Surya Edisi Cetak 28 September 2010

Page 11

8

Jawa Timur SELASA, 28 SEPTEMBER 2010

Minim Dosen, STAIN Didemo

lintas jatim Pabrik Gitar Korea Terbakar MOJOKERTO - Pabrik gitar asal Korea, PT Rira Indonesia yang ada di Desa Tempuran, Kecamatan Pungging terbakar. Akibat kebakaran ini, lima pekerja menderita luka bakar, dan dua di antaranya dirujuk ke rumah sakit. Kebakaran terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Diduga, api berasal dari korsleting yang ada di ruang coating 2 (pengecatan). Beruntung kebakaran tak menjalar ke ruang lain. Dalam waktu satu jam, api sudah bisa dipadamkan oleh tiga mobil PMK. Pihak perusahaan menolak memberikan keterangan terkait kebakaran di pabrik itu. Sejumlah wartawan juga tidak diberi izin mengambil gambar di lokasi kejadian. Akibat kejadian ini, proses produksi sempat terhenti. Namun sekitar pukul 11.00, para pekerja diminta kembali bekerja. Melalui pengeras suara, salah satu pengusaha asal Korea meminta agar pekerja kembali bekerja dan mengabaikan kebakaran yang baru saja terjadi. Pengusaha ini juga menyebut pihaknya masih bersyukur meski ada banyak gitar elektrik yang terbakar. Alasannya, tak ada pekerja yang menjadi korban. Pujianto, 29, salah satu korban yang dirawat di Rumah Sakit Arofah, Mojosari mengaku, api cepat membesar setelah ada kebocoran pada panci yang di dalamnya berisi bahan mudah terbakar seperti thinner. Eni Rachmawati, korban lainnya yang juga dirawat di RS itu, shock. Usai menjalani perawatan, perempuan ini masih belum bisa diajak berkomunikasi. ■ bet

Curi Besi, Tertangkap karena Jatuh KEDIRI - Fajar Dwi Sulistyo, 32, mengerang kesakitan di Polsek Papar, Senin (27/9). Kaki kanan pengangguran asal Desa Bangsongan, Kecamatan Kayenkidul, Kabupaten Kediri ini patah tertimpa besi tutup air yang dibawanya untuk dijual. Memang, saat itu, Fajar bersama teman satu desanya, Dimas Setyawan, 19, mencuri besi tutup air di Desa Pehkulon, Kecamatan Papar. Sialnya, saat kedua pelaku membawa besi hasil curian tersebut, sepeda motor yang mereka kendarai selip, dan terjatuh di jalan Desa/ Kecamatan Kayenkidul. Akibatnya, besi yang dibawa Fajar menimpa kakinya hingga patah. Kecelakaan itu mengundang kehadiran petugas Polsek Pagu. Petugas menaruh rasa curiga kepada kedua pelaku, karena malam-malam membawa tutup besi yang biasa digunakan untuk penutup saluran irigasi. Petugas pun mengintrogasi keduanya. Meskipun sempat berbelit-belit, akhirnya mereka mengaku, bahwa besi tutup tersebut mereka curi dari dam di Desa Pehkulon. Mendengar pengakuan tersebut, polisi langsung menggelandang pelaku ke Polsek Pagu dan kasusnya kemudian dilimpahkan ke Polsek Papar, sesuai dengan tempat kejadian perkara (TKP). “Usai dicuri dari tempatnya, besi tersebut disembunyikan dulu di tengah kebun jagung. Kemudian malam hari diambil, dan rencananya akan dijual,” kata Kapolsek Papar, AKP Suyitno. ■ st34

surya/amru muiz

BUKTI PENYETORAN - Salah satu calon TKI menunjukkan bukti penyetoran uang untuk berangkat ke Belanda.

Warga Lamongan Mengadu ke Blitar BLITAR - Sebanyak tujuh orang yang merupakan wakil rekan-rekannya para calon TKI asal Kabupaten Lamongan mengadu ke DPRD Kabupaten Blitar. Mereka meminta bantuan moril setelah ditipu oleh Ali Rahman,40, warga Dusun Serut Desa Gogodesa, Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar yang berprofesi sebagai petugas perekrut tenaga kerja perwakilan salah satu BUMN konstruksi berkantor pusat di Jakarta. Menurut salah satu korban, Mulyono, 27, warga Desa Jubelor Kecamatan Sugiyo Kabupaten Lamongan, dia bersama sekitar 60 orang dari Lamongan dijanjikan bekerja di negeri Belanda untuk proyek pembangunan sebuah jembatan. Rencananya, sesuai dengan perjanjian yang di atas meteri mereka diberangkatkan paling lambat sekitar bulan Juli 2010. Untuk itu mereka diminta membayar panjar Rp 2 juta dari total biaya Rp 3,5 juta per orang. “Biaya itu kami nilai cukup murah dibanding penghasilan yang bakal kami peroleh Rp 6 juta perbulan kalau sudah bekerja,” ucap Mulyono. Koordinator Paguyuban Peduli Perempuan dan Buruh Migran (P3BM) Kabupaten Blitar, Wawan mengatakan, pihaknya akan terus mendampingi para TKI asal Lamongan dalam memperjuangkan nasibnya tersebut. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Ahmad Munib mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa atas kasus yang menimpa TKI asal Lamongan. ■ aru

Baru Berkuasa, Bupati Mutasi Pejabat KEDIRI - Belum lama berkuasa, Bupati Kediri Haryanti melakukan mutasi pada sejumlah pejabat bawahannya, dengan alasan untuk mengoptimalkan satuan kerja. "Mutasi dilakukan untuk penyeragaran saja. Kami ingin optimalkan personel di pemkab," kata Kabag Humas Kabupaten Kediri Eko Setiyono, ditemui di ruang Pamenang Kantor Pemkab Kediri usai kegiatan mutasi, Senin (27/9). Mutasi ini dilakukan pada empat pejabat pemkab. Mereka adalah Sutrisno (Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan) bertukar tempat dengan Sugeng Sundoro (Kepala Inspektorat), Ngaseri (kepala seksi di Bagian Pemerintahan) dimutasi menjadi Sekretaris Camat Kepung, dan Edi Subiyakto (kepala seksi di Bagian Pemerintahan) dimutasi menjadi Sekretaris Camat Mojo. Mutasi ini adalah kali pertama dilakukan saat pemerintahan Bupati Haryanti. Eko juga mengungkapkan, mutasi ini adalah suatu keharusan dengan persepsi roda organisasi yang dianggap mulai lamban merespons permasalahan yang timbul, khususnya yang terkait dengan urusan pelayanan masyarakat. Dalam masalah penataan personel, lanjut Eko, bupati periode sebelumnya (Sutrisno, suami Haryanti) masih ada toleransi. Namun, dengan perubahan kepala daerah akan mempertimbangan kinerja dari masing-masing personel. "Jika kurang responsif harus diganti dengan yang lebih responsif," kata Eko. ■ ant

► Hanya Pentingkan Pembangunan Fisik

PONOROGO - SURYA RATUSAN mahasiswa dari berbagai jurusan dan fakultas di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Ponorogo menggelar aksi demo, Senin (27/9). Mereka tidak puas terhadap kebijakan rektor yang dianggap hanya mementingkan pembangunan fisik saja, namun mengabaikan pengembangan ilmu dan keintelektualan. Dampaknya, kini kampus STAIN tersebut kekurangan dosen, peralatan, serta materi keilmuan. "Masak kampus semegah ini sudah berapa tahun berdiri, tapi dosen saja tak memenuhi standar. Apalagi punya profesor. Gimana mahasiswa akan jadi intelektual?" ujar Maulida, mahasiswi semester V dari Fakultas Tarbiyah. Aksi semula digelar di halaman aula kampus. Setelah bermediasi dengan dosen dan hasilnya tak memuaskan, para mahasiswa melanjutkan aksinya. Mereka nekat menerobos pagar betis puluhan satpam yang berbaris di pintu gerbang kantor pusat. Mereka ingin bertemu langsung dengan rektor. Selain berorasi, mahasiswa juga mengecam keputusan dan kebijakan rektor dengan membentangkan puluhan karton yang tertuliskan kecaman terhadap kebijakan rektor. Beberapa tulisan itu antara lain berbunyi, Jangan Kotori Kampus STAIN dengan Tikus, Fasilitas Hak Kami, Jaga Kegunaan Fasilitas Kampus untuk Kepentingan Personal, serta Mas Kita harus Bayar Menggunakan Fasilitas Sendiri. Bayu Purna, mahasiswa semester IX Fakultas Syari'ah selaku koordinator aksi

surya/sudarmawan

KRITIK KEBIJAKSANAAN - Para mahasiswa STAIN Ponorogo menggelar unjuk rasa di kampus mereka guna mengkritik kebijaksanaan rektor yang dianggap lebih mementingkan pembangunan fisik daripada pembangunan kemampuan para dosennya. mengaku, bersama ratusan teman dari berbagai fakultasnya sudah tidak betah lagi dengan kebijakan kampus yang tidak berpihak ke mahasiswa. "Kami hanya menuntut hak, kapan mahasiswa akan pinter kalau dosen-dosennya tidak ada peningkatan SDM? Masih banyak dosen STAIN yang tidak bermutu. Kampus lebih mementingkan gedung dari pada SDM," katanya. Bayu juga menyinggung tentang ketidaktransparannya pengelolaan anggaran kampus, sementara pelayanan terhadap mahasiswa tidak maksimal. Di sisi lain, rektor lebih mementingkan pembangunan fisik, seperti membangun kampus yang megah, namun mengabaikan perhatian-

nya terhadap pendidikan dan peningkatan pengetahuan dosen. Karenanya, dia bersama para mahasiswa lainnya yang tergabung dalam Aksi Gerakan Mahasiswa Peduli Kampus itu, memberi koreksi kinerja rektor selama ini. Setelah beberapa saat berorasi, beberapa perwakilan mahasiswa, termasuk Bayu, dipersilakan masuk ke ruang rektorat untuk berdialog dengan rektor. Pertemuan itu berlangsung tertutup. Setelah perwakilan mahasiswa bertemu dengan rektor, aksi itu pun kemudian bubar. Rektor STAIN, Rodi Makmun ketika di konfirmasi terkait tuntutan mahasiswanya, mengaku, aksi mahasiswa itu, hal biasa. Menurutnya, hanya suatu dinami-

ka kampus serta hanya perlu ditanggapi demi kemajuan kampus. "Karena tadi kebetulan STAIN kedatangan Inspektur Jenderal Kementrian Agama, yakni Dr H Mundzir Suparta MA, maka mahasiswa ingin menunjukkan dinamikanya," kata Rodi. Dia menganggap hal itu sah-sah saja. Namun sejatinya kondisi yang sesungguhnya di dalam kampus tidak seperti yang disangkakan para mahasiswa. Kendati demikian Rodi mengaku berterima kasih kepada mahasiswa karena mereka mengoreksi kebijakannya. "Kami sangat terima kasih karena ada koreksi dan hal itu sebagai motivator untuk kemajuan bersama," pungkasnya. ■ wan

Isu Jual Beli Jabatan Mobil Ringsek, Penumpang Selamat Jelang Pelantikan Bupati MOJOKERTO - SURYA Menjelang pelantikan bupati Mojokerto terpilih, berembus isu adanya jual beli jabatan. Para calo jabatan mendatangi beberapa pejabat dan menawarkan posisi tertentu dengan imbalan yang disebut sebagai uang tasyakuran. “Memang banyak pejabat yang cerita demikian,” ujar Senedi, anggota DPRD Kabupaten Mojokerto. Karena itu, Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Mojokerto ini meminta agar bupati terpilih harus lebih profesional dan proporsional dalam mengisi jabatan di pemkab nanti. Senedi mengakui, gerilya beberapa orang tersebut terjadi sejak sebelum puasa lalu. Sementara itu, salah satu pejabat di lingkungan Pemkab Mojokerto kepada Surya menceritakan, dirinya didatangi tiga orang. Mereka dalam pemilihan

bupati (pilbup) lalu sebagai tim pemenangan bupati terpilih saat ini. Kepadanya, ia menawarkan jabatan tertentu. Ketiga orang ini mengatakan agar disiapkan dana sekitar Rp 50 juta. Menanggapi isu ini, mantan ketua tim sukses bupati terpilih, Syaiful Fuad mengatakan, bahwa tak benar pihaknya melakukan penawaran jabatan kepada para pejabat. Ia katakan, dalam pemilihan jabatan nanti, tentu dilakukan sesuai dengan aturan yang ada. “Kami akan memilih para pejabat yang bisa mengimbangi kinerja bupati baru dalam menyukseskan program-progam yang diajukan,” ujar Ketua DPC PKB Kabupaten Mojokerto ini. Seperti diketahui, pasangan terpilih Mustofa Kamal PashaChoirun Nisa bakal dilantik sebagai bupati dan wabup pada 18 Oktober 2010. ■ bet

KEDIRI - SURYA Ajaib. Meski mobil Xenia yang ditumpangi ringsek tak berbentuk lagi akibat tabrakan dengan truk, pasangan suami istri (pasutri) Agris Mamiri, 29, dan Khusnah, 26, warga Kelurahan Bandar, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri selamat. Keduanya hanya menderita patah tulang akibat tergencet mobil yang ringsek, dan kini keduanya dirawat di di RS Bhayangkara Kota Kediri. Sementara Alimin, 37, sopir truk nopol AG 8297 UK, beserta keneknya, hanya menderita lecetlecet saja, meski mereka sempat terlempar keluar dari truk akibat hebatnya tabrakan itu. Kecelakaan itu terjadi di jalan raya Desa/Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Minggu (26/9) sekitar pukul 22.00 WIB. Truk muat 5 ton pepaya melaju dengan kecepatan sedang dari arah timur. Dari arah berlawanan muncul mobil Xenia nopol AG 1686 AG yang dikemudikan Agris

Bayi Tanpa Perut Terhambat Jamkesmas MADIUN - SURYA Bayi laki-laki anak pasangan suami istri (pasutri) Fitri Nirwati, 17, dan Agus Setiawan, 21, warga Dusun Badur, Desa Dimong, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun terlahir abnormal. Dia terlahir dengan usus terburai karena tak memiliki dinding perut (gantro entritieas). Namun, dia hanya menjalani perawatan di Ruang Perawatan Intensif Neonatal RSUD Caruban selama tiga hari terakhir. Seharusnya bayi ini dirujuk ke RSU Dr Soetomo, Surabaya, karena di Caruban tidak memiliki peralatan yang memadai untuk penanganannya. Namun, kedua orangtuanya, yang termasuk warga miskin, tidak memiliki kartu jamkesmas karena tidak terdaftar. Untuk merujuknya ke RSU Dr Soetomo, mereka harus menunggu selesainya proses pengurusan kartu jamkesmas. Kini bayi itu hanya dirawat di dalam sebuah tabung perawatan bayi di RSUD Caruban. Sabtu (25/9), bayi dengan berat badan 2400 gram dan panjang 47 sentimeter itu lahir di salah satu bidan di Desa Mundu, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun. Karena memiliki kelainan, bayi langsung dirujuk ke RSUD Caruban. Namun, RSUD Caruban tidak mampu menangani bayi tersebut, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih memadai

surya/samsul hadi

TAK BERBENTUK - Sulit dipercaya, dua penumpangnya selamat, padahal mobilnya ringsek tak berbentuk seperti ini. Mamiri, dengan kecepatan tinggi. Diduga sopir mengantuk, sehingga Xenia yang baru saja pulang menghadiri acara pernikahan di Solo tersebut, berjalan terlalu menengah. Padahal kondisi jalan agak menikung, sehingga tabrakan pun tidak terhindarkan. “Kejadian begitu cepat, mobil Xenia langsung

nyantap truk saya,” kata Alimin, ditemui di Polsek Tarokan, Senin (27/9) pagi. Akibat benturan keras tersebut kedua roda Truk sampai lepas. Truk pun terguling dan muatan papaya berhamburan. Mobil Xenia sempat berputarputar dan akhirnya berhenti setelah menabrak pohon di pinggir jalan. ■ st34

INFORMASI PEMASANGAN IKLAN HUBUNGI:

ANO - 081 8300133 KISNO - 031 70815352 ����������������

Jurus Jitu Kendalikan Impotensi dan Ejakulasi Dini

surya/sudarmawan

SEMENTARA - Untuk sementara, bayi tanpa dinding perut itu hanya bisa dirawat di inkubator di RSUD Caruban. seperti RSU Dr Soetomo. Dokter spesialis anak RSUD Caruban yang menangani perawatan bayi itu, dr Roni AP Sambah, mengatakan, penyebab bayi tidak memiliki dinding perut, diduga saat mengandung si ibu mengonsumsi obat-obatan di luar resep dokter secara berlebihan. Dampaknya, dinding perut bayi tidak dapat terbentuk secara normal. "Untuk mempertahankan kondisi bayi agar tetap sehat kami rawat dalam inkubator dan diberi nutrisi tambahan serta dipisahkan dari bayi lainnya agar tidak muda terkena infeksi. Sebab, dikasih minum selalu muntah," tambah dr Roni. Humas RSUD Caruban, Muni-

rul Huda, menegaskan, sejak awal masuk ke RSUD Caruban, orangtua bayi hanya memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Sehingga, harus dibuatkan jamkesmas baru dan SKTM-nya juga harus ditanda tangani Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Madiun, agar bayinya bisa dirujuk ke RSU Dr Soetomo. "Memang sudah tiga hari di sini. Seharusnya 2x24 jam sudah dirujuk ke Surabaya. Tetapi, masih menunggu proses pembuatan jamkesmas," katanya. Orangtua bayi, Agus Setiawan saat dikonfirmasi terlihat terpukul melihat kondisi bayi pertamanya. "Saya berharap semua baik baik saja, dan ada yang mau membantu meringankan biaya kami," katanya. ■ wan

PRIA selalu pengen perkasa, tapi tidak semua pria bisa mewujudkannya.Ejakulasi Dini (ED) dimana sperma cepat keluar, encer dan tidak tahan lama salah satu faktornya. Bila terjadi satu dua kali, wanita pasangan bisa memahami mungkin karena banyak tekanan, terlalu capek, stres. Pria yang terkena ejakulasi dini atau cepat keluar akan merasa gagal, menghindari seks, depresi dan menjaga jarak karena tidak dapat memuaskan istrinya. Bila hal itu di biarkan akan berakibat impoten permanen. Jika Anda salah satu yang mengalaminya, Anda butuh BIMAXI (BPOM TR 063.361.281), suplemen vitalitas untuk pria, yang terbuat dari bahan alami berkualitas yang dapat membantu anda merawat dan mempertahankan fungsi seksual sekaligus menggairahkan kehidupan seksual anda. Kandungan utama BIMAXI, seperti Ginseng, Pasakbumi, Jintan Hitam, Biji Pinang dipercaya sebagai herbal peningkat gairah seksual (afrodisiak) yang ampuh. Karena itu BIMAXI baik untuk terapi mencegah ejakulasi dini, memperbaiki kualitas sperma, meningkatkan kesuburan dan meningkatkan stamina, meningkatkan hormon seksual pria. BIMAXI adalah cara tepat guna mempertahankan dan meningkatkan prestasi seksual serta memulihkan percaya diri anda.● ikl Untuk informasi hubungi perwakilan kami: Jawa Timur: (031) 71946060 / 72033881 / 081357875550 Surabaya: (031) 34090123 Sidoarjo: (031) 70047977 Gresik: (031) 72850050 Madiun/Ngawi : (0351) 7636643 Ponorogo: (0352) 7120713 Pacitan: (0357) 5134775 Magetan: (0351) 7625944 Blitar: (0342) 7750062 Kediri: (0354) 7156661 Tulungagung/ Trenggalek: (0355) 7746182 Probolinggo: (0335) 7647179 Pasuruan: (0343) 7852062 Bojonegoro: (0353) 7722928 Tuban: (0356) 7024916 Lamongan: (0322) 7711419 Jember: (0331) 3415437 Lumajang: (0334) 7730554 Bondowoso: (0332) 421052 Malang: (0341) 9151616 Mojokerto/Jombang : (0321) 6234579 Pamekasan : (0324) 7717177 Bangkalan: (031) 71133802 Nganjuk: 081 234091611


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.