E-paper Surya Edisi 9 April 2013

Page 12

Community surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

HALAMAN 11

|

| SELASA, 9 APRIL 2013

Volkswagen Club Surabaya

Ajak Keluarga Nikmati

'Kendaraan Perang' M

inggu (7/4) siang di kawasan Jl HR Muhamad Surabaya sedang gerimis. Di parkiran restauran Bandar Djakarta satu persatu mobil antik dan uzur keluaran Volkswagen (VW) masuk ke pelataran. Mereka diatur berderet memenuhi pelataran parkir. Mobil VW berbagai jenis dari VW Safari atau dikenal mobil Camat, VW Kodok, VW Combi, VW Golf ada juga VW edisi terbaru tumplek blek di sini. Mereka adalah komunitas Volkswagen Club Surabaya (VCS) yang sedang berkumpul merayakan HUT ke 30 tahun. Warna warni cat dari mobil buatan Jerman ini cukup menarik perhatian, ditambah lagi sejumlah aksesoris seperti pada VW camat yang mayoritas tanpa kap pelindung. “Ini mobil perang jadi tidak ada kapnya, hujan-hujan nggak apa-apa biar saja kehujanan,” kata seorang anggota VCS ketika gerimis datang dan membasahi jok mobil. Para penggemar mobil VW ini sedang berkumpul, jumlah mereka ada sekitar 50-an. “Kalau jumlah anggota yang tercatat ada 54 nama, tapi ada juga yang partisipan,” ujar Aditya Sulistya, komandan VCS. Menurutnya, di VCS ini

Klub ini adalah klub keluarga, semua harus ikut, istri anak anak, kami adalah keluarga besar. Aditya sulistya komandan volkswagen club surabaya

Aditya adalah generasi ketiga, sebelumnya VCS sempat vakum. “Pada tahun 2006 kami tata lagi,” tutur pria yang akrab dipanggil Aditya GRT ini. Acara perayaan HUT komunitas penggemar VW ini bertambah meriah karena seluruh anggota yang hadir wajib untuk membawa serta keluarganya. Tujuannya, agar semua anggota VCS saling kenal. “Klub ini adalah klub keluarga, semua harus ikut, istri anak anak, kami adalah keluarga besar,” paparnya. Tak heran bila dalam acara ini bukan hanya para suami saja yang akrab, para istri juga terlihat guyup. “Bagi yang belum pernah ketemu atau belum kenal akan kami kenalkan,” kata Adit. Sebagai klub mobil yang sudah berumur, VCS juga memiliki aturan yang tertuang

dalam AD/ ART. Namun meski ada aturan untuk keanggotaan tidak ada suatu syarat atau yang mengikat. “Kalau mau jadi anggota silakan saja semuanya boleh yang penting asyik,” ujar pria yang ahli dalam mekanik mobil ini. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada anggota, kalau merasa asyik menjadi anggota ya silakan. Soal mesin, kata Adit, untuk VW tidak ada masalah. Anggapan jika mobil VW ini cepat panas juga dianggapnya keliru. “Spare part mudah dan murah dicari, perawatan juga tidak sulit,” tukasnya. Yoyok Wardoyo, sesepuh dari VCS menambahkan, ia tidak merasa saat ini VCS sudah berusia 30 tahun. “Nggak terasa sudah 30 tahun, inilah hasil perjuangan teman teman kita VCS masih bisa eksis,” katanya. Ia hanya meminta agar anggota bisa meluangkan waktu untuk kumpul kumpul. Karena komunitas mobil ini eksis dengan adanya kumpul kumpul. “Biasanya ada acara dadakan nah anggota luangkan waktu untuk ini,” ungkapnya. Ia juga meminta kepada anggota kalau ada kegiatan sumbangan dana sangat berarti bagi sebuah komunitas. (iit)

foto-foto : surya/ahmad zaimul haq

M

Yang Muda Tularkan 'Virus' ke Orangtua

eskipun komunitas VCS ini adalah mobil antik dan tua, namun anggota VCS hampir separuhnya adalah anak anak muda. Bahkan anak-anak muda inilah yang kerap menularkan virus VW ke orangtuanya.”Biasanya orangtua ini tertarik VW setelah anak-anaknya memakai VW,” kata Reza Hendrawan, seorang anggota muda VCS. Hampir semua kegiatan juga dimotori oleh anak-anak muda. “Tapi tanpa dukungan orangtua tidak akan jalan, mereka mensupport penuh untuk suksesnya kegiatan,” tukas Reza. Terkait VW yang sudah berumur, menurutnya semakin tua dan langka VW semakin beda. “Harga yang tak bisa dibayar semakin langka dan tua semakin beda,” paparnya. Harga VW juga tidak terlalu mahal, asalkan sabar dan telaten merawatnya. Sebagian anggota muda VCS melihat bentuk yang beda dari VW ini. “Ada estetikanya pada bodi VW,” paparnya. Para penggemar VW ini kerap nongkrong pada Sabtu Malam Minggu di depan DPRD Kota Surabaya. (iit)

VW Karmann Ghia 57 Seharga Pajero

S

ebuah mobil berwarna abu-abu dengan jok warna orange nongkrong di deretan paling depan. Mobil ini juga dikelilingi tali pembatas yang dikait pada traffic cone. Mobil dengan setir kiri dan dua pintu itu masih mulus. Meski sudah uzur, dipastikan seluruh komponen dan fungsi kontrol yang melengkapinya masih orsinil dan berfungsi baik. “Ini Karmann Ghia tahun 1957,” kata Andi Tjandra, pemiliknya. Pria yang dinas di Bojonegoro ini sangat bangga dengan VW Karmann Ghia-nya. Lebih-lebih mobil tersebut di Indonesia hanya ada dua unit saja. “Yang saya tahu di Indonesia Karmann Ghia 57 ini hanya ada dua, kalau yang tahun 60an ke atas banyak,” paparnya. Mobil bersertifikat museum MURI dari Jerman ini didapatnya dari seorang

join facebook.com/suryaonline

berbagi cerita - Melalui kegemaran yang sama, komunitas beragam usia ini kumpul. Berbagi cerita dan pengalaman. Tak jarang juga melakukan kegiatan sosial bersama, berbagi untuk kelompok masyarakat lain yang tidak mampu.

kolektor mobil antik di Jakarta. Saat itu, kata Andi Karman, begitu ia biasa dipanggil di CVS, ia sudah mengincar mobil itu sudah lama. “Dengarnya mobil itu ditawarkan Rp 900 juta, karena si kolektor memang nggak niat menjualnya,” cerita Andi. Oleh Andi ditunggu terus hingga sekitar enam bulan ia mendekati lagi kolektor tadi. Harga penawaran sudah diturunkan, namun di mata orang awam harga tersebut juga belum masuk akal. “Tapi karena hobi dan suka harga tinggi bukan menjadi patokan,” ujarnya. Dibelinya mobil tersebut, si kolektor juga kaget. Namun karena sudah termakan oleh omongannya dilepaslah Karmann Ghia itu. Baru saja mobil itu dinaikkan truk untuk dibawa ke Surabaya, seorang kolektor lain sudah menawarnya. Bahkan ia akan menambah Rp 75 juta dari harga belinya.

Melalui pertimbangan dengan temantemannya, Andi tidak merelakan mobil yang konon jadi tongkrongan keluarga Presiden Soekarno ini berpindah tangan. Bahkan si kolektor pertama yang menjualnya, juga berpesan ke Andi. Apabila sudah bosan dengan mobil tersebut ia mau membelinya lagi. Kini Karmann Ghia 57 ini jadi kebanggaan bukan saja Andi dan keluarganya tapi juga seluruh komunitas mobil terutama di Volkswagen Club Surabaya atau dikenal dengan VCS. Berapa harga Karmann Ghia 57 ini? Andi hanya tertawa saja, namun sejumlah anggota VCS mengatakan mobil tersebut didapatnya dengan harga sekitar Rp 600 juta. “Mobil ini seharga Pajero, harganya Rp 600 juta,” celetuk seorang anggota VCS. “Nah...sekarang pilih Pajero atau Karmann Ghia,” lanjutnya. (iit)

follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.