Sang Orator

Page 53

Jejak Langkah SANG ORATOR

Terompet Marching Band

D

i APDN, Cornelis terampil bermain terompet. Dia salah satu anggota tim Marching Band yang sangat tersohor ketika itu lantaran selalu tampil di acaraacara besar pemerintah. “Kalau ada kunjungan menteri, kita paling sibuk,” aku Cornelis. Kesibukan itu ditentukan dengan formasi yang akan dibentuk serta lagu yang akan dibawakan oleh tim. Latihan demi latihan digelar dengan menggunakan ruas jalan sekitar kampus. Ketika keluar kampus inilah penonton semakin ramai. Bahkan murid-murid di Perguruan Mujahidin, Muhammadiyah, DDII, YKIA sampai Bruder di kawasan Jalan Ahmad Yani berhamburan keluar. Cornelis pun semakin bangga dengan almamaternya. Kebanggaan sepulang latihan membekas sampai ke kediaman ayahnya yang baru di Jalan Surya Pontianak. Dendang terompet lengkap dengan gayanya diperagakan di depan ayahibu maupun saudara-saudaranya. “Tet tret tetet, tret tetet tetet…” Begitu suara dikeluarkannya seraya senyum bangga. Seorang sahabat di masa APDN, Musa Tulak Layu mengakui etos kerja keras Cornelis. “Dia bekerja sebagai kuli pelabuhan. Memanggul beban berat di pundaknya demi bisa sekolah. Saking banyak memanggul beban, terlihat sampai sekarang di pundak Pak Cornelis.” Latihan dan kerja keras bermandikan keringat bahkan air mata di hadapan Musa Tulak Layu bukanlah sesuatu yang asing. Kesemua itu berhasil dilewati Cornelis dengan suka26


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.