E-paper Surya Edisi 14 Agustus 2012

Page 15

12

malang plus surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

SELASA, 14 AGUSTUS 2012

Warga Pakisaji Produksi Upal ■ Belajar

surya/eben haezer panca

Uang Palsu - Ageng Amin Fauzi (43) tersangka pembuat uang palsu diamankan di Polres Malang bersama uang palsu yang dibuatnya, Senin (13/8).

Beli Ganja buat Persiapan Lebaran Kepanjen, Surya - Paket ganja kering seberat 0,5 kg berhasil diamankan Sat Reskoba Polres Malang dari rumah tersangka pengedar ganja, Feri Teguh Prasetyo (39), warga Perumahan Sari Madu, Desa Segaran, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Jumat (10/8). Menurut Kapolres Malang, AKBP Rinto Djatmono, penangkapan Feri dilakukan setelah polisi mendapat informasi bahwa dia kerap mengisap ganja. “Yakin informasi itu benar, kami langsung menggeledah ke rumahnya. Waktu penggeledahan itu kami menemukan barang bukti 0,5 kg ganja yang oleh tersangka dikemas dalam tujuh kemasan plastik, dan disimpan di dalam kamarnya,” kata Rinto, Senin (13/8). Dari penyidikan sementara, Feri diduga telah lama terlibat jaringan pengedar ganja di Kabupaten Malang. Dugaan itu muncul karena selama ini ja-

rang sekali ditemukan adanya kepemilikan ganja sebanyak yang dimiliki Feri. “Jaringan itulah yang sekarang sedang coba kami ungkap dalam penyidikan berikutnya,” imbuh Rinto. Namun, Feri Teguh Prasetyo mengaku sama sekali belum pernah menjual ganja sebelumnya. Dia bersikukuh sengaja

membeli ganja yang rencananya akan ia jual pada sejumlah kenalannya yang akan mudik Lebaran ke Malang. Saat ditanya Kapolres Malang, AKBP Rinto Djatmono, Feri yang juga tukang servis ponsel ini mengaku, ganja itu ia beli dari seorang kenalannya berinisial Y, di Stasiun Cikini, Jakarta, dengan harga Rp 1,7 juta. (st17)

Mencetak dari Internet

Kepanjen, Surya - Bosan setahun menganggur membuat Ageng Amin Fauzi (43), warga Jl Pahlawan Usman, Desa/Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, nekat memproduksi uang palsu (upal). Namun, profesi baru pria yang akrab dipanggil Amin ini cepat tercium Tim Buser Sat Reskrim Polres Malang, hingga petugas menangkapnya, Sabtu (11/8). Dari tangan tersangka petugas mengamankan ribuan lembar upal dengan total nilai Rp 11,9 juta. Kaur Bin Ops Sat Reskrim Polres Malang, Iptu Haryanto SH, mewakili KapolresMalang dalam rilisnya mengungkapkan, tersangka ditangkap setelah polisi mendapat laporan sejumlah warung yang mengaku mendapat uang palsu dari beberapa kali transaksi penjualan. Berdasarkan informasi itu, petugas menyelidiki dan kecurigaan mengarah kepada Amin. “Tersangka ditangkap di Dampit. Waktu ditangkap, tersangka membawa upal pecahan Rp 5.000 sebanyak 452 lembar

dan upal pecahan Rp 10.000 sebanyak 964 lembar, sehingga totalnya Rp 11,9 juta,” papar Haryanto, Senin (13/8). Selain ratusan lembar upal, polisi yang menggeledah rumah Amin juga mengamankan barang bukti (BB) lain seperti tinta printer untuk mencetak uang, serta beberapa peralatan cetak. “Tersangka dijerat pasal 244 KUHP jo pasal 36 UU Nomor 7/2011 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Sekarang kasusnya masih kami sidik lagi untuk mencari tahu apakah ada orang lain yang terlibat,” kata Haryanto. Tersangka Amin mengaku nekat memproduksi upal sejak enam bulan silam. Itu terpaksa dia lakukan karena tak betah menganggur. “Saya pernah sekolah STM, tetapi tidak lulus. Sebelumnya pernah kerja serabutan, tetapi sudah lama menganggur karena nggak ada kerjaan,” kata Amin. Kendati tak pernah lulus STM, Amin ternyata bukan orang yang buta internet. Buk-

Pertama saya scan dulu kemudian diedit di photoshop. Setelah diedit, baru dicetak. Ageng Amin Fauzi Tersangka Pemroduksi Upal

tinya, cara membuat upal itu ia pelajari hanya dari membacabaca tutorial seputar kegiatan percetakan di internet. Bahkan, begitu mahirnya, Amin bisa dengan fasih menyebut rinci tipe-

tipe mesin scanner dan printer yang dia pakai. “Pertama saya scan dulu kemudian diedit di photoshop. Setelah diedit, baru dicetak,” urai Amin. Setelah tercetak, kemudian upal-upal itu ia jual kepada seorang kenalan berinisial HR, warga Dampit. Untuk setiap upal senilai Rp 3 juta, dia mematok harga Rp 1 juta. Selain itu, tak jarang pula Amin membelanjakan sendiri upal yang telah ia buat. Hanya saja, untuk mengantisipasi agar tak ketahuan, Amin biasanya membelanjakan uang itu ke toko-toko kecil. “Biasanya hanya saya pakai buat beli rokok. Itupun belinya biasa malam-malam,” pungkas Amin. (st17)

surya/eben haezer panca

PenGEdar Ganja - Fery Teguh Prasetyo (39) dengan ganja keris seberat 0,5 kilogram miliknya, Senin (13/8).

Tunjangan Guru Belum Cair Malang, Surya - Hingga kini tunjangan tambahan penghasilan guru (TPG) bagi guru nonsertifikasi di Kota Malang belum juga cair. Telatnya pencairan TPG sebesar Rp 250.000 per bulan itu menjadi rasan-rasan para guru. Menurut Asriani, guru sebuah SD di Blimbing, TPG itu belum cair sejak triwulan kedua. “Padahal, sekarang sudah masuk triwulan ketiga, mengapa belum juga cair,” kata Asriani, Senin (13/8). Asriani pun merasa kecewa, sebab sudah mendekati lebaran tetapi TPG belum juga cair. Terlebih, tunjangan untuk para guru yang tersertifikasi sudah cair beberapa minggu lalu. “Kami tidak tahu mengapa ini terjadi, kami menunggu saja sampai cair. Semoga cairnya sebelum lebaran,” harap Asriani. Guru lain yang enggan namanya disebut membenarkan apabila TPG kali ini telat. “Wah saya inginnya ya cepat-cepat cair, lumayan buat tambahan ongkos mudik,” tambahnya. Telatnya pencairan TPG itu dibenarkan Lilik Dwi Riyani, Kasubag Keuangan Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Malang. Menurut Lilik, TPG triwulan kedua telat cair karena para guru penerima TPG juga telat menyerahkan surat pertanggungjawaban (SPj) triwulan pertama. (k5)

join facebook.com/suryaonline

follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.