HARIAN SEMARANG 060212

Page 3

AYO MBANGUN KUTHO

3

SENIN, 6 Februari 2012

Oleh Lissa Febrina

lakone

Ani Astuti

Karena kesal, warga ngaliyan menancapkan bambu di lokasi Jalan Honggowongso yang berlubang karena pemkot tidak pernah peduli.

Ketua PKK RW 03 Bangetayu Wetan

Pentingnya membagi Waktu sosoK wanita yang satu ini memang tergolong orang yang suka akan kesibukan. Selain sibuk bekerja sebagai PNS, dirinya juga mempunyai kesibukan di masyarakat, yakni memimpin PKK dan pos paud. Dialah Ani Astuti, Ketua PKK RW 03 Kelurahan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk. Saat ditemui di sebuah kegiatan di lingkungan RW, wanita berjilbab ini mengaku, semua kesibukannya tetap bisa dijalankannya dengan teratur. “Dalam hal kesibukan, saya berusaha sebisa mungkin membagi waktu antara pekerjaan dengan kegiatan di masyarakat. Ini penting, meski setiap kegiatan waktunya tidak berbenturan dengan pekerjaan saya,” jelasnya. Ia yang juga sebagai Kepala Sekolah SD Bangetayu Wetan 3 ini mengaku, untuk kegiatan di masyarakat lebih sering berlangsung pada sore hari. Seperti kegiatan PKK pada umumnya berlangsung pada sore hari dan pos paud hanya seminggu dua kali pada sore hari. “Jadi, apapun kesibukannya, akan tetap berusaha datang sesuai tugas dan tanggungjawab saya,” jelasnya. Wanita berusia 46 ini menambahkan, sebagai salah satu ketua pos paud di wilayahnya saat ini tengah berupaya bagaimana bisa mempunyai tempat sendiri. “Inilah tugas kami, kesibukan juga selalu digunakan untuk berpikir demi warganya,” ucapnya. (gus)

K

ondisi Jalan Hongowongso RW 02 Kelurahan Ngaliyan hingga kini masih banyak yang berlubang. Meski sudah sering dikeluhkan warga, namun belum ada perbaikan dari instansi terkait. Berdasarkan pantauan, kerusakan jalan juga karena tidak adanya saluran yang menyebabkan jalan aspal

terkikis air. Kerusakan jalan tersebut sangat mengganggu pengguna jalan karena sangat membahayakan. Karena tidak ada perhatian dari intansi terkait, warga sekitar pun banyak yang iseng memasang bambu di lokasi jalan yang rusak. Tujuannya untuk memberikan kewaspadaan kepada pengguna jalan agar tidak kejeglong. “Kalau tidak diberi bambu kasihan kalau ada pengguna jalan yang lewat bisa kejeglong. Bahkan bisa terjadi kecelakaan karena kalau malam hari kawasan sini gelap,” ujar Budiman, warga setempat. Sementara terkait keluhan warga RW 02 yang disampaikan secara tertulis ke kantor kelurahan dibenarkan Kasi Pembangunan Kelurahan Ngaliyan, Suswati. “Laporan warga tersebut sudah kami terima dan kami teruskan

Sejumlah jalan yang berlubang dipasang bambu agar warga tidak kejeglong kepada bagian pembangunan Kecamatan Ngaliyan. Kerusakan ini bisa diusulkan lewat musrenbang dan dinas terkait yang akan menindaklanjutinya, seperti pembuatan saluran yang

BAnGETAYU WETAn-Berawal dari sering berkumpul, PKK RW 03 Kelurahan Bangetayu Wetan akhirnya sukses membuat kelompok belajar yang diberi nama Pos Paud Strawberry. Sudah hampir setahun siswanya sudah mencapai 60 orang anak. “ Ini sebuah kebanggan bagi kita semua berkat semangat dan kekompakan PKK RW 03. Kami mempunyai dua kelompok belajar anak, yakni berusia antara 2-3 dan 3- 5 tahun,” jelas Ani Astuti, Ketua Pos Paud Strawberry di sela-sela perayaan HUT Ke-1, kemarin. Dikatakan, Pos Paud Strawberry berdiri sejak 14

Februari 2011 dan sudah mempunyai 14 pengajar. Para pengajar terdiri dari kader PKK yang mempunyai pengalaman dalam hal pendidikan. “Sebagai ketua pos paud, kami berharap kegiatan ini bisa tetap eksis dan mempunyai gedung sendiri menjadi pos paud rintisan. Karena kegiatan ini sangat membantu mental dan sosialisasi anak sebelum memasuki sekolah di tingkat kanak-kanak (TK),” jelasnya didampingi Sumarni, kader PKK lain. Dijelaskan, semua siswa Pos Paud Strawberry banyak yang berasal dari wilayah RW 03. Bahkan juga ada yang

HARSEM/LISSA FEBRINA

Nekad, Bangun Rumah di Kali Silandak

meski rawan luapan Kali Silandak, Mbah Minarsih tetap membangun rumahnya secara permanen warga Candi Sukuh RT 12/RW 04 yang tinggal di pinggir Kali Silandak ini misalnya. Wanita berusia 70 ini saat ditemui di rumahnya mengaku tidak ada yang ditakutkan, meski mengaku musibah datangnya dari Allah SWT. “Saya tidak takut luapan banjir karena musibah adalah takdir Allah SWT. Saya bukan asli sini, kebetulan

pindahan dari Jalan Borobudur Timur Kelurahan Kembangarum,” jelasnya. Dikatakan, dengan berbekal uang Rp 15 juta waktu itu sengaja membeli tanah dan membangun rumah permanen yang ditempatinya bersama suami dan cucunya. “Saya pun baru setahun di sini,” ujar nenek enam cucu ini. Dituturkan, selama setahun ini bersama suaminya belum merasakan akan terjadinya luapan Kali Silandak. Hujan deras beberapa waktu lalu dirinya masih bertahan di rumahnya. “Saya selalu siaga dan suami selalu waspada melihat kondisi air di Kali Silandak. Dengan begitu keamanan dan kenyamanan masih bisa terpantau,” ucapnya. Menurutnya, bila kondisi air Kali Silandak meninggi dirinya akan siapsiap mengungsi. “Kalau airnya naik, kami akan mencari tempat yang lebih tinggi. Alhamdulillah selama ini airnya tidak naik,” ujarnya. Mbah Minarsih dan suaminya Taslim, selama ini masih menjalani hidupnya seperti tidak punya rasa takut. Sehari-hari pekerjaan Mbah Taslim mencari batu dan pasir di dasar Kali Silandak. (lif/gus)

dari keluarahan lain, seperti Kelurahan Sembungharjo dan sekitarnya. “Kegiatan belajar pos paud di sini juga sangat terjangkau dengan hanya membayar Rp 1.000 setiap kali datang dan setiap sebulan sekali kami adakan pemberian makanan tambahan (PMT). Tujuan kami positif, sengaja ingin membantu masyarakat di sini,” ungkapnya. Sementara dalam HUTnya Ke-1 kemarin Pos Paud Starwberry diadakan lomba mewarnai, pindah bola dan balita sehat yang diadakan mahasiswa KKN Unversitas Sultan Agung, Semarang. (gus)

karena warga sangat peduli. Karena informasi tersebut juga untuk kepentingan bersama. “Apalagi musim hujan ini jika tidak ada saluran air bisa terjadi banjir,” jelasnya. (gus)

BERinGin-Keberadaan posyandu selama ini memiliki peran terdepan dalam mengetahui tumbuh kembangnya balita di Indonesia. Melihat pentingnya hal itu, Posyandu Melati I RT 03/RW 12 Kelurahan Beringin belum lama ini melakukan pelatihan kader posyandu. Ketua Posyandu Melati I, Pertiwi Diastuti mengatakan, dalam kegiatan tersebut diajarkan berbagai pelatihan, mulai bagaimana merawat balita yang baik dan benar, serta bagaimana memberikan gizi yang seimbang bagi

Pemerintah Kecamatan Pedurungan terus aktif dalam pembuatan pupuk kompos. Hal ini diwujudkan dalam pembuatan

balita. “Itu semua ada aturannya agar seorang bayi bisa berkembang dengan baik. Tetapi kalau kelebihan hal itu tidak baik bagi bayi,” katanya. Dijelaskan, untuk kegiatan yang dilaksanakan di posyandu biasanya hanya terbatas pada penimbangan anak, serta pemberian makanan tambahan. Padahal posyandu merupakan ujung tombak pengentasan persoalan gizi dan peningkatan kesehatan anak yang bisa menyentuh sampai ke tingkat desa

dan di lingkungan RW. “Maka, demi mendukung informasi tentang gizi perlu adanyaprogram pelatihan kader. Diharapkan para kader akan lebih percaya diri dalam memberikan konseling mengenai gizi kepada para ibu,” katanya. Ditambahkan, warga perlu mendukung kegiatan posyandu, meski terkadang sering kekurangan kader. Karena posyandu adalah orang-orang yang berbekal ikhlas. “Meski tidak digaji, mereka rela berkiprah menjadi kader,” ungkapnya. (wam/gus)

Banjir surut, Warga Beraktivitas GAYAMsARi-Hujan yang mengguyur Kota Semarang beberapa hari lalu menyebabkan sejumlah wilayah di Kecamatan Gayamsari dan Genuk kebanjiran. Di antaranya Kelurahan Sawah Besar, Kaligawe, Tambakrejo, Gebangsari, Muktiharjo Lor, dan sebagian wilayah Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan. Menurut Ketua RW 09 Sawah Besar, Sunarso, banjir di wilayahnya terjadi pada Sabtu lalu setelah hujan deras selama tujuh jam. Banjir merata hampir di seluruh RT hingga masuk ke rumah warga. “Ketinggian

komposting dan bank sampah yang dibangun di samping Rumah Dinas Camat Pedurungan. “Program Pak Wali terus kami jalankan, sekaligus pembuatan kompos ini untuk percontohan. Tujuannya agar kelurahan hingga masyarakat bisa meniru,” jelas Camat Pedurungan, Hamdi, kemarin. Dikatakan, program walikota dengan pemanfaatan pilah sampah merupakan hal yang positif. Karena ini bisa mengurangi pembuangan sampah di TPA Jatibarang. “Dengan memanfaatkan pilah sampah setidaknya 30% bisa mengurangi sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). Dan bisa mengurangi biaya operasional dan tenaga ke TPA Jatibarang,” jelasnya. Menurutnya, bila semua pemilahan sampah ini terus didukung banyak masyarakat, dipastikan jumlah pembuangan sampah di TPA Jatibarang akan berkurang. Dan sampah cenderung lebih banyak dari rumah sakit maupun kantor-kantor swasta dan perusahaan. “Di kecamatan saya memanfaatkan dari sisa-sisa daun yang kami buat menjadi pupuk kompos. Semua diproses lewat komposting dan bank sampah yang sudah kami buat dengan biaya sendiri,” cetusnya. (gus)

air mencapai 50 cm, dan ada yang parah mencapai 70 cm,” katanya. Dikatakan, banjir karena kiriman air dari daerah atas. Karena debit air dari daerah atas cukup besar dan menyebabkan volume Kali Banjirkanal Timur bertambah,” tuturnya. Lurah Sawah Besar, Basuki mengatakan, banjir di wilayahnya berangsur-angsur sudah mulai surut. Guna membantu korban yang banjir, tiap RW disarankan untuk membuat dapur umum untuk penyediaan konsumsi. “Airnya sudah mulai surut, sekarang kegiatan sudah normal

kembali. Hingga kini, kegiatan dapur umum juga masih berjalan,” katanya. Sementara banjir juga melanda Kelurahan Gebangsari, Kecamatan Genuk. Menurut Ketua PKK Gebangsari, Sichifatul Wahdah, banjir tahun ini paling besar. “Karena kantor kelurahan tergenang, padahal Gebangsari tidak pernah kebanjiran,” jelasnya Berdasarkan pantauan, Minggu kemarin warga di beberapa wilayah yang terkena banjir sudah beraktivitas karena air sudah mulai surut. (wam/gus)

Halaman ini khusus disediakan bagi warga masyarakat, lembaga instansi pemerintahan dan swasta, lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga keagamaan. Silakan kirimkan fotofoto kegiatan yang bernilai berita ke redaksi. Foto harap disertai keterangan singkat dan dapat langsung dikirimkan ke redaksi maupun via email: harian. semarang@yahoo.com. Redaksi akan memuat tanpa memungut biaya. HARSEM/DOK

HARSEM/DOK

Camat Hamdi menunjukkan pembuatan komposting di samping rumah dinasnya

HARSEM/DOK

Para pengurus dan pengajar Pos Paud Strawberry RW 03 Bangetayu Wetan foto bersama usai merayakan HUT-nya yang pertama, kemarin

Pentingnya Pelatihan Bagi Kader Posyandu

Manfaatkan Sisa Daun untuk Kompos

PEdURUnGAn-Demi mendukung program Pemerintah Kota Semarang terhadap program Gerdu Kempling, yakni pemilahan sampah.

hubungannya dengan PSDA dan jalan dengan Bina Marga,” ujarnya. Dikatakan, dengan laporan kerusakan jalan tersebut, pihaknya sangat berterima kasih

Berkat PKK, Pos Paud Strawberry Terbentuk

Mbah Minarsih, Warga Candi Sukuh

BABAnKEREP-Kali Silandak yang melewati wilayah Kelurahan Babankerep selama ini dikenal dengan daerah yang rawan luapan banjir. Tidak semua warga berani tinggal di sekitar Kali Silandak, meski hingga kini masih ada warga yang tetap nekad mendirikan bangunan di lokasi tersebut. Seperti halnya Mbah Minarsih,

HARSEM/LISSA FEBRINA

Dikeluhkan, Jalan Honggowongso Berlubang

Dalam HUT-nya yang Ke-1, Pos Paud Strawberry Bangetayu Wetan kemarin mengadakan lomba mewarnai. Kegiatan diikuti para siswa pos paud yang berjumlah 60 anak


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.