Peluang Investasi di Minahasa Utara

Page 1


Copyryght by : Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara PT. Ardia Alfa Omega Perkasa Edisi 2012 Hak Cipta dilingundi Undang-Undang Dilarang memproduksi, mengcopy seluruh atau sebagian dari isi buku dalam segala bentuk apapun tanpa Izin Tertulis. Design by : Harianto Sabir


Arti Gambar pada Lambang Daerah Meaning Of Picture On Region Symbol

A. Lambang Daerah Berbentuk Segi Lima, melambangkan Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Kepribadian Bangsa. B. Langit Berwarna Biru, melambangkan rasa kedamaian dalam kebersamaan hidup antara seluruh umat beragama di Kabupaten Minahasa Utara yang hidup rukun dan damai mengandalkan kekuasaan rahmat Allah Yang Maha Kuasa. C. Gambar Burung Manguni, melambangkan bahwa Kabupaten Minahasa Utara merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Minahasa Induk. D. Gambar Gunung dan daratan Berwarna Hijau, melambangkan gunung Klabat sebagai tanda identitas wilayah Kabupaten Minahasa Utara dengan daratan yang subur dan makmur berisikan kekayaan kandungan potensi komoditas unggulan wilayah Minahasa Utara terdiri dari hasil-hasil perkebunan, pertambangan dan sebagainya. E. Pohon Kelapa, melambangkan Kabupaten Minahasa Utara merupakan bagian dari kawasan nyiur melambai sekaligus mengartikan bahwa kelapa sebaga salah satu produk komoditas dominan. Tujuh Butir Kelapa, Satu Butir Tunas Kelapa dan Empat Pohon Kelapa secara keseluruhan melambangkan tanggal peresmian Kabupaten Minahasa Utara yaitu tanggal 7 Januari 2004. F. Gambar Laut Berwarna Biru dengan Dua Riak Gelombang, melambangkan zona eksklusif/zone ekonomi maritime Kabupaten MInahasa Utara dengan kandungan kekayaan potensi kelautan teridiri dari perikanan, rumput laut dan lain sebagainya yang terletak antara laut Sulawesi dan laut Maluku. G. Pita Berwarna Kuning dengan tulisan Minahasa Utara dengan Huruf Berwarna Merah, melambangkan keberanian dan kejayaan.

A. Region Symbol in the kind of Five Side, symbolize Unity State Basic Principle of the Republic of Indonesia Pancasila and Nation Personality. B. Blue Sky, symbolize sense of peace and togetherness among all religion mankind in North Minahasa Regency who live harmonious and peace rely upon power and grace of Allah, the Almighty. C. Manguni Bird Picture, symbolize that North Minahasa Regency constitute expansion area from Main Minahasa Regency. D. Picture of Blue Mountain and Mainland, symbolize Klabat mountain as identity sign from North Minahasa Rengecy area with fertile and prosperous mainland contain superior commodity potency in North Minahasa area that consist of plantation, mining and others. E. Coconut Tree, symbolize North Minahasa Regency constitute a part of waving coconut tree area and also mean that coconut as one of dominant commodity product. Seven Coconut, One grain of coconut and Four Coconut Tree as a whole symbolize announcement date of North Minahasa Regency, namely on January 7, 2004. F. Picture of Blue Ocean with Two wavelength, symbolize exclusive zone / maritime economic zone of North Minahasa Regency that contain marine potency that consist of fishery, seaweed and others placed between Sulawesi sea and Maluku sea. G. Yellow Ribbon with writing North Minahasa with Red Letter , symbolize bravery and prosperity.

North Minahasa Investment Opportunity

3


Kata Pengantar

P

enerbitan buku “ Peluang Bisnis dan Investasi Minahasa Utara “ disusun untuk mendukung visi Badan Penanaman Modal Kabupaten Minahasa Utara yaitu Menjadikan Minahasa Utara sebagai tujuan investasi yang nyaman tahun 2015. Kondisi daerah yang nyaman dan aman dengan memiliki kekayaan dan potensi alam juga budaya yang beraneka ragam, membuat daerah ini berpeluang menjadi daerah yang relatif cepat tumbuh dan berkembang sebagai kawasan yang secara signifikan berpengaruh bagi kemajuan perkembangan Kota Manado, Bitung dan Tondano, mengingat letak strategis dari wilayah Kabupaten Minahasa Utara. Buku ini berisi data yang dapat memberikan forcasting dan informasi umum tentang potensi sumberdaya alam, keindahan alam, budaya serta gambaran makro ekonomi daerah, sekaligus sebagai panduan bagi seluruh kalangan yang berminat untuk berinvestasi di Minahasa Utara. Hal ini merupakan sebagai salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara untuk mengundang investor datang menanamkan modalnya di Minahasa Utara. Oleh sebab itu, perkenankan kami menyampaikan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah mensuport untuk terbitnya buku ini secara khusus kepada PT Ardia Alfa Omega Perkasa, Sambil menaikan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa kami persembahkan buku ini, menuju masyarakat Minahasa Utara lebih baik dan sejahtera.

Preface The publishment of book “Business Opportunities and Investment in North Minahasa“ is arranged to support vision of Capital Investment Institute of North Minahasa Regency, namely Make North Minahasa become pleasant investment target in 2015. Pleasant and save area condition with wealth and natural potency and various cultures make this area has opportunity become area that is relatively fast to grow and develop as area with significant influence for the progress of development in Manado, Bitung and Tondano, remembering this place is strategic from North Minahasa Regency. This book contains data that can give forcasting and general information concerning natural reources potency, natural beautification, culture as well as regional makro economic description, as well as guidance for all circle to invest in North Minahasa. This constitutes one of Government efforts in North Minahasa Regency to invite investors to come and invest capital in North Minahasa. Therefore, please permit us to deliver award to parties that have supported the publishment of this book, especially to PT Ardia Alfa Omega Perkasa, while raise praise and thanks to God Almighty, we dedicate this book to society in North Minahasa to become better and prosperous.

Airmadidi, Mei 2012. Kepala Badan Penanaman Modal Kabupaten Minahasa Utara/ Head of Capital Investment Institute North Minahasa Regency

Drs. Fanny Kawatu

4

Peluang Investasi di Minahasa Utara


Sambutan

A

rahan kebijakan pengembangan dan pembangunan ditujukan pada kemampuan daerah memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan peluang serta kesempatan ekonomi yang terbuka karena adanya keunggulan komparatif dengan memperhitungkan tantangan perkembangan daerah. Dilatarbelakangi oleh pemikiran diatas maka penerbitan buku ini bertujuan mempromosikan potensi investasi dan perdangangan, pariwisata dan jasa kepada kalangan investor dalam dan luar negeri, karena kehadiran investor dalam pengembangan investasi di daerah, sangat penting artinya sebagai salah satu pendukung pertumbuhan perekonomian pada masa yang akan datang. Kemajuan daerah sangat ditentukan oleh keamanan dan kenyamanan dalam mengolah potensi kekayaan alam yang melimpah serta kerja keras kita semua dalam karya dan pengabdian untuk membangun kesejahteraan masyarakat Minahasa Utara. Buku “ Peluang Bisnis dan Investasi Minahasa Utara “ ini dapat menjadi quidenes dalam melakukan usaha-usaha sosialisasi dan promosi guna menunjang pembangunan kedepan. Buku ini berisikan informasi data, potensi kekayaan alam, budaya, makro ekonomi serta kondisi sarana prasarana/infrastruktur di Kabupaten Minahasa Utara, yang masih membutuhkan sentuhan pemerintah, masyarakat dan seluruh stakeholders terkait serta para investor untuk berbuat dan berkomitmen dalam memajukan daerah Kabupaten Minahasa Utara yang kita cintai. Akhir kata, atas nama Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Minahasa Utara menyampaikan terima kasih sambil berharap buku ini dapat memberikan gambaran yang komperhensif, tentang perspektif peluang bisnis dan investasi Minahasa Utara ke depan. “ Pakatuan wo Pakalawiren “

Direction of development policy is local ability to utilize natural resources potency and opportunity as well as open economic facility because the existence of comparative primacy by calculating challenge in local development. Based on abovementioned consideration, so the publishment of this book is to promote investment and trade potency, tourism and service to investors in developing investment in the region, it is very important as one of suporters in economy growth in the future. Local progress is determined by security and freshness in processing abundant natural asset potency as well as hardworking from us in creation and service to develop society welfare of North Minahasa. Book “ Business Opportunity and Investment in North Minahasa “ can be guidance in doing socialization and promotion to support development in the future. This book contains data, natural asset potency, culture, macro economic as well as condition of facilities and infrastructure in North Minahasa Regency, that still need government, society and all related stakeholders touch as well as investors to make and has commitment to modernize North Minahasa Regency that we love. Finally, on behalf of Government and Society in North Minahasa Regency, we say thank and hope this book can give comprehensive description concerning perspective of business opportunity and investment in North Minahasa in the future.“ Pakatuan wo Pakalawiren “

North Minahasa Investment Opportunity

5


Daftar Isi Arti Lambang Daerah 1 Kata Pengantar Kepala BPM Minut 2 Sambutan Bupati 3

I. PENDAHULUAN

7 II. GAMBARAN UMUM 11 A. Letak Geografi dan Topografi Wilayah B. Kondisi Iklim C. Kondisi Demografi D. Kelembagaan Pemerintahan E. Aksesibilitas F. Penataan Ruang G. Lingkungan Hidup

III.VISI DAN MISI

11 13 15 18 20 28 29

31

A. Visi 31 B. Misi 33 C. Tujuan dan Sasaran 34

IV. TINJAUAN PEREKONOMIAN

39

A. Makro Ekonomi B. Kinerja Pelaksanaan APBD

39 50

VI. REGULASI PERIJINAN

V. POTENSI DAERAH

55

A. Pariwisata dan Budaya B. Pertanian C. Perikanan D. Pertambangan E. Industri F. Perdagangan dan Jasa

55 63 67 69 69 70

71

VII. PENUTUP 75

6

Peluang Investasi di Minahasa Utara


Content Meaning Of Picture on Region Symbol 1 Foreword Head of BPM North Minahasa 2 Welcome Speech from Regent of North Minahasa 3

I. INTRODUCTION 7 11

II. GENERAL DESCRIPTION

11 13 15 18 20 28 29

A. Geography Place and Region Topography B. Climate Condition C. Demography Condition D. Government Institution E. Regional Accessibility F. Space Arrangement G. Life Environment

31

III. VISI DAN MISI

31 33 34

A. Vision B. Mission C. Purpose & Target

39

IV. REVIEW OF REGIONAL ECONOMY

39 50

A. Macro Economy B. Implementation Performance of APBD

55

V.REGION POTENCY

55 63 67 69 69 70

A. Tourism B. Agriculture C. Fishery D. Mining E. Industry F. Trade and Service

71

VI. LICENSE REGULATION

75

VII. CLOSING

North Minahasa Investment Opportunity

7


8

Peluang Investasi di Minahasa Utara


BAB 1

PENDAHULUAN Chapter 1 : Introduction

T

erbentuknya Kabupaten Minahasa Utara adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Minahasa. Terbentuk berdasarkan UndangUndang Nomor : 33 Tahun 2003 dan diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004 dengan Airmadidi sebagai ibukota kabupaten, dimana letaknya berada ditengah kawasan segitiga emas Manado – Tondano – Bitung. Dapat ditempuh kurang lebih 30 menit dari Bandara Samratulangi; dari kota Manado waktu tempuh 45 menit ; dari Tondano kurang lebih 40 menit ; dari pelabuhan samudera Bitung memakan waktu kurang lebih 50 menit.

The establishment of North Minahasa Regency is expansion result from Minahasa Regency. This establishment is formed based on Law Number 33 Year 2003 and officially announced on January 7, 2004 with Airmadidi as regency capital city, where its place in the middle of gold triangle area of Manado – Tondano – Bitung. North Minahasa Regency can be taken on less than 30 minutes from Samratulangi airport; from Manado city, it can be taken on in 45 minutes; and from Tondano it can be taken on in 40 minutes; from Bitung marine port can be taken on 50 minutes.

Aspirasi pembentukan Kabupaten Minahasa Utara ini dicetuskan oleh Tokoh-Tokoh Masyarakat,

Aspiration to establish this North Minahasa Regency is stated by public figures, custom figure

North Minahasa Investment Opportunity

9


MANADO SEGI TIGA EMAS

BITUNG

TONDANO PETA MINAHASA UTARA / North Minahasa Map

10 Peluang Investasi di Minahasa Utara


Adat dan politisi Minahasa Utara, yang didasarkan pada pendekatan pelayanan di bidang kemasyarakatan, pemerintahan dan pembangunan sehingga wilayah bagian utara Likupang dan Wori serta pulau-pulau yang ada lebih mudah untuk menjangkau akses ke Airmadidi. Penduduk asli Minahasa Utara yaitu dikenal dengan sebutan suku Tonsea yang tersebar sebagian besar di Kecamatan Kauditan, Airmadidi, Dimembe, Talawaan, Kalawat, Kema dan sebagian kecil Likupang dan Wori; kemudian masuk suku bantik yang sudah cukup lama menghuni wilayah pesisir Kema, Wori dan Likupang demikian halnya Suku Sangihe, Siau dan Talaud, sedangkan lainnya adalah pendatang dari luar pulau Sulawesi. Pelabuhan tua Minahasa Utara yaitu berada di Kema sebelum adanya pelabuhan Bitung dan sekarang menjadi pangkalan pendaratan ikan. Dalam perjalanan pemerintahan Kabupaten Minahasa Utara, ditandai dengan pelantikan Penjabat Bupati Paul Tirayoh periode 7 Januari 2004 sampai dengan 19 Maret 2005; kemudian

and politicians in North Minahasa, based on service approach in the field of society, government and development, therefore northern area of Likupang and Wori as well as islands existing can be more easy to reach to Airmadidi. Original inhabitant, known as Tonsea ethnic spreaded most in Kauditan, Airmadidi, Dimembe, Talawaan, Kalawat, Kema and Likupang and Wori; then spreaded to bantik ethnic that has been a long time occupy coastal area of Kema, Wori and Likupang also Sangihe, Siau and Talaud ethnic, while the others are outsiders from Sulawesi island. Old port of North Minahasa is placed in Kema before the establishment of Bitung port and now has become fish landing base. Government history of North Minahasa Regency is signed by inauguration of Regent Official, Paul Tirayoh from period of January 7, 2004 until March 19, 2005; then involved in first General Election of Regent and Vice Regent , inaugurated as Regent temporary official is Edwin Silangen for the period of March 19, 2005 until August 14, 2005, in first

North Minahasa Investment Opportunity

11


memasuki persiapan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Bupati dan Wakil Bupati) pertama pilihan rakyat, dilantik Penjabat Bupati Edwin Silangen periode 19 Maret 2005 sampai dengan 14 Agustus 2005, dalam Pemilukada pertama di Minahasa Utara dan terpilih sebagai Kepala Daerah/ Bupati yaitu Vonnie A. Panambunan dan sebagai Wakil Bupati Sompie S. F. Singal, dimana pemerintahan

regional election in North Minahasa and chosen as Regional Head / Regent is Vonnie A. Panambunan and as Vice Regent is Sompie S. F. Singal, where this government as Regent only done from August 15, 2005 until April 7, 2008, then continued by Sompie S.F. Singal from April 7, 2008 until June 26, 2009 as duty implementer and then inaugurated as Regent on June 26, 2009 until August 15, 2010 altogether

ini kepemimpinannya selaku Bupati hanya berlangsung dari tanggal 15 Agustus 2005 sampai dengan 7 April 2008, yang kemudian dilanjutkan oleh Sompie S.F. Singal tanggal 7 April 2008 sampai dengan 26 Juni 2009 sebagai pelaksana tugas yang kemudian dilantik sebagai Bupati tanggal 26 Juni 2009 sampai dengan 15 Agustus 2010 yang sekaligus melepas Jabatan Wakil Bupati; kemudian memasuki periode kedua pemerintahan tahun 2010-2015, dilantik Penjabat Bupati Minahasa Utara Rudy R. Umboh tanggal 15 Agustus 2010 sampai dengan 9 Desember 2010 setelah terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati periode dimaksud yaitu Sompie S.F. Singal dan Wakil Bupati Yulisa Baramuli dilantik tanggal 9 Desember 2010 sampai dengan sekarang.

dismiss Vice Regent Position, then enter the second period of government in the period of 2010-2015, inaugurated as Regent Official of North Minahasa is Rudy R. Umboh on August 15, 2010 until December 9, 2010 after Regent and Vice regent is chosen for that period, namely Sompie S.F. Singal and Vice Regent is Yulisa Baramuli inaugurated on December 9, 2010 up to now.

12 Peluang Investasi di Minahasa Utara


BAB 2

GAMBARAN UMUM Chapter 2 : General description

A. Letak Geografi dan Topografi Wilayah

A. Geography Place and Region Topography

Kabupaten Minahasa Utara yang secara geografis terletak pada 01o 17’ 15”– 01o 53’ 18,5” LU dan 124o 43’ 51” – 125o 10’ 37,7” BT merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Minahasa di Propinsi Sulawesi Utara, berdasarkan UU No. 33 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Minahasa Utara di Provinsi Sulawesi Utara, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Utara : Laut Sulawesi, Kabupaten Kepulauan Siau – Tagulandang – Biaro - Sebelah Timur : Kecamatan Bitung Utara,

North Minahasa Regency geographically placed at 01o 17’ 15”– 01o 53’ 18,5” North Latitute LU dan 124o 43’ 51” – 125o 10’ 37,7” East Longitude constitutes regional expansion from Minahasa Regency in North Sulawesi Province, based on Law No. 33 Year 2003 concerning The Establishment of North Minahasa Regency in North Sulawesi Province, with regional borders as follows: - Northern : Sulawesi Sea, Siau Island – Tagulandang – Biaro Regency - Eastern : Bitung Utara Sub-district, Bitung

North Minahasa Investment Opportunity

13


Bitung Barat (Kota Bitung), Laut Maluku - Sebelah Selatan : Kecamatan Kombi, Tondano Utara (Kabupaten Minahasa) - Sebelah Barat : Kecamatan Tomboluan, Tondano Utara (Kabupaten Minahasa), Kecamatan Tikala, Mapanget, Bunaken (Kota Manado).

Barat (Bitung City), Maluku Sea - Southern : Kombi Sub-district, Tondano Utara (Minahasa Regency) - Western : Tomboluan Subdistrict, Tondano Utara (Minahasa Regency), Tikala Subdistrict, Mapanget, Bunaken (Manado City)

Luas wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah sekitar 1.059.244 km2 dengan garis pantai sepanjang 292,20 km, memiliki pulau sebanyak 46 buah dan 1 pulau terluar yaitu Pulau Mantehage (Pulau Perbatasan Negara).

Total North Minahasa Regency area is around 1.059.244 km2 with coast line along 292,20 km, has islands as amount of 46 islands and 1 outer island is Mantehage Island (State Border Island).

Dari sisi perwilayahan, letak Kabupaten Minahasa Utara sangat strategis, karena berada di antara 2 kota utama yang pertumbuhannya cepat, yaitu Kota Manado dan Kota Bitung, dan di antara 2 pintu gerbang utama, nusantara, dan internasional, yaitu Pelabuhan Bitung dan Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi. Dimana Kabupaten Minahasa Utara masuk dalam koridor cepat tumbuh Manado-Bitung yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang terdiri dari Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema. Adanya rencana pembangunan Jalan Tol Manado-

14 Peluang Investasi di Minahasa Utara

From regional side, North Minahasa Regency is very strategic, because it is placed between 2 main city with fast growth, namely Manado City and Bitung City, and between 2 main gate, national and international, namely Bitung Port and International Airport Sam Ratulangi. Where North Minahasa Regency include in fast growth corridor of Manado-Bitung that constitute National Activity Centre (PKN) consist of Kalawat Subdistrict, Airmadidi Subdistrict, Kauditan Subdistrict and Kema Subdistrict. Toll devellpment plan between Manado-Bitung and Railway Development of Sulawesi Island strengthen strategic position of North Minahasa Regency to economic development


Bitung dan Pembangunan Jalur Kereta Api Pulau Sulawesi, memperkuat posisi strategis Kabupaten Minahasa Utara terhadap perkembangan ekonomi dan rencana pengembangan metropolitan BIMINDO. Hal ini perlu dikelola secara baik agar dapat memberikan dampak positif bagi percepatan pembangunan di Kabupaten Minahasa Utara dengan tetap memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan. Keadaan topografi wilayah sebagian besar merupakan dataran dan perbukitan pada ketinggian di sekitar 0 – 650 meter tinggi dari permukaan laut, kecuali wilayah sekitar pegunungan terutama Gunung Klabat yang mencapai sekitar 1.995 meter tinggi dari permukaan laut. Karakter topografi hampir sama untuk semua wilayah kecamatan, yaitu dikategorikan datar, landai dan bergelombang. Wilayah dengan kemiringan tanah antara 0 – 30 adalah sekitar 30,49 persen, antara 30 – 150 adalah sekitar 43,42 persen, antara 150 – 45 adalah sekitar 19,66 persen, dan sisanya yaitu kemiringan lebih dari 450 adalah sekitar 6,43 persen. Kedalaman efektif tanah rata-rata 0 – 3 m, PH tanah rata-rata 6,0 sampai 8,0 dengan tekstur tanah yang bervariasi dari liat (alluvial), liat berpasir (latosol), liat berlempung (meditrean) dan lempung berpasir(regosol).

B. Kondisi Iklim Tipe iklim di daerah ini adalah type A (iklim basah), dengan musim kemarau pada bulan Mei – Oktober dan iklim hujan pada bulan-bulan November – April. Curah hujan maksimum pada bulan Desember – Maret yang sering dibarengi dengan angin kencang sehingga sering mengakibatkan banjir dan gelombang laut maksimum. Secara

and Metropolitan development plan of BIMINDO. This is needed to manage well in order to be able to give positive impact for development acceleration in North Minahasa Regency with paying attention to sustainable development aspect. Regional topography condition constitute level land and hills with height around 0 – 650 meter from sea surface, except area around Klabat Mountain that reach around 1.995 meter height from sea surface. Topography surface is almost the same with all subdistrict area, namely level, slope slightly and wavy. Area with land slope between 0 – 30 is around 30,49 percent, between 30 – 150 is around 43,42 percent, around 150 – 45 is around 19,66 percent, and the remaining is slop more than 450 around 6,43 percent. Effective depth of land is averagely 0 – 3 m, land pH is averagely 6,0 until 8,0 with land texture vary from alluvial, latosol, mediteran) and regosol.

B. Climate Condition Climate type in this area is type A (wet climate), with dray season on May – October and rain on November – April. Maximum rainfall is on December – March and often together with gale, so it often cause flood and maximum sea wave. Generally average temperature in North Minahasa

North Minahasa Investment Opportunity

15


umum suhu udara rata-rata di Kabupaten Minahasa Utara bervariasi antara 25,5°C sampai 27,8°C, pada pagi hari suhu udara minimum berkisar antara 20,8°C sampai 22,8°C, sedangkan pada siang hari suhu udara maksimum terkadang mencapai lebih dari 34,6°C. Kondisi semacam ini umumnya berlangsung antara bulan Agustus dan November. Dari gambaran topografi dan iklim ini, menunjukan kondisi daerah di mana sebagian besar wilayah merupakan wilayah yang subur dan potensial untuk dimanfaatkan bagi pengembangan pertanian pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan secara keseluruhan bagi kepentingan masyarakat dan pembangunan. Namun, masalah erosi tanah yang merupakan salah satu persoalan lingkungan, perlu menjadi perhatian untuk penanggulangannya. Terdapat sekitar 65.000 ha wilayah di luar kawasan hutan yang mengalami erosi ringan (lebih kecil 14 mm/ tahun). Selain itu, terdapat sekitar 8.000 ha yang mengalami erosi sedang (antara 14 s/d 60 mm/ tahun). Di lokasi Gunung Klabat, Gunung Saoan dan Gunung Wiau, juga terdapat sekitar 16.000 ha yang mengalami erosi berat (lebih besar dari 60 mm/tahun) di lokasi Gunung Saoan, Gunung Wiau, Gunung Lembean Utara, dan di Pulau Bangka. Kawasan wilayah rawan bencana yang berpotensi tinggi mengalami bencana alam diwilayah Kabupaten Minahasa Utara meliputi : 1. Kawasan rawan bencana pada jalur sesar; Kawasan rawan bencana jalur sesar dan amblesan adalah berada di sepanjang garis sesar Manado-Kema dan garis sesar Likupang – G.Tayapu/G.Werot dengan luas keseluruhan kurang lebih 1.985,70 Ha ; 2. Kawasan rawan gerakan tanah/longsor; Kawasan rawan gerakan tanah/longsor yang dimaksud adalah kawasan yang berbentuk lereng yang rawan terhadap perpindahan material berupa batuan, bahan rombakan,

16 Peluang Investasi di Minahasa Utara

Regency is vary between 25,5°C until 27,8°C, in the morning, minimum temperature is around 20,8°C until 22,8°C, while at noon maximum temperature sometimes reach more than 34,6°C. This condition is generally happen between August and November. Topography and climate description indicate land condition where most of area constitute fertile and potential area utilized for development of food agriculture, plantation, livestock, forestry, and as a whole for society interest and development. However, land erosion problem constitutes one of environment problem, that shall be paid attention to handle. There is around 65.000 ha area outside forest area that experience light erosion (less than 14 mm/year). In addition, there are around 8.000 ha that experience medium erosion (between 14 until 60 mm/year). In location of Klabat Mountain, Saoan Mountain and Wiau Mountain, there are also around 16.000 ha that experience heavy erosion (more than 60 mm/year) in location of Saoan Mountain, Wiau Mountain, Lembean Utara Mountain, and in Bangka island. This area is high vulnerable become natural disaster in North Minahasa Regency include: 1. Area with vulnerable disaster in fault lines; Vulnerable disaster area with fault lines and vanish is placed along fault line Manado-Kema and fault lines Likupang – Tayapu Mountain/ Werot Mountain with total area less than 1.985,70 Ha ;


tanah atau material campuran, lahan yang memiliki kemiringan lereng 40 % sangat berpotensi untuk terjadinya longsor. Kawasan rawan longsor di Kabupaten Minahasa Utara tersebar di Kecamatan Likupang Selatan, Kecamatan Kema, dan Kecamatan Airmadidi. 3. Kawasan rawan gelombang pasang/ tsunami, adalah kawasan di pesisir pantai yang mengalami hempasan gelombang laut yang besar dan kawasan ini berada di Pulau Mantehage dan sekitarnya , Pulau Naen dan sekitarnya , Pulau Talise dan sekitarnya, Pulau Gangga dan sekitarnya, Pulau Bangka dan sekitarnya, Pesisir Pantai Kecamatan Wori, Kecamatan Likupang Barat, Kecamatan Likupang Timur dan Kecamatan Kema. Luas keseluruhan kawasan rawan gelombang pasang/tsunami kurang lebih 2.339 Ha ; 4. Kawasan rawan banjir tersebar di dataran rendah di muara sungai di Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Wori, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Talawaan, Kecamatan Airmadidi dan Kecamatan Kema dengan luas keseluruhan diperkirakan 1.582 Ha.

2. This area is vulnerable with land movement / slide ; this area is with vulnerable to movement of material like stones, result of material, soil or mixed material, land which has slop ± 40 % that is very potential to become sag. Sag vulnerable area in North Minahasa Regency is spreaded in Likupang Selatan Subdistrict, Kema Subdistrict, and Airmadidi Subdistrict. 3. Areas prone with tidal waves / tsunami, is area in coast that experience great waves of the sea waves and this area is placed in Mantehage Island and surroundings, Naen Island and surroundings, Talise Island and surroundings, Gangga Island and surroundings, Bangka island and surroundings, Coast in Wori Subdistrict, Likupang Barat Subdistrict, Likupang Timur Subdistrict and Kema Subdistrict. Total area is in areas prone to tidal waves / tsunami less than 2.339 Ha; 4. Areas prone to flooding is spreaded in lowland in creek in Likupang Timur Subdistrict, Wori Subdistrict, Dimembe Subdistrict, Talawaan Subdistrict, Airmadidi Subdistrict and Kema Subdistrict with total area is around 1.582 Ha.

C. Kondisi Demografi

C. Demography Condition

Kabupaten Minahasa Utara pada tahun 2010 memiliki 10 (sepuluh) kecamatan dengan jumlah penduduk sesuai hasil sensus penduduk tahun 2010 sebanyak 188.467 jiwa terdiri dari laki-laki berjumlah 95.879 jiwa (50,87%) dan perempuan berjumlah 92.588 jiwa (49,13%), dengan tingkat kepadatan pendudk 178/km². Persebaran penduduk terbanyak di Kecamatan Kalawat yaitu 26.624 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk 682,12/ km² sedangkan yang paling sedikit di Kecamatan Likupang Selatan yaitu 5.107 jiwa namun menduduki peringkat kedua tingkat kepadatan penduduk 432,03/km², sedangkan Kecamatan Likupang Timur dengan jumlah penduduk sebanyak 16.503 jiwa dengan tingkat kepadatan yang paling rendah sebesar 56,74 per km². Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

North Minahasa Regency in 2010 has ten (10) subdistrict with total population in accordance with people census result in 2010 as amount of 188.467 persons consist of 95.879 male (50,87%) and 92.588 female (49,13%), with population density is 178/km². The most distribution of people is in Kalawat subdistrict, namely 26.624 persons, with people density is 682,12/km² while population at least is in Likupang Selatan Subdistrict, namely 5.107 persons, but standing in second level of population density 432,03/km², while Likupang Timur Subdistrict has population of 16.503 persons with the lowest density level of 56,74 per km². This can be seen in the following table:

North Minahasa Investment Opportunity

17


Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Tahun 2010 Menurut Kecamatan Kabupaten Minahasa Utara Area, total population and density level in 2010 According to the District of North Minahasa Regency Jumlah Penduduk/Population Tingkat Kecamatan / Kepadatan No. Luas (Km²) Laki-laki/ Perempuan/ Jumlah/ Distric Penduduk per KM²/ Male Female Total Density population/km2 1 2 3 4 5 6 7=6/3 1. Kema 78,755 7.695 7.285 14.980 190,21 2. Kauditan 108,202 11.825 11.733 23.585 217,98 3. Airmadidi 86.660 13.480 13.112 26.592 306,85 4. Kalawat 39,031 13.391 13.233 26.624 682,12 5. Dimembe 166,433 11.508 11.105 22.613 135,87 6. Talawaan 82,508 8.981 8.505 17.486 211,93 7. Wori 90,704 9.163 8.803 17.966 198,07 8. Likupang Barat 104,289 8.761 8.250 17.011 163,11 9. Likupang Timur 290,841 8.462 8.077 16.503 56,74 10. Likupang Selatan 11,821 2.622 2.485 5.107 432,03 Jumlah/Total 1,059,244 95.879 92.588 188.467 177,93 Sumber : Hasil Olah Cepat Sensus Penduduk 2010. BPS Source: Population Census Processing Result 2010. BPS Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Trend of population growth in North Minahasa Minahasa Utara 5 (lima) tahun terakhir rata-rata Regency for last five (5) years is averagely 2,41% sebesar 2,41% dan yang paling menonjol pada and the most dominant is in 2010 with 6,79 %, as tahun 2010 sebesar 6,79 %, sebagaimana terlihat seen in the following picture. Gambar : pada gambar berikut ini. Pertumbuhan Penduduk Minahasa Utara Tahun 2005in- last 2010five (5) Pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten selang 5 Population growth averagely (lima) tahun terakhir di Kecamatan Talawaan years in Talawaan Subdistrict is 10,05 % with

195,000 190,000 185,000 180,000 175,000 170,000 165,000 160,000 155,000

Jumlah Penduduk

2005

2006

2007

2008

2009

2010

167,512

170,340

172,690

174,455

176,480

188,467

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2011

Sumber : Hasil Olah Cepat Sensus Penduduk 2010. BPS Source: Population Census Processing Result 2010. BPS

18 Peluang Investasi di Minahasa Utara


Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2006 – 2010 per kecamatan Population growth in North Minahasa Regency Year 2006 - 2010 per district Jumlah Penduduk/Population Kecamatan/DisNo. trict 2006 2007 2008 2009 1. Kema 13.167 13.499 13.637 13.795 2. Kauditan 21.836 22.111 22.337 22.596 3. Airmadidi 23.592 24.050 24.296 24.578 4. Kalawat 21.811 22.381 22.610 22.873 5. Dimembe 21.136 21.508 21.728 21.980 6. Talawaan 12.472 12.556 12.684 12.831 7. Wori 18.139 18.169 18.355 18.568 8. Likupang Barat 16.932 16.952 17.125 17.324 9. Likupang Timur 21.255 21.464 21.683 21.935 10. Likupang Selatan Jumlah 170.340 172.690 174.455 176.480 Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2011 / Source : BPS North Minahasa Regency

2010 14.980 23.585 26.592 26.624 22.613 17.486 17.966 17.011 16.503 5.107 188.467

population density 211,93/km², while the least population growth is in Dimembe Subdistrict of 1,75 %, with population density 135,87/km²

sebesar 10,05 % dengan kepadatan penduduk 211,93/km², sedangkan terkecil di Kecamatan Dimembe sebesar 1,75 %, dengan kepadatan penduduk 135,87/km² Dilihat dari struktur umur dan jenis kelamin masyarakat Kabupaten Minahasa Utara, kelompok

Gambar : Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2009

12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0

Laki-laki 75+

70-74 Tahun

65-69 Tahun

60-64 Tahun

55-59 Tahun

50-54 Tahun

45-49 Tahun

40-44 Tahun

35-39 Tahun

30-34 Tahun

25-29 Tahun

20-24 Tahun

15-19 Tahun

10-14 Tahun

5-9 Tahun

0-4 Tahun

Perempuan

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2009 2009 / Source : BPS North Minahasa Regency Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara,

2009

North Minahasa Investment Opportunity

19


umur 5-9 tahun merupakan kelompok yang terbesar, diikuti oleh kelompok umur 10-14 tahun. Umur 50-54 tahun hampir seimbang antara laki-laki dan perempuan, Pada kisaran umur 25-29 tahun, jumlah penduduk laki-laki berkurang dibandingkan dengan perempuan dan pada kisaran umur 6569 jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.

From age structure and sex, society in North Minahasa Regency for age group of 5-9 years old constitute the biggest group, followed by age group of 10-14 years old. Age group of 50-54 years old is almost equivalent between male and female, and age group of 25-29 years old, total male population is less than female and age group of 65-69 years old, total female population is more than male.

D.Kelembagaan Pemerintahanan

D. Government Institution

Sebagai kabupaten yang dibentuk berdasarkan UU No. 33 Tahun 2003, Kabupaten Minahasa Utara sudah memiliki perangkat kelembagaan pemerintahan daerah. Struktur kelembagaan Perangkat Daerah di Kabupaten Minahasa Utara mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Oganisasi Perangkat Daerah, Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 061/729/SJ, Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara No. 4 Tahun 2008, Perda No. 5 Tahun 2008, terdiri atas :

As regency established based on Law No. 33 Year 2003, North Minahasa Regency has had regional government institution. Regional institution structure in North Minahasa Regency is refer to Government Regulation No. 41 Year 2007 concerning Regional Organization, Decree of the Minister of Internal Affairs No. 061/729/SJ, Regional Regulation of North Minahasa Regency No. 4 Year 2008, Regional Regulation No. 5 Year 2008, consist of:

a. Bupati dan Wakil Bupati b. Sekretariat Daerah, terdiri atas : 1. Asisten Bidang Pemerintahan 2. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan 3. Asisten Bidang Administrasi c. Dinas Daerah, terdiri dari : 1. Dinas Pekerjaan Umum 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Pendidikan Nasional 4. Dinas Kelautan dan Perikanan 5. Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi

a. Regent and Vice Regent b. Regional Secretary, consist of: 1. Assistant to Government Field 2. Assistant to Economic and Development Field 3.Assistant to Administration Field c. Regional Agency, consist of: 1. Public Work Agency 2. Health Agency 3. National Education Agency 4. Marine and Fisheries Agency 5. Transportation and Telecommunication Agency

20 Peluang Investasi di Minahasa Utara


6. 7. 8. 9. 10.

Dinas Perindustrian, Perdagangan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Dinas Pertambangan dan Energi Dinas Kehutanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 11. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 12. Dinas Koperasi dan UKM 13. Dinas Pariwisata dan Budaya 14. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 15. Dinas Tata Ruang dan Pertamanan 16. Dinas Pemadam Kebakaran d. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari : 1. Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah 2. Inspektorat Daerah 3. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 4. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah 5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemdes 6. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 7. Badan Penanaman Modal 8. Badan Ketahanan Pangan 9. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup 10. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 11. Badan Pelaksana Harian Narkotika Daerah 12. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 13. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 14. Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi 15. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja e. Kecamatan terdiri dari : 1. Kecamatan Airmadidi ( terdiri atas 6 kelurahan dan 3 desa) 2. Kecamatan Kalawat (terdiri atas12 desa) 3. Kecamatan Wori (terdiri atas 19 desa) 4. Kecamatan Likupang Barat (terdiri atas 18 desa) 5. Kecamatan Likupang Timur (terdiri atas 15 desa) 6. Kecamatan Likupang Selatan (terdiri atas 7 desa) 7. Kecamatan Dimembe (terdiri atas 11 desa) 8. Kecamatan Talawaan (terdiri atas 12 desa) 9. Kecamatan Kauditan (terdiri atas 12 desa) 10. Kecamatan Kema (terdiri atas 9 desa) f. Sekretaris DPRD

6. Industry and Trade Agency 7. Agriculture, Plantation and Livestock Agency 8. Mining and Energy Agency 9. Forestry Agency 10. Income, Financial Management and Regional Asset Agency 11. Social, Manpower and Transmigration Agency 12. Cooperative and Small and Medium Business Agency 13. Tourism and Culture Agency 14. Demography and Civil Records Agency 15. Layout and Garden Agency 16. Fire Extinction Agency d. Regional Technique Institution, consist of: 1. Regional Research and Development Plan Body 2. Regional Inspectorate 3. Female Empowerment and Family Planning Body 4. Regional Staffing, Education and Training Body 5. Public Empowerment and Village Government Body 6. Nation Unity and Politic Body 7. Capital Investment Body 8. Food Tenacity Body 9. Life Environment Management Body 10. Agriculture, Fishery and Forestry Elucidation Implementer Body 11. Regional Narcotics Daily Implementer Body 12. Regional Disaster Handling Body 13. Integrated License Service Office 14. Archieves and Documentation Library Office 15. Civil Service Police Unit Office e Subdistrict consist of: 1. Airmadidi Subdistrict ( consist of 6 Village and 3 countryside) 2. Kalawat Subdistrict (consist of 12 countryside) 3. Wori Subdistrict (consist of 19 countryside) 4. Likupang Barat Subdistrict (consist of 18 countryside) 5. Likupang Timur Subdistrict (consist of 15 countryside) 6. Likupang Selatan Subdistrict (consist of 7 countryside) 7. Dimembe Subdistrict (consist of 11 countryside) 8. Talawaan Subdistrict (consist of 12 countryside) 9. Kauditan Subdistrict (consist of 12 countryside) 10. Kema Subdistrict (consist of 9 countryside) f. Secretary of DPRD

North Minahasa Investment Opportunity

21


E.Aksesibilitas Daerah

E. Regional Accessibility

Perkembangan dan kemajuan suatu daerah sangat ditentukan dari kondisi dan fasilitas

Development and progress of a region is very determined by condition and facility of public service as

pelayanan publik serta infrastrukur. Kelancaran kegiatan usaha perlu didukung oleh ketersediaan fasilitas atau infrastruktur fisik, seperti jalan raya, pelabuhan laut dan udara, sarana komunikasi, dan sumber energi atau penerangan.

well as infrastructure. Fluency of a business activity is necessarily supported by availability of physical facility or infrastructure like highway, sea port, communication facility, and energy source or illumination.

Aksesibilitas antardaerah di wilayah Kabupaten Minahasa Utara dapat dilalui melalui jalan darat yang dikategorikan ke dalam tiga kelas jalan, yakni jalan Negara, jalan provinsi, dan jalan kabupaten/ kota. Panjang jalan Negara adalah 143,59 km (7 ruas jalan), panjang jalan provinsi 174,98 km (8 ruas jalan), sedangkan jalan kabupaten sepanjang 400 km. Untuk jumlah kendaraan di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 27.438 kendaraan, sehingga rasio panjang jalan per jumlah kendaraan di Kabupaten Minahasa Utara sebesar 0,01. Untuk mengatasi kenaikan jumlah kendaraan roda empat dan roda dua maka, pemerintah merencanakan pembangunan 13 jalan baru yang telah dimasukkan lewat draft Ranperda RTRW Kabupaten Minahasa Utara tahun 2011-2031 dan pembangunan jalan tol

Inter region accessibility in North Minahasa Regency can be passed by land road categorized into three road class, namely state road, provincial road and regency / city road. Length of state road is 143,59 km (7 roads), length of provincial road is 174,98 km (8 roads), while regency road is 400 km. Total vehicles in North Minahasa Regency is 27.438 vehicles, so ratio of road length with total vehicles in North Minahasa Regency is 0,01. To handle the increase of total four wheels vehicle and two wheels vehicles, government plans development of 13 new roads that has been entered into Region Regulation Draft RTRW of North Minahasa Regency for 2011-2031 and development of toll highway of Manado – Bitung. Government also plans to develop passenger terminal type B in Airmadidi, Kalawat, Kauditan, Likupang Timur, Wori, Kema, Tatelu

22 Peluang Investasi di Minahasa Utara


Manado – Bitung. Pemerintah juga merencanakan pembagunan terminal penumpang bertipe B di Airmadidi, Kalawat, Kauditan, Likupang Timur, Wori, Kema, Tatelu dan terminal penumpang bertipe C di Likupang Barat. Data dari Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informatika menunjukkan jumlah penumpang angkutan umum di Kabupaten Minahasa Utara mencapai sekitar 750.000 penumpang.

and passenger terminal type C in Likupang Barat. Data from Transportation, Telecommunication and Informatics Agency indicates total passengers of public transportation in North Minahasa Regency reach 750.000 passengers.

Jumlah Pengunjung di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2008 – 2010 Total Visitors in North Minahasa Regency in 2008 – 2010 Tahun No. Terminal / Pelataran Tipe Ket 2008 2009 2010 1. Airmadidi C 2.760.000 2.670.400 2.927.808 2. Kauditan C 1.653.500 1.686.570 1.703.436 3. Likupang C 796.100 800.080 804.080 4. Tatelu 721.200 725.527 729.880 5. Wori 388.800 404.352 424.569 6. Kema 186.600 279.900 296.694 7. Tetey 9.510 10.080 10.787 8. Talawaan 486.220 500.806 515.830 Sumber : Dinas Perhubungan,Telekomunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Utara Tahun 2011. Source: Transportation, Telecommunication, and Informatics Agency of North Minahaa Regency in 2011. 1. Perhubungan Jumlah arus penumpang menurut jenis angkutan di Kabupaten Minahasa Utara dilihat dari data dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, untuk penumpang Angkutan Kota dalam Provinsi (AKDP) sebanyak 43.680 orang per tahun, penumpang angkutan kota 2.184.120 orang per tahun, penumpang angkutan perdesaan sebanyak 8.051 orang per tahun dan untuk penumpang angkutan perbatasan sebanyak 54.585 orang per tahun. Jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Minahasa Utara terus bertambah seiring meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal. Jenis kendaraan bermotor di Kabupaten Minahasa Utara menurut jenis kendaraan yaitu bus sebanyak 397 buah, Minibus sebanyak 130, Mikrolet sebanyak 501 bauh, Pick Up sebanyak 1.433 buah, Sedan sebanyak 140 buah, Jeep sebanyak 264 buah,

1. Transportation Total passenger flow according to transportation type in North Minahasa Regency from data of Transportation, Communication and Informatics Agency for city transportation passengers in Province (AKDP) are 43.680 persons per year, city transportation passengers are 2.184.120 persons per year, village transportation passengers are 8.051 persons per year and border transportation passengers are 54.585 persons per year. Total motor vehicles in North Minahasa Regency continuously increase together with the increase of total population live. Motor vehicle type in North Minahasa Regency according to vehicle type is 397 buses, 130 Minibus, 501 mikrolet, 1.433 Pick Up, 140 sedan, 264 Jeeps, 3 fire extinctions, 464 trucks, 8 tank trucks, 12 ambulances, 24.086 motor vehicles, so total motor vehicles in North Minahasa Regency are 27.438 vehicles.

North Minahasa Investment Opportunity

23


Pemadam Api sebanyak 3 buah, Truck sebanyak 464 buah, Truck Tangki sebanyak 8 buah, Ambulance sebanyak 12 buah, Sepeda Motor sebanyak 24.086 buah, sehingga jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 27.438 buah. Jumlah armada kapal yang ada di Kabupaten Minahasa Utara 89 unit yaitu kapal penangkap ikan sebanyak 46 unit dan kapal pengangkut sebanyak 43 unit, sedangkan jumlah dermaga untuk kegiatan sendiri sebanyak 6 buah dan galangan kapal/ bengkel kapal 1 buah. Jumlah ijin trayek yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan saat ini adalah sebesar 270 ijin trayek. Apabila dibandingkan dengan total jumlah penduduk kabupaten Minahasa Utara sebesar 188.467 jiwa maka rasio ijin trayek yang dikeluarkan adalah sebesar 0,001 persen. Hal ini berarti masih sangat kecilnya persentasi ijin trayek yang dikeluarkan a p a b i l a dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada.

Total ship armada existing in North Minahasa Regency is 89 units, namely fishing vessels are 46 units and transportation vessels are 43 units, while total docks for self activity are 6 units and shipyard/ workshop is 1 unit. Total route license issued by Transportation Agency at this time are 270 route licenses. If it is compared with total population in North Minahaa Regency of 188.467 persons, so route license ratio issued is 0,001 percent. It means that route license percentage issued is still very small than total existing population.

2. Fasilitas Bank dan Non Bank a.Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang-cabangnya - Bank Pemerintah : 1. Bank BRI 2. Bank BNI 3. Bank SULUT 4. Bank Mandiri - Bank Swasta : BPR Tumatenden dan BPR Prisma dana

2. Bank and Non Bank Facility a.Type and amount of Bank and its Branches - Government Bank: 1 Bank BRI 2 Bank BNI 3 Bank Sulut 4 Bank Mandiri Private Bank : BPR Tumatenden and BPR Prisma Dana

24 Peluang Investasi di Minahasa Utara


3. Ketersediaan Air Bersih Penduduk berakses Air Minum di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 7.539 Jiwa dari 188.467 jumlah penduduk. Dengan demikian presentasi penduduk berakses air minum di Kabupaten Minahasa Utara hanya sebesar 4%. Untuk tahun 2010 jumlah sambungan jaringan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 5.812 direncanakan tahun 2012 ada ketambahan sambungan sebanyak 1.600, tahun 2013 sebanyak 16.000, tahun 2014 sebanyak 16.000, tahun 2015 sebanyak 10.176 sehingga akan ada 50.000 jumlah sambungan pada akhir tahun 2015. Luas Pemukiman yang tertata di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 2.843,01 dari 5.141,78 luas area pemukiman keseluruhan yang ada. Dengan demikian persentase Luas Pemukiman yang tertata adalah sebesar 55, 29 %. Hal ini berarti masih perlu adanya penataan pemukiman.

3. Availability of Clean Water Clean Water Facility Access Society whoe access to Clean water in North Minahasa Regency is 7.539 persons from 188.467 total population. Therefore percentage of population which have access to drink water in North Minahasa Regency is only 4%. In 2010 total clean water pipeline from Drinking Water Regional Company (PDAM) of North Minahasa Regency is 5.812, and in 2012 new pipeline is planned as amount of 1.600 connections, in 2013 is 16.000 connections, in 2014 is 16.000 connections, in 2015 is 10.176 connections, so there will be 50.000 connections at the end of 2015. Total area of settlement arranged in North Minahasa Regency is 2.843,01 from 5.141,78 total area settlement existing. Therefore, percentage from Total area of Settlement arranged is 55, 29 %. Tis means that settlement arrangement is still needed.

4. Kepemilikan Tanah Luas potensial lahan yang ada di Kabupaten Minahasa Utara seluas 75.422,4 Ha. Kepemilikan tanah ini mencakup kepemilikan akan tempat tinggal, perkebunan. Sedangkan lahan bersertifikat di Kabupaten Minahasa Utara sampai dengan tahun 2010 adalah 126,997 Km² (12.699,70 Ha) atau 16% dari luas wilayah Kabupaten Minahasa Utara sebesar 1.059,24 Km² (105.924,4 Ha).

4. Land Ownership Total potential existing land in North Minahasa Regency is 75.422,4 Ha. This land ownership include ownership for residence and plantation. While certificate land in North Minahasa Regency until 2010 is 126,997 Km² (12.699,70 Ha) or 16% from total area in North Minahaa Regency is 1.059,24 Km² (105.924,4 Ha).

North Minahasa Investment Opportunity

25


5. Fasilitas Listrik a. Rasio ketersediaan daya listrik Daya listrik yang terpasang di Kabupaten Minahasa Utara sebesar 89,50 MW sedangkan jumlah kebutuhan daya listrik kabupaten sebesar 119,73 MW. Dengan demikian rasio ketersediaan daya listrik Kabupaten Minahasa Utara sebesar 0,75 persen. Hal ini berarti masih perlunya penambahan daya listrik bagi masyarakat.

5. Electricity Facility a. Electricity availability ratio Electricity capacity installed in North Minahasa Regency is 89,50 MW while total need of electricity capacity in the regency is 119,73 MW. Therefore electricity capacity availability ratio in North Minahaa Regency is 0,75 persen. This means that addition of electricity capacity for society is still needed.

b. Prosentasi rumah tangga yang menggunakan listrik Jumlah rumah tangga menggunakan listrik tahun 2009 di kabupaten sebesar 16.207. sedangkan jumlah rumah tangga keseluruhan di Kabupaten Minahasa Utara sebesar 49.953. dengan demikian maka persentasi jumlah rumah tangga yang mengunakan listrik sebesar 32,44 persen. Hal ini berarti masih kurangnya rumah tangga yang menggunakan listrik.

b. Percentage of household which use electricity Total households that use electricity in 2009 in the regency is 16.207. while total households in North Minahasa Regency I 49.953. Therefore percentage of households which use electricity is 32,44 percent. This means that there is still less households use electricity.

c. Prosentasi penduduk yang menggunakan HP/ telepon

c. Population percentage that use Cellular Phone / Phone

6.Komunikasi dan Informatika Jumlah jaringan komunikasi di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2010 tercacat ada 16 tower GSM yang tersebar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Minahasa Utara dalam hal komunikasi dan informatika. Sedangkan untuk usaha warung internet ada 100 buah di Kabupaten Minahasa Utara. Telepon merupakan alat telelomunikasi yang sangat pesat perkembangannya. Pengguna handphone (HP)/ telepon di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2010 mencapai 99.906 jiwa, hal ini berarti ada 53,01 % penduduk sudah menikmati layanan informasi lewat jaringan HP atau telepon. Surat kabar nasional dan lokal yang masuk ke daerah ada 20 dan jumlah penyiaran radio/ TV lokal ada 20.

6. Communication and Informatics Informatika Total communication network in North Minahasa Regency in 2010 is 16 tower GSM distributed to meet society need in North Minahasa Rengecy in communication and informatics. While internet house is 100 units in North Minahasa Regency. Telephone constitutes telecommunication tool that is very fast in development. Users of handphone (HP)/ telephone in North Minahasa Regency in 2010 reach 99.906 persons, it means that there are 53,01 % population who have utilized information service through HP network or telephone. National and local newspaper which enter to region is 20 newspapers and total radio broadcast / local TV is 20.

7.Koperasi dan UMKM Pada tahun 2010 Jumlah koperasi aktif sebanyak 194 dari 481 keseluruhan jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Minahasa Utara. Sedangkan jumlah UMKM pada tahun 2010 sebanyak 5.959

7. Cooperative and UMKM In 2010 total active cooperative is 194 from 481 total cooperative existing in North Minahasa Regency. While total UMKM in 2010 is 5.959, increase in 2011 become 6.034 (condition until July

26 Peluang Investasi di Minahasa Utara


meningkat pada tahun 2011 menjadi 6.034 (keadaan sampai bulan Juli 2011). Peningkatan ini terjadi karena tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberadaan koperasi. Berbagai upaya pembinaan telah dilakukan terhadap kegiatan koperasi maupun UMKM dimana jumlah unit usaha yang dikelola oleh koperasi dan UMKM sehingga setiap tahunnya mengalami peningkatan, dimana telah diikutsertakan UMKM pada berbagai kegiatan pelatihan, baik ditingkat provinsi maupun tingkat kabupaten dan juga UMKM telah mengikuti dalam berbagai kegiatan pameran, baik ditingkat nasional, provinsi maupun ditingkat kabupaten. Jumlah UKM non BPR/ LKMUKM tahun 2009 sebesar 5.809 terjadi peningkatan menjadi 5.959, Jumlah BPR pada tahun 2010 sebanyak : 89 dan jumlah LKM sebanyak 96.

2011). This increase happen because the growth of society awareness concerning the importance of cooperative. Any creation efforts have been done to cooperative activities or UMKM where total business units managed by cooperative and UMKM every year increase, where UMKM has been involved in any training activities, either in provincial level or regency level, and UMKM also has followed any exhibition activities, either in national, provincial or regency level. Total UKM non BPR/ LKMUKM in 2009 is 5.809, there is the increase become 5.959, Total BPR in 2010 is 89 and total LKM is 96.

8. Ketenagakerjaan Jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 meningkat menjadi 84.239 dibandingkan pada tahun 2009 sebesar 79.067. Angka partisipasi Angkatan kerja di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2009 sebesar 60,95% dengan tingkat pengangguran sebesar 8,3%.

8. Manpower Total labor force in 2010 increase become 84.239 than in 2009 as 79.067. The labor force participation rates in North Minahasa regency in 2009 amounted to 60.95% with an unemployment rate of 8.3%.

9. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam meningkatkan kualitas Sumberdaya

9. Education

Jumlah Angkatan Kerja Kabupaten Minahasa Utara Total Labor Force North Minahasa Regency Number of Job Seekers Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

80.650

80.650

79.067

84.239

Sumber : BPS Tahun 2010. Jumlah Pencari Kerja / Total of job seekers Tahun 2007 2008 2009 2010 L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah 3.778 1.620 5.398 3.884 1.658 5.542 4.047 1.846 5.893 4.154 1.963 6.117 Ket. : L : Laki-laki; P: Perempuan Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Minahasa Utara, 2011 Note. : L : Male; P: Female Source: Social, Manpower and Transmigration Agency, North Minahasa Regency, 2011

North Minahasa Investment Opportunity

27


Penempatan Kerja / Job Placement Tahun 2009 2010 L P Jumlah L P Jumlah 68 218 286 143 389 532 Ket. : L : Laki-laki; P: Perempuan, Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Minahasa Utara, 2011 /Note. : L : Male; P: Female Source: Social, Manpower and Transmigration Agency, North Minahasa Regency, 2011 Kesempatan Kerja / Job Opportunity Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

276

250

91

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Minahasa Utara, 2011/Source: Social, Manpower and Transmigration Agency, North Minahasa Regency, 2011 Manusia (SDM). Kabupaten Minahasa Utara pada Tahun 2010 memiliki sekolah sebanyak 419 sekolah dari beberapa tingkatan dengan 1.742 ruang kelas/ belajar, diminati 43.385 murid yang dibimbing oleh 2.275 guru. Untuk tingkat sekolah TK memiliki 126 sekolah, dengan 6.612 murid, 68 guru dan 122 ruang kelas. SD/MI memiliki 191 sekolah, dengan 23.372 murid, 1.301 guru dan 1.146 ruang kelas/belajar. SMP/ MTs memiliki 74 sekolah, dengan 8.527 murid, 645 guru dan 312 ruang kelas/belajar. SMA/SMK/MA memiliki 28 sekolah, dengan 4.874 murid, 261 guru dan 162 ruang kelas/belajar hal ini dapat dilihat pada tabel berikut

Education constitutes one of important pillar to increase human resources quality. North Minahas Regency in 2010 has 419 schools from various level with 1.742 classrooms / study, followed by 43.385 students guided by 2.275 teachers. Kindergarten level has 126 schools, with 6.612 students, 68 teachers and 122 classroom. Elementary school/MI has 191 schools, with 23.372 students, 1.301 teachers and 1.146 classrooms/ study. Junior High School / MTs has 74 schools, with 8.527 students, 645 teachers and 312 classroom/study. Senior High School / SMK / MA has 28 schools, with 4.874 students, 261 teachers and 162 classrooms / study, this can be seen in the following table

Jumlah Sekolah, Murid, Guru, Ruang Kelas / Total School, Student, Teacher & Class Room Jumlah Jumlah Ruang Tingkat Sekolah / Jumlah Murid/ Jumlah Guru/ No. Sekolah/Total Kelas/Belajar/Total School level Total Student Total Teacher School Class Room 1. TK 126 6.612 68 122 2. SD/MI 191 23.372 1.301 1.146 3. SMP/MTs 74 8.527 645 312 4. SMA/SMK/MA 28 4.874 261 162 Jumlah 419 43.385 2.275 1.742 Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, 2010/ Sources: Department of Education, Youth and Sports, 2010 Data diatas sudah termasuk sekolah bertaraf internasional yaitu Manado International School

28 Peluang Investasi di Minahasa Utara

Abovementioned data has entered international level school, namely Manado International School


(MIS) untuk tingkat pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah tingkat pertama dan sekolah menengah tingkat atas yang terletak di Kecamatan Kalawat. Untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi maka di Kabupaten Minahasa Utara memilki 3 (tiga) Perguruan Tinggi yaitu Universitas Klabat (UNKLAB), Akademi Keperawatan dan Sekolah Tinggi Alkitab.

(MIS) for elementary school, junior high school and senior high school in Kalawat Subdistrict. To continue study to higher level, so in North Minahasa Regency, there are three (3) universities, namely University of Klabat (UNKLAB), Nursing Academy and School of Bible.

10. Kesehatan Dalam bidang kesehatan secara umum dapat digambarkan bahwa penyebaran sarana pelayanan kesehatan Puskesmas dan Rumah sakit serta sarana kesehatan lainya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan relatif merata. Tahun 2010, sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis di Kelurahan Saronsong I Kecamatan Airmadidi, 2 Rumah Sakit Umum Swasta (RSU Hermana di Lembean Kecamatan Kauditan dan RSU Tonsea di Kelurahan Airmadidi Kecamatan Airmadidi), 10 Pusat Kesehatan Masyarakat, 30 Pos Bersalin Desa (Polindes), 42 Pos Kesehatan Desa

10. Health In health field, generally distribution of health service facility in clinic and hospital as well as other health facilities include supporting facility of health efforts can be described as relatively smooth. In 2010, health service facility in North Minahasa Regency consists of 1 Regional General Hospital of Maria Walanda Maramis in Saronsong Subdistrict, 1 in Airmadidi Subdistrict, 2 Private General Hospital of Hermana in Lembean, Kauditan Subdistrict, and General Hospital of Tonsea in Village, Airmadidi Subdistrict), 10 Public Health Centres, 30 village maternity posts (Polindes), 42 Village Health Posts (Poskesdes), 33 health centres

North Minahasa Investment Opportunity

29


(Poskesdes), 33 Puskesmas pembantu (Pustu) dan 162 posyandu aktif, didukung oleh 100 desa siaga dan ditunjang dengan 11 unit puskesmas keliling darat kendaran bermotor roda 4 dan 41 unit kendaraan bermotor roda 2 serta 4 unit Speedboat puskesmas keliling (Pusling) laut untuk pelayanan kesehatan di wilayah kepulauan/pesisir.

(Pustu) and 162 active integrated service posts, supporting by 100 alert villages and supported by 11 mobile clinics overland four-wheel motor vehicle and 41 two-wheels motor vehicles 2 as well as 4 marine speadboat mobile clinics (Pusling) for health service in islands area / coast.

F.Penataan Ruang

F. Space Arrangement

Ruang terbuka hijau di Kabupaten sebesar 211.848,80 km² dari 847.395,20 km² luas wilayah

Green open space in Regency is 211.848,80 km² from 847.395,20 km² total area per HPL/HPG

30 Peluang Investasi di Minahasa Utara


per HPL/HPG Kabupaten Minahasa Utara. Dengan demikian Rasio luas ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HPG adalah sebesar 0,25 %. Jumlah bangunan ber IMB di kabupaten saat ini sebesar 389 bangunan dari 49.953 keseluruhan jumlah di Kabupaten Minahasa Utara. Dengan demikian rasio jumlah bangunan ber IMB per satuan bangunan adalah sebesar 0,01 persen. Hal ini berarti masing kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengurusan IMB

North Minahasa Regency. Therefore, ratio of green open space area per area unit with HPL/HPG is 0,25 %. Total building with IMB in the regency at this time are 389 buildings from 49.953 total buildings in North Minahasa Regency. Therefore, ratio per total building with IMB per building unit are 0,01 percents. It means that society awareness is still less to arrange IMB

G. Lingkungan Hidup.

G. Life Environment

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan hal yang penting dan menjadi prioritas pembangunan di Kabupaten Minahasa Utara, karena terciptanya lingkungan yang bersih akan membawa masyarakat hidup sehat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Minahasa Utara. Prestasi Kabupaten Minahasa Utara di bidang pengelolaan lingkungan hidup adalah dengan diraihnya penghargaan Adipura pada Tahun 2009

Life environmental management constitutes an important thing and become development priority in North Minahasa Regency, because clean environment will bring society to live health and can increase society welfare in North Minahasa. Achievement of North Minahasa Regency in life environmental management is reached by Adipura Award in 2009, 2010 and in 2011. It cannot be separated by government and society role in

North Minahasa Investment Opportunity

31


dan tahun 2010 tahun 2011 . Ini semua tidak lepas dari peran serta pemerintah dan masyarakat Kabupaten Minahasa Utara untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Volume produksi sampah di Kabupaten Minahasa Utara tahun ke tahun terus meningkat, salah satu faktor yang menyebakan hal tersebut adalah bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Minahasa Utara tiap tahun. Tahun 2010 volume produksi sampah sebesar 19.185,04 m続 sedangkan volume sampah yang tertangani sebesar 8.441,42 m続. Persentasi penanganan sampah di tahun 2010 sebesar 44%.

32 Peluang Investasi di Minahasa Utara

North Minahasa Regency to keep and maintain environment. Waste production volume in North Minahasa Regency increases from year to year, one of the factor is the increase of total population in North Minahasa Regency every year. In 2010 waste production volume is 19.185,04 m続 while waste volume handled is 8.441,42 m続. Waste handling percentage in 2010 is 44%.


BAB 3

VISI DAN MISI Chapter 3 : Vision and Mission

A. VISI

A. VISION

Visi Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010 – 2015 (Perda Kabupaten Minahasa Utara Nomor : 4 Tahun 2011 tentang RPJMD), dirumuskan dengan memperhatikan Visi dan Misi pembangunan Nasional serta Visi dan Misi Provinsi Sulawesi Utara. Hal ini karena Kabupaten Minahasa Utara adalah bagian dari Provinsi Sulawesi Utara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi Daerah Kabupaten Minahasa Utara adalah : “KABUPATEN TUJUAN WISATA TAHUN 2015 ’’. Visi tersebut merupakan suatu gambaran tentang keadaan dan upaya masa mendatang

Vision of North Minahasa Regency in 2010 – 2015 (Regional Regulation of North Minahasa Regency Number : 4 Year 2011 concerning RPJMD), is formulated by paying attention to National Development Vision and Mission and North Sulawesi Provincial Vision and Mission. It is because North Minahasa Regency is part of North Sulawesi Province in Unity State of the Republic of Indonesia. Regional Vision of North Minahasa Regency is: “TOURISM TARGET REGENCY FOR THE YEAR 2015 ’’. That vision constitute a condition and effort in

North Minahasa Investment Opportunity

33


yang berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh pemerintah dan masyarakat Kabupaten Minahasa Utara. Visi tersebut mengandung pengertian, keinginan pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan Kabupaten Minahasa Utara sebagai daerah tujuan wisata Tahun 2015 dengan mengembangkan keanekaragaman objek wisata yang dimiliki Kabupaten Minahasa Utara. Pemikiran pokok dari rumusan Visi diatas adalah dapat dikelompokkan dalam dua hal, yakni; (i) Kabupaten, (ii) Tujuan wisata “Kabupaten” mengandung makna (i) adanya suatu kondisi wilayah Kabupaten Minahasa Utara yang memiliki panorama yang indah dan memiliki daya tarik wisata; (ii) Adanya masyarakat yang tinggal dam bermukim dalam suatu wilayah dengan kondisi sosial budaya yang beragam. “Tujuan Wisata” mengandung makna (i) suatu kondisi dimana wilayah dan masyarakat memiliki daya tarik dan pesona sehingga wisatawan berkeinginan untuk berkunjung; (ii) Target dan sasaran wisatawan asing/mancanegara dan lokal.

34 Peluang Investasi di Minahasa Utara

the future contain ideal that want to be implemented by government and society in North Minahasa Regency. That vision contain understanding and wish from government and society to make North Minahasa Regency as tourism target area in 2015 by development various tourism object owned by North Minahasa Regency. Main consideration from formulation of abovementioned vision is groupped into two ways, namely ; (i) Regency, (ii) Tourism Target of “Regency” contain meaning (i) an area condition of North Minahasa Regency that own beautiful panorama and has tourism affinity; (ii) society who live in a region with various socio-culture. “Tourism Target” contain meaning (i) a condition where region and society has affinity and charm, so tourists want to visit; (ii) Target from foreign and local tourists


B. MISI

B. MISSION

Untuk mewujudkan Visi Daerah Kabupaten Minahasa Utara, maka ditetapkan Misi yaitu: 1. Mengoptimalkan Potensi Pariwisata 2. Mewujudkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Handal 3. Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan 4. Membangun Infrastruktur yang memadai 5. Menjadikan Kabupaten Minahasa Utara sebagai Pusat Industri di Kawasan Bimindo melalui Peningkatan Pembangunan yang Berkelanjutan (SUSTAINABLE DEVELOPMENT). Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010 – 2015, perlu dirumuskan kedalam program prioritas sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. 7 (tujuh) prioritas pembangunan Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010 – 2015 dibawah ini merupakan tantangan yang akan dihadapi dimasa mendatang. Adapun prioritas pembangunan sebagai berikut : 1. Reformasi Birokrasi, Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan Peningkatan SDM Aparatur. 2. Pencapaian MDGs dan Penurunan Angka

To implement Regional Vision of North Minahasa Regency, so Mission is determined as follows: 1. Optimize tourism potency 2. Implement reliable human resources quality 3. Increase society economy 4. Develop sufficient infrastructure 5. Make North Minahasa Regency become Industrial Centre in Bimindo Area through the Sustainable. Vision and Mission from government of North Minahasa Regency in 2010 – 2015, is necessarily formulated to priority program, so it will be more easy to implement and measure concerning the success level. Seven (7) development priority of North Minahasa Regency in 2010 – 2015 below constitute challenge that will be faced in the future. Development priorities are as follows: 1. Buraucrate Reformation, Good Government Management and Increase Apparature Human Reources. 2. Reach MDGs and Decrease Poor and unemployment figure

North Minahasa Investment Opportunity

35


Kemiskinan serta Pengangguran Pendidikan dan Kesehatan Pariwisata dan Lingkungan Hidup Infrastruktur yang berkeadilan Revitalisasi Pertanian, kelautan dan perikanan yang berbasis industri dengan pengembangan ekonomi kerakyatan 7. Pelestarian Nilai – nilai budaya daerah. 8. Pembangunan Kawasan perbatasan, pulaupulau terdepan dan terpencil.

3. 4. 5. 6.

C. TUJUAN DAN SASARAN

C. PURPOSE AND TARGET

3. 4. 5. 6.

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Minahasa Utara

36 Peluang Investasi di Minahasa Utara

Education and Health Tourism and Life Environment Fair infrastructure Revitalization of Agriculture, Marine and Fishery with industrial base by developing society economy 7. Preservation of regional culture value. 8. Develop border area, frontier and remote islands.

Linking Vision, Mission, Goals and Objectives North Minahasa Regency


Misi 1 : Mengoptimalkan Potensi Pariwisata Optimize the tourism potential Tujuan / Purpose a. Membangun Sarana dan Prasarana Wisata. a. Develop tourism facilities and infrastructures. b. Membangun Sistem Informasi dan Manajemen Kepariwisataan serta Peningkatan Promosi Potensi Wisata secara On Line. b. Develop Information System and Tourism Management as well as Increase Potency Promotion On Line. c. Mengoptimalkan Potensi Wilayah Kepulauan Managabata c. Optimize Island Regional Potency of Managabata d. Mengembangkan Budaya Mapalus dalam setiap aspek kehidupan dan menjadi modal dasar dalam Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara. d. Develop Mapalus Culture in every aspect of life and become basic capital in Developing North Minahasa Regency.

Sasaran 1 Terlaksananya Pembenahan Sarana dan Prasarana Pariwisata 1 Implement repairing on Tourism Facilities and Infrastructure 1. Terlaksananya Sistem Informasi dan Manajemen Kepariwisataan 2. Terlaksanannya Promosi Potensi Pariwisata secara On Line 1. Implement Information System and Tourism Management 2. Implement Tourism Potency Promotion On Line 1. Terwujudnya Pengembangan Potensi Wilayah Kepulauan Managabata 1. Implement Regional Potency Development in Islands area of Managabata 1. Terwujudnya Pelestarian Budaya Mapalus. 1. Implement Culture Preservation of Mapalus.

Misi 2 : Mewujudkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Handal Misison 2 : Impelement reliable human resources quality a. Semua anak usia sekolah wajib belajar dan 1. Terwujudnya Wajib Belajar Pendidikan Menengah menyelesaikan pendidikan minimal SLTA ( 12 Tahun. Wajar 12 tahun) dan memiliki ketrampilan serta 2. Terwujudnya Pengembangan Teknologi Informasi menguasai teknologi informasi dan bahasa Pendidikan asing. 3. Terlaksanannya Peningkatan Kemampuan a. All children on school age shall follow Berbahasa Inggris dan Bahasa Asing sejak SD,SMP obligatory study and graduate Senior High dan SMU/SMK. School at a minimum ( Proper 12 years ) and 1. Implement Obligatory Medium Education 12 has skill as well as take charge on information years. technology and foreign language. 2. Implement Education Information and Technology Development 3. Implement ability increae of English and Foreign Language since SD,SMP and SMU/SMK.

North Minahasa Investment Opportunity

37


b. Peningkatan sarana dan prasarana serta layanan Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas untuk mewujudkan Masyarakat Minahasa Utara yang sehat. b. Increase facilities and infrastructure as well as regional general hospital and clinical centre service to implement health society of North Minahasa

1. Terwujudnya Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan. 2. Terwujudnya pelayanan dasar kesehatan dengan tanpa biaya (gratis) terutama bagi masyarakat miskin. 1. Implement the incrase of health Facilities and infrastructure. 2. Implement health basic service withouth pay (free) mainly for poor society. 1. Terlaksananya peningkatan pelatihan bagi tenaga kerja yang terampil. 2. Tersedianya tenaga kerja yang berkualitas. 1. Implement training for skilled workers. 2. Availability of qualified workers. 1. Terlaksananya pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi 1. Implement scholarship for achieved students

c. Mengoptimalkan Balai Latihan Kerja untuk mencetak Tenaga Kerja yang terlatih dan mampu bersaing. c. Optimize Work Training Centre to generate trained workers and can compete. d. Pembinaan pemuda dan siswa untuk meraih prestasi Nasional dan internasional di bidang olahraga, seni, budaya dan Iptek d. Building youth and student to reach national and international achievement in the field of sport, art, culture and technology information e. Peningkatan kualitas aparatur melalui 1. Terlaksanannya Pemberian beasiswa (S2 dan S3) pendidikan formal (S2 dan S3), Bimtek, dan pada pegawai dan masyarakat berprestasi. Diklat Struktural 2. Terlaksanannya keikutsertaan dalam Bimtek dan e. Increase apparature quality through formal Diklat Struktural. education (S2 and S3), Technical Guidance 1. Implement scholarship (S2 and S3) on achieveed and Structural Education and Training employee and society. 2. Implement the involvement in Technical Guidance and structural Training and Education. f. Setiap SKPD mampu merencanakan, 1. Terlaksananya koordinasi yang baik antar SKPD melaksanakan, mencapai sasaran kinerja tentang perencanaan sampai pada pelaporan yang dengan administrasi pelaporan yang akurat akurat dan akuntabel. dan akuntabel secara terintegrasi (online) 2. Terlaksanannya sistem informasi online f. Every SKPD shall plan, implement, reach 1. Implement good coordination among SKPD performance target wtih accurate, concerning accurate and accountable plan until accountable and integrated reporting reporting administration (online) 2. Implement online information system Misi 3 : Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan Mission 3 : Increase Society Economy a. Mengembangkan UMKM dengan pelatihan 1. Terlaksananya Pelatihan Peningkatan Kualitas peningkatan kualitas produksi Produksi. a. Develop UMKM with production quality 1. Training to Increase Production Quality increase training

38 Peluang Investasi di Minahasa Utara


b. Memberikan bantuan permodalan bagi usaha 1. Terwujudnya pemberian bantuan permodalan bagi kecil dan industri rumah tangga usaha kecil dan industri rumah tangga b. Give capital help for small business and 1. Implement to give capital help for small business household industry and household industry c. Membangun sarana dan prasarana untuk 1. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana optimalisasi kegiatan perekonomian untuk menunjang dalam kegiatan perekonomian c. Develop facilities and infrastructure to daerah optimalize enonomic activities 1. Implement the increase of facilities and infrastructure to support regional economic activities d. Mendorong pihak swasta untuk bermitra dalam 1. Terlaksananya peran swasta dalam rangka rangka pengembangan usaha kecil menengah pengembangan usaha kecil menegah d. Support private party to have partner in 1. Implement private role in order to develop small developing small and medium business and medium business Misi 4 : Membangun Infrastruktur yang Memadai Mission 4 : Develop Sufficient Infrastructure a. Seluruh wilayah memiliki sarana transportasi yang lancar, air bersih, listrik irigasi dan sanitasi yang memadai a. Every region has fluent transportation facilities, clean water, electricity, irrigation and sufficient sanitation b. Seluruh kawasan pemukiman tertata dengan baik dan memiliki sarana infrastruktur yang memadai b. All residence area is arranged well and has sufficient facilities and infrastructure c. Pelaksanaan pembangunan yang disesuaikan dengan RTRW Kabupaten berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) c. Implement development fitted with Regency RTRW based on sustainable development concept

1. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana transportasi, air bersih,listrik, irigasi dan sanitasi yang memadai 1. Implement the increase of facilities and infrastructure of transportation, clean water, electricity, irrigation and sufficient sanitation 1. Terlaksanannya penataan kawasan pemukiman yang baik dengan sarana infrastruktur yang mamadai 1. Implement arrangement of good settlement area with sufficient facilities and infrastructure 1. Terwujudnya pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan RTRW 1. Implement development in accordance with RTRW

North Minahasa Investment Opportunity

39


Misi 5 : Menjadikan Kabupaten Minahasa Utara sebagai Pusat Indutri di Kawasn Bimindo melalui Peningkatan Pembangunan Berkelanjutan (SUSTAINABLE DEVELOPMENT) Mission 5 : Make North Minahasa Regency as Industrial Centre in Bimindo Area through the Increase of SUSTAINABLE DEVELOPMENT a. Sinkronisasi program pembagunan sarana dan 1. Terlaksananya sinkronosasi program dan kegiatan prasarana pada kawasan strategis Nasional, kawasan strategis provinsi dan kawasan strategis kawasan strategis Provinsi dan kawasan kabupaten strategis Kabupaten 1. Implement program syncronization and activities a. Syncronize facility and infrastructure of of provincial strategic area and regency strategic development in national strategic area, area provincial strategic area and regency strategic area b. Memberikan kemudahan bagi investor untuk 1. Terwujudnya peningkatan pelayanan yang baik membangun bagi kemudahan investor untuk membangun a. Give facility for investor to develop 1. Implement the increase of good service for investors to develop c. Optimalisasi sektor pembangunan untuk 1. Terlaksananya optimalisasi sektor pembangunan peningkatan PAD 1. Implement optimalization of development sector c. Optimalize development sector to increase PAD d. Peningkatan pemanfaatan kawasan pusat 1. Terwujudnya peningkatan pemanfaatan Kawasan kegiatan Nasional (Kawasan Perkotaan Pusat Kegiatan Nasional Promosi Manado-Bitung) sesuai RTRW Kabupaten dan 1. Utilize Promotion National Centre Area RTRW Provinsi d. Increase the use of National Activity Centre (cities area of Manado-Bitung) in accordance with Regency RTRW and Provincial RTRW e. Menjadikan Kabupaten Minahasa Utara yang 1. Tercapainya pembangunan berwawasan lingkungan bersih, hijau dan berwawasan lingkungan 1. Reach environmental based development e. Make green, clean and environmental based North Minahasa Regency f. Mengembangkan kurikulum muatan lokal 1. Terlaksananya peningkatan kurikulum mulok berbasis pembangunan yang berwawasan berwawasan lingkungan lingkungan 1. Implement the increase of environmental based f. Develop local content curriculum based on curriculum environmental based development g. Optimalisasi penanggulangan lahan-lahan 1. Terlaksananya optimalisasi penanggulangan lahan kritis kritis g. Optimalize to handle critical fields 1. Implement optimalization to handle critical fields

40 Peluang Investasi di Minahasa Utara


BAB 4

TINJAUAN PEREKONOMIAN DAERAH Chapter 4 : Review the regional economy

A.

MAKRO EKONOMI

Kondisi makro perekonomian daerah dapat digambarkan dengan nilai pertambahan barang dan jasa di suatu daerah yang ditunjukkan dari perhitungan PDRB. Sementara itu pertumbuhan ekonomi dapat dihitung menggunakan pertumbuhan nilai PDRB atas dasar harga konstan. Kabupaten Minahasa Utara tahun 2005, nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar Rp. 997.712.28,. Tahun 2006 sebesar 1,036,632.29,-. Tahun 2007 1.094,809.40,-, Tahun 2008 1.162,576.55 dan Tahun 2009 sebesar 1,242 trilyun rupiah menurut

A. MACRO ECONOMY Regional macro economy condition can be described with total goods and service addition in a region appointed by PDRB calculation. While economic growth can be calculated by using PDRB growth based on constant price. North Minahasa Regency in 2005, PDRB value based on constant price in 2000 is Rp. 997.712.28,-. In 2006 it is 1,036,632.29,-. In 2007 it is 1.094,809.40,-, In 2008 it is 1.162,576.55 and in 2009 it is 1,242 billon rupiah according to constant price. With any policies and programs that have been done by government

North Minahasa Investment Opportunity

41


harga konstan. Dengan berbagai kebijakan dan program yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara serta iklim investasi yang semakin membaik, pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2010 menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi Tahun 2005 sebesar 4,7%, berturut-turut naik pada tahun 2006 menjadi 4,90%, pada Tahun 2007 sebesar 5,61%, pada Tahun 2008 sebesar 6,19% serta pada Tahun 2009 sebesar 6,68%.

of North Minahasa Regency as well as better investment climate, economic growth in the period of 2005 until 2010 indicates the significant increase. Economic growth in 2005 is 4,7%, successively increase in 2006 become 4,90%, in 2007 become 5,61%, in 2008 become 6,19% as well as in 2009 become 6,68%.

Tabel : Nilai dan kontribusi Sektor Dalam PDRB tahun 2006 – 2010 Atas Dasar Harga Konstan

Value and Contribution of Sector in PDRB In 2006 – 2010 Based on Constant Price No

Sektor

1.

Pertanian/ Agriculture

2.

Pertambangan/ Mining Industri pengolahan/ Processing industry Listrik gas dan air Bersih/ Electricity, Gas and Clean Water, Building/Construction,

3. 4.

5.

2006 Rp 307,568.19

% 29,67

2007 Rp 320,340.38

% 29,26

2008 Rp 337,221.66

% 29,01

2009 Rp 352,006.28

% 28,34

2010* Rp % 352,066.28 28,34

130,766.73

12,61

138,191.39

12,62

147,456.64

12,68

158,706.54

12,77

158,706.54

12,77

65,215.30

6,29

66,813.08

6,10

68,274.54

5,87

71,142.07

5,73

71,142.07

5,73

6,619.65

0,63

6,826.68

0,62

6,974.28

0,60

7,333.30

0,59

7,333.30

0,59

Bangunan 210,024.32 /Konstruksi/ Building/contruction 6. Perdagangan,Hotel & Restauran/ Trading, Hotel & Restaurant 126,701.90 7. Pengangkutan &Komunikasi / Transportation & Communication 58,536.65 8. Keuangan, Sewa &jasa perusahaan/ Finance Leasing & Services company 25,819.07 9. jasa-jasa/Service 105,470,47 Total PDRB/ 1,036,632.28 * Angka Sementara/Temporary figure

20,26

229,822.92

20.99

252,133.04

21,68

281.380.47

22,65

281.380.47

22,65

12,23

134,510.54

12,29

142,142.53

12,24

152,651.71

12,29

152,651.71

12,29

5,64

61,975,39

5,66

65,869.23

5,67

69,948.19

5,63

69,948.19

5,63

27,058,46 109,270.56 1,094,809.40

2,47 9,99 100

28,536.53 113,978.10 1,162.576.65

2,45 9,80 100

30,051.58 119,080.59 1,242,360,72

2,42 9,58 100

30,051.58 119,080.59 1,242,360,72

2,42 9,59 100

2,50 10,17 100

Sumber :BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2009

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengatahui kondisi ekonomi suatu daerah / wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh nilai usaha dalam sutu wilayah atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dihitung berdasarkan atas harga Konstan (ADHK) , kinerja sektor-sektor atas

42 Peluang Investasi di Minahasa Utara

Gross Regional Domestic Product (PDRB) constitutes one of important indicators to know economic condition in a region / area in a certain period. Gross Regional Domestic Product (PDRB) is defined as total added value produced by all business value in a region or constitutes total final value of goods and service produced by all economic units. Currentation of Gross Regional Domestic Product (PDRB) is calculated based on constant price (ADHK), performance of sectors


dasar konstan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tahun 2006 sebesar Rp. 1.036,632.28,- , tahun 2007 sebesar Rp.1.094,809.40,- , tahun 2008 sebesar 1,162.576.65,- dan tahun 2009 sebesar Rp. 1.242.362.72,Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Utara tidak terlepas dari pertumbuhan kinerja sektor yang dominan, yakni sektor pertanian, sektor bangunan, sektor perdagangan hotel/restauran dan sektor pertambangan diikuti oleh sektor –sektor lainnya.

upon constant basis experience the increase from year to year, in 2006 is Rp. 1.036,632.28,- in 2007 is Rp.1.094,809.40,- in 2008 is 1,162.576.65,- and in 2009 is Rp. 1.242.362.72,The increase of economic growth in North Minahasa Regency cannot be separated from the growth on dominant sector performance, namely agriculture sector, building sector, hotel / restaurant trade sector and mining sector followed by other sectors.

Tabel : Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2006-2010 Atas Dasar harga Berlaku (ADHB)

Value and Contribution of Sectors in PDRB In 2006-2010 Based on Current Price (ADHB) * Angka Sementara Sumber :BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2009 No

Sektor

1 2

Pertanian / Agriculture Pertambangan / Mining

3

Industri pengolahan / Processing Industry Listrik gas dan air Bersih / Electrical, Gas & Water clean Bangunan /Konstruksi Building/Contruction Perdagangan,Hotel & Restauran/ Trading, Hotel & Restaurant Pengangkutan &Komunikasi / Transportation & Communication Keuangan, Sewa &jasa perusahaan / Finance Leasing, & Service company jasa-jasa / Services

4 5 6 7

8

9

Total PDRB

2006

2007

2008

2009

2010*

Rp. 412,543.39% 134,507.22

% 26,61 8,68

Rp 449,513.08 161,152.24

% 25,61 9,18

Rp 489,901.78 229,189.40

% 24,09 11,27

Rp 554,352.21 256,893.81

% 23,80 11,03

Rp 554,352.21 256,893.81

% 23,80 11,03

128,843.10

8,31

146,543.22

8,35

173,630.64

8,54

194,293.54

8,34

194,293.54

8,34

11,226.36

0,72

12,463.46

0,71

13,824.07

0,68

14,729.95

0,63

14,729.95

0,63

343.613.52

22,17

390,226.54

22,23

442,487.52

21,75

530,824.26

22,79

530,824.26

22,79

198,361.91

12,80

224.376.57

12,78

255,515.67

12,56

290,547.25

12,48

290,547.25

12,48

124,401.77

8,02

150,905.91

8,60

183,241.54

9,01

197,766.50

8,50

197,766.50

8,50

32,186.44

2,08

34,750.32

1,98

37,536.50

1,85

41,434.32

1,78

41,434.32

1,78

164,529.06

10,61

185,253.10

10,56

208,664.88

10,25

248,142.29

10,65

248,142.29

10,65

1,550,212.67

100

1.755,184.44

100

2,033,992.00

100

2,328,984.14

100

2,328,984.14

100

Kinerja nilai dan kontribusi sektor-sektor dalam PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2006 sebesar Rp. 1.550.212.67,- , pada tahun 2007 sebesar RP. 1.755.184.44,- , tahun 2008 sebesar Rp. 2.033.992.00,- dan pada tahun 2009 sebesar 2.328.984.14,- perkembangan 5 (lima ) tahun kinerja sektor-sektor atas dasar harga berlaku (ADHB) mengalami peningkatan, dan menunjukan kinerja yang cukup baik dengan sektor pertanian masih memegang peranan yang sangat dominan dalam kontribusi sektor.

Peformance of value and contribution of sectors in PDRB based on current price (ADHB) from year to year also experience the increase in 2006 as Rp. 1.550.212.67,- in 2007 as RP. 1.755.184.44,- in 2008 as Rp. 2.033.992.00,- and in 2009 as 2.328.984.14,the development of sectors performance in five (5) years based on current price (ADHB) experience the increase, and indicates enough better performance with agriculture sector still hold a very dominant role in sector contribution.

North Minahasa Investment Opportunity

43


Gambar : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2001 s/d 2009 Economic growth in North Minahasa Regency 2001, s / d 2009 12 10

8 6 4 2 0

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Primer

4.09

3.79

2.1

6.64

4.08

2.45

4.6

5.7

5.9

Sekunder

4.47

3.68

6.52

4.72

5.2

4.75

7.64

7.88

9.86

Tersier

2.31

3.31

7.03

5.68

5.14

5.21

5.21

5.32

5.28

P. Ekonomi

3.66

3.62

4.72

5.83

4.7

3.9

5.61

6.19

6.86

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2010 Dengan berbagai kebijakan dan program yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara serta iklim investasi yang semakin membaik, pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan adanya kenaikan yang menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006 sebesar 4,90%, dan pada tahun 2007 naik sebesar 5,61%, dan berturut-turut naik pada tahun 2008 sebesar 6,19% serta pada tahun 2009 sebesar 6,86%. Adapun kontribusi terbesar bagi pembentukan PDRB Kabupaten Minahasa Utara masih bersumber sektor pertanian, pertambangan dan penggalian ( sektor Primer), sektor industri pengolahan, listrik, gas & air bersih, bangunan (sektor sekunder) , sektor perdagangan , hotel dan restauran, pengangkutan & komunikasi, Keuangan dan persewaan dan jasa perusahaan , serta jasajasa lainnya ( sektor tersier) Berdasarkan hasil evaluasi perkembangan ekonomi makro Kabupaten Minahasa Utara pada tahun - tahun sebelumnya serta dengan memperhatikan kebijakan fiskal dan investasi, tingkat inflasi, sistem kelembagaan disegala bidang (ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya) serta faktor-faktor lainnya yang berdampak terhadap

44 Peluang Investasi di Minahasa Utara

With any policies and programs that have been done by government of North Minahasa Regency as well as more better investment climate, economic growth in the period of 2005 until 2010 indicates the happy increase. Economic growth in 2006 is 4,90%, in 2007 it increase as 5,61%, and successively increase in 2008 as 6,19% as well as in 2009 as 6,86%. The biggest contribution for the establishment of PDRB in North Minahasa Regency still comes from agriculture, mining and excavation sector (primary sector), processing industry sector, electricity, gas & clean water, building (secondary sector), trade sector, hotel and restaurant, transportation & communication, finance, leasing and company service, as well as other services (tertiary sector) Based on evaluation result on macro economic development in North Minahasa Regency from previous years as well as by paying attention on fiscal and investment policies, inflation rate, institutional system in all fields (economic, politic, law, social and culture) as well as other factors that have impact on macro economy, so economic growth trend in North Minahasa Regency in 2011 is expected become bigger than previous year (2010) as amount of 7,2%. Total PDRB in 2011 is


ekonomi makro, maka diharapkan laju pertumbuhan also expected to become bigger than previous year, ekonomi Kabupaten Minahasa Utara pada Tahun where in 2009, PDRB Upon Current Price Basis is 2011 akan lebih besar dari tahun sebelumnya 2,328 trillion rupiah and based on constant price (2010) yang besarnya 7,2%. Nilai PDRB Tahun is 1,242 trillion rupiah by pushing down inflation 2011 juga diharapkan akan lebih besar dari tahun rate from previous year that until at the end of year sebelumnya, dimana pada Tahun 2009, PDRB Atas estimated become averagely 9,38%. Dasar Harga Berlaku sebesar 2,328 trilyun rupiah Reviewing from economic structure, then dan Atas Dasar Harga Konstan sebesar 1,242 trilyun economy in North Minahasa Regency in 2009 rupiah dengan menekan tingkat inflasi dari tahun in agriculture sector still hold the biggest role in sebelumnya yang hingga akhir tahun diperkirakan giving contribution for economic growth in North rata-rata sebesar 9,38%. Minahasa Regency, namely as amount of 23,80%, Dilihat dari struktur ekonomi maka then it is followed by building sector as amount of perekonomian di Kabupaten Minahasa Utara 22,79%, mining and excavation sector, trade, hotel pada Tahun 2009 pada sektor pertanian masih and restauran, each give role no more than 13%, memegang peranan terbesar dalam memberikan industry sector, transportation and communication kontribusi guna pertumbuhan ekonomi di sector, financial sector, leasing and service, as well Kabupaten Minahasa Utara, yaitu sebesar 23,80%, as electricity, gas and water sector and service kemudian diikuti oleh sektor bangunan sebesar sector, each sector give under 10%. 22,79%, sektor pertambangan dan penggalian, perdagangan hotel dan restoran Gambar : Struktur Ekonomi Kabupaten Minahasa Utara masing-masing Tahun 2009 ( % ) memberikan Picture: Economic Structure of North Minahasa Regency In 2009 (%) peranan tidak lebih 13%, sektor industri, sektor pengangkutan 1.78 10.65 23.8 dan komunikasi, 8.49 sektor keuangan, 12.48 11.03 persewaan dan 8.34 22.79 jasa perusahaan 0.63 serta sektor listrik, gas dan air serta sektor jasa – jasa peranannya masing-masing Pertanian Pertambangan Industri masih dibawah Listrik Bangunan Perdagangan 10%. Angkutan &Komunikasi Keuangan Jasa Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2010

North Minahasa Investment Opportunity

45


1. Laju Inflasi Inflasi Kabupaten Minahasa Utara berpatokan pada inflasi Kota Manado, karena Kota Manado sebagai Ibukota Provinsi yang merupakan sebagai pusat Perdagangan dan Jasa dan merupakan salah satu dari 48 kota yang dijadikan dasar pengukuran tingkat inflasi di Indonesia. Tingkat Inflasi Tahun 2005 sebesar 18,72%, Tahun 2006 sebesar 5,04%, Tahun 2007 meningkat menjadi 10,71%, Tahun 2009 sebesar 2,31% dan tingkat inflasi Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010 sebesar 6,28%. Inflasi dipengaruhi oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) terutama pada bulan Desember perkembangan harga berbagai komoditas secara umum menunjukan adanya kenaikan yaitu beberapa komoditas yang mengalami kenaikan yaitu : kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, tembakau dan sandang. Inflasi selama tahun kalender selama Januari sampai Desember 2010 mencapai 6,28%.

1. Inflantion Trend Inflation in North Minahasa Regency is referred to inflation of Manado City, because Manado is the capital city of Province that constitute trade and service centre and constitute one of 48 cities as measurement basis of inflation rate in Indonesia. Inflation rate in 2005 is 18,72%, in 2006 it is 5,04%, in 2007 it increases become 10,71%, in 2009 it is 2,31% and inflation rate in North Minahasa Regency in 2010 is 6,28%. Inflation is influenced by Customer Price Index (IHK) mainly on December, the development of price from any comodities generally indicate the increase, namely several commodities that experience the increase, namely group of food, food product, beverage, cigarette, tobacco and clothing. Inflation during calendar year from January until December 2010 reaches 6,28%.

Tabel : Inflasi Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2006 s/d 2009 Inflation in North Minahasa Regency Year Tahun 2006 until 2009 Uraian

(n-5)

(n-4)

(n-3)

(n-2)

(n-1)*

Inflasi

2006 5,09

2007 10,13

2008 9,71

2009 6,31

2010 6,28

Rata-rata pertumbuhan - 1,28

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2010

2. PDRB Perkapita Seiring dengan semakin meningkatnya perekonomian Kabupaten Minahasa Utara yang tercermin dengan meningkatnya PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, maka PDRB perkapita Kabupaten Minahasa Utara selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2008 PDRB perkapita masing-masing penduduk Kabupaten Minahasa Utara sebesar 11,65 juta rupiah per tahun menurut harga berlaku dan 6,66 juta rupiah menurut harga konstan dan tahun 2009 PDRB perkapita masingmasing penduduk Kabupaten Minahasa Utara sebesar 13,19 juta rupiah per tahun menurut harga berlaku dan sekitar 7,04 juta rupiah menurut harga konstan.

46 Peluang Investasi di Minahasa Utara

2. PDRB Per capita In line with the increase of economy in North Minahasa Regency reflected from the increase of PDRB either based on current price or based on constant price, so PDRB per capita in North Minahasa Regency always increase from year to year. In 2008 PDRB per capita for each person in North Minahasa Regency is 11,65 million rupiah per year according to current price and 6,66 million rupiah based on constant price and in 2009 PDRB per capita for each person in North Minahasa Regency is 13,19 million rupiah per year according to current price and around 7,04 million rupiah according to constant price.


Gambar : PDRB Perkapita Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000 s/d 2009 Picture of PDRB Per Capita in North Minahasa Regency 14.00 13.00 12.00 Jutaan Rupiah

11.00 10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

ADHB

5.50

5.90

6.5

7.2

7.6

8.3

9.2

10.16

11.65

13.19

ADHK

5.50

5.50

5.6

5.8

5.7

5.9

6.1

6.34

6.66

7.04

ADHB ADHK

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2010

3. Ketimpangan Kemakmuran Indeks Gini Pembangunan sebagai suatu proses dalam meningkatkan kehidupan ekonomi, politik, budaya, infrastruktur masyarakat, dll. Pembangunan harus diukur agar dapat mengevaluasi kegiatan. Mengukur pembangunan dapat dilakukan dengan mengukur kekayaan rata – rata, pemerataan, kualitas kehidupan, kerusakan lingkungan dan keadilan sosial dan kesinambungan. Ketimpangan kemakmuran merupakan salah satu alat evaluasi mengukur pembangunan khususnya terhadap pemerataan. Koefisien Gini merupakan salah satu indikator mengukur ketimpangan atau distribusi pendapatan antar golongan masyarakat ( size distribution ). Indeks ini diturunkan dari kurva Lorenz, yakni kurva yang memotret distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat. Perhitungan dengan cara matematis dan Perhitungan Indeks Gini diukur dengan angka antara 0 sampai dengan 1 seperti disajikan pada tabel dibawah ini :

3. Inequality of Wealth Gini Index Development is a process to increase the life of economy, politic, culture, infrastructure of society, etc. Development shall be measured in order to evaluate activities. Measuring development can be done by measuring average wealth, even distribution, life quality, environmental damage and social justice and continuity. Imbalance of wealth constitute one of evaluation tools to measure development, especially even distribution. Gini Coefficient constitute one of indicators to measure imbalance or revenue distribution among society groups ( size distribution ). This index is gotten from Lorenz curve, namely curve that take a picture concerning revenue distribution among society groups. Calculation with mathematics and Gini Index Calculation is measured with figures from 0 until 1 as presented in the table below:

North Minahasa Investment Opportunity

47


Perhitungan Indeks Gini Gini /Index Calculation Angka / Number 1 0.51-1 0.4-0.5 0.1-0.39 0

4. Ketimpangan Regional Indeks Ketimpangan Regional ( Indeks Ketimpangan Wiliamson) Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Regional Sjafrizal (2008) ketimpangan pembangunan ekonomi regional merupakan aspek yang umum terjadi di suatu daerah. Ketimpangan ini pada dasarnya disebabkan adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam, dan perbedaan kondisi demografi yang terdapat pada masing – masing wilayah. Akibat dari perbedaan ini, kemampuan suatu daerah dalam mendorong pembangunan ekonomi juga menjadi berbeda. Terjadinya ketimpangan antar wilayah ini membawa implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah. Karena itu, aspek ketimpangan pembangunan antar wilayah ini juga mempunyai implikasi pula terhadap formulasi kebijakan pembangunan wilayah yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Disparitas atau biasa disebut dengan ketimpangan dalam suatu wilayah dapat ditunjukkan dengan disparitas antar pusat kota (pusat kegiatan dalam wilayah) dan desa hinterland-nya, yang lebih dikenal dengan disparitas desa-kota. Disparitas ini dapat digambarkan sebagai transmisi spasial impuls-impuls yang lemah dari pusat ke hinterlandnya (Stohr, 1980). Perbedaan-perbedaan antar kabupaten dan kota dalam tingkatan kehidupan pada suatu skala wilayah merupakan fenomena lain yang akan menunjukkan perlunya aplikasi kebijakan-kebijakan regional secara spesifik. Dalam kondisi dimana indeks yang menyatakan tingkatan kehidupan tidak lengkap membuat penjelasan terhadap unit-unit sub

48 Peluang Investasi di Minahasa Utara

Tingkat Ketimpangan Maksimal Tinggi Sedang Kecil Tidak Ada

4. Regional Imbalance Regional Imbalance Index ( Wiliamson Imbalance Index ) Regional Economy Development Imbalance Sjafrizal (2008) imbalance of regional economy development constitutes general aspect that happen in a region. This imbalance is basically as a result of difference in natural resource deposit, and difference on demography condition existing in each region. As a result of this difference, ability of a region to support economic development also become different. Imbalance among these regions bring implication to society wealth level among regions. Therefore, development imbalance aspect among regions also has implication also to formulation of regional development policy that is done by local government. Disparity or generally said as imbalance in a region can be indicated by disparity among cities (activity centre in regions) and hinterland village, that is more known as disparity of village-city. This disparity can be described as special transmission of weak impuls from centre to hinterland (Stohr, 1980). Difference between regency and city in life level in a regional scale constitute other phenomenon that will indicate the need of regional policy application specifically. In condition where index describe life level is not complete make explanation to units in sub-region, so revenue per capita shall be used with notes that trend of revenue distribution per capita will be concentrated on region that is near with capital source or administration centre like capital city or region.


kawasan, maka harus menggunakan pendapatan perkapita dengan catatan bahwa kecenderungan distribusi pendapatan perkapita akan terkonsentrasi pada daerah yang dekat dengan sumber-sumber modal ataupun pusat administrasi seperti ibukota daerah atau kota. Disparitas ekonomi wilayah dapat diekspresikan oleh hubungan antara kapasitas ekonomi suatu wilayah dengan ukuran penduduk yang berada di dalamnya. Indikator-indikator yang dinyatakan

Regional economic disparity can be expressed with relation among economic capacity in a region with population size existing inside. Indicators that are stated in relation per capita and population density, expressed in determining regional typology that is divided into four parts, namely : (1) main region; (2) active periphery region; (3) active periphery region and neutral periphery region (Stohr, 1980); (4) this region type has different characteristic in aspect of economic, social and

dengan hubungan per kapita dan kepadatan penduduk, diekspresikan dalam penentuan tipologi wilayah yang membaginya ke dalam empat bagian besar yaitu : (1) wilayah inti; (2) wilayah periferi aktif; (3) wilayah periferi aktif dan wilayah periferi netral (Stohr, 1980); (4) tipe wilayah ini memiliki

politic. Difference of this characteristic is as a result of spread effect and backwash effect that produce different transfer to regional development determinants (social, economy and politic). Siebert (1969) and Stohr (1980) say that if those determinants is moved well, so there is no spatial disparity in development.

North Minahasa Investment Opportunity

49


karakteristik yang berbeda dalam aspek ekonomi, sosial dan politik. Perbedaan karakteristik ini disebabkan oleh spread effect dan backwash effect yang menghasilkan transfer-transfer yang berbeda terhadap determinan-determinan pembangunan wilayah (sosial, ekonomi dan politik). Siebert (1969) dan Stohr (1980) menyatakan bahwa jika determinan-determina itu bergerak dengan baik maka tidak akan terjadi disparitas spasial dalam pembangunan. Secara teoritis permasalahan ketimpangan pembagunan antar wilayah mula-mula dimunculkan oleh Douglas C. North dalam analisanya tentang teori pertumbuhan Neo-Klasik, dalam teori tersebut dimunculkan sebuah prediksi tentang hubungan antara tingkat pembangunan ekonomi nasional suatu Negara dengan ketimpangan pembangunan antar wilayah. Ukuran dalam ketimpangan pembangunan antar wilayah yang mula-mula ditemukan adalah Williamson Index yang digunakan dalam studinya pada tahun 1966 secara ilmu statistic, indeks ini sebenarnya adalah coefficient of variation yang lazim digunakan untuk mengukur suatu perbedaan. Istilah Williamson Index muncul sebagai penghargaan kepada Jeffrey G. Williamson yang mula-mula menggunakan teknik ini untuk mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah, walaupun index ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu antara lain sensitif terhadap definisi wilayah yang digunakan dalam perhitungan, namun demikian index ini cukup lazim digunakan untuk mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah. Dalam proses pengukurannya William Index mengunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita sebagai data dasar, formulasi Indeks Williamson ini dapat juga digunakan untuk menggambarkan ketimpangan kabupaten/kota, yang dihitung dengan formulasi sebagai berikut:

50 Peluang Investasi di Minahasa Utara

Theoritically development imbalance problem among regions is initially offered by Douglas C. North in his analysis concerning Neo-classic development theory, in that theory is expressed concerning relation among national economic development level of a state with development imbalance among regions.

Size in development imbalance among regions is initially found by Williamson Index used in his study in 1966 as statistics, this index is actually coefficient of variation that is generally used to measure a difference. Term of Williamson Index appears as appreciation to Jeffrey G. Williamson who early use this technique to measure development imbalance among regions, although this index has several disadvantages, among other, is sensitive to definition of region used in calculation, but this index is enough usual used to measure development imbalance among regions. In measurement process, William Index use Gross Regional Domestic Product (PDRB) per capita as basis data, formulation of this Williamson index can be used also to describe imbalance in regency/ city, calculated with formulation as follows:


Iw = Indeks Williamson yi = PDRB perkapita di Kab/Kota y = PDRB perkapita rata-rata di Provinsi Sulut fi = Jumlah penduduk di Kab/Kota i n = Jumlah penduduk di Prov. Sulut Indeks Williamson besarnya antara nol dan satu. Semakin kecil angka yang dihasilkan menunjukkan ketimpangan yang semakin kecil pula atau dapat dikatakan semakin merata. Tetapi jika angka mendekati satu maka ketimpangan semakin lebar.

Iw = Williamson Index yi = PDRB per capita in regency/city y = PDRB per capita averagely in North Sulawesi province fi = Total population in regency / city n = Total population in North Sulawesi Province Williamson Index is between zero and one. Smaller figure generated indicate more small imbalance or can be said more smooth.

Indikator untuk menghitung Indeks Wiliamson Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2006-2009 Indicator to calculate Wiliamson Index North Minahasa Regency in 2006-2009 Tahun/Year Fi yi-y fi/n (yi-Ńž)2 (yi-Ńž)2x fi/n 2006 6.085.665 170,340 926,426 858,265,956,966 0.079 67,663,727,158 2007 6.339.738 17,269 202,955.08 41,190,763,249 0,009 350,165,966 2008 6.664.048 174,455 956,325 914,558,388,387 0,079 72,259,246,619 2009 7.039.668 17,648 440,578.33 194,109,267,803 0,009 1,654,879,537 Sumber : Bappelitbang Kabupaten Minahasa Utara, 2011 /Source: Bappelitbang, North Minahasa Regency, 2011 Selain Indeks Williamson dalam mengukur ketimpangan yang terjadi antar kab/kota bisa juga menggunakan Analisis Klassen Typology, yang digunakan untuk menggambarkan kesenjangan klasifikasi tiap kabupaten/kota yang ada. Menurut Sjafrizal (1997) analisis ini didasarkan pada dua indikator utama yaitu rata-rata pertumbuhan ekonomi dan rata-rata pendapatan per kapita suatu daerah. Analisis ini membagi empat klasifikasi daerah yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda yaitu: a) Kuadran I yaitu daerah maju dan cepat tumbuh (high growth and high income) merupakan daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi (Rij) dan pendapatan per kapita (Yij) yang lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi (Rj) dan pendapatan per kapita Provinsi (Yj). b) Kuadran II yaitu daerah maju tapi tertekan (low growth but high income) merupakan daerah yang memiliki pertumbuhan ekonominya lebih rendah tapi pendapatan per kapita lebih tinggi dibanding rata-rata Provinsi.

Except Williamson Index to measure imbalance happen between regency / city and can also use Klassen Typology Analysis, used to describe classification gap in every existing regency/ city. According to Menurut Sjafrizal (1997) this analysis is based on two main indicators, namely average economic growth and average revenue per capita in a region. This analysis divides four regional classification where each has different characteristic, namely : a) Kwadrant I namely high growth and high income constitute region which has economic growth level (Rij) and revenue per capita (Yij) higher than average provincial economic development (Rj) and provincial revenue per capita (Yj). b) Kwadrant II namely advanced region but suppressed (low growth but high income) constitute region that has econimic growth lower but revenue per capita higher than average province.

North Minahasa Investment Opportunity

51


c) Kuadran III yaitu daerah berkembang pesat (high growth but low income) merupakan daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tapi pendapatan per kapitanya lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi. d) Kuadran IV yaitu daerah relative tertinggal (low growth and low income) merupakan daerah pertumbuhan ekonomi maupun pendapatan perkapitanya lebih rendah dibanding Provinsi. Kabupaten Minahasa Utara berada pada posisi dimana baik Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten

c) Kwadrant III namely fast development region (high growth but low income) constitutes region with higher economic growth but lower revenue per capita than average province. d) Kwadrant IV namely relatively left behind region(low growth and low income) constitute economic growth region or lower revenue per capita than province. Classification of North Minahasa Regency according to Klassen Typology

Minahasa Utara maupun Pendapatan Per Kapita Kabupaten Minahasa Utara kedua nilai indikator tersebut lebih rendah dibandingkan dengan nilai di tingkat provinsi. Dengan kondisi tersebut, Kabupaten Minahasa Utara berada pada klasifikasi berdasarkan Klassen Typology pada Kuadran keempat, sebagai daerah yang relative tertinggal (low growth and low income).

North Minahasa Regency is in the position of Economic Growth in North Minahasa Regency or revenue per capita in North Minahasa Regency. Both indicator value is lower than value in provincial level. With that condition, North Minahasa Regency is placed in classification based on Klassen Typology in fourth kwadrant, as region that is relatively left behind(low growth and low income).

B. Kinerja Pelaksanaan APBD

B. Implementation Performance of APBD

Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen yang cukup penting peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan dengan pembiayaan, maka pendapatan daerah masih merupakan alternatif pilihan utama dalam mendukung program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik di Kabupaten Minahasa Utara. Arah pengelolaan Pendapatan daerah Kabupaten

52 Peluang Investasi di Minahasa Utara

Regional revenue in APBD structure still constitute enough important elemen either to support the implementation of government or give service to public. If it is related to financing, so regional revenue still constitute main option alternative to support program and activities of government implementation and public service in North Minahasa Regency. Management direction of regional revenue in North Minahasa Regency in 2010


Minahasa Utara tahun 2010 – 2015 yaitu mobilisasi sumber-sumber PAD, dana perimbangan dan penerimaan daerah lainnya. Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan diperhatikan upaya untuk peningkatan pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat dan menimbulkan keengganan berinvestasi.

– 2015 namely mobilization of PAD sources, balance fund and other regional revenue. In management of regional revenue, effort to increase tax revenue and regional retribution shall not increase burden for society and appear reluctance to invest. Proper policy pattern is to increase ability of regional finance in phases and to go out from any problems faced up to now, high unemployment level and enough high poor population. Regional economy

Dengan pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah secara bertahap akan mampu keluar dari berbagai persoalan yang selama ini dihadapi seperti tingkat pengangguran yang tinggi dan jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi. Kondisi perekonomian daerah seperti ini yang bersinergi dengan keberhasilan dalam melaksanakan berbagai upaya pembangunan lainnya akan membawa Kabupaten Minahasa Utara pada kemajuan dan membawa masyarakat Minahasa Utara pada keadaan yang sejahtera. Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan lebih difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan

condition like this and synergy with the success to implement any other development efforts will bring North Minahasa Regency to progress and bring society of North Minahasa to welfare condition. Policy formulation to support regional revenue budget management will be more focused on effort to mobilize regional income, balance fund and other regional revenue. Regional revenue policy in North Minahasa Regency in 2010 - 2015 will grow averagely more and less from 7%, this projection is based on assumption of economic growth figure as a result of the success of intensification and extensification efforts, and the increase in Regional Original revenue component and Balance Fund component.

North Minahasa Investment Opportunity

53


penerimaan daerah lainnya. Kebijakan pendapatan daerah Kabupaten Minahasa Utara tahun 2010 2015 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar kurang lebih dari 7% proyeksi ini didasarkan pada pada asumsi angka pertumbuhan ekonomi yang lebih disebabkan oleh berhasilnya upaya intensifikasi dan ekstensifikasi, dan adanya pertumbuhan pada komponen PAD dan komponen Dana Perimbangan. Pertumbuhan komponen Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Hasil Usaha Daerah akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD nanti. Sedangkan untuk Dana Perimbangan, komponen Bagi Hasil Pajak serta komponen Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan Provinsi adalah 2 unsur yang cukup penting dalam mendorong pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan diperoleh nantinya. Masih kecilnya kontribusi Pendapatan Asli Derah di Kabupaten Minahasa Utara sebagai barometer tingkat kemandirian daerah dalam menjalankan amanat otonomi daerah, sesuai dengan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004, mengharuskan Pemerintah Daerah secara terus menerus berupaya meningkatkan Pendapatan Asli

54 Peluang Investasi di Minahasa Utara

The increase of Regonal Tax component, regional retribution and Regional Business Result will become important factor to support the growth in regional original revenue later. While for balance fund, Tax Distribution component as well as provincial financial help is 2 enough important element to support the growth of Balance Fund that will be gotten later. Low Regional Original Revenue contribution in North Minahasa Regency as barometer of regional autonomy level in implementing regional autonomy instruction, in accordance with Law Number 32 Year 2004, oblige regional government to continue efforts to increase Regional Orginal Revenue as main source of regional revenue fairly and can be justified to pay attention to society condition that become subject from Regional Original Revenue. From development in five (5) last year from 2006 - 2010 contribution from regional original revenue increase 32% and balance fund increase 32,35% from total revenue, so in budget year 2010 - 2015 contribution of regional original revenue increase become 66%, with assumption that democracy economic development through sectors that have potency to increase PAD will give contribution to


Daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah, secara wajar dan dapat dipertanggungjawabkan dengan memperhatikan kondisi masyarakat yang menjadi subyek Pendapatan Asli Daerah. Dari perkembangan 5 (lima) tahun terakhir tahun 2006 - 2010 kontribusi Pendapatan Asli daerah mengalami kenaikan 32% dan dana Perimbangan mengalami kenaikan sebesar 32,35% dari total pendapatan, maka pada tahun anggaran 2010 - 2015 kontribusi Pendapatan Asli Daerah diestimasikan naik menjadi 66%, dengan asumsi pengembangan ekonomi kerakyatan melalui sektor – sektor yang memiliki potensi untuk peningkatan PAD yang tentu akan memberikan kontribusi dalam peningkatan PAD daerah yaitu pajak dan retribusi disektor pertambangan dengan beroperasinya PT. MSM pada tahun 2011 sedangkan Dana Perimbangan naik menjadi 55% dari total pendapatan. Secara umum kenaikan pada Dana Perimbangan diprediksi terutama bersumber dana alokasi umum sedangkan Bagi Hasil Pajak dari Sumberdaya Alam (SDA) akan mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain kuantitas produksi, kualitas produksi, harga pasaran dunia, negara tujuan ekspor dan fluktuasi persoalan global. Selain itu, walaupun merupakan komponen terkecil, peningkatan pada Dana Alokasi Khusus (DAK) sangat diharapkan. Hal tersebut dimungkinkan apabila dinas/badan/kantor terkait membuat program dan kegiatan yang disesuaikan dengan program nasional sehingga dapat memperbesar dana yang dialokasikan pada departemen teknis yang mempunyai anggaran. Berdasarkan data tersebut, meskipun tingkat ketergantungan Kabupaten Minahasa Utara terhadap pendapatan dari dana perimbangan masih cukup tinggi, tetapi tingkat ketergantungannya semakin menurun, dan hal ini akan diupayakan secara terus menerus agar tingkat ketergantungan semakin berkurang. Arah pengelolaan pendapatan daerah ini diharapkan akan mendorong kenaikan pendapatan daerah untuk membiayai kebutuhan belanja dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah. Kondisi rata –rata pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007 – 2010, sebagaimana pada tabel berikut :

increase regional PAD namely tax and retribution in mining sector with the operation of PT. MSM in 2011 while Balance Fund increase become 55% from total revenue. Generally the increase in balance fund is estimated come from genreal allocation fund while tax distribution from natural resources will decrease. It is as a result of several factors, among others, are production quantity, production quality, world market price, export target country and fluctuation on global problem. In addition, although constitute the smallest component, the incrase on Special Allocation Fund (DAK) is really expected. It is possible if related agency/body/office make program and activities fitted with national program, therefore it can increase fund allocated to technical department that has budget. Based on that data, although dependence level of North Minahasa Regency to revenue from balance fund is enough high, but dependence level decrease, and it will be tried continuously in order that dependence level will be more decrease. Direction from reginal revenue management will support the increase on regional revenue to finance financing need in the implementation of regioinal government. Average condition from the growth on Regional Revenue Realization for the year 2007 – 2010, is as the following table:

North Minahasa Investment Opportunity

55


56 Peluang Investasi di Minahasa Utara

1.

1. 1. 1.

1. 2. 2.

2. 2. 3.

3. 3. 3.

3.

3.

1.

1. 1. 1.

1. 1. 1.

1. 1. 1.

1. 1. 1.

1.

1.

1.

No.

5.

4

1. 2. 3.

2. 3

1.

4.

1. 2. 3.

Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya **)/ Tax Result Fund from Province and other Regional Government Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus***)/ Adjustment Fund & Special Autonomy Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya/Financial Help.

Pajak Daerah/ Regional Tax Retribusi Daerah/ Regional Retribution Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang dipisahkan/ Regional Financial Management Result separated Lain-lain PAD yang sah/ other valid PAD Dana Perimbangan/Balance Fund Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan pajak/ Tax Distribution Fund / Non Tax Distribution Dana Alokasi Umum/ Fund General Dana Alokasi Khusus/ Special Allocation Fund Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah/ Other Valid Regional Revenue Hibah/ Grant, Emergency Fund Dana Darurat/

Pendapatan Asli Daerah/ Regional Original Revenue

PENDAPATAN / From description concerning Revenue

Uraian

-

11.023.500.000,00

6.194.628.453,14

227.809.000.000,00 81.666.000.000,00 17.218.128.453,14

1.665.056.964,00 320.863.077.227,46 11.388.077.227,46

1.948.293.794,92 2.588.873.288,00 -

-

29.813.800.000,00

2.000.000.000,00 8.054.628.452,33

254.840.000.000,00 91.055.000.000,00 39.868.428.452,33

3.739.630.026,08 359.268.937.349,81 13.373.937.349,81

1.771.528.608,00 2.849.862.495,92 -

8.361.021.130,00

407.498.386.932,14

334.283.429.682,52 6.202.224.001,92

Tahun 2008 (Rp)

Tahun 2007 (Rp)

-

-

10.883.033.906,00

256.513.575.000,00 60.473.000.000,00 10.883.033.906,00

5.615.054.920,00 335.431.614.930,00 18.445.039.930,00

2.377.441.642,04 3.095.266.695,91 -

11.087.763.257,95

357.402.412.093,95

Tahun 2009 (Rp)

Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007 – 2010 Kabupaten Minahasa Utara Average Growth on Regional Revenue Realization North Minahasa Regency in 2007 - 2010

-

35.577.140.800,00

333.335.000,00 10.949.838.259.,02

266.587.183.000,00 39.958.900.000,00 49.145.540.151.,02

4.834.321.100,00 328.430.388.781,00 21.884.305.781,00

3.518.406.097,00 3.637.901.905,00 47.420.411,00

12.038.149.513,00

389.614.078.455,02

Tahun 2010 (Rp)

94,50

22,00

-83,00

5,66 -19,00 136,33

24,33 1,00 24,66

24,33 12,07

25,66

6,33

Rata-rata Pertumbuhan (%)


BAB 5

POTENSI DAERAH MINAHASA UTARA Chapter 5 : Potential Area North Minahasa

A. Pariwisata

A. Tourism

Potensi Kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten Minahasa utara yaitu kawasan yang memiliki potensi objek dan daya tarik wisata alam, wisata budaya, wisata agro dan wisata lainnya baik yang sudah berkembang maupun yang belum berkembang. Potensi dan objek wisata alam antara lain: di Pulau Bangka, Pulau Sahaung, Pantai Surabaya, Pantai Kalinaung di Kecamatan Likupang Timur, Pantai Makalisung, Pantai Batu Nona, Danau Tasik Oki di Kacamatan Kema, Arung Jeram Sungai Tondano, Pemandian Air Panas Tanggari, Gunung

Potency of tourism area in North Minahasa Regency is that area has potential object and affinity of natural tourism, culture tourism, agro tourism and other tourism either that has developed or has not developed yet. Potency and natural tourism object, among others, are: in Bangka island, Sahaung island, Surabaya beach, Kalinaung beach in Likupang Timur Subdistrict, Makalisung beach, Batu Nona beach, Tasik Oki lake in Kema Subdistrict, rafting in Tondano river, Hot Water Bath in Tanggari, Klabat Mountain in Airmadidi Subdistrict, Tunan

North Minahasa Investment Opportunity

57


Klabat di Kecamatan Airmadidi, Air Terjun Tunan di Kecamatan Talawaan, Danau Zepper di Kecamatan Kauditan, Pulau Naen dan Pulau Mentehage di Kecamatan Wori. Potensi dan Objek Wisata Budaya antara lain : Taman Purbakala di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi, Taman Waruga di Kelurahan Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi, Mata Air Tumatenden di Kelurahan Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi, Goa Jepang di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi, Waruga di Desa Kokoleh Satu Kecamatan Likupang Selatan, Penjara Tua di

Waterfall in Talawaan Subdistrict, Zepper Lake in Kauditan Subdistrict, Naen Island and Mentehage Island in Wori Subdistrict. Potency and object of Culture Tourism, among

others, are: archaeological park in Sawangan village, Airmadidi Subdistrict, Waruga Park in Airmadidi Bawah Village, Airmadidi Subdistrict, Tumatenden Spring in Airmadidi Bawah Village, Airmadidi Subdistrict, Japan Cave in Sawangan Village, Airmadidi Subdistrict, Waruga in Kokoleh Satu Village, Likupang Selatan Subdistrict, Old

58 Peluang Investasi di Minahasa Utara


Prison in Kema Dua Village, Kema Subdistrict. Potency and object of agro tourism, among others are: hybrid coconut plantation in Wori Subdistrict and Likupang Barat Subdistrict, Nephelium garden in Dimembe Subdistrict and Talawaan Subdistrict, pond carp and tilapia Dimembe Subdistrict. Other Potency and object tourism, among others, are: Gangga Island Resort in Likupang Barat Subdistrict, Pulisan Jungle Resort Pulisan Village, Likupang Timur Subdistrict, Kima Bajo Resort Kima Bajo Village, Wori Subdistrict, Desa Kema Dua Kecamatan Kema. Potensi dan objek wisata agro antara lain : kebun kelapa hibrida di Kecamatan Wori dan Kecamatan Likupang Barat, kebun rambutan di Kecamatan Dimembe dan Kecamatan Talawaan, kolam ikan mas dan nila di Kecamatan Dimembe. Potensi dan objek wisata lainnya antara lain : Gangga Island Resort di Kecamatan Likupang Barat, Pulisan Jungle Resort di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Timur, Kima Bajo Resort di

Desa Kima Bajo di Kecamatan Wori, penangkaran satwa langka di Desa Pimpim Kecamatan Kema. Keberadaan objek-objek wisata tersebut sangat disayangkan belum dapat diolah secara optimal, hal ini terlihat dari pengelolaan yang belum maksimal sehingga berpengaruh terhadap jumlah pengunjung yang datang ke lokasi-lokasi wisata tersebut. Sebaran lokasi objek wisata di Kabupaten Minahasa Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini:

captive breeding of scarce animal in Pimpim Village, Kema Subdistrict. The existance of those tourism object regretly cannot be processed optimally, it is seen from not maximum management, so it will influence to total visitors who come to those tourism locations. North Minahasa Regency has various culture and arts. This can be proved by many organization or art groups that are established by society like in the table below.

North Minahasa Investment Opportunity

59


Tabel : Sebaran Objek Wisata Kabupaten Minahasa Utara Distribution Attractions North Minahasa Regency Jenis / Type No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Nama Objek Wisata Tourism Place

Alam/ Nature

Pantai Tasik Oki Gunung Klabat Waruga Sawangan Pantai Surawaya Pantai Kalinaun Danau Seper Air Terjun Tunan Pemandian Air Panas Gangga Resort Pulau Bangka Pulau Sahaung Pulau Nain Pulau Mantehage Waruga Airmadidi Air Tumatenden Goa Jepang Waruga Kokole Penjara Tua Pulisan Jungle Resort Hutan Wisata Talise Penjara Tua Air Terjun Tunan Batu Nona Wisata Agro Penangkaran Satwa Langka Pin-pin Kimabajo Resort

60 Peluang Investasi di Minahasa Utara

Buatan/ artificial

Purbakala sejarah/ ancient history

Belanja/ Shoping

Jarak Dari Ibukota/ Distance from Capital

0 Km 4,5 Km

10 Km

0 Km 0 Km 5 Km

Lokasi/ Area

Kema Airmadidi Atas - Airmadidi Sawangan – Airmadidi Maen – Likupang Timur Kalinaun – Likupang Timur Lembean – Kauditan Talawaan – Talawaan Tanggari – Airmadidi Likupang Barat Likupang Timur Likupang Barat Wori Wori Airmadidi Bawah Airmadidi Bawah Sawangan – Airmadidi Kokole – Likupang Timur Kema – Kema Pulisan – Likupang Timur P. Talise LIk. Barat Dimembe Kema Dimembe Kema Wori


Tabel : Jumlah Hotel/Penginapan Menurut Kecamatan Tahun 2012

Total of Hotel / Lodging According to District in 2011 Hotel/

No.

Kecamatan/District

Penginapan

Kamar / Room

(1) 1 2

(2) Kema Kauditan

(3) -

(4) -

3

Airmadidi

4

Kalawat

5

Dimembe

6

Talawaan

7

1. 2.

Riverpark Hotel Jean's House Hotel

6 5

1. 2. 3. 4.

Hotel Pevilly Hotel Chandra Lestari Hotel Transito Hotel Sutan Raja -

16 9 10 115 -

Wori

1. 2

Kima Bajo Resort Cocotinos Resort

32 22

8

Likupang Barat

1.

Gangga Island Resort

30

9

Likupang Timur

1 2 3 4 5

Pulisan Jungle Beach Mimpi Indah Resort Murex Blue Bay Hotel Kalinaun Resort

6 5 5 5 3

Tempat Tidur /Bed Room (5) 6 5 16 9 10 115 115 32 22 30

10 Likupang Selatan Jumlah / Total 14 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2011

6 5 5 5 3

269

North Minahasa Investment Opportunity

61


Kecamatan Sub District (2)

NO (1) 1 2 3

Kema Kauditan Airmadidi

4

Kalawat

5

Dimembe

6 7

Talawaan Wori

Tabel : Jumlah Rumah Makan Menurut Kecamatan Tahun 2010 Rumah Makan Restaurant (3) 1 RM. Owen 1 Pertigaan Jaga 2 Sukur Jaya 3 Pisces 4 Pongkor 6 Maimo 7 Mie Topan 8 Berkat 9 Armando 10 Sederhana 11 Karunia 12 Krisna 13 Swadaya 14 Pondok Berkat 15 Kios Kita 16 Berkat 17 Malabar 18 Forminut 19 Gracia 20 Sailor 1 Chandra Lestari 2 Klabat 3 Keyko 4 Pondok Kelapa 5 CafĂŠ Bali 6 Mataram 7 Jimbani 8 Selera Minahasa 1 2 3

Kios Mutiara Elfi Seven Day

Kima Bajo Restoran Cocotinos Restoran 8 Likupang Barat Gangga Island Restoran 9 Likupang Timur 10 Likupang Selatan Jumlah / Total 37 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2011

62 Peluang Investasi di Minahasa Utara

1. 2. 1.

Klasifikasi Classification (4) -

-


Kabupaten Minahasa Utara memiliki keanekaragaman senibudaya. Hal ini di buktikan dengan banyaknya organisasi atau grup kesenian yang dibentuk oleh masyarakat seperti dalam tabel dibawah ini.

North Minahasa Regency has art culture diversity. This is attested by the large number of organizations or arts group formed by the community as in the table below.

Tabel : Data Organisasi di Bidang Kebudayaan/ Data Organisasi di Bidang Kebudayaan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Nama/Name Jams Sunda J.R.I Sajow Ferro Kuron Tommy Ransun Ludy Wulur Ronny Palar Jein Waturandang Roi Kairupan Jemmy Kawengian Josep Weku John Samuel Yessy Rangkang Eres Pinontoan Dra.Meike Ares, MAP

Alamat / Address Lembean Kalawat Maumbi Maumbi Lembean Kalawat Lembean Maumbi Warisa Kuwil Likupang Karegesan Kaasar Karegesan

Kesenian yang ditekuni /

Karya/ Coryright

Art is occupied

Seni Musik Seni Musik Seni Musik Seni Musik Seni Musik Seni Tari Seni Teater Seni Teater Seni Tari Seni Tari Seni Rupa Seni Tari Kabasaran Seni Tari Seni Musik

Pencipta Lagu Arranger Arranger Arranger Arranger Koreografer Sutradara Sutradara Koreografer Pelatih Maengket Pelukis Pemimpin Pelatih Lili Royor Pelatih Kolintang

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2010. Tabel : Desa Organisasi di Bidang Kebudayaan / Desa Organisasi di Bidang Kebudayaan No.

NAMA ORGANISASI / Organization art

PIMPINAN / Management

1.

Asosiasi Musik Kolintang (ASIK)

Drs. Sompie S.F Singal, MBA

2.

Perhimpunan Maengket Masamper (PMM)

Ny. Kumentas – Kalesaran

3.

Lembaga Kebudayaan Nasional Kab. Minahasa Utara

Wenny Moningka, BA

4.

Himpunan Seniman Minahasa Utara

Dra. Jeane Waturandang

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2010.

North Minahasa Investment Opportunity

63


Tabel : Data Sanggar / Group Seni NO

SANGGAR /GROUP SENI

J.A

JENIS KESENIAN / Art Type

ALAMAT / Address

1.

Warukapas

40

Musik Bambu Klarinet

Warukapas Kec. Dimembe

2.

Kadoodan

9

Musik Kolintang

Lembean Kec. Kauditan

3.

Manguni

9

Musik Kolintang

Kuwil Kec Kalawat

4.

Maesan

9

Musik Kolintang

Kuwil Kec Kalawat

5.

Tareuman

9

Musik Kolintang

Treman Kec. Kauditan

6.

Minut Jaya

9

Musik Kolintang

Sawngan Kec. Airmadidi

7.

Tumaluntung

9

Musik Kolintang

Tumaluntung Kec. Kauditan

8.

Tanggari Jaya

9

Musik Kolintang

Tanggari Kec. Airmadidi

9.

Suwaan

9

Musik Kolintang

Suwaan Kec. Kalawat

10.

Kalabat

9

Musik Kolintang

Klabat Kec. Dimembe

11.

Talawaan

9

Musik Kolintang

Talawaan Kec. Talawaan

12.

Tatelu

9

Musik Kolintang

Tatelu Kec. Dimembe

13.

Maumbi

9

Musik Kolintang

Maumbi Kec. Kalawat

14.

Disparbud

9

Musik Kolintang

Disbudpar Minahasa Utara

15.

Harapan Jaya

40

Musik Bia

Batu Kec. Likupang Selatan

16.

Pulisan

20

Musik Bambu Tada

Pulisan Kec. Likupang Timur

17.

Tim Kesenian Disbudpar

27

Tari Tradisional (Maengket)

Disbudpar Minahasa Utara

18.

Kendis Ni Rendem

27

Tari Tradisional (Maengket)

Kuwil Kec. Kalawat

19.

Manguni Kuwil

27

Tari Tradisional (Maengket)

Kuwil Kec. Kalawat

20.

Waleo

27

Tari Tradisional (Maengket)

Waleo Kec. Kema

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2010.

64 Peluang Investasi di Minahasa Utara


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebaransebaran obyek wisata hampir terdapat di setiap Kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, baik yang berupa obyek wisata alam, buatan maupun peninggalan sejarah dan purbakala. Keberadaan obyek-obyek wisata tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan sehingga mendukung visi dari Kabupaten Minahasa Utara yang mengedepankan sektor wisata sebagai salah satu basis ekonomi Kabupaten di masa yang akan datang.

From above data, it can be seen that tourism object distributions are almost available in every subdistrict in North Minahasa Regency, either as natural, made tourism object or historical and archaeological heritage. The existance of those tourism objects constitute potency that can be developed, ot it can support vision from North Minahasa Regency that is prioritized on tourism sector as one of economic basis in the regency in the future.

B. Pertanian

B. Agriculture

Produksi perkebunan di Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari Kelapa, Cengkeh, Pala, Coklat, Kopi, Jambu Mete dan Aren. Dari semua jenis hasil perkebunan tersebut yang paling besar sumbangsihnya terhadap pendapatan daerah adalah Kelapa yaitu sebesar 97% (41.558,35 Ton) dari total produksi perkebunan sebesar 42.934,05 Ton, kemudian diikuti Cengkeh 2% (809,72 Ton), Pala 0,45% (192,56 Ton), kopi 0,03% (13,77 Ton), Coklat 0,2% (86,32 Ton) sementara sisanya adalah aren, Vanili dan Jambu Mete. (lihat Tabel berikut).

Plantation production in North Minahasa Regency consist of coconut, clove, chocolate, nutmeg, Coffee, cashew and sugar palm. From all types of those plantation result, the biggest contribution to regional revenue is coconut, namely as amount of 97% (41.558,35 Ton) from total plantation production of 42.934,05 Ton, then followed by clove of 2% (809,72 Ton), nutmeg of 0,45% (192,56 Ton), coffee of 0,03% (13,77 Ton), chocolate of 0,2% (86,32 Ton) while the remaining is sugar palm, vanilla and cashew. (see the following table).

North Minahasa Investment Opportunity

65


Tabel : Produksi Perkebunan, Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010 Produksi Perkebunan, Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010 No.

Kecamatan/ Kelapa/Coconut Cengkeh/Clove District 1 Kema 3.684,20 119,85 2 Kauditan 6.815,46 300,60 3 Airmadidi 4.031.10 156,51 4 Kalawat 2.660,20 18,85 5 Dimembe 5.772,82 61,82 6 Talawan 5,273,22 27,72 7 Wori 3.055,40 33,14 8 Lik. Timur 3.400,50 1,95 9 Lik. Barat 2.300,00 8,75 10. Likupang 4.565,45 80,54 Selatan Total 41.558,35 809,72 Sumber : Diolah dari Minahasa Utara dalam Angka 2011

66 Peluang Investasi di Minahasa Utara

Pala/Nutmeg 6,60 156,51 1,31 0,94 6,10 11,96 7,41 0,30 1,43

Coklat/ Cacao 43,20 0,77 7,32 0 0 0 5,51 0 29,52

Kopi/ Coffee 1,50 7,50 0,75 0,11 2,34 0 0,77 0 0 0,80

Lainya/Other 42,75 17,05 30,64 12,47 37,60 12,40 31,31 61,31 7,28 20,52

192,56

13,77

86,32

273,33


Sentra produksi Kelapa di Minahasa Utara adalah di Kecamatan Kauditan yaitu sebesar 6.815,46 Ton atau 16,40% dari total produksi Kelapa di Kabupaten Minahasa Utara, sementara produksi Cengkeh hampir merata di semua Kecamatan yang terbesar yaitu di Kecamatan Kauditan sebesar 300,60 ton atau 37,11% dari total produksi Kabupaten Minahasa Utara, Sentra produksi Pala, Coklat, kopi, berada di Kecamatan Kauditan dengan produksi masing-masing 156,51 ton (81,28%), 43,20 Ton (50%) 7,50 ton (54,47%). Produksi buahbuahan Kabupaten Minahasa Utara pada tahun 2011 adalah sebesar 53.184 ton.Jenis buah-buahan yang mempunyai produksi terbesar adalah : Pisang dengan produksi sebesar 14.905 ton kemudian diikuti Pepaya dengan produksi sebesar 7.100 ton, Mangga dengan produksi sebesar 3.600 ton dan dikuti oleh buah-buahan yang lain seperti Durian,Jeruk,Nenas dan lain-lain. Dari data tersebut diatas terlihat bahwa :

Coconut production centre in North Minahasa is in Kauditan Subdistrict, namely as amount of 6.815,46 Ton or 16,40% and total coconut production in North Minahasa Regency, while clove production is almost smooth in all big subdistrict, namely in Kauditan Subdistrict as amount of 300,60 ton or 37,11% dari total production in North Minahasa Regency, production centre for nutmeg, chocolate, coffee are in Kauditan Subdistrict with production for each is 156,51 ton (81,28%), 43,20 Ton (50%) 7,50 ton (54,47%). F r u i t s production in North Minahasa Regency in 2011 are 53.184 ton. Type of fruits that have the biggest production are banana with production of 14.905 ton then it is followed with papaya with production of 7.100 ton, mango with production of 3.600 ton and followed with other fruits like Durian, orange, pineapple, and others. (see the following table).

Tabel : Produksi Buah-buahan Menurut Kecamatan di Minahasa Utara 2012

Fruit production in North Minahasa District According to 2012 No

Kecamatan/Districts

1

Kema

2 3 4 5 6 7 8

Kauditan Airmadidi Kalawat Dimembe Talawaan Wori Likupang Barat

9 10

Likupang Timur Likupang Selatan Jumlah/Total

Mangga/ Mango 3600

300

Jeruk/ Orange 14

60 95 75 18 12 5 38

100 142 10 300 590 57 31

2 344 2 -

300 230 800 1.500 14.905 1.460 1.666

250 1.400 450 2.400 7.100 28 21

2 3 10 2 165 5 2

1.035 962 1.562 1.781 1.666 187 966

19 200 4.122

25 400 1.955

8 16 386

10 100 21.166

4 100 12.153

7 5 216

748 2.802 13.186

Durian

Nenas/ Pineapple 15

Lainnya/Others

195

Pepaya/ Papaya 400

Pisang/Banana

1.477

Sumber : Diolah dari MINUT dalam angka tahun 2011/ Source: Adapted from minut in numbers in 2011 North Minahasa Investment Opportunity

67


1. Kecamatan Talawaan adalah penghasil Buah Pisang dan Buah Pepaya terbesar dengan masing-masing produksi 14.905 ton dan 7.100 ton, sementara penghasil buah Pisang nomor 2 (dua) adalah Kecamatan Likupang barat dengan produksi 1.666 ton, penghasil Pepaya nomor 2 (dua) adalah Kecamatan Dimembe dengan produksi 2.400 t0n. 2. Kecamatan Kema adalah penghasil mangga terbesar dengan produksi 3.600 ton, kemudian disusul Kecamatan Likupang selatan dengan produksi sebesar 200 ton. 3. Kecamatan Talawaan juga adalah penghasil buah Durian terbesar dengan produksi sebesar 590 ton. Kawasan pertanian tanaman pangan adalah kawasan yang secara teknis sesuai dan dapat

From that data, it can be seen that: 1. Talawaan Subdistrict is the biggest producer of banana and papaya with each production of 14.905 ton and 7.100 ton, while producer of banana number two (2) is Likupang Barat Subdistrict with production of 1.666 ton, producer of papaya number two (2) is Dimembe Subdistrict with production of 2.400 ton. 2. Kema Subdistrict is the biggest producer of mango with production of 3.600 ton, then it is followed by Likupang Selatan Subdistrict with production of 200 ton. 3. Talawaan Subdistrict is also the biggest producer of durian with production of 590 ton.

dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman pangan lahan basah yang didukung prasarana irigasi, tersebar di Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Wori, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Talawaan, Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema.

land cultivation activity supported by irrigation infrastructure, spreaded in Airmadidi Subdistrict, Kalawat Subdistrict, Wori Subdistrict, Dimembe Subdistrict, Talawaan Subdistrict, Kauditan Subdistrict and Kema Subdistrict.

68 Peluang Investasi di Minahasa Utara

Food plant agriculture area is the area technically proper and can be utilized for wet


Kawasan pertanian hortikultura adalah kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman pangan hortikultura, tersebar di seluruh wilayah kecamatan, dengan komoditas unggulan Pisang,pepaya,mangg a,durian,jeruk dan Nenas. Kawasan peternakan adalah kawasan yang secara teknis dapat di manfaatkan untuk pengembangan kegiatan peternakan dengan meminimalisir dampak pencemaran, yaitu minimal 500 meter dari lokasi pemukiman terdekat, tersebar di seluruh wilayah kecamatan dengan komoditas unggulan Sapi, Babi, Ayam dan Itik.

Holticultural farm is area that technically can be utilized for holticultural food plant activity, spreaded in all subdistricts, with superior commodity are banana, papaya, mango, durian, orange and pineapple. Livestock area is area that technically can be utilized for developing livestock activities to minimize polution impact, namely 500 meter at a minimum from the nearest settlement location, spreaded in all subdistricts with superior commodities are cow, pig, chicken and duck.

C. Perikanan

C. Fishery

Kawasan peruntukkan perikanan adalah kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan : a. perikanan darat; b. perikanan air payau; c. perikanan air laut; dan d. budidaya perikanan.

Area for fishery is area that technically can be utilized to develop activities a.land fishery b.brackish water fishery c. seawater fd. ishery cultivation. Land fishery area as stated is area that is

North Minahasa Investment Opportunity

69


Kawasan perikanan darat sebagaimana yang dimaksud adalah kawasan yang secara teknis sesuai untuk pengembangan budidaya perikanan air tawar disawah, kolam dan perairan yang tersebar dikecamatan Dimembe, Kecamatan Talawaan dengan luas keseluruhan kurang lebih 2.549,56 Ha. Kawasan perikanan air payau adalah kawasan yang secara teknis sesuai untuk pengembangan budidaya perikanan air payau di tambak sepanjang pantai yang tersebar di Kecamatan Kema, Kecamatan Wori dan Kecamatan Likupang Timur dengan luas keseluruhan kurang lebih 117,12 Ha. Kawasan perikanan laut adalah kawasan yang secara teknis seusia untuk pengembangan kegiatan budidaya perikanan laut maupun untuk kegiatan perikanan tangkap jalur IA. Pengelolaan laut untuk

kegiatan penangkapan ikan wilayah kurang dari 4 mil di wilayah laut Kecamatan Wori, Likupang Barat, Likupang Timur dan Kema. Kawasan budidaya perikanan yang dimaksud didukung oleh Loka Budidaya Air tawar di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe dan Balai Benih Ikan Pantai di Desa Likupang II Kecamatan Likupang Timur. Pengembangan budidaya tawar yaitu di Kecamatan Kema, Kecamatan Kauditan, Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Talawaan, dan Kecamatan Likupang Selatan. Kawasan perikanan sentra pengolahan sebagaimana sesuai untuk pengembangan pengolahan hasil perikanan yang tersebar di Kecamatan Kema, Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Likupang Barat dan Kecamatan Wori.

70 Peluang Investasi di Minahasa Utara

technically in accordance with development of fresh water fishery in wet rice field, pond and waters spreaded in Dimembe Subdistrict, Talawaan Subdistrict with total area 2.549,56 Ha. Brackish water fishery is area that is technically in accordance to develop brackish fishery cultivation in embankment along beach spreaded in Kema Subdistrict, Wori Subdistrict and Likupang Timur Subdistrict with toal area more and less 117,12 Ha. Sea water area is area that is technically in accordance with development of sea water fishery cultivation activities or fishery activities of line IA. Marine management for fishery activities is less than 4 mile in sea area of Wori Subdistrict, Likupang Barat Subdistrict, Likupang Timur Subdistrict and Kema Subdistrict. Fishery cultivation area is supported by freshwater cultivation in Tatelu Village, Dimembe Subdistrict and coastal fish breeding centre in Likupang II Village, Likupang Timur Subdistrict. Development of freshwater cultivation is in Kema Subdistrict, Kauditan Subdistrict, Airmadidi Subdistrict, Kalawat Subdistrict, Dimembe


Subdistrict, Talawaan Subdistrict, and Likupang Selatan Subdistrict. Processing center fishery area is in accordance with development of fishery processing spreaded in Kema Subdistrict, Airmadidi Subdistrict, Kalawat Subdistrict, Likupang Barat Subdistrict and Wori Subdistrict.

D. Mining D. Pertambangan Potensi pertambangan di wilayah Kabupaten Minahasa Utara yaitu kawasan yang secara teknis-geologis memiliki potensi deposit bahan tambang, atau area kontrak karya pertambangan/ kuasa pertambangan/izin pertambangan daerah/ tambang rakyat baik yang sudah di lakukan kegiatan pertambangan ataupun belum, yang berada di luar kawasan lindung, tersebar di wilayah Kecamatan Likupang Barat, Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Likupang Selatan, Kecamatan Wori, Kecamatan Kema, Kecamatan Dimembe dan Kecamatan Talawaan.

E. Industri Kawasan yang diperuntukan pengembangannya bagi pemusatan kegiatan industri pengolahan hasil pertanian maupun industri manufaktur yang terdiri atas: (1) Kawasan Peruntukan Industri besar meliputi Kauditan-Bitung-Kema di Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung yang mencakup Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema. (2) Kawasan Peruntukan Industri Sedang di Kecamatan Likupang Barat. (3) Kawasan Peruntukan Industri Kecil dan Ringan tersebar diseluruh Kabupaten.

Mining potency in North Minahasa Regency is area that is technically and geologically has deposit potency of mining material, or area of mining work contract / mining authority / regional mining license / public mining, either mining activities have been done or not yet, existing oustide protected forest area, spreaded in Likupang Barat Subdistrict, Likupang Timur Subdistrict, Likupang Selatan Subdistrict, Wori Subdistrict, Kema Subdistrict, Dimembe Subdistrict and Talawaan Subdistrict.

E. Industry Area for development for agriculture processing industry or manufacture industry activities, that consist of : (1) Area for big industry include Kauditan-BitungKema in Kauditan Subdistrict and Kema Subdistrict and Special Economic Area (KEK) Bitung include Kauditan Subdistrict and Kema Subdistrict. (2) Area for Medium Industry in Likupang Barat Subdistrict. (3) Area for Small and light Industry spreaded in all regency.

North Minahasa Investment Opportunity

71


(4) Kawasan Pergudangan terbatas dan terkendali terletak di Kecamatan Kalawat dan di kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan industri.

(4) Limited and controlled warehouse area placed in Kalawat Subdistrict and area for industry activities.

F.

F. Trade and Service

Perdagangan dan Jasa

Potensi perdagangan dan jasa di wilayah Kabupaten Minahasa Utara yaitu kawasan yang dapat memfasilitasi kegiatan transaksi perdagangan dan jasa antar masyarakat yang membutuhkan (sisi permintaan) dan masyarakat yang menjual jasa (sisi penawaran). Kawasan perdagangan dan jasa menyerap tenaga kerja di perkotaan dan memberikan kontribusi yang dominan terhadap PDRB yaitu di sepanjang kawasan perkotaan Manado – Bitung. Kawasan strategis perdangangan dan jasa terdapat di ruas jalan raya Manado-Bitung yang melewati Kecamatan Kalawat – Airmadidi- Kauditan dan kema dimana sebagian telah memasuki Kecamatan Dimembe dan sebagian Talawaan, ini diakibatkan pengaruh dan bias perkembangan Kota Manado. Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah dapat diidentifikasikan wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan Perdagangan dan Jasa secara linier diikuti dengan Peruntukan Permukiman, yang kesemuanya berpedoman pada pada rencana tata ruang wilayah Kabupaten Minahasa Utara. Potensi Kawasan peruntukan permukiman adalah kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk pengembangan permukiman yang aman dari bahaya bencana alam, sehat, dengan luas keseluruhan kurang lebih 5.141,78 hektar yang terdiri dari : Permukiman perkotaan meliputi permukiman yang terbentuk kawasan perkotaan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten, yaitu : Permukiman perdesaan meliputi pemukiman yang terbentuk kawasan perdesaan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten, permukiman baru skala besar dikembangkan di Kecamatan Talawaan, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi dan Kecamatan Kauditan.

72 Peluang Investasi di Minahasa Utara

Trade and service potency in North Minahasa Regencyis area that can facilitate trade and service transaction activities among society who need (demand side) and society who sell service (supply side). Trade and service area absorb workers in the city and give dominant contribution for PDRB, namely along cities area of Manado – Bitung. Trade and service strategic area is in the place of highway of Manado-Bitung passing Kalawat – Airmadidi- Kauditan and Kema Subdistrict where some has included in Dimembe Subdistrict and some has been in Talawaan Subdistrict, it is a a result of influence and bias from development of Manado city. Based on description, area characteristic can be identified as area which has potency to develop for linear trade and service followed by settlement and follow area space plan of North Minahasa Regency. Area potency for settlement is area technically utilized for development of save settlement from disaster, health with total area more and less 5.141,78 ha, that consist of cities settlement include settlement and spreaded in all Regency area, namely village settlement include village area spreaded in all regency area, big scale new settlement developed in Talawaan Subdistrict, Kalawat Subdistrict, Airmadidi Subdistrict and Kauditan Subdistrict.


BAB 6

REGULASI PERIJINAN Chapter 6 : Regulatory licensing

P

ertumbuhan investasi sangat ditentukan dengan berbagai kemudahan dalam memberikan regulasi terhadap pengurusan ijin maupun rekomendasi bagi para investor, hal ini ditempuh dengan kebijakan penataan kelembagaan, dimana pada tahun 2008 pemerintah kabupaten minahasa utara telah membentuk kantor pelayanan perijinan terpadu yakni dengan peraturan daerah nomor 5 tahun 2008, dengan demikian diharapkan akan menumbuhkan iklim yang kondusif bagi investasi, mempermudah dalam pengurusan perijinan sehingga kerangka regulasi di daerah berjalan baik sesuai dengan peraturan yang ada, secara otomatis meningkatkan pendapatan

Investment growth is determined by any facility to give regulation to license arrangement or recommendation for investors, it is implemented with institution arrangement policy, where in 2008 government of North Minahasa Regency has established integrated license service office, namely with regional regulation Number 5 Year 2008, therefore conducive climate is expected for investment, simplify arrangement of license, so regulation framework in regions will run well with existing regulation, automatically increase revenue and increase society economy. License service is initially served in several task force, right now is enough served by integrated license service office,

North Minahasa Investment Opportunity

73


dan peningkatan ekonomi masyarakat. Pelayanan perijinan yang semula dilayani dibeberapa satuan kerja cukup dilayani dikantor pelayanan perijinan terpadu mulai dari pendaftaran sampai dengan penerbitan ijin yang diinginkan pemohon dengan lamanya proses perijinan selama 3 (tiga) hari. Nilai

starting from issuance of license intended by applicator with license process duration is for three (3) days. Investment value is expected to increase through Regional Government Regulation that is given by North Minahasa Regency, among others, are :

Investasi diharapkan meningkat melalui regulasi Pemerintah Daerah yang diberikan Kabupaten Minahasa Utara antara lain : 1. Penerapan sistem informasi dan pelayanan investasi satu atap (dengan lamanya proses perijinan selama 3 hari.) 2. Pengkajian ulang Perda-Perda yang berkaitan dengan investasi dan dunia usaha (peningkatan kepastiaan hukum) 3. Pembentukan perda di bidang investasi 4. Penyusunan profil peluang investasi daerah 5. Perbaikan kondisi infrastruktur 6. Melaksanakan promosi investasi melalui berbagai sarana yang layak. 3. Pengenaan Pajak Daerah Salah satu kunci keberhasilan pemungutan

1. Application of information system and one stop investment service (duration of license process is 3 days.) 2. Review regional regulations related to investment and business world (increase law cerntainty) 3. Establishment regional regulation in investment field 4. Arrange regional investment opportunity profile 5. Repair infrastructure condition 6. Implement investment promotion through any proper facilities. 3. Imposition of Local Tax One key of the success in collecting local tax is awareness from taxpayer in implementing their obligation, so building and counseling /

74 Peluang Investasi di Minahasa Utara


pajak daerah adalah adanya kesadaran dari wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya, untuk mewujudkan hal tersebut perlu diadakan pembinaan dan penyuluhan /intensifikasi dam ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah. Ini dibuktikan dengan prosentase pemasukan pajak dan retribusi daerah dari tahun ke tahun semakin membaik, adapun macam-macam pajak yang dikenakan oleh pemerintah Kabupaten Minahasa utara pada tahun 2004-2010 yaitu : Macam – Macam Pajak 1. Pajak Hotel Bintang Empat 2. Pajak Hotel Bintang Dua 3. Pajak Hotel Melati Tiga 4. Pajak Hotel Melati Satu 5. Pajak Restoran 6. Pajak Rumah Makan 7. Pajak Hiburan Pagelaran Kesenian/Musik/Tari/ Busana 8. Pajak Hiburan Permainan Biliar 9. Pajak Hiburan Permainan Ketangkasan 10. Pajak Reklame Papan/Bill Board/Videotron/ Megatron 11. Pajak Reklame Kain 12. Pajak Reklame Melekat/Stiker 13. Pajak Penerangan Jalan PLN 14. Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol C Asebes Macam – Macam Retribusi 1. Retribusi Pelayanan Pendidikan 2. Retribusi Jasa Ketatausahaan 3. Retribusi Palayanan Kesahatan 4. Retribusi Penggantian Biaya cetak Peta 5. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan 6. Retribusi Izin Usah Jasa Konstruksi 7. Retribusi pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran 8. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) 9. Retribusi Pelayanan Jasa Pos dan Telekomunikasi 10. Retribusi Terminal 11. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan 12. Retribusi izin Trayek 13. Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil

intensification and extensification of tax and local retribution shall be implemented. It is proved with percentage of tax income and local retribution from year to year better, various taxes put upon by government of North Minahasa Regency in 20042010 are as follows : Various Taxes 1. Four Star Tax 2. Two Star Hotel Tax 3. Three Jasmine Hotel 4. One Jasmine Hotel Tax 5. Restaurant Tax 6. Cafe Tax 7. Entertainment Tax for Artistic Performance / Music / Dance and Clothing 8. Biliar Game Entertainment Tax 9. Brevity Game Entertainment Tax 10. Board Advertising /Bill Board/Videotron/ Megatron Tax 11. Fabric Billboard Tax 12. Sticker Billboard Tax 13. PLN Street Lighting Tax 14. Mining Tax for Group C Asbestos Various Retribution 1. Retribution for Education Service 2. Retribution for Management Service 3. Retribution for Health Service 4. Retribution for Map Printing Expense Reimbursement 5. Retribution for Building License 6. Retribution for Construction Service Business License 7. Retribution for examination of fire extinction 8. Retribution for Vehicle Test (PKB) 9. Retribution for Post and Telecommunication Service 10. Retribution for Terminal 11. Retribution for Port Service 12. Retribution for Route License 13. Retribution for Reimbursement of Identity Card Expense and Civil Registration Certificate 14. Retribution for disturbance license / hustle 15. Retribution for Fuel Storing License (IPBB) 16. Retribution for Market Service

North Minahasa Investment Opportunity

75


14. Retribusi Izin Gangguan/ Keramaian 15. Retribusi Izin Penyimpanan Bahan Bakar (IPBB) 16. Retribusi Pelayanan Pasar 17. Retribusi Izin Usaha Peternakan dan Pertanian 18. Retribusi Pengurusan Perijinan Pemungutan Kayu/Non Kayu Tanah Milik. 19. Retribusi Pendaftaran Chain Saw (STPGR) 20. Retribusi tempat Penimbunan kayu 21. Retribusi Izin Pertambangan daerah 22. Retribusi Izin Air Bawah Tanah 23. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/ Villa 24. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga 25. Retribusi Izin Usaha Perikanan 26. Retribusi Izin Usaha Perdagangan Peraturan Daerah Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha : 77 perda keseluruhan. perda tahun 2010 dan tahun 2009 : 4 perda

76 Peluang Investasi di Minahasa Utara

17. Retribution for Livestock and Agriculture Business License 18. Retribution for Wood / non Wood Collecting License on Self Land. 19. Retribution for Chain Saw Registration (STPGR) 20. Retribution for wood pile place 21. Retribution for local mining license 22. Retribution for Under Water License 23. Retribution for inn / guesthouse / Villa 24. Retribution for Recreation and Sport Place 25. Retribution for Fishery Business License 26. Retribution for Trade Business License Local Regulation Total local regulation that support business climate are 77 local regulations for all local regulation in 2010 and in 2009 : 4 local regulations


BAB 7

PENUTUP Chapter 7 : Closing

P

embangunan Daerah Kabupaten Minahasa Utara telah memasuki pembangunan jangka menengah kedua yaitu sejak diresmikan, untuk itu diperlukan percepatan guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan visi pembangunan daerah yaitu Kabupaten tujuan wisata tahun 2015, untuk itu disusun buku Peluang Bisnis dan Investasi Minahasa Utara yang bertujuan mempromosikan potensi-potensi dan peluang investasi di berbagai bidang yang dimiliki daerah. Sehingga diharapkan dapat menarik investor baik dari dalam maupun luar negeri guna menggerakan perekonomian daerah. Demikianlah penerbitan buku ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Local Development of North Minahasa Regency has entered second term development, namely since it is inaugurated, so acceleration is needed to increase economy and society welfare. In line with vision of local development, namely Tourism Target Regency in 2015, so book concerning Business Opportunity and Investment in North Minahasa is arranged to promote potency and investment opportunities in any field owned by region. So, it can attract investors either domestic or foreign investors to drive local economy. It is the purpose to publish this book, and hope it will be useful for readers.

North Minahasa Investment Opportunity

77




PT. ARDIA ALFA OMEGA PERKASA Mengucapkan: Selamat & Sukses atas terbitnya “PELUANG BISNIS & INVESTASI MINAHASA UTARA”


PT. ARDIA ALFA OMEGA PERKASA Mengucapkan:

Selamat & Sukses atas terbitnya “PELUANG BISNIS & INVESTASI MINAHASA UTARA”



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.