HARIAN SEMARANG 200112

Page 7

INTERNASIONAL HUKUM & KRIMINAL

senin, 15 november 2010 jumat, 20 januari 2011

77

Kasus Pembobolan BCA Rp 25 M

Empat Tersangka Diperiksa Pekan Depan Oleh Abdul Mughis Kasus pembobolan kredit fiktif Rp 25 miliar BCA kian terungkap, dalam waktu dekat ini Polda Jateng akan memeriksa empat tersangka lainnya.

P

enyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jateng akan memeriksa empat tersangka kasus pembobolan kredit fiktif Rp 25 miliar di BCA, pekan depan, untuk mengklarifikasi keterlibatan mereka dalam dugaan mark up taksiran harga aset jaminan kredit. “Pekan depan, akan kami periksa. Surat panggilan sudah dilayangkan,” ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus)

Kombes Firli, kemarin. Polda Jateng menetapkan empat broker menjadi tersangka, semuanya pegawai Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Masingmasing berinisial DP (30) dari KJPP Arief & rekan, warga Pandean Lamper Semarang Selatan; IZ (51) dari KJPP Tri Santi & rekan warga Jalan Gajah Raya Gayamsari; MTP (40) dari KJPP Gunawan, warga Mangunharjo, Tembalang; dan BW (32) dari KJPP Sih Wiryadi, warga Padang Sari,

Banyumanik. Sementara dua tersangka Soeryo Antoro Soerjanto (47) warga Perumahan Puri Anjasmoro, Tawangsari, Semarang Barat dan Account Officer (AO) senior BCA Pemuda Dedi Rianto (38) warga perumahan Graha Padma, Semarang Barat telah ditahan dan dilimpahkan ke Kejati Jateng. Firli menambahkan, tersangka Soeryo Antoro dikenakan Pasal 3 dan 4 UndangUndang No 8 Tahun 2010 tentang Pencucian

Uang dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara dan denda Rp 15 miliar. Sementara tersangka Dedi dikenakan Pasal 49 UU No 10 tahun 1998 tentang Perbankan dengan ancaman maksimal 15 tahun kurungan dan denda paling banyak Rp 200 miliar. Sementara para tersangka appraisal akan dikenai Pasal 263, 266 dan 55 KUHP tentang Pemalsuan Surat dengan ancaman penjara maksimal enam tahun. (abm/tab)

sambungan berita halaman 1 Disidang, Permohonan ...

Bambang Guritno ... selama 1 tahun subsidair 1 bulan kurungan dengan denda Rp 50 juta. “Selama terpidana Bambang Guritno belum menjalani eksekusi, maka status DPO dan cekalnya masih berlaku selamanya. Kecuali ia menyerahkan diri dan bersedia menjalani eksekusi, praktis status DPO dan cekalnya gugur,” papar Antonio. Upaya pengejaran terhadap BG, lanjut dia, sesungguhnya sudah maksimal dilakukan oleh Kejari Ambarawa. Di antaranya dengan menjalin koordinasi dengan seluruh jajaran Kejari di Indonesia. “Koordinasi dengan kmepolisian juga sudah kami jalin dengan Polres, sesuai dengan wilayah hukum yang berlaku,” tambahnya. Sebagaimana diketahui, mantan Bupati Semarang Bambang Guritno telah dinyatakan

bersalah karena melanggar Undang-undang Tindak Pidana Korupsi Pasal 2 ayat 1, dan dijatuhi divonis 2 tahun subdider 3 bulan kurungan denda Rp 50 juta oleh Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Semarang. Setelah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi, akhirnya vonis bagi BG dikurangi menjadi 1 tahun subsider 1 bulan kurungan denda Rp 50 juta. Dalam perlawanan hukum berikutnya, BG mengajukan kasasi ke MA. Tetapi putusan MA menolak kasasi dan BG dinyatakan kalah, sekaligus memperkuat putusan banding PT. BG yang menolak menjalani eksekusi putusan MA, akhirnya melarikan diri, dan pada 21 Maret 2011 dinyatakan sebagai daftar pencarian orang (DPO) oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Ambarawa. (nino)

Butuh Poin ... Ia optimistis tim kebanggaan publik Semarang ini tetap membawa pulang poin dari Cilacap. “Kami datang jelas bukan untuk menyerah. Kemenangan tetap menjadi target utama, atau setidaknya membawa pulang poin,” ujar EP, begitu sapaannya. Dengan pertimbangan matang, EP menyiapkan amunisi pengganti keduanya, sekaligus skema yang berbeda untuk menghadapi Laskar Nusakambangan. “Jelas ada pemain pengganti dan ini disiapkan sudah lama. Selain itu, ada beberapa perubahan

skema, meski tidak menyeluruh,” paparnya lagi. General Manager Setyo Agung Nugroho menambahkan, tidak ada kekhawatiran atas kondisi seperti ini. Menurutnya, hal ini sudah diantisipasi sebelum kompetisi Liga Prima Indonesia 2011/2012 dimulai. “Cedera ataupun akumulasi kartu tak jarang terjadi pada saat kompetisi. Jadi, jauh sebelumnya kami sudah antisipasi hal itu. Intinya. Setiap pertandingan kami harus memetik kemenangan, minimal tidak kalah lah,” terang Agung. (wse/rif)

bersama istri pertama Umi Hani, serta juga Lutfiana Ulfa, calon istri yang akan dinikah secara negara tersebut. Kasus pernikahan siri Syeh Puji dengan Ulfa 2008 lalu sempat menuai kontroversi karena usia Ulfa saat itu baru menginjak 12. Pernikahan tersebut sempat berbuntut kasus hukum dengan dijatuhinya Syeh Puji vonis 4 tahun penjara dengan denda 60 juta oleh putusan banding Pengadilan Tinggi (PT) Jateng. Ketua Pengadilan Agama Ambarawa Masthurhudha menjelaskan, permohonan izin Poligami yang diajukan pemilik pondok Miftahul Janah di dusun Bedono, Jambu, Kabupaten Semarang itu sudah memasuki sidang kedua. Dan permohonan gugatan tersebut diajukan pada 6 Desember 2011 silam dengan berkas nomor 943/pdt. g/2011/PA.Amb. “Sidang pertama sudah dilaksanakan pada 29 Desember 2011 dengan majelis hakim Drs Fuad serta anggota Sodikin dan Samsuri. Hari ini (kemarin, red) merupakan sidang kedua dengan agenda mendengarkan keterangan saksisaksi,” terang Musthurhudha, kemarin. “Saksi yang dihadirkan dalam persidangan kemarin adalah istri pertama, Umi Hani dan calon istri kedua Lutfiana Ulfa. Hasilnya masih menunggu laporan dari majelis hakim. Sidang ketiga rencananya akan kami langsungkan Kamis pekan depan, bila saksi-saksi yang akan diajukan ke persidangan sudah lengkap,” tambah dia. Menurut Masthurhudha, sekalipun Syeh Puji masih

berperkara di peradilan pidana, namun hal itu tidak akan berpengaruh pada proses persidangan perdata di Pengadilan Agama Ambarawa. Dalam hal ini Syeh Puji tetap bisa mengajukan permohonan izin poligami. Dalam peradilan agama, terutama terkait dengan permohon izin poligami, menurut Masthurhudha, telah diatur oleh undang-undang dengan berbagai macam syarat. Persyaratan tersebut antara lain, surat nikah dengar istri pertama, identitas lengkap, serta izin tertulis dan lisan dari istri pertama, serta keterangan kemampuan ekonomi dari kelurahan. “Untuk sidang permohonan izin poligami Syeh Puji ini persyaratannya sudah lengkap. Dan diperkirakan akan berjalan lancar, karena pihak istri pertama sudah memberikan izin tertulis. Izin lisannya nanti disampaikan di persidangan,” jelasnya. Dan yang utama, imbunya, saat ini calon istri kedua, Lutfiana Ulfah, sekarang sudah berusia 16. Dulu sempat geger karena Ulfa yang yang dinikah siri masih di bawah umur. Sesuai pasal UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan, batas usia minimal pernikahan bagi perempuan adalah 16 tahun. “Kalau semua persyaratan administrasi sudah terpenuhi dan kemampuan ekonominya tidak ada masalah, kita tinggal menunggu keputusan majelis hakim saja. Tapi kemungkinan besar akan berjalan lancar dan tidak akan bermasalah,” tegas dia. (ino/rif)

SneX Tetap ...

Tawuran Antardesa ... Desa Bandungrejo dan Desa Jatirejo bersebelahan. Keduanya masih satu kecamatan, yaitu Karanganyar. Untuk meredam amuk massa paskatawuran polisi berupaya mendamaikan kedua pihak melalui kedua kadesnya. Peristiwa tersebut berawal dari sebuah teguran kecil. Pukul 16.30, Rabu (18/1), Amin Mustajib bin Sutirno warga Desa Bandungrejo RT 05/RW 03 bersama Abdul Raub (17), juga warga Bandungrejo, melintas di jalan umum Desa Jatirejo. Amin yang membonceng motor yang dikendarai Raub menghidupkan lagu di HP-nya dengan keras. Mereka pun diadang oleh dua warga Desa Jairejo, Ahmad Mukfifin bin Slamet (18) dan Huril Mukajali bin Suparno (20). Tidak terima di adang dan ditegur oleh warga Desa Jatirejo, akhirnya mereka terlibat perkelahiaan, bahkan delapan warga Jatirejo ikut menghajar Amin cs. “Karena kami kalah jumlah, saya telepon pamannya Raub,” aku Amin, kemarin di Mapolres Demak. Tidak lama, paman Raub, M Asimuji (24) bersama 17 orang warga Desa Bandungrejo langsung datang. Mereka berupaya menolong Amin cs. Sebagian bahkan menghajar pengeroyok. Karena kalah jumlah, sebagian kelompok Ahmad lari tunggang langgang. Namun apes bagi Amin, Huril, Ahmad Saefulloh bin Suratno (18) dan M Taksiyudin (19) yang asyik mengeroyok dan menghajar Raub, harus merasakan gobem mentah belasan remaja dari warga Desa

Bandungrejo. Akibat perkelahian itu, Saifulloh mengalami luka robek di kepala, dan pipi serta perut memar, sedangkan Taksiyudin luka robek di bagian atas kepala. Mereka segera di Rawat di Puskesmas Mijen, namun Saifudin menderita luka cukup parah, dia harus di rujuk ke RSI Kudus. “Kami datang hanya ingin membela keponakan saya. Saya sendiri melihat bagaimana warga Jatirejo menghajar Raub yang sudah terjatuh tetap diinjakinjak di sawah,” tegas M Asimuji. Beruntung saat itu pihaknya sedang berada di warung wilayah Desa Bakung, Mijen, sehingga mereka segera bisa membantu Amin cs. Setelah kejadian tersebut, pihaknya berinisiatif melapor ke Polsek Karaganyar, dari 21 remaja yang melakukan pengeroyokan, 11 diantaranya masih menjalani pemeriksaan. Kapolres Demak AKBP Sigit Widodo melalui Kasubag Humas AKP Sutomo mengatakan, Polisi sengaja membawa 11 remaja ini ke Polres sebagai upaya mengamankan dari amuk warga paskapengroyokan. Kendati dalam laporan korban, dua warga Desa Bandungrejo yang ditegur dalam kondisi mabuk dan ada yang membawa gir motor saat tawuran. “Namun kami tetap mengupayakan perdamaian dari kedua pihak warga desa tersebut. Rencananya kami akan undang kedua Kades bersangkutan untuk memfasilitasi kedamaian kedua kubu ini,” jelas AKP Sutomo. (swi/rif)

Dalam situasi pascatewasnya salah satu snexer, pekan lalu, Pengurus Pusat SneX mengimbau agar anggotanya yang mengikuti tur Cilacap berlaku tertib demi mendukung PSIS. Pasalnya, setelah situasi Semarang memanas, dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di Cilacap. “Sekarang saatnya kita dukung PSIS. Jangan sampai ada hal buruk lagi terjadi, kita serahkan semuanya kepada

hukum yang berlaku,” lanjut Dewan Pembina SneX, Bang Jun. Kasus pengeroyokan oknum yang beratribut Panser Biru terhadap suporter SneX memang menjadi sejarah kelam sepakbola Semarang. Apalagi, pelaku penusukan ialah remaja yang juga pelajar SMP. Ini juga menjadi pekerjaan baru bagi kedua suporter agar suporter-suporter remaja bisa dibina dengan baik. (wig/rif)

Di Rumah Polisi ... Mobil buatan 2011 tersebut dibawa Fredy Unggul Prasetyono (38). Saat itu korban sedang menyambangi rumah kerabatnya, Kombes Faruq di Jalan Erlangga Barat VI/19, Semarang Selatan. Di rumah yang ditinggal penghuninya dinas di luar Jawa tersebut, Fredy menginap, karena memang diminta untuk menjaga. “Saya memarkir mobil sekitar pukul 18.00, kemudian masuk rumah untuk istirahat di dalam kamar. Saya mengetahui mobil tidak ada di tempat, pagi sekitar pukul 07.00 saat hendak berangkat kerja,” terangnya saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, kemarin. Korban yang merupakan assiten manager perusahaan garmen PT Megariamas Sentosa ini terkaget mengetahui mobilnya raib. Saat ditinggalkan, kondisi pintu dipastikan telah terkunci. Bahkan sudah menggunakan pengaman tambahan dengan kunci setang setir. “Mobil saya juga sudah dilengkapi alarm,” papar warga Jalan Prasetya Utara IX, Pedurungan Kidul ini.

Keseharian Fredy memang tinggal di tempat saudaranya Faruq yang saat ini bertugas di Polda Ternate tersebut. “Biasanya saya juga memarkir di depan rumah dan amanaman saja. Malamnya juga tidak mendengar alarm atau hal yang mencurigakan,” katanya. Diketahui hilang, kemudian ia bertanya kepada sejumlah tetangga. Namun tak satupun mengetahui di mana mobil tersebut berada. Warga juga tidak mengetahui ada orang mencuri mobil yang di parkir di depan rumah tersebut. “Padahal mobil itu milik dan STNK-nya atas nama perusahaan saya,” tambahnya. Mendapat laporan tersebut, petugas kepolisian Polrestabes melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Sejumlah saksi dimintai keterangan, termasuk korban. Pencurian tersebut disinyalir ada keterlibatan orang dekat di perusahaan. Pasalnya, mobil tersebut dalam kondisi terkunci setir dengan menggunakan kunci tambahan. Pemilik mobil atas nama PT Megariamas Sentosa, yang beralamat di Jalan Jembatan III nomor 36, Jakarta Utara. (abm/rif)

Tuduh Istri ... Jika ada yang bertanya mengapa belum punya anak, Fatimah selalu menanggapinya dengan senyum dan santai. Seraya menjawab bahwa Gusti Allah belum mengaruniai. Namun sebagai manusia waras dia mulai bertanya-tanya dalam hati. Lama-kelamaan ia penasaran tehadap suaminya itu. Dia merasa aneh mengapa lelaki itu tidak pernah menidurinya padahal sudah halal. Diamdiam Fatimah pun menyelidiki. Dia cari faktor yang mencurigakan, agar

mudah mengamati keanehannya. Dapat!. Ia ingat, sejak menikah, suaminya suka memanggil anak-anak lelali di ruangan khusus di kompleks rumah Ilyas yang luas dan besar. Pria-pria muda nan imut yang dipanggil masuk sering keluar saat menjelang subuh. Mak Deg!, Kala Fatimah mengintip di ruang khusus itu, dia hampir berteriak histeris setelah melihat apa yang terjadi di dalamnya. Komat-kamit mulutnya nyebut asma Allah dan minta perlindungan atas-Nya.

“Na’udzu billah! Naudzubillah! Naudzubilahi min dzalik!” Tak pernah diasangka, suaminya ternyata menderita kelainan seksual. Ilyas menjadikan bocahbocah lanang imut itu sebagai pemuas syahwatnya. Istilah di Pati namanya Mairil atau Makia. Yakni hubungan badan antas sesama lelaki, yang umumnya dilakukan oleh pria dewasa terhadap cowok belia. Itu sangat dilarang oleh agama. Walaupun perbuatan Ilyas sangat memalukan dan menusuk hati Fatimah,

karena rasa hormat pada suami, ia tidak meceritakan aib itu kepada orang lain. Hingga pada suatu malam, Fatimah memergoki suaminya sedang menyodomi bocah gemblakannya. Ilyas yang konangan, kaget gelagapan dibuatnya. Bukannya minta maaf, Ilyas yang ketkutan istrinya akan buka mulut lantas menuduh Fatimah selingkuh dengan salah satu sahabatnya. Tak hanya itu, Ilyas yang kalap mengusir Fatimah dari rumah tanpa boleh membawa pakaian. Betapa sakitnya hati sang istri.

Segala kebaikannya sekian lama telah dibalas dengan kekejian tiada tara. Tak terima hal itu, ia pun mengajak adik kandungnya untuk melapor ke polisi. Oleh polisi, tindakan memfitnah istri selingkuh dikenakal pasal pidana, , perbuatan menyodomi banyak bocah juga diberi pasal sendiri. Dan Ilyas segera ditangkap dan dibui. Akhirnya masyarakat tahu kebejatan sang tokoh yang culas itu. Mungkin kalau suaminya tidak memfitnah dirinya, kelakuan Ilyas tidak akan pernah terbongkar. (moi)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.