Surya Digimag 31 Januari 2015

Page 1

SABTU 31 JANUARI 2015

DigiMag

Apa asyiknya hidup dalam asrama, di biara pula. Nggak banget. Semua serba diatur dan semua serba disiplin. Dalam lingkungan seperti itu benar-benar di luar bayangan.

D

i ruang Romana, suasana menjadi riuh ketika beberapa biarawan berjubah tampil. Jangan dibayangkan mereka akan berkotbah. Sama sekali tidak! Mereka justru mengajak para siswa SMAK Santa Maria Surabaya (Sanmar) untuk berdiri dan berjoget. Suara merdu sang biawaran dan gaya kocaknya membuat semua mengikuti gerakan rancaknya dengan senang hati. Ahai… ternyata asyik juga. Di ruang lain, terdengar lagu dangdut. Sesekali terdengar tawa riuh begitu refrain lagu berbunyi sakitnya tuh di sini…. Berbagai permainan dan unjuk kebolehan dari para penghuni biara itu membukakan mata para siswa Sanmar. Di dalam biara juga menyenangkan. Ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan di dalam sana. Jadi, tidak hanya khusyuk berdoa. Jeannice, siswa kelas XI, terkekeh mendengar penuturan biarawati yang bercerita tentang kehidupan mereka di dalam biara. “Ternyata hidup mereka menyenangkan. Saya pikir di dalam sana pasti boring. Ternyata tidak tuh,” katanya. Ia bersama ratusan siswa lain mencari informasi, mencatat, dan menuliskan dalam selembar kertas. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok. Semua mendengarkan presentasi, mendatangi meja-meja yang dijaga biarawan dan biarawati, dan mengikuti berbagai acara. Setelah itu, semua membuat refleksi. “Ini bagian dari pelajaran Agama. Asyik juga karena tidak hanya duduk di kelas. Kami dapat berkomunikasi dengan banyak biarawan dan biarawati dan menuliskan refleksi pribadi,” kata Yohanes yang bersemangat menulis. Yohanes dan teman-temannya harus menuliskan hasil refleksinya dalam 800 kata. Glek! Banyak sekali? Itu memang salah satu cara agar para siswa terbiasa mengungkapkan gagasan dalam tulisan. Bukan tentang panjang atau pendek tulisan, melainkan tentang banyaknya informasi yang digali. Menurut Christina, guru Bahasa Indonesia di Sanmar, para siswa diajak untuk menyerap informasi sekaligus mengungkapkannya dalam tulisan. “Para siswa dipisah antara perempuan dan laki-laki. Mereka memasuki kelas-kelas yang telah ditentukan oleh panitia. Siswa laki-laki mendengarkan presentasi dari para frater sedangkan yang perempuan mendengarkan presentasi oleh para suster,” kata Christina.

Bikin Terharu Acara itu dikemas dalam Pameran Aksi Panggilan dengan tajuk “Inilah Aku, Utuslah Aku” di ruang Romana dan bangsal olahraga, SMA Santa Maria, Jl Raya Darmo 49 Surabaya, akhir pekan lalu. Presentasi dibagi dalam dua sesi. Dalam tiap ruang kelas, para siswa berasal dari berbagai kelas, baik kelas X, XI, dan XII digabung. Tidak ketinggalan para siswa SMP Santa Maria pun diundang dalam acara presentasi ini. Beberapa biarawan dan biarawati yang ikut berasal dari Jawa dan Bali. Di antaranya adalah OSU (Ordo Santa Ursula), MC (Misionaris Claris), CP (Kongregasi Pasionis), Dominikan, SMM (Serikat Maria Monfortan), CDD (Congregatio Disclipulorum Domini), CSA (Congregasi Bruder St Aloysius), dan lain-lain.

Tahun Ini

surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Digital Magazine

K

Sanmar Ekspo Panggilan

Sip-Markusip di Dalam Biara

Sesi pertama dimulai pukul 07.30-09.00 WIB, diselingi dengan istirahat, kemudian dilanjutkan dengan sesi kedua pukul 09.30-11.00 WIB. Usai presentasi, para siswa memahami kehidupan di dalam biara. Ssst… beberapa siswa mulai tertarik untuk bergabung dengan mereka, lho. ”Wah, presentasi frater tadi sungguh asyik. Sederhana dan menyentuh hati. Aku mulai mempertimbangkan untuk mau jadi romo,” kata Aji siswa kelas XII. Mitchelle, siswa kelas XI, juga memberi acungan jempol. Sharing para biarawati membuatnya terharu. ”Ya, kayaknya menjadi suster itu juga enak, lho. Segala kegiatan ditujukan untuk memuliakan nama Tuhan dan membantu mereka yang terpinggirkan. Aku ingin seperti Bunda Theresia, idolaku selama ini,” imbuh Mitchelle. (demes)

egiatan yang dilakukan di awal tahun itu menjadi awal bagi rangkaian acara istimewa. Juli 2015 Sanmar memasuki usia delapan windu alias 64 tahun. Sekolah megah di tengah kota Surabaya itu semakin tua semakin berasa. Berasa okenya. Menurut Christina, Ketua Penyelenggara Aksi Panggilan, ada sederet kegiatan yang sudah disiapkan. “Kami merencanakan beragam kegiatan menarik lain seperti bakti sosial berupa pasar murah, dan pengobatan gratis. Nanti ada juga pendirian taman bacaan di lingkungan sekitar sekolah (kampung Dinoyo),” kata ibu guru yang ramah itu. Perhatian kepada lingkungan menjadi

yang pertama dan utama. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, peserta bakti sosial yang menggabungkan kekuatan sekolah dan alumni diminati banyak orang. Mereka yang membutuhkan pengobatan gratis semakin banyak. Kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah menjadi perhatian. Selain bakti sosial, pada usia 64 tahun, Sanmar menggelar pentas seni, pencetakan buku antologi alumni, dan konser Santa Maria. Seisi sekolah bersemangat menyiapkan agenda yang sudah sejak tahun lalu disiapkan. Acara ini berguna sekali untuk para siswa SMA dan SMP Santa Maria dan sekolah-sekolah lain di Surabaya untuk mengenal lebih

jauh kehidupan para biarawan-biarawati. Mereka hidup bahagia dan damai. “Semoga acara seperti ini dapat terus dilaksanakan dan dikembangkan dalam rangkaian kegiatan SMA Santa Maria setiap tahunnya. Kegiatan ini semoga bisa menjadi agenda

rutin tiap tahun SMA Santa Maria dan saya berharap tahun depan peserta pameran aksi panggilannya akan semakin banyak serta anak-anak juga akan semakin berminat,” ungkap Suster Fitri Murniati OSU, Kepala Satuan Pendidikan SMA Santa Maria. (demes)

Tahun Lho! ____Christina

join facebook.com/suryaonline

follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.