Epaper Surya 01 Desember 2012

Page 6

Surya Jatim HALAMAN

SABTU, 1 DESEMBER 2012

buruh tolak phk

surya/sutono

Buruh PT Mentari International (MI) Jombang melakukan aksi mogok kerja, mereka menolak PHK yang dilakukan manajemen, Jumat (30/11). Ratusan buruh mainan anak berbahan kayu untuk ekspor ini sempat bersitegang dengan satpam karena buruh berusaha masuk pabrik. (uto)

surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

1.000 Pendemo Hadang Gubernur

Jalin Kesra

Hotel Ponorogo Sudah Full Booked

Ponorogo, surya - Rencana Gubernur Jawa Timur Soekarwo menghadiri acara apel akbar HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-67 dan Hari Guru Nasional (HGN) ke-19 di Alun-alun Ponorogo, Sabtu (1/12), bakal mendapatkan kendala. Sekitar 1.000 massa dari sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) se-Kabupaten Ponorogo bakal menghadang Gubernur Soekarwo untuk meminta pertanggungjawaban bantuan kambing Jalin Kesra. Seperti diketahui, kambing bantuan ini banyak yang sakit-sakitan, tidak sesuai spesifikasi dan sebagian mati. Bantuan itu diterimakan kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kabupaten Ponorogo. Koordinator LSM Cakra Sigit Priambodo mengatakan, pihaknya bersama konsorsium LSM se-Ponorogo akan mengerahkan seribu massa untuk menyambut kedatangan Gubernur Jatim. "Kami bersama konsorsium LSM Ponorogo tetap akan menggelar demo bersama seribu massa. Jika diizinkan aksi akan digelar di seputaran Alun-alun karena gubernur berada di Alun-alun," katanya. Dia menjamin, aksi itu tidak akan mengganggu peringatan HUT PGRI dan HGN, termasuk tidak menganggu para guru peserta acara. Rencana kedatangan Gubernur yang disambut demo massa gabungan LSM se-Ponorogo ini disayangkan Sekertaris PGRI Kabupaten Ponorogo, Trisetyo Miseno. Tri menyayangkan jika demo itu benarbenar digelar. Alasannya, apa pun jaminannya demo tetap akan menganggu kelancaran acara peringatan

apel akbar HUT PGRI ke-67 Provinsi Jawa Timur di Alun-alun Ponorogo, Sabtu (1/12), menelan anggaran Rp 600 juta. Selain apel akbar, HUT PGRI juga dimeriahkan dengan pameran sejumlah stan pameran pendidikan dari masing-masing kota dan kabupaten se-Jawa Timur. Bahkan sejak sehari kemarin, sejumlah stan pameran pendidikan itu sudah dipenuhi masingmasing personil pendidik dari wilayah kabupaten dan kota di seluruh pelosok Jatim. Selain itu, sejumlah hotel dan penginapan juga dipenuhi calon peserta apel akbar hingga meluber ke sejumlah hotel di Madiun, Magetan dan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Sekretaris PGRI Kabupaten Ponorogo Trisetyo Miseno mengatakan, dilihat dari daftar hadir ada 22.240 anggota peserta apel akbar dari 38 kota dan kabupaten se-Jatim. Jumlah tersebut ditambah dari kabupaJumlah peserta ten Ponorogo sebanyak 12.000 itu lebih besar guru. dari HUT PGRI "Jumlah peserta itu lebih Tahun 2010 di Malang dan besar dari HUT Tahun 2011 di Pamekasan. PGRI Tahun 2010 di Malang Trisetyo Miseno dan Tahun 2011 Sekretaris PGRI Kabupaten Ponorogo di Pamekasan. Jika dilihat data laporan yang hadir dua kali lipat," terangnya kepada Surya, Jumat (30/11). Karena semua hotel sudah full booked, maka untuk mengantisipasi peserta yang tidak kebagian akomodasi, panitia mengantisipasi dengan menyiapkan seluruh sekolah di Kecamatan Kota Ponorogo sebagai tempat transit para peserta dari luar kota. Mereka bisa menggunakan sebagai tempat ganti pakaian atau sekadar beristirahat jika tak kebagian tempat menginap. Salah satu perwakilan peserta asal Bondowoso, Sri Khozaimah mengaku, akan memberangkatkan 30 bus. Rombongan bus paling akhir datang Jumat (30/11) malam. "Peserta dari Bondowoso berangkat malam karena antusiasme rombongan cukup tinggi," katanya. (wan)

■ Tanyakan

storyhighlights ■ Gabungan LSM se-Ponorogo akan mepertanyakan kambing bantuan jalin kesra ■ Pelaksana apel akbar HUT PGRI meminta demo ditunda ■ Polisi berupaya lakukan pendekatan yang digelar secara akbar ini. Apalagi, Ponorogo sebagai tuan rumah dari puluhan ribu guru dari 38 kota dan kabupaten se-Jatim. Pihaknya berharap agar demo tidak dibarengkan dengan peringatan HUT PGRI dan HGN.

surya/sudarmawan

apel akbar - Persiapan apel akbar para guru se-Jatim di Ponorogo dikebut. Gubernur Soekarwo dijadwalkan hadir dalam acara pagi ini, Sabtu (1/12). "Kami hanya berharap, demo jangan dibarengkan acara kami karena hajat kami adalah hajat para guru yang juga memiliki andil besar bagi para LSM," ujar Trisetyo Miseno. Dia meminta para pendemo mengundur rencana aksinya itu. "Tolong dipahami, Ponorogo sebagai tuan rumah harus dijaga dengan baik dan diberi kenyaman bagi para tamu. Jangan sampai nama guru Ponorogo tercoreng. Makanya sekarang kami juga sudah membuat antisipasi jika terjadi demo, karena massa kami juga puluhan ribu," pungkasnya. Tri mengingatkan, para pendemo

Panwaslu Tak Punya Kantor

pameran - Deputi IV Menko Kesra Bidang Agama dan Pendidikan Agus Sartono menyaksikan pameran hasil karya para santri Ponpes Sunan Drajat usai pembukaan Rakernas, Jumat (30/11).

surya/hanif manshuri

Perangi Kemiskinan Lewat Santri ■ Kemenko Kesra Rangkul Ponpes lamongan, surya - Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) bakal menggandeng Pondok Pesantren (Ponpes) untuk mengentas kemiskinan. “Indonesia memiliki sekitar 30.000 penduduk miskin. Jika separuh saja santri Ponpes sukses diberdayakan dengan kemampuan kewirausahaan, maka persoalan kemiskinan di Indonesia bisa selesai, “ ujar Deputi IV Menko Kesra Bidang Agama dan Pendidikan Kemenko Kesra, Agus Sartono, Jumat (30/11). Dia berbicara ketika membuka Rakornas 1 Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Pesantren di Ponpes Sunan Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan. Alasan pemilihan lokasi Rakornas di Ponpes Sunan Drajat menurutnya, agar

menjadi orang pintar seperti sekarang juga karena jasa guru. Maka tidak tepat rasanya jika guru sedang mempunyai hajat kemudian direcoki dengan demo. Ditemui terpisah, Kasat Intelkam Polres Ponorogo AKP Dani Parijono ketika dikonfirmasi terkait isu demo penghadangan gubernur, pihaknya sudah mempersiapkan pendekatan terhadap sejumlah LSM yang akan menggelar aksi itu. "Memang pemberitahuan sudah masuk secara tertulis. Dalam pemberitahuan konsorsium akan mengerahkan seribu massa untuk menyambut gubernur, bukan menghadang. Jika nanti ada

Ponpes lain bisa belajar pemberian bekal kewirausahaan yang sudah dilakukan di Ponpes Sunan Drajat. Dengan demikian, ketika lulus, alumni Ponpes bisa langsung bersaing di masyarakat sebagaimana lulusan sekolah umum. “Bila setiap tahun kita dapat mengembangkan ekonomi umat di 500 hingga 100 Ponpes, banyak keluarga yang bisa sejahtera, “ungkapnya. Kegiatan dihadiri Sekkab Lamongan Yuhronur Efendi dan Dirjen Pendidikan Islam Kemanag RI Nursyam itu diikuti perwakilan Ponpes dari 16 provinsi. Diantaranya, Ponpes Salafiyah Safiiyah di Kabupaten Pahuwito/Gorontalo dan Ponpes Al Mursidah Kabupaten Pandegalang/ Banten. (st36)

mojokerto, surya - Sejak dilantik September 2012, nasib Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Mojokerto, masih terlunta-lunta. Tak hanya dililit persoalan belum cairnya anggaran operasional, pengajuan pinjam pakai gedung berikut sejumlah fasilitas kantor kepada Pemkot Mojokerto, tak seluruhnya diluluskan. Dari sekian usulan yang diajukan kepada Pemkot Mojokerto, isyarat yang diberikan Pemkot akan mengabulkan permohonan pinjam pakai mobil Isuzu Panther dan empat meja saja. Kasubag Rumah Tangga Bagian Umum Agus Triyatno mengemukakan, saat ini tidak ada gedung kosong di bawah naungannya. Demikian dengan perabotan berupa kursi. “Kalau gedung di bawah penguasaan kami tidak ada, entah kalau di DPPKA,'' kata Agus. Saat ini Panwaslu 'ngantor' di rumah pribadi Ketua Panwaslu Elsa Fifayanti di Perumahan Griya Permata Ijen Kota Mojokerto. Mereka juga mempergunakan komputer dan printer milik wartawan media yang terbit di Surabaya sebagai penunjang kegiatan. "Pada prinsipnya kerja kami tak optimal karena tidak ditunjang dengan kelengkapan kerja yang ideal,'' ujar Elsa. (bet)

penghadangan kami akan melakukan pendekatan agar tidak terjadi," katanya. Sedangkan Kabag Ops Polres Ponorogo Kompol Eko Chondro menegaskan, untuk pengamanan peringatan HUT PGRI yang digelar di Ponorogo pihaknya sudah mengantisipasi adanya isu demo itu. Pihaknya mempersiapkan ratusan personel untuk mengamankan jalannya peringatan HUT PGRI dan HGN. "Kami sudah siapkan anggota sebanyak 485 personel dari Polres Ponorogo untuk pengamanan, agar acara berlangsung kondusif, aman dan nyaman," tandasnya. (wan)

Kelud Masih Butuh 500 Rambu kediri, surya - Jalan menuju Kawasan Wisata Gunung Kelud masih butuh banyak sarana penunjang keselamatan. Pasalnya, hingga saat ini jumlah rambu dan marka sangat kurang. Padahal keberadaan rambu dan marka dirasa sangat penting sebagai penunjuk arah dan peringatan bagi pengunjung yang melaju di jalanan menuju kawasan wisata andalan Kabupaten Kediri itu. Apalagi saat ini, Wisata Gunung Kelud juga dibuka pada malam hari. "Markanya kurang. Kalau malam tidak kelihatan," ujar Abidin (37), pengunjung asal Plosoklaten. Analisa Dinas Perhubungan setempat menunjukkan, masih dibutuhkan 500 unit rambu lalu lintas lagi. Ratusan rambu lalu lintas tersebut kebanyakan berisi petunjuk peringatan belokan, tanjakan maupun turunan. Marka jalan juga dirasakan masih kurang. Bahkan untuk marka, kekurangan mencapai 10.000 meter lari. Marka jenis ini berukuran panjang 1 meter dengan lebar 12 sentimeter.

surya/cornelius vrian

periksa marka - Petugas Dishub Kabupaten Kediri memeriksa marka di jalan menuju puncak Gunung Kelud, Jumat (30/11). Kasi Rekayasa Lalu Lintas Dishub Kabupaten Kediri, Suhardi mengatakan, walaupun masih terdapat banyak kekurangan, namun hal tersebut tidak terlalu berdampak pada keselamatan pengunjung. Pasalnya, Dishub sudah melakukan pembenahan dengan prioritas pemasangan rambu, marka dan pagar di tiga spot tanjakan yang rawan. "Kecelakaan yang timbul biasanya karena pengguna kenda-

raan cenderung kurang berhati-hati dengan kondisi medan," katanya pada Surya, Jumat (30/11). Meski begitu, Dishub akan tetap melengkapi sarana jalan yang kurang tersebut. Hal ini dilakukan untuk makin menjamin kenyamanan pengunjung terutama pada malam hari. Pemenuhan seluruh kekurangan sarana jalan itu ditargetkan tuntas dalam kurun tiga tahun. (st41)

4 Tahun Guru Intimi Siswinya jombang, surya - Sugondo (35), warga Dusun Klampisan, Desa Tondowulan, Kecamatan Plandaan, Jombang terbongkar aibnya setelah empat tahun menjalin hubungan asmara dengan siswinya, sebut saja bernama Sekar (17). Ulah mantan guru MTs di Kecamatan Plandaan tersebut baru terbongkar setelah Sekar ketahuan hamil. Sugondo akhirnya ditangkap polisi. "Pelaku di tangkap di rumahnya. Semula dia mengelak tuduhan itu, namun setelah seluruh bukti kita beberkan, pelaku tidak berkutik," kata Kasubbag Humas Polres Jombang AKP Sugeng Widodo, Jumat (30/11). Hubungan Sugondo dan Sekar berlangsung sejak 2009. Saat itu Sekar duduk di kelas 8 MTs di Kecamatan Plandaan. Sekar dan gurunya semakin dekat ketika sekolah join facebook.com/suryaonline

tersebut memberikan les atau mata pelajaran tambahan sepulang sekolah. Dengan dalih memberikan kekuatan supranatural agar Sekar terhindar dari orang jahat, Sugondo melakukan prosesi tertentu. Sugondo sendiri mengaku pertama kali menyetubuhi Sekar pada 2009 di ruang kelas 8. Pengakuannya, hal itu dilakukan atas dasar suka sama suka. Sejak saat itu, hubungan keduanya terus berlanjut. Bahkan sampai Sugondo keluar dari pekerjaannya sebagai guru fisika di MTs tersebut, yakni pada 2010. Kini Sekar duduk di kelas 11 SMA. Hubungan intim antara guru dan murid terbongkar ketika keluarga korban curiga melihat perubahan fisik Sekar. Perut Sekar membesar hingga kemudian terbongkarlah hubungan itu. (uto) follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.