Snt02072013

Page 10

SUARA NTB Selasa, 2 Juli 2013

BUDAYA DAN HIBURAN

Halaman 10

Film Dokumenter Laksamana Madya TNI H. Lalu Manambai Abdul Kadir

Kiprah dan Perjuangan Manambai Diharapkan Jadi ’’Virus’’ bagi Generasi Muda Mataram (Suara NTB) Setelah buku yang mengisahkan tentang Laksamana Madya TNI H. Lalu Manambai Abdul Kadir diluncurkan beberapa waktu lalu, buah karya Nurdin Ranggabarani, kiprah Manambai sebagai seorang pejuang bangsa kembali ditampilkan dalam bentuk film dokumenter yang diproduseri dan disutradarai oleh Adi Pranajaya. Senin (1/7) kemarin, film tersebut diputar di Taman Budaya NTB dalam dua sesi. Sesi pertama pukul 10.00 dan sesi kedua pukul 14.00.

(Suara NTB/ist)

Novel “Moga Bunda Disayang Allah” adalah karya Tere Liye ketiga yang diangkat ke layar lebar.

’’Moga Bunda Disayang Allah’’ Diangkat ke Layar Lebar Jakarta (Suara NTB) – Film “Moga bunda Disayang Allah”, yang diadaptasi dari novel karya Tere Liye, akan mulai tayang di bioskop pada 2 Agustus mendatang. Film yang disutradarai oleh Jose Poernomo itu berkisah tentang perjalanan emosional seorang pemuda bernama Karang yang mengalami trauma setelah tragedi kapal tenggelam. “Film ini bisa dibilang epik karena syutingnya luar biasa, banyak adegan action serta spesial efek,” kata Jose saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin. Jose mengaku mendapat bantuan khusus dari ahli Hollywood, Adam Howard yang pernah membantu menggarap film “Saving Private Ryan” dan “Merah Putih”, dalam menangani efek visual untuk adegan di bawah air. “Kamera yang kami gunakan juga tidak main-main yakni kamera yang sama dengan yang digunakan untuk syuting film ‘Pirates of the Carribean’ dan ‘Spiderman’,” katanya. Film yang akan mulai ditayangkan di bioskop pada 2 Agustus 2013 itu bercerika tentang pertemuan Karang dengan Melati, gadis berusia sembilan tahunan yang bisu, tuli dan buta sejak kecil. Melati yang semula terlihat sebagai sosok liar, sikapnya berubah setelah bertemu Karang, yang menjadi pemabuk serampangan kapalnya tenggelam. (ant/bali post)

Film yang terdiri dari dua episode ini fokus pada dua hal. Episode pertama, lebih difokuskan pada pemaparan sosok seorang Manambai dari sudut pandang keluarga dan tokoh-tokoh penting seperti Wakil Gubernur NTB, Ir. H. Badrul Munir, MM, Bupati Sumbawa Jamaludin Malik, Ketua Yayasan Sumbawa Bangkit Nurdin Ranggabarani, dan tokoh masyarakat dari Sumbawa H. Agus Talino. Sedangkan pada episode kedua, film ini lebih fokus pada kiprah Manambai dalam mengembangkan dan memperkenalkan Pulau Moyo sebagai salah satu destinasi pariwisata. Dimana atas usaha itu, Pulau Moyo sering menjadi destinasi wisata para pesohor dunia seperti mendiang Lady Diana, Mick Jagger, Maria Sarapova, dan beberapa bintang film Hollywood. Seorang narator membuka kisah dalam film ini dengan menceritakan awal kiprah Manambai sebagai TNI Angkatan Laut Republik Indonesia dimana dia adalah orang pertama yang mendapatkan tanda kehormatan Hiu Kencana yang disematkan langsung oleh Presiden RI pertama,

Soekarno pada saat berumur 29 tahun. Narator juga menyebutkan jabatan-jabatan yang pernah diemban oleh Manambai termasuk menjadi Duta Besar Luar Biasa untuk Tanzania dan beberapa negara Afrika lainnya. Wagub NTB, Ir. H,.Badrul Munir, MM menyebutkan dalam setiap perjuangannya, Manambai yang lahir pada tanggal 28 November 1928 selalu membawa misi peradaban dimanapun dia bertugas. Dengan demikian, Manambai bisa membuktikan diri sebagai orang kiak. Lalu Manambai Abdul Kadir adalah Jenderal pertama dari Pulau Sumbawa dan NTB pada umumnya. Menurut Bupati Sumbawa Jamaludin Malik, hal itu menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat NTB. Perjuangan dan kiprah Manambai untuk Indonesia menurutnya harus dijadikan contoh dan motivasi bagi generasi muda. Harapan yang sama juga disampaikan H. Agus Talino. Pimpinan harian Suara NTB dan Global FM Lombok ini mengatakan kiprah dan perjua-

Parade Seni dan Atraksi Meriahkan Festival Senggigi

Atiqah Hasiholan Dapat Peran sebagai Perempuan Lemah Lembut Jakarta (Suara NTB) – Berperan sebagai Viona dalam “La Tahzan (Jangan Bersedih)”, aktris Atiqah Hasiholan mengaku baru kali ini menjadi perempuan yang lemah lembut. “Ini pertama kalinya aku berperan jadi karakter yang lemah lembut. Unyu-unyu banget,” katanya saat bertemu media di Falcon Pictures, Jakarta Selatan. Atiqah pun tidak menyangka peran mahasiswi Indonesia di Jepang itu akan jatuh pada dirinya. “Nggak terbayang karakter ini ditawarkan ke aku. Luar biasa,” kata Atiqah senang. Atiqah dalam film itu terlihat sedikit berbeda. Rambut panjangnya yang biasanya dibiark terurai, dalam film itu kerap diikat dan juga menggunakan poni. Ia pun menggunakan logat Sunda ketika berbicara. “La Tahzan (Jangan Bersedih)” diangkat dari kumpulan cerita dalam buku “La Tahzan for Students”. Sang sutradara Danial Rifki mengambil salah satu cerita berjudul “Pelajar Setengah TKI” karya Ellnovianty Nine. Berperan sebagai karakter yang telah ada dalam buku, pemeran Sultana dalam “Java Heat” ini tidak terbebani. “Sayanggakmauterbebanidengan karakter di novel. Viona ini murni saya ciptakansendiri,diskusidengansutradarajuga,”katanya.Beraduperandengan Joe Taslim dan Ario Bayu pun menurutnya bukan perkara besar karena mereka telah menjalin pertemanan sebelumnya. Atiqah dan Ario Bayu pun telah bermain di “Java Heat” sebelumnya. “Kami merasa klop aja karena pertemanan sudah terjalin. Kami sebisa mungkin fun,” tandasnya. “La Tahzan (Jangan Bersedih)” bercerita tentanghubungan Viona (Atiqah), Yamada (Joe Taslim), dan Hasan (Ario Bayu). Film ini menurut rencana akan tayang pada 2 Agustus 2013. (ant/bali post) Atiqah Hasiholan

ngan Manambai harus menjadi ‘virus’ tidak hanya bagi generasi yang ada di Sumbawa dan NTB, tapi juga bagi generasi muda di Indonesia. Dengan segala perjuangan dan kiprahnya, Manambai pantas diusulkan menjadi pahlawan nasional. Keberhasilan Manambai menurut adiknya, Hj. Siti Atikah karena kejujuran , disiplin dan tanggung jawab. Pada saat sekolah di HIS, ia menunggang kuda dari Sumbawa ke Bima dengan jarak tempuh 7-8 hari. Manambai juga dikisahkan Atikah adalah seorang yang lembut dan penuh belas kasih. Sedangkan dalam sudut pandang adik Manambai yang lain Hj. Siti Fatimah, Manambai adalah sosok yang sangat dekat dengan saudara-saudaranya. Bahkan tidak ada yang berpikir Manambai kecil kelak akan menjadi seorang Laksamana yang ikut berjuang untuk bangsa dan negara. Namun sejak kecil, Manambai suka pergi ke laut. Mungkin dari sanalah jiwa maritimnya tumbuh sehingga memutuskan untuk berkiprah di Angkatan Laut.

(Suara NTB/her)

PARADE - Parade seni dan atraksi budaya kuda oleh kecamatan gerung. Giri Menang (Suara NTB) Festival senggigi resmi dibuka Bupati Lombok Barat, Dr. H. Zaini Arony didampingi Wabup, Dr. H. Mahrip.Festivaliniberlangsungmulai dari tanggal 1 Juli hingga 4 juli. Parade seni dan atraksi memeriahkan festival tahunan Pemkab Lobar ini.Perkecamatanmenampilkansatu sampai dua peserta untuk ikut pada parade seni dan atraksi tersebut. Atraksiyangditampilkanpunmerupakan seni dan teradisi lokal Lobar khususnya dan NTB umumnya. Tidak hanya dari dalam daerah, pesertaluardaerahsepertidariSukabumi Jawa Timurpun ikut ambil bagian memeriahkan festival ini. Atrakifnya pagelaran seni dan atraksitradisiinipunmenyedotwist-

awan asingpun turut serta tumpah ruah menyaksikan festival yang dijadikan salah satu unggulan daerah untuk menyedot wisatawan. Pawai danparadesenimengularsekitarpuluhan kilometer sebelum Polsek Senggigi, peserta dilepas mulai dari sekitar Senggigi Beach hingga sekitar depan pasar Seni Senggigi. Akibat pawai seni yang memanjang ini, menyebabkanaruslalulintasdisepanjang jalur Senggigi sempat macet total. Aparat kepolisian dari Polsek seteempat dibackup Polres Lobarpun siaga mengurai kemacetan. Frans salah seorang wisatawan asing asal Inggris mangaku tertarik denganparadesenidanbudayayang disuguhkan pada festival tersebut. Iapun menyempatkan diri menga-

badikan momen sekali setahun itu dengan memotret sejumlah atraksikesenian.Selamahighseasonsepertiakunyabanyakwisatawandari berbagai negara datang ke Lombok.KhususnyakeSenggigidantiga gili. Parade budaya semacam ini jelasnya, perlu diperbanyak daerah wisata seperti Lobar. Pantauan Suara NTB, parade senidanbudayadipertontonkanperwakilan semua kecamatan. Mulai dari perwakilan Kecamatan Kediri menampilkantradisilokaltatacara sorong serah aji kerame, selanjutnya kecamatan Lingsar mempertontonkantradisiperangketupat,kecamatangerungmenyuguhkantradisi meminta hujan dan kecamatan Labuapi mengmbil tema tradisingurisn.Tradisingurisanmerupakan tradisi masyarakat Lombok, hal ini biasa dilakukan ketika bulan maulid Nabi Muhammad. Sedangkan kecamatan Narmada, menyuguhkan tradisi Nyongkolan ditambah Kecamatan sekotong dengan tradisi kamput. Ditemui usai kegiatan tersebut, Bupati Lombok Barat, Dr. H. Zaini Arony menyatakan, festival Senggigi sedikit berbeda dengan tahun ebelumnya. Pembedanya dari segi jumlah peserta, selain kabupaten/kota di NTB, juga diikuti dari kabupaten dan beberapa provinsi di indonesia. (her)

Jamrud Hibur Warga Cirebon Cirebon (Suara NTB) – Grup band Jamrud siap menghibur warga Pantura Cirebon di lapangan Korem 063 Sunan Gunungjati dalam rangkaian tur beberapa kota besar di Indonesia. Krisyanto, vokalis Jamrud, saat jumpa pers di salah satu cafe di Cirebon, mengatakan, warga Cirebon dan sekitaranya akan mendapat sajian lagu-lagu kenangan dalam konser 22 lagu itu. Dalam rangkaian tur di sejumlah kota di Indonesia, bandnya sudah tiga kali menghibur Cirebon. Album terbaru mereka, “Saatnya Menang”, akan langsung dilantunkan vokalis andalan grup band tersebut, di

band Jamrud bawah harapan konser berlangsung aman dan lancar. Yunita, penggemar “Jamrud” menilai

(Suara NTB/ist)

penampilan Jamrud memukau dan lagu-lagunya menyentuh hati jiwa muda. (ant/bali post)

(Suara NTB/yan)

FILM DOKUMENTER - Pemutaran film dokumenter Laksamana Madya TNI H. Lalu Manambai Abdul Kadri karya Adi Pranajaya di gedung tertutup Taman Budaya NTB, Senin (1/7) kemarin. Manambai juga dikenal sebagai seorang yang punya kepiawaian dalam berburu. Atas kepiawaiannya ini, Bung Karno menjulukinya sebagai “Koboi dari Sumbawa”. Bahkan pada saat bertugas di Tanzania, Manambai kerap berburu ke hutan. Berburu yang dilakukan Manambai menurut Nurdin Ranggabarani mengedepankan konsep berburu dengan manajemen, izin, dan semanagat cinta lingkungan. Konsep tersebut menurut Anggota DPRD NTB ini perlu dikembangkan daerah dan dijual tanpa merusak tatanan lingkungan dan kehidupan masyarakat di dalam kawasan tersebut. Konsep ber-

buru tersebut menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB cukup menarik untuk pengembangan wisata bersifat petualangan. Selama hidupnya Manambai menerima 23 penghargaan. Ia tutup usia pada tanggal 14 Februari 1995 dan dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta.Film dokumenter ini menjadi referensi menarik bagi siapa saja yang ingin mengetahui sosok seorang Laksamana Manambai. Perjuangannya dan keberhasilannya dapat dijadikan motivasi untuk kita semua. Rencananya akan ada episode ketiga dari film dokumenter ini. (yan)

Akan Buat Episode Ketiga SETELAH dua episode film dokumenter Laksamana Madya TNI H. Lalu ManambaiAbdul Kadir ditayangkan pada Senin (1/7) kemarin, produser sekaligus sutradara film tersebut,AdiPranajayamempunyai project lanjutan untuk episode ketiga film dokumenter tentang Manambai. Di episode pertama lebih difokuskan pada otobiografi Manambai. Sementara episode kedua difokuskan pada upaya Manambai dalam mengembangkan Pulau Moyo beserta dampak positif dari gagasannya mendatangkan Lady Diana ke pulau seluas sekitar 36 ribu hektar tersebut. “Saya mencoba membangun peluang dan melihat bagaimana Manambai Abdul Kadir ini tepat atau tidak untuk diangkat menjadi pahlawan nasional. Seperti yang dikatakan salah satu sumber, Agus Talino mengatakan pantas. Tapi kan tidak cukup dengan itu. Harus ada beberapa data-data, referensi dan penyataan-pernyataan lain dari kebijakan pemerintah tentang itu,” terangnya kepada Suara NTB, Senin (1/7). Rencananya pembuatan episode ketiga akan dimulai akhir tahun ini. Filmmaker asal Sumbawa ini mengatakan mulai tertarik dan fokus membuat film dengan genre dokumenter sejak satu dasawarsa terakhir ini. Sebelumnya ia banyak membuat film-film cerita. Beberapa tahun lalu ia melihat banyak orang tidak tertarik pada film dokumenter. “Saya pikir bukan orang tidak tertarik, tetapi penggarapannya yang barangkali tidak mengikuti perkembangan yang ada. Maka belakangan sejak 10 tahun lalu saya mencoba fokus ke film dokumenter,” jelasnya. Terkait film dokumenter Laksamana Manambai, ia menggarap film ini bukan semata-mata karena project dan nilai nominal di dalamnya, namun karena secara pribadi Adi mengaku mengagumi sosok Manambai. “Tahun 1990 saya pernah bertemu beliau di Jakarta. Kami ketemu ngobrol dan akrab sekali. Bahkan beliau mengajak saya ke Pulau Moyo satu saat nanti. Tapi kemudian Allah berkehendak lain, sekitar 3-4 bulan kemudian beliau meninggal,” kenangnya. Ia menambahkan alasannya untuk menerima tawaran penggarapan dokumenter ini karena merasa mempunyai tanggung jawab moril untuk membuat film dengan sebaik-sebaiknya mengingat ia juga mengenal sos-

(Suara NTB/yan)

Adi Pranajaya

ok seorang Manambai. Proses pembuatan film ini berlangsung sekitar satu bulan. Sementara riset membutuhkan waktu cukup lama. Kesulitan yang dihadapi Adi adalah mempersiapkan materi visual khususnya untuk episode pertama. “Nah kesulitannya adalah mencari film-film tentang kapal selam. Ini yang sulit sekali. Dan alhamdulillah ini diawali dengan niat baik, akhirnya apa yang saya butuhkan saya temukan di berbagai tempat. Ada di Surabaya, Jakarta dan sebagainya,” jelasnya. Pesan dari film ini menurutnya tidaklah menuntut audiens untuk menjadi seperti Manambai Abdul Kadir. Tapi banyak hal yang bisa dipelajari dan dipetik dari seorang “Koboi dari Sumbawa” itu, seperti kesederhanaan, ketekunan, dan kegigihan. “Kemudian ketika suksespun dengan berbagai jabatan, dengan keluarga dan saudraa-saudara beliau bersahaja sekali,” ujarnya. Dalam pengembangan Pulau Moyo diawali dengan mendatangkan Lady Diana dan pesohor dunia lainnya, tidak ada keluarga yang diajak dalam proyek itu. “Jadi ketika kita berbicara soal KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) belakangan, ternyata Manambai Abdul Kadir sudah lebih dahulu menghindari itu. Dan sampai sekarang yang saya tahu kehidupan saudara-saudaranya, anak-anaknya semuanya mandiri. Mandiri dari hasil usaha sendiri dan sederhana, tidak ada hal yang berlebih,” demikian Adi Pranajaya. (yan)

(Suara NTB/ist)

Demi Peran, Joe Taslim Belajar Bahasa Jepang

Joe Taslim (Suara NTB/ist)

Jakarta (Suara NTB) – Terkenal dengan aksinya dalam film action, aktor Joe Taslim berperan sebagai orang Jepang dalam drama “La Tahzan (Jangan Bersedih)”. “Saya mau cooling down. Pas ditawari, saya tertarik, belum pernah main drama,” kata pemeran Jah dalam “Fast & Furious 6” saat ditemui di Falcon Pictures, Jakarta. Adegan-adegan dalam film ini dirasanya berbeda dari proyek sebelumnya yang pernah ia jalani. “Adegannya drama banget, nggak ada yang meledak-ledak, berantem. Ini baru,

jadi saya sangat excited,” ceritanya. Ia pun menganggap karakternya dalam film ini menarik, Yamada seorang Jepang keturunan Indonesia. “Jadi saya harus bisa bahasa Jepang yang juga bisa bahasa Indonesia terbata-bata,” tambahnya. Agar bisa berbahasa Jepang, ia mempersiapkan diri selama sekitar tiga minggu. Ia dituntut 80 persen fasih berbahasa Jepang untuk berperan sebagai Yamada. “Saya merasa dekat dengan karakter itu karena pernah beberapa lama tinggal di Jepang,” kata mantan atlet judo itu. Debut drama dalam film yang akan tayang mulai 2 Agustus nanti, Joe berpendapat dirinya masih perlu belajar. “Masih banyak PR kalau di drama. Tantangan terberat saya sebagai aktor, ya, jangan terjebak di film action saja,” tuturnya. (ant/bali post)

Ingin Peran Menantang AKTRIS Shandy Aulia merasa terlalu sering mendapat peran dengan karakter yang “itu-itu saja” karenanya sekali-kali ingin memerankan karakter yang lebih menantang. “Semua karakter saya hampir mirip-mirip, pasti jadi perempuan baik hati yang lemah lembut, padahal aslinya tidak begitu-begitu amat,” katanya usai konferensi pers film terbarunya, “Moga Bunda Disayang Allah”, di Jakarta, Senin. “Saya sekali-kali ingin main film dengan karakter yang nakal, jadi penari striptease misalnya,” kata dia. Namun Shandy maklum bahwa pasar Indonesia unik, belum sepenuhnya menerima film-film

yang banyak mempertontonkan anggota badan. “Saya paham kalau selera market kita unik, kita masih belum begitu terbuka dengan hal-hal seperti itu, jadi kalaupun nanti aku dapat tawaran seperti itu ya jangan sampai fully-naked atau gimana,” kata dia. Dalam film “Moga Bunda disayang Allah” garapan sutradara Jose Poernomo tersebut Shandy berperan sebagai dokter muda bersahaja, Kinasih. Film yang akan mulai ditayangkan di bioskop mulai 2 Agustus itu bercerita tentang kisah cintanya dengan tunangannya, Karang (Fedi Nuril), kandas karena sebuah tragedi. (ant/bali post)

Shandy Aulia (Suara NTB/ist)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.