Surya Edisi Cetak 28 Januari 2009

Page 9

C M Y K

7

HARIAN SURYA

PAGE 7

Jawa Timur

SURYA, RABU, 28 JANUARI 2009

Jembatan Anak Brantas Runtuh Konversi Mitan Jadi Ajang Pungli BLITAR - Program konversi minyak tanah (mitan) ke gas elpiji di Kabupaten Blitar diduga menjadi ajang pungutan liar (pungli) oknum perangkat Desa Wates dan Desa Tugurejo, Kecamatan Wates. Setiap kepala keluarga (KK) harus membayar Rp 2.500 – Rp 7.500 untuk mendapat tabung gas elpiji beserta kompor yang seharusnya gratis. Jika tidak mau membayar, panitia tim konversi yang terdiri dari perangkat desa dan tokoh masyarakat mengancam membatalkan penyaluran elpiji. Adanya pungli ini disampaikan Muchsin, 42 (nama samaran) salah satu warga Desa Wates. Menurutnya, banyak warga di desanya yang tidak bisa memperoleh elpiji karena menolak membayar pungutan itu. Panitia berdalih uang itu untuk biaya transportasi. Karenanya, besar pungutan bervariasi, sesuai jauh dekatnya tempat tinggal dari jalur transportasi. Berdasarkan data, jumlah warga Desa Wates dan Tugurejo yang mendapatkan jatah konversi mitan sekitar 4.000 KK, jika rata-rata setiap KK ditarik minimal Rp 2.500 maka pungutan itu bisa mencapai minimal Rp 10 juta. Kepala Disperindagtamben Kabupaten Blitar, Djuriharto dikonfirmasi melalui melalui ponsel mengaku kaget, karena program tersebut tidak ada pungutan biaya apa pun. “Kita akan memanggil perangkat desa dan kecamatan yang terlibat di dalamnya,” kata Djuriharto. ■ ais

Pencari Pasir Temukan Amunisi JOMBANG - Warga Dusun Tegalan Desa Kauman Kecamatan Ngoro, dikagetkan penemuan ratusan butir amunisi aktif sisa perang kemerdekaan oleh Abdullah, 40, penambang pasir, warga setempat, Selasa (27/1). Abdullah, 40, sekitar pukul 10.00 WIB, menggali pasir di persawahan miliknya. Tapi pada kedalaman sekitar 2 meter, tiba-tiba cangkulnya menyentuh benda keras. Setelah diamati dan dibersihkan dari tanah liat dan pasir yang menempel, ternyata ternyata benda itu adalah peluru. Mengetahui yang ditemukannya amunisi, Abdullah segera melaporkannya ke Polsek Ngoro. Polisi pun segera ke lokasi, dan kemudian melakukan penyisiran. Hasilnya, sebanyak 155 butir peluru yang masih aktif itu diamankan oleh polisi. Peluru itu dalam kondisi agak karatan. Masing-masing berukuran ukuran panjang sekitar 7 cm, diameter sekitar 1 cm, dan ditemukan dalam bentuk rangkaian, yang setiap rangkaian berisi empat hingga enam butir peluru. Diduga, peluru itu semula merupakan rentengan panjang, yang kemudian terputus menjadi rangkaian kecil-kecil, karena korosi setelah terlalu lama terpendam dalam tanah. Selanjutnya, seluruh amunisi dikirim ke Polres Jombang. Kasat Intelkam Polres AKP Ponisi menjelaskan, peluru yang ditemukan buatan Belgia, merupakan standar TNI/Polri yang biasanya digunakan untuk senjata laras panjang semiotomatis. Ukurannya kaliber 41. “Peluru sejenis itu banyak digunakan pada Perang Dunia II dan Perang Kemerdekaan. Sekarang juga masih digunakan di lingkup Polri/TNI,” kata Ponidi. ■ st8

surya/nuraini faiq

TINGGAL PUING - Warga melihat puing jembatan anak Kali Brantas, penghubung Desa Banggle dan Desa Seketi, Kecamatan Ngadiluwih.

KEDIRI - SURYA Jembatan anak Kali Brantas di Desa Banggle, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, runtuh, Senin (26/1) malam. Infrastruktur utama penghubung Desa Seketi dan Banggle tersebut putus total dihantam banjir. Jembatan dengan panjang 15 meter dan lebar 5 meter tersebut rontok karena tak kuat menahan gerusan erosi. Maraknya penambang pasir mesin di sekitar Kali Brantas Ngadiluwih yang menjadi penyebab utama rontoknya Jembatan Banggle. Setidaknya ini disampaikan

Sekdes Banggle, Kadir Sukamdi, saat ditemui Surya di lokasi kejadian. Perangkat desa ini menyesalkan maraknya penambang pasir di sepanjang Kali Brantas Ngadiluwih. Mesin penyedot terus menggerus pasir hingga mengakibatkan lereng Brantas mudah erosi. Menurut keterangan yang dihimpun Surya, jembatan yang berdiri di atas kedalaman 8 meter tersebut ini mulai dibangun sejak 1992. Seiring maraknya penambang pasir mulai 2005, jembatan ini terus dihantam longsor dalam skala kecil. Jembatan ini persis di pinggir Kali Brantas.

Pada 2005, jembatan untuk menyeberangi warga mengangkut hasil pertanian ini mulai longsor. Satu tahun kemudian kembali ambrol. Pada 2008 ambrolnya semakin besar hingga Senin malam kemarin runtuh total. Saat ini, jembatan ratusan juta rupiah itu tinggal menyisakan puing-puing. Sementara itu, longsor juga terjadi di anak Kali Brantas lainnya di Desa Tambibendo, Kecamatan Mojo. Ratusan sak berisi pasir yang dipasang oleh Pemkab Kediri di Kali Bruni ini amblas bersama longsoran akibat banjir. Akibatnya, dapur rumah tiga warga lenyap. ■ k2

Pabrik Miras Ilegal Dekat Polsek Beromzet Ratusan Juta KEDIRI - SURYA APA yang dilakukan jajaran Polresta Kediri, sehingga tidak tahu ada pabrik minuman keras (miras) tanpa izin yang berdiri hanya berjarak sekitar 100 meter dari Mapolsek Grogol. Padahal pabrik tersebut telah beroperasi selama tiga bulan.

PERAGAAN - Tersangka Zaenal Abidin (kiri) menunjukkan proses pengemasan miras yang dibuatnya di Mapolresta Kediri. Kanan: polisi meneliti pabrik miras ilegal di Desa Bakalan, Kecamatan Grogol saat penggerebekan.

Operasional pabrik itu baru dihentikan melalui penggerebekan yang dilakukan polisi, Selasa(27/1). Keberadaan pabrik itu pun diketahui polisi secara tidak sengaja. “Sekitar pukul 03.00 WIB kita curiga dengan mobil yang kacanya gelap,” ujar Kasat Reskoba Polresta Kediri, AKP Sudadi. Mobil yang dihentikan di perempatan Mrican Kecamatan Mojoroto itu adalah L 300 nopol AG 2658 HF, yang dikemudikan Budi Santoso, 39, warga Gunungsari Surabaya bersama Zainal Abidin, 46, warga Jl Khairil Anwar Kelurahan Setonopande Kecamatan Kota Kediri. Belakangan Zainal diketahui sebagai pemi-

lik pabrik miras tersebut. “Setelah kita periksa suratsuratnya, ternyata tidak ada dan langsung kita amankan ke Mapolresta,” tambah Sudadi. Ternyata di dalam mobil ditemukan puluhan dos miras merek Vodka dan Mansion Stanley. Dalam pemeriksaan ter ungkap kalau miras tersebut diproduksi sendiri di sebuah rumah kontrakan di Desa Bakalan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, yang berjarak hanya beberapa puluh meter dari Mapolsek Grogol. Satu peleton personel Polresta Kediri yang menumpang truk didatangkan ke sana. Mereka langsung mendobrak

surya/arief sukaputra/nuraini faiq

pintu depan rumah seluas hampir 200 m2 tersebut dan mengamankan seluruh barang bukti yang ada di dalamnya. Dari rumah sekaligus pabrik miras ilegal tersebut polisi mengamankan 115 dos miras siap kirim, ribuan botol kosong, bahan baku pembuatan miras dan peralatannya. Kepada polisi tersangka Zainal Abidin mengaku sudah 3 bulan memproduksi miras, bersama temannya Sutris, warga Lamongan. Sedangkan peredarannya khusus dipasarkan ke Pasuruan, tidak pernah melayani pasar lokal Kediri. “Saya hanya menjual ke Pasuruan dengan pengiriman sebulan sampai lima kali,” kata

Zainal. Setiap kirim bisa mencapai 50 dos miras berbagai ukuran yakni jenis Vodka satu dos isi 24 botol dijual Rp 300.000 dan isi 48 botol dijual Rp 500.000. Sedangkan jenis Mansion Stanley per dos isi 12 botol dijual Rp 100.000, jika ditotal dalam sebulan omzetnya bisa mencapai sekitar Rp 125 juta. “Keuntungan bersih saya setiap kiriman bisa mencapai sekitar Rp 4 - 5 juta, sebulannya sekitar Rp 15 - 20 juta, “ ungkapnya. Ditanya mengenai modal usaha ilegal tersebut, Zainal yang sebelumnya bekerja sebagai kuli bangunan mengaku dari tabungannya dan utang. Sementara kemampuan mem-

buat miras sendiri, dipelajarinya ketika bekerja di pabrik miras di Surabaya. Ketika ditanya oleh penyidik mengapa memilih lokasi pembuatan miras yang berdekatan dengan Mapolsek Grogol, Zainal mengaku hanya diberi tahu teman ada rumah dikontrakkan yang cocok untuk usaha dengan harga sewa Rp 13 juta setahun. Kapolsek Grogol, AKP Iskandar saat dikonfirmasi mengaku tidak tahu keberadaan pabrik miras ilegal tersebut, padahal patroli terus dilakukan di sekitar lokasi. “Tapi kami selalu mendapati rumah itu tertutup rapat,” elak Iskandar. ■ ais/k2

surya/sutono

PENINGGALAN PERANG - Polisi mengamati peluru temuan Abdullah yang diduga dari zaman perang kemerdekaan.

Korban KA Tak Dapat Santunan BOJONEGORO - Pernyataan PT Jasa Raharja yang akan memberikan santunan kepada semua korban kecelakaan KA Rajawali yang bertabrakan dengan KA Antaboga hanya isapan jempol. Terbukti, ada 16 korban yang harus membayar sendiri biaya perawatan di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) dr Sosodoro Djatiekusumo, Bojonegoro. Hal ini dibenarkan Humas RSUD dr Sosodoro Djatiekusumo, dr Thomas Djaja. Menurutnya, dari 20 pasien yang dirawat di RSUD, hanya empat korban saja yang biaya perawatannya mendapat asuransi dari Jasa Raharja. Mereka adalah korban Heru, Joko Budi Santoso, Yono, dan Masinis KA Rajawali Didik. “16 Orang lainnya bayar sendiri,” ungkapnya. Dikatakan, selama ini pihak Jasa Raharja maupun PT KA tidak pernah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit terkait biaya perawatan para korban. Karenanya, pihak rumah sakit mengaku tidak berani berspekulasi untuk membebaskan semua biaya perawatan dan pengobatan para korban. “Kami takutnya nanti pihak PT KA atau Jasa Raharja tidak bersedia membayar biaya tersebut. Sebab sejak awal belum ada pembicaraan terkait hal ini,” akunya. Hal ini sangat bertentangan dengan apa yang diungkapkan H Tolu Sukijo, kepala PT Jasa Raharja cabang Jatim yang menyatakan bahwa semua korban kecelakaan bakal menerima santunan maupun biaya perawatan selama di rumah sakit. Korban meninggal akan diberi Rp 40 juta dan untuk korban luka Rp 25 juta. ■ st31

Perampok Emas Ditangkap di Lampung

17 Legislator Bolos, LKPj Batal MADIUN - SURYA Wali Kota Madiun, Kokok Raya batal membacakan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) akhir masa jabatannya, 2004-2009, karena 17 dari 25 anggota DPRD Kota Madiun tak hadir dalam rapat, Selasa (27/1). Mengingat begitu banyaknya para wakil rakyat yang tidak hadir, muncul dugaan ada sabotase. Padahal dalam acara LKPj tersebut, undangan sudah diberikan ke semua anggota dan unsur pimpinan DPRD Kota Madiun. Acara yang seharusnya dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB itu sempat molor satu jam, karena pimpinan dewan menunda dua kali 30 menit untuk memberi kesempatan mereka yang belum hadir segera datang. Namun hingga pukul 10.15, mereka belum juga hadir, sehingga penyampaian LKPj akhir masa jabatan Wali Kota Madiun dibatalkan dan ditunda Jumat (30/1). Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Surya dari Sekretaris DPRD Kota Madiun,

surya/sudarmawan

KOSONG - 17 Kursi DPRD Kota Madiun kosong melompong lantaran anggota bolos dalam rapat Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Akhir Masa Jabatan Wali Kota Madiun Masa Bakti 2004-2009. mereka yang bolos terdiri dari lima anggota mengajukan surat izin, seorang anggota sakit, dan 11 anggota tanpa alasan. Ketua DPRD Kota Madiun, Tarmadji Budiharsono mengatakan rapat tidak dapat dilanjutnya karena daftar hadir anggota dewan tidak memenuhi kuorum. Namun Ketua Komisi I, Marsidi Rosyid yang juga ang-

gota FKB mengatakan untuk menghormati tamu, undangan, selayaknya rapat dilanjutkan. Sebab, meski menunda rapat, anggota yang bolos tidak bakal datang. Wali Kota Kokok Raya menepis kegagalan LKPj ini karena unsur sabotase. Alasannya, setiap orang memiliki kepentingan masing-masing. ■ st14

BOJONEGORO - SURYA Satu lagi pelaku perampokan emas di Bojonegoro berhasil diringkus polisi. Tersangka adalah Ags, yang berhasil ditangkap di rumahnya di daerah Lampung Timur, Sumatra, Senin (26/1) sore. Pecatan marinir ini terpaksa ditembak kaki kanannya, karena berusaha kabur. Penangkapan ini melengkapi keberhasilan meringkus empat tersangka lainnya, yaitu dua oknum polisi Sektor Ngraho, Agus dan Hariyanto, berikut dua temannya, Endang Tutik dan Suseno yang kini sudah ditahan Polres Bojonegoro. Kendati sudah mengamankan lima pelaku, polisi masih mengejar dua pelaku lagi yang kabarnya kerap beroperasi bersama komplotan ini. Informasi yang berhasil dihimpun, penangkapan terhadap Ags ini dilakukan oleh lima anggota Polres Bojonegoro yang dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim, AKP Setyo K Heriyatno.

Kapolres Bojonegoro, AKBP Agus Syariful Hidayat membenarkan penangkapan tersebut. Menurutnya, tersangka saat ini masih dalam penyidikan. Dari lima tersangka yang telah ditangkap tersebut, kemungkinan masih bisa mengembang lebih banyak. Sebab, sampai saat ini polisi masih menduga bahwa pelaku perampokan toko emas berjumlah enam atau tujuh orang. Selama Desember 2008 terjadi perampokan emas dengan senjata api. Di antaranya, di jalan raya Dusun Kramanan Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro, pada 4 Desember 2008. Korbannya, Lilik Hartono, 38, kehilangan emas 700 gram, uang tunai Rp 70 juta, serta tiga telepon seluler. Kemudian di Desa Tanjungharjo, Kecamatan Kapas, Kamis 26 Desember 2008. Korban Muhyin, 41, dirampok enam orang bersenjata laras panjang dan pistol merampas bungkusan emas dan uang Rp 20 juta. ■ st31

Meutia Hatta Minta Perempuan Tidak Golput MOJOKERTO - SURYA Meneg Pemberdayaan Perempuan Prof Dr Meutia Hatta Swasono meminta kaum perempuan untuk tidak golput dalam pemilu nanti. Sebaliknya, putri proklamator Mohammad Hatta itu meminta kaumnya untuk memilih parpol yang memihak perempuan. “Kalau ada keterwakilan di politik, nanti perempuan bisa ikut mengawasi pembangunan. Jadi, jangan golput,” terang Meutia Hatta usai menjadi keynote speaker dalam seminar pemberdayaan perempuan yang diselenggarakan Aliansi Pemberdayaan Perempuan Indonesia (APPI) Mojokerto di GOR Mojopahit, Kota Mojokerto, Selasa (27/1). Menurutnya, nilai-nilai budaya patriarki yang menempatkan laki-laki dan perempuan pada kedudukan dan peran yang tidak setara memang masih kuat. Tapi, itu jangan menjadi alasan bagi kaum perempuan untuk menjadi golput. Meski golput merupakan hak, namun sejatinya itu justru akan menggerus kehidupan

surya/doso priyanto

SEMINAR - Meutia Hatta bersama para perempuan di Mojokerto. demokrasi. Harus diakui, lanjutnya, bahwa representasi dan partisipasi perempuan pada lembaga pengambil keputusan masih sangat rendah, meski kuota pemilu telah diberlakukan. Semua persoalan yang

C M Y K

membelenggu kaum perempuan hingga saat ini menyebabkan sebagian kalangan pesimistis terhadap program pemberdayaan perempuan. “Agar berdaya, tentunya perempuan harus memiliki akses, kesempatan dan kontrol terhadap pembangunan secara signifikan. Ini bisa terwujud jika kaum perempuan lebih berdaya,” ujar Ketua Umum PKPI tersebut. Istri pakar koperasi Prof Edi Swasono tersebut lalu menceritakan peranan tokoh perempuan ketika ayahnya masih hidup. Saat itu ternyata kaun perempuan sudah mengambil peranan penting dan memiliki cita-cita untuk ikut menyejahterakan rakyat. Ketua APPI Mojokerto, Ninik Stariati mengatakan seminar dan dialog yang digagas pihaknya tak lain untuk menimbulkan kesadaran akan kemandirian perempuan dalam berbagai aspek. “Termasuk pula bagaimana seharusnya kaum perempuan mengambil peran di bidang politik,” ujarnya. ■ dos

HARIAN SURYA

PAGE 7


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.