SUARA NTB 21 MEI 2013

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 2.500

Rp. 40.000 Rp. 45.000

SUARA NTB

NOMOR 64 TAHUN KE 9 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@yahoo.co.id

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Pengemban Pengamal Pancasila

(Suara NTB/use)

SELASA, 21 MEI 2013

12 HALAMAN

Rekapitulasi Suara Ricuh, Tiga Polisi Terluka ini memanas dari beberapa hari sebelumnya lantaran KPU belum juga mengakomodir tuntutan calon yang kalah yakni menolak pengunduran digelarnya rapat pleno. Aksi anarkis pecah ketika rombongan massa pasangan Fersi (Hj Ferra Amelia SE MM dan Drs H M Natsir) , ditolak masuk ke daerah steril yang dijaga ketat aparat gabungan Polres Bima Kota, Brimob dan TNI.

(Suara NTB/use)

Kota Bima (Suara NTB) Tiga anggota Kepolisian yang mengamankan jalannya aksi unjuk rasa di KPU Kota Bima, terluka akibat terkena lemparan baru. Bahkan seorang diantaranya yang berpangkat perwira harus dilarikan ke rumah sakit karena pingsan. A k s i massa

TO K O H Pertimbangan Hati Nurani LAMA tak ada kabar, belakangan diketahui kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial Lombok Barat (bansos Lobar) 2008 dihentikan. Alasan penghentian oleh Kejari Mataram, lantaran dua tersangka Najatul Akbar dan Lalu Turmuzi sudah mengembalikan uang kerugian negara yang disangkakan. Kajari Mataram, Sang Ketut Mudita, SH,MH mengatakan, pertimbangan yang jadi alasan penghentian kasus adalah hati nurani. Menurutnya, pertimbangan subjektif itu diambil karena kedua tersangka sudah mengembalikan uang kerugian negara yang diduga dikorup dari dana bansos 2008. Bersambung ke hal 5 Sang Ketut Mudita (Suara NTB/dok)

KO M E N TTAA R Prodi Favorit PROGRAM ilmu sosial seperti seperti program studi (prodi) akutansi dan managemen, menjadi program studi yang paling diminati pada penerimaan mahasiswa baru Universitas Mataram (Unram) tahun 2013. Demikian diungkapkan, Rektor Unram Prof. H.Sunarpi, Ph.D Senin (20/5) kemarin. Menurut Sunarpi ke dua prodi itu bias dikatakan sebagai prodi favorit, selain program studi ilmu pendidikan. Dengan trend tertinggi ini lanjut Sunarpi, maka tingkat keketatan masuk perguruan tinggi negeri bidang sosial atau IPS, Bersambung ke hal 5

Setelah tak diizinkan mendekat ke halaman KPU, massa yang dikoordinir Sunardin akhirnya berorasi sekitar 150 meter dari Kantor KPU. Semakin siang, suasana kian memanas ketika massa Fersi hendak membakar ban di depan barisan aparat. Aparat yang melakukan penjagaan pun mencoba merebut ban tersebut. Hingga akhirnya sempat terjadi adu mulut antara aparat dengan massa. Tak berapa lama, koordinator aksi meminta agar truk pengangkut massa mundur. Namun supir justru mundur terlalu jauh sehingga menerobos barisan aparat. Tak ayal sang supir pun menjadi sasaran kemarahan aparat. Saat itulah suasana makin memanas.

TERLUKA - Sejumlah anggota polisi terluka akibat terkena lemparan batu dalam aksi unjuk rasa di Kantor KPU Kota Bima, kemarin.

Kasus Dermaga Labuhan Haji Lotim

Unggul di Enam Kabupaten/Kota

Lima Panitia Proyek Diperiksa Kejaksaan

TGB-Amin Diminta Segera Lakukan Rekonsiliasi

Mataram (Suara NTB) Sejumlah pihak ternyata sudah diklarifikasi Kejaksaan Tinggi NTB, dalam rangka penyelidikan kasus mangkraknya pembangunan Dermaga Labuhan Haji, Lombok Timur (Lotim). Diantara yang sudah dimintai keterangan, lima orang panitia proyek yang dilaksanakan tahun 2007 itu. Wakajati NTB, I Gede Sudiatmaja membenarkan klarifikasi atas panitia tersebut. Upaya itu menurutnya, masih dalam rangka pengumpulan data dan keterangan kasus proyek senilai Rp 82 miliar lebih, murni dari APBD

Lotim tersebut. ‘’Terakhir saya mendapat laporan dari tim, memang demikian, sejumlah panitia sudah dimintai keterangan,” terang Wakajati menjawab Suara NTB, Senin (20/5). Bersambung ke hal 5

Penyidikan Kasus BIL Berlanjut

Kejagung Tetapkan Dua Tersangka Mataram (Suara NTB) Pihak Kejaksaan Agung (Kejagung) membantah penanganan kasus gedung induk Bandara Internasional Lombok (BIL) mandeg. Penyidikan kasus ini dipastikan masih berjalan. Dua orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Kapuspenkum Kejaksaan Agung, Setia Untung

Arimuladi,SH meyakinkan, tim Jampidsus masih mendalami kasus itu. “Sementara ini, penyidik masih mendalami saksi -saksi. Siapa saksi yang akan dipanggil lagi dan sebagainya, itu masih dalam proses,” kata Kapuspenkum kepada Suara NTB, Senin (20/ 5) sore saat berkunjung ke Kejari Mataram.

Guna memastikan penyidikan kasus ini berjalan, pria yang akrab disapa Untung ini, sempat menghubungi penyidik Jampidsus via ponsel guna mengetahui perkembangan kasus pembangunan gedung dengan konstruksi yang menghabiskan anggaran Rp 829 miliar bersumber dari PT Angkasa Pura I ini. Bersambung ke hal 5

Mataram (Suara NTB) Duet Dr.TGH.M.Zainul Majdi-H.M.Amin (TGBAmin) yang hampir dipastikan memenangkan Pilkada NTB. Kepastian ini, berdasarkan rekapitulasi di mana pasangan TGB-Amin unggul di enam kabupaten/kota. Menyusul kemenangan ini, TGB-Amin diminta untuk segera melakukan rekonsiliasi politik. Hal ini penting dilakukan untuk menyatukan kembali aktor – aktor penting yang sempat terlibat persaingan di Pilkada NTB. Saran itu disampaikan Sekretaris Komisi III DPRD NTB, Drs. Ruslan Turmuzi, yang dikonfirmasi Suara NTB, Senin (20/5) kemarin. Ruslan menegaskan bahwa pada hakikatnya, pemilihan langsung ditujukan untuk memberikan kepada masyarakat hak untuk menentukan sendiri siapa yang mereka kehendaki untuk

Dislutkan dan Dewan akan Lakukan Investigasi

Izin Perusahaan Pengelola Biota Laut Diduga Kedaluwarsa

H. Sunarpi (Suara NTB/dok)

Sejumlah massa melempari barisan aparat dengan batu. Alhasil, akibat lemparan tersebut tiga anggota Kepolisian masing-masing dua anggota Polres Bima Kota, Iptu Lukman Colli, Aipda Safruddin dan seorang anggota Brimob Bripda Moch Fatazam Rony terluka di bagian kepala. Ketiga aparat ini pun dilarikan ke dalam ruangan KPU Kota Bima. Sementara sang supir diamankan ke dalam kendaraan Rantis milik Brimob. Meski sempat diwarnai aksi kericuhan, aksi tetap berlanjut dan aparat tetap melakukan penjagaan. Sementara di dalam ruangan KPU tengah berlangsung rekapitulasi hasil suara Pilgub NTB serta Walikota dan Wakil Walikota Bima. Bersambung ke hal 5

Giri Menang (Suara NTB) Menyikapi dugaan penyelundupan biota laut di Lombok Barat (Lobar), Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) dan Komisi I dan Komisi II DPRD setempat akan melakukan investigasi untuk mendalami persoalan ini. Dewan dalam waktu dekat akan mendatangi perusahaan itu untuk menelusuri dari segi perizinannya, karena menurut informasi pihak Dislutkan izin pe-

rusahaan itu sudah habis alias kedaluwarsa. Sementara Dislutkan sendiri akan menyelidiki asal muasal karang dan ikan hias yang dikelola perusahaan itu, karena pihak pengelola berdalih itu berasal dari Bima namun informasi dari nelayan biota laut yang dikelola diambil juga di perairan Lobar. Selain itu, pihak terkait juga akan mengorek informasi terkait izin operasional,

lokasi dan jenis biota yang diambil serta jumlah yang diambil. ‘’Kami akan selidiki masalah ini, karena ini masalah serius,”ungkap Kadislutkan Lobar, H. Hasbullah, Senin (20/5). Dijelaskan, perusahaan penangkar berlokasi di Tembowong itu beroperasi sekitar lima tahun lalu sebelum ia menjabat sebagai Kadislutkan. Dulunya perusahaan ini bernama UD Ikan Lombok, Bersambung ke hal 5

memimpin. “Masyarakat sudah memilih. Maka, siapapun yang menang, itulah kemenangan masyarakat. Saya berharap, yang terpilih di Pilkada NTB ini untuk segera melakukan rekonsiliasi dalam membangun daerah dan NTB ke depan,” tandas Ruslan. Menurut Ruslan, pesta demokrasi di NTB sebentar lagi berlalu. Namun, menurutnya, setelah pesta usai, NTB masih menghadapi sejumlah problem besar yang memerlukan kekuatan bersama untuk menuntaskannya. Karenanya, ujar Ruslan, selain upaya rekonsiliasi yang diinisiasi oleh pemenang Pilkada, ia juga menegaskan pentingnya kemauan bagi kandidat yang tidak terpilih untuk mengkonkritkan kesepakatan siap menang siap kalah yang telah dibuat sebelumnya. Bersambung ke hal 5

Dipastikan Tak Berizin BALAI Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi NTB menyebutkan, aktivitas pengambilan koral yang dilakukan sebuah perusahaan yang bermarkas di wilayah Sekotong, Lombok Barat (Lobar), tak masuk dalam perusahaan yang diberikan izin. Karena pihak BKSDA, selama ini hanya mengeluarkan izin untuk kegiatan hanya kepada dua perusahaan dan keduanya di Pulau Sumbawa. Demikian ditegaskan, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Provinsi NTB, Tri Endang Wahyuni dikonfirmasi Senin (20/5). Disebutkan, dua perusahaan yang diberikan izin tersebut, yakni CV. Dinar dan UD. Samudera Anugerah di Sape, Bima. Bersambung ke hal 5

LANGGANAN Mataram dan sekitarnya Hubungi :

0370-639543


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.