Waspada, kamis 6 februari 2014 ok

Page 27

Aceh

WASPADA Kamis 6 Februari 2014

B11 Rumah Guru Madrasah Terbakar SIGLI (Waspada): Rumah milik Siti Rahmah, 50, guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di Desa Dayah Ribeun, Kecamatan Mutiara, Pidie, Rabu (5/2) sekira pukul 09:30 ludes terbakar. Penyebab kebakaran belum diketahui. Namun, sumber api diduga berasal dari lantai bagian atas.“Saat kejadian saya sedang mengajar di dalam kelas di MIN Kampong Pisang, Kecamatan Kota Bakti. Saya didatangi warga, dikatakan segera pulang. Tidak disebutkan apa yang terjadi. Setiba saya di rumah, saya melihat rumah saya sudah hangus terbakar” kata Siti Rahmah, Rabu (5/2). Kata dia, saat kejadian, di dalam rumah hanya tinggal putrinya bersama cucu. Api yang muncul secara tiba-tiba pada bagian atas rumah langsung membesar dan menghanguskan seisi

rumah. “Sehelai kain pun tidak bisa kami selematkan, karena api cepat membesar dan menghanguskan seisi rumah” katanya. Api juga menghanguskan semua dokumen –dokumen penting yang disimpan di dalam rumah. Semisal, surat-surat tanah, ijazah, anakanaknya dan ijazah dirinya sendiri. Begitupun peralatan rumah seperti tempat tidur, lemari TV dan sebagainya ludes dilalap si jago merah. Hingga berita ini diturunkan bantuan masa panik dari Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Pidie, belum diterima. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie, Apriadi kepada wartawan menyampaikan, bantuan masa panik akan segera disalurkan oleh Pemkab Pidie, melalui Dinas Sosial. (b10)

Bocah 16 Bulan Tewas Makan Racun

Waspada/Muhammad Riza

GURU MIN, Kota Bakti, Pidie, Siti Rahmah, sedang memperhatikan dan mengumpulkan buku-buku dan dokumen penting yang terbakar, dalam kebakaran rumahnya, Rabu (5/2)

Terdakwa Sakit, Sidang Pembunuhan Siswi SMK Ditunda

Tentang Sejarah Islam Di Aceh

LHOKSUKON (Waspada): M Yusuf, 20, terdakwa dalam kasus pembunuhan siswi SMK Nurmala Dewi, 17, Rabu (5/ 2) sakit. Karena itu, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lhoksukon, Aceh Utara terpaksa harus menunda sidang lanjutan kasus pembunuhan tersebut hingga, Senin (10/2). Sidang dengan agenda mendengar pembelaan dibuka Ketua Majelis Hakim Abdul Aziz yang didampingi dua hakim anggota Mustabsyirah dan T Almadyan pada pukul 11:15. Hakim ketua sempat mempertanyakan mengapa terdakwa tidak berhadir pada sidang tersebut. Dahnir, Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengatakan, terdakwa tidak berhadir karena sedang sakit. Karena itu, hakim meminta pengacara terdakwa Tufiq M Nur untuk membacakan materi pembedaan pada sidang yang akan digelar kembali pada Senin (10/2). (b18)

Lima Desa Endemis DBD PANTONLABU (Waspada): Lima desa di Kec. Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, meliputi Desa Samakurok, Rawang Iteik, Meunasah Panton, Keude Pantonlabu dan Desa Cempeudak, berstatus endemis demam berdarah dengue atau DBD. “Kita menemukan kasus DBD di lima desa ini, dalam tiga tahun terakhir. Karena itu, dinyatakan sebagai daerah endemis,” jelas Fitriadi, Kepala Puskesmas Tanah Jambo Aye, Rabu (5/2). Fitriadi menambahkan, untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan sekaligus sebagai langkah pencegahan, Dinas Kesehatan Aceh Utara, mengasapi atau melakukan fogging di sejumlah titik yang dicurigai sebagai sarang nyamuk, di lima desa tersebut, kemarin. Kaur Umum Desa Samakurok, Abdul Rafar, mengapresiasi langkah preventif Dinkes Aceh Utara ini. Ia juga berharap, fogging terus dilaksanakan secara berkala dan rutin sehingga masyarakat benar-benar bebas dari DBD. (b19)

Waspada/Musyawir

PETUGAS dari Dinkes Aceh Utara melakukan fogging di Desa Samakurok, Kec. Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Rabu (5/2).

Irigasi Aceh Utara Memprihatinkan LHOKSEUMAWE (Waspada): Pada pertemuan pra-Musrembang Kabupaten Aceh Utara TA-2014, membahas kondisi irigasi yang memprihatikan, Rabu (5/2). Ketua Komisi-D DPRK Aceh Utara yang membidangi pembangunan mengatakan, dalam pramusyawarah rencana pembangunan (Musrembang) Aceh Utara TA-2014 memprioritaskan pembangunan irigasi. “Kita baru saja turun ke beberapa lokasi irigasi, kondisinya memprihatinkan,” jelas Ketua Komisi-D, Junaidi. Di antaranya, Irigasi Teupin Reusep yang mengairi sekitar 3.500 hektare lahan sawah warga Kecamatan Sawang dan Kec. Bandar Baro.“Pembangunan irigasi ini harus mendapat prioritas,” tambahnya. Junaidi menyebutkan, setelah pembangunan prioritas dibahas dalam Musrembang, harus direalisasikan. (b15)

Tiba (light, asal, waktu)

Berangkat (light, tujuan, waktu)

Garuda Indonesia GA 0278 Medan GA 0142 Jakarta/Medan GA 0146 Jakarta/Medan

07:05 10:45 14:50

GA 0279 Medan GA 0143 Medan/Jakarta GA 0147 Medan/Jakarta

07:45 11:3 0 15:45

11:35 15:55 21:30

JT 397 Medan/Jakarta JT 307 Jakarta JT 305 Medan/Jakarta

06:00 12:15 16:35

12:50

SJ 011 Medan/Jakarta

13:35

12:00 11:20

QZ 8022 Medan AK 1306 Kuala Lumpur*

12:25 11:45

14:00

FY 3400 Penang*

14:20

Lion Air JT 304 Jakarta JT 306 Jakarta/Medan JT 396 Jakarta/Medan

Sriwijaya Air SJ 010 Jakarta/Medan

Air Asia QZ 8023 Medan AK 1305 Kuala Lumpur *

Fire Fly FY 3401 Penang* * Setiap Senin, Rabu, Jumat dan Minggu.

Buku Pelajaran SMA Menyimpang LHOKSEUMAWE (Waspada): Dunia pendidikan sekolah di Kota Lhokseumawe, Rabu (5/2) dikejutkan adanya temuan buku mata pelajaran sekolah tahun 2008 terbitan CV Aryaduta telah menyimpang dari fakta asal usul sejarah kerajaan Islam di Aceh. BukupelajaranSejarahuntuk tingkat SMA kelas dua itu mengalami kesalahan fatal dalam penulisan lokasi situs sejarah Kerajaan Samudera Pasai disebut bukan berasal dari Aceh. Akan tetapi, dalam buku tersebut, tepatnya pada halaman 61 dan 62, justru tertulis Kerajaan Samudera Pasai pada masa kepemimpinan Sultan Malikussaleh itu terletak di Sumatera Utara. Padahal seluruh masyarakat Acehtahupersissejarahkera-jaan SamuderaPasemerupakanpintu gerbang penyebaran aga-ma Islam pertama di nusantara yang berada di kawasan Desa Beuringen, Kecamatan Samudera Geudong,KabupatenAcehUtara. Salah seorang penemu kejanggalan itu adalah Guru Sejarah SMA N 1 Lhokseumawe, Zulfikar yang merasa kaget setelah membaca isi buku seja-

rah yang dirasa menyimpang dari fakta sejarah Aceh. Disebutkan, pada halaman 61 dan 62 tertulis bahwa Kerajaan Samudera Pasai terletak di Sumatera Utara secara berulang kali. Zulfikar mengaku sudah lama menemukan kejanggalan buku sejarah pada tahun 2013. Namun lantaran tidak ada respon serius dari berbagai pihak, akhirnya Zulfikar mengambil sikap untuk meluruskan sejarah dengan terpaksa mengajak para siswanya mengunjungi langsung lokasi situs sejarah Kerajaan Samudera Pasai di Kecamatan Samudera Geudong. Termasuk berziarah ke makam Sultan Malikussaleh di Desa Beuringen agar tidak ter-

pengaruh dengan tulisan dalam buku. Zulfikar menyebutkan buku pelajaran sejarah ini sudah menyimpang dari fakta aslinya dan ini merupakan kesalahan yang fatal. Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Lhokseumawe, Rusli membenarkan temuan adanya buku yang menyimpang dari sejarah Aceh. Rusli mengaku kaget setelah mengecek kembali isi buku mata pelajaran sejarah itu ternyata benar ada yang salah tulis. Akan tetapi, Rusli menjelaskan pihaknya akan mengambil tindakan tegas dalam waktu dekat ini akan melayangkan surat protes kepada penerbit buku CV Aryaduta. (b16)

Kalapas Redam Napi Berdemo LHOKSEUMAWE (Waspada) : Guna meredam ratusan napi yang berencana menggelar aksi demo dalam penjara, Rabu (5/ 2) akhirnya Kalapas Kota Lhokseumawe terpaksa berjanji akan memenuhi sejumlah tuntutan, antara lain akan mengurus sebanyak 50 surat izin pembebasan bersyarat ke Jakarta. Ratusan napi yang sudah bersiap akan melakukan aksi berdemo, telah berhasil diredam oleh pihak Lapas Kota Lhokseumawe dengan memanggil seluruh ketua kamar penjara sebagai perwakilan. Kalapas Kota Lhokseumawe Lisa Beta melalui Kepala Pengamanan Lembaga Permasyarakatan (KPLP) Indra Gunawan membenarkan pihaknya telah berhasil meredam aksi demo yang hendak dilakukan oleh ratusan napi.(b16)

Mantan Kepsek Korupsi Dana Sekolah Dituntut 1,5 Tahun Penjara BANDA ACEH (Waspada): KA, 52, mantan Kepala SMKN 1 Jeumpa, Kabupaten Bireuen, dituntut 1,5 tahun penjara (satu tahun enam bulan) karena diduga telah melakukan korupsi berbagai bantuan untuk keperluan sekolah tersebut. Terdakwa KA yang ditahan penyidik sejak 25 Juni 2013, selain dituntut 1,5 tahun penjara, terdakwa juga harus membayar denda sebesar Rp50 juta subsidair enam bulan kurungan. Tuntutan dibacakan jaksa penuntut umum Faisal Moga cs dari Kejari Bireuen dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor Banda Aceh, Selasa (4/2), dengan majelis hakim diketuai Ainal Mardhiah dibantu anggota HamidiDjamildanZulfanEffendi. Jaksa merinci lima item perbuatan korupsi yang dilakukan terdakwa yang berkaitan dengan penggunaan dana di sekolah SMKN 1 Jeumpa, Bireuen,

yang tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh terdakwa. Jaksa menyebutkan, penggunaan dana BOS tahun anggaran 2011, di mana SMKN 1 mendapat dana bos Rp137.770.000. Namun, dari jumlah ini yang dapat dipertanggungjawabkan terdakwa Rp60.443.150 dan sampai batas akhir tahun anggaran terdakwa belum melaporkan ke dinas pendidikan setempat. Selain itu, untuk penggunaan dana bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) tahun anggaran 2011, dari jumlah dana yang diterima SMKN 1 Rp12.000.000, yang diperuntukan bagi bahan-bahan pembelajaran praktik, terdakwa menghabiskan dana bantuan ini untuk kepentingan pribadinya. Bukan itu saja, kata jaksa, terdakwa juga mengkorup penggunaan dana bantuan beasiswa untuk siswa miskin tahun anggaran 2011 sebesar Rp16.-

770.000. Begitu juga dengan penggunaan dana Sertifikasi ISO: 2008 tahun anggaran 2011 yang diplotkan untuk SMKN 1 sebesar Rp30.000.000. Dari jumlah itu digunakan terdakwa Rp7. 000. 000, untuk pelaksanaan Diklat ISO 9001:2008, sedangkan sisanya digunakan untuk kepentingan pribadinya. Perbuatan terdakwa telah melanggar pasal 2 ayat (1) UU No.20 Tahun 2001 jo.pasal 18 ayat (1),(2) dan (3) UU tindak pidana korupsi. Untuk mendengarkan keterangan terdakwa majelis hakim menunda sidang hingga, Senin (20/1). Sementara terdakwa di persidangan mengaku sejumlah Rp200 juta uang untuk pembangunan ruang sekolah yang telah diberikan kepada pemborong telah dibawa kabur sehingga ruang sekolah dari dana bloc grand itu tidak selesai. (b02)

PANTONLABU (Waspada): Seorang bocah perempuan berusia 16 bulan, Nurrahmani, tewas setelah memakan butiran racun serangga Curater, di Desa Ulee Glee, Kec. Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Selasa (4/2) sore. Korban sempat dibawa ke Puskesmas Tanah Jambo Aye, dengan kondisi setengah sadar, wajah membiru dan keluar gelembung dari mulut serta hidungnya. Namun saat dalam perjalanan dirujuk ke rumah sakit, bocah malang itu meninggal dunia, sekitar pukul 15:00. “Jasadnya dikebumikan pada hari itu juga, di kampung halaman ibunya, Desa Biram Rayeuk, Kec. Tanah Jambo Aye,” kata M Hasan, Keuchik atau Kepala Desa Ulee Glee. Menurut keuchik, racun serangga yang dimakan korban diduga milik tetangga. Racun itu digantung dalam kantong kresek di dalam kandang kambing. Oleh beberapa anak lain, yang usianya lebih tua beberapa bulan dari korban, kantong itu diturunkan dengan galah kayu, lalu korban memakan butiran racun seukuran pasir tersebut itu karena mengira makanan. “Tak lama kemudian, korban dikabarkan langsung pingsan. Teman-temannya berusaha

membawa pulang korban dengan cara diseret, lantaran tak sanggup dibopong. Saat itulah seorang ibu tetangga korban melihatnya dan peristiwa itu langsung diberitahukan kepada orang tua korban,” kata M Hasan. Sementara Dr Harry Laksamana, tenaga medis yang menangani Rahmani menjelaskan, saat tiba di UGD, korban sudah dalam kondisi sekarat. Nafasnya sudah tersengal dan dari mulut serta lubang hidungnya keluar gelembung seperti buih. Sementara warna kulitnya sudah membiru. “Kita sempat berusaha memancing pasien muntah dengan memberikan susu. Tapi gagal. Begitu juga ketika hendak kita infus, tidak bisa karena vena atau saluran pembuluh darahnya sulit ditemukan. Terakhir, korban hanya bisa dipasangi oksigen, lalu langsung dirujuk ke rumah sakit. Tapi, dalam perjalanan ke sana, korban meninggal dunia,” kata Harry. Hasil diagnosa di puskesmas, lanjut Harry, korban dipastikan meninggal karena insektisida atau racun serangga, serupa seperti obat nyamuk cair. Insektisida itu tertelan oleh korban dalam jumlah banyak dan diperkirakan sudah sampai ke paru-paru. (b19)

Polisi Bongkar Makam Pengusaha Kilang Padi MANGGENG RAYA (Waspada) : Jajaran Kepolisian Resor Aceh Barat Daya bersama tim dokter ahli dari dari Rumah Sakit Umum (RSU) Adam Malik Medan, Rabu (5/2) melakukan ekshumas (membongkar makam) Safril bin Ibrahim, 52, warga Dusun Satu, Desa Pawoh, Kecamatan Susoh. Proses pembongkaran jenazah yang sudah dimakankan hampir sebulan lalu di tempat pemakaman keluarga di samping kilang padi milik korban di Gampong (Desa) Pawoh, Kecamatan Susoh itu dilakukan guna menindaklanjuti dugaan penyebab kematian korban yang dinilai janggal. Selanjutnya jenazah pengusaha kilang padi tersebut dilakukan otopsi oleh tim forensik yang khusus didatangkan dari Medan dengan harapan penyebab kematian Safril dapat terungkap. Dari informasi yang didapatkan, kematian ayah tiga anak tersebut sempat mengundang tanda tanya, karena sebelum meninggalnya almarhum, mertuanya sempat meminta bantuan kepada tetangga untuk mendamaikan Syafril dan abangnya Nasli yang diakui sedang

baku pukul dengan korban. Berat dugaan Safril meninggal akibat dipukul, sebab sebelumnya korban sempat adu mulut bersama abangnya karena persoalan sewa bangunan, harta peninggalan dari orang tua mereka. Kapolres Abdya AKBP Eko Budi Susilo melalui Kasat Reskrim Iptu Fitriadi, kepada sejumlah wartawan di lokasi ekshumasi, Rabu (5/2) mengatakan, penggalian kuburan Syafril dilaksanakan untuk keperluan otopsi oleh dokter ahli dalam upaya mengungkapkan penyebab kematian almarhum. “Korban meninggal tidak diketahui persis bagaimana sebab kejadiannya, berat dugaan korban dipukul, maka dari itu pihak kepolisian atas seizin pihak keluarga dan imam desa melakukan ekshumasi untuk mencari titik kebenarannya,” imbuh Fitriadi. Menurutnya, otopsi mayat alm.Safril dilakukan oleh tim dokter ahli yang diketuai Mistar Ritongai. Lebih lanjut dikatakan, setelah dilakukan otopsi, sampel dari hasil tersebut langsung dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut. (cza)

Banyak Masjid Di Aceh Kosong MEUREUDU (Waspada) : Akibat pengaruh globalisasi, masyarakat Aceh kerap dilalaikan di warung-warung kopi hanya untuk menonton televisi, akibatnya banyak meunasah (surau) dan masjid di Kabupaten Pidie Jaya dan Pidie sepi (kosong) dari jamaah, karena masyarakat telah terlena dengan urusan duniawi. Hal itu disampaikan Anwar Gani, Kadis Syariat Islam Kabupaten Pidie Jaya dan Mukhtar Ahmad, Kadis Syari’at Islam Pidie, Selasa (4/ 2). “Saya pernah berkunjung ke salah satu masjid dan meunasah di Pidie Jaya. Ternyata masjid dan meunasah telah dipenuhi debu-debu. Ini membuktikan, kalau meunasah dan masjid itu jarang sekali difungsikan oleh masyarakat

setempat. Kondisi ini sangat memprihatinkan,” kata Anwar. Hal serupa diakui Kadis SI Pidie Mukhtar Ahmad yang mengatakan, kondisi umat Islam di Aceh sekarang ini sudah semakin memprihatinkan. Mereka sudah kurang sekali mempedulikan persoalan syariat. Sedihnya, kata dia, warga lebih memilih nongkrong di warung kopi ketimbang memakmurkan masjid. Agar kondisi ini tidak berlanjut, Dinas Syariat Islam Pidie berencana akan menjalankan program gampong percontohan SI. Di gamponggampong itu nantinya akan dilaksanakan kegiatan majelis ta’lim, menghidupkan shalat berjamaah, menggairahkan balai pengajian. (b09)

Alih Fungsi Lahan Pertanian Memprihatinkan BANDA ACEH (Waspada) : Fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan industri cukup memprihatinkan di Aceh. Penyusutan tersebut terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Barat Daya dan juga di Kabupaten Aceh Selatan. “Pemerintah hingga kini belum memiliki aturan tata kelola untuk melindungi lahan pertanian yang selama ini menjadi sumber kehidupan masyarakat di Aceh,” papar Direktur Eksekutif WALHI Aceh Muhammad Nur, Selasa (4/2). “Sejauh ini Pemprov Aceh belum memiliki komitmen menjaga lahan dan wilayah pertanian,” ungkap Muhammad Nur. Di masa mendatang, kata Muhammad Nur, akan terjadi konflik lahan terlebih tidak ada regulasi pemanfaatan lahan. “Ini terkait hajat hidup masyarakat, lahan-lahan yang ada saat ini merupakan basis ekonomi masyarakat Aceh yang hidup di sektor pertanian,” kata Muhammad Nur. Menurutnya, bila pemerintah tidak mampu

memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat Aceh baik penyediaan tenaga kerja jangan pula masyarakat dibuat berkonflik karena semakin kritisnya lahan pertanian. Kritik atas penyusutan lahan pertanian ini juga disampaikan anggota DPR RI asal Aceh, Ali Yakob. Menurutnya, penyusutan tersebut memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan produksi masyarakat di sektor pertanian. Ketua DPP Partai Demokrat itu menyebutkan, penyusutan lahan pertanian di Aceh juga berdampak serius pada peningkatan nilai tukar petani (NTP) di Aceh yang pada Januari 2014 ini mengalami peningkatan sebesar 0,12 persen, namun kenyataannya NTP di Aceh tercatat sebesar 106,45. “Itu tandanya belum menguntungkan para petani. Daya beli petani masih rendah. Kalau menurut data BPS, justru Aceh kalah dari Sumatera Barat di mana peningkatan NTP-nya mencapai 0,93 persen dan tertinggi di Indonesia,” jelasnya. (b08)

Tradisi Kaoy Masih Kental Di Tanah Pasir SAMPAI sekarang ada berbagai macam penyakit yang tidak terdeteksi oleh alat medis dan alat canggih lainnya, dan banyak pula ditemui kasus orang sakit yang tidak wajar, yang telah berobat sana-sini tetapi tidak kunjung sembuh. Di tengah rasa tak berdaya, akhirnya terucaplah kaoy (nazar), ikatan janji pada Allah Swt sebagai jalan terakhir di ujung keputus-asaan. Dalam banyak riwayat me-

nyebutkan bahwa orang Aceh terdahulu paling suka bernazar, dan banyak pula yang tidak menunaikan sampai kemudian meninggal dunia. “Kaoy ini bila tersampaikan maksudnya, maka harus ditunaikan. Bila tidak, ianya akan menjadi hutang. Hutang akan tetap ditagih sampai tujuh turunan, karena bagaimana pun janji harus ditepati,” ucap Rusli, warga Keutapang, Tanah Pasir, Aceh Utara, Selasa (4/2).

Rusli yang sehari-hari dikenal luas sebagai tokoh tua dalam menangani berbagai masalah dan perselisihan di Tanah Pasir, kerap menerima orang yang ingin melepaskan hajatan bila maksud seseorang tercapai. Dia mengatakan, bagi siapa saja berkaoy, berarti sudah mengikatkan diri pada sesuatu yang sebetulnya tidak wajib menjadi wajib dilakukan. Sejauh ini, orang-orang yang mengalami sakit tidak wa-

jar ada kaitannya dengan kaoy di masa lalu. Setelah melakukan ikhtiar dengan berobat dan menghabiskan banyak uang, tetapi tidak sembuh juga. Setelah diselidiki melalui jalan mendatangi teungku atau orang pintar, dapatlah petunjuk bahwa penyebabnya adalah kaoy yang belum ditunaikan. “Setelah kaoy dilaksanakan, penyakit pun sembuh total,” lanjut Rusli. Hal-hal semacam ini memang sulit ditemui logika, tetapi

kenyataan dapat dilihat secara langsung. Itulah sebabnya, sebagian orang masih meyakini betul untuk menempuh jalan dengan ber-kaoy, sebagaimana yang dilakukan pula oleh ibuibu yang mencemaskan anaknya pada masalah perang dulu. Mereka bernazar terhadap anaknya yang meninggalkan rumah, bahwa bila anaknya kembali dalam keadaan selamat kelak, akan menyembelih seeokor kambing untuk diberi-

kan pada anak yatim. Sebagaimana yang dialami Muhammad Thaib, ibunya benazar menyembelih seekor kambing untuk dikendurikan pada anak yatim dan teungku, bila kombatan ini pulang dalam keadaan selamat. Sehabis perang, lelaki ini pulang dengan tubuhnya yang kurus, dan ibunya menyembelih seekor kambing untuk menunaikan janjinya. Arafat Nur


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.