Waspada, kamis 6 februari 2014 ok

Page 22

Opini

B6

WASPADA Kamis 6 Februari 2014

TAJUK RENCANA

Dilema Thailand Pasca Pemilu

P

asca Pemilu Thailand Minggu 2 Februari 2014 negeri gajah putih itu tetap dalam bayang-bayang kerusuhan walaupun pesta demokrasi sudah dipercepat untuk mengatasi krisis politik berkepanjangan. Tidak ada pertumpahan darah sebagaimana digembar-gemborkan kelompok oposisi di hari pencoblosan itu walau dilaporkan sembilan provinsi di wilayah selatan tidak bisa melakukan pemilihan umum. Laporan mengenai adanya hadangan dilakukan oleh massa anti-pemerintah mengemuka namun hanya kendala-kendala kecil di hari-H. Secara umum pemilu Thailand berjalan aman dan lancar. Siapa pemenang pemilu Thailand? Pihak Partai Peu Thai mengklaim memenangkan pemilu. Tetapi partai tempat Perdana MenteriYingluck Shinawatra bernaung pun sudah pasti di atas angin walau tetap dihadapkan pada kelanjutan krisis pemerintahan mengingat sulit baginya untuk membentuk pemerintahan baru yang kuat sejak dilanda krisis kepercayaan karena berupaya membuat UU baru terkait amnesti. Tak pelak lagi konflik yang terjadi telah membelah dukungan rakyat hingga menjadi dua kubu. Kubu “Kaus Merah” mendukung Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan kubu“Kaus Kuning” yang mendesak agar Yingluck lengser dari jabatannya. Adanya kelompok oposisi yang kuat sebenarnya Intisari: bagus untuk mengontrol pemerintahan yang merupakan dinasti ‘JikaYingluck menang dan Yingluck HYPERLINK “http://profil.merdetetap berkuasa sementara ka.com/mancanegara/t/thaksin-shiThaksin Shinawatra. Namun kerusuhan meluas pada nawatra/” tujuan oposisi sebenarnya bukan untuk akhirnya militer dan kera- mengontrol pemerintahan saja tapi ingin menjatuhkannya dan berkuasa. Tentu jaan turun tangan’ rakyat Thailand tidak terima, sementara militer berupaya tidak berpihak, kecuali kondisinya semakin memanas dan kerusuhan meluas pasca pemilu kemarin. Hemat kita, demo anti pemerintahan Yingluck membesar setelah adik mantan PM HYPERLINK “http://profil.merdeka.com/mancanegara/t/thaksin-shinawatra/ ” Thaksin Shinawatra itu –Thaksin terguling dalam demo hampir sama tahun tahun 2006— mengusulkan pembuatan Undang-Undang Amnesti . Pihak militer dan oposisi beserta kelompok menengah di Thailand menolak keras wacana amnesti itu karena sudah jelas terbaca jika UU Amnesti sampai disahkan maka abangYingluck (HYPERLINK “http://profil.merdeka.com/mancanegara/t/thaksin-shinawatra/” Thaksin Shinawatra) akan memperoleh ampunan dan bisa kembali ke negaranya menjalankan aktivitas bisnis maupun politik sementara kasus korupsinya terabaikan. YingluckShinawatramengatakandiapuasdenganpelaksanaanpemiluinidanberterima kasih kepada para pejabat dan rakyat yang mengikuti pemilu. Pemilu adalah titik awal untuk memecahkan kebuntuan dan masalah melalui proses demokrasi.Yingluck menolak mundur tapi memberi solusi mengatasi krisis politik di negerinya atas maraknya aksi demo anti-pemerintah oleh Komite Reformasi Rakyat Demokratis (PDRC) sejak tahun lalu. PDRC menginginkanYingluck turun tanpa harus lewat pemilu.Tentu saja pendukung pemerintah menolak keras, apalagi dukungan rakyat pada dinasti Taksin itu masih sangat kuat, terutama di kalangan akar rumput. Tentu tidak sulit buat partai dukungan pemerintah untuk memenangkan pemilu walau pemungutan suara hanya berlangsung di 89 persen dari 93.952 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh negeri.Tidak semua provinsi mampu ambil bagian dalam pemilihan umum, terutama yang berada di Thailand selatan. Di kawasan berpenduduk mayoritas Muslim ini pemerintahanYingluck kurang mendapat tempat, Komisi Pemilihan Umum Thailand membatalkan pemungutan suara di sembilan dari 14 provinsi di Thailand selatan. Di provinsi Songkhla, Trang, Phatthalung, Phuket, Surat Thani, Ranong, Krabi, Phangnga, dan Chumphon, tak ada suara sama sekali. Bahkan banyak TPS tidak buka dan tidak ada pemilihnya sehingga bakalan mengganggu pemerintahan baru karena dukungannya berkurang. Diperkirakan tidak seluruh kursi parlemen akan terisi. Dengan kondisi tersebut, politik di Thailand akan terus dalam dilema kekacauan dalam beberapa bulan ke depan karena pihak mana pun yang memenangkan pemilu, tidak bisa membentuk pemerintahan yang kuat. Oleh karena itu, pasca pemilu Thailand tetap dilema alias akan tetap bergolak, malah bisa semakin serius bila aksi demo semakin meluas, tidak hanya di kota-kota besar dan mengganggu pusat pemerintahan jika partai pemerintah memenangkan pemilu. Klaim partai oposisi pasti kemenangan pemilu ditengarai lewat permainan curang sehingga legitimasi kemenangan partainya Yingluck dinilai rendah. Hasil resmi pemilu yang diperkirakan didominasi partai pemerintah baru setelah seluruhsuaradihitung,termasukpemungutansuaraberikutnya.Pemilulanjutandijadwalkan 23 Februari. Kita tunggu dan amati dilema gejolak politik di Thailand ini bakal berlanjut. Kalau Yingluck tetap berkuasa, sementara kerusuhan meluas, pada akhirnya militer dan kerajaan turun tangan.+

APA KOMENTAR ANDA SMS 08116141934

Faks 061 4510025

Facebook Smswaspada

Kelemahan Sebuah Bangsa Oleh M Ridwan Lubis Sekalipun dalam berpolitik menggunakan kata demokrasi tetapi wujudnya perasaan super ego sehingga yang tampil adalah kompetisi pada tataran horizontal bukan merumuskan ide-ide yang universal.

K

riteria sebuah bangsa sering dijadikan acuan jumlah populasi penduduk, luas wilayah, ragam penduduk serta sumber daya alam. Tetapi kenyataannya jumlah populasi yang begitu besar tidak jarang menjadi beban pembangunan. Lihat misalnya tingginya angka pengangguran yang sebagian disebabkan arus urbanisasi yang tidak terkendali—justru melahirkan berbagai penyimpangan perilaku sosial. Luas wilayah yang tidak terurus akan menimbulkan kesan diskriminatif pada sebagian wilayah terutama yang jauh dari pusat kekuasaan. Ragam penduduk baik agama maupun budaya yang tidak bisa dikelola baik akan menjadi potensi konflik karena akan ada kesan dominasi satu kelompok terhadapkelompoklaindandemikiansebaliknya. Sumber daya alam yang melimpah akan menjadi percuma manakala tidak ada upaya memanfaatkannya secara optimal melalui cara dan pendekatan yang lebih profesional. Faktor kelemahaman sebuah bangsa dapat ditelusuri sebagai berikut. Pertama, inti kelemahan adalah tidak jelasnya visi dan misi kehidupan berbangsa karena lebih didominasi tujuan dan pertimbangan jangka pendek yaitu pragmatis dan hedonis. Hal ini tentu akan membangkitkan egoisme baik pribadi maupun kelompok. Padahal perjua-

+6283194817681 UNTUNG SAJA JOURNALISTWA SPADA DIKALA MENG -UP DATE SITUASI DAN KONDISI GUNUNG SI NABUNG , tidak ada semburan a wan panas dari mulut Bulang (Ki ) Sinabung , seperti kemarin . Journalist =War tawan & Pengun jung meregang nyawa ashbab a wan panas di se mburkan oleh Si nabung pada sa’ at itu . Kaki di la ngkahkan dari habitat mereka masing-masing menuju keSinab ung untuk meng antar nyawa..... Kullu Nafsin dza ‘iqot ul mawti !# t.t.d.kr.sikame ng # +6281263191734 Assalamu’alaikum.W.W. Pemerintah Pusat, Gubsu dan aparat terkait di Provinsi Sumatera Utara Seharusnya “CEPAT” menyelesaikan Pengerjaan Jalan arteri utama ke Bandara Kualanamu yang “SUDAH” Lebih 4 Tahun lebih terbengkalai & tak kunjung selesai, seharusnya : 1. Pemerintah “SEGERA membayar GANTI RUGI” sebaga arah ke bandara yang menyempit, 2. Pemerintah Jangan membiarkan lama-lama Kasus Ganti Rugi pembebasan tanah warga untuk kepentingan umum, segera di bake Medan tempo hari diarahkan naik kereta api, 5. LEBAR nya sebagian “MEDIAN” jalan membuat jalan UTAMA ke bandara KNIA ini jadi MENGECIL, sepertinya Pelsatu mobil saja jalan utama ke KNIA ini menjadi sempit, 7. SEHARUSNYA lebar Median jalan ke Bandara ini di samakan dengan LEBAR MEDIAN jalan dari awal arah masuk ke bandara (dari Kayu Besar Tjg. Morawa) sehingga jalan menjadi “LEBAR dan INDAH” dipandang. Medan. Wassalam +6281263191734 Assalamu’alaikum.W.W. Kepada Walikota Medan, DPRD Tingkt II dan Pihak terkait dikota Medan, untuk segera “MENABALKAN” nama dua Tokoh Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan Pahlawan Nasional “Bapak Ir.Sukarno dan Drs.Muhammad Hatta”, untuk nama JALAN NASIONAL/JALAN UTAMA dikota Medan, dengan nama jaenabalkan nama kedua Tokoh Nasional ini menjadi nama jalan utam dikota Medan, 2. Kota Binjai sudah lama mengapreasiasikan & menabalkan nama kedua tokoh Nasional tersebut pada satu ruas jalan utama Binjai-Medan, 3. Ironisnya, entah apa jasanya terhadap kota Medan, buru-buru Walikota & pihak terkait cepat-cepat menabalkan namanya jadi nama jalan walaupun jalannya singkat, 4. Sebaiknya nama Ir.Sukarno-Drs. M. Hatta tokoh Proklamator & Pahlawan Nasional ini dt yang strategis untuk mengabadikan nama kedua tokoh nasional kita, 5. Jasa keduanya tak ternilai bagi seluruh rakyat Indonesia, tetapi mengapa diabaikan. Wassalam +6283194817681 BINGKISAN HA RI RAYA IMLEK dari Aparat keamanan R.R.C. un tuk Aparat Pemberantas Korru psi R.I. berupa Benda Hidup bernama ANGGORO yang berleha-leha di Guangzhou dan di Tsenzen R.R.C. lalu diam bil Aparat untuk di bingkiskan ke pada Aparat R.I. yang bertugas di KPK # pengamat tawke-taw ke ~ kr.sikame ng # +6283194817681 Info Resmi dari PT.MKIOS!!!no Anda mendptkan HADIAH 1 Mobil HONDA JAZZ PIN Anda 477BFG7S U/Info klik www.infoisiulang-mkios2014.webs.com ~~~ Pesan singkatdiatasdikirimolehlanangpenipuyangoptimisakanberjayamenipusasarantembak ny a . Penipu ini be rSMS via+6282231461614 # calo n qorbannya di kr.sikameng #

samaan yang kemudian berdampak pada menjamurnya sikap egoisme baik pribadi maupun kelompok. Semangat kebersamaan yang rendah ini akan dapat menjalar kepada berbagai sektor. Pada sektor politik misalnya akan muncul egoisme yang melihat bahwa kemenangan perjuangan politik itu hanya milikkelompoknyadansedikitsekalimemberi peluang kelompok lain kesempatan berpartisipasi (zero sum game). Sekalipun dalam kehidupan berpolitik tetap menggunakan kata demokrasi akan tetapi wujudnya tidak lebih dari perasaan super ego sehingga yang tampil adalah kompetisi berlangsung pada tataran horizontal bukan merumuskan ide-ide yang universal. Pemahaman sebagian masyarakat kita tentang otonomi daerah masih lebih didominasi cara pandang untuk memperkaya diri atau kelompok. Padahal mestinya, begitu seseorangditetapkansebagaiseorangpemimpin masyarakat baik pada level rendah sampai tinggi maka hal itu berarti ia telah bersedia menggadaikan dirinya sebagai milik bangsa bukan lagi milik kelompok atau partainya— guna menghindari pemahaman berpolitik yang lebih didominasi rasa kebencian karena selalu mencari kelemahan orang lain. Sikap yang lahir dari etika keberagamaan adalah membiasakan memandang positif terhadap orang lain sekalipun ia menjadi saingan dalam perjuangan politik. Sebaliknya, sikap yang terbiasa memandang negatif terhadap lawan politik maka sesungguhnya ia telah membuka peluang memelihara penyakit dalam dirinya.

Penulis adalah Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tantangan Caleg 2014

+6282273001323 kembali kesisinya. Selamat jalan sahabat ku Thomas Milala(KALA GONDANG) semoga engkau tenang dsana. +6282167170674 Di Era Bapak Presiden Suharto Masih Menjabat Tarian Barongsai Dan Sejenisnya Sangat Dilarang Di Tanah Air Indonesia Agar Bangsa Ini Tidak Menghormati Tarian Lain SelainTradisional Adalah Menjadi Kenyataan Sekarang Ini.Saat IniTarian Tradisional Dari Suku Asli IndonesiaTidak Lagi Di Sukai Oleh Bangsa NySangatTakut Kepada Bangsanya Agar Jangan Meninggalkan Tarian Tradisionalnya Dan Tidak Mencintainya Saat Ini Menjadi Kenyataan.

ngan kemerdekaan sebuah bangsa hanya dapat tercapai melalui komitmen kebersamaan. Atas dasar itu, maka perlu dihidupkan kembali makna dan tujuan hidup berbangsa. Komitmenyangmelandasiseluruhkomponen bangsa hendaklah berangkat pada adanya keyakinan dan tekad berKetuhanan Yang Maha Esa. Pengertian berketuhanan tidak hanya bersifat identitas sehingga makna ketuhanan hanya sekedar pengakuan terhadap nilainilai normatif yang tidak kelihatan segi pragmatisnya dalam kehidupan sehari-hari. Keberagamaan yang berhenti sekedar sebagai simboltidakakanmemberikanmaknakecuali sikap ekstrim memandang kelompok atau aliran lain. Pengertian berketuhanan mencakup makna pokok yaitu kesadaran bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan dibekali motif kemauan (masyi-ah) dan kemampuan (istitha’ah). Hal ini kemudian membentuk sikap masyarakat yang dinamis, kreatif dan inovatif. Maknnya, hendaklah disadari bahwa untuk menujukepadamaksudTuhandalampenciptaan maka tentulah manusia harus melaksanakan kehidupan sesuai arah dan pedoman (syari’ah). Hal itulah yang akan membuat manusiadapatmelaksanakanfungsikhalifah. Atas dasar itu, manusia memiliki lima opsi dalam melakukan sebuah tindakan yaitu

kemestian (wajib), terlarang (haram), anjuran mengerjakan (nadb), anjuran meninggalkan (karahah) dan kebebasan manusia memilih (ibahah). Makna selanjutnya adalah bahwa setiap orang harus didorong untuk mengikuti kata hatinya karena kata hati tidak pernah berbohong dan informasi kata hati selalu muncul dari dorongan kebenaran (fitrah). Kebohongan hanya terjadi manakala manusia dikendalikan oleh motif kebuasan (nafs sabu’iyah) sehinggatidakbisamembedakanyangpantut dengan tidak patut. Kedua, kelemahan sebuah bangsa terjadi manakala mereka didominasi oleh pertimbangan yang bersifat deterministik padahal Tuhanmembukapeluangbagisetiapmanusia untuk memanfaatkan potensi kemuan dan kekuatan pada dirinya. Takdir tidak layak dijadikan dalih untuk bermalas-malasan. Tuhan memudahkan bagi setiap orang untuk sampai kepada takdir yang ditentukanNya. Bangsa yang maju pada umumnya selalu menjadikan kerja menjadi bagian dari hidupnya.Keadaantidakbekerjatanpaadahalangan yang prinsip adalah merupakan pengingkaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Rendahnya motivasi bekerja dapat terjadi karena dua sebab utama yaitu latar belakang persepsikeberagamaanataukarenaketiadaan pendidikan yang dapat mengarahkannya untuk menjadikan prestasi sebagai cita-cita dalamkehidupan.Bangsayangmajubiasanya memiliki perasaan malu apabila tidak menggunakan potensi dirinya untuk bekerja dan oleh karena itu, keinginan untuk berprestasi (need for achievement) menjadi dambaan bagi setiap warga masyarakat. Ketiga, faktor kelemahan sebuah bangsa adalahrendahnyakomitmensemangatkeber-

Oleh Riza Fakhrumi Tahir Rakyat tak bisa disalahkan jika menuntut terlalu banyak kepada pemerintah dan legislatif, karena rakyat merasa dirinya sebagai pemegang kedaulatan yang sah.

J

utaan pasang mata rakyat Indonesia tertuju ke gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/6/13), meskipun hanya perantara televisi. Di kantorkantor, warung, plaza, super market, rumah dan tempat keramaian lain, tua-muda, kayamiskin, laki-laki maupun perempuan, dengan sabar menunggu saat DPR – RI menerima atau menolak RAPBN-P 2013—salah satu pasal penting dan krusialnya adalah soal pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) atau istilah umumnya, kenaikan harga BBM. Di berbagai kota di Indonesia, elemen rakyat dan mahasiswa, berdemonstrasi dan “berteriak” mengatasnamakan rakyat menuntut DPR menolak kenaikan harga BBM. Berhari-hari, siang dan malam mereka melakukan hal itu, dan acap kali harus berhadapan dengan aparat keamanan. Ada yang luka karena digebuki dan salah tembak, ada juga yang ditangkapkarenadidugaanarkisdandestruktif. Caci maki dan sumpah serapah tidak hanyatertujukepadapemerintah,tapijugakepada wakil rakyat yang bersidang.Tuduhan wakil rakyat yang tidak berpihak kepada rakyat, tidak asing terdengar. Karena kesal dan kecewa, isu yang diangkat para pengunjukrasa bercambur baur. Mulai soal harga BBM, korupsi,menuntutSBYturun,sampaisoalkinerja DPR, mafia anggaran, dan lain-lain. Fokus dan target gerakan rakyat dan mahasiswa cuma tiga, pemerintah berkuasa, Parpol pendukung pemerintah dan anggota DPR yang berasal dari Parpol pendukung pemerintah. Ketiga elemen ini, pun akhirnya babakbelurdihajarorasidanopiniparaaktivis, serta pemberitaan media massa. Citra Yang Terakumulasi Setidaknya 10 tahun terakhir, lembaga legislatif dan partai politik, baik pusat maupun daerah, menghadapi badai kemerosotan citra yang maha dahsyat. Ini terkait banyaknya anggota legislatif yang ditangkap dan divonis melakukankejahatankorupsi,pencucianuang bahkan skandal perempuan. Citra buruk anggota legislatif karena kasus hukum dan moral, makin diperparah kinerja mereka di legislative. Mereka dianggap tidak sensitif atas penderitaan dan kesulitan rakyat, tidak berpihak pada kepentingan rakyat dan lain-lain.

Kecurigaan, prasangka dan tuduhan yang dilontarkan rakyat, tak bisa lagi dibendung, ditutup dan diputarbalikkan untuk memperbaiki citra anggota legislatif. Pokoknya, dalampandanganrakyat,anggotaDPR/DPRD dan partai politik yang mencalonkan mereka, adalah sosok yang jelek, buruk, hina dan nista. Citra jelek lembaga legislatif dan Parpol kian terakumulasi ketika rakyat menyaksikan lembaga-lembaga itu menyetujui kenaikan harga BBM. Rakyat meneriakkan slogan, “wakil rakyat, bukan suara rakyat.” Slogan itu akan terus menggelinding dan terakumulasi hingga rakyat benar-benar tidak memercayai (distrust) legislatif dan Parpol. Dalam situasi sensitif seperti itu, rakyat tak bisa disalahkan jika menuntut terlalu banyak kepada pemerintah dan legislatif, karena rakyat merasa dirinya sebagai pemegang kedaulatanyangsah.Merekalahyangmemilih secara langsung presiden, wakil presiden dan para anggota legislatif. Rakyat tidak mau lagi aspirasinya dimobilisasi sekali dalam lima tahun, saat Pemilu. Bagi rakyat, partisipasi politik dan mobilisasi aspirasi mereka hanya pada saat diperlukan (Pemilu misalnya), merupakan perilaku politik yang manipulatif dan pembodohan. Secara umum, partisipasi politik ditafsirkan sebagai keterlibatan aktif rakyat dalam proses politik. Mulai dari penilaian hingga pengawasan terhadap orang-orang yang dianggap bisa mewakili mereka di lembaga pemerintah dan legislatif, atau keterlibatan dalam pengambilan keputusan, mulai dari perencanaan hingga pengawasan. Partisipasi ini bisa secara sendiri-sendiri, bisa juga secara kolektif melalui kelompok strategis maupun interest group. Pada tingkat pemahaman seperti ini, rakyat terdidik tidak mau lagi sekedar menjadi “penonton” dan “epigon”. Mereka merasa berhakuntukmenyusunrencanadanmengawasinya.Jikadiperlukanperubahankebijakan, rakyat juga merasa perlu terlibat. Pada gilirannya, muncul-lah kelompok masyarakat yang sensitif, kritis, pesimis dan apatis. Mereka bermetamorfosa dari kelompok kepentingan (interest group) menjadi kelompok penekan (pressure group). Dalam sejarah Pemilu Indonesia di era Reformasi, jumlah mereka memang sedikit, namun mampu memenga-

ruhi rakyat untuk tidak menggunakan hak pilihnya (golongan putih/Golput) mencapai 30-40 persen. Menuju 2014 BagaimanaParpoldanparacalonanggota legislatif (Caleg) menghadapi Pemilu 2014, ketikalembagalegislatifdanParpolmengalami distrust? Suka atau tidak suka, situasi sekarang memang tidak menguntungkan Parpol dan para Caleg, apalagi para kader partai yang belum pernah menjadi anggota legislatif. Mereka terkena imbas arus opini publik yang makin tak percaya kepada Parpol, legislatif danpemerintahanyangdikuasaiParpol.Sebagai salah satu pilar demokrasi, bagaimanapun situasinya, Parpol harus mengambil keputusan untuk mengisi kursi legislatif dengan mengajukan kadernya menjadi Caleg. RibuanCaleg2014,beradaditengahsituasi seperti itu. Saya menangkap suasana kebatinan dan merasakan kerisauan mereka. Betapa beratnya menghadapi keadaan yang tidakbersahabat,tekanandantantanganyang terus terakumulasi dari hari ke hari. Apalagi, sebagian besar anggota legislatif produk Pemilu 2009, yang selama ini dinilai tidak mewakili aspirasi rakyat, mencalonkan kembali di Pemilu 2014. Kebencian kepada para wakil rakyat, akhirnya juga menyentuh para Caleg lainnya. Para Caleg yang berpengalaman sebagai pimpinan Parpol dan beberapa periode menjadi anggota DPRD, relatif lebih mampu menyiasati keadaan dan tantangan itu.Tapi, bagi para politisi pemula, yang baru pertama menjadi Caleg, tentu ereka shock menghadapi tekanan rakyat yang luar biasa. Belum lagi logistik yang harus mereka sediakan guna memenuhi “syarat-syarat” agar rakyat memilih mereka. Istilah “ada uang ada suara,” semakin memberatkan pada politisi pemula. SemuaberpulangkepadaParpoldanpara Caleg. Parpol harus punya komitmen yang jelas dan tegas mencalonkan kadernya yang berkualitas, sesuai kebutuhan rakyat. Saya tidak tahu Parpol sudah atau belum memenuhi standar kebutuhan rakyat ketika mencalonkan kadernya sebagai anggota legislatif. Saya percaya, waktu yang akan memahaminya.Nantiakanketahuan,diharipenghitungan suara, dan tampak dari perolehan suara Parpol dan Calegnya. Parpoljugaharussecaraintensif“menjual” para Calegnya ke publik. Sayangnya, strategi komunikasi Parpol dalam “menjual” para Calegnya sangat minim. Parpol menyerahkan sepenuhnya pada kemampuan dan ketrampilan para Caleg, termasuk dalam urusan mendongkrak elektabilitas Parpol. Sedangkan

di kalangan Caleg sendiri, jangankan untuk kepentingan Parpol, untuk dirinya sendiri banyak yang tidak tahu harus melakukan apa, bagaimana, kenapa, dimana dan kapan. Hari “H” pemungutan suara tidak sampai dua bulan lagi. Masih cukup waktu untuk membangun komunikasi, mengembalikan kepercayaan publik, dan meningkatkan elektabilitas.Kita,rakyatpemilih,jugamasihpunya waktu untuk mengevaluasi itikad Parpol dan kapasitas para Calegnya. Bukan hanya Parpol dan para Caleg, tapi kemampuan dan intensitas rakyat mengawasi dan mengevaluasi mereka, juga menentukan nasib bangsa dan masa depan demokrasi di negeri tercinta ini. Penulis adalah Sekretaris Pengurus Daerah Kolektif (PDK) KOSGORO 1957 Sumut (2010-2015), Wakil Sekretaris DPD Partai GOLKAR Sumut (1999-2012).

Pengumuman Redaksi menerima kiriman karya tulis berupa artikel/opini, surat pembaca. Kirim ke alamat redaksi dengan tujuan ‘Redaktur Opini Waspada’ dengan disertai CD atau email: opiniwaspada@yahoo.com. Panjang artikel 5.000-10.000 karakter dengan dilengkapi biodata dan kartu pengenal (KTP) penulis. Naskah yang dikirim adalah karya orisinil, belum/tidak diterbitkan di media manapun. Isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis.

SUDUT BATUAH * Krisis listrik, DPRDSU minta usut pimpinan PLN - Sekalian bikin efek jera * BupatiTobasa dipaksa warga ikut demo - Biar berpengalaman menjadi pendemo * Bupati Langkat santap bersama pengungsi Sinabung - Mejuah-juah! o ak D W

el


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.