Waspada, Jumat 27 Januari 2012

Page 23

Aceh

WASPADA Jumat 27 Januari 2012

Bersuami Dua, Ibu RT Masuk Bui

Desa Seuneubok Nalan Geger, Pedagang Botot Tewas Dalam Kamar BIREUEN (Waspada): Warga Desa Seuneubok Nalan, Kecamatan Peulimbang, Kab. Bireuen, Kamis (26/1) menjelang sore geger. Pasalnya, mereka mendapat kabar seorang warganya Arjuna Ginting,28, ditemukan tewas di dalam kamar rumah kontrakannya. Namun, belum diketahui motif dan penyebab kematian lelaki yang berprofesi sebegai pedagang barang bekas itu. Informasi yang diperoleh Waspada, Kamis (26/1) sore, seorang warga Seuneubok Nalan ditemukan telah meninggal di rumahnya menjelang sore dan saat itu tidak ada orang lain di rumahnya. Informasi lainnya, Arjuna Ginting yang telah 4 hari ditinggal pergi istri Ratnawati dan anaknya yang baru berumur 3 tahun, ditemukan rekan seprofesinya dalam kamar dalam kondisi tidak bernyawa lagi. Lalu warga melarikan ke RSUD dr Fauziah untuk divisum. Ditemui di kediamannya, Ratnawati istri korban, mengatakan, suaminya ditemukan Nurdin temannya dalam kamar dalam kondisi tak bernyawa lagi, lalu memberitahukan kepada warga desa dan aparat desa dan kepada polisi,” katanya. Tidak lama kemudian, sambungnya, datang sejumlah anggota Polsek Jeunieb dan Polres Bireuen ke lokasi. Korban dievakuasi ke Rumah Sakit dr Fauziah untuk divisum. “Saya sudah empat hari pergi dari rumah, karena saya sering mendapatkan, SMS dari wanita lain di HP-nya (Arjuna-red), sehingga kami sering cek-cok dan saya minggat dari rumah, tiba-tiba saya mendapat kabar dia sudah meninggal dunia seorang diri di kamar,” katanya dengan nada sedih. Menurut Ratnawati, suaminya yang telah menganugerahi seorang anak kepadanya, tidak ada masalah lain dengannya kecuali masalah SMS yang diduga dari wanita lain. Namun akhir-akhir ini suaminya tersebut sering mengeluh sakit dalam perut. “Saya tidak menceritakan masalah keluarga saya selama ini, namun yang ada suami saya sering merintih kalau sakit dalam perutnya kumat,” katanya. Kapolres Bireuen, AKBP Yuri Karsono SIK, melalui Kasat Reskrim, Iptu Benny Cahyadi yang didampingi Kapolsek Jeunieb, Iptu PM Kataren, kepada wartawan Kamis (26/1) sore, menjelaskan, kasus itu sudah ditangani pihaknya. “Kita belum tahu penyebab meninggalnya, apakah karena sakit atau ada dugaan lain, sampai sekarang kita masih melakukan pengembangan untuk proses selanjutnya,” katanya. (cb02)

Puluhan Ha Tanaman Padi Diserang Wereng BAGOK (Waspada): Puluhan hektare tanaman padi warga di kawasan Kecamatan Nurussalam, Kab. Aceh Timur, dilaporkan diserang hama sejenis penggerek batang. Namun warga menyebutkan, tanaman padi warga yang terancam panen itu diserang hama wereng. Bukhari, 54, petani sawah asal Gampong Teupin Pukat,Kamis (26/1) mengungkapkan, tanaman padinya seluas 8 rante miliknya kini dalam kondisinya mati total akibat dihantam hama. Padahal sejak tanaman padi masih muda telah diupayakan menggunakan obat pembasmi hama. “Namun hingga kini padi telah berbuah, tapi tetap saja banyak batang padi yang mati. “Sebelumnya telah saya lakukan penyemprotan hingga 6 kali, namun kondisinya tak juga berubah,” kata Bukhari. Informasi lain menyebutkan, hama yang menyerang tanaman sawah warga di Kecamatan Nurussalam bukan saja di Desa Teupin Pukat, namun dibeberapa desa lainnya juga mengalami hal yang sama. Kebanyakan yang terkena hama tersebut yang menanam bibit padi jenis ciherang. “Sedangkan yang menanam bibit lainnya jarang terkena hama itu,” kata Nurhayati. Kabid Perlindungan Tanaman Pangan Dinas Pertanian Holtikultura Aceh Timur, Murniati ketika dimintai keterangan kepada wartawan mengatakan, kemungkinan terjadinya serangan hama terhadap lahan sawah warga dikawasan itu diperkirakan salah satu penyebabnya akibat curah hujan yang tinggi dalam tahun ini. “Tapi Distan akan melakukan pengecekan terhadap jenis hama di wilayah itu untuk dilakukan pendataan,” katanya. (b24)

Waspada/Muhammad H. Ishak

BUKHARI, salah seorang petani di Teupin Pukat, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur, memperlihatkan tanaman padinya yang diserang hama dan diperkirakan tahun ini puluhan hektare areal persawahan di sana gagal panen. Foto direkam Kamis (26/1).

Aceh Utara Siapkan 42 Gampong Percontohan Syari’at Islam LHOKSEUMAWE (Waspada): Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mempersiapkan 42 gampong percontohan Syari’at Islam di 27 kecamatan. Gampong percontohan SI penting dibentuk untuk mengumandangkan gema SI di Bumi Serambi Makkah ini. Diyakini, dengan adanya gampong percontohan, berbagai kegiatan keagamaan akan dapat dihudpkan kembali. Gampong percontohan ini juga dipastikan mampu mengantisipasi pengaruh era globalisasi dan modernisasi. Program ini harus sudah berjalan pada tahun 2012 dibawah tanggungjawab Dinas Syariat Islam, dengan menunjukkan imum mukim sebagai koordinator serta melibatkan jajaran Muspika. “Nanti, gampong percontohan itu harus melaksanakan kegiatan pengajian, shalat berjamaah dan mejelis ta’lim dan lain sebagainya,” kata Pj Bupati Drs HM Ali Basyah. Untuk mendukung kegiatan tersebut, masyarakat diminta memperdalam ilmu agama dengan menjajaki Badan Perpustakaan dan Badan Dayah di Provinsi Aceh. Diharapkan nantinya, 42 gampong percontohan SI bisa menjadi pelopor dalam penegakan hukum islam secara kaffah. (b18)

LHOKSUKON (Waspada) : ES, 32, seorang ibu rumah tangga berparas cantik, asal Desa Dayah, Lhoksukon, Aceh Utara, sejak Kamis (26/1) resmi menjadi tahanan Polres Aceh Utara. Ibu tiga anak itu ditahan terkait kasus poliandri alias bersuami dua, pemalsuan dokumen nikah dan penipuan. “Selain ES, kita juga menahan suami keduanya, ADR, 32, asal Keude Lhoksukon. ES sendiri kita titipkan ke Rumah Tahanan Lhoksukon, karena di Mapolres tidak tersedia sel khusus untuk wanita,” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Farid BE melalui Kasat Reskrim AKP Marzuki, di ruang kerjanya, kemarin. Kasat Reskrim menambahkan, ES dan AD diproses berdasarkan pengaduan dari suami pertama ES berinisial Z, 37, juga warga Lhoksukon, 6 Januari 2012 lalu. Atas dasar aduan itu, polisi kemudian memeriksa lima saksi hingga akhirnya menetapkan ES dan AD sebagai tersangka dan langsung ditahan. “ES selama ini tinggal bersama orang tuanya di komplek Perumnas Langsa. Suami pertamanya, Z, jarang pulang. Z mengetahui ES Waspada/Musyawir

KASAT Reskrim Polres Aceh Utara AKP Marzuki memperlihatkan duplikat surat keterangan nikah ES dan AD di Mapolres Aceh Utara, Kamis (26/1).

PT PIM Belum Bertanggungjawab

Korban Pencemaran LimbahTuntutGantiRugi LHOKSEUMAWE(Waspada): Pasca positifnya temuan sample pencemaran limbah berbahaya di Sungai Ujung Pacu, kini masyarakat dari desa binaan wilayah berbatasan Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, menuding PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebagai pelaku tidak bertanggung jawab atas dampak buruk lingkungan yang dialami para korban yang mengalami kerugian secara moril maupun materi. Terkait efek buruk pencemaran lingkungan oleh limbah Amoniak yang kembali terjadi di lingkaran PT PIM telah meresahkan masyarakat sekitar yang kerap mengalami kerugian bukan hanya faktor ancaman kesehatan jiwa tapi juga menimbulkan kerugian materi. Apalagi secara hukum dampak buruk pencemaran limbah oleh PT PIM kini sudah jelas dan memiliki bukti otentik setelah uji sample yang dilakukan Pemerintah Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara menunjukkan hasil adanya kandungan racun jenis Amoniak. Salah seorang korban pencemaran limbah Nurdin alias Apadin warga Desa Blang Naleung Mameh, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Kamis (26/1) mengatakan, meski sudah terbukti merusak lingkunghan dengan limbah, namun sampai saat ini pihak PT PIM belum menunjukkan sikap bertanggung jawab. Apadin menjelaskan kasus terakhir pencemaran limbah oleh PT PIM terjadi di Sungai Ujung Pacu yang membuat banyak ikan mati seketika dan menyebar melalui air hingga ikan-ikan dalam tambak warga juga ikut menjadi korban keracunan. Kasus seperti ini, menurut Apadin kerap terjadi dan risiko selalu diterima warga sejak awal tahun 1984 berdirinya PT PIM dan kasus terparah terjadi di tahun 1988, hingga baru-baru ini hasil pembuangan limbah amoniak dari PT PIM berulang kali menyerang kesehatan dan ketentraman warga. Menurut data sementara dari warga lingkungan, terdapat tujuh desa yang menjadi korban pencema-

ran oleh PT PIM. Masing-masingnya wilayah Kabupaten Aceh Utara Desa Paloh Gading, Tambon Baroh dan Blang Karing dan wilayah Kota Lhokseumawe yaitu Desa Blang Naleung Mameh dan Ujung Pacu. “Bukan hanya udara yang segar sumber kehidupan manusia saja yang teracuni limbah, tapi juga meracuni air dan tanah warga warga lingkungan setempat. Karena sering tidak terbukti, maka warga yang menjadi korban pun tidak bisa menuntut kerugian yang dialaminya,” papar Apadin. Akan tetapi Apadin sangat menyayangkan, pada saat pencemaran limbah terjadi, bukan hanya membuat ikan yang mati tiba-tiba, tapi yang mudah ditangkap hal itu juga sempat dikonsumsi oleh masyarakat yang tidak tahu apaapa. Hal serupa juga diungkapkan korban kerugian pencemaran limbah Adam Majid, 47 warga Blang Naleung Mameh. Dia mengaku dirinya mengalami kerugian yang sangat besar pasca pencemaran limbah oleh PT PIM. Adam menyatakan saat itu disaksikan juga petugas PT PIM dan beberapa LSM secara bersama melihat kondisi tambak miliknya tercemar Amoniak dan ratusan ikan ternak jenis Bandeng semuanya mati. Akibat pencemaran limbah itu, sambung Adam, dirinya mengalami kerugian besar secara moril maupun materil. Karena bukan hanya modal membeli dan memelihara ikan bandeng saja yang hangus, tapi yang dialaminya semua ikan mati dan kondisi tambak pun kini sudah teracuni.

Adam menambahkan dirinya hanya salah satu dari ratusan korban lainnya yang menderita kerugian besar, namun masih ada pemilik tambah lain yang mengalami hal yang serupa. Padahal lebih seribu Ikan Bandeng didalam Tambak Adam, hanya tinggal menunggu masa panen pada bulan mendatang. Namun sayangnya sebelum memetik hasil panen yang diimpikannya, keburu limbah Amoniak PT PIM datang membunuh dan menghancurkan semuanya. “Kami menuntut kerugian yang sudah kami alami. Saya habis semuanya, tidak ada yang tersisa lagi dari hasil kerja keras saya selama ini. Semua ikan saya mati dan sekarang nasib tambak saya sudah teracuni,” tutur Addam. Oleh karena warga juga meminta Pemko Lhokseumawe atau Pemkab Aceh Utara agar tidak menutup mata menyaksikan penderitaan masyarakat yang terkena dampak buruk pencemaran limbah oleh pabrik raksasa setempat. Warga desa sekitar kini menuntut ganti rugi, bila tidak para korban akan turun bersama massa untuk melakukan unjuk rasa secara besar-besaran. Sementara Kabag Humas PT PIM Mustafa Thahir yang dikonfirmasi Waspada tidak membantah tudingan tersebut, namun dirinya tidak juga bisa memberi keterangan sebab sedang dalam masa cuti. Mustafa juga meminta Waspada untuk mengkonfirmasi Sekper. PT PIM Syakban. Namun setelah berulang kali dicoba menghubungi via telepon selularnya Syakban juga tidak mengangkat panggilan. (b16)

Waspada/Gito Rolies

PERIKSA PASUKAN:Kasdam IM Brigjen TNI Panduwibowo sedang memeriksa personil kepolisian militer dan Polri, dalam upacara gelar opsgaktib Kepolisian militer tahun 2012, Kamis (26/1) di Lapangan Neusu Banda Aceh.

Tradisi Orang Aceh Mengaji Di Rumah Telah Punah SALAH satu tradisi atau kebiasaan orang Aceh dalam menuntun anak-anak mempelajari ilmu agama adalah mengajarkan membaca Alquran di rumahrumah kepada anak-anak yang masih berusia dini, tapi kini telah tiada. Punahnya tradisi itu diperkiran sejak Aceh dilanda konflik, kemudian diperparah pengaruh globalisasi. Sekilas tradisi orang Aceh mengajari anaknya mengaji, terutama kitab suci Alquran. Anakanak mulai usia lima tahun ketika malam tak ada ruang untuk bermain, nonton televisi dan main play station (PS). Selepas magrib anak-anak disibukkan membaca Alquran yang

selingi belajar mata pelajaran sekolah. Alquran yang dibaca bervariasi, mulai quran ubeut (Alquran Juz’amma) sampai quran rayeuk (Alquran 30 juz). Bertindak selaku guru tak lain kecuali orangtuanya sendiri, baik ayah maupun ibu. Anakanak begitu patuh, tanpa disuruh ia membaca sendiri. Sang guru tak mesti duduk di samping anak-anaknya, cukup mendengar dari jauh, sudah tahu mana yang salah dan benar dibaca maghrajal huruf dan tajwid. Begitulah orangtua dulu, belum lama pun. Melewati setiap rumah, hampir tak terdengar suara bacaan Alquran seperti Aleh Ba Ta Tsa sampai Wassalmu, bacaan ini khusus bagi pemula. Kemudian ada juga yang membaca Anakom, Banakom, Tanakom sampai Wasssalmu. Begitu juga bagi anak-anak yang sudah lancar membaca akan dinaikan

C1

ke tingkat lebih tinggi secara perlahan sampai pada Alquran 30 juz. Sebagian orangtua, apabila anak-anaknya sudah lancar dan mampu, bahkan ada yang sudah bisa menghafal Alquran Juz’amma. Maka akan dikirim ke rumah tetangga yang lebih kompeten mengajari Alquran di segi tajwid dan maghrajal huruf, bahkan mengajari ilmuilmu agama lainnya. Lagi-lagi, mereka tak mengabaikan belajar mata pelajaran sekolah. Ti Arfah, 45, guru ngaji di salah satu desa di pedalaman Aceh Utara, kini masih mengajar beberapa anak-anak. Saat ditemui Waspada mengatakan, ia telah 30 tahun lebih mengajar ngaji bagi anak-anak tetangga, mulai anak-anak usia lima tahun sampai usai 15 tahun. Namun kini, sejak Aceh dilanda konflik, hanya tinggal beberapa orangtua yang masih menitip

anaknya per generasi untuk diajarkan ngaji pada malam hari. Ketika disinggung minatnya, ia mengaku sangat menyukai pekerjaan itu. Alasanya bukan mencari imbalan di segi finansial, tapi sembari ia belajar untuk sendiri, pekerjaan mengajar ilmu agama bagi orang lain sangat mulia di sisi-Nya. Kini perang tidak lagi, Aceh sudah aman dan tenteram apa alasan anak-anak tidak lagi dituntun demikian? Sekretaris Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Kec. Sawang, Aceh Utara dan juga pimpinan dayah, Tgk Jalaluddin mengaku anakanak yang masih usia dini, tentunya mereka belum berpengaruh dengan lingkungan itu tidak lepas dari peran orangtua. Orangtua lalai, sibuk dan tidak open dalam hal agama, maka anak-anak usia dini yang dijumpai sekarang adalah akibat ulah orangtuanya sendiri.

Kerena orang pertama yang menularkan pendidikan kepada anak adalah orangtua, lebihlebih pendidikan agama. Orangtua lihai, peka dan peduli, maka anaknya akan terbentuk dengan sempurna. “Tapi kita dapatkan sekarang pada malam hari, anakanak disibukkan dengan ‘teknologi’, seperti nonton TV dan main PS. Mereka nonton TV, karena ibunya tidak ketinggalan episode sinetron yang silih berganti dan bersambung. Begitu juga ayahnya, selepas magrib langsung menuju warung kopi,” sebutnya. Tambahnya, padahal kalau saja tradisi itu masih berjalan sampai saat ini, anak-anak itu akan mendapatkan ilmu langsung dari orangtuanya, mereka akan menerima bagaimana kasih sayang dan keakraban orangtua. Tapi sayang itu sudah berlalu. Mustafa Kamal

sudah kawin lagi dengan pria lain dari desasdesus warga di sekitar perumnas. Ketika dicek ke kepala kampung ternyata benar. Bahkan kepala kampung menunjukkan surat keterangan nikah yang diberikan ES kepadanya. Duplikat surat keterangan nikah itu sekarang kita sita sebagai barang bukti,” ujar arzuki. Surat keterangan nikah itu ditandatangani dan distempel atas nama Tgk Hasbuh, warga Sungai Raya, Aceh Timur. Menurut polisi, Tgk Hasbuh juga sudah dipanggil sebagai saksi dan dia mengaku tidak pernah mengeluarkan surat tersebut.“Pengakuan saksi ini masih kita dalami. Yang jelas, AD sudah berpuluh kali pulang dan tidur sekamar dengan ES dan ia juga menyatakan ke warga sekitar AD suaminya yang sah,” tutur Kasat Reskrim. ES yang berkulit kuning langsat itu kini terjerat pasal berlapis, antara lain, Pasal 279 ayat 1 dan 2 tentang menghilangkan status perkawinan, Pasal 263 ayat 1 dan 2 tentang pemalsuan dokumen, Pasal 284 tentang perzinahan dan Pasal 335 tentang perbuatan tidak menyenangkan, dengan ancaman hukuman maksimal di atas 8 tahun penjara. (b19)

Suami Main Judi Di Pos Kamling, Kaum Ibu Lapor Ke MPU REDELONG (Waspada): Sejumlah kaum ibu di Kabupaten Bener Meriah melaporkan suaminya bermain judi saat jaga malam di pos kamling. Mereka melaporkan itu ke Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU). DemikianTgk Syarqawi Abdussamad, Ketua MPU Bener Meriah. “Ada beberapa kampung yang saat ini telah menerapkan kegiatan jaga malam, malah pos Siskamling itu dijadikan tempat bermain judi. Hal itu dibuktikan dengan beberapa ibu yang melapor kepada MPU Bener Meriah, bahwa suami-suami mereka asyik bermain judi ketika melakukan jaga malam,” kata Ketua MPU ini,Kamis (26/1). Ketika ditanya, siapa dan dari daerah mana ibu-ibu itu? Tgk Syarqawi Abdus Samad mengatakan itu menjadi rahasia mereka. Dan menurutnya, jika diberitahukan kasihan ibuibu itu akan menjadi sasaran kemarahan

suaminya yang bermain judi. Disebutkan, dengan diterapkannya kembali jaga malam di pos-pos di kampung-kampung merupakan kegiatan yang bermanfaat untuk menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, namun hendaknya tidak disalahgunakan menjadi lapak untuk bermain judi. Jika pos-pos jaga malam itu dijadikan tempat bermain judi, justru bukan memberikan rasa aman bagi warga, tetapi sebaliknya membuat warga semakin resah lantaran fungsi maupun kegunaan pos jaga menjadi tempat untuk kegiatan negatif,” ujar Ketua MPU Bener Meriah ini. Melihat kondisi ini, katanya, MPU Bener Meriah, telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat agar bisa menertibkan penyimpangan yang terjadi di beberapa pos-pos jaga malam. (b33)

Suami Tunggu Salak, Istripun Menanti Sang Mantan KELAKUAN Er, 29, istri pedagang salak yang tercatat sebagai warga Dusun I Pantonlabu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, sungguh tak layak ditiru. Disaat suaminya mencari nafkah dengan menunggu mobil salak dari Medan, dia justru bermesum dengan mantan pacar. Kasus ini terjadi di rumah kontrakan Er di Desa Samakurok, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Rabu (25/ 1) malam sekitar pukul 20:30. Namun belum semWaspada/Musyawir pat ‘naik ke bulan’, rumah PETUGAS WH menginterogasi MY, tersangka kasus mesum, di kontrakannya keburu di- Mapolsek Tanah Jambo Aye—Pantonlabu, Aceh Utara, Kamis (26/ grebek warga. Er dan man- 1) pagi. tan pacarnya pun harus beruMasih menurut Amir, pasca kejadian, WH rusan denganWilayatul Hisbah atau Polisi Syariat. “Mantan pacar Er berinisial MY, 29, asal segera memanggil aparat desa dan keluarga Desa Meunasah Trieng, Kecamatan Tanah Luas, dari kedua belah pihak untuk proses lebih lanjut. Aceh Utara. Malam itu dia dalam perjalanan “Alhamdulillah, sekarang sudah tuntas. Para pulang dari Idi, Aceh Timur, lalu singgah ke pihak sepakat menyelesaikan kasus ini secara rumah kontrakan Er. Kepada petugas, MY me- kekeluargaan dan MY sendiri diwajibkan ngaku khilaf dan mengakui perbuatannya. Tapi membayar denda kehormatan kepada suami hanya sebatas bercumbu,”kata Danpos WH Er serta menyediakan tanah timbun untuk Meunasah,”tandasnya. (b19) Pantonlabu, Tgk Amirudin, Kamis (26/1).

WH Akan Digabung Kembali Dengan Dinas Syari’at Islam Razia Kasih Sayang Digelar Di Kota Langsa LANGSA (Waspada): Wilayatul Hisbah (WH) akan digabung kembali dengan Dinas Syari’at Islam (SI) Kota Langsa. Sebelumnya, WH berada di bawah instansi SI, tetapi kemudian dialihkan di bawah kendali Kantor Satpol Pamong Praja. Kini sudah ada rencanaWH akan ditarik kembali ke Dinas Syari’at Islam. Demikian Kepala Dinas Syari’at Islam Kota Langsa Ibrahim Latief menjelaskan kepada Waspada di Langsa, Kamis (26/1). Ibrahim Latief mengemukakan, penarikan kembaliWilayatul Hisbah ke Dinas Syari’at Islam sudah disetujuiWali Kota Langsa Zulkifli Zainon. Hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi pelaksanaan tugas-tugas dalam upaya untuk melakukan penertiban dan pengawasan terhadap siapapun pelaku pelanggaran qanun tentang Syari’at Islam, baik bidang aqidah, ibadah maupun syi’ar Islam. Dengan demikian, proses penerapan Syari’at Islam secara kaffah akan mudah terlaksana. Seperti diketahui, Wilayatul Hisbah adalah sebuah lembaga yang dibentuk di seluruh daerah Provinsi Aceh termasuk di Kota Langsa. Lembaga WH itu diberi kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan qanun khusus tentang Syari’at Islam. Personil WH terdiri dari lelaki dan perempuan, untuk Kota Langsa anggota WH tercatat ada 40 orang, katanya. Penempatan WH di Kantor Satpol PP selama ini, sebetulnya tidak ada masalah. Hanya saja, menurut Ibrahim Latief, kurang tepat karena tugas-tugas WH lebih terkait di Dinas Syari’at Islam sehingga diharapkan WH dapat mengemban tugas dengan maksimal dalam penegakan qanun bagi setiap pelaku pelanggaran yang timbul dalam masyarakat di Kota Langsa. Yang utama adalah untuk memudahkan koordinasi di setiap tugas penertiban. Satpol PP dikatakan juga ikut dalam penetiban ini. Kepala Dinas Syari’at Islam Kota Langsa itu mengatakan, WH akan diposkokan di SI terhitung sejak Februari 2012. Sedangkan yang menyangkut dengan penghasilan mareka (gaji/ honor) tetap ditangani Kantor Satpol PP. “Sementara ini, mareka masih bersifat posko dulu di SI. Baru kemudian pada 2013 nanti, mareka secara efektif akan difungsikan penuh,” ujar Ibrahim Latief yang juga Ketua Dai Kota Langsa. Razia Kasih Sayang Kepala Dinas Syari’at Islam Drs H Ibrahim Latief yang baru dilantik sekitar tiga bulan yang

Waspada/Syahrul Karim

KEPALA Dinas Syari’at Islam Kota Langsa Ibrahim Latief ketika menyerahkan buku qanun dan Alquran kepada geuchiek Gampong Daulat, Kecamatan Langsa Kota Zainuddin (kiri) pada acara sosialisasi qanun Syari’at Islam yang dilaksanakan di Meunasah Gampong Daulat, Selasa malam lalu (24/1). lalu, telah melaksanakan berbagai program dan gebrakan. Salah satu di antaranya adalah turun ke gampong-gampong bersama stafnya untuk mensosisalisasikan qanun Syari’at Islam kepada masyarakat termasuk kaum ibu-ibu yang dinilai menjadi unsur terpenting dalam penegakan qanun. Pada kesempatan itu, selain menyerahkan buku qanun juga Ibrahim Latief menyerahkan Alquran disertai terjemah dan transliterasi kepada geuchiek gampong setempat. Dalam waktu dekat ini, SI bersamaWH serta pihak-pihak terkait lainnya, akan menggelar razia kasih sayang. Sasaran utama adalah penggunaan busana di kalangan para remaja putri yang belakangan ini dinilai sudah jauh menyimpang dari aturan yang dibolehkan. Dalam hubungan ini, Ibrahim Latief menilai penggunaan busana muslim sebagian kalangan remaja putri di Kota Langsa sudah waktunya ditertibkan. Busana yang dikenakan sejumlah remaja putri selama ini, sudah menyimpang dari peraturan yang berlaku di Aceh. Oleh karena itu, Dinas Syari’at Islam sebagai instansi pemerintah yang bertanggungjawab untuk itu, perlu segera mengambil langkah-langkah kongkrit dalam penertiban ini. “Untuk sementara ini, belum ada tindakan tetapi lebih bersifat kepada pembinaan,” tandasnya. Dia menambahkan razia kasih sayang tersebut akan melibatkan semua unsur. (b21)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.