E-paper Surya Edisi 16 Mei 2013

Page 5

JAWA TIMUR

| KAMIS, 16 MEI 2013

surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Kera Ekor Panjang Teror Kediri

surya/yuli ahmada

sita pedang - Kapolres Tulungagung, AKBP Wishnu Hermawan Februanto memperlihatkan para tersangka geng motor berikut 4 pedang milik tersangka saat merusak 20 rumah di Tulungagung, Sebelum merusak rumah warga, gerombolan gen motor ini terlebih dulu pesta miras.

62 Bidan PTT di Ujung Tanduk ■ Pemkab Madiun Bingung Mengangkat madiun, surya - Nasib 62 bidan yang berstatus pegawai tidak tetap (PTT) masih terkatung-katung. Mereka tak bisa menjadi CPNS sebagaimana harapannya. Status bidan PTT diangkat oleh pemerintah pusat, sehingga pemerintah daerah tidak bisa memperjuangkan mereka untuk diangkat menjadi CPNS. Para bidan PTT ini diangkat berdasarkan SK Kementerian Kesehatan (Kemenkes) No. 7 tahun 2013. Sehingga status bidan PTT tersebut dipekerjakan pemerintah pusat, hanya wilayah kerjanya di Kabupaten Madiun. Akibatnya, para bidan PTT ini tidak bisa dimasukkan dalam pegawai honorer kategori satu (K-1) atau pegawai honorer kategori dua (K-2).

storyhighlights ■ 62 Bidan pegawai tidak tetap (PTT) diangkat pemerintah pusat berdasarkan SK Kemenkes No 7 2013 ■ Akibatnya, para bidan yang sudah mengabdi bertahun-tahun ini tidak bisa dinaikkan sebagai honorer (K2) ■ Para bidan PTT meminta Pemkab Madiun memberi solusi terbaik terhadap nasib para bidan ini “Kami resah mengingat setelah kami mengabdi sekian tahun, kini nasib kami diujung

tanduk. Minimal kami diperpanjang atau diangkat menjadi PNS daerah," ujar Sri Untari, bidan PTT angkatan tahun 2008. Karena berdasarkan Permenkes 7/2013 disebutkan, bahwa bidan PTT setelah sembilan tahun masa bhakti diberhentikan. Para bidan PTT juga tak mau ikut pengangkatan PNS melalui jalur umum. Karena, mereka telah bertahun-tahun bekerja. "Kita khawatirkan yang lolos seleksi justru bidan baru. Sebab Permenkes memberi kesempatan kepada bidan baru. Jika benar-benar diberlakukan, maka tamatlah nasib kami," ujarnya. Hal serupa diungkapkan Siti Khodijah, bidan PTT yang bertugas di Puskesmas Kare. Dia berharap agar dimasukkan dalam K2. Sebab, ujar warga Dagangan ini,

ia telah menjadi PTT sejak tahun 2005. "Kami mohon agar dicarikan solusi, bagaimana kami bisa masuk kedalam K2," katanya. Pemkab Sulit Mengangkat

Nasib para bidan PTT yang bertugas di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu juga membuat bingung Pemkab Madiun. Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Madiun Aris Nugroho menyatakan, yang membatasi masa jabatan bidan berstatus PTT adalah pemerintah pusat. "Proses mereka dari pusat, diserahkan ke daerah, sekarang kembali lagi ke pusat," paparnya. (bet)

kediri, surya - Setelah perburuan kera liar yang meneror warga Sidoarjo beberapa bulan lalu, kini seekor kera ekor panjang bikin heboh warga sekitar Pasar Ngronggo, Kota Kediri. Kera tersebut masih terus meneror warga yang tinggal di sekitar pasar, Rabu (15/5). Beberapa warga malahan mengaku kehilangan ayam dan burung miliknya karena dimangsa kera. Sejumlah pedagang buahbuahan juga mengaku sering diambil dagangannya. Sebagai puncak kekesalan, warga kemudian menghubungi Polres Kediri Kota. Malahan polisi sudah mengirimkan sniper untuk menghabisi kera liar. Hanya saja saat petugas datang di TKP, kera sudah kabur ke kebun tebu. Setelah ditunggu, kera tak muncul lagi. Kera liar tersebut juga sering nangkring di tembok kamar mandi dansuka mengintip orang yang sedang mandi. "Keranya memang aneh karena biasa bertengger di genteng kamar mandi Puskesmas. Dia biasa mengintip orang mandi," ungkap Imam Mubarok yang rumahnya bersebelahan dengan lokasi Puskesmas

Tadi kera sudah dibius dengan dosis tinggi, tetapi setelah menghabiskan umpan, kera tetap gesit dan tidak mempan dibius

Gus Barok Tokoh Warga Ngronggo Ngronggo, Rabu (15/5). Dijelaskan Imam Mubarok, kera liar itu pernah memangsa burung perkutut kesayangannya. Burung yang biasa ditaruh di sangkar itu diambil kera langsung dari sangkar. "Beberapa ekor ayam saya juga dimangsanya," tambahnya. Mubarok dan warga sekitarnya juga khawatir kera liar itu juga mengganggu tetangganya yang punya anak bayi. Masalahnya kera ekor panjang itu dapat muncul sewaktu_waktu dari rerimbunan pohon atau kebun tebu yang ada di belakang rumahnya. Karena di Sidoarjo kera sempat menyerang warga.

Tidak Mempan Bius

Kera ekor panjang yang sering mengganggu warga sekitar Pasar Ngronggo, ternyata tidak mempan dibius. Obat bius yang diberikan petugas Puskesmas Ngronggo ternyata tak mampu memperdayai kera. "Tadi pagi sudah kami beri obat bius yang kami campur dengan umpan buah-buahan. Meski telah dimakan sejak pagi tadi, sampai sekarang keranya tetap saja gesit dan nggak ngantuk-ngantuk," ungkap Gus Barok (39) warga yang tinggal di sekitar Pasar Ngronggo. Obat untuk membius kera itu diberi petugas Puskesmas Ngronggo. Dosis obat yang diberikan sebenarnya sudah banyak, tapi tetap tak membuat keranya klenger. Gagal melumpuhkan kera dengan umpan yang dicampur bius, warga meminta bantuan sniper Polres Kediri Kota. Hanya saja petugas sniper pulang dengan tangan hampa karena keranya keburu kabur. "Tadi saat kami bidik tiba-tiba keranya menghilang di rerimbunan," ujar seorang anggota Polres Kediri Kota yang membawa senjata laras panjang.(dim)

Putar Tasbih, Barno Menang Telak ponorogo, surya - Ada yang unik dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serempak di 60 desa yang ada di Kabupaten Ponorogo. Salah satu keunikan itu, dilaksanakan Barno (34) warga Desa Beringinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo yang menantang incumbent Sugiyono. Dalam mempertarungan sebanyak 750 pemilih di desa itu, Barno selalu memegangi dan memutar tasbih di tangan kirinya sejak memasuki masa pemungutan suara hingga akhir perhitungan suara. Hasilnya mengejutkan, pemuda ini mampu mengalahkan incumbent dengan perbedaan suara telak, yakni Barno meraih 605 suara dan incumbent mendapatkan 137 suara. Sisannya merupakan suara tidak sah. Calon Kades dengan nomor urut 2 yang melawan rivalnya dengan nomor urut 1 itu, sejak duduk di kursi calon kepala desa itu, tangan kiri Barno terus memutar tasbih. Entah apa yang dibaca. Yang

surya/foto SUDARMAWAN

PINGSAN - Barno langsung pingsan usai menang telak melawan Incumbent. jelas semua bacaan untuk mendekatkan calon kades itu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dirinya dimenangkan dalam Pilkades melawan incumbent. Pelaksanaan Pilkades serentak yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Ponorogo un-

tuk 199 desa sudah memasuki gelombang ketiga. Jika dalam gelombang pertama Pilkades dilaksanakan di 22 desa, Rabu (24/4) dan gelombang kedua digelar di 55 desa, Selasa (7/5), kali ini dalam gelombang ketiga dilaksanakan di 60 desa.(wan)

Warga Temukan Bom Pipa di TPU blitar, surya - Sebuah bom pipa berukuran lengan orang dewasa ditemukan di tempat pemakaman umum (TPU) Tiloro, di Kelurahan Tlungku, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Rabu (15/5) pagi. Bom tergeletak di atas salah satu makam di TPU tersebut, tepatnya di pinggiran utara makam atau jauh dari pintu masuk makam tersebut. Karuan, penemuan benda itu membuat polisi panik karena khawatir meledak. Sebab, benda itu dilengkapi peralatan seperti bom sumbu. Yakni di atas pipa paralon terdapat dua sumbu kabel sepanjang 10 meter, yang terhubung ke dalam, serta terdapat timah yang sudah meleleh di pipanya. "Kami harus hati-hati mengambilnya karena takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Kami sendiri bukan ahlinya," ujar petugas. Untuk mengevakuasi bom, petugas sangat hati-hati. Bom

surya/imam taufiq

bom pipa - Sebuah bom pipa ditemukan di tempat pemakaman umum Tiloro, di Kelurahan Tlungku, Sukorejo, Kota Blitar, Rabu (15/5). kemudian dibawa ke Polres Blitar dengan direndam air dalam timba. Sebab, dikhawatirkan, benda meledak kalau kena gesekan. Saat ini benda itu diamankan di Polres Blitar Kota.

AKBP Indarto, Kapolres Blitar Kota, mengatakan, untuk pengamanan, benda itu direndam air dalam timba. Selanjutnya, pihaknya akan mendatangkan ahli penjinak bom. (fiq)

Asosiasi Kades Bantu Lahab jombang, surya - Asosiasi Kepala Desa dan Perangkat (AKDP) Jombang akan memberikan advokasi atas Sujihartono alias Lahab (38), Kades Purisemanding, Kecamatan Plandaan, Jombang, yang ditahan Polres Kediri akibat menganiaya pengunjung karaoke. "Memang benar, Kades Purisemanding ditahan di Polres Kediri. Kami sudah melakukan koordinasi guna melakukan advokasi," kata Ketua AKDP Jombang, Hasan, Rabu (15/5). Hasan mengungkapkan, sejak tertangkapnya Lahab karena kasus pengeroyokan sekitar sepekan lalu, AKDP menawarkan

advokasi terhadap Lahab. "Saya bersama seorang kades membezuk Pak Lahab di tahanan untuk menawarkan advokasi. Namun, dia belum menerima, karena akan diurus saudaranya yang dinas di Kediri," ujarnya. Dikatakan Hasan, meski Lahab belum menerima tawaran advokasi dari AKDP, pihak AKDP sewaktu-waktu tetap bersedia memberikan dukungan terhadap anggotanya yang terlibat kasus pengeroyokan. Sujihartono alias Lahab, ditangkap tim buser Satreskrim Polres Kediri di rumah seorang perempuan yang diduga pacar Lahab, di Perumahan Pelem, Kecamatan

join facebook.com/suryaonline

Pare, Kabupaten Kediri. Penangkapan itu karena Lahab disangka menganiaya Novi (31) warga Jalan Yos Sudarso, Tulungrejo Pare, serta Yogi Hiwaman (31) warga Bringin, Kecamatan Badas, Kediri. Dengan bersenjatakan kunci dongkrak mobil, Lahab bersama 4 temanya mengeroyok Novi. Keempat temannya kini masih buron dan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Kasus pengeroyokan terjadi di dua lokasi rumah karaoke. Cafe Dijee Jalan Pahlawan Kusuma Bangsa, Pare dan kedua di Desa Gadungan, Puncu, Kediri.(uto) follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.