Sertifikasi Legalitas Produk Kayu, Siapa Berani?

Page 78

Pelatihan SVLK bersama MFP

Wacana Satu Pintu Check Point Kayu untuk Jepara

A

da beberapa wacana yang mencuat dalam pelatihan di Jepara. Yang paling kentara adalah ide untuk membangun satu pintu check point bagi arus masuknya kayu bahan baku industri. Ide ini bertujuan untuk membuat peredaran kayu dari pedagang dan masuk ke industri serta pengrajin di Jepara mudah dicatat, dilacak, dan transparan. Ide ini muncul dari temuan bahwa begitu besarnya volume suplai kayu yang masuk untuk memenuhi kebutuhan industri dan pengrajin yang jumlahnya memang sangat banyak di Jepara. Hanya saja, perputaran niaga kayu di Jepara tak diikuti dengan upaya pendokumentasian yang desiplin. Satu truk atau pikap kayu, umpamanya, tak selalu didistribusikan menuju satu industri. Hal lain yang mendorong pembentukan satu pintu bagi arus kayu di Jepara adalah bahwa di daerah ini tak banyak akses atau pintu masuk bagi kayu-kayu tersebut.

Becak Kayu. Di Jepara becak tak cuma mengangkut orang.

Gagasan satu pintu check point kayu ini muncul dari Agus Setyarso, yang sehari – harinya juga merupakan anggota presidium Dewan Kehutanan Nasional (DKN). Agus Setyarso juga menyebut satu pintu check point kayu ini dengan istilah lain, yakni “terminal kayu”. Hanya saja istilah terminal kayu ini sempat menimbulkan salah mengerti di kalangan pelaku usaha dan Asmindo Jepara. Mereka menyangka terminal kayu tersebut sebagai sebuah lokasi tempat kayu-kayu dibongkar-muat. Karena itu, mereka menyatakan bahwa gagasan Agus Setyarso ini sudah usang karena mereka pernah punya pengalam-

an kurang bagus dengan konsep terminal kayu konvensional di Semarang yang gagal karena terlalu banyak menyedot pekerjaan fisik dan administrastif. Yang benar, terminal menurut pemikiran Agus Setyarso adalah sebuah sistem untuk mengetahui dan mencatat masuknya kayu-kayu dari luar daerah ke Jepara. Di terminal itu pula, kayu-kayu tersebut dicatat akan ditujukan ke pedagang kayu, industri, atau pengrajin mana saja. Di terminal ini, kayu tak perlu dibongkarmuat. Dengan perkembanan teknologi informatika yang sudah demikan maju, pelaksanaan pencatatan terhadap berbagai data— asal kayu, nama perusahaan penjual, volume kayu, ukuran jenis, harga, dan tujuan— dalam sistem satu terminal kayu ini akan menjadi mudah. Wacana lain yang muncul dalam pelatihan adalah keingingan para pelaku industri dan pengrajin Jepara agar khusus untuk Jepara, SVLK dibuat mudah dan murah. Gagasan ini muncul dari argumentasi bahwa kegiatan memproduksi kerajinan kayu (termasuk pembuatan mebel), sudah sangat lama belangsung di Jepara. Masyarakat Jepara memiliki tradisi panjang dan turun-temurun untuk memproduksi berbagai perabot rumah dari bahan kayu. Kegiatan itu berlangsung sebelum semua peraturan Pemerintah, termasuk SVLK, ada. Karena itulah, para pengrajin dan pelaku usaha Jepara ingin agar peraturanlah yang hendaknya menyesuaikan diri dengan kondisi dan tradisi yang terjadi di Jepara, bukan sebaliknya. Jika SVLK harus ditaati oleh para pelaku dan pengrajin di Jepara, mereka ingin agar SVLK tersebut mengakomodasi kepentingan dan kebiasaan yang selama ini berlangsung di Jepara— sebuah ‘’SVLK rasa Jepara”. l

Arus Kayu. Salah satu kekhasan di Jepara adalah arus kayu yang sangat longgar.

78


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.