Radar Tegal 5 April 2010

Page 20

KOMBIS

SENIN, 5 APRIL 2010

20

RADAR TEGAL

SBY Puji Telkomsel SETELAH sebelumnya dipercaya Pemerintah dalam penyelenggaraan jaringan Telekomunikasi di 25.000 desa terpencil dalam program USO (Universal Service Obligation), kali ini Telkomsel kembali dipercaya Pemerintah sebagai Tim Penanganan Komunikasi dalam Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana ( SRC-PB ) yang langsung berada di bawah komando Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). SCR-PB yang diresmikan pemerintah pada Desember 2009 bertujuan sebagai standby force untuk membantu pemerintah daerah dalam melakukan tindakan cepat tanggap darurat di daerah yang terkena bencana. SRC-PB dilengkapi dengan tim medis juga dengan tim penanganan listrik maupun tim penanganan komunikasi. Saat peresmian yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Telkomsel diberikan kesempatan untuk memperlihatkan perangkat yang akan digunakan untuk dapat menyediakan jaringan telekomunikasi sementara di saat jaringan utama Telkomsel rusak terkena bencana berupa perangkat Combat (Compact Mobile Base Station) Merah Putih yang dilengkapi dengan panel surya agar lebih mandiri dalam penyediaan satuan pemancar BTS dan juga perangkat Pico BTS yang sebelumnya telah digunakan untuk membuka keterisolasian telekomunikasi di daerah terpencil. Dalam keterangan pers yang dikirimkan Telkomsel, Presiden

CMYK

DOK.ISTIMEWA

APRESIASI - Presiden Yudhoyono menyampaikan apresiasinya kepada Tim Telkomsel saat melihat perangkat yang siap digunakan untuk mendukung SRC-PB.

Yudhoyono menyampaikan apresiasinya kepada Tim Telkomsel saat melihat perangkat yang siap digunakan untuk mendukung SRC-PB, “Perangkat ini sangat bermanfaat untuk mendukung SRC-PB dalam melakukan penindakan awal pada kegiatan tanggap darurat bencana secara tepat dan terpadu, dan terus kembangkan perangkat hasil karya anak bangsa ini untuk menjamin pelayanan telekomunikasi tidak hanya di daerah bencana tapi juga hingga desa terpencil di Indonesia”. VP Area Jawa Bali - Gilang Prasetya mengatakan ini sebagai apresiasi yang sangat berarti buat Telkomsel untuk terus melayani Indonesia di bidang telekomunikasi. Saat ini, Telkomsel telah

menggelar jaringan hingga lebih dari 95 persen populasi dan dipercaya oleh lebih dari 84 juta pelanggan di seluruh Indonesia,” terangnya. Dengan dipercayanya Telkomsel sebagai bagian dari SRC-PB diharapkan pada saat terjadinya bencana selain mempercepat koordinasi Tim SRC-PB, masyarakat juga akan cepat dan mudah mendapatkan informasi. “Combat Merah Putih ini terdiri atas satu truk yang bisa dioperasikan 8 orang dengan kapasitas mampu melayani 1.800 pelanggan radius jangkauan 5 kilometer di tanah landai, sedangkan Pico BTS yang jangkauannya lebih pendek dapat diangkut pesawat berbadan besar (airlift capability),” terangnya. (*/ima)

Mengupas Kembali Lelaki Sejati Pengobar Inspirasi 2009 Supandi Raih Penghargaan sebagai Perintis Lingkungan Hidup elihat postur, tubuh, wajah, dan penam-pilannya yang sederhana, kita tidak menyang-ka kalau Supandi merupakan pengusaha sukses dengan omset ratusan juta rupiah. Dibalik keberhasilannya, lelaki berusia 30 tahun ini, pernah mengalami peristiwa yang sangat memprihatin-kan. Terlahir dari keluarga yang terbilang kurang mampu, sehingga memaksanya untuk bekerja keras demi mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Supandi mempunyai pemikiran ingin membantu kakak dan adiknya agar terentas dari kemiskinan. “Terus terang saya tidak mempunyai pendidikan tinggi, namun saya tak mau menyerah begitu saja dengan keadaan. Ketika usia menginjak 10 tahun, ayah saya meninggal dunia. Sehingga menggugah saya untuk terus mencari pekerjaan guna membantu perekonomian keluarga,” ujar Supandi kepada Radar. Lebih lanjut dia menambahkan , sebagai langkah awal, anak pasangan Sarnain (almarhum) dan Tarsumi tersebut, mancari uang dengan menekuni jual beli kotoran ayam. “Waktu itu umur saya baru 13 tahun. Saya beli kotoran ayam ke sejumlah tempat, baik di Kabupaten Tegal sendiri maupun keluar kota seperti pemalang, Brebes, dan Cirebon. Setelah terkumpul saya bawa ke Desa Bojong Kecamatan Bumijawa menggunakan dump truk. Kebetulan ada beberapa petani disana yang bersedia menerimanya, untuk menyuburkan tanah.” Tapi, tandas anak keempat dari tujuh bersaudara ini, para petani tidak membayar kotoran ayam yang dijualnya dengan uang semua dan dariusaha tersebut saya mampu mena-

M

bung sedikit demi sedikit. Kemudian saya memutuskan mencari pekerjaan di Jakarta. Lantaran jenuh dan bosan dengan kehidupan di Kota Metropolitan, Supandi memutuskan kambali ke Tegal. Sekitar tahun 1992, dia bekerja sebagai kuli bangunan. Waktu bekerja di Kebasen Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, kebanyakan penduduknya membuka home industry membuat alat-alat rumah tangga, pemadam kebakaran, peralatan kapal, Supandi sering mencari tahu serta menggali informasi bagaimana cara menjalankan bisnis tersebut. “Dari situlah cikal bakal saya tertarik mengumpulkan barang-barang rongsokan, limbah bahkan sampai pengolahan timah. Saai di Kebasen saya sering bertanya-tanya kepada orang, dari mana mereka mendapatkan bahan baku sebelum diolah kembali menjadi bahan jadi. Kebanyakan mengambil dari lapak-lapak atau nelayan di pelabuhan. Hal itulah yang menjadi daya tarik terbesar bagi saya untuk mencoba mencari penghasilan tambahan dari mengumpulkan barang-barang bekas tadi.” Lebih lanjut pria bertubuh sedang ini menuturkan, hari jumat libur kerja. Ia mendapat upah seminggu sebesar Rp. 50 ribu. Supandi pergi ke Pela-buhan Kota Tegal mencari rong-sokan pada para nelayan. “Waktu itu saya tertarik membeli baling-baling kapal bekas milik nelayan. Beratnya sekitar setengah kilogram. Tapi nelayan-nelayan disitu tidak ada yang bersedia, mereka hanya mau ditukar dengan barang yang masih baru. Perbandingannya, satu balingbaling kapal baru dibarter dengan lima yang telah bekas pakai,” paparnya mantap. Untuk memenuhi pesanan tersebut Supandi pergi ke Desa Dukuhmalang mencari

pembuat baling-baling kapal. Dia membeli sepuluh buah dan dibawa kembali ke Pelabuhan Tegal. “Setelah dapat banyak, baling-baling kapal rongsokan tadi saya jual ketempat peleburan serta pengolahan logam di Kebasen. Ternyata hasil yang saya peroleh lebih besar dibandingkan kerja sebagai kuli bangunan. Saya mengambil keputusan pindah haluan menjadi pengumpul barang-barang bekas,” katanya. Dirinya mencari rongsokan itu sampai jauh keluar kota. Seperti ke Pekalongan, Brebes, Cirebon, Jakarta, Bandung, dan Cilacap. Setelah beberapa tahun lamanya Supan di berhasil mengumpulkan modal puluhan juta, dan dia berani mencari rongsokan sampai Bangka, Riau, Medan serta Kalimantan. Supandi memutuskan kembali pergi ke Bangka. Di sana dia bertemu partner baru bernama Paulus. Lelaki kelahiran tahun 1979 itu dipercaya mengolah limbah galian pasir tersebut. “Awalnya saya membawa seribu ton ke Tegal menggunakan kapal. Waktu itu saya tidak punya tempat dan modal cukup untuk mengolahnya. Selama 3 tahun saya memakai tanah disekitar sungai Ketiwon, dulu untuk pembuangan limbah pada jaman Belanda. Alhamdulillah berhasil dengan baik dan saya mendapat untung lumayan besar. Selanjutnya saya mendapat rekanan baru.” Perjuangan Supandi dengan berbagai liku-liku membuahkan hasil. Sekarang dia memiliki perusahaan yang diberi nama CV LUT Putra Solder, dengan kantor pusat di Jalan Raya Kepandean Desa Debong Wetan RT 06 RW 11 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal. Pendapatan yang diperolehnya dari mengolah limbah timah dan barang-barang rongsok lainnya mencapai Rp 5 Miliar sebulan. Sepi-sepinya, penghasilan minimal Rp 700 juta hingga Rp 1 Miliar/bulan dapat ia kantongi. Perusahaan Supandi tidak hanya di Kabupaten Tegal, dia mempunyai tiga kantor cabang. Satu di Jakarta dan dua di Bangka. Program Lelaki Sejati Pengobar Inspirasi 2009 Supandi karena salah satu bentuk untuk memberikan contoh dan inspirasi kepada masyarakat tentang perjuangan, keberhasilan dan kesuksesan hidup. Salah seorang lelaki sejati yang terpilih adalah Supandi, pemuda 30 tahun asal Kota Tegal yang “Emang Bikin Bangga…!” bagi khalayang di area Jawa Tengah (Jateng) khususnya Pekalongan, Tegal dan Banyumas.(*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.