MEDISINA EDISI 6

Page 20

spesial topik

Pelayanan P ellayanan Kefarmasian e armas an P Paska as a P Pilot ilott P Proyek royekk

Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit Drs. Abdul Muchid, Apt, Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik

Peningkatan kualitas pelayanan di rumah sakit sangat tergantung kepada kontribusi komponennya yang terdiri dari : pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan kefarmasian, pelayanan gizi. Pelayanan kefarmasian harus memberikan sumbangan positif terhadap mutu pelayanan rumah sakit mengingat komponen farmasi menyerap sekitar 40-60 persen pembiayaan di rumah sakit maupun dari sisi pembayaran yang dikeluarkan oleh pasien. Selain itu kontak terakhir pasien di rumah sakit adalah pelayanan farmasi. Jika pelayanan farmasi buruk maka akan memberi citra tidak baik terhadap rumah sakit. Untuk mendukung pelayanan yang berkualitas di rumah sakit, maka pelayanan farmasi klinik dapat di implementasikan dalam bentuk : Pemantauan terapi obat, Pelayanan informasi obat, Konseling bagi pasien dengan penyakit tertentu (misal,

20

DM, Hipertensi,TB), geriatri maupun pediatri, pelayanan visite mandiri maupun bersama team medis ( diutamakan pada pasien rawat inap yang akan pulang dari rumah sakit), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), Drug Use Study (DUS), Drug Use Review (DUR). Berdasarkan beberapa penelitian ternyata tingkat kepatuhan dan terjadinya medication error di rumah sakit sangat memprihatinkan. Sebagai contoh : Sherbourne et al (1992) dalam Budiono Santoso et al “ Drug Benefit and Risk “ 2004 dalam studinya tentang tingkat kepatuhan pasien menyimpulkan sebagai berikut : 20% pasien yang menerima pengobatan jangka pendek mis : ISPA tidak patuh meminum obat yang diberikan. 50% pasien yang menerima pengobatan pengobatan jangka

menengah misal TB, tidak patuh meminum obat yang diberikan. 70% pasien yang menerima pengobatan jangka panjang â—Š DM, Hipertensi , HIV/AIDs tidak patuh meminum obat yang diberikan. Lebih dari 70 % pasien geriatri tidak patuh meminum obat yang diberikan. Penelitian yang dilakukan oleh Johnson JA. Arch dalam Intern Med 1995; menunjukkan data sebagai berikut : Masalah terkait obat karena kesalahan utama dalam pemberian obat : Peresepan (39%) : salah dosis, polifarmasi, alergi, salah frekuensi pemberian, interaksi obat dengan obat. Transkripsi resep (12%) : kesalahan dalam transkripsi resep ke dalam kartu pengobatan yaitu; salah

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 6/JANUARI-APRIL 2009


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.