E-paper Surya Edisi 6 Mei 2013

Page 8

Babat Botol Ala Pasukan Elite SEOUL - Anggota pasukan komando Korea Selatan ini memeragakan bagaimana cara membabat botol kaca dalam sebuah pameran di depan para siswa di markas militer di Gyeryong. (telegraph)

HALAMAN 8

| SENIN, 6 MEI 2013

'Brimob' Ciutkan Nyali Budak Yuki ■ Polisi Berjanji Cari Beking Pemilik Pabrik TANGERANG, SURYA Kasus perbudakan terhadap 34 buruh (sebelumnya disebutkan 28 orang) pabrik pengolahan limbah metal di Lebak Wangi, Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, diduga melibatkan tiga aparat. Ketiga aparat itu diduga melindungi praktik perbudakan oleh Yuki Irawan (41) pemilik pabrik dan hal ini baru diketahui setelah pemeriksaan terhadap para buruh selesai. ”Informasinya diketahui belakangan,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Tangerang Kabupaten Komisaris Shinto Silitonga, Sabtu (4/5). Perbudakan ini terungkap setelah dua buruh pabrik itu kabur ke Lampung dan melapor ke polisi di Lampung pada 28 April 2013. Laporan itu ditindaklanjuti Polda Lampung dan Polda Metro Jaya. Saat penggerebekan, di pabrik ditemukan 34 buruh dalam kondisi sakit kulit dan napas, kurang istirahat, kurang makan, dan tidak digaji beberapa bulan. Dalam rekonstruksi terungkap, para buruh itu pernah dipukuli, dijambak, dibenturkan ke dinding, disiram air panas, dan sakit tidak diobati. Mereka takut kabur akibat ancaman petugas keamanan. Buruh pernah diancam ditembak di kaki. Keterlibatan aparat ini antara lain muncul dari pengakuan Irwan (17) yang terjebak perbudakan itu sejak November 2012. Selain gaji yang tidak pernah dibayarkan,

STORYHIGHLIGHTS ■ Kekerasan yang dialami buruh pabrik kuali tidak hanya dilakukan pemilik dan para mandornya. ■ Polisi mendapatkan pengakuan korban, mereka kerap diancam ditembak aparat Brimob sewaan juragan Yuki.

Irwan juga mengaku kerap mengalami kekerasan. “Kami takut protes. Soalnya si bos nyewa anggota Brimob. Katanya kalau melawan atau kabur, kaki kami ditembak,” ujar Irwan sambil memegangi telinga kirinya yang memar akibat dipukul salah satu mandor. Polisi masih memburu tiga orang lagi yang diyakini terlibat dan diduga sebagai aparat. ”Ada yang masih buron,” kata Shinto. Ia mengatakan, keterlibatan aparat itu akan diselidiki. Ia akan menanyai penduduk sekitar pabrik. Jika aparat itu sering datang ke pabrik, apalagi berseragam, dia yakin ada penduduk yang melihat. Sebelumnya, para buruh mengaku diperlakukan sedemikian sadis hanya oleh Yuki, dan empat mandornya, yaitu yakni Sudirman (34), Nurdin (34), Jaya (41), dan Tedi Sukarno (34). Kelima orang itu kini sudah menjadi tersangka dengan jerat Pasal 333 dan Pasal

join facebook.com/suryaonline

351 KUHP dengan ancaman hukuman minimal 8 tahun penjara. Yati Andriyani dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) juga membenarkan adanya dugaan keterlibatan aparat dalam pengamanan dan intimidasi buruh. ”Kemarin saat diperiksa tidak bicara. Mungkin masih takut dan tegang,” kata Yati yang menambahkan aparat itu tidak berasal dari satu instansi. Sementara itu, komisioner Komnas HAM, Sianne Andriani mengatakan, polisi harus mengungkap oknum aparat, baik tentara, polisi, maupun lurah, yang membekingi pabrik panci CV Cahaya Logam. “Ada pelanggaran HAM berlapislapis. Dan kami akan menginvestigasi sendiri kejanggalan dalam kasus ini,” kata Sianne, seperti dikutip Tempo.co. Menurut Sianne, tindakan Yuki melanggar HAM berlapislapis. Dia juga mengatakan ada pembiaran terstruktur yang dilakukan aparat setempat, baik lurah maupun Dinas Tenaga Kerja Tangerang, dan Polsek Sepatan. “Ini luar biasa. Di depan mata tidak jauh dari Ibu Kota, kenapa hal ini terjadi berbulanbulan tanpa aparat setempat tahu. Aneh kalau mereka berdalih tidak tahu,” ujar Sianne. Kapolres Tangerang, Kombes Pol Bambang Priyo Andogo mengatakan, polisi saat ini memeriksa Lurah Lebak Wangi sebagai saksi. (kompas.com)

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

LOKASI PERBUDAKAN - Lokasi pabrik kuali di Kampung Bayur Opak RT 03 RW 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang, Minggu (5/5). Sebanyak 34 buruh disekap di pabrik ini.

Iming-iming Rp 100.000/Jam untuk TKI di Kanada TORONTO, SURYA - Kanada menyediakan iming-iming gaji Rp 100.000 perjam pada para TKI asal Indonesia untuk bekerja di sana. Karena itu banyak pekerja domestik atau pembantu rumah tangga (PRT) mulai melirik negara tetangga Amerika Serikat itu. “Itul yang mendorong PRT di Kanada menarik teman-temannya yang bekerja di Hongkong, Taiwan, atau di Indonesia untuk bekerja di sini,” kata Kepala Konjen RI Julang Pujianto di Toronto, Minggu (5/5).

Menurut Pujianto, di Kanada perlindungan tenaga kerja sangat kuat, misalnya ada larangan PRT bayar transportasi dari Indonesia ke Kanada. “Pokoknya tidak boleh ada beban biaya kepada pembantu,” tegas Konjen. Pekerja domestik asal Indonesia di Kanada umumnya berhasil mengambil hati majikannya. Hal itu terbukti banyak majikan yang suka kinerja mereka. Mereka dikenal rajin, taat aturan, serta tidak banyak mengeluh. Apalagi, kata dia, banyak war-

ga Toronto yang Muslim. Mereka ingin PRT dari Indonesia yang Muslim. Sementara itu, selama ini, pasar pembantu diisi Filipina. “Jadi, Kanada tidak akan lama lagi kebanjiran PRT Indonesia karena permintaannya semakin besar,” imbuhnya. Kata Pujianto, tren ini berawal dari banyaknya warga Hongkong dan Taiwan pindah ke Toronto, lalu membawa serta PRT asal Indonesia. “Di kemudian hari, PRT itu pindah ke majikan lain di Toronto. Mulailah mereka merekrut teman-

temannya yang sudah kerja di Hongkong, Taiwan, maupun yang masih di Indonesia untuk bekerja di Toronto atau provinsi lainnya di Kanada,” kata Pujianto. Menurut Pujianto, di Kanada para pembantu rumah tangga bisa pindah ke majikan lain. Hal ini berbeda dengan peraturan di negara lain seperti di Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Taiwan. Selain pembantu, pekerja perkebunan WNI juga semakin membanjiri pasar tenaga kerja di Kanada. (kompas.com)

follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.