Surya Edisi Cetak 25 Agustus 2010

Page 7

5

Sidoarjo - Gresik - Malang Raya RABU, 25 AGUSTUS 2010

Dua Pelajar Curi Beras

lintas lintas kot kotaa Belum Diuber, Maling Helm Pingsan MALANG - Bukan menyerah kepada warga yang mengepungnya atau kepada polisi, maling yang satu ini menyerah setelah pingsan tak sadarkan diri usai terjatuh dari pagar yang dipanjatnya. Kasiyanto, 32, warga asal Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, ini ditangkap warga usai mencuri helm di rumah Hari Sucahyono, 46, di Jl Terusan Ikan Paus I, Kecamatan Lowokwaru, Senin (23/8) dinihari. Saat itu, sekitar pukul 04.15 WIB, Kasiyanto bersama kawannya Rudi cari angin di kawasan Jl Ikan Paus. Namun, ketika melihat beberapa helm mahal diletakkan di kursi teras, muncul niat Kasiyanto untuk mencuri. Diputuskan, Kasiyanto yang memanjat pagar sedangkan Rudi berjaga di luar. Sial bagi pria pengangguran asal Kepanjen ini. Pemilik rumah tiba-tiba membuka pintu rumah karena merasa melihat ada orang masuk halaman. Sambil membawa sebuah helm, Kasiyanto mencoba kabur dengan memanjat pagar. Karena tergesa-gesa, ia malah jatuh ke selokan dengan posisi kepala terlebih dulu. “Tersangka jatuh dan pingsan, kemudian diamankan pemilik rumah. Temannya langsung kabur,” terang Kanit Reskrim Polsekta Lowokwaru Ipda Mala Darius. ■ why

Ibu Tewas Masuk Tebing MALANG - Margareth atau Mince, 54, yang tinggal seorang diri di rumah kecil Jl Sukun Gempol Marga Bahkti Kelurahan Tanjung Rejo, Sukun, ditemukan tewas di tepi Sungai Metro, tepat di belakang rumahnya, Selasa (24/8). Diduga, Mince jatuh dari halaman belakang rumahnya yang tak dilengkapi pembatas apa pun dengan tebing sungai. Kepastian korban jatuh dari tebing setinggi 15 meter terlihat dari beberapa petunjuk di lokasi. Seperti satu sisi sandal jepit ada di halaman dan dekat dengan tebing, serta satu sisi yang lain ada di dekat tubuh korban. Telapak tangan dan kaki korban juga luka. Sepertinya, korban mencoba menggapai-gapai dahan-dahan bambu dan mencoba menahan tubuhnya meluncur ke bawah dengan cara mencakar tepian tebing. “Korban mungkin terpeleset saat akan melakukan sesuatu,” terang Kapolsekta Sukun AKP Badriyah, usai olah tempat kejadian perkara. Jasad korban diketemukan pukul 09.00 WIB oleh tetangganya, Subandrio. “Karena tak bergerak, saya memanggil warga yang kemudian menghubungi polisi,” ucapnya. Menurut warga, Mince tinggal di rumahnya seorang diri. Wanita paruh baya itu, tak pernah menikah. ■ why

surya/mustain

RAWAT TANGGUL - Pekerja tengah mengalirkan lumpur, Selasa 924/8). Perawatan tanggul ini salah satunya yang didanai APBN yang disalurkan melalui BPLS.

BPLS Minim Serap Anggaran SIDOARJO - Meski digerojok dana miliaran rupiah, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) belum maksimal menyerapnya. Sejumlah alasan menjadi penyebab minimnya serapan anggaran itu, antara lain belum kelarnya pembebasan lahan untuk proyek kontruksi. Data BPLS menyebut, dana APBN yang dikucurkan pada tahun 2007 senilai Rp 505 miliar, hanya terserap Rp 119 miliar atau sekitar 23 persen. Meski serapan minim, badan bentukan presiden kembali digerojok dana APBN pada tahun 2008, sebesar Rp 1,1 triliun. Meski alokasi besar, penyerapannya tidak seberapa. BPLS hanya mampu menggunakannya 46 persen atau sekitar Rp 513 miliar. Pada 2009, BPLS digerojok dana Rp 1,14 triliun. Lagi-lagi, yang terserap hanya Rp 705 miliar atau 61 persen. Tahun ini, badan yang dikomandani Sunarso ini digerojok dana Rp 1, 2 triliun. Hingga semester pertama, dana yang bisa disalurkan baru Rp 107 miliar atau 8 persennya. Kepala Humas BPLS Ahmad Zulkarnain menjelaskan, minimnya serapan itu disebabkan beberapa hal teknis. Misalnya tahun 2007, BPLS menerima dana baru pada bulan Desember. ”Tahun anggarannya berganti ketika ganti tahun,” jelasnya, Selasa (24/8). Untuk tahun 2010 ini, serapan semester pertama minim karena proyek-proyek besar baru dikerjakan pada triwulan kedua. “Kami sudah berupaya menyerap anggaran semaksimal mungkin,”katanya. ■ ain

surya/nedi putra aw

DEMI SEMBAKO - Ibu ini rela membawa beberapa paket sembako sambil tetap menggendong anaknya dalam pembagian sembako di Kelenteng Eng An Kiong di Jalan Martadinata, Kota Malang, Selasa (24/8). Acara itu dihadiri Wali Kota Malang Peni Suparto dan Kapolresta AKBP Agus Salim.

12 Kades Protes Bantuan

► Gara-gara Dialihkan ke Desa Lain GRESIK - SURYA GARA-GARA bantuan dari Pemprov Jatim berupa program Bantuan Keuangan Desa (BKD) dipindahkan ke desa lain, rencananya, Rabu (25/8), sebanyak 12 kepala desa bakal mengajukan protes. Protes tersebut akan disampaikan ke Bagian Administrasi Pemerintahan Desa (Pemdes) Setkab Gresik. Informasinya, Pemprov Jatim memberikan bantuan BKD untuk 40 desa di Gresik, berupa dana Rp 60 juta per desa. Bahkan, ke-40 kepala desa sudah mendapat sosialisasi di Lantai IV Gedung Mandala Bhakti Kantor Bupati Gresik beberapa waktu lalu. Namun, tiba-tiba 12 dari 40 desa itu bantuan BKDnya dialihkan ke desa lain. Ironisnya, 12 kades yang bantuannya dialihkan itu sama

sekali tidak diberitahu sebelumnya. Desa yang bantuannya dialihkan antara lain Desa Tebuwung, Jrebeng, dan Desa Petiyen Tunggal, Kecamatan Dukun. Kedua desa ini BKD-nya dialihakn ke Desa Dukuh Kembar, dan Tiremenggal, kesemuanya di Kecamatan Dukun. Kepala Desa Jrebeng Samari membenarkan kejadian tersebut termasuk rencana memprotes ke Bagian Pemdes. Kendati awalnya menolak berkomentar, namun dia menyebut kecewa dengan pengalihan dana ban-

tuan tersebut. Apalagi, ia sudah mengikuti sosialisasi yang dilakukan Bagian Pemdes. “Memang benar dialihkan, tapi lebih jelasnnya tanya langsung ke Moelyanto (mantan Kabag Adm Pemerintahan Desa). Besok (hari ini) kami 12 kades, akan melakukan protes ke Bagian Pemdes,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Selasa (24/8). Ia mengaku tak tahu alasan pengalihan bantuan itu. Meski begitu, ia mendengar kabar kalau pengalihan bantuan itu politis, namun ada yang menyebut pengalihan murni karena kebutuhan. “Saya tidak tahu, dan itu akan kami pertanyakan. Ini kan tidak adil,” tegas Samari yang juga Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) se-Jatim tersebut. Mantan Kabag Adm Pemerintahan Desa Moelyanto membantah, kalau pengalihan

Jaminkan Emas Palsu, Janda Dibui Dikawinkan demi Balas Budi Orangtua SIDOARJO - SURYA Ratna Sutrisna, 29, warga Desa Sepanjang, RT 30 RW 4, Kecamatan Taman, harus meringkuk di tahanan Mapolres Sidoarjo karena dilaporkan menipu dan menggelapkan uang Rp 18 juta. Modusnya janda satu anak ini meminjam uang dengan jaminan perhiasan emas palsu. Ulah tersangka berawal saat dipercaya Budi Santoso, 36, pemilik Toko Emas Gajah Mada sebagai kepala cabang Toko Emas Gajah Mada di Pasar Larangan, Candi, Sidoarjo. Sejak Pebruari 2010 lalu, dia secara bertahap meminjam uang di unit usaha simpan pinjam toko tersebut. Namun dia menggunakan nama peminjam fiktif dan melengkapi berkas peminjaman uang dengan menyodorkan agunan berupa kalung, cincin, dan gelang. Namun semua perhiasan itu palsu. “Pelaku membelinya di pasar,” kata Kasat Reskrim Polres Sidoarjo AKP Ernesto Saiser, Selasa (24/8). Aksi tersangka berjalan mulus hingga 10 kali peminjaman. Total uang yang berhasil dipinjam senilai Rp 18 juta. Kedok ter-

surya/mustain

DIAMANKAN - Tersangka Ratna Sutrisna saat diamankan di Mapolres Sidoarjo, Selasa (24/8). sangka terkuak saat pucuk pimpinan toko beralih, 18 Agustus 2010 lalu. Uut Prasetyo, yang menggantikan tersangka menjadi kepala toko pun curiga. Saat mengaudit keuangan, Uut menemukan kejanggalan pembukuan. Setelah diperiksa, ditemukan nama dan alamat peminjam fiktif. Dalam pemeriksaan internal juga ditemukan

jaminan perhiasan palsu. Saat ditelusuri, nama peminjam fiktif itu dilakukan tersangkayang kemudian dilaporkan ke polisi. Di depan penyidik, tersangka mengaku duit itu sudah habis. Selain dipakai memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebagian dipinjamkan ke teman-temannya. “Saya menyesal pak,” katanya lirih. ■ ain

Mantan Kabag Keuangan Sudutkan Dade Angga SIDOARJO - SURYA Bupati Pasuruan Dade Angga yang menjadi terdakwa kasus dugaan korupsi dana kas daerah (kasda) benar-benar tersudut. Dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo, mantan Kabag Keuangan Pemkab Pasuruan Indra Kusuma menyatakan pemindahan rekening kasda dari Bank Jatim ke Bank Bukopin atas perintah Dade. Permintaan pemindahan dana itu dilakukan Desember 2001 di Pendapa Kabupaten Pasuruan. "Saya semula menolak, karena kas negara hanya diizinkan disimpan di bank milik negara," katanya di depan majelis hakim. Namun penolakan itu tak berarti, karena Dade diyakinkan Kepala Cabang Bank Bukopin Malang Sulfan Rizal, jika Bank Bukopin juga memiliki izin menyimpan dana APBD dan APBN. Dade juga meminta jika pencairan dana cukup tanda tangan Indra. Padahal dalam aturannya pencair-

desa penerima bantuan bersifat politis. Namun, ia mengakui, ada kesalapahaman dengan ke12 kepala desa tersebut. Sebab, proposal bantuan yang masuk ke pemprov ternyata ada dua. Satu usulan dari Bupati Gresik, satunya proposal dari AKD Jatim. “Karena ada usulan ganda, akhirnya kami luruskan. Artinya usulan yang direspon pemprov itu usulan Bupati Gresik, jadi bukan pengalihan,” tukas Moelyanto yang sekarang menjadi Asisten III. Sebenarnya, lanjut Moelyanto, 12 desa yang bantuannya dialihkan pernah mendapat bantuan yang sama, tetapi melalui AKD. Atas pertimbangan hal itu, pihaknya mengutamakan desa-desa yang belum mendapat bantuan BKD. “Kasihan kan desa yang belum mendapatkan bantuan BKD,” ungkapnya. Kendati begitu, Moelyanto berjanji terus berupaya untuk mengajukan program BKD bagi desa-desa yang belum mendapat bantuan. ■ san

GRESIK - SURYA Dua remaja, ditangkap warga saat membawa kabur dua buah karung beras yang dicurinya dari toko milik Riyanto, 56, di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Selasa (24/8), pukul 14.30 WIB. Kejadiannya bermula, ketika kedua pelajar SMA swasta di Gresik yaitu Heri Dwi Setiawan, 16, dan Fery Angriawan,16, ini dengan mengendarai sepeda motor bermaksud membeli rokok di toko korban. Saat pesanannya dicarikan penjaga toko, keduanya dengan sigap mengambil dua buah karung beras merek Tawon masing-masing berisi 5 kg. Kedua karung itu lalu diangkut ke motor, dan keduanya langsung meninggalkan toko dengan cepat. Namun aksi keduanya sudah diintip Riyanto dari dalam rumah. Begitu kedua pencuri kabur, ia lalu mengejarnya dengan berteriak minta bantuan warga. Dalam waktu singkat, kedua pelaku berhasil ditangkap. Sejumlah warga sempat menghajarnya, hingga kedua pelaku luka lebam di wajahnya. Kepada penyidik, pelaku mengaku memang sering mencuri di toko itu dan tidak pernah ketahuan. “Sekarang baru tertangkap,” ujarnya. Sementara itu, Riyanto mengaku sudah lama curiga terhadap kedua remaja itu. Sebab setiap kali keduanya membeli rokok, setiap kali pula barang di tokonya ada yang hilang. “Mangkanya begitu keduanya mampir lagi, saya sengaja mengintip dari dalam rumah. Begitu keduanya kabur dengan membawa beras, saya langsung mengejarnya sambil berteriak maling,” ujar Riyanto kepada petugas. Kapolsek Manyar AKP Darsuki mengatakan, pihaknya langsung bergerak cepat dengan mengamankan kedua pelaku dari amuk warga. “Meskipun pelaku masih pelajar, kasus ini akan kami teruskan ke pengadilan,” ujar AKP Darsuki. ■ san

an dana harus ditandatangani Bupati Pasuruan sebagai penanggungjawab kasda dan Kabag Keuangan. Indra lalu memindahkan dana Rp 1 miliar ke Bank Bukopin. Ia mengaku rutin memindahkan dana cadangan kasda ke Bank Bukopin atas nota dinas Dade Angga. Ia juga mengaku atas perintah Dade, memindahkan dana kasda Rp 10 miliar ke rekening pribadinya. Namun saat majelis hakim meminta bukti transfer atau buku rekening yang dimaksudkan, jaksa penuntut umum tak bisa menghadirkan barang bukti itu di persidangan. Pemeriksaan Indra pun ditunda dan dilanjutkan sepekan mendatang. Selain Indra, tiga saksi lainnya dihadirkan. Yakni bekas Kasubag Perbendaharaan Abdul Qodir, bekas Sub Bag Verifikasi Bagian Keuangan Siti Rahayu dan bekas Asisten Sekda bidang administrasi Hendro Mutoyo. Saksi Abdul Qodir dan Siti Rahayu mengaku tak

surya/mustain

DISURUH - Mantan Kabag Keuangan Pemkab Pasuruan Indra Kusuma saat memberikan keterangan dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo, Selasa (24/8). mengetahui jika sebagian dana kasda dipindah ke rekening Bank Bukopin. Hal yang sama dikatakan Hendro Mutoyo. Kuasa hukum Dade, Sudiman Sidabukke menyatakan banyak ke-

janggalan dalam perkara ini. Misalnya dakwaan jaksa yang menyebut jika Dade menikmati bunga bank Rp 44 miliar. Namun fakta persidangan, jaksa hanya mendakwa senilai Rp 10 M. ■ ain

MALANG - SURYA MASIH ingat kasus Syekh Puji, yang dipenjara karena menikahi gadis di bawah umur, Lutfiana Ulfa, 12. Kini kasus seperti itu juga terjadi di Dusun Tamban, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Yang membedakan adalah status pelakunya. Kalau Syekh Puji tokoh yang disegani karena kekayaannya, namun di Kabupaten Malang itu dilakukan seorang nelayan, Mul, 31. Mul adalah duda beranak satu setelah bercerai dengan istrinya, yang kini jadi TKW ke Hongkong. Senin (2/8) siang, pria asal Desa Tempuran, Sumbermanjing Wetan ini menikahi anak di bawah umur, sebut saja Belia, 13, warga Dusun Tamban. Saat ini kasus pernikahan itu sedang ditangani penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang setelah dilaporkan korbannya. “Saya sudah dua hari ini, wira-wiri ke Polres Malang. Siang ini, kami meng-

antarkan korban dan dua saksi, Pak Suharmono, Ketua RW dan Pak Frida, tetangga korban,” tutur Febriani Cristiani, Sekdes Tambakrejo, Selasa (24/8). Memang sehari sebelumnya, Senin (23/8), Febriani sudah mendatangi Polres Malang untuk melaporkan kasus itu. Ia menjelaskan, Belia dipaksa menikah oleh orangtuanya, pasangan Misdi, 56, dan Sismiati, 49, warga Desa Tambakrejo. Di Desa Tamban, pernikahan Belia itu masih jadi bahan pembicaraan hangat. Masalahnya, warga menyaksikan sendiri, bagaimana proses pernikahan yang tak dikehendaki korban itu. Pernikahan siri itu berlangsung di masjid Dusun Tamban. Karena pernikahan itu terkesan dipaksakan, sehingga tersiar kabar di kampung nelayan itu kalau orangtua korban, Misdi, 56, dan Sisminati, 49, utang budi ke Mul. Entah bentuk utang budinya seperti apa, akhirnya anak gadisnya yang jadi tumbal arogansi itu. ■ fiq


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.