Jejak Langkah SANG ORATOR
las ningrat. Perempuan jelita itulah yang mengeluarkan air minum panas nan manis ke atas meja permintaan ayahnya, Ahon. “Silahkan minum.� “Terimakasih.� Cornelis beradu pandang saat Frederika mempersilahkannya minum di ruang tamu di hadapan Ahon. Kali ini bisa memandang lebih lama karena kunjungan ke kediaman keluarga. Bukan di acara pesta. Saat itu Frederika masih duduk di bangku SMA. Belum meneruskan pendidikannya ke FKIP Universitas Tanjungpura demi mengejar cita-citanya sebagai seorang guru. Sejak beradu pandang di pesta nikah dan berlanjut dengan sajian minum teh itu hati Cornelis terus bergetar. Dia selalu terbayang dengan keindahan bola mata Frederika. Tidak hilang walaupun mata terpejam. Menghiasi mimpi-mimpi malam. Oleh karena itu Cornelis sangat senang jika mendapat tugas ke Menjalin, Mandor atau Mempawah. Hatinya senang jika berada di antara keluarga adik.
a-
ng hingga kini mesra dis
ti Cornelis ya Frederika, tambatan ha panya dengan adik
29