MEDISINA EDISI 7

Page 1

Publisher : PT. ISFI PENERBITAN

Edisi 7/Vol. IV/Mei-Agustus 2009 Rp. 20.000,-

KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA FARMASI KONTROVERSI PUYER, MENGAPA TERJADI ?

MEWUJUDKAN PRAKTIK FARMASI RUMAH SAKIT YANG IDEAL

Drs. Siskandri B. Siregar, Apt

Apoteker Sumatera Utara Harus Kompeten


DAFTAR ISI

MAJALAH MEDISINA EDISI KETUJUH MEI-AGUSTUS 2009 EDITORIAL Kompetensi

3

ASUHAN KEFARMASIAN Prof. Dr. H. Haryanto Dhanutirto, DEA, Apt., GPP (Good Pharmacy Practice) adalah Program Kita? 4

COVER STORY

5

Drs. Siskandri B. Siregar, Apt Apoteker Sumatera Utara harus Kompeten

5

SAJIAN UTAMA

Kompetensi Sumber Daya Manusia Farmasi Oleh : Darodjatun Sanusi 7

SPESIAL TOPIK Dilema Paracetamol

13

Kontroversi Puyer, Mengapa Terjadi ? Oleh: Dr.Endang Kumalawati, MSc. 16 HIV/AIDS dan Infeksi Opportunistic Oleh: Drs. Sarjaini Jamal, MSc, Apt. 24 Mengenang Wibawa Guru Setengah Abad yang Lalu (Studi Kasus di Kota Medan). Oleh : Rosman R. 46

7

Di Balik Kekecewaan Hidup

48

SAJIAN KHUSUS

Mewujudkan Praktik Farmasi Rumah Sakit yang Ideal (Laporan dari FIP Global Conference on the Future of Hospital Pharmacy, Basel-Swiss) Oleh : Yulia Trisna 18

KOLOM

13 18 2

Konsep Pengembangan Diri SDM dalam Organisasi/Perusahaan. Oleh: Husni Junus 23

INFO AKTUAL

Serangan Kembali Virus H1N1 Dampak Serangan Flu Babi

29 29

GALERI

30

INFO OBAT ALAM

Jahe, Kunyit dan salam tak hanya sekedar Bumbu Masak. 32

INFO SEHAT

Kadar Hormon yang Tinggi 1 & 2

35

INFO KEGIATAN

Rapat Konsultasi Teknis Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 36 Obat Esensial dan Implementasi Penggunaan Obat. Oleh: Prof. Dr. Iwan Dwiprahasto. 38 Apoteker Harus Diberdayakan

40

CPOB

Serial Pedoman CPOB Oleh: Joga Rahardjo

41

INFO PROFESI

Tetap Aktif dan Menarik Menuju Usia Emas 43

SEKILAS INFO

Apa yang Diketahui tentang Keringat. 51 Dalam 5 Menit 8 Bayi Lahir dari Satu Rahim 51

INFO MEDIS

Asma: Mungkinkah Menjadi Problem Seumur Hidup? 52

INFO SEHAT

Kemasan Makanan dengan Polistirena Foam (Styrofoam) yang perlu Kita Ketahui 55

KONTEMPLASI

24 Jam Benarkah Bermanfaat untuk Kita ? 57

INTERMEZZO

SEX di Negeri Orang

59

REGULASI

Keputusan Kepalan BPOM RI No. HK.00.05.52.6581 Tentang Penggunaan Citosan dalam Produk Pangan 60

Bagi anggota ISFI yang berminat untuk mendapatkan Majalah MEDISINA dapat memesan langsung ke PT. ISFI Penerbitan melalui fax. 021-56943842 atau e-mail :ptisfipenerbitan@yahoo.com, dengan mengirimkan bukti pembayaran + ongkos kirim, atau bisa juga melalui Pengurus Daerah ISFI masing-masing secara kolektif.

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Editorial

KOMPETENSI Majalah MEDISINA Media Informasi Farmasi Indonesia merupakan media komunikasi yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat ISFI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia) melalui PT. ISFI Penerbitan. MEDISINA terbit setiap tiga bulan sekali pada minggu pertama.

Pelindung : Prof. Dr. H. Haryanto Dhanutirto, DEA, Apt., Pemimpin Redaksi: Azwar Daris Sidang Redaksi: Joshita J. Djajadisastra Shirly Kumala Sardjaini Jamal Staf Redaksi: Evita Fitriani Mittha Lusianti Staf Khusus: Suhatsjah Syamsuddin Husni Junus Layout & Desain: Dani Rachadian Alamat Redaksi : Jl. Wijaya Kusuma No. 17 Tomang Jakarta Barat, Telp./Fax.: 021-56943842, e-mail: ptisfipenerbitan@yahoo.com. No. Rekening: a/n. PT. ISFI Penerbitan, BCA KC. Tomang : 310 300 9860.

Redaksi menyediakan ruang untuk para pembaca untuk menymbangkan tulisan baik itu artikel, berita, kolom, dan sebagainya untuk dimuat di majalah MEDISINA. Tulisan yang dimuat tetap selaras dengan visi dan misi majalah MEDISINA, sehingga kami dari redaksi berhak untuk melakukan pengeditan seandainya dianggap perlu. Naskah dikirim via e-mail ke alamat ptisfipenerbitan@yahoo.com. untuk informasi hubungi Redaksi MEDISINA telepon: 021-56943842, Untuk setiap tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang pantas dari Redaksi. Selamat berkarya dan terima kasih.

Seorang tenaga profesi tugasnya memberikan pelayanan kepada orang lain, tapi tidak semua orang yang memberikan pelayanan adalah seorang tenaga profesi. Suatu profesi diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang terstandarisir dan dalam waktu yang lama. Secara yuridis-formil apoteker adalah tenaga profesi. Seorang tenaga profesi memiliki kebersamaan dalam wadah organisasi . Organisasi tempat berkumpul , bertukar pengalaman dan juga tempat meningkatkan pengetahuannya. Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga profesi berkewajiban mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Standar profesi dipergunakan sebagai pedoman dalam menjalankan profesi secara baik, agar dia tidak disalahkan sebagai tenaga yang melakukan kelalaian ( malpraktek). Dalam melaksanakan tugas, seorang tenaga profesi harus mengikuti standar pelayanan. Standar profesi dan standar pelayanan disusun oleh anggota / organisasi profesi dan ditetapkan oleh Menteri . Sebelum seorang tenaga profesi melaksanakan pekerjaan profesinya , dia telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan dibidangnya sehingga dapat dikatakan dia mampu (kompeten ) melaksanakan tugasnya. Medisina kali ini menyajikan fokus utama pada kompetensi sumber daya manusia farmasi secara bersambung. Sebagai profil wajah Medisina kali ini kami tampilkan wajah ketua pengurus daerah ISFI dari Sumatera Utara yang berkeinginan semua tenaga apoteker didaerahnya melaksana kan pekerjaan profesinya secara profesional . Ternyata semua apoteker / farmasi baik di mancanegara maupun di dalam negeri sangat setuju dengan hasil Kongres Farmasi Rumah Sakit se Dunia yang dilaksanakan di Basel belum lama ini. Semua setuju jika peran dan tanggung jawabnya dalam melayani pasien ditingkatkan. Kami perkenalkan ISFI Milenium, suatu badan baru dibawah pengurus ISFI Pusat yang berusaha menambah pengetahuan kefarmasian anda dimanapun anda melaksanakan pekerjaan profesi sebagai apoteker. Disana-sini timbul hal-hal yang memerlukan kehati-hatian dan introspeksi kita baik itu dalam peracikan puyer, peng-

gunaan obat bebas maupun penggunaan pembungkus makanan n , sehingga tidak menambah penyakit baru. Pemaparan asma dari buku kecil Dit Farmakomnik dan penggunaan serta manfaat ganda tanaman obat dari buku kecil Badan POM dapat menambah / mengingat kembali yang sudah lupa dari pengetahuan kefarmasian kita. Dalam rapat konsultasi teknis Dit Bina Farmakomnik dan Bina Obat Rasional di Solo April lalu, menambah pengetahuan kita dari pakar-pakar dalam hal pelayanan kesehatan dan pelayanan kefarmasian. Masih banyak yang harus dirubah dan diperbaiki dalam pelayanan kepada pasien disampaikan oleh Dirjen Bina Pelayanan Medik, baik perubahan pada pelayanan kefarmasian maupun perubahan pada penetapan terapi oleh dokter. Prof. Iwan Dwi Prahasto mengemukakan dua masalah besar dalam implementasi penggunaan obat yaitu masalah harga obat yang terlalu tinggi dan kadang-kadang kurang rasional serta masalah penggunaan obat yang tidak rasional. Obat telah mendiskriminasi sosio-ekonomi masyarakat dan telah menjadi komoditas ekonomi yang penetapan harganya diserahkan pada mekanisme pasar. Obat telah kehilangan rohnya sebagai bagian dari hak individu untuk sembuh dari penyakitnya. Bagi yang sudah setengah baya tapi masih ingin tampil menarik bisa dibaca hasil liputan seminar ISFI Cabang Bekasi. Bagi yang mempunyai anak yang masih sekolah, mungkin merasa prihatin melihat kondisi guru anak-anaknya saat ini disamping prihatin tentang nasib profesinya sendiri sebagai apoteker. Akhirnya kita tidak usah kecewa, karena dibalik kekecewaan itu bisa timbul sesuatu yang luar biasa, asal bisa mengelolanya. Simaklah pengalaman beberapa orang terkenal di dunia. Kami sampaikan regulasi tentang Chitosan yang dulu dikatakan bisa sebagai bahan tambahan makanan, tapi sekarang dinayatakan chitosan adalah sebagai bahan pangan bukan bahan pengawet dan juga tidak bisa dinyatakan klain gizi dan klaim kesehatan. Akhirnya kami ucapkan: “Selamat membaca dan menggunakan hak demokrasi Anda di tahun 2009 ini . Redaksi

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

3


Asuhan Kefarmasian

GPP (Good Pharmacy Practice) ADALAH PROGRAM KITA ? Prof. Dr. Haryanto Dhanutirto, DEA., Apt Ketua Umum Pengurus Pusat ISFI

G

PP merupakan program FIP

Di Indonesia program GPP sudah

(Federations International

mulai dilaksanakan. Bila sistem GPP ini

Pharmaceutical) yang sudah

diterapkan maka yang pertama harus

mulai dilancarkan ISFI

dipenuhi adalah Apoteker harus selalu

sebagai salah satu program nasional di

ada di tempat. Hal tersebut sesuai dengan

tahun 2009. GPP diperkenalkan oleh FIP

program kita yaitu TATAP �Tiada Apoteker

pada tahun 1993 yang kemudian disetujui

Tiada Pelayanan�. Oleh sebab itu, Pengurus

oleh WHO tahun 1997 sebagai standar

Pusat, Pengurus Daerah dan Pengurus

kualitas pelayanan. Di Asia yang sudah

Cabang ISFI mempunyai tanggung jawab

menerapkan GPP ini adalah Thailand, lalu

dan kewajiban untuk mendorong para

disusul Philipina dan Vietnam mencoba

anggotanya dalam melaksanakan program

menerapkannya juga.

TATAP untuk selalu dapat melakukan GPP Konsekue Penerapan GPP ini dengan Konsekuen. y memiliki tujuan yaitu meningkatkan kualitas praktek para Apoteker dimana adala orang yang paling Apoteker adalah dal kompeten dalam pelaksanaaan ke pekerjaan kefarmasian. Hal ini deng program ISFI sejalan dengan Se kasi Kompetensi tentang Sertifi Apoteker.

Pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Binfar dan Alkes- Depkes RI, perlu segera mengantisipasi dengan tolak ukur ataupun peraturan yang jelas mengenai pelaksanaannya, agar program GPP dapat

Den Dengan melihat

terlaksana dengan baik.

perkem perkembangan dunia kefarm kefarmasian yang dem demikian cepat, maka ISFI sebagai organisasi pro profesi, APTFI sebagai a asosiasi Pendidikan T Tinggi Farmasi dan

4

Mudah-mudahan di tahun 2009 ini, menjadi tahun permulaan GPP diterapkan di Indonesia sehingga masyarakat mendapatkan makna yang positive dan pelayanan kefarmasian makin meningkat. Selamat Bekerja!

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Cover Story

Drs. Siskandri B. Siregar, Apt

Apoteker Sumatera Utara Harus Kompeten K

ali ini ditampilkan profil depan Medisina seorang ketua pengurus daerah Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia propinsi Utara, D Drs. Si Siskandri B. Si Siregar. LLulus i i SSumatera t Ut k d iB l sebagai apoteker dari Universitas Sumatera Utara (USU ) tahun 1984, dan sebagai kepala Gudang Farmasi Kabupaten Deli Serdang .dijalaninya dari 1989-1994. Selepas dari Deli Serdang, kembali ke Medan sebagai kepala Seksi Kosmetika dan Alat Kesehatan Kanwil Depkes Prop. Sumutera Utara dari 19941997. Kemudian dipromosikan kesamping menjadi kepala Bagian Kepegawaian Kanwil Depkes 1997-2001, sampai likuidasi Kanwilkanwil terkena gelombang otonomi daerah. Setelah otonomi

daerah menjadi kepala Sub Dinas Bina Farmasi Dinas Kesehatan Propinsi Sumut. Suami dari Wita Kesuma Wardany ini termasuk apoteker beruntung mendapat t k yang b t d t jjabatan b t llangka, k kkarena tidak pada setiap propinsi ada jabatan kefarmasian ini. Mungkin di Sumatera tinggal 3 saja lagi , yang lain jabatan kefarmasian melorot kepada kepala seksi bahkan ada yang lenyap digulung arus otonomi daerah. Seyogyanya jabatan dinas teknis didaerah menyesuaikan dengan direktorat teknis departemen teknis di pusat,ini ada induknya di pusat tapi tidak ada muncul anaknya di daerah , sebaliknya ada yang tidak ada induknya di pusat ada muncul di daerah. Kalau da-

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

5


Cover Story

Siskandri bersama rekan pengurus ISFI Pusat, Ita Hutagalung dan Arel St. Iskandar lam teori piramida hukumnya Hans Kelsen, aturan yang dibawah menyesuaikan dengan yang diatasnya, yang atas menyesuaikan dengan yang lebih atas lagi , dst. Sebagai anak seorang prajurit TNI , Sis Siregar kecil dilahirkan diluar Sumatera Utara tepatnya di kota kembang Bandung 55 tahun silam, tapi pendidikan farmasi dan apotekernya diselesaikan di Medan. Sejak berkarir di gudang farmasi selalu ikut dalam kepengurusan ISFI sampai

teman-temannya untuk menyamakan persepsi tentang pentingnya apoteker yang berkompeten. Disamping itu karena Medan merupakan kota terbesar di pulau Sumatera, dan sekitar 645 apotik berada di kota Medan, maka PD – ISFI Sumut, PC- ISFI Medan, bersama Balai Besar POM Medan dan Dinas Kesehatan Kota Medan membuat kesepakatan ( MOU ) untuk menertibkan apotik yang tidak melaksanakan tugas dan fungsinya terutama tentang

kefarmasian. Sis mengharapkan Pemerintah Pusat bisa meloloskan Peraturan Pemerintah tentang pekerjaan kefarmasian karena regulasi ini sangat mendukung keberadaan apoteker di apotik. Menghadapi Kongres ISFI 2009 yang akan datang yang salah satu acaranya sesuai AD/ART adalah evaluasi AD/ART dan evaluasi Sumpah Apoteker, adalah sah-sah saja jika dilakukan juga peninjauan kembali pada Kongres yang akan datang.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di apotik dan rumah sakit , ISFI Daerah Sumut berupaya melaksanakan standar masing-masing yang telah di tetapkan oleh Menteri Kesehatan itu diterapkan di Sumut. Dalam mempercepatnya telah ditetapkan 10 apotik dan 2 rumah sakit di Sumut sebagai pilot proyek dalam Pemerintah Pusat penerapan pelayanan informasi obat sebagai bagian dari standar pelayanan kefarmasian. Sis mengharapkan bisa meloloskan Peraturan Pemerintah tentang pekerjaan kefarmasian karena regulasi ini sangat mendukung keberadaan apoteker di apotik. puncaknya pada tahun 2006 dipercaya oleh teman-temannya memimpin ISFI Daerah Sumatera Utara untuk masa jabatan 4 tahun. Dalam program kerjanya untuk pemurnian profesi apoteker, Sis berupaya untuk mewujudkan tiada apoteker tiada pelayanan kefarmasian di apotik di tatap oleh masyarakat, sehingga harkat dan martabat apoteker terangkat di mata masyarakat. Untuk itu dilakukan langkah-langkah dengan menghimbau 6

keberadaan apoteker di apotik. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di apotik dan rumah sakit , ISFI Daerah Sumut berupaya melaksanakan standar masing-masing yang telah di tetapkan oleh Menteri Kesehatan itu diterapkan di Sumut. Dalam mempercepatnya telah ditetapkan 10 apotik dan 2 rumah sakit di Sumut sebagai pilot proyek dalam penerapan pelayanan informasi obat sebagai bagian dari standar pelayanan

Tapi perubahan / penyempurnaan AD/ ART sebaiknya dilakukan setelah pengkajian secara matang serta dituangkan dalam naskah akademik sebagi dokumen, sehingga nantinya persepsi yang timbul akibat perubahan AD / ART tidak bermacam-macam dan dapat bertahan lama, bukan sekedar mendapat persetujuan dari forum / kongres saja.

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Sajian Utama

KOMPETENSI

SUMBER DAYA MANUSIA

FARMASI Oleh :Darodjatun Sanusi

Hanya Karena H K Sebuah S b h Paku, P k SSepatu t K Kuda d Hil Hilang Hanya Karena Sepatu Kuda, Kuda Kalah Hanya Karena Kuda, Penunggang Kuda Kalah Hanya Karena Penunggang Kuda, Pertempuran Kalah Hanya Karena Pertempuran, Kerajaan Kalah (Semua itu bukan hanya karena paku, tapi karena orang yang memasang dan memeriksa paku tidak kompeten)

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

7


Sajian Utama

K

esehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya mendapatkan makanan, pakaian, perumahan, dan pelayanan kesehatan serta pelayanan sosial lain yang diperlukan. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan/ atau masyarakat. Pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta, dalam bentuk pelayanan kesehatan perorangan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Berbagai bentuk pelayanan kesehatan berhubungan satu sama lain membentuk suatu jaringan yang

adil/merata (equity), tercapai (accessible), terjangkau (affordable), dapat diterima (acceptable), wajar (appropriate), efektif (effective), efisien (efficient), menyeluruh (comprehensive), terpadu (integrated), berkelanjutan (continues), bermutu (quality) serta berkesinambungan (sustainable). Mutu pelayanan kesehatan akan menjadi lebih baik kalau masing-masing profesi kesehatan memberikan pelayanannya kepada pasien didasarkan pada standar profesi, etika dan norma masing-masing. Profesi farmasi termasuk profesi yang harus ditingkatkan perannya. Peran itu kini didasarkan pada filosofi “Pharmaceutical Care” atau diterjemahkan sebagai “asuhan/pelayanan kefarmasian”. Definisi asuhan/pelayanan kefarmasian menurut International Pharmaceutical Federation adalah tanggung jawab profesi dalam hal farmakoterapi dengan tujuan untuk mencapai keluaran yang dapat meningkatkan atau menjaga

keluaran terapi yang optimal. Apoteker memberikan jaminan bahwa obat yang diberikan adalah obat yang benar dan diperoleh maupun diberikan dengan benar, dan pasien menggunakannya dengan benar. Segala keputusan profesional apoteker didasarkan pada pertimbangan atas kepentingan pasien dan aspek ekonomi yang menguntungkan pasien.Pasien dan masyarakat betul-betul diuntungkan dengan kegiatan asuhan/pelayanan kefarmasian seperti ini. Agar terjadi keseragaman pelayanan kefarmasian yang didasari filosofi asuhan/ pelayanan/pelayanan kefarmasian seperti tersebut diatas maka diperlukan standar. Standar tersebut dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan kefarmasian yang diberikan kepada konsumen dan atau masyarakat. Standar yang diperlukan tersebut disebut standar kompetensi apoteker.

Suatu sistem pelayanan kesehatan dikatakan baik, bila struktur dan fungsi kesehatan dapat menghasilkan pelayanan kesehatan yang memenuhi tiga belas pesyaratan, yaitu tersedia (available), adil/merata (equity), tercapai (accessible), terjangkau (affordable), dapat diterima (acceptable), wajar (appropriate), efektif (effective), efisien (efficient), menyeluruh (comprehensive), terpadu (integrated), ber-kelanjutan (continues), bermutu (quality) serta berkesinambungan (sustainable). saling terkait menjadi suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang disebut sistem pelayanan kesehatan. Sistem pelayanan kesehatan sendiri terdiri dari struktur dan fungsi. Struktur sistem pelayanan kesehatan terdiri dari unsur pembentuk sistem dan penampilan struktur. Unsur pembentuk sistem terdiri dari pemerintah dan swasta, sedangkan penampilan struktur terdiri dari kelengkapan satuan organisasi yang membentuk sistem pelayanan kesehatan. Fungsi sistem pelayanan kesehatan terkait dengan kewenangan dan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap satuan organisasi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Jika ditinjau dari sisi fungsi maka sistem pelayanan kesehatan terdiri dari sub sistem pelayanan medis, sub sistem pelayanan keperawatan dan sub sistem pelayanan kefarmasian serta sub sistem dari profesi kesehatan lain. Suatu sistem pelayanan kesehatan dikatakan baik, bila struktur dan fungsi kesehatan dapat menghasilkan pelayanan kesehatan yang memenuhi tiga belas pesyaratan, yaitu tersedia (available), 8

kualitas hidup pasien. Asuhan/pelayanan kefarmasian merupakan proses kolaboratif yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Obat merupakan sarana kesehatan yang diproduksi dengan filosofi asuhan/ pelayanan/pelayanan kefarmasian artinya bahwa obat yang diproduksi merupakan obat yang berkualitas dan bila digunakan oleh pasien atau masyarakat mempunyai efikasi, aman, cukup memadai, nyaman dan harga yang wajar. Tujuan tersebut akan tercapai bila obat yang diproduksi pabrik berkualitas dan pada saat pasien atau masyarakat menggunakan obat tersebut selalu mendapat informasi yang memadai dari apoteker. Terapi dengan obat merupakan proses kolaboratif antara pasien, dokter, apoteker dan penyelenggara pelayanan kesehatan. Proses ini merupakan proses yang harus ditingkatkan terus menerus agar penggunaan obat yang menjadi tanggung jawab bersama antara apoteker, tenaga kesehatan lain dan pasien memperoleh

Sejarah Perkembangan Pelayanan Farmasi Indonesia I. Pembuatan Sediaan Farmasi Fenomena farmasi dikenal manusia lebih dari 1000 tahun yang silam. Pada jaman Mesir Kuno masyarakat telah mengenal sediaan farmasi berbentuk tablet dan pada jaman Cina Kuno terbiasa menggunakan formulasi sediaan obat yang berasal dari ramuan tumbuh-tumbuhan obat. Demikian juga di Indonesia yang mempunyai suku bangsa yang beragam, beranekaragam pula penggunaan obat yang berasal dari sumber alam, ben-tuk sedian tersebut antara lain tapel, parem kocok, pilis, obat seduh dan lain sebagainya. Dokumentasi literer sejak jaman Mojopahit, jaman penjajahan Belanda sampai sekarang membuktikan bahwa masing-masing daerah mempunyai berbagai jenis tanaman berkhasiat obat yang diformulasikan menjadi berbagai bentuk sediaan siap pakai.

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Sajian Utama Fenomena meracik obat merupakan disiplin keahlian yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari para tabib, yang berperan profesional merangkap baik sebagai dokter maupun ahli obat. Format tampilannya menunjukkan lebih sebagai ahli obat daripada sebagai seorang ahli penyakit, keadaan demikian sangat dikenal oleh masyarakat. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah memordernisir proses pembuatan obat. Proses pembuatan yang semula sebagai keahlian perorangan (the art of compounding), berubah menjadi proses pembuatan yang mekanistik yang tersistem bersifat masinal dan massal. Akibatnya persepsi masyarakat terhadap produk obat berubah dari obat sebagai hasil akhir para ahli obat perorangan (apoteker), menjadi produk obat sebagai keluaran pabrik, melalui proses pabrikasi.

mendorong terjadinya perubahan pada apoteker, karena kalau tidak berubah maka akan ditinggalkan orang. Kemudian dari evaluasi penggunaan obat dapat disimpulkan bahwa timbul banyak permasalahan berkenaan dengan penggunaaan obat. Hal inilah yang telah memicu dan membelokkan arah orientasi apoteker yang semula drug oriented menjadi patient oriented, perubahan inipun berjalan secara alamiah. Peran apoteker diharapkan tidak hanya menjual obat seperti yang selama ini terjadi, tetapi lebih kepada menjamin tersedianya obat yang berkualitas, mempunyai efikasi, jumlah yang cukup, amam, nyaman bagi pemakainya, dan harga yang wajar serta

Profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Memiliki dasar pengetahuan yang berbatas jelas 2. Pendidikan khusus berbasis “keahlian� pada jenjang pendidikan tinggi. 3. Memberi pelayanan kepada masyarakat, praktek dalam bidang keprofesian. 4. Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian yang bersifat otonom. 5. Memberlakukan kode etik keprofesian. 6. Memiliki motivasi altruistik dalam memberikan pelayanan

II. Perubahan konsep Pelayanan Farmasi Pergeseran konsep yang sangat mendasar mengenai meracik obat merupakan peristiwa yang terjadi secara alamiah dan tidak dapat ditolak oleh profesional obat perorangan yang dikenal dengan sebutan apoteker. Perkembangan ini dipicu oleh meningkatnya jumlah kebutuhan obat, berkembangnya inovasi produksi misal, tekanan kompetisi perdagangan, inovasi dalam penemuan obat baru, lahirnya berbagai penyakit baru dan berbagai hal lain yang terkait. Obat telah bergeser dari produksi rumah praktek apoteker menjadi industri berskala besar yang mempunyai format sangat berbeda karena melibatkan sarana produksi yang baru dengan kecanggihan teknologinya serta manajemen produksi yang dikenal dengan CPOB (Cara Produksi Obat yang Baik). Modernisasi produksi obat sebagai akibat berkembangnya IPTEK tidak mengubah makna obat sebagai media yang orientasinya adalah proses kesehatan. Sebagai produk obat jadi, obat tetap merupakan produk yang sangat dibutuhkan manusia dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan mutu hidup dari sakit dan penyakit. Masyarakat menerima obat sebagai subastansi hasil rekayasa IPTEK kefarmasian yang mampu mengubah bahan baku obat menjadi bentuk sediaan baru siap pakai. Perkembangan diatas memperlihatkan bahwa peran apoteker meracik obat telah diambil alih oleh pabrik. Keadaan demikian

Mengikuti pelatihan dan seminar sebagai salah satu langkah meningkatkan pengetahuan. pada saat pemberiannya disertai informasi yang cukup memadai, diikuti pamantauan pada saat penggunaan obat dan akhirnya dilakukan evaluasi.

III. Paradigma Baru Profesi Apoteker International Pharmaceutical Federation mengidentifikasikan sebagai berikut: profesi adalah kemauan individu apoteker untuk melakukan praktek kefarmasian sesuai syarat legal minimum yang berlaku serta mematuhi standar profesi dan etik kefarmasian. Setiap profesi harus disertifikasi secara formal oleh suatu lembaga keprofesian untuk tujuan diakuinya keahlian pekerjaan keprofesiannya. Kegiatan profesi merupakan implikasi dari kompetensi, otoritas, teknikal dan moral profesi sehingga seorang profesional memiliki posisi terpandang dalam masyarakat.

7. 8.

Proses pembelajaran seumur hidup Mendapat jasa profesi

Pekerjaan profesi ditandai oleh adanya otoritas melakukan pekerjaan yang melekat pada diri pribadi pelaku profesi masingmasing. Pada profesi dalam melakukan pekerjaannya menyangkut suatu pekerjaan tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan di perguruan tinggi. Untuk apoteker pekerjaan tersebut didefinisikan sebagai pekerjaan kefarmasian yang diperolehnya dari negara sebagai otoritas keahlian sehingga sebelum melaksanakan pekerjaan kefarmasian, apoteker perlu disumpah terlebih dahulu. Pada profesi melekat keahlian khusus yang menghasilkan produk dan produk profesinya tersebut dapat dilayankan kepada client, sehingga client mendapatkan kepuasan dan kenikmatan atas produk

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

9


Sajian Utama profesi tersebut. Sebaliknya client akan membayar atas produk pelayanan tersebut, yang menjadi penghasilan bagi pelaku profesi. Pekerjaan profesi dilakukan berdasarkan atas standar profesi yang diatur oleh organisasi profesinya, serta tata cara lain yang menjamin keseragaman dalam pelaksanaan pekerjaannya. Sebagai pekerjaan profesi terdapat hubungan khusus diantara sesama pelaku profesi yang diatur melalui praktek organisasi profesi serta berlakunya etika profesi. Etika profesi yaitu suatu aturan yang mengatur suatu pekerjaan itu boleh atau tidak dilakukan oleh pelaku profesi sewaktu menjalankan praktek profesinya. Filosofi profesi farmasi adalah “Pharmaceutical Care�, yang perlu diterjemahkan ke dalam visi, misi dan seterusnya. Misi dari praktek farmasi adalah menyediakan obat dan alat-alat kesehatan lain dan memberikan pelayanan yang membantu orang atau masyarakat untuk menggunakan obat maupun alat kesehatan dengan cara yang benar. Pelayanan kefarmasian yang komprehensif yang meliputi dua kegiatan yaitu memberikan rasa aman karena kesehatannya menjadi lebih baik dan menghindarkan masyarakat dari sakit dan penyakit. Dalam proses pengobatan penyakit berarti menjamin kualitas obat dan proses penggunaan obat untuk dapat mencapai pengobatan maksimum dan terhindar dari efek samping. Memperoleh dan menggunakan obat yang tidak tepat dapat mengakibatkan timbulnya kasus kesalahan obat. Kasus kesalahan obat tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi terjadi pula di negara maju. Kondisi ini dipertajam dengan kemajuan teknologi yang pesat dan pola kehidupan masyarakat yang menuju kemandirian sehingga memicu tumbuhnya budaya baru berupa pengobatan mandiri. Tersedianya obat efektif yang meruah di pasaran menyulitkan masyarakat dalam mengambil keputusan untuk memilih obat yang terbaik pada saat memerlukan. Untuk itu masyarakat membutuhkan pendampingan seorang ahli, yaitu apoteker. Suatu kewajiban moral bagi apoteker untuk memberdayakan masyarakat dalam penggunaan obat secara mandiri dengan aman dan efektif. Pemberdayaan masyarakat dalam penggunaan obat menjadi lebih bermakna dalam mensukseskan terapi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan 10

hak asasinya karena obat merupakan salah satu modalitas penyembuhan terapi yang dapat digunakan pasien sendiri. Advokasi terhadap masyarakat tidak terbatas pada pengobatan mandiri melainkan juga pada saat menderita sakit dan harus ditolong di tempat pelayanan kesehatan. Dengan keterlibatan apoteker secara langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan klinik diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan kemandirian masyarakat dalam penggunaan obat, penulisan resep oleh dokter, dan pengetahuan perawat mengenai obat. Asuhan/pelayanan kefarmasian obat merupakan proses perbaikan yang berkesinambungan dalam proses kolaborasi antara apoteker dan tenaga kesehatan

dalam dua puluh tahun terakhir ini dengan berkembangnya ruang lingkup pelayanan kefarmasian. Di saat ini dan masa mendatang apoteker meng-hadapi tantangan untuk dapat memecahkan berbagai permasalahan dalam sistem pelayanan kesehatan modern dan mengembangkannya sesuai perkembangan sistem itu sendiri. Peran apoteker yang digariskan oleh WHO yang dikenal dengan istilah “seven stars pharmacist plus� meliputi: 1. Care-giver : Apoteker sebagai pemberi pelayanan dalam bentuk pelayanan klinis, analitis, teknis, sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam memberikan pelayanan, apoteker harus berinteraksi dengan pasien secara individu maupun kelompok. Apoteker harus

Kongres Ilmiah ISFI, media mengukur tingkat kapabilitas apoteker dalm penguasaan keilmuanya. lain dengan pasien untuk mencapai tujuan terapi optimal bagi pasien. Menghormati hak-hak asasi pasien, menjaga kerahasiaan, melaksanakan kode etik dan menghargai kemampuan tenaga kesehatan yang terlibat merupakan syarat mutlak dalam melaksanakan proses kolaborasi tersebut. Posisi apoteker menjadi sangat strategis dalam mewujudkan pengobatan rasional bagi masyarakat karena keterlibatannya secara langsung dalam aspek aksesibilitas, ketersediaan, keterjangkauan sampai pada pengunaan obat dan perbekalan kesehatan lain, sehingga dimungkinkan terciptanya keseimbangan antara aspek klinis dan ekonomi berdasarkan kepentingan pasien. Peran profesi farmasi telah mengalami perubahan yang cukup signifikan

mengintegrasikan pelayanannya pada sistem pelayanan kesehatan secara berkesinambungan dan pelayanan farmasi yang dihasilkan harus bermutu tinggi. 2. Decision-maker : Apoteker mendasarkan pekerjaannya berdasarkan kecukupan, keefikasian dan biaya yang efektif dan efisien terhadap seluruh penggunaan sumber daya misalnya sumber daya manusia, obat, bahan kimia, peralatan, prosedur, pelayanan dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan tersebut kemampuan dan keterampilan apoteker perlu diukur untuk kemudian hasilnya dijadikan dasar dalam penentuan pendidikan dan pelatihan yang diperlukan.

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Sajian Utama 3. Communicator : Apoteker mempunyai kedudukan penting dalam berhubungan dengan pasien maupun profesi kesehatan yang lain, oleh karena itu harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang cukup baik. Komunikasi tersebut meliputi komunikasi verbal, nonverbal, mendengar dan kemampuan menulis, dengan menggunakan bahasa sesuai dengan kebutuhan. 4. Leader : Apotekerdiharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan yang diharapkan meliputi Keberanian mengambil keputusan yang empati dan efektif, serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengelola hasil keputusan. 5. Manager : Apoteker harus efektif dalam mengelola sumber daya (manusia, fisik, anggaran) dan informasi, juga harus dapat dipimpin dan memimpin orang lain dalam tim kesehatan. Lebih jauh lagi apoteker mendatang harus tanggap terhadap kemajuan teknologi informasi

yang baik. Dengan demikian selain memiliki kemampuan untuk melaksanakan penelitian sampai dengan menyampaikan hasil penelitian, juga diharapkan Apoteker dapat melaksanakan pekerjaan / pelayanan kefarmasian berbasiskan data (evidence based). Konsep seven stars plus menjadi gambaran profiI masa depan apoteker, sedangkan filosofi apoteker yaitu pharmaceutical care secara luas identik dengan good pharmacy practice, sehingga dapat dikatakan bahwa good pharmacy practice adalah jalan untuk mengimplementasikan phamaceutical care. Empat pilar yang disyaratkan WHO untuk pelaksanaan Good Pharmacy Practice adalah : 1. Apoteker harus peduli terhadap kesejahteraan pasien dalam segala situasi dan kondisi. 2. Kegiatan inti farmasi adalah menyediakan obat, produk pelayanan kesehatan lain, menjamin kualitas, informasi dan saran yang memadai kepada pasien, dan memonitor

Empat elemen tambahan yang disarankan meliputi : 1. Apoteker bekerjasama dengan tenaga kesehatan masyarakat berupaya mencegah penyalahgunaan obat dan penggunaan obat yang salah yang terjadi di masyarakat. 2. Menilai produk obat dan produk pelayanan kesehatan lain secara profesional 3. Penyebarluasan informasi obat dan berbagai aspek pelayanan kesehatan yang telah dievaluasi 4. Terlibat dalam semua tahap-tahap pelaksanaan uji klinis.

IV. Sistem dan Ruang Lingkup Praktek Kefarmasian Sistem praktek kefarmasian dapat diartikan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang utuh dan terpadu, terdiri dari struktur dan fungsi jaringan pelayanan kefarmasian. Praktek kefarmasian adalah upaya penye-

Setiap profesi harus disertifikasi secara formal oleh suatu lembaga keprofesian untuk tujuan diakuinya keahlian pekerjaan keprofesiannya. Kegiatan profesi merupa-kan implikasi dari kompetensi, otoritas, tek-nikal dan moral profesi sehingga seorang profesional memiliki posisi terpandang dalam masyarakat. dan bersedia berbagi informasi mengenai obat dan hal-hal lain yang berhubungan dengan obat. 6. Life-long learner : Apoteker harus senang belajar sejak dari kuliah dan semangat belajar harus selalu dijaga walaupun sudah bekerja untuk menjamin bahwa keahlian dan ketrampilannya seIalu baru (up-date)dalam melakukan praktek profesi. Apoteker juga harus mempelajari cara belajar yang efektif. 7. Teacher : Apoteker mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan melatih apoteker generasi mendatang. Partisipasinya tidak hanya dalam berbagi ilmu pengetahuan baru satu sama lain, tetapi juga kesempatan memperoleh pengalaman dan peningkatan keterampilan. 8. Researcher : Apoteker mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan segala data / informasi yang akurat, terkini dan cukup untuk pekerjaan / pelayanan kefarmasian berdasarkan hasil penelitian

3.

4.

penggunaan obat yang digunakan pasien. Bagian integral apoteker adalah memberikan kontribusi dalam peningkatan peresepan yang rasional dan ekonomis, serta penggunaan obat yang tepat. Tujuan tiap pelayanan farmasi yang dilakukan harus sesuai untuk setiap individu, didefinisikan dengan jelas, dan dikomunikasikan secara efektif kepada semua pihak yang terkait.

Empat elemen penting yang digariskan oleh WHO dalam Good Pharmacy Practice adalah: 1. Kegiatan yang berhubungan dengan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit 2. Penyediaan dan penggunaan obat resep dokter dan produk pelayanan kesehatan lain. 3. Pengobatan mandiri. 4. Mempengaruhi peresepan dan penggunaan obat.

lenggaraan pekerjaan kefarmasian dalam rangka pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit bagi perorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat. Sistem pelayanan kefarmasian meliputi struktur sistem pelayanan kefarmasian dan fungsi sistem pelayanan kefarmasian. Struktur sistem pelayanan kefarmasian yang merupakan lingkup kegiatan pelayanan kefarmasian terdiri dari: 1. Unsur Pembentuk struktur yang terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat. Bentuk pelayanan kefarmasian tersebut dapat dilakukan di : a. Rumah sakit b. Komunitas meliputi: • Apotek • Komunitas berdasarkan pada kebutuhan masyarakat sesuai bidang keilmuan farmasi. c. Industri d. Lembaga Riset. 2. Penampilan Struktur Penampilan struktur sistem pelayanan kefarmasian dinilai dari kelengkapan satuan organisasi yang membentuk sistem

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

11


Sajian Utama pelayanan kefarmasian. Secara umum penampilan struktur sistem pelayanan kefarmasian disebut baik jika memiliki berbagai satuan organisasi secara lengkap. Fungsi sistem pelayanan kefarmasian terkait dengan kewenangan dan tanggung jawab yang dimiliki satuan oleh satuan organisasi yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian adalah apoteker sesuai dengan dengan : 1. Undang-undang Obat Keras Tahun 1949 tentang penyerahan obat keras. 2. Undang-undang tentang Kesehatan no. 23 tahun 1992 mengenai pekerjaan kefarmasian. 3. Standar Fungsional Apoteker tahun 1999 mengenai definisi pekerjaan kefarmasian. 4. Standar Pekerjaan Kefarmasian (ISFI) 5. Etika Profesi Farmasi (ISFI) 6. Kode etik 7. Standar Pelayanan Rumah Sakit 8. Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit

4.

Memiliki tanggung jawab bersama dengan tenaga kesehatan lain dan pasien dalam menghasilkan keluaran terapi yang optimal. Lingkup kewenangan apoteker meliputi : 1. Melakukan penelitian dan pengembangan mengenai obat dan bahan baku obat. 2. Menyusun kebijakan tentang sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan. 3. Memproduksi dan mengendalikan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan. 4. Mengadakan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan. 5. Melakukan pengawasan dan pengendalian persediaan. 6. Merancang dan melaksanakan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. 7. Mengelola sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan.

15.

16. 17.

18.

19.

20.

21. 22.

hatan yang sesuai dengan kemampuan keuangan dan kondisi konsumen. Mengkaji penggunaan obat melalui rekam medik pasien, resep dan atau rekam farmasi lain. Mengidentifikasi, memastikan kebenaran dan kebaikan suatu obat. Menghitung dosis, menentukan macam sediaan yang paling cocok. Membuat keputusan profesional mengenai ada tidaknya atau kemungkinan terjadi masalah dengan obat beserta penyelesaiannya. Meracik menjadi sediaan yang sesuai kebutuhan, memberikan label, menyerahkan obat diikuti dengan pemberian informasi yang cukup menjamin pasien menggunakan obat dengan benar. Memonitor penggunaan obat, dan mengevaluasi penggunaan obat. Mengamankan persediaan. Memusnahkan obat yang rusak

Pelayanan kefarmasian yang komprehensif yang meliputi dua kegiatan yaitu memberikan rasa aman karena kesehatannya menjadi lebih baik dan menghindarkan masyarakat dari sakit dan penyakit. Dalam proses pengobatan penyakit berarti menjamin kualitas obat dan proses penggunaan obat untuk dapat mencapai pengobatan maksimum dan terhindar dari efek samping. 9. Good Pharmacy Practice 10. PP 32 th1996 tentang Tenaga Kesehatan Ruang lingkup pelayanan kefarmasian meliputi lingkup kegiatan, tanggung jawab, kewenangan dan hak. Seluruh ruang lingkup pelayanan kefarmasian harus dilaksanakan dalam kerangka sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada masyarakat. 1. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. 2. Menjamin mutu, keamanan, efektifitas obat yang diberikan dan memperhatikan hak asasi dan keunikan setiap pribadi. 3. Menjamin setiap orang atau masyarakat yang menggunakan obat dan atau alat kesehatan mendapatkan informasi tentang obat atau alat kesehatan yang digunakan demi tercapainya kepatuhan penggunaan. 12

8.

9.

10.

11.

12. 13.

14.

Melayani permintaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan baik atas permintaan dokter, dokter gigi, dokter hewan maupun langsung dari masyarakat. Memberikan informasi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan. Melaksanakan penelitian dan pengembangan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan. Memonitor dan mengevaluasi penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan. Memusnahkan sediaan, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan. Menganalisa sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan. Memilih sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kese-

23. Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan. Lingkup hak dari pelayanan kefarmasian meliputi : 1. Hak untuk mendapatkan posisi kemitraan dengan profesi tenaga kesehatan lain. 2. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum pada saat melaksanakan praktek sesuai dengan standar yang ditetapkan. 3. Hak untuk mendapatkan jasa profesi sesuai dengan kewajaran jasa profesional kesehatan. 4. Hak untuk bicara dalam rangka menegakkan keamanan masyarakat dalam aspek sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan. (Bersambung)

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Spesial Topik

DILEMA PARACETAMOL (Ricard Beasley, Direktur Medical Research Institute Selandia Baru, Spesialis Gangguan Pernafasan pada Wellington Hospital, Konsultan WHO mengenai Asma)

P

arasetamol merupakan sa-lah satu obat yang paling banyak digunakan di dunia. Ia merupakan obat pilihan untuk meringankan demam dan nyeri, karena dikenal aman. Namun, 10 tahun yang lalu, sudah muncul hipotesis bahwa penggunaan parasetamol bisa meningkatkan risiko terjangkit asma. Digunakannya parasetamol sebagai pengganti asetosal di Amerika Serikat selama 1980-an dikatakan sebagai penyebab meningkatnya prevalensi asma pada anak selama kurun waktu tersebut. Digantikannya asetosal dengan parasetamol, menurut para peneliti, menyebabkan meningkatnya allergic immune response (gampang alergi), serta mudah terjangkitnya anak oleh asma dan gangguan allergi lainnya. Sejak saat itu, sejumlah studi epidemiologis sudah melaporkan adanya kaitan antara asma dan penggunaan parasetamol pada kandungan, pada anak dan pada orang dewasa. Studi-studi tersebut memberikan kesan bahwa penggunaan parasetamol mungkin merupakan faktor resiko penting berkembangnya asma. Bukti terbaru yang mendukung hipotesis ini datang dari studi epidemiologis internasional mengenai asma pada anak-anak yang baru-baru ini dimuat dalam jurnal kedokteran The Lancet. Analisis yang dilakukan International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) ini melibatkan lebih dari 200.000 anak yang berusia enam dan tujuh tahun dari 73 pusat penelitian di 31 negara. Orang tua atau wali anak diminta menjawab pertanyaan tertulis mengenai gejala asma, rhinitis dan eksim yang diketahui dan mengenai beberapa faktor

resiko, siko, termasuk penggunaan parasetamol untuk menurunkan demam pada tahun pertama anak, serta frekuensi penggunaan parasetamol selama 12 tahun terakhir. Studi itu mengidentifikasi bahwa peng-

6-7 tahun dan penggunaan parasetamol pada 12 bulan sebelumnya. Keterkaitan serupa juga teramati antara penggunaan parasetamol dan risiko timbulnya gejala asma yang berat. Sesuai dengan kalkulasi,

Digantikannya asetosal dengan parase-tamol, menurut para peneliti, menyebabkan meningkatnya allergic immune response (gampang alergi), serta mudah terjangkitnya anak oleh asma dan gangguan allergi lainnya. gunaan parasetamol untuk meringankan demam pada tahun pertama usia seorang anak ada kaitannya dengan gejala asma yang timbul pada anak berusia enam dan tujuh tahun. Keterkaitan itu tampak di semua kawasan utama didunia, dengan peningkatan risiko yang diperkirakan sebesar 46 % setelah disesuaikan dengan faktorfaktor risiko lainnya. Keterkaitan yang tergantung dosis ini juga teramati antara gejala asma pada usia

proporsi kasus asma yang dapat dikaitkan dengan parasetamol berkisar 22 % - 38 %. Penggunaan parasetamol baik pada tahun pertama seorang anak maupun pada usia 6-7 tahun juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko gejala rhinitis dan eksim. Ini menge sankan bahwa efek parasetamol tidak terbatas pada saluran pernafasan saja, tapi juga pada sejumlah sistem organ. Identifikasi mekanisme yang mungkin mendasari keterkaitan antara parasetamol

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

13


Spesial Topik

Parasetamol, Antara kebutuhan dengan resiko efek samping. dan asma (serta gangguan allergi lainnya) tidak termasuk dalam studi ini. Tapi para peneliti lainnya telah mengajukan sejumlah mekanisme yang bisa diterima, terutama berkaitan dengan efek negatif parasetamol terhadap kemampuan tubuh menghadapi stres oksidan dan kemungkinan meningkatnya allergic immune response . Para peneliti menekankan bahwa hubungan sebab akibat tidak bisa dipastikan dari studi retrospektif semacam ini, karena

infeksi, dan menindasnya dalam kebanyakan kasus tidak banyak bukti manfaatnya. Sebaliknya menurut Russel cs , menindas demam terkadang menimbulkan efek yang berbahaya. Mereka menyimpulkan bahwa penggunaan obat secara luas untuk menurunkan demam sebaiknya dihindari. Mereka menganjurkan agar penggunaan obat pada bayi / anak sebaiknya dibatasi, dan dilakukan hanya pada situasi demam yang tinggi, ketidaknyamanan yang jelas

ttimbulnya Reye’s syndrome, komplikasi yyang serius namun jarang terjadi. Parasetamol juga tetap merupakan obat pilihan unm ttuk meringankan nyeri atau demam pada aanak atau orang dewasa yang menderita aasma, karena asetosal atau obat non sterroidal anti- inflamatory lainnya bisa meraangsang serangan asma pada orang yang rrentan terhadap kondisi ini. ( Koran Tempo, SSabtu , 7 Maret 2009 ). Catatan dari Referensi : 1. Martidale, The Complete Drug Reference, Thirty-fourth edition, 2004 . e Parasetamol=N-acetyl p—aminophenol = acetaminophene=C8H9NO2,BM= n 151,2 1 Efek samping parasetamol jarang terjjadi dan biasanya ringan, walaupun reaksi hematologis termasuk thrombocytopenia h ((berkurangnya jumlah thrombosit), leuccopenia (berkurangnya jumlah leuckosit), dan agranulocytosis (hilangnya agranulosit d dari darah) pernah tercatat. Kemerahan pada kulit dan hipersensitivity kadang-kadang bisa terjadi. Overdosis parasetamol dapat menimbulkan kerusakan liver dan kadang-kadang necrosis (pengerasan) ginjal akut. Penyalahgunaan atau pemakaian yang berlebih analgesik termasuk parasetamol dapat menimbulkan neuropathy (penyakit saraf). Efek pada saluran pernafasan , dalam beberapa studi kasus dikatakan bahwa pemakaian parasetamol yang sering digunakan secara harian atau mingguan

Penggunaan parasetamol baik pada tahun pertama seorang anak maupun pada usia 6-7 tahun juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko gejala rhinitis dan eksim. Ini menge sankan bahwa efek parasetamol tidak terbatas pada saluran pernafasan saja, tapi juga pada sejumlah sistem organ. berbagai prasangka yang mengacaukan keterkaitan ini. Misalnya kita mengetahui bahwa infeksi saluran pernafasan karena virus pada bayi, seperti respiratory syncytial virus ( RSV ), dikaitkan dengan peningkatan risiko asma pada bayi tersebut ketika usia anak meningkat dan bahwa penggunaan parasetamol pada tahun-tahun tersebut bisa mengacaukan studi ini. Studi ini memberikan sumbangan kepada debat mengenai;� Apakah mengobati demam pada anak itu ada manfaatnya?�, suatu persoalan yang telah dibahas panjang-lebar oleh Fiona Russel dan kolega dalam Bulletin of the World Health Organization. Mereka mengatakan bahwa bukti ilmiah yang ada mengesankan bahwa demam merupakan respons yang universal dan biasanya bermanfaat dalam melawan

14

atau kondisi yang diketahui menimbulkan kesakitan. Yang disepakati adalah perlunya uji acak yang terkontrol atas efek jangka panjang penggunaan berulang-ulang parasetamol pada anak-anak. Hanya dengan demikian dapat dikembangkan petunjuk penggunaan berbasis bukti (evidence-based pharmacy) yang dapat direkomendasikan . Sambil menunggu hasil penelitian tersebut, parasetamol tetap merupakan obat pilihan untuk meringankan nyeri dan demam pada anak, yang harus digunakan sesuai dengan petunjuk Organisasi Kesehatan Sedunia yang menganjurkan dibatasinya penggunaan hanya untuk anak yang diserang demam yang tinggi ( 38,5oC atau lebih) Penggunaan asetosal pada anak-anak usia muda tidak dianjurkan karena risiko

dihubungkan dengan timbulnya asma. Hipersensitifitas:Terjadinya reaksi urtikaria (galigata), dyspnoea (sesak nafas), dan hipotensi, dicatat terjadi pada penggunaan parasetamol untuk dewasa dan anak-anak. Perhatian : Hati-hati pemakaian parasetamol terhadap pasien yang menderita kerusakan ginjal dan gangguan fungsi liver, juga pada pasien yang ketergantungan alkohol. Interaksi : Resiko keracunan parasetamol meningkat pada pasien yang menggunakan obat hepatotoksik, dengan meningkatkan enzim mikrosomal. Absorbsi dipercepat dengan penggunaan bersama metoclopramida( plasil dsb) Absorbsi diperlambat dengan penggunaan bersama colestyramin (questran)

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Spesial Topik Konsentrasi puncak dalam plasma terjadi setelah pemakaian 10-60’ secara oral. Didistribusikan kebanyak jaringan tubuh termasuk plasenta dan air susu. Parasetamol dimetabolisme dengan kuat di hati dan diekskresikan di urin sebagai glucuronide dan ikatan sulfat. 2. United States Pharmocopoea Drug Information ( USPDI ), 1997 edisi 17. Perhatian sebelum menggunakan parasetamol : • Jika parasetamol digunakan sebagai analgesik termasuk arthritis selama lebih dari 10 hari pada orang dewasa, atau lebih dari 5 hari pada anak-anak, dan terjadi efek yang merugikan, seperti timbul gejala-gejala baru pada tempat yang sakit atau jadi merah atau terjadi pembengkakkan maka segera hubungi dokter. • Jika parasetamol digunakan untuk menurunkan panas lebih dari 3 hari dan demam menjadi lebih jelek atau timbul gejala-gejala baru atau kemerahan atau pembengkakan, hal ini segera hubungi dokter anda. • Jika digunakan untuk obat kerongkongan karena sakit kerongkongan selama

lebih dari 2 hari, maka jika terjadi bersama-sama atau diikuti demam, sakit kepala, kemerahan kulit dan muntah maka hubungi dokter anda. • Janganlah meminum parasetamol bersamaan dengan obat-obat analgesik lain sebagai berikut : 1. Asetosal atau derivat salisilat lainnya, misal Aspirin, Astika , Aspilet, dsb. 2. Diclofenac; misal Exaflam, Voltaren, Klotaren dsb. 3. Etodolac; misal Lonene. 4. Floctafenine; misal Idarac. 5. Ibuprofen; misal Ibufen, Proris, Dolen dsb. 6. Indomethacine; misal Benocid, Dialon. 7. Ketoprofen; misal Kaltrofen, Nasaflam, Profenid, Suprafenid 8. Meclofenamate; misal Meclomen. 9. Mefenamic acid; misal Alpain, Dolodon, Ponstan, Spartan, Stanza dsb. 10. Nabumeton; misal Goflex. 11. Naproxen; misal Naxen. 12. Phenylbutazone; misal Akrofen, Irgafan.

13. Piroxicam; misal Benoxicam, Felden, Infeld, Pirofel, dsb. 14. Tenoxicam ; misal Artricom, Oxaflam, Ticotil, Tilflam, dsb. Gunakanlah parasetamol sesuai petunjuk pada label / etiketnya. Jika terlalu banyak digunakan akan terjadi kerusakan liver dan ginjal. ESO : Walaupun jarang terjadi pada setiap orang, jika terjadi mata atau kulit kuning maka segera hubungi dokter. Keracunan terjadi jika pemakaiannya overdosis, akan menimbulkan diarhe, banyak keringat, kram lambung, sakit lambung. Karena itu walaupun parasetamol baik tunggal maupun dalam campuran dengan senyawa lainnya yang tergolong obat bebas / bebas terbatas, pada obat pilek atau obat sakit kepala nyut-nyutan, sebaiknya penggunannya janganlah terlalu bebas, karena tidak ada obat yang tidak menimbulkan efek samping. Fungsi liver dan ginjal kita perlu juga diperhatikan. Sebaiknya faktor penyebab / pemicu sakit yang harus dihindarkan baru terakhir menggunakan obat.***

KURANG TIDUR SAMA BURUKNYA DENGAN KELEBIHAN TIDUR

Segala sesuatu yang terlalu , baik terlalu banyak atau terlalu sedikit, seringkali memiliki efek samping. Hal itu juga mencakup urusan ranjang alias tidur. Para remaja yang tidur terlalu lama di akhir pekan akan mengalami jet lag pada hari berikutnya meskipun mereka tidak terbang dengan pesawat. Menurut penelitian oleh tim dari Brown University, Rhode Island, Amerika Serikat, para

remaja sering mengorbankan tidur pada hari-hari sekolah karena banyaknya pekerjaan rumah. Akibatnya mereka berusaha “membalas dendam” di akhir pekan karena waktu tidur mereka tidak cukup. Namun kebiasaan itu justru membuat otak seperti berkabut, kata ketua tim peneliti itu Stephanie J. Crowley. Jet lag yang dialami setiap awal pekan ini akan berdampak turunnya konsetrasi pada Senin pagi. Waktu tidur yang kurang selain menyebabkan emosi mudah terpancing, juga berakibat buruk pada tubuh. Kurang tidur memberikan tekanan yang berlebih pada jantung sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung dan angka kematian. Penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Pennsylvania School of Medicine menemukan bahwa kekurangan tidur hanya dalam lima hari saja dapat menimbulkan stress pada jantung serta denyut

jantung menjadi lebih cepat. Kondisi ini dapat menjadi pedoman munculnya masalah pada jantung dan tekanan darah tinggi. Karena itu lakukan tidur yang sedang-sedang saja, tidak kurang tidak lebih. Memang suatu hal yang kadang-kadang mudah diucapkan , sulit dilaksanakan apalagi kalau acara TV bagus pada jam 10 keatas. Saran : 1. Tidurlah secara cukup dan lebih cepat serta jangan mulai tidur setelah larut malam. 2. Jangan membaca, menulis, makan, menonton televisi, ngobrol di telpon atau bermain apapun di tempat tidur. Tempet tidur hanya buat tudur saja. 3. Hindari konsumsi berkafein sebelum tidur malam. (KT)

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

15


Spesial Topik

KONTROVERSI PUYER, ME Dr. Endang Kumalawati, MSc*

P

olemik puyer di media elektronik merebak dan berkepanjangan. Perdebatan tidak lagi pada substansi hingga esensi terlupakan. Dalam pengertian farmasi dan kedokteran, puyer adalah “sediaan obat� berbentuk bubuk/powder. Merupakan campuran beberapa senyawa obat dengan khasiat yang berbeda. Tujuannya, agar satu sediaan mampu mengatasi beberapa gejala sekaligus. Misalnya, menurunkan panas, menekan batuk, mengatasi alergi, menidurkan, bahkan membunuh bakteri penginfeksi (antibiotika). Lalu, untuk siapa sediaan puyer diberikan? Biasanya untuk bayi atau balita yang belum dapat menelan tablet/ kapsul, yaitu anak-anak di bawah usia 6 tahun. Penulis resep sediaan puyer tentunya dokter spesialis anak atau bisa juga dokter umum. 16

Mengapa digunakan puyer? Puyer digunakan dengan beberapa pertimbangan. Pertama, mudah menghitung dosis secara tepat untuk setiap jenis obat, karena harus proporsional dengan berat badan, umur, dan berat-ringannya penyakit. Kedua, lebih praktis, karena dalam satu sediaan bisa berisi beberapa obat sekaligus. Ketiga, lebih mudah diberikan kepada bayi/balita yang dengan sekali meminumkan dapat untuk mengobati beberapa gejala sekaligus. Keempat, lebih murah. Kelima, mungkin belum tersedia obat yang dimaksud dalam bentuk sirup. Nah, lewat puyer, dokter dapat memberikan pengobatan dengan tepat, dosis yang tepat, cara pemberian yang praktis, serta harganya yang murah.

Sementara itu jika dengan �sediaan sirup� yang ada, takarannya standar (tetesan, mililiter, ataupun sendok takar), sehingga sulit menetapkan takaran yang khusus. Selain praktis, sebenarnya dengan pemberian puyer juga merupakan penghematan yang luar biasa. Misalnya, bila di dalam puyer terkandung 5 jenis obat dan menggunakan sediaan obat dewasa, maka tinggal menghitung ulang dosis, sehingga untuk balita hanya diperlukan sebagian kecil saja, akibatnya harga bisa murah. Pengalaman penulis dalam mengelola apotek, untuk lima jenis obat seperti di atas ditambah biaya peracikan, maka harganya hanya sekitar Rp 15.000,-. Sementara jika masing-masing obat dalam bentuk sirup dengan harga satuan sekitar Rp 3050 ribu per botol, maka harga total untuk 5 jenis obat menjadi Rp 150-250 ribu!

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Spesial Topik Ternyata, harga obat sediaan sirup sekitar 10 kali lipat, bahkan bisa lebih dibanding puyer. Industri farmasi memang telah menyediakan banyak sediaan sirup sebagai “obat jadi” untuk bayi/balita, sehingga alasan pemberian puyer karena belum adanya sediaan berbentuk sirup hampir mustahil. Hanya saja, tentu harganya tidak murah. Belum lagi, volume sediaan sirup lebih banyak dibanding kebutuhan. Sehingga dengan obat yang tersisa tersebut cara penyimpanan yang tidak benar justru akan membahayakan, karena sediaan sirup mudah rusak. Sementara pengetahuan tentang penanganan sisa obat tidak dipahami awam, dengan tidak digunakan lagi akan mubazir, sedang bila dipaksakan penggunaannya akan membahayakan. Hal lain yang juga menjadi masalah adalah untuk meminumkan 5 jenis obat sirup secara berurutan sehari tiga kali kepada bayi/ balita bukanlah hal yang mudah, sedang puyer dengan sekali pemberian sudah mencakup 5 macam obat sekaligus, tinggal menambahkan madu ataupun gula saat meminumkan.

Demikian pula dokter yang memberikan sediaan puyer secara langsung (dispensing) kepada pasien bayi/balitanya. Untuk dapat mencampur beberapa obat hingga menjadi bentuk puyer yang baik diperlukan kompetensi peracikan (the art of compounding), yakni pencampuran beberapa senyawa obat sekaligus dengan pertimbangan “ketidakcampuran kimia dan fisika (kestabilan senyawa obat) serta farmakologis (kerja obat efektif)”. Sedang untuk higienis, homogenitas, dan keseragaman dosis sediaan puyer harus dilakukan dengan teknik tertentu/khusus. Perhitungan dosis dengan pembulatan angka, tidak boleh semaunya, ada aturan baku. Apalagi untuk narkotik seperti Codein HCl bagi bayi/balita. Juga tersedianya tablet salut enterik yang tidak untuk pecah di lambung, tentu tidak untuk dibuat puyer. Belum lagi komposisi sediaan puyer, sangat bergantung kepada penyakit pasien, tidak dapat digeneralisasi. Semua ini diajarkan secara rinci dan tertib dalam pendidikan farmasi. Kontroversi puyer sebagaimana diramaikan di sebuah TV swasta sebenarnya tidak lain adalah masalah dispensing.

ENGAPA TERJADI?

yang intens antar profesional kesehatan. Sementara sejawat apoteker tentunya perlu membangun komunikasi yang baik dengan stakeholdernya (dokter, pasien, pemeritah). Belajar dari kasus kontroversi puyer ini secara kelembagaan ada baiknya jika ISFI selaku organisasi profesi farmasis perlu melakukan langkah-langkah advokasi. Pertama, perlu pendekatan kepada pemerintah dan lembaga kenegaraan lain (DPR, LBH, Mahkamah Konstitusi untuk uji UU yang berkenaan dengan peran profesi kesehatan). Kedua, pendekatan dengan profesi kesehatan lain (dokter umum, dokter gigi, perawat) dan menjelaskan peran farmasis selaku penyampai tunggal obat ke tangan pasien. Ketiga, mengusulkan kepada Menkes RI agar di setiap Puskesmas disediakan apoteker guna manangani pendistribusian obat di garda depan layanan kesehatan bagi masyarakat. Keempat, sosialisasi kepada seluruh farmasis agar “berani” menjaga hak dan kewajibanya, dan juga masyarakat agar memiliki pengetahuan yang tepat tentang peran farmasis. Menyimak kebijakan Menkes RI yang pro-masyarakat tak-mampu, misalnya dengan konsep obat murah dan Apotek Rakyat, maka tentunya puyer harus dikembalikan ke jalan yang benar. Biarkan dokter mendiagnosis penyakit dan apotek yang menyiapkan obatnya. Sehingga layanan kesehatan lebih rasional, terkendali, transparan dan akuntabel. Niscaya kesehatan masyarakat yang memadai dan terjangkau akan tercapai. Dan selayaknya perhatian profesi kesehatan lebih dipusatkan pada

Untuk dapat mencampur beberapa obat hingga menjadi bentuk puyer yang baik diperlukan kompetensi peracikan (the art of compounding), yakni pencampuran beberapa senyawa obat sekaligus dengan pertimbangan “ketidakcampuran kimia dan fisika (kestabilan senyawa obat) serta farmakologis (kerja obat efektif)”. Sedang untuk higienis, homogenitas, dan keseragaman dosis sediaan puyer harus dilakukan dengan teknik tertentu/khusus. Perhitungan dosis dengan pembulatan angka, tidak boleh semaunya, ada aturan baku. Kembalikan puyer ke jalan yang benar Berdasar Permenkes, standard for dispensing procedures, maupun FDA, yang kompeten dan legal melakukan peracikan (dispensing/compounding), penyediaan dan penyerahan obat puyer adalah apoteker. Jadi tidak dibenarkan apabila Puskesmas memberikan sediaan puyer tanpa apoteker sebagai penanggungjawab obat.

Masalah klasik ini sebenarnya sudah tidak perlu terjadi. Apalagi masing-masing profesi kesehatan (dokter, apoteker, perawat) sudah diatur hak dan wewenangnya, sehinga satu profesi tidak perlu “mengintervensi” profesi lainnya. Misal saja profesi dokter yang perannya menegakkan diagnosa maka tentunya tidak perlu masuk ke dispensing. Kalau ada hal yang perlu disampaikan tentunya cukup lewat komunikasi

bagaimana peranserta dalam meningkatkan derajat kesehatan bangsa, apalagi ada 40 juta-an penduduk miskin yang lebih memerlukan perhatian. * Peneliti dari BATAN Bandung

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

17


Sajian Khusus

Andy Gray - Ketua Hospital Pharmacy Section FIP

MEWUJUDKAN PRAKTIK FARMASI RUMAH SAKIT YANG IDEAL Laporan dari The FIP Global Conference on the Future of Hospital Pharmacy Basel, Swiss 30-31 Agustus 2008

Dra. Yulia Trisna, Apt, M.Pharm

D

ua hari sebelum berlangsungnya Kongres tahunan FIP (International Pharmaceutical Federation) di kota Basel, Swiss tahun 2008 lalu, telah diselenggarakan suatu konferensi besar yaitu Global Conference on the Future of Hospital Pharmacy pada tanggal 30-31 Agustus 2008 yang dihadiri oleh 348 peserta dari 98 negara. Konferensi ini dapat dikatakan merupakan tonggak bersejarah bagi dunia farmasi rumah sakit karena disepakatinya 75 pernyataan yang disebut dengan “Basel Statements�. Pernyataan-pernyataan 18

yang tertuang dalam konsensus tersebut mencerminkan visi praktik farmasi rumah sakit yang ideal dan diharapkan dapat diwujudkan secara bertahap di masingmasing negara. Tulisan berikut akan sedikit menceritakan penyelenggaraan konferensi akbar ini. Bagi yang berminat membaca prosiding konferensi ini dapat mengakses naskah lengkap semua materi melalui situs www.fip.org/globalhosp Konferensi global farmasi rumah sakit telah direncanakan 3 tahun lalu (2005) oleh para pemimpin organisasi profesi dan praktisi farmasi rumah sakit pada acara Midyear

Clinical Meeting of the American Society of Health-System Pharmacists (ASHP). Saat itu diputuskan bahwa Hospital Pharmacy Section FIP akan menyelenggarakan konferensi global farmasi rumah sakit dengan tujuan: (1). Menetapkan visi bersama antara para pemimpin farmasi rumah sakit di seluruh dunia tentang praktik farmasi rumah sakit yang diinginkan, (2). Mengidentifikasi tujuan-tujuan strategis demi kemajuan farmasi rumah sakit, dan (3) Mengidentifikasi kesempatan kerjasama global yang memungkinkan masing-masing negara mencapai kemajuan dalam praktik farmasi

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Sajian Khusus rumah sakit. Untuk itu dibentuklah suatu panitia yang akan mematangkan rencana konferensi ini secara lebih intensif. Sementara itu dilakukan juga survei global tentang farmasi rumah sakit untuk mendapatkan gambaran kondisi praktik farmasi rumah sakit saat ini di berbagai negara. Responden berasal dari 85 negara (1 negara hanya boleh diwakili oleh 1 responden) yang mewakili 86% jumlah populasi dunia. Hasil dari survei ini juga menjadi pertimbangan dalam penyusunan draf konsensus Basel. Saya sangat terkesan dengan perencanaan yang matang dari penyelenggara, baik dari aspek kesiapan materi maupun pemanfaatan teknologi dalam menunjang keberhasilan acara ini. Ada 6 kelompok

dengan papan nama dan asal negara. Acara konferensi pada hari pertama diawali oleh beberapa kata sambutan dari panitia penyelenggara yang dilanjutkan dengan keynote speech oleh wakil dari WHO, Malebona P. Matsoso. Disampaikan oleh Malebona bahwa para pembuat kebijakan kesehatan masyarakat perlu memperhatikan secara serius tentang adanya bukti dari negara-negara maju yang menunjukkan peran berarti dari farmasis dalam meningkatkan hasil terapi pasien dan menurunkan biaya kesehatan. Diingatkannya pula bahwa dalam upaya meyakinkan para pembuat kebijakan agar mendukung perubahan praktik farmasi rumah sakit yang lebih berorientasi pada pasien, maka perlu diajukan bukti-bukti yang dikemas secara

aan obat dan kerjasama antar negara dalam menanggulangi resistensi antimikroba. Presentasi berikutnya adalah pemaparan hasil survei global tentang praktik farmasi rumah sakit saat ini oleh Lee Vermeulen yang kemudian dilanjutkan dengan presentasi dari para penyusun artikel kajian. Mereka masing-masing memaparkan hasil kajiannya secara umum sebagai pengantar untuk diskusi pokja yang akan diadakan pada siang harinya. Diskusi kelompok di tiap pokja dipandu oleh seorang fasilitator yang merupakan penulis artikel kajian dan draf konsensus sesuai masing-masing topik. Diskusi berjalan cukup seru karena hampir semua peserta diskusi sangat antusias menyampaikan pendapat dan masukannya. Pernyataan

Ada 6 kelompok topik yang dibahas dalam konferensi ini dimana 5 topik berkaitan dengan proses penggunaan obat di rumah sakit, yaitu: pengadaan obat; peresepan; penyiapan dan distribusi; pemberian obat; dan pemantauan penggunaan obat; sedangkan satu topik lainnya adalah tentang sumber daya manusia. Jauh-jauh hari panitia pengarah telah menugaskan seorang pakar untuk masing-masing topik yang akan melakukan kajian pustaka dan membuat draf pernyataan-pernyataan yang akan diusulkan untuk disepakati dalam konferensi. topik yang dibahas dalam konferensi ini dimana 5 topik berkaitan dengan proses penggunaan obat di rumah sakit, yaitu: pengadaan obat; peresepan; penyiapan dan distribusi; pemberian obat; dan pemantauan penggunaan obat; sedangkan satu topik lainnya adalah tentang sumber daya manusia. Jauh-jauh hari panitia pengarah telah menugaskan seorang pakar untuk masing-masing topik yang akan melakukan kajian pustaka dan membuat draf pernyataan-pernyataan yang akan diusulkan untuk disepakati dalam konferensi. Beberapa minggu sebelum acara, panitia membagi calon peserta konferensi ke dalam 6 kelompok kerja (pokja) dimana saya masuk dalam pokja 6, yaitu tentang sumber daya manusia. Tiap pokja menyelenggarakan diskusi melalui milis yang dibuat khusus untuk keperluan ini. Tiap anggota pokja diundang untuk memberikan tanggapan dan masukan terhadap artikel kajian yang sudah disusun. Saya dan sejawat dari beberapa negara seperti Pakistan, Jerman, Inggris, Kanada, Lesotho dan Peru, cukup aktif memberikan tanggapan selama diskusi melalui dunia maya ini. Kami cukup surprised, ternyata keaktifan kami dalam diskusi milis diberi reward dengan menempatkan kami duduk di barisan depan roundtable discussion pada saat diskusi pokja di hari pertama konferensi, lengkap

Penulis bersama peserta dari Lesotho dan Jerman

baik. Selain itu, dalam rangka Millenium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan banyak negara, termasuk Indonesia pada tahun 2000, maka diharapkan farmasis rumah sakit dapat berkontribusi dalam mencapai target-target di bidang kesehatan, antara lain pemberantasan penyakit malaria dan HIV/AIDS. Dalam kaitannya dengan pedoman Good Pharmacy Practice yang disusun bersama oleh FIP dan WHO, maka kegiatan yang harus mendapat perhatian khusus adalah menjamin ketersedi-

demi pernyataan dibahas secara mendalam sebelum akhirnya dijadikan kesepakatan pokja. Pernyataan-pernyataan tersebut akan dibawa ke sidang pleno keesokan harinya. Yang menarik dalam sessi ini adalah bukan hanya substansinya saja, tetapi cara para peserta menyampaikan ide atau pendapatnya dengan aksen bahasa Inggris yang beraneka ragam semakin menambah kesan betapa “global�nya konferensi ini. Pada sessi pagi di hari kedua dilakukan pemungutan suara (voting) untuk tiap

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

19


Sajian Khusus

b pada dasarnya bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi but dan meningkatkan keselamatan pasien (patient safety). Pada akhir d ssessi pleno, Wen-Shyong Liou dari Taiwan menyampaikan bahwa diperlukan kolaborasi antar organisasi profesi dan pemerintah baik d di tingkat nasional maupun internasional dalam memajukan prakd ttik farmasi rumah sakit yang tujuan akhirnya adalah meningkatkan kkeselamatan pasien. Dalam pidato penutupan acara, Andrew Gray, Ketua Hospital Pharmacy Section FIP, menyampaikan sepenggal kalimat yang diP ttujukan kepada semua peserta konferensi: “The next steps...will depend on you...to make the Basel Statements a reality in each of your p ccountries and for the benefit of the people we serve.” Sedangkan Jacqueline Surugue, wakil ketua konferensi yang juga Ketua European q Association of Hospital Pharmacists meninggalkan pesan singkat A “Make it happen!” “M Saya mensyukuri kesempatan yang diperoleh telah dapat menghadiri dan berpartisipasi aktif dalam suatu konferensi yang m ccukup bersejarah dalam perkembangan praktik farmasi rumah ssakit. Setelah 8 bulan berlalu, pesan Andrew dan Jacqueline masih terpatri kuat dalam ingatan saya, demikian pula pesan dari Lee te Vermeulen yang ditulisnya dalam editorial prosiding konferensi V ini: “Jika ada cukup farmasis rumah sakit di dunia ini yang memiin liliki visi sama tentang masa depan yang diinginkan, dan ada cukup dari mereka yang memiliki kemauan dan ketekunan untuk bekerja d menuju visi itu, maka mimpi mereka akan menjadi kenyataan.” m Langkah kecil dalam menyambut tantangan mereka telah saya mulai dengan mensosialisasikan hasil konferensi ini kepada para m ssejawat di tanah air baik melalui email maupun presentasi pada berbagai kesempatan. Untuk mengetahui pendapat para sejawat b farmasis rumah sakit terhadap kesepakatan Basel, maka telah difa lakukan polling yang direspon oleh 14 rumah sakit dari berbagai la daerah di Indonesia. Seperti yang telah saya duga sebelumnya, sed mua responden sangat setuju dan/atau setuju dengan pernyataanm pernyataan yang tertuang dalam kesepakatan Basel. Suatu langkah p

Penulis bersama Lee Vermeulen

Dalam pidato penutupan acara, Andrew Gray, Ketua Hospital Pharmacy Section FIP, menyampaikan sepenggal kalimat yang ditujukan kepada semua peserta konferensi: “The next steps...will depend on you...to make the Basel Statements a reality in each of your countries and for the benefit of the people we serve.” Sedangkan Jacqueline Surugue, wakil ketua konferensi yang juga Ketua European Association of Hospital Pharmacists meninggalkan pesan singkat “Make it happen!” pernyataan yang akan disepakati. Pernyataan-pernyataan tersebut dikelompokkan berdasarkan enam topik yang sudah disepakati di tiap pokja sehari sebelumnya. Selain itu juga dibuat overarching statements (pernyataan-pernyataan yang mencakup 6 topik tersebut). Hak suara berasal dari 80 wakil resmi berbagai negara yang ditunjuk oleh tiap organisasi profesi (1 negara hanya boleh diwakili oleh 1 orang), kebetulan saya sendiri ditunjuk untuk mewakili Indonesia. Dengan bantuan teknologi berupa electronic votingkeypad pemungutan suara berlangsung lancar. Tiap pernyataan dibacakan oleh fasilitator, kemudian wakil resmi dari tiap negara boleh memilih satu di antara 4 pilihan, yaitu: A= sangat setuju; B= setuju; C= tidak setuju; atau D= sangat tidak setuju). Konsensus dianggap tercapai jika ada lebih dari 50% yang menyatakan sangat setuju atau setuju. Setelah mendapatkan umpan balik dari peserta, maka akhirnya berhasil disepakati 75 pernyataan yang disebut ”Basel Statements”. (lihat tabel Kesepakatan Basel). Jika dicermati, maka akan terlihat bahwa pernyataan-pernyataan terse20

awal yang menggembirakan, selanjutnya adalah…kemauan dan ketekunan untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Tentunya bukan pekerjaan mudah, perlu upaya yang sungguh-sungguh dari banyak pihak: farmasis secara individu, pimpinan rumah sakit, organisasi profesi, pemerintah dan institusi pendidikan tinggi farmasi. It will depend on us..*** Informasi rinci mengenai konferensi ini, dapat diakses pada website www.fip.org/globalhosp Di website ini dapat dilihat tayangan video presentasi dalam sessi pleno dan juga informasi-informasi lain yang diharapkan dapat menambah wawasan dan menginspirasi kita untuk berkarya di bidang farmasi rumah sakit. Prosiding konferensi ini juga telah dimuat dalam 80 halaman suplemen The American Journal of Health-System Pharmacy (AJHP) volume 66 edisi 1 Maret 2009 yang naskah lengkapnya bisa diakses secara gratis melalui web AJHP www.ajhp.org dengan meng-klik free issues.

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI SIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Sajian Khusus KESEPAKATAN BASSEL (BASEL STATEMENTS) No.

1

2

Pernyataan Pernyataan Rangkuman (Overarching Statements ) Tujuan farmasis rumah sakit adalah mengoptimalkan penggunaan obat yang bijak, aman, berkhasiat, tepat (appropriate ) dan costeffective. Di tingkat global, pedoman "Good Hospital Pharmacy Practice " yang berbasis bukti harus disusun. Pedoman ini harus dapat membantu upaya di tingkat nasional dalam menetapkan standar di berbagai tingkat, cakupan dan ruang lingkup pelayanan farmasi rumah sakit, dan harus juga memasukkan persyaratan SDM dan pelatihan yang dibutuhkan.

3

"Lima Tepat" (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat rute, tepat waktu) harus terpenuhi dalam setiap kegiatan terkait obat di rumah sakit.

4

Departemen kesehatan dan pimpinan rumah sakit harus melibatkan farmasis rumah sakit di semua tahapan proses penggunaan obat di rumah sakit.

5

Departemen kesehatan harus menjamin bahwa setiap farmasi rumah sakit di bawah pengawasan farmasis rumah sakit yang sudah menyelesaikan pelatihan khusus farmasi rumah sakit.

6

Kepala Instalasi/Bagian Farmasi harus seorang profesional senior yang bertanggung jawab mengoordinasikan penggunaan obat yang bijak, aman, berkhasiat, tepat dan cost-effective di rumah sakit.

7

Kewenangan farmasis rumah sakit dalam proses penggunaan obat harus meliputi kewenangan dalam pemilihan dan penggunaan alat yang terkait penggunaan obat, misalnya alat yang digunakan dalam pemberian obat, giving sets, infusion pumps dan computer-controlled dispensing cabinets.

8

Farmasis rumah sakit harus bertanggung jawab terhadap logistik semua obat di rumah sakit.

9

Farmasis rumah sakit harus mampu sebagai narasumber tentang semua aspek penggunaan obat dan mudah dihubungi oleh tenaga kesehatan.

Semua resep harus dikaji, diinterpretasikan dan 10 divalidasi oleh farmasis rumah sakit sebelum disiapkan dan digunakan. Farmasis rumah sakit harus memantau pasien yang menggunakan obat (harian atau saat rejimen obat diubah) untuk menjamin keselamatan pasien, penggunaan obat yang tepat dan hasil terapi yang 11 optimal. Jika keterbatasan sumber daya tidak memungkinkan semua pasien yang menggunakan obat dipantau, maka kriteria pemilihan pasien harus ditetapkan untuk memandu farmasis melakukan pemantauan. 12 13

14

15

16

Farmasis rumah sakit harus diizinkan mengakses rekam medis pasien. Farmasis rumah sakit harus menjamin bahwa pasien mendapatkan edukasi tentang obat yang digunakannya. Farmasis rumah sakit harus memberikan pengenalan dan edukasi kepada perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain tentang praktik penggunaan obat yang baik. Kurikulum pendidikan tinggi farmasi strata 1 harus memasukkan materi yang berhubungan dengan rumah sakit. Program pelatihan pasca sarjana dan spesialisasi farmasi rumah sakit harus dikembangkan. Farmasis rumah sakit harus secara aktif terlibat dalam penelitian tentang metode dan sistem baru untuk memperbaiki penggunaan obat.

A (Sangat C (Tidak B (Setuju) Setuju) Setuju)

60

10

0

D (Sangat Tidak Setuju)

0

Jumlah Suara

70

% (A+B)

100

Pengadaan harus dipandu oleh prinsip-prinsip pengadaan demi keselamatan (safety ) Pengadaan perbekalan farmasi merupakan proses yang kompleks sehingga membutuhkan 19 pengawasan dari farmasis dan staf yang kompeten secara teknis. 18

Prinsip-prinsip operasional dalam cara pengadaan yang baik harus dievaluasi secara berkala dan 20 model pengadaan disesuaikan menurut keadaan dan kebutuhan yang muncul dengan menggunakan cara yang terbaik dan paling cost-effective . Pengadaan harus didukung oleh pemastian mutu (quality assurance ) yang kuat untuk menjamin bahwa obat dengan kualitas buruk tidak diadakan 21 atau tidak diperbolehkan masuk. Penyimpanan yang baik untuk menjaga mutu barang merupakan keharusan. Pengadaan tidak boleh merupakan kegiatan 22 terpisah sendiri, tetapi harus berdasarkan proses seleksi dari formularium. Pengadaan yang baik harus didukung oleh sistem 23 informasi yang handal sehingga dapat memberikan informasi akurat dan tepat waktu. Harus ada mekanisme formal yang memungkinkan 24 farmasis mendapatkan dana anggaran tertentu untuk membeli obat bagi pasien. Farmasi harus memiliki rencana terhadap 25 kemungkinan (contingency plans ) kelangkaan obat dan pembelian obat dalam keadaan emergensi.

57

12

0

0

69

100

60

8

1

0

69

99

55

12

0

0

67

100

43

21

2

1

67

96

44

21

0

1

66

98

Farmasis rumah sakit harus terlibat di semua area perawatan pasien untuk memengaruhi secara prospektif pengambilan keputusan terapeutik secara kolaboratif. Farmasis klinik harus merupakan bagian integral dalam ronde pasien untuk membantu dalam 30 mengambil keputusan terapeutik dan memberikan rekomendasi dalam hal farmasi klinik dan keselamatan pasien. Farmasis rumah sakit harus memberikan pelayanan berkelanjutan dengan memberikan 31 informasi obat saat pasien pindah dari satu sektor pelayanan ke sektor pelayanan lain. Program pasca sarjana farmasi klinik harus dikembangkan dalam rangka menyiapkan farmasis untuk melakukan peresepan kolaboratif, termasuk 32 instruksi, sebagai akuntabilitas legal dan profesional; peran semacam ini harus dipromosikan di dalam kurikulum pendidikan tenaga kesehatan lain.

33

34 35 32

22

2

0

56

96

39

26

1

0

66

98

52

15

0

0

67

100

44

22

3

0

69

96

36

37

38

39

40 35

17

4

0

56

93

60

9

0

0

69

100

44

9

2

1

56

95

64

5

0

0

69

100

42

12

1

0

55

98

47

25

1

0

73

99

39

23

2

2

66

94

47

21

4

1

73

93

41

Topik 3: Penyiapan dan Distribusi Farmasis rumah sakit harus menjamin bahwa semua perbekalan farmasi di rumah sakit disimpan dalam kondisi yang layak. Farmasis rumah sakit harus bertanggung jawab dalam pelabelan dan pengawasan obat yang disimpan di rumah sakit. Farmasis rumah sakit harus menjamin bahwa obat yang dibuat telah memenuhi standar mutu. Farmasis rumah sakit harus memberikan pelayanan pencampuran obat suntik dengan menggunakan teknik aseptik. Obat berbahaya, termasuk obat kanker, harus disiapkan di bawah kondisi lingkungan yang meminimalkan risiko kontaminasi terhadap produk dan pemaparan terhadap petugas. Farmasis rumah sakit harus mengurangi kesalahan obat (medication errors ) dengan menerapkan sistem atau teknologi berbasis bukti, seperti: pengisian obat secara otomatis, sistem dosis unit, dan sistem bar-code . Farmasis rumah sakit harus membantu dalam penyusunan kebijakan yang berkenaan dengan penggunaan obat yang dibawa ke rumah sakit oleh pasien, termasuk evaluasi terhadap obat herbal dan suplemen. Farmasis rumah sakit harus bertanggung jawab terhadap penyimpanan, penyiapan dan pendistribusian obat penelitian. Farmasis rumah sakit harus menerapkan sistem penelusuran obat yang didistrubusikan oleh bagian farmasi (misalnya, untuk memudahkan penarikan produk)

47

22

4

0

73

95

62

10

0

0

72

100

44

11

1

0

56

98

61

9

0

0

70

100

48

22

2

0

72

97

63

7

1

1

72

97

52

15

4

0

71

94

48

20

3

1

72

94

56

14

1

2

73

96

43

24

5

0

72

93

60

13

0

0

73

100

47

19

4

2

72

92

56

14

1

0

71

99

53

17

0

0

70

100

50

19

1

1

71

97

63

9

2

0

74

97

50

20

3

0

73

96

40

26

7

0

73

90

36

30

3

2

71

93

45

25

1

2

73

96

53

19

2

0

74

97

Topik 4: Pemberian obat

56

13

1

0

70

99

57

13

0

0

70

100

57

9

0

0

66

100

56

13

0

0

69

100

43

18

0

0

61

100

54

13

1

0

68

99

37

18

0

0

55

100

42

Farmasis rumah sakit harus menjamin bahwa sumber informasi (referensi) yang diperlukan untuk penyiapan dan pemberian obat yang aman dapat diakses di setiap tempat perawatan.

Farmasis rumah sakit harus menjamin bahwa reaksi alergi dicatat secara akurat pada tempat yang standar di dalam rekam medis pasien dan dievaluasi sebelum obat diberikan. Farmasis rumah sakit harus memastikan bahwa obat dikemas dan diberi label untuk menjamin 44 identifikasi dan menjaga integritas produk sampai dengan sesaat sebelum obat diberikan kepada pasien. 43

Pemberian label obat untuk pasien harus rinci untuk 45 menjamin pemberian obat yang aman, meliuputi: nama obat, rute, dosis dalam berat dan volume. Penyimpanan sediaan elektrolit konsentrasi tinggi (seperti kalium klorida dan natrium klorida) dan obat risiko tinggi di ruang rawat harus ditiadakan 46 dan diganti dengan sediaan yang sudah diencerkan dan siap untuk pemberian ke pasien, atau jika diperlukan, penyimpanan harus diberi label yang jelas di tempat yang aman. Petugas kesehatan yang bertanggung jawab memberikan obat suntik dan kemoterapi harus 47 mendapatkan pelatihan tentang penggunaan, pengetahuan tentang bahaya dan hal-hal yang harus diperhatikan. Dosis kemoterapi dan obat-obat lain yang berisiko 48 tinggi, harus dicek silang dengan resep aslinya oleh dua petugas sebelum diberikan kepada pasien.

55

12

0

0

67

100

42

27

1

0

70

99

53

17

0

0

70

100

35

32

2

0

69

97

50

14

0

0

64

100

Topik 2: Peresepan Rumah sakit harus menggunakan sistem formularium (lokal, regional dan/atau nasional) yang 26 berhubungan dengan pedoman terapi, protokol dan prosedur pengobatan yang berbasis bukti terbaik.

Farmasis rumah sakit harus memegang peran kunci dalam megedukasi penulis resep (prescribers ) pada setiap tingkat pelatihan dalam 28 hal akses dan penggunaan obat yang optimal dan tepat, termasuk pemantauan parameter dan penyesuaian dalam peresepan selanjutnya.

29

Topik 1: Pengadaan Proses pengadaan harus transparan, profesional dan etis untuk mendorong kesetaraan dan akses, 17 serta untuk menjamin akuntabilitas yang berhubungan dengan administrasi dan hukum.

Farmasis rumah sakit harus masuk sebagai anggota Komite Farmasi dan Terapi untuk 27 mengawasi kebijakan dan prosedur pengelolaan semua obat, termasuk penggunaan off-label dan obat-obat untuk penelitian.

64

5

1

0

70

Farmasis harus menjamin diterapkannya strategi dan kebijakan untuk mencegah kesalahan rute pemberian, misalnya: penandaan pada ujung tube 49 tempat insersi untuk mencegah salah penyambungan, dan penggunaan kateter enteral feeding tidak boleh disambungkan dengan IV line atau parenteral line lainnya. Alkaloid Vinca harus diencerkan, idealnya dalam minibag dan/atau syringe besar (untuk pasien 50 pediatri) dan diberi label peringatan untuk mencegah salah pemberian secara intratekal. Syringe untuk pemberian secara oral harus jelas berbeda untuk mencegah disuntikkannya obat enteral dan oral ke pasien (terutama pasien pediatri). Sediaan obat khusus untuk neonatus dan anak52 anak yang tidak tersedia di pasaran harus disiapkan oleh bagian farmasi rumah sakit. 51

99

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

21


Sajian Khusus Konsentrasi standar obat harus ditetapkan, 53 diadakan dan disiapkan untuk seluruh pasien, terutama neonatus, anak-anak dan pasien kritis. Farmasis rumah sakit harus bertanggung jawab dalam menetapkan obat-obat mana yang distok di ruang rawat, serta standar penyimpanan dan penanganannya di ruang rawat. Farmasis rumah sakit harus menyusun prosedur yang sederhana untuk meningkatkan keselamatan pasien, misalnya jika diperlukan jumah obat yang 55 banyak untuk satu dosis (lebih dari 2 tablet, vial, dll), maka resep harus diperiksa sebelum pemberian. Farmasis rumah sakit harus menjamin pengembangan strategi pemastian mutu (quality assurance ) dalam pemberian obat, termasuk 56 penggunaan metode observasi untuk mendeteksi kesalahan dan mengidentifikasi prioritas untuk perbaikannya Proses pemberian obat harus dirancang sedemikan rupa sehingga tahap penyalinan 57 (transkripsi) antara resep asli dengan pencatatan pemberian obat dapat ditiadakan.

44

29

3

0

76

96

54

18

3

0

75

96

54

Topik 5: Pemantauan penggunaan obat Sistem pelaporan obat rusak harus dibuat dan diterapkan untuk memantau dan mengambil langkah yang diperlukan dalam meminimalkan 58 risiko. Laporan obat rusak dan substandar harus dikirimkan ke program phamacovigilance tingkat regional dan nasional (jika ada). Sistem pelaporan untuk reaksi obat tidak diharapkan (adverse drug reactions ) harus dibuat dan diterapkan untuk memantau dan mengambil 59 langkah yang diperlukan dalam meminimalkan risiko. Laporan reaksi obat yang tidak diharapkan harus dikirimkan ke program phamacovigilance tingkat regional dan nasional (jika ada). Sistem pelaporan untuk kesalahan obat (medication errors ) harus dibuat dan diterapkan untuk memantau dan mengambil langkah yang 60 diperlukan dalam meminimalkan risiko. Laporan kesalahan obat harus dikirimkan ke program phamacovigilance tingkat regional dan nasional (jika ada). Praktik penggunaan obat di rumah sakit harus dievaluasi dan dibuat trend-nya secara internal, kemudian dibandingkan dengan praktik terbaik 61 (best practices ) di institusi lain untuk meningkatkan keselamatan, efektivitas klinik dan costeffectiveness . Praktik penggunaan obat di rumah sakit harus dikaji oleh program akreditasi penilaian mutu 62 eksternal. Rumah sakit harus menindaklanjuti hasil penilaian tersebut untuk meningkatkan mutu dan keselamatan dalam penggunaan obat. Intervensi klinis farmasis harus dicatat dalam catatan medis pasien. Data ini harus dianalisis 63 secara berkala untuk meningkatkan mutu dan keselamatan dalam penggunaan obat. Trigger tools harus digunakan untuk memberikan data kuantitatif tentang kejadian tidak diharapkan di rumah sakit (adverse drug events ). Data ini harus dianalisis secara berkala untuk meningkatkan mutu 64 dan keselamatan dalam penggunaan obat. (Catatan: contoh trigger tools : adanya penggunaan antidote, yang mengindikasikan kemungkinan adanya overdosis)

Pelayanan farmasi klinik tingkat lanjut harus meliputi manajemen terapi untuk mengoptimalkan hasil terapeutik. Data hasil dari program tersebut 65 harus dikaji secara berkala untuk meningkatkan mutu dan keselamatan dalam penggunaan obat. Sebagai contoh: pengelolaan terapi antikoagulan, terapi antimikroba, pemantauan terapeutik obat.

53

20

0

0

73

100

51

22

0

0

73

100

56

18

1

0

75

99

48

20

3

0

71

96

46

25

1

1

73

97

47

23

2

0

72

97

51

21

1

1

74

97

60

16

0

0

76

100

51

22

1

1

75

97

46

25

3

1

75

95

51

24

2

0

77

97

Topik 6: Sumber daya manusia dan pelatihan

45

26

1

1

73

97

48

22

4

0

74

95

44

20

6

0

70

91

54

66

68

44

14

7

6

27

0

0

0

0

0

0

0

0

68

73

74

71

100

Di tingkat nasional, Departemen Kesehatan harus mengumpulkan para pemangku kepentingan (stakeholders ) untuk bekerjasama menyusun 66 rencana sumber daya manusia yang berbasis bukti agar selaras dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dan prioritas di sektor publik dan swasta sehingga dapat mengoptimalkan patient outcomes. Pemangku kepentingan kunci (key stakeholders ) harus menjamin bahwa pendidikan, pelatihan, 67 jumlah dan kapasitas sumber daya farmasi sesuai dengan tingkat, ruang lingkup, cakupan,dan tanggung jawab seluruh jenjang profesi farmasi. Perencanaan SDM farmasi rumah sakit harus mencakup seluruh jenjang profesi farmasi dan dihubungkan dengan sasaran pelayanan kesehatan. Perencanaan tersebut harus menguraikan strategi pendidikan dan pelatihan 68 SDM, rekrutmen dan retensi, pengembangan kompetensi, gaji dan kemajuan jenjang karir, kebijakan yang bersifat jender, penempatan yang setara, serta peran dan tanggung jawab para pemangku kepentingan dalam penerapannya.

100

Rumah sakit harus memiliki sistem informasi SDM yang memuat data dasar untuk perencanaan, pelatihan, penghargaan (appraising ) dan dukungan 69 terhadap tenaga kerja. Data tersebut harus dikumpulkan di tingkat nasional untuk memperbaiki strategi SDM.

100

Departemen Kesehatan, institusi pendidikan famasi, organisasi profesi farmasi dan pengelola rumah sakit harus menyikapi kelangkaan SDM 70 farmasi melalui strategi yang berkelanjutan untuk ketersediaan SDM, rekrutmen dan retensi, terutama di daerah terpencil.

100

71

72 51

62

20

10

3

2

0

0

74

74

96

97

73

74

75 52

17

4

0

73

95

Program pelatihan untuk SDM farmasi tingkat menengah (asisten apoteker, dan sejenisnya) harus diformalkan, diselaraskan dan distandarkan untuk menjamin kompetensi yang sudah ditetapkan. Kebijakan SDM rumah sakit harus didasarkan pada prinsip-prinsip etik, kesempatan yang setara, hak asasi manusia, dan mematuhi peraturan ketenagakerjaan, pedoman dan standar pelayanan farmasi rumah sakit. Secara nasional, tingkat praktik dan kompetensi terkait yang disyaratkan harus ditetapkan dan dievaluasi secara berkala untuk membentuk kerangka kerja kompetensi bagi semua jenjang profesi farmasi. Rumah sakit harus menggunakan kerangka kerja kompetensi yang sudah diakui secara nasional untuk menilai kebutuhan pelatihan SDM dan kinerjanya. Kesenjangan bukti mengenai SDM farmasi rumah sakit harus digali melalui agenda penelitian yang strategis.

*Hasil polling dari 14 Rumah Sakit di Indonesia

World Congress of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 2009 69th International Congress of FIP

Dalam rangka Kongres International FIP ke-69 yang akan dilaksanakan di Istambul, Turki pada tanggal 3-8 September 2009, maka ISFI mengajak para Apoteker khususnya anggota ISFI yang berada di Perguruan Tinggi Farmasi, Rumah Sakit, Industri dan lain-lain untuk dapat berpartisipasi dalam acara tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, PP ISFI memfasilitasi dalam berkoordinasi dengan biro perjalanan (Ellies Tour) untuk dapat berangkat bersama-sama. Untuk keterangan lebih lanjut, kami dapat dihubungi di Sekretariat PP. ISFI dengan alamat Jl. Wijaya Kusuma No. 17 Tomang Jakarta Barat 11430 telp. 021-5671800, 56962581. e-mail: secretariat@isfinational.or.id atau dapat mengunjungi website kami di . www.isfinational.or.id 22

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Kolom

KONSEP PENGEMBANGAN DIRI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ORGANISASI / PERUSAHAAN Oleh : Husni Junus Dalam pengembangan diri , biji ini ibarat value / niat / visi. Kalau visi kita menjadi seorang apoteker, maka hasilnya tidak akan jauh berbeda . Namun seperti halnya biji, tidak semuanya bisa tumbuh, sebagian kisut termakan usia dan tidak sempat tumbuh , kemudian mati. Begitu pula halnya dengan visi kita ,belum semua terwujud karena akan termakan usia, atau visinya tidak jelas.

S

umber daya manusia (SDM) dalam suatu organisasi / perusahaan adalah asset yang perlu dijaga dan ditingkatkan kemampuannya. Masalah yang terdapat di setiap organisasi atau perusahaan pada saat ini adalah bagaimana agar dapat meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan (skill and knowledge) secara berkelanjutan dari SDM tersebut sesuai dengan tantangan yang dihadapi. Untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tersebut diperlukan suatu proses belajar yang berkesinambungan. Artinya perlu ada upaya untuk menjadikan belajar sebagai bagian dari perilaku kerja. Dengan perkataan lain , bagaimana mampu dijaga dan dipelihara budaya belajar (learning culture) menjadi budaya perusahaan. Tanpa adanya budaya belajar tidak mungkin suatu organisasi / perusahaan mampu meningkatkan daya saing SDM yang kompetitif. Dari pemahaman diatas seyogianya sebuah perusahaan merupakan pula sebuah organisasi pembelajaran (learning organization). Tanpa adanya organisasi pembelajaran,tidak mungkin suatu perusahaan mampu meningkatkan daya saing SDM yang dimiliki secara berkelanjutan. Sebagai sebuah perusahaan pembelajaran diharuskan SDM-nya mampu mengelola diri sendiri yaitu belajar untuk diri sendiri, koneksi bisnis atau untuk perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian akan terjadi: • peningkatan kinerja SDM pada pekerjaannya • Pengembangan ketrampilan dan kemampuan khusus • Penggalian potensi untuk aktualisasi diri • Disamping itu akan timbul pula: • Pengembangan berbagai peran sosial dalam hidup • Pengembangan berbagai peran untuk melakukan produktifitas amal saleh

Bagaimana agaiimana proses d dasar asar pengembangan diri Maha pencipta memberikan perumpamaan yang sangat baik,yaitu ibarat pohon yang baik dan berguna. Akarnya menancap kuat ke bumi dan daunnya rimbun dengan yang banyak dan manis Ciri-ciri pohon itu adalah: • It is beauty,it give pleasure to all who see it • It is stability, it remain firm and unshaken in storm ,because its roots are firmly fixed in the earth • It is wide compass; it is branches reach high, and it catches all sunshine from heaven, and give shade to countless birds in its branches and men and animal beneath it • It is abundant fruit, which it yields at all time Nah sekarang bagaimana kita bisa memiliki karakter seperti pohon yang baik dan berguna tersebut ?. Untuk itu perlu dipahami prosesnya dan berbagai faktor yang mendukung agar pohon itu bisa tumbuh menjadi pohon yang baik dan berguna. Pohon yang tumbuh biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor dasar, yaitu: 1. Biji Pada dasarnya setiap biji telah memiliki nilai masing-masing, misalnya akan menjadi pohon apa kelak. Kalau biji rambutan yang ditanam maka ketika tumbuh berkembang dan berbuah pasti buahnya adalah rambutan bukan durian.

2. Cahaya Faktor cahaya adalah sangat penting karena diperlukan untuk merangsang kemana sebuah pohon akan menghadap. Cahaya dalam diri ibarat motivasi. Motivasi adalah suatu energi penggerak , pengarah yang memperkuat tingkah laku. Motivasi yang baik timbul karena adanya keyakinan. Keyakinan yang baik timbul atas dasar pemahaman yang benar. Sebuah perusahaan dengan SDM yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai produktivitas yang tinggi pula. 3. Tanah Biji memerlukan lahan tanah yang baik dan subur, air dan kondisi lain yang sesuai. Tanah dan air merangsang tumbuhnya akar. Kita harus tetap menjaganya agar biji bisa tumbuh sesuai dengan yang diharapkan. Akar tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan batang, daun, ranting atau buah. Setelah akar itu betul-betul memiliki nilai yaitu mampu mengalirkan energi sejati kedalam biji dan cukup untuk mampu menggerakkan biji, maka tumbuhlah batang yang kemudian diikuti ranting daun dan buah. Selanjutnya terciptalah misi utama sebuah pohon yaitu berbuah dan berguna. Pengembangan diri SDM dalam ganisasi / suatu orperusahaan juga tidak lepas dari faktor dukungan yang kondusif seperti keluarga, pendidikan, lingkungan kerja dan masyarakat. Selain itu diperlukan juga sarana dan prasarana yang memadai. Bagaimana di organisasi / perusahaan saudara? Semoga bermanfaat. Jakarta,170309

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

23


Spesial Topik

HIV/AIDS DAN INFEKSI O Oleh: Drs.Sarjaini Jamal MSc.Apt AIDS (Aquired immune deficiency syndrome) d ) adalah d l h suatu kkondisi di i kkesehatan h yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (human imunodefisiency virus). Virus ini menyerang sistem imun yang bertugas mengawal tubuh melawan infeksi. Jika sistem imun tubuh hancur seorang individu kehilangan perlindungan dan jatuh kedalam kondisi yang serius yang selanjutnya bisa mati karena infeksi atau menderita kanker. Infeksi-infeksi yang terjadi karena tubuh kehilangan sistem imun disebut infeksi opportunistic. Jika dikatakan seseorang mati karena AIDS sebenarnya dia meninggal karena infeksi opportunistic. AIDS dikenal pertama kali diidap oleh para pria homoseksual di Amerika Serikat. sekitar 20 tahun silam. Saat ini telah menyebar ke berbagai negara diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut estimasi WHO di Dunia terdapat lebih dari 40 juta penderita HIV/AIDS (atau 1,2 % populasi dunia) dimana beberapa negara di Subsahara Afrika serta India dan Thai24

land di Asia memiliki jumlah terbanyak. Bostwana 39 % d dewasa terinfeksi Di B i f k i HIV/ AIDS dan Rumah Sakit kewalahan menampungnya. HIV seumpama otak tanpa badan karena itu tak bisa hidup secara sendiri. Tanpa ada sel hidup suatu virus tak dapat berbuat apa-apa. Untuk melakukan reproduksi HIV perlu menginfeksi satu cell dan memanfaatkannya untuk membuat virus-virus baru. Organ tubuh kita setiap saat membuat cell baru, atau cell darah baru, tiap sel membuat protein baru agar tetap hidup dan bereproduksi. HIV melekatkan DNA-nya ke dalam DNA-sel, manakala sel tersebut mulai mencoba membuat protein baru maka segera ditempelinya. HIV biasanya menginfeksi sel yang ada dalam sistem imun. Beberapa jenis sel memiliki protein pada permukaannya yang disebut CD4 reseptor. HIV menyerang T-cell yang dikenal juga sebagai CD4+T cells atau T-helper cells. Sel ini adalah sel darah putih yang bekerja dalam sistem imun untuk melawan penyakit. HIV menghasilkan jutaan virus kecil yang membunuh T-cell

tersebut,selanjutnya keluar lagi untuk menginfeksi sel yang lain. Obat HIV/AIDS menyerang proses kerja HIV ini. Korban AIDS akan mati pelan-pelan dalam berbagai penderitaan dan putus asa. Penyakit ini tidak saja menakutkan dunia tapi juga menjadi perhatian para ahli dan peneliti sebagai penyakit baru (New Emerging Disease) yang belum dapat diatasi. AIDS menurunkan produktivitas, mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan mortalitas yang pada akhirnya kelak mungkin dapat memusnahkan kehidupan manusia. Obat-obat antiretrovirus yang ada bekerja menghambat pertumbuhan HIV hanya sampai batas tertentu dan tidak dapat menghabiskannya dari dalam tubuh, hanya memperlambat proses penderita menjadi AIDS. Obat-obat tersebut disamping harganya mahal juga belum tersebar ke negara-negara dimana penderitanya banyak terdapat. Penderita AIDS banyak yang tak tertolong karena sebagian besar

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Spesial Topik tidak memiliki akses ke obat HIV/AIDS. Menurut Ditjen WHO, dari 6 juta penderita AIDS di dunia hanya kurang dari 7 % yang memiliki akses ke pengobatan. Virus ini mempunyai sifat yang unik menyebabkan pembuatan vaksinnya belum berhasil. Untuk pencegahannya tidak ada cara lain kecuali melalui tidak melakukan perilaku beresiko. Informasi yang digunakan dalam mencapai tujuan tulisan ini diperoleh dari berbagai sumber. Berita AIDS Nasional digunakan sebagai sumber jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia terbaru. Hasil penelitian SDKI (SurveiDemografi dan Kesehatan 2003) untuk melihat tingkat pengetahuan masyarakat terhadap HIV/ AIDS. Pedoman penatalaksanaan penderita HIV/AIDS yang dikeluarkan oleh Dep. Kes RI dan pedoman tentang pencegahan infeksi opportunistic yang dikeluarkan oleh CDC digunakan sebagai sumber informasi tentang bagaimana mengetahui seseorang telah terinfeksi HIV/AIDS serta pencegahan infeksi opportunistic.Web

pengidap HIV kasus baru di Sumatera Utara 2 kasus, DIY 19 kasus dan Papua 105 kasus. Sedangkan kasus AIDS diperinci 44 % berumur 20-29 tahun, 30 % berumur 3039 tahun 11 % berumur 40-49 tahun dan 3 % berumur 50-59 tahun, 3 % berumur 60 tahun ke atas dan di bawah satu tahun 1 %. Prevalensi tertinggi ada di papua, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Riau, Bali, Sumatera Utara dan Sulawesi Utara (idem). Prevalensi AIDS nasional sampai 30 September 2003 adalah 0.62 per 100.000 penduduk. Proporsi kasus AIDS yang meninggal adalah 35%. Penyebaran HIV/AIDS terus meningkat, semakin lama semakin besar bak bola salju. Sebagaimana penyakit-penyakit masyarakat lainnya, jumlah penderita HIV/AIDS secara epidemiologis mengikuti fenomena gunung es di lautan. Bagian yang berada dibawah permukaan air jauh lebih besar dari yang terlihat. Para peneliti melaporkan bahwa di Bali saja dewasa ini terdapat 452 penderita HIV/ AIDS yang tersebar di Kota Denpasar 222

OPPORTUNISTIC AIDS Meds-com di internet serta tulisan / buku-lain digunakan sebagai sumber informasi tentang obat-obat HIV/AIDS. Informasi yang diperoleh kemudian dipilahpilah dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan dan pokok bahasan masingmasing. Sebagian informasi disusun dalam bentuk table agar mudah dipahami.

orang, Badung 153 orang dan Buleleng 39 orang (9). Hasil pemeriksaan darah di RS Dr.Wahidin Dr Wahidin Makassar yang dilakukan sejak Oktober 2006 telah menemukan 1000 sampel darah positip HIV yang berasal dari beberapa daerah dikabupaten sekitarnya. Diantar mereka tersebut kebanyakan pengguna jarum suntik. Jumlah kasus

AIDS menurunkan produktivitas, mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan mortalitas yang pada akhirnya kelak mungkin dapat memusnahkan kehidupan manusia. Penyebaran penderita HIV/ AIDS di Indonesia Jumlah pengidap infeksiHIV dan kasus AIDS yang dilaporkan sejak 1987 sampai dengan 31 Oktober 2003 di Indonesia adalah sejumlah 3.924 orang (8). Menurut laporan Dirjen P2M&PL ke Menkes,tgl 3 Okt 2003 jumlah penderita HIV 1239 kasus dan AIDS 429 kasus dan 429 telah meninggal. Dalam periode Januari s/d 30 Sep. 2003 sejumlah 356 kasus dimana 133 pengidap HIV dan 223 kasus AIDS. Para

baru AIDS juga selalu meningkat dari waktu ke waktu. Cara penularannya 60 % melalui heteroseksual, 5 % homoseksual, 23 % alat suntikan, 3 % perinatal dan sisanya tidak diketahui.

Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap HIV/ AIDS Menurut SDKI 2002-2003 tingkat pengetahuan penduduk tentang AIDS sangat rendah, hanya 59% wanita kawin dan 73% pria kawin pernah mendengar

tentang AIDS. Hanya 34% dari wanita kawin dan 54% pria kawin yang mengetahui ada cara untuk mencegah supaya jangan tertular AIDS. Hanya 16 % wanita dan 41% pria mengatakan bahwa supaya jangan tertular AIDS jangan berhubungan sex dengan wanita tunasusila. Hanya 5% dari wanita kawin dan 13% pria kawin yang mengetahui bahwa kondom dapat digunakan dalam pencegahan tertular AIDS.

Cara mengetahui seseorang terinfeksi HIV/AIDS Untuk mengetahui seseorang betulbetul telah terinfeksi HIV atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan darah dan konsultasi dengan dokter sangat diperlukan. Untuk itu harus dilakukan test beban virus (viral load ) dan test hitung jumlah CD4+T cell. Test viral load gunanya untuk mengetahui jumlah HIV dalam sample darah yaitu seberapa jauh sistem imun tubuh dipengaruhi oleh virus tersebut disamping sebagai data dasar untuk melihat perkembangan pengobatan. Test hitung jumlah CD4+ CD T cell adalah untuk menghitung berapa bera jumlah CD4+Tcell dalam sample darah. Data ini diperlukan da untuk mengetahui mengetah seberapa baiknya sistem imun anda and bekerja, disamping sebagai data dasar dalam menilai kemajuan keberhasilan pengobatan. Dalam kondisi pen berat jumlah CD4+T-cell yang biasanya CD4 500-1500 menyusut bahkan sampai nol. menyu Jika hitung CD4+Tcell turun di bawah CD4+ 200 ini tanda penderita HIV telah menjadi AIDS , beresiko terkena infeksi opportunistic dan jika turun dibawah 50 resiko tersebut sangat serius. Test viral load tidak dapat dilakukan jika hanya sedikit jumlah virusnya (kurang dari 50-200). Pada kondisi ini tidak berarti tidak ada HIV, tapi jumlahnya rendah sehingga tak dapat terdeteksi. Makin lama jumlah virus HIV makin meningkat. Makin berat kasusnya makin banyak jumlah virusnya sampai 5000 bahkan jutaan per tetes darah. Pada dasarnya jika jumlah virus rendah adalah lebih baik dari jika jumlahnya tinggi. Biasanya seorang dokter selalu menyarankan agar test tersebut dilakukan secara berkala misalnya setiap 3 atau 4 bulan tergantung seberapa jauh perkembangan penyakit yang diderita. Untuk test viral load, FDA ( the Food and Drug Administration) merokemendasikan penggunaan RT-PCR (Roche) atau NucliSens HIV-1QT (bio-Merieux).

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

25


Spesial Topik

Apa yang anda harus dipertimbangkan sebelum pengobatan dilakukan Sesudah dokter mengetahui seberapa berat infeksi HIV/AIDS yaitu apakah saudara hanya mengalami gejala HIV atau memang telah menderita penyakit HIV. Tahap berikutnya adalah perlu pengobatan ,kapan dimulai dan obat apa yang akan dipilih. Pertimbangan juga meliputi kemungkinan terjadinya resistensi obat HIV dan ketidak tercampuran dengan makanan dan obat lain. Hal ini perlu dipertimbangkan karena obat HIV tersebut bukan digunakan semingu dua minggu tapi dalam tahunan. Obat HIV haruslah digunakan pada waktu yang tepat misalnya sebelum atau sesudah makan, atau mungkin diperlukan kombinasi obat. Resistensi obat diamati dari adanya

akan menggunakan satu obat. Kadang-kadang seorang penderita HIV kelihatannya biasa-biasa saja dan kesehatannya stabil dalam kurun waktu lama tanpa perlu pengobatan. Pemerintah Amerika melalui CDC di Atlanta memberikan beberapa petunjuk sebagai berikut: • Lakukan pengobatan kapan anda sudah siap (biaya,mental dan keluarga) • Obat kombinasi baru lebih efektif dari obat yang biasa digunakan • Adanya efek samping dan interaksi obat mengindikasikan agar anda menukar dengan obat lain. Masalah penukaran obat dan obat apa yang dipilih sebagai pengganti merupakan keputusan

Negeri. Adanya patent dan TRIPS merupakan hambatan utama dalam mengakses obat HIV/AIDS oleh negara-negara sedang berkembang. Nama obat HIV/AIDS adalah : 1. Golongan Protease inhibitor (PIs) yaitu; Invirase, Fortovase, Norvir, Crixivan, Viracept, Agenerase, Kaletra, Revataz, Lexiva. 2. Golongan Nucleoside/Nucletide Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTIs), yaitu: Retrovir (AZT), Epivin (3TC), Combivir (AZT + 3TC), Trizivir (AZT+3TC + abacavir), Ziagen (abacavir), Videx (ddl), Videx.EC (ddl), Zerit (d4T), Hivid (ddC), Viread (tenovir DF), Emtriva (emtricitabine). 3. Golongan Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTIs), yaitu: Viramune (nevirapine), Rescriptor (delavirdine), Sustiva (efavirenz). 4. Golongan Entry Inhibitors (termasuk Fusion Inhibitors) yaitu : Fuzeon (T-20).

I Infeksi opportunistic dan pencegahannya p

Penderita AIDS, Harapan untuk hidup sangat tipis. kejadian menurunnya efek terapi atau virus mulai menunjukkan mutasi. Obat yang ternyata kurang efektif harus segera dihentikan. Resistensi obat perlu diketahui karena jika terjadi resistensi terhadap satu obat biasanya juga akan terjadi resistensi terhadap obat HIV lainnya. Kejadian ini disebut resistensi silang (cross resistance). Dengan demikian dapat dipilihkan obat lain yang lebih cocok.

Obat HIV/AIDS Pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah kapan pengobatan akan dimulai. Obat apa yang tersedia dan yang akan digunakan. Biasanya dokter merekomendasikan obat yang paling baik dan menyarankan agar dilakukan sedini mungkin. Sebaiknya anda memikirkan lebih jauh sebelum anda memutuskan 26

penting dan perlu dilihat dari berbagai segi. Terdapat 4 golongan obat yang digunakan yaitu golongan Protease inhibitor (PIs), golongan Nucleoside/ Nucletide Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTIs), Golongan Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTIs) dan golongan Entry Inhibitors (termasuk Fusion Inhibitors) (5). Dewasa ini telah ditemukan atau diproduksi lebih dari 100 iteems obat oleh sekitar 20 pabrik farmasi di dunia. Obat-obat tersebut umumnya berharga mahal. Sebagian sudah beredar di pasar secara terbatas dan sebagian hanya digunakan melalui pengobatan yang dilakukan oleh pusat-pusat rehabilitasi penderita HIV/AIDS di RS atau klinikklinik tertentu sebagian dengan bantuan dari badan-badan non pemerintah di Luar

Penderita HIV/AIDS dengan titer CD4+cell yang rendah beresiko untuk C terkena infeksi opportunistic. Penderita t HIV/AIDS tidak lagi memiliki daya tahan H untuk menolak bakteri yang masuk sekau lipun sebagian dari bakteri tersebut pada l kondisi normal tidak bersifat patogen. Mikk roba-mikroba, baik yang patogen maupun r yang biasanya tidak patogen mencari y kesempatan menginfeksi tubuh sisakit yang tak berdaya. Beberapa penyakit yang dapat menjadi infeksi opportunistic adalah tuberculosis, toksoplasmosis, bartonellosis, candidiasis, cryptocosporidiosis , histoplasmosis, coccidiomycosis , hepatitis A dan infeksi oleh herpes simplex virus (HSV), varicella-zoster virus, cytomegalo virus (CMN) serta human papilloma virus (HPV) (HIV and Its Treatment, National Library Of Medicine, CDC, Atlanta, 2004,Ed 2 ). Beberapa penyakit lain seperti asthma dan diare mungkin akan muncul menambah penderitaan korban. Dalam upaya pencegahan, pasien agar diberi penjelasan apa yang harus dan yang tak boleh dilakukan supaya terhindar dari resiko terkena infeksi atau tidak menjadi sumber penularan. Untuk itu beberapa hal yang dianjurkan antara lain adalah:

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Spesial Topik •

Hindari kontak dengan sumber infeksi seperti faeses, binatang piaraan, air dan makanan yang terkontaminasi, pasir, tanah,debu atau alat-alat rumah tangga yang tercemar • Gunakan kondom jika ingin berhubungan intim • Jangan melakukan deep kissing (sun sing sue) • Gunakan sarung tangan dan sepatu bila berjalan di taman atau tempat terbuka • Cuci tangan dengan sabun sesudah bekerja • Hanya memakan makanan yang sudah dimasak. Penggunaan obat-obatan untuk pencegahan maupun pengobatan dapat dianjurkan sesuai dengan jenis penyakitnya. Penggunaan antibiotik pada penderita HIV/AIDS haruslah terlebih dahulu diketahui penyebab infeksi opportunistic tersebut disamping mempertimbangkan kemungkinan terjadinya resistensi, efek samping dan interaksi obat dengan obatobat antiretroviral yang sedang digunakan. Tuberkulosis paru merupakan penyebab 13 % kematian pasien AIDS. Pemberian azithromycin tiap minggu selama 13 bulan dapat mencegah infeksi oleh Mycobacterium avium complex

bakteri pada saluran nafas (14). Pasien yang tidak toleran terhadap obat ini dapat menggunakan Dapson + pyrimethamin. Jika titer CD4+ T cell lymphocyte kurang dari 100 per mikro liter darah harus diberikan chemotherapy untuk pencegahan terjadinya toxoplasmosis encephalitis (TE). Untuk itu dapat digunakan pyrimethamin + sulfadoxine + leucovorin atau pyrimethamin + clindamycin (bagi pasien tidak toleran terhadap sulfa). Anak yang lahir dari ibu HIV /AIDS menderita toxoplasmosis harus dipertimbangkan kemungkinannya menderita congenital toxoplasmosis. Untuk pencegahan terjadinya infeksi opportunistic (misalnya infeksi pada saluran nafas oleh MAC) pada kondisi titer CD4+ T lymphocyte dibawah 50 per mikro liter darah dapat diberikan clarithromycin atau azithromycin. Pada diare karena infeksi bakteri Salmonella dapat digunakan cyprofloxacin 500 mg per hari atau 2 kali sehari selama 3-7 hari. Anti peristaltic seperti loperamide dapat menolong menghentikan diare berat pada orang dewasa. Bartonellosis yang dapat ditularkan oleh kucing dapat dicegah dengan pemberian crypthomycin atau doxycycline. Jangan menggunakan tetrasiklin pada wanita hamil. Candidiasis oral gunakan fluonazole

dengan menggunakan kondom , jangan menggunakan jarum suntik bergantian, dan jangan melakukan deep kissing. Untuk mencegah dan mengetahui adanya human papiloma virus (HPV) pada penderita HIV/AIDS dapat dilakukan Pap smear sekali pada tahun pertama dan selanjutnya 2 kali setahun.

Pembahasan Sejak ditemukannya pasien AIDS di Indonesia lebih dari 15 tahun yang lalu sampai sekarang telah dilaporkan lebih dari 700 kasus yang tersebar hampir di seluruh propinsi. Jumlah tersebut meningkat dari hari ke hari bahkan AIDS telah masuk ke rumah tangga melalui infeksi silang. Kasus terbanyak dilaporkan ada di DKI Jakarta, kemudian menyusul Irian Jaya/ Papua, Jawa Timur dan Bali. Para penderita tidak saja orang dewasa tapi juga anak-anak dan remaja. HIV dapat diisolasi dari cairan tubuh penderita (darah, sperma, cairan vagina, ludah,air mata dan air susu ibu). Walaupun demikian hanya darah, sperma, cairan vagina dan ASI yang telah diketahui dapat menjadi media penularan.Penularan HIV/ AIDS dari satu orang ke orang lain terjadi melalui sanggama bebas, penggunaan alat suntik yang tercemar HIV, dari ibu ke bayi, transfusi darah yang tertcemar HIV dan penggunaan alat cukur yang

Penderita HIV/AIDS dengan titer CD4+cell yang rendah beresiko untuk terkena infeksi opportunistic. Penderita HIV/AIDS tidak lagi memiliki daya tahan untuk menolak bakteri yang masuk sekalipun sebagian dari bakteri tersebut pada kondisi normal tidak bersifat patogen. Mikroba-mikroba, baik yang patogen maupun yang biasanya tidak patogen mencari kesempatan menginfeksi tubuh sisakit yang tak berdaya. (MAC). Rifamycin akan berinteraksi dengan menginduksi metabolisme obat antiretroviral golongan PIs dan NNRTIs sehingga kadarnya cepat menurun dalam darah. Antiretroviralnya harus diganti dengan yang lain (misalnya ritonavir,ritonavir+saq uinavir). Pada wanita hamil jika tidak terjadi resistensi INH dapat diberikan sekali sehari atau 2 kali seminggu untuk pencegahan, namun perlu diperhatikan efek teratogenic pada kehamilan trisemester pertama. Pyrazinamid tak boleh diberikan pada kehamilan trisemester pertama karena pengaruhnya pada janin. Pemberian vaksin BCG adalah kontra indikasi bagi penderita HIV/AIDS. Pemberian Trimethoprim + Sulfamethoxasole satu tablet (double strength) sehari atau 3 kali seminggu dapat mencegah toxoplasmosis dan infeksi oleh beberapa

untuk mereduksi jamur di rongga mulut dan vagina. Untuk cryptococcosis gunakan fluconazole dan itraconazole. Untuk histoplasmosis yang disebabkan H.capsulatum dan coccidiomycosis yang disebabkan C.immitis (keduanya banyak dalam debu, pasir) gunakan itraconazole 200 mg 2 kali sehari atau fluconazole 400 mg sekali sehari. Cytomegalovirus (CMV) terdapat dalam semen, cairan vagina dan air ludah dicegah dengan menggunakan kondom dan menghindari oral sex dan deep kissing (Jawa: sun sing sue). Infeksi oleh Herpes simplex virus (HSV) dapat diobati dengan acyclovir atau famcyclovir oral HHV-8 infection (Kaposi sarcomaassociated herpes virus) dapat dicegah

tercemar HIV dan pemberian ASI penderita ke bayi (2). Ada tiga cara untuk terhindar dari HIV/AIDS yaitu cara ABC dan D. A singkatan dari abstinence (berpantang melakukan sanggama) bagi yang belum beristeri. B singkatan dari be faithful (setia pada pasangannya) bagi yang sudah kawin. C singkatan dari Condom agar menggunakannya bagi yang ingin “jajan” dan D singkatan dari (Drug no) bagi yang biasa menggunakan narkoba suntik supaya jangan menggunakan jarum bergantian. Pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba yang semakin marak serta menurunnya norma-norma dalam kehidupan sebagai akibat modernisasi dan reformasi serta globalisasi yang salahguna membawa manusia ke arah yang tak menentu. Hanya agama dan nilai-nilai luhur yang

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

27


Spesial Topik ada dalam masyarakat yang dapat menyelamatkan manusia dari kepunahan karena AIDS. Semakin meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di negara-negara sedang berkembang kebutuhan terhadap obat antiretroviral semakin banyak. Sebaliknya obat-obat tersebut masih jadi patent yang dimiliki oleh produsen di negara-negara maju. Harganya mahal karena biaya riset untuk menemukannya sangat tinggi. Pada sisi lain para penderita mungkin banyak berasal dari kelompok masyarakat yang kurang mampu yang tentu akan sulit mendapatkannya. Beberapa yayasan peduli AIDS dengan bantuan pihak-pihak tertentu seperti WHO dan NGO lainnya telah mengusahakan dengan berbagai cara agar penderita di Indonesia dapat mengakses obat-obat tersebut. TRIPS dan HAKKI tetap belum dapat ditembus untuk memproduksi sendiri di Dalam negeri atau mendapatkan dispensasi harga yang lebih murah. Biaya yang dikeluarkan untuk merawat seorang penderita AIDS dapat mencapai puluhan juta rupiah setahun. Jelas para penderita tidak akan sanggup menanggungnya. Mungkin mereka akan lebih memilih mati daripada disuruh membeli obat. Pengobatan yang lebih dini maupun terlambat masing-masing ada untungruginya Misalnya pengobatan yang lebih awal menyebabkan munculnya efek samping dan resistensi serta efek negatif terhadap kualitas hidup penderita lebih cepat karena obat digunakan lebih dini. Keuntungan jika pengobatan lebih lambat antara lain: Efek negatif terhadap klualitas hidup tidak segera dialami, efek samping dan resiko resistensi berkurang. Namun jika pengobatan terlambat resikonya adalah terjadinya kerusakan permanen pada sistem imun karena HIV disamping pengontrolan terhadap virus load dalam darah semakin lebih sulit dilakukan. Terjadinya resistensi obat dan resistensi silang merupakan masalah serius pada pengobatan HIV/AIDS karena masa pengobatan yang lama. FDA telah merekomendasikan obat baru yaitu Enfuvirtide yang digunakan sebagai obat alternatif mengatasi resistensi terhadap obat-obat antiretroviral yang sudah ada. Keuntungan dari obat ini adalah tidak terjadi resistensi silang dengan obat yang sudah ada. Enfuvirtide bekerja mencegah menempelnya HIV ke CD4+T sel. Obat ini 28

menurunkan viral load dan menghambat tingkat keganasan HIV pada penderita yang sudah resisten pada antiretroviral yang sudah ada. Harus diingat bahwa obat ini tidak menghambat infeksi HIV/AIDS tapi meningkatkan jumlah CD4+Tcell. Walaupun demikian dilaporkan adanya peningkatan kemungkinan terjadinya infeksi pneumonia (radang paru-paru) pada penderita HIV/AIDS yang menggunakan obat ini (12). Disamping itu hampir semua obat HIV/AIDS memberikan efek samping,sebagian serius dan sebagian hilang sesudah pemberian obat dihentikan. Penghentian pemberian obat memerlukan pertimbangan matang terhadap tujuan pengobatan kasus, termasuk kemungkinan penggantiannya dengan obat lain. Penggunaan obat tradisional untuk HIV/AIDS telah dijajaki sejak lama. Salah satu diantaranya yang mungkin membawa hasil adalah pemanfaatan kandungan kimia Calanolide A yang ada dalam kulit batang Calophyllum inophyllum L (Indonesia:Nyamplung) dan Calophyllum Sp. (Indonesia: Bintangur). Uji keamanan, farmakokinetik, serta aktivitas antiviralnya terhadap HIV telah dilakukan oleh banyak peneliti di dunia (16) (17) (18). Diberitakan zat ini sudah mendapatkan paten di Amerika Serikat dan dibuat secara sintetis.

Kesimpulan dan Saran Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah sebagian besar berasal dari kalangan usia muda. Tingkat pengetahuan masyarakat yang masih rendah terhadap HIV/AIDS memungkinkan penyakit ini menular tanpa disadari bahkan telah masuk ke rumah tangga. Obat-obat HIV/AIDS hanya berfungsi memperlambat reproduksi virus dan mengurangi percepatan penderita HIV menjadi AIDS. Terdapat empat kelas obatobatan yaitu kelas PIs ,NRTIs dan NNRTIs serta Entri Inhibitor. FDA menyarankan penggunaan obat baru Enfuvertide untuk mengatasi resistensi obat-obat antiretroviral yang sudah dikenal. Juga telah dibahas tentang pencegahan terjadinya infeksi oppotunistic melaui pemeliharaan kesehatan penderita HIV/ AIDS maupun dengan penggunaan obat. Akses penderita pada obat HIV/AIDS masih sangat rendah. GATTS dan HAKKI merupakan penghalang besar agar su-

paya obat-obat tersebut dapat diproduksi dan dijual dengan harga relatif murah sehingga dapat diakses oleh penderita di negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia. Karena market share yang masih kecil menyebabkan obat-obat tersebut belum dipasarkan secara luas kecuali untuk kebutuhan RS atau lembaga social peduli HIV/AIDS yang merawat pasien HIV/AIDS yang dapat mengimpor langsung dari Luar Negeri. Pemanfaatan tanaman obat tradisional (Bintangur dan Nyamplung) yang mengandung Calanolide A dan B sedang dalam taraf penelitian. Tidak menggunakan alat suntik bergantian dan menerapkan prinsip ABCD (abstinence, be faithful, condom dan no drug) merupakan cara untuk terhindar dari HIV/AIDS. Kewaspadaan dini terhadap HIV/AIDS perlu digalakkan agar semua anggota masyarakat merasa sadar, ikut bertanggung jawab dalam mencegah dan menolong dirinya sendiri untuk tidak terinfeksi atau menularkannya kepada orang lain termasuk pada isteri/suami di rumah serta anak-anak yang dilahirkan. Pengetahuan masyarakat tentang AIDS perlu tetap ditingkatkan melalui upaya KIE yang melibatkan semua unsur masyarakat, LSM ataupun para penderita HIV. Untuk mencegah terjadinya infeksi opportunistic yang menghantui penderita HIV/AIDS dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat menjauhi sumber penularan dan menggunakan obat-obat anti infeksi sesuai dengan penyakit yang diderita, disamping tetap mendapatkan akses pada obat-obat HIV/AIDS. Penggunaan kondom walaupun bukan solusi terbaik namun merupakan upaya yang disarankan (bila terpaksa berhubungan sex dengan orang lain) agar terhindar dari ketularan atau menularkan HIV/AIDS kepada lawan mainnya. Tersedianya obat-obat HIV/AIDS yang dapat diakses oleh para penderita dengan harga murah merupakan harapan pada yang berwenang/pemerintah untuk memperjuangkannya mengatasi TRIPS (TradeRelated Aspects of Intelectual Property Rights) dalam forum perdagangan bebas dunia (WTO) melalui GATT (General Agreement on Tariffs and Trade). Pemanfaatan obat tradisional untuk HIV/AIDS perlu dikembangkan karena tanaman tersebut banyak terdapat di negara kita.***

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Info aktual

SERANGAN KEMBALI VIRUS H1N1 Kota Meksiko Minggu 26 April 09 lumpuh setelah 81 warganya meninggal dan lebih dari 1324 orang dirawat di Rumah Sakit akibat serangan Flu Babi dan sampai 27 April korban sudah menjadi 103 orang. Untuk sementara Pemerintah Meksiko memerintahkan warganya untuk : • Tetap tinggal di rumah. • Menutup kantor-kantor, sekolah-sekolah, bar, restoran dll. • Membatalkan acara-acara yang telah dijadualkan. • Melarang warga bersalaman (apalagi berciuman) Selain di Meksiko Flu Babi telah menyerang tangganya Amerika Serikat dan telah pula berjatuhan korban. Direktur Jenderal WHO Margaret Chan mengatakan keseluruhan warga dunia terancam oleh adanya kasus flu tersebut karena dikhawatirkan akan terjadi pandemi . Virus Flu Babi merupakan versi baru virus H1N1 yang pernah menyerang Spanyol tahun 1918 dengan korban sampai 40-50 juta orang jauh lebih besar dari korban perang dunia kedua. Virus itu lebih senang menjangkiti babi dan secara sporadis menyerang manusia dari babi. Chan mengatakan flu babi ini bisa menjadi pandemi ( menyerang lintas benua ). Sementara flu babi menyerang Meksiko, di Indonesia pihak Departemen Kesehatan terutama Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sedang berkumpul di Makassar untuk mengikuti simulasi pandemi Flu Burung, karena belum habis dari bumu Indonesia. Menurut Dirjen P2PL dr. Tjandra Yoga

Aditama, flu babi adalah penyakit influenza A, subtype H1N1. Dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi dan kemungkinan menularkan pada manusia. Masa inkubasinya 3-5 hari. Gejalanya mirip influenza, antara lain; demam, batuk, pilek, lesu letih, tenggorokan sakit, nafas cepat atau sesak nafas, mual , muntah dan diarhe. Sejumlah serangan virus FLU di DUNIA : 1. Tahun 1918 – 1919 , Spanih Flu ( Flu Spanyol ), karena serangan dimulai dari Spanyol. Kematian berkisar 40 – 50 juta, jauh lebih besar dari korban Perang Dunia. Peneybab virus influenza type H1N1. 2. Tahun 1957 – 1958 ; Asian Flu, dimulai serangan dari Cina. Jumlah kematian 1 juta . Penyebab virus influenza type H2N2. 3. 1968 – 1969; Hong Kong Flu, serangan dimulai dari Hong Kong. Kematian 1 juta , penyebab virus influenza type H3N2. 4. 2006 ; Flu Burung ( Avian Flu ), serangan dimulai dari Viet Nam dan kelihatannya belum selesai. Jumlah korban masih kurang dari 1000. Penyebab virus influenza type H5N1. 5. 2009; Flu babi . serangan dimulai dari Meksiko , April ini. Jumlah korban sudah 103 orang meninggal sampai tanggal 27 April dan lebih 1000 yang dirawat di rumah sakit. Penyebab virus influenza type H1N1 lagi. Serangan masih terus berlangsung. (KT, A-01)

DAMPAK SERANGAN FLU BABI 1. Menteri Kesehatan Indonesia kritik Dirjen WHO ( Menkes nya Dunia) Menteri Kesehatan R.I. Dr. Siti Fadilah Supari mengkritik Organisasi Kesehatan Sedunia ( WHO ) yang dinilainya terlalu cepat menyatakan status fase 5 ( lima ) bagi penyebaran flu Meksiko ( influenza tipe H1N1) sehingga menimbulkan kepanikan.“Kalau WHO mengumumkan ini pandemi, dia melawan website-nya sendiri “. Kata Siti Fadilah di Depkes 4 Mei 09. Situs WHO menurut Menkes, menyebutkan bahwa status pandemi terjadi jika angka kematian ( mortalitas) dan angka penyebaran ( morbiditas) suatu penyakit tinggi. Padahal, kata dia, angka kematian akibat flu Babi ( Meksiko ) lebih rendah dari pada flu Burung ( penyebab H5N1). Dirjen WHO dr. Margareth Chan bahkan menyampaikan pada hari yang sama akan meningkatkan status penyebaran virus flu babi ( Meksiko ) ke level 6 (enam), yang berarti masuk masa pandemi. “Tingkatannya naik ke level 6, tapi bukan berarti kita akan kiamat”, kata Chan. Masa pandemi diumumkan jika WHO telah mendapat bukti bahwa virus H1N1 ini telah menyebar diluar wilayah Amerika. “Hingga saat ini WHO masih menunggu bukti penyebarannya “. Lanjut Chan. Siti Fadilah menilai WHO justru menakut-nakuti dengan berita mengganasnya pandemi flu Meksiko.. Menurut dia, WHO seharusnya mempublikasikan jenis virus, kemungkinan mutasi dan kesiapan pandemi daripada mengumumkan akan menaikkan status. Berdasarkan hasil uji laboratorium WHO, hingga saat ini terdapat 985 kasus orang terinfeksi virus H1N1 di 20 negara.

Meksiko yang merupakan pusat penjangkitan, tercatat 590 orang terserang, 25 diantaranya meninggal, Amerika Serikat 244 kasus, Kanada 85 kasus, Spanyol 40,Inggris 15, Hongkong 1, Kosta Rika 1, Kolombia 1, El Salvador 2, Jerman 8, Denmark1, Perancis 2, Irlandia 1, Italia 1, Belanda 1, Israel 3, Selandia Baru 4, Korea Selatan 1, Swis 1. 2. Orang Meksiko diawasi dan diisolsi di beberapa negara. Pemerintah Meksiko 4 Mei 09 mengkritik Pemerintah Cina atas tindakan diskriminatif mereka dengan mengisolasi seluruh warga Meksiko yang berada di Cina ( 70 orang) , 50 orang di karantina di Hotel berbintang 5 di Shanghai, 10 orang di Beijing, dan 10 orang di Wenzhou. Bukan hanya Cina yang berhati-hati , pemerintah HongKong juga berhati-hati karena Hongkong pernah jadi pusat penjangkitan penyakit SARS pada tahun 2003 dan kehilangan 300 orang warganya. Pemerintah Hongkong telah mengkarantina 300 orang tamu di Hotel Metro Park selama 7 hari, karena disana ada tamu yang menginap seorang turis asal Meksiko, sedang menderita flu Babi. Meksiko juga mengkritik pemerintah Peru, Argentina, Kuba dan Ekuador yang menghentikan penerbangan ke Meksiko. ( KT,050509). Note : Pandemi = wabah penyakit yang cepat sekali berjangkit di berbagai negara ( antar negara ). Epidemi = penyakit menular yang berjangkit/ menular dengan cepat dalam daerah yang luas dalam satu negara dan penyakit itu tidak asli dari daerah itu. Endemi = penyakit yang sudah lama ada / berjangkit di suatu daerah dan asli daerah itu. ( A-01).

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

29


1

2

3 Keterangan t GGambar b : 1. Para Pengurus Pusat ISFI di acara RAKERNAS ISFI di Surabaya. 2. Bapak Haryanto Dhanutirto sedang memberikan sambutan pada acara RAKERNAS ISFI di Surabaya. 3. Kunjungan Pengurus ISMAFARSI ke Sekretariat Pengurus Pusat ISFI. 4. Foto Bersama seluruh Peserta RAKERNAS ISFI di Surabaya. 5. Stand PP. ISFI pada acara FAPA di Singapura. 6. Peserta Kongres FAPA dari Indonesia menampilkan hiburan Poco-poco. 7. Seluruh Rombongan Apoteker dari Indonesia yang mengikuti Kongres FAPA di Singapura.

30

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


5

6

4

7

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

31


Info Obat Alam

JAHE, KUNYIT DAN SALAM TAK HANYA SEKEDAR BUMBU Back to nature, kembali ke alam, kini menjadi semboyan masyarakat modern. Mereka merindukan segala sesuatu yang selaras, seimbang, dan menyejukkan yang diberikan alam. Saat ini, ibu-ibu tak hanya mendapatkan satu manfaat dari bumbu dapurnya. Ternyata, jahe, kunyit dan salam, yang selama ini hanya menghiasi masakan rumah tangga, memiliki fungsi dan khasiat lebih. Tak heran jika para produsen obat mulai mengembangkan penelitian ke arah obatobatan herbal. Diharapkan agar suatu saat nanti, perkembangan obat herbal di Indonesiapun semakin pesat dan mampu mendulang hasil yang baik. Memang, saat ini pertumbuhan obat herbal terbilang sangat bersaing dengan obat modern. Kemungkinan pada 2010 pasar obat modern mencapai Rp 37,5 32

triliun dan obat herbal Rp 7,2 triliun. Back to nature, kembali ke alam, kini menjadi semboyan masyarakat modern. Mereka merindukan segala sesuatu yang selaras, seimbang, dan menyejukkan yang diberikan alam. Didasarkan pada perkembangan tersebutlah, maka Apoteker sebagai ahli per-obatan, diharapkan juga meng-update dan melengkapi ilmunya. Ternyata, jika berbicara kembali ke Alam, banyak sekali tanaman di Indonesia yang bisa dikupas khasisatnya. Diantara yang bermanfaat tersebut, adalah sebagai berikut:

JAHE Tanaman jahe telah lama dikenal dan tumbuh baik di negara kita. Jahe merupakan salah satu rempah-rempah penting. Jahe yang nama ilmiahnya Zingiber officinale sudah tak asing bagi kita, baik sebagai bumbu dapur maupun obat-obatan. Setiap daerah memiliki sebutan beragam untuk tumbuhan ini, misalnya halia (aceh), bahing (batak), sipadeh (Minangkabau), lea (flores), reja (bima), laia (Makassar), melito (Gorontalo), pase (Bugis), pusu (Ambon) dan marman (Papua) merupakan tanaman yang termasuk kedalam famili Zingiberaceae.

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Info Obat Alam Tanaman yang berasal dari India ini berbentuk herba perenial, memiliki batang semu yang terdiri dari pelepah daun yang saling membungkus dengan tinggi antara 15 sampai 100 cm, rimpang terdapat di bawah batang semu, bergerombol. Rimpangnya tebal dan kuat, bercabang dengan ukuran diameter antara 1,5 sampai 2,5 cm. Warna rimpang kuning pucat tertutup oleh lapisan sisik. Jahe memiliki 3 varietas yang umum ditanam oleh petani, yaitu jahe gajah, jahe kuning atau emprit dan jahe merah. Jahe gajah merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih. Sedangkan Jahe kuning, Ukuran rimpang sedang berwarna kuning, rasa dan aromanya cukup tajam. Jahe jenis ini banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Jahe merah merupakan jahe yang paling banyak digunakan untuk bahan farmasi dan jamu karena memiliki kandungan minyak asiri tinggi dan rasa paling pedas. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan warna merah.dengan serat lebih besar dibanding

U MASAK jahe biasa. Rimpang kering jahe mengandung air 10% dan minyak 1-3 %. Minyak jahe terbagi atas minyak menguap (volatile oil) dan minyak tidak menguap (non volatile oil). Minyak atsiri dengan komponen utama zingiberen dan zingiberol, oleoresin dengan komponen utama gingerol. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 – 3 persen. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk

rasa pedas yang tidak menguap. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol. Rimpang tumbuhan ini sudah dimanfaatkan secara luas, antara lain sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan dalam industri obat, minyak wangi dan jamu tradisional. Jahe muda dimakan sebagai lalapan, diolah menjadi asinan dan acar. Disamping itu, karena dapat memberi efek rasa panas dalam perut, maka jahe juga digunakan sebagai bahan minuman seperti bandrek, sekoteng dan sirup. Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain : Menurunkan tekanan darah, karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin, memperlebar pembuluh darah, sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar. Tubuh pun menjadi lebih hangat, kerja jantung memompa darah lebih ringan. Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting. Pertama, protease yang berfungsi memecah protein. Kedua, lipase yang berfungsi memecah lemak. Kedua enzim ini membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan. Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol yang bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan kadar kolesterol. Memblok serotonin, yaitu senyawa kimia pembawa pesan. Senyawa ini menyebabkan perut berkontraksi, sehigga timbul rasa mual. Misalnya pada orang yang mengalami mabuk perjalanan. Jadi, untuk mencegah mabuk perjalanan, ada baiknya minum wedang jahe sebelum bepergian. Caranya: pukul-pukul jahe segar sepanjang 1 ruas jari, masukkan dalam satu gelas air panas. Beri madu secukupnya, lalu minum. Bisa juga menggunakan sepertiga sendok teh jahe bubuk, atau kalau tahan, makan dua kerat jahe mentah. Jahe dapat membuat lambung menjadi nyaman, dan membantu mengeluarkan angin. Bisa meringankan kram perut saat menstruasi atau kram akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan berle-

mak. membantu tubuh melawan pilek dan flu. Jahe mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh. Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari. Bisa juga minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat Anda membuat soto, semur, atau rendang.

KUNYIT Tidak hanya jahe, kunyit pun memiliki segudang manfaat. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan . kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan di negara-negara Asia. Kunyit sering digunakan dalam masakan sejenis gulai, dan juga digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan. Tanaman Kunir atau kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Tanaman ini juga memiliki nama yang beragam seperti Turmeric (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (Indonesia dan Malaysia); Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura); kuning himik (batak), Guraci ( ternate), dan banyak nama lainnya sesuai dengan negara atau daerahnya. Kata Curcuma berasal dari bahasa Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscorides menyebut tanaman ini sebagai Cyperus menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, dan sedikit pedas, tetapi tidak beracun. Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya. Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Kunyit pun diyakini memiliki manfaat untuk kecantikan, para putra-putri keraton yang memiliki kulit cerah dan

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

33


Info Obat Alam mulus kerap menggunakan perawatan tradisional yang salah satunya berbahan dasar kunyit. Kunyit juga berkhasiat untuk menghilangkan maag, keputihan dan peluruh darah haid agar cepat selesai, serta menghilangkan rasa nyeri saat haid,� tambahnya. Untuk keputihan, dapat menggunakan dua rimpang kunyit, satu genggam daun beluntas, satu gagang buah asam, sepotong gula kelapa atau aren. Semua bahan direbus hingga mendidih dengan menggunakan satu liter air kemudian disaring. Minumlah secara rutin satu gelas sehari. Kurkumin dan minyak atsiri berfungsi untuk pengobatan hepatitis, antioksidan, antimikroba (broad spectrum), anti kolesterol, anti HIV, anti tumor (karena mengandung apostosis untuk hormone dependent and independent dan dose– independent), anti invasi, anti rheumatoid arthritis (rematik), diabetes mellitus, tifus, usus buntu, amandel Kunyit mempunyai prospek cerah pada sektor industri karena dapat dibuat dalam berbagai bentuk (ekstrak, minyak, pati, makanan/minuman, kosmetika). Produk farmasi berbahan baku kunyit juga mampu bersaing dengan berbagai obat paten (suplemen) yang harganya relatif mahal. Industri produk bahan jadi dari ekstrak kunyit (suplemen) sangatlah berkembang. Produk-produk dari bahan jadi kunyit diberi bahan tambahan seperti vitamin B1, B2, B6, B12, vitamin E, lesitin, amprotab, magnesium stearat, nepagi, dan kolidon 90. Dalam farmakologi China dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tumbuhan ini memiliki sifat menghentikan perdarahan, anti inflamasi, dan menambah nafsu makan. Hasil penelitian menunjukkan, tanaman ini bersifat antineoplastic (merusak pembentukan ribosom pada sel kanker atau menghambat pertumbuhan sel kanker). Bagian yang digunakan untuk pengobatan ini adalah rimpang dan daun. Bahkan hasil penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa kunyit juga ampuh untuk mengusir Virus Avian Influenca atau yang kita kenal dengan virus Flu Burung. Ada beragam cara penggunaan kunyit bagi kesehatan. Misalnya, untuk mengobati luka koreng, lebam atau gatal-gatal. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan kunyit yang ditumbuk dan dicampur dengan minyak, lalu dioleskan 34

di area yang bermasalah. Khusus wanita, untuk merangsang pengeluaran ASI saat menyusui dapat menggunakan pupuk kunyit yang disapukan pada payudaranya. Dan masih banyak lagi cara pengobatan dengan kunyit ini.

salam untuk berbagai pengobatan : DIARE Cuci 15 lembar daun salam segar samapi bersih. Tambahkan 2 gelas air, lalu rebus sampai mendidih (Selama 15 menit). Selanjutnya masukkan sedikit garam. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus

SALAM Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam masakan Nusantara. Tumbuhan ini juga dikenal dengan nama-nama lain seperti ubar serai, meselangan (Melayu), salam, Kangean, Kastolam (sunda, Jawa, dan Madura). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum. Pohon berukuran sedang, mencapai ketinggian 25 meter dan lebar pohon 1,3 meter. Kayunya berwarna coklat jingga kemerahan dan berkualitas menengah. Kayu yang tergolong ke dalam kayu kelat (nama perdagangan) ini dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan dan perabot rumah tangga. Kulit batang salam mengandung tanin, kerap dimanfaatkan sebagai ubar (untuk mewarnai dan mengawetkan) jala, bahan anyaman dari bambu dan lain-lain. Kulit batang dan daun salam biasa digunakan sebagai bahan ramuan tradisional untuk menyembuhkan sakit perut. Buah salam dimakan orang juga, meski hanya anak-anak yang menyukainya. . Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah negeri di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun nasi. Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering atau pun segar, dan turut dimasak hingga makanan tersebut matang. Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak keras. Di pasar dan di dapur, salam kerap dipasangkan dengan laos alias lengkuas. Akan tetapi daun salam tak terbatas sebagai penyedap makanan. Daun salam kering mengandung sekitar 0,17% minyak esensial, dengan komponen penting eugenol dan metil kavikol (methyl chavicol) di dalamnya. Ekstrak etanol dari daun menunjukkan efek antijamur dan antibakteri. Daun salam juga berkhasiat untuk mengobati diare, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, kencing manis, maag. Buah buninya yang bulat kecil-kecilbisa digunakan untuk mengobati mabuk akibat alkohol. Berikut ini cara penggunaan daun

KENCING MANIS Cuci 7-15 lembar daun salam segar, lau rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus sebelum makan. Lakukan sehari 2 kali. MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL DARAH YANG TINGGI Cuci 10-15g daun salam segar sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus di malam hari. Lakukan pengobatan ini setiap hari. MENURUNKAN TEKANAN DARAH TINGGI Cuci 7-10 lembar daun salam sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. SAKIT MAAG Daun salam segar sebanyak 15-20 lembar dicuci bersih. Rebus dengan 1/2 liter air sampai mendidih selama 15 menit. Tambahkan gula enau secukupnya. Setelah dingin, minum airnya sebagai teh. Lakukan setiap hari sampai rasa perih dan penuh dilambung hilang. MABUK ALKOHOL Cuci 1 genggam buah salam masak sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Peras dan saring, lalu air yang terkumpul diminum sekaligus. (MT)

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Info Sehat % yang aktif ber hubungan sexual sejak usia 20-an tahun sebanyak 12 kali atau lebih dalam satu bulan atau lebih ( 2 hari sekali atau sekali sehari atau lebih ) akan terkena kanker prostat. Kemudian turun menjadi 48 % yang aktif pada usia 30-an atau 28 % pada usia 40-an dan 13 % pada usia 50-an. Ditemukan juga hampir 2 per 5 dari kelompok pengidap kanker prostat memiliki enam perempuan atau lebih sebagai pasangan sexualnya. Cocokkan dengan pengalaman anda ? (KT).

KADAR HORMON YANG TINGGI II

KADAR HORMON YANG TINGGI I Suatu studi dari Universitas Nottingham, Inggris, belum lama ini menemukan pria yang terlalu aktif berhubungan sexual di usia 20-30 an tahun beresiko terkena kanker prostat.Para peneliti mengatakan, kadar hormon seks yang tinggi menyebabkan nafsu birahi besar dan setelah disalurkan berujung pada kanker prostat. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr.Polyxeni Dimitropoulou ini melibatkan lebih dari 400 pria penderita kanker prostat dan dibandingkan dengan 409 pria yang bebas penyakit kanker prostat. Dari jumlah tersebut ditemukan 59

Penelitian yang dilakukan oleh dua orang psikolog Universitas Texas, Amerika Serikat, Kristina Durante dan Norman Li , baru-baru ini menemukan perempuan dengan konsentrasi yang tinggi hormon estrogen (estradiol) lebih cenderung memiliki kemampuan yang lebih untuk merayu, mencium dan melakukan perselingkuhan. Dalam British Journal Biology Letters, mereka memaparkan bahwa kelakuan itu sebagai “ monogami berantai yang oportunis “ dan tidak terkait dengan hubungan hanya satu malam. Durante dan Li mengukur tingginya hormon pada dua tahap yang berbeda dari siklus menstruasi pada 52 wanita berusia 17-30 tahun yang tidak mengkonsumsi pil.Hasil penelitian juga menunjukkan perempuan dengan konsentrasi tinggi estradiol mempunyai lebih banyak hubungan jangka panjang dimasa lalunya. Dan konsentrasi estradiol tinggi ditunjukkan dengan payudara yang besar dan wajah yang menarik, perbandingan pinggul-panggul yang rendah. Seperti diketahui salah satu fungsi estradiol adalah menunjukkan ciri-ciri kelamin wanita sekunder, berupa payudara yang besar, pinggang yang ramping dan bahu yang kecil dan pinggul yang lebar. (KT/ A-01)

SAYA BERMINAT BERLANGGANAN MAJALAH

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

35


Info Kegiatan

RAPAT KONSULTASI TEKNIS DITJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SOLO , 1-3 April 2009 Pada tanggal 1-3 April 2009 telah berlangsung di Solo Rapat Konsultasi Teknis Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dari : • Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. • Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional. Pengarahan disampaikan oleh 3 Dirjen, yaitu : • Dirjen Bina Pelayanan Medik. • Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. • Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat (tertulis ). Jumlah peserta 132 orang dari peserta 33 propinsi dan peserta pusat. Pada kesempatan itu diserahkan penghargaan kepada dua rumah sakit daerah yang telah memberikan pelayanan farmasi klinik terbaik yaitu Rumah Sakit Umum Daerah kota Bandung dan Rumah Sakit Umum Daerah kota Tangerang. Selain itu juga telah menyampaikan makalah Prof. Dr. Iwan Dwi Prahasto, M.Med.Sc. PhD. Dari Universitas Gajah Mada dengan judul 36

DOEN dan Implementasi Penggunaan Obat Rasional dalam rangka Patient Safety dan Dr. Sri Suryawati juga dari Universitas Gajah Mada dengan judul Pemberdayaan Masyarakat dan Pasien untuk meningkatkan Penggunaan Obat. Juga Kepala Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Drs. Abdul Muchid menyampaikan strategi percepatan penerapan pelayanan farmasi klinik di rumah sakit dan komunitas, Kepala Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional, Dra. Nasirah Bahaudin,MM menyampaikan Strategi Percepatan Penggerakan Penggunaan Obat Rasional. I. Pengarahan pertama disampaikan oleh Dr. Farid W. Husein, Sp.B (GE) Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes R.I. Dr. Farid menyampaikan bahwa sesuai dengan SK Menkes No.1333/Menkes/SK/ XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, pelayanan farmasi rumah rakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau

bagi semua lapisan masyarakat. Dia juga menyampaikan bahwa kenyataan yang terjadi pada pelayanan kefarmasian dan pelayanan kesehatan di rumah sakit selama ini adalah sebagai berikut : 1. Pemakaian obat yang tidak rasional merupakan masalah yang serius dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit karena dapat menimbulkan dampak yang negatif. Dari berbagai studi dan temuan pada tingkat pelayanan kesehatan di banyak negara telah menunjukkan bahwa pemakaian obat jauh dari keadaan optimal dan rasional. 2. Laporan penelitian Prof.dr Iwan Dwiprahasto, M Med Sc, Ph.D dari Universitas Gajah Mada / Rumah Sakit dr Sardjito Yogyakarta, bahwa resistensi bakteri yang semula terjadi secara sporadis, dalam 2 dekade terakhir ini telah berubah menjadi sistematis dan sudah mencapai tahap yang mengkhawatirkan, terutama di rumah sakit ( Indonesia ). 3. Pada sebagian besar rumah sakit di Indonesia kegiatan pelayanan farmasi masih belum optimal karena dihadapkan berbagai kendala antara lain : • keterbatasan kemampuan tenaga

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Info Kegiatan farmasi; • keterbatasan pengetahuan manajemen rumah sakit dan fungsi rumah sakit; • keterbatasan pengetahuan pihakpihak terkait tentang pelayanan farmasi rumah sakit. Kondisi ini menyebabkan pelayanan farmasi rumah sakit masih bersifat konvensional yang berorientasi pada penyediaan dan pendistribusian produk farmasi. 4. Penetapan jenis intervensi terapi oleh seorang dokter umumnya menggunakan pendekatan abdikasi (didasarkan rekomendasi yang diberikan oleh klinisi senior, supervisor, konsultan maupun dokter ahli ) dan pendekatan induksi (didasarkan pengalaman sendiri) 5. Kurang harmonisnya hubungan antara Komite Farmasi dan Terapi dan Komite Medik menimbulkan konflik yang kurang mendukung kinerja rumah sakit. Memperhatikan hal-hal tersebut diatas dan kompleksitas jenis tenaga, kompetensi dan kewenangan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit serta tuntutan pasien dan masyarakat terhadap mutu pelayanan farmasi, menurut dr Farid W. Husain perlu dilakukan pembaharuan dan perubahan sebagai berikut : 1. Perubahan pelayanan farmasi dari paradigma lama drug oriented / pharmacy practice ke paradigma baru patient oriented / pharmaceutical care berupa : • Perubahan praktik farmasi yang semula difokuskan pada suplai obat, bahan dan alat-alat medik berubah ke praktik farmasi yang

sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan menjadi berkolaborasi dengan pasien, dokter, perawat dan penyedia pelayanan kesehatan lain dalam sistem pelayanan kesehatan. 2. Perubahan penetapan terapi dokter dari pendekatan abdikasi dan induksi ke penetapan berdasarkan evidence-based medicine (EBM). Setiap upaya medik haruslah didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang memadai dan diambil dari hasil-hasil uji klinik acak terkendali (randomized controlled clinical trial= RCT), kajian-kajian dalam bentuk meta analysis ( MA ) ataupun telaah sistemik (systemic review). 3. Perubahan Komite Medik menjadi Komite Klinik dimana anggotanya bukan profesi medis (dr,drg) saja tapi juga ada apoteker. Komite Klinik mengkordinasi Sub

d. Pemantapan manajemen dan standar prosedur pelayanan farmasi satu pintu, transparan, responsif dan akuntabel. e. Mengoptimalkan peran dan fungsi Subkomite Mutu dan Keselamatan Pasien dalam melaksanakan program penggunaan obat rasional, audit medik, clinical risk management, pengendalian infeksi, pengendalian resistensi antimikroba, akreditasi serta penelitian klinik. f. Penggunaan obat secara rasional harus menjadi perhatian direksi dan seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan pemahaman masalah ketidakrasionalan pemakaian obat dan peresepan, dampak negatif peresepan yang tidak rasional, pemahaman kriteria peresepan yang rasional dan tidak rasional. Pada bagian lain dia menambahkan

Bachtiar, Pengurus Pusat ISFI, Mengajukan pertanyaan dalam sesi tanya jawab.

Memperhatikan hal-hal tersebut diatas dan kompleksitas jenis tenaga, kompetensi dan kewenangan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit serta tuntutan pasien dan masyarakat terhadap mutu pelayanan farmasi, menurut dr Farid W. Husain perlu dilakukan pembaharuan dan perubahan •

difokuskan pada perawatan pasien dan kualitas kehidupan pasien. Perubahan peran tenaga farmasi sebagai pembuat dan pensuplai obat, bahan dan alat-alat kesehatan kepada peran tenaga farmasi sebagai “seven-star pharmacist” (care giver, communicator, decisionmaker, teacher, life-long learner, leader, manager) dan researcher. Perubahan tanggung jawab dari memberikan obat yang telah diresepkan menjadi tanggung jawab melakukan pelayanan, melakukan pencatatan, monitoring dan evaluasi dari pelayanan yang diberikan. Perubahan tempat terisolasi dari

Komite-sub komite yang berada dibawahnya untuk mencegah konflik antar profesi. 4. Perlunya kesepahaman dan komitmen untuk : a. Pemantapan organisasi dan tata hubungan kerja Subkomite Farmasi dan Terapi dengan Komite Medik dan unit kerja lainnya. b. Peningkatan kerjasama antara tenaga kefarmasian, dokter dan tenaga kesehatan lainnya . c. Penyediaan kebutuhan tenaga farmasi sesuai kompetensi yang dibutuhkan dalam jumlah maupun jenis serta distribusi. Pengembangan kemampuan tenaga farmasi dalam menerapkan praktik farmasi berdasarkan EBM.

bahwa Apoteker bekerjanya haruslah sebagai tenaga profesi artinya dia bekerja mandiri, kalau dia hanya bekerja ikut perintah saja maka dia adalah seorang penanggung jawab teknis, bukan profesi. Demikian dr Farid W Husain dalam pengarahannya. Suatu tantangan tapi juaga peluang buat apoteker. II. Pengarahan dari Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat (tertulis). Kenyataan yang sering dijumpai di Puskesmas di Indonesia sebagai berikut : 1. Puskesmas fokus pada pelayanan medis/kuratif saja, akan tetapi kurang memper hatikan rasionalisasi penggunaan obat. 2. Case management tidak dilaksanakan

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

37


Info Kegiatan Pada bagian lain dia menambahkan bahwa Apoteker bekerjanya haruslah sebagai tenaga profesi artinya dia bekerja mandiri, kalau dia hanya bekerja ikut perintah saja maka dia adalah seorang penanggung jawab teknis, bukan profesi. Demikian dr Farid W Husain dalam pengarahannya. Suatu tantangan tapi juaga peluang buat apoteker. sesuai standar. 3. Adanya polifarmasi seperti penggunaan antibiotika tidak sesuai indikasi, tingginya penggunaan CTM dan Dexametason serta antasida sementara sepuluh kasus terbanyak adalah ISPA dan Diarhe . 4. Pembinaan Puskesmas dalam pengobatan dirasakan kurang. 5. Kualitas dan standar pelayanan medis termasuk di dalamnya pengobatannya belum sesuai standar. 6. Pengobatan dilapangan dilakukan oleh dokter, perawat dan bidan. Mengingat : 1. Strategi Departemen Kesehatan. 2. Sistem Kesehatan Nasional 2004.

3.

4.

Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Adanya Isu Global tentang Revitalisasi Primary Health Care.

Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat perlu melakukan : 1. Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Dasar ( PKD ) termasuk di dalamnya Reformasi Puskesmas, meliputi : • Reformasi cakupan pelayanan, dengan redefinisi jenis pelayanan dan pencegahan sosial melalui Jaminan Kesehatan Daerah dan pelayanan daerah terpencil (dacil).

•

Reformasi jangkauan pelayanan melalui kelembagaan peran masyarakat dalam Pelayanan Kesehatan Dasar. • Reformasi kebijaksanaan publik melalui dukungan dan perlindungan PKD ( kebijak an gratis, kecenderungan fisik, kegiatan pembangunan dll). • Reformasi kepemimpinan dalam PKD melalui Bupati/Walikota, DPRD, Dinkes dll. 2. Pelayanan Kesehatan Perorangan harus dilaksanakan secara lebih profesional oleh pelaksananya sesuai standar pelayanan.****

OBAT ESENSIAL DAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN OBAT Prof. Dr. Iwan Dwiprahasto*

Prof. Dr. Iwan Dwiprahasto, Memaparkan materi dihadapan seluruh peserta rapat.

O

bat merupakan salah satu kebutuhan essensial manusia, terutama jika dikaitkan dengan perannya sebagai komponen penting bagi pelayanan kesehatan.Oleh sebab itu ketersediaan obat yang aman dan efektif dalam jumlah dan jenis yang cukup, harus senantiasa dijamin di setiap lini pelayanan

38

kesehatan. Dalam konteks ini obat juga harus tersedia setiap saat diperlukan oleh masyarakat. Perkembangan obat yang begitu pesat sering tidak dapat dibendung dengan mekanisme kontrol yang memadai. Di negaranegara berkembang jumlah dan jenis obat bervariasi, tetapi umumny ribuan, bahkan puluhan ribu. Di Indonesia misalnya, jum-

lah obat yang beredar hampir mencapai 16.000. Banyaknya obat yang beredar itu tentu saja justru sering menimbulkan kebingungan di antara para praktisi medik. Jangankan untuk menghafal kandungan aktifnya, menghafal merk dagangnya saja sudah sangat sulit. Apalagi jika harus membedakan mana yang benar-benar secara olmiah dan medik memberi efek terapeutik yang bermakna secara klinik dan statistik. Variasi praktek pemberian obat atau peresepan juga makin lebar mengingat jumlah dan jenis tenaga medik yang dilibatkan dalam pelayanan kesehatan, baik secara langsung dan tidak langsung, meningkat secara dramatik dari tahun ketahun. Catat saja misalnya selain dokter , paramedik perawat dan bidan, kader sehat, dukun dan sebagainya secara otomatis dilibatkan dan meningkatkan keragaman penggunaan obat dalam populasi. Beberapa referensi menunjukkan bahwa hampir 70% produk industri farmasi di seluruh dunia termasuk dalam kategori non esensial dan duplikatif. Sebagian besar diantaranya justru masih dalam tahap eksperimental, sehingga efek terapetiknya

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Info Kegiatan

Dra. Kustantinah-Dirjen Yanfar, Menjelasan tentang kebijakan pemerintah akan obat nasional .

belum pasti, tetapi secara politis telah beredar di masyarakat. Salah satu contoh klasifikasi obat adalah seperti yang dibuat oleh Barrals, yang disebut dengan klassifikasi Barrals. Berdasarkan klassifikasi ini terlihat bahwa lebih dari 56 % obat yang dikonsumsi di dunia termasuk dalam kategori yang tidak memberikan efek terapetik. Belum lagi obat-obat yang mungkin indikasinya secara spesifik tidak dijumpai, tetapi tetap dikonsumsi karena alasan terutama di negara sedang berkembang. Tidak tersedianya cukup informasi mengenai obat yang bersifat netral juga menjadi salah satu masalah besar bagi praktisi medik. Sementara informasi yang

dengan kondisi yang ada namun resikonya lebih besar dari manfaatnya.

Dua masalah utama obat

1. Masalah harga obat . Berbeda dengan berbagai komoditas ekonomi, obat memiliki beberapa kriteria khusus, antara lain bertujuan untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas penyakit, harus mudah diperoleh, dapat diakses oleh sebagian besar masyarakat, tersedia dengan harga yang terjangkau dan tidak mendiskriminasi kemampuan sosioekonomik suatu negara. Dalam kenyataannya kriteria tersebut ternyata hanya dapat dijamin di pusat pelayanan kesehatan primer, yang terutama

menjadi kendala untuk mencapai tujuan tersebut.Situasi ini semakin terlihat nyata di negara-negara yang belum memiliki sistem penjaminan kesehatan yang dikelola secara terstruktur dan sistematik dalam bentuk asuransi kesehatan. Fakta yang ada selanjutnya menunjukkan bahwa harga obat yang sama dan sejenis tidak saja bervariasi antar negara, tetapi juga bervariasi antar unit pelayanan kesehatan di suatu negara. Sebagai contoh harga beberapa jenis obat di Canada dan beberapa negara lainnya ternyata lebih murah 30-50% dari pada harga obat yang sama di Amerika Serikat. Beberapa data menunjukkan bahwa di samping harga yang tinggi, variasi harga yang sangat lebar antar obat sejenis juga merepresentasikan betapa kurang adilnya penetapan harga dan pemberlakuan harga obat di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. Sebagai contoh di Indonesia harga siprofloksasin merek dagang ( branded generic) yang patennya sudah habis tahun 2003, bervariasi mulai Rp.1200,- hingga lebih dari Rp. 29.000,- Ini artinya untuk jenis obat yang sama, perbedaan harga antar merek dagang bisa mencapai 23 kali lipat. Perbedaan ini akan terlihat semakin lebar manakala dibandingkan dengan siprofloksasin generik Rp.345,- yang bisa saja mencapai hampir 100 kali lipat. Berbedanya harga obat antar berba-

Tingginya harga obat , khususnya untuk obat dengan merk dagang, bukan merupakan isyu yang begitu saja muncul di permukaan. Dalam berbagai aspek ternyata obat bahkan telah mendiskriminasi sosioekonomi masyarakat. Obat telah menjadi komoditas ekonomi yang penetapan harganya diserahkan pada mekanisme pasar. Pada situasi ini maka obat telah kehilangan rohnya sebagai bagian dari hak individu untuk dapat sembuh dari penyakit atau memperpanjang usia, karena ternyata kemampuan ekonomi seseorang akan menjadi kendala untuk mencapai tujuan tersebut. disampaikan secara langsung oleh industri farmasi melalui duta-dutanya justru sering misleading atau menyesatkan. Dalam kenyataannya obat yang tersedia di pasaran sangatlah beragam. Namun demikian, banyaknya jenis dan jumlah obat yang beredar serta bertambahnya berbagai obat baru tidak jarang justru menyebabkan kebingungan dan kesukaran bagi dokter, pengelola obat dan petugas kesehatan dalam memilih obat untuk pelayanan kesehatan. Sebagian besar sediaan farmasi yang beredar merupakan duplikasi sediaan yang ada, dengan isi dan dosis yang sama tetapi harga yang berbeda. Sebagian kecil lagi mungkin merupakan yang kurang dibutuhkan karena tidak sesuai dengan kondisi penyakit yang ada atau obat tersebut sesuai

diselenggarakan oleh pemerintah. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kebijakan global mengenai ketersediaan obat esensial dengan nama generik bagi sebagian besar masyarakat. Tingginya harga obat , khususnya untuk obat dengan merk dagang, bukan merupakan isyu yang begitu saja muncul di permukaan. Dalam berbagai aspek ternyata obat bahkan telah mendiskriminasi sosioekonomi masyarakat. Obat telah menjadi komoditas ekonomi yang penetapan harganya diserahkan pada mekanisme pasar. Pada situasi ini maka obat telah kehilangan rohnya sebagai bagian dari hak individu untuk dapat sembuh dari penyakit atau memperpanjang usia, karena ternyata kemampuan ekonomi seseorang akan

gai negara dan antar berbagai pelayanan kesehatan di satu negara menunjukkan bahwa harga obat tidak sepenuhnya didasarkan pada harga pabrik semata, tetapi juga kompetisi tidak sehat yang terjadi di pasar. Obat yang oleh salah satu industri farmasi semula ditetapkan dengan harga yang jauh lebih murah dari kompetitornya, akhirnya harus juga menyesuaikan ( menaikkan harga ) dengan harga yang ditetapkan oleh industri yang terlebih dulu atau lebih berhasil memiliki “ brand image “ . Tidak jarang market-share yang sangat besar bisa diperoleh dengan mempraktekkan taktik dagang yang tidak terpuji oleh perusahaan farmasi. Sekali lagi terlihat, bahwa konsumen menjadi tidak berdaya menghadapi proses penetapan harga yang demikian “

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

39


Info Kegiatan chaotic�. 2. Penggunaan obat yang tidak rasional. Laju kecepatan pengembangan antibiotika , di suatu sisi memang bermanfaat untuk mengatasi masalah resistensi antibiotika pendahulunya. Namun disisi lain percepatan ini ternyata juga menjadi bencana bagi upaya penanganan penyakit infeksi. Kecepatan pengembangan sefalosporin dari generasi I hingga IV menjadi salah satu bukti bahwa selain menguntungkan dari segi spektrum antibakteri, pengembangan itu juga ternyata dipicu oleh cepatnya resistensi beberapa saat setelah sefalosporin generasi sebelumnya diperkenalkan. Dalam perjalanannya, penggunaan antibiotika cenderung berlebihan dan umumnya justru diberikan pada penyakit atau kondisi yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotika. Dari studi yang dilakukan oleh bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UGM bekerjasama dengan Pokja Pengolahan dan Penggunaan Obat Ditjen Pengawasan Obat dan Makanan melalui proyek HP-IV ditemukan berbagai penggunaan antibiotika yang jauh dari ideal. Hampir semua penderita ISPA non- pneumonia ( 9298% ), baik dewasa maupun balita mendapatkan paling tidak satu jenis antibiotika yang inappropriate mencapai 82-89%. Hal ini menjadi salah satu cermin betapa antibiotika telah keliru diberikan kepada mereka yang justru tidak memerlukannya. Jika dihitung berdasarkan angka mortalitasnya, maka angka kematian pasien akibat pemberian antibiotika yang tidak adekuat mencapai 52,1%. Angka ini secara bermakna lebih tinggii dibandingkan angka kematian pasien yang mendapat antibiotika secara adekuat, yaitu hanya sekitar 12,2%. Beberapa studi epidemiologi juga menemukan bahwa pemberian antibiotika secara tidak adekuat berkaitan dengan angka kematian pada pasien dengan VAP (ventilator-associated pneumonia). Dilaporkan juga bahwa pemberian awal antibiotika secara tidak adekuat pada kasus VAP, khususnya yang disebabkan oleh bakteri yang resisten, menjadi penyebab kematian utama VAP di rumah sakit. Bentuk ketidakrasionalan penggunaan antibiotika sebetulnya cukup beragam, mulai dari ketidaktepatan dalam pemilihan jenis antibiotika, hingga cara dan lama pemberiannya. Kebiasaan memberikan antibiotika dengan dosis yang tidak tepat (umumnya under dose), frekuensi pemberian yang keliru, atau waktu pemberian 40

terlalu singkat atau terlalu lama selain mengurangi efficacy nya sebagai pembunuh mikroba juga menimbulkan masalah resistensi yang cukup serius. Perlunya melindungi masyarakat dari resiko penggunaan obat yang keliru. Pada dasarnya setiap dokter dapat secara selektif memilih obat yang di samping benar-benar dikuasai kandungannya, aturan pakai, indikasi, dosis, efek samping dsb. Juga terbukti paling berkhasiat dan aman serta terjangkau oleh masyarakat. Sebagai bekal untuk menetapkan jenis peresepan yang baik dan menghindari risiko penggunaan obat yang tidak rasional, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini : 1. Melakukan seleksi obat. Sebagai pedoman dalam menetapkan obat sebaiknya dipilih obat esensial. 2. Jika ada obat dengan nama dagang dan obat generik maka pilihlah obat generik.

Pada dasarnya obat generik memiliki kriteria tertentu, baik melalui CPOB ( GMP) maupun prosedur standar yang lain seperti bioekivalensi, sehingga kecil kemungkin an bahwa obat generik dalam bentuk yang substandar. Kecuali kalau pembelanjaan obat generik dilakukan di pasar gelap yang tidak jelas asal-usulnya. Penutup Menggunakan prazat medik yang usang ( obsolete) atau sudah tidak direkomendasikan (abandoned) akan berdampak pada risiko terjadinya medical error. Oleh sebab itu setiap praktisi medik perlu selalu peng-update keilmuannya agar setiap tindakan medik yang dilakukannya dapat dipertanggungjawabkan secara benar dan didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang terkini dan valid. *Bagian Farmakologi FK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

APOTEKER HARUS DIBERDAYAKAN Dokter Yuliza Kuswendi, M Kes, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi Jambi, menyampaikan usul pada diskusi penggunaan obat yang rasional Rapat Konsultasi Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik dengan Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes R.I,di Solo tanggal 2 April 2009, bahwa antara dokter dan apoteker harus dibuat

menentukan semuanya adalah dokter. Dokter Yuliza menambahkan : “ Kenapa dokter sangat berkuasa soal obat pada hal pengetahuannya tentang obat sedikit ?�Dia menjawab bahwa sudah dikondisikan seperti ini, bahwa diagnosa, terapi dan pemilihan obat dilakukan oleh dokter. Pada hal dokter lebih banyak belajar pathofisiologi, tapi tentang obat sangat sedikit , ujarnya. (Komentar redaksi : Hal ini sudah

Dr. Yuliza Kuswendi (kiri), Bersama pimred Medisina duduk bersama dalam satu sesi diskusi.

Regulasi Kesetaraan. Dokter membuat diagnosa dan menetapkan terapi, apoteker yang memilihkan dan meracik obat. Dengan adanya regulasi ini maka apoteker harus ada di tempat pelayanan obat. Apoteker sudah memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dari pendidikannya, sekarang harus diberdayakan. Selama apoteker belum diberdayakan, keadaan masih tetap seperti ini saja, karena yang

berjalan di Eropa daratan sejak dikeluarkannya dekrit oleh kaisar Frederik II dari Jerman pada tahun 1240 M yang membagi profesi Kesehatan menjadi dua yaitu profesi Kedokteran dan profesi Kefarmasian, dan dikenal dengan Magna Charta Profesi Apoteker. Di Inggris baru bisa terjadi pemisahan yang jelas sejak dilakukan Regulasi oleh Raja (King) Henry VIII tahun 1511 M. )

MEDIA INFORMASI ORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


CPOB

SERIAL PEDOMAN CPOB Oleh : Joga Rahardjo PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA

Dalam Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik ( CPOB ) dinyatakan bahwa semua personil pada setiap tempat pembuatan obat hendaklah menjalani pemerikaan kesehatan pada saat direkrut. Sesudah dilakukan pemeriksaan kesehatan awal hendaklah dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja dan kesehatan personil secara berkala. Tujuannya adalah untuk melindungi obat yang dibuat agar tidak tercemar dengan penyakit yang mungkin berbahaya dan diidap oleh karyawan yang mengerjakan obat, serta menjaga kesehatan karyawan akibat kerja yang mungkin tidak menyehatkan selama bekerja di pabrik tersebut, dan akhirnya tidak merugikan industri farmasi tersebut. Dari hasil pengamatan kami pada beberapa perusahaan industri farmasi di berbagai tempat di Indonesia atas hasil pemetaan industri farmasi ( mapping ) oleh Badan POM RI tahun 2004 dan 2005 dalam kelompok C dan D, diperoleh data masih banyak industri farmasi yang belum menjalankan pemeriksaan kesehatan pada saat penerimaan karyawan baru, apalagi pemeriksaan secara berkala pada karyawan lama. Dalam penilaian , mereka umumnya mendapat nilai 0% untuk poin ini dalam pemetaan. Kebetulan pemeriksaan kesehatan berkala ini merupakan kategori penyimpangan minor yang tidak mempengaruhi nilai akhir, sehingga oleh perusahaan tidak begitu diperhatikan. Suatu perusahaan yang tidak melakukan pemeriksaan secara berkala tetapi mengikut-sertakan karyawannya dalam program asuransi kesehatan akan mendapat nilai 75 % dari nilai 100 %. Nilai 75% tentu tidak menjamin mutu produk terlindungi dari cemaran yang mungkin timbul dari kkesehatan karyawan. Program asuransi kesehatan hanya mengontrol kesehatan yang sakit dan memeriksakan diri pada sarana langganannya. Bagaimana dengan karyawan yang tidak pernah memeriksakan dirinya ke dokter, walaupun kelihatannya sehat, tapi menderita penyakit menular. Ketentuan tentang pemeriksaan kesehatan ini tercantum dalam pedo-

man CPOB tahun 1988 dan perusahaan pembuat obat tersebut telah menerima sertifikat CPOB untuk pembuatan obat tertentu setidaknya sejak tahun 1996. Kesimpulannya bahwa perhatian pimpinan perusahaan terhadap kesehatan karyawan ini serta kemungkinan efeknya terhadap kualitas obat sangatlah kurang. Umumnya mereka menganggap pemeriksaan karyawan secara berkala merupakan pemborosan. Benarkah ini ? Di Surabaya biaya pemeriksaan kesehatan ( medical check up ) di suatu klinik kesehatan kira-kira sebesar Rp 400.000,per orang. Sesuai apa yang tercantum dalam Petunjuk Operasional CPOB tahun

bahan tertentu dan lain-lain. Perusahaan juga dirugikan karena karyawan tersebut sering tidak masuk, megakibatkan pekerjaannya tidak produktif serta biaya pengobatan yang harus dipikul. Selain itu Pedoman CPOB juga mewajibkan dilaksanakannya pemeriksaan mata secara berkala bagi karyawan yang bertugas melakukan pemeriksaan visual pada kejernihan produk parenteral. Kategori inipun nyaris tidak dilaksanakan oleh beberapa pabrik obat. Menjadi kewajiban moral bagi para apoteker di perusahaan tersebut untuk mengingatkan manajemen perusahaan agar memperhatikan ketentuan tentang

Workshop CPOB, Upaya untuk meningkatkan kemampuan apoteker dalam memproduksi obat.

2001 pemeriksaan ini meliputi ; pemeriksaan umum, pemeriksaan sinar-X, pemeriksaan faeces, urin dan darah, pemeriksaan saluran pernafasan, pemeriksaan mata. Jadi apakah biaya Rp 400.000,- per orang per tahun itu atau Rp 33.333, 33 per bulan itu sangat mahal dibandingkan dengan keuntungan perusahaan jika menghasilkan produk yang bermutu ? Selain pemeriksaan karyawan secara berkala, catatan tentang riwayat kesehatan karyawan nyaris tidak dimiliki oleh beberapa pabrik obat. Hal ini alasannya karena tidak memiliki petugas bagian umum atau personalia yang seharusnya menangani hal tersebut. Sangatlah menyedihkan bila seorang karyawan yang berpenyakit menular tetap terlibat dalam proses pembuatan obat atau seorang karyawan ternyata menderita penyakit akibat pekerjaannya selama ini di perusahaan misalnya infeksi saluran pernafasan, alergi

pemeriksaan secara berkala ini. Para apoteker yang tentunya lebih memahami ketentuan-ketentuan CPOB di perusahaan tersebut hendaklah menjelaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala bagi perusahaan, resiko-resiko yang mengkin timbul jika hal ini tidak dilaksanakan yang akhirnya tanggung jawab para apoteker juga terutama apoteker pemastian mutu. Para apoteker , apapun yang menjadi tugasnya di pabrik obat tidak boleh acuh tak acuh terhadap hal-hal seperti ini yang tidak berkaitan langsung dengan teknis kefarmasian tetapi memerlukan kepedulian apoteker agar dapat menjamin mutu produk yang dibuatnya. Diharapkan dengan demikian penerapan CPOB dapat dilaksanakan dengan benar agar obatobat yang di produksi terjamin mutunya, aman dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Alangkah naifnya jika suatu pabrik

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

41


CPOB obat dalam produksinya menggunakan bahan baku sesuai persyaratan, prosedur pembuatan yang telah tervalidasi, sarana bangunan dan peralatan yang memenuhi ketentuan tetapi manusia pembuatnya tidak terjamin kesehatannya. Semua petugas di pabrik obat hendaklah sehat jasmani dan rohaninya agar menghasilkan produk obat yang memenuhi syarat mutu dan kemananannya.

KELUHAN TENTANG PRODUK

Ketentuan Pedoman CPOB menyatakan keluhan terhadap produk yang beredar hendaklah dikaji, penyebab cacat mutu diinvestigasi serta dilakukan tindakan perbaikan yang tepat dan pencegahan pengulangan kembali keluhan. Semua keluhan dan informasi lain tentang produkproduk yang cacat hendaklah dipelajari dengan hati-hati sesuai prosedur tertulis dan hendaklah dilakukan tindak perbaikan pada hal-hal yang dikeluhkan. Banyak industri farmasi menengah dan kecil menyatakan dengan penuh keyakinan bahwa tidak pernah ada keluhan terhadap produknya dari peredaran. Tidak ada catatan tentang keluhan ataupun laporan tentang mutu, khasiat, keamanan maupun penandaan atas produk yang diproduksinya. Hal ini mengherankan perusahaan besar termasuk perusahaan farmasi penanaman modal asing yang sistem dan tatalaksananya sudah demikian maju masih juga menerima keluhan atau laporan tentang produk, baik keluhan tentang mutu, kahsiat dan efek samping produknya. Selain keluhan langsung , keluhan itu bisa dilihat pula pada kolom-kolom “ surat pembaca “ di berbagai surat kabar. Ada keluhan tentang label dan penandaan yang tidak sesuai, jumlah obat yang tidak sesuai, adanya semut dalam cairan obat batuk, khasiatnya yang tidak menyembuhkan dan lain sebagainya. Keluhan merupakan fenomena gunung es, hanya sedikit yang menonjol dan terlihat di permukaan. Sebagian besar hal-hal yang kurang baik tentang mutu obat maupun khasiatnya tak pernah dilaporkan masyarakat ke perusahaan. Keluhan tidaklah selalu merugikan perusahaan, karena itu tidak perlu ditutuptutupi. Keluhan dapat merupakan bahan untuk mempelajari kelemahan-kelemahan dan kekurangan perusahaan dalam memproduksi dan menjaga kualitas produk. Keluhan juga merupakan bahan untuk meningkatkan kemampuan apoteker dan staf perusahaan. Para apoteker dimanapun ia bertugas dalam industri farmasi dapat memanfaatkan keluhan-keluhan yang 42

menyangkut bidang tugasnya untuk memperbaiki tatacara serta sistem kerja yang ada di tempat kerjanya. Gunakan keluhan dan penyebabnya untuk melatih karyawan agar hal ini tak terulang lagi dan melaksanakan tugasnya dengan lebih baik lagi. Hanya ada satu cara yang tepat menangani keluhan yaitu setiap keluhan hendaklah ditangani secara serius dan segera karena keluhan-keluhan ini sah dan harus ditanggapi. Jangan biarkan suatu keluhan sebagai angin lalu, lakukan penelitian dan penyelidikan tentang kebenaran keluhan serta sebab musababnya. Ambil langkahlangkah perbaikan agar hal yang dikeluhkan tidak bakal terulang kembali. Berikan penjelasan dengan benar kepada yang memberikan keluhan, jangan mencaricari alasan yang tidak berdasar, ucapkan terima kasih jika keluhan itu benar. Tidak ada keluhan yang remeh untuk diteliti. Suatu keluhan tentang adanya warna produk yang berubah dapat menunjukkan kurangnya stabilitas produk atau penyimpanan produk pada kondisi yang tidak benar atau kondisi pengangkutan yang tidak sesuai. Suatu keluhan tentang “rasanya tidak sesuai� dapat berarti kemungkinan terjadi campur aduk pada penyimpanan

Adanya keluhan tentang produk, kemungkinan adanya indikasi pemalsuan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab yang meniru obat kita. Hal ini harus ditangani dengan serius dan dilaporkan kepada pihak yang berwajib bila perlu. Keluhan akan selalu ada , tetapi jika kita semua mengerjakan tugas kita dengan benar, kita akan dapat menekan seminimal mungkin adanya keluhan dan memanfaatkan keluhan untuk belajar dan meningkatkan tugas. Keluhan bukan sesuatu yang menakutkan tetapi mungkin akan banyak membantu dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

BADAN ISFI MILLENIUM Badan ISFI Millenium adalah suatu badan usaha milik Yayasan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan pelatihanpelatihan, pendidikan berkelanjutan dan seminar-seminar untuk meningkatkan kemampuan serta kompetensi profesi para apoteker anggota Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia ( ISFI ). Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan ISFI Milenium antara lain : 1. Seminar-seminar untuk meningkat-

Badan ISFI Millenium adalah suatu badan usaha milik Yayasan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan pelatihan-pelatihan, pendidikan berkelanjutan dan seminar-seminar untuk meningkatkan kemampuan serta kompetensi profesi para apoteker anggota Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia ( ISFI ). flavour atau kemungkinan digunakannya flafour yang tidak benar. Hendaklah ada formulir khusus untuk menagani keluhan, agar semua informasi yang diperlukan dapat diterima. Semua staf perusahaan yang terkait dengan suatu keluhan hendaklah mengetahui dan memahami adanya formulir tentang keluhan ini. Kerjasama antara staf pabrik dengan petugas pemasaran sangat penting dalam menangani keluhan-keluhan ini. Semua petugas pemasaran di lapangan hendaklah membawa formulir keluhan ini sehingga mereka dapat mengisi langsung dengan rinci dan segera mengirimkannya ke perusahaan jika timbul keluhan di lapangan supaya dapat ditangani dengan baik. Jika terjadi pengulangan keluhan tentang hal yang sama, ini merupakan pertanda ada yang tidak beres pada produk tersebut, hendaklah segera ditanggapi dengan cepat. Keluhan yang terulang hendaklah diperhatikan secara khusus. Data riwayat kejadian seperti ini hendaklah dibuat dan disimpan secara khusus.

2.

3.

4.

kan kemutakhiran pengetahuan para apoteker di bidangnya masing-masing oleh para pakar baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pendidikan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas apoteker dalam menjalankan tugasnya di perbagai bidang seperti pelayanan di apotik, rumah sakit dan berbagai industri seperti industri farmasi obat, bahan baku obat, obat tradisional, makanan dan minuman, kosmetika serta alat kesehatan. Pelatihan untuk meningkatkan profesionalitas apoteker di bidangnya masing-masing seperti pelatihan penyegaran tentang penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), CPOTB dan CPKB untuk apoteker yang berprofesi di bidang industri. Pendidikan berkelanjutan terkait dengan kegiatan profesi apoteker seperti manajemen, kepemimpinan, pengembangan diri, humaniora, perundang-undangan dan lain-lain.

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Info Profesi 5.

Pelatihan dan bimbingan khusus bagi para apoteker pemula yang ingin bekerja di apotik, rumah sakit, industri dan bidang kerja lainnya. 6. Pendidikan untuk meningkatkan jabatan bagi apoteker di berbagai bidang. 7. Kegiatan-kegiatan pengembangan profesi apoteker lainnya. Dalam melaksanakan kegiatannya Badan ISFI Millenium bekerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan, industri farmasi, perguruan tinggi dll. PIMPINAN : Pembina : Drs. Richard Panjaitan, SKM. Apt. Nara Sumber: Drs. Marzuki Abdullah, MBA. Apt. Ketua : Drs. Joga Rahardjo, MBA. Apt. Dibantu oleh para pakar dari berbagai

cabang profesi farmasi, industri, rumah sakit dan apotik. Kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan ISFI Millenium adalah : 1. Di Jakarta tanggal 25 Maret 2009, dengan pelatih Drs. S.E. Siahaan dan Drs. Joga Rahardjo. 2. Di Surabaya tanggal 16 April 2009, dengan pelatih Drs. Bambang Sudiyanto dan Drs. Joga Rahardjo. 3. Di Bandung tanggal 23 April 2009, dengan pelatih Drs. Awang Hermani dan Drs. Basuki Hadi. 4. Di Jakarta tanggal 28 April 2009 bekerjasama dengan GlaxoSmithKline berupa penyuluhan pada apotekerapoteker di Rumah Sakit dengan tema :” Pencegahan Kanker Serviks” dengan penyuluh Dr. Gatot Purwoto Sp.OG (K) Onk dan Dr. Iris Rengganis Sp.PD,KAI.

5. 6.

Di Medan tanggal 7 Mei 2009 dengan modul yang sama. Di Semarang tanggal 14 Mei 2009 dengan modul yang sama.

Pelatihan saat ini dengan modulmodul : • Penanganan Bahan Awal baru datang. • Penanganan dan Penyimpanan Bahan Awal. • Pemesanan dan Pembelian Bahan Awal yang Baik. • Penandaan Bahan Awal. Juga dalam waktu dekat akan menyelenggarakan pelatihan untuk apoteker di apotik, pelatihan kepemimpinan eksekutif dan bagaimana menjadi apoteker penanggung jawab produksi di pabrik obat. Semua pelatih adalah mantan penanggung jawab produksi atau plant manajer di pabrik farmasi. (jog)

Seminar Sehari PC. ISFI Bekasi : Mengulang Sukses Seminar Pertama

TETAP AKTIF DAN MENARIK MENUJU USIA EMAS Tak hanya mengupas masalah kecantikan wanita, seminar kedua ISFI Cabang Bekasi juga membuka wawasan Apoteker untuk merambah dunia wirausaha. Maka, tak heran jika seminar sehari ini, kembali banyak dihadiri oleh peserta seminar. Sukses di seminar pertama, ternyata memacu adrenalin para pengurus ISFI Cabang Bekasi untuk terus berkarya.

U

ntuk yang kedua kalinya PC. ISFI Bekasi mengadakan seminar sehari, setelah di tahun sebelumnya sukses mengangkatkan seminarnya yang pertama. Tentu saja ini menandakan bahwa perlahan tapi pasti PC. ISFI Bekasi berupaya untuk merangkul Apoteker yang ada di Bekasi dan sekitarnya untuk sama-sama membangkitkan ISFI cabang. Dan, diharapkan langkah yang diambil oleh PC ISFI Bekasi bias juga ditiru oleh PC atau PD ISFI yang lainnya. Sabtu tanggal 7 Maret 2009, kembali di Hotel Horizon Bekasi, seminar sehari PC. ISFI Bekasi diselenggarakan dan dihadiri

oleh kurang lebih 200 peserta. Kali ini PC. ISFI Bekasi mengangkat tema mengenai Anti Aging yang diberi judul “Tetap aktif dan Menarik Menuju Usia Emas”. Awalnya, kami dari MEDISINA berpikir, seminar ini hanya akan dihadiri oleh peserta wanita saja. Karena topik yang diangkatkan memang sangat berhubungan dengan wanita. Tapi, ternyata dugaan kami salah. Seminar ini juga diminati oleh banyak pria. Yah, ini pertanda bahwa pria pun mulai aware dengan perkembangan dunia kosmetik. Dalam sambutannya, kembali ketua PC ISFI Bekasi Dra. Etty Kusraeti, Apt., MKM mengingatkan tentang makna Pharmaceutical Care, namun pada kesempatan itu

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

43


Info Profesi Etty Kusraety manambahkan bahwa untuk menjalankan konsep Pharmaceutical Care, Apoteker harus meng-update ilmu mereka terus menerus. Dan, itulah fungsinya di adakan uji kompetensi. Selain itu Etty Kusraety juga menambahkan, bahwa seminar-seminar yang diadakan juga berperan penting dalam meng-upgrade ilmu. Dalam kaitannya dengan seminar sehari yang diselenggarakan, Etty Kusraety berpikir bahwa sebagian besar Apoteker di Indonesia adalah perempuan, dan mereka pastinya harus aware dengan produk-produk yang menyangkut kecantikan wanita, terutama yang saat ini tengah berkembang yaitu Anti Aging. “Produk farmasi yang dalam hal ini kosmetik yang legal, seharusnya bisa digunakan dengan baik dan juga bisa didapatkan informasinya mengenai produknya melalui Apoteker,” tutur Etty saat memberikan kata sambutannya. Dalam seminar tersebut hadir tiga orang pembicara utama yang secara basic sangat berhubungan sekali dengan dunia kosmetik. Benefit of HGH Replacement in Adults Kita tidak tahu pasti mengapa kita menjadi tua, selain karena menurut pakar kesehatan bahwasannya saat itu produksi hormone tertentu di otak manusia mengalami penurunan. Saat kita berumur 20 sampai 25 tahun sehingga ketika kita berumur 40 tahun kita sudah benarbenar mengalami proses penuaan dan hal ini sangat berhubungan erat dengan penurunan produksi hormon anti-aging kita. Setelah kita berusia 30 tahun, jumlah hGH yang diproduksi oleh tubuh kita akan menurun sekitar 24% setiap sepuluh tahunnya. Itulah sebabnya pada saat kita berusia 60 tahun, tingkat hGH kita akan berkurang 80% dibandingkan pada saat kita berusia 20 tahunan. Saat ini mungkin belum banyak yang mengetahui mengenai peran HGH pada orang dewasa. hGH, atau Human Growth Hormon tak hanya bisa menyebabkan penuaan pada manusia, tapi juga adalah salah satu faktor penyebab beberapa penyakit bawaan, seperti kolesterol, arteriosklerosis dan penyakit lainnya yang biasanya muncul saat usia semakin tua. Dr. Widya Murni, MARS., seorang dokter ahli hGH, yang saat itu menjadi pembicara sesi pertama mengatakan bahwa manusia menjadi tua secara fisik dikarena oleh penurunan jumlah beberapa 44

hormon di tubuhnya. Menurutnya, beberapa akibat dari defisiensi hormon karena usia semakin bertambah, istilah yang sering disebutkan oleh dokter anti-aging, merupakan kondisi yang tidak terlihat tetapi sangat menggangu.”Peningkatan kolesterol dalam darah dan tingkat lemak, tulang lebih rapuh, sistem imun yang lemah dan resiko berkembangnya penya-

kit jantung dan kanker, mungkin saja bisa timbul apabila kita tak memperhatikan hal ini lebih lanjut,” katanya saat menjelaskan mengenai teorema defisiensi hormon, terutama hGH. “Selain itu banyakak juga penyakit yang muncul di usia tua, ditimbulkan karena kekurangan hormone. Contoh paling simpel adalah kepikunan dan mungkin

Pelaksanaan Seminar Kedua, Peserta tetap menunjukkan antusiasme yang tinggi. bisa ke-arah Alzheimer, penyakit ini terbilang biasa, tapi bisa sangat mengganggu.“ tuturnya. Selain dari itu, keadaan fisikpun mengalami penurunan drastis, yaitu mulai mengalami pengeriputan, kantong mata yang membesar, perut yang turun dan glambir di bagian-bagaian tubuh. Hal tersebut tentu saja menyebabkan hilangnya kecantikan, khusunya pada wanita. Menurut Dr. Widya Murni, gejala-gejala seperti ini selama ini hanya dianggap sebagai penuaan yang pasti terjadi di usia tua, padahal hal tersebut bisa diatasi atau dikurangi jika kita mengetahui caranya. Salah satunya tentu saja dengan menggunakan terapi hGH. Terapi hGH di Indonesia memang masih terbilang baru, namun banyak juga wanita yang telah melakukannya. Saat ini mereka mulai aware dengan kecantikan di usia baya atau tua. “Usia boleh tua, tapi organ dan fisik tetep muda,” begitulah Dr. Widya Murni menggambarkan para wanita yang melakukan terapi HGH ini. Dari informasi yang ditambahkan oleh Produk Manager sebuah perusahaan yang memproduksi hGH, dikatakan bahwa hGH yang saat ini banyak digunakan untuk terapi adalah asam amino yang diolah dengan teknologi tinggi, sehingga keberadaannya di dalam tubuh nanti

akan menyerupai hormone GH yang ada di dalam tubuh. Penggunaannya adalah secara injeksi. “Penggunaan hGH sangat mudah, dan kami memberitahukan caranya kepada si pasien agar mereka bisa melakukan penyuntikan sendiri. Yang pasti hGH ini tak digunakan terus menerus, karena ketika hGH ini disuntikan, tubuh juga akan merespon dan membentuk GH lagi secara alami.” Tambah Dr. Widya Murni. Menarik bukan? Mungkin, karena terapi hGH ini masih baru dan belum banyak dilakukan, para peserta seminarpun menjadi begitu antusias untuk tau lebih banyak. Maka tak heran jika pertanyaan yang masukpun sangat banyak. Tak hanya dari peserta wanita, tapi juga dari peserta yang laki-laki.

Antioksidan? Perlukah? Menjadi tua sebenernya bukan masalah, tapi jika tua membuat bentuk fisik dan kebugaran tubuh berkurang, banyak orang mempermasalahkan hal tersebut. Wanita, adalah termasuk golongan yang mempermasalahkan hal-hal penurunan fungsi fisiologis yang mungkin terjadi ketika menjadi tua. Di usia memasuki 40-an tahun, ses-

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Info Profesi eorang akan mengalami ini secara nyata. Kulit mulai tampak berkeriput dan kering sebab produksi kelenjar keringat kulit mulai menurun. Kemudian, diikuti proses pigmentasi kulit makin meningkat dan rambut mulai menampakkan uban Gejala negatif lainnya adalah stres, penyakit jantung, katarak dan perubahan kejiwaan yang makin merosot. Penyakit jantung akan makin cepat bersemayam dalam tubuh jika seseorang kerap mengalami kondisi stres yang akan merangsang peningkatan kolesterol darah khususnya LDL sehingga akan lebih berisiko terhadap penyakit jantung koroner. Menurut dr. Sri Hartati yang saat itu didaulat menjadi pembicara dan membawakan topik tentang Antioksidan dalam kecantikan, penuaan secara fisiologis yang tergantung pada usia sebenernya dapat diperlambat dengan penambahan asupan gizi yang baik, pengurangan stress dan pemakaian antioksidan. Yap, antioksidan saat ini menjadi salah satu cara untuk tetap mempertahankan kecantikan, terutama pada wanita khussunya usia baya. “Membicarakan masalah kecantikan, maka tak bisa juga terlepas problem penuaan dini, dan ini juga yang membuat produsen kosmetik saat ini mulai concern dengan produk anti aging,” tutur dr. Sri Hartati saat memulai topi. “Dan, salah satu penyebab penuaan dini pada banyak wanita adalah efek dari sinar UV dan radikal bebas, karena itulah produk antioksidan sebagai salah satu penunjang anti aging saat ini menjadi sangat marak.” tambahnya. Terlebih lagi, dr. Sri Hartati mengatakan bahwa komponen yang terkandung dalam sinar matahari, yaitu UV A, UV B, UV C semuanya dapat dapat dengan cepat menyebabkan gagnguan estetika pada kulit. Beberapa diantaranya yang sering terjadi adalah pembentukan kolagen pada kuliat, pengurangan kekenyalan pada kulit dan pembentukan noda putih atau hitam dan terakhir berimbas pada efek kanker kulit. Lalu, apa itu antioksidan? Antioksidan merupakan molekul yang mampu menetralisir atau mengikat radikal bebas yang berbahaya terutama radikal oksigen sebagai hasil dari berbagi metabolism sel normal. Menurut dr. Sri Hartati, antioksidan sangan bermanfaat untuk pertahanan tubuh terhadap serangan radikal bebas dan juga mencegah oksigen radikal membentuk spesieS yang lebih toksik.

Di Indonesia sendiri, peredaran kosmetik termasuk salah satu yang sering didapatkan terjadi pelanggaran, oleh karena itu diharapkan agar pada konsumen mulai peka dalam memilih kosmetik yang baik untuk digunakan, terutama pada pemakaian tabir suya, yang langsung berhubungan dengan kulit. “Yang pasti kenali dulu jenis kulit kita, pilih kosmetik yang sesuai. Perhatikan keberadaan pH Balanced dan gunakan yang menandung antioksidan” kata dr. Sri Hartati menerangkan. “Disamping itu, jangan lupa, pakai kosmetik yang sudah teregristasi di BPOM dan jelas produsennya,” tambahnya lagi sambil menutup penjelasan sesi ke 2. Apoteker, Ayo menjadi Pengusaha! Sesi ketiga dari seminar, atau sesi terakhir merupakan salah satu sesi yang juga ditunggu-tunggu oleh para peserta.

mendulang sukses dan menjadi salah satu kosmetik ternama di Indonesia Bukan tak pernah merasakan jatuh bangun, menurut Nurhayati Subakat, dia pun merasakan kegagalan beberapa kali, bahkan pada tahun awal wardah mulai berdiri dan menghasilkan, perusahaan yang dibangun berdua dengan suaminya tersebut habis dilalap si jago merah. Walau sempat membuat Dra. Nurhayati bingung, namun berkat motivasi dan kegigihan beliau, Wardah berhasil dibangkitkan kembali. Semua kegagalan dan pasang surut itu, dianggapnya sebagai proses dalam menuju keberhasilan. Pastinya sepak terjang Dra. Nurhayati Subakat., Apt, patut menjadi contoh bagi apoteker lainya, khususnya pada keberanian beliau untuk menjadi seorang wirausaha wanita yang mandiri dan memiliki

Materi yang menarik, Peserta seminar cukup banyak karena materi yang disajikan sangat menarik. Bagaimana tidak, di sesi ini PC ISF Bekasi kehadiran seorang wanita bermental baja, yang telah membesarkan sebuah perusahaan kosmetik, yang saat ini menjadi salah satu diantara perusahaan kosmetik ternama di Indonesia. Hebatnya lagi, dia berasal dari background Apoteker. Dra. Nurhayati Subakat., Apt, mungkin beberapa waktu lalu, pembaca MEDISINA pernah melihat atau membaca profilnya dalam majalah MEDISINA Edisi 4 tahun 2008. Sama seperti yang dijumpai Reporter MEDISINA di rumahnya, saat hadir sebagai pembicara di Seminar PC ISFI Bekasipun, Dra. Nurhayati Subakat tampil semakin prima dan bersemangat. Tak lupa juga tampil cantik seperti biasanya. Memang, saat ini di Indonesia sendiri, apoteker wanita yang menggeluti bidang bisnis kesehatan non apotek masih terbilang jarang, Nurhayati salah satu yang berhasil mengembangkan konsep ini. Berawal dari skala industry rumah tangga, dia berhasil membawa PT. Wardah Kosmetik

kominment yang kuat dalam bisnisnya. Semoga kelak akan banyak apotekerapoteker yang bisa meniru langkah yang diambil oleh Dra. Nurhayati Subakat., apt. Sampai dengan sesi terakhir selesai, masih terlihat antusiasme para peserta seminar, mengingat ilmu yang mereka dapatkan hari itu terbilang sangat banyak. Tak hanya bicara soal kecantikan, tapi merekapun mendapatkan bekal khusus untuk menjadi wirausaha yang sukses. Seminar kedua yang diselenggarakan oleh PC. ISFI Bekasi ini, sekali lagi mampu membuktikan bahwa, apoteker di Indonesia sangat haus akan ilmu, oleh karena itu, sebisanya seminar serupa pun dibangkitkan di PC. ISFI atau PD. ISFI lainnya, sehingga mereka yang berada di daerahdaerah dapat merasakan perkembangan dan kemajuan dunia kefarmasian. Dan untuk PC. ISFI Bekasipun, semoga di tahun yang akan datang, akan ada lagi dan terus-menerus ada seminar serupa. (vita)

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

45


Spesial Topik

MENGENANG WIBAWA GURU SETENGAH ABAD YANG LALU  STUDI KASUS DI KOTA MEDAN  Oleh : Rosman R.*

T

anggal 20 - 22 April 2009 telah berlangsung ujian akhir nasional Sekolah Menengah Umum se Indonesia, secara serentak. Dalam minggu itu juga ada berita di koran-koran, beberapa orang guru di beberapa daerah di Indonesia ditangkap polisi karena membocorkan jawaban soal ujian tersebut kepada muridnya peserta ujian. Apa gerangan motif sebenarnya yang terjadi ? Motif uang ( ekonomi ) , atau motif tekanan atasan karena sekolah yang sedikit lulusannya , kepala sekolahnya diancam akan dicopot atau motif gengsi dimana yang sekolahnya sedikit lulusan berarti gurunya tidak becus mengajar, atau sekolahnya waktu yang akan datang akan sedikit pendaftar murid baru? Atau macam-macam lagi motif lain atau interpretasi anda bagaimana sebagai pembaca yang punya anak sedang duduk di sekolah menengah atau sebagai alumni SMA / SMU ? Dibawah ini kami tampilkan tulisan seorang alumni SMA jaman dulu mengenang wibawa guru masa itu. “Mau jadi guru “! Itulah jawaban yang terlontar dari kebanyakan murid Sekolah Rakyat jika ditanyakan cita-citanya kelak kalau sudah besar. Sekolah Dasar di tahun lima puluhan dulu dinamakan Sekolah Rakyat ( SR ). Orang tua di tahun itu sangat sangat membanggakan anaknya yang berprofesi sebagai guru atau bermenantu guru. Pungutan uang yang hampir tidak ada, S.R. negeri boleh dikatakan gratis, tanpa uang pangkal maupun uang sekolah. Bahkan jika ada pesta sekolah misalnya ulang tahun sekolah, makanan kecil dan minuman untuk murid gratis, terkelcuali jika mendatangkan acara dari luar seperti sulap, silahkan menyumbang sekedarnya dengan memasukkan uang kedalam celengan yang terbuat dari kaleng bekas. 46

Dedikasi, Wujud pengabdian guru adalah dedikasi untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa.

Di pertengahan tahun lima puluhan saya masuk SMP Negeri, dipungut sedikit uang pangkal, tapi uang sekolah gratis. Pungutan lain hampir tidak ada, jadi tidak memberatkan kocek orang tua saya yang mempunyai anak cukup banyak dan pekerjaannya sebagai pegawai negeri sedangan. Buku pelajaran tidak perlu dibeli kecuali sekali-sekali ada buku baru. Kebanyakan murid menerima warisan buku dari saudara / kakaknya yang duduk di kelas lebih tinggi. Yang penting buku pelajaran itu ada. Guru mengajarkan muridnya untuk berhemat, buku pelajaran yang kulit luarnya sudah jelek, harus disampul kalau tak ingin kena damprat. Buku tulis wajib disampul. Tanpa tedeng aling-aling murid yang raportnya kebakaran ( banyak merah ) disamping kanan bagian bawah Daftar Nilai mendapat cap embel-embel : “ Harap mendapat perhatian orang tua tentang kemajuan anak ini “. Kalau kebakaran hebat sekali, orang tua siap-siap dipanggil.

Orangtua akan mendapat wejangan dari Direktur Sekolah sesudah menanyakan keadaan anak dirumah, waktu bermain dan sebagainya. Ancamannya tidak mainmain. Prestasi buruk pada kuartal berikutnya akan tinggal kelas.Dua kali tinggal kelas berurutan, dipersilahkan keluar ( pindah sekolah ). Murid yang tinggal kelas ada saj, tidak pernah ada yang naik kelas 100% , bahkan yang dikeluarkan juga ada. Singkat cerita sekolah benar-benar mempunyai otoritas. Dalam mengambil keputusan terhadap murid tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun, dengan cara bagaimanapun. Di penghujung tahun lima puluhan saya masuk salah satu SMA Swasta yang waktu itu dibilang oleh teman-teman kurang bermutu karena sekolahnya sore hari dan muridnya sedikit. Uang sekolahnya tidak begitu mahal. Sekolah itu dari pagi sampai siang merupakan SMA negeri, sore hari sekolah swasta dengan guru

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Spesial Topik yang sama. Banyak juga diantara guru yang berstatus tugas mengajar ( PTM ) , mahasiswa yang berasal dari ITB atau UGM karena kekurangan guru akibat pergolakan di daerah waktu itu. Mereka berikatan dinas dengan kementerian PDK ( Pendidikan Dasar dan Kebudayaan ) dan wajib mengajar minimal 2-3 tahun di SMA negeri setelah menyelesaikan Sarjana Muda dan setelah mengabdi bisa kembali lagi ke bangku kuliah untuk menyelesaikan sarjananya. Kami menamakan guru itu “ Guru Petug “ singkatan dari Pegawai Tugas. Tempat tinggalnya bisa membuat ngiri, di hotel terbilang lumayan pada masa itu. Kehidupan guru terlihat berkecukupan ( terbukti banyak yang kawin selama tugas mengajar itu terutama yang kebagian ke Menado setelah merasakan istilahnya 3 B Menado ) cara mengajarnya enak dan sangat disegani dan dihormati oleh murid. Saya masih ingat, kami yang berasal dari SMA/B ( Pasti/Alam), paling ditekankan jadi pemikir yang baik, bukan penghapal tanpa mikir. Waktu itu istilah ngobjek apapun bagi guru tidak berlaku, guru seharian sibuk mengajar. Mungkin karena penghasilan sudah berkecukupan, emosi mengajarnya bisa tenang dan pikirannya tak bercabang. Bulan puasa libur sekolah, tetapi murid kelas tiga les wajib di sekolah tanpa dipungut bayaran. Bersebelahan dengan sekolah saya berada Sekolah Guru Atas (SGA) . Sekali-sekali terjadi sekedar perkelahian antara beberapa murid kedua sekolah. Tak pernah ada tawuran di jalanan. Semua yang ketahuan ikut berkelahi siap-siap mendapat panggilan Direktur Sekolah. Direktur SMA tempat saya bersekolah, orangnya sangat berwibawa dan bijaksana selain itu kalem walau sedang marah sekalipun. Kemudian kami ketahui kedu Direktur Sekolah itu sering bertemu untuk menghindari terjadinya perkelahian sesama murid. Tahun 1971 seterlah selesai pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi di Bandung, saya pulang kampung, kembali ke Medan. Disuatu pagi saya berkunjung ke SMA tempat saya pernah belajar dulu. Pak Guru, Direktur SMA Swasta dulu itu masih hidup dengan wajahnya yang sudah menua, beranjak dari kursinya dan langsung menyongsong saya dengan gembira. Rupanya dari kejauhan dia masih mengenal saya. Saya menyalami beliau dan mantan guru-guru lain yang ramairamai berdatangan. Setelah berbasa-basi

air matanya berlinang, “ Sekolahmu dulu terpaksa kami bubarkan “, katanya seperti orang bersalah. “ Kalau dulu kalian nakalnya berkelahi, itupun masih dapat bapak terima. Bapak benar-benar malu dan takut. Kami kehilangan wibawa, diantara murid ada yang berani berjudi dan mengisap ganja. Polisi sering datang kesini dan saya tak bisa bicara. Ia minta maaf sekali lagi kepada saya tentang dibubarkannya sekolah itu, kemudian saya mengobrol panjang lebar bersama mantan guru-guru saya dulu. Wibawa guru itu perlu dijaga. Pemberian fasilitas berlebihan orang tua kepada anak, menjadi donatur dengan maksudmaksud tertentu, mengajari anak untuk mendapat kemudahan dalam pendidikan semuanya dapat mendorong jatuhnya wibawa guru di mata anak didik. Kurangnya pengawasan gerak-gerik anak, disiplin di rumah dan pendidikan agama, berpeluang menimbulkan berbagai masalah dan bahkan masalah sosial. Mempertahankan wibawa perlu biaya, guru itu harus rapi / necis, butuh fasilitas sesuai kondisi di tempat menagjar. Sayangnya karena tuntutan hidup, tentu tak bisa begitu saja disalah-

kan, ada guru yang terpaksa ngobjek dan bahkan ngojek, entah bagaimana pandangan anak didik terhadap guru mereka ini. Kasihan atau menganggapnya remeh. Saya bukan seorang peneliti, tetapi dari gejala yang saya lihat merosotnya pendapatan guru dibandingkan nilai tukar untuk memperoleh kebutuhan mulai terjadi pada sekitar pertengahan tahun tujuh puluhan. Saya duga sangatlah sulit dan kalau adapun tidak banyak guru yang dapat menyesuaikan langkah mengikuti gerak modernisasi sampai sekarang ini. Seandainya banyak guru katakanlah ikut berbisnis, itu akan berbahaya, pendidikan bisa terlantar. Saya renungkan kembali sewaktu saya masih remaja dulu, alangkah berwibawanya guru saya, alangkah cerahnya roman muka mereka. Begitu segannya orang tua saya dan orang tua teman-teman lain terhadap guru. Apakah bisa dengan penghasilan yang kurang memedai seorang guru dapat mempertahankan wibawanya didepan anak didik ??? * Penulis adalah alumni jurusan Farmasi ITB dan fakultas Ekonomi USU.

PANUTAN KEDUA

Menurut penelitian yang dilakukan oleh para psikolog dari Universitas Durham, Inggris, perempuan yang memiliki kedekatan dengan sang ayah ketika kanak-kanak , akan tertarik pada pria yang memiliki tampilan seperti ayahnya. Juga ditemukan, semakin

kuat kesamaan wajah wanita itu dengan ayahnya semakin erat hubungan dengan ayahnya. Peneliti / psikolog lain Dr. George Fieldman juga dari Inggris menemukan bahwa perempuan berasumsi bahwa orang yang mirip ayahnya akan berperilaku sama seperti orang tuanya itu. Namun tentu harapan itu hanya muncul untuk yang ayahnya seorang pengasih, penyabar dan sangat baik. Peneliti lain menemukan wanita lebih menyukai pria dalam kategori “ biasa-biasa saja” , katimbang yang tampan atau berkantong tebal. Alasannya kaum Hawa beranggapan si kaya atau si tampan tidak bisa menjadi ayah yang baik / setia. Kenapa demikian ? Potensi seorang pria sebagai orang tua harus dipertimbangkan matang-matang, sebab , pola yang berlaku di dunia ini , perempuanlah yang akan mengasuh anak-anak. Bagaimana pendapat anda ? Cocok ? ( KT)

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

47


Spesial Topik

S

angat sering manusia mengalami suatu peristiwa dan situasi dalam hidup yang membuatnya tidak bahagia. Ketika sadar dengan situasi yang terjadi, ia menemukan bahwa ketidakbahagiaannya hanyalah suatu reaksi, dan manusia dapat bereaksi dengan cara yang berbeda. Apabila ia berhasil mengatasi permasalahan itu, ia menjadi lebih stabil dan toleran dengan berbagai permasalahan yang sedang dan akan dihadapi dan akan menjadikan ia bahagia. Kebahagiaan bukan terletak pada benda-benda duniawi, tetapi sebenar nya lebih dari apa yang ada didalam hati manusia itu sendiri. Seorang ahli filsafat dan ilmuwan Jerman, Immanuel Kant (1724-1804) pernah merasa terganggu dengan bunyi kokok ayam tetangganya. Ia merasa hidupnya tidak nyaman dan pekerjaannya jadi kacau setiap mendengar kokok ayam jantan itu. Kemudian ia menyuruh pelayannya untuk membeli ayam jantan tetangganya dan memasaknya. Diapun mengundang temannya untuk menikmati daging ayam jago itu. Sambil makan, Immanuel Kant bercerita kepada temannya bahwa dia sangat bahagia sekarang, damai dan tenang karena tidak diganggu lagi oleh kokok ayam jantan tetangganya. Ketika sedang bercerita itu, terdengar suara ayam berkokok, tapi Imamanuel tidak menyadarinya. Setelah selesai makan, barulah pelayannya menerangkan bahwa tetangga pemilik ayam jantan itu menolak menjual ayamnya, sehingga ia membeli ayam jantan dari pasar. Immanuel Kant tiba-tiba tersadar dengan kenyataan, bahwa ayam jantan tetangga itu masih ada dan masih berkokok. Selama ini kita selalu mencari harta , pada hal kita telah mempunyai harta yang tak ternilai dalam diri kita, yaitu kesehatan dan pikiran kita. Dengan kesehatan , kita akan lebih mudah menikmati apa yang ada di dunia ini. Dengan kekuatan pikiran, kita bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan, yang susah bisa menjadi mudah. Kesehatan, waktu dan pikiran adalah kekayaan tidak ternilai yang bisa membimbing orang menuju kebahagiaan. Lalu timbul pertanyaan, jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai semua itu, mencapai kebahagiaan hidup ? Ada beberapa jalan yang sering digunakan orang untuk mencapai kebahagiaan: 1. Paham spiritual, dimana para ahli 48

DI BALIK KEKECE KEKEC fi lsafat percaya bahwa kebahagiaan nyata filsafat ada pada hal-hal yang bersifat kerohanian dan berusaha menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat kebendaan ( keduniawian ). 2. Paham materialistik yang berfikir secara materialis, bahwa kebahagiaan hidup hanya bisa dicapai dengan penguasaan pada benda-benda / materi dan berusahalah mengumpulkan materi sebanyakbanyaknya. 3. Paham rasionalistik, dimana orang percaya bahwa kebahagiaan hidup dapat dicapai hanya dengan permainan pikiran dan logika saja. 4. Paham iman dan taqwa kepada Yang Maha Kuasa. Inilah kebahagiaan nyata , bukan semu. Dalam agama Islam manusia terdiri dari tiga unsur, yaitu badan, pikiran dan roh. Unsur kebahagiaan itu ada pada rohani, jasmani dan pikiran yang dilandasi oleh iman. Badan dipelihara dengan makanan dan minuman, pikiran dipelihara dengan ilmu pengetahuan dan penelitian, dan roh (rohani) dipelihara dengan iman dan taqwa ( perbuatan baik

). Dengan memelihara ketiga unsur tersebut , kabahagiaan akan tercapai. Kekuatan dan kedalaman iman yang dimiliki oleh seseorang akan mempunyai efek yang mengagumkan. Contohnya adalah keimanan Siti Hajar istri kedua Nabi Ibrahim, harus pindah dari Palestina ke suatu tempat di selatan , suatu lembah kosong tidak ada tanaman, tidak ada air dan tidak ada orang, ditinggalkan oleh suaminya dengan sedikit air dan biji-bijian, yang kemudian tempat itu diberi nama Mekkah. Selama ini ia tinggal dengan istri pertama Nabi Ibrahim, Siti Sarah yang sudah tua, tapi belum juga dikarunia anak. Ketika ditanyakan kepada suaminya bahwa kepindahan itu apakah atas perintah Allah, Ibrahim menjawab:“Ya “, maka Siti Hajar yakinlah bahwa ia tidak berdua dengan anaknya Ismail saja di tempat sepi itu tapi dilindungi oleh Allah. Dan pada saat air minum sudah habis berusahalah ia mencari air disekitar tempat itu antara bukit Safa dan Marwa, sampai akhirnya ia lelah dan kembali ke tempat anaknya

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Spesial Topik Menurut kamus Webster, kekecewaan adalah perasaan yang terjadi karena a menginginkan sesuatu namun tidak m mendapatkannya. Dalam Kamus Besar m Bahasa Indonesia (Depdiknas) kekecewaan B adalah kecil hati, tidak puas karena tidak a terkabul keinginannya, harapannya, dsb. te Ada A dua macam kekecewaan : 1. Kekecewaan yang bodoh. 2. Kekecewaan yang sehat. Kekecewaan yang bodoh, kegembiraan yang ada terhempas, sukacita di b tangan hilang dan membiarkan hati larut ta dalam kepahitan , dendam, stres dan d depresi . d Sebab utama kekecewaan yang bodoh adalah harapan yang tidak realistik, ambisi a yang tidak masuk akal, keinginan yang y mustahil, ilusi dan impian di siang bolong. m Secara umum tidak semua keinginan daS pat p dicapai dan kekecewaan terjadi karena kebodohan kita sendiri. Ada yang menyk alurkan kekecewaan dengan kerja yang a positif tapi banyak juga kekecewaan yang p bodoh disalurkan melalui penyalahgunaan b obat, penyimpangan seksual , dsb. o

EWAAN HIDUP ditinggal. Suatu mukjizat telah terjadi dan tiba-tiba dari bawah kaki bayi Ismail keluarlah air dari daerah yang sekelilingnya batu, yang kemudian diberi nama Zamzam (berkumpullah) yang saat ini walaupun diminum tiga juta manusia setiap hari tidak habis-habis. Sekarang tidak pernah sepi “kota gersang “ Mekkah itu, berkat doa nabi Ibrahim yang kita disunatkan membacanya setiap duduk diantara dua sujud diwaktu salat. Untuk mencapai kebahagiaan hidup, kita perlu mengetahui mengapa kita hidup di dunia ini. Sedikitnya ada tiga hal utama dalam Al Qur’an yang menjadi tugas manusia hidup di dunia ini, yaitu : 1. Menjadi khalifah (pemimpin) 2. Menyembah Allah, Sang Pencipta. 3. Memakmurkan bumi. Dalam melaksanakan tugas sebagai khalifah dan memakmurkan bumi ini sering kita menemui banyak halangan dan rintangan yang menimbulkan kekecewaan.

Semua ilusi diatas berasal dari empat keinginan : a. Keinginan agar segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak kita dan agar orang lain bertindak sesuai dengan keinginan kita. Ini tidak mungkin karena Tuhan mengaruniakan kehendak bebas pada setiap orang dan kehendak orang lain berbeda dengan kehendak kita. b. Keinginan untuk selalu dicintai,disukai atau dikagumi oleh orang lain terutama orang yang dianggapnya penting. Ini tidak realistik karena sikap dan pikiran orang berada diluar kendali kita. c. Keinginan untuk selalu sukses setiap saat. Ini juga sulit karena setiap sukses selalu melalui kagagalan. d. Keinginan agar faktor-faktor eksternal selalu mendukung usaha keberhasilan kita. Ini pun salah, karena kualitas kita sendirilah yang menentukan apakah faktor-faktor luar itu mendukung atau menghambat kita. Agar terhindar dari kekecewaaan bodoh, maka lakukanlah hal-hal berikut :

a. Hiduplah realistik, jangan berharap yang aneh-aneh. b. Pelajarilah hukum alam dan semua kebenaran yang terkandung didalam nya. c. Curigalah pada apa saja yang terlalu indah, terlalu muluk, atau terlalu gampang diperoleh / dicapai. Biasanya dibelakangnya pasti ada penipuan. d. Ingatlah bahwa karya tangan anda sendirilah yang akan membuat anda senang, berkecukupan dan merasa bahagia. Kekecewaan yang sehat adalah kekecewaan yang dirasakan ketika rasa keadilan diinjak-injak, kebenaran diputarbalikkan. Ketika kebaikan dibalas kejahatan, kekejian mendapat pujian, kerja keras dilecehkan, penipuan malah dihargai. Ketika orang pemalas naik pangkat, orang jujur disingkirkan, orang kaya diperkaya dan orang miskin dipermiskin, koruptor dipuja-puji dan rakyat dicurangi. Jika anda tidak kecewa akan hal-hal diatas, berarti hati nurani anda sudah gelap, kotor dan kumuh. Kekecewaan alami (genuine) selain sehat, juga berpotensi mengubah anda menjadi orang besar. Contoh kekecewaan pintar yang telah terjadi pada orang-orang ternama : 1. Abraham Lincoln (1809-1865) adalah L Presiden Amerika Amerik yang ke-16, hampir seluruh riwayat hidupnya diisi oleh rangkahid ian kegagalan dan da kekecewaan. Tetapi ia selalu bangkit. “ Tidak penting berapa kali engkau gagal “ kata Lincoln .” Yang pentk ing berapa kali engkau bangkit “. Akhirnya e dia berhasil menjadi presiden pada tahun men 1861, dan terbunuh terbun tahun 1865 masih sebagai Presiden oleh orang Amerika sendiri, o tapi dicatat sebagai presiden Amerika Serikat terbesar. 2. HAMKA, Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amarullah (1908-1981) adalah sastrawan dan pujangga Indonesia jaman pujangga baru yang mengalami kekecewaan pada jaman penjajahan Belanda, pemerintahan Sukarno dan Suharto. Pada awal tahun 60-an HAMKA mendapat serangan banyak sekali dari golongan kiri, dihujat, dituduh plagiat, antek nekolim dan sebagainya dan yang terberat dituduh pro Malaysia sewaktu Indonesia konfrontasi dengan Malaysia. Ia akhirnya ditahan dipenjara tanpa diadili sampai kekuasaan Sukarno tumbang. Menghadapi kekecewaannya selama didalam penjara dia mampu menghasilkan tafsir Al Azhar sebanyak 30 juz . Kemudian di jaman pe-

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

49


Spesial Topik merintahan Suharto dia terpilih jadi Ketua Majelis Ulama Indonesia yang pertama dan akhirnya harus kecewa lagi dan mengundurkan diri karena tidak mau didikte oleh Penguasa saat itu dalam hal agama. Setelah meninggal dia diakui sebagai seorang ulama besar dan sastrawan, baik di Indonesia maupun di negara tetangga. 3. Mahatma Gandhi (2 Oktober 186930 Januari 1948 ) . Lelaki ini identik dengan kacamata bulat dan kain putih melilit tubuhnya yang kurus kering, kepala botak serta kaki yang tak beralas.. Begitu sederhana, namun siapappun tak akan sangsi bahwa dialah bapak perdamaian abad 20. Usai kuliah di fakultas hukum di London tahun 1891, sebenarnya dia diterima bekerja di pengadilan Inggris, namun Gandhi memilih untuk kembali ke tanah airnya India dan membuka praktek hukum bekerja di Pengadilan Tinggi Bombay, tapi tidak begitu berhasil. Akhirnya dia berangkat ke Durban, Afrika Selatan bekerja pada

India di Amritsar, Punjab, yang sedang merayakan hari raya umat Hindu. Sejumlah 379 orang tewas dan 1317 orang luka-luka. Gandhi adalah pejuang rakyat India dari penjajahan Inggris dan pejuang persamaan hak wanita yang sebelumnya sangat tertindas di India. Melalui perjuangannya, kasta Sudra , kasta terendah di India yang sebelumnya dikucilkan, mulai mendapat perlakuan yang agak manusiawi. Gandhi waktu di Afrika Selatan pernah ditendang dari kabin kereta api kelas satu, hanya karena warna kulitnya tidak putih, kemudian berubah menjadi pejuang gerakan emansipasi tanpa kekerasan yang kelak mampu mengusir penjajah Inggris dari bumi India (sekarang India, Pakistan dan Bangla Desh).Gandhi sangat fanatik dalam dalam melaksanakan pola hidup sederhana, suka memberi teladan nyata untuk mencintai produksi dalam negeri. Berpuasa adalah salah satu cara yang sangat ampuh untuk melaksanakan gerakan ahimsa

oleh sebatang rokok lagi. 5. Dr. Aidh al-Qarni penulis muda Arab Saudi, pernah melontarkan kritikan kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang mendukung pendudukan Amerika Serikat di Irak. Dia mengatakan agar tentara Amerika Serikat angkat kaki saja dari Arab Saudi. Kritikannya ini ditanggapi dengan penahanan Qarni. Banyak orang-orang Arab mencibirnya terutama dari ulamaulama pemerintah karena dia berani menantang arus. Dia akhirnya di penjara. Namun di penjara inilah dia memanfaatkan waktu luangnya dengan menghasilkan tulisan / buku La Tahzan (jangan bersedih) salah satu buku terlaris (best seller) dunia. 6. Nelson Mandela ( 1918- sek), pejuang kulit hitam Afrika Selatan yang di penjara selama 29 tahun oehh bangsa kulit putih tanpa dendam dan sakit hati, setelah keluar penjara mampu berdamai dengan penjajah kulit putih, bahkan bek-

Sebab utama kekecewaan yang bodoh adalah harapan yang tidak realistik, ambisi yang tidak masuk akal, keinginan yang mustahil, ilusi dan impian di siang bolong. Secara umum tidak semua keinginan dapat dicapai dan kekecewaan terjadi karena kebodohan kita sendiri. Ada yang menyalurkan kekecewaan dengan kerja yang positif tapi banyak juga kekecewaan yang bodoh disalurkan melalui penyalahgunaan obat, penyimpangan seksual , dsb. kantor pengacara India yang membuka cabang disana untuk membela pekerja India yang banyak dibawa kesana sebagai kuli di pabrik gula Inggris. Saat disana dia melihat perlakuan rasis terhadap warga kulit hitam dan kulit berwarna, sehingga mendorongnya untuk berjuang membela hak sipil mereka. Bukannya didengar malah dia mendapat serangan dan pukulan dari warga kulit putih di Afrika Selatan. Dari pengalaman ini dia memilih strategi yaitu perlawanan pasif serta non-koperasi dengan penguasa kulit putih. Tahun 1906 Gandhi mulai gerakan perlawanan pasifnya melawan hukum yang melarang orang kulit hitam dan kulit berwarna bepergian tanpa identitas. Dia memimpin demonstrasi dan mogok kerja. Akhirnya dia bolak-balik masuk penjara. Pada tahun 1914 pemerintah Afrika Selatan menyetujui paket reformasi yang dinegosiasikan dengan Gandhi oleh penguasa Afrika Selatan. Tahun 1915 Gandhi kembali ke India dan berjuang untuk mendapatkan otonomi untuk India dari Inggris dan menerapkan gerakan satiagraha yang berarti kebenaran dan keteguhan dan ahimsa (tanpa kekerasan). Tahun 1919 tentara Inggris menembaki kerumunan 10.000 warga 50

dan satyagrahanya. Dia diakui sebagai bapak kemerdekaan India bersama Pandit Jawaharlal Nehru, walaupun perjuangan nya tanpa kekerasan diakhiri dengan kekerasan oleh bangsanya sendiri dengan cara pembunuhan atas dirinya. 4. Otto von Bismark (1815-1898) kanselir kekaisaran Jerman yang terkenal, seorang laki-laki bertangan besi, ahli dalam peperangan dan perdamaian yang menyatukan Jerman Raya dan ingin menyatukan Eropa dibawah Jerman, tidak bisa hidup tanpa merokok untuk satu saat saja, dan ia selalu merokok dari hari kehari. Tanpa merokok ia tak mampu berpikir, merencanakan atau mengambil keputusan. Suatu hari ketika selagi berperang, ia hanya memiliki sebatang rokok pada sakunya, maka ia terpaksa menangguhkan merokok sampai situasi aman. Ia menanti dan merasakan saatsaat tanpa rokok, menantikan waktu yang tepat untuk menggunakan rokok itu pada waktunya. Akhirnya ia menyadari bahwa ia bisa hidup tanpa merokok. Sejak itu ia memutuskan untuk berhenti merokok demi kebaikannya sendiri. Ia tidak ingin kebahagiaannya tergantung pada sebatang rokok dan tidak mau dikecewakan

erjasama meruntuhkan sistem aphartheid ( perbedaan warna kulit ) di negerinya, akhirnya menjadi presiden demokratis Afrika Selatan pertama yang berkulit hitam pada usia 76 tahun , pemenang hadiah Nobel dan dikenal di seluruh dunia. 7. Thomas Alva Edison (1847-1931) penemu lampu pijar, salah satu temuannya dari lebih seribu temuan yang dipatenkan atas namanya atau orang lain bersamanya, pabrik dan laboratorium nya pernah terbakar habis, namun ia sanggup mengagumi kobaran api yang menyala itu, seraya berkata, “Biarlah semua ini terbakar habis karena sekarang kita berkesempatan membangun gedung yang lebih modern dan lebih besar. Edison bukanlah seorang ilmuwan, dan orang pintar tapi selalu mencoba menyempurnakan penemuan orang lain dan berhasil. Edison pernah berkata bahwa jenius itu adalah 1 % dari ide hebat dan 99 % kerja berat. 8. Eric Clapton, berhasil menggubah lagu terkenal Tears in Heaven, ketika ia menyikapi musibah anaknya yang meninggal karena terjatuh dari apartemen bertingkat. 9. Dll. Yang paling sering mengecewakan

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Spesial Topik anda biasanya orang-orang terdekat. Terhadap mereka, pasanglah sikap zero expectation (harapan nol). Artinya jika anda berbuat baik jangan harapkan imbalan, apalagi menuntut kebaikan yang setimpal. Jadi jika anda berbuat baik lakukanlah dengan tulus. Terima kasih pun jangan diharapkan. Sadarlah, dunia ini tidak selamanya memperlakukan kita secara adil. Ingatlah para Nabi pun selalu dicurigai bahkan dihujat dan dikejar-kejar. Artinya para Nabi pun tidak sanggup membuat senang semua orang. Bergembiralah bahwa anda masih bisa memberi dan sanggup berbuat baik. Itu saja adalah sebuah kehormatan. Dan ketahuilah, jika penerima kebaikan anda sampai lupa berterima kasih, Tuhan akan membalaskan kebaikan anda berlipat ganda. Jika bukan anda yang menerimanya, keturunan anda kelak akan menerima balasan Tuhan yang baik itu. Namun jika orang itu ingat berterima kasih dan membalas perbuatan baik anda, jangan pula ditolak, tetapi terimalah sebagai bonus dan karenanya bergembiralah

dua kali. Dan jika kebaikan anda dibalasnya lebih besar, terimalah itu sebagai mukjizat, jadi bergembiralah tiga kali. Jika orang itu bersikap keterlaluan, artinya anda tidak sanggup lagi berbuat baik kepadanya, sudahlah, jauhi sajalah dia. Putuskan hubungan dengannya tanpa terjebak dalam kebencian dan dendam. Batasi diri dan jaga jarak. Kalau anda mampu, doakanlah orang brenksek itu. Jika anda tidak sanggup mendoakannya, jangan pula mengutuknya. Anda harus hati-hati, karena kutukan anda dapat berbalik mengenai diri sendiri. Jadi serahkan sajalah kepada Tuhan Yang Maha Adil. Selanjutnya sebagai manusia , jangan memelihara karakter meminta, menuntut dan mengemis untuk diri sendiri. Jika anda harus meminta atau menuntut, maka mintalah untuk kepentingan bersama. Sebaliknya, suburkanlah karakter memberi (to give), membagi (to distribute) dan ber bagi (to share). Anggaplah diri anda sebagai khalifah untuk membagibagikan rezeki dan nikmat kepada sesama insani. Ingatlah perintah Tuhan agar kita

menjadi rahmatan lil ‘alamin, menjadi rahmat bagi sesama, bahkan bagi segenap alam. Akan tetapi jangan terlalu ektrim. Jangan sampai susu buat anak sendiri dihentikan gara-gara terlalu bersemangat membantu anak tetangga. Jangan sampai belanja istri dikurangi, untuk membantu istri tetangga lebih banyak. Jangan sampai mengurangi kasih sayang kepada istri sendiri, tapi lebih menyayangi istri tetangga. ( Dikutip dari beberapa catatan lain ). QUOTATION : “Seseorang yang bekerja dengan tangannya semata adalah buruh kasar. Seseorang yang bekerja dengan tangan dan otaknya adalah tukang. Namun seseorang yang bekerja dengan tangan, otak serta hatinya , maka dia layaknya seorang maestro-seni�. ( Louis Nizer, hidup 19021994, pengacara Amerika legendaris).

SEKILAS INFO

APA YANG DIKETAHUI TENTANG KERINGAT Menurut dr. Hanny Nilasari dari FKUI mobilitas yang tinggi seperti olahraga akan mengeluarkan keringat berlebih. Rata-rata seorang pria berkeringat 1-1,5 liter per hari. Bila berolahraga bisa bertambah jadi 3 liter dalam satu jam. Kelenjer keringat pria yang aktif memang lebih banyak ketimbang perempuan. Sebetulnya ada penyebab manusia berkeringat, yaitu secara fisik ( physical sweat ) dan secara emosi ( emotional sweat ). Secara fisik keringat keluar karena panas yang disebabkan oleh kegiatan fisik dan cuaca yang panas. Sedangkan secara emosi, keringat muncul karena meningkatnya kadar adrenalin di saat orang tertekan, takut dan cemas, walaupun suhu dingin. Pada tubuh ada dua macam kelenjer keringat, yakni ekrin dan apokrin. Ukuran kelenjer ekrin lebih kecil sedangkan ukuran kelenjer apokrin lebih besar dan mengeluarkan cairan yang lebih kental serta inilah yang lebih banyak ditemukan pada pria pada saat mulai pubertas. Cairan yang dihasilkan kelenjer apokrin itu mengandung lemak tinggi, kemudian karena dihinggapi oleh bakteri, diuraikan dan akan mengeluarkan bau yang tak sedap. Jika fungsi pengasaman kulit terganggu, bisa mengakibatkan keringat yang berlebih dan membentuk jamur. Ada dua langkah mengatasi hal ini yaitu memakai anti perspiran atau deodoran. Anti perspiran berfungsi mengurangi cairan keringatnya sedangkan deodoran berfungsi mengurangi baunya. Secara medis keringat adalah merupakan respons termo-reg-

ulasi kulit.. Tapi kalau keluar keringatnya berlebihan secara medis pula merupakan satu gejala dari kelainan jantung, saraf, pernafasan, infeksi dan gangguan hormonal. Tapi bisa juga masalah timbulnya keringat berlebih dan bau badan karena kaus kaki terlalu tebal dan pakaian terlalu ketat membuat pori-pori tidak bisa bernafas, karena makan bawang putih atau merah, bumbu kari dan daging berlebihan , atau minum alkohol berlebihan. Tapi patut dicamkan, keringat itu normal untuk menjaga keseimbangan temperatur tubuh. Jadi keluar keringat tidak berarti harus mengharamkan olahraga dan aktifitas lain. (KT/ A-01)

DALAM 5 MENIT 8 BAYI LAHIR DARI SATU RAHIM Seorang perempuan asal Southhern California Januari 2009 yang lalu melahirkan dela pan bayi sekaligus di Pusat Medis Kaiser Permanante Bellflower Medical Center , California. Kelahiran kembar delapan ini merupakan yang kedua di dunia, kembar delapan pertama lahir pada 1998 di Houston, Amerika Serikat. Dokter Karen Maples dari Rumah Sakit tersebut merasa kaget karena semula menyiapkan operasi kaisar untuk 7 bayi ternyata ada delapan bayi, jadi Ultrasounds tak bisa memberi informasi yang tepat. Proses persalinan tersebut melibatkan 46 petugas medis . Lahir dalam umur persalinan 9 bulan agak prematur sedikit. Bayi pertama lahir jam 10.43 , sedangkan bayi kedelapan lahir jam 10.48 terdiri dari enam laki dan dua perempuan. (AP-KT).

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

51


Info Medis

ASMA:

MUNGKINKAH MENJADI PROBLEM SEUMUR HIDUP ? Berdasarkan hasil surveyy yang y g dilakukan oleh SKRT atau Surveyy Kesehatan Rumah Tangg g , mulai dari tahun 1986 sampai p dengan g 1995,, insiden penyakit p y ga, asma di Indonesia sekematian makin meningkat dan masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kemati an di Indonesia.

M

emang dalam 15-30 tahun terakhir, peningkatan penyakit asma di dunia terbilang significant, terutama di negara-negara Asia. Efek peningkatan penyakit asma ini tanpa banyak disadari orang ternyata membawa dampak buruk, diantaranya adalah penurunan etos dan produktivitas kerja masyarakat, meningkatnya angka tidak masuk sekolah, menurunkan kualitas hidup seseorang dan yang terakhir juga meningkatnya angka risiko perawatan dan kematian di Rumah Sakit. Pada sebuah study khusus penyakit asma, yang dilakukan oleh International Study of Astma and Allergies in Childhood (ISAAC), yang diterapkan pada anak SMP, didapatkan hasil bahwa semua dari anak-

52

anak yang di survey, 64% nya memiliki gejala astma klasik. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, pasien-pasien penyakit asma yang berobat di Poliklinik Alergi Penyakit Dalam menunjukkan 64% pasien tidak terkontrol, 28% terkontrol baik dan 5% terkontrol sepenuhnya. Perkembangan penyakit asma yang semakin pesat, seharusnya menjadi perhatian besar pemerintah dan para ahli kesehatan, hal ini dilakuakn agar dapat mengurangi tingkat morbilitas dan menurunkan angka kematian pasien. Tentu saja, hal ini juga harus menjadi perhatian apoteker. Apoteker harus menjadi pengarah pasien yang diduga menderita asma untuk memeriksakan dirinya ke doketer, disamping itu Apotekerpun harus mampu menjadi konsultan pada pengobatan pasien, agar mereka

selalu patuh dalam meminum obat. Dan, untuk menunjang itu semua, maka Apotekerpun harus membekali dirinya dengan banyak informasi tentang penyakit asma tersebut. Seperti apa sih penyakit asma? Apa saja gejalanya? Bagaimana pencegahannya? Bagaimana pengobatannya? Dan apa peran serta Apoteker dalam pengobatan asma? Semuanya harus dikuasai oleh Apoteker itu sendiri, agar mereka menjadi kompetent dalam menjadi konselor bagi pasien asma.

Asma, penyakit apa ya? Asma merupakan inflamasi kronik pada saluran nafas. Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “sukar bernapas.” Be-

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Info Medis gitulah kiranya penyakit asma, yang ditandai dengan gejala kesulitan (sesak) dalam bernapas. Selain itu penderita asmapun seringkali batuk dan mengi yang diakibatkan oleh penyempitan saluran napas. Inflamasi pada penderita asma disebabkan oleh banyak sel inflamasi, diantaranya sel mast, eusinofil, limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel. Penyakit asma ini cenderung diakibatkan oleh dua faktor yaitu: faktor penjamu yang mencakup genetika, alergi, jenis kelamin, hiperaktivitas bronkus dan etnik. Faktor lainnya yang pastinya sangat besar pengaruhnya adalah faktor lingkungan seperti alergen yang menjadi faktor lingkungan pertama penyebab asma, selain itu bisa juga disebabkan oleh asap rokok, polusi udara, makanan, obat-obatan, infeksi pernafasan, obesitas, perubahan cuaca, bau-bauan (parfum) dan emosi yang tak terkontrol atau tingkat stress yang tinggi. Orang dengan asma biasanya memiliki

hidup pasien. Secara Garis besar ada 2 faktor pencetus serangan asma, yaitu faktor pada pasien dan faktor lingkungan. Faktor pada pasien seperti aspek genetik, sensitivitas saluran nafas, jenis kelamin, dan ras. Sedangkan faktor lingkungan, contohnya asap rokok, polusi udara, infeksi saluran nafas, perubahan cuaca dan sebagainya Asma lebih diklasifikasikan berdasarkan beratnya penyakit, yaitu : Intermiten, Persisten ringan, Persisten sedang, Persisten berat. Para pakar mengelompokkan dengan cara seperti ini adalah untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam menentuka penatalaksanaan penyakit asma tersebut. Sehingga pasien bisa lebih cepat tertangani dengan prosedur yang sesuai. Lalu, apakah asma bisa disembuhkan? Bagaimana penanganannya?

Asma dan cara Penanggulangannya Penanggulangan asma terbilang su-

Penanganan Farmakologik Penanganan disini adalah dengan bantuan obat-obatan. Obat asma pada dasarnya terdiri dari dua jenis, yaitu pelega (reliever) dan pengontrol (controller).

Kerja Obat Pelega (reliever) Obat ini bekerja dengan menstimulasi reseptor alpha adrenergik, sehingga menyebabkan vasokontriksi. Selain itu dia juga menstimulais B1 adrenergik dan B2 yang menyebabkan terjadinya peningkatan kontraktilitas dan bronkodilatasi. Obatobat ini bekerja dengan membuat saluran napas yang menyempit menjadi terbuka lebar kembali. Obat jenis ini harus segera digunakan bila timbul tanda-tanda serangan asma dini, seperti batuk, sesak, rasa berat didada atau penurunan fungsi paru. Obat-obat yang bersifat simpatomimetik dan juga obat golongan Xantin biasanya dikelompokan dalam kelompok reliever. Penggunaan obat ini dapat mencegah

Penyakit asma ini cenderung diakibatkan oleh dua faktor yaitu: faktor penjamu yang mencakup genetika, alergi, jenis kelamin, hiperaktivitas bronkus dan etnik. Faktor lainnya yang pastinya sangat besar pengaruhnya adalah faktor lingkungan seperti alergen yang menjadi faktor lingkungan pertama penyebab asma, selain itu bisa juga disebabkan oleh asap rokok, polusi udara, makanan, obat-obatan, infeksi pernafasan, obesitas, perubahan cuaca, bau-bauan (parfum) dan emosi yang tak terkontrol atau tingkat stress yang tinggi. gejala yang sifatnya episodik. Untuk penderita yang belum diketahui apakah ia asma atau tidak, maka ia akan menunjukan gejala seperti sering batuk pada malam dan pagi hari, nafas berbunyi, rasa sesak dada, dahak yang sulit dikeluarkan. Sedang untuk penderita yang parah, asma dapat dilihat dari kebiasaan seperti sering sesak napas, sulit tidur (lebih enak tidur posisi duduk), sianosis (kulit membiru) dan turunnya kesadaran. Dan, untuk dengan cepat mendiagnosis penyakit asma, adalah dengan melihat gejala-gejalanya yang tampak jelas dan sering terjadi seperti batuk, sesak napas dan mengi. Tentu saja, diagnosis lainnya adalah dengan melihat sejauh mana funsi paru pasien masih terbilang baik, dengan menggunakan alat spirometri. Mengingat banyaknya faktor risiko yang berperan, maka sejauh ini prioritas penanggulangan lebih ke arah mengontrol gejala. Diharapkan dengan adanya kontrol yang baik dari pasien, keluarga atau tenaga kesehatan, hal ini dapat mencegah terjadinya eksaserbasi (kumatnya gejala penyakit asma), sehingga membantu menormalkan fungsi paru, memperoleh aktivitas sosial yang baik dan meningkatkan kualitas

sah-susah mudah, asma sendiri terbilang penyakit yang bisa dikontrol apabila pasien mau dengan teratur meminum obat asma, dan juga menghindari factor pencetusnya. Penanganan umumnya ada dua macam, yang didasarkan akan berat atau ringannya serangan yang timbul, yaitu:

Penanganan Non farmakologik Maksudnya disini adalah, asma ditangani secara baik tanpa menggunakan obatobatan, seperti: 1. Pendidikan pada penderita mengenai penyaktinya sehingga dia dapat menyikapi penyakitnya dengan baik; 2. Menghindari penyebab/pencetus serangan (allergen), dan kontrol lingkungan hidupnya; 3. Latihan relaksasi, kontrol terhadap emosi dan lakukan senam atau olah raga yang bermanfaat memperkuat otot pernapasan, misalnya berenang; 4. Fisioterapi, sehingga lendir mudah keluar.

timbulnya serangan asma yang berat. Bila serangan asma timbul dengan derajat berat dapat sampai menimbulkan kematian, sedangkan bila segera diatasi asma tidak mengganggu aktiviti dan produktiviti. Penderita asma dapat hidup normal layaknya orang yang tidak menderita asma. Obat pelega disebut juga bronkodilator. Bronkodilator yang yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paruparu), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik. Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

53


Info Medis digunakan untuk mencegah serangan. Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator peroral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat. Jenis bronkodilator lainnya adalah teofilin. Teofilin biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).

Kerja Obat pengontrol Obat ini bertujuan agar saluran napas tidak cepat menyempit bila ada rangsangan tertentu. Obat jenis ini harus digunakan setiap hari untuk mencegah kambuhnya serangan asma dan mencegah bertambah beratnya penyakit. Obat pengontrol juga bekerja sebagai antiperadangan (antiinflamasi). Kortikosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala asma. Obat golongan kostikosteroid dan golongan kromolin masuk ke dalam goongan obat dengan sifat pengontrol. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap kortikosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan. Akan tetapi penggunaan jangka panjang, tablet atau suntikan obat ini dapat menyebabkan gangguan proses penyembuhan luka, terhambatnya pertumbuhan anak-anak, hilangnya kalsium dari tulang, perdarahan lambung, katarak premature, peningkatan kadar gula darah, penambahan berat badan, kelaparan, dan kelainan mental. Tablet atau suntikan kortikosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler kortikosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paruparu 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. 54

Kortikosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma. Kromolin dan nedokromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala. Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik.Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma). Dari hasil penelitian kedokteran, cara pemberian obat asma yang paling baik adalah disemprotkan/diisap (inhalasi) langsung ke saluran napas, apalagi untuk pemberian jangka panjang. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, yaitu : 1. Obat yang disemprotkan/diisap akan masuk langsung ke saluran napas, jadi efeknya lebih cepat. 2. Karena masuknya langsung ke saluran napas, dosisnya bisa lebih kecil untuk mendapatkan efek yang lebih baik 3. Efek samping obat yang disemprotkan/diisap akan lebih kecil dibandingkan obat yang diminum. Obat yang diminum akan masuk dulu k esaluran pencernaan, lalu diserap pembuluh darah, baru diedarkan keseluruh tubuh dan sebagian ke saluran napas sehingga dosisnya perlu lebih tinggi, efeknya lebih lambat namun efek sampingnya lebih tinggi.

Asma butuh konseling yang tepat dari Apoteker! Mengingat perkembangan penyakit asma yang semakin pesat, dan banyaknya pasie yang tidak aware dengan gejala-

gejalanya, maka diharapkan sekali peran dari praktisi kesehatan untuk membimbing masyarakat agar lebih waspada dengan penyakit yang terbuilang sangat lazim ditemui di masyarakat ini. Apoteker, sebagai salah satu profesi yang bergelut di bidang kesehatan, sudah selayaknya ikut serta dalam menangani mewabahnya penyakit asma. Sebagai profesi yang juga terbilang dekat dengan pasien, apoteker harus mempu mengedukasi pasien, terutam,a pasien yang memiliki gejala panyakit asma.Yang pasti, seperti yang dibahas di atas, pengobatan kepada pasien dengan penyakit asma yang terutama adalah pengontrolan yang baik dan kepatuhan pada pengobatan. Disinilah Apoteker memegang peran pentingnya. Penyusunan rencana pengobatan jangka panjang, merupakan hal yang harus diperhatikan. Apoteker dapat memberikan solusi dan rekomendasi, seperti apa kombinasi obat yang digunakan. Selain dari penyusunan rencana pengobatan, apoteker pun harus bisa mengedukasi pasien. Tentunya, edukasi ini dalam rangka agar pasien mengerti mengapa dia harus melakukan terapi yang teratur. Sebelum melakukan edukasi lebih lanjut pada pasien, Apoteker harus terlebih dahulu membekali ilmunya dengan ilmu farmakoterapi, oleh karena itu, apoteker harus berperanserta aktif selalu dalam menggali potensi dan kompetensi dirinya. Setelah Apoteker merasa yakin bahwa dirinya cukup kompeten, maka kewajiban merekalah untuk mengedukasi pasien dan keluarga pasien, termasuk mengontrol kepatuhan pasien akan terapi dan membuat data base pengobatan pasien. Tentunya, tak lupa dalam memberikan konseling, Apoteker berusaha membimbing pasien untuk juga patuh terhadap saran dokter. Oleh karenanya, setip hal yang disarankan dokter kepada pasien, apoteker sebisa mungkin menanyakannya pada pasien. Walau sejauh ini penyakit asma belum dapat disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini hanya berfungsi menghilangkan gejala. Namun, diharapkan dengan mengontrol penyakit asma terutama pencetusnya, penderita asma bisa lebih waspada pada gejalanya dan bisa menjalani aktivitas tanpa gangguan yang berarti. Setidaknya, semua kembali pada peran pasie, dokter dan tentu saja Apoteker sebagai profesi yang turut mengayomi kesehatan masyarakat. (Vita, Mittha: dbs)

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Info Sehat

KEMASAN MAKANAN

DENGAN POLISTIRENA FOAM STYROFOAM STYROFOAM Pangan / makanan yang beredar saat ini praktis tidak lepas dari penggunaan kemasan dengan berbagai maksud, selain untuk melindungi kualitas pangan juga dimaksudkan untuk promosi. Kemasan plastik mungkin paling banyak digunakan karena beberapa keunggulan dan keuntungannya. Plastik dibuat dari beberapa jenis polimer antara lain dari Polietilen tereftalat (PET), Polivinil klorida (PVC), Polietilen (PE), Polipropilen (PP), Polistirena (PS), Polikarbonat (PC) dan Melamin ( M). Diantara kemasan plastik salah satu jenis yang cukup populer dikalangan masyarakat produsen maupun konsumen adalah jenis polistirena terutama polistirena foam. Polistirena foam dikenal luas dengan istilah styrofoam yang seringkali digunakan secara tidak tepat oleh masyarakat karena sebenarnya styrofoam merupakan nama dagang yang telah dipatenkan oleh perusahaan Dow Chemical. Oleh perusahaan tersebut styrofoam dimaksudkan untuk digunakan sebagai insulator ( penyekat panas / listrik ) pada baham konstruksi bangunan, bukan untuk kemasan makanan / pangan. Kemasan polistirena foam dipilih mampu mempertahankan pangan yang

panas / dingin, tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan pangan yang dikemas, ringan dan inert ( tak bereaksi) terhadap keasaman pangan. Karena kelebihannya tersebut, kemasan polistirena foam digunakan untuk mengemas pangan/ makanan siap saji, pangan / makanan segar ataupun pangan yang memerlukan proses lebih lanjut. Banyak restoran siap saji menyuguhkan hidangannya dengan menggunakan kemasan ini, begitu pula dengan produkproduk pangan seperti mi instan, bubur ayam, bakso, kopi dan yogurt.

Bagaimana Pembuatan dan Sifat-sifat Polistirena ? Polistirena foam dihasilkan dari campuran 90-95% polistirena dan 5-10% gas seperti n- butana atau n-pentana. Dahulu, sebagai blowing agent yang digunakan adalah CFC (Freon) , tapi karena golongan senyawa ini dapat merusak lapisan ozon maka saat ini tidak digunakan lagi, kini digunakan blowing agent yang lebih ramah lingkungan. Polistiren Polistirena dibuat dari monomer stiren melalui proses polimerisasi. Polistirena foam dibuat dari monomer stirena melalui

polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu tertentu, selanjutnya dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin dan menguapkan sisa blowing agent. Polistirena bersifat kaku, transparan, rapuh, inert secara kimiawi, dan merupakan insulator yang baik. Sedangkan polistirena foam merupakan bahan plastik yang memiliki sifat khusus dengan struktur yang tersusun dari butiran dengan kerapat an rendah, mempunyai bobot ringan, dan terdapat ruang antar butiran yang berisi udara yang tidak dapat menghantar panas sehingga hal ini membuatnya menjadi insulator panas yang sangat baik. Pada umumnya semakin rendah kerapatan foam, akan semakin tinggi kapasitas insulasinya.

Faktor-faktor apa saja yang turut membantu melepaskan stirena kedalam makanan ? Polistirena foam dapat digunakan untuk mengemas makanan pada rentang suhu yang bervariasi, tetapi jika digunakan untuk mengemas pangan pada suhu tinggi ( panas-panas), memungkinkan monomer stirenanya lepas dan berpindah ke makanan dan selanjutnya masuk

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

55


Info Sehat

kedalam tubuh. Lepasnya stirena kedalam makanan dipengaruhi oleh suhu, lama kontak dan adanya lemak / minyak dalam makanan dan semuanya semakin besar perpindahannya. Minuman beralkohol yang dikemas dengan stirofoam atau minuman yang bersifat asam juga dapat meningkatkan perpindahan stirofoam kedalam makanan. Monomer stirena pernah ditemukan dalam minuman yogurt yang menggunakan kemasan polistirena, dan semakin lama yogurt disimpan dalam kemasan polistirena foam, kadar stirenaya dalam makanan akan bertambah.

stirena digunakan untuk mewadahi pangan beralkohol, karena alkohol bersifat dapat melintasi plasenta. Hal ini menjelaskan mengapa dalam jaringan tubuh anak-anak ditemukan monomer stirena meskipun anak-anak tersebut tidak pernah terpapar secara langsung. Monomer stirena juga dapat mengkontaminasi ASI, hal ini dibuktikan dalam penelitian di New Jersey yang menyebutkan bahwa 75% dari 12 sampel ASI telah terkontaminasi oleh sirena.

Apa bahayanya monomer stirofoam dalam makanan ? Styrofoam sendiri merupakan plastik yang inert ( tidak dapat bereaksi ) sehingga relatif tidak berbahaya bagi kesehatan. Yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan terjadinya pelepasan monomer stirena kedalam makanan yang dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan. Bahaya monomer stirena terjadi setelah paparan dalam jangka lama, antara lain : 1. Menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat, dengan gejala seperti sakit kepala, letih, depresi, disfungsi sistem syaraf pusat (lamanya waktu reaksi,

Serikat sudah melarang penggunaannya , yang lebih dikarenakan pada masalah lingkungan bukan masalah kesehatan.

Beberapa tips dalam menggunakan kemasan polistirena foam. Terjadinya pelepasan monomer stirena dari kemasan polistirena foam kedalam makanan dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan, namun hal ini tergantung dari jenis dan temperatur makanan serta lama kontak makanan dengan kemasan. Untuk mengurangi besarnya pelepasan stirena dari kemasan dapat dilakukan hal-hal berikut ini : be 1. Gunakan kemasan polistirena foam hanya untuk sekali pakai. 2. Hindari penggunaan kemasan polistirena foam untuk pangan yang panas. 3. Hindari penggunaan kemasan polistirena foam untuk makanan yang mengandung alkohol ( etanol), asam, dan lemak. Polistirena tidak cocok untuk produk yang mengandung lemak tinggi ( yogurt) atau produk yang mengandung alkohol. 4. Jika akan mengemas makanan yang bersuhu tinggi , mengandung alkohol, asam atau lemak maka sebaiknya gunakan kemasan yang terbuat dari keramik atau kaca / gelas.

Styrofoam sendiri merupakan plastik yang inert (tidak dapat bereaksi) sehingga relatif tidak berbahaya bagi kesehatan. Yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan terjadinya pelepasan monomer stirena kedalam makanan yang dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan.

2.

3.

4.

56

memori, akurasi dan kecepatan visiomotor, fungsi intelektual), hilang pendengaran dan neuropati periperal. Beberapa penelitian epidemiologik menduga bahwa terdapat hubungan antara paparan stirena dan meningkatnya resiko leukemia dan limpoma. Berdasarkan data IARC, stirena termasuk bahan yang diduga dapat menyebabkan kanker pada manusia (group 2B) yaitu terdapat bukti terbatas pada manusia dan kurang cukup bukti pada binatang. Monomer stirena dapat masuk ke dalam janin jika kemasan poli-

Styrofoam juga menimbulkan masalah pada lingkungan Kemasan plastik jenis polistirena sering menimbulkan masalah pada lingkungan karena bahan ini sulit diuraikan oleh mikrobiologi di alam, dan juga sulit didaur ulang sehingga tidak diminati oleh para pemulung. Sebagai gambaran di Amerika Serikat setiap tahun diproduksi 3 juta ton bahan ini, tetapi hanya sedikit yang didaur ulang, sehingga sisanya masuk kelingkungan. Kini kebanyakan produk polistirena tidak didaur ulang karena kurangnya fasulitas daur ulang yang sesuai. Amerika Serikat belum melarang penggunaan kemasan polistirena secara nasional, meskipun beberapa kota di Amerika

5.

6.

7.

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

Jangan pernah memanaskan atau memasukkan makanan dengan kemasan poli stirena foam kedalam mikrowave. Sebisanya hindari kontak langsung polistirena dengan makanan dengan cara menggunakan alas plastik lain jenis polietilen (PE) / polipropilen (PP) yang berwarna bening. Hindari penggunaan kemasan polistirena untuk wanita hamil atau menyusui atau anak-anak. ( Dikutip dari Info POM, vol.9 no.5, 0908 ). ( 01).


Kontemplasi

24 JAM,

BENARKAH BERMANFAAT UNTUK KITA? Karunia yang paling berharga yang diberikan kepada manusia adalah usia. Kekayaan dan kekuatan manusia tidak berarti apa-apa jika usia sudah tiada. Usia adalah waktu, jadi jangan sia-siakan waktu.

W

aktu, membicarakan waktu adalah sangat menarik. Saat ini konsep pengembangan manajemen waktu, semakin dipopulerkan. Bisa jadi karena manusia sekarang banyak sekali menyia-nyiakan waktu yang dimiliki. Kecenderungan manusia untuk menunda pekerjaan (Prokrastinator) menjadi sesuatu yang popular, hal ini bukan karena disebabkan tak ada waktu, tapi tak memiliki manajemen waktu yang baik. Pemanfaatan waktu yang baik, akan berimbas juga pada kesuksesan seseorang. Banyak hikmah yang bisa didapatkan, apabila

kita bisa memange waktu dengan baik, dan juga kemunduran dan penyesalan yang mungkin berlaku apabila kita tak bisa menghandel waktu secara sempurna. Berikut, kami sajikan kisah-kisah yang mungkin membawa pencerahan tentang pentingnya menghargai waktu.

Masih Ada Esok Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu menganggap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, mengganggu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah

kesukaannya. Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata, “Tidak apa-apa, besok kan bisa.” Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, “Tidak apa-apa, besok kan bisa.” Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

57


Kontemplasi dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik. Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, “Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka.” Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.

sempat berkata “Aku cinta kamu”, istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar bahwa anakanaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya. Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masingmasing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka. Saat mulai renta, dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New Zealand,dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster

tahun!” Sang monyet menjawab “What? Menghibur mereka dan membuat mereka tertawa?10 tahun cukuplah. Kukembalikan 10 tahun padamu.” Maka setujulah Tuhan. Di hari ketiga, Tuhan menciptakan anjing, dan berkata, ”Kau hanya harus menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat kau harus menggongongnya. Untuk itu kuberikan hidupmu selama 20 tahun. Sang anjing menolak, “Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun ? No way! Kukembalikan 10 tahun padamu.” Maka setujulah Tuhan. Di hari keempat, Tuhan menciptakan manusia dan berkata “Tugasmu adalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan. Kau akan menikmatinya. Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun! Sang manusia keberatan, katanya “Menikmati kehidupan selama 25 tahun? Itu terlalu pendek Tuhan.” Dan, Tuhan dan Manusiapun membuat perencanaan baru. ”Karena sapi mengembalikan 30 tahun usianya, lalu

Di hari keempat, Tuhan menciptakan manusia dan berkata “Tugasmu adalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan. Kau akan menikmatinya. Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun! Sang manusia keberatan, katanya “Menikmati kehidupan selama 25 tahun? Itu terlalu pendek Tuhan.” Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya. Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya “Aku cinta kamu”, tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, “Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya.” Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya. Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum 58

yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, “Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu.” Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, Dia meninggal dunia dengan airmata dipipinya.

Rahasia umur Sapi, Monyet, Anjing, dan Manusia Di awal zaman, Tuhan menciptakan seekor sapi dan berkata padanya, ”hari ini kuciptakan kau, sebagai sapi engkau harus pergi ke padang rumput. Kau harus bekerja dibawah terik matahari sepanjang hari. Dan, Ku tetapkan umurmu sekitar 50 tahun.” Kata Tuhan. Sang Sapi keberatan. Baginya kehidupan akan sangat berat bila harus dijalani selama 50 tahun. Sapi pun menjawab, ”kiranya 20 tahun cukuplah buatku. Kukembalikan kepadaMu yang 30 tahun.” Maka setujulah Tuhan. Di hari kedua, Tuhan menciptakan monyet, dan menyuruhnya menghibur manusia. ”Aku berikan kau umur 20

anjing mengembalikan 10 tahun, dan monyet mengembalikan 10 tahun usianya padamu, berikanlah semuanya itu padaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75 tahun. Setuju ?” kata manusia yang juga disetujui oleh Tuhan.

Akibatnya, Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia, manusia menjalankannya dengan makan,tidur dan bersenangsenang. 30 tahun berikutnya, manusia menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi yang harus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang keluarga. 10 tahun kemudian, manusia hanya menghibur dan membuat cucu kita tertawa, seperti layaknya berperan sebagai monyet yang menghibur. Dan, 10 tahun terakhir, manusia hanya tinggal dirumah, duduk didepan pintu, dan menggonggong kepada orang yang lewat,”uhuk-uhuk” (begitulah bunyi gonggongannya atau biasa seperti orang batuk) Ah, manusia...kasihan sekali dirimu, jika waktumu terbuang percuma! (mita, vita)

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


Intermezzo

SEX DI NEGERI ORANG PARTAI SEX AUSTRALIA STRALIA Ranah politik Australia bertambah meriah. November 2008 yang lalu kalangan industri sex di Australia mendeklarasikan berdirinya Partai Sex Australia.( ASP ).Plat form partai ini jelas : Masyarakat bisa menikmati obat disfungsi sex dengan harga miring dan melindungi para pekerja sex dari sensor Pemerintah di Internet. Partai itu yakin, permintaan akan boneka sex dan film biru (blue film) bakal meningkat g tahun depan (2009), tapi tentu saja dengan akses yang murah. rah. “ Kami adalah kemewahan murah yang bisa membuat anda senang enang “. Kata pendiri partai sex, Fiona Patten, dalam peluncuran uran n partai itu berbarengan dengan pameran Melbourne Sexpo. e Se expo. Menurut Ketua Assosiasii Ind Industri dustri Hiburan Khusus Orang Dewasa Australia (Eros) os) ini, ini, di Australia kini mulai bermunculan konservatisme, nservvatisme, “ Kita menjadi negara kambing betina, etinaa, politikus tak bisa bicara bebas tentang sex ex tanpa taanpa tertawa atau berkata sesuatu yang negatif.” negaatif.” Serangan kontan datang dari g da ari Australian Christian Lobby, yang menyebut yebu ut partai sex itu mendukung eksploitasi dan degradasi perempuan lewat pornografi fi dan daan prostitusi. Namun Patten, sang ang Ketua partai malah menjawab, ab, rencana Pemerintah Australia lia menyetop beroperasinya 16 6 ribu situs porno akan membangkrutkan 16 ribu usaha industri sex itu. Slogan yang diusung Fiola ola Patten adalah : “Kami serious us tentang te entang sex dan juga serious dengan n Partai Paartai Sex.(KT, A-1)

MATA UANG SEX BELANDA LANDA Menurut Menteri Urusan Keluarga eluarga dan Pemuda Belanda , Andre Rouvoet, sex di negeri Belanda kini hanya sekedar mata uang di kalangan generasi muda negeri ini. Kata Menteri Rouvoet, moral sex generasi muda Belanda sudah hilang tak tentu rimbanya. “ Seorang gadis cuma dianggap obyek dan sex sebagai mata uangnya “. Katanya lagi,”Cinta tidak memainkan peranan lagi dalam kehidupan para muda-mudi. Karena itu Rouvoet mengaku berniat menggelar perdebatan mengenai masalah tersebut. Saya belum mengusulkan langkah hukum secara khusus, katanya menanggapi tayangan dokumenter televisi brtajuk SEX SELLS yang disiarkan November 2008 . Film itu memperlihatkan sejumlah anak lelaki dan perempuan berumur 12 hingga 16 tahun berbicara terus terang tentang sex. Mereka dengan polos menuturkan pengalaman sexual pertama mereka. Bahkan beberapa diantara mereka mengaku telah melakukan hubungan suamu-istri dengan pasangannya pada umur 9 tahun. Masih menurut film tersebut, rata-rata remaja yang berasal dari Amsterdam itu mengaku kehilangan kegadisan mereka pada usia 13 tahun. Semua berawal dari kebiasaan memakai sex sebagai alat tukar (mata uang). Misalnya

si gadis kecil rela memberikan layanan sex kepada si bocah lelaki demi mendapatkan sebatang coklat, rokok, pakaian atau makan malam dan clubbing.(KT- A-1)

KALAU PERAWAT JADI PELACUR Gara-gara stress dan muak beberapa orang perawat (bukan seluruh anggota organisasi perawat) di Queensland, masih Australia, beralih profesi jadi pelacur. Seperti dikutip The Australian, perawat yang sudah sud bekerja selama 10 tahun mengaku dia bersama empat teman lainnya telah beralih profesi dari perawat Kami tahan lagi bekerja di lingkungan menjadi j di pelacur. l Kam K mi tidak ta kekurangan yang sangat kek kurangan ttenaga dan membuat kami begitu ujar tertekan, uja ar Jenna ssalah seorang perawat tersebut.“ saya Tugas say ya sangat banyak sedikit, perawat dari ibu dua anak Tapi g gajinya sed mengeluh. Sudah begitu kalau berbuat tersebut itu mengelu menyebabkan kematian, saya bisa dituntut “. salah hingga m menyebab satu petinggi di Serikat Pekerja Perawat Salah sat tu petingg Queensland, Mohle, mengakui banyak perawat Queensla and, Ben M keluar dari pekerjaan mereka karena beban kerja peke dan kekecewaan mereka sangat n stress. Tingkat Ti tinggi, ting ggi, ujarnya. ujarny Sebuah survey tahun 2007 mendapati sebagian besar perawat men ndapati bahwa ba senang senaang untuk merawat, tapi benci pekerjaan penghasilan mereka. dan penghasi mengemukakan, sekitar 7.300 peraMohle me M di Queensland, sedangkan jumlah wat bekerja d perawat se-Australia hanya sekitar 16.000 orang. pera awat se-Au (KT, A A-1)

CINA C INA BURU U SITUS SITU PORNO Pemerintah Cina saat ini gi gigih-gigihnya membersihkan Internet dari muatan-muatan vulgar dan kekerasan. Demikian AFP vu mengutip, pemerintah Cina mulai mu November 08 menutup lebih situs web yang dituduh menyebarkan pornografi. Situs pencari menyeb Google dan Baldu termasuk yang yan dilarang. “Sejumlah website telah mengeksploitasi celah-celah hukum dan aturan” kata Wakil Kepala Dewan Informasi Negara Cina, Cai Ming Zhao sebagaimana dilangsir website resmi pemerintah Cina (www.china.com.on), Mereka memakai segenap cara guna menyelurkan materi rendahan, kasar, dan vulgar yang benar-benar merusak mental masyarakat melalui masyarakat melalui Internet . Maklumlah, meski pemerintah Beijing kian ketat menyensor website di Internet, toh pengguna Internet di kalangan remaja terus membludak dari 300 juta pengguna terdaftar, mayoritas adalah remaja. Bulan lalu meringkus seorang wanita yang mendadak terkenal gara-gara mengirimkan video berisi hubungan sexnya di Internet. Situs Financial Times melaporkan bahwa awal Januari 2009 kemarin pemerintah Cina telah mempercanggih wahana sensor Internetnya dengan perangkat lunak yang mampu menyunting isi website Internet terlarang. Sejak 5 Janusri 09 – 23 Januari 09 Cina telah menutup 1250 situs porno dan menangkap 41 orang yang terlibat porno grafi. (KT,A-1)

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009

59


Regulasi KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.52.6581 TENTANG PENGGUNAAN CHITOSAN DALAM PRODUK PANGAN

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa saat ini chitosan telah digunakan pada berbagai produk pangan; B bahwa chitosan tidak termasuk dalam golongan bahan tambahan pangan pengawet; c. bahwa penggunaan chitosan pada produk pangan perlu diatur d. bahwa sehubungan dengan huruf a, b dan c perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Penggunaan Chitosan dalam produk pangan. Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656); 3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821 ); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3867); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424); 6. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002; 7. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2002;

60

MEMUTUSKAN : Menetapkan : Pertama : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TENTANG PENGGUNAAN CHITOSAN DALAM PRODUK PANGAN Kedua : Chitosan adalah polisakarida yang tersusun lebih dari 5000 unit glukosamin dan asetilglukosamin dengan berat molekul lebih dari satu juta dalton Ketiga : Chitosan sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua tidak digolongkan sebagai bahan tambahan pangan pengawet dalam produk pangan Keempat : Chitosan sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua dapat digunakan dalam produk pangan Kelima : Chitosan sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua hanya dapat digunakan sebagai bahan baku dalam produk pangan Keenam : Chitosan sebagai dimaksud dalam diktum kedua hanya dapat dicantumkan sebagai komposisi pada label pangan Ketujuh : Chitosan sebagai dimaksud dalam diktum kedua tidak dapat berfungsi sebagai zat fungsional Kedelapan : Chitosan yang terkandung dalam pangan tidak dapat diklaim sebagai klaim gizi dan klaim kesehatan Kesembilan : Chitosan sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua yang diedarkan harus memenuhi persyaratan spesifikasi: - tingkat diasetilasi lebih dari 80% - kelarutan dalam 1% asam asetat setara dengan 99% - kelembaban kurang dari 10,0% - sisa pemijaran kurang dari 2,0% - bobot jenis 0,50 g/ml-0,60 g/ml - kadar Arsen (As), Kadmium (Cd), Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) kurang dari 5 ppm - angka lempeng total kurang dari 10000 koloni/g - kapang dan khamir kurang dari 1000 koloni/g - tidak terdeteksi untuk E. coli, Staphylococcus dan Salmonella Kesepuluh Kesebelas

: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. : Keputusan ini dapat ditinjau kembali apabila berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi.

Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 23 Agustus 2007 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA

Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, M.Kes, SpFK

MEDIA INFORMASI FARMASI INDONESIA/EDISI 7/MEI - AGUSTUS 2009


let’s meet in

Istanbul and talk about Responsibility for Patient Outcome - Are you ready ?

World Congress of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 2009 69th International Congress of FIP 3 - 8 September 2009 Istambul, Turkey

Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi Sekretariat PP. ISFI di Jl. Wijaya Kusuma No. 17 Tomang Jakarta Barat 11430 telp. 021-5671800, 56962581. e-mail: secretariat@isfinational.or.id atau website kami di . www.isfinational.or.id


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.