E-paper Surya Edisi 14 Agustus 2012

Page 4

surya jatim surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

SELASA, 14 AGUSTUS 2012

Warga Hadang Truk Sampah â– Desanya Dijadikan Pembuangan Sampah blitar, surya - Tidak terima lahan di desanya dijadikan tempat pembuangan sampah oleh Pemkot Blitar, Warga marah, Senin (13/8). Warga Dusun Jatianom RT 02/02, Desa Jatilengger, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar Senin (13/8) pukul 05.30 WIB, mulai bapak-bapak, ibuibu, sampai anak-anak keluar rumah untuk melakukan aksi. Sambil berkumpul di pintu masuk TPA, mereka menolak kampungnya dijadikan TPA liar. Meski tak membawa spanduk namun mereka bertekad menghadang setiap truk sampah pemkot yang akan membuang sampahnya ke TPA. Namun anehnya, selama dihadang warga hingga siang hari, tak ada satupun truk sampah yang berani melintas. Padahal setiap hari, biasanya ada puluhan truk sampah yang keluar masuk ke TPA. Kemungkinan, yang membuat sopir truk takut karena tersiar kabar kalau warga akan mengamuk dan bakal membakar truk sampahnya. "Kami nggak terima kalau kampung kami dijadikan tempat pembuangan sampah seperti ini. Sebab, ini bukan TPA melainkan sungai, kok dibuangi sampah," ujar Solikin, warga setempat. Menurutnya, aksi ini sengaja digelar pagi-pagi, karena warga ingin menangkap basah truk sampah milik pemkot. Sebab, truk itu dipastikan bakal datang dan membuang sampah habis Subuh. Selebihnya, jamnya tak bisa dipastikan.

Rencananya, bila tertangkap, ia akan diusir ramai-ramai dan bila bandel, warga akan memberinya pelajaran. Masalahnya, tempat yang dijadikan pemkot buangan sampahnya itu bukan TPA, melainkan sungai. Dulu saat Gunung Kelud itu meletus, sungai dengan kedalaman 8 meter, lebar 6 meter, dan panjang sekitar 3 km itu dipakai jalur laharnya. Mungkin karena dianggap tak berfungsi lagi, sehingga oleh pemkot

storyhighlights â– Pemkot Blitar sudah MoU dengan Pemkab Blitar untuk membuang sampah di TPA Sumberejo â– Setiap hari para sopir sampah nekat membuang sampah di Desa Jatilengger, sehingga menyulut kemarahan warga. diam-diam dijadikan TPA liar. "Warga sangat keberatan, meski mengantongi izin, misalnya. Apalagi, tanpa ada izin seperti ini, sehingga warga dengan alasan apa pun menolaknya," tegasnya. Khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan, Andik Pujianto, Kades Jatilengger terus mendampingi warganya hingga aksi itu bubar sendiri. Bahkan, petugas satpol PP yang dipimpin Suyanto SH, Kasi Penindakan dan Penertiban Satpol PP Kabupaten Blitar terus berjaga-jaga di lokasi. Andik Pujianto mengatakan,

protes warganya ini karena keberadaan TPA itu tanpa izin ke desa apalagi warga. Ditambah baunya yang menyengat hidung, sehingga warga tak tahan dan akhirnya melakukan aksi seperti ini. "Kalau besuk sampai ada truk yang berani membuang sampah, maka itu sama dengan cari gara-gara. Risikonya, jangan salahkan kalau warga sampai anarkis," ungkap Andik. Sebenarnya, yang membuat warga terpancing emosinya karena selama ini protesnya tak pernah digubris. Malah, beberapa hari ini pagar yang dipasang di pintu masuk TPA, termasuk papan pengumuman larangan membuang sampah yang dibuat Satpol PP dibuang oleh para sopir. Toha Mashuri, Kepala Satpol PP Kabupaten Blitar menyesalkan pembuangan sampah ke Jatilengger. Masalahnya, itu bukan TPA melainkan sungai. Padahal, pemkab sudah memberikan solusi kalau pemkot mau buang sampahnya ke kabupaten, tak masalah. Silakan dibuang ke TPA Sumberjo, Kecamatan Kademangan. "Di situ lokasinya sangat luas dan jauh dari perkampungan, sehingga sampah sebanyak apa pun tertampung," katanya. M Sidik, Kabag Humas Pemkot Blitar mengatakan, antara pemkot dan pemkab memang sudah ada MoU terkait pembuangan sampah ini. Pemkot diberi kebebasan membuang sampah ke TPA Sumberjo. Namun, Sidik mengaku belum tahu mengapa hal itu belum terealisasi. (fiq)

surya/sudarmawan

SEPI PEMINAT - Satu rangkaian Kereta Rel Diesel Electrik (KRDE) ber-AC yang disediakan gratis oleh Pemprov Jatim untuk pemudik dengan tujuan Madiun - Surabaya sepi dan kosong melompong saat operasional pertama kali, Senin (13/8) pukul 07.00 WIB.

Pejabat Bermasalah malah Naik Pangkat mojokerto, surya Kenaikan pangkat seharusnya dinikmati mereka yang berprestasi. Di Mojokerto, pejabat yang bermasalah malah naik pangkat, sehingga mengundang kontroversi. Kendati mengundang gunjingan, inilah yang terjadi dalam mutasi ke-13 di masa pimpinan Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa, Senin (13/8). Bupati Mustofa Kamal Pasa menggelar mutasi terhadap 156 pejabat. Salah satunya, Kabid Pendidikan Menengah Dinas

Pendidikan Kabupaten Mojokerto Kasiono. Pejabat yang terjerat kasus korupsi sebagai tersangka dana blockgrant Rp 1 miliar ini dipromosikan menjadi Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Kasiono ditetapkan sebagai tersangka pada Juli 2012 oleh Polres Mojokerto. Namun, hingga kini belum dijebloskan ke tahanan. "Mutasi ini digelar untuk mengisi kekosongan jabatan, penataan organisasi, alih fungsi dan promosi saja, tidak ada mak-

sud lain," ujar Bupati Mustofa. Namun, dia enggan berkomentar terkait dimutasinya Kasiono. Serta kasus hukum yang menjerat Kasiono tersebut. Selain Kasiono, beberapa pejabat lain yang dimutasi, di antaranya, Susanto dari Kepala Diknas menjadi staf ahli. Jabatan Kepala Diknas dijabat Suharsono, yang sebelumnya sebagai inspektur pembantu di Inspektorat Pemkab Mojokerto. Selain itu, Kabag Humas Abdulloh Muhtar pindah sebagai Camat Jetis. Ia digantikan Ludfi

Ariyono yang sebelumnya sebagai Camat Gondang. Kasusnya Jalan Terus Kapolres Mojokerto AKBP Eko Puji Nugroho menanggapi dingin pengangkatan Kasiono dari Kabid Dikmenum menjadi Sekretaris Dinas Pendidikan Pemkab Mojokerto. Kapolres menyakinkan bahwa kasus korupsi dana blockgrant Rp 1 miliar yang menyeret Kasiono terus berjalan. "Kasusnya tetap lanjut, meski sudah tidak menjabat di situ," ujar Eko. (bet)

Usut Dugaan Penyelewengan DBHC nganjuk, surya - Polres Nganjuk mulai melakukan penyelidikan terkait penyelewengan dana bagi hasil cukai (DBHC) di Pemkab Nganjuk tahun 2011. Ini setelah munculnya dugaan penyelewengan alokasi anggaran DBHC untuk pengadaan bantuan beras rakyat miskin di SKPD Perindustrian/Perdagangan dan di SKPD Dinas sosial, tenaga kerja transmigrasi. Kasatreskrim Polres Nganjuk, AKP Anton Prasetyo mengatakan, untuk kasus dugaan penyelewengan DBHC di di sejumlah SKPD Pemkab Nganjuk tersebut belum ada peningkatan status. Artinya, status untuk kasus dugaan penyelewengan sebatas penyelidikan. "Untuk itu belum ada ter-

sangka atas kasus tersebut, semuanya masih sebatas pemeriksaan saksi-saksi," kata Anton Prasetyo di Mapolres Nganjuk, Senin (13/8). Meski demikian, pihaknya akan berusaha mempercepat proses penyelidikan terhadap kasus tersebut. "Tapi perlu diketahui, penyelidikan kasus penyelewengan yang masuk kategori korupsi itu tidak mudah dan memerlukan waktu cukup lama. Jika keburu waktu justru tidak akan mencapai target sasaran yang diharapkan," ucap Anton. Sementara itu, dari sumber yang berhasil dihimpun Surya menyebutkan, sejumlah pejabat di SKPD Perdagangan dan Perindustrian serta SKPD Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Transmigrasi telah diperiksa penyidik unit pidana tertentu Polres Nganjuk diduga terlibat penyelewengan DBHC. Dana DBHC seharusnya dialokasikan untuk kegiatan memberikan pembinaan dan bantuan modal bagi usaha kecil ternyata diselewengkan untuk pengadaan beras demi mendukung kegiatan Bupati Nganjuk. Akibatnya SKPD bersangkutan tidak bisa mempertanggungjawabkan penggunaan DBHC sesuai proposal awal yang diajukan. "Penyelewengan itu ada yang melaporkanya ke polisi. Karena nilai penyelewengannya mencapai miliaran rupiah sehingga wajar jika polisi cukup hati-hati dalam melakukan penyelidikan," tutur sumber Surya. (aru)

Jasad Wanita Dibuang di Jembatan â– Banyak Luka Bacok dan Pukulan Benda Tumpul kediri, surya - Sesosok mayat tanpa identitas ditemukan di bawah jembatan Desa Gondang, Kecamatan Plosoklaten, Senin (13/8) siang. Jenazah berjenis kelamin perempuan itu diduga korban pembunuhan. Pasalnya, ditemukan sejumlah luka bekas bacokan terutama di bagian wajah. Selain itu, juga terlihat adanya luka bekas pukulan benda tumpul di bagian belakang tubuhnya. Mayat tersebut kali pertama dilihat oleh Nanik Mujiati (26) warga yang tinggal 200 meter dari jembatan. Saat itu, Nanik hendak pulang dari pasar, terkejut melihat sesosok tubuh dalam posisi terjungkal di bawah jembatan. Awalnya, dia mengira jenazah itu merupakan gelandangan sedang tidur. Namun, karena curiga dia mendekat dan memastikannya. Ternyata, dia melihat banyak darah dan luka pada tubuh jenazah. "Saya kira orang gila atau gelandangan yang tidur di bawah jembatan, tapi kok lukanya banyak. Akhirnya saya beritahu ke warga lain," ujarnya di lokasi. Mendapat laporan adanya

surya/cornelius vrian

evakuasi - Jasad wanita tanpa identitas sedang dievakuasi. Korban diduga sengaja dibunuh dan dibuang di bawah jembatan. penemuan mayat, polisi segera meluncur ke TKP. Hasil identifikasi menunjukkan, terdapat tiga luka sabetan benda tajam di wajah, masing-masing satu luka di bagian pipi, dan dua luka di dahi. Ditemukan pula luka pukulan benda tumpul di bagian tengkuk dan bahu. Ditengarai, korban dibunuh di tempat lain, sebelum dibuang oleh para pelaku di tempat itu. Pasalnya, warga sekitar tidak ada yang mengenali identitas

join facebook.com/suryaonline

korban. "Tidak ditemukan identitas sama sekali pada tubuh korban. Warga setempat juga tidak ada yang mengenalinya," ujar Paur Subbag Humas Polres Kediri, Ipda Ribiko Entas. Untuk keperluan otopsi, jenazah tanpa identitas yang diperkirakan berumum 25 - 30 tahun itu dibawa ke RS Bhayangkara Kota Kediri. Sementara tim buser Polres Kediri langsung bergerak menyelidiki. (st41) follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.