WARTA FKKM Edisi Juni 2006

Page 22

sesudahnya Telapak/EIA tidak mendapat jawaban yang diminta. KAHRS MERUPAKAN perusahaan penghasil lantai kayu terbesar ketiga di dunia dengan penjualan global tercatat sebesar $256 juta di tahun 2004. Dalam situs mereka, Kahrs menyatakan seluruh sumber kayu merbau mereka berasal dari sumber yang berkelanjutan. Pada Februari 2006, Telapak/EIA menyurati Karhs untuk meminta informasi tentang sumber kayu merbau mereka. Surat itu dibalas Karhs dan menyatakan bahwa 36 persen dari kayu merbau mereka berasal dari Danau Temenggor di Malaysia. Sisa kayu merbau yang 64 persen berasal dari sumber yang tidak dapat dipastikan legalitasnya. “Kami tidak dapat menjamin 100% bahwa kami bebas dari bahan baku kayu yang berasal dari kegiatan penebangan liar..” demikian tulis Manajer Kahrs kepada Telapak/ EIA. Ketika Telapak/EIA mengunjungi perusahaan Indonesia Tanjung Kreasi yang memproduksi lantai kayu untuk Armstrong’s Bruce, di sana mereka juga menemukan bahwa Kahrs juga tengah melakukan pendekatan kepada Kreasi untuk memproduksi lantai kayu merbau untuk mereka. Kreasi menolak permintaan Kahrs, mungkin karena konflik kepentingan dengan pihak Armstrong. Enginereed merbau flooring produksi Kahrs dijual di toko-toko John Lewis di Inggris dan dipasarkan di 22

berbagai gerai pengecer independen dan distributor berbasis internet di seluruh Eropa dan Amerika Utara. DAN INILAH GOODFELLOW. Ini perusahaan asal Kanada yang pernah ketahuan menjual lantai kayu merbau dari sebuah pemasok asal China yang membeli kayu merbau yang asalusulnya diragukan. Pada April 2005, perusahaan ini menyatakan komitmetnya kepada publik bahwa mereka hanya akan memasarkan produk yang disertai dengan dokumen lacak balak lengkap. Setelah terungkapnya kasus tersebut, berdasarkan data impor Amerika Serikat, perusahaan ini mengalihkan pasokan lantai kayu merbaunya ke sebuah perusahaan asal Indonesia, PT Seng Fong Mouldings Perkasa. Namun nyatanya masih kecele. Pasokan merbau PT Seng Fong diduga kuat juga berasal dari merbau illegal. Pemilik perusahaan Mr Goh mengatakan, “Di Indonesia ini, jika Anda benar-benar menginginkan sertifikasi atau hutan yang dikelola secara berkelanjutan, itu adalah suatu hal yang tidak mungkin, Tidaklah mungkin.”. Seng Fong tidak dapat menunjukkan dokumen lacak balak lengkap ketika Telapak/EIA datang ke perusahaan mereka dan meminta dokumen itu. Seng Fong membeli kayu merbau dari para pedangang yang mengirim kayu-kayu tersebut dari Propinsi Papua, sehingga pihak perusahaan tidak dapat

WARTA FKKM VOL. 9 NO. 6, JUNI 2006


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.