11 April 2013

Page 22

BORGOL 2

22

Rakyat Bengkulu

Kisah Nyata Terjerat Utang Pria PNS AKU bingung mencari uang administrasi

kuliah yang hilang. Handphone sudah aku jual, tapi tak cukup untuk membayar uang kuliah yang harus dibayar agar aku bisa ikut ujian semester. Dalam kegalauan itu, aku terus memutar otak untuk mencari uang, tapi selalu gagal. Hingga akhirnya ada seorang temanku yang mencoba membantu. Temanku itu mengenalkan aku dengan seorang pria yang bekerja sebagai PNS di Bengkulu. Pria itu mau meminjamkan aku uang Rp 1,3 juta untuk membayar kuliah. Memang aku bisa ikut ujian karena bantuan pria itu. Tapi masalah timbul karena ia meminta uang itu segera dikembalikan. Seminggu berselang, ia meminta uangnya dikembalikan. Tapi aku belum punya uang. Hingga akhirnya, pria itu mulai menunjukkan belangnya.(bersambung)

Kamis, 11 April 2013

Jadi Tsk, Mucikari Diancam 10 tahun BENGKULU – Sehari setelah ditangkap tim buru sergap (buser) Polres Bengkulu, An (34), mucikari yang mempekerjakan anak bawah umur sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK), ditetapkan sebagai tersangka. An terancam bakal lama melewati hidupnya di dalam penjara, mengingat penyidik akan menjerat tersangka dengan dua pelanggaran hukum sekaligus.

An dijerat pasal 88 Undang-Undang RI nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Saat ini penyidik PPA masih mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi lainnya. Sementara itu, An pun masih enggan berkomentar terkait masalah hukumnya itu. “An sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Keterangan korban dan ket-

erangan tersangka saat pemeriksaan sinkron. Mulai dari tarif melayani tamu, janji yang diucapkan dan lainnya. Jadi kita tidak terlalu kesulitan untuk menuntaskan kasus ini. Terlebih lagi korbannya masih anak dibawah umur,” terang Kapolres Bengkulu, AKBP. H. Joko Suprayitno, SST, MK melalui Kasat Reskrim, AKP. Dwi Citra Akbar, ST, S.IK.

Sekadar mengingatkan, sebelumnya Kuntum (14) warga Kelurahan Betungan, kabur dari rumah. Ia bertemu An dan diperkerjakan di “yang tahu” Pulau Baai. Dua bulan tak pulang, Kuntum ditemukan pamannya di kawasan eks lokalisasi tersebut. Selanjutnya tim buser bergerak menangkap An yang diduga memanfaatkan Kuntum.(fiz)

Jemaat Gereja Bathel Nyaris Bentrok

Penganiayaan Karyawan SMM Dibogem SAMBIL menahan sakit, Andri Syaputra (24) warga Jalan Putri Gading Cempaka Kelurahan Penurunan, mendatangi Polda Bengkulu. Ia melaporkan rekan kerjanya sendiri, Re atas dugaan kasus penganiayaan, kemarin (10/4) sekitar pukul 08.15 WIB. Kepada petugas, Andri yang sehari-hari bekerja sebagai marketing di Sinar Mas Multifinance tersebut mengaku tidak mengetahui persis penyebab teman satu kantor, memukul wajahnya. Dalam laporannya menyebut, kejadian tersebut saat ia baru saja datang ke kantor. Namun saat datang, tiba-tiba Re yang baru dua bulan kerja langsung mendekati dan menarik kerah baju Andri. Saat itu, Andri tidak melakukan perlawanan karena tidak ingin memperkeruh masalah. Namun Re tak menghentikan ulahnya, bahkan melayangkan pukulan ke arah mata sebelah kiri Andri. “Keterangan pelapor (Andri, red) sudah kami minta, nanti terlapor (Re, red) akan segera diperiksa,” Kata Kabid Humas Polda Bengkulu AKBP. Heri Wiyanto, SH.(zie)

JOKO SUPRAYITNO

Perkara Tanah dan Ruko BENGKULU – Polemik saling rebut tanah dan ruko yang dibeli Gereja Bathel Indonesia (GBI) rayon Mega Mall, kemarin (10/4) siang nyaris berujung bentrok. Sempat terjadi kericuhan antara pihak GBI dengan beberapa orang yang keluar dari GBI. Kericuhan terjadi lantaran kedua belah pihak yang bertikai, sama-sama ngotot mengklaim aset tersebut. Kericuhan ini sempat memanas dan nyaris saling bentrok antara kedua belah pihak, namun berhasil digagal-

kan personel Polsek Ratu Samban yang cepat tiba di lokasi untuk melakukan pengamanan. “Ini sebenarnya masalah internal GBI. Jadi kesepakatan kedua belah pihak yaitu rukonya digembok dan dipegang oleh Agus selaku pemiliknya, sampai masalah ini selesai,” terang Kapolres Bengkulu AKBP H Joko Suprayitno, SST, MK melalui Kapolsek Ratu Samban AKP Milian Aziz, SH, MH. Polemik GBI ini sendiri sudah masuk ke ranah hukum. Pendeta Petrus Honggo sudah melapor ke polisi sekitar Maret lalu terkait aset GBI di Jalan MT Haryono No 36 Kota Bengkulu tersebut. Permasalahan muncul ketika aset seluas 1.934 m2 yang dibangun ruko oleh pengembang, Agus Susanto (44), warga Jalan Kalimantan RT 12/3 Kelurahan Rawa Makmur, berujung polemik ketika anggota GBI pecah. Sebelum polemik muncul, tanah itu dibeli atas nama GBI dengan cara dicicil melalui KPR BCA cabang Bengkulu selama 7 tahun, dengan angsuran sekitar Rp 6 juta tiap bulannya. Belakang ruko ini menjadi rebutan anggota yang masih bertahan di GBI maupun yang sudah keluar.(cw1)

ARIE SAPUTRA/RB

NYARIS RICUH: Petugas Polsek Ratu Samban mencoba mengamankan kericuhan yang terjadi di depan ruko yang menjadi polemik antara anggota dan mantan anggota GBI.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.