenis AKAP (angkutan kota antar provinsi) berjumlah 481, bus AKDP (angkutan kota dalam provinsi) berjumlah 1.972. Ditambah bus yang berada di terminal Arjasa yang berjumlah 18 armada dan Bus di terminal Ambulu berjumlah 39 armada. Samson, kepala UPT. Tawang Alun menjelaskan, keseluruhan armada tersebut disiapkan untuk angkutan lebaran. Sejak tanggal 1 Juli lalu, pihaknya sudah memeriksa jumlah armada pada masing-masing perusahaan otobus di Jember. “Kami telah melakukan pendataan pada setiap perusahaan bus yang ada,” katanya. Selain melakukan pendataan, pihaknya juga memeriksa kelengkapan dokumen kendaraan. Dijelaskan, setiap kendaraan harus mempunyai dokumen yang lengkap untuk keamanan di jalan. Seperti halnya nomor kendaraan surat-surat lainnya. “Kami juga mengimbau agar seluruh kendaraan terdaftar dalam Jasa Raharja,” kata Samson. Hal tersebut untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi kecelakan. Karena dengan didaftarkan dalam asuransi, minimal terbantu dalam pembiayaan pengobatan. Untuk kenyamanan para penumpang, seluruh kru bus sudah diimbau untuk melakukan pelayanan dengan baik. Seperti halnya tidak ugal-ugalan dan ngebut yang membahayakan penumpang. Jika penumpang menemukan hal tersebut, bisa langsung melaporan kepada pihak Dinas Perhubungan. (hud/ram/hdi/jpnn)

KALIWATES – Warga lingkungan Condro Kelurahan/Kecamatan Kaliwates yang akan mempersiapkan makan sahur kemarin malam dikejutkan dengan kabar ditemukan sosok mayat di atas rel. Mayat itu menggunakan jaket dan celana jean warna coklat. Awalnya tak ada yang mengenali identitas korban. Namun setelah dicek dari pakaian yang digunakan, ternyata korban itu adalah Nurcahyo, 22, warga sekitar yang rumahnya hanya berjarak 50 meter di sebelah seletan rel KA itu. Saat ditemukan, kondisi korban sangat mengenaskan. Sebagian besar tubuh hancur karena tertabrak KA. Bahkan kaki sebelah kanan putus dan terseret sekitar lima meter. Tidak jauh dari lokasi kejadian, warga menemukan pecahan botol miras di atas rel. Karena itu, diduga kuat korban tertabrak KA karena mabuk setelah pesta minuman keras.

Korban Nurcahyo sebenarnya juga sempat membawa HP. Karena di lokasi dia tewas ditemukan sebuah HP milik korban. Namun kondisi korban sudah hancur. Menurut warga sekitar yang enggan disebutkan namanya, memang korban ini sering mabuk-mabukan bersama temannya. Sebelum kejadian, korban sempat bermain bola di halaman milik PT Telkom Jember. Saat itu korban juga sempat bertengkar dengan temannya yang asal jalan Jayanegara. Malam sekitar pukul 22.30, korban keluar dengan beberapa temannya dan menuju kawasan rel KA yang ada di utara rumahnya hanya berjarak 50 meter. ”Selanjutnya sekitar pukul 01.50 warga dikejutkan dengan penemuan mayat di atas rel,” katanya. Penemuan mayat yang tertabrak KA Mutiara itu selanjutnya dilaporkan ke Mapolsek Kaliwates. Tidak lama kemudian Kapolsek Kaliwates Kompol Nur-

JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN

LOKASI KECELAKAAN: Di lokasi ini korban Nurcahyo tewas terseret KA Mutiara Timur malam kemarin.

mala mendatangi TKP. Setelah dilakukan olah TKP, ternyata mayat yang tergeletak di lintsan rel KA itu ada yang mengenali. ”Setelah dicek, korban yang meninggal

itu ternyata warga sekitar,” kata kapolsek. Selanjutnya korban langsung dilarikan ke kamar mayat RSD Dr Soebandi Jember. (jum/ram/hdi/jpnn)

Tiga Bus tak Laik Jalan

RADAR JEMBER/JPNN

CEK RUTIN: Petugas menguji emisi gas buang armada bus di UPT Balai Pengujian Kendaraan Dishub Jember, kemarin.

RAMBIPUJI – Tiga bus di Terminal Tawangalun kemarin dinyatakan belum memenuhi syarat saat dilakukan uji emisi gas buang oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Jember kemarin (2/8). Awak bus diberi sanksi administratif oleh petugas. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengecek kesiapan armada yang akan melayani masyarakat selama lebaran nanti. Uji emisi gas buang dilakukan UPT Balai Pengujian kendaraan Dishub Jember. Karena ada kegiatan itu, banyak bus yang memilih tidak masuk terminal. Namun, dalam uji kemarin, semua bus yang hendak keluar dari terminal harus melalui pemeriksaan uji emisi gas buang. “Ada 50 kendaraan yang hari ini dilakukan uji emisi gas buang,” ujar Gatot Triyono, kepala UPT Pengujian Dishub Jember. Diantaranya, 20 bus patas, 25 bus ekonomi Jember - Surabaya, lima bus

jember - Banyuwangi, lima bus Jember – Denpasar, dan sisanya bus tujuan Kencong. Dari 50 bus yang diperiksa, tiga unit dinyatakan tidak memenuhi syarat. Satu bus tidak memiliki lampu sein. Sedangkan dua bus lainnya tidak lulus uji emisi. Sebab, emisi gas buang bus tersebut melebihi ambang batas 70 persen. Satu bus 76 persen dan satu unit lainnya 87 persen. Bus yang tidak lulus uji tidak mendapatkan stiker laik jalan dari petugas. Untuk bus yang lampu seinnya mati harus ganti lebih dahulu. “Sedangkan yang tidak lulus emisi harus memberishkan filter udara yang kotor,” ujar Gatot. Setelah itu, ketiga bus harus menjalani uji lagi. Selain itu, dalam penertiban kemarin ada beberapa awak bus yang masih melanggar kelengkapan kendaraan. Misalnya, trayek, STNK, dan buku kir yang mati. (jum/ram/jpnn)

Menengok Pelaksanaan PSG Religi Di SMKN 6 Jember

Mewajibkan Seluruh Siswanya, Menjadi Santri Selama Seminggu SMKN 6 Jember menggelar pondok ramadan kilat, yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Bahkan mungkin, kegiatan tahunan tersebut merupakan satu-satunya, yang hanya digelar disekolah yang ada di Kecamatan Tanggul itu. Kegiatan tersebut mereka berinama PSG Religi. Ingin tahu seperti apa? RULLY - HUDA, Jember SPANDUK besar yang terpasang di gerbang Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiah As Sofwaniah, Yosorati Sumberbaru, terlulis ucapan “Selamat Datang Bagi Peserta PSG Religi,” menyapa setiap orang yang hendak memasuki ponpes yang berdiri tepat ditengah, delta sungai Bondoyudo perbatasan Lumajang - Jember itu. Saat kaki mulai menginjak masuk ke area ponpes. Kedua telinga juga mulai mendengar suara salawat, yang dilantunkan ratusan pelajar SMKN 6 Jember, yang sedang mengikuti PSG Religi. Irama musik rebana pun, semakin menyemarakkan suasana pagi, di

ponpes asuhan H Bahrul Ulum Sofwan. Seorang pria yang diketahui sebagai wakasek kesiswaan SMKN 6 Jember, mendekati dan menuturkan tentang PSG Religi, yang pertama kali mereka gelar. “Kegiatan PSG Religi ini, kami gelar untuk efektifitas anakanak, dalam mencari sajian menu agama yang singkat, selama bulan ramadan tahun ini,” ujar pria berpeci, yang diketahui bernama Hasyim. Hasyim menyampaikan, jika sebelumnya, SMKN 6 Jember selalu menggelar pondok ramadan kilat tersebut, disekolah dengan bimbingan sejumlah gurunya yang ada. Namun, hal itu ternyata dinilai oleh para siswanya, cukup menjenuhkan dan terkesan hanya menjadi ajang formalitas saja. Padahal, subtansi dari kegiatan ramadan kilat itu, untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa, pada bulan penuh berkah tersebut. Karena hal itulah, saat pertama kali Hasyim diberi amanah menjadi wakasek kesiswaan, akhirnya dia memberanikan diri mengusulkan gagasannya, untuk memondokkan seluruh siswa di ponpes. Dengan harapan, seluruh siswanya akan total menjalani kegiatan pondok ramadan tersebut. Selain totalitas, Hasyim berharap siswanya mampu mengambil hikmah, selama menjadi santri di ponpes itu.

RULY/RADAR JEMBER/JPNN

SANTRI SEMINGGU: Siswa SMAN 6 Jember menjalani harus rutinitas sebagai santri dalam program PSG Religi di pondok pesantren.

Drs. Suprayitno MPd, kepala sekolah SMKN 6 Jember menyampaikan rasa bangganya, karena bisa melihat anak didiknya belajar banyak hal di ponpes itu, termasuk belajar meninggalkan kemewahan, yang selama ini mereka rasakan. “Anak-anak banyak belajar disini. Di ponpes ini, mereka total

meninggalkan kemewahan yang melekat pada dirinya, termasuk setiap malamnya, mereka harus tidur di plesteran tanpa busa kasur yang biasa mereka tiduri,” ujarnya. Suparayitno mengaku kegiatan tersebut cukup efektif, untuk mengkanter arus globalisasi yang telah mengancam anak

bangsa. Seperti, ancaman narkoba, miras, dan pergaulan bebas. “Saya yakin, jika iptek (ilmu teknologi) dan imtak (iman dan takwa) berjalan seimbang, maka sebesar apa pun arus globalisasi mengancam, kita akan mampu melawannya,” kata Suprayitno dengan nada optimis. Mengenai pemberian nama PSG yang merupakan singkatan kata dari pendidikan sistem ganda, Supayitno mengaku sengaja mengadopsi nama yang masih identik dengan sekolah kejuruan ekonomi itu. “Kami ingin, kegiatan religi ini diakui secara formal, seperti mata pelajaran lainnya yang telah dimasukan dalam kurikulum pendidikan. Karenanya, kami memberanikan diri untuk memberina nama PSG Religi, seperti PSG yang biasa dilakukan para siswa, dalam menempuh keterampilan siap kerja,” Jelasnya. Dengan kegiatan tersebut, Suprayitno berkeyakinan, sejumlah siswa yang memiliki karakter dan latarbelakang yang berbeda, terlebur menjadi satu dalam aktifitas yang hanya seminggu mereka gelar. “Dikegiatan PSG Religi ini, semua siswa tinggal dipondok yang sama, tanpa ada pembeda dalam pemberian fasilitas. Makan pun, mereka menerima menu yang sama, seperti santri ponpes yang kita tempati ini,” ungkap kepala sekolah yang beralamat di jalan PB Sudirman 144 Tanggul itu. (jpnn)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.