radar tasik edisi 21 juli 2012

Page 22

22

SABTU, 21 JULI 2012 / 1 RAMADAN 1433 H

JATI DIRI Puasa dan Keteladanan MARHABAN ya Ramadan. Bulan penuh hikmah ini akhirnya menjemput kita. Meski penetapan 1 Ramadan tahun ini berbeda antara pemerintah dan sebagian ormas Islam, sambutan terhadap datangnya bulan puasa tetap luar biasa. Umat berharap Ramadan tahun ini bisa menjadi momentum terbaik untuk lebih meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Ramadan adalah bulan yang mengandung nilainilai spiritual yang kental. Di dalamnya terkandung nilai zahid atau zuhud (menghilangkan sifat keduniawian), nilai maghfiroh (ampunan dari Tuhan), dan masih banyak nilai lainnya. Yang juga penting, Ramadan diharapkan tidak hanya berdampak pada keimanan personal. Tetapi, puasa juga harus mampu membawa efek positif secara sosial. Istilahnya, puasa membawa pesan rahmatan lil alamin. Seperti tahun-tahun lalu, segudang permasalahan menghadang pada Ramadan kali ini. Isunya, mulai perbedaan penetapan 1 Ramadan, kenaikan harga bahan pokok, korupsi, hingga praktik kotor dalam pilkada. Isu tersebut selalu muncul dan seolah tidak pernah terselesaikan secara tuntas. Isu korupsi, misalnya. Sudah tak terhitung berapa banyak koruptor yang masuk penjara. Namun, praktik korupsi tetap ada, bahkan secara kualitas makin berkembang. Demikian juga kenaikan harga bahan pokok. Pemerintah selalu mengakui stok tercukupi, namun tetap saja harga-harga bahan pokok membubung tinggi setiap menjelang Ramadan. Dalam Ramadan, sudah saatnya kita merenung kembali. Esensi puasa, yakni menahan hawa nafsu, seharusnya menjadi kunci untuk mengurai benang kusut permasalahan tersebut. Nilai-nilai puasa sebagai transformasi dan peningkatan kualitas diri harus muncul melalui keteladanan. Sayangnya, kritik terbesar pemerintah saat ini adalah kurangnya keteladanan terhadap sense of crisis dan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan. Elite seolah tidak lagi menganggap keteladanan tersebut sebagai nilai luhur yang harus dipertahankan. Maraknya korupsi, misalnya. Andai saja elite mampu memberikan keteladanan bahwa korupsi itu adalah perbuatan tercela dan dilarang agama, tentu kita tidak perlu menunggu KPK bergerak. Kurangnya keteladanan membuat negara ini seolah kehilangan arah. Rakyat pun bertindak semaunya. Tak terhitung berapa kali elite mengingatkan perlunya menjauhi praktik kekerasan. Toh, kekerasan tetap ada, bahkan terkesan meningkat secara kualitas. Dalam konteks ini, keteladanan memang tidak semudah sekadar berbicara. Tapi, harus dengan tindakan nyata berupa ketegasan penegakan hukum. Kalaupun ada keteladanan, elite selama ini menunjukkannya sebagai bagian dari pencitraan. Itu keteladanan rekayasa. Keteladanan polesan yang hanya mempercantik penampilan untuk meraih simpati publik. Padahal, yang dibutuhkan rakyat bukan itu. Rakyat menginginkan keteladanan dalam arti yang sesungguh-sungguhnya. Kalaupun elite tetap memaksakan keteladanan palsu, rakyat sudah pintar menyikapi. Gilirannya, rakyat sudah punya cara sendiri untuk menghukum elite tersebut. Wallahu a’lam. (*)

Memecah Prasangka terhadap Iran S

ETELAH sepuluh hari melihat Iran, banyak yang ingin saya ceritakan kepada pembaca Jawa Pos. Kita kerap membaca berita berita tentang Iran dan kebanyakan sumber kita adalah media Barat. Bahkan, bila laporan itu kita baca melalui media di Indonesia, tetap saja, para redaktur kita mengutipnya dari media Barat. Sangat jarang redaktur media Indonesia mengutip IRNA, IRIB, atau Press TV, misalnya. Karena itu, jangan terkejut bila cerita saya berbeda dari pemahaman kita semua selama ini tentang Iran. Perjalanan saya ke Iran merupakan momentum ’’breaking the prejudice’’, memecah prasangka. Sebagian di antara kita –rakyat Indonesia– mengira orang Iran adalah orang Arab, berwajah seram, perempuannya pakai burqa seperti kaum Taliban di Afghanistan, perempuannya tidak boleh ke mana-mana, serta negaranya miskin dan terbelakang. Maaf, semua itu salah. Kedudukan perempuan, misalnya, kenyataannya sungguh berbalik 180 derajat dari asumsi saya. Peran pria Iran, menurut pandangan saya (orang Indonesia tapi mengenyam pendidikan Barat), juga amat unik dan menarik untuk dicatat. Konferensi yang saya hadiri pertengahan Juli lalu bertajuk ’’International Moslem Women Conference and the Islamic Awakening’’. Tentu, maksudnya adalah bagaimana peran perempuan Islam sedunia dalam gerakan/gelombang kebangkitan Islam. Seluruh anggota panitia perempuan mengenakan chador, kain hitam menutup kepala sampai mata kaki, seperti selimut, hanya menyisakan wajah-wajah cantik perempuan Iran.

Di belakang mereka, siap digaji pemerintah untuk Oleh: siaga para pria Iran berwajah mengurusi/ mendidik sang SIRIKIT SYAH tampan berbadan tegap difabel tersebut. dengan pakaian Western Menilik ucapan dan ge(berpantalon dan berjas). Meski bergaya rak tubuh (gesture), perempuan Iran amat intelek dan elegan, para pria tersebut adalah confident (percaya diri) dan berdiri sama ’’pembantu umum’’ yang membereskan pertinggi dengan kaum prianya. Perempuansoalan dan kesulitan. Paling ekstrem, saya perempuan berjubah hitam itu ’’keluyuran’’ melihat mereka memasuki ruang makan dan sampai malam dan dini hari di kafe serta lobi makan paling akhir, ketika seluruh peremhotel (karena urusan kepanitiaan) dan puan sudah selesai makan. Setelah 10 hari mereka seolah biasa saja melakukan itu. bersama mereka, saya mencatat, pria Iran Cara pria dan perempuan berbincang juga adalah supporter atau backup yang luar biasa sejajar, sama dengan kita di Indonesia. bagi kiprah perempuan Iran. Namun, pria Iran tampak lebih menaruh Para perempuan Iran bekerja secara prohormat kepada para perempuannya. Di fesional: ada dokter (kebanyakan dokter), jalan, para perempuan Iran memakai baju lawyer, insinyur, pilot, dosen, guru, dan gaya Western, dengan kerudung yang mepegawai bank. Mereka dipertemukan denyisakan jambul/poni. Tak sedikit pula yang ngan kami (para tamu dari negara asing), lalu menyetir mobil. bercerita tentang sulitnya membagi waktu Pecahnya prasangka atau praduga terantara famili-profesi-religi. Ya, orang Iran hadap Iran tak hanya terjadi pada fisik (bahamat religius, sehingga agama selalu diwa mereka ternyata lebih mirip orang kulit nomorsatukan. Kesulitan mereka sama saja putih daripada orang Arab –mereka keturundengan kesulitan ibu-ibu di Indonesia dan an ras Aria seperti bangsa Eropa umumnya), di banyak negara lain. tapi juga pada kedudukan pria-perempuan, Saya terkesan, mereka tidak mengatakan tingginya peradaban mereka, majunya hidup mereka mudah atau baik-baik saja ekonomi negara, serta intelektualitas mereka (kalau mereka bilang begini, akan saya angyang mengagumkan. gap propaganda public relation). Mereka Tingginya peradaban dapat kita saksikan dari tak memiliki supportsystem seperti tetangga situs-situs peninggalan. Masjid dan bangunan dan keluarga, sebagaimana di negara-negara kuno lainnya telah memiliki pola arsitektur Asia atau Afrika. Namun, sistem pemeyang canggih pada zamannya. Intelek tualitas rintahan mereka men-support maksimal: juga tercermin saat kita berbicara dengan cuti hamil 6 bulan sepenuh gaji, akan dimereka. Tak mengherankan bila mereka metingkatkan setahun. Lalu, selama dua tahun nemukan teknologi nano, menciptakan hujan setelah masuk kerja, setiap hari bebas dua di padang pasir, bahkan merekayasa nuklir jam kerja untuk menyusui. Bahkan, peremuntuk kebutuhan listrik negaranya. puan yang memiliki orang tua, suami, atau Pecahnya prasangka tersebut melahirkan anak difabel diminta tinggal di rumah dan kekaguman pada bangsa Iran. Apalagi, Iran

membiayai Konferensi Perempuan Islam Sedunia ini 100 persen. Peserta datang dari 84 negara (termasuk Afrika, Amerika Latin, Eropa Utara). Jumlahnya sekitar 1.200 orang. Semua dibiayai dengan layanan VIP selama di Iran dan tiket pesawat pulang pergi dari negara masing-masing diganti. Kita akan berpikir: berapa besar biayanya? Mengapa Iran mau mengeluarkan biaya sebesar itu untuk sebuah konferensi? Akhirnya, saya menyimpulkan sendiri: Bagi Iran, bukan konferensinya yang penting, tapi kemampuannya mengumpulkan para perempuan cendekia sedunia itulah yang ingin disuarakan ke seluruh dunia. Bahwa Iran bisa. Bahwa Iran akan didukung perempuan sedunia untuk menggelorakan kebangkitan Islam, suatu gerakan yang tak terbendung. Sebagaimana kita lihat, gerakan yang berawal dari akar rumput ini sudah berhasil menggulingkanpemerintahan yang korup di kawasan Timur Tengah, menggantikannya dengan tokoh dari Muslim Brotherhood (Persaudaraan Muslim). Bila memang itu tujuannya: image building, mungkin biaya tersebut sangat berarti. Iran yang mengalami sanksi ekonomi internasional selama 30 tahun terbukti menggeliat, survive. Rakyatnya menggunakan produk dalam negeri. Tidak apa-apa mobil-mobil di jalanan dan HP para tokoh tampak jadul (kuno) dan tidak ada McDonalds atau KFC di Teheran. Tapi, mereka berdiri dan menatap kita dengan kebanggaan. Mungkin kita bangsa Indonesia yang kaya raya tidak bisa bersikap penuh kebanggaan dan percaya diri seperti itu. (*) Dosen dan analis media

Soal Bunuh Diri Ibu-Anak P

ERISTIWA memilukan kembali menimpa ibu dan anak. Markiyah dengan membawa anaknya yang berumur tiga tahun melompat dari sebuah jembatan di kota Bogor beberapa waktu lalu untuk mengakhiri hidupnya. Tak tahan dibelit kemiskinan dan tidak adanya tanggung jawab suami, diduga kuat menjadi alasan tindakan nekatnya. Pada Maret lalu di Bandung, seorang ibu juga bunuh diri karena tak tahan atas himpitan kemiskinan. Saat itu, sang ibu, Herawati lebih dahulu membunuh anaknya dengan cara membenamkan ke selokan, lalu ia menyayat lengannya sendiri sampai tewas. Berbagai kasus bunuh diri yang dilakukan ibu dengan mengajak anaknya yang marak akhir-akhir ini, menurut keterangan pihak keluarga, dipicu persoalan rumah tangga. Kejadian-kejadian semacam ini harus dicermati mengingat karena sudah tak terhitung. Beberapa analisa ahli menyebutkan, tindakan nekat seperti itu biasanya karena pelaku merasa tidak sanggup lagi menahan

beban hidup yang berat, para suami untuk memperOleh: misal himpitan ekonomi lakukan istri dengan seIFFAH AINUR ROCHMAH atau pertengkaran/ketibaik-baiknya. Ketiga, dadakharmonisan rumah lam kehidupan bermasyatangga. Jika pelakunya seorang muslim rakat, Islam mewajibkan individu-individu penyebabnya tidak memahami bahwa bumasyarakat untuk saling memperhatikan, nuh diri sebagai tindakan haram dan dosa bergaul dengan baik dan tolong menolong. besar yang akan dipertanggungjawaban di Keempat, Islam mewajibkan negara untuk hadapan Allah SWT. memenuhi kebutuhan dasar individu (paSIKAP MUSLIMAH HTI ngan, sandang, papan) dan kebutuhan dasar Sesungguhnya Allah swt tidak membiarmasyarakat (pendidikan, kesehatan, kekan seorang perempuan merasa tidak beramanan). Bagian dari jaminan negara terdaya menghadapi persoalannya. Ada besebut adalah penyediaan lapangan kerja berapa mekanisme sistemik yang berjalan memadai sehingga setiap kepala keluarga jika kita mengacu pada aturan Islam. Perbisa memenuhi kebutuhan seluruh anggota tama, Islam mewajibkan orang tua/wali atau keluarganya secara layak. Dan termasuk suaminya untuk memberikan nafkah yang tanggung jawab pendidikan adalah pemcukup bagi keluarganya. Kedua, Islam berian pemahaman yang shahih terhadap menetapkan hubungan suami dengan istri langkah-langkah penyelesaian masalah. adalah hubungan persahabatan yang penuh Dengan itu seseorang tidak akan mengambil cinta kasih dan rasa sayang, dimana suami jalan bunuh diri atau jalan-jalan yang tidak menjadi tempat berbagi ketika istri mengbenar lainnya. alami persoalan yang tidak bisa diselesaikan Jika seluruh ketentuan (aturan) Islam tersendiri dan sebaliknya. Islam mewajibkan sebut diterapkan, seorang individu tidak

akan pernah menemui jalan buntu dari persoalan yang dihadapinya dan –jika dia seorang perempuan– dia akan merasakan jaminan berlapis-lapis atas ketenangan, perlindungan dan kecukupan kebutuhan dirinya, yaitu (1) jaminan dari suami/wali, (2) dukungan dari keluarga dan lingkungan dan (3) jaminan dari negara. Kesejahteraan di negeri ini akan bisa riil dirasakan seluruh rakyat per individu dan kaum ibu akan merasakan kehidupan yang ideal hanya jika negeri ini diatur dan diurusi menggunakan syariah Islam yang dterapkan secara utuh dalam bingkai Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj na-nubuwwah. Sekaranglah saatnya kita memperjuangkan dengan penuh kesungguhan. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.” (QS alAnfal [8]: 24) (*) Jurubicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia

Pendiri: H Mahtum Mastoem (Alm). General Manager: Dadan Alisundana. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Ruslan Caxra. Redaktur Pelaksana: Usep Saeffulloh. Asisten Redaktur Pelaksana Pracetak: Midi Tawang. Koordinator Liputan: M Ruslan Hakim. Redaktur: Tina Agustina, Nancy AQ Mangkoe. Asisten Redaktur: Candra Nugraha, Asep Sufian Sya’roni, Irwan Nugraha, Ujang Yusuf Maulana. Penanggung Jawab Web: Husni Mubarok. Reporter: Dede Mulyadi, Permana, Lisna Wati, Rina Suliestyana, Lisan Kyrana. Singaparna: Sandy Abdul Wahab. Ciamis: Iman S Rahman, Yana Taryana. Pangandaran: Nana Suryana. Banjar: Kukun Abdul Syakur (Kepala Biro), Deni Fauzi Ramdani. Wartawan Luar Negeri Melalui Jawa Pos News Network (JPNN): Dany Suyanto (Hongkong). Sekretaris Redaksi: Lilis Lismayati. Pracetak: Achmad Faisal (Koordinator), Sona Sonjaya, Husni Mubarok, H Yunis Nugraha. IT: Harry Hidayat. Iklan: Agustiana (Manager), Nunung, Devi Fitri Rahmawati, Jamal Afandy. Iklan Perwakilan Jakarta: Yudi Haryono, Azwir, Eko Supriyanto, Mukmin Rolle, Arief BK, Asih. Pemasaran dan Pengembangan Koran: Dede Supriyadi (Manager), Asep H Gondrong, Yadi Haryadi, Toni, Dani Wardani. Promosi dan Event: M. Fahrur, Sarabunis Mubarok. Keuangan: Nina Herlina (Manager), Novi Nirmalasari (Accounting), Rina Kurniasih (Inkaso), Tatang (Kolektor). Diterbitkan: PT. Wahana Semesta Tasikmalaya. Percetakan: PT Wahana Semesta Java Intermedia. Komisaris Utama: H. M. Alwi Hamu, Komisaris: Lukman Setiawan, Dwi Nurmawan. Direktur Utama: H. Suparno Wonokromo. Direktur: Yanto S Utomo. Alamat Redaksi/Pemasaran/Iklan/Tata Usaha/Percetakan: Jl. SL Tobing No. 99 Tasikmalaya 46126, Telp. 0265-348356-57, Fax. 0265- 322022, email: radar.tasikmalaya@gmail.com. Perwakilan Cirebon: Jl. Perjuangan No. 9 Cirebon Tlp: (0231) 483531, 483532, 483533. Perwakilan Bandung: Jl. Margahayu Raya Barat Blok SII No.106 Bandung Telp. 022-7564848, 08182398875 (Sofyan). Perwakilan Jakarta: Komplek Widuri Indah Blok A-3, Jl. Palmerah Barat No. 353, Jakarta 12210, Telp. 021-5330976, HP: 081320279893. Tarif Iklan: hitam putih (BW) Rp 28.000/mm kolom, warna (FC) Rp 38.000/mm kolom, iklan baris Rp 15.000, iklan halaman 1 (FC) Rp 76.000/mm, iklan halaman 1 (BW) Rp 56.000/mm , No. Rekening: 0520110944 - BANK SYARIAH MANDIRI Cabang Tasikmalaya, 0007245361001 - BANK JABAR BANTEN Cabang Tasikmalaya, an. PT Wahana Semesta Tasikmalaya. Referensi Semua Generasi

Isi diluar tanggung jawab percetakan

SEMUA WARTAWAN RADAR TASIKMALAYA SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL ATAU SURAT TUGAS, DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APAPUN DARI NARASUMBER.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.