HARIAN SEMARANG 200112

Page 10

jumat, 20 januari 2012

harian semarang

AGAM

pok kePSIS

10 5

PSCS vs PSIS

4 Menumbangkan harian semarang

UKUM & KRIMINAL

Nusakambangan 16 Oleh Wikha Setiawan & Wiwig Prayugi

ITIS

PSIS diperkirakan akan mengeluarkan banyak keringat untuk mencuri poin saat menghadapi PSCS Cilacap di Stadion Wijayakusuma Cilacap, sore nanti. Maklum, ada dua pemain pilarnya tidak bisa diturunkan yaitu Vitor Borges de Souza dan Acmad Sumardi.

LWALKOT PrAkirAAN PEMAiN PSCS (4-4-2) Pelatih : Yessi Mustamu Kiper : Handoyo Belakang : Mahop (Kamerun), Dedean, Sandi, Eka W Tengah : Lee Su Yong (Korea), Nanang, Reza Dini, Tri Apmadi Depan : Batoum Roger (Kamerun), Taryono PSiS (4-3-3)

Berharap pesta seperti ini terjadi di Cilacap HARSEM/INDRA PRABAWA

Dikarbit Menjadi Pembunuh Goyang

MEMANDANG paras pelaku penikaman suporter, lutut saya seperti dicopoti. Betapa culun-nya bocah ini. Wajah yang mestinya akrab dengan IPA dan matematika, dan sebentar lagi harus berjuang untuk lulus dari SMP dan segera mencari-cari SMA. Anak-anak yang labil, secara emosi maupun kepribadian. Anak-anak tanggung yang umurnya rata-rata di bawah 20, Oleh: ArIef fIrhANUSA alias kisaran 14-16. Pada usia segitu, ketika jerawat mulai menjalar di pipi, maka mereka mencari-cari identitas diri. Apa yang dianggapnya superhero (yang mewakili ‘pemberontakan’ puber), maka lalu mereka tiru. Dan begitu mudah anak-anak itu dicekoki karbit. Menyaksikan para seniornya di kelompok suporter begitu hebat, ditopang begitu banyak adegan saling tembak dan pancal di layar kaca, maka bocah-bocah itu pun sontak ingin menjadi serupa. Maka, saat ada peluang untuk menjadi jagoan di tawuran – setidaknya ketika terjadi saling ejek di stadion maupun di luarnya – maka inilah saatnya beraksi. Lalu puncaknya tangan mungil itu menghujamkan gobang di tubuh orang, malam Minggu silam. Kaca spion suporter – terutama di Indonesia, lebih utama lagi di Semarang – telah berbelok menjadi presentasi geng-gengan. Niat mulia para pendiri organisasi Panser Biru maupun SneX – serta beberapa pihak yang ngotot mempertahankan pendirian bahwa suporter ada karena untuk mendukung perjuangan PSIS – kini makin tak berbekas sebab anak-anak bau kencur terjun ke dalamnya hanya untuk gagah-gagahan. Tengok saja saat berangkat menuju Jatidiri kala PSIS menjamu tamunya. Anak-anak itu berboncengan tiga tanpa helm, tanpa spion. Dengan syal di leher serta bendera yang dikelebatkelebatkan di ujung pentungan, bangjo pun disasak, polisi dicueki. Itu masih pula dengan knalpot growong dengan suaranya mematikan penderita jantung. Generasi yang dibentuk dengan kekerasan dan masa depan suram. Generasi yang diciptakan lewat paradigma-paradigma sesat. Generasi yang dilahirkan di negeri yang semu, yang hampir semua orang boleh korupsi dan bau terasi. Generasi yang sejak mak ceprot sudah diperlihatkan gebuk-gebukan di tivi, sinetron berbibir menor dan bisa saling cium di taman atau kolam renang. Maka, saat bagian itu kita sodorkan, maka kita, para orangtua, memikul kesalahan paling besar. Orangtua-orangtua macam kita yang boleh mencak-mencak di atas meja gedung DPR, yang boleh menembaki orang-orang tak berdosa, yang boleh menyiram orangtuanya dengan tai, yang boleh menjilat ludah sendiri hanya untuk menjadi Ketua PSSI, sesungguhnyalah dalang dari semua kekisruhan negeri ini. Sebenarnya, para remaja yang mudah kerasukan setan dan kemudian memaki, membacot, dan membunuh itu tak lebih produk orangtua di negeri ini yang jangankan mengatur diri sendiri saja susah, apalagi membentuk moral generasi muda. Sepakbola beranjak menjadi kolam keruh dengan tangan-tangan kotor yang membiarkan para remaja tak memahami kesuraman masa depannya, saat mereka akhirnya ditolak bekerja dimanamana lantaran telah cacat hukum dan tak berhak mendapatkan surat keterangan kelakuan baik dari kepolisian! ***

Semarang

kiper : i komang Putra Belakang : Ari Noviga, Azmi Azwibi, Parjono, Iwan HW Tengah : Doni Siregar, Han Ji Ho, Iswandi Dai Depan : Khusnul Yakin/Simone Quintierri, Engkus Kuswaha, Steven Anderson

P

AdAhAl kedua pemain tersebut menempati posisi vital dalam tim di beberapa laga sebelumnya. Vitor Borges de Souza membuktikan diri sudah mengoleksi dua gol di tiga laga. Sedangkan Sumardi menjadi pentolan benteng pertahanan sehingga sampai saat ini gawang PSIS masih perawan. Bahkan, pemain asal Bojonegoro ini menjadi kandidat kapten tim Mahesa Jenar. Namun, pelatih PSIS Edy Paryono menegaskan, timnya tidak akan gentar dan siap mencuri poin di kandang lawan. segala bentuk persiapan sudah dimatangkan, terutama pengganti dua pemain pilar tersebut. “Sejauh ini tidak ada masalah dengan absennya dua pemain tersebut. Kami sudah menunjuk pemain pengganti dan secara kualitas tidak jauh berbeda,” ujar EP, begitu sapaannya. Sebagai pengganti di sektor belakang terdapat nama baru Ikhwan Wicaksono yang telah menandatangani kontrak, pekan lalu. Eks Semarang United ini cukup berpengalaman sebagai starter saat di tim lamanya yang juga di bawah komando EP. Selain itu, ada nama lain yang

Kelayakan Lapangan Diabaikan dUAlISMe kompetisi yang terjadi di Indonesia membuat banyak pihak menilai kompetisi menjadi tak menarik lagi. Berbeda dengan musim lalu, semua tim dari berbagai daerah menjadi satu yang mebghasilkan pertandingan-pertandingan seru. PT LPIS sebagai wadah PSIS Semarang dalam berkompetisi juga melupakan kelayakan stadion. Mesi telah memiliki tribun berkapasitas 25 ribu penonton, fasilitas penunjang dan kondisi lapangan sangat memperihatinkan. “Katanya dulu ada zero tolerance dari AFC, saya berharap banyak semua bisa membaik. Stadion misalnya, lapangan Jatidiri sebenarnya sangat tidak layak untuk dipakai laga profesional. Kondisinya semakin parah, seandainya diverifikasi betul apakah lolos?” ujar pelatih PSIS Edy Paryono. Soal stadion ini, sebelumnya PSIS yang merger dengan eks klub LPI, Semarang United akan diberi bantuan. Namun, dalam

Lapangan Jatidiri, kapan akan dipermak?

perjalanannya, bantuan dari konsorsium tidak semuanya cair. Bahkan, untuk mengecat tribun dilakukan oleh suporter. Kondisi lapangan juga sangat parah. Jika musim kemarau lapangan dan rumput mengeras, kalau musim hujan akan berubah menjadi sawah. “Kita akui stadion ini sangat memprihatinkan. Kami hanya bisa berharap dari Pemprov Jateng untuk mengagendakan perbaikan. Tapi kendalanya, karena kompetisi sudah berjalan tentu tidak bisa memperbaiki lapangan,” kata Manajer Operasional PSIS Budi Santoso. Selain stadion, banyak hal-hal sepele yang terlupakan oleh penyelenggara liga. Dalam hal ini, PT LPIS lebih banyak melakukan kesalahan karena masih baru. Pada laga PSIS versus PSIR Rembang misalnya, warna kostum yang digunakan wasit sama dengan kostum tim tuan rumah.

(wig/rif)

HARSEM/INDRA PRABAWA

harian semarang

kerap dipercaya mengisi lini belakang yaitu Azmi Azwibi, Parjono, Iwan HW, Ari Noviga, dan Simon Kujiro. Sementara itu, beberapa mesin gol yang tak kalah tajam dipastikan akan merepotkan barisan belakang Laskar Nusakambangan. Mereka adalah Khusnul Yakin, Simone Quitieri, Engkus Kuswaha, dan M Yusuf. “PSIS itu tidak hanya berpangku tangan pada salah satu pemain atau beberapa pemain saja. Kami bekerja secara tim, sehingga semua pemain siap pada tugasnya masing-masing, termasuk pemain lapis,” lanjutnya. Vitor Borges terpaksa absen karena mendapat kartu merah dan Ahmad Sumardi akumulasi kartu kuning saat PSIS menekuk PSIR Rembang 3-0 di Stadion Jatidiri, pekan lalu.

harian semarang

8

Target Poin Absolut Kubu PSCS tidak begitu saja menyerahkan poin kepada lawannya saat bermain di hadapan ribuan sporternya sendiri. Pelatih PSCS Jessie Mustamu mengaku anak-anak asuhannya sudah dibekali teknik dan suntikan mental untuk melahap habis Mahesa Jenar. “Saat bertanding di Wijayakusuma, semua poin milik kami. Kemenangan sudah menjadi target utama, dan anak-anak tahu itu,” papar Jessie. Jessie juga mengaku sudah mengetahui sedikit banyak permainan PSIS, tetapi dirinya tak mau terpancang pada permainan sebelumnya. Sebab, penampilan setiap tim bisa berubah antara satu partai dan partai lainnya. Apa yang diperlihatkan PSIS saat melawan PSS belum tentu sama dengan ketika dijamu Cilacap. Untuk itu, ia sudah mengantisipasi semua kemungkinan yang bisa terjadi. Saat di Sleman, PSIS memakai pertahanan dengan tiga pemain di babak pertama, tetapi kemudian ganti menjadi empat pemain. “Berharap dukungan suporter dan warga Cilacap, karena hal itu bisa menyulut semangat anak-anak untuk meraih kemenangan,” ucapnya. (rif)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.