Radar Cirebon Kamis,19 April 2012

Page 12

KAMIS PON 19 APRIL 2012 / 27 JUMADIL AWAL 1433 H

KABUPATEN CIREBON

Radar Cirebon Group

12

Tronton Dilarang Lewat Jembatan Kalianyar

FOTO: YUSUF SUEBUDIN/RADAR CIREBON

JEMBATAN DARURAT. Truk tengah melintas di jembatan darurat Desa Kalianyar. Sebelumnya, jembatan yang menghubungkan lima desa di Kecamatan Panguragan ini putus. Kini, pengelolaan jembatan tersebut menjadi wewenang Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon.

CARUBAN Hari Ini Formasi Ontrog DCKTR SUMBER - Forum Mahasiswa Suropati (Formasi) Tegalgubug bersama Aliansi Masyarakat Tegalgubug Bergerak (AMTB) menggelar unjuk rasa ke Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR), hari ini (Kamis, 19/4). Kabid advokasi Adi Syafrudin menyatakan, aksi tersebut sebagai bentuk akumulasi kekecewaan terhadap DCKTR yang sangat tidak punya profesionalisme. ”Hal ini di buktikan dengan belum dibongkarnya 40 los liar di Pasar Tegalgubug. Padahal, los-los tersebut tak berizin, tapi DCKTR sampai sekarang belum bertindak,” paparnya. Aksi ini akan diikuti sedikitnya 100 orang yang dimulai dari depan balai desa Tegalgubug dan langsung ke DCKTR. “Tuntutan kami tiada lain adalah kepastian percepatan pembongkaran. Karena itu target primer kami. DCKTR jangan berbelit terhadap soal ini. Kami tidak akan berhenti menuntut pembongkaran terhadap 40 los liar ini. DCKTR harus konsisten terhadap ucapannya,” tegasnya. Ia juga sudah melayangkan surat pemberitahuan aksi demo ke Polres Cirebon. Sementara itu, Kepala DKTR H Aan Setiawan menegaskan bahwa Pasar sandang Tegalgubug adalah pasar desa. Jadi segala sesuatunya harus dimusyawarahkan melalui tiga unsur terkait yakni pihak desa, pengelola dan pengembang. Menurutnya, segala sesuatu yang tidak kewenangannya harus ada tahapan- tahapan. ”Dari tadi saya sudah bilang, dibahas dulu atau dimusyawarahkan dulu. Kita juga memang sudah menegur kepada yang punya, dan memang itu tidak punya IMB-nya,” tegasnya. (via)

PANGURAGAN – Jembatan di desa Kalianyar yang menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Panguragan putus. Akibat tak kuat menahan beban dan rapuhnya besi penyangga, membuat jembatan tersebut putus. Saat ini, telah dibuat jembatan darurat untuk akses warga. Menurut penuturan warga blok VII RT 01/07 Desa Kalianyar, Kaendi, jembatan itu sudah dibangun sejak tahun 1969. Saat itu, jembatan yang menjadi jalur utama masyarakat lima desa di kecamatan Panguragan tersebut, dimaksudkan untuk mempermudah akses warga yang melintasi sungai Kalianyar. “Dibangun oleh lima desa yaitu Kalianyar, Panguragan Wetan dan Kulon, Lemahtamba dan Gujeg,” terangnya kepada Radar, Rabu (18/4). Setelah pembangunan tersebut, jembatan diserahkan pengelolaannya kepada Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon. Sejak sekitar 10 hari lalu, jembatan tersebut tibatiba putus sepanjang 2 meter. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun, aktivitas warga dan pelajar menjadi sangat terganggu. “Anak-anak yang ingin berangkat sekolah, harus muter dulu jauh melewati jalan sawah,” ucapnya. Menurutnya, kerusakan jembatan itu akibat

sering dilewati mobil tronton yang membawa muatan botol kosong. Kaendi yang rumahnya persis di depan jembatan tersebut mengaku sering melihat mobilmobil besar melewati jembatan itu. Akibatnya, jembatan tiidak mampu menahan beban yang berat dan runtuh. “Saya ikut membuat jembatan itu. Jadi saya tahu persis besi yang digunakan dan kualitas bangunannya,” ungkapnya. Selang tiga hari setelah putus, masyarakat dan Bina Marga langsung membuat jembatan darurat. Berdasarkan keterangan petugas Bina Marga yang datang saat itu, menurut Kaendi jembatan Kalianyar akan dibangun secara permanen pada bulan Juni 2012 ini. Sementara, Kuwu Desa Kalianyar Kecamatan panguragan, Hj Elly Masih mengatakan, pihak desa sudah berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga terkait jembatan putus itu. Ia memperkirakan, jembatan itu putus karena faktor usia. Selain itu, daerah sekitar jembatan pernah kebanjiran, dan terendam air. Hal ini mengakibatkan besi penyangga menjadi karatan dan rapuh. Sampai hari ini, katanya, mobil kontainer tidak boleh melewati jembatan tersebut. “Tapi mobil angkot tetap lewat, karena penting untuk akses aktivitas warga,” jelasnya. (ysf)

Harga Gas 3 Kg Lampaui HET Sejak Maret, Pasokan SPBE Trimurti Berkurang Dua Truk/Hari WERU – Saat ini masyarakat masih membeli gas elpiji 3 kg dengan harga tinggi. Di tingkat konsumen gas elpiji 3 kg dijual Rp17 ribu. Sedangkan, harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pertamina hanya Rp13.650. Salah seorang warga Desa Kedungdawa, Kecamatan kedawung, Rubaeah mengaku

terpaksa membeli gas elpiji 3 kg dengan harga Rp17 ribu. Padahal biasanya hanya Rp14 ribu/tabung. Menurutnya, tingginya harga gas elpiji 3 kg itu karena stok barang yang terbatas. “Saya sulit mendapatkan gas elpiji tabung 3 kg. Saya nyari sampai ke tetangga desa. Itupun harganya menjadi lebih mahal dari biasanya,” ucap warga RT 03 RW 04 Blok Siledu Desa Kedungdawa Kecamatan kedawung ini kepada Radar, Rabu (18/4). Sementara itu, Kepala Plant SPBE PT Trimurti Anugerah Abadi Jaya di Watubelah,

Sumber, Jayusman mengaku sejak bulan Maret lalu terjadi pengurangan stok pengiriman dari Pertamina. Biasanya dalam sehari dikirimi sekitar 20 truk, namun sejak awal Maret lalu, pihaknya hanya dikirimi ratarata sekitar 18 truk. “Itu kalau dirata-rata. Sebenarnya, kita dikirimi tidak selalu sama setiap harinya. Terkadang lebih dari 20 truk, tapi kadang juga jauh dibawah 20 truk. Sehingga jika dirata-rata akan memunculkan angka seperti itu (18 truk/hari, red),” paparnya saat ditemui Radar di ruang kerjanya. Gas yang didapatkan SPBE

Trimurti Anugerah Abadi Jaya, kata Jayusman akan didistribusikan kepada beberapa agen di wilayah Kota/ Kabupaten Cirebon, dan bahkan sampai ke agen-agen yang ada di Majalengka. Menurut dia, pengurangan tersebut dimungkinkan karena adanya SPBE baru di Majalengka. Sehingga, jatah pasokan gas untuk SPBE Trimurti Anugerah Jaya Abadi menjadi dikurangi. “Kita berpikirnya seperti itu, tapi nggak tahu alasan sebenarnya seperti apa,” ucapnya. Sementara itu, anggota Komisi 2 DPRD Kabupaten Cirebon,

Yuningsih SAg berjanji akan memanggil pihak terkait atas kelangkaan gas elpiji 3 kg tersebut. “Kita akan agendakan untuk memanggil Per tamina, Hiswana Migas, Disperindag, dan pihak terkait lainnya,” ujarnya. Menurutnya, permasalahan langkanya gas elpiji 3 kg di kalangan masyarakat sudah dirasakan cukup lama. Sehingga, hal ini perlu dicarikan solusi. “Jangan sampai masyarakat menjadi bingung dengan kelangkaan gas ini. Kita harus jelaskan dan cari solusinya,” terang politisi PKB ini. (ysf )

Di Desa Buntet Masih Terjadi Kelangkaan Elpiji ASTANAJAPURA – Kelangkaan gas elpiji 3 kg masih terjadi di wilayah Kecamatan Astanajapura, khususnya di Desa Buntet. Kondisi ini membuat masyarakat resah. Menurut Kuwu Desa Buntet, Sudirman hampir semua rumah tangga dan para pedagang kecil

khawatir dengan kelangkaan gas elpiji ini. “Mau masak pakai apa, terlebih mereka yang kadung mengandalkan gas sebagai kebutuhan pokoknya,” tuturnya. Meski di pasaran ada,

stok gas elpiji 3 kg terbatas, sehingga yang terjadi adalah saling berebut. “Siapa cepat dia dapat,” ujar dia. Sementara apabila melihat dari kebutuhan gas per hari, di Desa

Buntet kebutuhan gas elpiji 3 kg per hari rata-rata sekitar 3040 tabung. Sedangkan pasokan gas yang ada, tidak sebanding. “Paling stok saat ini sekitar 20 tabung per hari,” ungkap Kuwu

Sudirman. Melihat kondisi demikian yang sudah berlangsung selama dua minggu, ia meminta kepada pihak terkait untuk bertanggung jawab. (jun)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.