Radar Tegal 22 Maret 2010

Page 4

PEMALANG

4

SENIN 22 MARET 2010

RADAR TEGAL

NGENDONG Momentum Kebangkitan Kaum Perempuan PEREMPUAN dan laki-laki sesuai dengan fitrahnya, mempunyai perbedaan yang sangat mendasar secara biologis. Tetapi, dalam tataran kehidupan bermasyarakat, keduanya mempunyai kedudukan dan peran yang sama. Baik dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, hukum, maupun dalam bidang politik. Perbedaan biologis dan peran keduanya belakangan sudah dipahami oleh semua pihak. Tetapi, kenyataannya, peran dan kontribusi perempuan dalam pembangunan DOK. RADAR PEMALANG tetap saja termarginalkan. Amiroh Budaya patriarkhi yang selama ini dianut masyarakat semakin menegaskan dominasi peran laki-laki atas perempuan. Akibatnya, pencitraan publik akan dominasi laki-laki atas perempuan tersebut, menjadikannya selalu di pandang sebelah mata ketika muncul ke permukaan. Hal ini disampaikan Dra Amiroh MAg kepada Radar di Kampus STIT Jumat (19/3) lalu. Dikatakan dia, sejatinya kaum perempuan juga bisa berkiprah lebih jauh dalam semua bidang, termasuk dalam dunia politik. Hanya saja, lanjutnya, hambatan eksternal yang menyangkut pencitraan dominasi laki-laki atas perempuan membuat kaum perempuan belum siap menghadapi kerasnya dunia politik. ’’Hambatan eksternal kaum perempuan menyangkut budaya patriarkhi. Sedangkan di tingkat internal karena belum siap menghadapi dunia politik yang keras,” terang dia yang juga bakal calon (balon) wakil bupati (wabup) pada Pemilu-Kada Pemalang 2010. Berangkat dari sini pula, jebolan Magister Agama IAIN Walisongo Semarang ini menyatakan, kesiapannya dalam penjaringan balon cabup-cawabup di tubuh Partai Golkar. Sosialisasi paparan visi-misi partai berlambang pohon beringin dimulai Sabtu (20/3). ’’Perempuan juga bisa, bukan cuma dalam tataran teori tetapi juga praksis.’’ (cw2)

ORGANISASI Wahyuningsih ’Komandani’ IBI PEMALANG – Musyawarah Cabang Ikatan Bidan Indonesia (Musycab IBI) Kabupaten Pemalang ke-V (lima) kembali mengamanatkan Wahyuningsih AMd Kep sebagai Ketua Harian IBI untuk masa kerja 2008 – 2013. Periodesasi kepengurusan lima tahunan yang dilangsungkan di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pemalang tersebut diikuti 390 peserta beserta puluhan tamu undangan Minggu (21/3). Hadir dalam Musycab IBI tersebut Wakil Bupati (Wabup) Pemalang H Junaedi SH MM mewakili Bupati Pemalang HM. Machroes SH yang berhalangan hadir. Acara ini juga dihadiri perwakilan DKK Pemalang, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Azhari, Rumah Sakit (RS) Santa Maria, organisasi profesi, serta perwakilan dari Akademi Kebidanan (Akbid) Bhakti Pertiwi Pemalang. Ketua Tim IX (sembilan) Heri Sulisdyowati AMd di sela-sela Musycab IBI kepada Radar menuturkan, diselenggarakannya Musycab ini selain untuk memilih kepengurusan baru 2008-2013, juga untuk menanamkan dan menginternalisasikan komitmen bidan-bidan di Kabupaten Pemalang. Terutama, dalam mempercepat pencapaian MDGs atau Millenium Development Goals.’’Dalam pencapaian tujuan MDGs, bidan mempunyai peran yang sangat besar. Yakni, dalam menurunkan angka kematian bayi dan memperbaiki kesehatan ibu hamil,” terang dia. Berdasarkan hal tersebut, pihaknya selain menggelar pemilihan pengurus baru atau Sidang Cabang, juga menyelenggarakan Sidang Ilmiah. Dalam sesi ini, peserta diberikan pemahaman baru mengenai hukumhukum atau aturan yang berhubungan dengan praktik kebidanan. Sidang Ilmiah secara khusus mendatangkan pembicara dari Unika Semarang, yakni Valentinus SH MHum. Sedangkan pemahaman materi tentang menoupause diberikan oleh dr Yakub SPOg. Seusai pembekalan materi, sidang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan pengurus harian. Pemilihan pengurus, menurut Sulisdyowati, pada awalnya terdiri dari 20 calon. Setelah diadakan seleksi secara ketat, dari 20 calon tersebut akhirnya terjaring 10 calon. Selanjutnya, terjaring lagi menjadi 5 pengurus inti. ’’Seleksi dilakukan secara ketat, dari test tertulis hingga wawancara,” ujarnya kepada Radar. Lebih lanjut dijelaskannya, proses pemilihan secara keseluruhan berjalan secara demokratis. Karena, peserta yang mempunyai hak memilih dalam Musycab tersebut diberikan kebebasan memilih calonnya sesuai dengan pilihannya. Yakni, dengan menggunakan model mencontreng. Melalui proses pemilihan inilah Wahyuningsih yang juga ketua Harian IBI periode 2003-2008, akhirnya terpilih kembali secara aklamasi untuk meneruskan roda organisasi periode 2008-2013. Kepada Radar seusai Musycab, Wahyuningsih mengatakan, dukungan dan amanah yang diberikan peserta Musycab nantinya secara bersama-sama pengurus dan anggota IBI menjalankannya dengan baik. Karena, lanjut Wahyuningsih, terpilihannya dia sebagai ketua Harian bukanlah semata-mata kerja pengurus, tetapi kerja seluruh anggota IBI secara kolektif. ’’Tugas besar telah menanti di depan, dan bidan-bidan yang tergabung dalam IBI siap memberikan yang terbaik di Kabupaten Pemalang. Terutama, komitmen bidan dalam mempercepat pencapaian Millenium Development Goals,” tandas Wahyuningsih yang juga asli Ambowetan, Ulujami, kepada Radar. (cw2)

Sumadi Mundur dari Pencalonan Pilkada PEMALANG - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pemalang H Sumadi Sugondo SE MM MSi akhirnya mengurungkan niatannya untuk maju dalam Pilkada tahun 2010. Pernyataan mundurnya Sumadi dari pencalonannya sebagai balon bupati -meski belum ada kejelasannya secara resmitelah menyebar luas ke berbagai kalangan masyarakat Pema-

lang. Meskipun sebelumnya dia juga sudah banyak melakukan sosialisasi, bahkan secara resmi telah mendaftarkan diri dan ikut penjaringan balon bupati dan wakil bupati di sejumlah partai yaitu Partai Golkar dan PAN. Pernyataan mundur Sumadi kendati belum ada keterangan secara resmi, namun banyak kalangan masyarakat menga-

barkannya karena sebelumnya yang bersangkutan telah menyampaikan di hadapan bupati Pemalang beserta jajarannya kepala dinas dan camat seKabupaten Pemalang di rumah dinasnya Jumat (19/3) sekitar pukul 22.00 WIB. Dari sumber yang dapat dipercaya, sikap memilih mudur yang dilakukan Sumadi dikatakan sangat tepat, mengingat

perkembangan politik Pilkada di Pemalang sekarang ini dirasa sudah tidak sehat lagi baginya. Bahkan, jika nekad terus maju, hanya akan membuat capai dan rugi besar. Pasalnya, peta politik telah berubah total, yaitu dengan munculnya koalisi PAN – PKS yang telah memilih Dr Kun Sri Wibowo sebagai balon bupati yang nantinya akan diusung ke Pilkada.

Se h i n g g a , s a n g a t t i d a k memunginkan jika dilanjutkan dengan memaksakan diri melalui Partai Golkar, yang hingga kinipun masih jalan di tempat karena belum segera menentukan pilihannya. Bahkan mungkin yang membuat pertimbangan utama, karena Partai Golkar akan berjalan sendirian tanpa harus mengandeng partai lain. (mg1)

Hasilkan Tujuh Ton Gabah Per Hektar PEMALANG - Panen raya padi organik dilakukan di Dusun Sumberha r j o , D esa Wanamulya, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, kemarin (21/3). Panen dilakukan di lahan seluas lima hektar, dan secara simbolis dilakukan oleh Wakil Bupati (Wabup) Pemalang H Junaedi SH MM didampingi pengurus Ormas Islam Muhammadiyah. Panen raya ditandai dengan pemotongan batang padi oleh Junaedi, yang sebelumnya menerima penjelasan mengenai teknis penanaman padi organik tersebut dari pemilik lahan H Yanto. Dalam penjelasannya, Yanto menyampaikan keuntungan bertanam padi organik yang lebih besar dibandingkan dengan padi non organik. Menurut Yanto, padi organik bisa menghasilkan gabah kering panen (GKP) sebanyak tujuh ton per hektarnya. Hasil ini lebih maksimal jika dibandingkan padi non organik yang hanya mencapai lima ton per hektar. ’’Selain tingkat GKP yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan padi non organik, padi organik juga memiliki ketahanan yang tinggi terhadap hama,”

terang dia. Lebih lanjut dijelaskannya, padi organik memiliki batang yang lebih besar dan kuat, sehingga hama tikus yang kerap menyerang padi petani tidak menyerang tanaman organik. Sebaliknya, sawah-sawah di sekitar lokasi panen raya yang menggunakan padi non organik mudah terserang hama tikus. Selain itu, hama lainnya seperti kresek dan wereng juga tidak menyerang padi organik. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan(Distanhut) Pemkab Pemalang Tri Setyawati SIP MSi melalui Sekretaris Dinas (Sekdin) Ir Ruhadi mengatakan, panen raya di lokasi sawah seluas lima hektar itu dilakukan pada tanaman organic, namun perlakuannya masih semi organik. ’’Masih menggunakan pupuk urea karena kondisi tanah yang membutuhkan perubahan pemupukan secara bertahap,” tandasnya. Pada lokasi panen raya ini menggunakan pupuk anorganik sebanyak 200 kilogram per hektarnya. Kondisi ini jauh lebih baik, karena pada padi non organik menggunakan pupuk kimia hingga 400 kilogram setiap hektarnya. (ali)

ALI BASARAH/RADAR PEMALANG

HASIL MAKSIMAL - Panen raya padi organik dilakukan di sawah Dusun Sumberharjo, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, kemarin (21/3).

Dari Kegiatan Praktik KMD Mahasiswa Akbid Bhakti Pertiwi

Tanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sejak Dini Sejumlah mahasiswa semester VI (enam) Akademi Kebidanan (Akbid) Bhakti Pertiwi, Pemalang, menjalani Praktikum Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Bagaimana jalannya kegiatan ini, dan ilmu apa saja yang mereka tularkan kepada para siswa SD? LAPORAN: ALI BASARAH KEGIATAN ini merupakan salah satu SKS Muatan Lokal yang diterapkan oleh perguruan tinggi tersebut untuk mewujudkan misi institusi. Kegiatan ini sudah mendapatkan arahan, izin, dan petunjuk dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, Kesbangpolinmas, dan Muspika. Pusat praktik dilakukan di

Desa Kebanggan dan Pepedan, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang. Direktur Akbid Bhakti Pertiwi Chusnul Chotimah SSiT menjelaskan, mahasiswa ilmu kebidanan tidak hanya melayani kasus ibu dan anak, tetapi juga masalah kesehatan dasar pada umumnya. Termasuk di setiap lapisan dan daur kehidupan, kesehatan lingkungan, sanitasi, dan infrastruktur lain yang ada di tengah-tengah masyarakat. Sehingga, lanjutnya, dengan demikian antara manusia, lingkungan, dan tenaga kesehatan ada sinergi khusus yang berdampak pada penyebab penyakit atau agent tidak mengganggu kesehatan manusia. Kegiatan praktikum ini dilaksanakan oleh mahasiswa semester VI sebagai pembekalan akhir dari rangkaian kegiatan belajar mengajar (KBM) di Akbid Bhakti Pertiwi. ’’Tujuannya, agar mahasiswa

berinteraksi langsung di tengah-tengah masyarakat dan melakukan kegiatan pendataan kesehatan dasar per rumah penduduk. Mereka juga melakukan tabulasi hasil pendataan, menganalisa, dan menemukan beberapa prioritas masalah,’’ jelasnya. ’’Hasil temuan tersebut kemudian dipaparkan di hadapan masyarakat melalui kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD),’’ sambungnya. Dalam musyawarah itu, menurut Chusnul, dicari solusi atau pemecahan masalah atau kasus yang ada antara warga dan mahasiswa yang dituangkan dalam rencana kegiatan paska MMD, dengan penandatanganan nota kesepahaman. Hal ini sebagai bentuk nyata keterlibatan masyarakat secara langsung dalam membenahi dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi. Pelaksanaan MMD di Desa

ALI BASARAH/RADAR PEMALANG

PERILAKU SEHAT - Mahasiswa Akbid Bhakti Pertiwi saat mensosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat kepada siswa SD di lokasi praktik KMD.

Kebanggan dilaksanakan pada 15 Maret lalau, dan di Pepedan pada 17 Maret. Permasalahaan yang timbul di dua desa itu hampir sama, yaitu masalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti pembuangan

sampah atau limbah rumah tangga, kebiasaan MCK di sungai, konsumsi rokok lebih dari 72 persen penduduk lakilaki, pemberian ASI yang tidak ekslusif, dan sirkulasi udara rumah yang kurang sehat. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.